perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEEFEKTIFAN TEKNIK MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN
MEMORI JANGKA PANJANG DALAM PEMBELAJARAN
BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ISLAM 1
SURAKARTA
Skripsi
Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi
Oleh :
Muhammad Abdul Halim
G0107066
Pembimbing:
1.
Dra. Sri Wiyanti M.Si
2.
Rin Widya Agustin, M.Psi
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan Hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(QS. Al-Insyirah 6-8)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini aku persembahkan kepada :
1. Bapak Ibu tercinta serta adik-adikku tersayang (Burhan dan
kuny) atas doa, kasih sayang, dukungan dan perhatiannya yang
tak akan pernah terhenti.
2. Someone special yang telah menjadi inspirasi dalam penulisan
karya ini
3. Sahabat-sahabat spesial yang memberikan warna dalam
perjalanan hidupanku
4. Almamaterku tercinta.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya serta menganugerahkan tetesan ilmu, kesehatan, dan kekuatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai syarat mendapatkan gelar
Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Strata I Psikologi dengan
judul ”Keefektifan Teknik Mnemonic untuk Meningkatkan Memori Jangka
Panjang dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1
Surakarta ”.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan,
dorongan dan doa dari berbagai pihak, untuk itu diucapkan terimaksih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Zaenal Arifin Adnan, Sp PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi
dukungan bagi mahasiswa untuk berprestasi.
2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian
kepada penulis serta senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik bagi
mahasiswanya.
3. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si. dan Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi. selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya
untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi, masukan, dan ilmu yang
sangat bermanfaat bagi penyelesaian
commitskripsi
to userini.
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bapak Drs. Thulus Hidayat SU, MA. dan Ibu Dra. Tuti Hardjajani M.Si.
selaku penguji I dan II yang telah bersedia memberikan saran dan kritik
kepada penulis demi sempurnanya penulisan skripsi ini.
5. Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi, M.Si. selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan perhatian dan arahan selama penulis menempuh studi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan banyak bekal ilmu,
pengalaman berharga, dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian studi.
7. Staf Tata Usaha Program Studi Psikologi (Mbak Ana, Mas Dimas, dan Mas
Ryan, Mas Yanu, Mas Syaifudin) dan segenap karyawan Program Studi
Psikologi (Pak No, Mas Aan, Bu Jum, Mas Edi, Mas Wahyu, Pak Satpam)
atas kesabaran dan bantuannya yang dapat memperlancar proses penyelesaian
kuliah dan skripsi ini.
8. Bapak H. Mufti Addin, S.Pd., selaku Kepala SMP Al-Islam 1 Surakarta,
Bapak Drs. M. Syafi’i selaku Guru Bagian Kesiswaan, dan Ibu Purwaningsih
selaku guru bidang studi biologi kelas VIII beserta seluruh staf pengajar dan
staf tata usaha yang bersedia memberikan ijin serta membantu penulis dalam
melakukan penelitian serta Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta yang
telah bersedia menjadi subjek penelitian dan membantu dalam proses
pengumpulan data.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak dan Ibu serta adik-adikku tersayang
Burhan dan Kuny yang telah memberikan cinta kasihnya, dukungan, nasihat,
kesabaran, dan pengertian serta tak henti mendoakan penulis selama
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengikuti tugas belajar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman fasilitator (Busrini, Sofi, dan Prilly) yang telah bersedia
meluangkan waktu dan energinya dalam Penelitian Teknik Mnemonic.
11. Sahabat-sahabat terspesial (Maya, Adhisty, Ali & Aan, Ichsan & Lala, Suryo
& Awan, Didik & Andre, Bibah Anis, dan Afif) yang telah memberikan
inspirasi, waktu, energi, dukungan materi maupun moril, serta tempat untuk
berbagi.
12. Keluarga besar Psikozeroseven, kakak-kakak dan adik-adik angkatan 2004,
2005, 2006, 2008, 2009, 2010, dan 2011 yang telah memberikan kenangan
manis, kebersamaan, persahabatan, dan motivasi selama menempuh studi.
13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan pahala yang sepadan dengan
jerih payah Bapak Ibu dan teman-teman lakukan, dan semoga skripsi yang
sederhana ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEEFEKTIFAN TEKNIK MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN
MEMORI JANGKA PANJANG DALAM PEMBELAJARAN
BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ISLAM 1
SURAKARTA
Muhammad Abdul Halim
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran pada tingkat sekolah
menengah pertama yang dipelajari dengan hafalan materi. Penerapan sistem
belajar yang kurang tepat membuat materi sulit dipelajari dan tidak dapat diingat
dalam jangka waktu yang lama. Teknik mnemonic merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk mempelajari materi yang membutuhkan banyak
hafalan. Teknik mnemonic memanipulasi proses belajar dengan menerapkan
prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang sehingga dapat mempermudah
proses penyimpanan informasi belajar ke dalam memori jangka panjang.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui keefektifan teknik mnemonic untuk
meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa
kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan desain Matched Two Groups Design, Posttest Only.
Kriteria subjek penelitian yaitu siswa yang memiliki nilai biologi murni di bawah
nilai 67 yang merupakan standar kompetensi mata pelajaran biologi di SMP AlIslam 1 Surakarta. Subjek penelitian sebanyak 32 siswa yang memenuhi kriteria
yang terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek
kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan
teknik mnemonic, sedangkan subjek kelompok kontrol mempelajari materi biologi
sendiri tanpa bimbingan dari guru atau pengajar. Alat ukur dalam penelitian ini
menggunakan tes rekognisi yang dikenakan pada subjek setelah perlakuan.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik uji
Independent Samples T-Test. Hasil analisis penelitian diperoleh nilai t=5,344
(t>1,697) dan F=0,179 (F>0,05). Nilai rata-rata pada kelompok eksperimen adalah
67,81, sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol adalah 34,69. Terdapat
perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
sebesar 33,12. Hasil tersebut menunjukkan bahwa teknik mnemonic efektif untuk
meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa
kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta.
Kata Kunci : Memori Jangka Panjang, Teknik Mnemonic, Siswa Sekolah
Menengah Pertama
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE EFFECTIVITY OF MNEMONIC TECHNIQUE TO IMPROVE LONG
TERM MEMORY IN LEARNING BIOLOGY ON THE STUDENTS OF
CLASS VIII SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA
Muhammad Abdul Halim
Sebelas Maret University Surakarta
ABSTRACT
Biology is one science lesson in Junior High School that requires good
memorizing. Improper learning system affects difficulty in understanding and
memorizing the material in a long term memory. Mnemonic technique is one way
to understand the material that requires good memorizing. Mnemonic technique
manipulates learning process by applying the encodement principles of long term
memory so that it makes easier the process of keeping learning information into
long term memory.
The purpose of this research is to find out the effectivity of mnemonic
technique to improve long term memory in learning biology on the students of
Class VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. This research is categorized experimental
research with the experimental design Matched Two Groups Design, Posttest
Only. The subjects criteria in this research are students who get the score of
biology less than 67 which is the competency standard of biology in SMA Al-Islam
1 Surakarta. The subjects in this research are 32 students who suit the criteria
and devided into experimental group and controlled group. The subjects in
experimental group were given a treatment that allowed them to learn biology by
mnemonic technique, while the subjects in controlled group were instructed to
learn biology on their own. The instrument of this research is recognition test
employed to subjects after the treatment.
Data analysis in this research is test parametric statistic Independent
Samples T-Test. The result of the research analysis is the value of t = 5.344
(t>1.697) and F = 0.179 (F>0.05). The average score in experimental group is
67.81, while the average score in controlled group is 34.69. That indicates the
different average score between experimental group and controlled group as
significant as 33.12. The result shows that mnemonic technique is effective to
improve long term memory in learning biology on the students of Class VIII SMP
Al-Islam 1 Surakarta.
Keywords: Long Term Memory, Mnemonic Technique, Junior High School
Students
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAKSI ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xviii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xix
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Memori Jangka Panjang .......................................................................... 12
1. Pengertian Memori Jangka Panjang ..................................................... 12
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Memori .......................................................................... 12
b. Tahapan Proses Memori .................................................................. 15
c. Area Penyimpanan Memori ............................................................. 19
2. Pemrosesan Informasi Dalam Memori Jangka Panjang ........................ 23
a. Penyandian ...................................................................................... 23
b. Pengambilan Kembali ..................................................................... 26
3. Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi ......................... 28
a. Pengertian Biologi ........................................................................... 28
b. Biologi Sebagai Pembelajaran Teori ................................................ 29
c. Penyimpanan Informasi Dalam Pembelajaran Biologi...................... 31
4. Pengukuran Memori Jangka Panjang ................................................... 32
a. Tes Recall........................................................................................ 32
b. Tes Rekognisi .................................................................................. 33
c. Tes Pengetahuan konsepsual, Leksikal, Perseptual ........................... 33
d. Tes Pengetahuan Prosedural ............................................................ 34
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Memori Jangka Panjang .... 35
a. Keahlian .......................................................................................... 36
b. Emosi atau Afeksi ........................................................................... 36
c. Pemberian Kode khusus................................................................... 37
6. Lupa .................................................................................................... 38
a. Decay Theory (Teori Kerusakan) ..................................................... 39
b. Interference Theory (Teori Halangan).............................................. 39
c. Cue-Dependent Forgetting Theory................................................... 39
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Mnemonic................................................................................................ 40
1. Pengertian Mnemonic........................................................................... 40
2. Prinsip Teknik Mnemonic .................................................................... 41
a. Pemaknaan ...................................................................................... 42
b. Asosiasi ........................................................................................... 43
c. Imajinasi .......................................................................................... 43
d. Organisasi ....................................................................................... 44
e. Pengulangan .................................................................................... 44
3. Macam-macam Teknik Mnemonic ....................................................... 45
a. Teknik Mnemonic Markowitz dan Jensen ........................................ 46
b. Teknik Mnemonic Buzan ................................................................. 48
C. Pengaruh Teknik Mnemonic Terhadap Memori Jangka Panjang .............. 53
D. Kerangka Berpikir ................................................................................... 58
E. Hipotesis.................................................................................................. 59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi variabel ................................................................................. 60
B. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 60
1. Memori Jangka Panjang ....................................................................... 60
2. Teknik Mnemonic ................................................................................ 61
C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 65
D. Rancangan Penelitian .............................................................................. 66
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 68
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 69
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Uji Validitas ........................................................................................ 69
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 70
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian ................................................................................ 72
1. Orientasi Kancah Penelitian ................................................................. 72
2. Persiapan Administrasi ........................................................................ 74
3. Persiapan dan Pelaksanaan Screening .................................................. 75
4. Persiapan Alat Ukur ............................................................................. 75
5. Persiapan eksperimen........................................................................... 76
6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas .................................................. 77
7. Penyusunan Alat Ukur ......................................................................... 81
8. Jadwal penelitian ................................................................................. 82
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 83
1. Penentuan Subjek Penelitian ................................................................ 83
2. Pelaksanaan Eksperimen ...................................................................... 84
3. Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest ............................................... 89
C. Hasil Penelitian ....................................................................................... 89
1. Analisis Data Kuantitatif ...................................................................... 89
2. Analisis Deskriptif ............................................................................... 93
3. Hasil Observasi .................................................................................... 97
4. Hasil Analisis Evaluasi Proses ............................................................. 99
D. Pembahasan ............................................................................................ 106
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 113
B. Saran ....................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 116
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Distribusi Nilai Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran IPA
Tahun Ajaran 2009/2010 .................................................................. 5
Tabel 2.
Prosedur Penggunaan Teknik Mnemonic .......................................... 63
Tabel 3.
Blue Print Tes Rekognisi Biologi Pokok Bahasan
Sistem Saraf Manusia ....................................................................... 69
Tabel 4.
Hasil Uji Validitas Soal .................................................................... 79
Tabel 5.
Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach .............................................. 80
Tabel 6.
Distribusi Soal Tes Rekognisi Untuk Penelitian ................................ 81
Tabel 7.
Jadwal Penelitian .............................................................................. 82
Tabel 8.
Pembagian Subjek ke Dalam Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Dengan Cara Dipasangkan (Matching) ............... 84
Tabel 9.
Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol............................................................................ 90
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol............................................................................ 91
Tabel 11. Hasil Uji Independent Sample T Test pada Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ..................................................................... 92
Tabel 12. Analisis Deskriptif............................................................................ 95
Tabel 13. Kriteria Kategori Tingkat Memori Jangka panjang dan
Distribusi Skor Subjek Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol............................................................................ 96
Tabel 14. Hasil Analisis Evaluasi Proses Pembelajaran Biologi dengan
Teknik Mnemonic ............................................................................ 99
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Pemrosesan Informasi dalam Memori ............................................... 15
Bagan 2. Proses memori menurut Atkinson dan Shiffrin.................................. 17
Bagan 3. Kerangka Berpikir ............................................................................ 58
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Perolehan Nilai Posttest antara Kelompok
Eksperimen dengan Kelompok Kontrol ............................................ 94
Grafik 2. Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol................................. 96
Grafik 3. Tanggapan Subjek pada Indikator Kesesuaian Isi Materi dalam
Modul Pembelajaran dengan Pokok Bahasan .................................... 101
Grafik 4. Tanggapan Subjek pada Indikator Kualitas Materi dalam
Modul Pembelajaran......................................................................... 101
Grafik 5. Tanggapan Subjek pada Indikator Penyajian Materi dalam
Modul Pembelajaran......................................................................... 101
Grafik 6. Tanggapan Subjek pada Indikator Cara Pengajar
Menyampaikan Materi...................................................................... 102
Grafik 7. Tanggapan Subjek pada Indikator Sistematika dan
Alur pembelajaran ............................................................................ 103
Grafik 8. Tanggapan Subjek pada Indikator Penggunaan Waktu
Pembelajaran .................................................................................... 103
Grafik 9. Pemahaman Materi Setelah Kegiatan Pembelajaran .......................... 104
Grafik 10. Pengetahuan Yang Didapat Setelah Mengikuti Kegiatan
Pembelajaran .................................................................................... 105
Grafik 11. Perasaan Setelah Mengikuti Kegiatan Belajar ................................... 105
Grafik 12. Perolehan Nilai Posttest Subjek Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol............................................................................ 107
Grafik 13. Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol................................. 108
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Susunan Kegiatan Pembelajaran Biologi
dengan Teknik Mnemonic ........................................................... 121
Susunan Kegiatan Pembelajaran Biologi
pada Kelompok Kontrol .............................................................. 123
Lampiran B. Penjelasan Penelitian ................................................................... 125
Lampiran C. Lembar Sistem Loci .................................................................... 128
Materi Biologi dengan Teknik Mnemonic untuk
Kelompok Eksperimen ................................................................ 129
Lembar Evaluasi Belajar Kelompok Eksperimen ......................... 136
Materi Biologi Untuk Kelompok Kontrol .................................... 139
Lembar Evaluasi Belajar Kelompok Kontrol................................ 142
Lampiran D. Alat Ukur (Tes Rekognisi) .......................................................... 146
Lembar Jawab Tes Rekognisi ...................................................... 150
Kunci Jawaban Tes rekognisi ...................................................... 151
Lampiran E. Lembar Review ........................................................................... 153
Lembar Observasi........................................................................ 154
Lembar Evaluasi Proses ............................................................... 155
Lampiran F. Hasil Screening Subjek Penelitian ............................................... 159
Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...... 160
Tabulasi Skor Tes Rekognisi ....................................................... 161
Tabulasi Skor Posttest ................................................................. 163
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran G. Hasil Uji Validitas ....................................................................... 166
Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 168
Hasil Uji Normalitas .................................................................... 169
Hasil Uji Homogenitas dan Uji hipotesis ..................................... 169
Hasil Analisis Deskriptif.............................................................. 169
Lampiran H. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 170
Lampiran I. Surat Ijin Pra Penelitian ................................................................ 176
Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 177
Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 178
commit to user
xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi setiap manusia.
Peradaban dan kebudayaan dibangun melalui proses pendidikan. Proses tersebut
awalnya dilakukan dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungan dan terus
berkembang menjadi pengetahuan yang semakin kompleks. Semakin majunya
perkembangan jaman, maka setiap individu dituntut memiliki kompetensi yang
baik agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan jaman. Oleh karena itu
kegiatan pendidikan perlu ditingkatkan terus menerus baik dari segi kualitas
maupun kuantitas agar setiap individu memiliki pengetahuan yang semakin
sempurna guna menghadapi perkembangan jaman yang semakin kompleks.
Kegiatan pendidikan dapat dilakukan melalui jalur formal maupun informal.
Pendidikan informal merupakan proses belajar yang dilakukan di luar lembaga
formal pendidikan yaitu di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan
formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah secara terstruktur dan
sistematis pada institusi pendidikan. Pendidikan formal terdiri dari tiga jenjang
yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada setiap
jenjang pendidikan peserta didik diajarkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan kurikulum yang diatur dalam undang-undang.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
menengah wajib memuat: pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan;
bahasa; matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu pengetahuan sosial; seni dan
budaya; pendidikan jasmani dan olahraga; keterampilan/kejuruan; dan muatan
lokal. Berdasarkan paparan tersebut dapat diketahui bahwa kurikulum yang
diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah mencakup berbagai mata
pelajaran yang bersifat praktik, konsep, dan teori. Mata pelajaran yang bersifat
praktik merupakan mata pelajaran yang menggunakan praktik secara langsung
dalam pembelajarannya. Mata pelajaran tersebut diantaranya mata pelajaran yang
tercakup dalam muatan lokal, keterampilan, pendidikan jasmani dan olahraga,
serta pendidikan seni dan budaya. Mata pelajaran yang bersifat konsep berarti
menggunakan pemahaman konsep dan penalaran dalam pembelajarannya. Konsep
berkaitan dengan makna sedangkan penalaran berkaitan dengan kemampuan
menarik kesimpulan dalam proses pemecahan masalah (Suharnan, 2005). Mata
pelajaran tersebut antara lain fisika dan kimia yang merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan alam serta matematika. Mata pelajaran teori merupakan mata
pelajaran yang memerlukan pemahaman sesuai dengan teori yang berkenaan
dengan materi. Teori-teori tersebut pada umumnya sudah baku pada suatu materi,
sehingga mempelajari teori berarti harus mengetahui atau dengan kata lain
menghafal isi dari materi yang bersangkutan. Mata pelajaran yang bersifat teori
diantaranya sejarah, sosiologi, dan geografi yang merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan sosial serta biologi yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
alam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Mata pelajaran yang bersifat teori pada umumnya membutuhkan lebih banyak
hafalan dalam mempelajarinya. Pada praktiknya mata pelajaran tersebut banyak
diajarkan dengan metode konvensional atau dengan ceramah, padahal banyak
kandungan materi yang perlu diketahui secara labih mendetail yang memerlukan
pendekatan yang lebih tepat. Penyampaian dengan cara demikian membuat mata
pelajaran tersebut hanya dianggap seperti dongeng atau sebagai mata pelajaran
pelengkap belaka. Akibatnya ketika dihadapkan pada soal ujian, siswa akan
mengalami kesulitan untuk mengingat kembali materi yang telah diterima dan
berpengaruh pada capaian nilai yang pada umumnya rendah.
Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran yang bersifat teori sering
dikeluhkan oleh siswa, karena dianggap mata pelajaran yang sulit atau mata
pelajaran yang tidak penting. Terdapat dua hal yang menjadikan mata pelajaran
teoretikal sering dikeluhkan, yaitu dari aspek mata pelajarannya dan aspek metode
pengajarannya (Romi Asrulloh, 2008). Berdasarkan aspek pelajaran sering kali
siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran tersebut karena banyak hafalan
sehingga siswa cenderung mengabaikan mata pelajaran yang diterima. Dilihat dari
aspek metode pengajaran, guru cenderung mengajarkan mata pelajaran teori
dengan ceramah atau hanya sekedar hafalan yang monoton yang mengakibatkan
kurangnya minat siswa pada mata pelajaran tersebut.
Pengetahuan siswa terhadap suatu mata pelajaran diukur dalam ujian nasional
dan digunakan sebagai syarat untuk menentukan kelulusan siswa. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi capaian nilai siswa dalam ujian nasional diantaranya
tingkat pengetahuan siswa, cara belajar, kesehatan fisik, atau faktor-faktor yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
bersifat teknis seperti kelalaian saat mengisi jawaban sehingga tidak memilih
jawaban yang dimaksud, maupun tidak terbacanya jawaban oleh mesin komputer.
Terlepas dari beberapa faktor yang tersebut, pada dasarnya ujian nasional
merupakan suatu pengukuran ilmiah untuk mengukur pengetahuan siswa terhadap
materi-materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya sesuai dengan
kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
siswa yang lulus dalam ujian nasional berarti telah memiliki pengetahuan tentang
materi pelajaran dan mampu mengingat kembali materi tersebut ketika diadakan
ujian, sebaliknya siswa yang tidak lulus ujian berarti tidak mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan dan dapat diasumsikan bahwa siswa tersebut tidak
menyimpan materi pelajaran yang telah diajarkan dengan baik dan tidak mampu
mengingatnya kembali ketika mengerjakan soal ujian.
Berdasarkan data hasil nilai ujian nasional sekolah menengah pada tahun
ajaran 2009/2010 yang dikeluarkan oleh Puspendik Kemendiknas dan BSNP,
diketahui persebaran nilai ujian nasioal untuk program IPA ditunjukkan seperti
pada tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Tabel 1.
