1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya
kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan.
Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat
perbelanjaan yang menjual/ mengiklankan macam-macam gaya fashion. Tak
ketinggalan juga di sepanjang jalan pun banyak sekali toko toko yang
memajang display gaya-gaya fashion yang begitu variatif. Istilah fashion
sering digunakan dalam arti positif, sebagai sinonim untuk glamour,
keindahan dan gaya atau style yang terus mengalamai perubahan dari satu
periode ke periode berikutnya, dari generasi ke generasi. Juga berfungsi
sebagai refleksi dari status sosial dan ekonomi, fungsi yang menjelaskan
popularitas banyak gaya sepanjang sejarah kostum. Fashion atau mode
semakin menjadi industri yang menguntungkan di dunia internasional
sebagai akibat dari munculnya rumah-rumah mode terkenal di dunia dan
majalah fashion. Trend dan musim fashion sebagian besar didorong oleh
perancang busana yang membuat dan menghasilkan artikel pakaian. Dalam
hal ini istilah Bisnis Fashion akan digunakan dalam arti bisnis yang
berhubungan dengan pakaian modis atau pakaian sebagai industri kreatif
yang diciptakan dan diproduksi oleh perancang busana. Tidak ada yang
menyangkal bahwa karya perancang busana memiliki kontribusi besar untuk
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
industri garmen, karena saat ini para pengusaha garmen akan perlu
menggunakan keahlian para desainer 'untuk selalu up to date agar tidak
ketinggalan dengan tren fashion dunia.
Ini menunjukan betapa masyarakat sekarang ini sudah sangat
menyadari akan kebutuhan fashion yang lebih dari sekedar berpakaian, tapi
juga bergaya dan trendi. Karena pakaian adalah salah satu mesin komunikasi
(Umberto Eco, 1976) atau sarana komunikasi dalam masyarakat, maka
masyarakat sadar atau tidak sadar bisa menilai kepribadian seseorang dari
apa yang di pakainya. Menurut Desmond Morris, dalam Man watching: A
field guide to human behavior (1977): ”pakaian juga menampilkan peran
sebagai pajangan budaya ( cultural display )’ , yang di dalamnya membawa
suatu pesan dan gaya hidup suatu masyarakat atau komunitas tertentu atau
lebih spesifiknya pakaian merupakan ekspresi identitas pribadi.
Pesatnya
pertumbuhan
industri
fashion
Indonesia
juga
mengakibatkan munculnya wajah- wajah baru di dunia modeling, tak
terkecuali model Androgini. Eddy Betty dan Yossafat adalah dua nama
perancang Indonesia yang pernah mempercayakan rancangan
nya pada
model Androgini. Istilah model Androgini memang masih asing di
Indonesia namun model Androgini bisa diartikan sebagai model yang
multifungsi. Model androgini ini adalah model yang di satu sisi bisa menjadi
pria gagah yang tampan, tapi di satu sisi lagi bisa menjadi wanita cantik nan
halus. Androgini tidak mengenal keterikatan batas gender dalam
berpenampilan, seperti bunglon.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Dalam masyarakat kita laki-laki dianggap sebagai jantan dan
perempuan dianggap sebagai mahluk yang halus dan lembut. Kita dilahirkan
dengan jenis kelamin masing-masing dan kita dilatih untuk mengembangkan
identitas kelamin yang cocok dengan jenis yang kita warisi. Latihan ini
sudah dimulai sebelum lahir dengan pemilihan pakaian, alat-alat mainan dan
warna kamar, baju bayi yang akan dilahirkan:Biru untuk laki-laki dan merah
muda bagi perempuan. Jika perilaku kita tidak sesuai dengan peranan jenis
kelamin yang tradisional maka gambaran diri diragukan. Mereka yang ada
dalam garis Androgini selalu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar. Sekali waktu bisa berpenampilan selayaknya pria, namun di waktu
lain bisa juga berperan sebagai wanita. Bisa juga, mereka yang disebut
androgini sulit untuk dideskripsikan ataupun dikelompokkan dalam satu
gender. Terlalu cantik jika dikategorikan pria, tapi juga terlalu memilki
struktur tubuh maskulin bila dikategorikan wanita dan juga sebaliknya.
Model androgini ibarat model yang berada di antara garis pemisah antara
gender pria dan wanita bahkan dia bisa menghilangkan garis pemisah
tersebut.
Di dunia fashion internasional, banyak yang sudah mengetahui
eksistensi model pria yang kerap didandani sebagai wanita bernama Andrej
Pejic, seorang model asal Australia yang berhasil menghebohkan dunia
mode karena menjadi model untuk produk bra. Selama ini Adrej pejic
memang lebih sering memperagakan busana wanita dibandingkan busana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
pria, bahkan pria ini
telah dinobatkan sebagai 100 model perempuan
terseksi di dunia oleh salah satu majalah pria dewasa.
