BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan

advertisement
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan secara deskriptif dan statistik, maka
secara garis besar hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) efektif pada materi Larutan Elektrolit
dan Konsep Redoks SMA Negeri 1 Amarasi. Secara terperinci dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Kemampuan guru dalam mengelola pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual termasuk dalam kategori baik
denga skor 3,69
b. Ketuntasan
indikator
hasil
belajar
dengan
menerapkan
pendekatan
Kontekstual (CTL) adalah tuntas dan ketuntasannya terdiri dari 3 aspek:
1) Aspek Kognitif
Pada indikator aspek kognitif semua siswa dikatakan tuntas karena rata-rata
proporsi jawaban yang diperoleh siswa ≥ 70% yaitu sebesar 79%.
2) Aspek Psikomotor
Pada indikator aspek psikomotor semua siswa dikatakan tuntas karena ratarata proporsi jawaban yang diperoleh siswa ≥ 70% yaitu sebesar 79,26%.
3) Aspek Afektif
Pada indikator aspek afektif semua siswa dikatakan tuntas karena rata-rata
proporsi jawaban yang diperoleh siswa ≥ 70% yaitu sebesar 76,8%.
c. Ketuntasan hasil belajar siswa dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual
adalah tuntas dan ketuntasanya terdiri dari 3 aspek:
1) Aspek kognitif
Pada aspek kognitif semua siswa dikatakan tuntas belajarnya karena rata-rata
proporsi jawaban benar siswa adalah ≥ 70% yaitu sebesar %. 78,99
2) Aspek psikomotor
Pada aspek psikomotor semua siswa dikatakan tuntas belajarnya karena ratarata proporsi siswa adalah ≥ 70% yaitu sebesar 77,93%.
3) Aspek afektif
Pada aspek afektif semua siswa dikatakan tuntas belajarnya karena rata-rata
proporsi jawaban benar siswa adalah ≥ 70% yaitu sebesar 77,47%.
d. Motivasi siswa pembelajaran yang menerapkan Pendekatan Kontekstual
(CTL) berada pada kriteria interprestasi skor sangat kuat dengan rata-rata
81,88%. Hal ini terlihat dari interprestasi skor motivasi siswa masing-masing
siswa yang berada pada kriteria kuat dan sangat kuat.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi terhadap hasil belajar siswa
dalam penerapan pendekatan kontekstual materi pokok Larutan Elektrolit dan
Konsep Redoks SMA Negeri 1 Amarasi
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi siswa terhadap hasil belajar
dalam dalam penerapan pendekatan kontekstual materi pokok Larutan Elektrolit
dan Konsep Redoks SMA Negeri 1 Amarasi .\
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian dilapangan maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebagai guru perlu lebih banyak menguasai strategi serta metode yang tepat
yang dapat membangkitkan motivasi siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
2. Pendekatan Kontekstual sangat baik dan efektif dalam pembelajaran kimia,
karena itu disarankan agar guru mata pelajaran kimia dapat menerapkannya
dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang baik pada materi pokok lain.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual
demi penyempurnaan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
4. Dalam menerapkan suatu Pendekatan atau strategi pembelajaran, guru perlu
memperhatikan pengelolaan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga
semua aktivitas siswa benar-benar dikembangkan dan terakomodir.
5. Diperlukan waktu yang cukup banyak agar
Kontekstual (CTL).
dapat menerapkan Pendekatan
DAFTAR PUSTAKA
Adha, Muhammad Fauzin.2004. “Proses Peningkatan Prestasi Belajar siswa dengan
menerapkan Pendekatan Kontekstual dalam Sintaks Model Pembelajaran
Kooperatif pada Pokok Bahasan Usaha Siswa Kelas IA Semester II SLTP
Adhyaksa Kupang Tahun Ajaran 2003/2004”. Skripsi. Kupang: Unwira
BSNP. 2008. Kumplan Materi Pengembangan KTSP Seri Pembelajaran. Departemen
Pendidikan Nasional: Jakarta.
