BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Menurut pakar komunikasi Jalaludin Rahmat komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak, surat kabar, majalah, elektronik, radio dan televisi. Sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.8 Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bitter (Rakhmat, 2003:188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah praproduksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat, 2003:188) Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi: “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak 8 Jalaludin Rachmat. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal.34 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.9 Komunikasi massa mempelajari tentang komunikasi massa (pers, radio, televisi dan film), isinya bersifat umum atau terbuka (bukan rahasia atau bukan masalah pribadi) sehingga mencakup baik komunikasi dengan menggunakan media massa. Dengan kata lain, komunikasi massa menekankan pada isi atau pesan yang menggunakan media. Jadi secara singkat komunikasi massa adalah proses komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Media disini meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa. Unsur-unsur komunikasi massa terdiri dari; source (sumber), message (pesan), channel (saluran), receiver (penerima). A. Source (Sumber) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi, atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi tersebut (institunalized person). Lembaga yang dimaksud adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, TV, studio film, penerbit buku atau majalah. Yang dimaksud dengan institunalized adalah orang, seperti redaktur surat kabar yang melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. B. Message (Pesan) 9 Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2007. Hal.3-6 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Organisasi yang memiliki encode ribuan atau kemampuan untuk menyampaikan pesan yang sama pada saat yang bersamaan kepada public/massa, dimana audience yang dicapai amat besar jumlahnya. C. Channel (Saluran) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang dipergunakan komunikasi untuk massa. menyebarluaskan Media yang mampu pesan-pesan mempunyai kemampuan ini antara lain: surat kabar, majalah, film, TV, radio dan internet. D. Receiver (Penerima) Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa, yakni semua audience yang mempergunakan/membaca media massa tersebut.10 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Beberapa karakteristik komunikasi massa terdiri atas komunikator lembaga, pesan bersifat umum, komunikannya anonim dan heterogen, komunikasi massa menimbulkan keserempakkan, komunikasi massa mengutamakan isi ketimbang hubungan, komunikasi yang bersifat satu arah, stimulasi alat indera “terbatas”, umpan balik tertunda. 10 McLuhan, Susanto. Para Pakar Komunikasi. Gramedia. Jakarta. 2002. Hal.44 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Komunikator Lembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. b. Pesan Bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukkan oleh semua orang dan tidak ditunjukkan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat Dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan. c. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal (anonim), karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ heterogen, karena terdiri dari beberapa lapisan masyarakat yang berbeda dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. d. Komunikasi massa menimbulkan keserempakkan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikator yang dicapainya relativ banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikator yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. e. Komunikasi massa mengutamakan isi ketimbang hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal unsur hubungan sangat penting, sebaliknya pada komunikasi massa yang penting adalah isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan system tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Komunikasi massa bersifat satu arah 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi massa anatarpersonal, dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi alat indera “terbatas” Ciri komunikasi massa lainnya yang dianggap salah satu kelemahannya adalh stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera pengelihatan dan pendengaran. h. Umpan balik tertunda 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi sering dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.11 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar (audiovisual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan. Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta dan ide. Karena itu komunikasi massa menurut Sean MacBride dapat berfungsi untuk sebagai: 1. Informasi: yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional. 