TEKNOLOGI PENGELOLAAN IKLIM DAN AIR MENDUKUNG UPSUS KOMODITAS STRATEGIS DAN UNGGULAN Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Raker Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Pati, 25-28 April 2016 2016 ISI PAPARAN 1 • PENDAHULUAN: TANTANGAN & PERAN 2 • ARAH DAN STRATEGI RISET: FOKUS PENELITIAN & ROADMAP 3 • STATE OF THE ART PENELITIAN IKLIM DAN AIR 4 • TEKNOLOGI UNGGULAN MENDUKUNG UPSUS (EKSISTING) 5 • TEKNOLOGI UNGGULAN MENDUKUNG UPSUS (NEXT TECHNOLOGY) 2 I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN: TANTANGAN KE DEPAN (1) AWS Telemetri, Sensor Curah Hujan Optik, Tamren, Desain Irigasi Otomatik FSV, Key Area, Katam, Prediksi Iklim Database Iklim dan Air, SI Katam Terpadu, SIIP Efisiensi Irigasi I. PENDAHULUAN: PERAN BALITKLIMAT (2) FSV, Katam, AWS Telemetri, Prediksi Iklim, Key Area,Tamren, Desain Irigasi, Prediksi Bencana, Peta Rawan Banjir/Kekeringan, AWS Telemetri, Prediksi Iklim, Sensor CH, Key Area, Otomatisasi Irigasi, SI Katam Excellent Corporate Government, Zero Error II. ARAH DAN STRATEGI PENELITIAN (1) FOKUS PENELITIAN “AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI” 1. Penelitian teknologi dan model pengelolaan iklim dan air terpadu mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan 2. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim 3. Pengembangan Sistem Informasi dan Data Base, serta Analisis Iklim dan Hidrologi 4. Penelitian teknologi inovatif dan analisis sistem pengelolaan SD Iklim dan Air II. ARAH DAN STRATEGI PENELITIAN (2) ROADMAP PROGRAM DAN KEGIATAN 2015-2019 2015-2019 • Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya • Penelitian Katam • Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi • Pengembangan teknologi inovatif Dinamika iklim yang semakin unpredictable melahirkan bencana (banjir, kekeringan, OPT), sehingga menuntut adanya teknologi adaptasi lebih precise Tersedianya model pertanian FSV bioindustri pada berbagai tipologi lahan 8 OUTPUT Menghasilkan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu tanaman pangan lahan sawah di seluruh Indonesia 15 OUTPUT Menghasilkan model numerik hidroklimatologis dan sistem informasi sumberdaya iklim dan air 12 OUTPUT Menghasilkan teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumber daya iklim dan air 22 OUTPUT III. STATE OF THE ART PENELITIAN IKLIM DAN AIR STATE OF THE ART PENELITIAN SUMBERDAYA IKLIM 2015 dst 2009-2014 2003-2008 BASIS DATA, JARINGAN STASIUN IKLIM, PREDIKSI IKLIM - Inventarisasi data (iklim, pertanian tanpang, dll) - Neraca air (ketersediaan dan kebutuhan air) - Prediksi curah hujan IDENTIFIKASI & ANALISIS - Katam semi dinamik dengan 3 skenario iklim - Katam dinamik interaktif - Katam terpadu - Katam terpadu berbasis web - Key area keragaman iklim Indonesia - Analisis kerentanan SISTEM INFORMASI/DSS - Katam terpadu modern - Perakitan teknologi adaptasi berdasarkan key area - Analisis kerentanan - SI SD Iklim/pengelolaan iklim ekstrim - Analisis informasi dan komunikasi iklim untuk