Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja

advertisement
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah
Remaja Kelas X Di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi
Susilawati, Maya Sonia
[email protected]
Abstrak
Perilaku seks pranikah remaja adalah orientasi seksual remaja, yang merupakan interaksi
kedua unsur yang sulit dipisahkan, yaitu tingkah laku seksual dan tingkah laku gender yang
dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seks
pranikah diantaranya pengetahuan, peran orang tua, peran teman sebaya, dan gaya hidup.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks
pranikah remaja.
Metode:Jenis penelitian korelasional denganpopulasi 247 dan sampel 153, menggunakan
teknik purposive sampling. Uji validitas dengan Pearson Product Moment dan uji reliabilitas
dengan Cronbach Alpha dinyatakan reliabel. Tekhnik pengambilan data menggunakan
kuesioner dan analisis statistik menggunakan Coefficient Contingency.
Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku seks pranikah remaja lebih besar
dipengaruhi oleh peran teman sebaya yaitu sebesar 5,3% dan gaya hidup yaitu 3,2%.
Sedangkan pengetahuan dan peran orang tua tidak ada pengaruh terhadap perilaku seks
pranikah.
Kesimpulan: terdapat pengaruh peran teman sebaya dan gaya hidup terhadap perilaku seks
pranikah remaja sehingga diharapkan bagi instansi terkait mengupayakan peningkatan
program kesehatan reproduksi remaja dan bagi puskesmas dapat meningkatkan metode
penyuluhan kesehatan reproduksi kepada remaja, orang tua dan lembaga pendidikan/ sekolah
tempat remaja mendapatkan informasi.
Kata Kunci
: Perilaku seks pranikah, Remaja.
1
Pendahuluan
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual dengan
lawan jenisnya, melalui perbuatan yang tercermin dalam tahap-tahap perilaku seksual, dari
tahap yang paling ringan hingga tahap paling berat yang dilakukan sebelum pernikahan yang
resmi menurut hukum maupun agama. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkandalam
tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan
tangan,
mencium
pipi,
berpelukan,
mencium
bibir,
memegang
buah
dada
di
atasbaju,memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang
alat kelamin di bawah baju dan melakukan senggama (Sarwono, 2010).
Bentuk-bentuk perilaku ini umumnya bertahap, mulai dari tingkat yang kurang intim
sampai dengan hubungan seksual. Remaja Usia 15 - 18 tahun banyak melakukan perilaku
seksual pranikah, karena pada masa ini mereka sudah mengalami perkembangan fisik secara
penuh, sudah seperti orang dewasa (Soetjiningsih, 2010).
Berdasarkan survey kesehatan reproduksi yang dilakukan Badan Kesehatan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) 2010, perilaku seksual yang dilakukan di kalangan remaja
meliputi sekitar 92% remaja yang berpacaran dan saling berpegangan tangan, 82% yang
saling berciuman, dan 63% remaja yang berpacaran tidak malu untuk saling meraba (petting)
bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tidak dilakukan.
Perilaku seks bebas pada remaja memiliki berbagai dampak yang tidak diharapkan.
Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi, terjangkitnya
penyakit menular seksual, resiko terkena kanker serviks dan HIV/AIDS, serta dampak
psikologis merupakan berbagai hal yang terjadi sebagai dampak dari perilaku seks bebas pada
remaja (Soetjiningsih, 2010).
Pada usia remaja pada tahun 2010, WHO mengatakan bahwa setiap tahun terdapat
210 juta remaja yang hamil di seluruh dunia. Dari angka tersebut, 46 juta di antaranya
melakukan aborsi yang diakibatkan karena selama pacaran tinggi tingkat seksualitasnya.
Dampaknya terdapat 70.000 kematian remaja akibat melakukan aborsi tidak aman sementara
empat juta lainnya mengalami kesakitan dan kecacatan (Sofyan, 2010).
Banyak faktor yang mengakibatkan para remaja melakukan perilaku seksual.
Menurut Kusmiran (2012), Faktor-faktor penyebab perilaku seksual pada masa remaja terdiri
dari perubahan biologis, pengaruh orangtua, pengaruh teman sebaya, perspektif akademik,
perspektif sosial kognitif, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, penghayatan nilai
keagamaan, sumber informasi dan gaya hidup.
2
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2014) dengan jumlah
responden sebanyak 215 orang, didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku
seksual remaja adalah gaya hidup dibandingkan dengan pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi,dan peran teman sebaya.
Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi para kalangan remaja agar terhindar dari
pengaruh seks pra nikah adalah lingkungan keluarga.Komunikasi orang tua dan anak serta
pola asuh orang tua dapat menentukan seberapa besar kemungkinan anak tersebut melakukan
tindakan seksual. Kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja
dalam masalah seksual, dapat memperkuat munculnya penyimpangan perilaku seksual
(David G. Myers, 2012).
Teman sebaya pun memainkan peran yang signifikan dalam kehidupan remaja, tidak
terkecuali dalam hal seksualitas. Jika seorang remaja memiliki teman yang aktif secara
seksual maka akan semakin besar pula kemungkinan remaja tersebut untuk aktif secara
seksual mengingat bahwa pada usia tersebut remaja ingin diterima oleh lingkungannya.
Pengaruh teman sebaya membuat remaja mempunyai kecenderungan untuk memakai norma
teman sebaya dibandingkan norma sosial yang ada (Sofia, 2010).
Gaya hidup sering disalahgunakan oleh sebagian besar remaja. Para remaja sangat
rawan sekali dalam gaya hidupnya terutama yang mengarah pada gaya hidup bebas, hal ini
dikarenakan sifat mereka yang rasa keingintahuannya masih sangat tinggi terhadap hal-hal
yang belum mereka ketahui (Sofyan, 2010).
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
perilaku seks pranikah remaja kelas X di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi pada bulan Maret sampai
Juli 2015.
Jenis penelitian korelasionaldengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas X SMK PGRI 1 Kota Sukabumi sebanyak 247
siswa.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa yang ada di kelas X SMK PGRI 1
Kota Sukabumi. Berdasarkan perhitungan ukuran sampel menurut slovin, maka didapatkan
batas minimum jumlah responden yang akan diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah
153 responden.
3
Cara pengambilan sampel menggunakan teknik Sampling Purposive. Setelah
dilakukan teknik Sampling Purposive, selanjutnya untuk mengetahui ukuran sampel yang
dibutuhkan dari masing-masing unsur populasi maka dilakukan teknik Sampling Acak
Kelompok (Cluster Random Sampling).
Uji validitas menggunakan rumus Product Momentyang dikemukakan oleh Pearson
(Hidayat, 2007). Uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbachdidapatkan nilai
koefisien reliabilitas instrumen variabel pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yaitu
0,576 yang berarti reliabilitas cukup kuat, peran orang tua yaitu 0,587 yang berarti reliabilitas
cukup kuat, peran teman sebaya yaitu 0,625 yang berarti reliabilitas cukup kuat, gaya hidup
yaitu 0,693 yang berarti reliabilitas cukup kuat dan perilaku seksual yaitu 0,816 yang berarti
reliabilitas kuat.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis deskriptif karakteristik responden berdasarkan usia,
sebagian besar responden berusia 16 tahun dengan presentase 66,7% dan sebagian kecil
responden berusia 14 tahun dengan presentase 1,3%, analisis deskriptif berdasarkan jenis
kelamin yaitu sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan presentase 64,7% dan
sebagian kecil responden berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 35,3%, analisis
deskriptif berdasarkan status berpacaran yaitu sebagian besar responden memiliki pacar
dengan presentase 54,2% dan sebagian kecil responden tidak memiliki pacar dengan
presentase 45,8%,analisis deskriptif berdasarkan dengan siapa responden tinggal yaitu
sebagian besar responden tinggal bersama orang tua dirumah dengan presentase 88,2% dan
sebagian kecil responden tinggal di pesantren dengan presentase 2,6%, analisis deskriptif
berdasarkan sumber informasi yaitu sebagian besar responden mendapatkan informasi
tentang kesehatan reproduksi dari media elektronik dengan presentase 41,8% dan sebagian
kecil responden mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dari media cetak
dengan presentase 7,2%.
