PERAN PEMIMPIN DALAM KOHESIVITAS KELOMPOK MARCHING

advertisement
PERAN PEMIMPIN DALAM KOHESIVITAS KELOMPOK MARCHING
BAND UNIVERSITAS DI YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
WINDY AYU SAPUTRI
F 100 080 121
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
PERAN PEMIMPIN DALAM KOHESIVITAS KELOMPOK MARCHING
BAND UNIVERSITAS DI YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada fakultas psikologi universitas muhammadiyah surakarta
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai
Derajat sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
WINDY AYU SAPUTRI
F 100 080 121
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
PERAN PEMIMPIN DALAM KOHESIVITAS KELOMPOK MARCHING
BAND UNIVERSITAS DI YOGYAKARTA
Windy Ayu Saputri
Moordiningsih
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemimpin dalam
kohesivitas kelompok marching band Universitas di Yogyakarta. Informan dalam
penelitian ini adalah 18 orang yang terdiri dari 6 Ketua marching band dan 12
anggota marching band di universitas Yogyakarta. Pengambilan sampel dari
penelitian ini menggunakan Purposive sampling. Penggunaan data dalam
penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur. berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan pada pemimpin kelompok marching band dan anggota
marching band diperoleh kesimpulan bahwa peran pemimpin dalam kohesivitas
kelompok merupakan hal yang harus dijalankan seseorang pemimpin dalam
memimpin sebuah tim ataupun kelompok karena sangat diperlukan bahkan sangat
penting dalam kohesivitas kelompok bahkan harus menjaga performa dari
kelompok atau tim marching band mencapai tujuan kelompok yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Kata Kunci : Peran Pemimpin, kelompok marching band
v
ABSTRACT
ROLE OF LEADER IN GROUP COHESIVENESS UNIVERSITY
MARCHING BAND IN YOGYAKARTA
Windy Ayu Saputri
Moordiningsih
The purpose of this study was to determine the role of leader in the
marching band group cohesiveness University in Yogyakarta. Informants in this
study were 18 people consisting of 6 Chairman marching bands and 12 marching
band members at the university in Yogyakarta. Sampling of this study using
purposive sampling. The use of the data in this study using semi-structured
interviews. based on the results of interviews conducted on a group leader
marching band and members of the marching band can be concluded that the role
of the leader in group cohesiveness is the thing to run a leader in charge of a team
or group as indispensable even very important in group cohesiveness even have to
keep the performance of the group or the marching band achieve group goals that
have been set previously.
Keywords: Role of Leaders, a group of marching band
xv
individu dalam kelompok, maka membuat
Pendahuluan
Kota Yogyakarta merupakan salah
satu daerah yang memiliki marching band
– marching band tingkat Universitas yang
tak asing lagi bagi para peminat marching
band di Indonesia, antara lain Marching
band CDB “Citra Derap Bahana” UNY,
Marching band UGM, Marching band
UPN, Marching band UII, Marching band
DC “Drum Corps” UMY, dan Marching
band Atma Jaya.
individu tersebut nyaman untuk bertahan
dalam kelompok, sehingga kebutuhan
mereka dapat terpenuhi. Kohesivitas dalam
kelompok membuat para individu-individu
yang
menjadi
anggota
di
kelompok
tersebut akan bersedia melakukan kegiatan
yang sama seperti melakukan kegiatan
latihan. Masing-masing individu merasa
bebas untuk mengemukakan pendapat dan
saran. Biasanya individu juga antusias
terhadap apa yang mereka kerjakan dan
Marching band adalah kumpulan
mau mengorbankan kepentingan pribadi
musik bergerak atau musik berjalan, yang
mereka demi kepentingan kelompoknya
mengarah pada kegiatan seni musik atau
tersebut. Individu rela menerima tanggung
musical activity. Keseluruhan kegiatan
jawab atas aktivitas yang dilakukan untuk
marching
memenuhi kewajibannya. Menurut Soo-
band
dibagi
dalam
dua
kelompok yakni musikal dan visual.
young
Keduanya
menyatakan
merupakan
satu
kesatuan
shin
dan
Won-woo
park
bahwa
individu
yang
kegiatan yang tidak bisa dipisahkan satu
berkompeten yang memiliki kelompok
sama lain. Bila dilihat aktifitasnya secara
yang terikat secara sosial, tidak hanya
dekat, tata cara dilakukan maupu seragam
berkonsentrasi pada kerja sendiri-sendiri
menyerupai
atau
militer.
