perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEEFEKTIFAN TEKNIK MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN MEMORI JANGKA PANJANG DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA Skripsi Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi Oleh : Muhammad Abdul Halim G0107066 Pembimbing: 1. Dra. Sri Wiyanti M.Si 2. Rin Widya Agustin, M.Psi PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (QS. Al-Insyirah 6-8) commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSEMBAHAN Karya sederhana ini aku persembahkan kepada : 1. Bapak Ibu tercinta serta adik-adikku tersayang (Burhan dan kuny) atas doa, kasih sayang, dukungan dan perhatiannya yang tak akan pernah terhenti. 2. Someone special yang telah menjadi inspirasi dalam penulisan karya ini 3. Sahabat-sahabat spesial yang memberikan warna dalam perjalanan hidupanku 4. Almamaterku tercinta. commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Bissmillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya serta menganugerahkan tetesan ilmu, kesehatan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Strata I Psikologi dengan judul ”Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta ”. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dorongan dan doa dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Zaenal Arifin Adnan, Sp PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi dukungan bagi mahasiswa untuk berprestasi. 2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis serta senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswanya. 3. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si. dan Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi. selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi, masukan, dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian commitskripsi to userini. viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Bapak Drs. Thulus Hidayat SU, MA. dan Ibu Dra. Tuti Hardjajani M.Si. selaku penguji I dan II yang telah bersedia memberikan saran dan kritik kepada penulis demi sempurnanya penulisan skripsi ini. 5. Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi, M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan arahan selama penulis menempuh studi. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan banyak bekal ilmu, pengalaman berharga, dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian studi. 7. Staf Tata Usaha Program Studi Psikologi (Mbak Ana, Mas Dimas, dan Mas Ryan, Mas Yanu, Mas Syaifudin) dan segenap karyawan Program Studi Psikologi (Pak No, Mas Aan, Bu Jum, Mas Edi, Mas Wahyu, Pak Satpam) atas kesabaran dan bantuannya yang dapat memperlancar proses penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 8. Bapak H. Mufti Addin, S.Pd., selaku Kepala SMP Al-Islam 1 Surakarta, Bapak Drs. M. Syafi’i selaku Guru Bagian Kesiswaan, dan Ibu Purwaningsih selaku guru bidang studi biologi kelas VIII beserta seluruh staf pengajar dan staf tata usaha yang bersedia memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian serta Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dan membantu dalam proses pengumpulan data. 9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak dan Ibu serta adik-adikku tersayang Burhan dan Kuny yang telah memberikan cinta kasihnya, dukungan, nasihat, kesabaran, dan pengertian serta tak henti mendoakan penulis selama commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengikuti tugas belajar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman fasilitator (Busrini, Sofi, dan Prilly) yang telah bersedia meluangkan waktu dan energinya dalam Penelitian Teknik Mnemonic. 11. Sahabat-sahabat terspesial (Maya, Adhisty, Ali & Aan, Ichsan & Lala, Suryo & Awan, Didik & Andre, Bibah Anis, dan Afif) yang telah memberikan inspirasi, waktu, energi, dukungan materi maupun moril, serta tempat untuk berbagi. 12. Keluarga besar Psikozeroseven, kakak-kakak dan adik-adik angkatan 2004, 2005, 2006, 2008, 2009, 2010, dan 2011 yang telah memberikan kenangan manis, kebersamaan, persahabatan, dan motivasi selama menempuh studi. 13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT berkenan memberikan pahala yang sepadan dengan jerih payah Bapak Ibu dan teman-teman lakukan, dan semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2012 Penulis commit to user x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEEFEKTIFAN TEKNIK MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN MEMORI JANGKA PANJANG DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA Muhammad Abdul Halim Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Biologi merupakan salah satu mata pelajaran pada tingkat sekolah menengah pertama yang dipelajari dengan hafalan materi. Penerapan sistem belajar yang kurang tepat membuat materi sulit dipelajari dan tidak dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Teknik mnemonic merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempelajari materi yang membutuhkan banyak hafalan. Teknik mnemonic memanipulasi proses belajar dengan menerapkan prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang sehingga dapat mempermudah proses penyimpanan informasi belajar ke dalam memori jangka panjang. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui keefektifan teknik mnemonic untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Matched Two Groups Design, Posttest Only. Kriteria subjek penelitian yaitu siswa yang memiliki nilai biologi murni di bawah nilai 67 yang merupakan standar kompetensi mata pelajaran biologi di SMP AlIslam 1 Surakarta. Subjek penelitian sebanyak 32 siswa yang memenuhi kriteria yang terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic, sedangkan subjek kelompok kontrol mempelajari materi biologi sendiri tanpa bimbingan dari guru atau pengajar. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan tes rekognisi yang dikenakan pada subjek setelah perlakuan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik uji Independent Samples T-Test. Hasil analisis penelitian diperoleh nilai t=5,344 (t>1,697) dan F=0,179 (F>0,05). Nilai rata-rata pada kelompok eksperimen adalah 67,81, sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol adalah 34,69. Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebesar 33,12. Hasil tersebut menunjukkan bahwa teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Kata Kunci : Memori Jangka Panjang, Teknik Mnemonic, Siswa Sekolah Menengah Pertama commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id THE EFFECTIVITY OF MNEMONIC TECHNIQUE TO IMPROVE LONG TERM MEMORY IN LEARNING BIOLOGY ON THE STUDENTS OF CLASS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA Muhammad Abdul Halim Sebelas Maret University Surakarta ABSTRACT Biology is one science lesson in Junior High School that requires good memorizing. Improper learning system affects difficulty in understanding and memorizing the material in a long term memory. Mnemonic technique is one way to understand the material that requires good memorizing. Mnemonic technique manipulates learning process by applying the encodement principles of long term memory so that it makes easier the process of keeping learning information into long term memory. The purpose of this research is to find out the effectivity of mnemonic technique to improve long term memory in learning biology on the students of Class VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. This research is categorized experimental research with the experimental design Matched Two Groups Design, Posttest Only. The subjects criteria in this research are students who get the score of biology less than 67 which is the competency standard of biology in SMA Al-Islam 1 Surakarta. The subjects in this research are 32 students who suit the criteria and devided into experimental group and controlled group. The subjects in experimental group were given a treatment that allowed them to learn biology by mnemonic technique, while the subjects in controlled group were instructed to learn biology on their own. The instrument of this research is recognition test employed to subjects after the treatment. Data analysis in this research is test parametric statistic Independent Samples T-Test. The result of the research analysis is the value of t = 5.344 (t>1.697) and F = 0.179 (F>0.05). The average score in experimental group is 67.81, while the average score in controlled group is 34.69. That indicates the different average score between experimental group and controlled group as significant as 33.12. The result shows that mnemonic technique is effective to improve long term memory in learning biology on the students of Class VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Keywords: Long Term Memory, Mnemonic Technique, Junior High School Students commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv MOTTO ............................................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii ABSTRAKSI ..................................................................................................... xi DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xviii DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xix DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Memori Jangka Panjang .......................................................................... 12 1. Pengertian Memori Jangka Panjang ..................................................... 12 commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Pengertian Memori .......................................................................... 12 b. Tahapan Proses Memori .................................................................. 15 c. Area Penyimpanan Memori ............................................................. 19 2. Pemrosesan Informasi Dalam Memori Jangka Panjang ........................ 23 a. Penyandian ...................................................................................... 23 b. Pengambilan Kembali ..................................................................... 26 3. Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi ......................... 28 a. Pengertian Biologi ........................................................................... 28 b. Biologi Sebagai Pembelajaran Teori ................................................ 29 c. Penyimpanan Informasi Dalam Pembelajaran Biologi...................... 31 4. Pengukuran Memori Jangka Panjang ................................................... 32 a. Tes Recall........................................................................................ 32 b. Tes Rekognisi .................................................................................. 33 c. Tes Pengetahuan konsepsual, Leksikal, Perseptual ........................... 33 d. Tes Pengetahuan Prosedural ............................................................ 34 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Memori Jangka Panjang .... 35 a. Keahlian .......................................................................................... 36 b. Emosi atau Afeksi ........................................................................... 36 c. Pemberian Kode khusus................................................................... 37 6. Lupa .................................................................................................... 38 a. Decay Theory (Teori Kerusakan) ..................................................... 39 b. Interference Theory (Teori Halangan).............................................. 39 c. Cue-Dependent Forgetting Theory................................................... 39 commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Mnemonic................................................................................................ 40 1. Pengertian Mnemonic........................................................................... 40 2. Prinsip Teknik Mnemonic .................................................................... 41 a. Pemaknaan ...................................................................................... 42 b. Asosiasi ........................................................................................... 43 c. Imajinasi .......................................................................................... 43 d. Organisasi ....................................................................................... 44 e. Pengulangan .................................................................................... 44 3. Macam-macam Teknik Mnemonic ....................................................... 45 a. Teknik Mnemonic Markowitz dan Jensen ........................................ 46 b. Teknik Mnemonic Buzan ................................................................. 48 C. Pengaruh Teknik Mnemonic Terhadap Memori Jangka Panjang .............. 53 D. Kerangka Berpikir ................................................................................... 58 E. Hipotesis.................................................................................................. 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel ................................................................................. 60 B. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 60 1. Memori Jangka Panjang ....................................................................... 60 2. Teknik Mnemonic ................................................................................ 61 C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 65 D. Rancangan Penelitian .............................................................................. 66 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 68 F. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 69 commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Uji Validitas ........................................................................................ 69 2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 70 G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ................................................................................ 72 1. Orientasi Kancah Penelitian ................................................................. 72 2. Persiapan Administrasi ........................................................................ 74 3. Persiapan dan Pelaksanaan Screening .................................................. 75 4. Persiapan Alat Ukur ............................................................................. 75 5. Persiapan eksperimen........................................................................... 76 6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas .................................................. 77 7. Penyusunan Alat Ukur ......................................................................... 81 8. Jadwal penelitian ................................................................................. 82 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 83 1. Penentuan Subjek Penelitian ................................................................ 83 2. Pelaksanaan Eksperimen ...................................................................... 84 3. Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest ............................................... 89 C. Hasil Penelitian ....................................................................................... 89 1. Analisis Data Kuantitatif ...................................................................... 89 2. Analisis Deskriptif ............................................................................... 93 3. Hasil Observasi .................................................................................... 97 4. Hasil Analisis Evaluasi Proses ............................................................. 99 D. Pembahasan ............................................................................................ 106 commit to user xvi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................. 113 B. Saran ....................................................................................................... 114 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 116 commit to user xvii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi Nilai Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran IPA Tahun Ajaran 2009/2010 .................................................................. 5 Tabel 2. Prosedur Penggunaan Teknik Mnemonic .......................................... 63 Tabel 3. Blue Print Tes Rekognisi Biologi Pokok Bahasan Sistem Saraf Manusia ....................................................................... 69 Tabel 4. Hasil Uji Validitas Soal .................................................................... 79 Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach .............................................. 80 Tabel 6. Distribusi Soal Tes Rekognisi Untuk Penelitian ................................ 81 Tabel 7. Jadwal Penelitian .............................................................................. 82 Tabel 8. Pembagian Subjek ke Dalam Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Dengan Cara Dipasangkan (Matching) ............... 84 Tabel 9. Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............................................................................ 90 Tabel 10. Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............................................................................ 91 Tabel 11. Hasil Uji Independent Sample T Test pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..................................................................... 92 Tabel 12. Analisis Deskriptif............................................................................ 95 Tabel 13. Kriteria Kategori Tingkat Memori Jangka panjang dan Distribusi Skor Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............................................................................ 96 Tabel 14. Hasil Analisis Evaluasi Proses Pembelajaran Biologi dengan Teknik Mnemonic ............................................................................ 99 commit to user xviii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR BAGAN Bagan 1. Pemrosesan Informasi dalam Memori ............................................... 15 Bagan 2. Proses memori menurut Atkinson dan Shiffrin.................................. 17 Bagan 3. Kerangka Berpikir ............................................................................ 58 commit to user xix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perolehan Nilai Posttest antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol ............................................ 94 Grafik 2. Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol................................. 96 Grafik 3. Tanggapan Subjek pada Indikator Kesesuaian Isi Materi dalam Modul Pembelajaran dengan Pokok Bahasan .................................... 101 Grafik 4. Tanggapan Subjek pada Indikator Kualitas Materi dalam Modul Pembelajaran......................................................................... 101 Grafik 5. Tanggapan Subjek pada Indikator Penyajian Materi dalam Modul Pembelajaran......................................................................... 101 Grafik 6. Tanggapan Subjek pada Indikator Cara Pengajar Menyampaikan Materi...................................................................... 102 Grafik 7. Tanggapan Subjek pada Indikator Sistematika dan Alur pembelajaran ............................................................................ 103 Grafik 8. Tanggapan Subjek pada Indikator Penggunaan Waktu Pembelajaran .................................................................................... 103 Grafik 9. Pemahaman Materi Setelah Kegiatan Pembelajaran .......................... 104 Grafik 10. Pengetahuan Yang Didapat Setelah Mengikuti Kegiatan Pembelajaran .................................................................................... 105 Grafik 11. Perasaan Setelah Mengikuti Kegiatan Belajar ................................... 105 Grafik 12. Perolehan Nilai Posttest Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............................................................................ 107 Grafik 13. Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol................................. 108 commit to user xx perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Susunan Kegiatan Pembelajaran Biologi dengan Teknik Mnemonic ........................................................... 121 Susunan Kegiatan Pembelajaran Biologi pada Kelompok Kontrol .............................................................. 123 Lampiran B. Penjelasan Penelitian ................................................................... 125 Lampiran C. Lembar Sistem Loci .................................................................... 128 Materi Biologi dengan Teknik Mnemonic untuk Kelompok Eksperimen ................................................................ 129 Lembar Evaluasi Belajar Kelompok Eksperimen ......................... 136 Materi Biologi Untuk Kelompok Kontrol .................................... 139 Lembar Evaluasi Belajar Kelompok Kontrol................................ 142 Lampiran D. Alat Ukur (Tes Rekognisi) .......................................................... 146 Lembar Jawab Tes Rekognisi ...................................................... 150 Kunci Jawaban Tes rekognisi ...................................................... 151 Lampiran E. Lembar Review ........................................................................... 153 Lembar Observasi........................................................................ 154 Lembar Evaluasi Proses ............................................................... 155 Lampiran F. Hasil Screening Subjek Penelitian ............................................... 