6 BAB II TINJAUAN DATA 2.1. Tinjauan Data Umum 2.1.1 Film

advertisement
6
BAB II
TINJAUAN DATA
2.1.
Tinjauan Data Umum
2.1.1 Film Sebagai Komunikasi Masa
Sejak awal kemunculannya, film selalu mendapat perhatian banyak
dari masyarakat tidak hanya karena teknologi yang digunakan, tetapi juga
karena kemampuannya menghibur bahkan mempengaruhi masyarakat.
Potensi film untuk ‘menghipnotis’ masyarakat ini kemudian dilihat oleh
pihak – pihak yang memiliki kepentingan tertentu dan menjalankan
propaganda melalui film. Karena dilakukan oleh sumber yang lebih sedikit
daripada target, dalam hal ini khalayak luas, maka propaganda yang
dilancarkan melalui film merupakan salah satu bentuk komunikasi massa.
Untuk melihat potensi film sebagai media komunikasi massa yang cukup
ampuh menyampaikan pesan kepada penonton, pemahaman tentang
komunikasi massa itu menjadi syarat utama.
Film pada hakekatnya adalah medium komunikasi massa sebagaimana
terlihat dari ciri – cirinya:
1. Sifat Informasi
Film lebih dapat menyampaikan informasi yang matang dalam konteks
yang lebih utuh dan lengkap. Maka informasi dari film dapat diserap
khalayak secara mendalam.
2. Kemampuan Distorsi
Film sama seperti media massa lainnya dibatasi oleh ruang dan waktu.
Untuk mengatasi itu, film menggunakan distorsi dalam pembuatannya, baik
ditahap perekaman gambar, maupun pemaduan gambar yang dapat
menempatkan informasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
3. Situasi Komunikasi
Film lebih dapat membawakan situasi komunikasi yang khas sehingga
menambah intensitas keterlibatan khalayak. Film menimbulkan keterlibatan
yang lebih intim. Keterlibatan penonton dengan suatu film dapat melepas dia
dari realitas kehidupan yang sesunggunya.
4. Kredibilitas
Situasi komunikasi film dan keterlibatan emosional penonton dapat
menambah kredibilitas suatu produk film. Hal itu dimungkinkan karena
penyajian film disertai dengan perangkat kehidupan yang mendukung.
5. Struktur hubungan
Khalayak film dituntut untuk membentuk kerangka komunikasi yang
baru setiap kali menonton film agar mendapatkan persepsi yang tepat.
6. Kemampuan perbaikan
Karena tidak memerlukan kecepatan dan kesegaran, film dapat dibuat
lebih teliti. Namun setelah titik tertentu, film tidak dapat lagi dapat diperbaiki,
kecuali dengan pemotongan. Jadi tidak ada ralat seperti di media massa
lainnya.
7. Kemampuan referensi
Khalayak film mengalami kesulitan referensi dibandingkan dengan
khalayak media massa lainnya. Khalayak film harus dapat menyerap
informasi pada saat menerima. Kesalahan persepsi dan pengertian tidak dapat
diperbaiki, apalagi jika penonton tidak atau belum terbiasa dengan bahasa
film yang digunakan.
Film, seperti yang diungkapkan Real ( 1996:89 ) merupakan mass
mediated culture yaitu penggambaran budaya sebagaimana adanya seperti
yang terdapat dalam berbagai media massa kontemporer, baik tentang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
golongan elit, awam, orang terkenal maupun budaya asli masyarakat. Film
juga mampu menjadi agen sosialisasi tradisonal dalam masyarakat, keluarga,
sekolah atau ajaran agama dan membangun hubungan langsung dengan
individual. Walau bagaimanapun bentuk tanggapan dari khalayak terhadap
pesan yang terkandung dalam film, akan dipengaruhi oleh si khalayak
sebelumnya, baik pengalaman sosial maupun budaya. Selain itu, sebagaimana
layaknya media massa lain yang dianggap mampu dan memiliki kekuatan
untuk membentuk masyarakat, demikian pula sama halnya dengan film. Film
juga mampu mempengaruhi dan membentuk budaya atau kehidupan
masyarakat sehari – hari.
Selain itu, film juga berpotensi menjadi sumber pendidikan informal,
melalui isi pesan yang dikandungnya, tidak peduli bagaimana cara pesan itu
disampaikan. Namun yang pasti, isi pesan yang dikandungnya tidak bebas
dari nilai – nilai yang terkandung, seperti bias ideologi dan politik dari si
pembuat film tersebut.
2.1.2 Definisi Film
Film adalah gambar-hidup yang juga sering disebut movie. Film
secara kolektif sering disebut sebagai sinema. Sinema itu sendiri
bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya
merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia
para sineas sebagai seluloid.
Pengertian
secara
harafiah
film
(sinema)
adalah
Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya)
+ graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya
adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak
dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita
sebut dengan kamera.
Film
adalah
sekedar
gambar
yang
bergerak,
adapun
pergerakannya disebut sebagai intermitten movement, gerakan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
muncul hanya karena keterbatasan kemampuan mata dan otak
manusia menangkap sejumlah pergantian gambar dalam sepersekian
detik. Film menjadi media yang sangat berpengaruh, melebihi mediamedia yang lain, karena secara audio dan visual dia bekerja sama
dengan baik dalam membuat penontonnya tidak bosan dan lebih
mudah mengingat, karena formatnya yang menarik.
Menurut UU Perfilman Nomor 8/1992, Film adalah karya cipta
seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandangdengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam
pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran
melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan
atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan
dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;
2.1.3 Klasifikasi Film
Film dapat di kategorikan menjadi beberapa jenis yang di tinjau dari
genrenya, yaitu :
- Film Action
Action adalah Jenis film yang mengandung banyak gerakan dinamis para
aktor dan aktris dalam sebagian besar adegan film, seperti halnya adegan
baku tembak, perkelahian, kejar mengejar, ledakan, perang dan lainya,
beberapa film yang terkenal adalah:, Serigala Terakhir ( 2009), Merantau
(2009), Tarung (2011), Gending Sriwijaya (2013), Sang Pemberani
(2014), Guardian (2014) , Killers (2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Gambar 2.1 Poster Film The Raid 2 Berandal (2014) karya Gareth Evans
- Film Adventure
Film Adventure adalah Jenis film yang menitik beratkan pada sebuah alur
petualangan yang sarat akan teka teki dan tantangan dalam berbagai
adegan film. Anggrek Bulan (1948), Piso Komando (1967), Perawan
Rimba ( 1982), Ekspedisi Harta Karun (1990), Ekspedisi Mahadewa
(2006) Para Pemburu Gajah (2014)
Gambar 2.2 Poster Film 5 Cm (2012) Karya Rizal Mantovani.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
- Film Animasi (2D atau 3D)
Film Animasi adalah Jenis film kartun animasi dengan berbagai alur cerita.
Biasanya genre film ini memiliki sub genre hampir sama dengan genre
utama film non animasi. Dulu film bergenre ini hanya bisa dinikmati anakanak, tetapi di era perfilman modern seperti sekarang industri film animasi
sudah mengembangkannya hingga bisa dinikmati banyak kalangan, dan
film animasi pertama dengan karakter Mickey Mouse dan Donal Duck di
perkenalkan oleh Walter Elias Disney atau lebih dikenal sebagai Walt
Disney.
Gambar 2.3 Poster Film Battle of Surabaya (2012) karya Aryanto Yuniawan yang
mengkisahkan petualangan Musa, remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir
bagi perjuangan pejuang arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa
pertempuran dahsyat 10 November 1945 di Surabaya.
- Film Biography
Film Biography adalah Jenis film yang mengulas sejarah, perjalanan hidup
atau karir seorang tokoh,ras dan kebudayaan ataupun kelompok. Tales of
The Gun (1998), Earthlings (2005), Hiroshima (2005), Soekarno (2013),
Habibie & Ainun (2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Gambar 2.4 Poster Film Habibie & Ainun (2012) karya Faozan Rizal, tentang
perjalanan hidup Pak Habibie dan juga kisah cintanya dengan Ibu Ainun.
- Film Fantasi
Film Fantasi adalah film yang penuh dengan khayalan atau sesuatu yang
tidak benar - benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja,
contoh film fantasi indonesia: Aladin dengan Lampoe Wasiat (1941), Tiga
Pendekar Teruna (1952), Bawang Merah Bawang Putih (1953), Kisah Tudjuh
Bidadari (1953), Lahirnja Gatotkatja (1960), Darna Ajaib (1980)
Gambar 2.5 Poster Film Aladin dan Lampu Wasiat (1980) karya Sisworo
Gautama Putra
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
- Film-Noir
Film-Noir adalah sebuah istilah sinematik yang digunakan untuk
menggambarkan gaya film Hollywood yang menampilkan drama-drama
kriminal, khususnya yang menekankan keambiguan moral dan motivasi
seksual.
- Film History
History adalah Jenis film yang mengandung cerita masa lalu sesuai dengan
kejadian dan peristiwa yang telah menjadi sebuah sejarah.
- Film Horor
Film horor adalah film yang berusaha untuk memancing emosi berupa
ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur cerita mereka sering
melibatkan
tema-tema kematian,supranatural,
atau penyakit
mental.
contoh film - film horor indonesia: Pengabdi Setan (1980),Ratu Ilmu
Hitam (1981), Sundel Bolong (1981), Dukun Lintah (1981), Bayi Ajaib
(1982), Bisikan Arwah (1988), Malam Satu Suro (1988)
Gambar 2.6 Poster Film Malam Satu Suro (1988) karya Sisworo Gautama Putra
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
- Film Mystery
Mystery adalah Jenis film yang mengandung alur cerita yang penuh akan
teka-teki untuk mengungkap inti dari film tersebut, seperti dalam film
Psycho (1960), The Long Good Friday (1980), The Green Mile (1999),
The Lord Of The Rings (2001), Harry Potter(2001)
- Film Sport
Merupakan salah satu Film yang cukup di gemari masyarakat banyak, Alur
Cerita Biasanya di ambil dari dari kehidupan nyata sang olahragawan atau
menceritakan tentang olahraga Populer yang sering dilakukan atau di
alami sendiri oleh Penontonnya, seperti film Rocky (1976), Love &
Basketball (2000) Goal! The Dream Begins (2005), Garuda di Dadaku
(2009), Moneyball (2011), Warrior (2011), Rush (2013).
Gambar 2.7 Poster Film Tendangan Dari Langit karya Hanung Bramantyo
mengkisahkan tentang seorang anak yang mempunyai mimpi besar untuk menjadi
pemain bola profesional.
- Film Thriller
Thriller adalah Jenis film yang penuh dengan aksi menegangkan dan
mendebarkan dan biasanya Tipe alur ceritanya biasanya berupa para
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
jagoan yang berpacu dengan waktu, penuh aksi menantang, dan
mendapatkan berbagai bantuan yang kebetulan sangat dibutuhkan untuk
menggagalkan rencana-rencana kejam para antagonis yang lebih kuat dan
lebih lengkap persenjataannya. Seperti dalam film Psycho (1960), Panic
Room (2002), Saw (2004), The Number 23 (2007), Vacany (2007), The
Killing Room (2009).
- Film WAR
Film perang adalah genre film yang berkaitan dengan perang, biasanya
sekitar angkatan laut, angkatan udara atau angkatan darat, kadang-kadang
fokus pada tawanan perang, operasi rahasia, pendidikan dan pelatihan
militer atau topik terkait lainnya. Kadang film perang juga fokus pada
kehidupan sehari-hari militer atau sipil dalam masa perang tanpa
menggambarkan pertempuran. Kisah – kisah mereka mungkin fiksi,
berdasarkan sejarah, dokumenter, drama, biografi, atau bahkan fiksi
sejarah alternatif. Seperti contoh dalam film berikut: Gone with the Wind
(1939), Casablanca (1942), The Great Escape (1963), Black Hawk Down
(2001), 300: Rise of an Empire (2014)
Gambar 2.8 Poster Film Darah Garuda (2010) karya Yadi Sugandi dan Conor
Allyn Latar cerita film ini diambil berdasarkan sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1947.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2.1.4 Film Menurut Formatnya
Menurut formatnya, film dibagi menjadi:
- Pita Seluloid
Pita Film Seluloid adalah sejenis plastik yang berbahan nitroselulosa yang
di temukan oleh George Eastman pada tahun 1884, pita seluloid ini
merupakan media perintis film di masanya. Dalam penggunaannya, pita
seluloid tidak bisa merekam gambar secara langsung, diperlukan media
rekam lain yaitu DAT (Digital Audio Tape) untuk melakukan perekaman
gambar. Pita Seluloid terdiri dari beberapa ukuran yaitu: 8mm, 16mm,
35mm, dan 70mm.
Gambar 2.9 Pita Seluloid dalam sebuah reel film
- Pita Magnetik
Pita magnetik adalah alat untuk merekam atau menyimpan informasi yg
terbuat dari campuran plastik dan ferric oxide, merupakan media film yang
menggunakan format video dengan bahan dasar pita magnetic, diantaranya
adalah: U Matic, Betacam SP, Digital Betacam, Betamax, VHS, S-VHS,
Mini DV, DV, DVCAM, DVPRO. 1 buah kaset (tape) Betacam SP dapat
berdurasi 30 menit, 60 menit, dan 90 menit. Format film ini cenderung
mudah dalam perawatannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Gambar 2.10 VHS atau Video Home System yang dikembangkan oleh Victor
Company of Japan, Limited (JVC) dan dirilis di Eropa/Asia pada
bulan September 1976.
- Digital Disk
Digital Disk merupakan media penyimpanan moderen yang yang
digunakan untuk menyimpan data dan diperkenalkan secara resmi pada
tahun 1982, digital disk terbagi menjadi beberapa macam, diataranya
adalah: VCD, DVD, Blue Ray Disc, dan lain sebagainya.
Gambar 2.11 Cakram DVD-RW berkapasitas 4,7 GB
2.1.5 Kru Produksi Film
Proses Produksi Film dapat dikatakan sebagai sebuah system, antara
komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Proses produksi melibatkan orang –
orang yang kompeten di bidangnya, berdedikasi tinggi dan mempunyai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
kemampuan untuk bekerjasama dalam tim yang baik. Adapun tim tersebut
dapat terdiri atas :
- Producer
Penanggung jawab penuh atas keseluruhan proses dalam pembuatan film.
Tugasnya adalah mencari crews utama seperi Director/Sutradara, Director
of Photography (DOP)/Penata Fotografi, Art Director/Penata Artistik dan
lainnya, juga mengkoordinasi, mengawasi, mengontrol keseluruhan proses
pembuatan film dari mulai development hingga distribution. Produser
terlibat dan terjun langsung dalam segala proses pembuatan film, termasuk
mencari keseluruhan crew, dana, mengatur jadwal/scheduling, mencari
lokasi hingga shooting, dan pendistribustrian. Produser juga harus bisa
mengatur dana dan memasarkan film. Selain itu produser juga harus
punya sense of business, pengetahuan tentang produksi film, dan
prosesnya.
- Executive Producer
Adalah produser yang tidak terlibat langsung dalam pembuatan film, tapi
lebih berperan dalam mencari dana dan sponsor.
- Line Producer
Mengurus pemasukan dan pengeluaran produksi atau production budget,
dan menjadi penghubung antara Studio ke produser dan production
producer. Diberi nama ‘line’ karena tugas utamanya adalah mengurus
(lining up) dan bertanggung jawab atas apa saja yang diperlukan.