Dari
kegiatan
individu
tetapi
juga
pada
marching band dapat memberi maanfaat
kelompoknya.
berlatih musik serta melatih disiplin ala
kelompok positif mempengaruhi hubungan
militer. Marching band memiliki tiga
di kelompoknya.
divisi yaitu brass section (horn line) alat
tiup, drum section (drum line) alat pukul,
dan color guard (guard line) bendera.
Akibatnya
Walgito (2002) menyatakan bahwa
kohesivitas
yaitu
ketergantungan
Kohesivitas sangat penting bagi
kohesivitas
anggota
satu
suatu
kualitas
sama lain antar
kelompok.
Kohevisitas
kelompok karena menyangkut beragam
sebenarnya bukan yang dibawa dalam
anggota yang menjadi satu kelompok.
kelompok tapi sebagai sesuatu yang
Adanya
berkembang dan terjadi dalam kelompok.
kepuasan
yang didapat
dari
Sehingga
seorang
dapat
individu layak menjadi seorang pemimpin
menginspirasi
atau tidak. Bertambah tinggi kedudukan
anggotanya untuk mau belajar dan bekerja
seorang pemimpin semakin tinggi pula
ekstra dengan iklas.
citra
mempengaruhi
pemimpin
dan
Menurut Priyono (1998) pemimpin
adalah
seseorang
yang
memiliki
kemampuan memimpin, artinya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi bentuk
alasannya. Harapan
peran pemimpin
marching band sangatlah penting dalam
melaksanakan bahkan pelasanaan semua
kegiatan dan aktifitas dalam berorganisasi.
Suatu kelompok organisasi, pasti memiliki
anggota yang memiliki kepribadian dan
tingkahlaku
yang
berbeda-beda
pula.
Maka pemimpin sangatlah berpengaruh
dalam pertumbuhan dan perkembangan
marching band tersebut. Namun dalam
yang
ditimbulkan
kelompok
tersebut,
kedudukan
seorang
maka
citra
pandangan
dalam
suatu
sebaliknya
jika
pemimpin
yang
rendah
ditimbulkan
anggota-anggotanya
dan
rendah
juga terhadap pemimpin tersebut. Contoh
yang ada dilingkungan kita sehari-hari
yaitu hal yang paling sering kita dengar
adalah tindak pidana kasus korupsi yang
telah
menjamur
dan
minimnya
penanggulanggan serta pencegahan dari
aparat hukum, serta hukuman yang sangat
tidak sebanding dengan tindakannya bagi
seorang
koruptor
yang
jelas
jelas
merugikan Negara.
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin
Sebuah organisasi peran pemimpin
pasti akan menemukan masalah atau
sangatlah
konflik yang muncul dalam berorganisasi,
pelaksanaan organisasi tersebut. Di dalam
misalnya saja antara pemimpin dengan
suatu
anggota yang di pimpinnya. Konflik
memiliki dua peran, yaitu pemimpin
biasanya terjadi karena adanya perbedaan
mengerjakan semua hal, dan pemimpin
antara masing-masing
mengerjakan
organisasi
tersebut
individu
dan
dalam
bagi
organisasi
hal
jalannya
tersebut
secara
pemimpin
benar
atau
ini
pelaksana secara benar. Pemimpin di
berkepanjangan maka para anggota akan
pandang sebagai contoh prilaku yang
menghilang dan tidak akan kembali pada
menentukan
kelompoknya
seorang
dalam organisasi tersebut. Peran pemimpin
pemimpin harus memiliki kemampuan
umumnya diatur oleh otak kanan dan otak
mengendalikan dan mengelola konflik.
kiri.
tersebut.
Kepribadian,
sifat,
konflik
penting
Jadi
watak,
dan
prilaku dapat dilihat apakah seseorang
Otak
tercapainya
kanan
keberhasilan
dipakai
sebagai
menjalankan peran pemimpinnya dan otak
kiri dipakai sebagai menjalankan peran
manajemen,
kedua
peran
ini
sangat
bersignifikan.
masalah.