159 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...... 160 Tabulasi Skor Tes Rekognisi ....................................................... 161 Tabulasi Skor Posttest ................................................................. 163 commit to user xxi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran G. Hasil Uji Validitas ....................................................................... 166 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 168 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 169 Hasil Uji Homogenitas dan Uji hipotesis ..................................... 169 Hasil Analisis Deskriptif.............................................................. 169 Lampiran H. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 170 Lampiran I. Surat Ijin Pra Penelitian ................................................................ 176 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 177 Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 178 commit to user xxii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi setiap manusia. Peradaban dan kebudayaan dibangun melalui proses pendidikan. Proses tersebut awalnya dilakukan dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungan dan terus berkembang menjadi pengetahuan yang semakin kompleks. Semakin majunya perkembangan jaman, maka setiap individu dituntut memiliki kompetensi yang baik agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan jaman. Oleh karena itu kegiatan pendidikan perlu ditingkatkan terus menerus baik dari segi kualitas maupun kuantitas agar setiap individu memiliki pengetahuan yang semakin sempurna guna menghadapi perkembangan jaman yang semakin kompleks. Kegiatan pendidikan dapat dilakukan melalui jalur formal maupun informal. Pendidikan informal merupakan proses belajar yang dilakukan di luar lembaga formal pendidikan yaitu di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah secara terstruktur dan sistematis pada institusi pendidikan. Pendidikan formal terdiri dari tiga jenjang yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada setiap jenjang pendidikan peserta didik diajarkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kurikulum yang diatur dalam undang-undang. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 menengah wajib memuat: pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan; bahasa; matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu pengetahuan sosial; seni dan budaya; pendidikan jasmani dan olahraga; keterampilan/kejuruan; dan muatan lokal. Berdasarkan paparan tersebut dapat diketahui bahwa kurikulum yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah mencakup berbagai mata pelajaran yang bersifat praktik, konsep, dan teori. Mata pelajaran yang bersifat praktik merupakan mata pelajaran yang menggunakan praktik secara langsung dalam pembelajarannya. Mata pelajaran tersebut diantaranya mata pelajaran yang tercakup dalam muatan lokal, keterampilan, pendidikan jasmani dan olahraga, serta pendidikan seni dan budaya. Mata pelajaran yang bersifat konsep berarti menggunakan pemahaman konsep dan penalaran dalam pembelajarannya. Konsep berkaitan dengan makna sedangkan penalaran berkaitan dengan kemampuan menarik kesimpulan dalam proses pemecahan masalah (Suharnan, 2005). Mata pelajaran tersebut antara lain fisika dan kimia yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam serta matematika. Mata pelajaran teori merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman sesuai dengan teori yang berkenaan dengan materi. Teori-teori tersebut pada umumnya sudah baku pada suatu materi, sehingga mempelajari teori berarti harus mengetahui atau dengan kata lain menghafal isi dari materi yang bersangkutan. Mata pelajaran yang bersifat teori diantaranya sejarah, sosiologi, dan geografi yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial serta biologi yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 Mata pelajaran yang bersifat teori pada umumnya membutuhkan lebih banyak hafalan dalam mempelajarinya. Pada praktiknya mata pelajaran tersebut banyak diajarkan dengan metode konvensional atau dengan ceramah, padahal banyak kandungan materi yang perlu diketahui secara labih mendetail yang memerlukan pendekatan yang lebih tepat. Penyampaian dengan cara demikian membuat mata pelajaran tersebut hanya dianggap seperti dongeng atau sebagai mata pelajaran pelengkap belaka. Akibatnya ketika dihadapkan pada soal ujian, siswa akan mengalami kesulitan untuk mengingat kembali materi yang telah diterima dan berpengaruh pada capaian nilai yang pada umumnya rendah. Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran yang bersifat teori sering dikeluhkan oleh siswa, karena dianggap mata pelajaran yang sulit atau mata pelajaran yang tidak penting. Terdapat dua hal yang menjadikan mata pelajaran teoretikal sering dikeluhkan, yaitu dari aspek mata pelajarannya dan aspek metode pengajarannya (Romi Asrulloh, 2008). Berdasarkan aspek pelajaran sering kali siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran tersebut karena banyak hafalan sehingga siswa cenderung mengabaikan mata pelajaran yang diterima. Dilihat dari aspek metode pengajaran, guru cenderung mengajarkan mata pelajaran teori dengan ceramah atau hanya sekedar hafalan yang monoton yang mengakibatkan kurangnya minat siswa pada mata pelajaran tersebut. Pengetahuan siswa terhadap suatu mata pelajaran diukur dalam ujian nasional dan digunakan sebagai syarat untuk menentukan kelulusan siswa. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi capaian nilai siswa dalam ujian nasional diantaranya tingkat pengetahuan siswa, cara belajar, kesehatan fisik, atau faktor-faktor yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 bersifat teknis seperti kelalaian saat mengisi jawaban sehingga tidak memilih jawaban yang dimaksud, maupun tidak terbacanya jawaban oleh mesin komputer. Terlepas dari beberapa faktor yang tersebut, pada dasarnya ujian nasional merupakan suatu pengukuran ilmiah untuk mengukur pengetahuan siswa terhadap materi-materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya sesuai dengan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang lulus dalam ujian nasional berarti telah memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran dan mampu mengingat kembali materi tersebut ketika diadakan ujian, sebaliknya siswa yang tidak lulus ujian berarti tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dan dapat diasumsikan bahwa siswa tersebut tidak menyimpan materi pelajaran yang telah diajarkan dengan baik dan tidak mampu mengingatnya kembali ketika mengerjakan soal ujian. Berdasarkan data hasil nilai ujian nasional sekolah menengah pada tahun ajaran 2009/2010 yang dikeluarkan oleh Puspendik Kemendiknas dan BSNP, diketahui persebaran nilai ujian nasioal untuk program IPA ditunjukkan seperti pada tabel berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 Tabel 1. Distribusi Nilai Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran IPA Tahun Ajaran 2009/2010 Rentang Nilai Jumlah Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Fisika Kimia Biologi 10 4.234 2.462 195 9,00-9,99 130.602 133.088 52.849 8,00-8,99 217.079 263.167 185.296 7,00-7,99 152.898 153.612 191.554 6,00-6,99 76.502 53.272 117.041 5,00-5,99 17.256 10.116 30.132 598.571 615.717 577.067 18.670 9.167 34.827 18.670 9.167 34.827 3,00-4,24 7.510 2.611 11.971 2,00-2.99 2.947 842 4.027 1,00-1,99 753 238 681 0,01-0,99 34 5 11 11.244 3.696 16.690 Jumlah 4,25-5,49 Jumlah Jumlah Sumber : diolah dari sistem informasi Hasil UN 2009/2010 Puspendik Kemendiknas dan BSNP Tabel tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki rentang nilai 5,00 sampai 10 berarti lulus dengan predikat aman karena berada di atas standar kelulusan nasional. Siswa dengan rentang nilai 4,25 sampai 5,49 berada pada zona bahaya yang berpotensi tidak lulus bila rata-rata nilai ujian nasional tidak lebih dari 5,50. Rentang nilai 0,01 sampai 4,24 berada pada zona tidak lulus. Jika peserta ujian nasional memiliki nilai pada zona tersebut, dapat dipastikan peserta tersebut tidak lulus. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui prosentase siswa yang tidak lulus ujian nasional secara langsung untuk pelajaran fisika sebesar 35 %, kimia 12 %, dan biologi 53 %. Hal tersebut menunjukkan tingkat ketidaklulusan siswa secara langsung pada mata pelajaran biologi paling besar dibandingkan dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang lain. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa mata pelajaran biologi memiliki potensi ketidaklulusan yang tinggi dan secara umum dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan lebih besar pada mata pelajaran biologi dibandingkan dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang lain. Berdasarkan kenyataan tersebut dipandang perlu adanya upaya agar mata pelajaran yang bersifat teori dapat dipelajari secara lebih mudah oleh siswa seperti halnya mata pelajaran aplikatif dan konseptual. Mata pelajaran biologi pada umumnya diajarkan dengan penekanan pada hafalan, karena banyaknya materi yang dihafal. Tanpa adanya cara yang sistematis untuk mengingat, maka materi yang dihafal tersebut cepat hilang dari ingatan. King (2010) mengungkapkan bahwa hal tersebut dikarenakan informasi yang diingat hanya tersimpan dalam memori jangka pendek yang memiliki durasi penyimpanan sekitar 30 detik saja. Hal tesebut menunjukkan bahwa ketika seseorang sekilas mempelajari suatu materi pelajaran sebenarnya materi tersebut sudah dimasukkan dalam memori, tetapi durasi penyimpanannya sangat terbatas yaitu sekitar 30 detik saja sehingga tidak dapat diingat kembali untuk rentang waktu yang lebih lama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miller (dalam King, 2010) diketahui bahwa kapasitas penyimpanan memori jangka pendek sekitar 7 + 2 item, sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimpan informasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 dengan jumlah yang lebih banyak. Hal tersebut berarti suatu informasi akan tergeser setelah seseorang memasukkan lebih dari 7 + 2 item sehingga informasi terdahulu akan terlupakan. Oleh karena itu, agar informasi dapat diakses kembali dalam jangka waktu yang lebih lama dan kapasitas yang lebih banyak, informasi tersebut harus tersimpan di dalam memori jangka panjang. Suharnan (2005) menyebutkan bahwa memori jangka panjang merupakan proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Hal tersebut menunjukkan bahwa durasi penyimpanan memori jangka panjang lebih lama dari durasi penyimpanan memori jangka pendek yaitu 30 detik sampai batas waktu tak terhingga. Selain durasi penyimpanannya yang permanen, memori jangka panjang juga memiliki kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Oleh karena itu dalam mempelajari mata pelajaran biologi perlu mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi memori jangka panjang sehingga dapat digunakan cara yang efektif dalam mempelajari materi-materi yang mempergunakan hafalan yang banyak. Alex Sobur (2003) mengungkapkan petunjuk-petunjuk tentang menghafal diantaranya adalah (1) sesuatu yang akan dihafal hendaknya dipahami/dimengerti benar-benar, (2) hal-hal yang dihafal harus jelas kaitannya antara satu masalah dengan masalah lainnya, (3) adanya aplikasi terhadap hal-hal yang dihafal, (4) penggunaan memo teknik, (5) pengulangan pada hafalan. Petunjuk-petunjuk tersebut menjelaskan bahwa suatu informasi yang akan dihafal tidak cukup dihafal secara mentah-mentah, tapi juga memerlukan pemahaman akan konsep mengenai materi yang sedang dipelajari sehingga seseorang memahami garis besar hal yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 dipelajari dan kaitan antar materi yang ada di dalamnya. Hal tersebut dapat menjelaskan mengenai perolehan nilai siswa pada mata pelajaran fisika dan kimia yang cenderung lebih sedikit mengalami kegagalan dari pada mata pelajaran biologi, karena bila siswa sudah paham akan konsep maka ia tahu prinsip-prinsip dari pelajaran tersebut secara menyeluruh. Memahami konsep sangat membantu dalam mengingat, namun terkadang seseorang mengalami kesulitan untuk memanggil kembali informasi yang baru dipelajari. Oleh karena itu diperlukan pengulangan pada hafalan dan penggunaan memo teknik agar suatu informasi yang baru dipelajari dapat tersimpan kuat di dalam memori jangka panjang. Salah satu teknik memo yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam menghafal adalah penggunaan teknik mnemonic (Suharnan, 2005). Teknik tersebut merupakan teknik pengorganisasian informasi yang mengikuti prinsip penyandian dalam memori jangka panjang yaitu makna, hubungan, imajinasi, penggolongan, dan pengulangan. Penggunaan teknik mnemonic dalam menghafal juga diungkapkan oleh Buzan (2007) dengan menggunakan dua prinsip yaitu imajinasi dan asosiasi. Penggunaan imajinasi berarti dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatif siswa supaya mampu menghayati pelajaran yang disampaikan sehingga memahami makna materi yang disampaikan. Begitu juga dengan asosiasi akan dapat menghubungkan materi baru yang hendak diingat dengan fakta yang sudah dikenal sebelumnya. Hal ini berfungsi untuk membangkitkan informasi ketika hendak dipanggil kembali. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 Teknik mnemonic bermanfaat untuk menyelesaikan problem ingatan dalam kehidupan sehari-hari seperti mengingat barang-barang yang banyak atau menghafal pidato. Orator Yunani sering menggunakan teknik mnemonic untuk menghafal isi dari orasi yang akan disampaikannya. Para pemain catur internasional menggunakan teknik tersebut untuk menghafal langkah dan menentukan kemungkinan langkah ke depan. Penerapan mnemonic dalam bidang ilmu biologi salah satunya digunakan pada sistem klasifikasi. Teknik mnemonic sangat cocok diterapkan pada pendidikan sekolah menengah karena siswa berada pada tahap perkembangan operational formal. Pada tahap tersebut proses pertumbuhan otak telah mencapai kesempurnaan, sehingga kapasitas seseorang untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien berjalan dengan optimal (Desmita, 2006). Bila pada anak-anak belajar harus menggunakan hal-hal yang bersifat konkret, pada tahap tersebut siswa telah mampu belajar sesuatu yang abstrak seperti imajinasi dan asosiasi yang menjadi prinsip dalam teknik mnemonic. Oleh karena itu penggunaan teknik mnemonic dapat berfungsi dengan lebih efektif bila diterapkan pada siswa dalam tahap perkembangan operational formal. Secara umum teknik mnemonic mudah untuk diaplikasikan pada pembelajaran, termasuk pada mata pelajaran biologi yang merupakan mata pelajaran yang membutuhkan banyak hafalan. Teknik tersebut lebih efektif bila diterapkan pada siswa sekolah menengah karena berada pada puncak perkembangan kognitif. Metode mnemonic yang mengikuti prinsip kognitif, dapat diharapkan efektif dalam meningkatkan memori jangka panjang pada siswa. Oleh commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan teknik mnemonic dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta untuk mengetahui keefektifannya dalam meningkatkan memori jangka panjang siswa sekolah menengah pertama. Penelitian yang dimaksud berjudul “Keefektifan Teknik Mnemonic Untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : apakah teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan teknik mnemonic untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat jika penelitian berhasil dan menunjukkan angka yang signifikan diantaranya adalah : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 1. Manfaat teoretis a. Menambah pengetahuan mengenai prinsip-prinsip penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. b. Menambah informasi tentang penggunaan teknik mnemonic sebagai metode dalam mengingat dan menghafal. c. Memberi informasi tentang keefektifan penggunaan teknik mnemonic untuk meningkatkan memori jangka panjang. 2. Manfaat praktis a. Memberi keterampilan kepada siswa tentang penggunaan teknik Mnemonic untuk mempelajari materi pelajaran Biologi secara efektif. b. Memberi pemahaman kepada guru mengenai cara penggunaan teknik Mnemonic pada pembelajaran hafalan khususnya Biologi. c. Memberi masukan kepada pihak sekolah agar merintis guru-guru bidang studi IPA khususnya Biologi untuk menggunakan alternatif metode pembelajaran Mnemonic agar materi pelajaran dapat diingat siswa dalam jangka waktu yang lama. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Memori Jangka Panjang 1. Pengertian Memori Jangka Panjang a. Pengertian Memori Eksistensi manusia terbentuk dari proses berpikir yang melibatkan memori di dalamnya. Hering (dalam Atkinson dkk, 1998) mengungkapkan bahwa memori merupakan kekuatan pengikat dan penyatu kehidupan mental manusia. Dengan memori manusia menyatukan hampir seluruh aspek mental seperti ide, konsep, persepsi, pikiran, dan aktivitas sehari-hari menjadi suatu perilaku yang membentuk eksistensi dirinya. Memori berasal dari bahasa Inggris yaitu memory yang berarti ingatan atau kenang-kenangan. Istilah memori sudah menjadi satu kata tersendiri dalam bahasa Indonesia yang memiliki persamaan arti dengan ingatan. Ingatan atau kenangkenangn berkaitan erat dengan pengalaman dan masa lalu. Ingatan tersebut memungkinkan manusia untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya. Namun hal tersebut tidak berarti semua pengalaman yang dialami manusia dapat ditimbulkan kembali. Hal-hal yang diingat justru sering tidak dapat ditimbulkan kembali atau terlupakan. Oleh karena itu berbicara tentang konsep memori berarti sekaligus berbicara mengenai kelupaan. commit to user 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 Para ahli mengungkapkan berbagai pengertian tentang memori. Santrock (2007, 2009) menyebutkan bahwa memori merupakan penyimpanan informasi sepanjang waktu. Hal tersebut berarti memori mengacu pada penyimpanan yang berkesinambungan pada setiap waktu yang dialami manusia, mulai dari masa lalu, saat sekarang, dan berlanjut pada masa depan sepanjang hidup manusia. Hal tersebut juga berarti proses memori terjadi saat pengaksesan kembali informasi yang disimpan pada masa lalu untuk digunakan pada masa sekarang. Pendapat serupa diungkapkan Suharnan (2005) dengan mengungkapkan bahwa memori merujuk pada proses penyimpanan dan pemeliharaan sepanjang waktu. Titik tekan dari definisi tersebut terletak pada kemampuan seseorang dalam menyimpan informasi yang dapat dipertahankan atau dipanggil kembali dalam jangka waktu yang lama. Kesulitan dalam mengingat kembali informasi yang telah diingat disebabkan karena informasi tersebut tidak disimpan dan dipelihara dengan baik. King (2010) menyatakan bahwa memori merupakan penyimpanan informasi atau pengalaman seiring dengan berjalannya waktu. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa memori mencakup sistem penyimpanan informasi pada manusia secara berkala dari waktu ke waktu. Hal-hal yang dapat disimpan dalam memori meliputi berbagai pengalaman yang dialami oleh manusia. Schlessinger dan Groves (dalam Jalaluddin Rahmat, 2001) menjelaskan bahwa memori adalah sistem yang sangat berstuktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 perilakunya. Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa memori meliputi sistem penerimaan, penyimpanan, dan pengaksesan kembali tentang berbagai kejadian yang dialami manusia. Sistem tersebut memiliki struktur yang kompleks, dan dari sistem tersebut terciptalah perilaku yang ditampilkan oleh manusia. Tulving dan Craick (dalam Sternberg, 2008) mendefinisikan memori sebagai cara-cara mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu untuk digunakan pada masa sekarang. Definisi tersebut menjelaskan bahwa memori mencakup kemampuan untuk mempertahankan informasi yang telah diterima di masa lalu dan ditimbulkan kembali untuk keperluan pada saat sekarang. Hal tersebut diperjelas oleh Bimo Walgito (2004) yang mendefinisikan bahwa memori tidak sebatas pada kemampuan menyimpan informasi saja, namun juga meliputi kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kejadian yang diingat seseorang, berarti pernah dialami oleh orang tersebut dan pernah dimasukkan ke dalam jiwanya. Kejadian tersebut kemudian disimpan, dan pada suatu waktu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Berdasarkan berbagai definisi yang diungkapkan di atas dapat diketahui bahwa memori merujuk pada kemampuan psikis yang mencakup aspek pemenerimaan, penyimpanan, serta pengambilan kembali informasi yang pernah dialami seseorang untuk ditimbulkan dalam kesadaran pada suatu sistem pemrosesan dan menjadi pembentuk dari perilaku yang ditampilkan seseorang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 b. Tahapan Proses Memori Memori bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, namun terdiri dari beberapa tahapan dalam pemrosesan. Berbagai definisi mengenai memori menyebutkan bahwa memori terdiri dari sistem penerimaan, penyimpanan, dan pengambilan kembali suatu informasi. Mussen dan Rosenzweig (dalam Jalaluddin Rahmat, 2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga tahapan dalam proses memori yaitu penyandian, penyimpanan, dan pengambilan kembali. Ketiga tahapan tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, namun memiliki keterkaitan yang mempengaruhi satu sama lain. Secara skematis tahapan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. Penyandian Pengambilan kembali Penyimpanan Bagan 1. Pemrosesan Informasi dalam Memori 1) Penyandian Penyandian merupakan suatu penterjemahan informasi yang masuk ke dalam gambaran mental dalam bentuk kode-kode (King, 2010). Hal tersebut berarti penyandian merupakan proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat memori masing-masing individu. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 Proses tersebut menentukan lamanya penyimpanan dan proses pengambilan kembali informasi dari memori. Proses penyandian memiliki peranan dalam menentukan suatu informasi akan disimpan dalam memori jangka pendek atau memori jangka panjang. King (2010) menjelaskan bahwa penyandian pada memori jangka pendek sangat selektif, hanya menampung informasi yang dipilih dan diperhatikan saja. Hal tersebut berarti tidak semua informasi dapat masuk pada penyimpanan jangka pendek tergantung pada perhatian yang diberikan individu terhadap informasi tersebut. Sementara penyandian yang melibatkan emosi dan makna akan mendorong informasi disimpan dalam memori jangka panjang. 2) Penyimpanan Penyimpanan yaitu proses mempertahankan informasi yang telah disusun (Akyas Azhari, 2004). Proses mempertahankan tersebut terjadi setelah tahap penyandian. Penyimpanan memiliki pengaruh terhadap kualiatas ingatan. Untuk memperoleh kualitas ingatan yang baik, maka informasi harus disimpan dengan baik setelah dikodekan dengan baik. Proses penyimpanan memiliki durasi yang berbeda tergantung dari tipe area penyimpanan. Atkinson dan shiffrin (dalam Solso, 2007) membagi memori menjadi tiga area penyimpanan yaitu memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Sistem penyimpanan dalam pemrosesan informasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 Informasi Yang masuk Memori Sensoris Bila Tidak Informasi akan hilang dalam beberapa detik Apakah informasi tersebut diperhatikan? Bila Ya Memori Jangka Pendek Pengulangan Tidak Diproses Informasi akan hilang dalam 15-30 detik Bagaimana informasi diproses? Informasi dipertahankan lebih lama Proses mendalam Memori Jangka Panjang Bila informasi dibutuhkan, kelak akan diteruskan ke memori jangka pendek. Bagan 2. Proses memori menurut Atkinson dan Shiffrin Penjelasan dari proses penyimpanan tersebut adalah sebagai berikut : a) Rangsangan atau informasi diterima memori sensoris dengan durasi penyimpanan sekitar 1 detik. Informasi yang diperhatikan ditransfer ke commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 dalam memori jangka pendek, sedangkan yang tidak diperhatikan akan terlupakan dan hilang dari penyimpanan. b) Informasi yang mendapat perhatian disimpan dalam memori jangka pendek dengan durasi penyimpanan selama 15-30 detik. Durasi penyimpanan dapat ditingkatkan dengan pengulangan (dalam Sternberg, 2008). Informasi yang dapat dipertahankan lebih lama dan diproses secara mendalam dengan makna akan ditransfer ke dalam tahap penyimpanan selanjutnya yaitu memori jangka panjang, sedangkan yang tidak memiliki makna akan terlupakan dari ingatan. c) Tahap penyimpanan terakhir dari sistem memori adalah memori jangka panjang. Informasi yang disimpan pada tahap tersebut adalah informasi yang diproses secara mendalam dengan pemaknaan atau dengan pengorganisasian. Informasi tersebut disimpan secara permanen di dalam ingatan. Informasi dapat diakses dengan mentransfer kembali ke memori jangka pendek untuk dikeluarkan dalam kesadaran. Informasi yang tidak dapat diakses kembali berarti terlupakan yang disebabkan karena proses penyandian yang kurang baik maupun kegagalan dalam proses pengambilan kembali. 3) Pengambilan kembali Proses memori yang terakhir adalah pengambilan kembali, yaitu suatu proses mencari dan menemukan suatu informasi yang tersimpan di dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan (Irwanto 1996). Hal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 tersebut berarti proses pengambilan kembali merupakan pengaksesan kembali informasi yang tersimpan dalam area penyimpan memori jangka pendek maupun memori jangka panjang. Jalaluddin Rahmat (2001) menyebutkan bahwa pengambilan kembali merupakan satu-satunya proses memori yang dapat diketahui. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pengambilan kembali merupakan indikator dari proses dalam memori yang berarti pengukuran memori dilakukan pada tahap tersebut. c. Area Penyimpanan Memori Teori pemrosesan informasi membagi memori ke dalam tiga tahapan yaitu penyandian, penyimanan, dan pengambilan kembali. Atkinson dan Shriffin (dalam Solso dkk, 2007) dalam teori tersebut mengembangkan model memori dalam tiga tipe area penyimpanan yang dikenal dengan three stage model of memory. Tiga area penyimpanan tersebut antara lain memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. 1) Memori Sensoris Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh panca indra. Pendapat serupa diungkapkan oleh Wade dan Tavris (2007) dengan menyatakan bahwa memori sensoris mencakup beberapa subsistem memori yang memiliki jumlah yang sama dengan jumlah indera yang dimiliki manusia. Hal tersebut berarti terdapat lebih dari satu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 memori sensoris dalam diri manusia yaitu sensoris visual, auditori, penciuman, pengecapan, dan peraba. Pada proses pendidikan, siswa menggunakan sensoris visual dan auditori yang berkaitan langsung dengan penyandian dalam belajar seseorang. Memori sensoris sangat kaya dan detail, tetapi informasi cepat hilang karena durasi pinyimpanan memori sensoris sangat singkat yaitu berkisar 250 milidetik untuk informasi visual dan sekitar 4 detik untuk informasi audio (Solso dkk, 2007). Walaupun kapasitasnya besar, tetapi sebagian besar informasi tidak diproses lebih jauh dari tahap memori sensoris. Hal tersebut dikarenaka informasi hanya dipertahankan untuk waktu yang sangat singkat. Informasi yang berhasil dipertahankan yaitu yang diperhatikan akan ditransfer pada tahap penyimpanan selanjutnya yaitu memori jangka pendek. 2) Memori Jangka Pendek Memori jangka pendek adalah ingatan sesaat yang merupakan suatu sistem kesadaran tempat penyimpanan informasi sementara dan pemakaian informasi yang dipanggil dari memori jangka panjang. Memori jangka pendek berhubungan dengan sesuatu yang sedang dipikirkan seseorang pada saat menerima stimulus dari lingkungan. Kapasitas penyimpanan memori jangka pendek sangat terbatas dengan durasi sekitar 30 detik (Wade dan Tavris, 2007). Hal tersebut berarti durasi penyimpanan memori jangka pendek sangat singkat namun lebih lama daripada memori sensoris. Perbedaan lain memori jangka pendek dengan memori sensoris yaitu informasi yang disimpan dalam commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 memori jangka pendek tidak lagi berbentuk kesan sensoris secara harfiah, namun telah diubah menjadi suatu bentuk penyandian seperti dalam bentuk kata atau frase. Kapasitas penyimpanan memori jangka pendek lebih terbatas bila dibandingkan dengan memori sensoris. Keterbatasan tersebut berkisar antara 7 + 2 item. Hal tersebut diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Miller (dalam King, 2010) yang menyatakan bahwa seseorang yang diberi satu kali presentasi dapat mengingat secara berurutan 8 atau 9 digit tanpa membuat kesalahan. Hal-hal tersebut menunjukkan penggunaan memori jangka pendek untuk menyimpan informasi yang panjang tidak efektif dan sering terjadi kegagalan karena melampaui kapasitas penyimpanan memori jangka pendek yang terbatas. Pada dasarnya durasi dan kapasitas penyimpanan memori jangka pendek dapat ditingkatkan. Sternberg (2008) menyebutkan bahwa pengulangan dapat membuat durasi penyimpanan lebih lama menjadi beberapa menit dan kapasitas penyimpanan dapat ditingkatkan dengan chunking. Pengulangan dapat menjaga inforamasi tetap aktif dalam memori dan chunking menambah kapasitas penyimpanan dengan mengubah informasi menjadi unit-unit yang bermakna. Informasi yang dapat dipertahankan lebih lama di dalam memori jangka pendek akan ditransfer ke tahap penyimpanan selanjutnya yaitu memori jangka panjang, sedangkan yang tidak mampu dipertahankan akan hilang dan tidak dapat diakses kembali. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 3) Memori Jangka Panjang Memori jangka panjang didefinisikan oleh Atkinson dan Shiffrin (dalam King, 2010) sebagai suatu proses penyimpanan yang relatif permanen. Penyimpanan yang relatif permanen berarti informasi dapat diakses lagi setelah proses penyandian dalam jangka waktu yang tak terbatas melebihi durasi penyimpanan memori jangka pendek. Pendapat tersebut didukung oleh Suharnan (2005) dengan menyebutkan bahwa penyimpanan dalam memori jangka panjang berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu yang tidak terbatas. Hal tersebut berarti memori jangka panjang mengacu pada durasi penyimpanan mulai dari beberapa menit sampai tak terhingga lamanya sepanjang hidup manusia. Hudmon (2006) menyebutkan bahwa penyimpanan memori jangka panjang sangat luas dalam artian dapat berlangsung bermenit-menit, berjamjam, hingga sepanjang hidup manusia. Berbagai pendapat tersebut menekankan pada durasi penyimpanan dari memori jangka panjang yang dapat bertahan sangat lama dan tak terbatas. Seger (2006) menyatakan bahwa memori jangka panjang mencakup seluruh pembelajaran atau pengetahuan yang disimpan dalam pikiran dalam waktu lebih lama dari beberapa detik atau menit. Hal tersebut meliputi segala bentuk belajar dan kenangan masa lalu, fakta, keterampilan motorik, keterampilan persepsi, serta pengkondisian. Penjelasan tersebut menunjukkan tidak hanya durasi penyimpanan, tetapi juga mencakup materi yang disimpan dalam memori jangka panjang yang meliputi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 pengalaman, hasil belajar, serta keterampilan secara sadar maupun secara spontan. Hunt dan Ellis (2004) memperkuat pendapat tersebut dengan menyebutkan bahwa memori jangka panjang berhubungan dengan segala pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun pengetahuan khusus yang dimiliki seseorang. Hal tersebut menunjukkan memori jangka panjang tidak hanya mencakup pengetahuan, namun juga keterampilan yang dipergunakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa memori jangka panjang mencakup proses penyimpanan informasi dengan durasi penyimpanan yang tak terbatas. Informasi yang disimpan dalam memori jangka panjang mencakup pengalaman hidup maupun pengetahuan yang didapat dari proses belajar dan berbagai keterampilan yang disadari maupun kemampuan spontan yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pemrosesan Informasi dalam Memori Jangka Panjang a. Penyandian Penyandian pada memori jangka panjang memiliki prinsip yang berbeda dari penyandian memori jangka pendek. Tidak semua informasi dari memori jangka pendek dapat ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Sebagian informasi hilang dari memori jangka pendek dan yang dapat disandikan dengan baik dapat ditransfer ke dalam memori jangka panjang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 Atkinson dkk (1998) menyebutkan bahwa prinsip penyandian memori jangka panjang yaitu makna dan hubungan bermakna. Makna berarti arti atau kesan yang dialami seseorang terhadap sesuatu dengan mengetahui esensi dari suatu informasi bukan hanya sebatas definisi, sedangkan hubungan bermakna menunjukkan asosiasi suatu informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang telah memiliki makna. Buzan (2003) mengungkapkan bahwa agar informasi dapat dipertahankan lama dalam memori, maka yang dibutuhkan adalah imajinasi dan asosiasi. Imajinasi berfungsi sebagai daya pembangkit kreativitas berpikir, sedangkan asosiasi berperan sebagai pengait antara informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki dalam memori. Sternberg (2008) menyebutkan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang adalah pengulangan. Pengulangan dilakukan untuk menjaga informasi tetap aktif. Pengulangan yang dimaksud adalah pengulangan elaboratif yang dimaksudkan untuk memindahkan informasi ke dalam memori jangka panjang. Hal tersebut didukung oleh Wade dan Tavris (2007) yang menyatakan bahwa pengulangan elaboratif membuat informasi dapat diakses lebih lama. Prinsip dari pengulangan elaboratif melibatkan asosiasi pengetahuan baru dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya dan dilakukan secara berulang-ulang. Cara demikian memungkinkan informasi tersimpan kuat di dalam memori jangka panjang dan dapat diakses lebih efisien hanya dengan mengingat hal yang telah dimiliki sebelumnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 Bentuk penyandian pada memori jangka panjang yang lain adalah pengorganisasian. King (2010) menyebutkan bahwa salah satu cara untuk mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang selain pengulangan adalah pengorganisasian dengan cara pengelompokan atau chunking. Fungsi utama pengelompokan adalah untuk meningkatkan kapasitas memori jangka pendek. Proses chungking dapat mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang dengan pemaknaan pada kelompok-kelompok informasi. Davidoff (1988) menyebutkan bahwa organisasi informasi merupakan salah satu bentuk penyandian memori jangka panjang. Serupa dengan pendapat King (2010), pengorganisasian tersebut dilakukan dengan cara pengelompokan informasi ke dalam unit-unit bermakna dengan penambahan asosiasi dengan hal yang telah diketahui sebelumnya. Hal tersebut berarti sejumlah informasi yang akan diingat disederhanakan dengan cara dikelompokkan dalam beberapa kategori. Penyederhanaan tersebut dimaksudkan agar informasi dapat diproses dengan baik pada memori jangka pendek yang kapasitas penyimpanannya terbatas sebelum ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Setelah informasi dikelompokkan dengan lebih sederhana, informasi tersebut diasosiasikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Apabila seseorang ingin mengingat informasi tersebut, maka yang dilakukan adalah mengingat asosiasi dari informasi tersebut dan secara otomatis informasi yang diinginkan dapat diingat. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penyandian memori jangka panjang terjadi saat pentransferan informasi dari memori jangka pendek ke commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 memori jangka panjang. Tidak semua informasi dapat ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Pentransferan informasi tersebut merupakan prinsip dari penyandian memori jangka panjang yaitu makna, asosiasi, imajinasi, organisasi, dan pengulangan. b. Pengambilan Kembali Berdasarkan teori pemrosesan informasi, proses pengambilan kembali memori jangka panjang dilakukan dengan mentransfer kembali informasi ke memori jangka pendek untuk dapat digunakan seperti yang ditunjukkan dalam bagan pada gambar 2. Pada bagan tersebut dapat diketahui bahwa proses pengambilan kembali informasi dari memori jangka panjang tidak selalu berhasil atau terjadi kelupaan. Hal tersebut menunjukkan pada dasarnya proses pengambilan kembali tak terlepas dari proses penyandian yang dilakukan sebelumnya. Semakin baik proses penyandian yang dilakukan, maka semakin mudah informasi untuk diakses kembali. King (2010) menyebutkan cara untuk melakukan pengambilan kembali yaitu dengan mengingat kembali dan mengenali kembali. Mengingat kembali adalah tugas memori ketika seseorang harus mengambil kembali informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Hal tersebut berarti mengingat secara langsung tanpa ada petunjuk yang membantu mengenali informasi. Mengenali kembali adalah tugas memori ketika seseorang hanya mengidentifikasi hal-hal yang sudah dipelajari. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan suatu informasi dengan informasi yang pernah dipelajari sebelumnya. Teori kekhususan informasi menyatakan bahwa informasi yang ada pada saat proses penyandian cenderung menjadi isyarat yang efektif saat proses pengambilan kembali (King, 2010). Hal tersebut memungkinkan suatu informasi tidak dapat dikenali ketika terjadi perbedaan situasi dari saat proses penyandian walaupun sebenarnya informasi tersebut sama. Contohnya seorang mahasiswa tidak dapat mengenali dosennya ketika ditemui dengan berpakaian santai, karena dosen tersebut selalu berpakaian rapi bila berada di kampus. Hal lain yang berpengaruh pada proses pengambilan kembali yaitu priming retreival. Priming retreival membuat informasi lebih cepat diakses dengan menghadirkan pemicu. Hal tersebut berarti terdapat proses asosiasi sebelumnya antara informasi sasaran dengan informasi pemicu. Buzan (2007) juga menyatakan prinsip yang sama dengan priming retreival dengan menggunakan imajinasi dan asosiasi sebagai pemicunya. Imajinasi dan asosiasi yang juga digunakan pada proses penyandian digunakan sebagai pemicu untuk mengeluarkan kembali informasi. Caranya yaitu dengan mengingat asosiasi dari informasi yang baru dipelajari dan mengimajinasikannya sehingga tercipta gambaran mental yang dapat mengarahkan pada informasi yang dimaksud. Pada prinsipnya proses pengambilan kembali pada memori jangka panjang yaitu mengembalikan informasi ke memori jangka pendek untuk digunakan kembali. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengingat kembali atau commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 mengenali kembali, dan hal tersebut merupakan yang dapat diukur dalam pengukuran memori jangka panjang. Hal-hal yang mempengaruhi proses pengambilan kembali pada memori jangka panjang diantaranya kesesuaian informasi dengan kondisi saat penyandian dan pemicu baik imajinasi maupun asosiasi. 3. Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi a. Pengertian Biologi Biologi merupakan satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari mengenai mempelajari makhluk hidup dan gejala kehidupannya. Kajian atau bahasan biologi berdasarkan Biological Science Curriculum Study (dalam Dewi Chandra, 2004) meliputi seluruh makhluk hidup, baik yang uniseluler maupun yang multiseluler, baik yang hidup di darat, di laut, di udara, maupun di dalam tanah. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang memiliki “hidup” menjadi bahan kajian biologi. Kajian biologi sangat luas mencakup teori mengenai struktur dan fungsi dalam organisme serta istilah-istilah ilmiah yang tercakup di dalamnya. Materi biologi yang diajarkan dalam pendidikan diajarkan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan. Pada setiap jenjang, tingkat kesulitan materi yang diajarkan berbeda, namun pada dasarnya ada keterkaitan antara materi yang sedang dipelajari dengan materi selanjutnya. Materi pada tingkat SD akan berlanjut ke tingkat SMP. Pada pendidikan SMP sendiri materi yang diajarkan berkaitan mulai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 kelas VII, VIII, dan IX yang pada akhirnya akan disatukan untuk diujikan pada ujian akhir sekolah maupun ujian akhir nasional. Materi pada tingkat akhir atau kelas IX pada umumnya dipandang memiliki kesulitan lebih tinggi, karena mencakup pembahasan yang lebih kompleks dari kelas-kelas sebelumnya. Siswa yang belum pernah mempelajari sebelumnya seperti siswa kelas VII atau VIII pada umumnya akan sulit mempelajari materi tersebut, terlebih bagi siswa yang mengalami kendala dalam penghafalan. Materi biologi yang diajarkan pada kelas IX seperti yang disusun oleh Elok Sudibyo dkk (2008) mencakup pembahasan mengenai sistem ekskresi pada manusia, sistem reproduksi manusia, sistem saraf dan indra manusia, kelangsungan hidup makhluk hidup, pewarisan sifat, serta teknologi reproduksi dan bioteknologi. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang organisme. Materi yang tercakup didalamnya meliputi teori-teori tentang stuktur maupun fungsi dari organisme serta berbagai istilah-istilah ilmiah. Pengetahuan yang diajarkan maupun tingkat kesulitan materi dalam pembelajaran biologi disesuaikan dengan jenjang pendidikan. b. Biologi Sebagai Pembelajaran Teori Biologi merupakan salah satu pembelajaran teori pada cabang ilmu pengetahuan alam. Karakteristik pembelajaran teori berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konsep. Konsep didefinisikan Hulse dkk (dalam suharnan, 2005) sebagai sekumpulan perangkat atau sifat yang dihubungkan dengan aturan-aturan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 tertentu. Pembelajaran konsep menggunakan aturan-aturan tertentu dalam bentuk rumus-rumus yang diaplikasikan dalam berbagai kasus soal. Pembelajaran yang bersifat konsep diantaranya matematika dan fisika. Contoh penggunaan konsep dalam mata pelajaran matematika yaitu rumus-rumus luas bangun datar seperti rumus luas lingkaran yaitu πr². Dengan berpegang pada rumus tersebut maka dapat soal yang menanyakan besarnya luas maupun panjangnya jari-jari lingakaran dapat diketahui walaupun dengan angka yang berbeda-beda. Karakteristik pembelajaran teori berbeda dengan pembelajaran konsep. Pembelajaran teori mengandung pengetahuan-pengetahuan yang berbeda dalam setiap konteks. Mempelajari materi yang bersifat teori mengharuskan seseorang menyimpan informasi lebih banyak, karena dalam pembelajaran teori tidak ada rumus-rumus yang diaplikasikan, tetapi cara pembelajarannya yaitu mamahami uraian dalam setiap materi. Biologi merupakan salah satu pembelajaran yang bersifat teori, hal tersebut dikarenakan pada pembelajaran biologi banyak uraian pengetahuan baru mengenai berbagai struktur dan fungsi organisme maupun istilah-istilah ilmiah dalam organisme. Teori-teori dalam biologi misalnya teori mengenai sistem saraf manusia. Pembelajaran pada materi tersebut dilakukan dengan mengenali struktur dan fungsi dari neuron, macam-macam neuron, struktur dan fungsi dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi serta pengenalan pad istilah-istilah ilmiah yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut membuat biologi dipelajari dengan banyak mengingat materi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 Uraian tersebut menjelaskan bahwa mata pelajaran biologi merupakan salah satu pembelajaran teori yang mempelajari teori-teori tentang stuktur dan fungsi organisme serta istilah-istilah ilmiah dalam organisme. Oleh karena itu dalam pembelajaran biologi membutuhkan banyak mengingat materi yang terkandung di dalamnya. c. Penyimpanan Informasi Dalam Pembelajaran Biologi Biologi merupakan pembelajaran yang bersifat teori yang meliputi teori-teori tentang organisme dan istilah-istilah ilmiah. Oleh karena itu diperlukan cara khusus agar informasi baru dan berjumlah banyak dapat tersimpan di dalam memori. Agar materi biologi dapat diakses kembali dalam jangka waktu lama, maka materi tersebut harus tersimpan di dalam memori jangka panjang. Proses mengingat materi pada awalnya dapat dilakukan dengan menghafal teori dan istilah-istilah yang terkandung di dalam materi biologi. Proses menghafal tersebut dapat dipermudah dengan mengikuti petunjuk-petunjuk menghafal sesuai yang dikemukakan Alex Sobur (2003) diantaranya yaitu : 1. Hal-hal yang dihafal harus jelas kaitannya. 