Distribusi Nilai Ujian Nasional Pada Mata Pelajaran IPA
Tahun Ajaran 2009/2010
Rentang Nilai
Jumlah Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Fisika
Kimia
Biologi
10
4.234
2.462
195
9,00-9,99
130.602
133.088
52.849
8,00-8,99
217.079
263.167
185.296
7,00-7,99
152.898
153.612
191.554
6,00-6,99
76.502
53.272
117.041
5,00-5,99
17.256
10.116
30.132
598.571
615.717
577.067
18.670
9.167
34.827
18.670
9.167
34.827
3,00-4,24
7.510
2.611
11.971
2,00-2.99
2.947
842
4.027
1,00-1,99
753
238
681
0,01-0,99
34
5
11
11.244
3.696
16.690
Jumlah
4,25-5,49
Jumlah
Jumlah
Sumber : diolah dari sistem informasi Hasil UN 2009/2010 Puspendik Kemendiknas dan BSNP
Tabel tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki rentang nilai 5,00
sampai 10 berarti lulus dengan predikat aman karena berada di atas standar
kelulusan nasional. Siswa dengan rentang nilai 4,25 sampai 5,49 berada pada zona
bahaya yang berpotensi tidak lulus bila rata-rata nilai ujian nasional tidak lebih
dari 5,50. Rentang nilai 0,01 sampai 4,24 berada pada zona tidak lulus. Jika
peserta ujian nasional memiliki nilai pada zona tersebut, dapat dipastikan peserta
tersebut tidak lulus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui prosentase siswa yang
tidak lulus ujian nasional secara langsung untuk pelajaran fisika sebesar 35 %,
kimia 12 %, dan biologi 53 %. Hal tersebut menunjukkan tingkat ketidaklulusan
siswa secara langsung pada mata pelajaran biologi paling besar dibandingkan
dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang lain. Tabel tersebut
memperlihatkan bahwa mata pelajaran biologi memiliki potensi ketidaklulusan
yang tinggi dan secara umum dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan
lebih besar pada mata pelajaran biologi dibandingkan dengan mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam yang lain. Berdasarkan kenyataan tersebut dipandang perlu
adanya upaya agar mata pelajaran yang bersifat teori dapat dipelajari secara lebih
mudah oleh siswa seperti halnya mata pelajaran aplikatif dan konseptual.
Mata pelajaran biologi pada umumnya diajarkan dengan penekanan pada
hafalan, karena banyaknya materi yang dihafal. Tanpa adanya cara yang
sistematis untuk mengingat, maka materi yang dihafal tersebut cepat hilang dari
ingatan. King (2010) mengungkapkan bahwa hal tersebut dikarenakan informasi
yang diingat hanya tersimpan dalam memori jangka pendek yang memiliki durasi
penyimpanan sekitar 30 detik saja. Hal tesebut menunjukkan bahwa ketika
seseorang sekilas mempelajari suatu materi pelajaran sebenarnya materi tersebut
sudah dimasukkan dalam memori, tetapi durasi penyimpanannya sangat terbatas
yaitu sekitar 30 detik saja sehingga tidak dapat diingat kembali untuk rentang
waktu yang lebih lama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miller (dalam
King, 2010) diketahui bahwa kapasitas penyimpanan memori jangka pendek
sekitar 7 + 2 item, sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimpan informasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
dengan jumlah yang lebih banyak. Hal tersebut berarti suatu informasi akan
tergeser setelah seseorang memasukkan lebih dari 7 + 2 item sehingga informasi
terdahulu akan terlupakan. Oleh karena itu, agar informasi dapat diakses kembali
dalam jangka waktu yang lebih lama dan kapasitas yang lebih banyak, informasi
tersebut harus tersimpan di dalam memori jangka panjang.
Suharnan (2005) menyebutkan bahwa memori jangka panjang merupakan
proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Hal tersebut menunjukkan
bahwa durasi penyimpanan memori jangka panjang lebih lama dari durasi
penyimpanan memori jangka pendek yaitu 30 detik sampai batas waktu tak
terhingga. Selain durasi penyimpanannya yang permanen, memori jangka panjang
juga memiliki kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Oleh karena itu dalam
mempelajari mata pelajaran biologi perlu mempertimbangkan hal-hal yang
mempengaruhi memori jangka panjang sehingga dapat digunakan cara yang
efektif dalam mempelajari materi-materi yang mempergunakan hafalan yang
banyak.
Alex Sobur (2003) mengungkapkan petunjuk-petunjuk tentang menghafal
diantaranya adalah (1) sesuatu yang akan dihafal hendaknya dipahami/dimengerti
benar-benar, (2) hal-hal yang dihafal harus jelas kaitannya antara satu masalah
dengan masalah lainnya, (3) adanya aplikasi terhadap hal-hal yang dihafal, (4)
penggunaan memo teknik, (5) pengulangan pada hafalan. Petunjuk-petunjuk
tersebut menjelaskan bahwa suatu informasi yang akan dihafal tidak cukup dihafal
secara mentah-mentah, tapi juga memerlukan pemahaman akan konsep mengenai
materi yang sedang dipelajari sehingga seseorang memahami garis besar hal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
dipelajari dan kaitan antar materi yang ada di dalamnya. Hal tersebut dapat
menjelaskan mengenai perolehan nilai siswa pada mata pelajaran fisika dan kimia
yang cenderung lebih sedikit mengalami kegagalan dari pada mata pelajaran
biologi, karena bila siswa sudah paham akan konsep maka ia tahu prinsip-prinsip
dari pelajaran tersebut secara menyeluruh.
Memahami konsep sangat membantu dalam mengingat, namun terkadang
seseorang mengalami kesulitan untuk memanggil kembali informasi yang baru
dipelajari. Oleh karena itu diperlukan pengulangan pada hafalan dan penggunaan
memo teknik agar suatu informasi yang baru dipelajari dapat tersimpan kuat di
dalam memori jangka panjang. Salah satu teknik memo yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah dalam menghafal adalah penggunaan teknik mnemonic
(Suharnan, 2005). Teknik tersebut merupakan teknik pengorganisasian informasi
yang mengikuti prinsip penyandian dalam memori jangka panjang yaitu makna,
hubungan, imajinasi, penggolongan, dan pengulangan.
Penggunaan teknik mnemonic dalam menghafal juga diungkapkan oleh Buzan
(2007) dengan menggunakan dua prinsip yaitu imajinasi dan asosiasi. Penggunaan
imajinasi berarti dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatif siswa
supaya mampu menghayati pelajaran yang disampaikan sehingga memahami
makna materi yang disampaikan. Begitu juga dengan asosiasi akan dapat
menghubungkan materi baru yang hendak diingat dengan fakta yang sudah
dikenal sebelumnya. Hal ini berfungsi untuk membangkitkan informasi ketika
hendak dipanggil kembali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Teknik mnemonic bermanfaat untuk menyelesaikan problem ingatan dalam
kehidupan sehari-hari seperti mengingat barang-barang yang banyak atau
menghafal pidato. Orator Yunani sering menggunakan teknik mnemonic untuk
menghafal isi dari orasi yang akan disampaikannya. Para pemain catur
internasional menggunakan teknik tersebut untuk menghafal langkah dan
menentukan kemungkinan langkah ke depan. Penerapan mnemonic dalam bidang
ilmu biologi salah satunya digunakan pada sistem klasifikasi.
Teknik mnemonic sangat cocok diterapkan pada pendidikan sekolah
menengah karena siswa berada pada tahap perkembangan operational formal.
Pada tahap tersebut proses pertumbuhan otak telah mencapai kesempurnaan,
sehingga kapasitas seseorang untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan
secara efisien berjalan dengan optimal (Desmita, 2006). Bila pada anak-anak
belajar harus menggunakan hal-hal yang bersifat konkret, pada tahap tersebut
siswa telah mampu belajar sesuatu yang abstrak seperti imajinasi dan asosiasi
yang menjadi prinsip dalam teknik mnemonic. Oleh karena itu penggunaan teknik
mnemonic dapat berfungsi dengan lebih efektif bila diterapkan pada siswa dalam
tahap perkembangan operational formal.
Secara
umum
teknik
mnemonic
mudah
untuk
diaplikasikan
pada
pembelajaran, termasuk pada mata pelajaran biologi yang merupakan mata
pelajaran yang membutuhkan banyak hafalan. Teknik tersebut lebih efektif bila
diterapkan pada siswa sekolah menengah karena berada pada puncak
perkembangan kognitif. Metode mnemonic yang mengikuti prinsip kognitif, dapat
diharapkan efektif dalam meningkatkan memori jangka panjang pada siswa. Oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan teknik
mnemonic dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1
Surakarta untuk mengetahui keefektifannya dalam meningkatkan memori jangka
panjang siswa sekolah menengah pertama. Penelitian yang dimaksud berjudul
“Keefektifan Teknik Mnemonic Untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang
Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu : apakah teknik mnemonic efektif untuk
meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa
kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan teknik
mnemonic untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran
biologi pada siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat jika penelitian berhasil dan menunjukkan angka
yang signifikan diantaranya adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
1. Manfaat teoretis
a. Menambah pengetahuan mengenai prinsip-prinsip penyimpanan informasi
dalam memori jangka panjang.
b. Menambah informasi tentang penggunaan teknik mnemonic sebagai
metode dalam mengingat dan menghafal.
c. Memberi informasi tentang keefektifan penggunaan teknik mnemonic
untuk meningkatkan memori jangka panjang.
2. Manfaat praktis
a. Memberi keterampilan kepada siswa tentang penggunaan teknik
Mnemonic untuk mempelajari materi pelajaran Biologi secara efektif.
b. Memberi pemahaman kepada guru mengenai cara penggunaan teknik
Mnemonic pada pembelajaran hafalan khususnya Biologi.
c. Memberi masukan kepada pihak sekolah agar merintis guru-guru bidang
studi IPA khususnya Biologi untuk menggunakan alternatif metode
pembelajaran Mnemonic agar materi pelajaran dapat diingat siswa dalam
jangka waktu yang lama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Memori Jangka Panjang
1. Pengertian Memori Jangka Panjang
a. Pengertian Memori
Eksistensi manusia terbentuk dari proses berpikir yang melibatkan memori di
dalamnya. Hering (dalam Atkinson dkk, 1998) mengungkapkan bahwa memori
merupakan kekuatan pengikat dan penyatu kehidupan mental manusia. Dengan
memori manusia menyatukan hampir seluruh aspek mental seperti ide, konsep,
persepsi, pikiran, dan aktivitas sehari-hari menjadi suatu perilaku yang
membentuk eksistensi dirinya.
Memori berasal dari bahasa Inggris yaitu memory yang berarti ingatan atau
kenang-kenangan. Istilah memori sudah menjadi satu kata tersendiri dalam bahasa
Indonesia yang memiliki persamaan arti dengan ingatan. Ingatan atau kenangkenangn berkaitan erat dengan pengalaman dan masa lalu. Ingatan tersebut
memungkinkan manusia untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan
kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya. Namun hal tersebut
tidak berarti semua pengalaman yang dialami manusia dapat ditimbulkan
kembali. Hal-hal yang diingat justru sering tidak dapat ditimbulkan kembali atau
terlupakan. Oleh karena itu berbicara tentang konsep memori berarti sekaligus
berbicara mengenai kelupaan.
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Para ahli mengungkapkan berbagai pengertian tentang memori. Santrock
(2007, 2009) menyebutkan bahwa memori merupakan penyimpanan informasi
sepanjang waktu. Hal tersebut berarti memori mengacu pada penyimpanan yang
berkesinambungan pada setiap waktu yang dialami manusia, mulai dari masa lalu,
saat sekarang, dan berlanjut pada masa depan sepanjang hidup manusia. Hal
tersebut juga berarti proses memori terjadi saat pengaksesan kembali informasi
yang disimpan pada masa lalu untuk digunakan pada masa sekarang.
Pendapat serupa diungkapkan Suharnan (2005) dengan mengungkapkan
bahwa memori merujuk pada proses penyimpanan dan pemeliharaan sepanjang
waktu. Titik tekan dari definisi tersebut terletak pada kemampuan seseorang
dalam menyimpan informasi yang dapat dipertahankan atau dipanggil kembali
dalam jangka waktu yang lama. Kesulitan dalam mengingat kembali informasi
yang telah diingat disebabkan karena informasi tersebut tidak disimpan dan
dipelihara dengan baik.
King (2010) menyatakan bahwa memori merupakan penyimpanan informasi
atau pengalaman seiring dengan berjalannya waktu. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa memori mencakup sistem penyimpanan informasi pada
manusia secara berkala dari waktu ke waktu. Hal-hal yang dapat disimpan dalam
memori meliputi berbagai pengalaman yang dialami oleh manusia. Schlessinger
dan Groves (dalam Jalaluddin Rahmat, 2001) menjelaskan bahwa memori adalah
sistem yang sangat berstuktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam
fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
perilakunya. Penjelasan tersebut mengungkapkan bahwa memori meliputi sistem
penerimaan, penyimpanan, dan pengaksesan kembali tentang berbagai kejadian
yang dialami manusia. Sistem tersebut memiliki struktur yang kompleks, dan dari
sistem tersebut terciptalah perilaku yang ditampilkan oleh manusia.
Tulving dan Craick (dalam Sternberg, 2008) mendefinisikan memori sebagai
cara-cara mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu
untuk digunakan pada masa sekarang. Definisi tersebut menjelaskan bahwa
memori mencakup kemampuan untuk mempertahankan informasi yang telah
diterima di masa lalu dan ditimbulkan kembali untuk keperluan pada saat
sekarang. Hal tersebut diperjelas oleh Bimo Walgito (2004) yang mendefinisikan
bahwa memori tidak sebatas pada kemampuan menyimpan informasi saja, namun
juga meliputi kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan
kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kejadian yang diingat
seseorang, berarti pernah dialami oleh orang tersebut dan pernah dimasukkan ke
dalam jiwanya. Kejadian tersebut kemudian disimpan, dan pada suatu waktu
ditimbulkan kembali dalam kesadaran.
Berdasarkan berbagai definisi yang diungkapkan di atas dapat diketahui
bahwa memori merujuk pada kemampuan psikis yang mencakup aspek
pemenerimaan, penyimpanan, serta pengambilan kembali informasi yang pernah
dialami seseorang untuk ditimbulkan dalam kesadaran pada suatu sistem
pemrosesan dan menjadi pembentuk dari perilaku yang ditampilkan seseorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
b. Tahapan Proses Memori
Memori bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, namun terdiri dari
beberapa tahapan dalam pemrosesan. Berbagai definisi mengenai memori
menyebutkan bahwa memori terdiri dari sistem penerimaan, penyimpanan, dan
pengambilan kembali suatu informasi. Mussen dan Rosenzweig (dalam Jalaluddin
Rahmat, 2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga tahapan dalam proses memori
yaitu penyandian, penyimpanan, dan pengambilan kembali. Ketiga tahapan
tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, namun memiliki keterkaitan yang
mempengaruhi satu sama lain. Secara skematis tahapan tersebut dapat dipaparkan
sebagai berikut.
Penyandian
Pengambilan kembali
Penyimpanan
Bagan 1.
Pemrosesan Informasi dalam Memori
1) Penyandian
Penyandian merupakan suatu penterjemahan informasi yang masuk ke
dalam gambaran mental dalam bentuk kode-kode (King, 2010). Hal tersebut
berarti penyandian merupakan proses mengubah sifat suatu informasi ke
dalam bentuk yang sesuai dengan sifat memori masing-masing individu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Proses tersebut menentukan lamanya penyimpanan dan proses pengambilan
kembali informasi dari memori.
Proses penyandian memiliki peranan dalam menentukan suatu informasi
akan disimpan dalam memori jangka pendek atau memori jangka panjang.
King (2010) menjelaskan bahwa penyandian pada memori jangka pendek
sangat selektif, hanya menampung informasi yang dipilih dan diperhatikan
saja. Hal tersebut berarti tidak semua informasi dapat masuk pada
penyimpanan jangka pendek tergantung pada perhatian yang diberikan
individu terhadap informasi tersebut. Sementara penyandian yang melibatkan
emosi dan makna akan mendorong informasi disimpan dalam memori jangka
panjang.
2) Penyimpanan
Penyimpanan yaitu proses mempertahankan informasi yang telah disusun
(Akyas Azhari, 2004). Proses mempertahankan tersebut terjadi setelah tahap
penyandian. Penyimpanan memiliki pengaruh terhadap kualiatas ingatan.
Untuk memperoleh kualitas ingatan yang baik, maka informasi harus
disimpan dengan baik setelah dikodekan dengan baik.
Proses penyimpanan memiliki durasi yang berbeda tergantung dari tipe
area penyimpanan. Atkinson dan shiffrin (dalam Solso, 2007) membagi
memori menjadi tiga area penyimpanan yaitu memori sensoris, memori
jangka pendek, dan memori jangka panjang. Sistem penyimpanan dalam
pemrosesan informasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Informasi
Yang masuk
Memori Sensoris
Bila Tidak
Informasi akan hilang
dalam beberapa detik
Apakah informasi tersebut diperhatikan?
Bila Ya
Memori Jangka Pendek
Pengulangan
Tidak Diproses
Informasi akan hilang
dalam 15-30 detik
Bagaimana
informasi diproses?
Informasi
dipertahankan lebih
lama
Proses mendalam
Memori Jangka Panjang
Bila informasi dibutuhkan,
kelak akan diteruskan ke
memori jangka pendek.
Bagan 2.
Proses memori menurut Atkinson dan Shiffrin
Penjelasan dari proses penyimpanan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Rangsangan atau informasi diterima memori sensoris dengan durasi
penyimpanan sekitar 1 detik. Informasi yang diperhatikan ditransfer ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
dalam memori jangka pendek, sedangkan yang tidak diperhatikan akan
terlupakan dan hilang dari penyimpanan.
b) Informasi yang mendapat perhatian disimpan dalam memori jangka
pendek dengan durasi penyimpanan selama 15-30 detik. Durasi
penyimpanan dapat ditingkatkan dengan pengulangan (dalam Sternberg,
2008). Informasi yang dapat dipertahankan lebih lama dan diproses secara
mendalam dengan makna akan ditransfer ke dalam tahap penyimpanan
selanjutnya yaitu memori jangka panjang, sedangkan yang tidak memiliki
makna akan terlupakan dari ingatan.
c) Tahap penyimpanan terakhir dari sistem memori adalah memori jangka
panjang. Informasi yang disimpan pada tahap tersebut adalah informasi
yang diproses secara mendalam dengan pemaknaan atau dengan
pengorganisasian. Informasi tersebut disimpan secara permanen di dalam
ingatan. Informasi dapat diakses dengan mentransfer kembali ke memori
jangka pendek untuk dikeluarkan dalam kesadaran. Informasi yang tidak
dapat diakses kembali berarti terlupakan yang disebabkan karena proses
penyandian yang kurang baik maupun kegagalan dalam proses
pengambilan kembali.
3) Pengambilan kembali
Proses memori yang terakhir adalah pengambilan kembali, yaitu suatu
proses mencari dan menemukan suatu informasi yang tersimpan di dalam
memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan (Irwanto 1996). Hal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
tersebut berarti proses pengambilan kembali merupakan pengaksesan kembali
informasi yang tersimpan dalam area penyimpan memori jangka pendek
maupun memori jangka panjang.
Jalaluddin Rahmat (2001) menyebutkan bahwa pengambilan kembali
merupakan satu-satunya proses memori yang dapat diketahui. Hal tersebut
menunjukkan bahwa proses pengambilan kembali merupakan indikator dari
proses dalam memori yang berarti pengukuran memori dilakukan pada tahap
tersebut.
c. Area Penyimpanan Memori
Teori pemrosesan informasi membagi memori ke dalam tiga tahapan yaitu
penyandian, penyimanan, dan pengambilan kembali. Atkinson dan Shriffin
(dalam Solso dkk, 2007) dalam teori tersebut mengembangkan model memori
dalam tiga tipe area penyimpanan yang dikenal dengan three stage model of
memory. Tiga area penyimpanan tersebut antara lain memori sensoris, memori
jangka pendek, dan memori jangka panjang.
1) Memori Sensoris
Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara
yang dibawa oleh panca indra. Pendapat serupa diungkapkan oleh Wade dan
Tavris (2007) dengan menyatakan bahwa memori sensoris mencakup
beberapa subsistem memori yang memiliki jumlah yang sama dengan jumlah
indera yang dimiliki manusia. Hal tersebut berarti terdapat lebih dari satu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
memori sensoris dalam diri manusia yaitu sensoris visual, auditori,
penciuman, pengecapan, dan peraba. Pada proses pendidikan, siswa
menggunakan sensoris visual dan auditori yang berkaitan langsung dengan
penyandian dalam belajar seseorang.
Memori sensoris sangat kaya dan detail, tetapi informasi cepat hilang
karena durasi pinyimpanan memori sensoris sangat singkat yaitu berkisar 250
milidetik untuk informasi visual dan sekitar 4 detik untuk informasi audio
(Solso dkk, 2007). Walaupun kapasitasnya besar, tetapi sebagian besar
informasi tidak diproses lebih jauh dari tahap memori sensoris. Hal tersebut
dikarenaka informasi hanya dipertahankan untuk waktu yang sangat singkat.
Informasi yang berhasil dipertahankan yaitu yang diperhatikan akan ditransfer
pada tahap penyimpanan selanjutnya yaitu memori jangka pendek.
2) Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek adalah ingatan sesaat yang merupakan suatu
sistem kesadaran tempat penyimpanan informasi sementara dan pemakaian
informasi yang dipanggil dari memori jangka panjang. Memori jangka pendek
berhubungan dengan sesuatu yang sedang dipikirkan seseorang pada saat
menerima stimulus dari lingkungan. Kapasitas penyimpanan memori jangka
pendek sangat terbatas dengan durasi sekitar 30 detik (Wade dan Tavris,
2007). Hal tersebut berarti durasi penyimpanan memori jangka pendek sangat
singkat namun lebih lama daripada memori sensoris. Perbedaan lain memori
jangka pendek dengan memori sensoris yaitu informasi yang disimpan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
memori jangka pendek tidak lagi berbentuk kesan sensoris secara harfiah,
namun telah diubah menjadi suatu bentuk penyandian seperti dalam bentuk
kata atau frase.