Daryanto ,dan Muljo Rahardjo ST, M.Pd. 2012. Model Pembelajaran Inovatif.
Jogjakarta: Gava Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Jihad dan Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Pressindo Jogjakarta.
Keban, Maria Leta. 2009.“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMP Melalui
Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah pada Materi Pokok
Makanan Manusia di SMPK St. Yoseph Naikoten Kupang Tahun Ajaran
2009/2010”. Skripsi. Kupang: Unwira.
Kuftalan, B Maria. 2009.“ Efektifitas Penerapan Kontekstual dalam Pembelajaran
Kimia Materi Pokok Asam-Basa dan Garam Kelas VII Semester Ganjil SMPK
Santo Aloysius Niki-niki Tahun Pelajaran 2008/2009”. Skripsi. Kupang:
Unwira,
Khamidinal, et al. 2009. Kimia SMA/MA kelas X. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
Manek, Ivoni Fransiska. 2009.” Penerapan Strategi Motivasi Model ARCS dalam
Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Materi
Pokok Hukum Newton Pada Siswa Kelas VIIA SMPK Sancta Familia
Sikumana Tahun Pelajaran 2008/2009 ”. Skripsi. Kupang : Unwira.
Purba,Michael. 2006.Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Bandung.
Suyanti, Retno Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Jogjakarta : Graha Ilmu
Sutanto, Petrus. 2006.“Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) dalam Pembelajaran Sains Materi Pokok Bahan Kimia Rumah
tangga pada Siswa Kelas VIIA SMPK ‘disamakan’ Sancta Theresia Kupang
Tahun Pelajaran 2006/2007”. Skripsi. Kupang : Unwira.
Tukan, Maria Yosefina L.2009.“Penerapan Strategi motivasi ARCS dalam Model
Pembelajaran langsung materi Pokok Pengukuran pada Siswa Kelas VIIA
SMPK St. Yoseph Naikoten Kupang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Skripsi.
Kupang: Unwira.
Thaal, Godilia. 2007. “Penerapan Pendekatan Kontekstual
dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat pada Siswa Kelas
IX Semester Genap SMP ‘diakui’ PGRI Kupang Tahun Pelajaran 2007/2008”.
Skripsi. Kupang : Unwira.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Surabaya: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –Progresif. Solo: Kencana
Prenade Media Group.
Lampiran 01
SILABUS 01
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi : 1.Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
Indikator
Materi
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Pembelajaran
Kompetensi Dasar
1.1.
Mengi
dentifikasi sifat
larutan elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan
: SMA Negeri 1 Amarasi
:Kimia
:X/II
:2 x 45 Menit
1.
Mengidentifikasi sifat
larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
2.
Membedakan larutan
elektrolit dari larutan
nonelektrolit
3.
Menjelaskan hantaran
listrik melalui larutan ataupun
lelehan
.
Larutan
elektrolit dan
konsep redoks

Siswa mengemukakan tentang
Larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit,

Siswa dikelompokkan dalam
kelompok-kelompok kecil,siswa
melakukan praktikum untuk
mengetahui daya hantar listrik dari
berbagai jenis air dan
mempresentasekan di depan kelas dan
kelompok lain mendengar dan
menanggapi

Guru menjelaskan mengenai
larutan elektrolit dan non elektrolit serta
daya hantar listrik.

Kelompok yag berhasil
diberikan penghargaan.
Format
penilaian
Psikomotor
(LKS)
Format
penilaian
Kognitif
(Kuis)
Format
penilaian
Afektif
(Keaktifan
dalampembel
ajaran)
Alokasi
Waktu
Sumber
2x45
menit
1.Buku
kimia SMA
kelas X
(penerbit
Grafindo
Media
Pratama).
