PERAN PEMIMPIN DALAM KOHESIVITAS KELOMPOK MARCHING BAND UNIVERSITAS DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : WINDY AYU SAPUTRI F 100 080 121 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 PERAN PEMIMPIN DALAM KOHESIVITAS KELOMPOK MARCHING BAND UNIVERSITAS DI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada fakultas psikologi universitas muhammadiyah surakarta Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : WINDY AYU SAPUTRI F 100 080 121 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 ii PERAN PEMIMPIN DALAM KOHESIVITAS KELOMPOK MARCHING BAND UNIVERSITAS DI YOGYAKARTA Windy Ayu Saputri Moordiningsih ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemimpin dalam kohesivitas kelompok marching band Universitas di Yogyakarta. Informan dalam penelitian ini adalah 18 orang yang terdiri dari 6 Ketua marching band dan 12 anggota marching band di universitas Yogyakarta. Pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan Purposive sampling. Penggunaan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur. berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada pemimpin kelompok marching band dan anggota marching band diperoleh kesimpulan bahwa peran pemimpin dalam kohesivitas kelompok merupakan hal yang harus dijalankan seseorang pemimpin dalam memimpin sebuah tim ataupun kelompok karena sangat diperlukan bahkan sangat penting dalam kohesivitas kelompok bahkan harus menjaga performa dari kelompok atau tim marching band mencapai tujuan kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya. Kata Kunci : Peran Pemimpin, kelompok marching band v ABSTRACT ROLE OF LEADER IN GROUP COHESIVENESS UNIVERSITY MARCHING BAND IN YOGYAKARTA Windy Ayu Saputri Moordiningsih The purpose of this study was to determine the role of leader in the marching band group cohesiveness University in Yogyakarta. Informants in this study were 18 people consisting of 6 Chairman marching bands and 12 marching band members at the university in Yogyakarta. Sampling of this study using purposive sampling. The use of the data in this study using semi-structured interviews. based on the results of interviews conducted on a group leader marching band and members of the marching band can be concluded that the role of the leader in group cohesiveness is the thing to run a leader in charge of a team or group as indispensable even very important in group cohesiveness even have to keep the performance of the group or the marching band achieve group goals that have been set previously. Keywords: Role of Leaders, a group of marching band xv individu dalam kelompok, maka membuat Pendahuluan Kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki marching band – marching band tingkat Universitas yang tak asing lagi bagi para peminat marching band di Indonesia, antara lain Marching band CDB “Citra Derap Bahana” UNY, Marching band UGM, Marching band UPN, Marching band UII, Marching band DC “Drum Corps” UMY, dan Marching band Atma Jaya. individu tersebut nyaman untuk bertahan dalam kelompok, sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Kohesivitas dalam kelompok membuat para individu-individu yang menjadi anggota di kelompok tersebut akan bersedia melakukan kegiatan yang sama seperti melakukan kegiatan latihan. Masing-masing individu merasa bebas untuk mengemukakan pendapat dan saran. Biasanya individu juga antusias terhadap apa yang mereka kerjakan dan Marching band adalah kumpulan mau mengorbankan kepentingan pribadi musik bergerak atau musik berjalan, yang mereka demi kepentingan kelompoknya mengarah pada kegiatan seni musik atau tersebut. Individu rela menerima tanggung musical activity. Keseluruhan kegiatan jawab atas aktivitas yang dilakukan untuk marching memenuhi kewajibannya. Menurut Soo- band dibagi dalam dua kelompok yakni musikal dan visual. young Keduanya menyatakan merupakan satu kesatuan shin dan Won-woo park bahwa individu yang kegiatan yang tidak bisa dipisahkan satu berkompeten yang memiliki kelompok sama lain. Bila