Kapasitas penyimpanan memori jangka pendek lebih terbatas bila
dibandingkan dengan memori sensoris. Keterbatasan tersebut berkisar antara 7
+ 2 item. Hal tersebut diungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Miller
(dalam King, 2010) yang menyatakan bahwa seseorang yang diberi satu kali
presentasi dapat mengingat secara berurutan 8 atau 9 digit tanpa membuat
kesalahan. Hal-hal tersebut menunjukkan penggunaan memori jangka pendek
untuk menyimpan informasi yang panjang tidak efektif dan sering terjadi
kegagalan karena melampaui kapasitas penyimpanan memori jangka pendek
yang terbatas.
Pada dasarnya durasi dan kapasitas penyimpanan memori jangka pendek
dapat ditingkatkan. Sternberg (2008) menyebutkan bahwa pengulangan dapat
membuat durasi penyimpanan lebih lama menjadi beberapa menit dan
kapasitas penyimpanan dapat ditingkatkan dengan chunking. Pengulangan
dapat menjaga inforamasi tetap aktif dalam memori dan chunking menambah
kapasitas penyimpanan dengan mengubah informasi menjadi unit-unit yang
bermakna. Informasi yang dapat dipertahankan lebih lama di dalam memori
jangka pendek akan ditransfer ke tahap penyimpanan selanjutnya yaitu
memori jangka panjang, sedangkan yang tidak mampu dipertahankan akan
hilang dan tidak dapat diakses kembali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
3) Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang didefinisikan oleh Atkinson dan Shiffrin (dalam
King, 2010) sebagai suatu proses penyimpanan yang relatif permanen.
Penyimpanan yang relatif permanen berarti informasi dapat diakses lagi
setelah proses penyandian dalam jangka waktu yang tak terbatas melebihi
durasi penyimpanan memori jangka pendek. Pendapat tersebut didukung oleh
Suharnan (2005) dengan menyebutkan bahwa penyimpanan dalam memori
jangka panjang berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu
yang tidak terbatas. Hal tersebut berarti memori jangka panjang mengacu pada
durasi penyimpanan mulai dari beberapa menit sampai tak terhingga lamanya
sepanjang hidup manusia.
Hudmon (2006) menyebutkan bahwa penyimpanan memori jangka
panjang sangat luas dalam artian dapat berlangsung bermenit-menit, berjamjam, hingga sepanjang hidup manusia. Berbagai pendapat tersebut
menekankan pada durasi penyimpanan dari memori jangka panjang yang
dapat bertahan sangat lama dan tak terbatas. Seger (2006) menyatakan bahwa
memori jangka panjang mencakup seluruh pembelajaran atau pengetahuan
yang disimpan dalam pikiran dalam waktu lebih lama dari beberapa detik atau
menit. Hal tersebut meliputi segala bentuk belajar dan kenangan masa lalu,
fakta, keterampilan motorik, keterampilan persepsi, serta pengkondisian.
Penjelasan tersebut menunjukkan tidak hanya durasi penyimpanan, tetapi juga
mencakup materi yang disimpan dalam memori jangka panjang yang meliputi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
pengalaman, hasil belajar, serta keterampilan secara sadar maupun secara
spontan. Hunt dan Ellis (2004) memperkuat pendapat tersebut dengan
menyebutkan bahwa memori jangka panjang berhubungan dengan segala
pengetahuan yang dimiliki seseorang yang dapat dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari maupun pengetahuan khusus yang dimiliki seseorang.
Hal tersebut menunjukkan memori jangka panjang tidak hanya mencakup
pengetahuan, namun juga keterampilan yang dipergunakan seseorang dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa memori jangka
panjang
mencakup
proses
penyimpanan
informasi
dengan
durasi
penyimpanan yang tak terbatas. Informasi yang disimpan dalam memori
jangka panjang mencakup pengalaman hidup maupun pengetahuan yang
didapat dari proses belajar dan berbagai keterampilan yang disadari maupun
kemampuan spontan yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pemrosesan Informasi dalam Memori Jangka Panjang
a. Penyandian
Penyandian pada memori jangka panjang memiliki prinsip yang berbeda dari
penyandian memori jangka pendek. Tidak semua informasi dari memori jangka
pendek dapat ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Sebagian informasi
hilang dari memori jangka pendek dan yang dapat disandikan dengan baik dapat
ditransfer ke dalam memori jangka panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Atkinson dkk (1998) menyebutkan bahwa prinsip penyandian memori jangka
panjang yaitu makna dan hubungan bermakna. Makna berarti arti atau kesan yang
dialami seseorang terhadap sesuatu dengan mengetahui esensi dari suatu
informasi bukan hanya sebatas definisi, sedangkan hubungan bermakna
menunjukkan asosiasi suatu informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang
telah memiliki makna. Buzan (2003) mengungkapkan bahwa agar informasi dapat
dipertahankan lama dalam memori, maka yang dibutuhkan adalah imajinasi dan
asosiasi. Imajinasi berfungsi sebagai daya pembangkit kreativitas berpikir,
sedangkan asosiasi berperan sebagai pengait antara informasi baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki dalam memori.
Sternberg (2008) menyebutkan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk
mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang adalah pengulangan.
Pengulangan dilakukan untuk menjaga informasi tetap aktif. Pengulangan yang
dimaksud adalah pengulangan elaboratif yang dimaksudkan untuk memindahkan
informasi ke dalam memori jangka panjang. Hal tersebut didukung oleh Wade
dan Tavris (2007) yang menyatakan bahwa pengulangan elaboratif membuat
informasi dapat diakses lebih lama. Prinsip dari pengulangan elaboratif
melibatkan asosiasi pengetahuan baru dengan informasi yang telah dimiliki
sebelumnya dan dilakukan secara berulang-ulang. Cara demikian memungkinkan
informasi tersimpan kuat di dalam memori jangka panjang dan dapat diakses
lebih efisien hanya dengan mengingat hal yang telah dimiliki sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Bentuk penyandian pada memori jangka panjang yang lain adalah
pengorganisasian. King (2010) menyebutkan bahwa salah satu cara untuk
mentransfer informasi ke dalam memori jangka panjang selain pengulangan
adalah pengorganisasian dengan cara pengelompokan atau chunking. Fungsi
utama pengelompokan adalah untuk meningkatkan kapasitas memori jangka
pendek. Proses chungking dapat mentransfer informasi ke dalam memori jangka
panjang dengan pemaknaan pada kelompok-kelompok informasi.
Davidoff (1988) menyebutkan bahwa organisasi informasi merupakan salah
satu bentuk penyandian memori jangka panjang. Serupa dengan pendapat King
(2010), pengorganisasian tersebut dilakukan dengan cara pengelompokan
informasi ke dalam unit-unit bermakna dengan penambahan asosiasi dengan hal
yang telah diketahui sebelumnya. Hal tersebut berarti sejumlah informasi yang
akan diingat disederhanakan dengan cara dikelompokkan dalam beberapa
kategori. Penyederhanaan tersebut dimaksudkan agar informasi dapat diproses
dengan baik pada memori jangka pendek yang kapasitas penyimpanannya terbatas
sebelum ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Setelah informasi
dikelompokkan dengan lebih sederhana, informasi tersebut diasosiasikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Apabila seseorang ingin mengingat
informasi tersebut, maka yang dilakukan adalah mengingat asosiasi dari informasi
tersebut dan secara otomatis informasi yang diinginkan dapat diingat.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penyandian memori jangka
panjang terjadi saat pentransferan informasi dari memori jangka pendek ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
memori jangka panjang. Tidak semua informasi dapat ditransfer ke dalam memori
jangka panjang. Pentransferan informasi tersebut merupakan prinsip dari
penyandian memori jangka panjang yaitu makna, asosiasi, imajinasi, organisasi,
dan pengulangan.
b. Pengambilan Kembali
Berdasarkan teori pemrosesan informasi, proses pengambilan kembali memori
jangka panjang dilakukan dengan mentransfer kembali informasi ke memori
jangka pendek untuk dapat digunakan seperti yang ditunjukkan dalam bagan pada
gambar 2. Pada bagan tersebut dapat diketahui bahwa proses pengambilan
kembali informasi dari memori jangka panjang tidak selalu berhasil atau terjadi
kelupaan. Hal tersebut menunjukkan pada dasarnya proses pengambilan kembali
tak terlepas dari proses penyandian yang dilakukan sebelumnya. Semakin baik
proses penyandian yang dilakukan, maka semakin mudah informasi untuk diakses
kembali.
King (2010) menyebutkan cara untuk melakukan pengambilan kembali yaitu
dengan mengingat kembali dan mengenali kembali. Mengingat kembali adalah
tugas memori ketika seseorang harus mengambil kembali informasi yang telah
dipelajari sebelumnya. Hal tersebut berarti mengingat secara langsung tanpa ada
petunjuk yang membantu mengenali informasi. Mengenali kembali adalah tugas
memori ketika seseorang hanya mengidentifikasi hal-hal yang sudah dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan suatu informasi dengan informasi
yang pernah dipelajari sebelumnya.
Teori kekhususan informasi menyatakan bahwa informasi yang ada pada saat
proses penyandian cenderung menjadi isyarat yang efektif saat proses
pengambilan kembali (King, 2010). Hal tersebut memungkinkan suatu informasi
tidak dapat dikenali ketika terjadi perbedaan situasi dari saat proses penyandian
walaupun sebenarnya informasi tersebut sama. Contohnya seorang mahasiswa
tidak dapat mengenali dosennya ketika ditemui dengan berpakaian santai, karena
dosen tersebut selalu berpakaian rapi bila berada di kampus.
Hal lain yang berpengaruh pada proses pengambilan kembali yaitu priming
retreival. Priming retreival membuat informasi lebih cepat diakses dengan
menghadirkan pemicu. Hal tersebut berarti terdapat proses asosiasi sebelumnya
antara informasi sasaran dengan informasi pemicu. Buzan (2007) juga
menyatakan prinsip yang sama dengan priming retreival dengan menggunakan
imajinasi dan asosiasi sebagai pemicunya. Imajinasi dan asosiasi yang juga
digunakan
pada
proses
penyandian
digunakan
sebagai
pemicu
untuk
mengeluarkan kembali informasi. Caranya yaitu dengan mengingat asosiasi dari
informasi yang baru dipelajari dan mengimajinasikannya sehingga tercipta
gambaran mental yang dapat mengarahkan pada informasi yang dimaksud.
Pada prinsipnya proses pengambilan kembali pada memori jangka panjang
yaitu mengembalikan informasi ke memori jangka pendek untuk digunakan
kembali. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengingat kembali atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
mengenali kembali, dan hal tersebut merupakan yang dapat diukur dalam
pengukuran memori jangka panjang. Hal-hal yang mempengaruhi proses
pengambilan kembali pada memori jangka panjang diantaranya kesesuaian
informasi dengan kondisi saat penyandian dan pemicu baik imajinasi maupun
asosiasi.
3. Memori Jangka Panjang dalam Pembelajaran Biologi
a. Pengertian Biologi
Biologi merupakan satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
mengenai mempelajari makhluk hidup dan gejala kehidupannya. Kajian atau
bahasan biologi berdasarkan Biological Science Curriculum Study (dalam Dewi
Chandra, 2004) meliputi seluruh makhluk hidup, baik yang uniseluler maupun
yang multiseluler, baik yang hidup di darat, di laut, di udara, maupun di dalam
tanah. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang
memiliki “hidup” menjadi bahan kajian biologi.
Kajian biologi sangat luas mencakup teori mengenai struktur dan fungsi
dalam organisme serta istilah-istilah ilmiah yang tercakup di dalamnya. Materi
biologi yang diajarkan dalam pendidikan diajarkan secara bertahap sesuai dengan
jenjang pendidikan. Pada setiap jenjang, tingkat kesulitan materi yang diajarkan
berbeda, namun pada dasarnya ada keterkaitan antara materi yang sedang
dipelajari dengan materi selanjutnya. Materi pada tingkat SD akan berlanjut ke
tingkat SMP. Pada pendidikan SMP sendiri materi yang diajarkan berkaitan mulai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
kelas VII, VIII, dan IX yang pada akhirnya akan disatukan untuk diujikan pada
ujian akhir sekolah maupun ujian akhir nasional. Materi pada tingkat akhir atau
kelas IX pada umumnya dipandang memiliki kesulitan lebih tinggi, karena
mencakup pembahasan yang lebih kompleks dari kelas-kelas sebelumnya. Siswa
yang belum pernah mempelajari sebelumnya seperti siswa kelas VII atau VIII
pada umumnya akan sulit mempelajari materi tersebut, terlebih bagi siswa yang
mengalami kendala dalam penghafalan. Materi biologi yang diajarkan pada kelas
IX seperti yang disusun oleh Elok Sudibyo dkk (2008) mencakup pembahasan
mengenai sistem ekskresi pada manusia, sistem reproduksi manusia, sistem saraf
dan indra manusia, kelangsungan hidup makhluk hidup, pewarisan sifat, serta
teknologi reproduksi dan bioteknologi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa biologi merupakan mata
pelajaran yang mempelajari tentang organisme. Materi yang tercakup didalamnya
meliputi teori-teori tentang stuktur maupun fungsi dari organisme serta berbagai
istilah-istilah ilmiah. Pengetahuan yang diajarkan maupun tingkat kesulitan
materi dalam pembelajaran biologi disesuaikan dengan jenjang pendidikan.
b. Biologi Sebagai Pembelajaran Teori
Biologi merupakan salah satu pembelajaran teori pada cabang ilmu
pengetahuan alam. Karakteristik pembelajaran teori berbeda dengan pembelajaran
yang bersifat konsep. Konsep didefinisikan Hulse dkk (dalam suharnan, 2005)
sebagai sekumpulan perangkat atau sifat yang dihubungkan dengan aturan-aturan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
tertentu. Pembelajaran konsep menggunakan aturan-aturan tertentu dalam bentuk
rumus-rumus yang diaplikasikan dalam berbagai kasus soal. Pembelajaran yang
bersifat konsep diantaranya matematika dan fisika. Contoh penggunaan konsep
dalam mata pelajaran matematika yaitu rumus-rumus luas bangun datar seperti
rumus luas lingkaran yaitu πr². Dengan berpegang pada rumus tersebut maka
dapat soal yang menanyakan besarnya luas maupun panjangnya jari-jari
lingakaran dapat diketahui walaupun dengan angka yang berbeda-beda.
Karakteristik pembelajaran teori berbeda dengan pembelajaran konsep.
Pembelajaran teori mengandung pengetahuan-pengetahuan yang berbeda dalam
setiap konteks. Mempelajari materi yang bersifat teori mengharuskan seseorang
menyimpan informasi lebih banyak, karena dalam pembelajaran teori tidak ada
rumus-rumus yang diaplikasikan, tetapi cara pembelajarannya yaitu mamahami
uraian dalam setiap materi. Biologi merupakan salah satu pembelajaran yang
bersifat teori, hal tersebut dikarenakan pada pembelajaran biologi banyak uraian
pengetahuan baru mengenai berbagai struktur dan fungsi organisme maupun
istilah-istilah ilmiah dalam organisme. Teori-teori dalam biologi misalnya teori
mengenai sistem saraf manusia. Pembelajaran pada materi tersebut dilakukan
dengan mengenali struktur dan fungsi dari neuron, macam-macam neuron,
struktur dan fungsi dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi serta pengenalan
pad istilah-istilah ilmiah yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut membuat
biologi dipelajari dengan banyak mengingat materi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Uraian tersebut menjelaskan bahwa mata pelajaran biologi merupakan salah
satu pembelajaran teori yang mempelajari teori-teori tentang stuktur dan fungsi
organisme serta istilah-istilah ilmiah dalam organisme. Oleh karena itu dalam
pembelajaran biologi membutuhkan banyak mengingat materi yang terkandung di
dalamnya.
c. Penyimpanan Informasi Dalam Pembelajaran Biologi
Biologi merupakan pembelajaran yang bersifat teori yang meliputi teori-teori
tentang organisme dan istilah-istilah ilmiah. Oleh karena itu diperlukan cara
khusus agar informasi baru dan berjumlah banyak dapat tersimpan di dalam
memori. Agar materi biologi dapat diakses kembali dalam jangka waktu lama,
maka materi tersebut harus tersimpan di dalam memori jangka panjang. Proses
mengingat materi pada awalnya dapat dilakukan dengan menghafal teori dan
istilah-istilah yang terkandung di dalam materi biologi. Proses menghafal tersebut
dapat dipermudah dengan mengikuti petunjuk-petunjuk menghafal sesuai yang
dikemukakan Alex Sobur (2003) diantaranya yaitu :
1. Hal-hal yang dihafal harus jelas kaitannya.
2. Adanya aplikasi terhadap hal-hal yang dihafal
3. Pengulangan pada hafalan
4. Penggunaan memo teknik
Berdasarkan petunjuk-petunjuk tersebut dapat diketahui bahwa penyimpanan
informasi biologi dalam memori jangka panjang dapat dipermudah dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
memahami kaitan satu konteks dengan konteks yang lain, penggunaan aplikasi
atau praktik. Hal tersebut bertujuan agar tercipta kesan pada materi sehingga
mempermudah dalam proses pemaknaan. Pengulangan dilakukan untuk
menguatkan informasi di dalam ingatan sedangkan penggunaan memo teknik
digunakan untuk mempermudah pengorganisasian dalam penyimpanan materi ke
dalam memori jangka panjang.
4. Pengukuran Memori Jangka Panjang
Ingatan yang dalam bahasa sehari-hari lebih mengacu pada memori jangka
panjang, merupakan sebuah sistem psikologis yang dapat diukur. Telah diketahui
dalam pembahasan sebelumnya bahwa pengukuran ingatan dapat dilakukan pada
fase pengambilan kembali dari sistem memori. Ingatan dapat diukur
menggunakan tes. Suharnan (2005) mengungkapkan berbagai tes yang dapat
digunakan untuk mengukur ingatan (memori jangka panjang) diantaranya tes
recall, tes rekognisi, tes pengetahuan konsepsual, leksikal, perseptual, dan tes
pengetahuan prosedural.
a. Tes Recall
Sternberg
(2009)
mengungkapkan
bahwa
recall
merupakan
proses
menimbulkan sebuah fakta, kata, atau item lainnya dari memori. Hal tersebut
menunjukkan bahwa recall merupakan cara pengambilan kembali informasi
dengan cara mengingat atau menimbulkan kembali hal-hal yang penah diingat
tanpa adanya objek atau stimulus untuk dapat diingat kembali. Pengukuran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
memori dapat dilakukan dengan teknik recall yang disebut dengan tes recall yaitu
tes dengan meminta subjek mereproduksi stimulus-stimulus yang terdapat di
dalam peristiwa sasaran (Suharnan, 2005). Hal tersebut berarti dalam tes recall
subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan
dalam tahap belajar. Contoh tes recall yaitu tes dengan soal isian.
b. Tes Rekognisi
Bimo walgito (2004) menyebutkan bahwa rekognisi merupakan proses
menimbulkan kembali hal-hal yang pernah dipelajari dengan bantuan objek yang
harus diingat. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam rekognisi seseorang
diminta untuk mengenali kembali secara benar hal yang pernah diingat diantara
beberapa pilihan objek. Pengukuran memori dengan cara tersebut disebut tes
rekognisi, yaitu tes yang meminta subjek membedakan antara stimulus-stimulus
yang ada dengan yang tidak ada pada saat terjadi peristiwa sasaran. Dengan kata
lain subjek diminta mengidentifikasi atau mengenali kembali kesesuaian tes
dengan stimulus yang ada pada tahap belajar. Contoh tes rekognisi adalah tes
objektif atau pilihan ganda.
c. Tes Pengetahuan konsepsual, Leksikal, Perseptual
Tes pengetahuan konsepsual, leksikal, perseptual merupakan tes dengan
fungsi perintah untuk merinci struktur dan proses yang dipakai mengambil
kembali pengetahuan yang bersifat permanen. Tes tersebut merupakan bentuk tes
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
untuk mengukur fungsi memori secara umum yaitu ingatan tentang hal-hal yang
ada di masyarakat, kemampuan menghubungkan, dan ingatan tentang persepsi
seseorang yang didapat bukan dari proses belajar yang disengaja. Contoh tes
pengetahuan faktual dan konseptual misalnya tes pengetahuan umum.
d. Tes Pengetahuan Prosedural
Tes
pengetahuan
prosedural
merupakan
tes
yang
meliputi
belajar
keterampilan dan pemecahan masalah. Tes tersebut mengukur performansi yang
diakibatkan oleh latihan-latihan. Tes tersebut merupakan bentuk tes ingatan tidak
langsung yang digunakan untuk mengukur ingatan yang berkaitan dengan
kemampuan dalam area ketidaksadaran atau ingatan “otomatis” yang didapat dari
pengalaman dan hasil latihan. Tes pengetahuan prosedural merupakan tes untuk
mengukur ingatan dalam konteks psikomotor seseorang namun tidak dapat
digunakan untuk mengukur ingatan atau pengetahuan yang didapat dari proses
belajar secara langsung dan disadari. Contoh tes pengetahuan prosedural yaitu tes
menggunakan puzzle.
Berdasarkan penjelasan mengenai tes-tes yang dapat digunakan untuk
mengukur memori, dapat diketahui bahwa tes-tes tersebut secara umum dapat
dikategorikan ke dalam tes yang mengukur memori langsung maupun memori tak
langsung. Memori langsung merupakan memori terhadap hal yang dipelajari
secara sadar dan disengaja, sedangkan memori tak langsung merupakan memori
mengenai hal-hal umum dan memori tentang kemampuan psikomotor. Oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
karena itu tes yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran dalam
pendidikan yaitu tes recall dan tes rekognisi.