Cerita dapat ditulis oleh beberapa posisi yang disebut berikut ini:
- Scriptwriter atau Screenwriter
Memiliki kontrak dengan produser untuk menulis script atau script sudah
jadi diberikan/dijual kepada produser untuk di-film-kan atau cerita itu
disukai produser dan diminta untuk difilmkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
- Director
Bertanggung jawab atas seluruh yang terjadi di set dan terlihat dalam
frame, mengatur setiap shot, mengatur isi/konten dan flow film. Men-direct
aktor, memilih lokasi, teknik dalam film seperti posisi kamera, jenis shot,
framing, letak lighting, design set, memilih properti, hingga segala detail
dalam tiap frame yang ditayangkan. Director memiliki kekuatan dan
tanggung jawab besar serta bawahan langsung Produser. Bahkan di
beberapa produksi, peran Director dan Produser dipegang oleh satu orang.
- First Assistant Director
Membantu Production Manager dan Director, memastikan produksi
berjalan sesuai rencana, membuat nyaman lokasi sehingga seluruh crew
dan cast dapat bekerja dengan baik.
- Second Assistant Director
Membantu First Assistant Director, mengurus background action dan
mengkoordinasi extras, membuat Call Sheet agar semua crew tahu jadwal
dan detail pada saat shooting.
Gambar 2.12 seorang Director yang sedang mengatur penempatan framing
camera.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Saat shooting, semua yang ada di set sudah dirancang sedemikian rupa yang
merupakan tugas dari posisi Art, yaitu :
- Location Manager
Mengawasi tugas Location Department dan melaporkannya pada
Production Manager dan Assistant Director. Bertanggung jawab atas
lokasi shooting, dan membantu Producer/Finance meminimalkan budget
lokasi.
- Production Designer
Disebut juga Creative Director. Bertangung jawab meng-create apapun
yang masuk dalam frame (ditonton penonton), dan bekerjasama erat
dengan Director dan Cinematographer.
- Set Designer
Men-design set untuk mendukung jalan cerita. Membuat lokasi sesuai
mungkin dengan cerita.
Gambar 2.13 desain set dalam film Harry Poter di Warner Bros Studio london
- Art Director
Terdiri dari seniman dan pekerja seni yang bertugas memberikan laporan
kepada Production Designer tentang desain yang sudah dibuat sesuai yang
diinginkan Production Designer yang mendukung jalan cerita.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
- Construction Coordinator
Mengawasi konstruksi set. Memesan material yang diperlukan, barangbarang konstruksi besar yang dikerjakan oleh tukang kayu, tukang cat, dan
buruh.
- Property Master
Mencari dan me-manage semua properti sekecil apapun.
- Costume Designer
Menyediakan kostum dan pakaian yang dikenakan karakter. Juga
mengurus desain, perencanaan, mengorganisir bahan, pembuatan, warna,
bentuk dan semuanya untuk tiap karakter.
- Make-Up Artist
Bekerja dengan make-up, hair, dan special effect untuk penampilan setiap
karakter. Juga memanipulasi karakter dengan make-up seperti membuat
lebih tua, muda, cantik, seram dan sebagainya. Ada juga Body Make-Up
Artist yang fokus dalam mendandani badan/tubuh.
Gambar 2.14 seorang Make-Up Artist yang sedang mempercantik wajah seorang
artis film
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
- Hairdresser
Atau Hair Stylist tugasnya adalah menjaga dan men-style-kan karakter.
Bekerjasama dengan Make-up Artist.
- Special Effect Supervisor
Menyiapkan segala keperluan special effect seperti bom, peluru, terbakar,
dana lainnya dan harus aman dengan bantuan Special Effect Assistant.
Yang dilihat oleh penonton adalah on-sreen/ada dalam frame yang diatur dan
dibuat oleh Camera Crew yang terdiri dari :
- Cinematographer
Orang yang merencanakan dan mengatur bersama dengan Director, juga
berperan sebagai camera person atau orang yang mengoperasikan kamera saat
shooting.
- Director of Photography
Atau DOP adalah chief/pemimpin dari camera dan lighting. DOP yang
menentukan posisi lighting dan framing bersama dengan Director. Biasanya
Director meminta DOP untuk mengambil gambar yang diinginkan, lalu
berdiskusi dengan DOP, dan DOP yang mewujudkan apa yang diinginkan
Director.
- Camera Operator
Crew yang mengoperasikan kamera, memegang kamera, merekam dan
melaksanakan apa yang diminta oleh DOP. Kalau DOP bukanlah Camera
Operator.
- First Assistant Camera
Disebut juga Focus Puller. Tugasnya mengatur focus saat pengambilan atau
perekaman gambar. Juga menyiapkan kamera sebelum digunakan dan
membereskannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
- Second Assistant Camera
Atau Clapper, yaitu bertugas mengoperasikan clapperboard di setiap awal
shot. Terkadang berperan ganda sebagai Film Loader.
Gambar 2.15 Cinematographer dan Director yang sedang mengatur letak camera
Produksi suara juga penting diperhatiakan dalam setiap produksi. Inilah crew
special untuk sound:
- Production Sound Mixer
Mengepalai departemen suara. Bertanggung jawab merekam semua suara
saat memfilmkan. Termasuk memilih jenis mic, mengoperasikan alat
sound recorder dan mixing sinyal audio.
- Boom Operator
Asisten dari Production Sound Mixer yang tugasnya membantu
mengoperasikan mic agar suara utama terdengar jelas, suara ambient tetap
ada tetapi tidak mengganggu dan boom tidak masuk frame.
Bagian lighting biasa disebut grip bagi yang sudah mahir dan terlatih.
Tugasnya berhubungan dengan Electrical Depatrment, terdiri dari :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
- Key Grip
Kepala Grip di set dan Set Operations Department. Bekerjasama dengan
DOP mengatur penempatan hingga mencapai lighting yang diinginkan dan
blocking.
- Gaffer
Kepala dari Electrical Department yang bertugas mendesain dan
mengeksekusi distribusi elektrikal dan merencanakan lighting. Di credit
biasa ditulis sebagai Chief Lighting Electrical.
Setelah proses produksi, semua footage lalu diberikan ke post-production
yang sebagian besar diurus oleh Producer, Director ,dan para crew Editor.
- Offline Editor
Editor utama, bertugas merangkai keseluruhan video hasil shooting dalam
timeline/jalur carita sesuai script yang lalu dipotong-potong bagian tertentu
sesuai dengan feeling Editor. Setelah lebih mengerti dan mendapat jalan
cerita yang benar, bersama dengan Director mengedit ulang menjadi
susunan yang lebih rapi hingga akhirnya hasil editan di lock dan jadi hasil
sesungguhnya (picture lock).
- Online Editor
Memberikan special visual effect. Yang paling utama adalah coloring hasil
picture lock dari Offline Editor agar sesuai dan dapat diberi sentuhan
estetik. Selanjutnya masuk ke special effect dan pemberian sound mixing,
dari suara dialog hingga backsong.
- Assistant Editor
Tugasnya adalah membantu Offline Editor untuk filing semua data video
hasi shooting dalam file terpisah-pisah, file naming dan pemberian nama
dan/atau keyword. Selain itu juga menyusun semua video sesuai jalan
cerita dari script.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
- Sound Designer
Atau Supervising Sound Designer, bertanggung jawab di post-pro
memberi suara pada film. Kadang bisa dengan kemampuan khusus atau
bekerjasama dengan Director dan Editor mem-balance suara.
2.1.6 Sejarah Film
Berbagai percobaan dilakukan semenjak awal abad ke-19 untuk
menciptakan sebuah pesawat yang dapat memancarkan gambar yang dapat
bergerak.
Langkah pertama ke
arah sinematografi
dilakukan
oleh
E.Muybridge, seorang petualan Ingris yang imigrasi ke California pada tahun
1849. Ia adalah seseorang yang menggemari taruhan balap kuda. Pada tahun
1877, Muybridge menempatkan 12 kamera sepanjang jalur lapangan dan
merentangkan tali – tali menyebrangi jalur. Setiap kuda yang melewatinya
diabadikan oleh satu kamera. Muybridge merealisasikan semua gerakan asli
dan memproyeksikan dengan lentera ajaib.
Pada tahun 1888, Thomas A. Edison menemukan kamera gambar
bergerak bernama kinematografi. Kemudian pada tahun 1885 dua bersaudara
Perancis, Auguste dan Louis Lumiere (dikenal dengan nama Lumiere
bersaudara)
mengembangkan
penemuan
Edison
sehingga
ditemukan
peralatan yang dapat mengambil gambar bergerak (film), memperbanyak,
serta memproyeksikan ke layar (Screen play). Penemuan – penemuan terus
berkembang, apalagi setelah penemuan Lumiere mengundang banya peminat
produser film karena keberhasilannya menyajikan film yang baik saat itu.
Teknologi perfilman mencapai kesempurnaan ketika ditemukan
teknologi yang mampu memadukan suara dan gambar (1926 – 1930), suatu
penemuan yang menandakan berakhirnya periode film bisu. Kemudia
teknologi film berwarna semakin memicu gairah para masyarakat film. Juga
berkembangnya film – film unutk siaran televisi dan film tiga dimensi. Dalma
teknologi suara muncul teknologi dolby stereo yang membuat suara film
bermunculan di semua sisi gedung bioskop.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Kehadiran film sebagai meda komunikasi untuk menyampaikan
informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang
mempunyai jangkauan yang sangat luas, mengingat sifatnya yang terbuka,
cakupan yang luas, tidak mengenal usia dan meliputi seluruh lapusan
masyarakat mulai dari anak – anak, remaja, hingga orang dewasa. Luas
jangkauan siaran dan cakupan pemirsanya bukan saja menjadikan film
sebagai media alat untuk mempengaruhi terhadap perkembangan pengetahuan
dan tingkat penyerapan pesan – pesan yang disampaikan melalui media ini
jauh lebih intensif jika dibandingkan dengan media komunikasi lain.
Film dapat dikatakan sebagai suatu penemuan teknologi modern
paling spektakuler yang melahirkan berbagai kemungkinan. Pertama, dalam
pengertian kimia fisik dan teknik, film berarti selaput halus. Pengertian ini
dapat dicontohkan, misalnya pada selaput tipis yang biasa dipakai untuk
melindungi benda – benda seperti dokumen (laminasi). Dalam fotografi dan
sinematografi film berarti bahan yang dipakai untuk segala sesuatu yang
berkaitan dengan foto.
Kedua, film juga mempunyai pengertian paling umum, yaitu untuk
menamakan serangkaian gambar yang bergerak. Obyek itu memperlihatkan
suatu serial gerakan atau momen yang berlangsung secara terus menerus,
kemudian diproyeksikan ke dalam sebuah layer dengan memutarnya dalam
kecepatan tertentu sehingga menghasilkan sebuah gambar hidup. Film juga
merupakan serangkain gambar – gambar yang diambil oleh obyek yang
bergerak memperlihatkan suatu serial peristiwa – peristiwa gerakan yang
berlaku secara berkesinambungan, yang berfungsi sebagai media hiburan,
pendidikan dan penerarangan.
Sebagai salah satu bentuk media informasi maka film secara otomatis
akan membawa dampak, baik itu positif maupun negatif kepada penontonnya.
Untuk meningkatkan kesandan dampak dari film, suatu film diiringi suara
yang dapat berupa dialog atau musik sehingga dialog atau musik tersebut
merupakan alat bantu penguat ekspresi, disamping suara musik, warna yang
mempertinggi tingkat nilai kenyatan pada film sehingga unsur sungguh –
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
sungguh terjadi sedang dialami oleh khalayak saat film diputar makin
terpenuhi.
Film meniru alur kesadaran yang kita alami secara mental dan visual.
Sebuah kata bisa memperlambat alur film. Film sangat ahli mempengaruhi
perasaan kita. Seperti puisi, sebuah film disadarkan pada arsitektur irama
(nada), pengarahan perhatian dan simbolisme, dan tidak terlalu banyak
ekspresi literal dan bebas karena film meniru drama puisi, film juga secara
unik ekspresi sering kali mencerahkan dan lebih sering menghibur. Namun,
harus mematuhi hukum tertentu. Film hanya bisa memberikan kita jumlah
informasi terbatas mengenai masyarakat. Budaya dan kehidupan didalam diri
manusia.
2.1.6.1
Sejarah Film Indonesia
Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat
menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film
Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal
pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak
film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara
lain Onky
Alexander, Meriam
Bellina, Lydia
Kandou, Nike
Ardilla,Paramitha Rusady, Desy Ratnasari.
Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih
diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film
Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman
Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir
semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang
dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah
lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah
merebut posisi tersebut.
Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, muncul
film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
penyanyi cilik penuh bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film
musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza danMira
Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini
menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian
panjang di bioskop selama sebulan lebih menandakan kesuksesan film
secara komersil.
Setelah itu muncul film film lain yang lain dengan segmen yang
berbeda-beda
yang
juga
sukses
secara
komersil,
misalnya
film Jelangkung yang merupakan tonggak tren film horor remaja yang
juga bertengger di bioskop di Indonesia untuk waktu yang cukup
lama. Selain itu masih ada film Ada Apa dengan Cinta? yang
mengorbitkan sosok Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ke
kancah perfilman yang merupakan film romance remaja. Sejak saat itu
berbagai film dengan tema serupa yang dengan film Petualangan
Sherina (film
oleh
Joshua, Tina
Toon),
yang
mirip
dengan Jelangkung (Di Sini Ada Setan, Tusuk Jelangkung), dan
juga romance remaja seperti Biarkan Bintang Menari, Eiffel I'm in
Love. Ada juga beberapa film dengan tema yang agak berbeda
seperti Arisan! oleh Nia Dinata.
Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film
nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana
yang
berjudul Pasir
Berbisik yang
menampilkan Dian
Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu
ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di
Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan.
Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku
Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh
kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film
film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta
meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum
selama 12 tahun.
Saat ini dapat dikatakan dunia perfilman Indonesia tengah
menggeliat bangun. Masyarakat Indonesia mulai mengganggap film
Indonesia sebagai sebuah pilihan di samping film-film Hollywood.
Walaupun variasi genre filmnya masih sangat terbatas, tetapi arah
menuju ke sana telah terlihat.