2. Adanya aplikasi terhadap hal-hal yang dihafal 3. Pengulangan pada hafalan 4. Penggunaan memo teknik Berdasarkan petunjuk-petunjuk tersebut dapat diketahui bahwa penyimpanan informasi biologi dalam memori jangka panjang dapat dipermudah dengan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 memahami kaitan satu konteks dengan konteks yang lain, penggunaan aplikasi atau praktik. Hal tersebut bertujuan agar tercipta kesan pada materi sehingga mempermudah dalam proses pemaknaan. Pengulangan dilakukan untuk menguatkan informasi di dalam ingatan sedangkan penggunaan memo teknik digunakan untuk mempermudah pengorganisasian dalam penyimpanan materi ke dalam memori jangka panjang. 4. Pengukuran Memori Jangka Panjang Ingatan yang dalam bahasa sehari-hari lebih mengacu pada memori jangka panjang, merupakan sebuah sistem psikologis yang dapat diukur. Telah diketahui dalam pembahasan sebelumnya bahwa pengukuran ingatan dapat dilakukan pada fase pengambilan kembali dari sistem memori. Ingatan dapat diukur menggunakan tes. Suharnan (2005) mengungkapkan berbagai tes yang dapat digunakan untuk mengukur ingatan (memori jangka panjang) diantaranya tes recall, tes rekognisi, tes pengetahuan konsepsual, leksikal, perseptual, dan tes pengetahuan prosedural. a. Tes Recall Sternberg (2009) mengungkapkan bahwa recall merupakan proses menimbulkan sebuah fakta, kata, atau item lainnya dari memori. Hal tersebut menunjukkan bahwa recall merupakan cara pengambilan kembali informasi dengan cara mengingat atau menimbulkan kembali hal-hal yang penah diingat tanpa adanya objek atau stimulus untuk dapat diingat kembali. Pengukuran commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 memori dapat dilakukan dengan teknik recall yang disebut dengan tes recall yaitu tes dengan meminta subjek mereproduksi stimulus-stimulus yang terdapat di dalam peristiwa sasaran (Suharnan, 2005). Hal tersebut berarti dalam tes recall subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap belajar. Contoh tes recall yaitu tes dengan soal isian. b. Tes Rekognisi Bimo walgito (2004) menyebutkan bahwa rekognisi merupakan proses menimbulkan kembali hal-hal yang pernah dipelajari dengan bantuan objek yang harus diingat. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam rekognisi seseorang diminta untuk mengenali kembali secara benar hal yang pernah diingat diantara beberapa pilihan objek. Pengukuran memori dengan cara tersebut disebut tes rekognisi, yaitu tes yang meminta subjek membedakan antara stimulus-stimulus yang ada dengan yang tidak ada pada saat terjadi peristiwa sasaran. Dengan kata lain subjek diminta mengidentifikasi atau mengenali kembali kesesuaian tes dengan stimulus yang ada pada tahap belajar. Contoh tes rekognisi adalah tes objektif atau pilihan ganda. c. Tes Pengetahuan konsepsual, Leksikal, Perseptual Tes pengetahuan konsepsual, leksikal, perseptual merupakan tes dengan fungsi perintah untuk merinci struktur dan proses yang dipakai mengambil kembali pengetahuan yang bersifat permanen. Tes tersebut merupakan bentuk tes commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 untuk mengukur fungsi memori secara umum yaitu ingatan tentang hal-hal yang ada di masyarakat, kemampuan menghubungkan, dan ingatan tentang persepsi seseorang yang didapat bukan dari proses belajar yang disengaja. Contoh tes pengetahuan faktual dan konseptual misalnya tes pengetahuan umum. d. Tes Pengetahuan Prosedural Tes pengetahuan prosedural merupakan tes yang meliputi belajar keterampilan dan pemecahan masalah. Tes tersebut mengukur performansi yang diakibatkan oleh latihan-latihan. Tes tersebut merupakan bentuk tes ingatan tidak langsung yang digunakan untuk mengukur ingatan yang berkaitan dengan kemampuan dalam area ketidaksadaran atau ingatan “otomatis” yang didapat dari pengalaman dan hasil latihan. Tes pengetahuan prosedural merupakan tes untuk mengukur ingatan dalam konteks psikomotor seseorang namun tidak dapat digunakan untuk mengukur ingatan atau pengetahuan yang didapat dari proses belajar secara langsung dan disadari. Contoh tes pengetahuan prosedural yaitu tes menggunakan puzzle. Berdasarkan penjelasan mengenai tes-tes yang dapat digunakan untuk mengukur memori, dapat diketahui bahwa tes-tes tersebut secara umum dapat dikategorikan ke dalam tes yang mengukur memori langsung maupun memori tak langsung. Memori langsung merupakan memori terhadap hal yang dipelajari secara sadar dan disengaja, sedangkan memori tak langsung merupakan memori mengenai hal-hal umum dan memori tentang kemampuan psikomotor. Oleh commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 karena itu tes yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran dalam pendidikan yaitu tes recall dan tes rekognisi. Tes recall memiliki keunggulan dalam objektivitas pengukuran, karena tes hanya dapat dijawab oleh subjek yang mampu mengingat kembali materi yang telah diberikan. Tes tersebut dapat menghindari kemungkinan bagi subjek untuk menjawab pertanyaan dengan benar secara kebetulan. Kelemahan tes recall yaitu kerancuan dalam penentuan benar atau salah pada saat terjadi kekeliruan penulisan jawaban atau jawaban subjek yang tidak lengkap. Kelemahan pengukuran memori dengan tes recall dapat diatasi dengan tes rekognisi, karena tes rekognisi menyediakan pilihan jawaban pasti sehingga tidak terjadi kerancuan dalam menentukan jawaban benar atau salah. Tes rekognisi yang dibuat dengan baik dapat menghindarkan kemungkinan subjek yang tidak memiliki memori pada materi untuk menjawab sebagian besar pertanyaan dengan benar. Oleh karena itu tes rekognisi sangat representatif untuk digunakan dalam pengukuran memori pada dunia pendidikan. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Memori Jangka Panjang Kemampuan memori jangka panjang dalam menyimpan informasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi memori jangka panjang diungkapkan oleh Suharnan (2005) diantaranya adalah keahlian dalam suatu bidang, emosi atau afek, dan pemberian kode khusus. Berikut merupakan penjelasan dari faktor-faktor tersebut. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 a. Keahlian Keahlian pada suatu bidang berpengaruh sangat besar terhadap memori jangka panjang seseorang. Seseorang dengan latar belakang pengetahuan yang baik pada suatu bidang, dapat mengingat materi dan informasi baru tentang bidang tersebut lebih baik dari pada orang yang tidak memiliki pengalaman pada bidang tersebut sebelumnya. Misalnya penjaga perpustakaan dapat cepat mengetahui letak suatu buku dari pada pengunjung perpustakaan. Hal tersebut terjadi karena latar belakang keahlian seseorang menjadi isyarat mental (mental cues). Isyarat mental tersebut merupakan bagian dari susunan pengetahuan yang sudah dipelajari secara teliti dan diorganisasikan dengan baik. Hal tersebut berarti terdapat sistem asosiasi dalam pikiran seperti yang diutarakan oleh Buzan (2003) bahwa asosiasi mempermudah seseorang dalam mengenali sesuatu. Isyarat mental dan asosiasi dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek di dalam mental atau pikiran seseorang. Isyarat mental juga memiliki sistem yang lebih menonjol, sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi lain. b. Emosi atau Afeksi Emosi atau afeksi dapat mempengaruhi memori seseorang. Faktor afeksi tersebut antara lain kesenangan, kesamaan suasana hati, dan ketergantungan dengan suasana hati. 1) Kata-kata yang menyenangkan cenderung lebih mudah diingat seseorang dari pada kata-kata yang bersifat menyedihkan atau netral. Fenomena commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 tersebut disebut pollyanna principles yaitu satuan informasi yang secara emosi menyenangkan dapat diproses lebih efisien dan tepat daripada informasi-informasi yang mengandung kesedihan. 2) Kesamaan suasana hati adalah kesesuaian antara hal yang akan diingat dengan suasana hati orang yang akan mengingatnya. Oleh karena itu seseorang yang sedang gembira lebih mudah mempelajari hal yang mengandung kegembiraan, sebaliknya orang yang sedang sedih lebih mudah mempelajari materi yang mengandung kesedihan. 3) Ketergantungan dengan suasana hati terjadi apabila seseorang lebih mudah menimbulkan kembali informasi yang pernah dipelajari, ketika suasana hati sekarang sesuai dengan suasana hati saat melakukan penyandian informasi. Misalnya seseorang mempelajari sesuatu dalam keadaan gembira, maka orang tersebut akan lebih mudah menimbulkan kembali hal yang dipelajarinya dalam keadaan suasana gembira. c. Pemberian Kode khusus Pemberian kode khusus memiliki prinsip mempermudah proses mengingat kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya dengan bekas yang ditemukan dalam ingatannya. Hal tersebut berarti seseorang akan lebih mudah mengingat informasi, jika dihadirkan situasi yang sama dengan situasi pada saat orang tersebut melakukan proses pemberian kode sebelumnya. Suatu informasi yang disimpan dalam bentuk makna akan diingat kembali lebih efektif apabila tugas yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 diminta juga dalam bentuk makna. Pada konteks pembelajaran, prinsip pemberian kode khusus memperkirakan bahwa, pada saat uijan seseorang lebih mudah bila situasinya serupa dengan situasi saat belajar atau perkuliahan sehari-hari karena situasi tersebut telah dikodekan secara khusus dan menjadi isyarat dalam peengambilan informasi. 6. Lupa Pada dasarnya ingatan manusia tidak sempurna sehingga rentan terjadi kelupaan. King (2010) menyebutkan bahwa lupa yang menyebabkan kegagalan dalam mengingat disebabkan oleh dua hal yaitu kegagalan dalam penyandian dan kegagalan saat peoses pengambilan kembali informasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa informasi akan sulit untuk diingat lagi apabila cara memasukkan informasi atau cara mengingat kembali informasi tersebut tidak dilakukan dengan baik. Kegagalan saat penyandian berarti saat memasukkan informasi seseorang tidak mengkodekan informasi dengan baik, sehingga informasi tersebut tidak pernah masuk ke dalam memori jangka panjang. Kegagalan dalam proses pengambilan berarti informasi telah berada dalam memori jangka panjang, namun karena suatu hal maka informasi tersebut tidak dapat dipanggil kembali. Terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang kelupaan yang terjadi pada fase pengambilan kembali yaitu decay theory (teori kerusakan), interference theory (teori halangan), dan cue-dependent forgetting theory (Suharnan, 2005). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 a. Decay Theory (Teori Kerusakan) Decay theory beranggapan bahwa lupa terjadi karena informasi yang pernah disimpan di dalam memori jangka panjang tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga lama-kelamaan akhirnya mengalami kerusakan. Hal tersebut berarti ketika seorang siswa tidak dapat mengingat kembali materi pelajaran yang pernah diterima pada saat ujian, berarti materi tersebut tidak pernah diulang atau digunakan lagi sehingga terjadi lupa. b. Interference Theory (Teori Halangan) Interference theory berarti bahwa lupa terjadi bukan karena ingatan yang hilang, tetapi karena informasi lain menghambat untuk mengingat. Interference theory dibagi menjadi dua macam yaitu proactive interference dan retroactive interference. Proactive interference berarti informasi yang dipelajari lebih dahulu mempengaruhi informasi yang dipelajari kemudian. Retroactive theory yaitu materi yang baru dipelajari mempengaruhi materi yang dipelajari sebelumnya. Hal tersebut berarti dalam interference theory terjadi kerancuan dalam mengakses informasi antara informasi yang baru dengan informasi yang sudah lama dipelajari. c. Cue-Dependent Forgetting Theory Cue-Dependent Forgetting Theory berarti bahwa pada prinsipnya lupa terjadi karena lemahnya isyarat terhadap informasi yang akan diingat kembali. Hal tersebut berkaitan dengan pemaknaan dan pengasosiasian informasi, yaitu informasi sulit diingat karena kurangnya makna yang dipahami serta tidak adanya isyarat yang dapat mengingatkan pada informasi tersebut. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 B. Mnemonic 1. Pengertian Mnemonic Informasi dalam memori jangka panjang dapat diambil kembali secara akurat apabila disandikan dengan baik. Penyandian yang baik adalah penyandian yang terorganisir secara sistematis sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang. Teknik pengorganisasian informasi untuk membantu mempermudah dalam mengingat disebut mnemonic. Kata mnemonic (dibaca “nemo-nik”) berasal dari bahasa Yunani yaitu mnemonikos yang diambil dari nama Mnemosyne (remembrance ‘ingatan’) yaitu dewi ingatan dalam mitologi Yunani. Kedua kata tersebut merujuk pada kata mnema (remembrance ‘ingatan’). Bagi bangsa Yunani mnemonic merupakan suatu keterampilan mental tua yang setara dengan keterampilan berpikir lain seperti kemampuan logika dan kesenian. Suharnan (2005) menyebutkan bahwa mnemonic merupakan suatu strategi atau teknik yang dipelajari untuk membantu kinerja ingatan yang dapat dioptimalkan dengan latihan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan teknik mnemonic dapat diajarkan pada seseorang untuk mengoptimalkan kinerja memori. Teknik tersebut dapat digunakan oleh siapapun tanpa harus memiliki kemampuan otak yang spesial. Kemampuan seseorang dalam menggunakan teknik mnemonic semakin optimal ketika teknik tersebut semakin sering digunakan. Pada dasarnya setiap orang dapat mengingat informasi dengan baik apabila proses penyandian berlangsung dengan baik. Teknik mnemonic dapat digunakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 untuk mengorganisasikan informasi yang hendak diingat sehingga tercipta proses penyandian yang baik dan memudahkan saat proses pengambilan informasi kembali. Wade dan Tavris (2007) menyebutkan bahwa mnemonic merupakan suatu strategi untuk melakukan penyandian, penyimpanan, dan pengambilan kembali suatu informasi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mnemonic merupakan strategi dalam penyandian informasi agar dapat disimpan (dalam memori jangka panjang) dengan baik dan mempermudah proses pemanggilan informasi kembali. Pendapat tersebut didukung oleh Solso dkk (2007) dengan menyebutkan bahwa mnemonic merupakan teknik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi dari memori. Hal tersebut menunjukkan bahwa mnemonic dilakukan pada proses penyandian guna meningkatkan penyimpanan dan mempermudah dalam proses pengambilan informasi. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diketahui bahwa mnemonic merupakan suatu teknik atau strategi untuk mengingat informasi yang dapat dipelajari oleh siapapun. Mnemonic merupakan suatu bentuk penyandian informasi yang bertujuan untuk memasukkan informasi ke dalam memori jangka panjang dan mempermudah dalam proses pemanggilan informasi. Kemampuan dalam menggunakan teknik mnemonic dapat dioptimalkan dengan latihan. 2. Prinsip Teknik Mnemonic Mnemonic adalah suatu teknik atau strategi untuk mempermudah dalam mengingat dengan mengoptimalkan proses memori. Wade dan Tavris (2007) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 menyebutkan bahwa mnemonic merupakan suatu strategi dalam penyandian informasi agar informasi tersebut dapat disimpan dengan baik dan mudah untuk diingat kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa teknik tersebut memanipulasi proses penyandian dengan tujuan agar informasi dapat dipertahankan dalam waktu yang lama dan memudahkan dalam proses pengambilan kembali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa teknik mnemonic diterapkan untuk menyandikan informasi agar tersimpan dalam memori jangka panjang sehingga teknik mnemonic bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang. Penyandian memori jangka panjang dapat terjadi apabila terdapat pemaknaan informasi, asosiasi, imajinasi, organisasi, serta pengulangan yang dapat memperkuat informasi di dalam ingatan. Prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang tersebut selanjutnya menjadi prinsip dalam penerapan teknik mnemonic. a. Pemaknaan Informasi yang masuk dalam memori jangka panjang harus bermakna bagi orang yang mengingatnya. Makna tersebut berupa kesan yang dimiliki seseorang terhadap informasi (Atkinson, 1998). Hal tersebut berarti untuk mendapatkan informasi yang bermakna diperlukan kesan yang akan diperoleh jika seseorang memberikan perhatian pada informasi tersebut. Perhatian merupakan suatu bentuk kesadaran yang membuat informasi tersimpan dalam memori jangka pendek. Kesan yang telah diperoleh dan disimpan dalam memori jangka pendek dapat ditransfer ke dalam memori jangka panjang jika disertai dengan aspek lain seperti commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 penguatan informasi dengan pengulangan, asosiasi, imajinasi, maupun organisasi. Kombinasi antar aspek tersebut dapat menciptakan kesan yang lebih kompleks sehingga informasi tertanam lebih kuat dalam benak (memori jangka panjang) seseorang. b. Asosiasi Asosiasi merupakan hubungan antara suatu informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Buzan, 2003). Hal tersebut berarti suatu hal baru akan lebih mudah diingat bila memiliki kaitan dengan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki seseorang sebelumnya. Asosiasi tersebut berfungsi sebagai pengait atau isyarat dalam pemanggilan informasi. Dengan demikian apabila seseorang mengingat asosiasi dari informasi, secara otomatis informasi tersebut akan ikut diingat. Misalnya mengingat macam-macam subjek dalam bahasa Inggris yaitu “I, You, They, We” diasosiasikan dengan kata “Ayu Dewi”, sehingga ketika mengingat kata “Ayu Dewi” secara otomatis kata “I, You, They, We” dapat dingat. c. Imajinasi. Imajinasi merupakan gambaran mengenai sesuatu di dalam pikiran (Suharnan, 2007). Hal tersebut berarti terdapat bayangan yang aktif dalam pikiran mengenai hal yang sedang dipikirkan. Penggunaan imajinasi dimaksudkan sebagai daya penggerak kreativitas berpikir. Imajinasi dapat dilakukan dengan berbagai hal seperti melebih-lebihkan sesuatu, memberi humor, atau membayangkan hingga detail seperti ukuran, bentuk, warna, suara, rasa, maupun bau mengenai suatu hal. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 d. Organisasi Organisasi merupakan pengelompokan dan pembagian item informasi ke dalam unit-unit yang lebih sederhana atau chunking. Chungking berfungsi untuk meningkatkan kapasitas memori jangka pendek dengan cara penyederhanaan yang kemudian ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Buzan (2003) mengemukakan tentang pengorganisasian ke dalam lokasi-lokasi yang familiar. Tujuan dari organisasi tersebut yaitu untuk mempermudah pencarian terhadap item yang diingat. Hal tersebut dikarenakan informasi yang terorganisasi terstruktur berdasarkan kategori dan mempermudah dalam proses pemaknaan. Organisasi dapat berupa organisasi serial maupun hirarkis. Pengorganisasian serial dapat dipergunakan ketika seseorang harus mengingat banyak kejadian dengan menyusun secara berurutan kejadian dari yang sudah lama sampai yang baru terjadi dan sebaliknya. Pengorganisasian hirarkis dilakukan dengan membagi informasi yang diingat ke dalam beberapa pokok bahasan kemudian bagian demi bagian, dan sub-sub bagian yang lebih kecil seperti pohon bercabang. Pengorganisasian tersebut dapat mengatasi kerancuan terhadap informasi yang diingat sehingga memudahkan dalam pengaksesan. e. Pengulangan Selain dengan pemaknaan, perlu adanya penguatan agar informasi dapat dipertahankan lebih lama dan ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Hal tersebut diungkapkan oleh Sternberg (2007) bahwa pengulangan dilakukan untuk menjaga informasi tetap aktif dalam memori. Hal tersebut sesuai dengan dengan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 teori pemrosesan informasi (Atkinson dan Shiffrin dalam King, 2010) yang menyatakan bahwa pengulangan dapat mempertahankan informasi lebih lama dan merupakan transisi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa informasi yang diulang-ulang membuat informasi tersebut lebih kuat dalam memori jangka pendek dan informasi yang cukup kuat memudahkan dalam mentransfer ke dalam memori jangka panjang. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa mnemonic memanipulasi proses penyandian informasi agar tersimpan di dalam memori jangka panjang dan memudahkan proses pengambilan informasi kembali. Manipulasi pada teknik mnemonic didasarkan pada prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang yaitu pemaknaan, asosiasi, imajinasi, organisasi, dan pengulangan. Teknik mnemonic dapat dibentuk dengan salah satu prinsip atau kombinasi beberapa maupun keseluruhan dari prinsip-prinsip tersebut. 3. Macam-macam Teknik Mnemonic Teknik mnemonic telah lazim digunakan dan memiliki berbagai bentuk dalam penggunaannya. Teknik mnemonic dapat dikembangkan dari salah satu prinsip atau kombinasi dengan beberapa maupun keseluruhan dari prinsip-prinsip yang ada. Markowitz dan Jensen (2002) mengembangkan beberapa teknik yaitu metode loci, akronim, akrostik, rima, kata kunci, asosiasi, dan citra visual. Berbagai macam teknik mnemonic lain diungkapkan oleh Buzan (2003) berdasarkan prinsip asosiasi, imajinasi dan lokasi (organisasi) yaitu sinestesia/sensualitas, gerakan, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 asosiasi, seksualitas, humor, imajinasi, nomor, simbolisme, warna, susunan dan/atau urutan, bayangan positif, berlebih-lebihan. Berikut merupakan penjelasan dari bentuk-bentuk teknik tersebut. a. Teknik Mnemonic Markowitz dan Jensen 1) Metode Loci Metode loci adalah metode pemicu ingatan agar dapat mengingat serangkaian informasi melalui kata kunci di dalam lokasi (Suwito, 2005). Seseorang dapat mengasosiasikan setiap masalah yang akan disampaikan dengan serangkaian lokasi yang akrab dalam urutan tertentu. Pada umumnya penggunaan metode tersebut melibatkan tempat-tempat sebagai ingatan visual kemudian mengingat segala sesuatu yang ada di tempat tersebut untuk dihubungkan setiap bagiannya menjadi satu kesatuan yang utuh. Segala sesuatu dari tempat tersebut berisi tentang segala hal yang ingin diingat/hafal. Oleh karena itu, penggunaan metode ini mengharuskan seseorang memiliki kekuatan imajinasi yang kuat untuk menggambarkan segala sesuatu yang ingin diingat tersebut. 