dilihat aktifitasnya secara yang terikat secara sosial, tidak hanya dekat, tata cara dilakukan maupu seragam berkonsentrasi pada kerja sendiri-sendiri menyerupai atau militer. Dari kegiatan individu tetapi juga pada marching band dapat memberi maanfaat kelompoknya. berlatih musik serta melatih disiplin ala kelompok positif mempengaruhi hubungan militer. Marching band memiliki tiga di kelompoknya. divisi yaitu brass section (horn line) alat tiup, drum section (drum line) alat pukul, dan color guard (guard line) bendera. Akibatnya Walgito (2002) menyatakan bahwa kohesivitas yaitu ketergantungan Kohesivitas sangat penting bagi kohesivitas anggota satu suatu kualitas sama lain antar kelompok. Kohevisitas kelompok karena menyangkut beragam sebenarnya bukan yang dibawa dalam anggota yang menjadi satu kelompok. kelompok tapi sebagai sesuatu yang Adanya berkembang dan terjadi dalam kelompok. kepuasan yang didapat dari Sehingga seorang dapat individu layak menjadi seorang pemimpin menginspirasi atau tidak. Bertambah tinggi kedudukan anggotanya untuk mau belajar dan bekerja seorang pemimpin semakin tinggi pula ekstra dengan iklas. citra mempengaruhi pemimpin dan Menurut Priyono (1998) pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi bentuk alasannya. Harapan peran pemimpin marching band sangatlah penting dalam melaksanakan bahkan pelasanaan semua kegiatan dan aktifitas dalam berorganisasi. Suatu kelompok organisasi, pasti memiliki anggota yang memiliki kepribadian dan tingkahlaku yang berbeda-beda pula. Maka pemimpin sangatlah berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan marching band tersebut. Namun dalam yang ditimbulkan kelompok tersebut, kedudukan seorang maka citra pandangan dalam suatu sebaliknya jika pemimpin yang rendah ditimbulkan anggota-anggotanya dan rendah juga terhadap pemimpin tersebut. Contoh yang ada dilingkungan kita sehari-hari yaitu hal yang paling sering kita dengar adalah tindak pidana kasus korupsi yang telah menjamur dan minimnya penanggulanggan serta pencegahan dari aparat hukum, serta hukuman yang sangat tidak sebanding dengan tindakannya bagi seorang koruptor yang jelas jelas merugikan Negara. menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Sebuah organisasi peran pemimpin pasti akan menemukan masalah atau sangatlah konflik yang muncul dalam berorganisasi, pelaksanaan organisasi tersebut. Di dalam misalnya saja antara pemimpin dengan suatu anggota yang di pimpinnya. Konflik memiliki dua peran, yaitu pemimpin biasanya terjadi karena adanya perbedaan mengerjakan semua hal, dan pemimpin antara masing-masing mengerjakan organisasi tersebut individu dan dalam bagi organisasi hal jalannya tersebut secara pemimpin benar atau ini pelaksana secara benar. Pemimpin di berkepanjangan maka para anggota akan pandang sebagai contoh prilaku yang menghilang dan tidak akan kembali pada menentukan kelompoknya seorang dalam organisasi tersebut. Peran pemimpin pemimpin harus memiliki kemampuan umumnya diatur oleh otak kanan dan otak mengendalikan dan mengelola konflik. kiri. tersebut. Kepribadian, sifat, konflik penting Jadi watak, dan prilaku dapat dilihat apakah seseorang Otak tercapainya kanan keberhasilan dipakai sebagai menjalankan peran pemimpinnya dan otak kiri dipakai sebagai menjalankan peran manajemen, kedua peran ini sangat bersignifikan. masalah. Peran kebersamaan dan kerjasama antar anggota melaksanakan organisasi bahkan dalam menyelesaikan tugas dengan baik sangat dilihat dari kohesivitas kelompok organisasi dan peran pemimpinnya. Pemimpin menduduki jabatan suatu kelompok organisasi untuk mempengaruhi bawahannya, terutama anggota-anggotanya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa dalam memberikan sumbangan yang nyata dalam tercapainya tujuan organisasi tersebut. Peran mencari berbabagai alternatif pemecahan pemimpin tersebut diharapkan bertindak secara positif sehingga dapat memberi efek positif bagi anggotanya untuk tetap bertahan dan tertarik dalam kelompok tersebut. Priyono (1998) pemimpin