Peran kebersamaan dan kerjasama
antar
anggota
melaksanakan
organisasi
bahkan
dalam
menyelesaikan
tugas dengan baik sangat dilihat dari
kohesivitas kelompok organisasi dan peran
pemimpinnya.
Pemimpin
menduduki
jabatan suatu kelompok organisasi untuk
mempengaruhi
bawahannya,
terutama
anggota-anggotanya, untuk berfikir dan
bertindak
sedemikian
rupa
dalam
memberikan sumbangan yang nyata dalam
tercapainya tujuan organisasi tersebut.
Peran
mencari berbabagai alternatif pemecahan
pemimpin
tersebut
diharapkan
bertindak secara positif sehingga dapat
memberi efek positif bagi anggotanya
untuk tetap bertahan dan tertarik dalam
kelompok tersebut.
Priyono
(1998)
pemimpin
yaitu
seseorang yang memiliki kemampuan
memimpin, artinya memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi bentuk alasannya.
Riva’i (2013) juga mengemukakan bahwa
peran pemimpin dapat diartikan sebagai
seperangkat perilaku yang diharapkan
dilakukan oleh seseorang sesuai dengan
kedudukannya sebagai pemimpin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemimpin juga dijelaskan oleh Indra
(2001), antara lain: (a) Moril. Keadaan
jiwa
dan
emosi
seseorang
yang
mempengaruhi kemauan untuk melakukan
ataupun melaksanakan tugas dan akan
mempengaruhi pelaksanaan tugas anggota.
(b) Disiplin. Ketaatan tanpa ragu-ragu dan
dan tulus atas tanggung jawab yang sudah
Getol (2010) menjelaskan bahwa
diberikan,
dengan
pemimpin adalah orang yang memiliki
peraturan
secara
kemampuan lebih yang dituntut untuk
menentukan ukuran kemampuan; bersikap
memahami kebutuhan kelompok, dengan
loyal, menciptakan kegiatan atas dasar
demikian pemimpin dapat memotivasi
persaingan yang sehat antar anggota;
kelompok untuk mengejar kebutuhannya
menyelenggarakan
tersebut.
terbuka. (c) Jiwa korsa (esprit de corps).
Pemimpin
harus
dapat
cara:
jelas
menetapkan
dan
komunikasi
tegas;
secara
memberikan contoh-contoh atau teladan
Bisa
dalam bekerja. Pemimpin juga harus
kebanggaan dan antusiasme yang tertanam
memiliki wawasan yang luas dan memiliki
pada pemimpin termasuk anggota terhadap
perspekrif
melihat
kelompok atau organisasi. (d) Kecakapan.
kesempatan-kesempatan apa saja untuk
Kecakapan adalah kepandaian pemimpin
kelompoknya.
dengan
melaksanakan tugas dengan hasil yang
pengetahuan dan kemampuannya berusaha
baik dalam waktu yang singkat dengan
kedepan
sehingga
Pemimpin
dikatakan
sebagai
loyalitas,
menggunakan tenaga dan sarana yang
para anggota kelompok tidak akan mau
seefisien mungkin serta berlagsung dengan
meninggalkan kelompoknya.
tertib.
Menurut Santrock (2008), faktor
Kohesivitas kelompok muncul dari
yang mempengaruhi kohesivitas kelompok
ikatan-ikatan diantara kelompok-kelompok
yaitu: (a) Lamanya waktu berada bersama
(Forsyth , 2006). Menurut Robbin dan
dalam kelompok. Makin lama berada
Judge
bahwa
bersama dalam kelompok, makin saling
tingkat
mengenal, makin dapat timbul sikap
(2008)
menjelaskan
kohesivitas
kolompok
ketertarikan
antar
suatu
anggota
kelompok
toleran
terhadap
orang
lain.
dapat
sehingga termotivasi untuk tinggal dalam
ditemukan atau bahkan dikembangkan
kelompok.
minat baru yang sama. (b) Penerimaan di
Menurut
Cahyono
(1996)
masa
awal.