2.Buku
kimia SMA
kelas X
(penerbit
Erlangga)
3.Buku
kimia SMA
kelas X
(penerbit
pustaka
Insan
Madani )
Amarasi,...... Mei 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Amarasi
Drs. NOH RUKU
NIP.19631117199303
Peneliti
MARIA FEBRIANI HOAR
SILABUS 03
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
: SMA Negeri 1 Amarasi
: Kimia
: X/II
: 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 1.Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
Kompetensi Dasar
Indikator
1.1. Mengidentifika
si sifat larutan
elektrolit
berdasarkan
data hasil
percobaan
1. Menuliskan nama
unsur-unsur
dalam senyawa
sesuai dengan
tata nama IUPAC
Materi
Pembelajaran
Reaksi redoks
Kegiatan Pembelajaran


2. Menjelaskan
proses
pengolahan
limbah dengan
metode lumpur
aktif


.
Penilaian
Alokasi
Waktu
Siswa menentukan nama unsur-unsur Format penilaian 2x45
dalam senyawa sesuai tata nama
Kognitif (Kuis)
menit
IUPAC dan bagaimana cara
pengolahan air kotor menjadi air
Format penilaian
bersih, siswa dikelompokkan dalam
Afektif (Keaktifan
kelompok-kelompok kecil kemudian dan sikap dalam
mendiskusikan soal-soal mengenai
pembelajaran)
tata nama senyawa
Guru menjelaskan tentang tata nama Format penilaian
senyawa sesuai aturan IUPAC dan
Psikomotor (LKS)
proses pengolahan air kotor dengan
metoda lumpur aktif.
Siwa mempresentasekan hasil
diskusinya di depan kelas dan
kelompok lain menanggapi.
Kelompok yang berhasil akan
diberikan penghargaan.
Sumber
1.Buku
kimia
SMA
kelas
X
(penerbit
Grafindo
Media
Pratama).
2.Buku
kimia
SMA
kelas X
(penerbitE
rlangga)
3.Buku
kimia
SMA
kelas X
(penerbit
pustaka
Insan
Madani )
Amarasi,...... Mei 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Amarasi
Drs. NOH RUKU
NIP.19631117199303
Peneliti
MARIA FEBRIANI HOAR
SILABUS 02
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
: SMA Negeri 1 Amarasi
: Kimia
: X/II
: 2 x 45 Menit
Standar Kompetensi : 1.Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
Kompetensi Dasar
Indikator
1.2. Menjelaskan
1.
perkembangan
konsep reaksi
oksidasi-reduksi
dan
2.
hubungannya
dengan tata
nama senyawa
serta
3.
penerapannya
4.
Materi
Pembelajaran
Menjelaskan
Perkembangan
perkembangan
konsep redoks
konsep reaksi
oksidasi reduksi.
Membedakan dan
mendeskripsikan
perkembangan
konsep redoks
Menentukan
bilangan oksidasi
unsur-unsur
dalam senyawa.
Menjelaskan
hubungan
perkembangan
konsep redoks
dengan tata nama
senyawa serta
penerapannya
dalam kehidupan
Kegiatan Pembelajaran
 Siswa mengemukakan tentang konsep
redoks dan perkembangannya serta
dapat menentukan bilangan oksidasi
unsur-unsur dalam senyawa.
 Siswa dikelompokkan dalam kelopokkelompok kecil.
Siswa melakukan praktikum untuk
menbuktikan terjadinya reaksi redoks
dalam
percobaan
dan
mempresentasekan didepan kelas
kemudian kelompok lain menanggapi.
 Guru menjelaskan tentang
perkembangan reaksi redoks dan
bagaimana cara menentukan bilangan
oksidasi unsur-unsur dalam senyawa.
 Guru menjelaskan hubungan
perkembangan konsep redoks dengan
tata nama senyawa serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
 Kelompok yang berhasil diberikan
Penilaian
Format
penilaian
Kognitif
(Kuis)
Format
penilaian
Psikomotor
(LKS)
Format
penilaian
Afektif
(Keaktifan dan
sikap dalam
pembelajaran)
Alokasi
Sumber
Waktu
2x45
1.Buku
kimia
menit
SMA kelas X
(penerbit
Grafindo
Media
Pratama).