Periode 1900 - 1942
Era
awal
perfilman
Indonesia
ini
diawali
dengan
berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di
daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang
menayangkan berbagai film bisu.
Film
pertama
yang
di Indonesia adalah film
dibuat
pertama
bisu tahun 1926 yang
kalinya
berjudul Loetoeng
Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L.
Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum
ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan
Belanda.
Film
ini
dibuat
dengan
didukung
oleh aktor lokal
oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama
kalinya
pada
tanggal 31
Desember, 1926 di teater Elite
and
Majestic, Bandung.
Setelah sutradara Belanda memproduksi film lokal, berikutnya
datang Wong bersaudara yang hijrah dari industri film Shanghai.
Awalnya hanya Nelson Wong yang datang dan menyutradarai Lily
van Java (1928) pada perusahaan South Sea Film Co. Kemudian
kedua adiknya Joshua dan Otniel Wong menyusul dan mendirikan
perusahaan Halimoen Film.
Sejak tahun 1931, pembuat film lokal mulai membuat film bicara.
Percobaan pertama antara lain dilakukan oleh The Teng Chun dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
film perdananyaBunga Roos dari Tjikembang (1931) akan tetapi
hasilnya amat buruk. Beberapa film yang lain pada saat itu antara lain
film bicara pertama yang dibuat Halimoen Film yaitu Indonesie
Malaise (1931).
Pada awal tahun 1934, Albert Balink, seorang wartawan Belanda
yang tidak pernah terjun ke dunia film dan hanya mempelajari film
lewat bacaan-bacaan, mengajak Wong Bersaudara untuk membuat
film Pareh dan mendatangkan tokoh film dokumenter Belanda, Manus
Franken, untuk membantu pembuatan film tersebut. Oleh karena latar
belakang Franken yang sering membuat film dokumenter, maka
banyak adegan dari film Pareh menampilkan keindahan alam Hindia
Belanda. Film seperti ini rupanya tidak mempunyai daya tarik buat
penonton film lokal karena dalam kesehariannya mereka sudah sering
melihat gambar-gambar tersebut. Balink tidak menyerah dan kembali
membuat perusahaan film ANIF (Gedung perusahaan film ANIF kini
menjadi gedung PFN, terletak di kawasan Jatinegara) dengan dibantu
oleh Wong bersaudara dan seorang wartawan pribumi yang
bernama Saeroen.
Akhirnya
mereka
memproduksi
membuat
film Terang Boelan (1934) yang berhasil menjadi film cerita lokal
pertama yang mendapat sambutan yang luas dari kalangan penonton
kelas bawah.

Periode 1942 - 1949
Pada masa ini, produksi film di Indonesia dijadikan sebagai alat
propaganda politik Jepang. Pemutaran fil di bioskop hanya dibatasi
untuk penampilan film -film propaganda Jepang dan film-film
Indonesia yang sudah ada sebelumnya, ehingga bisa dikatakan bahwa
era ini bisa disebut sebagai era surutnya prodkusi film nasional.
Pada 1942 saja, Nippon Eigha Sha, perusahaan film Jepang yang
beroperasi di Indonesia, hanya dapat memproduksi 3 film yaitu Pulo
Inten, Bunga Semboja dan 1001 Malam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Lenyapnya usaha swasta di bidang film dan sedikitnya produksi
yang dihasilkan oleh studio yang dipimpin oleh Jepang dengan
sendirinya mempersempit ruang gerak dan kesempatan hidup para
artis dan karyawan film dan pembentukan bintang-bintang baru
hampir
tidak
ada.
Namun
mereka
yang
sudah
dilahirkan
sebagai artis tidaklah dapat begitu saja meninggalkan profesinya.
Satu-satunya jalan keluar untuk dapat terus mengembangkan dan
memelihara
bakat
serta
mempertahankan
hidup
adalah
naik
panggung sandiwara. Beberapa rombongan sandiwara profesional dari
zaman
itu
antara
adalah Bintang
lain
Surabaya, Pancawarna dan Cahaya Timur di Pulau Jawa. Selain itu
sebuah
kumpulan
sandiwara
amatir Maya didirikan,
dimana
didalamnya bernaung beberapa seniman-seniwati terpelajar dibawah
pimpinan Usmar
Ismail yang
kelak
menjadi
Bapak
Perfilman
Nasional.