Makin
sulit
seseorang
kohesivitaas merupakan derajat sejauh
memasuki kelompok kerja, masuksudnya
mana anggota kelompok melekat menjadi
makin sulit seseorang diterima dalam
satu
tersebut
kelompok kerja sebagai anggota, makin
merupakan satu kesatuan. Walgito (2002)
lekat atau kohesif kelompoknya. Pada awal
juga
kohesivitas
masuk biasanya para anggota kelompok
perhatian anggota
yang lama menguji anggota baru dengan
kelompok, bagaimana anggota kelompok,
cara-cara yang khas oleh kelompoknya. (c)
saling menyukai satu dengan yang lain.
Ukuran
kohesivitas
kelompoknya makin sulit terjadi interaksi
sehingga
kelompok
mengartikan
bahwa
kelompok merupakan
dipandang
sebagai
satu
variabel proses yang mempengaruhi apa
yang
yang
sehingga
diperoleh
dan
dahasilkan
oleh
kelompok.
intensif
antar
makin
kelompoknya,
Walgito (2002) menyatakan bahwa
kohesivitas
yaitu
ketergantungan
anggota
kelompok.
satu
suatu
kualitas
sama lain antar
kelompok.
Kohevisitas
kelompok
interaksi
eksternal.
para
besar
anggotanya
kurang
kohesif
sebaliknya
ukuran
nyang
yang
Makin
kecil
tinggi.
memudahkan
(d)
Kebanyakan
Ancaman
penelitian
menunjang hasil bahwa kelekantan akan
sebenarnya bukan yang dibawa dalam
bertambah
kelompok tapi sebagai sesuatu yang
ancaman dari luar.
berkembang dan terjadi dalam kelompok.
kelompok.
Karakteristik terhadap kelomok, dimana
hubungannya
anggota
daripada kelompok yang kurang lekat
tertarik
satu
sama
lain.
ketertarikan akan kelompok menyebabkan
jika
hubungannya.
kelompok
(e) Produktivitas
Kelompok
akan
mendapat
yang
lebih
erat
produktif
Beberapa
aspek
kohesivitas
kumpulan musik, sedangkan marching
kelompok menurut (Prakoso, 2012), antara
artinya bergerak atau berjalan. Dengan
lain: (a) Penampilan (performance) dan
demikian, marching band adalah kegiatan
Perbuatan. Tampang yang baik, atau
seni musik atau musical activity.
paling yang tidak rapi serta aktif dalam
Keseluruhan kegiatan marching band
urusan-urusan kelompok. (b) Kemampuan
dibagi menjadi dua bagian pokok yakni
Pikir.
banyak
musikal dan visual. Keduanya merupakan
mementingkan kepentingan kelompok dan
suatu kesatuan kegiatan yang tidak biasa
mengemukakan buah pikiran. (c) Sikap,
dipisahkan satu sama lainnya. Bila dilihat
Sifat,
sopan,
aktifitas marching band lebih dekat, tata
memperhatikan orang lain, penyabar atau
cara yang dilakukan maupun seragam yang
dapat menahan amarah jika dalam keadaan
digunakan
yang tidak menyenangkan dirinya, suka
sanalah kemudian tahu manfaat kegiatan
menyumbangkan
marching band yang berlatih musik serta
Mempunyai
Perasaan.
orang
lain
inisiatif,
Bersikap
pengetahuannya
terutama
pada
pada
anggota
menyerupai
militer.
Dari
melatih disiplin ala militer.
kelompoknya. (d) Pribadi. Jujur dan dapat
Berkaitan dengan permasalahan yang
dipercaya, bertanggung jawab, dan suka
telah dirumuskan diatas, maka disusunlah
menjalankan
pertanyaan penelitian sebagai berikut : ”
pekerjaannya,
menaati
peraturan-peraturan yang dibuat kelompok,
1.Bagaimana
mampu menyesuaikan diri, serta tepat
kohesivitas kelompok
dalam berbagai situasi dan pergaulan
Yogyakarta? 2. (a) Faktor-faktor yang
sosial.
mempengaruhi
Menurut Walgito (2002) menyatakan
peran
pemimpin
dalam
Universitas di
kohesivitas
kelompok
marching band Universitas di Yogyakarta?
