BAB 14 - Cronyos

advertisement
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
BAB
14
SISTEM PENGKONDISIAN
UDARA
(AIR CONDITIONER)
14.1. Pendahuluan
Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara di dalam
ruangan agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang dikehendaki. Bila
di dalam ruangan temperaturnya rendah maka panas akan diberikan sehingga
temperaturnya naik (pemanasan) dan bila temperatur di dalam ruangan tinggi maka
panas di dalam ruangan akan diturunkan (pendinginan). Kelembaban dikurangi atau
ditambah demi kenyamanan. Selain itu sistem pengkondisian udara juga mengontrol
sirkulasi udara, memurnikan udara (air purifier), menghilangkan gangguan semacam
pembekuan dan pengembunan di permukaan kaca.
Gambar 14.1. Sistem pengkondisian udara
14.2. Komponen Sistem AC
Komponen dasar dari sistem pendingin dalam kendaraan terdiri dari kompresor,
kondensor, receiver/dryer, katup ekspansi dan evaporator. Ada juga komponen lain
agar sistem AC dapat bekerja sempurna yaitu unit kopling magnet (magnetic clutch),
blower untuk menghembuskan udara pada evaporator, saringan udara untuk
membersihkan udara yang dihisap blower, kontrol panel, sistem anti pembekuan,
pencegah mesin mati dan lain-lain.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
523
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.2. Komponen sistem AC
Letak 14.3. Komponen AC pada kendaraan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
524
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
14.3. Fungsi Komponen AC
a. Kompresor
Kompresor merupakan pompa yang berfungsi untuk menaikkan tekanan
refrigran di dalam sistem AC. Dikarenakan tekanan dinaikkkan maka temperatur
refrigeran juga akan naik. Kompresor digerakkan oleh mesin ketika mesin hidup dan
saklar kontrol AC dinyalakan untuk mengaktifkan kopling magnet yang akan
menghubungkan putaran mesin dengan kompresor. Kompresor dikelompokkan
sebagai berikut:
Tipe gerak bolak-balik:
1. Tipe Crank
2. Tipe Swash plate
3. Tipe Wobble plate
Tipe gerak putar
1. Tipe through vane
2. Tipe scroll
Tipe crank
Putaran poros engkol diubah menjadi gerakan naik turun piston untuk
menghisap masuk refrigeran dan menekannya keluar menuju kondensor. Mekanisme
pemasukan dan pengeluaran refrigeran terdiri dari katup pemasukan dan pengeluaran.
Katup pemasukan berada pada sisi dalam silinder sedangkan katup pengeluaran
berada pada sisi luar silinder. Katup pengeluaran ditahan oleh valve stopper untuk
menahan pembukaan katup pengeluaran akibat tekanan tinggi refrigeran.
Gambar 14.4. Kompresor AC tipe crank
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
525
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.5. Konstruksi mekanisme katup pada kompresor tipe crank
Pada saat piston bergerak ke bawah, ruangan di atas piston volumenya
membesar sehingga tekanannya turun. Katup pemasukan bergerak membuka
sehingga refrigeran terhisap masuk. Poros engkol yang berputar akan menggerakkan
piston untuk bergerak ke atas, tekanan di atas piston naik dan menyebabkan katup
pengeluaran membuka sehingga refrigeran terdorong keluar menuju ke kondensor.
Gambar 14.6. Kerja mekanisme katup saat pemasukan dan pengeluaran refrigeran
Tipe swash plate
Kompresor tipe swash plate terdiri dari beberapa piston yang disusun dengan
interval 72 derajat untuk kompresor dengan jumlah silinder 10 dan interval 120 derajat
untuk kompresor dengan jumlah silinder 6. Pada saat salah satu piston melakukan
langkah hisap maka pada sisi piston yang lain melakukan langkah kompresi.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
526
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.7. Kompresor tipe swash plate
Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan
pengatur (swash plate) untuk menghisap dan menekan refrigeran. Saat piston
bergerak ke arah dalam dalam, katup pemasukan terbuka dan menghisap refrigeran
ke dalam silinder. Sebaliknya ketika piston bergerak keluar katup pemasukan menutup
dan katup pengeluaran membuka untuk menekan refrigeran keluar. Katup pemasukan
dan pengeluaran yang bekerja satu arah mencegah terjadinya pemasukan balik.
Gambar 14.8. Mekanisme pemasukan dan pengeluaran refrigeran
pada tipe swash plate
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
527
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Tipe Wobble plate kompressor
Gambar 14.9. Kompresor tipe wobble plate
Tipe wobble plate memiliki konstruksi yang hampir sama dengan tipe swash
plate. Bila poros berputar, pin pengarah memutar swash plate. Gerakan memutar dari
swash plate ini dibelokkan ke piston menjadi gerak maju mundur untuk menghisap
dan menekan refrigeran. Katup kontrol digunakan untuk mengubah tekanan di ruang
swash plate agar sesuai dengan beban pendinginan dengan cara mengatur sudut
posisi swash plate terhadap poros menggunakan pin pengarah.
Gambar 14.10. Mekanisme pemasukan dan pengeluaran refrigeran tipe wobble plate
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
528
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Tipe Through vane
Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang saling tegak
lurus pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka bilah akan bergeser pada
arah radial dan menyentuh bagian dalam silinder (stator). Ruang yang dibentuk oleh
bilah, dinding silinder dan rotor membentuk ruang pemasukan dan pengeluaran
refrigeran.