program aksi pertanian serta rekomendasi kebijakan perubahan iklim STATE OF THE ART PENELITIAN KALENDER TANAM TERPADU 2013 dst 2008-2012 2007 IDENTIFIKASI DAN DELINEASI - Inventarisasi data (iklim, pertanian tanpang, dll) - Neraca air (ketersediaan dan kebutuhan air) - Penentuan waktu tanam PENYUSUNAN - Katam semi dinamik dengan 3 skenario iklim - Katam dinamik interaktif - Katam terpadu - Katam terpadu berbasis web VALIDASI DAN PEMANFAATAN - Validasi potensi masa tanam antara prediksi & aktual - Penyempurnaan katam dengan informasi: alsintan - Pemanfaatan katam untuk komoditas non tanaman pangan (ternak, horti) STATE OF THE ART PENELITIAN HIDROLOGI/SUMBERDAYA AIR 2015 dst • 2009-2014 2003-2008 IDENTIFIKASI SDA • Analisis ketersediaan air (permukaan, tanah) • Neraca air (ketersediaan dan kebutuhan air) •Teknologi Panen hujan (dam parit, embung, dll) DESAIN TEKNOLOGI • Teknologi Irigasi (tetes, kapiler, dll) • Pemetaan (rawan banjir, kekeringan, Potensi IP) • FSV: Model pengelolaan Air LK Berkelanjutan Adaptif Perubahan Iklim • Nano Teknologi dan Teknologi Adaptif Perubahan Iklim • Water Sharing • • • • • IMPLEMENTASI TEKNOLOGI Teknologi prediksi dan dampak banjir dan kekeringan terhadap produksi Pemetaan potensi ketersediaan air Nasional (permukaan, tanah) untuk pertanian Pemanfaatan teknologi nano Teknologi sumber energi alamiah untuk pengelolaan sumber daya air Rekomendasi alokasi air optimal (water sharing) Pengembangan FSV IV. TEKNOLOGI UNGGULAN MENDUKUNG UPSUS KOMODITAS UNGGULAN & STRATEGIS (EKSISTING) A. Teknologi Sumber Daya Iklim 1. KATAM Terpadu 2. Key Area Keragaman Iklim 3. Analisis Kerentanan Pangan terhadap Anomali Iklim A.1. SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU VERSI 2.4 UNTUK MK 2016 (APR-SEP 2016) 13 SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU MK 2016 Alamat web Lembaga inventor Judul Versi Penerbitan Periode masa berlaku Media Sosial Muatan informasi Katam Terpadu Mencakup 6982 kecamatan Nomor SMS Center Lembaga Mitra SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU MK 2016 www.katam.litbang.pertanian.go.id : Peta Katam Peta Katam 16 Peta Alsin 17 SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU MK 2016 www.katam.litbang.pertanian.go.id : Info Bencana Deliveri Multikanal BALITBANGTAN Offline Online SI KATAM TERPADU Internet Android Tim Gugus Tigas Katam Provinsi Komunikasi nirkabel Website/Media Sosial SMS PETANI Pemerintah Kabupaten/Kota Penyuluh Kecamatan SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU MK 2016 Akses informasi Katam melalui sms ke sms-center: 082–123–456–400 082–123–456–500 08–123–565–1111 Tanya [nama administrasi (kecamatan, kabupaten, provinsi)] contoh: tanya bojonggede Ketik kembali angka di bawah ini utk data di KEC. BOJONGGEDE/KAB. BOGOR: 1:Katam, 2:Katam Rawa, 3:Standing Crop, 4:Cuaca, 5:BPTP, Pupuk 6:Padi Tunggal, 7:Padi Phonska, 8:Padi Pelangi, 9:Padi Kujang, 10:Jagung Tunggal, 11:Jagung Phonska, 12:Jagung Pelangi, 13:Kedelai Tunggal, 14:Kedelai Phonska, 