BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuluh darah merupakan jaringan yang memiliki peran cukup penting bagi makhluk hidup. Salah satu fungsi dari pembuluh darah antara lain sebagai jalur transportasi nutrisi serta oksigen bagi sel–sel tubuh, dan jalur pembuangan produk sisa metabolisme sel. Pembuluh darah sebagai sistem sirkulasi tidak akan memilih sel yang akan diberi nutrisi maupun melakukan pertukaran gas, sehingga baik sel normal maupun sel yang sangat aktif melakukan pembelahan seperti sel kanker akan sama–sama mendapatkannya (Ross and Pawlina, 2011). Sel kanker merupakan kelompok sel yang aktif membelah dan pembelahan selnya tidak dapat dikendalikan. Sel kanker akan tumbuh terus menerus dan pada akhirnya akan bersaing dengan sel normal untuk memperoleh nutrisi dan oksigen. Kondisi hypoxia pada jaringan akan menyebabkan pembuluh darah terbentuk menuju area jaringan yang kekurangan oksigen termasuk area kanker. Pada saat suplai nutrisi maupun oksigen terpenuhi, sel kanker akan menjadi semakin aktif membelah dan berkembang menuju bagian lain. Pengobatan kanker selama ini dirasa kurang efektif karena pengobatan kanker tidak spesifik membunuh sel kanker saja, namun membunuh sel normal juga. Penghambatan proses pembentukan pembuluh disebut dengan 1 antiangiogenesis. Senyawa antiangiogenik akan bekerja menghambat pembentukan pembuluh darah baru dengan cara memblok faktor-faktor angiogenesis. Dengan senyawa antiangiogenik sel kanker diharapkan tidak mendapatkan suplai nutrisi maupun oksigen sehingga metabolisme sel kanker terganggu dan sel akan mati tanpa harus merusak sel normal (Dollinger et al., 2012). Makhluk hidup pasti melakukan metabolisme selama hidupnya. Dalam proses metabolisme dapat dihasilkan senyawa metabolit primer yang berperan dalam siklus sel, pertumbuhan maupun reproduksi, serta senyawa metabolit sekunder yang dapat berfungsi diantaranya sebagai pertahanan diri dari predator ataupun lingkungan ekstrem, komunikasi antar spesies dan kompetisi antar spesies. Metabolit primer berbeda dengan metabolit sekunder, karena metabolit sekunder hanya dapat dihasilkan oleh makhluk hidup tertentu diantaranya tanaman dan mikroorganisme salah satunya Actinomycetes. Actinomycetes banyak ditemukan di darat dan di lautan. Namun masih sedikit penelitian mengenai Actinomycetes laut. Beberapa spesies Actinomycetes laut telah diketahui menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antitumor, antibakteri, penghambat pertumbuhan sel, antifungi, antihelminth, dan antikanker (Solanki et al., 2008). Pada penelitian kali ini ekstrak metabolit sekunder yang diperoleh dari Actinomycetes laut akan diuji potensi penghambatannya terhadap angiogenesis pada Membran Korio Alantois (MKA) ayam. 2 B. Permasalahan Apakah ekstrak air metabolit sekunder Actinomycetes laut berpotensi sebagai agensia antiangiogenik? C. Tujuan Mempelajari potensi ekstrak air metabolit sekunder Actinomycetes laut sebagai agensia antiangiogenik. D. Manfaat 1. Memberikan informasi ilmiah tentang potensi metabolit sekunder Actinomycetes laut sebagai agensia antiangiogenik. 2. Memanfaatkan potensi kekayaan hayati Indonesia. 3