Tes recall memiliki keunggulan dalam objektivitas pengukuran, karena tes
hanya dapat dijawab oleh subjek yang mampu mengingat kembali materi yang
telah diberikan. Tes tersebut dapat menghindari kemungkinan bagi subjek untuk
menjawab pertanyaan dengan benar secara kebetulan. Kelemahan tes recall yaitu
kerancuan dalam penentuan benar atau salah pada saat terjadi kekeliruan
penulisan jawaban atau jawaban subjek yang tidak lengkap. Kelemahan
pengukuran memori dengan tes recall dapat diatasi dengan tes rekognisi, karena
tes rekognisi menyediakan pilihan jawaban pasti sehingga tidak terjadi kerancuan
dalam menentukan jawaban benar atau salah. Tes rekognisi yang dibuat dengan
baik dapat menghindarkan kemungkinan subjek yang tidak memiliki memori
pada materi untuk menjawab sebagian besar pertanyaan dengan benar. Oleh
karena itu tes rekognisi sangat representatif untuk digunakan dalam pengukuran
memori pada dunia pendidikan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Memori Jangka Panjang
Kemampuan memori jangka panjang dalam menyimpan informasi dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi memori
jangka panjang diungkapkan oleh Suharnan (2005) diantaranya adalah keahlian
dalam suatu bidang, emosi atau afek, dan pemberian kode khusus. Berikut
merupakan penjelasan dari faktor-faktor tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
a.
Keahlian
Keahlian pada suatu bidang berpengaruh sangat besar terhadap memori jangka
panjang seseorang. Seseorang dengan latar belakang pengetahuan yang baik pada
suatu bidang, dapat mengingat materi dan informasi baru tentang bidang tersebut
lebih baik dari pada orang yang tidak memiliki pengalaman pada bidang tersebut
sebelumnya. Misalnya penjaga perpustakaan dapat cepat mengetahui letak suatu
buku dari pada pengunjung perpustakaan. Hal tersebut terjadi karena latar
belakang keahlian seseorang menjadi isyarat mental (mental cues). Isyarat mental
tersebut merupakan bagian dari susunan pengetahuan yang sudah dipelajari secara
teliti dan diorganisasikan dengan baik. Hal tersebut berarti terdapat sistem
asosiasi dalam pikiran seperti yang diutarakan oleh Buzan (2003) bahwa asosiasi
mempermudah seseorang dalam mengenali sesuatu. Isyarat mental dan asosiasi
dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek di dalam mental
atau pikiran seseorang. Isyarat mental juga memiliki sistem yang lebih menonjol,
sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi lain.
b. Emosi atau Afeksi
Emosi atau afeksi dapat mempengaruhi memori seseorang. Faktor afeksi
tersebut antara lain kesenangan, kesamaan suasana hati, dan ketergantungan
dengan suasana hati.
1) Kata-kata yang menyenangkan cenderung lebih mudah diingat seseorang
dari pada kata-kata yang bersifat menyedihkan atau netral. Fenomena
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
tersebut disebut pollyanna principles yaitu satuan informasi yang secara
emosi menyenangkan dapat diproses lebih efisien dan tepat daripada
informasi-informasi yang mengandung kesedihan.
2) Kesamaan suasana hati adalah kesesuaian antara hal yang akan diingat
dengan suasana hati orang yang akan mengingatnya. Oleh karena itu
seseorang yang sedang gembira lebih mudah mempelajari hal yang
mengandung kegembiraan, sebaliknya orang yang sedang sedih lebih
mudah mempelajari materi yang mengandung kesedihan.
3) Ketergantungan dengan suasana hati terjadi apabila seseorang lebih
mudah menimbulkan kembali informasi yang pernah dipelajari, ketika
suasana hati sekarang sesuai dengan suasana hati saat melakukan
penyandian informasi. Misalnya seseorang mempelajari sesuatu dalam
keadaan gembira, maka orang tersebut akan lebih mudah menimbulkan
kembali hal yang dipelajarinya dalam keadaan suasana gembira.
c.
Pemberian Kode khusus
Pemberian kode khusus memiliki prinsip mempermudah proses mengingat
kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya dengan bekas yang ditemukan dalam
ingatannya. Hal tersebut berarti seseorang akan lebih mudah mengingat informasi,
jika dihadirkan situasi yang sama dengan situasi pada saat orang tersebut
melakukan proses pemberian kode sebelumnya. Suatu informasi yang disimpan
dalam bentuk makna akan diingat kembali lebih efektif apabila tugas yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
diminta juga dalam bentuk makna. Pada konteks pembelajaran, prinsip pemberian
kode khusus memperkirakan bahwa, pada saat uijan seseorang lebih mudah bila
situasinya serupa dengan situasi saat belajar atau perkuliahan sehari-hari karena
situasi tersebut telah dikodekan secara khusus dan menjadi isyarat dalam
peengambilan informasi.
6. Lupa
Pada dasarnya ingatan manusia tidak sempurna sehingga rentan terjadi
kelupaan. King (2010) menyebutkan bahwa lupa yang menyebabkan kegagalan
dalam mengingat disebabkan oleh dua hal yaitu kegagalan dalam penyandian dan
kegagalan saat peoses pengambilan kembali informasi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa informasi akan sulit untuk diingat lagi apabila cara memasukkan informasi
atau cara mengingat kembali informasi tersebut tidak dilakukan dengan baik.
Kegagalan saat penyandian berarti saat memasukkan informasi seseorang tidak
mengkodekan informasi dengan baik, sehingga informasi tersebut tidak pernah
masuk ke dalam memori jangka panjang. Kegagalan dalam proses pengambilan
berarti informasi telah berada dalam memori jangka panjang, namun karena suatu
hal maka informasi tersebut tidak dapat dipanggil kembali. Terdapat tiga teori
yang menjelaskan tentang kelupaan yang terjadi pada fase pengambilan kembali
yaitu decay theory (teori kerusakan), interference theory (teori halangan), dan
cue-dependent forgetting theory (Suharnan, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
a. Decay Theory (Teori Kerusakan)
Decay theory beranggapan bahwa lupa terjadi karena informasi yang pernah
disimpan di dalam memori jangka panjang tidak pernah atau jarang digunakan,
sehingga lama-kelamaan akhirnya mengalami kerusakan. Hal tersebut berarti
ketika seorang siswa tidak dapat mengingat kembali materi pelajaran yang pernah
diterima pada saat ujian, berarti materi tersebut tidak pernah diulang atau
digunakan lagi sehingga terjadi lupa.
b. Interference Theory (Teori Halangan)
Interference theory berarti bahwa lupa terjadi bukan karena ingatan yang
hilang, tetapi karena informasi lain menghambat untuk mengingat. Interference
theory dibagi menjadi dua macam yaitu proactive interference dan retroactive
interference.
Proactive interference berarti informasi yang dipelajari lebih dahulu
mempengaruhi informasi yang dipelajari kemudian. Retroactive theory yaitu
materi yang baru dipelajari mempengaruhi materi yang dipelajari sebelumnya.
Hal tersebut berarti dalam interference theory terjadi kerancuan dalam mengakses
informasi antara informasi yang baru dengan informasi yang sudah lama
dipelajari.
c. Cue-Dependent Forgetting Theory
Cue-Dependent Forgetting Theory berarti bahwa pada prinsipnya lupa terjadi
karena lemahnya isyarat terhadap informasi yang akan diingat kembali. Hal
tersebut berkaitan dengan pemaknaan dan pengasosiasian informasi, yaitu
informasi sulit diingat karena kurangnya makna yang dipahami serta tidak adanya
isyarat yang dapat mengingatkan pada informasi tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
B. Mnemonic
1. Pengertian Mnemonic
Informasi dalam memori jangka panjang dapat diambil kembali secara akurat
apabila disandikan dengan baik. Penyandian yang baik adalah penyandian yang
terorganisir secara sistematis sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian memori
jangka
panjang.
Teknik
pengorganisasian
informasi
untuk
membantu
mempermudah dalam mengingat disebut mnemonic. Kata mnemonic (dibaca “nemo-nik”) berasal dari bahasa Yunani yaitu mnemonikos yang diambil dari nama
Mnemosyne (remembrance ‘ingatan’) yaitu dewi ingatan dalam mitologi Yunani.
Kedua kata tersebut merujuk pada kata mnema (remembrance ‘ingatan’). Bagi
bangsa Yunani mnemonic merupakan suatu keterampilan mental tua yang setara
dengan keterampilan berpikir lain seperti kemampuan logika dan kesenian.
Suharnan (2005) menyebutkan bahwa mnemonic merupakan suatu strategi
atau teknik yang dipelajari untuk membantu kinerja ingatan yang dapat
dioptimalkan dengan latihan. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
teknik mnemonic dapat diajarkan pada seseorang untuk mengoptimalkan kinerja
memori. Teknik tersebut dapat digunakan oleh siapapun tanpa harus memiliki
kemampuan otak yang spesial. Kemampuan seseorang dalam menggunakan
teknik mnemonic semakin optimal ketika teknik tersebut semakin sering
digunakan.
Pada dasarnya setiap orang dapat mengingat informasi dengan baik apabila
proses penyandian berlangsung dengan baik. Teknik mnemonic dapat digunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
untuk mengorganisasikan informasi yang hendak diingat sehingga tercipta proses
penyandian yang baik dan memudahkan saat proses pengambilan informasi
kembali. Wade dan Tavris (2007) menyebutkan bahwa mnemonic merupakan
suatu strategi untuk melakukan penyandian, penyimpanan, dan pengambilan
kembali suatu informasi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mnemonic
merupakan strategi dalam penyandian informasi agar dapat disimpan (dalam
memori jangka panjang) dengan baik dan mempermudah proses pemanggilan
informasi kembali. Pendapat tersebut didukung oleh Solso dkk (2007) dengan
menyebutkan
bahwa
mnemonic
merupakan
teknik
yang
meningkatkan
penyimpanan dan pengambilan informasi dari memori. Hal tersebut menunjukkan
bahwa mnemonic dilakukan pada proses penyandian guna meningkatkan
penyimpanan dan mempermudah dalam proses pengambilan informasi.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diketahui bahwa mnemonic
merupakan suatu teknik atau strategi untuk mengingat informasi yang dapat
dipelajari oleh siapapun. Mnemonic merupakan suatu bentuk penyandian
informasi yang bertujuan untuk memasukkan informasi ke dalam memori jangka
panjang dan mempermudah dalam proses pemanggilan informasi. Kemampuan
dalam menggunakan teknik mnemonic dapat dioptimalkan dengan latihan.
2. Prinsip Teknik Mnemonic
Mnemonic adalah suatu teknik atau strategi untuk mempermudah dalam
mengingat dengan mengoptimalkan proses memori. Wade dan Tavris (2007)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
menyebutkan bahwa mnemonic merupakan suatu strategi dalam penyandian
informasi agar informasi tersebut dapat disimpan dengan baik dan mudah untuk
diingat kembali. Hal tersebut menunjukkan bahwa teknik tersebut memanipulasi
proses penyandian dengan tujuan agar informasi dapat dipertahankan dalam
waktu yang lama dan memudahkan dalam proses pengambilan kembali. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa teknik mnemonic diterapkan untuk menyandikan
informasi agar tersimpan dalam memori jangka panjang sehingga teknik
mnemonic bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian memori jangka
panjang. Penyandian memori jangka panjang dapat terjadi apabila terdapat
pemaknaan informasi, asosiasi, imajinasi, organisasi, serta pengulangan yang
dapat memperkuat informasi di dalam ingatan. Prinsip-prinsip penyandian
memori jangka panjang tersebut selanjutnya menjadi prinsip dalam penerapan
teknik mnemonic.
a. Pemaknaan
Informasi yang masuk dalam memori jangka panjang harus bermakna bagi
orang yang mengingatnya. Makna tersebut berupa kesan yang dimiliki seseorang
terhadap informasi (Atkinson, 1998). Hal tersebut berarti untuk mendapatkan
informasi yang bermakna diperlukan kesan yang akan diperoleh jika seseorang
memberikan perhatian pada informasi tersebut. Perhatian merupakan suatu bentuk
kesadaran yang membuat informasi tersimpan dalam memori jangka pendek.
Kesan yang telah diperoleh dan disimpan dalam memori jangka pendek dapat
ditransfer ke dalam memori jangka panjang jika disertai dengan aspek lain seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
penguatan informasi dengan pengulangan, asosiasi, imajinasi, maupun organisasi.
Kombinasi antar aspek tersebut dapat menciptakan kesan yang lebih kompleks
sehingga informasi tertanam lebih kuat dalam benak (memori jangka panjang)
seseorang.
b. Asosiasi
Asosiasi merupakan hubungan antara suatu informasi baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Buzan, 2003). Hal tersebut berarti
suatu hal baru akan lebih mudah diingat bila memiliki kaitan dengan pengetahuan
atau pengalaman yang dimiliki seseorang sebelumnya. Asosiasi tersebut berfungsi
sebagai pengait atau isyarat dalam pemanggilan informasi. Dengan demikian
apabila seseorang mengingat asosiasi dari informasi, secara otomatis informasi
tersebut akan ikut diingat. Misalnya mengingat macam-macam subjek dalam
bahasa Inggris yaitu “I, You, They, We” diasosiasikan dengan kata “Ayu Dewi”,
sehingga ketika mengingat kata “Ayu Dewi” secara otomatis kata “I, You, They,
We” dapat dingat.
c. Imajinasi.
Imajinasi merupakan gambaran mengenai sesuatu di dalam pikiran (Suharnan,
2007). Hal tersebut berarti terdapat bayangan yang aktif dalam pikiran mengenai
hal yang sedang dipikirkan. Penggunaan imajinasi dimaksudkan sebagai daya
penggerak kreativitas berpikir. Imajinasi dapat dilakukan dengan berbagai hal
seperti melebih-lebihkan sesuatu, memberi humor, atau membayangkan hingga
detail seperti ukuran, bentuk, warna, suara, rasa, maupun bau mengenai suatu hal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
d. Organisasi
Organisasi merupakan pengelompokan dan pembagian item informasi ke
dalam unit-unit yang lebih sederhana atau chunking. Chungking berfungsi untuk
meningkatkan kapasitas memori jangka pendek dengan cara penyederhanaan
yang kemudian ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Buzan (2003)
mengemukakan tentang pengorganisasian ke dalam lokasi-lokasi yang familiar.
Tujuan dari organisasi tersebut yaitu untuk mempermudah pencarian terhadap
item yang diingat. Hal tersebut dikarenakan informasi yang terorganisasi
terstruktur berdasarkan kategori dan mempermudah dalam proses pemaknaan.
Organisasi dapat berupa organisasi serial maupun hirarkis. Pengorganisasian
serial dapat dipergunakan ketika seseorang harus mengingat banyak kejadian
dengan menyusun secara berurutan kejadian dari yang sudah lama sampai yang
baru terjadi dan sebaliknya. Pengorganisasian hirarkis dilakukan dengan membagi
informasi yang diingat ke dalam beberapa pokok bahasan kemudian bagian demi
bagian, dan sub-sub bagian yang lebih kecil seperti pohon bercabang.
Pengorganisasian tersebut dapat mengatasi kerancuan terhadap informasi yang
diingat sehingga memudahkan dalam pengaksesan.
e. Pengulangan
Selain dengan pemaknaan, perlu adanya penguatan agar informasi dapat
dipertahankan lebih lama dan ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Hal
tersebut diungkapkan oleh Sternberg (2007) bahwa pengulangan dilakukan untuk
menjaga informasi tetap aktif dalam memori. Hal tersebut sesuai dengan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
teori pemrosesan informasi (Atkinson dan Shiffrin dalam King, 2010) yang
menyatakan bahwa pengulangan dapat mempertahankan informasi lebih lama dan
merupakan transisi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Hal
tersebut menunjukkan bahwa informasi yang diulang-ulang membuat informasi
tersebut lebih kuat dalam memori jangka pendek dan informasi yang cukup kuat
memudahkan dalam mentransfer ke dalam memori jangka panjang.
Berdasarkan
penjelasan
di
atas
dapat
diketahui
bahwa
mnemonic
memanipulasi proses penyandian informasi agar tersimpan di dalam memori
jangka panjang dan memudahkan proses pengambilan informasi kembali.
Manipulasi pada teknik mnemonic didasarkan pada prinsip-prinsip penyandian
memori jangka panjang yaitu pemaknaan, asosiasi, imajinasi, organisasi, dan
pengulangan. Teknik mnemonic dapat dibentuk dengan salah satu prinsip atau
kombinasi beberapa maupun keseluruhan dari prinsip-prinsip tersebut.
3. Macam-macam Teknik Mnemonic
Teknik mnemonic telah lazim digunakan dan memiliki berbagai bentuk dalam
penggunaannya. Teknik mnemonic dapat dikembangkan dari salah satu prinsip
atau kombinasi dengan beberapa maupun keseluruhan dari prinsip-prinsip yang
ada. Markowitz dan Jensen (2002) mengembangkan beberapa teknik yaitu metode
loci, akronim, akrostik, rima, kata kunci, asosiasi, dan citra visual. Berbagai
macam teknik mnemonic lain diungkapkan oleh Buzan (2003) berdasarkan prinsip
asosiasi, imajinasi dan lokasi (organisasi) yaitu sinestesia/sensualitas, gerakan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
asosiasi, seksualitas, humor, imajinasi, nomor, simbolisme, warna, susunan
dan/atau urutan, bayangan positif, berlebih-lebihan. Berikut merupakan
penjelasan dari bentuk-bentuk teknik tersebut.
a. Teknik Mnemonic Markowitz dan Jensen
1) Metode Loci
Metode loci adalah metode pemicu ingatan agar dapat mengingat
serangkaian informasi melalui kata kunci di dalam lokasi (Suwito, 2005).
Seseorang dapat mengasosiasikan setiap masalah yang akan disampaikan
dengan serangkaian lokasi yang akrab dalam urutan tertentu. Pada umumnya
penggunaan metode tersebut melibatkan tempat-tempat sebagai ingatan visual
kemudian mengingat segala sesuatu yang ada di tempat tersebut untuk
dihubungkan setiap bagiannya menjadi satu kesatuan yang utuh. Segala
sesuatu dari tempat tersebut berisi tentang segala hal yang ingin diingat/hafal.
Oleh karena itu, penggunaan metode ini mengharuskan seseorang memiliki
kekuatan imajinasi yang kuat untuk menggambarkan segala sesuatu yang
ingin diingat tersebut.
2) Akronim
Akronim merupakan penggunaan setiap huruf pertama dari suatu
kelompok kata (kalimat) menjadi suatu kata baru. Pada umumnya penggunaan
akronim bermanfaat ketika mengingat kata-kata menjadi urutan yang khusus
dan bermakna. Beberapa contoh penggunaan akronim yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
LASER
= Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation
ABRI
= Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
PRAMUKA = Praja Muda Karana
3) Akrostik
Akrostik merupakan penggunaan setiap huruf pertama dari suatu
kelompok kata dan suku kata-suku kata lainnya sehingga menjadi suatu
kalimat. Contoh akrostik :
ï‚·
Warna–warna pelangi :
Me Ji Ku Hi Bi Ni U = Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu
4) Rima dan lagu
Teknik rima dan lagu terdiri dari ritem, pengulangan, melodi, dan rima.
Rima dalam teknik mnemonic merupakan penggunaan kata-kata yang
memiliki suku kata yang sama. Rima dalam hal ini dapat ditambahkan dengan
pengulangan kata-kata tersebut sehingga kata-kata tersebut memberikan
gambaran dengan tambahan iringan lagu sehingga kata-kata yang akan dihafal
lebih hidup dan memberikan bekas pada ingatan. Contoh teknik rima dan lagu
yaitu :
Menghafal huruf alfabet dengan lagu, “Twinkle, Twinkle, Little Star.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
5) Kata kunci
Teknik kata kunci digunakan untuk mengingat kata inti dari informasi
yang akan diingat. Contoh penggunaan teknik tersebut misalnya mengingat
informasi tentang tugas Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari:
1. Menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional.
2. Menjaga negara-negara anggota terhadap serangan negara-ne gara lainnya.
3. Pengurangan senjata.
4. Membela dan melindungi Persatuan Bangsa-Bangsa.
Untuk menngingat informasi tersebut cukup menggunakan kata kunci dari
masing-masing item diatas, yaitu perselisihan, serangan, senjata, pembelaan.
b. Teknik Mnemonic Buzan
Selain teknik memonic yang disebutkan Markowitz & Jensen (2002),
terdapat 12 teknik mnemonic yang diungkapkan oleh Buzan (2003) yaitu
sinestesia/sensualitas, gerakan, asosiasi, seksualitas, humor, imajinasi, nomor,
simbolisme, warna, susunan dan/atau urutan, bayangan positif, dan berlebihlebihan. Teknik-teknik tersebut merupakan penerapan dari prinsip asosiasi,
imajinasi, dan organisasi berdasarkan lokasi. Berikut merupakan penjelasan
dari teknik-teknik tersebut.
1) Sinestesia/Sensualitas.
Sinestesia merujuk pada campuran yang dirasakan oleh indera. Sinestesia
bertujuan untuk mengembangkan memori jangka panjang melalui kepekaan
alat indera yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan,
perabaan, dan kinestesia atau kesadaran posisi dan gerakan dalam ruang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
Untuk mengingat suatu informasi dengan sinestesia, maka seseorang
mengimajinasikan dan merasakan informasi tersebut mulai dari bentuk,
warna, rasa, bau, dan sesuatu yang dapat dirasakan oleh indera manusia.
2) Gerakan.
Gerakan merupakan teknik yang didasarkan prinsip asosiasi dan imajinasi
dalam bentuk gerakan. Gerakan menambah jangkauan kemungkinankemungkinan yang luas bagi otak untuk “mengaitkan” informasi sehingga
seseorang lebih mudah mengingat. Contoh teknik gerakan yaitu ketika
mempelajari sistem pencernaan manusia, seseorang membayangkan alur
gerakan makanan yang sedang dicerna.