Analisis bivariat dalam penelitian untuk mengetahui gambaran perilaku seks pranikah
remaja berdasarkan variabel pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, peran orang
tua, peran teman sebaya, dan gaya hidup di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi adalah sebagai
berikut :
4
Tabel 1.Tabulasi Silang Perilaku Seks Pranikah Remaja Berdasarkan Pengetahuan
Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi
Tahun 2015
Perilaku Seks Pranikah
Pengetahuan
Menyimpang
%
Baik
39
46,4
Tota
Tidak
%
%
l
45
53,6
84
100
Menyimpang
Cukup
25
47,2
28
52,8
53
100
Kurang
7
43,8
9
56,2
16
100
JUMLAH
71
82
153
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi adalah sebanyak 84 responden yang
cenderung memiliki perilaku seks pranikahtidak menyimpang yaitu sebanyak 45 responden
(53,6%). Sedangkan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang tentang kesehatan
reproduksi yaitu sebanyak 16 responden yang cenderung memiliki perilaku seks pranikah
menyimpang sebanyak 7 responden (43,8%)
Tabel 2
Tabulasi Silang Perilaku Seks Pranikah Remaja
Berdasarkan Peran Orang Tua di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi Tahun 2015
Perilaku Seks Pranikah
Peran Orang
Meny
Tua
impa
%
Menyim
ng
Berperan Baik
Cukup
Berperan
Kurang
Berperan
JUMLAH
Tot
Tidak
%
al
%
pang
28
45,9
33
54,1
61
100
39
44,8
48
55,2
87
100
4
80,0
1
20,0
5
100
71
82
153
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki orang
tua yang cukup berperanyaitu sebanyak 87 responden yang cenderung memiliki perilaku seks
pranikah tidak menyimpang yaitu sebanyak 48 responden (55,2%). Sedangkan sebagian kecil
responden memiliki orang tua yang kurang berperan yaitu sebanyak 5 responden yang
cenderung memiliki perilaku seksual tidak menyimpang yaitu sebanyak 1 responden (20,0%).
5
Tabel 3
Tabulasi Silang Perilaku Seks Pranikah Remaja
Berdasarkan Peran Teman Sebaya di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi Tahun 2015
Perilaku Seks Pranikah
Peran Teman
Meny
Sebaya
impa
Tota
Tidak
%
Menyim
ng
%
l
%
pang
Berperan Baik
25
33,3
29
66,7
54
100
Cukup
39
44,0
45
56,0
84
100
7
48,7
8
51,3
15
100
Berperan
Kurang
Berperan
JUMLAH
71
82
153
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki teman
sebaya yang cukup berperan yaitu sebanyak 84 responden yang cenderung memiliki perilaku
seks pranikah tidak menyimpang yaitu sebanyak 45 responden (56,0%). Sedangkan sebagian
kecil responden memiliki teman sebaya yang kurang berperan yaitu sebanyak 15 responden
yang cenderung memiliki perilaku seks pranikah menyimpang yaitu sebanyak 7 responden
(48,7%).
Tabel 4
Tabulasi Silang Perilaku Seks Pranikah Remaja
Berdasarkan Gaya Hidup di SMK PGRI
1 Kota Sukabumi Tahun 2015
Perilaku Seks Pranikah
Gaya
Meny
hidup
impa
Tota
Tidak
%
ng
Menyim
%
l
%
pang
Positif
27
37,0
46
63,0
73
100
Negatif
44
55,0
36
45,0
80
100
JUML
71
82
153
AH
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki gaya
hidup yang negatif mendekati gaya hidup menyimpang yaitu sebanyak 80 responden yang
cenderung memiliki perilaku seks pranikah menyimpang yaitu sebanyak 44 responden
(55,0%). Sedangkan sebagian kecil responden memiliki gaya hidup yang positif tidak
mendekati gaya hidup menyimpang yaitu sebanyak 73 responden yang cenderung memiliki
perilaku seks pranikahtidak menyimpang yaitu sebanyak responden 46 (63,0%).
6
Tabel 5
Uji Hipotesis Pengaruh Antara Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
Terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi Tahun 2015
Variabel
Variabel Bebas
Coeffitient
Tak
Bebas
Pengetahuan
Perilaku
remaja terhadap
Seks
kesehatan
Pranikah
reproduksi
Remaja
P-value
Contingency
0,19
0,971
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa setelah dilakukan hasil uji statistik dengan
menggunakan koefisien kontingensi didapatkan nilai p-value 0,971 yang berarti H0diterima
karena nilai p-value >0,05. Sehingga tidak ada pengaruh antara pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks pranikah remaja.
Tabel 6
Uji Hipotesis Pengaruh Peran Orang Tua terhadap
Perilaku Seks Pranikah Remaja di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi Tahun 2015
Variabel
Variabel Bebas
Contingency
Tak
Coeffisient
Bebas
Peran Orang Tua
P-value
Perilaku
seks
0,008
Pranikah
0,919
remaja
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji statistik dengan
menggunakan koefisien kontingensi didapatkan nilai p-value 0,919 yang berarti H0 diterima
karena nilai p-value >0,05. Sehingga tidak ada pengaruh antara peran orang tua terhadap
perilaku seks pranikah remaja.
Tabel 7
Uji Hipotesis Pengaruh Peran Teman Sebaya terhadap
Perilaku Seks Pranikah Remaja di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi Tahun 2015
Variabel
Bebas
Peran
teman
sebaya
Variabel
Tak
Bebas
Contingency
P-
Coefficient
value
0,230
0,036
Koef.