Periode 1950 - 1962
Hari Film Nasional diperingati oleh insan perfilman Indonesia
setiap
tanggal 30
Maret karena
pada
tepatnya
tanggal 30
Maret 1950 adalah hari pertama pengambilan gambar filmDarah &
Doa atau Long March of Siliwangi yang disutradarai oleh Usmar
Ismail. Hal ini disebabkana karena film ini dinilai sebagai film lokal
pertama yang bercirikan Indonesia. Selain itu film ini juga merupakan
fil pertama yang benar-benar disutradarai oleh orang Indonesia asli
dan juga diproduksi oleh perusahaan film milik orang Indonesia asli
yang bernama Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) dimana
Usmar Ismail tercatat juga sebagai pendirinya.
Selain itu pada tahun 1951 diresmikan pula Metropole, bioskop
termegah dan terbesar pada saat itu. Pada masa ini jumlah bioskop
meningkat pesat dan sebagian besar dimiliki oleh kalangan non
pribumi. Pada tahun 1955 terbentuklah Persatuan Pengusaha Bioskop
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Seluruh Indonesia dan Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh
Indonesia (GAPEBI) yang akhirnya melebur menjadi Gabungan
Bioskop Seluruh Indonesia (GABSI).
Pada masa itu selain PFN yang dimiliki oleh negara, terdapat dua
perusahaan
perfilman
terbesar
di
Indonesia,
yaitu Perfini dan Persari dipimpin oleh Djamaluddin Malik.

Periode 1962 - 1965
Era ini ditandai dengan beberapa kejadian penting terutama
menyangkut aspek politis, seperti aksi pengganyangan film-film yang
disinyalir sebagai film yang menjadi agen imperialisme Amerika
Serikat, pemboikotan, pencopotan reklame, hingga pembakaran
gedung bioskop. Saat itu Jumlah bioskop mengalami penurunan
sangat drastis akibat gejolak politik. Jika pada tahun 1964 terdapat
700 bioskop, pada tahun berikutnya, yakni tahun 1965 hanya tinggal
tersisa 350 bioskop.

Periode 1965 - 1970
Era ini dipengaruhi oleh gejolak politik yang diakibatkan oleh
peristiwa G30S PKI yang membuat pengusaha bioskop mengalami
dilema karena mekanisme peredaran film rusak akibat adanya gerakan
anti imperialisme, sedangkan produksi film nasional masih sedikit
sehingga
pasokan
untuk
bioskop
tidak
mencukupi.
Saat
itu inflasi yang sangat tinggi melumpuhkan industri film. Kesulitan ini
ditambah dengan kebijakan pemerintah mengadakan sanering pada
tahun 1966 yang
menyebabkan
inflasi
besar-besaran
dan
melumpuhkan daya beli masyarakat. Pada akhir era ini perfilman
Indonesia cukup terbantu dengan membanjirnya film impor sehingga
turut memulihkan bisnis perbioskopan dan juga meningkatkan animo
masyarakat untuk menonton yang pada akhirnya meningkatkan
jumlah penonton.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33

Periode 1970 - 1991
Pada masa ini teknologi pembuatan film dan era perbioskopan
mengalami kemajuan, meski di satu sisi juga mengalami persaingan
dengan televisi (TVRI). Pada tahun 1978 didirikan Sinepleks Jakarta
Theater oleh
pengusaha
Indonesia, Sudwikatmono menyusul
dibangunnya Studio 21 pada tahun 1987. Akibat munculnya raksasa
bioskop bermodal besar itu mengakibatkan terjadinya monopoli dan
berimplikasi terhadap timbulnya krisis bagi bioskop - bioskop kecil
dikarenakan jumlah penonton diserap secara besar-besaran oleh
bioskop besar. Pada masa ini juga muncul fenomena pembajakan
video tape.

Periode 1991 - 1998
Di periode ini perfilman Indonesia bisa dikatakan mengalami mati
suri dan hanya mampu memproduksi 2-3 film tiap tahun. Selain itu
film-film Indonesia didominasi oleh film-film bertema seks yang
meresahkan masyarakat. Kematian industri film ini juga ditunjang
pesatnya
perkembangan
televisi
swasta,
serta
munculnya
teknologi VCD, LD dan DVD yang menjadi pesaing baru.
Bertepatan dengan era ini lahir pula UU No 8 Tahun 1992 tentang
Perfilman yang mengatur peniadaan kewajiban izin produksi yang
turut menyumbang surutnya produksi film. Kewajiban yang masih
harus dilakukan hanyalah pendaftaran produksi yang bahkan
prosesnya
bisa
dilakukan
melalui
surat-menyurat.
Bahkan
sejak Departemen Penerangan dibubarkan, nyaris tak ada lagi otoritas
yang mengurusi dan bertanggung jawab terhadap proses produksi film
nasional. Dampaknya ternyata kurang menguntungkan sehingga para
pembuat film tidak lagi mendaftarkan filmnya sebelum mereka
berproduksi sehingga mempersulit untuk memperoleh data produksi
film Indonesia - baik yang utama maupun indie - secara akurat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Pada era ini muncul juga buku mengenai perfilman Indonesia
yaitu 'Layar Perak: 90 Tahun Bioskop di Indonesia yang terbit pada
tahun 1992 dan mengupas tahapan perfilman Indonesia hanya sampai
periode 1991.