3) Asosiasi.
Teknik Asosiasi merupakan penerapan prinsip asosiasi secara tunggal
yaitu menghubungkan hal baru dengan sesuatu yang stabil dalam lingkungan
mental seseorang. Contohnya asosiasi kata “I, You, They, We” dalam Bahasa
Inggris dengan “ayu dewi” dalam Bahasa Indonesia
4) Seksualitas.
Seksualitas merupakan penerapan prinsip pemaknaan, asosiasi dan
imajinasi mnemonic. Teknik tersebut dilakukan dengan mengaitkan dan
mengimajinasikan informasi baru dengan hal-hal yang berhubungan dengan
seksual. Hal tersebut dapat dilakukan karena secara alami seksualitas
merupakan hal yang menarik bagi manusia. Contoh ingatan tentang
seksualitas yaitu cerita mengenai seorang murid yang menyapa gurunya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
dengan sapaan “pagi pak”, kemudian dijawab guru dengan “pagi nak”.
Jawaban guru tersebut dapat diingat murid dalam jangka waktu yang lama
dikarenakan murid tersebut memaknainya kata “pagi nak” secara seksualitas
karena terdengar sama dengan kata “vagina” yang merupakan alat seksual
pada wanita.
5) Humor.
Humor menerapkan prinsip pemaknaan dengan cara membuat kesan yang
lucu pada informasi. Seperti halnya seksual, humor merupakan salah satu hal
yang secara alamiah membuat seseorang tertarik dan mudah memaknainya.
Suatu hal yang semakin aneh, tidak masuk akal, lucu dan tidak nyata,
membuat gambaran tersebut akan semakin mudah diingat.
6) Imajinasi.
Teknik dengan prinsip imajinasi secara tunggal juga dapat diterapkan
dalam mengingat. Imajinasi sangat baik untuk diterapkan dalam teknik
pegembangan memori, karena tidak ada batasan dalam imajinasi. Berbeda
dengan pengetahuan yang sifatnya terbatas, imajinasi melampaui realitas yang
sebenarnya.
7) Nomor.
Teknik penomoran merupakan salah satu teknik yang menerapkan prinsip
organisasi dan asosiasi. Teknik tersebut dilakukan dangan memberikan
asosiasi penomoran pada informasi yang hendak dihafal. Penomoran tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
dapat menambah spesifikasi dan efisiensi dalam mengingat karena terkategori
berdasarkan susunan dan urutan.
8) Simbolisme.
Teknik simbolisme adalah penerapan prinsip asosiasi yang dilakukan
dengan memberikan simbol-simbol unik pada hal yang dihafal. Penggantian
bayangan yang biasa atau membosankan dengan yang lebih bermakna dapat
meningkatkan kemungkinan untuk mengingat.
9) Warna.
Teknik mnemonic dengan prinsip pemaknaan dan imajinasi dapat
diterapkan dalam bentuk warna. Penggunaan warna-wana memungkinkan
seseorang
untuk
lebih
mudah
memaknai
informasi.
Warna
dapat
membangkitkan daya imajinasi dan membuat informasi yang hendak diingat
lebih menarik dan tidak monoton.
10) Susunan dan/atau urutan.
Susunan merupakan salah satu teknik yang berorientasi pada prinsip
organisasi mnemonic. Penggunaan susunan dan/atau urutan memungkinkan
referensi yang lebih dekat dan meningkatkan kemampuan otak untuk
“mengakses informasi secara acak” dengan lebih baik.
11) Bayangan positif.
Bayangan positif merupakan salah satu pengembangan dari prinsip
imajinasi ditambah dengan kesan yang positif. Bayangan yang positif dan
menyenangkan lebih mudah diingat karena kecenderungan otak ingin kembali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
ke bayangan tersebut, sedangkan bayangan yang negatif dapat diblokir oleh
otak karena menemukan prospek bahwa kembali pada bayangan tersebut tidak
menyenangkan.
12) Melebih-lebihkan
Melebih-lebihkan merupakan mnemonic dangan prinsip imajinasi yaitu
dengan pembayangan dan pemaknaan sesuatu secara berlebihan. Otak
manusia cenderung lebih mudah mengingat hal-hal yang berlebihan baik
bentuk, ukuran, maupun suara pada dasarnya akan lebih mudah diingat
daripada sesuatu yang normal atau biasa saja. Kata-kata yang bermakna
berlebihan misalnya “dramatis, spektakuler, sensanional, dan ironis”. Contoh
ingatan tentang hal yang berlebihan yaitu ingatan seseorang pada
pertandingan final Liga Champions tahun 1999. Orang tersebut masih ingat
karena pertandingan tersebut dianggap dramatis dan spektakuler oleh dirinya.
Pada dasarnya bentuk-bentuk teknik yang telah diuraikan di atas merupakan
pengembangan dari prinsip-prinsip teknik mnemonic yang dapat dipilih untuk
membantu mempermudah dalam mengingat. Selain teknik-teknik yang telah
diuraikan di atas, teknik mnemonic dapat dikembangkan dengan cara yang
berbeda sehingga didapat teknik yang paling mudah dan sesuai untuk digunakan.
Catatan bagi pengembangan teknik mnemonic yaitu konsisten dengan prinsipprinsip dalam teknik mnemonic yaitu pemaknaan, imajinasi, asosiasi, organisasi,
dan pengulangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
C. Pengaruh Teknik Mnemonic Terhadap Memori Jangka Panjang
Mnemonic merupakan suatu bentuk teknik mengingat dengan memanipulasi
informasi sesuai dengan prinsip penyandian memori jangka panjang. Prinsip-prinsip
tersebut meliputi pemaknaan informasi, asosiasi, imajinasi, organisasi, dan
pengulangan. Teknik tersebut berfungsi untuk memaksimalkan proses memori dan
menekan kendala dalam penggunaan memori jangka panjang yang menyebabkan
terjadinya kelupaan. King (2010) menyebutkan bahwa lupa disebabkan oleh dua hal
yaitu kegagalan encoding dan kegagalan retreival. Kegagalan encoding berarti
seseorang tidak melakukan penyandian sehingga informasi tidak pernah masuk ke
dalam memori. Kegagalan retreival disebabkan oleh beberapa hal yaitu kerusakan
informasi, gangguan informasi, dan lemahnya isyarat terhadap informasi. Prinsipprinsip dalam teknik mnemonic berperan untuk mengatasi hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kelupaan sehingga terbentuk proses memori yang efektif.
Kegagalan dalam encoding merupakan salah satu faktor terjadinya kelupaan.
Terkadang informasi yang hendak diingat tidak cukup bermakna sehingga seseorang
tidak tertarik untuk memasukkan informasi ke dalam memori. Alex Sobur (2003)
mengungkapkan bahwa informasi dapat diingat dengan baik apabila informasi
dipahami dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya suatu cara agar
seseorang dapat tertarik terhadap informasi, cara tersebut adalah pemaknaan
informasi. Telah diketahui dalam prinsip teknik mnemonic, pemaknaan informasi
dapat dilakukan melalui imajinasi, asosiasi, maupun organisasi informasi. Imajinasi
merupakan cara pemaknaan yang efektif. Imajinasi dapat memberikan gambaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
yang lebih luas sehingga seseorang dapat memaknai suatu informasi dengan lebih
kreatif. Imajinasi juga didukung dengan asosiasi yaitu menghubungkan suatu
informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Seseorang dapat
memaknai sesuatu dengan mengimajinasikan suatu infomasi dengan informasi lain
yang bisa menjadi analogi atau perbandingan. Hal tersebut akan memudahkan dalam
mengingat, karena seseorang telah memiliki pemahaman konsep sebelumnya
sehingga asosiasi berperan sebagai isyarat untuk mengingat kembali suatu informasi
yang dimaksud. Asosiasi menghubung informasi baru dengan pengetahuanpengetahuan yang dimiliki sebelumnya, dan organisasi memudahkan dalam
pengelompokan sehingga informasi lebih tertata dan menjadi lebih bermakna untuk
diingat. Pada dasarnya pemaknaan membuat informasi tak hanya sekedar
diperhatikan, namun tercipta suatu kesan sehingga informasi tersebut mampu masuk
ke dalam memori jangka panjang seseorang.
Penyebab terjadinya kelupaan yang lain adalah kegagalan retreival. Retreival
selalu berkaitan erat dengan proses encoding. Retreival merupakan ujung dari proses
memori yang diawali oleh proses encoding, sehingga cara seseorang menyandikan
informasi mempengaruhi proses retreival. Suharnan (2005) menyebutkan bahwa
kegagalan dalam retreival disebabkan oleh kerusakan informasi, gangguan informasi,
dan lemahnya isyarat terhadap informasi. Kerusakan informasi terjadi karena
memudarnya informasi seiring berjalannya waktu dan karena jarangnya penggunaan
informasi. Pada situasi tersebut diperlukan penguatan informasi agar informasi yang
diingat tidak mudah rusak atau memudar. Mnemonic menggunakan prinsip
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
pengulangan yang berperan sebagai penguat informasi. Pengulangan informasi secara
berkala dapat mempengaruhi penyimpanan dan menjaga informasi tetapa aktif dalam
memori.
Selain kerusakan informasi, adanya gangguan informasi juga mengakibatkan
kegagalan retreival. Gangguan informasi dapat berupa proactive interference maupun
retroactive interference. Proactive interference merupakan gangguan informasi di
awal yang mengganggu informasi selanjutnya, sedangkan retroactive interference
merupakan gangguan dari informasi baru terhadap informasi sebelumnya. Gangguangangguan tersebut menimbulkan kerancuan informasi yang akan diakses. Oleh karena
itu mnemonic menerapkan prinsip organisasi informasi yang memanipulasi informasi
dengan penataan yang terorganisir berdasarkan kategori-kategori tertentu sehingga
mempermudah dalam proses pengaksesan informasi. Pengorganisasian tersebut dapat
mengatasi kerancuan terhadap informasi yang diingat sehingga memudahkan dalam
pengaksesan.
Gangguan retreival lain disebabkan kerena lemahnya isyarat terhadap informasi.
Isyarat berperan untuk membangkitkan kembali suatu informasi. Isyarat sejalan
dengan prinsip asosiasi dalam mnemonic. Fungsi asosiasi yaitu untuk mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sehingga menjadi
isyarat dalam proses pengambilan kembali informasi. Pengaitan informasi dengan
asosiasi misalnya isyarat dalam mempelajari tajwid huruf qalqalah diasosiasikan
dengan kata “baju di toko” yaitu asosiasi dari huruf “‫ب ج د Ø· ق‬ˮ. Kata “baju di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
toko” yang sebelumnya telah dimiliki seseorang dalam pikirannya diasosiasikan
dengan huruf qalqalah tersebut, sehingga ketika hendak mengingat kembali huruf
qalqalah maka seseorang tinggal mengingat kata “baju di toko” dan teringatlah huruf
“‫ب ج د Ø· ق‬ˮ. Hal tersebut menunjukkan pengaruh asosiasi terhadap ingatan
seseorang yaitu sebagai isyarat yang berfungsi untuk mengaitkan dan membangkitkan
informasi.
Uraian di atas menjabarkan mengenai pengaruh teknik mnemonic terhadap
memori jangka panjang. Teknik mnemonic bekerja memanipulasi proses penyandian
memori dengan prinsip-prinsip mnemonic, yaitu pemaknaan, imajinasi, asosiasi,
organisasi, dan pengulangan. Prinsip-prinsip tersebut berfungsi mengoptimalkan
proses
memori
dengan
menekan
kendala-kendala
dalam
mengingat
yang
menyebabkankan kelupaan. Secara teoretis teknik mnemonic dapat digunakan untuk
meningkatkan memori. Oleh karena ituberbagai penelitian tentang mnemonic
dilakukan. Penelitian mnemonic dalam dunia pendidikan pernah dilakukan oleh
Richard C. Atkinson and Michael R. Raugh pada tahun 1975 dengan judul An
Application of the Mnemonic Keyword Method to the Acquisition of a Russian
Vocabulary. Penelitian tersebut dilakukan dalam bidang bahasa dan bertujuan untuk
meningkatkan perbendaharaan kosakata siswa pada Bahasa Rusia. Pelaksanaan
penelitian tersebut menggunakan metode keyword yaitu mengasosiasikan bahasa
Rusia dengan kata-kata yang memiliki pengucapan yang hampir sama dalam bahasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Inggris. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa teknik mnemonic dengan
metode keyword efektif digunakan untuk mempelajari bahasa Rusia.
Penelitian lain pernah dilakukan pada tahun 2008 di Amerika Serikat oleh
Richmond, dkk dengan judul Transfer of the Method of Loci, Pegword, and Keyword
Mnemonics in the Eighth Grade Classroom. Penelitian tersebut bertujuan untuk
menyelidiki penggunaan teknik mnemonic sebagai metode belajar. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa aplikasi teknik mnemonic yaitu method of
loci, pegword, dan keyword mnemonic dapat digunakan sebagai metode mengingat
yang efektif untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Penelitian di
Indonesia sebelumnya dilakukan oleh Romi Anshorulloh pada tahun 2008 di Kota
Batu Malang dengan judul Efektivitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Daya
Ingat Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Di MTs Persiapan Negeri Kota Baru.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa aplikasi teknik mnemonic
cukup efektif dalam meningkatkan daya ingat siswa pada mata pelajaran sejarah.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya baik di luar negeri
maupun di Indonesia, dapat diketahui bahwa pada dasarnya teknik mnemonic dapat
diaplikasikan dalam berbagai bidang yang membutuhkan ingatan, dan cukup efektif
untuk meningkatkan kemampuan memori. Hal tersebut menunjukkan bahwa teknik
mnemonic dapat diterapkan pada mata pelajaran hafalan, salah satunya adalah mata
pelajaran biologi. Menghafal telah menjadi masalah tersendiri bagi siswa dan
dianggap sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Walaupun demikian mata
pelajaran teoretis dangan hafalan perlu dipelajari karena merupakan bagian dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
sistem pendidikan dan akan diujikan sebagai penentu kelulusan siswa. Kunci dalam
mempelajari pelajaran hafalan terletak pada pengelolaan terhadap materi yang
dipelajari. Materi yang mampu dimaknai dengan baik dapat dipelajari dengan lebih
mudah. Teknik mnemonic menyediakan suatu sistem dalam penyandian informasi,
sehingga informasi dapat disimpan dan diingat kembali dengan baik.
D. Kerangka Berpikir
Memori Jangka
Panjang dalam
Pembelajaran
Biologi Rendah
Teknik Mnemonic
Memori Jangka
Panjang dalam
Pembelajaran
Biologi Tinggi
Bagan 3.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan skema di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian
ini yaitu :
Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam
yang bersifat teori, karena mempelajari teori-teori mengenai struktur, fungsi
organisme serta istilah-istilah ilmiah mengenai organisme. Materi pelajaran tersebut
dipelajari dengan cara mengingat atau menghafal terkandung di dalamnya.
Pembelajaran dengan cara mengingat materi menjadi kendala bagi siswa khusunya
siswa dengan memori jangka panjang rendah yang tidak mampu mengingat materi
dengan baik. Ketidakmampuan mengingat materi pada dasarnya disebabkan karena
kurang tepatnya proses penyandian informasi yang dilakukan, sehingga informasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
tidak dapat masuk ke dalam ingatan atau dapat masuk tetapi tidak dapat diingat
kembali. Kendala-kendala dalam mengingat dapat diatasi dengan melakukan
penyandian informasi sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian dalam memori
jangka panjang. prinsip-prinsip tersebut diantaranya pemaknaan, asosiasi, imajinasi,
organisasi, dan pengulangan. Suatu strategi atau teknik untuk membantu
mempermudah dalam mengingat berdasarkan prinsip-prinsip tersebut disebut dengan
teknik mnemonic. Penggunaan teknik mnemonic bertujuan untuk memaksmalkan
proses penyandian sehingga meningkatkan memori jangka panjang khususnya
penggunaan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi.
E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan teori pendukung yang telah dipaparkan, maka
penulis mengajukan hipotesis penelitian yaitu : teknik mnemonic efektif untuk
meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas
VIII SMP Al Islam 1 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Variabel merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda diantara
organisme, situasi, atau lingkungan (Christensen dalam Liche Seniati dkk, 2009). Hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel merupakan sesuatu yang akan diamati dalam
penelitian. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang
dimanipulasi dalam penelitian karena diduga memiliki pengaruh terhadap variabel
terikat. Variabel terikat adalah adalah respons sunjek penelitian yang diukur sebagai
pengaruh dari variabel bebas. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
Variabel terikat
: Memori Jangka Panjang
Variabel bebas
: Teknik Mnemonic
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang adalah ingatan subjek terhadap informasi dengan
durasi lebih dari tiga menit dengan kapasitas penyimpanan lebih dari tujuh item
informasi. Acuan durasi memori jangka panjang pada penelitian ini adalah empat
hari setelah pemberian informasi. Hal tersebut menjadi waktu yang ideal karena
informasi yang diterima tidak terlalu hangat dalam ingatan, tetapi tidak terlalu
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
lama sehingga terjaga sterilisasi terhadap penambahan informasi mengenai materi
yang mungkin terjadi pada subjek.
Informasi yang harus diingat subjek adalah materi pelajaran biologi yang akan
dipelajari, tetapi belum pernah dipelajari. Materi pelajaran yang digunakan adalah
materi pada pokok bahasan sistem saraf manusia yang merupakan materi yang
akan dipelajari, tetapi belum pernah dipelajari oleh subjek. Pengukuran memori
jangka panjang dilakukan pada tahap pengambilan informasi yang merupakan
indikator telah terjadinya proses memori. Pengukuran memori jangka panjang
menggunakan tes rekognisi yaitu tes dengan tipe soal pilihan ganda berdasarkan
materi yang dipelajari. Kriteria yang menjadi penilaian dalam tes rekognisi
meliputi pengetahuan mengenai neuron, sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi.
Skor pada tes rekognisi menunjukkan tingkat memori jangka panjang siswa.
Semakin tinggi skor tes berarti semakin tinggi memori jangka panjang siswa,
sebaliknya semakin rendah skor tes menunjukkan bahwa memori jangka panjang
siswa semakin rendah.
2. Teknik Mnemonic
Teknik Mnemonic dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu teknik atau
strategi untuk mengingat informasi sesuai prinsip-prinsip penyandian memori
jangka panjang. Mnemonic merupakan perlakuan dengan memanipulasi proses
penyandian informasi yang bertujuan untuk memasukkan informasi ke dalam
memori jangka panjang dan mempermudah proses pengambilan informasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Konsep teknik mnemonic yang digunakan mengikuti prinsip-prinsip teknik
mnemonic yaitu pemaknaan, organisasi, asosiasi, imajinasi, dan pengulangan.
Prinsip organisasi diwujudkan dengan pengelompokan informasi ke dalam sistem
loci. Sistem loci merupakan gambaran ruang yang terdiri atas 8 petak kategori
pengelompokan materi. Materi yang telah dikelompokkan dalam sistem loci
merupakan akronim dan asosiasi cerita dari materi. Prinsip asosiasi diwujudkan
dengan membentuk akronim dari materi dan menghubungkannya dengan cerita.
Asosiasi cerita yang terbentuk digunakan sebagai pengait untuk mengingat
kembali informasi. Prinsip imajinasi tercipta dengan pembayangan ruang pada
sistem loci dan asosiasi cerita. Imajinasi dilakukan pada saat mengingat kembali
materi dengan membayangkan letak materi pada petak loci serta cerita dalam
petak tersebut. Pemaknaan terhadap materi tercipta dari kesan yang didapatkan
dari pembelajaran dengan teknik mnemonic. Cara belajar dengan teknik
mnemonic membentuk kesan belajar yang berbeda dan kesan tersebut membuat
informasi tersimpan lebih kuat di dalam ingatan. Penerapan prinsip pengulangan
dilakukan dengan mengulang-ulang materi yang dipelajari. Tujuan pengulangan
tersebut yaitu memperkuat ingatan terhadap materi, sehingga dapat ditransfer ke
dalam memori jangka panjang. Prosedur penggunaan teknik mnemonic dalam
pembelajaran biologi dapat dilihat pada tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Tabel 2.
Prosedur Penggunaan Teknik Mnemonic
No.
1.
Langkah
Keterangan
Membentuk chunk atau
Pembentukan chunk dilakukan dengan membagi
unit-unit sederhana dari
materi biologi dalam pokok bahasan sistem saraf
pokok bahasan
manusia menjadi tiga kategori besar yang meliputi
jaringan saraf, sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
2.
Membagi kategori besar
Pembagian unit meliputi :
ke dalam unit-unit yang
a. Jaringan saraf terdiri atas neuron dan macam-
lebih spesifik
macam neuron. Neuron terbagi atas badan sel dan
akson, sedangkan macam-macam neuron meliputi
neuron sensorik, motorik, dan penghubung.
b. Sistem saraf pusat meliputi sistem saraf pusat 1
yaitu cerebrum (otak besar) dan sistem saraf pusat
2 meliputi cerebelum (otak kecil), mesensefalon
(otak tengah), medulla spinalis (sumsum tulang
belakang), medulla oblongata (sumsum lanjutan)
c. Sistem saraf tepi yang terdiri atas sistem saraf
somatis dan sistem saraaf otonom. Sistem saraf
somatis meliputi serabut saraf otak sensorik,
serabut saraf otak motorik, serabut saraf otak
sensorik-motorik, dan serabut saraf sumsum
tulang belakang, sedangkan sistem saraf otonom
meliputi saraf simpatik dan saraf parasimpatik
3.