2.Buku
kimia
SMA kelas X
(penerbit
Erlangga)
3.Buku
kimia
SMA kelas X
(penerbit pustaka
Insan Madani)
sehari-hari.
penghargaan.
III
Amarasi,...... Mei 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Amarasi
Drs. NOH RUKU
NIP.19631117199303
Peneliti
MARIA FEBRIANI HOAR
Lampiran 02
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 01)
Sekolah
: SMA Negeri 1 Amarasi
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: (X) / II
Alokasi waktu
: 2x45 Menit
I. Standar kompetensi
1. Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
II. Kompetensi dasar
1.2. Mengidentifikasi sifat larutan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
III. Indikator
1. Mengidentifikasi sifat larutan elektrolit berdasarkan percobaan.
2. Membedakan larutan elektrolit dari larutan nonelektrolit
3. Menjelaskan hantaran listrik melalui larutan ataupun lelehan
IV. Tujuan pembelajaran
Agar siswa dapat:
1. Mengidentifikasi sifat larutan elektrolit berdasarkan percobaan.
2. Memahami dan menjelaskan perbedaan antara larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Menjelaskan hantaran listrik melalui larutan ataupun lelehan.
V. Materi pokok
Larutan elektrolit dan konsep redoks
VI. Materi pembelajaran
Larutan elektrolit dan nonelektrolit
VII. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan kontekstual
VIII.
Metode pembelajaran
Diskusi, pemberian tugas dan kerja kelompok
IX. Langkah Pembelajaran
Fase-fase CTL
Kegiatan Guru
1. Kegiatan Pendahuluan I.
Pembelajaran.
Kegiatan Siswa
Kategori
Pendahuluan (15 menit)
Menyampaikan TPK
Mendengarkan
Konstruktivisme
pengarahan dari guru.
(construktivisme)
Memotivasi siswa dengan cara
Mendengarkan dan
memberikan pertanyaan.
menjawab pertanyaan
Pernahkah anda melihat orang
dari guru
yang terkena strom? Mengapa
hal tersebut terjadi ?
2. Penyampaian Materi IIKegiatan Inti (60 menit)
Pelajaran
EEksplorasi
larutan
3. Memancing
Kinerja
Siswa
Mendengarkan
Pemodelan
elektrolit dan nonelektrolit serta
penjelasan dari guru
(Modeling)
aplikasinya dalam kehidupan
Mengamati dan
sehari-hari, serta meminta
memperagakan contoh
perwakilan dari siswa untuk
dari materi yang
memperagakan contohnya di
dipelajari dalam
depan kelas.
kehidupan sehari-hari.
Memberikan kesempatan
Mengajukan
Bertanya
kepada siswa untuk bertanya
pertanyaan kepada
(questioning)
tentang konsep yang belum
guru tentang materi
dipahami
yang masih belum
dipahami
4. Pemberian Umpan
Balik
Elaborasi
Membagi siswa dalam beberapaB bekerja dalam
Masyarakat belajar
kelompok, masing-masing
(comunitylearning)
kelompok dan
kelompok berjumlah 4-5 orang
mengajukan
pertanyaan jika ada
kesulitan.
Membagikan LKS dan
Berdiskusi dalam
Inkuiri (inquiri)
memberikan kesempatan kepada mengerjakan LKS
siswa untuk mengerjakan LKS.
sesuai dengan
Membimbing kelompok yang
kelompoknya masing-
mengalami kesulitan dalam
masing.
mengerjakan LKS.
Konfirmasi
Meminta kepada perwakilan
Masing-masing
dari masing-masing kelompok
kelompok
untuk menjawab LKS.
mendelegasikan
Memberikan
anggotanya untuk
penghargaankepada kelompok
menjawab LKS di
yang medapatkan skor tertinggi.
papan tulis
Refleksi(reflection)
Menjawab LKS di
papan tulis.
