BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan– perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sektor manufaktur selama kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive (judgement sampling) dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sampel yang digunakan tidak termasuk perusahaan perbankan atau jasa keuangan oleh karena regulasi pemerintah yang ketat sehingga manajemen sering kali tidak bisa mengambil keputusan berdasarkan penilaian mereka. Sedangkan pada perusahaan jasa terdapat perbedaan sistem perusahaan manufaktur, pembelian. Perusahaan kebebasan perusahaan dalam seperti dengan persediaan manufaktur menentukan sehingga akuntansi memiliki kepemilikan memungkinkan dan kas munculnya window dressing. Kriteria pengumpulan sampel adalah (1) Emiten dari perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 hingga tahun 2014, (2) Perusahaan yang mengumumkan dividen 25 berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2014, (3) Perusahaan yang memiliki data dengan lengkap sesuai yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan sampel secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3. 1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan manufaktur Perusahaan yang go public setelah 2009 Perusahaan yang tidak mengumumkan deviden berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2014 Perusahaan yang delisting selama periode 2009 – 2014 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode 2009-2014 Jumlah Sumber : data sekunder yang diolah, tahun 2016 Jumlah 144 ( 20) (92) (5) (2) 25 3.2. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini dapat diidentifikasi variabelvariabel yang digunakan dalam model penelitian sebagai berikut : 3.2.1.Variabel Dependen (Y) atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cash holding. 3.2.2.Variabel Independen (X) atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau 26 terikat. Variabel independen yang digunakan dalam peniltian ini adalah kondisi bisnis yang tercermin dalam variabel spesifik perusahaan yaitu growth opportunity, cash flow volatility, capital expenditure, dividend dan leverage. 3.2.3.Variabel Kontrol adalah variabel yang digunakan untuk mengontrol hubungan kausalnya supaya menjadi lebih baik sehingga menghindari bias model empiris yang dihasilkan. Dengan kata lain, variabel lain yang dapat mempengaruhi hubungan antara variabel berusaha independen dengan dikendalikan variabel atau penelitian ini menggunakan dependen, dikontrol. Dalam variabel kontrol yaitu firm size. Firm size dimasukkan sebagai variabel kontrol karena perusahaan besar memiliki kemungkinan lebih besar untuk memegang kas untuk mendanai kebutuhan operasionalnya jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. 3.3. Pengukuran Konsep Masing-masing konsep diukur berdasarkan definisi operasional, yaitu penjelasan atas variabel yang digunakan dalam penelitian ini beserta satuan matematik tiap-tiap variabel. Pengukuran konsep untuk masing-masing variabel spesifik perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.2. 27 Tabel 3. 2 Pengukuran Konsep Variabel Dependen Cash Holding Variabel Independen Growth Opportunity Cash Flow Volatility Capital Expenditure Dividend Leverage Definisi Cash holding merupakan rasio yang membandingkan jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah aktiva perusahaan secara keseluruhan, Opler et al. (1999). Definisi Growth Opportunity tercermin dalam market to book ratio. Ratio tersebut dihitung dari market value of assets dibagi dengan book value of assets, Custodio et.al (2005). Cash Flow Volatility dihitung dengan menggunakan koefisien variasi cash flow (CVCF), Mulier et al (2014). Sering dikenal dengan nama belanja modal merupakan pengeluaran perusahaan un-tuk mendapatkan asset tetap, Christina dan Ekawati (2014) Dividend dihitung dengan menggunakan dividend payout ratio. Gitman (2012:578) Leverage diukur dengan rasio total hutang terhadap total aset. Gitman (2012:77) Indikator Sumber data Cash Holding = Neraca Kas + Marketable Securities X100% Total Asset Indikator Sumber data lue Market to Book Ratio : Book value total assets - Book Value Equity + Market Value Equity Book Value Total Assets Neraca, Harga Saham CVCF = STDEV Cash Flow Arus kas Mean Cash Flow Fixed Asset(t) – Fixed Asset (t-1) Neraca CAPEXt = Fixed Asset (t-1) Dividen Payout Ratio = Dividend Earning After Tax Perubahan Modal dan L/R Neraca LEV = Total Hutang Total Asset 28 Variabel Kontrol Firm Size Sumber Data Indikator Definisi Firm Size merupakan variable control yaitu ukuran perusahaan yang diukur dengan logaritma natural dari Market Value. Banz (1981) SIZE = Ln Maket Value Neraca, Harga Saham 3.4. Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari data keuangan perusahaan periode 2009 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari website BEI www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 3.5. Teknik Analisis 3.5.1.Statistik Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cash holding, growth opportunity, cash flow volatility, capital expenditure, dividend, leverage, firm size, dan window dressing. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maximum dan distribusi frekwensi dari variabel-variabel tesebut. 29 3.5.2.Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Untuk mendapatkan model regresi yang tidak bias, maka dilakukan pengujian terhadap asumsi klasik dengan menggunakan bantuan software SPSS. 3.5.3. Pengujian Hipotesis Pada tahap pertama dilakukan pengujian pengaruh variabel independen (kondisi bisnis) terhadap variabel dependen (cash holding) dengan menggunakan regresi berganda. Pada tahap ini regresi digunakan untuk menguji hipotesis H1, H2, H3,H4 dan H5. Model persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut : Yit = α + β1 X1it+1+ β2 X2it+1+ β3 X3 it+1 + β4 X4 it+1+ β5 X5it+1+ β6 X6it+1 + ɛ …….(1) Dimana : Yit X1 it+1 X2 it+1 X3 X4 X5 X6 it+1 it+1 it+1 it+1 α β1-6 ɛ : Cash Holding perusahaan i pada periode t : Growth Opportunity perusahaan i pada periode ke t+1 : Cash Flow Volatility perusahaan i pada periode ke t+1 : Capital expenditure perusahaan i pada periode ke t+1 : Deviden perusahaan i pada periode ke t+1 : Leverage perusahaan i pada periode ke t+1 : Size sebagai variabel kontrol perusahaan i pada periode ke t+1 : konstanta : koefisien regresi : error terms 30 Tahap kedua dilakukan pengujian apakah terdapat perilaku ketersediaan cash diungkapkan oleh window holding. Allen dan dressing pada Metodologi yang Saunders (1992) digunakan untuk menghitung tingkat persentase tahunan window dressing dan reversibilitas dalam kepemilikan kas untuk menguji apakah peningkatan kas dan setara kas pada akhir tahun fiskal mencerminkan secara periodik perilaku window dressing. Nilai rata-rata positif (negatif) dari persentase window dressing (reversibilitas) di semua atau sebagian besar sampel tahun akan memberikan dukungan untuk hipotesis window dressing. Dengan data cash holding setiap kuartalan pada periode 2009 sampai September 2014, maka tingkat persentase window dressing dihitung tiap tahunnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : WD4,it = (CH4,it – CHavg 1-3,it)/ CHavg 1-3,it) X 100 ……(2) Dimana : WD4,it = Persentase window dressing di kuartal 4 untuk perusahan i pada tahun t. CH4,it = Cash holding kuartal 4 untuk perusahaan i pada tahun t. CHavg 1-3,it= Rata-rata cash holding dari kuartal 1 sampai kuartal 3 untuk perusahaan i pada tahun t. 31 WD4,it yang bernilai positif pada tahun sampel, maka menjadi bukti dari kenaikan window dressing. Untuk memverifikasi sifat sementara window dressing adalah penting bahwa tren upward window dressing selama kuartal keempat dibalik pada kuartal berikutnya, yaitu rata-rata kuartal pertama hingga kwartal ketiga tahun berikutnya. Untuk menguji hal ini, penulis digunakan juga Allen menggunakan and Saunders rumus (1992). yang Derajat “reversibilitas” dapat diukur dengan melihat sejauh mana ukuran berikut ini negatif di setiap tahun sampel. REVit+1 = ((CHavg 1-3,it+1- CH4,it )/ CHavg 1-3,it+1)x100 …….(3) Revit+1 yang bernilai negatif dan terjadi pada semua atau hampir semua tahun, maka akan menegaskan bahwa “reversibilitas” telah terjadi. Nilai WDit yang positif dan nilai Revit+1 yang negatif mengindikasikan kecenderungan terjadinya window dressing. 32