Gambar 14.11. Kompresor tipe through vane
Gambar 14.12. Cara pemasukan dan pengeluaran refrigeran pada kompresor
tipe through vane
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
529
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja pada bilah
sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika saluran pemasukan terbuka,
refrigeran terhisap masuk. Seiring berputarnya bilah, refrigeran yang sudah masuk
kemudian dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan selanjutnya menekan
refrigeran pada saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar bahwa pada saat terjadi
langkah pengeluaran refrigeran, pada sisi lain dari rotor dan bilah melakukan langkah
pemasukan refrigeran.
Gambar 14.13. Katup tekanan lebih (pressure relief valve)
Kompresor dilengkapi dengan katup tekanan lebih (pressure relief valve) untuk
membebaskan tekanan pada saluran keluar kompresor jika beban pendinginan terlalu
besar atau tekanan dalam sisi tekanan tinggi di dalam kondensor dan receiver/dryer
menjadi tidak normal yang dapat menyebabkan bahaya meledaknya pipa. Bila
tekanan pada sisi tekanan tinggi meningkat antara 3,43–4,14 Mpa MPa (35–42,4
kgf/cm²), katup tekanan lebih membuka dan mengurangi tekanan. Biasanya sebelum
katup tekanan lebih bekerja, terlebih dulu hubungan arus ke magnetic clutch diputus
sehingga katup tekanan lebih jarang bekerja jika tidak dibutuhkan benar. Pada bagian
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
530
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
poros kompresor dilengkapi dengan sil (perapat) untuk mencegah kebocoran
refrigeran pada kompresor. Kompresor tipe wobble plate sil porosnya tidak dapat
diganti karena kompresornya merupakan tipe yang tidak dapat dibongkar.
Tipe kompresor through vane mempunyai saklar temperatur yang mendeteksi
temperatur refrigeran. Bila temperatur refrigeran terlalu tinggi, maka bimetal dalam
saklar akan mendorong batang di atasnya dan membuka kontak saklar. Akibatnya
arus yangmengalir ke magnetic clutch terputus dan kerja kompresor terhenti. Hal ini
untuk mencegah kerusakan kompresor saat temperatur refrigeran tinggi.
Gambar 14.14. Thermosaklar kompresor tipe through vane
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
531
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Kompresor tipe scroll
Gambar 14.15. Kompresor tipe scroll
Tipe kompresor ini terdiri dari scroll tetap dan scroll putar. Ruang pemasukan
dan pengeluaran terbentuk di antara scroll putar dan scroll tetap saat scroll putar
diputar oleh poros kompresor. Ketika lubang pemasukan terbuka, refrigeran terhisap
masuk kemudian dibawa berputar sambil dimampatkan hingga mencapai lubang
pengeluaran untuk disalurkan ke kondensor pada kondisi bertekanan tinggi.
Gambar 14.16. Konstruksi scroll
Oli kompresor
Oli kompresor melarutkan diri bersama refrigeran untuk melumasi bagianbagian kompresor yang bergerak. Oleh karena itu kualitas dan kuantitas oli sangat
penting untuk diperhatikan. Pada sistem pendingin dengan refrigeran jenis R134a, oli
kompresor tidak dapat saling dipertukarkan dengan sistem pendingin dengan
refrigeran R12. Jumlah oli kompresor yang tidak memadai dapat mengakibatkan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
532
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
gesekan antar komponen yang berlebihan, menghalangi pertukaran panas, melapisi
dinding evaporator sehingga mengurangi kemampuan pendinginan.
Gambar 14.17. Penambahan oli karena penggantian komponen sistem AC
Penambahan oli setelah mengganti komponen
Oli kompresor memiliki sifat yang lebih sulit menguap dibandingkan refrigeran.
Oleh karena itu saat terjadi penggantian komponen yang mengharuskan pelepasan
komponen seperti kompresor, receiver/dryer, katup ekspansi dan lain-lain maka oli
refrigeran mudah menguap sedangkan oli tidak. Namun karena sebagaian oli masih
melekat pada komponen yang diganti maka jumlah oli yang ditambahkan saat
penggantian komponen adalah sebanyak oli yang melekat pada komponen tersebut.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
533
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
b. Magnetic clutch
Kopling magnet berfungsi menghubungkan dan melepaskan putaran mesin
terhadap kompresor. Magnetic clutch terdiri dari rotor, stator dan plat tekan. Rotor
terhubung dengan puli penggerak. Stator diikat pada rumah kompresor dan plat tekan
terpasang pada poros kompresor.
Gambar 14.18. Komponen magnetic clutch
Pada saat mesin berputar, puli penggerak yang berhubungan dengan poros
mesin juga akan berputar. Pada saat ini kompresor tidak ikut berputar dikarenakan
puli penggerak tidak dihubungkan dengan poros kompresor. Jika saklar kontrol AC
dinyalakan, arus mengalir dari baterai menuju ke kumparan pada stator. Gaya
elektromagnet yang terbentuk pada stator akan menarik plat tekan untuk berhubungan
dengan rotor dan selanjutnya rotor dan poros kompresor akan berputar bersamasama.