5. Kegiatan Tindak lanjutIII. Penutup (15 menit)
Menyimpulkan materi
Mencatat poin-poin
Penilaian autentik
pembelajaran.
penting dari materi
(authentic
Menginformasikan kepada
yang telah dipelajari
assessment)
siswa bahwa pertemuan
berikutnya akan diadakan
evaluasi .
X. Sumber belajar
1. Buku kimia SMA kelas X (penerbit Grafindo Media Pratama).
2. Buku kimia SMA kelas X ( penerbit Erlangga)
3. Buku kimia SMA kelas X ( penerbit pustaka Insan Madani )
XI. Penilaian
1.
Teknik
: tes tertulis
2.
Instrumen
: uraian
3.
Contoh instrumen
1. Data hasil pengujian daya hantar listrik beberapa larutan :
Larutan
Pengamatan
NyalaLampu
Gelembung Gas
1
Terang
Ada
2
Tidakmenyala
Tidakada
3
Tidakmenyala
Ada
4
Tidakmenyala
Tidakada
5
Terang
Ada
Berdasarkan data tersebut diatas, klasifikasikan larutan elektrolit
dan elektrolit. Jelaskan mengapa demikian?
2. Berikut ini hasil pengujian daya hantar berbagai jenis zat.
Zat murni
Bentuk
Menghantar
Bromin
Cair
Tidak
Raksa
Cair
Ya
Zink
Padat
Tidak
Zink
Cair
Ya
Air
Cair
Tidak
Asam cuka
Cair
Tidak
Kalium klorida
Padat
Tidak
Kalium klorida
Cair
Ya
Larutan H2SO4
Larutan
Ya
Larutan Cuka
Larutan
Ya
a. Diantara zat murni yang diuji, golongan zat apakahyang dapat
menghantar listrik?
b. Diantara zat murni yang diuji, manakah yang tergolong
senyawaion dan manakah yang tergolong senyawa kovalen.
c. Apakah perbedaan antara elektrolit senyawa ion dengan elektrolit
senyawa kovalen.
Kunci jawaban
1.
Berdasarkan data hasil percobaan diatas dapat dibedakan
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, yaitu yang termasuk
larutan elektrolit ditandai dengan lampu menyala dan adanya
gelembung gas, pada percobaan tersebut yang termasuk larutan
elektrolit adalah larutan dengan nomor 1, 3 dan 5, bahkan
lampunya mati akan tetapi terdapat gelembung gas.sedangkan
nonelektrolit ditandai dengan lampu tidak menyala dan tidak
adanya gelembung gas, pada percobaan tersebut yang termasuk
larutan nonelektrolit adalah larutan dengan nomor 2 dan 4.
2.
Berdasarkan diatas maka :
a. Zat golongan yang dapat menghantarkan listrik adalah
golongan zat cair, akan tetapi bukan semua zat cair
menghantarkan
listrik
,hanya
sebagian
yang
dapat
menghantar listrik yaitu zat yang dapat mengikat oksigen
apabila dilarutkan dalam air.
b. Yang tergolong senyawa ion adalah zat yang dapat
menghantarkan listrik sedangkan zat yang merupakan
senyawa kovalen yaitu zat-zat yang tidak menghantarkan
listrik dan yang dapat menghantarkan listrik dalam bentuk
larutan seperti asam sulfat (H2SO4)dan asam cuka
(CH3COOH).
c. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa senyawa
elektrolit ion dan elektrolit senyawa kovalen adalah bahwa
elektrolit senyawa ion dapat menghantarkan listrik
sedangkan
elektrolit
senyawa
kovalen
dapat
menghantarkan listrik apabila dalam bentuk larutan
ataupun dalam bentuk lelehan,akan tetapi tidak semua
dapat menghantarkan listrik.
Mengetahui
Amarasi ,...Mei
2014
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Amarasi
Drs. NOH RUKU
HOAR
NIP. 19631117199303
Peneliti
MARIA FEBRIANI
Lampiran 02b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP02)
I.