yaitu seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi bentuk alasannya. Riva’i (2013) juga mengemukakan bahwa peran pemimpin dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin juga dijelaskan oleh Indra (2001), antara lain: (a) Moril. Keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk melakukan ataupun melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi pelaksanaan tugas anggota. (b) Disiplin. Ketaatan tanpa ragu-ragu dan dan tulus atas tanggung jawab yang sudah Getol (2010) menjelaskan bahwa diberikan, dengan pemimpin adalah orang yang memiliki peraturan secara kemampuan lebih yang dituntut untuk menentukan ukuran kemampuan; bersikap memahami kebutuhan kelompok, dengan loyal, menciptakan kegiatan atas dasar demikian pemimpin dapat memotivasi persaingan yang sehat antar anggota; kelompok untuk mengejar kebutuhannya menyelenggarakan tersebut. terbuka. (c) Jiwa korsa (esprit de corps). Pemimpin harus dapat cara: jelas menetapkan dan komunikasi tegas; secara memberikan contoh-contoh atau teladan Bisa dalam bekerja. Pemimpin juga harus kebanggaan dan antusiasme yang tertanam memiliki wawasan yang luas dan memiliki pada pemimpin termasuk anggota terhadap perspekrif melihat kelompok atau organisasi. (d) Kecakapan. kesempatan-kesempatan apa saja untuk Kecakapan adalah kepandaian pemimpin kelompoknya. dengan melaksanakan tugas dengan hasil yang pengetahuan dan kemampuannya berusaha baik dalam waktu yang singkat dengan kedepan sehingga Pemimpin dikatakan sebagai loyalitas, menggunakan tenaga dan sarana yang para anggota kelompok tidak akan mau seefisien mungkin serta berlagsung dengan meninggalkan kelompoknya. tertib. Menurut Santrock (2008), faktor Kohesivitas kelompok muncul dari yang mempengaruhi kohesivitas kelompok ikatan-ikatan diantara kelompok-kelompok yaitu: (a) Lamanya waktu berada bersama (Forsyth , 2006). Menurut Robbin dan dalam kelompok. Makin lama berada Judge bahwa bersama dalam kelompok, makin saling tingkat mengenal, makin dapat timbul sikap (2008) menjelaskan kohesivitas kolompok ketertarikan antar suatu anggota kelompok toleran terhadap orang lain. dapat sehingga termotivasi untuk tinggal dalam ditemukan atau bahkan dikembangkan kelompok. minat baru yang sama. (b) Penerimaan di Menurut Cahyono (1996) masa awal. Makin sulit seseorang kohesivitaas merupakan derajat sejauh memasuki kelompok kerja, masuksudnya mana anggota kelompok melekat menjadi makin sulit seseorang diterima dalam satu tersebut kelompok kerja sebagai anggota, makin merupakan satu kesatuan. Walgito (2002) lekat atau kohesif kelompoknya. Pada awal juga kohesivitas masuk biasanya para anggota kelompok perhatian anggota yang lama menguji anggota baru dengan kelompok, bagaimana anggota kelompok, cara-cara yang khas oleh kelompoknya. (c) saling menyukai satu dengan yang lain. Ukuran kohesivitas kelompoknya makin sulit terjadi interaksi sehingga kelompok mengartikan bahwa kelompok merupakan dipandang sebagai satu variabel proses yang mempengaruhi apa yang yang sehingga diperoleh dan dahasilkan oleh kelompok. intensif antar makin kelompoknya, Walgito (2002) menyatakan bahwa kohesivitas yaitu ketergantungan anggota kelompok. satu suatu kualitas sama lain antar kelompok. Kohevisitas kelompok interaksi eksternal. para besar anggotanya kurang kohesif sebaliknya ukuran nyang yang Makin kecil tinggi. memudahkan (d) Kebanyakan Ancaman penelitian menunjang hasil bahwa kelekantan akan sebenarnya bukan yang dibawa dalam bertambah kelompok tapi sebagai sesuatu yang ancaman dari luar. berkembang dan terjadi dalam kelompok. kelompok. Karakteristik terhadap kelomok, dimana hubungannya anggota daripada kelompok yang kurang lekat tertarik satu sama lain. ketertarikan akan kelompok menyebabkan jika hubungannya. kelompok (e) Produktivitas Kelompok akan mendapat yang lebih erat produktif Beberapa aspek kohesivitas kumpulan musik, sedangkan marching kelompok menurut (Prakoso, 2012), antara artinya bergerak atau berjalan. Dengan lain: (a) Penampilan (performance) dan