Bila saklar kontrol AC dimatikan, arus yang mengalir ke kumparan stator
terputus sehingga kemagnetan menghilang. Plat tekan tidak lagi tertarik dan kembali
ke posisi semula. Kompresor tidak berputar meskipun puli masih tetap berputar
selama mesin mesin hidup.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
534
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.19. Cara kerja magnetic clutch
c. Kondensor
Ketika kompresor bekerja dengan cara menaikkan tekanan refrigeran,
temperatur refrigeran menjadi tinggi. Tugas kondensor adalah menurunkan temperatur
refrigeran yang tinggi tersebut dengan cara mengambil panas refrigeran melalui aliran
udara pada sirip-sirip kondensor. Gas refrigeran dari kompresor selanjutnya berubah
fasa menjadi cair dikarenakan pengambilan panas tersebut. Kondensor dipasang
pada bagian depan radiator sistem pendingin dan terdiri dari tabung dan sirip-sirip.
Gambar 14.20. Kondensor AC
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
535
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
d. Receiver/dryer
Refrigeran cair dari kondensor selanjutnya diterima oleh receiver/dryer dan
dikirim ke evaporator. Sebelum dikirim, refrigeran disaring dan dikurangi
kelembabannya agar tidak menimbulkan karat pada bagian dalam komponen yang
dapat menyumbat sistem. Kaca periksa dipasang pada bagian atas receiver/dryer
untuk melihat aliran refrigeran atau untuk mengetahui jumlah refrigeran.
Gambar 14.21. Receiver/dryer dan sumbat pengaman
Pada receiver/dryer tipe lain, kaca periksa terpasang pada pipa antara
receiver/dryer dan katup ekspansi. Jumlah refeigeran dalam sistem AC dapat
diketahui melalui kaca periksa dengan memperhatikan banyaknya gelembung.
Gelembung yang banyak menandakan jumlah refrigeran tidak mencukupi, bila sedikit
sekali gelembung atau hampir tidak ada maka jumlah refrigeran sudah memadai, jika
tidak terlihat gelembung sama sekali berarti refrigeran kosong atau terlalu penuh.
Receiver/dryer dilengkapi dengan sumbat pengaman untuk mengantisipasi
kenaikan tekanan pada saluran AC yang disebabkan ventilasi kondensor rusak atau
beban pendinginan terlalu tinggi sehingga dapat merusak komponen. Sumbat
pengaman bekerja pada tekanan 30 kg/cm2 dan temperatur refrigeran antara 95o100oC dengan cara melelehkan diri sehingga refrigeran keluar dan kerusakan
komponen dapat dihindari.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
536
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.22. Tampilan gelembung pada kaca periksa refrigeran
e. Katup ekspansi
Katup ekspansi dipasang setelah receiver/dryer untuk mengabutkan refigeran
cair dengan temperatur rendah. Pada kendaraan umumnya yang dipakai adalah katup
ekspansi termal yang memungkinkan penampungan refrigeran ke dalam evaporator
hanya sejumlah refrigeran yang akan diuapkan saja. Katup ekspansi dilengkapi
dengan pipa sensitif kalor yang mendeteksi temperatur dan tekanan refrigeran yang
keluar dari evaporator dan mengatur aliran refrigeran katup ekspansi setiap saat.
Katup ekspansi juga memastikan refrigeran yang keluar dari evaporator dalam kondisi
uap yang telah dipanaskan dan perbedaan temperatur antara uap refigeran dan uap
jenuh senantiasa konstan.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
537
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.23. Katup ekspansi
f. Evaporator
Ketika tekanan refrigeran cair turun setelah melalui katup ekspansi, panas dari
udara yang dihembuskan oleh blower diserap oleh refrigeran sehingga temperaturnya
naik. Evaporator menjaga udara yang dilewatkan blower mejadi dingin dan diserap
efektif oleh refrigeran.
Gambar 14.24. Evaporator
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
538
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
g. Kontrol panel
Kontrol panel berisi selektor saklar yang mengatur kerja dari AC, kecepatan
blower, arah hembusan dan kontrol temperatur. Selektor kontrol panel dalam
bekerjanya mengontrol pelat pengatur udara (damper) dan motor blower serta
magnetic clutch secara mekanis dan elektrik.
Gambar 14.25. Selektor pada kontrol panel
Gambar 14.26. Kontrol panel AC
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
539
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.27. Konstruksi pelat pengatur udara
Selektor aliran udara masuk
Selektor aliran udara masuk mengatur udara yang dihisap oleh blower. Udara
masuk diperoleh dari sirkulasi udara dalam interior kendaraan atau udara segar.
Udara segar yang terpolusi dapat dihalangi masuk sehingga hanya udara sirkulasi
saja yang dihisap oleh blower.
Gambar 14.28. Pelat pengatur udara masuk
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
540
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Pelat pengatur campuran udara untuk mengontrol temperatur udara.
Gambar 14.29. Pelat pencampur udara
Dengan mencampur udara yang lewat dari evaporator dan inti pemanas sesuai rasio
tertentu akan diperoleh temperatur udara keluar yang diinginkan.
Gambar 14.30. Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi dingin
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
541
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.31. Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi hangat
Gambar 14.32. Kerja pelat pengatur udara campuran kondisi panas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
542
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Pelat pengatur arah hembusan
a. FACE
: Berhembus ke setengah badan atas.
b. BI-LEVEL
: Berhembus ke setengah badan atas sampai kaki
c. FOOT
: Berhembus ke kaki
d. DEF
: Menghilangkan embun di jendela depan
e. FOOT-DEF
: Berhembus ke kaki dan menghilangkan embun jendela depan.