Sekolah
:SMA Negeri 1 Amarasi
Mata pelajaran
:Kimia
Kelas/semester
:(X) / II
Alokasi waktuta
:2x45 Menit
Standar kompetensi
2. Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
II.
Kompetensi dasar
1.3. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
III. Indikator
1. Membedakan dan mendeskripsikan perkembangan konsep redoks
2. Menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa
IV. Tujuan pembelajaran
Agar siswa dapat :
V.
1.
Menjelaskan perkembangan konsep redoks
2.
Menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa.
Materi pokok
Larutan elektrolit dan konsep redoks
VI. Materi pembelajaran
Reaksi redoks
VII. Model pembelajaran
Pendekatan kontekstual
VIII. Metode pembelajaran
Diskusi, kerja kelompok dan pemberian tugas
IX. Langkah Pembelajaran
Fase-fase CTL
1. Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Guru
I.
Kegiatan Siswa
Kategori
Pendahuluan (15 menit)
Menyampaikan TPK
Pembelajaran.
Mendengarkan
Konstruktivisme
pengarahan dari guru
(construktivisme)
Memotivasi siswa dengan
Mendengarkan dan
cara memberikan
menjawab pertanyaan
pertanyaan. Pernahkah
dari guru
anda melihat rumah, tiang
rumah terlihat karat?
2. Penyampaian
Materi Pelajaran
IIKegiatan Inti (60 menit)
E Eksplorasi
mengenai
Mendengarkan penjelasan
Pemodelan
konsep redoks dan
dari guru
(Modeling)
bagaimana menentukan
Mengamati dan
bilangan oksidasi unsur-
memperagakan contoh
unsur dalam senyawa serta
dari materi yang
meminta perwakilan dari
dipelajari dalam
siswa untuk
kehidupan sehari-hari.
memperagakan contohnya
di depan kelas.
3. Memancing
Memberikan kesempatan
Mengajukan pertanyaan
Bertanya
Kinerja Siswa
4. Pemberian Umpan
Balik
kepada siswa untuk
kepada guru tentang
bertanya tentang konsep
materi yang masih belum
yang belum dipahami
dipahami
(questioning)
Elaborasi
Membagi siswa dalam
beber erapa kelompok,
Membentuk kelompok
Masyarakat belajar
diskusi
(comunitylearning)
Masing-masing kelompok
te terdiri dari 4-5 orang
Membagikan LKS
Berdiskusi dalam
danmemberikan
mengerjakan LKS sesuai
kesempatan kepada siswa
dengan kelompoknya
untuk mengerjakan LKS.
masing-masing.
Membimbing kelompok
Bekerja dalam kelompok
yang mengalami kesulitan
dan mengajukan
dalam mengerjakan LKS.
pertanyaan jika ada
Inkuiri(inquiri)
kesulitan.
Konfirmasi
Meminta kepada
Masing-masing
perwakilan dari masing-
kelompok
masing kelompok untuk
mendelegasikan
menjawab LKS.
anggotanya untuk
Refleksi(reflection)
menjawab LKS di papan
Memberikan
tulis
penghargaankepada
Menjawab LKS di papan
kelompok yang
tulis
medapatkan skor tertinggi.
5. Kegiatan Tindak lanjutIII. Penutup (60 menit)
Menyimpulkan materi
Mencatat poin-poin
Penilaian autentik
pembelajaran.
penting dari materi yang
Menginformasikan kepada
telah dipelajari
siswa bahwa pertemuan
berikutnya akan diadakan
evaluasi .
X.
4.
Sumber belajar
1.
Buku kimia SMA kelas X (penerbit Grafindo Media Pratama).
2.
Buku kimia SMA kelas X ( penerbit Erlangga)
3.
Buku kimia SMA kelas X ( penerbit pustaka Insan Madani )
Penilaian
1.
Teknik
: tes tertulis
2.
Instrumen
: uraian
3.