demikian, marching band adalah kegiatan Perbuatan. Tampang yang baik, atau seni musik atau musical activity. paling yang tidak rapi serta aktif dalam Keseluruhan kegiatan marching band urusan-urusan kelompok. (b) Kemampuan dibagi menjadi dua bagian pokok yakni Pikir. banyak musikal dan visual. Keduanya merupakan mementingkan kepentingan kelompok dan suatu kesatuan kegiatan yang tidak biasa mengemukakan buah pikiran. (c) Sikap, dipisahkan satu sama lainnya. Bila dilihat Sifat, sopan, aktifitas marching band lebih dekat, tata memperhatikan orang lain, penyabar atau cara yang dilakukan maupun seragam yang dapat menahan amarah jika dalam keadaan digunakan yang tidak menyenangkan dirinya, suka sanalah kemudian tahu manfaat kegiatan menyumbangkan marching band yang berlatih musik serta Mempunyai Perasaan. orang lain inisiatif, Bersikap pengetahuannya terutama pada pada anggota menyerupai militer. Dari melatih disiplin ala militer. kelompoknya. (d) Pribadi. Jujur dan dapat Berkaitan dengan permasalahan yang dipercaya, bertanggung jawab, dan suka telah dirumuskan diatas, maka disusunlah menjalankan pertanyaan penelitian sebagai berikut : ” pekerjaannya, menaati peraturan-peraturan yang dibuat kelompok, 1.Bagaimana mampu menyesuaikan diri, serta tepat kohesivitas kelompok dalam berbagai situasi dan pergaulan Yogyakarta? 2. (a) Faktor-faktor yang sosial. mempengaruhi Menurut Walgito (2002) menyatakan peran pemimpin dalam Universitas di kohesivitas kelompok marching band Universitas di Yogyakarta? kelompok itu dapat terdiri dari dua orang (b) Apakah hambatan-hambatan saja, tetapi dapat terdiri dari banyak orang. tejadi Disaping (2002) marching band universitas di Yogyakarta? menyatakan kelompok itu sebagai dua atau (c) Bagaimana pengaruh peran pemimpin lebih orang yang berinteraksi dengan dan pada kohesivitas kelompok mempengaruhi satu sama lain (as two or Band Universitas di Yogyakarta? (d) more people who interaction with and Upaya apa saja yang dilakukan seorang influence one other). pemimpin itu juga Walgito Menurut Kirnadi (2004) marching band adalah musik bergerak atau musik berjalan (music in motion). Band berarti pada kohesivitas dalam yang kelompok Marching mempertahankan kohesivitas kelompok Marching Band?” Tujuan dari penelitian ini untuk memahami dan mendeskripsikan : 1. Mengetahui peran pemimpin dalam seseorang yang dapat tegas pada anggota- kohesivitas kelompok terhadap enam anggota, bisa mengerti situasi dan kondisi, marching band universitas yang berada bisa menjadi orang tua kedua atau pemberi di Yogyakarta. contoh yang baik ke anggota-anggotanya, 2. Mendeskrispikan dinamika kohesivitas tegas dalam mengambil sikap, dapat kelompok marching band universitas memecahkan yang berada di kota Yogyakarta. anggota, pandai dalam bersosialisasi antar Lokasi penelitian ini adalah di Yogyakarta, Jawa Tengah. Secara khusus karakteristik informan adalah pemimpin marcing band universitas dan anggota pengurus marching band universitas di Yogyakarta. Informan yang digunakan pada penelitian ini sebanyak delapan belas orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan wawancara. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur agar pertanyaan yang diberikan besifat terbuka, memberikan pertanyaan yang tidak dibatasi oleh yang terwawancara dan membuat subek lebih bebas mengemukakan jawabannya, namun dibatasi oleh tema dan alur pembicaraan yang diinginkan para anggota- anggota maupun antar kelompok marching Metode Penelitian maupun masalah tanpa terikat oleh pertanyaan yang sudah dipersiapkan. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil dari analisis yang band lainnya, dapat merangkul seluruh anggotanya dan dapat bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Hasil dari ini telah menjawab pertanyaan penelitian dari analisis tersebut sesuai dengan pendapat Getol (2010) menjelaskan bahwa pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan lebih yang dituntut untuk memahami kebutuhan kelompok, dengan demikian pemimpin dapat memotivasi mengejar Pemimpin kelompok kebutuhannya harus dapat untuk tersebut. memberikan contoh-contoh atau teladan dalam bekerja. Pemimpin juga harus memiliki wawasan yang luas dan memiliki perspekrif kedepan sehingga melihat kesempatan-kesempatan apa saja untuk kelompoknya. Pemimpin dengan pengetahuan dan kemampuannya berusaha mencari berbabagai alternatif pemecahan masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok telah dilakukan peneliti sebagian besar Universitas di peran pemimpin marching band yaitu kebersamaan dan marching Yogjakarta kenyamanan band adalah antar anggota-anggota, hal ini tercipta karena anggota tersebut meminta izin kepada adanya saling mengerti antar satu anggota orangtua dengan yang lain untuk mencapai tujuan menggunakan telfon untuk menghubungi yang sama yaitu marching band tetap jaya. orang tua anggota tersebut. Hambatan-hambatan yang kalau di luar Yogyakarta tejadi pada kohesivitas kelompok marching band Kesimpulan dan Saran Universitas di Yogjakarta yaitu masalah Berdasarkan analisis pembahasan anggota dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah kuliah, dalam telah maupun perizinan orang tua. Kesulitan peran dalam mengatur waktu antara kuliah kelompok marching band Universitas di dengan latihan marching band. Yogyakarta Pengaruh pemimpin yang dan SDM (suber daya manusia) berkurangnya dikarenakan penelitian data yang kohesivitas dijelaskan melalui peran pemimpin pada penjabaran di bawah ini: kohesivitas kelompok marching band Pertama peran pemimpin kohesivitas Universitas di Yogjakarta adalah peran kelompok marching band Universitas di pemimpin dalam kohesivitas kelompok Yogjakarta dapat dilihat dari pentingnya sangat penting karena pemimpin adalah peran tersebut dalam mencapai visi dan seseorang yang menjadi panutan bahkan misi sebuah kelompok. Pemimpin juga menjadi penengah antar anggota dengan sangat berperan penting untuk penyelaras, anggota lain. Karena ketika tidak adanya pemberdaya untuk para anggota-anggota pemimpin marching band tidak akan dikelompok berjalan dengan semestinya. bahkan menyelami kebutuhan-kebutuhan yang pemimpin pegang Upaya apa saja yang dilakukan kelompok dan keinginan kelompok, dari seorang pemimpin dalam mempertahankan keinginan-keinginan kelompok tersebut kohesivitas kelompok marching bandnya dapat dilihat kehendak-kehendak yang adalah dengan menghargai pendapat antara realistis dan yang benar-benar dapat satu dengan yang lain, berusaha memberi dicapai solusi yang terbaik. Dengan mendekati meyakinkan kembali anggota-anggota tersebut dan kelompok mengenai apa yang menjadi mencari tahu apa masalah yang dihadapi kehendak mereka, mana yang realistis dan anggota-anggota tersebut dan membantu mana yang tidak realistis (khayalan). Hal menyelesaikan masalah tersebut. Kepada ini dapat dilihat dari kebersamaan dan anggota-anggota dalam kenyamanan antar anggota-anggota dalam latihan dengan cara datang kerumah segala kegiatan atau latihan, karena adanya kurang aktif oleh kelompok pada tersebut, anggota-anggota saling mengerti antar satu anggota dengan Ketiga hambatan yang sering tejadi yang lain untuk mencapai tujuan yang pada kohesivitas kelompok marching band sama yaitu marching band tetap jaya. Universitas di Yogjakarta bisa terjadi oleh Kedua faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok internal dan eksternal para band anggota-anggota. Hambatan ini meliputi Universitas di Yogyakarta yaitu ketika masalah SDM (suber daya manusia) lamanya (waktu) anggota berada bersama berkurangnya dalam kelompok saling mengenal makin masalah dapat terhadap Kesulitan anggota dalam mengatur waktu anggota-anggota bahkan dapat ditemukan antara kuliah dengan latihan marching atau bahkan dikembangkan minat baru band, dan kurangnya solidaritas pada yang tujuannya sama. Penerimaan di masa anggota-anggota marching band menjadi awal masuk dikelompok marching band salah satu hambatan yang sering dihadapi para saling dikarenakan kesibukan pribadi atau karena mengenal misalnya makin sulit seseorang