15:Kedelai Pelangi, Varietas 16:Padi Banjir, 17:Padi Kekeringan, 18:Padi WBC, 19:Padi Tikus, 20:Padi Penggerek, 21:Padi Tungro, 22:Padi Blast, 23:Padi Kresek, 24:Padi Umum, 25:Jagung Banjir, 26:Jagung Kekeringan, 27:Jagung Bulai, 28:Jagung Lalat, 29:Jagung Penggerek Batang, 30:Jagung Penggerek Tongkol, 31:Jagung Tikus, 32:Jagung Ulat, 33:Jagung Umum, 34:Kedelai Banjir, 35:Kedelai Kekeringan, 36:Kedelai Lalat, 37:Kedelai Penggulung Daun, 38:Kedelai Polong, 39:Kedelai Tikus, 40:Kedelai Ulat Grayak, 41:Kedelai Ulat Jengkal, 42:Kedelai Umum, Alsin 43:Traktor, 44:Thresher, 45:Pompa, 46:Weeder, 47:Mower, 48:Reaper, 49:Streaper, 50:Transplanter, 51:Harvester, 52:Dryer, 53:Penggilingan SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU MK 2016 Akses Informasi Katam Terpadu Melalui Smartphone: Pencarian melalui Play Store instalasi METODE PEMANTAUAN PADA SI KATAM TERPADU METODE PEMANTAUAN INFORMASI KATAM: a) Feedback sms melalui sms-center b) Melalui CCTV online, • Terpasang di 55 titik, tersebar di Pulau Jawa dan Bali • Pemantauan dilakukan setiap hari c) Melalui analisa citra satelit MODIS, setiap 8 hari (standing crop) 22 PEMANTAUAN KATAM TERPADU MELALUI CCTV ONLINE PEMANTAUAN KATAM TERPADU MELALUI CCTV ONLINE Monitoring Online PEMANTAUAN KATAM TERPADU MELALUI STANDING CROP Prediksi Tanam MK 2016 Monitoring Fase Pertumbuhan Padi MK 2016 berdasarkan data satelit (Spasial, Tabular, Grafik) Pendekatan Prediksi Panen MK 2016 dan 3-bulan berikutnya Monitoring kondisi lapang berdasarkan foto lapang melalui CCTV online utk verifikasi 25 PEMANTAUAN KATAM TERPADU MELALUI STANDING CROP A.2. ANALISIS KEY AREA IKLIM MENDUKUNG UPSUS 27 Analisis Batas Kristis Curah Hujan untuk Deteksi El-Nino dan LaNina serta awal tanam Pada Key Area 28 Berdasarkan hasil analisis signifikansi antara anomali curah hujan dengan ENSO, diperoleh 5 provinsi yaitu : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan Key Area Keragaman Iklim Indonesia PERIODE Jawa Barat DJF MAM JJA SON Jawa Tengah DJF MAM JJA SON Jawa Timur DJF MAM JJA SON Sulawesi Selatan DJF MAM JJA SON Kalimantan Selatan DJF MAM JJA SON KABUPATEN Subang, Karawang, Bandung, Bekasi, Majalengka, Kuningan, Indramayu, Cirebon Subang dan Karawang Bogor, Kuningan dan Subang Bekasi, Subang, Sumedang, Bandung Pati, Sukorejo, Kebumen, Klaten, Pekalongan, Semarang Kendal dan Temanggung Karanganyar dan Tegal Brebes, Karanganyar, Pemalang, Sukoharjo, Wonogori Probolinggo, Kediri, Pasuruan, Trenggalek, Mojokerto, Blitar, Tuban, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Malang, Jombang, Tulungagung, Surabaya, Ngawi, Jember, Pacitan Pasuruan, Nganjuk, Tulungagung, Mojokerto, Jombang, Madiun, Bojonegoro, Lamongan, Ponorogo Kediri, Tulungagung, Mojokerto, Blitar, Magetan, Pacitan, Ponorogo Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Malang, Blitar, Sidoarjo, Lamongan Bone, Bulukumba, Maros Barru, Bone, Bulukumba, Gowa, Jeneponto Bone, Bulukumba, Enrekang, Gowa, Sidrap, Tanete Hulu Sungai Utara, Pulau Laut