Gambar 14.33. Hembusan arah setengah badan ke atas
Gambar 14.34. Hembusan arah setengah badan atas sampai kaki
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
543
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.35. Hembusan arah kaki
Gambar 14.36. Hembusan untuk menghilangkan embun kaca depan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
544
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.37. Hembusan arah kaki dan menghilangkan embun kaca depan
Cara kerja pelat pengatur udara
Tipe kabel kawat
Tipe ini secara mekanis menggerakkan kabel kawat untuk merubah posisi
pembukaan dan penutupan pelat pengatur udara. Kerugiannya jika kawat kabel rusak
atau macet maka pelat pengatur udara tidak bekerja sama sekali.
Gambar 14.38. Tipe penggerak pelat pengatur udara
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
545
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Tipe Motor
Dengan konstruksi yang lebih rumit, motor secara elektrik menggerakkan pembukaan
dan penutupan pelat pengatur udara berdasarkan selektor pada kontrol panel.
Selektor kecepatan blower
Selektor kecepatan blower mengontrol arus yang masuk ke motor blower sehingga
kecepatan blower dapat diatur. Cara yang dipakai menggunakan rangkaian dengan
resistor atau transistor.
Tipe Resistor
Pada tipe resistor digunakan tiga buah resistor yang dirangkai seri untuk
membentuk rangkaian massa bagi blower. Jika selektor kecepatan blower pada posisi
LO (rendah) maka arus yang masuk ke blower dilewatkan seluruh tahanan yang
dirangkai seri tersebut sebelum mencapai massa sehingga blower berputar pada
kecepatan lambat. Jika selektor kecepatan blower pada posisi 2 maka arus dilewatkan
pada 2 rangkaian seri resistor dan jika selektor kecepatan blower pada posisi 3 maka
arus dilewatkan pada 1 resistor. Arus akan masuk ke blower tanpa melalui resistor jika
selektor kecepatan blower pada posisi HI.
Tipe transistor
Transistor digunakan pada tipe ini untuk mengontrol arus yang masuk ke blower
dengan rangkaian yang hampir sama dengan tipe resistor.
Gambar 14.39. Kontrol kecepatan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
546
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.40. Rangkaian kelistrikan AC
Cara kerja sirkuit kelistrikan AC
Pada saat kunci kontak dan saklar blower pada posisi ON, arus mengalir ke
kumparan relai pemanas dan mengaktifkan relai pemanas. Jika saklar AC diposisikan
pada posisi ON, arus dari baterai mengalir ke pemutus sirkuit, relai pemanas, motor
blower dan menuju massa. Saat ini motor blower menghisap udara masuk dan
menghembuskannnya ke evaporator. Pada saat yang sama arus juga mengalir ke AC
amplifier dan membentuk rangkaian massa untuk kumparan relai magnetic clutch
sehingga relai kopling magnet bekerja. Arus dari baterai selanjutnya mengalir ke relai
kopling magnet, sensor temperatur refrigeran, kopling magnet dan menuju massa.
Kopling magnet bekerja dan kompresor berputar. Sensor temperatur refrigeran
bekerja pada posisi ON jika temperatur refrigeran kurang 180o. Lamanya AC amplifier
membentuk rangkaian massa untuk relai kopling magnet tergantung dari masukan
sinyal putaran mesin, suhu evaporator dan tekanan refrigeran (dual pressure switch).
Pada saat mesin hidup pada putaran idle, mesin akan mati jika magnetic clutch
diaktifkan karena adanya kenaikan beban utnuk memutarkan kompresor. Oleh karena
itu, pada kendaraan dengan sistem pengkondisian udara biasanya dilengkapi dengan
peralatan idle up untuk menaikkan putaran mesin saat magnetic clutch bekerja.
Peralatan idle up yang dipakai tergantung tipe mesin dan sistem bahan bakar. Mesin
dengan sistem bahan bakar menggunakan karburator atau EFI memakai VSV
(vacuum switching valve) yaitu katup yang akan mengaktifkan saklar dengan prinsip
adanya kevakuman.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
547
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.41. Rangkaian menaikkan putaran idle pada sistem karburator
Pada kendaraan dengan sistem bahan bahan bakar injeksi (EFI) digunakan
VSV dan diafragma untuk melewatkan udara melalui surge tank. Jumlah udara yang
masuk akan diiinformasikan oleh meter pengukur aliran udara kepada EFI ECU agar
menambah bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor sehingga putaran mesin
bertambah.
Gambar 14.42. Rangkaian menaikkan putaran idle pada sistem EFI
14.4. Prinsip Kerja Sistem AC
14.4.1. Teori dasar pendinginan
Pada saat kita sehabis berenang pada kondisi panas, air yang menempel pada
badan akan menyerap panas tubuh dan menguap. Itu sebabnya tubuh kita merasa
dingin dan segar. Dengan cara yang sama jika kita mengoleskan alkohol pada tubuh,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
548
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
kita juga merasa dingin pada bagian yang disentuh alkohol karena alkohol dengan
cepat menyerap panas tubuh.