Deter
Q
minasi
Perilaku
seks
pranikah
remaja
7
5,3%
0,26
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji statistik dengan
menggunakan koefisien kontingensi didapatkan nilai p-value 0,036 yang berarti H0 ditolak
dan H1 diterima karena nilai p-value<0,05. Sehingga ada pengaruh antara peran teman
sebaya terhadap perilaku seks pranikah remaja. Sedangkan nilai koefisien korelasi ( r ) yang
diperoleh untuk variabel peran teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah yaitu 0,230
sehingga pengaruh peran teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah remaja memiliki
pengaruh yang rendah. Sedangkan nilai Q atau nilai keeratan antara variabel peran teman
sebaya dengan perilaku seks pranikah remaja yaitu sebesar 0,26 sehingga memiliki keeratan
kurang erat.
Tabel 8
Uji Hipotesis Pengaruh Gaya Hidup terhadap
Perilaku Seks Pranikah Remaja di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi Tahun 2015
Variabel
Bebas
Variabel
Tak
Bebas
Continge
ncy
P-
coeffisien
value
t
Koef.
Deter
Q
minasi
Perilaku
Gaya
seks
hidup
pranikah
0,178
0,026
3,2%
0,178
remaja
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji statistik dengan
menggunakan koefisien kontingensi didapatkan nilai p-value 0,026 yang berarti H0 ditolak
dan H1 diterima karena nilai p-value<0,05. Sehingga ada pengaruh antara gaya hidup dengan
perilaku seks pranikah remaja. Sedangkan nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh untuk
variabel gaya hidup terhadap perilaku seks pranikah yaitu 0,178 sehingga pengaruh gaya
hidup terhadap perilaku seks pranikah remaja memiliki pengaruh sangat rendah. Sedangkan
nilai Q atau nilai keeratan antara variabel gaya hidup dengan perilaku seks pranikah remaja
yaitu sebesar 0,178 sehingga memiliki keeratan kurang erat.
Berdasarkan koefisien determinasi dengan perhitungan r 2 = 0,1782 = 0,032 atau 3,2%
maka diperoleh variabel gaya hidup dapat mempengaruhi variabel perilaku seks pranikah
remaja sebesar 3,2% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
8
Tabel 9
Nilai Koefisien Korelasi Variabel Yang Paling Berpengaruh Terhadap
Perilaku Seks Pranikah Remaja di SMK PGRI 1 Kota SukabumiTahun 2015
No
Variabel
Koefisien
Determinasi
1
Peran Teman Sebaya
5,3%
2
Gaya Hidup
3,2%
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa peran teman sebaya mempunyai pengaruh
paling besar karena mempunyai nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi yaitu sebesar
5,3% dibandingkan dengan variabel gaya hidup.
Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji statistik yang dilakukan dengan
menggunakan koefisien kontingensi didapatkan nilai p-value 0,19 yang berarti H0 diterima
dan H1 ditolak karena nilai p-value>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
antara pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks pranikah
remaja.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Soetjiningsih (2010), dimana faktor lingkungan
yang sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja diantaranya adalah hubungan
antara orang tua dengan remaja, diikuti karena tekanan teman sebaya, gaya hidup, religiusitas
dan eksposur media pornografi.
hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan coeffitient contingency yang dapat
dilihat pada Tabel 4.6 didapatkan nilai p-value 0,919 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak
karena nilai p-value>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara peran
orang tua terhadap perilaku seks pranikah remaja.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nuraeni (2014) menunjukan bahwa tidak ada
pengaruh peran orang tua terhadap perilaku seksual remaja.Hal tersebut tidak sesuai dengan
teori menurut Soetjiningsih (2010) bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
pranikah pada remaja paling tinggi hubungan antara orang tua dengan remaja. Remaja yang
melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantara berasal dari keluarga yang
bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird,
2003). Menurut Rohmahwati (2008), Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena
perceraian, kematian dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat
mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
9
Berdasarkan Tabel 4.7 juga menunjukkan nilai p-value 0,036 yang berarti H0 ditolak
dan H1 diterima karena nilai p-value<0,05. sehingga ada pengaruh antara peran teman
sebaya dengan perilaku seks pranikah remaja. Hal ini sesuai dengan referensi dari Poltekes
Depkes Jakarta 1 (2010) bahwa sikap, pikiran, perilaku, dan gaya hidup remaja merupakan
perilaku dan gaya hidup kelompoknya.