Hulu Sungai Tengah (Barabai), Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara Hulu Sungai Selatan 29 CONTOH TAMPILAN SISTEM INFORMASI KEY AREA PADA HALAMAN PETA KEKERINGAN DI PROVINSI JAWA BARAT 30 CONTOH Sistem informasi key area pada halaman signifikansi kombinasi parameter ENSO-DMI-OLR di Provinsi Jawa Barat http://katam.litbang.pertanian.go.id/key_area/main.aspx. 31 A.3. ANALISIS DAN PEMETAAN TINGKAT KERENTANAN PANGAN TERHADAP ANOMALI IKLIM 32 PENDEKATAN Kerentanan adalah derajat atau tingkat kemudahan suatu sistim terkena atau ketidakmampuannya menghadapi dampak buruk dari perubahan iklim, termasuk keragaman dan iklim ekstrem (IPCC, 2001). Faktor penentu tingkat kerentanan : 1. Keterpaparan 2. Sensitifitas 3. Kapasitas Adaptasi Tingkat keterpaparan menunjukkan derajat, lama dan atau besar peluang suatu sistem untuk kontak atau mengalami goncangan atau gangguan Sensitivitas (sensitivity) merujuk kepada tingkat yang mengambarkan sejauh mana sistem tersebut dipengaruhi oleh berbagai sifat iklim (rata-rata dan keragaman iklim serta frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim), dan faktor lainnya apakah bersifat positif atau negatif (sangat merusak) Kapasitas adaptif merupakan kemampuan dari sistem tersebut menyesuaikan diri atau beradaptasi terhadap keragaman dan perubahan iklim sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi. HASIL ANALISIS KERENTANAN PANGAN BADAN LITBANG PERTANIAN (2013) HASIL PENELITIAN KERENTANAN PANGAN 2014 Sudah memperhitungkan faktor iklim KERENTANAN PANGAN DAN RISIKO IKLIM DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT (KERENTANAN EKSTRIM TINGGI) 2014 Faktor Determinan IKA5 = Ratio ketersediaan sarana pemasaran produksi & kios sarana produksi pertanian dengan jumlah desa IKS1 = Konsumsi beras KERENTANAN PANGAN DAN RISIKO IKLIM DI PROVINSI JAWA TIMUR (KERENTANAN SANGAT TINGGI) 2014 Faktor Determinan IKA5 = Ratio ketersediaan sarana pemasaran produksi & kios sarana produksi pertanian dengan jumlah desa IKS1 = Konsumsi beras KERENTANAN PANGAN DAN RISIKO IKLIM DI PROVINSI SUMATERA BARAT (KERENTANAN SEDANG) 2014 Faktor Determinan IKA5 = Ratio ketersediaan sarana pemasaran produksi & kios sarana produksi pertanian dengan jumlah desa IKS1 = Konsumsi beras PETA KERENTANAN PANGAN DAN RISIKO IKLIM PULAU JAWA, BALI DAN NUSA TENGGARA TAHUN 2015 IV. TEKNOLOGI UNGGULAN MENDUKUNG UPSUS KOMODITAS UNGGULAN & STRATEGIS B. Teknologi Sumber Daya Air 1. Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu pada Berbagai Agroekosistem 2. Panen Hujan dan Aliran Permukaan 3. Identifikasi dan penyusunan desain pemanfataan sumberdaya air alternatif 4. Efisiensi irigasi dengan pemanfaatan radiasi matahari B.1. TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR TERPADU PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM 41 REKAM JEJAK PENELITIAN TEKNOLOGI DAN MODEL PENGELOLAAN AIR MENDUKUNG PENGEMBANGAN LAHAN KERING • SPTLKIK 2010-2011 (Eksplorasi, Eksploitasi, Optimalisasi SDA) • Pengelolaan SDA