Periode 1998 - sekarang
Era ini dianggap sebagai era kebangkitan perfilman nasional.
Kebangkitan ini ditunjukkan dari kondisi perfilman Indonesia yang
mengalami pertumbuhan jumlah produksi yang menggembirakan.
Film pertama yang muncul di era ini adalah Cinta dalam Sepotong
Roti karya Garin
Nugroho.
Setelah
Lesmana dengan Petualangan
itu
muncul Mira
Sherina dan
Rudi
Soedjarwo dengan Ada Apa dengan Cinta? (AADC) yang sukses di
pasaran. Hingga saat ini jumlah produksi film Indonesia terus
meningkat
pesat
meski
masih
didominasi
oleh
tema-tema
film horor dan film remaja. Pada tahun 2005, hadir Blitzmegaplex di
dua kota besar di Indonesia, Jakarta dan Bandung. Kehadiran bioskop
dengan konsep baru ini mengakhiri dominasi Cineplex yang dimiliki
oleh kelompok 21 yang selama bertahun-tahun mendominasi
penayangan film.
2.1.7 Penulis Skenario
Penulis skenario adalah orang yang menulis cerita dan skenario atau
menulis skenarionya saja (cerita dari pihak lain), untuk tayangan film atau
sinetron. Dalam bahasa Inggris disebut Script Writter.1
Penulis skenario berbeda dengan penulis novel meskipun garapan
mereka bisa jadi sama – sama fiksi. Penulis novel bebas menuliskan apa yang
mereka inginkan, menentukan sendiri kapan cerita berakhir dan memutuskan
untuk diserahkan ke penerbit ataupun media lain untuk dipublikasikan.
1
KinoySan. Jadi Penulis Skenario? Gampang Kok!. Penerbit Andi, 2006. Hal 6.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Penulis skenario pada umumnya baru akan menulis skenario untuk PH
tertentu bila penulis itu sudah terikat dengan kontrak dari PH tersebut.
Dalam kasus skenario adaptasi dari cerpen ataupun novel, hal sulit
yang ditemukan adalah menghidupkan karakter. Karena pemakaian suku
orang pertama, “Aku”, pada novel atau cerpen, harus dikarakterkan dan
divisualkan dalam skenario. Karakter “Aku” harus dijabarkan serta
dihidupkan agar penonton dapat mengidentifikasi siapa karakter utama, dan
apa tujuannya di cerita itu. Setelah menghidupkan karakter, selanjutnya
adalah memvisualkan kalimat literatur cerpen atau novel, menjadi kalimat
yang visual agar mudah dipahami oleh crew lain untuk menggarap skenario.
2.1.8 Skenario
Skenario bukan untuk tujuan diterbitkan, tetapi tujuannya adalah
menjadi naskah kerja bagi produser, sutradara, aktor dan pihak – pihak lain
yang terkait dengan proses pembuatan film. Yang mereka cari dari skenario
adalah karakter manusiawi dan emosi, tawa, fantasi, konflik dan isi gagasan.
Menulis skenario bukan semata – mata menyangkut seni kreatitf, tetapi juga
menyangkut keterampilan. Seperti blue-print pada arsitektur, dapat dikatakan
bahwa skenario merupakan blue-print bagi pembuatan film. Skenario dinilai
bukan dari kualitas literernya, tapi lebih kepada kemampuan skenario tersebut
secara efektif memberikan deskriptif visual untuk dilihat serta dialog untuk
didengar.
Secara teknis, kesatuan terkecil film adalah frame. Ruang film juga
dapat dibagi dalam satuan shot yang secara sederhana dapat diartikan sebagai
potongan seluloid. Ruang film juga dapat dibagi dalam satuan scene. Scene
ditentukan oleh peralihan tempat dan atau perubahan waktu. Dengan
demikian apabila tempat, waktu atau keduanya berubah, maka berubah pula
scene-nya. Menyangkut format penulisan skenario, satuan film yang
dijadikan sebagai acuan adalah pembagian shot dan scene, dan berdasarkan
acuan inilah kita mengenal dua format skenario. Skenario dapat dituliskan
berdasarkan satuan shot, yang dikenal sebagai skenario format shoting script.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Sedangkan skenario yang formatnya berdasarkan pada pengelompokan scene
dinamakan skenario format master scene (master-scene screenplay).2
2.1.8.1
Struktur Dramatik
Struktur dalam pengertian latin structura pada mulanya mengacu
pada konstruksi bangunan, yaitu sususan material – material yang
menciptakan kebutuhan arsitektural bangunan; sedangkan kata drama
berasal dari kata Yunani
dran
yang berarti aksi
(action).
Konsekuensinya; dalam drama, struktur tidak hanya berhubungan
dengan materi – materi kongkrit yang statis, tetapi juga gerak,
perubahan dan perkembangan.
Struktur dramatik berbeda dengan cerita (story). Cerita adalah
kejadian aktual, sedangakan struktur dramatik adalah cara cerita
dikisahkan. Cerita adalah materi, struktur dramatik adalah bentuk.
Cerita adalah serangkaian item – item informasi. Tetapi efek yang
timbul pada penonton terjadi bukan pada urutan peristiwa – peristiwa
dalam arti yang sebenarnya, melainkan metoda penyampaiannya.
Struktur dramatik juga berbeda dengan plot. Plot merupakan
organisasi peristiwa – peristiwa dalam cerita. Struktur dramatik
mencakup pengertian yang lebih luas, mengambil dan menata
peristiwa – peristiwa dari cerita ke dalam bentuk.
Struktur terdiri atas peristiwa – peristiwa dari cerita ke dalam
bentuk untuk mencapai mengambil fakta – fakta dari cerita ke dalam
bentuk yang dengan mana cerita mau diekspresikan, menata dalam
beberapa perlakuan untuk mencaoai efek terbaik yang diinginkan
penonton. Struktur dramatik tergantung.3
Dramatik sebuah cerita dipahami sebagai unsur karya film yang
bisa membuat penonton selalu merasa ingin mengikuti cerita film
tersebut hingga akhir. Dengan kata lain, dramatik sebuah cerita
2
3
Armantono. Dasar – dasar Penulisan Skenario Film. Hal 37
Armantono. Dasar – dasar Penulisan Skenario Film. Hal 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
menjadi pengunci perhatian penonton. Misalnya, mengunci empati
penonton ketika ditampilkan adegan yang mengharukan atau
adegagan yang menegangkan. Keberadaan dramatik cerita tersebut
membuat suatu karya film tidak monoton atau berkesan datar.
Tangga dtamatik yang baik merupakan susunan ritmis sebuah alut
cerita dimana level penyelesaian konfliknya semakin meningkat
hingga menuju klimaks di bagian menjelang akhir cerita, disusul
dengan sedikit antiklimaks sebagai penuntasnya.4
2.1.8.2
Pola Tiga Babak
Struktur dramatik film mengacu pada struktur Tiga Babak; yaitu
Babak I yang disebut Babak Awal (Opening, Beginning, Set-up),
Babak II yaitu Babak Tengah (Middle, Development) dan Babak III
atau Babak Akhir (End, Resolution)
Tujuan dari Babak Awal adalah memaparkan latar, karakter,
situasi dan motivasi protagonis. Memberikan informasi vital yang
diperlukan penonton untuk memulai cerita. Kita temukan tokoh –
tokoh prinsip dan mulai terlibat bersamanya. Melalui eksposisi kita
menerima latar belakang yang diperlukan untuk mengisi cerita. Babak
awal menghadapkan protagonis ke dalam situasi yang sulit, konflik
utama, problem yang mendorong cerita ke depan saat protagonis
memutuskan untuk melawan segala rintangan yang menghalangi
tujuannya.
Tujuan dari Babak tengah adalah membangun kesulitan,
hambatan, konflik, suspence, pace, humor, perkembangan karakter
dan pencerahan karakter. Memperlihatkan tahap perjuangan si
karakter
untuk
melawan
bahaya
yang
mengancamnya
serta
menghalangi untuk mencapai tujuannya. Agar penonton tetap duduk
ditempatnya, kita harus menimbulkan ketegangan dan ide – ide segar,
intrik yang kian tajam dan dan mengintensifkan perasaan. Babak
4
Anton Mabruri KN – Penulisan Naskah TV. Hal 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
tengah makin menanjakkan dan memperdalam daya tarik penonton,
intensifikasi, ekspektansi melalui rangkaian komplikasi, krisis,
konflik, subplot dan kesulitan yang membuat penonton semakin ragu
akan mudahnya penyelesaian problem.
Tujuan
sesuatunya,
dari
Babak
khususnya
Akhir
adalah
penyelesaian
menyelesaikan
problem
yang
segala
dihadapi
protagonis. Penonton harus menemukan akhir film yang memuaskan
dan secara emosional terpenuhi dan terselesaikan. Memilih akhir
terhadap suatu cerita adalah absolut untuk mencapai sukses artistik
maupun sukses komersil. Terdapat dua pilihan untuk mengakhiri
cerita: berakhir sedih (unhappy ending) atau berakhir menyenangkan
(happy ending).
Klimaks adalah
akhir
cerita, saat
problem
diselesaikan,
pertanyaan dijawab, ketegangan memuncak, protagonis menghadapi
rintangan
terbesarnya,
melibatkan
konfrontasi
terakhir
antara
protagonis dengan antagonis dan akhirnya penonton mengetahui
bahwa “segala sesuatunya beres sudah”. Titik emosional tertinggi dari
film secara jernih terselesaikan, sekali dan menyeluruh, ketika
protagonis mencapai tujuannya.
Antiklimaks adalah periode penurunan emosional yang mengikuti
klimaks. Setelah level puncak emosional terjadi pada klimaks,
antiklimaks adalah serangkaian scene yang menutup cerita dan
memungkinkan
penonton
menyerap
penuh
(impact)
ending.
Antiklimaks tidak boleh memakan waktu yang panjang, tetapi justru
mengambil waktu yang sangat pendek. Begitu klimaks tercapai
“pesta” pun usai dan tiba waktunya untuk pulang. Meskipun masih
ada sedikit informasi atau sekali lagi suatu imaji yang ingin
ditampilkan, pada prinsipnya semua sudah selesai dan sudah
waktunya untuk menuliskan kata “SELESAI”.5
5
Armantono. Dasar – dasar Penulisan Skenario Film. Hal 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
2.1.9 Treatment
Treatment adalah ringkasan detail dari struktur. Ini termasuk deskripsi
karakter, bagaimana dan kapan karakter – karakter ini muncul. Juga termasuk
deskripsi scene, aksi, garis besar dialog dan kadang – kadang shot (type of
shot). Dalam treatmen, urutan - urutan peristiwanya sudah harus sama denan
urutan – urutan peristiwa yang terjadi pada filmnya nanti. Dalam treatment
kita juga menajamkan esensi plot dan karakterisasi dan membuatnya
semenarik mungkin.
Menggunakan treatment sebagai kerangka skenario, kita sudah mulai
menyusun kerangka dalam scene atau sequence-nya. Salah satu teknik
mengorganisasinya adalah menggunakan kartu indeks. Tuliskan setiap scene
dalam satu kartu kecil, fragmen dari action atau dialog yang masuk dalam
scene ini. Dalam setiap kartu, sebagaimana mengintroduksi karakter baru atau
setting, tuliskan ringkasan deskripsinya. Kemudian taruh dalam whiteboard
dan kemudian kita bisa melihat keseluruhan urutan – urutannya dan
memperbaikinya atau menata ulang urutannya sehingga tercapai struktur yang
baik. Kita juga bisa membuang atau menambahkan kartu yang lain.
Treatment adalah kerangka skenario. Tugas utama treatment,
membuat sketsa penataan struktur dramatik. Dalam bentuk sketsa ini, akan
lebih mudah memindah – mindahkan letak urutan kejadiannya agar benar –
benar tercipta struktur dramatik yang tepat. Penuturan dalam treatment sudah
berupa
penuturan
filmis.
Urutan
kalimatnya
sudah
dikelompok
–
kelompokkan, baik berdasarkan rangkuman isi sebuah scene, maupun
berdasar kelompok kejadian – kejadian yang mempunyai ikatan yang erat
(sequence). Dalam treatment, pokok – pokok dialog juga harus dimasukan.6
2.1.10 Alur dan Plot
Plot adalah jalan cerita atau alur cerita dari awal, tengah hingga akhir.
Akan lebih baik apabila kita mengetahui plotnya sebelum kita menulis
naskah; kita sudah tahu kemana tujuan cerita ini, apa masalahnya, dan
6
Armantono. Dasar – dasar Penulisan Skenario Film. Hal 36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
bagaimana solusinya. Bila tidak, kita bisa kehilangan ide dalam menyambung
cerita dari titik A ke titik B sehingga proses menulis naskah akan mudah
terganggu di tengah jalan atau kita berhenti menulis sama sekali. Struktur
plotline yang diawali konflik, komplikasi, dan resolusinya biasa disebut
dengan drama tiga babak. Struktur ini merupakan struktur dasar dalam
membangun sebuah cerita yang perlu diketahui.
Untuk lebih memahami struktur 3 babak tontonlah film yang sukses
dan analisalah jalan ceritanya. Hal ini membuat perbandingan untuk
merasakan perbedaan sebuah cerita yang berhasil dan yang tidak. Drama tiga
babak sebenarnya adalah jenis drama standar yang mudah dalam
penggarapannya. Konflik yang ditimbulkan dari hubungan antar karakter
justru memperkuat tokoh utama untuk mencapai tujuan akhir dari sebuah
cerita.
Plot tidak hanya diterjemahkan sebagai alur cerita, tetapi plot diartikan
alur cerita yang direkayasa untuk mencapai kesimpulan tertentu. Dengan
demikian satu dari bagian cerita (novel, cerpen, peristiwa sejarah dan lainnya)
dapat dibuat dengan banyak plot, sesuai sudut pandang dan tujuan yang kita
inginkan.
Dalam sebuah plot utama ada sub plot (plot kecil) yang menyertai dan
mempunyai fungsi tidak hanya meramaikan cerita saja melainkan adanya
fungsi sebagai memperkuat informasi cerita dan meningkatkan dramatik
cerita. Jika ada subplot yang tidak berfungsi untuk menunjang plot utama,
harus segera disingkirkan, karena nantinya dapat menjadi cerita tersendiri dan
hal ini akan membingungkan cerita yang kita bangun.7
2.1.11 Karakter
Karakter adalah pemain yang melakukan dialog dalam scene dan
selalu ditulis dalam huruf besar dalam penulisan skenario. Karakter dapat
berupa manusia (laki-laki dan perempuan), hewan, robot, komputer atau
makhluk – makhluk tertentu yang berperan dalam isi dialog. Tentu saja dalam
7
Anton Mabruri KN. Penulisan Naskah TV. Hal 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
beberapa prasyarat dialog yang terjadi, pengucapan tetap dalam dialog bahasa
manusia, umpamanya dialog robot – robot yang bermain dalam film Star
Wars. Ada juga dialog – dialog yang diisi oleh suara asli binatang tersebut
seperti dalam fim Rin Tin Tin, AIR BUD, atau film lainnya yang melibatkan
binatang sebagai tokoh sentral.
Karakter dalam skenario mencerminkan peranan, emosi, keterampilan
dan tugas – tugas serta tujuan yang harus dicapai dalam tugas yang di
embannya. Jalannya sebuah cerita dalam skenario ditentukan dari gerak dan
motivasi sang karakter dari awal hingga akhir cerita selesai. Karakter
menjalankan cerita. Secara garis besar terdapat pembagian jenis – jenis
karakter yang mewarnai sebuah cerita.
2.1.11.1 Karakter Protagonis
Karakter ini sering disebut sebagai karakter utama. Ia mewakili
sisi kebaikan dan mencerminkan sifat – sifat kebenaran yang