11 Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2007. Hal.7-11 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Sosialisasi: yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif. 3. Motivasi: yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa. 4. Bahan diskusi: menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan: yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan. 6. Memajukan kebudayaan: media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan memungkinkan lainnya. peningkatan Pertukaran daya ini akan kreatifitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing Negara, serta mempertinggi kerjasama hubungan antar Negara. 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7. Hiburan: media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik dan bunyi, maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya. 8. Integrasi: banyak bangsa di dunia ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.12 2.1.4 Isi Pesan Komunikasi Massa Menurut Charles Wright memberikan isi pesan-pesan komunikasi massa sebagai publicly, rapid, transient. Adapun publicly menurut Charles Wright adalah pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka untuk umum atau publik tidak bersifat individual atau perorangan. Rapid adalah pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audience yang luas dalam waktu yang singkat/stimulant. Pesan-pesan dibuat secara massal tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad. Transient adalah pesan-pesan komunikasi massa umunya dibuat untuk memenuhi 12 Prof.Dr.H.Hafied Cangara, Msc. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persana. Jakarta. 2006. Hal.57-58 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Kecuali buku-buku perpustakaan, film, transkripsitranskripsi radio dan rekaman audio visual yang bersifat documenter.13 2.1.5 Efek Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses social kearah satu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu efek atau hasil yang di dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks. Menurut Steven M. Chafee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak 13 Opcit. Komunikasi Suatu Pengantar. Hal.166-168 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa.14 2.2 Efek Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Efek Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses social kearah satu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu efek atau hasil yang di dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks.15 2.2.2 Pendekatan Efek Media Massa 1. Efek Kehadiran Media Massa McLuhan mengemukakan, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Yang mempengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media, 14 Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2007. Hal.49-50 15 Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rakatama Media. Bandung. 2003. Hal.49 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka maupun melalui media cetak dan elektronik. Menurut Steven M. Chaffee ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu: efek ekonomis, efek sosial, efek pada penjadwalan kegiatan, efek penghilangan perasaan tertentu, dan efek pada perasaan orang terhadap media.16 a. Efek Ekonomi Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia dapat menimbulkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. b. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. c. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari d. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman. e. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu 16 Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2007. Hal. 50-57 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu. 2. Efek Pesan Penelitian tentang efek ini menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun para teoretisi. Mereka berusaha untuk mencari dan menemukan media (saluran) yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. a. Efek Kognitif Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif akan dibahas entang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu. Khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa antara lain: Susana 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ emosional, skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan faktor identifikasi. 1) Suasana Emosional Bahwa respon kita terhadap sebuah film, sinetron, televise atau sebuah novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. 2) Skema Kognitif Merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. 3) Suasana Terpaan (Setting of Exposure) 4) Predisposisi Individual Mengacu kepada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi tragedi lebih emosional daripada orang yang periang. Beberapa penelitian membuktikan bahwa acara yang sama bias ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda. 5) Faktor Identifikasi Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. c. Efek Behavioral 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. 2.2.3 Jenis-Jenis Efek Efek komunikasi massa bias dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes menjadi kedua bagian dasar. Pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).17 1. Efek Primer Bisa dikatakan secara sederhana bahwa efek primerterjadi jika ada orang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. 2. Efek Sekunder Mengikuti pendapat Swanson, ide dasar yang melatarbelakangi efek ini adalah bahwa audience aktif dalam memanfaatkan media massa. Menurut John R. Bitnner, focus utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhi audience, tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya. 17 Nurudin, M.Si. Pengantar Komunikasi Massa. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 2007. Hal. 206 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.2.4 Teori-teori Efek Sejarahnya dimulai pada tahun 1930 dengan munculnya motion picture (gambar bergerak). Sampai saat ini, taksiran rentang waktu efek komunikasi massa beragam versi. Namun yang jelas, paling tidak dikenal tiga efek dalam komunikasi massa, yakni efek tidak terbatas (unlimited effect), efek terbatas (limited effect), kemudian efek moderat (gabungan keduanya / not so limited effect).18 1. Efek Tidak Terbatas (1930-1950) Efek tidak terbatas sebelumnya hanya digunakan untuk membagi rentang waktu efek komunikasi massa yang popular pada tahun 30-an sampai 50-an. Efek tidak terbatas ini didasarkan pada teori atau model peluru (bullet) atau jarum hipodermik (hypodermic needle). 2. Efek Terbatas (1956-1970) Efek terbatas ini sangat berbeda dengan efek tidak terbatas. Jika dalam efek tidak terbatas media massa itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap audiens, yakni pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui media massa akan mempengaruhi perilaku audiens atau komunikannya. Justru dalam efek terbatas ini pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui media massa sedikit sekali mengubah perilaku audiens. 18 Nurudin, M.Si. Pengantar Komunikasi Massa. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 2007. Hal. 214 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3. Efek Moderat (1970-1980) Pandangan terakhir actual tentang efek komunikasi massa adalah efek moderat. Dua efek sebelumnya dianggap berat sebelah. Meskipun diakui bahwa munculnya kedua efek itu karena tuntutan zamannya. Jadi efek moderat ini lahir seiring dengan zaman yang terus berubah. 2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efek Komunikasi massa mempunyai efek yang tidak bias dibantah. Wujud efek bias berwujud tiga hal: efek kognitif (pengetahuan), efek afektif (emosional dan perasaan) dan behavioral (perubahan pada perilaku). Sebenarnya proses pengaruh munculnya efek tidak bias berdiri sendiri. Dengan kata lain, ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi proses penerimaan pesan. Jadi pesan itu tidak langsung mengenai individu tetapi di saring, dipikirkan dan dipertimbangkan. Ada dua faktor utama yakni faktor individu dan faktor sosial.19 1. Faktor Individu Faktor individu yang ikut berpengaruh dalam proses penerimaan pesan lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran psikologi. Seorang psikolog yang melihat bahwa faktor pribadi seseorang ikut menentukan proses efek yang terjadi. Ada banyak faktor pribadi 19 Nurudin, M.Si. Pengantar Komunikasi Massa. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 2007. Hal. 228 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang ikut mempengaruhi proses komunikasi, antara lain selective attention, selective perception dan selective retetion. a. Selective attention adalah individu yang cenderung memerhatikan dan menerima terpaan pesan media yang sesuai dengan pendapat dan minatnya. b. Selective perception seorang individu secara sadar akan mencari media yang bias mendorong kecenderungan dirinya. c. Selective retention adalah kecenderungan seseorang hanya untuk mengingat pesan yang sesuai dengan pendapat dan kebutuhan dirinya. 2. Faktor Sosial Seorang psikolog melihat faktor pribadi yang ikut mempengaruhi efek media yang terjadi pada diri audience berbeda dengan seorang sosiolog. Sosiolog lebih melihat individu sebagai gejala sosial. Artinya bagaimana individu tersebut berhubungan dengan orang lain. Itu semua akan mempengaruhi proses efek yang terjadi. Memang membedakan antara faktor individu dengan faktor sosial sangat sulit sebab batasannya sangat tipis sekali, tetapi bukan berarti tidak bias dibedakan. 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.3 Media Massa 2.3.1 Pengertian Media massa Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.20 Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alatalat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi.21 Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” mengatakan “media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dalam jumlah yang relativ banyak”.22 Adapun manfaat dari media massa, yaitu:23 1. Menjangkau satu khalayak yang luas dan cepat 2. Menciptakan pengetahuan dan menyebarkan informasi 3. Mengarahkan perubahan pada sikap yang dianut 20 Ibid. Hal.45-46 Ibid. Hal.126 22 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2003. Hal.17 23 Zulkarimein Nasution. Komunikasi Invasi. Universitas Terbuka. Jakarta. 1995. Hal.33 21 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.3.2 Karakteristik Media Massa Karakteristik media massa ialah bersifat melembaga, bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai peralatan teknis atau mekanis, dan bersifat terbuka. 24 A. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang. Yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. B. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. C. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. D. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya. E. Bersifat terbuka, artinya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. 24 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2006. Hal.122 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.3.3 Jenis-Jenis Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu media cetak dan media eletronik. Media cetak yang memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film dan media online (internet).25 2.3.4 Efek Media Massa Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat terpaan pesan pesan media. Efek ini di klarifikasikan oleh David Berlo dalam tiga kategori, perubahan dalam pengetahuan sikap dan perilaku nyata. Efek ini dapat diketahui oleh komunikator melalui umpan balik, yakni tanggapan khalayak pada surat pembaca majalah/media massa lainnya, email dll. 1. Efek kehadiran media massa McLuhan menggunakan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Seperti telah dijelaskan yang mempengaruhi bukan pesan yang disampaikan oleh media, tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut. 25 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu pengantar, Edisi Revisi. Op.Cit. Hal.103 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Efek pesan media massa a. Efek Kognitif Efek kognitif ini adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam bermanfaat dan mengetahui informasi mengembangkan yang keterampilan kognitifnya. b. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat ikut merasakan perasaan terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. c. Efek Behavioral Efek behavioral timbul dalam diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan yang terjadi dalam televisi dan film akan menyebabkan orang menjadi bringas. Pernyataan ini mencoba mengungkap tentang efek 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan masyarakat yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.26 2.4 Televisi Sebagai Saluran Media Media telah menjadi sumber dominan baik bagi individu tapi juga bagi masyarakat, media menyuguhkan nilain-nilai yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.27 Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik yang spesifik yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari jerman pada tahun 1884.28 Hiburan yang diinginkan masyarakat dapat terpenuhi dengan adanya media massa yang semakin beragam dan berkembang. Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuannya menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi maupun pendidikan. Sebab berbagai peristiwa dapat kita nikmati dirumah dengan menggunakan pesawat televisi.29 Pemanfaatan televisi bukan saja sebagai media penerangan, hiburan, dan promosi tetapi juga digunakan sebagai media pendidikan. Hal tersebut tidak hanya terjadi di Negara-negara maju, tetapi juga di berbagai Negara berkembang, bahkan banyak Negara yang membuka saluran khususnya untuk siaran pendidikan.30 26 Opcit. Sisiologi Komunikasi. Hal.50-52 Dennis McQuail. Teori Komunikasi Massa suatu pengantar. Erlangga. Hal.3 28 Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2005. Hal.4 29 Ibid. Hal.60 30 Darwanto. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Pustaka Pelajar. Jakarta. 2007. Hal.83-84 27 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.4.1 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersial, fungsi televisi digolongkan kedalam 6 aspek yaitu: menyampaikan fakta, menyajikan opini dan analisi, melakukan investigasi, hiburan, control, analisis kebijakan.31 1. Menyampaikan fakta Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim (iklan, propaganda, dan lain-lain) dan dari sisi lain kebutuhan dan harapan penerima (berita laporan dan lain-lain). 2. Menyajikan opini dan analisi Pada laporan berita, reporter melakukan opini orang-orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redactor khusus (kolom, editorial, dan lain-lain). 3. Melakukan investigasi Fungsi ini adalah yang paling sulit dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk 31 Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi. Hal.10 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ melakukan hal tersebut, diperlukan kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuan yang memberikan waktu tahunan. 4. Hiburan Sajian pers dan media massa (televisi) kadangkadang berfungsi sekaligus untuk menghibur, mendidik, dan memberikan informasi. 5. Control Fungsi ini dapat dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga sebaliknya. 6. Analisis kebijakan Fungsi ini merupakan menyoroti kebijakan kemudian dianalisis yang oleh kecenderungan diterapkan media memberikan solusi alternatif lain. 