pada lahan kering 2012 FSV (Oebola) • Implementasi FSV Desa Oebola, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, NTT Lahan Kering Beriklim Kering Tanah bersekeletal – berbatu, agak dangkal Ketersediaan air merupakan kendala utama From Thing to Manything Rekam Jejak FSV 2010-2014 Desain Jaringan Irigasi, Kuangbira Desain Jaringan Irigasi, Noelbaki FSV Mbawa, Bima, NTB RANCANG BANGUN DAN INSTALASI JARINGAN IRIGASI Debit bendung sadap : 8 liter/detik Jarak Bendung – Lahan: 520 m Distribusi : Pipa tertutup Pipa 4 inch : 420 m; pipa 2 inch : 100 m Beda Tinggi : 9 m Q lahan: 7,6 l/s vs 7,2 l/s Q = V*A V : velocity k : conversion factor , k = 0.849 for SI units) C: roughness coefficient R is the hydraulic radius S : slope of the energy line (head loss per length of pipe or hf/L) FOOD SMART VILLAGE UNTUK ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Kegiatan Percobaan Efisiensi Irigasi Jagung, Mbawa, BIMA Uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh diantara 3 tingkat irigasi yaitu 100%, 80%, dan 60% terhadap tinggi tanaman jagung Kontrol Mulsa 5t/ha Pukan 5t/ha Biochar 5t/ha 10,00 Hasil (t/ha) 8,00 • Pipilan kering jagung pada tingkat irigasi 80% lebih tinggi dibandingkan tingkat irigasi 60% dan 100%. 6,00 4,00 Kontrol 2,00 Mulsa 5t/ha Pukan 5t/ha Biochar 5t/ha 0,00 Irigasi 60% Irigasi 80% Irigasi 100% Brangkasan kering jagung tertinggi juga diperoleh dari perlakuan pemberian air irigasi 80% dosis FAO yaitu sekitar 13,6514,10 t/ha., tidak ada pengaruh nyata dari pemberian bahan organik Bobot biomas kering (t/ha) 20,00 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Irigasi 60% Irigasi 80% Irigasi 100% B.2. PANEN HUJAN DAN ALIRAN PERMUKAAN 52 Peningkatan Produktivitas Lahan Kering Melalui Panen Hujan Dan Aliran Permukaan DAS Makarua Desa Limampoccoe, Kec. Cenrana, Kab. Maros, Sulsel Karakterisasi Wilayah Biofisik Hidrologi Kebutuhan air Tanah Iklim Sosial ekonomi Penilaian kesesuaian lokasi panen hujan dan aliran permukaan Implementasi Teknologi Evaluasi masa tanam dan pemberian air irigasi Pemanfaatan air untuk irigasi dan domestik Analisis usahatani dan persepsi masyarakat Rekomendasi pola tanam Dam parit bertingkat mampu menjamin ketersediaan air pertanian sepanjang tahun sehingga berpotensi dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari padi-bera-bera menjadi padi-palawija-bera atau padi-palawija-sayuran Peta Daerah Tangkapan Air dan Target Irigasi Desa Limampoccoe, Kec. Cenrana, Kab. Maros, Sulsel Pola Tanam Pengeluaran (Rupiah/ha) Penerimaan (Rupiah/ha) Keuntungan (Rupiah/ha) BCR Padi-Bera-Bera 18,692,679 21,342,857 2,650,179 0,14 Padi-Kc.tanah-Bera 19,144,500 23,750,000 4,605,500 0,24 Padi-Smangka-Bera 38,824,074 67,613,169 Rekayasa Inovasi Pengelolaan SDA 28,789,095 0,74 BENDUNG SADAP DI DESA LIMAMPOCCOE, MAROS Pipa HDPE: 450 m, 4 inchi; Debit: 10 l/detik; potensi yang dapat diairi 70 ha B.3. IDENTIFIKASI DAN PENYUSUNAN DESAIN PEMANFATAAN SUMBERDAYA AIR ALTERNATIF 56 Identifikasi dan Penyusunan Desain