Analisis Kinerja Arrester Tegangan Tinggi 150 kV pada GIS Tandes Terhadap Gangguan Impuls Petir dan Hubung Menggunakan Power System Computer Aided Design Design Oleh: Hendri Kijoyo 2203.100.130 Dosen pembimbing: I G. Ngurah Satriyadi H., ST., MT. Dr. I Made Yulistya Negara, ST., MSc. Latar Belakang • Indonesia adalah negara kepulauan yang • • terletak di daerah tropis dengan tingkat intensitas sambaran petir yang cukup tinggi tinggi.. Sambaran petir dapat menyebabkan kegagalan proteksi, backflashover dan tegangan induksi yang dapat membahayakan peralatan.. peralatan Arester petir memiliki kemampuan mengamankan peralatan listrik dari gangguan surja petir. petir. Perumusan Masalah • Bagaimana mendapatkan karakteristik arester petir pada tegangan tinggi dengan menggunakan PSCAD? • Bagaimanakah karakteristik transien arester petir tegangan tinggi pada simulasi PSCAD? • Bagaimana kesesuaian kinerja arester petir tegangan tinggi pada simulasi menggunakan PSCAD dan pada berbagai kondisi impuls? impuls? Batasan Masalah • Simulasi dikerjakan dengan software PSCAD • Hanya mempelajari arester tegangan tinggi dengan gangguan impuls petir dan hubung. • Simulasi dilakukan pada kondisi transien Tujuan Penelitian • Penelitian pada tugas akhir ini bertujuan untuk mensimulasikan karakteristik arester petir tegangan tinggi pada berbagai kondisi impuls transien dengan menggunakan software PSCAD PSCAD.. Gelombang Berjalan • Bentuk umum gelombang berjalan: Suatu gelombang berjalan dapat dinyatakan sebagai : E, t1 x t2 v = ± 1 LC Cm / sec Arrester • Merupakan alat pelindung terhadap tegangan surja surja.. • Berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi isolasi.. Arester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan peralatan.. Rating Lightning Arrester • Rating tegangan arester dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut : Ur = Tegangan rms fasa ke fasa x 1.10 x koefisien pentanahan • Besarnya koefisien pentanahan bergantung pada jenis pentanahan dari sistem yaitu : – Sistem yang ditanahkan langsung koefisien pentanahannya 0.8 – Sistem yang tidak ditanahkan langsung koefisien pentanahannya 1. 1.0 Model Lightning Arrester • Model petir dalam simulasi ini mengacu pada model petir • IEEE WG.3.4.11 Berikut adalah model petir ABB EXLIM yang digunakan dalam simulasi PSCAD Simulasi dan Analisis • Untuk sistem tegangan 150 kV, rating arester • • yang digunakan digunakan adalah : sistem yang ditanahkan secara langsung : Ur = (150 (150 x 1.1 x 0.8) = 132 kV sistem yang tidak ditanahkan secara langsung : Ur = (150 (150 x 1.1 x 1.0) = 165 kV Tampilan PSCAD Hasil Simulasi Arus 1.2/50 µs Arus Petir Arus Arrester Arus Beban A : 8.400 A : 7.240 A : 1.080 Besar Pemotongan Arus oleh Arrester : 89.52 % Hasil Simulasi Tegangan 1.2/50µs • Tegangan sisa maksimum yang timbul pada beban sebesar 443 443..760 Volt. Volt. Kinerja Arrester pada Berbagai Nilai Amplitudo Petir pada 1.2/50 µs Amplitudo Petir (kA) I Petir Max (kA) I Arrester Max (kA) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 8.4 16.82 25.21 33.64 42.05 50.43 58.83 67.28 75.64 