Gambar 14.43. Penyerapan panas tubuh oleh air
Gambar 14.44. Penyerapan panas tubuh oleh alkohol
Suatu eksperimen dilakukan dengan menempatkan suatu bejana dalam kotak
terisolasi dan ujung bejana diberi katup. Ke dalam bejana diisikan cairan yang mudah
menguap. Ketika katup bejana dibuka, cairan dalam bejana akan berusaha meyerap
panas pada udara di dalam kotak isolasi sehingga cairan menguap dan keluar dalam
bentuk gas melalui katup. Karena kalor pada udara di ambil maka suhu ruangan di
dalam kotak akan menjadi lebih dingin.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
549
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.45. Eksperimen cairan yang mudah menguap dalam kotak terisolasi
Pada sistem AC, untuk menghasilkan kondisi yang sama diperlukan suatu zat
yang memiliki kemampuan mudah menguap dan mencair. Zat ini disebut refrigeran.
Jadi refrigeran menyerap panas untuk menghasilkan penguapan dan melepas panas
untuk menghasilkan pencairan. Refrigeran yang dipakai saat ini adalah HFC-134a
(Hydofluorocarbon-134a/ R134a).
14.4.2. Karakteristik refrigeran
Agar refrigeran dapat bekerja sesuai yang diharapkan maka ada persyaratan
yang harus dipenuhi yaitu: mudah menguap dan mudah mencair, aman, stabil secara
scientific dan kualitas tidak berubah.
Refrigran R134a memiliki karakteristik seperti terlihat grafik di bawah. Refrigeran
tersebut berubah titik didih dan fasanya tergantung dari tekanan dan temperatur
refrigeran tersebut. Pada tekanan rendah, R134a menguap pada temperatur rendah
tetapi pada tekanan tinggi, refrigeran tetap kondisi cair meskipun temperatur tinggi
(kurang dari 100oC) tanpa terjadi penguapan.
Gambar 14.46. Karakteristik refrigeran
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
550
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
14.4.3. Aliran refrigeran
a. Kompresor menekan refrigeran pada tekanan tinggi sehingga temperatur refrigeran
menjadi lebih tinggi.
b. Gas refrigeran mengalir ke kondensor. Di dalam kondensor gas refrigeran ini
mengembun dan menjadi cairan refrigeran. Refrigeran cair ini mengalir ke receiver
yang menyaring dan menyimpannya.
c. Refrigeran cair yang sudah melewati filter ini mengalir ke katup ekspansi sekaligus
mengubah refrigeran cair ini ke suhu dan tekanan yang rendah, menjadi semacam
percampuran gas.
d. Percampuran gas dan cairan refrigeran yang dingin ini mengalir ke evaporator, yang
menguapkan cairan tersebut. Panas dari udara yang melewati eveporator diserap
refrigeran. Maka refrigeran yang masih cair berubah menjadi semacam gas
refrigeran di dalam evaporator dan hanya gas yang panas dari refrigeran yang
menuju ke kompresor.
e. Proses ini terus menerus berulang kembali
14.5. Pemeliharaan Sistem AC
Sebelum mengisi refrigeran, perlu dipastikan apakah jumlah refrigeran cukup
atau tidak. Bila kurang, periksa apakah terjadi kebocoran pada bagian-bagian atau
sambungan sistem AC.
Gambar 14.47. Pemeliharaan sistem AC
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
551
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Cara untuk melakukan pengisian refrigeran pada sistem AC:
a. Periksa jumlah pengisian refrigeran
Periksa jumlah pengisian refrigeran dan adanya kebocoran gas.
b. Refrigeran yang telah dipulihkan
Pulihkan refrigeran AC dengan mesin pemulih refrigeran.
c. Lepas dan pasang kompresor AC
Dengan cara melepas drive belt, lepas dan pasang kompresor AC.
d. Isi refrigeran
14.5.1. Periksa jumlah pengisian refrigeran
Pemeriksaan jumlah refrigeran dilakukan pada kondisi berikut:
a. Mesin berputar pada 1500 rpm
b. Saklar kontrol kecepatan blower pada posisi "HI"
c. Saklar AC pada posisi "ON"
d. Selektor temperatur pada posisi "MAX COOL"
e. Semua pintu terbuka penuh
Gambar 14.48. Mengkondisikan kendaraan saat pemeriksaan jumlah refrigeran
Pemeriksaan dengan kaca periksa
Biasanya, sejumlah besar gelembung yang terlihat melalui kaca periksa
menunjukkan bahwa jumlah refrigeran tidak memadai. Bila terlihat sedikit gelembung
atau hampir tidak ada maka jumlahnya tepat. Gelembung yang tidak terlihat berarti
jumlah refrigeran kosong atau kelebihan refrigeran.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
552
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.49. Pemeriksaan jumlah refrigeran melalui kaca periksa
Pemeriksaan dengan set pengukur manometer
a. Hubungkan pengukur manometer.
b. Hubungkan selang hanya pada sisi kanan dan kiri saja. Hindari pemasangan pada
bagian tengah manometer.
Gambar 14.50. Memeriksa jumlah refrigeran dengan menggunakan manometer
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
553
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.51. Pengaturan pembukaan katup tekanan rendah dan tinggi
c. Tutup katup sisi tekanan rendah dan katup sisi tekanan tinggi pengukur manometer
sepenuhnya.
Gambar 14.52. Menutup kedua katup
d. Hubungkan satu ujung slang pengisian ke pengukur manometer dan ujung yang
satu lagi ke katup servis pada sisi kendaraan.