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ untuk pemerintah, tersebut, jangan 2.5 Sinetron Sebagai Media Massa 2.5.1 Pengertian Sinetron Sinetron merupakan sinema elektronik tentang sebuah cerita yang di dalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat sehari-hari.32 Sinetron di produksi dengan menggunakan pita kaset dan juga tidak memerlukan proses laboratorium. Selain itu, film atau sinetron serta drama merupakan media yang dapat dilihat maupun dipandang serta di dengar. Kehadiran sinetron merupakan salah satu bentuk aktualitas komunikasi dan interaksi manusia yang di olah berdasarkan alur cerita, untuk mengangkat permasalahan hidup manusia sehari-hari. Banyaknya sinetron yang menggambarkan pesan moral dalam kehidupan masyarakat, tentu sangat baik bagi pemirsa dalam menentukan sikap dan perilakunya. Pesan-pesan sinetron terkadang tidak mencerminkan realitas social objektif, maka yang tampak dalam cerita sinetron tersebut hanya menggambarkan realitas semu. Akibat fatal yang terjadi apabila isi pesan sinetron berlawanan dengan realitas social adalah pemirsa tidak mendapatkan manfaat apapun. Sinetron tidak lebih hanya sebagai alat giburan semata. Sinetron-sinetron 32 Wawan Kusnadi. Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 2008. Hal.120 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang hanya menonjolkan doktrin tertentu (menggurui) akan membuat pemirsa jenuh menontonnya. Isi pesan sinetron televisi harus mampu menonjolkan dan mengekspresikan kenyataan sosial di masyarakat, tanpa melepaskan diri dari lingkaran budaya yang heterogen. 2.5.2 Karakteristik Sinetron Menurut Dr. Sasa Djuarsa Sendjaya, sebuah sinetron sebaiknya memiliki karakteristik seperti:33 1. Mempunyai gaya atau style terdiri dari aspek artistiknya, otoritas, penggunaan bahasa film dan symbol-symbol yang tepat, penataan artistic seperti cahaya, screen directing, fotografi yang bagus, penyamaian sajian dramatic yang harmonis, adanya unsur surpense dan teaser. 2. Memiliki isi cerita termasuk di dalamnya hubungan logis dalam alur cerita, irama dramatic, visi dan orientasi, karakteristik tokoh, permasalahan atau tema yang actual dan kontekstual. 3. Memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinannya, manajemen produksi. 33 Ibid. Hal.121 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.5.3 Isi Dalam Sinetron Isi sinetron bermacam-macam diantaranya yaitu: 1) Isi cerita atau tema Isi cerita atau tema ini merupakan unsur yang terpenting dari sebuah cerita. Hal ini dikarenakan isi cerita merupakan unsur pokok cerita yang biasanya dapat terlihat pada saat adanya konflik yang diceritakan dari cerita tersebut. 2) Rangkaian atau kejadian Pada rangkaian atau kejadian harus memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lain (sebab akibat), karena akan menentukan nasib suatu tokoh. Biasanya tokoh yang jahat (antagonis) akan diperkenalkan atau ditampilkan terlebih dahulu, sehingga akan memunculkan adanya suatu konflik, namun akan kalah pada akhir cerita. Hal ini disebut juga sebab akibat, karena pada awalnya tokoh tersebut berbuat jahat yang pada akhirnya ia menerima karma atau akibat dari kejahatan yang pernah dilakukannya. Sebaliknya, tokoh yang baik (protagonis) akan mendapatkan akhir yang bahagia. 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3) Karakter tokoh utama Pada sebuah sinetron, terdapat tokoh-tokoh utama yang terbagi menjadi dua karakter, yaitu tokoh yang berwatak jahat (antagonis) dan tokoh yang berwatak baik (protagonis). Tokoh-tokoh utama tersebut harus benar-benar mendeskripsikan karakteristik yang telah dibangun agar penonton terkesima. 4) Percakapan dan Dialog Yang dimaksud dengan dialog yaitu sebuah percakapan yang terdiri dari dua atau lebih sehingga menjadi sebuah dialog. Naskah dibuatterlebih dahulu oleh pembuat naskah, kemudian diberikan kepada pemeran atau tokoh masingmasing yang kemudian ditampilkan pada sinetron maupun film. 2.6 Khalayak 2.6.1 Pengertian Khalayak Khalayak ialah sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan yang jumlahnya besar (bahkan mungkin tidak terbatas), tersebar secara luas, banyak diantaranya 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya, bdan heterogen dalam hal ciri-ciri sosio ekonomi dan demografinya.34 2.6.2 Karakteristik Khalayak Berikut adalah karakteristik khalayak komunikasi melalui media massa adalah khalayak sebagai penggarap informasi, khalayak sebagai problem solver, khalayak sebagai motivator, khalayak yang mencari pembela, khalayak sebagai anggota kelompok, khalayak sebagai kelompok dan selera khalayak. 1. Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pada pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan “bentuk informasi” tertentu, penerima (khalayak) bersifat “selektif” tertentu akan melakukan decoding (pemecahan kode-kode pesan). Sehingga tidak seluruh isi informasinya akan dapat diserap oleh si penerima secara utuh. Satu atau beberapa bagian dari isi pesan tersebut mungkin tidak masuk dalam kerangka pengetahuan, pengalaman hidupnya atau karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan minat dan orientasinya. 2. Khalayak sebagai problem solver 34 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Graha Ilmu. Jakarta. 2009. Hal.140 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Khalayak jelas tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang dihadapi mereka masing-masing. Mereka juga akan pemecahnya. selalu Tujuan berupaya optimal mencari tertentu jalan-jalan meniadakan keseluruhan permasalahan. Tujuan minimal meringankan beban yang timbul oleh permasalahan yang ada. Informasi yang dipandang tidak membantu mereka dalam memecahkan masalah atau mungkin justru menambah kesulitan/permasalahan baru, jelas tidak akan mendaptkan perhatian mereka. 