mewarnai aktivitasnya dalam cerita. Pada beberapa naskah, karakter
ini biasanya memiliki sosok pahlawan, pembela kebenaran atau tokoh
yang memikul tanggung jawab.
2.1.11.2 Karakter Sidekick
Karakter ini berpasangan dengan karakter protagonis. Tugasnya
membantu setiap tugas yang diemban sang karakter protagonis.
Karakter in biasanya bertindak sebagai teman, penjaga, penolong atau
guru yang membantu proganis.
2.1.11.3 Karakter Antagonis
Karakter antagonis selalu berlawanan dengan karakter protagonis.
Ia selalu berupaya menggagalkan setiap upaya karakter protagonis
dalam menyelesaikan tugas dan bertanggung jawabnya. Kita sering
melihat karakter ini dilambangkan sebagai musuh atau orang jahat
yang berhadapan langsung dengan tokoh protagonis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
2.1.11.4
Karakter Kontagonis
Kontagonis adalah karakter yang membantu setiap aktivitas
karakter antagonis dalam menggagalkan langkah sang protagonik.
Tokoh ini biasanya dilambangkan sebagai tokoh yang licik. Pada
cerita perwayangan, tokoh kontagonis yang sangat terkenal adalah
Sangkuni, penasihat Duryudana.
2.1.11.5
Karakter Skeptis
Sesuai dengan sifat skeptis yang disandangnya, tokoh ini adalah
karakter yang paling tidak peduli terhadap aktivias yang dilakukan
sang tokoh protagonis. Ia selalu menganggap tokoh protagonis sebagai
pecundang. Walaupun bukan lawan, tokoh ini selalu muncul
mengacaukan segala rencana yang dijalankan sang protagonis. Tokoh
ini dilambangkan sebagai sosok yang keras kepala, mau menang
sendiri, pimipinan dari tokoh protagonis atau tokoh yang selalu
mencurigai gerak – gerik tokoh protagonis.8
2.1.12 Penyutradaraan
Penyutradaraan adalah proses memvisualkan cerita dari bentuk
skenario menjadi bentuk audio visual dengan didukung teknik – teknik tim
kreatif. Penyutradaraan dilakukan oleh orang yang biasa disebut dengan
Sutradara.
Sutradara merupakan orang terpenting dalam pembuatan film, ia
bekerja mulai dari pra-produksi, produksi hingga pasca-produksi. Namun
kerja seorang sutradara lebih tampak pada saat proses produksi yang dimana
ia mengarahkan para aktor dan kru saat syuting. Sutradara juga mengontrol
aspek-aspek artistik dan dramatis suatu film, disamping membimbing para
kru teknis dan aktor.
8
Sony Set & Sita Sidharta. Menjadi Penulis Skenario Profesional. Hal 74.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Film merupakan sebuah media. Ada sutradara yang membuat film
untuk curhat. Ada sutradara yang membuat film untu menyampaikan sesuatu
yang membuat mereka gelisah. Ada sutradara yang membuat film pesanan.
Ada sutradara yang membuat film untuk berbicara. 9
Seorang Sutradara bertanggung jawab dalam mengawasi aspek kreasi
sebuah film, bahkan mereka juga sering mengembangkan visi sebuah film
dan menentukan bagaimana film itu terlihat nantinya. Intinya, seorang
Sutradara "menyulap" naskah diatas kertas menjadi tayangan di layar.
Tanggung jawab seorang sutradara tak hanya itu, mereka juga harus
menentukan camera angles, camera movement, special effect, visual effect,
pencahayaan dan masih banyak hal-hal teknis lainnya. Dan dalam
mengerjakan semua itu, sutradara dibantu oleh kru khusus yang telah
diangkat seperti sinematografer, art director, production designer, dan lainlain. Namun dalam kasus lain, tak sedikit sutradara yang ikut terlibat dalam
pembiayaan produksi, penulisan naskah dan juga peng-editan filmnya.
Dalam proses produksi, tak menutup kemungkinan kru terbagi
menjadi dua unit, biasanya ini dilakukan agar proses produksi menjadi lebih
cepat itupun tergantung keputusan sutradara sendiri, apakah ia butuh second
unit atau tidak. Namun jika memang sutradara membutuhkan second unit,
maka kedua unit itu harus menjaga komunikasi, dalam artian unit kedua ini
wajib melaporkan segala kegiatannya pada sutradara dan kru inti lainnya
(seperti sinematografer, stunt choreographer, penata rambut, dll) supaya
semuanya bisa sesuai. Agar proses syuting berjalan lancar, biasanya sutradara
menggunakan storyboard untuk meng-ilustrasikan urutan /sequences dan
konsep. Setelah proses produksi, sutradara pun ikut berperan penting dalam
paska produksi, ia bekerja sama dengan editor untuk memastikan emosional
dari setiap scene, serta menentukan visual yang lebih cocok dan sesuai
dengan naskah agar terlihat sempurna di layar. Selain itu, sutradara pun
berhak menyarankan mengenai komposisi warna dalam gambar agar terlihat
9
Haqi Achmad. My Life As Fim Director. Hal 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
lebih bagus di layar. Serta ia pun berpartisipasi dalam proses sound
mixing dan music composition.
2.1.13 Modal Penyutradaraan
Menjadi seorang sutradara tidak hanya membutuhkan suara lantang
saat berteriak action dan cut. Lebih dari itu, sutradara haruslah memiliki bekal
dan syarat – syarat khusus. Kesabaran mengelola produksi, wawasan luas
tentang seluk bekuk produksi, kejelian kontinuitas, serta ketelitian
sinkronisasi adalah beberapa kunci sukses.
Seorang sutradara memerlukan hal teknis dan non-teknis. Hal teknis
berupa tata cahaya, pemahaman kamera dan editing, serta hal bersifat teknis
lainnya. Beberapa hal yang mendukung dalam proses pembuatan film,
diantaranya;
2.1.13.1 Cita Rasa Seni
Cita rasa senin yang dimaksudkan disini adalah kekhasan seorang
sutradara saat mengemas karya filmnya. Termasuk juga kreativitasnya
dalam menyajikan film agar tidak terkesan dipaksakan atau bahkan
kurang berkualitas meskipun skenarionya ringan.
2.1.13.2 Memahami Karakter Penonton
Pemahaman terhadap penonton menjadi penilaian tersendiri bagi
seorang sutradara. Pemahaman tersebut akan membuat karyanya
membumi dan menyentuh sasaran ruang bidiknya.
2.1.13.3 Alternatif Rencana
Sutradara harus dapat mewaspadai kendala dan hambatan yang
mungkin terjadi. Dia harus memiliki alternatif rencana sebagai strategi
jika plan A tidak berjalan dengan menyediakan plan B dan seterusnya
agar produksi tak terhenti hanya karena beberapa kendala kecil saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Sutradara harus yakin dengan kemampuannya mengatasi keadaan di
lapangan.
2.1.13.4 Penempatan Kru Sesuai Bidang Kerja
Kejelian sutradara dibuktikan bukan hanya dengan cara
menentukan eksekusi gambar. Pada tahap pra produksi, sutradara
harus bisa menyeleksi kru pelaksana produksi sesuai kemampuan dan
bidang kerjanya sehingga kerjasama dengan bagian lain bisa berjalan
dengan baik.
2.1.13.5 Teknik Pengambilan Gambar dan Tata Cahaya
Teknik dan angle pengambilan gambar adalah kunci pokok
produksi karena disuguhkan dalam sebuah karya film adalah kualitas
gambar dan suaranya. Sutradara yang menguasai dasar teknik
pengambilan gambar akan leih disegani oleh operator kamera karena
tahu benar apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang kameramen
dengan instruksi sutradara tersebut. Sutradara juga perlu eksplorasi ide
– ide segar guna memperkaya shot dengan teknik serta cara – cara
baru pengambilan gambar. Pemahaman tata cahaya diperlukan untuk
mengetahui seperti apa mood dan adegan yang diinginkan oleh
sutradara, sehingga penata cahaya dapat menampilkan warna yang
baik untuk ditayangkan di kamera.
2.1.13.6 Konsep Editing
Mustahil seorang sutradara belum mengerti perkiraan hasil jadi
karya film yang ditanganinya. Jika sutradara masih meraba – raba
konsep filmnya, atau bahkan menyerahkan hasil jadi film sepenuhnya
kepada editor, dijamin karya film tersebut akan kandas ditengah jalan.
Perlu diperhatikan dan perlu diingat bahwa tugas sutradara bukan saja
menjadi komandan eksekusi gambar di lapangan produksi, tetapi juga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
bertanggung jawab dalam tahap pemrosesan penggabungan gambar
dan pemberian seni di proses paskaproduksi.10
2.1.14 Dramaturgi Film
Dramaturgi adalah teori yang mempelajari cerita/naskah skenario di
dalamnya terhadap struktur dramatik, plot atau alur cerita, tema, penokohan
& setting peristiwa. Dasar dari drama adalah konflik, melibatkan karakter
antartokoh kisah cerita dan kesimpulan akhir peristiwa. Cerita harus
menghidupkantokoh manusia yang berlawanan yaitu tokoh protagonis (baik)
vs antagonis (jahat). Dramaturgi merupakan salah satu bentuk dari realitas
sosial. Seseorangyang melakukan interaksi sosial tentunya melakukan suatu
tindakan seperti sedang melakukan pertunjukan drama. Komunikator bisa
disebut juga dengan pemain sandiwara, karena ia menyampaikan pesan
kepada komunikan dengantujuan menjaga identitas secara sosial. Dramaturgi
memahami bahwa dalam interaksi antar manusia ada “kesepakatan” perilaku
yang disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud
interaksi sosial tersebut. Dalam dramaturgi komunikator atau aktor memiliki
front stage dan back stage, Front stage adalah bagian pertunjukan yang pada
umumnya berfungsi secara pasti dan umum untuk mendefinisikan situasi bagi
orang yang menyaksikan pertunjukan.11
Di dalam front stage Goffman membedakan antara setting dan front
personal.Setting adalah sesuatu hal yang mengacu pada pemandangan fisik
yang biasanya harus ada disitu jika aktor memainkan perannya. Goffman
melihat bahwa ada perbedaan akting yang besar saat aktor berada di atas
panggung (front stage) dan di belakang panggung (back stage) drama
kehidupan. Kondisi akting di front stage adalah adanya penonton (yang
melihat kita) dan kita sedang berada dalam bagian pertunjukan. Saat itu kita
berusaha untuk memainkan peran kita sebaikbaiknya agar penonton
memahami tujuan dari perilaku kita. Perilaku kita dibatasi oleh konsep-
10
11
Bayu Widagdo & Winastwan Gora. S. Bikin Film Indie Itu Mudah!. Hal 39
George ritzer, The McDonaldization of Society, 2004, hal 298.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
konsep drama yang bertujuan untuk membuat drama yang berhasil.
Sedangkan back stage adalah keadaan dimana kita berada di belakang
panggung, dengan kondisi bahwa tidak ada penonton.
Goffman menjelaskan tentang pertunjukan yang terjadi di masyarakat
untuk memberi kesan yang baik untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan dari
presentasi dari Diri – Goffman ini adalah penerimaan penonton akan
manipulasi. Bila seorang aktor berhasil, maka penonton akan melihat aktor
sesuai sudut yang memang ingin diperlihatkan oleh aktor tersebut. Aktor akan
semakin mudah untuk membawa penonton untuk mencapai tujuan dari
pertunjukan tersebut. Maka dalam dramaturgis, yang diperhitungkan adalah
konsep menyeluruh
bagaimana kita menghayati peran sehingga dapat
memberikan feedback sesuai yang kita mau.
Tokoh dalam drama mesti memiliki ciri-ciri, seperti nama diri, watak,
serta lingkungan sosial yang jelas. Pendeknya, tokoh atau karakter yang baik
harus memiliki ciri atau sifat tiga dimensional, yaitu memiliki dimensi
fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Rincian dimensi fisiologis terdiri atas
usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, dan ciri-ciri muka; dimensi sosiologis
terdiri atas status sosial, pekerjaan (jabatan dan peranan di dalam
masyarakat), pendidikan, kehidupan pribadi, pandangan hidup (kepercayaan,
agama, dan ideologi), aktivitas sosial/organisasi, hobi dan kegemaran, bangsa
(suku dan keturunan); dimensi psikologis meliputi mentalitas dan moralitas,
temperamen, dan intelegensi (tingkat kecerdasan, kecakapan, dan keahlian
khusus dalam bidang-bidang tertentu). 12
Biasanya tokoh-tokoh utama muncul di awal cerita, yaitu pada tahap
pemaparan. Hal itu dimaksudkan agar publik, khususnya pembaca atau
penonton dapat mengenali mereka. Sepanjang cerita, tokoh-tokoh akan
mempertahankan ciri-ciri mereka. Kemudian, konflik tercipta akibat
perbedaan yang terdapat diantara tokoh-tokoh, yang berupaya mewujudkan
keinginan
mereka.
Perbedaan
itulah
yang
semakin
meningkatkan konflik dan berpuncak sebagai klimaks.
12
RMA Harymawan, Dramaturgi. Rosda, Bandung, 1988. Hal 25-26.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lama
semakin
48
Bahasa dalam drama konvensional juga tunduk pada konvensi
stilistika. Misalnya, para tokoh melakukan dialog dengan menggunakan
ragam bahasa yang sesuai dengan lingkungan sosial mereka serta watak
mereka. Selain itu, seorang tokoh berkomunikasi dengan tokoh lainnya untuk
menyampaikan suatu arnanat.
Kemudian, di antara mereka diharapkan terjadi dialog yang bermakna
sehingga menyebabkan cerita berkembang. Di televisi jenis pertunjukan
drama (sinetron) sangat digemari oleh pemirsa. Penyusunan naskah drama
televisi sama seperti penyusunan naskah film.
Oleh sebab itu drama televisi membutuhkan skenario. Dalam skenario
tidak boleh diabaikan petunjuk teknis yang lengkap dan terperinci. Ada yang
disebut bahasa film, adegan diam dan hanya menunjukkan gejolak perasaan
pelaku. Dapat juga hanya menunjukkan perkembangan kejadian yang cukup
lama. Hal ini tentu tidak dilukiskan dalam dialog, tetapi dilukiskan melalui
narasi. Dalam penyajiannya pun benar-benar menggambarkan pergolakan
psikis para pemirsa.13
2.1.15 Konsep Adaptasi
Adaptasi yang baik harus sesuai dengan spirit atau jiwa dari sumber
tulisannya yang akan dituangkan kedalam skenario yang akan ditulisnya,
seperti adaptasi dari cerpen, novel biografi dan karya sastra lainnya.
Konsep psikis adaptasi, bagaimanapun, tidak hanya memajukan dalam
bentuk filmis dengan spirit sastra kepenulisan. Konsep ini memposisikan
suatu proses hubungan fisik di mana spirit teks mencakup dari penulis novel,
pembaca, pembuat film sampai penonton film tersebut.
Konsep psikis tokoh adaptasi menggambarkan apa yang ditransfer dari
novel menjadi film sebagai spirit dan tugas adaptasi dengan menangkap spirit
13
Herman J. Waluyo,Drama teori dan pengajaranya. PT.Hanindita Graha
Widya,Yogyakarta.2002. 55
20
Kamilla Elliot, Rethingking the Novel/Film Debate, University of California Berkeley. Hal 136
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
itu dan menyampaikan hal itu melalui perubahan media dan bentuk kepada