Perilaku seks pranikah yang remaja lakukan memang tidak terlepas dari teman-teman
sebayanya. Hal tersebut dikarenakan remaja lebih banyak menghabiskan waktu mereka
untuk bersama dengan teman-teman sebayanya dibanding dengan keluarga. Pemaparan
diatas diperkuat oleh hasil penelitian dari Dinna (2013) yang menyatakan bahwa pengaruh
teman sebaya sangatlah tinggi dalam mempengaruhi perilaku remaja. Peran teman sebaya
dalam pergaulan remaja memang sangatlah menonjol. Hal ini sejalan dengan meningkatnya
minat individu dalam persahabatan serta keikutsertaan dalam kelompok. Sebagai
akibatnya,mereka akan merasa senang apabila diterima atau sebaliknya akan merasa tertekan
dan cemas apabila di keluarkan dan diremehkan oleh teman-teman sebayanya. Bagi remaja
pandangan teman-teman terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting (Santrock,
2007). Maka, dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap,
pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Hal
ini kembali diperkuat oleh hasil penelitian Dinna (2013) yang menyatakan bahwa teman
sebaya
sangat
cenderung
berpengaruh
dalam
kehidupan
remaja
ketimbang
keluarganya.Semakin bertambah besar anak, maka keinginannya untuk bergaul diluar rumah
semakin besar pula dan hal ini seiring dengan menurunnya peran orang tua.
Hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan koefisien kontingensi
diperoleh nilai p-value 0,026 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima karena nilai pvalue<0,05. Sehingga ada pengaruh antara gaya hidup terhadap perilaku seks pranikah
remaja.
Hasil penelitian Nuraeni (2014) menunjukan bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap perilaku seksual remaja adalah gaya hidup dibandingkan dengan peran teman
sebaya.
10
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 153 remaja di SMK PGRI 1 Kota
Sukabumi, dapat disimpulkan didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku
seks pranikah remaja di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi adalah teman sebaya dibandingkan
dengan gaya hidup.
Saran
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam upaya peningkatan program
kesehatan reproduksi remaja, seperti dimasukannya materi mengenai sex education kedalam
program pengajaran disekolah sehingga pengetahuan dapat terus meningkat. Diharapkan juga
pihak sekolah dapat melibatkan orang tua siswa dalam kegiatan sekolah, khususnya terkait
dengan pembinaan siswa dan memotivasi siswa agar aktif dalam berbagai kegiatan
positif.Peran dari guru, BP/BK lebih di tingkatkan dalam pengawasan terhadap perilaku seks
pranikah remaja.
Diharapkan agar puskesmas dalam hal ini bagian PKPR dapat meningkatkan
frekuensi program penyuluhan tentang kesehatan reproduksi ke berbagai sekolah secara
merata dan berkesinambungan. Meningkatkan metode penyuluhan yang variatif seperti
mengadakan perlombaan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan memasang poster
yang berkaitan dengan perilaku seks pranikah di sekolah.
11
Referensi
Arikunto, Suharsimi. ProsedurPenelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Depkes RI. 2010. Profil kesehatan.
Dinkes Kota Sukabumi. Laporan Tahunan Jumlah Kejadian Seks Pranikah, Kehamilan Tidak
Diinginkan di Kota SukabumiTahun 2014. Sukabumi : Dinkes Kota Sukabumi, 2014.
Hartiningsih.Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: CV Sagung Seto, 2010
Hidayat, A.Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika, 2012
Imam Musbikin. Mengatasi Kenakalan Siswa Remaja. Madiun : Zanafa. 2013.
Kumalasari, Intan dan Iwan Andhayantoro. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika,
2012.
Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika, 2011.
Kozier, dkk.Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan praktik. Jakarta: EGC, 2011.
Mu’tadin, Z. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset,
2003.
Nuraeni, Siti. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Di SMP N 14
Kota Sukabumi, 2014
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian iImu. Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika, 2011.
Poltekes Depkes Jakarta I. KesehatanRemaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba
Medika. 2010.
12
Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta, 2010.
Sofyan S. W, M.Pd. Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta .2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. 2013.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya Jakarta: S.agung Seto, 2010
Widyastuti,
Yani,
Anita
Rahmawati,
dkk.
Kesehatan
Reproduksi.Yogyakarta:
Fitramaya.2009.
www.beritanet.com. Gaya Hidup Remaja. 10 Maret 2015
http://www.bkkbn.go.id diakses tanggal 10 maret 2015
http://himikaung.wordpress.com.Tahap-tahap perkembangan psikososial, diakses tanggal 27
April 2015.
13
14
Download