84.05 7.52 15.74 23.97 32.16 40.41 48.66 56.87 65.01 73.34 81.51 I Load Max ke beban (kA) 1.08 1.61 2.08 2.51 2.92 3.29 3.65 4 4.34 4.66 V TFR saat petir Max (kV) 443.76 482.56 507.09 529.56 550.65 571.29 590.88 610.8 630.35 649.42 Besar Pemotonga n Arrester (%) 89.52 93.57 95.08 95.6 96.09 96.49 96.67 96.62 96.97 96.98 Hasil Simulasi Variasi Front Time • Grafik Tegangan Bus dan Tegangan TFR Maksimum pada Amplitudo Petir 10 10kA kA dengan Variasi Front Time • Grafik Arus Arrester dan Arus Beban Maksimum pada Amplitudo Petir 10kA dengan Variasi Front Time Hasil Simulasi Variasi Tail Time • Grafik Tegangan Bus dan Tegangan TFR Maksimum pada Amplitudo Petir 10 10kA kA dengan Variasi Tail Time • Grafik Arus Arrester dan Arus Beban Maksimum pada Amplitudo Petir 10 10kA kA dengan Variasi Tail TIme Hasil Simulasi Arus Impuls Hubung • Amplitude impuls hubung maksimum : 2.020 Ampere • Arus yang mengalir ke arester : 1.430 Ampere • Arus maksimum yang mengalir ke beban • 390 Ampere Besar pemotongan Arrester 70.79% Hasil Simulasi Tegangan Impuls Hubung • Tegangan transien maksimum yang timbul pada beban saat dikenai impuls hubung ini adalah sebesar 396 396..060 Volt.. Volt • Tegangan Bus dan Tegangan TFR pada Gangguan Impuls Hubung dengan Amplitudo 10kA Hasil Analisa Kinerja Arrester pada Berbagai Nilai Amplitudo Petir pada 200/2500 µs Amplitudo Impuls Hubung (kA) Arus Max (kA) I Arrester Max (kA) I Load Max ke beban (kA) V TFR saat petir Max (kV) 10 2.02 1.43 0.39 396.06 70.79 20 4.04 3.3 0.39 416.37 81.68 30 6.05 / 5.18 0.47 434.72 85.62 40 8.09 7.06 0.57 451.8 87.27 50 10.08 8.99 0.7 467.95 89.19 60 12.13 10.9 0.83 464.02 89.86 70 14.11 12.86 0.94 491.83 91.14 80 16.17 14.8 1.03 498.87 91.53 90 18.14 16.75 1.11 506.22 92.38 100 20.16 18.69 1.18 513.57 92.71 Besar Pemotongan Arrester (%) Kesimpulan (1) 1. 2. 3. Rating lightning arrester pada sistem 150 kV adalah 132 kV bila ditanahkan langsung dan 165 kV bila tidak ditanahkan langsung. langsung. Hasil simulasi pada gangguan impuls petir : - Rata Rata--rata besar pemotongan arus 95 95% % - Besar arus yang dilewatkan ke beban antara 1 sampai 5 kA kA.. - Besar tegangan TFR yang terjadi pada saat petir mencapai arus maksimal berkisar antara 400 kV sampai 650 kV kV.. Semakin pendek front time akan mengakibatkan nilai arus dan tegangan yang semakin besar dan gelombang yang makin curam Kesimpulan (2) 3. Semakin besar atau panjang tail time akan mengakibatkan nilai arus dan tegangan yang semakin besar, tegangan sisa akan memiliki waktu mencapai puncak yang semakin singkat dan waktu pemulihan yang semakin lama. 4. Hasil simulasi pada gangguan impuls hubung : - Rata Rata--rata besar pemotongan arus 87.21% - Arus yang dilewatkan ke beban berkisar antara 0 sampai 1.5 kA - Tegangan TFR yang terjadi pada saat petir mencapai arus maksimal berkisar antara 400 kV sampai 550 kV Data Transmisi PT PLN (Persero) P3B Region Jawa Timur dan Bali UPT Surabaya Transmisi Terpasang Gardu Induk Jurusan Tandes Sawahan Tegangan (kV) Route (km) Jenis MM2 MCM Nominal (ampere) 150 3.200 ACSR 2 x 340 1.480 Spesifikasi gelombang