Indonesia pun memiliki beberapa model Androgini, salah satu
pionirnya adalah Darell Ferhostan dan Wisnu Genu. Dengan rambut yang
indah Darell dan Genu terlihat sangat berbeda dari model pria pada
umumnya. Di antara puluhan kaum androgini, Dareel Ferhostan dan Wisnu
Genu langsung memikat dunia fashion.
Foto-fotonya begitu memukau
dalam berbagai kesempatan. Terkadang terlihat tampan dengan tampilan
pria dan di lain kesempatan ia terlihat cantik dengan busana wanita. Darell
dan Genu adalah seorang model yang bisa berperan sebagai wanita, dan juga
pria. Berpakaian seperti lawan jenis adalah bagian dari profesionalitas
sebagai model dan sehari-harinya ia berpenampilan layaknya lelaki
kebanyakan. Dengan postur yang ideal ditambah segala keunikkan yang
dimiliki, termasuk faktor Androgini didalamnya tidak berlebihan bila
mereka menjadi salah satu dari sekian nama model pendatang baru yang
menjanjikan.
Menjadi individu androgini, terutama berada di masyarakat yang
memiliki pandangan (stereotype) tertentu terhadap jenis kelamin, harus lebih
terbuka pada pengalaman, fleksibel, menerima hal yang bersebrangan, tidak
ambil pusing dengan norma-norma sosial, dan mandiri—sebagaimana sifatsifat yang ada pada orang-orang kreatif.
Androgini adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Sandra
Bem, seorang psikolog Universitas Stanford pada tahun 1974. Pada tahun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
1977, ia mengeluarkan sebuah inventory pengukuran gender yang diberi
nama The Bem Sex Role Inventory. Berdasarkan respon dari item-item pada
inventory ini, individu diklasifikasikan memiliki salah satu dari orientasi
peran
gender:
maskulin,
feminin,
androgini,
dan
undifferentiated.
Menurutnya, individu yang feminin adalah seseorang memiliki angka yang
tinggi pada sifat feminin dan memiliki angka rendah dari sifat maskulin,
individu yang maskulin adalah seseorang yang memiliki angka yang tinggi
pada sifat maskulin dan memiliki angka yang rendah pada sifat feminin.
Individu androgini adalah laki-laki atau perempuan yang memiliki angka
tinggi pada sifat maskulin dan feminin. Individu undifferentiated memiliki
angka yang rendah pada sifat maskulin dan femininnya.
Konsep androgini berhubungan dengan keterpaduan antara perilaku
dengan ciri-ciri kepribadian yang secara tradisional bertautan dengan jenis
kelamin yang satu atau yang lain. Orang androginus bersifat dua, baik lakilaki maupun perempuan dan mampu menanggapi setiap situasi dengan
perilaku yang paling efektif. Orang androginus dapat lemah lembut dan
halus dalam satu situasi dan dapat juga keras kepala dan agresif dalam
situasi yang lain. Jadi, androgini mengandung arti kepribadian yang dapat
disesuaikan.1
Pada saat bekerja di atas panggung atau beraksi di depan lensa
kamera model androgini terlihat sangat berlawanan dengan jenis kelamin
nya, namun dalam keseharian model androgini mengenakan pakaian yang
1
Drs. Djarkasih, Organizations, 5th edition, Jakarta: Erlangga, 2011, hal 80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
sesuai dengan gender mereka. Sehari-hari model androgini tidak
menggunakan pakaian atau aksesoris wanita, sangat jauh dari kesan
feminim. Dalam keseharian mereka harus bisa membawa diri, menjaga sikap
dan mencitrakan diri sebagai model androgini. Menjual konsep androgini
untuk pertama kali nya di industri mode Indonesia membuat Darel dan Genu
harus bekerja keras untuk membangun citra androgin secara tidak berlebihan
agar tidak disamakan dengan laki-laki gemulai. Pada awal nya banyak
penolakan yang diterima mereka namun sekarang perjuangan untuk
memperkenalkan konsep androgini kepada industri mode di Indonesia
membuahkan hasil.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang di
angkat dalam skripsi ini adalah “PENCITRAAN ANDROGINI DALAM
INDUSTRI MODE INDONESIA”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
1.2
Perumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan latar belakang diatas
penulis mengambil rumusan, Bagaimana pencitraan andorgini Darell
Ferhostan dan Wisnu Genu dalam industri mode Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
penelitian
ini
untuk
menggambarkan pencitraan androgini sebagai nilai jual fashion oleh Darell
Ferhostan dan Wisnu Genu dalam mengenalkan konsep model androgini.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian tentang Fenomenologi Model Androgini di Industri Mode
Indonesia diharapkan memiliki manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis/ Akademis
1.1 Menambah wawasan dan pemahaman tentang fenomena
pencitraan dalam industri mode Indonesia.
1.2
Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan pengetahuan
mandalam tentang makna mode Androgini di Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download