• Slang biru → Sisi tekanan rendah
• Slang merah → Sisi tekanan tinggi
• Untuk mengencangkan persambungan harus menggunakan tangan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
554
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
• Bila persambungan selang pengisian jika rusak
• Selang tidak dapat dipertukarkan satu sama lain pada sisi yang berlawanan
karena ukuran persambungan berbeda-beda
• Penyambungan selang ke katup servis pastikan sampai berbunyi klik
Gambar 14.53. Memasang selang pengukur manometer
e. Hidupkan mesin dan periksa tekanan yang ditunjukkan oleh pengukur manometer
saat AC bekerja.
Tekanan spesifikasi:
Sisi tekanan rendah : 0.15-0.25 MPa (1.5-2.5 kgf/cm2, 21-36 psi)
Sisi tekanan tinggi : 1.37-1.57 MPa (14-16 kgf/cm2, 199-228 psi)
Penunjukan tekanan pada pengukur manometer dapat dipengaruhi temperatur
udara luar sehingga memberikan hasil yang sedikit berbeda.
Gambar 14.54. Penunjukan tekanan pengukur manometer
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
555
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Pemeriksaan kebocoran gas
Pemeriksaan kebocoran gas dilakukan menggunakan tester kebocoran.
Lokasi-lokasi utama yang harus diperiksa dengan tester kebocoran gas adalah
sebagai berikut:
a. Blower
b. Kompresor AC
c. Kondenser
d. Evaporator
e. Receiver/dryer
f. Selang penguras
g. Bagian persambungan pipa
h. EPR (dengan Evaporator Pressure Regulator)
Gambar 14.55. Lokasi pemeriksaan kebocoran gas refrigeran
Periksa kebocoran refrigeran dengan memperhatikan kedipan lampu dan
suara dari tester kebocoran. Pada saat mendekati lokasi kebocoran maka frekuensi
kedipan lampu dan suara menjadi semakin cepat. Sensifitas dapat disetel untuk
mengenali kebocoran kecil.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
556
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.56. Tester kebocoran gas
Prosedur pemeriksaan kebocoran
a. Lakukan pemeriksaan dengan mesin dalam keadaan mati.
b. Letakkan tester pada sisi bawah pipa dan gerakkan perlahan-lahan secara
melingkar. Hal ini dikarenakan refrigeran sedikit lebih berat daripada udara.
c. Berikan sedikit getaran pada pipa saat melakukan pemeriksaan.
Mesin tidak boleh
dihidupkan
Gambar 14.57. Prosedur pemeriksaan dengan tester kebocoran
14.5.2. Memulihkan refrigeran
1. Hubungkan pengukur manometer dengan kondisi
• Saklar AC pada posisi "OFF"
• Mesin dimatikan
2. Pulihkan refrigeran dengan menggunakan mesin pemulih
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
557
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.58. Penggunan mesin pemulih refrigeran
14.5.3. Melepas dan memasang kompresor AC
1. Lepas drive belt
Kendorkan baut-baut dudukan alternator dan dengan tangan, tekan alternator ke
arah mesin dan kemudian lepas drive belt.
Gambar 14.59. Mengendorkan baut pengikat alternator
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
558
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.60. Mendorong alternator ke arah dalam
2. Lepas pipa dari kompresor AC
Segera setelah melepas pipa komresor AC, sumbat ujung pipa agar refrigeran tidak
bocor atau udara masuk.
Gambar 14.61. Melepas pipa kompresor AC
3. Lepas kompresor AC
Dengan hati-hati lepas baut pengikat kompresor AC. Hindari terjadinya benturan
antara kompresor AC dengan komponen lain saat mengngkat kompresor. Cegah
kebocoran oli kompresor dengan menutup kompresor dengan kantong plastik.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
559
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.62. Baut pengikat kompresor AC
Setelah kompresor dilepas lakukan hal berikut:
a. Periksa oli kompresor AC
b. Pengosongan
c. Pasang kompresor AC
d. Isi refrigeran dan lakukan pemeriksaan akhir
Gambar 14.63. Urutan penggantian oli kompresor
Oli kompresor AC yang lama tetap harus dikuras dan dipertimbangkan jumlahnya
untuk penggantian kompresor AC dengan yang baru karena selama beroperasi oli
kompresor AC beredar di dalam sistem AC.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
560
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.64. Distribusi oli kompresor pada sistem AC
Berikut ini merupakan cara mengukur jumlah oli kompresor saat pembongkaran
atau penggantian kompresor
a. Saat membongkar rakitan kompresor AC
Ukur jumlah oli kompresor AC yang dibongkar dan tambahkan 20 mm3 untuk
dituangkan kembali ke dalam kompresor AC setelah pembongkaran. Jumlah 20
mm3 dipakai untuk mengganti oli kompresor yang hilang saat pembongkaran
kompresor.
b. Saat mengganti rakitan kompresor AC
Ukur jumlah oli kompresor AC yang dilepas (jumlah A). Periksa jumlah oli
kompresor AC yang baru di buku Pedoman Reparasi dan kurangi dengan
jumlah A. Buat agar jumlah oli di dalam kompresor AC baru sama dengan
jumlah oli (jumlah A) di dalam kompresor AC yang dilepas.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
561
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.65. Menghitung jumlah penggantian oli kompresor
Memasang kompresor AC
1. Pasang baut kompresor AC
Lakukan pengencangan dengan tangan kemudian dengan alat secara merata.