penonton.20
Pada awalnya penonton hanya membaca sebuah tulisan dan
membayangkan siapa karakter yang dibaca, pada film adaptasi penonton
dapat melihat bentuk visual dari karakter tersebut.
Penggunaan
novel
ke
adaptasi
film,
memerlukan
banyak
pertimbangan mulai dari pemilihan alur dan plot cerita, karena tidak mungkin
semua isi buku diceritakan. Kalaupun semuanya diceritakan, pastinya akan
bisa memakan durasi yang sangat panjang.
Dalam men-transfer novel ke film, perlu beberapa tahap dalam
mengadaptasinya. Melakukan riset untuk mengetahui, seberapa perlukah
cerita itu bisa diadaptasi dan divisualkan sehingga membuat penonton
percaya dengan apa yang di tontonnya.
2.1.15.1 Gaya Adaptasi
Fidelity (kesetiaan) dan Infidelity (ketidaksetiaan) adalah teori
yang digunakan dalam Film adaptasi. Dalam tingkatan kesetiaan
mewakili sejauh mana Film adaptasi itu berhubung erat dengan teks
asal. Menurut John M. Desmond dan Peter Hawkes dalam buku
Adaptation: Studying Film and Literature (2-3) :
We will not use fidelity “ as an evaluative term that measures the
merit of films, but as a descriptive term that allows discussion of the
relationship between companion works”.
Apabila
dikatakan
adaptasi
itu
setia,
seolah-olah
mempersonifikasikan Film itu dengan memberikannya sifat-sifat
manusia yaitu setia. Sebenarnya boleh dikatakan adaptasi novel itu
setia kepada teks asal. Adaptasi itu tidak setia menganggap Film itu
mengkhianati atau tidak setia kepada teks asal. Jelas istilah tadi
membawapenilaian moral. Mereka lebih senang menggunakan bahasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
yang tidak sarat denganmoral yaitu seperti close adapation,
intermediate adaptation dan loose adaptation.14
2.1.15.2 Close Adaptation
Close adaptation bererti keseluruhan atau majoriti elemen naratif
dalam teks sastera masih dikekalkan dalam Film, sebahagian elemen
sahaja digugurkan, dan tidak banyak elemen yang ditambah. Sebagai
contoh, novel Badai Pasti berlalu (1977) yang diadaptasi ke dalam
Film pada tahun 1997 diterjemahakan secara langsung. Karakter,
setting atau lokasi, plot, dan tema secara konsisten dikekalkan
sepertimana teks asalnya.
2.1.15.3 Intermediate Adaptation
Sementara intermediate adaptation merupakan Film adaptasi
yang hanya mengekalkan sebahagian elemen dalam cerita tetapi
elemen-elemen yang lain digugurkan, dan banyak elemen lain yang
dimasukkan. Adaptasi menyimpang daripada teks asal tetapi masih
mengekalkan struktur utama. Contohnya, Film Gie (2005), diarahkan
oleh Riri Reza yang mengekalkan plot, karakter, dan setting atau
lokasi tetapi menggugurkan beberapa karakter kecil dan subplot.
2.1.15.4 Loose Adaptation
Loose adaptation pula membawa maksud elemen penceritaan
dalam teks asal digugurkan dan tidak dimasukkan ke dalam Film,
banyak juga elemen dalam Film itu diganti atau ditambah. Teks
digunakan sebagai inspirasi kepada Film adaptasi. Ayat-Ayat Cinta
(2008) adalah contoh “loose adaptation”. Dalam Film ini, pengarah
hanya mengekalkan tajuk novel dan nama pelakon utama.Film Ketika
Cinta Bertasbih dikategorikan ke dalam close adaptation kerana
pengarah masih mengekalkan sebahagian besar naratif dan tidak
14
John M. Desmond dan Peter Hawkes, Adaptation: Studying Film and Literature.Hal 2-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
membuat banyak perubahan ke atas teks asal yaitu novel KCB. Ini
diakui sendiri oleh pengarah Film KCB, Chaerul Umam. Beliau
mengatakan, “Filmnya akan sama persis dengan novel. Nanti ketika
nonton Film, orang seperti sedang membaca novel. Tapi tokohnya
bergerak.”15
2.2.
Tinjauan Data Khusus
2.2.1 Definisi Sinematek Indonesia
Sinematek Indonesia adalah sebuah lembaga pengarsipan film nasional
yang memberikan informasi yang berhubungan dengan film nasional,
meliputi juga video, audio, serta koleksi dokumentasi cetakan seperti scenario
film sejak tahun 1970-an hingga dewasa ini.
2.2.2 Lembaga Pengarsipan Film
Film adalah rekaman keadaan yang paling akurat maka perlu disimpan
untuk mengabadikan sejarah, yang sewaktu-waktu bisa ditengok untuk
mengambil
pelajaran
dari
periode
kehidupan
yang
sudah
berlalu.
Gambaran nyata kehidupan pada suatu masa terekam dalam film, dari cara
berpakaian, bicara, hingga berpikir. Perjalanan sebuah produksi film pun
melewati beberapa tahapan panjang yang rumit, lalu di distribusikan dan
singgah di bioskop – bioskop untuk di tayangkan, karena itu film harus di
pelihara, di simpan secara benar. Dengan kata lain, diarsipkan. Pengarsipan
yang baik bukan hanya disimpan di tempat yang benar dan dirawat secara
kontinu. Pengarsipan dikatakan baik jika dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat, agar masyarakat bisa belajar darinya.
15
www.untukku.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
2.2.3 Lembaga Pengarsipan Film Indonesia
Di
indonesia
setidaknya
ada
3lembaga
yang
bertanggung jawab dalam masalah pengarsipan, yaitu:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Arsip Nasional
Republik Indonesia, dan Sinematek Indonesia. Dua nama yang disebut
pertama adalah lembaga pemerintah. Sementara, Sinematek Indonesia adalah
lembaga swasta nonprofit yang berada di bawah Yayasan Pusat Perfilman
Haji Usmar Ismail.
- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas)
Perpustakaan
Nasional
Republik
Indonesia
adalah
Perpustakaan
Nasional yang berada di Jakarta, Indonesia. Perpustakaan ini memiliki tugas
menyimpan data-data dan informasi negara. Perpusnas juga merupakan salah
satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden. Lembaga ini adalah pelopor
Perpusnas dan baru dibubarkan pada tahun 1950.
- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
Merupakan
salah
Kementerian yang
satu Lembaga
dibentuk
tentang Ketentuan-ketentuan
menjadi Undang-Undang No.
melaksanakan
Pemerintah
Non
berdasarkan Undang-Undang No.7/1971
Pokok
43/2009
Kearsipan yang
kemudian
diubah
Tentang Kearsipan dalam
rangka
tugas pemerintahan dibidang
kearsipan
sesuai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. ANRI mempunyai
tugas yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan saat ini
karena Arsip sendiri memiliki fungsi yang sangat vital sebagai memori
kolektif bangsa, selain itu ANRI juga berperan sebagai pembina
Kearsipan Nasional sesuai dengan Pasal 8 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
- Sinematek Indonesia
Sinematek Indonesia adalah lembaga pengarsipan film yang
terletak di Jakarta. Didirikan tahun 1975 oleh Misbach Yusa
Biran dan Asrul
Sani,
sinematek
adalah
lembaga
pengarsipan film pertama di Asia Tenggara dan satu-satunya di Indonesia.
Sinematek menyimpan sekitar 2.700 film, kebanyakan film Indonesia, dan
sejumlah karya referensi. Pada Maret 2012, Sinematek memiliki 2.700 film di
dalam
arsipnya,
kebanyakan
film
Indonesia,
dan
ada
pula
beberapa dokumenter asing. Arsip Sinematek terdiri dari 84 negatif untuk
film hitam putih dan 548 negatif untuk film berwarna. Pusat ini juga
menyimpan lebih dari 15.000 karya referensi, kebanyakan sulit ditemukan di
tempat lain, termasuk kliping koran, naskah drama, buku, dan peraturan
pemerintah. Kepemilikan lainnya mencakup poster film dan peralatan film.
2.2.4 Lembaga Pengarsipan Film Dunia
Berdirinya lembaga-lembaga pengarsipan film di dunia adalah adanya
dorongan untuk memajukan film bukan hanya sebagai komoditas
perdagangan belaka, tetapi juga untuk saran dokumentasi dan informasi setiap
budaya yang menjadi latar belakang film tersebut. Oleh karena itu banyak
didirikan lembaga-lembaga tersebut di setiap negara, diantaranya adalah:16
- Cinematheque Francaise
Didirikan pada tahun 1936 di Paris, Perancis, oleh Henry Langlois, George
Franju dan Jean Mitry. Pada awalnya lembaga ini bertujuan untuk
menyelamatkan film-film bisu dari ancaman film suara yang tergolong baru.
Cinematheque Francaise merupakan pelopor pertama berdirinya lembagalembaga pengarsipan film di dunia, sekaligus lembaga pertama yang
mempopulerkan istilah Sinematek.
16
Dikutip dari Laporan Tugas Akhir: Sinematek Indonesia. Iqra Firdausy.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Gambar 2.16 fasad gedung The Cinémathèque Française
- Federation Internationale Des Archives de Film (FIAF)
Didirikan di Paris pada tahun 1938 oleh empat lembaga arsip perfilman
dunia, yaitu: Cinematheque Francaise (Perancis), New York Museum of Art
(Amerika Serikat), National Film Archives (Inggris), dan Reichsfilmarchives
(Jerman). Salah satu kegiatannya adalah mendukung setiap pengarsipan film
dalam skala internasional.
- British Film Institute (BFI)
Didirikan pada tahun 1933, lembaga ini dibiayai oleh pemerintah Inggris dan
berada di bawah naungan Dewan Gubernur yang diangkat oleh Menteri
Kesenian. BFI membawahi Gedung Teater Nasional, Arsip Film, Divisi
Produksi, Divisi Distribusi, dan Divisi penerangan. BFI mengkhususkan diri
pada pengembangan film sebagai karya seni.
Gambar 2.17 fasad gedung British Film Institute.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
2.2.5 Teori Standar Dimensi
Dalam menciptakan ruang yang nyaman dibutuhkan standar – standar
dimensi yang sesuai dengan fasilitas dan kebutuhan dari ruang tersebut.
Fasilitas
tersebut
dapat
diperhitungkan
dengan
terlebih
dahulu
memperhitungkan besaran yang diperlukan oleh setiap individu.
- Fasilitas Penyimpanan
Penyimpanan arsip seringkali ditempatkan membatasi tepi zona sirkulasi.
Kombinasi zona kerja/sirkulasi harusnya memikirkan bagaimana tubuh
manusia harus membentuk posisi yang berbeda-beda untuk mendapatkan
pencapaian yang bebas dan bersih, tergantung kepada ketinggian laci arsip.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Gambar 2.18 ukuran standar kabinet arsip
- Fasilitas Ruang Penerima Tamu
Untuk tujuan keleluasaan pribadi atau keamanan, lingkungan kerja penerima
tamu seringkali merupakan daerah yang terpisahkan secara fisik dengan
digunakan perabot built-in atau partisi-partisi.
Gambar 2.19 ukuran standar meja resepsionis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
- Fasilitas Cafetaria
Selain menjadi pusat pengarsipan film, digalam gedung sinematek indonesia
akan di sediakan cafetaria sebagai fasilitas penunjang agar pengunjung dapat
bersosialisasi
dengan
pengunjung
lain
atau
mengadakan
gathering
komunitas.berikut adalah standar dimensi dalam membuat café.
-
Standar setiap set tempat duduk harus mencapai 1,5m²
-
Tinggi cafeteria minimum 2.60 m.
-
Pemosisian cafetaria harus berhubungan langsung dengan dapur.
-
Satu set meja makan dengan 4 tempat duduk adalah 30 x 48 in.
-
Pemilihan furnitur dengan material yang mudah perawatannya dan
tahan lama.
-
Ventilasi yang baik adalah syarat yang harus di penuhi dalam
pembuatan cafetaria
-
Zona sirkulasi pelayan harus memenuhi standar, yaitu lebih dari
91cm.
-
Jarak bersih keseluruhan antar meja sejauh 274cm.
Gambar 2.20 ukuran standar meja tempat makan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Gambar 2.21 ukuran standar zona sirkulasi pada cafetaria
- Fasilitas Ruang Kelas
-
Ruang kelas harus di rancang sesuai dengan kebutuhan si pengguna
ruang.
-
Fasilitas ruang kelas harus memenuhi kebutuhan dari program belajar
yang di berikan.
-
Mempertimbangkan kenyamanan ruang kelas seperti pencahayaan,
ventilasi, penghawaan, dan menggunakan standar sirkulasi yang tepat.
-
Tinggi plafon minimal 3 Meter
-
Menggunakan dingding akustik untuk mengurangi kebisingan.
-
Penggunaan material lantai yang tidak berbahaya.
-
Lebar pintu harus di sesuaikan dengan keadaan kelas, jika kelas
normal mengunakan lebar pintu 1Meter untuk ruang yang besar
minimum lebar pintu 1.4 Meter.
- Fasilitas Perpustakaan
Dalam merancang ruang perpustakaan harus memperhatikan standar-standar
dimensi pada rak-rak buku dan lokasi tempat membaca.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
-
Memberikan
counter
informasi
pada area
kedatangan untuk
mempermudah pengunjung dalam mencari informasi.
-
Dalam pembagian ruang atau rak-rak buku haruslah diberikan
informasi yang jelas mengenai jenis dan judul buku.
-
Menyediakan informasi yang jelas di berbagai sisi ruang.
-
Tempat membaca haruslah memiliki panjang minimal 90cm dan
tinggi minimal 80cm
-
Untuk kebutuhan area membaca haruslah memiliki ukuran minimal
2,4 – 2,5m2
Gambar 2.22 ukuran standar zona aktifitas yang terdapat pada perpustakaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
2.3
Tinjauan Mengenai Gaya dan Tema
2.3.1 Gaya Urban Kontemporer
2.3.1.1 Pemahaman Seni Urban
Pada dasarnya seni urban dapat dilihat sebagai fenomena.
Wilayah-wilayah urbanlah yang kerap menjadi medan bagi para
peggiat seni urban untuk menuangkan ekspresi dan ide gagasannya.
Keinginan
untuk
berkesenian
di
tempat-tempat
yang
tidak
memungkinkan, membuat wilayah urban menjadi wilayah yang
representatif dan juga variatif untuk menjadi media visualisasi seni.
Bahwa wilayah urbanlebih dekat dengan realita kehidupan masyarakat
maka terdapat kebebasan berekspresi lebih bebas dari pada ruang
pameran atau galeri yang memiliki batasan aksen oleh masyarakat.
Seni inipun pada akhirnya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
secara langsung. Para pelaku seni ini tanpa disadari telah
memproduksi budaya sendiri, budaya urban.
Ekspresi yang di tampilkan dalam seni urban adalah ekpresi
yang mencoba memotret permasalahan-permasalahan yang kerap
terjadi dan mendominasi masyarakat urban mencakup masalah sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Melalui media seni dan dilatar belakangi
oleh pertumbuhan dan kapitalisasi kota itu sendiri. Tujuan urban art
lebih berakar pada perbedaan sikap politik, anti kemapanan,
vandalisme dan perlawanan terhadap sistem dominan dimasyarakat.
2.3.1.2 Macam Seni Urban
Seperti halnya seni secara umum, seni urban dapat
dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu seni rupa (baik dua
dimensi maupun tiga dimensi) dan seni pertunjukan.
1.
Seni rupa dua dimensi