kelompok itu dapat terdiri dari dua orang
(b) Apakah hambatan-hambatan
saja, tetapi dapat terdiri dari banyak orang.
tejadi
Disaping
(2002)
marching band universitas di Yogyakarta?
menyatakan kelompok itu sebagai dua atau
(c) Bagaimana pengaruh peran pemimpin
lebih orang yang berinteraksi dengan dan
pada kohesivitas kelompok
mempengaruhi satu sama lain (as two or
Band Universitas di Yogyakarta? (d)
more people who interaction with and
Upaya apa saja yang dilakukan seorang
influence one other).
pemimpin
itu
juga
Walgito
Menurut Kirnadi (2004) marching
band adalah musik bergerak atau musik
berjalan (music in motion). Band berarti
pada
kohesivitas
dalam
yang
kelompok
Marching
mempertahankan
kohesivitas kelompok Marching Band?”
Tujuan dari penelitian ini untuk
memahami dan mendeskripsikan :
1. Mengetahui peran pemimpin dalam
seseorang yang dapat tegas pada anggota-
kohesivitas kelompok terhadap enam
anggota, bisa mengerti situasi dan kondisi,
marching band universitas yang berada
bisa menjadi orang tua kedua atau pemberi
di Yogyakarta.
contoh yang baik ke anggota-anggotanya,
2. Mendeskrispikan dinamika kohesivitas
tegas dalam mengambil sikap, dapat
kelompok marching band universitas
memecahkan
yang berada di kota Yogyakarta.
anggota, pandai dalam bersosialisasi antar
Lokasi penelitian ini adalah di
Yogyakarta, Jawa Tengah. Secara khusus
karakteristik informan adalah pemimpin
marcing band universitas dan anggota
pengurus
marching
band
universitas di Yogyakarta. Informan yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak
delapan belas orang.
Alat
pengumpulan
data
yang
digunakan adalah dengan menggunakan
wawancara.
Jenis
wawancara
yang
digunakan
adalah
wawancara
semi
terstruktur agar pertanyaan yang diberikan
besifat terbuka, memberikan pertanyaan
yang
tidak
dibatasi
oleh
yang
terwawancara dan membuat subek lebih
bebas mengemukakan jawabannya, namun
dibatasi oleh tema dan alur pembicaraan
yang
diinginkan
para
anggota-
anggota maupun antar kelompok marching
Metode Penelitian
maupun
masalah
tanpa
terikat
oleh
pertanyaan yang sudah dipersiapkan.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil dari analisis yang
band lainnya, dapat merangkul seluruh
anggotanya dan dapat bertanggung jawab
atas kepemimpinannya.
Hasil
dari
ini
telah
menjawab
pertanyaan penelitian dari analisis tersebut
sesuai dengan pendapat Getol (2010)
menjelaskan
bahwa
pemimpin
adalah
orang yang memiliki kemampuan lebih
yang dituntut untuk memahami kebutuhan
kelompok, dengan demikian pemimpin
dapat
memotivasi
mengejar
Pemimpin
kelompok
kebutuhannya
harus
dapat
untuk
tersebut.
memberikan
contoh-contoh atau teladan dalam bekerja.
Pemimpin juga harus memiliki wawasan
yang luas dan memiliki perspekrif kedepan
sehingga melihat kesempatan-kesempatan
apa saja untuk kelompoknya. Pemimpin
dengan pengetahuan dan kemampuannya
berusaha mencari berbabagai alternatif
pemecahan masalah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kohesivitas kelompok
telah dilakukan peneliti sebagian besar
Universitas
di
peran pemimpin marching band yaitu
kebersamaan
dan
marching
Yogjakarta
kenyamanan
band
adalah
antar
anggota-anggota, hal ini tercipta karena
anggota tersebut meminta izin kepada
adanya saling mengerti antar satu anggota
orangtua
dengan yang lain untuk mencapai tujuan
menggunakan telfon untuk menghubungi
yang sama yaitu marching band tetap jaya.
orang tua anggota tersebut.