Pemanfataan Sumberdaya Air Alternatif 1. Analisis distribusi temporal ketersediaan air irigasi tingkat kecamatan 2. Survey lapang penentuan lokasi embung/dam parit/long storage/sumur air tanah dalam 3. Survey identifikasi potensi ketersediaan air permukaan dan air tanah 4. Desain irigasi IDENTIFIKASI DAN IMPLEMENTASI LONG STORAGE Overlay Peta Jaringan Irigasi Primer dan Sekunder sekitar Zona Kekeringan 1 : 25.000 Desain Long Storage Peta Kekeringan 1 : 25.000 ~ 1:50.000 Peta Saluran Irigasi Primer dan Sekunder 1 : 25.000 Survey Lapangan • Pengukuran Potensi Debit Saluran Primer/ Sekunder • Pengukuran Topografi Pembangunan Long Storage • Penentuan Lokasi Long Storage 58 IDENTIFIKASI DAN IMPLEMENTASI EMBUNG Overlay Peta Kekeringan 1 : 25.000 ~ 1:50.000 Peta Saluran Irigasi Primer dan Sekunder 1 : 25.000 Peta Jaringan Irigasi Primer dan Sekunder dekat dengan Zona Kekeringan 1 : 25.000 Desain Embung Survey Lapangan • Pengukuran Potensi Debit Saluran Primer/ Sekunder Pembangunan Embung • Pengukuran Topografi • Penentuan Lokasi Embung 59 60 Survei Detail Potensi Sumber Air Permukaan Lebar dan kedalaman sungai meteran Kecepatan aliran bola pingpong dan stopwatch 61 62 Peta Kekeringan 1 : 25.000 ~ 1:50.000 Peta Cekungan Air Tanah (CAT) 1 : 1.000.000 Peta Poligon Areal Kekeringan di dalam Zona CAT 1 : 25.000 ~ 1:50.000 Survey Geolistrik Tahapan Identifikasi dan Pembuatan Sumur Air Tanah Dalam Analisis Data : Pemrosesan , Pemodelan Pengeboran 2D Geophone` LAPISAN PELAPUKAN G MINYAK AS AIR BATUAN SEDIMEN Overlay Instalasi Pompa dan Jaringan Distribusi Uji Pompa (Pumping Test) 63 B.3. EFISIENSI IRIGASI DENGAN PEMANFAATAN RADIASI SURYA 64 SISTEM IRIGASI POMPA RADIASI SURYA SISTEM IRIGASI POMPA RADIASI SURYA Panel Solar Solar Charge Controller Battery Kering/Accu Inverter (12->32V DC 220 AC) Pompa Air Sistem Pembangkit SISTEM IRIGASI POMPA RADIASI SURYA Playen Sukabumi Imogiri Muneng 67 SPESIFIKASI SISTEM IRIGASI POMPA RADIASI SURYA No Nama Purabaya, Skbumi Playen, Gn Kidul Imogiri, Bantul Muneng, Probolinggo 20/8/2014 26/7/2015 26/8/2015 7/10/2015 100/6 100/8 100/18 100/32 1 Tanggal pasang 2 Panel surya (wp/unit) 3 Solar charge control (Amp/unit) 12-24/1 20/1 20/5 20/8 4 MCB (Amp/unit) 10-30/3 10-50/3 20-30/2 20-50/2 5 Batery kering (Amp/volt DC/unit) 100/12/4 150/12/3, 200/12/1 100/12/10 100/12/10 6 Inverter sinusoidal (vA/volt AC/unit) 1000/220/1 1500/220/1 6000/220/1 10.000/230/1 7 Pembagi listrik (unit) 1 1 1 1 8 Beban daya listrik yg dibutuhkan pompa (watt) 900 1500 4500 9000 SPESIFIKASI SISTEM IRIGASI POMPA RADIASI SURYA No Nama Purabaya, Skbumi Playen, Gn Kidul Imogiri Bantul Muneng Probolinggo 4800/400 7800/650 12.000/1.200 18.000/1.500 7 Daya listrik terpasang (watt jam/Ah) 8 Kemampuan tenaga pembangkit unt menghidupkan pompa (jam) 10 10 5-8 6 9 Water torn terisi penuh (jam) 2,5 1 1,5 langsung 10 Lampu penerangan (watt) 5 5 5 5 11 Potensi luas target irigasi (ha) <1 1-2 5-6 10-15 12 Desain irigasi Streamline Streamline, modify furrow Impact