berjalan • Puncak (crest) gelombang, yaitu amplitudo maksimum • • • • gelombang dari gelombang Muka gelombang t1 (mikro detik ) yaitu waktu dari permulaan sampai puncak. Biasanya diambil 10% sampai 90 % E. Ekor gelombang, yaitu bagian dibelakang puncak. Panjang gelombang t2 adalah waktu dari permulaan sampai titik 50 % E pada ekor gelombang. Polaritas , yaitu polaritas dari gelombang. Positif menunjukkan gelombang maju, negatif menunjukkan gelombang mundur. • kecepatan merambat gelombang itu adalah v cm/ detik • Muatan itu diberikan oleh arus uniform : I = C.E.v • Bila gelombang itu merambat sejauh x cm, maka energi elektrostatis yang ditimbulkan adalah sebesar : 1 2 WC = C.x.E 2 • Bila L adalah induktansi kawat untuk setiap cm, maka dalam waktu yang sama, energi elektrostatis pada kawat adalah : 1 WL = L.x.I 2 2 • Gelombang membutuhkan waktu t untuk merabat sepanjang x cm, maka : v= x We = E.I.t Maka, t 1 E.I.t = E.I = 2 1 2 2 C.x.E + 2 C.v.E + L.x.I C E I 2 2 L.v.I 2 2 2 v = v= 1 1 We = WC + WL dan, + L I E untuk E I = 1 dan, E Cv 2 1 v + LCv Sehingga didapatkan I v=± = Cv 1 LC Jenis – Jenis Arrester 1. Arrester jenis ekspulsi ( protector tube) 2. Arrester jenis katub (valve type) Model rangkaian arrester IEEE WG.3.4.11 Terdiri dari dua buah tahanan nonlinier Ao dan A1 yang dipisahkan oleh filter R1 - L1. saat front time lambat, nilai impedansi filter R1 - L1 sangat kecil sehingga tahanan nonlinier Ao dan A1 seolah – olah tidak terpisahkan oleh filter tersebut tersebut.. Saat front time yang cepat, nilai impedansi filter R1 - L1 menjadi tinggi, sehingga arus listrik yang mengalir pada tahanan nonlinear Ao menjadi lebih besar daripada tahanan nonlinear A1. • Karakteristik tahanan nonlinear Ao dan A1 L 0 = 0,2 R 0 = 100 d n d n L 1 = 15 d R 1 = 65 d • d = panjang keseluruhan n arrester • n = jumlah kolom parallel n C = 100 n d Grafik Spesifikasi Gelombang Kilat Tipikal Hasil Simulasi dengan Berbagai Nilai Amplitudo Petir pada 1.2 / 50 µs Amplitudo Petir (kA) I Arrester Max (kA/sec) I Load Max (kA/sec) V bus Max (kV/sec) V TFR Max (kV/sec) 10 7.52 / 0.01m 1.08 / 0.012m 492.67 / 0.0017m 470.53 / 0.0017m 20 15.74 / 0.01m 1.61 / 0.9866 µ 568.76 / 0.0013m 520.74 / 0.0013m 30 23.97 / 0.01m 2.08 / 0.89µ 643.08 / 0.0012m 548.27 / 0.0012m 40 32.19 / 0.01m 2.51 / 0.837µ 697.84 / 0.0011m 569.71 / 0.0011m 50 40.41 / 0.01m 2.92 / 0.8037µ 748.29 / 0.0011m 589.21 / 0.001m 60 48.66 / 0.01m 3.29 / 0.7761 µ 798.14 / 0.0011m 607.99 / 0.001m 70 56.87 / 0.01m 3.65 / 0.7553 µ 845.08 / 0.001m 626.08 / 0.9686µ 80 65.01 / 0.01m 4 / 0.74 µ 888.86 / 0.001m 643.83 / 0.9433 µ 90 73.34 / 0.01m 4.34 / 0.7273µ 931.06 / 0.9866µ 661.08 / 0.9205µ 100 81.51/ 0.01m 4.66 / 0.7059µ 969.89 / 0.9626µ 677.19 / 0.9024µ Hasil Simulasi dengan Variasi Front Time pada Amplitudo Petir 10 kA t1 (µs) t2 (µs) I Load Max (kA/sec) V bus Max (V/sec) V TFR Max (V/sec) 4.07 / 0.6798µ 746.99 / 0.9358µ 617 / 0.8824µ 20 10.16 / 0.0019m 4.27 / 0.6678µ 755.92 / 0.9024µ 624.29 / 0.869µ 20 10.24 / 0.0019m 4.15 / 0.6738µ 751.98/ 0.9225µ 619.71/ 0.889µ 20 10.37 / 0.0019m 3.53 / 0.6979µ 730.81 / 0.9893µ 598.04 / 0.9358µ 20 10.12 / 0.0019m 3 20 8.38 / 0.002m 2.51 / 0.7888µ 657.14 /0.0011m 558.32 /0.0011m 4 20 7.54 / 0.004m 2 / 0.8863µ 610.86 /0.0012m 537.18 /0.0012m 5 20 6.91 / 0.006m 1.56 / 0.9722µ 553.19 /0.0013m 514.43 /0.0013m 6 20 6.47 / 0.007m 1.38 / 0.001m 524.59 /0.0015m 497.99 /0.0014m 7 20 5.85 / 0.008m 1.11 / 0.0012m 493.33 /0.0017m 472.39 /0.0017m 8 20 5.41 / 0.01m 0.94 / 0.0013m 475.02 /0.0019m 459.87 /0.0019m 1.3 1.4 1.7 2 I Arrester Max (kA/sec) Hasil Simulasi dengan Variasi Tail Time pada Amplitudo Petir 10 kA t1 (µs) t2 (µs) 5 20 5 I Arrester (kA/sec) I Load (kA/sec) V bus (V/sec) V TFR (V/sec) 6.91 / 0.006m 1.56 / 0.9722µ 553.19 /0.0013m 514.43 /0.0013m 25 7.42 / 0.005m 1.77 / 0.8984µ 584.18 /0.0013m 526.60 /0.0013m 5 30 7.73 / 0.005m 1.84 / 0.8824µ 593.82 /0.0012m 530.36 /0.0012m 5 35 8.24 / 0.005m 2.06 / 0.8516µ 619.83 /0.0012m 540.56 /0.0012m 5 40 8.55 / 0.005m 2.2 / 0.8422µ 633.34 /0.0012m 546.24 /0.0012m 5 45 8.67 / 0.005m 2.2 / 0.8362µ 633.85 /0.0012m 546.88 /0.0012m 5 50 8.76 / 0.005m 2.28 / 0.8242µ 641.2 / 0.0011m 550.31 /0.0011m 5 55 8.87 / 0.005m 2.33 / 0.8122µ 646.14 /0.0011m 552.56 /0.0011m 5 60 8.96 / 0.004m 2.4 / 0.8061µ 651.85 /0.0011m 555.2 / 0.0011m 5 65 8.99 / 0.004m 2.42 / 0.8061µ 653.47 /0.0011m 555.96 /0.0011m Hasil Simulasi dengan Berbagai Nilai Impuls Hubung pada 200 / 2500 µs Amplitudo Arus Max Impuls (kA/sec) Hubung (kA) I Arrester Max (kA/sec) I Load Max (kA/sec) V Bus Max (kV/sec) V TFR Max (kV/sec) 10 2.02 / 0.01m 1.43 / 0.01m 0.39 / 0.0428µ 398.28/0.009m 395.92 /0.009m 20 4.04 / 0.01m 3.3 / 0.01m 0.39 / 0.0374µ 421.01 / 0.01m 416.37 / 0.01m 30 6.05 / 0.01m 5.18 / 0.01m 0.47 /0.0018m 442.81 / 0.01m 434.72 /0.01m 40 8.09 / 0.01m 7.06 / 0.01m 0.57 /0.0016m 462.2 / 0.01m 451.8 / 0.01m 50 10.08 /0.01m 8.99 / 0.01m 0.7 / 0.0014m 481.67 / 0.01m 467.95 / 0.01m 60 12.13 /0.01m 10.9 / 0.01m 0.83 /0.0014m 501.04 / 0.01m 464.02 / 0.01m 70 14.11 /0.01m 12.86 /0.01m 0.94 /0.0013m 511.76 / 0.01m 491.83 / 0.01m 80 16.17 /0.01m 14.8 / 0.01m 521.9 / 0.01m 498.87 / 0.01m 90 18.14 /0.01m 16.75 /0.01m 1.11 /0.0012m 532.03 / 0.01m 506.22 / 0.01m 100 20.16 /0.01m 18.69 /0.01m 1.18 /0.0012m 542.27 / 0.01m 513.57 / 0.01m 1.03 /0.0012m Klasifikasi Peralatan dalam Gardu Induk Tegangan Sistem Nominal (kV) Kelas Isolasi BIL (kV) Tegangan Pengujian Impuls (kV) a b Tegangan Pengujian Frekuensi Rendah (kV) 3.3 3A (3B) 45 45 (30) 16 (20) 6.6 6A (6B) 60 60 (45) 22 (16) 11 10A (10B) 90 90 (75) 28 22 20A (20B) 150 150 (125) 50 33 30A (30B) 200 200 (170) 70 66 60 350 350 420 140 77 70 400 400 480 160 [80] [450] 100 550 550 660 230 [120] [650] [650] [780] [275] 154 187* 140 750 750 900 325 220* 170 900 900 1.080 395 275* 200 1.050 1.050 1.260 460 110 [450] Yang harus diperhatikan : 1. “A” menunjukkan kelas isolasi standar. 2. Nomor dalam [ ] menunjukkan tingkat isolasi subsub-standar. 3. Angka – angka dalam kolom a diterapkan pada peralatan pada umumnya. Angka – angka dalam kolom b diterapkan pada peralatan – peralatan khusus. 4. Tanda * digunakan untuk isolasi yang dikurangi pada system yang diketanahkan. [185]