2) Akronim Akronim merupakan penggunaan setiap huruf pertama dari suatu kelompok kata (kalimat) menjadi suatu kata baru. Pada umumnya penggunaan akronim bermanfaat ketika mengingat kata-kata menjadi urutan yang khusus dan bermakna. Beberapa contoh penggunaan akronim yaitu : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 LASER = Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia PRAMUKA = Praja Muda Karana 3) Akrostik Akrostik merupakan penggunaan setiap huruf pertama dari suatu kelompok kata dan suku kata-suku kata lainnya sehingga menjadi suatu kalimat. Contoh akrostik : ï‚· Warna–warna pelangi : Me Ji Ku Hi Bi Ni U = Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu 4) Rima dan lagu Teknik rima dan lagu terdiri dari ritem, pengulangan, melodi, dan rima. Rima dalam teknik mnemonic merupakan penggunaan kata-kata yang memiliki suku kata yang sama. Rima dalam hal ini dapat ditambahkan dengan pengulangan kata-kata tersebut sehingga kata-kata tersebut memberikan gambaran dengan tambahan iringan lagu sehingga kata-kata yang akan dihafal lebih hidup dan memberikan bekas pada ingatan. Contoh teknik rima dan lagu yaitu : Menghafal huruf alfabet dengan lagu, “Twinkle, Twinkle, Little Star.” commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 5) Kata kunci Teknik kata kunci digunakan untuk mengingat kata inti dari informasi yang akan diingat. Contoh penggunaan teknik tersebut misalnya mengingat informasi tentang tugas Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari: 1. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional. 2. Menjaga negara-negara anggota terhadap serangan negara-ne gara lainnya. 3. Pengurangan senjata. 4. Membela dan melindungi Persatuan Bangsa-Bangsa. Untuk menngingat informasi tersebut cukup menggunakan kata kunci dari masing-masing item diatas, yaitu perselisihan, serangan, senjata, pembelaan. b. Teknik Mnemonic Buzan Selain teknik memonic yang disebutkan Markowitz & Jensen (2002), terdapat 12 teknik mnemonic yang diungkapkan oleh Buzan (2003) yaitu sinestesia/sensualitas, gerakan, asosiasi, seksualitas, humor, imajinasi, nomor, simbolisme, warna, susunan dan/atau urutan, bayangan positif, dan berlebihlebihan. Teknik-teknik tersebut merupakan penerapan dari prinsip asosiasi, imajinasi, dan organisasi berdasarkan lokasi. Berikut merupakan penjelasan dari teknik-teknik tersebut. 1) Sinestesia/Sensualitas. Sinestesia merujuk pada campuran yang dirasakan oleh indera. Sinestesia bertujuan untuk mengembangkan memori jangka panjang melalui kepekaan alat indera yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan, dan kinestesia atau kesadaran posisi dan gerakan dalam ruang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 Untuk mengingat suatu informasi dengan sinestesia, maka seseorang mengimajinasikan dan merasakan informasi tersebut mulai dari bentuk, warna, rasa, bau, dan sesuatu yang dapat dirasakan oleh indera manusia. 2) Gerakan. Gerakan merupakan teknik yang didasarkan prinsip asosiasi dan imajinasi dalam bentuk gerakan. Gerakan menambah jangkauan kemungkinankemungkinan yang luas bagi otak untuk “mengaitkan” informasi sehingga seseorang lebih mudah mengingat. Contoh teknik gerakan yaitu ketika mempelajari sistem pencernaan manusia, seseorang membayangkan alur gerakan makanan yang sedang dicerna. 3) Asosiasi. Teknik Asosiasi merupakan penerapan prinsip asosiasi secara tunggal yaitu menghubungkan hal baru dengan sesuatu yang stabil dalam lingkungan mental seseorang. Contohnya asosiasi kata “I, You, They, We” dalam Bahasa Inggris dengan “ayu dewi” dalam Bahasa Indonesia 4) Seksualitas. Seksualitas merupakan penerapan prinsip pemaknaan, asosiasi dan imajinasi mnemonic. Teknik tersebut dilakukan dengan mengaitkan dan mengimajinasikan informasi baru dengan hal-hal yang berhubungan dengan seksual. Hal tersebut dapat dilakukan karena secara alami seksualitas merupakan hal yang menarik bagi manusia. Contoh ingatan tentang seksualitas yaitu cerita mengenai seorang murid yang menyapa gurunya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 dengan sapaan “pagi pak”, kemudian dijawab guru dengan “pagi nak”. Jawaban guru tersebut dapat diingat murid dalam jangka waktu yang lama dikarenakan murid tersebut memaknainya kata “pagi nak” secara seksualitas karena terdengar sama dengan kata “vagina” yang merupakan alat seksual pada wanita. 5) Humor. Humor menerapkan prinsip pemaknaan dengan cara membuat kesan yang lucu pada informasi. Seperti halnya seksual, humor merupakan salah satu hal yang secara alamiah membuat seseorang tertarik dan mudah memaknainya. Suatu hal yang semakin aneh, tidak masuk akal, lucu dan tidak nyata, membuat gambaran tersebut akan semakin mudah diingat. 6) Imajinasi. Teknik dengan prinsip imajinasi secara tunggal juga dapat diterapkan dalam mengingat. Imajinasi sangat baik untuk diterapkan dalam teknik pegembangan memori, karena tidak ada batasan dalam imajinasi. Berbeda dengan pengetahuan yang sifatnya terbatas, imajinasi melampaui realitas yang sebenarnya. 7) Nomor. Teknik penomoran merupakan salah satu teknik yang menerapkan prinsip organisasi dan asosiasi. Teknik tersebut dilakukan dangan memberikan asosiasi penomoran pada informasi yang hendak dihafal. Penomoran tersebut commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 dapat menambah spesifikasi dan efisiensi dalam mengingat karena terkategori berdasarkan susunan dan urutan. 8) Simbolisme. Teknik simbolisme adalah penerapan prinsip asosiasi yang dilakukan dengan memberikan simbol-simbol unik pada hal yang dihafal. Penggantian bayangan yang biasa atau membosankan dengan yang lebih bermakna dapat meningkatkan kemungkinan untuk mengingat. 9) Warna. Teknik mnemonic dengan prinsip pemaknaan dan imajinasi dapat diterapkan dalam bentuk warna. Penggunaan warna-wana memungkinkan seseorang untuk lebih mudah memaknai informasi. Warna dapat membangkitkan daya imajinasi dan membuat informasi yang hendak diingat lebih menarik dan tidak monoton. 10) Susunan dan/atau urutan. Susunan merupakan salah satu teknik yang berorientasi pada prinsip organisasi mnemonic. Penggunaan susunan dan/atau urutan memungkinkan referensi yang lebih dekat dan meningkatkan kemampuan otak untuk “mengakses informasi secara acak” dengan lebih baik. 11) Bayangan positif. Bayangan positif merupakan salah satu pengembangan dari prinsip imajinasi ditambah dengan kesan yang positif. Bayangan yang positif dan menyenangkan lebih mudah diingat karena kecenderungan otak ingin kembali commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 ke bayangan tersebut, sedangkan bayangan yang negatif dapat diblokir oleh otak karena menemukan prospek bahwa kembali pada bayangan tersebut tidak menyenangkan. 12) Melebih-lebihkan Melebih-lebihkan merupakan mnemonic dangan prinsip imajinasi yaitu dengan pembayangan dan pemaknaan sesuatu secara berlebihan. Otak manusia cenderung lebih mudah mengingat hal-hal yang berlebihan baik bentuk, ukuran, maupun suara pada dasarnya akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang normal atau biasa saja. Kata-kata yang bermakna berlebihan misalnya “dramatis, spektakuler, sensanional, dan ironis”. Contoh ingatan tentang hal yang berlebihan yaitu ingatan seseorang pada pertandingan final Liga Champions tahun 1999. Orang tersebut masih ingat karena pertandingan tersebut dianggap dramatis dan spektakuler oleh dirinya. Pada dasarnya bentuk-bentuk teknik yang telah diuraikan di atas merupakan pengembangan dari prinsip-prinsip teknik mnemonic yang dapat dipilih untuk membantu mempermudah dalam mengingat. Selain teknik-teknik yang telah diuraikan di atas, teknik mnemonic dapat dikembangkan dengan cara yang berbeda sehingga didapat teknik yang paling mudah dan sesuai untuk digunakan. Catatan bagi pengembangan teknik mnemonic yaitu konsisten dengan prinsipprinsip dalam teknik mnemonic yaitu pemaknaan, imajinasi, asosiasi, organisasi, dan pengulangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 C. Pengaruh Teknik Mnemonic Terhadap Memori Jangka Panjang Mnemonic merupakan suatu bentuk teknik mengingat dengan memanipulasi informasi sesuai dengan prinsip penyandian memori jangka panjang. Prinsip-prinsip tersebut meliputi pemaknaan informasi, asosiasi, imajinasi, organisasi, dan pengulangan. Teknik tersebut berfungsi untuk memaksimalkan proses memori dan menekan kendala dalam penggunaan memori jangka panjang yang menyebabkan terjadinya kelupaan. King (2010) menyebutkan bahwa lupa disebabkan oleh dua hal yaitu kegagalan encoding dan kegagalan retreival. Kegagalan encoding berarti seseorang tidak melakukan penyandian sehingga informasi tidak pernah masuk ke dalam memori. Kegagalan retreival disebabkan oleh beberapa hal yaitu kerusakan informasi, gangguan informasi, dan lemahnya isyarat terhadap informasi. Prinsipprinsip dalam teknik mnemonic berperan untuk mengatasi hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelupaan sehingga terbentuk proses memori yang efektif. Kegagalan dalam encoding merupakan salah satu faktor terjadinya kelupaan. Terkadang informasi yang hendak diingat tidak cukup bermakna sehingga seseorang tidak tertarik untuk memasukkan informasi ke dalam memori. Alex Sobur (2003) mengungkapkan bahwa informasi dapat diingat dengan baik apabila informasi dipahami dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya suatu cara agar seseorang dapat tertarik terhadap informasi, cara tersebut adalah pemaknaan informasi. Telah diketahui dalam prinsip teknik mnemonic, pemaknaan informasi dapat dilakukan melalui imajinasi, asosiasi, maupun organisasi informasi. Imajinasi merupakan cara pemaknaan yang efektif. Imajinasi dapat memberikan gambaran commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 yang lebih luas sehingga seseorang dapat memaknai suatu informasi dengan lebih kreatif. Imajinasi juga didukung dengan asosiasi yaitu menghubungkan suatu informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Seseorang dapat memaknai sesuatu dengan mengimajinasikan suatu infomasi dengan informasi lain yang bisa menjadi analogi atau perbandingan. Hal tersebut akan memudahkan dalam mengingat, karena seseorang telah memiliki pemahaman konsep sebelumnya sehingga asosiasi berperan sebagai isyarat untuk mengingat kembali suatu informasi yang dimaksud. Asosiasi menghubung informasi baru dengan pengetahuanpengetahuan yang dimiliki sebelumnya, dan organisasi memudahkan dalam pengelompokan sehingga informasi lebih tertata dan menjadi lebih bermakna untuk diingat. Pada dasarnya pemaknaan membuat informasi tak hanya sekedar diperhatikan, namun tercipta suatu kesan sehingga informasi tersebut mampu masuk ke dalam memori jangka panjang seseorang. Penyebab terjadinya kelupaan yang lain adalah kegagalan retreival. Retreival selalu berkaitan erat dengan proses encoding. Retreival merupakan ujung dari proses memori yang diawali oleh proses encoding, sehingga cara seseorang menyandikan informasi mempengaruhi proses retreival. Suharnan (2005) menyebutkan bahwa kegagalan dalam retreival disebabkan oleh kerusakan informasi, gangguan informasi, dan lemahnya isyarat terhadap informasi. Kerusakan informasi terjadi karena memudarnya informasi seiring berjalannya waktu dan karena jarangnya penggunaan informasi. Pada situasi tersebut diperlukan penguatan informasi agar informasi yang diingat tidak mudah rusak atau memudar. Mnemonic menggunakan prinsip commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 pengulangan yang berperan sebagai penguat informasi. Pengulangan informasi secara berkala dapat mempengaruhi penyimpanan dan menjaga informasi tetapa aktif dalam memori. Selain kerusakan informasi, adanya gangguan informasi juga mengakibatkan kegagalan retreival. Gangguan informasi dapat berupa proactive interference maupun retroactive interference. Proactive interference merupakan gangguan informasi di awal yang mengganggu informasi selanjutnya, sedangkan retroactive interference merupakan gangguan dari informasi baru terhadap informasi sebelumnya. Gangguangangguan tersebut menimbulkan kerancuan informasi yang akan diakses. Oleh karena itu mnemonic menerapkan prinsip organisasi informasi yang memanipulasi informasi dengan penataan yang terorganisir berdasarkan kategori-kategori tertentu sehingga mempermudah dalam proses pengaksesan informasi. Pengorganisasian tersebut dapat mengatasi kerancuan terhadap informasi yang diingat sehingga memudahkan dalam pengaksesan. Gangguan retreival lain disebabkan kerena lemahnya isyarat terhadap informasi. Isyarat berperan untuk membangkitkan kembali suatu informasi. Isyarat sejalan dengan prinsip asosiasi dalam mnemonic. Fungsi asosiasi yaitu untuk mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sehingga menjadi isyarat dalam proses pengambilan kembali informasi. Pengaitan informasi dengan asosiasi misalnya isyarat dalam mempelajari tajwid huruf qalqalah diasosiasikan dengan kata “baju di toko” yaitu asosiasi dari huruf “‫ب ج د Ø· ق‬ˮ. Kata “baju di commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 toko” yang sebelumnya telah dimiliki seseorang dalam pikirannya diasosiasikan dengan huruf qalqalah tersebut, sehingga ketika hendak mengingat kembali huruf qalqalah maka seseorang tinggal mengingat kata “baju di toko” dan teringatlah huruf “‫ب ج د Ø· ق‬ˮ. Hal tersebut menunjukkan pengaruh asosiasi terhadap ingatan seseorang yaitu sebagai isyarat yang berfungsi untuk mengaitkan dan membangkitkan informasi. Uraian di atas menjabarkan mengenai pengaruh teknik mnemonic terhadap memori jangka panjang. Teknik mnemonic bekerja memanipulasi proses penyandian memori dengan prinsip-prinsip mnemonic, yaitu pemaknaan, imajinasi, asosiasi, organisasi, dan pengulangan. Prinsip-prinsip tersebut berfungsi mengoptimalkan proses memori dengan menekan kendala-kendala dalam mengingat yang menyebabkankan kelupaan. Secara teoretis teknik mnemonic dapat digunakan untuk meningkatkan memori. Oleh karena ituberbagai penelitian tentang mnemonic dilakukan. Penelitian mnemonic dalam dunia pendidikan pernah dilakukan oleh Richard C. Atkinson and Michael R. Raugh pada tahun 1975 dengan judul An Application of the Mnemonic Keyword Method to the Acquisition of a Russian Vocabulary. Penelitian tersebut dilakukan dalam bidang bahasa dan bertujuan untuk meningkatkan perbendaharaan kosakata siswa pada Bahasa Rusia. Pelaksanaan penelitian tersebut menggunakan metode keyword yaitu mengasosiasikan bahasa Rusia dengan kata-kata yang memiliki pengucapan yang hampir sama dalam bahasa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 Inggris. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa teknik mnemonic dengan metode keyword efektif digunakan untuk mempelajari bahasa Rusia. Penelitian lain pernah dilakukan pada tahun 2008 di Amerika Serikat oleh Richmond, dkk dengan judul Transfer of the Method of Loci, Pegword, and Keyword Mnemonics in the Eighth Grade Classroom. Penelitian tersebut bertujuan untuk menyelidiki penggunaan teknik mnemonic sebagai metode belajar. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa aplikasi teknik mnemonic yaitu method of loci, pegword, dan keyword mnemonic dapat digunakan sebagai metode mengingat yang efektif untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Penelitian di Indonesia sebelumnya dilakukan oleh Romi Anshorulloh pada tahun 2008 di Kota Batu Malang dengan judul Efektivitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Di MTs Persiapan Negeri Kota Baru. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa aplikasi teknik mnemonic cukup efektif dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran sejarah. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya baik di luar negeri maupun di Indonesia, dapat diketahui bahwa pada dasarnya teknik mnemonic dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang yang membutuhkan ingatan, dan cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan memori. Hal tersebut menunjukkan bahwa teknik mnemonic dapat diterapkan pada mata pelajaran hafalan, salah satunya adalah mata pelajaran biologi. Menghafal telah menjadi masalah tersendiri bagi siswa dan dianggap sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Walaupun demikian mata pelajaran teoretis dangan hafalan perlu dipelajari karena merupakan bagian dari commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58 sistem pendidikan dan akan diujikan sebagai penentu kelulusan siswa. Kunci dalam mempelajari pelajaran hafalan terletak pada pengelolaan terhadap materi yang dipelajari. Materi yang mampu dimaknai dengan baik dapat dipelajari dengan lebih mudah. Teknik mnemonic menyediakan suatu sistem dalam penyandian informasi, sehingga informasi dapat disimpan dan diingat kembali dengan baik. D. Kerangka Berpikir Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi Rendah Teknik Mnemonic Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi Tinggi Bagan 3. Kerangka Berpikir Berdasarkan skema di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu : Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang bersifat teori, karena mempelajari teori-teori mengenai struktur, fungsi organisme serta istilah-istilah ilmiah mengenai organisme. Materi pelajaran tersebut dipelajari dengan cara mengingat atau menghafal terkandung di dalamnya. Pembelajaran dengan cara mengingat materi menjadi kendala bagi siswa khusunya siswa dengan memori jangka panjang rendah yang tidak mampu mengingat materi dengan baik. Ketidakmampuan mengingat materi pada dasarnya disebabkan karena kurang tepatnya proses penyandian informasi yang dilakukan, sehingga informasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 tidak dapat masuk ke dalam ingatan atau dapat masuk tetapi tidak dapat diingat kembali. Kendala-kendala dalam mengingat dapat diatasi dengan melakukan penyandian informasi sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian dalam memori jangka panjang. prinsip-prinsip tersebut diantaranya pemaknaan, asosiasi, imajinasi, organisasi, dan pengulangan. Suatu strategi atau teknik untuk membantu mempermudah dalam mengingat berdasarkan prinsip-prinsip tersebut disebut dengan teknik mnemonic. Penggunaan teknik mnemonic bertujuan untuk memaksmalkan proses penyandian sehingga meningkatkan memori jangka panjang khususnya penggunaan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi. E. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan teori pendukung yang telah dipaparkan, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian yaitu : teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda diantara organisme, situasi, atau lingkungan (Christensen dalam Liche Seniati dkk, 2009). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel merupakan sesuatu yang akan diamati dalam penelitian. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi dalam penelitian karena diduga memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah adalah respons sunjek penelitian yang diukur sebagai pengaruh dari variabel bebas. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: Variabel terikat : Memori Jangka Panjang Variabel bebas : Teknik Mnemonic B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Memori Jangka Panjang Memori jangka panjang adalah ingatan subjek terhadap informasi dengan durasi lebih dari tiga menit dengan kapasitas penyimpanan lebih dari tujuh item informasi. Acuan durasi memori jangka panjang pada penelitian ini adalah empat hari setelah pemberian informasi. Hal tersebut menjadi waktu yang ideal karena informasi yang diterima tidak terlalu hangat dalam ingatan, tetapi tidak terlalu commit to user 60 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 lama sehingga terjaga sterilisasi terhadap penambahan informasi mengenai materi yang mungkin terjadi pada subjek. Informasi yang harus diingat subjek adalah materi pelajaran biologi yang akan dipelajari, tetapi belum pernah dipelajari. Materi pelajaran yang digunakan adalah materi pada pokok bahasan sistem saraf manusia yang merupakan materi yang akan dipelajari, tetapi belum pernah dipelajari oleh subjek. Pengukuran memori jangka panjang dilakukan pada tahap pengambilan informasi yang merupakan indikator telah terjadinya proses memori. Pengukuran memori jangka panjang menggunakan tes rekognisi yaitu tes dengan tipe soal pilihan ganda berdasarkan materi yang dipelajari. Kriteria yang menjadi penilaian dalam tes rekognisi meliputi pengetahuan mengenai neuron, sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi. Skor pada tes rekognisi menunjukkan tingkat memori jangka panjang siswa. Semakin tinggi skor tes berarti semakin tinggi memori jangka panjang siswa, sebaliknya semakin rendah skor tes menunjukkan bahwa memori jangka panjang siswa semakin rendah. 