Memasukkan unit-unit
Metode loci dilakukan dengan memasukkan item-item
spesifik ke dalam sistem
yang hendak diingat ke dalam suatu tempat yang telah
tempat dengan metode
dikenal sebelumnya. Tempat tersebut harus memiliki
loci. Isi dari sistem loci
detail ruang yang dapat dibayangkan. Ruang-ruang
terdiri dari :
tersebut berfungsi sebagai tempat menyimpan unit-
ï‚·
Petak 1 : Badan sel
unit informasi. Cara mengakses informasi yang
ï‚·
Petak 2 : Akson
tersimpan dalam sistem loci yaitu dengan
ï‚·
Petak 3 : Macam-
membayangkan tempat tersebut kemudian mencari ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
macam neuron
dalam ruang-ruang tempat diletakkannya informasi.
Petak 4 : Bagian-
Tempat apapun dapat digunakan apabila subjek
bagian Serebelum
mengenal baik detail dari tempat tersebut. Dalam
Petak 5 : Sistem
pembelajaran klasikal, tempat yang digunakan harus
saraf pusat lain
diketahui oleh seluruh subjek. Tempat yang
Petak 6 : Serabut
digunakan sebagai sistem loci pada penelitian ini
saraf otak sensorik
diadopsi dari sistem petak pada permainan monopoli.
Petak 7 : Serabut
Hal tersebut dikarenakan permainan monopoli
saraf otak motorik
populer dan sering dimainkan oleh pelajar sehingga
Petak 8 : Serabut
dapat diketahui oleh seluruh subjek. Pemilihan
saraf otak sensorik-
permainan monopoli sebagai sistem loci juga
motorik
dikarenakan struktur ruang dalam permainan tersebut
sudah tertata dan mudah untuk membayangkan ruangruangnya. Sistem loci yang digunakan terdiri dari 10
petak yang berisi unit informasi spesifik pada setiap
petaknya.
4.
Membentuk asosiasi
Asosiasi diterapkan pada nama-nama struktur atau
pada setiap unit
bagian. Asosiasi yang digunakan berupa cerita dan
informasi.
kalimat akronim/akrostik dengan menyingkat namanama struktur menjadi kata dan kalimat baru.
5.
Penggunaan teknik kata Teknik kata kunci digunakan untuk menjelaskan
kunci
6.
definisi dan fungsi dari bagian-bagian.
Melakukan pengulangan Pengulangan materi dilakukan saat penyampaian
materi dan melakukan review verbal setiap
penambahan materi. Pengulangan bertujuan untuk
menguatkan informasi di dalam ingatan.
7.
Melakukan
tertulis
evaluasi Evalusi tertulis dilakukan di setiap akhir penyampaian
satu kategori pembahasan dengan mengisi tabel-tabel
kosong dengan bantuan stimulus asosiasi cerita atau
kalimat akronim.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Al Islam 1 Surakarta yang
memiliki kemampuan memori jangka panjang rendah pada mata pelajaran biologi
yang merupakan mata pelajaran bersifat teori yang dipelajari menggunakan hafalan.
Hal tersebut ditunjukkan dari perolehan nilai hasil ujian siswa pada mata pelajaran
biologi. Perolehan nilai siswa pada mata pelajaran biologi merupakan indikator dari
kemampuan memori siswa. Siswa dengan memori yang baik dapat menjawab soalsoal dengan benar, karena mampu mengingat materi-materi pelajaran yang telah
diberikan sebelumnya. Sebaliknya siswa yang memiki memori kurang baik bisa
mendapatkan nilai yang kurang baik, karena tidak mampu mengingat materi-materi
yang telah diajarkan sebelumnya
Pemilihan subjek penelitian menggunakan dokumentasi yang disesuaikan dengan
observasi yang dilakukan oleh guru. Teknik dokumentasi menggunakan leger nilai
yang dapat membedakan prestasi mata pelajaran biologi yang tinggi dengan yang
rendah. Subjek dalam penelitian ditentukan dengan melakukan screening pada leger
dengan kriteria siswa yang memiliki nilai rendah yaitu siswa yang memiliki nilai di
bawah standar kompetensi mata pelajaran biologi 67. Teknik observasi yaitu
pengamatan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan kemampuan memori
jangka panjang rendah dalam mempelajari mata pelajaran biologi. Hasil pengamatan
guru tersebut kemudian direkomendasikan kepada peneliti dan disesuaiakan dengan
data dokumentasi sehingga didapat subjek penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta
yang memiliki kendala terhadap mata pelajaran hafalan yang dikhususkan pada mata
pelajaran biologi. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yaitu
penyelidikan dengan memanipulasi salah satu variabel untuk mengetahui hubungan
sebab-akibat (Liche Saniati dkk dkk, 2009). Manipulasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan memberikan perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan teknik
mnemonic. Teknik mnemonic dimaksudkan untuk memanipulasi proses penyandian
informasi sehingga sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang.
Penerapan prinsip-prinsip tersebut bertujuan agar tercipta proses memori efektif dan
meningkatkan memori jangka panjang subjek.
Penelitian eksperimen ini menggunakan desain eksperimen dua kelompok
(matched two groups design, posttest only). Posttest only design merupakan
rancangan paling ideal dalam penelitian ini karena memori merupakan proses
penyimpanan informasi, sehingga pengukuran hanya dapat dilakukan setelah adanya
perlakuan atau informasi yang disampaikan. Posttest only design juga dapat
digunakan untuk mengetahui secara langsung efek dari perlakuan dan terhindar dari
efek belajar yang mungkin dialami subjek. Pada desain tersebut subjek dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masingmasing kelompok bertugas mengingat informasi materi pelajaran biologi. Kelompok
eksperimen
memperoleh
informasi
dengan
perlakuan
berupa pembelajaran
menggunakan teknik mnemonic, sedangkan kelompok kontrol memperoleh informasi
tanpa pemberian perlakuan apapun (Latipun, 2002). Berikut merupakan skema desain
penelitian :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
KE 
X
O
KK  _________  O
Skema 4.
Desain Penelitian Matched Two Groups Design, Posttest Only
Keterangan :
KE
: Kelompok Eksperimen
KK
: Kelompok Kontrol
X
: Pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic
O
: Posttest menggunakan tes rekognisi
Prosedur pelaksanaan pada penelitian ini yaitu :
1. Pemilihan subjek berdasarkan kriteria kwartil pertama dalam leger nilai biologi
kelas VIII SMP Al islam 1 Surakarta.
2. Pembagian subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan
cara mathcing berdasarkan perolehan nilai.
3. Pemberian perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic pada
kelompok eksperimen. Kelompok kontrol mempelajari materi sendiri tanpa
perlakuan apapun.
4. Pengukuran memori jangka panjang menggunakan tes rekognisi biologi.
Pengukuran dilakukan tiga hari setelah pemberian perlakuan.
5. Menganalisis hasil pengukuran dengan membandingkan rata-rata skor tes
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pembelajaran dengan teknik
mnemonic dapat dikatakan efektif apabila rata-rata skor tes pada kelompok
eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibanding kelompok kontrol.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan suatu instrumen pengumpul data.
Instrumen pengumpulan data eksperimen ini menggunakan tes rekognisi yang
merupakan salah satu tes untuk mengukur memori hasil belajar. Saifuddin Azwar
(2007) mengungkapkan bahwa tes disusun secara terencana untuk mengungkap
performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah
diajarkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tes rekognisi yang merupakan tes untuk
mengukur hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur memori jangka panjang
yang merupakan kemampuan menyimpan materi yang telah diajarkan.
Tes rekognisi merupakan pengukuran pada tingkat kompetensi knowledge dalam
Taksonomi Bloom, karena mengukur ingatan jangka panjang subjek pada materi yang
telah diberikan. Tes rekognisi dalam penelitian ini merupakan tes memori dengan tipe
pilihan jawaban objektif berupa pilahan ganda dengan opsi empat pilihan jawaban (a,
b, c, d) yang terdiri dari 30 soal. Tes rekognisi disusun berdasarkan materi yang
diajarkan, yaitu materi biologi pada pokok bahasan sistem saraf manusia. Berikut
adalah blue print tes rekognisi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Tabel.3
Blue Print Tes Rekognisi Biologi Pokok Bahasan Sistem Saraf Manusia
No
1.
Pembahasan
Neuron
Sub Bahasan
Sistem Saraf Pusat
6
Akson
4, 12, 19, 26
4
Macam-macam neuron
21, 29
2
2, 7, 15, 28
4
6, 14, 18, 30
4
3, 11, 23
3
5, 13, 20, 27
4
8, 16, 22
3
serebrum
Bagian lain Sistem
Serabut saraf otak
sensorik
Sistem Saraf Tepi
Soal
1, 9, 10, 17, 24, 25
saraf pusat
3.
Jumlah
Badan Sel
Bagian-bagian
2.
Nomor Soal
Serabut saraf otak
Motorik
Serabut saraf otak
sensorik-motorik
Jumlah Soal
30
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas alat ukur digunakan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan
suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Saifuddin
Azwar (2007) menyebutkan bahwa tipe validitas terpenting dalam penyusunan
dan pengembangan tes hasil belajar adalah validitas isi, yaitu ketepatan
pengukuran pada domain yang dibatasi secara spesifik. Uji validitas isi dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
dengan telaah dan revisi item soal berdasarkan pendapat professional (profesional
judgment), yaitu dosen pembimbing dan guru biologi di SMP Al Islam 1
Surakarta.
Uji validitas internal dilakukan dengan mencari korelasi antara masingmasing aitem soal dengan skor total menggunakan teknik Pearson correlations
product moment (Saifuddin Azwar, 2007). Pertanyaan dapat dinyatakan valid
apabila dalam pengujian validitas diperoleh nilai korelasi tiap-tiap item soal diatas
0,30. Hasil Indeks korelasi skor aitem soal dengan skor total item (rix) dinyatakan
dalam corrected item total correlation dengan bantuan komputer program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) windows versi 16.0
2. Uji Reliabilitas
Saifuddin Azwar (2007) mengungkapkan bahwa reliabilitas mengacu pada
konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisiensi reliabilitas (rxx’) yang
angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya
koefisien reliabilitas yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah
reliabilitas.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach
yaitu dengan membelah item-item sebanyak dua atau tiga bagian, sehingga setiap
belahan berisi item dengan jumlah yang sama banyak (Saifuddin Azwar, 2007).
Skala dapat dinyatakan andal apabila dalam pengujian reliabilitas diperoleh nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Cronbach alpha diatas 0,60 (Saifuddin Azwar, 2007). Untuk mempermudah
perhitungan, maka penghitungan ini menggunakan program Statistical Product
and Service Solution (SPSS) versi 16.0.
G. Teknik Analisis data
Teknik analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis
data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya, sehingga diperoleh suatu kesimpulan
dari penelitian tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah t test yaitu uji beda dua rata-rata yang digunakan untuk menguji dua rata-rata
pada dua kelompok data yaitu rata-rata kelompok eksperimen yang diberi perlakuan
teknik mnemonic dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan apapun.
Perhitungan tersebut dilakukan pada hasil pengukuran kedua kelompok tersebut
setelah diberi perlakuan. Perhitungan dibantu dengan program Statistical Product and
Service Solution (SPSS) windows versi 16.0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah Penelitian
Persiapan penelitian diawali dengan penentuan lokasi yang akan dijadikan
tempat penelitian sesuai dengan populasi penelitian yang telah ditetapkan oleh
peneliti sebelumnya, sehingga penelitian mengenai “Keefektifan Teknik
Mnemonic Untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran
Biologi” dilaksanakan di SMP Al-Islam 1 Surakarta.
SMP Al-Islam 1 Surakarta berlokasi di Jl. Ponconoko 37 dan Jl. Mr. Muh.
Yamin 125 kelurahan Tipes Kecamatan Serengan Surakarta. Sekolah tersebut
berdiri dengan surat keputusan yang dikeluarkan Yayasan Perguruan Al-Islam
Surakarta dengan nomor SKC/PP/V-1952 pada tanggal 24 Mei 1952 dan
diakui oleh Perwakilan Departemen P dan K Propinsi Jawa Tengah dengan
surat keputusan pendirian 11/C/Kpst/70 dan tercatat sebagai sekolah swasta di
Jawa Tengah dengan No. SK
024/Ska/A/1970.
SMP Al-Islam 1 Surakarta berdiri di atas lahan seluas 4.415 m2 dan luas
bangunan 3.319 m2. Sekolah tersebut memiliki ruang kelas dan beberapa
ruang lainnya seperti ruang karawitan, laboratorium IPA, aula, ruang OSIS,
ruang komite sekolah, dan ruang laboratorium biologi. Kelas pada SMP AlIslam 1 Surakarta dibagi atas kelas reguler dan RSBI. Kelas VII terdiri dari
tujuh kelas reguler dan satu kelas RSBI, kelas VIII tujuh kelas reguler dan satu
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
kelas RSBI, sedangkan kelas IX terdiri atas delapan kelas reguler dan satu
kelas RSBI.
SMP Al-Islam 1 Surakarta telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi
Nasional Sekolah /Madrasah dengan nilai A (Amat Baik). Visi sekolah yaitu
“unggul dalam IPTEK kuat dalam IMTAQ ” yang berwawasan global. Misi
sekolah adalah “menegakkan dan mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Al
Qur`an dan Assunah dalam semua aspek kehidupan”, dengan misi utama
menyediakan kesempatan pendidikan yang berkualitas, ditunjang dengan
aktivitas proses belajar mengajar yang berorientasi pada penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini dengan pendalaman keimanan dan
ketaqwaan akan menghasilkan lulusan yang berkemampuan personal, sosial,
akademis serta menghasilkan tamatan yang professional dan mandiri dengan
layanan pendukung lainnya yang memenuhi atau melebihi kebutuhan siswa
dan masyarakat.
Untuk memenuhi visi dan misi tersebut, maka SMP Al-Islam 1 Surakarta
menetapkan kebijakan mutu yaitu:
1. berkomitmen untuk menjalankan sistem manajemen mutu terstruktur yang
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ISO 9001:2008,
2. melibatkan berbagai pihak yang relevan dalam pengembangan program
pendidikan,
3. memastikan bahwa program pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan
dengan komitmen untuk memenuhi pelayanan pelanggan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
4. memastikan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualifikasi tinggi
yang berkelanjutan melalui pengembangan dan pelatihan,
5. mengembangkan dan memberikan pendidikan yang menekankan prinsipprinsip pendidikan berbasis kompetensi,
6. memastikan bahwa standar-standar pelayanan dipelihara dan diperbaiki
oleh aktif memantau, memeriksa dan memperbaiki semua aktivitas,
7. memastikan bahwa sasaran mutu realistik dan terukur ditetapkan setiap
tahun, disampaikan kepada semua pegawai dan dievaluasi, ditinjau ulang
dan direvisi (jika diperlukan).
2. Persiapan Administrasi
Persiapan administratif meliputi segala urusan perijinan terkait dengan
pelaksanaan penelitian. Permohonan ijin dimulai sejak peneliti mengadakan
survey pra penelitian dengan surat pengantar perihal survey pra penelitian dari
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas maret
Surakarta dengan nomor 1022/UN27.06.7.1/TU/2011 yang ditujukan kepada
guru bimbingan konseling SMP Al-Islam 1 Surakarta. Survey pra penelitian
dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan serta mengumpulkan data pada
leger nilai untuk mengetahui banyaknya siswa yang akan menjadi subjek
penelitian.
Proses selanjutnya yaitu melakukan koordinasi dengan guru bidang studi
biologi kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta sebagai pendamping penelitian
di lapangan. Pendamping penelitian bertugas mendampingi peneliti selama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
proses penelitian dan sebagai reviewer modul pembelajaran dan alat ukur yang
digunakan pada penelitian. Proses perijinan untuk pelaksanaan penelitian
menggunakan surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sebelas
Maret
dengan
nomor
1036/UN27.06.7.1/PN/2012 perihal ijin penelitian menjadi sarana administrasi
pelaksanaan kegiatan penelitian sesuai jadwal yang telah disepakati oleh pihak
peneliti dan pihak SMP Al-Islam 1 Surakarta.
3. Persiapan dan Pelaksanaan Screening
Screening dilakukan untuk memilih subjek berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan agar bersifat homogen dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Screening juga digunakan untuk penempatan subjek ke dalam kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria subjek penelitian yaitu siswa yang
memiliki nilai rata-rata uji kompetensi biologi murni (nilai sebelum remediasi)
di bawah standar kompetensi sekolah yaitu di bawah nilai 67. Screening
dilakukan berdasarkan dokumentasi sekolah yaitu dengan menggunakan leger
nilai biologi siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Berdasarkan hasil
screening didapat sebanyak 38 siswa yang memenuhi kriteria sebagai subjek.
Daftar siswa hasil screening selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F.
4. Persiapan Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes rekognisi yang
dirancang untuk mengukur memori jangka panjang subjek terhadap materi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
biologi yang dipelajari. Tes rekognisi tersebut terdiri atas soal-soal pilihan
ganda dengan empat pilihan jawaban (A, B, C, dan D) sesuai dengan materi
biologi yang telah diberikan. Wade dan Travis (2007) menjelaskan bahwa soal
ujian objektif dengan pilihan ganda merupakan salah satu bentuk dari tes
rekognisi. Konsep tes rekognisi adalah pengukuran memori jangka panjang yang
dilakukan
pada
tahap
pengambilan
kembali
informasi
dengan
cara
mengidentifikasi atau mengenali kembali objek yang pernah dipelajari. Tes
rekognisi mengungkap tingkat kognisi knowledge berupa pengetahuan dan
ingatan subjek dalam jangka waktu yang panjang.
5. Persiapan Eksperimen
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
eksperimental
menggunakan
pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic sebagai perlakuan pada
kelompok eksperimen. Proses pembelajaran dilakukan oleh seorang fasilitator
yang berperan sebagai pengajar. Selain itu terdapat dua orang observer yang
bertugas mengawasi proses pembelajaran dan perilaku subjek selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
melakukan breafing mengenai materi yang disampaikan dan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk memberi penjelasan
materi dan detail mengenai cara menyampaikan materi kepada fasilitator. Alat
yang digunakan dalam penelitian yaitu modul pembelajaran yang terdiri atas
lembar loci, materi pelajaran, dan lembar evaluasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
a. Lembar Loci
Lembar loci merupakan lembar pengorganisasian materi yang terdiri dari
petak-petak tempat menyimpan asosiasi materi. Terdapat 10 petak pada
lembar loci yang berisi akronim maupun asosiasi cerita untuk memudahkan
mengingat materi. Gambaran lembar loci dapat dilihat pada lampiran C.
b. Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu materi
neuron, sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi. Isi materi memuat penjelasan
dari masing-masing akronim dan asosiasi materi yang terdapat pada lembar
loci. Modul pembelajaran tersebut memuat penjelasan mengenai fungsi serta
nama-nama dan istilah pada bagian sistem saraf manusia. Modul pembelajaran
dapat dilihat secara lengkap pada lampiran C.
c. Lembar Evaluasi
Lembar evaluasi meliputi lembar evaluasi materi dan lembar evaluasi
proses. Lembar evaluasi materi diberikan pada setiap akhir sesi materi.
Lembar evaluasi kegiatan meliputi pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan
dengan materi yang telah disampaikan. Lembar evaluasi proses diberikan di
akhir kegiatan pembelajaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas
Alat ukur yaitu tes rekognisi pada penelitian ini diberikan satu kali pada
subjek kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui butir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
soal valid yang dapat digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian.
Pemberian tes digunakan sebagai uji coba sekaligus pengukuran. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya, alat ukur hanya dapat dijawab oleh
subjek yang telah mendapatkan materi sehingga pengukuran hanya dapat
dilakukan setelah penelitian, terbatasnya subjek penelitian yang memenuhi
kriteria, serta waktu penelitian yang berbenturan dengan kalender pendidikan
sehingga tidak dimungkinkan untuk mencari subjek lain yang setara. Untuk
mengatasi hal tersebut maka peneliti memaksimalkan uji validitas isi dengan
profesional judgement oleh guru bidang studi biologi kelasa VIII SMP AlIslam 1 untuk melakukan review pada alat ukur dan materi pada modul
pembelajaran agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kemampuan subjek.
Perhitungan validitas internal dan reliabilitas didapatkan dari hasil skoring
yang dilakukan pada tes rekognisi. Pada soal yang dijawab benar mendapat
skor 1, sedangkan jawaban yang salah mendapat nilai 0. Berdasarkan hasil
skoring tersebut kemudian dilakukan pengujian validitas internal dan
reliabilitas tes. Untuk mempermudah pengujian peneliti menggunakan bantuan
program SPSS for MS Windows versi 16.0.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan tes sehingga
menghasilkan data yang akurat sesuai tujuan ukurnya (Saifuddin
Azwar,
2007). Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi content
validity dan construct validity. Content validity melalui review professional
juggement oleh pembimbing dan guru bidang studi biologi SMP Al-Islam 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
Surakarta sebagai pihak yang berkompeten, sehingga penampilan tes lebih
meyakinkan dan memenuhi kesan mampu mengungkap atribut yang diukur.
Pengujian butir soal tes rekognisi menggunakan teknik korelasi product
moment dengan bantuan program SPSS forMS Windows versi 16.0. Hasil uji
validitas butir soal digunakan untuk menentukan soal yang gugur dan valid.
Jumlah soal yang diuji validitasnya sebanyak 30 soal. Hasil uji validitas
tersebut menunjukkan soal memiliki indeks korelasi berkisar -0,143 sampai
dengan 0,629. Soal dinyatakan valid dengan cara membandingkan indeks
korelasi soal dengan indeks korelasi tabel, apabila indeks korelasi soal bernilai
lebih besar dari indeks korelasi tabel (rhitung > r
tabel)
maka soal dinyatakan
valid. Indek korelasi tabel bernilai 0,349, sehingga soal dianggap valid apabila
indeks korelasi bernilai lebih dari 0,349. Soal yang valid ditunjukkan melalui
corrected item-total correlation. Hasil uji validitas soal dapat diuraikan lebih
jelas pada tabel berikut :
Tabel 4.