Gambar 14.66. Memasang kembali kompresor AC
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
562
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
2. Pasang pipa-pipa kompresor AC
Lumasi 2 ring-O baru dengan oli kompresor AC dan pasangkan pada pipa-pipa.
Gambar 14.67. Memasang pipa saluran ke kompresor
3. Pasang drive belt
Pasang drive belt dan tekan dengan batang palu pada sisi dalam alternator ke arah
luar dan kencangkan baut pengikat alternator setelah kekencangan drive belt
sesuai.
Gambar 14.68. Mengencangkan sabuk penggerak kompresor
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
563
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Membuang udara dari sistem AC
a. Hubungkan slang hijau ke bagian tengah pengukur manometer dan hubungkan
vacuum pump ke ujung lain slang.
Gambar 16.69. Mengosongkan refrigeran
b. Tutup katup sisi tekanan rendah dan katup sisi tekanan tinggi pengukur
manometer sepenuhnya.
Gambar 14.70. Menutup kedua katup pada pengukur manometer
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
564
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 14.71. Mengontrol katup tekanan rendah dan tinggi
c. Buka katup-katup pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pengukur
manometer dan nyalakan vacuum pump untuk mengosongkan. Lakukan
pengosongan sampai sisi tekanan rendah pengukur manometer menunjukkan 750
mmHg atau lebih. Jaga tekanan penunjukan sebesar 750 mmHg atau lebih dan
kosongkan selama 10 menit.
Gambar 16.72. Menguras udara dari sistem AC
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
565
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
d. Tutup katup-katup pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pengukur
manometer dan matikan vacuum pump untuk mencegah udara masuk kembali.
Gambar 16.73. Mencegah udara masuk kembali
e. Untuk memeriksa kepadatan udara, setelah pompa berhenti, biarkan sistem
selama 5 menit dengan kedua sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi tertutup.
Kemudian, pastikan bahwa pembacaan indikator pengukur manometer tidak
berubah. Bila tekanan naik maka udara kembali masuk ke dalam sistem AC oleh
karena itu periksa ring-ring O dan kondisi persambungan sistem AC. Udara dan
kelembaban yang tertinggal akan membeku di dalam pipa dan mencegah
refrigeran mengalir dengan baik atau mengakibatkan karat di dalam sistem AC.
Gambar 16.74. Memeriksa kepadatan udara
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
566
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
14.5.4. Mengisi refrigeran
Pada saat melakukan pengisian refrigeran ada hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Gunakan pelindung mata untuk mencegah refrigeran masuk ke dalam mata
b. Hindari mengarahkan kaleng servis pada orang lain. Kaleng servis memiliki
kemampuan melepaskan refrigeran saat kondisi darurat.
c. Kaleng servis sangat peka terhadap panas tinggi oleh karena itu jangan dekatkan
dengan sumber panas.
Gambar 16.75. Perlakuan yang harus dihindari terhadap kaleng servis
Gambar 16.76. Pemasangan kaleng servis
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
567
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Memasang kaleng servis
1. Hubungkan katup untuk kaleng servis
a. Putar pegangan berlawanan arah jarum jam untuk menaikkan jarum dan juga
putar piringan berlawanan arah jarum jam untuk menaikkan piringan.
b. Putar katup ke dalam kaleng servis sampai packing terpasang dengan
kencang, dan kemudian kencangkan piringan untuk menahan katup.
c. Hindari memasang kaleng servis sebelum jarum naik dan jangan memutar
pegangan searah jarum jam karena akan menyebabkan jarum menempel pada
kaleng servis, dan refrigeran terbebaskan.
Gambar 16.77. Menghubungkan katup pada kaleng servis
2. Pasang kaleng servis pada pengukur manometer
a. Tutup sepenuhnya katup sisi tekanan rendah dan tinggi pengukur
manometer.
b. Hubungkan selang hijau dari kaleng servis ke bagian tengah pengukur
manometer.
c. Putar pegangan searah jarum jam sampai berhenti dan buat lubang pada
kaleng.
d. Putar pegangan berlawanan arah jarum jam dan kembalikan jarum.
e. Tekan katup pembersih udara pengukur tekanan dengan obeng dan bebaskan
udara sampai refrigeran keluar dari katup.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
568
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 16.78. Memasang kaleng servis pada manometer
Mengisi refigeran pada sisi tekanan tinggi
a. Pada kondisi mesin mati, buka katup sisi tekanan tinggi dan isi refrigeran
sampai pengukur sisi tekanan rendah mencapai sekitar 98 Mpa (1 kg/cm2, 14psi).
Tutup katup sisi tekanan tinggi setelah terisi.
b. Jangan mengoperasikan kompresor AC saat refrigeran diisi pada sisi tekanan
tinggi karena dapat merusak kompresor. Jangan pernah membuka katup sisi
tekanan rendah. Bila katup sisi tekanan rendah dibuka refrigeran segera berubah
menjadi cair dan kompresor AC dapat menjadi rusak
Gambar 16.79. Mengisi refrigeran
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
569
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Mengisi refrigeran pada sisi tekanan rendah
a. Tutup katup sisi katup tekanan tinggi dan nyalakan mesin dan AC.