2. Teknik Mnemonic Teknik Mnemonic dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu teknik atau strategi untuk mengingat informasi sesuai prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang. Mnemonic merupakan perlakuan dengan memanipulasi proses penyandian informasi yang bertujuan untuk memasukkan informasi ke dalam memori jangka panjang dan mempermudah proses pengambilan informasi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62 Konsep teknik mnemonic yang digunakan mengikuti prinsip-prinsip teknik mnemonic yaitu pemaknaan, organisasi, asosiasi, imajinasi, dan pengulangan. Prinsip organisasi diwujudkan dengan pengelompokan informasi ke dalam sistem loci. Sistem loci merupakan gambaran ruang yang terdiri atas 8 petak kategori pengelompokan materi. Materi yang telah dikelompokkan dalam sistem loci merupakan akronim dan asosiasi cerita dari materi. Prinsip asosiasi diwujudkan dengan membentuk akronim dari materi dan menghubungkannya dengan cerita. Asosiasi cerita yang terbentuk digunakan sebagai pengait untuk mengingat kembali informasi. Prinsip imajinasi tercipta dengan pembayangan ruang pada sistem loci dan asosiasi cerita. Imajinasi dilakukan pada saat mengingat kembali materi dengan membayangkan letak materi pada petak loci serta cerita dalam petak tersebut. Pemaknaan terhadap materi tercipta dari kesan yang didapatkan dari pembelajaran dengan teknik mnemonic. Cara belajar dengan teknik mnemonic membentuk kesan belajar yang berbeda dan kesan tersebut membuat informasi tersimpan lebih kuat di dalam ingatan. Penerapan prinsip pengulangan dilakukan dengan mengulang-ulang materi yang dipelajari. Tujuan pengulangan tersebut yaitu memperkuat ingatan terhadap materi, sehingga dapat ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Prosedur penggunaan teknik mnemonic dalam pembelajaran biologi dapat dilihat pada tabel berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 Tabel 2. Prosedur Penggunaan Teknik Mnemonic No. 1. Langkah Keterangan Membentuk chunk atau Pembentukan chunk dilakukan dengan membagi unit-unit sederhana dari materi biologi dalam pokok bahasan sistem saraf pokok bahasan manusia menjadi tiga kategori besar yang meliputi jaringan saraf, sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. 2. Membagi kategori besar Pembagian unit meliputi : ke dalam unit-unit yang a. Jaringan saraf terdiri atas neuron dan macam- lebih spesifik macam neuron. Neuron terbagi atas badan sel dan akson, sedangkan macam-macam neuron meliputi neuron sensorik, motorik, dan penghubung. b. Sistem saraf pusat meliputi sistem saraf pusat 1 yaitu cerebrum (otak besar) dan sistem saraf pusat 2 meliputi cerebelum (otak kecil), mesensefalon (otak tengah), medulla spinalis (sumsum tulang belakang), medulla oblongata (sumsum lanjutan) c. Sistem saraf tepi yang terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraaf otonom. Sistem saraf somatis meliputi serabut saraf otak sensorik, serabut saraf otak motorik, serabut saraf otak sensorik-motorik, dan serabut saraf sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf otonom meliputi saraf simpatik dan saraf parasimpatik 3. Memasukkan unit-unit Metode loci dilakukan dengan memasukkan item-item spesifik ke dalam sistem yang hendak diingat ke dalam suatu tempat yang telah tempat dengan metode dikenal sebelumnya. Tempat tersebut harus memiliki loci. Isi dari sistem loci detail ruang yang dapat dibayangkan. Ruang-ruang terdiri dari : tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan unit- ï‚· Petak 1 : Badan sel unit informasi. Cara mengakses informasi yang ï‚· Petak 2 : Akson tersimpan dalam sistem loci yaitu dengan ï‚· Petak 3 : Macam- membayangkan tempat tersebut kemudian mencari ke commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· macam neuron dalam ruang-ruang tempat diletakkannya informasi. Petak 4 : Bagian- Tempat apapun dapat digunakan apabila subjek bagian Serebelum mengenal baik detail dari tempat tersebut. Dalam Petak 5 : Sistem pembelajaran klasikal, tempat yang digunakan harus saraf pusat lain diketahui oleh seluruh subjek. Tempat yang Petak 6 : Serabut digunakan sebagai sistem loci pada penelitian ini saraf otak sensorik diadopsi dari sistem petak pada permainan monopoli. Petak 7 : Serabut Hal tersebut dikarenakan permainan monopoli saraf otak motorik populer dan sering dimainkan oleh pelajar sehingga Petak 8 : Serabut dapat diketahui oleh seluruh subjek. Pemilihan saraf otak sensorik- permainan monopoli sebagai sistem loci juga motorik dikarenakan struktur ruang dalam permainan tersebut sudah tertata dan mudah untuk membayangkan ruangruangnya. Sistem loci yang digunakan terdiri dari 10 petak yang berisi unit informasi spesifik pada setiap petaknya. 4. Membentuk asosiasi Asosiasi diterapkan pada nama-nama struktur atau pada setiap unit bagian. Asosiasi yang digunakan berupa cerita dan informasi. kalimat akronim/akrostik dengan menyingkat namanama struktur menjadi kata dan kalimat baru. 5. Penggunaan teknik kata Teknik kata kunci digunakan untuk menjelaskan kunci 6. definisi dan fungsi dari bagian-bagian. Melakukan pengulangan Pengulangan materi dilakukan saat penyampaian materi dan melakukan review verbal setiap penambahan materi. Pengulangan bertujuan untuk menguatkan informasi di dalam ingatan. 7. Melakukan tertulis evaluasi Evalusi tertulis dilakukan di setiap akhir penyampaian satu kategori pembahasan dengan mengisi tabel-tabel kosong dengan bantuan stimulus asosiasi cerita atau kalimat akronim. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta yang memiliki kemampuan memori jangka panjang rendah pada mata pelajaran biologi yang merupakan mata pelajaran bersifat teori yang dipelajari menggunakan hafalan. Hal tersebut ditunjukkan dari perolehan nilai hasil ujian siswa pada mata pelajaran biologi. Perolehan nilai siswa pada mata pelajaran biologi merupakan indikator dari kemampuan memori siswa. Siswa dengan memori yang baik dapat menjawab soalsoal dengan benar, karena mampu mengingat materi-materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Sebaliknya siswa yang memiki memori kurang baik bisa mendapatkan nilai yang kurang baik, karena tidak mampu mengingat materi-materi yang telah diajarkan sebelumnya Pemilihan subjek penelitian menggunakan dokumentasi yang disesuaikan dengan observasi yang dilakukan oleh guru. Teknik dokumentasi menggunakan leger nilai yang dapat membedakan prestasi mata pelajaran biologi yang tinggi dengan yang rendah. Subjek dalam penelitian ditentukan dengan melakukan screening pada leger dengan kriteria siswa yang memiliki nilai rendah yaitu siswa yang memiliki nilai di bawah standar kompetensi mata pelajaran biologi 67. Teknik observasi yaitu pengamatan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan kemampuan memori jangka panjang rendah dalam mempelajari mata pelajaran biologi. Hasil pengamatan guru tersebut kemudian direkomendasikan kepada peneliti dan disesuaiakan dengan data dokumentasi sehingga didapat subjek penelitian. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 D. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta yang memiliki kendala terhadap mata pelajaran hafalan yang dikhususkan pada mata pelajaran biologi. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yaitu penyelidikan dengan memanipulasi salah satu variabel untuk mengetahui hubungan sebab-akibat (Liche Saniati dkk dkk, 2009). Manipulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic. Teknik mnemonic dimaksudkan untuk memanipulasi proses penyandian informasi sehingga sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang. Penerapan prinsip-prinsip tersebut bertujuan agar tercipta proses memori efektif dan meningkatkan memori jangka panjang subjek. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen dua kelompok (matched two groups design, posttest only). Posttest only design merupakan rancangan paling ideal dalam penelitian ini karena memori merupakan proses penyimpanan informasi, sehingga pengukuran hanya dapat dilakukan setelah adanya perlakuan atau informasi yang disampaikan. Posttest only design juga dapat digunakan untuk mengetahui secara langsung efek dari perlakuan dan terhindar dari efek belajar yang mungkin dialami subjek. Pada desain tersebut subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masingmasing kelompok bertugas mengingat informasi materi pelajaran biologi. Kelompok eksperimen memperoleh informasi dengan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan teknik mnemonic, sedangkan kelompok kontrol memperoleh informasi tanpa pemberian perlakuan apapun (Latipun, 2002). Berikut merupakan skema desain penelitian : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 KE ïƒ X ïƒ O KK ïƒ _________ ïƒ O Skema 4. Desain Penelitian Matched Two Groups Design, Posttest Only Keterangan : KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol X : Pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic O : Posttest menggunakan tes rekognisi Prosedur pelaksanaan pada penelitian ini yaitu : 1. Pemilihan subjek berdasarkan kriteria kwartil pertama dalam leger nilai biologi kelas VIII SMP Al islam 1 Surakarta. 2. Pembagian subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara mathcing berdasarkan perolehan nilai. 3. Pemberian perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic pada kelompok eksperimen. Kelompok kontrol mempelajari materi sendiri tanpa perlakuan apapun. 4. Pengukuran memori jangka panjang menggunakan tes rekognisi biologi. Pengukuran dilakukan tiga hari setelah pemberian perlakuan. 5. Menganalisis hasil pengukuran dengan membandingkan rata-rata skor tes kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pembelajaran dengan teknik mnemonic dapat dikatakan efektif apabila rata-rata skor tes pada kelompok eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibanding kelompok kontrol. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68 E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan suatu instrumen pengumpul data. Instrumen pengumpulan data eksperimen ini menggunakan tes rekognisi yang merupakan salah satu tes untuk mengukur memori hasil belajar. Saifuddin Azwar (2007) mengungkapkan bahwa tes disusun secara terencana untuk mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tes rekognisi yang merupakan tes untuk mengukur hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur memori jangka panjang yang merupakan kemampuan menyimpan materi yang telah diajarkan. Tes rekognisi merupakan pengukuran pada tingkat kompetensi knowledge dalam Taksonomi Bloom, karena mengukur ingatan jangka panjang subjek pada materi yang telah diberikan. Tes rekognisi dalam penelitian ini merupakan tes memori dengan tipe pilihan jawaban objektif berupa pilahan ganda dengan opsi empat pilihan jawaban (a, b, c, d) yang terdiri dari 30 soal. Tes rekognisi disusun berdasarkan materi yang diajarkan, yaitu materi biologi pada pokok bahasan sistem saraf manusia. Berikut adalah blue print tes rekognisi : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 Tabel.3 Blue Print Tes Rekognisi Biologi Pokok Bahasan Sistem Saraf Manusia No 1. Pembahasan Neuron Sub Bahasan Sistem Saraf Pusat 6 Akson 4, 12, 19, 26 4 Macam-macam neuron 21, 29 2 2, 7, 15, 28 4 6, 14, 18, 30 4 3, 11, 23 3 5, 13, 20, 27 4 8, 16, 22 3 serebrum Bagian lain Sistem Serabut saraf otak sensorik Sistem Saraf Tepi Soal 1, 9, 10, 17, 24, 25 saraf pusat 3. Jumlah Badan Sel Bagian-bagian 2. Nomor Soal Serabut saraf otak Motorik Serabut saraf otak sensorik-motorik Jumlah Soal 30 F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas alat ukur digunakan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Saifuddin Azwar (2007) menyebutkan bahwa tipe validitas terpenting dalam penyusunan dan pengembangan tes hasil belajar adalah validitas isi, yaitu ketepatan pengukuran pada domain yang dibatasi secara spesifik. Uji validitas isi dilakukan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 dengan telaah dan revisi item soal berdasarkan pendapat professional (profesional judgment), yaitu dosen pembimbing dan guru biologi di SMP Al Islam 1 Surakarta. Uji validitas internal dilakukan dengan mencari korelasi antara masingmasing aitem soal dengan skor total menggunakan teknik Pearson correlations product moment (Saifuddin Azwar, 2007). Pertanyaan dapat dinyatakan valid apabila dalam pengujian validitas diperoleh nilai korelasi tiap-tiap item soal diatas 0,30. Hasil Indeks korelasi skor aitem soal dengan skor total item (rix) dinyatakan dalam corrected item total correlation dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS) windows versi 16.0 2. Uji Reliabilitas Saifuddin Azwar (2007) mengungkapkan bahwa reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisiensi reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach yaitu dengan membelah item-item sebanyak dua atau tiga bagian, sehingga setiap belahan berisi item dengan jumlah yang sama banyak (Saifuddin Azwar, 2007). Skala dapat dinyatakan andal apabila dalam pengujian reliabilitas diperoleh nilai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 71 Cronbach alpha diatas 0,60 (Saifuddin Azwar, 2007). Untuk mempermudah perhitungan, maka penghitungan ini menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. G. Teknik Analisis data Teknik analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya, sehingga diperoleh suatu kesimpulan dari penelitian tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah t test yaitu uji beda dua rata-rata yang digunakan untuk menguji dua rata-rata pada dua kelompok data yaitu rata-rata kelompok eksperimen yang diberi perlakuan teknik mnemonic dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan apapun. Perhitungan tersebut dilakukan pada hasil pengukuran kedua kelompok tersebut setelah diberi perlakuan. Perhitungan dibantu dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) windows versi 16.0 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Persiapan penelitian diawali dengan penentuan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian sesuai dengan populasi penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya, sehingga penelitian mengenai “Keefektifan Teknik Mnemonic Untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi” dilaksanakan di SMP Al-Islam 1 Surakarta. SMP Al-Islam 1 Surakarta berlokasi di Jl. Ponconoko 37 dan Jl. Mr. Muh. Yamin 125 kelurahan Tipes Kecamatan Serengan Surakarta. Sekolah tersebut berdiri dengan surat keputusan yang dikeluarkan Yayasan Perguruan Al-Islam Surakarta dengan nomor SKC/PP/V-1952 pada tanggal 24 Mei 1952 dan diakui oleh Perwakilan Departemen P dan K Propinsi Jawa Tengah dengan surat keputusan pendirian 11/C/Kpst/70 dan tercatat sebagai sekolah swasta di Jawa Tengah dengan No. SK 024/Ska/A/1970. SMP Al-Islam 1 Surakarta berdiri di atas lahan seluas 4.415 m2 dan luas bangunan 3.319 m2. Sekolah tersebut memiliki ruang kelas dan beberapa ruang lainnya seperti ruang karawitan, laboratorium IPA, aula, ruang OSIS, ruang komite sekolah, dan ruang laboratorium biologi. Kelas pada SMP AlIslam 1 Surakarta dibagi atas kelas reguler dan RSBI. Kelas VII terdiri dari tujuh kelas reguler dan satu kelas RSBI, kelas VIII tujuh kelas reguler dan satu commit to user 72 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 73 kelas RSBI, sedangkan kelas IX terdiri atas delapan kelas reguler dan satu kelas RSBI. SMP Al-Islam 1 Surakarta telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah /Madrasah dengan nilai A (Amat Baik). Visi sekolah yaitu “unggul dalam IPTEK kuat dalam IMTAQ ” yang berwawasan global. Misi sekolah adalah “menegakkan dan mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Al Qur`an dan Assunah dalam semua aspek kehidupan”, dengan misi utama menyediakan kesempatan pendidikan yang berkualitas, ditunjang dengan aktivitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dengan pendalaman keimanan dan ketaqwaan akan menghasilkan lulusan yang berkemampuan personal, sosial, akademis serta menghasilkan tamatan yang professional dan mandiri dengan layanan pendukung lainnya yang memenuhi atau melebihi kebutuhan siswa dan masyarakat. Untuk memenuhi visi dan misi tersebut, maka SMP Al-Islam 1 Surakarta menetapkan kebijakan mutu yaitu: 1. berkomitmen untuk menjalankan sistem manajemen mutu terstruktur yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ISO 9001:2008, 2. melibatkan berbagai pihak yang relevan dalam pengembangan program pendidikan, 3. memastikan bahwa program pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan dengan komitmen untuk memenuhi pelayanan pelanggan, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 74 4. memastikan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualifikasi tinggi yang berkelanjutan melalui pengembangan dan pelatihan, 5. mengembangkan dan memberikan pendidikan yang menekankan prinsipprinsip pendidikan berbasis kompetensi, 6. memastikan bahwa standar-standar pelayanan dipelihara dan diperbaiki oleh aktif memantau, memeriksa dan memperbaiki semua aktivitas, 7. memastikan bahwa sasaran mutu realistik dan terukur ditetapkan setiap tahun, disampaikan kepada semua pegawai dan dievaluasi, ditinjau ulang dan direvisi (jika diperlukan). 2. Persiapan Administrasi Persiapan administratif meliputi segala urusan perijinan terkait dengan pelaksanaan penelitian. Permohonan ijin dimulai sejak peneliti mengadakan survey pra penelitian dengan surat pengantar perihal survey pra penelitian dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas maret Surakarta dengan nomor 1022/UN27.06.7.1/TU/2011 yang ditujukan kepada guru bimbingan konseling SMP Al-Islam 1 Surakarta. Survey pra penelitian dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan serta mengumpulkan data pada leger nilai untuk mengetahui banyaknya siswa yang akan menjadi subjek penelitian. Proses selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan guru bidang studi biologi kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta sebagai pendamping penelitian di lapangan. Pendamping penelitian bertugas mendampingi peneliti selama commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 75 proses penelitian dan sebagai reviewer modul pembelajaran dan alat ukur yang digunakan pada penelitian. Proses perijinan untuk pelaksanaan penelitian menggunakan surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan nomor 1036/UN27.06.7.1/PN/2012 perihal ijin penelitian menjadi sarana administrasi pelaksanaan kegiatan penelitian sesuai jadwal yang telah disepakati oleh pihak peneliti dan pihak SMP Al-Islam 1 Surakarta. 3. Persiapan dan Pelaksanaan Screening Screening dilakukan untuk memilih subjek berdasarkan kriteria yang telah ditentukan agar bersifat homogen dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Screening juga digunakan untuk penempatan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria subjek penelitian yaitu siswa yang memiliki nilai rata-rata uji kompetensi biologi murni (nilai sebelum remediasi) di bawah standar kompetensi sekolah yaitu di bawah nilai 67. Screening dilakukan berdasarkan dokumentasi sekolah yaitu dengan menggunakan leger nilai biologi siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Berdasarkan hasil screening didapat sebanyak 38 siswa yang memenuhi kriteria sebagai subjek. Daftar siswa hasil screening selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F. 4. Persiapan Alat Ukur Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes rekognisi yang dirancang untuk mengukur memori jangka panjang subjek terhadap materi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 76 biologi yang dipelajari. Tes rekognisi tersebut terdiri atas soal-soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (A, B, C, dan D) sesuai dengan materi biologi yang telah diberikan. Wade dan Travis (2007) menjelaskan bahwa soal ujian objektif dengan pilihan ganda merupakan salah satu bentuk dari tes rekognisi. Konsep tes rekognisi adalah pengukuran memori jangka panjang yang dilakukan pada tahap pengambilan kembali informasi dengan cara mengidentifikasi atau mengenali kembali objek yang pernah dipelajari. Tes rekognisi mengungkap tingkat kognisi knowledge berupa pengetahuan dan ingatan subjek dalam jangka waktu yang panjang. 5. Persiapan Eksperimen Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic sebagai perlakuan pada kelompok eksperimen. Proses pembelajaran dilakukan oleh seorang fasilitator yang berperan sebagai pengajar. Selain itu terdapat dua orang observer yang bertugas mengawasi proses pembelajaran dan perilaku subjek selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan breafing mengenai materi yang disampaikan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk memberi penjelasan materi dan detail mengenai cara menyampaikan materi kepada fasilitator. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu modul pembelajaran yang terdiri atas lembar loci, materi pelajaran, dan lembar evaluasi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 77 a. Lembar Loci Lembar loci merupakan lembar pengorganisasian materi yang terdiri dari petak-petak tempat menyimpan asosiasi materi. Terdapat 10 petak pada lembar loci yang berisi akronim maupun asosiasi cerita untuk memudahkan mengingat materi. Gambaran lembar loci dapat dilihat pada lampiran C. b. Materi Pelajaran Materi pelajaran yang digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu materi neuron, sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi. Isi materi memuat penjelasan dari masing-masing akronim dan asosiasi materi yang terdapat pada lembar loci. Modul pembelajaran tersebut memuat penjelasan mengenai fungsi serta nama-nama dan istilah pada bagian sistem saraf manusia. Modul pembelajaran dapat dilihat secara lengkap pada lampiran C. c. Lembar Evaluasi Lembar evaluasi meliputi lembar evaluasi materi dan lembar evaluasi proses. Lembar evaluasi materi diberikan pada setiap akhir sesi materi. Lembar evaluasi kegiatan meliputi pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan materi yang telah disampaikan. Lembar evaluasi proses diberikan di akhir kegiatan pembelajaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. 6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Alat ukur yaitu tes rekognisi pada penelitian ini diberikan satu kali pada subjek kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui butir commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 78 soal valid yang dapat digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Pemberian tes digunakan sebagai uji coba sekaligus pengukuran. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya, alat ukur hanya dapat dijawab oleh subjek yang telah mendapatkan materi sehingga pengukuran hanya dapat dilakukan setelah penelitian, terbatasnya subjek penelitian yang memenuhi kriteria, serta waktu penelitian yang berbenturan dengan kalender pendidikan sehingga tidak dimungkinkan untuk mencari subjek lain yang setara. Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti memaksimalkan uji validitas isi dengan profesional judgement oleh guru bidang studi biologi kelasa VIII SMP AlIslam 1 untuk melakukan review pada alat ukur dan materi pada modul pembelajaran agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kemampuan subjek. Perhitungan validitas internal dan reliabilitas didapatkan dari hasil skoring yang dilakukan pada tes rekognisi. Pada soal yang dijawab benar mendapat skor 1, sedangkan jawaban yang salah mendapat nilai 0. Berdasarkan hasil skoring tersebut kemudian dilakukan pengujian validitas internal dan reliabilitas tes. Untuk mempermudah pengujian peneliti menggunakan bantuan program SPSS for MS Windows versi 16.0. a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan tes sehingga menghasilkan data yang akurat sesuai tujuan ukurnya (Saifuddin Azwar, 2007). Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi content validity dan construct validity. Content validity melalui review professional juggement oleh pembimbing dan guru bidang studi biologi SMP Al-Islam 1 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 79 Surakarta sebagai pihak yang berkompeten, sehingga penampilan tes lebih meyakinkan dan memenuhi kesan mampu mengungkap atribut yang diukur. Pengujian butir soal tes rekognisi menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan program SPSS forMS Windows versi 16.0. Hasil uji validitas butir soal digunakan untuk menentukan soal yang gugur dan valid. Jumlah soal yang diuji validitasnya sebanyak 30 soal. Hasil uji validitas tersebut menunjukkan soal memiliki indeks korelasi berkisar -0,143 sampai dengan 0,629. Soal dinyatakan valid dengan cara membandingkan indeks korelasi soal dengan indeks korelasi tabel, apabila indeks korelasi soal bernilai lebih besar dari indeks korelasi tabel (rhitung > r tabel) maka soal dinyatakan valid. Indek korelasi tabel bernilai 0,349, sehingga soal dianggap valid apabila indeks korelasi bernilai lebih dari 0,349. Soal yang valid ditunjukkan melalui corrected item-total correlation. Hasil uji validitas soal dapat diuraikan lebih jelas pada tabel berikut : Tabel 4. Hasil Uji Validitas Soal No. Soal Valid Badan Sel 1, 9, 17, 24 Akson 12, 19 Macam-macam neuron 21, 29 Bagian-bagian 7, 15, 28 Saraf serebrum Sistem saraf pusat lain 14 Serabut saraf otak 3, 11, 23 sensorik Saraf Serabut saraf otak 13, 20, 27 Motorik Serabut saraf otak 8, 16 sensorik-motorik 20 No Pembahasan 1. Neuron 2. Sistem Pusat 3. Sistem Tepi Jumlah Sub Bahasan commit to user Gugur 10, 25 4, 26 2 6, 18, 30 5 22 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 80 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal yang gugur. Uji validitas soal yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran G. b. Uji Reliabilitas Pengujian reliabiltas tes rekognisi dilakukan setelah uji validitas dengan menguji soal-soal yang valid. Pengujian reliabilitas diperlukan untuk mengetahui konsistensi atau keterpercayaan tes, sehingga didapat tes yang konsisten dari waktu ke waktu (Saifuddin Azwar, 2003). Uji reliabilitas tersebut menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS for MS Windows versi 16.0. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .834 20 Berdasarkan analisis tersebut didapat koefisien reliabilitas sebesar 0,834. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran G. Imam Ghozali (2006) mengungkapkan bahwa apabila nilai uji koefisien reliabilitas di atas 0,6 maka item-item tersebut dapat dipercaya keandalannya. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa soal-soal pada tes rekognisi tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 81 7. Penyusunan Alat Ukur Alat ukur yang digunakan dalam penelitian digunakan untuk mengukur memori jangka panjang yaitu ingatan subjek terhadap materi pada tingkat kompetensi pengetahuan (knowledge). Setelah pengujian validitas dan reliabilitas, tahap selanjutnya adalah mempersiapkan butir-butir soal yang valid, kemudian didistribusi ulang untuk mengambil data penelitian. Distribusi ulang soal tes yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Distribusi Soal Tes Rekognisi Untuk Penelitian No Pembahasan Sub Bahasan Nomor Soal Jumlah Soal 1. Badan Sel 1, 9, 17, 24 4 Akson 12, 19 2 21, 29 2 7, 15, 28 3 14 1 3, 11, 23 3 13, 20, 27 3 8, 16 2 Neuron Macam-macam neuron 2. Sistem Saraf Pusat Bagian-bagian serebrum Bagian lain Sistem saraf pusat 3. Sistem Saraf Tepi Serabut saraf otak sensorik Serabut saraf otak Motorik Serabut saraf otak sensorik-motorik Jumlah Soal 20 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 82 8. Jadwal Penelitian Penelitian mengenai “Keefektifan Teknik Mnemonic Untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta” dilaksanakan dengan melakukan satu kali kegiatan pembelajaran dengan teknik mnemonic kemudian dilakukan posttest dengan jangka waktu empat hari setelah pemberian perlakuan. Penelitian dilaksanakan di SMP Al-Islam 1 Surakarta pada tanggal 9 Mei 2012 dan pemberian posttest dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2012. Berikut merupakan uraian jadwal penelitian : Tabel 7. Jadwal Penelitian Bulan Maret Kegiatan 1 A. Survey 2 April 3 4 1 2 Mei 3 4 Pra Penelitian B. Tahap Persiapan Persiapan Modul dan Tes C. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran dengan teknik mnemonic Posttest D. Tahap Pelaporan Analisis hasil penelitian commit to user 1 Juni 2 3 4 1 2 3 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 83 B. Pelaksanaan Penelitian 1. Penentuan Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Kriteria penentuan subjek dilihat dari perolehan nilai murni pada uji kompetensi siswa. Nilai murni yang dimaksud yaitu nilai ujian yang diperoleh siswa sebelum dilakukan remediasi atau perbaikan. Kriteria siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa yang memiliki nilai rata-rata uji kompetensi di bawah standar kompetensi sekolah atau dibawah nilai 67. Berdasarkan hasil screening pada leger nilai biologi didapatkan 38 siswa yang memenuhi kriteria, namun beberapa subjek harus mengikuti kegiatan lomba paduan suara serta ekstrakulikuler sehingga tersisa 32 subjek yang dapat mengikuti penelitian. Jumlah tersebut kemudian dibagi menjadi 2 kelompok dengan cara dipasangkan (matching) yaitu 16 siswa untuk kelompok eksperimen dan 16 siswa untuk kelompok kontrol. Berikut adalah pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 84 Tabel 8. Pembagian Subjek ke Dalam Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Dengan Cara Dipasangkan (Matching) Subjek Kelompok Eksperimen Nilai Rata-Rata Subjek Kelompok Kontrol Nilai Rata-Rata 1 34.3 1 34.3 2 37.0 2 38.7 3 41.0 3 41.7 4 42.7 4 42.3 5 44.0 5 43.7 6 46.3 6 46.0 7 49.3 7 48.3 8 49.3 8 49.3 9 51.0 9 51.0 10 52.7 10 52.7 11 53.3 11 53.3 12 53.7 12 53.0 13 55.0 13 55.0 14 56.0 14 56.7 15 59.3 15 59.3 16 61,7 16 61,3 Rata-Rata 48.3 48.3 2. Pelaksanaan Eksperimen Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2012 di ruang kelas VIII E untuk kelompok eksperimen dan ruang kelas VIII F untuk kelompok kontrol. Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan memberi perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic pada kelompok eksperimen, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 85 sedangkan subjek pada kelompok kontrol materi biologi dipelajari sendiri oleh subjek tanpa perlakuan. Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan pada jam pelajaran biologi kelas VIII E selama 80 menit mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.20 WIB. Bagi siswa kelas VIII E yang tidak menjadi subjek penelitian diarahkan ke aula untuk belajar bersama guru. Untuk siswa dari kelas lain yang menjadi subjek penelitian diberi ijin untuk tidak mengikuti pelajaran seharusnya dan mengikuti pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic. Pada kelompok kontrol, proses mempelajari materi biologi dilakukan di ruang kelas VIII F dan pada jam pelajaran kelas VIII F yaitu pukul 09.20 WIB sampai 10.40 WIB. Bagi siswa kelas VIII F yang tidak menjadi subjek penelitian diarahkan ke aula untuk belajar bersama guru. Untuk siswa dari kelas lain yang menjadi subjek penelitian diberi ijin untuk tidak mengikuti pelajaran seharusnya dan mengikuti kegiatan penelitian. Proses belajar pada kelompok kontrol tidak bersamaan dengan kelompok eksperimen agar proses penelitian berlangsung tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar sekolah. Walaupun demikian jarak waktu posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tetap sama. Proses pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen dengan pembelajaran biologi menggunakan teknik mnemonic dibagi menjadi beberapa sesi, diantaranya yaitu : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 86 a. Pembukaan Sesi ini diisi dengan ice breaking singkat sebagai perkenalan antara siswa dengan pengajar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencairkan suasana, menghancurkan rintangan psikologis, sosial dan usia dan, agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan perasaan senang, tanpa adanya beban psikologis dan sosial antara sesama siswa dengan fasilitator. Sesi pembukaan dilakukan selama lima menit mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 08.05 WIB. b. Pemberian Materi Biologi dengan Teknik Mnemonic Setelah sesi pembukaan selesai, dilanjutkan dengan pemberian materi bahasan. Pemberian materi dibagi menjadi tiga sesi, yaitu : 1) Sesi I, materi : neuron pukul 08.05 WIB sampai pukul 08.30 WIB 2) Sesi II, materi : sistem saraf pusat 08.30 WIB sampai pukul 08.55 WIB 3) Sesi III, materi : sistem saraf tepi pukul 08.55 WIB sampai pukul 09.15 WIB. Prosedur pemberian materi pada tiap sesi yaitu : a) Pembagian modul pembelajaran berupa lembar loci dan materi. Lembar loci berisi petak-petak sebagai asosiasi tempat dari materi. Setiap petak loci berisi akronim dan asosiasi cerita dari materi yang diberikan. Materi memuat penjelasan dari asosiasi yang terbentuk pada petak loci. b) Fasilitator memperlihatkan asosiasi materi pada petak loci kemudian menjelaskan arti dari asosiasi tersebut dengan menggunakan modul commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 87 materi. Setelah dijelaskan, subjek diminta mengulangi materi yang disampaikan fasilitator secara bersama-sama. c) Fasilitator melakukan evaluasi secara lisan dengan cara menunjuk beberapa subjek untuk mengingat kembali materi yang baru dipelajari d) Setelah mengadakan evaluasi lisan, modul materi ditarik dan dilakukan evaluasi tertulis menggunakan lembar evaluasi belajar. Lembar tersebut sama dengan modul, tetapi ada beberapa bagian yang kosong. Tugas subjek adalah melengkapi bagian yang kosong tersebut sesuai materi yang baru dipelajari. Waktu yang diberikan kepada subjek untuk mengisi lembar evaluasi belajar adalah lima menit. c. Penutupan Penutupan diisi dengan ice breaking yang dilakukan untuk memecah penat setelah belajar. Setelah melakukan ice breaking singkat, dilanjutkan dengan pengisian lembar evaluasi proses. Setelah selesai mengerjakan lembar evaluasi fasilitator menutup kegiatan pembelajaran diikuti ramahtamah. Sesi penutupan dilakukan selama lima menit mulai pukul 09.15 WIB sampai pukul 09.20 WIB. Setelah proses perlakuan pada kelompok eksperimen, penelitian dilanjutkan dengan pembelajran materi biologi oleh kelompok kontrol. Proses belajar pada kelompok kontrol dilakukan oleh subjek sendiri tanpa pengarahan dari guru atau pengajar. Fasilitator hanya mengawasi proses belajar dan mengontrol sesi belajar. Alur proses belajar pada kelompok kontrol yaitu : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 88 a. Pembukaan Sesi ini diisi dengan perkenalan antara siswa dengan fasilitator. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun suasana yang akrab antara siswa dengan fasilitator. Sesi pembukaan dilakukan selama lima menit mulai pukul 09.20 WIB sampai pukul 09.25 WIB. b. Pembelajaran Materi Biologi oleh Subjek Kelompok Kontrol Proses belajar pada kelompok kontrol dilakukan sendiri oleh subjek tanpa bimbingan dari guru atau pengajar. Proses belajar terbagi menjadi tiga sesi dengan waktu belajar yang sama dengan waktu belajar pada kelompok eksperimen. Pembagian sesi belajar pada kelompok kontrol yaitu sebagai berikut : 1) Sesi I, materi : neuron pukul 09.25 WIB sampai pukul 09.50 WIB 2) Sesi II, materi : sistem saraf pusat 09.50 WIB sampai pukul 10.15 WIB 3) Sesi III, materi : sistem saraf tepi pukul 10.15 WIB sampai pukul 10.35 WIB. c. Penutupan Penutupan diisi dengan ice breaking yang dilakukan untuk memecah penat setelah belajar. Setelah melakukan ice breaking singkat, fasilitator menutup kegiatan pembelajaran diikuti ramah-tamah. Sesi penutupan dilakukan selama lima menit mulai pukul 10.35 WIB sampai pukul 10.40 WIB. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 89 4) Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest Pengambilan data posttest dilaksanakan empat hari setelah pemberian perlakuan, yaitu pada tanggal 13 Mei 2012. Posttest dilakukan di SMP AlIslam 1 Surakarta pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 08.30 WIB pada kelompok eksperimen di ruang kelas VIII E, sedangkan untuk kelompok kontrol dilakukan pada pukul 09.20 WIB sampai pukul 09.50 WIB di ruang kelas VIII F. Pengambilan data posttest dilakukan dengan menggunakan tes rekognisi yang mengukur memori jangka panjang subjek terhadap materi biologi yang telah dipelajari sebelumnya. Prosedur pengerjaan posttest dilakukan dengan menjawab pertanyaan pada tes rekognisi dengan cara menyilang pilihan jawaban pada lembar jawab yang telah disediakan. Hasil distribusi skor posttest selengkapnya dapat dilihat lebih jelas pada lampiran F. C. Hasil Penelitian 1. Analisis Data Kuantitatif a. Hasil Posttest Data yang diperoleh dari tes rekognisi pada penelitian ini adalah skor memori jangka panjang siswa terhadap materi pelajaran biologi yang telah dipelajari oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelumnya. Pembelajaran materi biologi pada kelompok eksperimen dengan perlakuan menggunakan teknik mnemonic, sedangkan pada kelompok kontrol siswa belajar sendiri tanpa perlakuan, artinya siswa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 90 mempelajari materi sendiri tanpa bimbingan dari guru atau pengajar. Hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Nilai Rata-rata Eksperimen 67,81 Kontrol 34,69 Agung Santoso (2009) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui adanya pengaruh suatu perlakuan terhadap subjek, perlu dilihat perbedaan rata-rata antara kedua kelompok subjek. Jika perlakuan tidak memberikan pengaruh maka nilai perbedaan rata-rata dua kelompok akan sama dengan nol (tidak ada perbedaan), tetapi jika memberikan efek maka beda ratarata dua kelompok tidak akan sama dengan nol. Berdasarkan tabel 9 dan tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai posttest untuk kelompok eksperimen sebesar 67,81 sedang kelompok kontrol 34,69. Hal tersebut menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai besarnya signifikansi perbedaan rata-rata maka perlu dilakukan uji statistik. b. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan salah satu uji asumsi penelitian yang dilakukan sebagai syarat untuk melakukan analisis data menggunakan statistik parametrik. Duwi Priyanto (2008) mengungkapkan bahwa uji commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 91 normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran nilai variabel tergantung mengikuti distribusi kurva normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka uji hipotesis dapat menggunakan statistik parametrik. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 10. Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova NILAI Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. .097 32 .200 * .936 32 .058 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Uji normalitas untuk data kurang dari 50 maka lebih akurat apabila melihat kolom Shapiro-Wilk Agung Santoso (2007). Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai signifikansi uji normalitas pada kolom Shapiro-Wilk sebesar 0,058. Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa data pada penelitian merupakan data normal dan dapat dilakukan analisi menggunakan statistik parametrik. c. Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis Uji homogenitas dan uji hipotesis dilakukan sekaligus menggunakan uji statistik Independent Sample T Test. Duwi Priyanto (2008) menyatakan bahwa Independent Sample T Test digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara dua kelompok subjek yang tidak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 92 berhubungan, artinya subjek yang diukur bukanlah subjek yang sama. Perbedaan rata-rata antara dua kelompok subjek yang setara (homogen) menunjukkan keefektifan pemberian perlakuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan berupa pembelajaran dengan teknik mnemonic dapat dikatakan efektif apabila nilai rata-rata posttest pada subjek yang diberi perlakuan (kelompok eksperimen) lebih besar secara signifikan dibanding subjek yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol). Hasil uji statistik menggunakan Independent Sample T Test dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Hasil Uji Independent Sample T Test pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Independent Samples Test Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of Variances 95% Confidence F Sig. T Df Sig. Mean Std. Error (2-tailed) Difference Difference Interval of the Difference Lower Upper Equal variances 1.892 .179 5.344 30 .000 33.125 6.199 20.465 45.785 assumed Nilai Equal variances not 5.344 27.172 .000 assumed commit to user 33.125 6.199 20.410 45.840 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 93 Berdasarkan hasil statistik uji Independent Sample T Test di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi equal variances assumed sebesar 0,179 atau lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok varian (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dapat dinyatakan sebagai kelompok yang homogen. Oleh karena itu penggunaan uji t dapat dilanjutkan menggunakan equal variances assumed. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa P value sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Tabel tersebut memperlihatkan nilai T hitung sebesar 5,344 atau lebih besar dari nilai t tabel untuk df 30 pada taraf signifikansi 5 % yaitu 1,697. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai posttest subjek pada kelompok eksperimen dengan subjek pada kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata tersebut sebesar 33,125 dan perbedaan berkisar antara 20.465 sampai 45,785. 2. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang akan dianalisis (Hartono, 2009). Hal-hal yang bisa diketahui melalui analisis deskriptif antara lain, banyaknya subjek (n), rata-rata skor tes (M), deviasi standar skor tes (s), skor minimum (Xmin), skor maksimum (Xmaks), dan statistik lainnya. Gambaran nilai yang diperoleh oleh masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 94 100 90 80 Rentang Nilai 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Subjek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Grafik 1. Perolehan Nilai Posttest Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan grafik tersebut dapat terlihat bahwa secara umum perolehan nilai masing-masing subjek kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hanya terdapat dua orang subjek dari kelompok eksperimen yang nilainya lebih rendah dari pasangannya. Grafik tersebut juga menggambarkan bahwa rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Gambaran lebih jelas mengenai data penelitian dapat dilihat pada tabel analisis deskriptif berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 95 Tabel 12. Analisis Deskriptif Descriptive Statistics N Range NILAI 32 80 Valid N (listwise) 32 Minimum Maximum 20 100 Mean 51.25 Std. Deviation 24.097 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui beberapa hal diantaranya yaitu, rata-rata empirik skor tes rekognisi dengan jumlah subjek sebanyak 32 orang adalah 51,25. Nilai maksimum yang diperoleh subjek sebesar 100 dan nilai minimum 20 dengan standar deviasi 24,097. Nilai minimum yang dapat diperoleh subjek pada tes rekognisi adalah adalah 0 dan nilai maksimumnya sebesar 100. Berdasarkan data-data tersebut dapat dihitung rata-rata hipotetik sebesar 50 dan standar deviasi hipotetik sebesar 16.67. Selanjutnya dapat dilakukan kategorisasi subjek secara normatif guna memberi interpretasi terhadap tingkat memori jangka panjang. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Saifuddin Azwar, 2004). Gambaran subjek yang terbagi menjadi 2 kelompok digolongkan dalam 5 kategorisasi, maka kategorisasi serta distribusi skor subjek dapat dilihat seperti pada tabel dan berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 96 Tabel 13. Kriteria Kategori Tingkat Memori Jangka panjang dan Distribusi Skor Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kategorisasi Kelompok Komposisi Kategori Skor Jumlah Prosentase Sangat rendah 0 < X < 20 0 0% Rendah 21 < X < 40 2 12,5 % Sedang 41 < X < 60 5 31,25 % Tinggi 61 < X < 80 5 31,25 % Sangat tinggi 81 < X < 100 4 25 % Sangat rendah 0 < X < 20 4 25 % Rendah 21 < X < 40 7 43,75 % Sedang 41 < X < 60 5 31,25 % Tinggi 61 < X < 80 0 0% Sangat tinggi 81 < X < 100 0 0% Eksperimen Kontrol Gambaran tingkat memori jangka panjang pada subjek kelompok eksperimen berdasarkan hasil posttest dapat terlihat pada grafik berikut : Prosentase 50% 43.75% 40% 31.25% 31.25% 30% 31.25% 25% 20% 25% 12.50% 10% 0% 0% 0% 0% Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Kategori Kelompok Eksperimen Kelompk Kontrol Grafik 2. Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 97 Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui komposisi tingkat memori jangka panjang kelompok eksperimen dengan prosentase tertinggi terdapat pada subjek dengan kategori tinggi dan sedang sebesar 31,25 %, diikuti sangat tinggi 25 %, lalu rendah 12,5 %, dan tidak ada subjek yang berada pada kategori sangat rendah. Berdasarkan nilai rata-rata empirik kelompok eksperimen, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai empirik kelompok eksperimen yaitu 67,81 berada pada rentang nilai 61 hingga 80. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum subjek pada kelompok eksperimen memiliki tingkat memori jangka panjang tinggi. Komposisi tingkat memori jangka panjang pada kelompok kontrol dengan prosentase tertinggi terdapat pada kategori rendah sebesar 43,75 %, diikuti sedang 31,25 %, lalu sangat rendah 25 %, dan tidak ada subjek yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata empirik kelompok eksperimen, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai empirik kelompok kontrol yaitu 34,69 berada pada rentang nilai 21 sampai 40. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum subjek pada kelompok kontrol memiliki tingkat memori jangka panjang rendah. 3. Hasil Observasi Data observasi digunakan untuk mengetahui situasi serta hal-hal yang mungkin mengurangi kesempurnaan pelaksanaan kegiatan pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic pada kelompok eksperimen maupun proses belajar yang dilkukan oleh kelompok kontrol. Hal yang diobservasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 98 diantaranya jalannya pelaksanaan kegiatan dan perilaku subjek selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Data observasi diambil oleh dua orang observer yang bertugas saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hasil observasi pada kelompok eksperimen diantaranya terdapat subjek yang tidak memperhatikan ketika materi disampaikan serta ada subjek yang berbicara dengan temannya ketika materi pembelajaran dengan teknik mnemonic disampaikan. Secara umum kegiatan pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic berjalan lancar dapat diikuti oleh seluruh subjek dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hasil observasi pada kelompok kontrol pada saat mempelajari materi biologi diantaranya yaitu terdapat subjek yang mengganggu temannya ketika sedang belajar serta ada subjek yang mencontek ketika dilakukan evaluasi belajar. Secara umum proses belajar pada kelompok kontrol berjalan dengan tenang dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Selain pada saat proses menyimpan materi (belajar), observasi juga dilakukan pada saat pengambilan data posttest. Pada saat posttest pengawasan terhadap peserta diperketat dan membagi tempat duduk subjek satu meja satu orang agar tidak ada subjek yang melakukan kecurangan. Waktu pengisian jawaban dilaksanakan secara tepat waktu yaitu selama 20 menit. Secara umum proses pengambilan data posttest berjalan dengan lancar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 99 4. Hasil Analisis Evaluasi Proses Selain dilakukan analisis secara statistik, penelitian juga menggunakan analisis pada proses pemberian perlakuan. Aspek yang dievaluasi meliputi modul pembelajaran, teknis penyampaian materi pembelajaran, dan manfaat kegiatan pembelajaran. Evaluasi proses dilakukan oleh subjek untuk menilai jalannya kegiatan pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic. Evaluasi dilakukan dengan mengisi kuesioner pada lembar evaluasi proses yang dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai. Hasil Analisis Evaluasi Proses dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 14. Hasil Analisis Evaluasi Proses Pembelajaran Biologi dengan Teknik Mnemonic Aspek yang Dievaluasi Distribusi Indikator Evaluasi Kriteria Jumlah Evaluasi a. Kesesuaian isi materi Sangat Sesuai dalam modul pembelajaran dengan pokok bahasan Modul Pembelajaran 81,25 Kurang Sesuai 0 Tidak Sesuai 0 Sangat Memadai 37,5 Teknis Penyampaian Materi a. Cara pengajar menyampaikan materi 31,25 Kurang Memadai 31,25 Tidak Memadai 0 Sangat Menarik 37,5 c. Penyajian materi dalam Menarik modul pembelajaran 18,75 Sesuai b. Kualitas materi dalam Memadai modul pembelajaran (%) 50 Kurang Menarik 12,5 Tidak Menarik 0 Sangat Komunikatif 18,75 Komunikatif 68,75 Kurang Komunikatif 12,5 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 100 Pembelajaran Membosankan 0 Sangat Runtut 50 b. Sistematika dan alur Runtut pembelajaran c. Penggunaan waktu pembelajaran a. Pemahaman setelah materi kegiatan pembelajaran b. Pengetahuan Manfaat didapat Kegiatan mengikuti Pembelajaran pembelajaran yang setelah kegiatan Kurang Runtut 0 Tidak runtut 0 Sangat Efektif 37,5 Efektif 37,5 Kurang Efektif 25 Tidak efektif 0 Sangat Memahami 12,5 Memahami 62,5 Kurang Memahami 25 Tidak Memahami 0 Sangat Bertambah 25 Bertambah 62,5 Tidak Bertambah 0 Bingung 12,5 Semakin c. Perasaan mengikuti pembelajaran setelah kegiatan 50 Bersemangat Belajar 31,25 Cukup Bersemangat Belajar 50 Kurang Bersemangat Belajar 12,5 Tidak Bersemangat Belajar 6,25 Pada aspek modul pembelajaran terdapat indikator kesesuaian isi materi dalam modul pembelajaran dengan pokok bahasan, kualitas materi dalam modul pembelajaran, dan penyajian materi dalam modul pembelajaran. Tanggapan subjek pada aspek tersebut dapat dilihat pada grafik 3, grafik 4, dan grafik 5. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 101 Prosentase (dalam %) 100 81,25% 80 60 40 18,75% 20 0% 0% 0 Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Kriteria Grafik 3. Tanggapan Subjek pada Indikator Kesesuaian Isi Materi dalam Modul Pembelajaran dengan Pokok Bahasan Prosentase (dalam %) 100 80 60 40 37.5% 31.25% 31.25% 20 0% 0 Sangat Memadai Memadai Kurang Memadai Tidak Memadai Kriteria Grafik 4. Prosentase (dalam %) Tanggapan Subjek pada Indikator Kualitas Materi dalam Modul Pembelajaran 100 80 60 40 20 0 50% 37.5% 12.5% Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik 0% Tidak Menarik Kriteria Grafik 5. Tanggapan Subjek pada Indikator Penyajian Materi dalam Modul Pembelajaran commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 102 Berdasarkan grafik 3, grafik 4, dan grafik 5 dapat diketahui bahwa tanggapan subjek pada aspek modul pembelajaran dengan indikator kesesuaian isi materi dalam modul pembelajaran dengan pokok bahasan dengan kriteria sangat sesuai sebesar 18,75 %, sesuai 81,25 %, kurang sesuai 0 %, dan tidak sesuai 0 %. Untuk indikator kualitas materi dalam modul pembelajaran, tanggapan subjek dengan kriteria sangat memadai sebesar 37,5 %, memadai 31,25 %, kurang memadai 31,25 %, dan tidak memadai 0 %. Tanggapan subjek dengan indikator penyajian materi dalam modul pembelajaran untuk kriteri sangat menarik sebesar 37,5 %, menarik 50 %, kurang menarik 12,5 %, dan tidak menarik 0 %. Berdasarkan distribusi tanggapan subjek pada aspek modul pembelajaran dapat diketahui secara umum subjek menilai modul yang diberikan cukup menarik dan memadai. Pada aspek teknis penyampaian materi pembelajaran terdapat indikator cara pengajar menyampaikan materi, sistematika dan alur pembelajaran, dan penggunaan waktu belajar. Tanggapan subjek pada Prosentase aspek tersebut dapat dilihat pada grafik 6, grafik 7, dan grafik 8. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 68.75% 18.75% 12.5% 0% Sangat Komunikatif Komunikatif Kurang Membosankan Komunikatif Kategori Grafik 6. Tanggapan Subjek pada Indikator Cara Pengajar Menyampaikan Materi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 103 100 Prosentase 80 50% 60 50% 40 20 0% 0% 0 Sangat Runtut Runtut Kurang Runtut Tidak runtut Kategori Grafik 7. Tanggapan Subjek pada Indikator Sistematika dan Alur Pembelajaran 100 Prosentase 80 60 40 37,5% 37,5% 25% 20 0% 0 Sangat Efektif Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif Kategori Grafik 8. Tanggapan Subjek pada Indikator Penggunaan Waktu Pembelajaran Berdasarkan grafik 6, grafik 7, dan grafik 8 dapat diketahui bahwa tanggapan subjek pada aspek teknis penyajian materi pembelajaran pada indikator cara pengajar menyampaikan materi untuk kriteria sangat komunikatif sebesar 18,75 %, komunikatif 68,75 %, kurang komunikatif 12,5 %, dan membosankan 0 %. Pada indikator sistematika dan alur pembelajaran untuk kriteria sangat runtut sebesar 50 %, runtut 50 %, kurang runtut 0 %, dan tidak runtut 0 %. Untuk penggunaan indikator commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 104 penggunaan waktu belajar tanggapan subjek pada kriteria sangat efektif sebesar 37,5 %, efektif 37,5 %, kurang efektif 25 %, dan tidak efektif 0 %. Berdasarkan beberapa tanggapan subjek pada aspek teknis penyajian materi dapat diketahui bahwa secara umum pengajar menyampaikan materi secara komunikatif, sistematika dan alur pengajaran cukup runtut, dan penggunaan waktu belajar berjalan secara efektif. Pada aspek aspek manfaat kegiatan pembelajaran yang dirasakan subjek terdapat indikator pemahaman materi setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, pengetahuan yang didapat setelah mengikuti kegiatan belajar, dan perasaan setelah mengikuti kegiatan belajar. Tanggapan subjek pada aspek tersebut dapat dilihat pada grafik 9, grafik 10, dan Prosentase (dalam %) grafik 11. 100 80 60 40 20 0 62.5% 25% 12.5% Sangat Memahami 0% Memahami Kurang Memahami Tidak Memahami Kriteria Grafik 9. Pemahaman Materi Setelah Kegiatan Pembelajaran commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Prosentase (dalam %) 105 100 80 60 40 20 0 62.5% 25% 0% Sangat Bertambah Bertambah Tidak Bertambah 12.5% Bingung Kriteria Grafik 10. Prosentase (dalam %) Pengetahuan Yang Didapat Setelah Mengikuti Kegiatan Pembelajaran 100 80 60 40 20 0 50% 31.25% 12.5% 6.25% Semakin Cukup Kurang Tidak Bersemangat Bersemangat Bersemangat Bersemangat Belajar Belajar Belajar Belajar Kriteria Grafik 11. Perasaan Setelah Mengikuti Kegiatan Belajar Berdasarkan grafik 9, grafik 10, dan grafik 11 dapat diketahui bahwa tanggapan subjek pada aspek manfaat kegiatan pembelajaran yang dirasakan subjek dengan indikator pemahaman materi setelah mengikuti kegiatan belajar, tanggapan subjek dengan kriteria sangat memahami sebesar 12,5 %, memahami 62,5 %, kurang memahami 25 %, dan tidak memahami 0 %. Pada indikator pengetahuan yang didapat setelah mengikuti kegiatan pembelajaran untuk kriteria sangat bertambah sebesar 25 %, bertambah 62,5 %, tidak bertambah, 0 %, dan bingung 12,5 %. Pada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 106 indikator perasaan setelah mengikuti kegiatan belajar untuk kriteria semakin bersemangat untuk belajar sebesar 31,25 %, cukup bersemangat sebesar 50 %, kurang bersemangat 12,5 %, dan tidak bersemangat 6,25 %. Beradasarkan tanggapan subjek mengenai manfaat yang dirasakan dapat diketahui bahwa secara umum subjek menjadi lebih tahu mengenai materi sistem saraf manusia serta lebih memiliki semangat untuk belajar. Salain tanggapan, ada beberapa saran maupun komentar yang diberikan oleh subjek, diantaranya adalah : a. Sebaiknya pengajar tidak terlalu cepat dalam menyampaikan materi agar siswa lebih fokus dalam menghafal b. Penggunaan waktu belajar sebaiknya diperpanjang supaya proses menghafal dapat lebih baik. c. Modul pembelajan lucu dan menarik, dan kalau bisa dibuat lebih menarik lagi. d. Pengajarnya baik membuat siswa senang dalam belajar. D. Pembahasan Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan Independet Sample T Test, menunjukkan bahwa nilai T hitung adalah 5,344 lebih besar dari T Tabel untuk df 30 pada taraf signifikansi 5 % yaitu 1,697, sehingga Hipotesis diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Perolehan nilai posttest masing-masing subjek commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 107 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik berikut : 100 90 Rentang Nilai 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Subjek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Grafik 12. Perolehan Nilai Posttest Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Grafik tersebut memperlihatkan bahwa secara umum perolehan nilai posttest subjek pada kelompok eksperimen lebih besar dari subjek pada kelompok kontrol. Berdasarkan analisis deskriptif dapat diketahui rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen sebesar 67,81, sedangkan kelompok kontrol 34,69. Agung Santoso (2009) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui keefektifan dari perlakuan perlu dilihat nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan memberi pengaruh yang ditunjukkan dengan beda rata-rata antara dua kelompok tidak sama dengan nol. Perbedaan nilai rata-rata pada dua kelompok subjek yang sebelumnya homogen atau setara menunjukkan keefektifan pemberian perlakuan. Perlakuan dikatakan efektif apabila rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 108 besar secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 33,12. Angka tersebut memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perolehan nilai posttest subjek menunjukkan tingkat memori jangka panjangnya. Tingkat memori jangka panjang subjek berdasarkan hasil kategorisasi dapat dilihat pada grafik berikut : 50% 43.75% Prosentase 40% 31.25% 31.25% 30% 31.25% 25% 25% 20% 12.50% 10% 0% 0% 0% 0% Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Kategori Kelompok Eksperimen Kelompk Kontrol Grafik 13. Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan grafik tersebut dapat terlihat bahwa secara umum subjek pada kelompok eksperimen memiliki kategori memori jangka panjang yang lebih tinggi dari pada subjek pada kelompok kontrol. Rata-rata empirik kelompok eksperimen yaitu 67,81 berada pada kategori memori jangka panjang tinggi, sedangkan ratarata empirik kelompok kontrol sebesar 34,69 berada pada kategori memori jangka commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 109 panjang rendah. Berdasarkan analisis statistik secara keseluruhan apat dikatakan bahwa subjek pada kelompok eksperimen memiliki memori jangka panjang untuk menyimpan materi pelajaran lebih tinggi dibandingkan subjek pada kelompok kontrol. Perbedaan hasil tes yang dilakukan pada dua kelompok yang setara menunjukkan keefektifan pemberian perlakuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta, artinya kemampuan siswa dalam mengingat mata pelajaran biologi dapat ditingkatkan dengan belajar menggunakan teknik mnemonic. Oleh karena itu teknik mnemonic dapat diimplementasikan sebagai alternatif untuk mempelajari mata pelajaran hafalan khususnya biologi agar kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran meningkat sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan. Pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic dapat dikatakan mampu membantu subjek untuk lebih mudah mempelajari materi hafalan dalam pelajaran biologi. Secara teoretik pembelajaran menggunakan teknik mnemonic dapat meningkatkan memori jangka panjang, karena pembelajaran dengan teknik mnemonic menghadirkan situasi pembelajaran yang sesuai dengan prinsip penyandian memori jangka panjang yaitu asosiasi, organisasi, imajinasi, pengulangan, dan pemaknaan. Asosiasi pada teknik mnemonic berupa asosiasi cerita maupun akronim dari materi yang dapat digunakan sebagai pengait dan pemicu ingatan. Petak-petak loci menghasilkan organisasi pada informasi sehingga subjek mengetahui pembagian kategori pada materi dan membuat materi lebih sederhana. Mnemonic dapat menghadirkan imajinasi dengan cara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 110 membayangkan kembali letak materi pada petak loci yang hendak diingat. Pembelajaran dengan teknik mnemonic juga menggunakan pengulanganpengulangan untuk memperkuat informasi di dalam ingatan, dan penyajian materi dengan teknik mnemonic dapat memberikan kesan, sehingga subjek dapat memaknai materi dengan lebih baik. Selain data yang diperoleh dari hasil posttest, penelitian ini menggunakan data observasi sebagai pendukung penelitian. Observasi dilakukan pada dua kelompok subjek saat melakukan proses belajar dan mengerjakan soal posttest. Hasil observasi yang dilakukan pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa subjek terlihat antusias dan bersikap kooperatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic. Secara umum subjek pada kelompok eksperimen mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan mau mengikuti seluruh instruksi yang diberikan oleh fasilitator. Hasil observasi yang dilakukan pada kelompok kontrol memperlihatkan bahwa terdapat subjek yang terlihat mengantuk dan berdiskusi dengan temannya saat mempelajari materi biologi. Secara umum suasana belajar subjek pada kelompok kontrol cukup terkendali dan berjalan sesuai prosedur. Hasil observasi yang dilakukan saat pengambilan data posttest menunjukkan bahwa kedua kelompok subjek mengerjakan soal dengan tertib, hal tersebut dikarenakan pengawasan pada posttest diperketat agar tidak ada subjek yang melakukan kecurangan saat mengerjakan soal posttest. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa pada modul, cara penyampaian materi oleh fasilitator, serta manfaat yang dirasakan subjek setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan teknik mnemonic, maka dilakukan evaluasi proses. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 111 Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui bahwa secara umum penyajian materi dalam modul pembelajaran dapat dipahami oleh subjek. Berdasarkan aspek teknis penyampaian materi, fasilitator dinilai cukup komunikatif dalam menyampaikan materi, sedangkan dari sistematika pengajaran, secara umum subjek menganggap proses pembelajaran berjalan secara runtut. Manfaat yang didapatkan subjek setelah mengikuti pembelajaran diantarannya lebih mengetahui materi pada pokok bahsan sistem saraf manusia dan lebih bersemangat untuk belajar. Komentar dan saran yang diberikan subjek terkait kegiatan pembelajaran biologi diantaranya yaitu masalah cara penyampaian materi dan waktu menghafal yang dianggap terlalu cepat, sehingga diharapkan agar fasilitator tidak terlalu cepat dalam memnyampaikan materi dan waktu yang diberikan untuk mengingat materi lebih diperpanjang. Hasil observasi dan evaluasi proses menunjukkan bahwa secara umum proses eksperimen telah terkontrol dengan cukup baik. Walaupun demikian terdapat beberapa kendala yang peneliti dapatkan selama proses penelitian. Kendalakendala tersebut diantaranya yaitu sulitnya membuat asosiasi yang tepat pada modul pembelajaran, karena terbatasnya kosakata yang dapat dibentuk dari materi. Kendala kedua yaitu terbatasnya jumlah subjek yang memenuhi kriteria, sehingga tidak dapat dilakukan uji coba alat ukur. Kendala ketiga yaitu berkurangnya subjek, karena harus mewakili sekolah untuk mengikuti berbagai kegiatan. Kendala terakhir yaitu sulitnya menyesuaikan jadwal penelitian dengan jadwal kegiatan belajar sekolah agar jalannya penelitian tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar siswa. Konsekuensi dari penyesuaian jadwal belajar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 112 sekolah yaitu terbatasnya waktu dalam sesi pembelajaran serta perlakuan hanya dapat diberikan satu kali. Terbenturnya waktu penelitian dengan jadwal belajar juga membuat pemberian materi dan pengambilan data posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan secara bersamaan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan analisis statistik yang menunjukkan bahwa : 1. Uji hipotesis menggunakan Independent Samples T Test menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata-rata kelompok yang signifikan pada tes rekognisi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang merupakan dua kelompok setara berdasarkan hasil screening pada leger rata-rata nilai uji kompotensi biologi. 2. Terdapat perbedaan kategori memori jangka panjang antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan hasil tes rekognisi. Subjek pada kelompok eksperimen berada pada kategori memori jangka panjang tinggi, sedangkan subjek pada kelompok kontrol berada pada kategori memori jangka panjang rendah. commit to user 113 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 114 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada Subjek (Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta) Siswa dapat menggunakan teknik mnemonic untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam mempelajari mata pelajaran yang menuntut banyak hafalan, seperti biologi, geografi, atau sejarah. 2. Kepada Guru Guru dapat mengadaptasi penggunaan teknik mnemonic untuk diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga proses belajar dapat berjalan lebih efektif dan siswa lebih antusias mempelajari mata pelajaran hafalan. 3. Kepada Kepala Sekolah Kepala sekolah diharapkan mensosialisasikan penggunaan metode pembelajaran dengan teknik mnemonic kepada guru, agar materi pada mata pelajaran hafalan lebih mudah dipelajari oleh siswa dan tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan. 4. Kepada Dinas Pendidikan sebagai Instansi Terkait Dinas pendidikan dapat mengadaptasi pembelajaran dengan teknik mnemonic untuk diterapkan dalam kurikulum pendidikan. 5. Kepada Peneliti Selanjutnya a. Peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan penggunaan teknik mnemonic dengan cara yang berbeda namun tetap sesuai prinsip- commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 115 prinsip teknik mnemonic, agar tercipta teknik yang lebih bervariasi dan sesuai perkembangan jaman. b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan penggunaan teknik mnemonic pada mata pelajaran lain sehingga tercipta lebih banyak altenatif untuk mempermudah proses pembelajaran. c. Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya melakukan satu kali pembelajaran, tetapi lebih banyak sesi agar penggunaan teknik mnemonic dapat dilatih dan lebih optimal. commit to user