Hasil Uji Validitas Soal
No. Soal
Valid
Badan Sel
1, 9, 17, 24
Akson
12, 19
Macam-macam neuron 21, 29
Bagian-bagian
7, 15, 28
Saraf
serebrum
Sistem saraf pusat lain 14
Serabut saraf otak
3, 11, 23
sensorik
Saraf Serabut saraf otak
13, 20, 27
Motorik
Serabut saraf otak
8, 16
sensorik-motorik
20
No Pembahasan
1.
Neuron
2.
Sistem
Pusat
3.
Sistem
Tepi
Jumlah
Sub Bahasan
commit to user
Gugur
10, 25
4, 26
2
6, 18, 30
5
22
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 20 soal yang
valid dan 10 soal yang gugur. Uji validitas soal yang lebih lengkap dapat
dilihat pada lampiran G.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabiltas tes rekognisi dilakukan setelah uji validitas dengan
menguji soal-soal yang valid. Pengujian reliabilitas diperlukan untuk
mengetahui konsistensi atau keterpercayaan tes, sehingga didapat tes yang
konsisten dari waktu ke waktu (Saifuddin Azwar, 2003). Uji reliabilitas
tersebut menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach dengan bantuan
program SPSS for MS Windows versi 16.0. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan
pada tabel berikut ini :
Tabel 5.
Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.834
20
Berdasarkan analisis tersebut didapat koefisien reliabilitas sebesar 0,834.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran G. Imam Ghozali
(2006) mengungkapkan bahwa apabila nilai uji koefisien reliabilitas di atas 0,6
maka item-item tersebut dapat dipercaya keandalannya. Oleh karena itu dapat
dinyatakan bahwa soal-soal pada tes rekognisi tersebut reliabel dan dapat
digunakan sebagai alat ukur penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
7.
Penyusunan Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian digunakan untuk mengukur
memori jangka panjang yaitu ingatan subjek terhadap materi pada tingkat
kompetensi pengetahuan (knowledge). Setelah pengujian validitas dan
reliabilitas, tahap selanjutnya adalah mempersiapkan butir-butir soal yang
valid, kemudian didistribusi ulang untuk mengambil data penelitian. Distribusi
ulang soal tes yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 6.
Distribusi Soal Tes Rekognisi Untuk Penelitian
No Pembahasan
Sub Bahasan
Nomor Soal
Jumlah Soal
1.
Badan Sel
1, 9, 17, 24
4
Akson
12, 19
2
21, 29
2
7, 15, 28
3
14
1
3, 11, 23
3
13, 20, 27
3
8, 16
2
Neuron
Macam-macam
neuron
2.
Sistem Saraf Pusat
Bagian-bagian
serebrum
Bagian lain Sistem
saraf pusat
3.
Sistem Saraf Tepi
Serabut saraf otak
sensorik
Serabut saraf otak
Motorik
Serabut saraf otak
sensorik-motorik
Jumlah Soal
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
8. Jadwal Penelitian
Penelitian mengenai “Keefektifan Teknik Mnemonic Untuk Meningkatkan
Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII
SMP Al-Islam 1 Surakarta” dilaksanakan dengan melakukan satu kali kegiatan
pembelajaran dengan teknik mnemonic kemudian dilakukan posttest dengan
jangka waktu empat hari setelah pemberian perlakuan. Penelitian dilaksanakan
di SMP Al-Islam 1 Surakarta pada tanggal 9 Mei 2012 dan pemberian posttest
dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2012. Berikut merupakan uraian jadwal
penelitian :
Tabel 7.
Jadwal Penelitian
Bulan
Maret
Kegiatan
1
A. Survey
2
April
3
4
1
2
Mei
3
4
Pra
Penelitian
B.
Tahap
Persiapan
Persiapan Modul
dan Tes
C. Tahap
Pelaksanaan
Pembelajaran
dengan
teknik
mnemonic
Posttest
D. Tahap
Pelaporan
Analisis
hasil
penelitian
commit to user
1
Juni
2
3
4
1
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1
Surakarta. Kriteria penentuan subjek dilihat dari perolehan nilai murni pada uji
kompetensi siswa. Nilai murni yang dimaksud yaitu nilai ujian yang diperoleh
siswa sebelum dilakukan remediasi atau perbaikan. Kriteria siswa yang
menjadi subjek penelitian yaitu siswa yang memiliki nilai rata-rata uji
kompetensi di bawah standar kompetensi sekolah atau dibawah nilai 67.
Berdasarkan hasil screening pada leger nilai biologi didapatkan 38 siswa
yang memenuhi kriteria, namun beberapa subjek harus mengikuti kegiatan
lomba paduan suara serta ekstrakulikuler sehingga tersisa 32 subjek yang
dapat mengikuti penelitian. Jumlah tersebut kemudian dibagi menjadi 2
kelompok dengan cara dipasangkan (matching) yaitu 16 siswa untuk
kelompok eksperimen dan 16 siswa untuk kelompok kontrol. Berikut adalah
pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
Tabel 8.
Pembagian Subjek ke Dalam Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Dengan Cara Dipasangkan (Matching)
Subjek
Kelompok
Eksperimen
Nilai
Rata-Rata
Subjek
Kelompok
Kontrol
Nilai
Rata-Rata
1
34.3
1
34.3
2
37.0
2
38.7
3
41.0
3
41.7
4
42.7
4
42.3
5
44.0
5
43.7
6
46.3
6
46.0
7
49.3
7
48.3
8
49.3
8
49.3
9
51.0
9
51.0
10
52.7
10
52.7
11
53.3
11
53.3
12
53.7
12
53.0
13
55.0
13
55.0
14
56.0
14
56.7
15
59.3
15
59.3
16
61,7
16
61,3
Rata-Rata
48.3
48.3
2. Pelaksanaan Eksperimen
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2012 di ruang kelas VIII E
untuk kelompok eksperimen dan ruang kelas VIII F untuk kelompok kontrol.
Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan memberi perlakuan berupa
pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic pada kelompok eksperimen,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
sedangkan subjek pada kelompok kontrol materi biologi dipelajari sendiri oleh
subjek tanpa perlakuan. Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen
dilakukan pada jam pelajaran biologi kelas VIII E selama 80 menit mulai
pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.20 WIB. Bagi siswa kelas VIII E yang
tidak menjadi subjek penelitian diarahkan ke aula untuk belajar bersama guru.
Untuk siswa dari kelas lain yang menjadi subjek penelitian diberi ijin untuk
tidak mengikuti pelajaran seharusnya dan mengikuti pembelajaran biologi
dengan teknik mnemonic.
Pada kelompok kontrol, proses mempelajari materi biologi dilakukan di
ruang kelas VIII F dan pada jam pelajaran kelas VIII F yaitu pukul 09.20 WIB
sampai 10.40 WIB. Bagi siswa kelas VIII F yang tidak menjadi subjek
penelitian diarahkan ke aula untuk belajar bersama guru. Untuk siswa dari
kelas lain yang menjadi subjek penelitian diberi ijin untuk tidak mengikuti
pelajaran seharusnya dan mengikuti kegiatan penelitian. Proses belajar pada
kelompok kontrol tidak bersamaan dengan kelompok eksperimen agar proses
penelitian berlangsung tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar sekolah.
Walaupun demikian jarak waktu posttest antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tetap sama.
Proses pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen dengan
pembelajaran biologi menggunakan teknik mnemonic dibagi menjadi beberapa
sesi, diantaranya yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
a. Pembukaan
Sesi ini diisi dengan ice breaking singkat sebagai perkenalan antara
siswa dengan pengajar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencairkan
suasana, menghancurkan rintangan psikologis, sosial dan usia dan, agar
siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan perasaan senang, tanpa
adanya beban psikologis dan sosial antara sesama siswa dengan fasilitator.
Sesi pembukaan dilakukan selama lima menit mulai pukul 08.00 WIB
sampai pukul 08.05 WIB.
b. Pemberian Materi Biologi dengan Teknik Mnemonic
Setelah sesi pembukaan selesai, dilanjutkan dengan pemberian materi
bahasan. Pemberian materi dibagi menjadi tiga sesi, yaitu :
1) Sesi I, materi : neuron pukul 08.05 WIB sampai pukul 08.30 WIB
2) Sesi II, materi : sistem saraf pusat 08.30 WIB sampai pukul 08.55 WIB
3) Sesi III, materi : sistem saraf tepi pukul 08.55 WIB sampai pukul 09.15
WIB.
Prosedur pemberian materi pada tiap sesi yaitu :
a) Pembagian modul pembelajaran berupa lembar loci dan materi.
Lembar loci berisi petak-petak sebagai asosiasi tempat dari materi.
Setiap petak loci berisi akronim dan asosiasi cerita dari materi yang
diberikan. Materi memuat penjelasan dari asosiasi yang terbentuk pada
petak loci.
b) Fasilitator memperlihatkan asosiasi materi pada petak loci kemudian
menjelaskan arti dari asosiasi tersebut dengan menggunakan modul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
materi. Setelah dijelaskan, subjek diminta mengulangi materi yang
disampaikan fasilitator secara bersama-sama.
c) Fasilitator melakukan evaluasi secara lisan dengan cara menunjuk
beberapa subjek untuk mengingat kembali materi yang baru dipelajari
d) Setelah mengadakan evaluasi lisan, modul materi ditarik dan dilakukan
evaluasi tertulis menggunakan lembar evaluasi belajar. Lembar
tersebut sama dengan modul, tetapi ada beberapa bagian yang kosong.
Tugas subjek adalah melengkapi bagian yang kosong tersebut sesuai
materi yang baru dipelajari. Waktu yang diberikan kepada subjek
untuk mengisi lembar evaluasi belajar adalah lima menit.
c. Penutupan
Penutupan diisi dengan ice breaking yang dilakukan untuk memecah
penat setelah belajar. Setelah melakukan ice breaking singkat, dilanjutkan
dengan pengisian lembar evaluasi proses. Setelah selesai mengerjakan
lembar evaluasi fasilitator menutup kegiatan pembelajaran diikuti ramahtamah. Sesi penutupan dilakukan selama lima menit mulai pukul 09.15
WIB sampai pukul 09.20 WIB.
Setelah proses perlakuan pada
kelompok eksperimen,
penelitian
dilanjutkan dengan pembelajran materi biologi oleh kelompok kontrol. Proses
belajar pada kelompok kontrol dilakukan oleh subjek sendiri tanpa pengarahan
dari guru atau pengajar. Fasilitator hanya mengawasi proses belajar dan
mengontrol sesi belajar. Alur proses belajar pada kelompok kontrol yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
a. Pembukaan
Sesi ini diisi dengan perkenalan antara siswa dengan fasilitator. Hal
tersebut dimaksudkan untuk membangun suasana yang akrab antara siswa
dengan fasilitator. Sesi pembukaan dilakukan selama lima menit mulai
pukul 09.20 WIB sampai pukul 09.25 WIB.
b. Pembelajaran Materi Biologi oleh Subjek Kelompok Kontrol
Proses belajar pada kelompok kontrol dilakukan sendiri oleh subjek
tanpa bimbingan dari guru atau pengajar. Proses belajar terbagi menjadi
tiga sesi dengan waktu belajar yang sama dengan waktu belajar pada
kelompok eksperimen. Pembagian sesi belajar pada kelompok kontrol
yaitu sebagai berikut :
1) Sesi I, materi : neuron pukul 09.25 WIB sampai pukul 09.50 WIB
2) Sesi II, materi : sistem saraf pusat 09.50 WIB sampai pukul 10.15 WIB
3) Sesi III, materi : sistem saraf tepi pukul 10.15 WIB sampai pukul 10.35
WIB.
c. Penutupan
Penutupan diisi dengan ice breaking yang dilakukan untuk memecah
penat setelah belajar. Setelah melakukan ice breaking singkat, fasilitator
menutup kegiatan pembelajaran diikuti ramah-tamah. Sesi penutupan
dilakukan selama lima menit mulai pukul 10.35 WIB sampai pukul 10.40
WIB.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
4) Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest
Pengambilan data posttest dilaksanakan empat hari setelah pemberian
perlakuan, yaitu pada tanggal 13 Mei 2012. Posttest dilakukan di SMP AlIslam 1 Surakarta pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 08.30 WIB pada
kelompok eksperimen di ruang kelas VIII E, sedangkan untuk kelompok
kontrol dilakukan pada pukul 09.20 WIB sampai pukul 09.50 WIB di ruang
kelas VIII F.
Pengambilan data posttest dilakukan dengan menggunakan tes rekognisi
yang mengukur memori jangka panjang subjek terhadap materi biologi yang
telah dipelajari sebelumnya. Prosedur pengerjaan posttest dilakukan dengan
menjawab pertanyaan pada tes rekognisi dengan cara menyilang pilihan
jawaban pada lembar jawab yang telah disediakan. Hasil distribusi skor
posttest selengkapnya dapat dilihat lebih jelas pada lampiran F.
C. Hasil Penelitian
1. Analisis Data Kuantitatif
a. Hasil Posttest
Data yang diperoleh dari tes rekognisi pada penelitian ini adalah
skor memori jangka panjang siswa terhadap materi pelajaran biologi yang
telah dipelajari oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelumnya. Pembelajaran materi biologi pada kelompok eksperimen
dengan perlakuan menggunakan teknik mnemonic, sedangkan pada
kelompok kontrol siswa belajar sendiri tanpa perlakuan, artinya siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
mempelajari materi sendiri tanpa bimbingan dari guru atau pengajar. Hasil
posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 9.
Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok
Nilai Rata-rata
Eksperimen
67,81
Kontrol
34,69
Agung Santoso (2009) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui
adanya pengaruh suatu perlakuan terhadap subjek, perlu dilihat perbedaan
rata-rata antara kedua kelompok subjek. Jika perlakuan tidak memberikan
pengaruh maka nilai perbedaan rata-rata dua kelompok akan sama dengan
nol (tidak ada perbedaan), tetapi jika memberikan efek maka beda ratarata dua kelompok tidak akan sama dengan nol. Berdasarkan tabel 9 dan
tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai posttest untuk kelompok
eksperimen sebesar 67,81 sedang kelompok kontrol 34,69. Hal tersebut
menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai besarnya
signifikansi perbedaan rata-rata maka perlu dilakukan uji statistik.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji asumsi penelitian yang
dilakukan sebagai syarat untuk melakukan analisis data menggunakan
statistik parametrik. Duwi Priyanto (2008) mengungkapkan bahwa uji
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran nilai variabel tergantung
mengikuti distribusi kurva normal atau tidak. Jika data berdistribusi
normal, maka uji hipotesis dapat menggunakan statistik parametrik. Hasil
uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10.
Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
NILAI
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.097
32
.200 *
.936
32
.058
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji normalitas untuk data kurang dari 50 maka lebih akurat apabila
melihat kolom Shapiro-Wilk Agung Santoso (2007). Tabel diatas
memperlihatkan bahwa nilai signifikansi uji normalitas pada kolom
Shapiro-Wilk sebesar 0,058. Data dikatakan normal apabila nilai
signifikansi lebih dari 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa data pada
penelitian merupakan
data
normal dan
dapat dilakukan analisi
menggunakan statistik parametrik.
c. Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis
Uji
homogenitas
dan
uji
hipotesis
dilakukan
sekaligus
menggunakan uji statistik Independent Sample T Test. Duwi Priyanto
(2008) menyatakan bahwa Independent Sample T Test digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata antara dua kelompok subjek yang tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
berhubungan, artinya subjek yang diukur bukanlah subjek yang sama.
Perbedaan rata-rata antara dua kelompok subjek yang setara (homogen)
menunjukkan keefektifan pemberian perlakuan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perlakuan berupa pembelajaran dengan teknik mnemonic dapat
dikatakan efektif apabila nilai rata-rata posttest pada subjek yang diberi
perlakuan (kelompok eksperimen) lebih besar secara signifikan dibanding
subjek yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol). Hasil uji statistik
menggunakan Independent Sample T Test dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11.
Hasil Uji Independent Sample T Test pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95%
Confidence
F
Sig.
T
Df
Sig.
Mean
Std. Error
(2-tailed) Difference Difference
Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal
variances 1.892 .179
5.344
30
.000
33.125
6.199
20.465 45.785
assumed
Nilai Equal
variances
not
5.344
27.172
.000
assumed
commit to user
33.125
6.199
20.410 45.840
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
Berdasarkan hasil statistik uji Independent Sample T Test di atas,
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi equal variances assumed sebesar
0,179 atau lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua
kelompok varian (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dapat
dinyatakan sebagai kelompok yang homogen. Oleh karena itu penggunaan
uji t dapat dilanjutkan menggunakan equal variances assumed.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa P value sebesar
0,000 atau kurang dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata nilai antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol. Tabel tersebut memperlihatkan nilai T hitung sebesar 5,344 atau
lebih besar dari nilai t tabel untuk df 30 pada taraf signifikansi 5 % yaitu
1,697. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai
posttest subjek pada kelompok eksperimen dengan subjek pada kelompok
kontrol. Perbedaan rata-rata tersebut sebesar 33,125 dan perbedaan
berkisar antara 20.465 sampai 45,785.
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang
akan dianalisis (Hartono, 2009). Hal-hal yang bisa diketahui melalui analisis
deskriptif antara lain, banyaknya subjek (n), rata-rata skor tes (M), deviasi
standar skor tes (s), skor minimum (Xmin), skor maksimum (Xmaks), dan
statistik lainnya. Gambaran nilai yang diperoleh oleh masing-masing
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
100
90
80
Rentang Nilai
70
60
50
40
30
20
10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16
Subjek
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Grafik 1.
Perolehan Nilai Posttest Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Berdasarkan grafik tersebut dapat terlihat bahwa secara umum
perolehan nilai masing-masing subjek kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Hanya terdapat dua orang subjek dari
kelompok eksperimen yang nilainya lebih rendah dari pasangannya. Grafik
tersebut juga menggambarkan bahwa rata-rata nilai kelompok eksperimen
lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Gambaran lebih jelas mengenai data
penelitian dapat dilihat pada tabel analisis deskriptif berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Tabel 12.
Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Range
NILAI
32
80
Valid N (listwise)
32
Minimum Maximum
20
100
Mean
51.25
Std.
Deviation
24.097
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui beberapa hal diantaranya
yaitu, rata-rata empirik skor tes rekognisi dengan jumlah subjek sebanyak 32
orang adalah 51,25. Nilai maksimum yang diperoleh subjek sebesar 100 dan
nilai minimum 20 dengan standar deviasi 24,097. Nilai minimum yang dapat
diperoleh subjek pada tes rekognisi adalah adalah 0 dan nilai maksimumnya
sebesar 100. Berdasarkan data-data tersebut dapat dihitung rata-rata hipotetik
sebesar 50 dan standar deviasi hipotetik sebesar 16.67. Selanjutnya dapat
dilakukan kategorisasi subjek secara normatif guna memberi interpretasi
terhadap tingkat memori jangka panjang. Tujuan kategorisasi ini adalah
menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Saifuddin
Azwar, 2004).
Gambaran subjek yang terbagi menjadi 2 kelompok digolongkan
dalam 5 kategorisasi, maka kategorisasi serta distribusi skor subjek dapat
dilihat seperti pada tabel dan berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
Tabel 13.
Kriteria Kategori Tingkat Memori Jangka panjang dan Distribusi Skor Subjek
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kategorisasi
Kelompok
Komposisi
Kategori
Skor
Jumlah
Prosentase
Sangat rendah
0 < X < 20
0
0%
Rendah
21 < X < 40
2
12,5 %
Sedang
41 < X < 60
5
31,25 %
Tinggi
61 < X < 80
5
31,25 %
Sangat tinggi
81 < X < 100
4
25 %
Sangat rendah
0 < X < 20
4
25 %
Rendah
21 < X < 40
7
43,75 %
Sedang
41 < X < 60
5
31,25 %
Tinggi
61 < X < 80
0
0%
Sangat tinggi
81 < X < 100
0
0%
Eksperimen
Kontrol
Gambaran tingkat memori jangka panjang pada subjek kelompok
eksperimen berdasarkan hasil posttest dapat terlihat pada grafik berikut :
Prosentase
50%
43.75%
40%
31.25% 31.25%
30%
31.25%
25%
20%
25%
12.50%
10%
0%
0%
0%
0%
Sangat
rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kategori
Kelompok Eksperimen
Kelompk Kontrol
Grafik 2.
Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui komposisi tingkat memori
jangka panjang kelompok eksperimen dengan prosentase tertinggi terdapat
pada subjek dengan kategori tinggi dan sedang sebesar 31,25 %, diikuti sangat
tinggi 25 %, lalu rendah 12,5 %, dan tidak ada subjek yang berada pada
kategori sangat rendah. Berdasarkan nilai rata-rata empirik kelompok
eksperimen, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai empirik kelompok
eksperimen yaitu 67,81 berada pada rentang nilai 61 hingga 80. Hal tersebut
menunjukkan bahwa secara umum subjek pada kelompok eksperimen
memiliki tingkat memori jangka panjang tinggi. Komposisi tingkat memori
jangka panjang pada kelompok kontrol dengan prosentase tertinggi terdapat
pada kategori rendah sebesar 43,75 %, diikuti sedang 31,25 %, lalu sangat
rendah 25 %, dan tidak ada subjek yang berada pada kategori tinggi dan
sangat tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata empirik kelompok eksperimen, dapat
diketahui bahwa rata-rata nilai empirik kelompok kontrol yaitu 34,69 berada
pada rentang nilai 21 sampai 40. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara
umum subjek pada kelompok kontrol memiliki tingkat memori jangka panjang
rendah.