Mural
Mural secara umum dapat juga diartikan sebagai seni lukis
dan memiliki pemahaman sebagai cangkupan visual
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
ekspresi seseorang. Perbedaan mural dengan seni lukis
konvensional adalah media dan pesan yang ingin
disampaikan.
Dalam
mural
media
yang
biasanya
digunakan adalah tembok besar di ruang publik dan
dikerjakan menggunakan cat tembok atau cat kayu bahkan
cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat
lain.

Grafitti
Tidak jauh berbeda dengan mural, hanya saja visual yang
ditampilkan berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya
dipahami
golongan
tertentu.
Biasanya
karya
ini
menunjukan ketidakpuasan terhadap keadaan social yang
mereka alami. Selain itu graffiti juga sebagai identifikasi
kekuasaan lewat tulisan, sarana pemberontakan, sarana
ekspresi ketakutan terhadap keadaan sosial politik dan
sarana ketenaran seseorang atau suatu kelompok.

Seni Grafik
Seni grafik adalah seni yang membuat gambar dua
dimensi dengan alat cetak (klise). Dalam hal ini seorang
pencipta dapat memasukan unsur-unsur estetis dalam
karyanya
.
dalam
direpresentasikan
seni
melalui
urban
seni
poster-poster
grafik
yang
ini
berisi
himbauan ataupun propaganda akan hal tertentu.

Seni Fotografi
Seni yang menggunakan alat sebuah kamera yang
digunakan untuk mencari momen-momen penting ataupun
unik dalam kehidupan. Biasanya objek yang diambil
dalam konteks urban adalah kehidupan sehari-hari kaum
perkotaan, kesenjangan serta protes dan kritik atas hal
yang terjadi di daerah perkotaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
2. Seni Rupa Tiga Dimensi

Urban Toys
Merupakan seni patung dan artefaknya seni urban. Urban
toys untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh orangorang Jepang dan Hongkong, dan mulai berkembang pada
tahun 90an akhir ke kawasan lainnya (Eropa dan Amerika
Serikat), banyak desainer-desainer dari barat juga akhirnya
terlibat dalam keasikan membuat mainan ini.

Seni Instalasi
Seni instalasi merupakan seni tiga dimensi, dimana pada
karya-karya instalasi ini memiliki maksud yang ingin
disampaikan oleh seniman walaupun dapat juga diartikan
berbeda-beda oleh setiap orang. Seni Instalasi yaitu
(installation = pemasangan) seni yang memasang,
menyatukan, dan mengkonstruksi sejumlah benda yang
dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran
makna tertentu
3. Seni Pertunjukan

Seni Theater
Dalam seni urban, seni theater tidak lagi semata-mata
mencari bahasa tubuh lewat pertunjukan-pertunjukannya,
melainkan juga mulai menawarkan tubuh grafis yang
menghasilkan metafor-metafor lewat permainan tubuh dan
bayangan tubuh. Ruang dikonstruksi tak lagi sekedar
panggung,
melainkan
lewat
proyeksi
tubuh
dan
bayangannya.

Seni Tari
Seni Tari pun telah berubah esensinya dalam seni urban.
Sebuah pertunjukan dengan kesadaran grafis yang ikut
menentukan
eksekusi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
visual.
Tema-tema
yang
63
dimunculkan adlah tema-tema kekerasan, penyiksaan pada
diri sendiri. Maka dari pertunjukannya adalah usaha
menciptakan pencerahan bersama lewat tubuh yang
tersakiti yang bisa di hayati langsung oleh penonton.

Breakdance
Merupakan salah satu seni urban yang berasal dari barat.
Bermula dari budaya musik hip-hop kaum hitam di
amerika. Breakdance memadukan gerakan tari yang
dinamis dengan musik hip-hop yang menghentak.

Trethek
Seni urban asli indonesia yang merupakan salah satu jenis
musik yang pada awalnya dimanfaatkan untuk rondaronda malam di lorong-lorong kampung atau kota-kota
besar di Jawa Tengah. Jenis musik ini didominasi oleh alat
musik yang terbuat dari bahan bambu.

Performance Art
Secara lebih luas gajala atau bentuk karya seni telah
berpadu antara seni pertunjukan dan seni rupa.
2.3.1.3 Pengertian Gaya Kontemporer
Gaya kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk
sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya
kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur
modern. Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern
atau sesuatu yang up to date, tapi dalam disain kerap dibedakan.
Istilah ini digunakan untuk menandai sebuah desain yang lebih maju,
variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan,
jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai.
Desain yang kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru.
Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk
desain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Misalnya, modern
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
kontemporer, klasik kontemporer atau etnik kontemporer. Semua
menyajikan gaya kombinasi dengan kesan kekinian.
2.3.1.4 Sejarah Perkembangan Gaya Kontemporer
Gaya ini mulai berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori
oleh sekumpulan arsitek Bauhaus School of Design, Jerman yang
merupakan respon terhadap kemajuan teknologi dan perubahan sosial
masyarakat akibat perang dunia. Gaya kontemporer untuk sebuah seni
bangunan berkembang pesat pada tahun 1940-1980an. Kata
kontemporer sendiri biasa diartkan sebagai sesuatu yang serba up to
date, ditandai dengan perubahan desain yang selalu berusaha
menyesuaikan dengan waktu dan eranya. Perubahan desain itu diringi
oleh perubahan bentuk, tampilan, jenis material, proses pengolahan,
dan teknologi yang di pakai.
2.3.1.5 Ciri-ciri Gaya Kontemporer
Ciri-ciri yang mendasar pada gaya kontemporer terliahat pada
konsep ruang yang terkesan terbuka atau istilahnya open space,
harmonisasi ruangan yang menyatu dengan ruang luar, memiliki fasad
yang terbuka. Arsitektur ini dikenali lewat karakter desain yang
praktis dan fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang
simple dan warna-warna netral dengan tampilan yang bersih.
Penggunaan jendela besar, bentuk yang unik dan aneh. Banyak
menggunakan material alam. Detail-detail bergaris lurus. Kenyamanan
dan awat tahan lama merupakan nilai penting dalam bangunan
kontemporer.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download