3. Khalayak sebagai motivator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran langsung sebagai pertama. Arus penyebaran informasi bisa melalui tahap dan barisan. Proses penyebaran informasi yang demikian ini lazim disebut sebagai multi step communication model (Scramm,1973). 4. Khalayak yang mencari pembela Pada suatu waktu seorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa ketidakpastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya suatu yang baru mempengaruhi keyakinannya atau karena faktor-faktor lainnya. Dalam keadaan demikian orang tersebut akan berupaya mencari 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ data dan informasi yang dipandang bisa mendukung atau membela keyakinannya. 5. Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikuti baik secara formal maupun secara informal. Dengan demikian pesan atau informasi yang diterima oleh seseorang melalui suatu media akan di proses melalui dua dimensi. Dimensi pertama berkaitan dengan nilai-nilai yang dipegang secara pribadi. Dimensi kedua berhubungan dengan kedudukannya sebagai anggota kelompok. 6. Khalayak sebagai kelompok Secara etimologis, kelompok-kelompok orang masyarakat yang terdiri memiliki dari ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri ini bisa menyangkut ciri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, asal kesukuan dan lain-lain. Dan bisa juga berdasarkan ciri-ciri lainnya yang non demografis seperti nilai-nilai, ideologi, hobby dan lain-lain yang berlaku secara formal maupun non formal. 7. Selera khalayak Selera khalayak adalah manusiawi sifatnya apabila tiap orang mempunyai selera yang berbeda satu sama 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/ lain. Dalam kaitannya dengan media massa tercetak seperti surat dan majalah misalnya selera khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi (misalnya informasi politik, ekonomi social, budaya dan lain-lain), teknik penyajian (bentuk huruf, penyajian gambar/foto dan lain-lain), layout, ataupun bentuk/formatnya (surat kabar dalam bentuk tabloid, broad sheet, majalah dan lain-lainnya).35 Selain itu, karakteristik khalayak dapat dilihat dari kebutuhannya, menurut Katz, Gurevitch dan Haas (1973) mengidentifikasi empat kelompok kebutuhan manusia dalam pengguna media.36 a. Kebutuhan kognitif, seperti kebutuhan untuk mengerti b. Kebutuhan afektif, untuk memperkuat pengalaman emosional c. Kebutuhan integrative, untuk memperkuat keprcayaan diri, kredibilitas dan stabilitas diri d. Kebutuhan untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman serta kebutuhan untuk melepaskan ketergantungan 35 A.M.Hoeta Soehoet. Teori Komunikasi 1. Yayasan Kampus Tercinta IISIP. Jakarta. Hal.12 Ahmad Fauzi dan Siti Mutmainah. Psikologi Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta. 2005. Hal.8.18 36 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.7 Perilaku Perilaku adalah respons terhadap perilaku orang lain. Hal ini dikarenakan adanya persepsi tentang dunia luar yang umum dipelajari sehingga terjadi pembentukan perilaku. Pembentukkan perilaku di dasarkan pada stimulus yang diterima melalui panca indera yang kemudian diberi arti dan makna berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan kekayaan yang dimiliki.37 Pengaruh dari lingkungan menciptakan pengalamanbaru yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku, menggambarkan betapa polosnya manusia sebelum mengenal apapun, betapa manusia sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Media massa adalah factor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak. Khalayak dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya. Menurut teori kaum Behavioris lebih dikenal sebagai teori belajar perilaku manusia kecuali instink adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan, lingkungam bukan hanya di sekitar masyarakat rumah tinggal namun lingkungan dari luar juga berpengaruh yaitu televisi.38 Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khusunya dan berbagai spesies hewan pada umunya memang terdapat bentukbentuk perilaku instinktif yang di dasari oleh kodrat untuk mempertahankan 37 38 Sasa Djuarsa Sendjaja. Op.cit. Hal.7.50 Jalaluddin Rakhmat. Op.cit. Hal.21 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/ kehidupan. Salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik adalah sifat diferensialnya. Maksudnya, satu stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama.39 Fritz Heider pendiri teori atribusi, mengemukakan beberapa penyebab yang mendorong orang memiliki tingkah laku tertentu sebagai berikut:40 1. Penyebab situasional (orang dipengaruhi oleh lingkungannya) 2. Adanya pengaruh personal (ingin mempengaruhi sesuatu secara pribadi) 3. Memiliki kemampuan (mampu melakukan sesuatu) 4. Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu) 5. Memiliki keinginan (ingin melakukan sesuatu) 6. Adanya perasaan (perasaan menyukai sesuatu) 7. Rasa memiliki (ingin memiliki sesuatu) 8. Kewajiban (perasaan harus melakukan sesuatu) 9. Diperkenankan (diperbolehkan melakukan sesuatu) 39 Saifudin Azwar. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2007. Hal.10-11 40 Morissan. Psikologi Komunikasi. Ghalia Indonesia. Bogor. 2010. Hal.12 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/