3. Hasil Observasi
Data observasi digunakan untuk mengetahui situasi serta hal-hal yang
mungkin mengurangi kesempurnaan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
biologi dengan teknik mnemonic pada kelompok eksperimen maupun proses
belajar yang dilkukan oleh kelompok kontrol. Hal yang diobservasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
diantaranya jalannya pelaksanaan kegiatan dan perilaku subjek selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Data observasi diambil oleh dua orang
observer yang bertugas saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hasil
observasi pada kelompok eksperimen diantaranya terdapat subjek yang tidak
memperhatikan ketika materi disampaikan serta ada subjek yang berbicara
dengan temannya ketika materi pembelajaran dengan teknik mnemonic
disampaikan. Secara umum kegiatan pembelajaran biologi dengan teknik
mnemonic berjalan lancar dapat diikuti oleh seluruh subjek dan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Hasil observasi pada kelompok kontrol pada
saat mempelajari materi biologi diantaranya yaitu terdapat subjek yang
mengganggu temannya ketika sedang belajar serta ada subjek yang mencontek
ketika dilakukan evaluasi belajar. Secara umum proses belajar pada kelompok
kontrol berjalan dengan tenang dan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Selain pada saat proses menyimpan materi (belajar), observasi juga
dilakukan pada saat pengambilan data posttest. Pada saat posttest pengawasan
terhadap peserta diperketat dan membagi tempat duduk subjek satu meja satu
orang agar tidak ada subjek yang melakukan kecurangan. Waktu pengisian
jawaban dilaksanakan secara tepat waktu yaitu selama 20 menit. Secara umum
proses pengambilan data posttest berjalan dengan lancar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
4. Hasil Analisis Evaluasi Proses
Selain dilakukan analisis secara statistik, penelitian juga menggunakan
analisis pada proses pemberian perlakuan. Aspek yang dievaluasi meliputi
modul pembelajaran, teknis penyampaian materi pembelajaran, dan manfaat
kegiatan pembelajaran. Evaluasi proses dilakukan oleh subjek untuk menilai
jalannya kegiatan pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic. Evaluasi
dilakukan dengan mengisi kuesioner pada lembar evaluasi proses yang
dilakukan setelah pemberian perlakuan selesai. Hasil Analisis Evaluasi Proses
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14.
Hasil Analisis Evaluasi Proses Pembelajaran Biologi dengan Teknik Mnemonic
Aspek
yang
Dievaluasi
Distribusi
Indikator Evaluasi
Kriteria Jumlah
Evaluasi
a. Kesesuaian isi materi Sangat Sesuai
dalam
modul
pembelajaran
dengan
pokok bahasan
Modul
Pembelajaran
81,25
Kurang Sesuai
0
Tidak Sesuai
0
Sangat Memadai
37,5
Teknis
Penyampaian
Materi
a. Cara
pengajar
menyampaikan materi
31,25
Kurang Memadai
31,25
Tidak Memadai
0
Sangat Menarik
37,5
c. Penyajian materi dalam Menarik
modul pembelajaran
18,75
Sesuai
b. Kualitas materi dalam Memadai
modul pembelajaran
(%)
50
Kurang Menarik
12,5
Tidak Menarik
0
Sangat Komunikatif
18,75
Komunikatif
68,75
Kurang Komunikatif
12,5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
Pembelajaran
Membosankan
0
Sangat Runtut
50
b. Sistematika dan alur Runtut
pembelajaran
c. Penggunaan
waktu
pembelajaran
a. Pemahaman
setelah
materi
kegiatan
pembelajaran
b. Pengetahuan
Manfaat
didapat
Kegiatan
mengikuti
Pembelajaran
pembelajaran
yang
setelah
kegiatan
Kurang Runtut
0
Tidak runtut
0
Sangat Efektif
37,5
Efektif
37,5
Kurang Efektif
25
Tidak efektif
0
Sangat Memahami
12,5
Memahami
62,5
Kurang Memahami
25
Tidak Memahami
0
Sangat Bertambah
25
Bertambah
62,5
Tidak Bertambah
0
Bingung
12,5
Semakin
c. Perasaan
mengikuti
pembelajaran
setelah
kegiatan
50
Bersemangat
Belajar
31,25
Cukup Bersemangat Belajar
50
Kurang Bersemangat Belajar
12,5
Tidak Bersemangat Belajar
6,25
Pada aspek modul pembelajaran terdapat indikator kesesuaian isi
materi dalam modul pembelajaran dengan pokok bahasan, kualitas materi
dalam modul pembelajaran, dan penyajian materi dalam modul pembelajaran.
Tanggapan subjek pada aspek tersebut dapat dilihat pada grafik 3, grafik 4,
dan grafik 5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
Prosentase
(dalam %)
100
81,25%
80
60
40
18,75%
20
0%
0%
0
Sangat Sesuai
Sesuai
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
Kriteria
Grafik 3.
Tanggapan Subjek pada Indikator Kesesuaian Isi Materi dalam Modul
Pembelajaran dengan Pokok Bahasan
Prosentase
(dalam %)
100
80
60
40
37.5%
31.25%
31.25%
20
0%
0
Sangat
Memadai
Memadai
Kurang
Memadai
Tidak
Memadai
Kriteria
Grafik 4.
Prosentase
(dalam %)
Tanggapan Subjek pada Indikator Kualitas Materi dalam Modul Pembelajaran
100
80
60
40
20
0
50%
37.5%
12.5%
Sangat Menarik
Menarik
Kurang
Menarik
0%
Tidak Menarik
Kriteria
Grafik 5.
Tanggapan Subjek pada Indikator Penyajian Materi dalam Modul
Pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
Berdasarkan grafik 3, grafik 4, dan grafik 5 dapat diketahui bahwa
tanggapan subjek pada aspek modul pembelajaran dengan indikator
kesesuaian isi materi dalam modul pembelajaran dengan pokok bahasan
dengan kriteria sangat sesuai sebesar 18,75 %, sesuai 81,25 %, kurang
sesuai 0 %, dan tidak sesuai 0 %. Untuk indikator kualitas materi dalam
modul pembelajaran, tanggapan subjek dengan kriteria sangat memadai
sebesar 37,5 %, memadai 31,25 %, kurang memadai 31,25 %, dan tidak
memadai 0 %. Tanggapan subjek dengan indikator penyajian materi dalam
modul pembelajaran untuk kriteri sangat menarik sebesar 37,5 %, menarik
50 %, kurang menarik 12,5 %, dan tidak menarik 0 %. Berdasarkan
distribusi tanggapan subjek pada aspek modul pembelajaran dapat
diketahui secara umum subjek menilai modul yang diberikan cukup
menarik dan memadai.
Pada aspek teknis penyampaian materi pembelajaran terdapat
indikator cara pengajar menyampaikan materi, sistematika dan alur
pembelajaran, dan penggunaan waktu belajar. Tanggapan subjek pada
Prosentase
aspek tersebut dapat dilihat pada grafik 6, grafik 7, dan grafik 8.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
68.75%
18.75%
12.5%
0%
Sangat
Komunikatif
Komunikatif
Kurang
Membosankan
Komunikatif
Kategori
Grafik 6.
Tanggapan Subjek pada Indikator Cara Pengajar Menyampaikan Materi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
100
Prosentase
80
50%
60
50%
40
20
0%
0%
0
Sangat Runtut
Runtut
Kurang Runtut Tidak runtut
Kategori
Grafik 7.
Tanggapan Subjek pada Indikator Sistematika dan Alur Pembelajaran
100
Prosentase
80
60
40
37,5%
37,5%
25%
20
0%
0
Sangat Efektif
Efektif
Kurang Efektif Tidak Efektif
Kategori
Grafik 8.
Tanggapan Subjek pada Indikator Penggunaan Waktu Pembelajaran
Berdasarkan grafik 6, grafik 7, dan grafik 8 dapat diketahui bahwa
tanggapan subjek pada aspek teknis penyajian materi pembelajaran pada
indikator cara pengajar menyampaikan materi untuk kriteria sangat
komunikatif sebesar 18,75 %, komunikatif 68,75 %, kurang komunikatif
12,5 %, dan membosankan 0 %. Pada indikator sistematika dan alur
pembelajaran untuk kriteria sangat runtut sebesar 50 %, runtut 50 %,
kurang runtut 0 %, dan tidak runtut 0 %. Untuk penggunaan indikator
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
penggunaan waktu belajar tanggapan subjek pada kriteria sangat efektif
sebesar 37,5 %, efektif 37,5 %, kurang efektif 25 %, dan tidak efektif 0 %.
Berdasarkan beberapa tanggapan subjek pada aspek teknis penyajian
materi dapat diketahui bahwa secara umum pengajar menyampaikan
materi secara komunikatif, sistematika dan alur pengajaran cukup runtut,
dan penggunaan waktu belajar berjalan secara efektif.
Pada aspek aspek manfaat kegiatan pembelajaran yang dirasakan
subjek terdapat indikator pemahaman materi setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran, pengetahuan yang didapat setelah mengikuti kegiatan
belajar, dan perasaan setelah mengikuti kegiatan belajar. Tanggapan
subjek pada aspek tersebut dapat dilihat pada grafik 9, grafik 10, dan
Prosentase
(dalam %)
grafik 11.
100
80
60
40
20
0
62.5%
25%
12.5%
Sangat
Memahami
0%
Memahami
Kurang
Memahami
Tidak
Memahami
Kriteria
Grafik 9.
Pemahaman Materi Setelah Kegiatan Pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prosentase
(dalam %)
105
100
80
60
40
20
0
62.5%
25%
0%
Sangat
Bertambah
Bertambah
Tidak
Bertambah
12.5%
Bingung
Kriteria
Grafik 10.
Prosentase
(dalam %)
Pengetahuan Yang Didapat Setelah Mengikuti Kegiatan Pembelajaran
100
80
60
40
20
0
50%
31.25%
12.5%
6.25%
Semakin
Cukup
Kurang
Tidak
Bersemangat Bersemangat Bersemangat Bersemangat
Belajar
Belajar
Belajar
Belajar
Kriteria
Grafik 11.
Perasaan Setelah Mengikuti Kegiatan Belajar
Berdasarkan grafik 9, grafik 10, dan grafik 11 dapat diketahui
bahwa tanggapan subjek pada aspek manfaat kegiatan pembelajaran yang
dirasakan subjek dengan indikator pemahaman materi setelah mengikuti
kegiatan belajar, tanggapan subjek dengan kriteria sangat memahami
sebesar 12,5 %, memahami 62,5 %, kurang memahami 25 %, dan tidak
memahami 0 %. Pada indikator pengetahuan yang didapat setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran untuk kriteria sangat bertambah sebesar
25 %, bertambah 62,5 %, tidak bertambah, 0 %, dan bingung 12,5 %. Pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
indikator perasaan setelah mengikuti kegiatan belajar untuk kriteria
semakin bersemangat untuk belajar sebesar 31,25 %, cukup bersemangat
sebesar 50 %, kurang bersemangat 12,5 %, dan tidak bersemangat 6,25 %.
Beradasarkan tanggapan subjek mengenai manfaat yang dirasakan dapat
diketahui bahwa secara umum subjek menjadi lebih tahu mengenai materi
sistem saraf manusia serta lebih memiliki semangat untuk belajar.
Salain tanggapan, ada beberapa saran maupun komentar yang
diberikan oleh subjek, diantaranya adalah :
a. Sebaiknya pengajar tidak terlalu cepat dalam menyampaikan materi
agar siswa lebih fokus dalam menghafal
b. Penggunaan waktu belajar sebaiknya diperpanjang supaya proses
menghafal dapat lebih baik.
c. Modul pembelajan lucu dan menarik, dan kalau bisa dibuat lebih
menarik lagi.
d. Pengajarnya baik membuat siswa senang dalam belajar.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan Independet Sample T Test,
menunjukkan bahwa nilai T hitung adalah 5,344 lebih besar dari T Tabel untuk df
30 pada taraf signifikansi 5 % yaitu 1,697, sehingga Hipotesis diterima. Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol berbeda secara signifikan. Perolehan nilai posttest masing-masing subjek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik
berikut :
100
90
Rentang Nilai
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Subjek
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Grafik 12.
Perolehan Nilai Posttest Subjek Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Grafik tersebut memperlihatkan bahwa secara umum perolehan nilai posttest
subjek pada kelompok eksperimen lebih besar dari subjek pada kelompok kontrol.
Berdasarkan analisis deskriptif dapat diketahui rata-rata nilai posttest kelompok
eksperimen sebesar 67,81, sedangkan kelompok kontrol 34,69. Agung Santoso
(2009) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui keefektifan dari perlakuan perlu
dilihat nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan
memberi pengaruh yang ditunjukkan dengan beda rata-rata antara dua kelompok
tidak sama dengan nol. Perbedaan nilai rata-rata pada dua kelompok subjek yang
sebelumnya homogen atau setara menunjukkan keefektifan pemberian perlakuan.
Perlakuan dikatakan efektif apabila rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
besar secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perbedaan nilai rata-rata kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebesar 33,12. Angka tersebut memperlihatkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata nilai yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol.
Perolehan nilai posttest subjek menunjukkan tingkat memori jangka
panjangnya. Tingkat memori jangka panjang subjek berdasarkan hasil kategorisasi
dapat dilihat pada grafik berikut :
50%
43.75%
Prosentase
40%
31.25% 31.25%
30%
31.25%
25%
25%
20%
12.50%
10%
0%
0%
0%
0%
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kategori
Kelompok Eksperimen
Kelompk Kontrol
Grafik 13.
Komposisi Tingkat Memori Jangka Panjang Subjek Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik tersebut dapat terlihat bahwa secara umum subjek pada
kelompok eksperimen memiliki kategori memori jangka panjang yang lebih tinggi
dari pada subjek pada kelompok kontrol. Rata-rata empirik kelompok eksperimen
yaitu 67,81 berada pada kategori memori jangka panjang tinggi, sedangkan ratarata empirik kelompok kontrol sebesar 34,69 berada pada kategori memori jangka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
panjang rendah. Berdasarkan analisis statistik secara keseluruhan apat dikatakan
bahwa subjek pada kelompok eksperimen memiliki memori jangka panjang untuk
menyimpan materi pelajaran lebih tinggi dibandingkan subjek pada kelompok
kontrol. Perbedaan hasil tes yang dilakukan pada dua kelompok yang setara
menunjukkan keefektifan pemberian perlakuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam
pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta, artinya
kemampuan siswa dalam mengingat mata pelajaran biologi dapat ditingkatkan
dengan belajar menggunakan teknik mnemonic. Oleh karena itu teknik mnemonic
dapat diimplementasikan sebagai alternatif untuk mempelajari mata pelajaran
hafalan khususnya biologi agar kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran
meningkat sehingga prestasi belajar dapat ditingkatkan.
Pembelajaran biologi dengan teknik mnemonic dapat dikatakan mampu
membantu subjek untuk lebih mudah mempelajari materi hafalan dalam pelajaran
biologi. Secara teoretik pembelajaran menggunakan teknik mnemonic dapat
meningkatkan memori jangka panjang, karena pembelajaran dengan teknik
mnemonic menghadirkan situasi pembelajaran yang sesuai dengan prinsip
penyandian memori jangka panjang yaitu asosiasi, organisasi, imajinasi,
pengulangan, dan pemaknaan. Asosiasi pada teknik mnemonic berupa asosiasi
cerita maupun akronim dari materi yang dapat digunakan sebagai pengait dan
pemicu ingatan. Petak-petak loci menghasilkan organisasi pada informasi
sehingga subjek mengetahui pembagian kategori pada materi dan membuat materi
lebih sederhana. Mnemonic
dapat
menghadirkan imajinasi dengan cara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
membayangkan kembali letak materi pada petak loci yang hendak diingat.
Pembelajaran dengan teknik mnemonic juga menggunakan pengulanganpengulangan untuk memperkuat informasi di dalam ingatan, dan penyajian materi
dengan teknik mnemonic dapat memberikan kesan, sehingga subjek dapat
memaknai materi dengan lebih baik.
Selain data yang diperoleh dari hasil posttest, penelitian ini menggunakan data
observasi sebagai pendukung penelitian. Observasi dilakukan pada dua kelompok
subjek saat melakukan proses belajar dan mengerjakan soal posttest. Hasil
observasi yang dilakukan pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa subjek
terlihat antusias dan bersikap kooperatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
biologi dengan teknik mnemonic. Secara umum subjek pada kelompok
eksperimen mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan mau mengikuti
seluruh instruksi yang diberikan oleh fasilitator. Hasil observasi yang dilakukan
pada kelompok kontrol memperlihatkan bahwa terdapat subjek yang terlihat
mengantuk dan berdiskusi dengan temannya saat mempelajari materi biologi.
Secara umum suasana belajar subjek pada kelompok kontrol cukup terkendali dan
berjalan sesuai prosedur. Hasil observasi yang dilakukan saat pengambilan data
posttest menunjukkan bahwa kedua kelompok subjek mengerjakan soal dengan
tertib, hal tersebut dikarenakan pengawasan pada posttest diperketat agar tidak ada
subjek yang melakukan kecurangan saat mengerjakan soal posttest.
Untuk mengevaluasi pemahaman siswa pada modul, cara penyampaian materi
oleh fasilitator, serta manfaat yang dirasakan subjek setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan teknik mnemonic, maka dilakukan evaluasi proses.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui bahwa secara umum penyajian materi
dalam modul pembelajaran dapat dipahami oleh subjek. Berdasarkan aspek teknis
penyampaian materi, fasilitator dinilai cukup komunikatif dalam menyampaikan
materi, sedangkan dari sistematika pengajaran, secara umum subjek menganggap
proses pembelajaran berjalan secara runtut. Manfaat yang didapatkan subjek
setelah mengikuti pembelajaran diantarannya lebih mengetahui materi pada pokok
bahsan sistem saraf manusia dan lebih bersemangat untuk belajar. Komentar dan
saran yang diberikan subjek terkait kegiatan pembelajaran biologi diantaranya
yaitu masalah cara penyampaian materi dan waktu menghafal yang dianggap
terlalu cepat, sehingga diharapkan agar fasilitator tidak terlalu cepat dalam
memnyampaikan materi dan waktu yang diberikan untuk mengingat materi lebih
diperpanjang.
Hasil observasi dan evaluasi proses menunjukkan bahwa secara umum proses
eksperimen telah terkontrol dengan cukup baik. Walaupun demikian terdapat
beberapa kendala yang peneliti dapatkan selama proses penelitian. Kendalakendala tersebut diantaranya yaitu sulitnya membuat asosiasi yang tepat pada
modul pembelajaran, karena terbatasnya kosakata yang dapat dibentuk dari
materi. Kendala kedua yaitu terbatasnya jumlah subjek yang memenuhi kriteria,
sehingga tidak dapat dilakukan uji coba alat ukur. Kendala ketiga yaitu
berkurangnya subjek, karena harus mewakili sekolah untuk mengikuti berbagai
kegiatan. Kendala terakhir yaitu sulitnya menyesuaikan jadwal penelitian dengan
jadwal kegiatan belajar sekolah agar jalannya penelitian tidak mengganggu
jalannya kegiatan belajar siswa. Konsekuensi dari penyesuaian jadwal belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
sekolah yaitu terbatasnya waktu dalam sesi pembelajaran serta perlakuan hanya
dapat diberikan satu kali. Terbenturnya waktu penelitian dengan jadwal belajar
juga membuat pemberian materi dan pengambilan data posttest antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan secara bersamaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, dapat
diperoleh kesimpulan bahwa teknik mnemonic efektif untuk meningkatkan
memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi pada siswa kelas VIII SMP
Al-Islam 1 Surakarta. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan analisis statistik
yang menunjukkan bahwa :
1. Uji hipotesis menggunakan Independent Samples T Test menunjukkan
terdapat perbedaan nilai rata-rata kelompok yang signifikan pada tes
rekognisi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
merupakan dua kelompok setara berdasarkan hasil screening pada leger
rata-rata nilai uji kompotensi biologi.
2. Terdapat perbedaan kategori memori jangka panjang antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan hasil tes rekognisi. Subjek
pada kelompok eksperimen berada pada kategori memori jangka panjang
tinggi, sedangkan subjek pada kelompok kontrol berada pada kategori
memori jangka panjang rendah.
commit to user
113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada Subjek (Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta)
Siswa dapat menggunakan teknik mnemonic untuk meningkatkan memori
jangka panjang dalam mempelajari mata pelajaran yang menuntut banyak
hafalan, seperti biologi, geografi, atau sejarah.
2. Kepada Guru
Guru
dapat
mengadaptasi
penggunaan
teknik
mnemonic
untuk
diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga proses
belajar dapat berjalan lebih efektif dan siswa lebih antusias mempelajari
mata pelajaran hafalan.
3. Kepada Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan mensosialisasikan penggunaan metode
pembelajaran dengan teknik mnemonic kepada guru, agar materi pada
mata pelajaran hafalan lebih mudah dipelajari oleh siswa dan tercipta
proses pembelajaran yang menyenangkan.
4. Kepada Dinas Pendidikan sebagai Instansi Terkait
Dinas pendidikan dapat mengadaptasi pembelajaran dengan teknik
mnemonic untuk diterapkan dalam kurikulum pendidikan.
5. Kepada Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan penggunaan teknik
mnemonic dengan cara yang berbeda namun tetap sesuai prinsip-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
prinsip teknik mnemonic, agar tercipta teknik yang lebih bervariasi dan
sesuai perkembangan jaman.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan penggunaan teknik
mnemonic pada mata pelajaran lain sehingga tercipta lebih banyak
altenatif untuk mempermudah proses pembelajaran.
c. Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya melakukan satu kali
pembelajaran, tetapi lebih banyak sesi agar penggunaan teknik
mnemonic dapat dilatih dan lebih optimal.
commit to user
Download