sprinkler Big gun sprinkler ANALISIS PERHITUNGAN DURASI OPERASIONAL POMPA Parameter Spesifikasi Panel Surya Watt Peak (WP) Arus pada saat daya maksimum Durasi Radiasi Optimal untuk Pengisian Baterai Rata2 kapasitas harian Jumlah panel Total kapasitas arus Spesifikasi Baterai kering Arus Baterai Daya Baterai Jumlah Total kapasitas baterei Spesifikasi Pompa Tipe Merk Voltage/Hz Daya output motor Head Debit Optimal Konsumsi Arus Pompa dan Inverter Daya Pompa (input) Perkiraan daya Internal Inverter Total Daya Sistem Total konsumsi arus pada aki 12V Durasi Optimal Operasional Pompa Satuan Simbol Nilai Watt Ampere Jam Amper Jam Unit Amper Jam W A h Ah 100 5.8 3 17.4 18 313.2 Amper Jam Volt DC Unit Amper Jam Ah VDC Ah 100 12 10 1000 Volt/Hz Watt meter liter per detik V/Hz W m l/s Submersible Grundfos SP3A 12 230/50 750 50 1.00 Watt Watt Watt Amper Jam/hari Maksimum W W A h/d Ah 750 20 770 64.17 4.88 70 ANALISIS PERHITUNGAN LUAS IRIGASI EFEKTIF Parameter Tipe Merk Diameter Pipa Inlet Tekanan Operasional : Minimum Maksimum Diameter Cakupan Irigasi : Minimum Maksimum Kapasitas Debit : Minimum Maksimum Rotasi, Durasi dan Luas Irigasi Efektif Diameter Cakupan Irigasi Sprinkler Luas Cakupan Irigasi Sprinkler Persentasi Luas Cakupan Efektif Irigasi Sprinkler Luas Irigasi Efektif 1 Unit Sprinkler Jarak Antar Sprinkler Kapasitas Debit Sprinkler Kapasitas Debit Pompa Jumlah Unit Sprinkler per Rotasi Irigasi Luas Irigasi Efektif per Rotasi Irigasi Dosis Irigasi Puncak Volume Kebutuhan Air per Rotasi Irigasi Durasi Irigasi per Rotasi Irigasi Durasi Maksimum Operasional Pompa Jumlah Total Rotasi Irigasi Luas Irigasi Efektif Total Satuan inci Bar Bar meter meter liter per detik liter per detik meter meter persegi persen meter persegi meter liter per detik liter per detik unit meter persegi milimeter per hari meter kubik Jam Jam Rotasi meter persegi Simbol b b m m l/s l/s m m2 % m2 m l/s l/s m2 mm/hari m3 min jam Rot m2 Nilai Impact Sprinkler Rainbird 2045 PJ 0.5 1.7 4.1 13.6 27.4 0.09 0.53 13.60 145.27 83.29 121.0 11.0 0.10 1.00 10 1210.0 3.67 4.44 1.48 4.9 3 3,63071 V. TEKNOLOGI UNGGULAN MENDUKUNG UPSUS (NEXT TECHNOLOGY) 1. Sensor Curah Hujan 2. Sistem Informasi Sumberdaya Air dan Peta Indeks Kecukupan Air 3. Pengelolaan Iklim Ekstrim dan Perubahan Iklim 4. Pendampingan Melekat Teknologi: pengelolaan air, SL KATAM Terpadu, Buletin Iklim Pertanian 1. Sensor Curah Hujan Getaran • Meningkatkan presisi sensor dengan merubah spesifikasi loadcell dari 1kg menjadi 100 gram (lebih sensitif) • Memvalidasi pengukuran perangkat curah hujan berbasis tekanan terhadap kondisi sebenarnya • Melakukan penyesuaian sistem perangkat lunak sensor dalam komponen mikrokontroler terhadap hasil validasi alat di lapangan 1. Sensor Curah Hujan Getaran Sensor Curah Hujan Berbasis Tekanan Komponen Mikrokontroler pada Sensor Curah Hujan Berbasis Tekanan Socket Hujan Indikator Tegangan Loadcel l Mode Pengatur Waktu Baterai Jam Socket Load Cell Switch Mode Indikator Hujan Tombol Reset LCD Pengatur