Hambatan-hambatan
yang
kalau
di
luar
Yogyakarta
tejadi
pada kohesivitas kelompok marching band
Kesimpulan dan Saran
Universitas di Yogjakarta yaitu masalah
Berdasarkan
analisis
pembahasan
anggota
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
masalah
kuliah,
dalam
telah
maupun perizinan orang tua. Kesulitan
peran
dalam mengatur waktu antara kuliah
kelompok marching band Universitas di
dengan latihan marching band.
Yogyakarta
Pengaruh
pemimpin
yang
dan
SDM (suber daya manusia) berkurangnya
dikarenakan
penelitian
data
yang
kohesivitas
dijelaskan
melalui
peran
pemimpin
pada
penjabaran di bawah ini:
kohesivitas kelompok
marching
band
Pertama peran pemimpin kohesivitas
Universitas di Yogjakarta adalah peran
kelompok marching band Universitas di
pemimpin dalam kohesivitas kelompok
Yogjakarta dapat dilihat dari pentingnya
sangat penting karena pemimpin adalah
peran tersebut dalam mencapai visi dan
seseorang yang menjadi panutan bahkan
misi sebuah kelompok. Pemimpin juga
menjadi penengah antar anggota dengan
sangat berperan penting untuk penyelaras,
anggota lain. Karena ketika tidak adanya
pemberdaya untuk para anggota-anggota
pemimpin marching band tidak akan
dikelompok
berjalan dengan semestinya.
bahkan menyelami kebutuhan-kebutuhan
yang
pemimpin
pegang
Upaya apa saja yang dilakukan
kelompok dan keinginan kelompok, dari
seorang pemimpin dalam mempertahankan
keinginan-keinginan kelompok tersebut
kohesivitas kelompok marching bandnya
dapat dilihat kehendak-kehendak yang
adalah dengan menghargai pendapat antara
realistis dan yang benar-benar dapat
satu dengan yang lain, berusaha memberi
dicapai
solusi yang terbaik. Dengan mendekati
meyakinkan
kembali anggota-anggota tersebut dan
kelompok mengenai apa yang menjadi
mencari tahu apa masalah yang dihadapi
kehendak mereka, mana yang realistis dan
anggota-anggota tersebut dan membantu
mana yang tidak realistis (khayalan). Hal
menyelesaikan masalah tersebut. Kepada
ini dapat dilihat dari kebersamaan dan
anggota-anggota
dalam
kenyamanan antar anggota-anggota dalam
latihan dengan cara datang kerumah
segala kegiatan atau latihan, karena adanya
kurang
aktif
oleh
kelompok
pada
tersebut,
anggota-anggota
saling mengerti antar satu anggota dengan
Ketiga hambatan yang sering tejadi
yang lain untuk mencapai tujuan yang
pada kohesivitas kelompok marching band
sama yaitu marching band tetap jaya.
Universitas di Yogjakarta bisa terjadi oleh
Kedua faktor yang mempengaruhi
kohesivitas kelompok
internal
dan
eksternal
para
band
anggota-anggota. Hambatan ini meliputi
Universitas di Yogyakarta yaitu ketika
masalah SDM (suber daya manusia)
lamanya (waktu) anggota berada bersama
berkurangnya
dalam kelompok saling mengenal makin
masalah
dapat
terhadap
Kesulitan anggota dalam mengatur waktu
anggota-anggota bahkan dapat ditemukan
antara kuliah dengan latihan marching
atau bahkan dikembangkan minat baru
band, dan kurangnya solidaritas pada
yang tujuannya sama. Penerimaan di masa
anggota-anggota marching band menjadi
awal masuk dikelompok marching band
salah satu hambatan yang sering dihadapi
para
saling
dikarenakan kesibukan pribadi atau karena
mengenal misalnya makin sulit seseorang
tugas kuliah yang menjadikan harus
diterima dalam kelompok marching band
meminjam pemain-pemain dari marching
sebagai anggota makin lekat atau kohesif
band luar.
timbul
sikap
marching
masalah
toleran
anggota-anggota
masih
anggota
kuliah
dikarenakan
maupun
pratikum.
terhadap kelompoknya. Ancaman dari luar
Keempat pengaruh peran pemimpin
seperti masalah kuliah dan orang tua
pada kohesivitas kelompok marching band
kadang memang menjadi penghambat
Universitas di Yogyakarta sangat penting
tetapi ketika rasa cinta terhadap marching
dan sangat diterima positif oleh para
band menutup kemungkinan anggota-
anggota-anggota
anggota akan meninggalkan kelompok
pemimpin dalam marching band tidak
marching
akan berjalan dengan semestinya dan tugas
band.