tugas kuliah yang menjadikan harus diterima dalam kelompok marching band meminjam pemain-pemain dari marching sebagai anggota makin lekat atau kohesif band luar. timbul sikap marching masalah toleran anggota-anggota masih anggota kuliah dikarenakan maupun pratikum. terhadap kelompoknya. Ancaman dari luar Keempat pengaruh peran pemimpin seperti masalah kuliah dan orang tua pada kohesivitas kelompok marching band kadang memang menjadi penghambat Universitas di Yogyakarta sangat penting tetapi ketika rasa cinta terhadap marching dan sangat diterima positif oleh para band menutup kemungkinan anggota- anggota-anggota anggota akan meninggalkan kelompok pemimpin dalam marching band tidak marching akan berjalan dengan semestinya dan tugas band. Rasa solidaritas di karena pemimpin setia memberikan visi dan misi kepada seluruh membantu saling mendukung anggota-anggotanya, terhadap memiliki pribadi yang kompleks yang masalah anggota lain, saling kerjasama memiliki pemahaman yang kuat tentang dengan baik tugas bersama bisa dan daya sifat-sifat anggota bahkan sering menilai tarik dalam ketertarikan anggota dengan karakter para anggota dengan sangat baik, anggota kelompok untuk mencapai satu lalu menjadi pemberdaya untuk para tujuan bersama. anggota-anggota kelompok yang di pegang lain dan perhatian penyelaras alur masalah anggota menyelesaikan dan pencari adanya masing-masing anggota meliputi perasaaan kawan, tersebut tidak yang pemimpin tersebut bahkan menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok keinginan dari kelompok, dan Berdasarkan dari kesimpulan diatas, keinginan- maka dapat diberikan saran-saran sebagai keinginan kelompok tersebut dapat dilihat berikut : kehendak-kehendak yang realistis dan 1. Pemimpin marching band yang benar-benar dapat dicapai oleh 2. Unit marching band kelompok tersebut. 3. Peneliti selanjutnya Kelima upaya yang dilakukan seorang pemimpin dalam mempertahankan kohesivitas di kelompok marching band meliputi berkorban dalam hal waktu dan tenaga untuk mempererat anggota-anggota agar tetap berada di kelompok untuk membuat anggota-anggota merasa nyaman berada di kelompok marching Daftar pustaka Cahyono, B. T. 1996. Modul management sumber daya manusia. Jakarta: IPWI Forsyth. D. R. 2006. Group dinamics 4th Edition. Unite States of America: Thomson Learning, Inc. anggota seperti mengajak latihan bersama, Getol, G. 2010. Good leadership vs bad lidership. Jakarta: Alex Media Koputindo. makan bersama, saling membantu ketika Indra band dengan dirangkul terus anggota- ada masalah, menyempatkan untuk selalu berkumpul setelah latihan, jalan-jalan atau refresing bersama dan mengadakan olahraga bersama ketika mendapat rasa nyaman di anggota tersebut anggota akan datang sendiri. Peran pemimpin dalam kohesivitas kelompok merupakan hal yang harus dijalankan seseorang pemimpin dalam memimpin sebuah tim ataupun kelompok karena sangat diperlukan bahkan sangat penting dalam kohesivitas kelompok bahkan harus menjaga performa dari kelompok atau tim marching band mencapai tujuan kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya. A. I, Suprapti W. (2001). Kepemimpinan dalam organisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Kinardi. 2004. Pengetahuan dasar marching band. PT. Citra Intirama. Komunitas marching band Indonesia Prakoso. B. P. (2012). Hubungan antara kohesivitas kelompok futsal dengan kecemasan menghadapi pertandingan. Skripsi : F. Psi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Priyono, E. (1998). Managemen sumber daya manusia. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rivai, V. (2013). Pemimpin dan kepemimpinan dalam organisasi. Jakarta: Rajawali Pers. Rivai, V. (2003). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Reseda Robbins, S. P., Judge, T.A. 2008. Organizational behavior 12th Edition (Terjemahan Agelica, D). Jakarta: Selemba Empat Santrock. J. W. (2008). Live-Span Development: Perkemangan Masa Hidup (Jilid I. Edisi Kelima) ahli bahasa: Achmad Chusari dan Juda Damaik. Jakarta: Erlagga