Gambar 16.80. Menutup katup tekanan tinggi
b. Buka katup sisi tekanan rendah manometer dan isi dengan jumlah refrigeran yang
telah ditentukan sesuai spesifikasi kendaraan dengan kondisi:
• Mesin berputar pada 1500 rpm
• Saklar kontrol kecepatan blower pada posisi "HI"
• Saklar AC pada posisi ON
• Selektor temperatur pada posisi "MAX COOL"
• Buka penuh semua pintu
Gambar 16.81. Mengisi refrigeran pada sisi tekanan rendah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
570
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
c. Agar gas AC tidak masuk ke dalam kompresor dalam bentuk cair, hindari
membalik kaleng servis saat mengisi refrigeran pada sisi tekanan rendah.
Pengisian berlebihan membuat proses pendinginan tidak maksimal.
Gambar 16.82. Jangan membalik kaleng servis saat mengisi pada tekanan rendah
Hindari membuka katup sisi tekanan tinggi saat mesin hidup karena dapat
menyebabkan gas bertekanan tinggi mengalir kembali ke kaleng servis, dan
membuat kaleng pecah.
Gambar 16.83. Hindari membuka katup tekanan tinggi saat mesin hidup
d. Periksa jumlah pengisian refrigeran berdasarkan penunjukkan pada manometer.
Tekanan spesifikasi :
Sisi tekanan rendah : 0.15-0.25 MPa (1.5-2.5kgf/cm2, 21-36 psi)
Sisi tekanan tinggi : 1.37-1.57 MPa (14-16 kgf/cm2, 199-228 psi)
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
571
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Gambar 16.84. Penunjukan tekanan manometer
Kondisi refrigeran dipengaruhi temperatur udara luar oleh karena itu dinginkan
kondensor dengan udara atau air bila temperatur udara luar tinggi dan hangatkan
kaleng servis di dalam air hangat (di bawah 40oC) saat temperatur luar rendah
agar dapat mengisi refrigeran dengan lebih mudah.
Gambar 16.85. Menghangatkan kaleng servis
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
572
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
e. Tutup katup sisi tekanan rendah dan matikan mesin.
Gambar 16.86. Menutup katup sisi tekanan rendah
f.
Lepas selang pengisian dari kaleng servis pada sisi kendaraan dan sisi katup
kaleng servis.
Gambar 16.87. Melepas selang pengisian dari kaleng servis
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
573
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Pemeriksaan akhir
Periksa bahwa refrigeran diisi dengan tepat dan bahwa sistem AC bekerja
dengan baik. Lakukan pemeriksaan berikut ini :
a. Periksa jumlah refrigeran yang telah diisikan dengan kaca periksa
b. Periksa terhadap adanya kebocoran gas
c. Periksa kondisi pendinginan AC
Gambar 16.88. Pemeriksan akhir sistem AC
14.6. Analisa Gangguan pada Sistem AC
Tabel 14.1 Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem AC
Gangguan
AC tidak bekerja
Kemungkinan penyebab
Saklar kontrol rusak
Sekering putus
Magnetic clutch tidak
bekerja
AC kurang dingin
Refrigeran kurang
Sirip kondensor kotor
Sirip evaporator kotor
Kontrol temperatur pada
panel tidak bekerja
Blower tidak bekerja baik
pengatur
tidak
Udara
hanya Pelat
menghembus pada bekerja baik
area tertentu dalam Ventilasi tersumbat atau
kotor
kabin
Blower bermasalah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Cara mengatasi
Periksa saklar kontrol
Ganti sekering
Periksa magnetic clutch
Periksa dan isi refrigeran
Periksa kondensor
Periksa evaporator
Periksa kontrol panel
Periksa blower
Perika pelat pengatur udara
Bersihkan ventilasi udara
Periksa kerja blower
574
Sistem Kelistrikan dan Elektronika pada Kendaraan
Aliran udara tidak Saklar blower rusak
cukup
Tegangan baterai rendah
Evaporator membeku
Saringan udara tersumbat
Periksa saklar
Periksa tegangan baterai
Periksa evaporator
Berihkan saringan udara
14.7. Ringkasan
Air conditioner merupakan peralatan untuk memelihara udara di dalam
ruangan agar temperatur dan kelembabannya sesuai dengan yang dikehendaki Saat
ini, air conditioner telah menjadi sistem standar pada kendaraan-kendaraan baru.
Sistem pengkondisian udara mengontrol sirkulasi udara, memurnikan udara (air
purifier), menghilangkan gangguan semacam pembekuan dan pengembunan di
permukaan kaca. Selain sistem pendingin, air conditioner juga dilengkapi dengan
sistem pemanas terutama untuk kendaraan-kendaraan yang beredar di nergara
dengan empat musim. Sistem pengkondisian udara terdiri dari kompresor, kondensor,
receiver/dryer, katup ekspansi, blower dan evaporator. Kontrol panel digunakan utnuk
mengontrol seluruh operasi sistem AC. Refrigeran yang umum dipakai saat ini adalah
R134a. Jumlah refrigerant dapat dipantau secara mudah melalui kaca periksa yang
terdapat pada receiver/dryer atau pipa saluran. Pemeriksaan secara rutin dan tepat
menjaga sistem pengkondisian udara bekerja optimal.
14.8. Soal-soal Latihan
1. Sebutkan fungsi dan komponen-komponen sistem AC!
2. Bagaimana cara kerja magnetic clutch?
3. Gambar dan jelaskan rangkaian kecepatan motor blower?
4. Bagaimana melakukan pemeriksaan pada sistem AC?
5. Bagaimana melakukan pengisian refrigeran?
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
575
Download