Rasa
solidaritas
di
karena
pemimpin
setia
memberikan visi dan misi kepada seluruh
membantu
saling
mendukung
anggota-anggotanya,
terhadap
memiliki pribadi yang kompleks yang
masalah anggota lain, saling kerjasama
memiliki pemahaman yang kuat tentang
dengan baik tugas bersama bisa dan daya
sifat-sifat anggota bahkan sering menilai
tarik dalam ketertarikan anggota dengan
karakter para anggota dengan sangat baik,
anggota kelompok untuk mencapai satu
lalu menjadi pemberdaya untuk para
tujuan bersama.
anggota-anggota kelompok yang di pegang
lain
dan
perhatian
penyelaras
alur
masalah
anggota
menyelesaikan
dan
pencari
adanya
masing-masing anggota meliputi perasaaan
kawan,
tersebut
tidak
yang
pemimpin tersebut bahkan menyelami
kebutuhan-kebutuhan
kelompok
keinginan
dari
kelompok,
dan
Berdasarkan dari kesimpulan diatas,
keinginan-
maka dapat diberikan saran-saran sebagai
keinginan kelompok tersebut dapat dilihat
berikut :
kehendak-kehendak yang realistis dan
1. Pemimpin marching band
yang benar-benar dapat dicapai oleh
2. Unit marching band
kelompok tersebut.
3. Peneliti selanjutnya
Kelima
upaya
yang
dilakukan
seorang pemimpin dalam mempertahankan
kohesivitas di kelompok marching band
meliputi berkorban dalam hal waktu dan
tenaga untuk mempererat anggota-anggota
agar tetap berada di kelompok untuk
membuat
anggota-anggota
merasa
nyaman berada di kelompok marching
Daftar pustaka
Cahyono, B. T. 1996. Modul management
sumber daya manusia. Jakarta: IPWI
Forsyth. D. R. 2006. Group dinamics 4th
Edition. Unite States of America:
Thomson Learning, Inc.
anggota seperti mengajak latihan bersama,
Getol, G. 2010. Good leadership vs bad
lidership. Jakarta: Alex Media
Koputindo.
makan bersama, saling membantu ketika
Indra
band dengan dirangkul terus anggota-
ada masalah, menyempatkan untuk selalu
berkumpul setelah latihan, jalan-jalan atau
refresing
bersama
dan
mengadakan
olahraga bersama ketika mendapat rasa
nyaman di anggota tersebut anggota akan
datang sendiri.
Peran pemimpin dalam kohesivitas
kelompok merupakan hal yang harus
dijalankan seseorang pemimpin dalam
memimpin sebuah tim ataupun kelompok
karena sangat diperlukan bahkan sangat
penting
dalam
kohesivitas
kelompok
bahkan harus menjaga performa dari
kelompok
atau
tim
marching
band
mencapai tujuan kelompok yang telah
ditetapkan sebelumnya.
A. I, Suprapti W. (2001).
Kepemimpinan dalam organisasi.
Jakarta:
Lembaga Administrasi
Negara.
Kinardi. 2004. Pengetahuan dasar
marching band. PT. Citra Intirama.
Komunitas marching band Indonesia
Prakoso. B. P. (2012). Hubungan antara
kohesivitas kelompok futsal dengan
kecemasan
menghadapi
pertandingan. Skripsi : F. Psi.
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Priyono, E. (1998). Managemen sumber
daya
manusia.
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Rivai, V. (2013).
Pemimpin dan
kepemimpinan dalam organisasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Rivai, V. (2003). Kepemimpinan dan
Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Reseda
Robbins, S. P., Judge, T.A. 2008.
Organizational
behavior
12th
Edition (Terjemahan Agelica, D).
Jakarta: Selemba Empat
Santrock. J. W. (2008). Live-Span
Development: Perkemangan Masa
Hidup (Jilid I. Edisi Kelima) ahli
bahasa: Achmad Chusari dan Juda
Damaik. Jakarta: Erlagga
Download