Kontras Modul Penyimpanan Data Memory Card Socket Tegangan Switch Tegangan 3. Penyusunan ATLAS Sumberdaya Air A. IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN IRIGASI Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System) 1. Pilih Project Information Membuat Informasi Project 2. Pilih Map(daerah project) 3. Atur periode waktu analisis sesuai dengan data curah hujan yang dimiliki Membangkitkan data hidrograf debit level kecamatan Hidrograf debit dibangkitkan pada titik outlet sungai yang berpotongan dengan batas administratif kecamatan 3. Potensi Ketersediaan Air Pulau Sulawesi Sebaran SWS di Pulau Sulawesi Sebaran Potensi Air Tanah 3. ANALISIS DAN PENGEMBANGAN INFORMASI SUMBER DAYA IKLIM DAN AIR UNTUK ANTISIPASI DAN ADAPTASI IKLIM EKSTRIM DAN PERUBAHAN IKLIM KELUARAN RPTP • Data/informasi • Teknologi • Rencana Aksi /RTL • Rekomendasi Kebijakan KELUARAN 1. Sistem informasi dan komunikasi iklim untuk program aksi pertanian serta rekomendasi kebijakannya 2. Analisis dan peta tingkat kerentanan pangan terhadap anomali iklim (ElNino dan La Nina) dan strategi penanggulangan/antisipasi dan rekomendasi kebijakannya 3. Karakteristik dan potensi sumber daya air alternatif untuk menghadapi anomali iklim serta rancangan strategi dan teknologi pengelolaan (eksploitasi) dalam upaya pengamanan produksi pangan 4. Karakteristik identifikasi wilayah potensial untuk pengembangan IP-300 berdasarkan peta potensi pengembangan kawasan pertanian PJKU untuk menyusun strategi optimalisasi pemanfaatannya 5. Karakteristik peta wilayah/kawasan SDLP rawan kebakaran akibat iklim ekstrim untuk menyusun strategi antisipasi dan kebijakannya 6. Sistem koordinasi dan komunikasi informasi iklim dan air serta hasil-hasil penelitian dan pengembangan terkait dengan antisipasi dan adaptasi iklim ekstrim dan perubahan iklim dan hasil-hasil penelitian dan pengembangan terkait/relevan (terselenggaranya kegiatan komunikasi, seminar dan FGD) TAHAPAN KEGIATAN LPI/Sumber Lain NCOF SI KATAM FORUM DISKUSI IKLIM KEMENTAN • • • • • Anggota NCOF Balitbangtan Biroren Eselon 1 lainnya PERHIMPI - implikasi & resiko iklim - R. Aksi/RT. Lanjut - Implikasi Kebijakan KEG. 1 KEG. 5 KEG. 2 KEG. 3 KEG 6 KEG. 4 • Balitbang • PSP, TP, Horti • SKPD, SH lain Informasi, Teknologi, RA/RTL, startegi & Rek.Kebijakan 4. PENDAMPINGAN AKTIF DAN MELEKAT TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR DAN IKLIM UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM 1. Model pendampingan petani untuk pengembangan teknologi pengelolaan air terpadu berbasis model FSV 2. Model pendampingan petani untuk pengembangan Katam dan Kapan spesifik lokasi 3. Model pendampingan petani untuk pengembangan teknologi pengelolaaan air hemat energi berbasis pompa radiasi surya 83 5. Buletin Iklim Pertanian (terbit setiap bulan) Memuat Informasi 1. Prakiraan curah hujan bulanan, 2. Analisis neraca air, 3. Analisis standing crop, 4. Analisis dampak banjir dan kekeringan terhadap tanaman Pajale 5. “current isu” 84