Contoh instrumen
:
Soal
1. Tulislah pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan :
a. Pengikatan atau pelepasan oksigen
b. Serah-terima elektron
c. Perubahan bilangan oksidasi
2. Tentukan bilangan oksidasi Mangan dalam
a. Mn2+
b. MnO
c. KMnO4
d. MnO4-
(authenticassessment)
Kunci jawaban
1.
Pengertian berdasarkan :
a. Pengikatan/pelepasan oksigen
Oksidasi adalah pengikatan oksigen
Reduksi adalah pelepasan oksigen
b. Serah terima elektron
Oksidasi adalah pelepasan elektron
Reduksi adalah penyerapan elektron
c. Perubahan bilangan oksidasi
Oksidator adalah penurunan bilangan oksidasi
Reduktor adalah pertambahan bilangan oksidasi
2.
Bilangan oksidasi mangan dalam :
a. Mn2+= +2
b. MnO
= (1xBo Mn + 1xBo O ) = 0
= (1x Bo Mn + 1x (-2)) = 0
= Bo Mn = 0+2
= +2
c. KMnO4
=( 1xBo K + 1xBo Mn + 4x Bo O) =0
= (1x(+1) + BoMn + 4x(-2) = 0
= Bo Mn = 8-1
= +7
d. MnO4= ( 1x Bo Mn + 4x(-2) = -1
= Bo Mn = -1+8
= +7
Mengetahui
Amarasi,... Mei
2014
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Amarasi
Peneliti
Drs. NOH RUKU
HOAR
NIP. 19631117199303
MARIA FEBRIANI
Lampiran 03b
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP03)
I.
: SMA Negeri 1 Amarasi
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: (X) / II
Alokasi waktu
: 2x45 Menit
Standar kompetensi
1.
II.
Sekolah
Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
Kompetensi dasar
1.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
III. Indikator
1.
2.
Menuliskan nama senyawa dalam raeksi redoks sesuai dengan tata nama IUPAC
Menjelaskan proses pengolahan limbah dengan metoda lumpur aktif
IV. Tujuan pembelajaran
Agar siswa dapat :
1. Menentukan nama senyawa dalam reaksi redoks sesuai tata nama IUPAC
2. Menjelaskan proses pengolahan limbah dengan metoda lumpur aktif
V. Materi pokok
Larutan elektrolit dan konsep redoks
VI. Materi pembelajaran
Tata nama senyawa dan proses pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif.
VII. Model pembelajaran
Pendekatan kontekstual
VIII. Metode pembelajaran
Diskusi, pemberiantugasdan kerjakelompok
IX.
Langkah Pembelajaran
Fase-fase CTL
Kegiatan Guru
1. Kegiatan
I. Pendahuluan (15 menit)
Pendahuluan
Menyampaikan TPK
Pembelajaran.
Memotivasi siswa dengan cara
memberikan pertanyaan.
Setiap makhluk hidup memiliki
nama sesuai dengan nama
keturunannya, begitu pula
dengan unsur-unsur dalam
senyawa, bagaimanakah sistim
penamaan pada unsur-unsur
tersebut? Dan apakah
penamaan tersebut sesuai
aturan?
2. Penyampaian IIKegiatan Inti (60 menit)
Materi PelajaranEEkplorasi
bagaimana cara
menentukan unsur-unsur dalam
senyawa yang terlibat dalam
reaksi redoks sesuai dengan tata
nama IUPAC dan menjelaskan
proses pengolahan limbah
dengan metoda lumpur
aktifserta meminta perwakilan
dari siswa untuk
memperagakan contohnya di
depan kelas.
3. Memancing
Memberikan kesempatan
kinerja siswa
kepada siswa untuk bertanya
tentang konsep yang belum
Kegiatan Siswa
Mendengarkan
pengarahan dari guru
Kategori
Konstruktivisme
(construktivisme)
Mendengarkan dan
menjawab pertanyaan
dari guru
Mendengarkan
penjelasan dari guru
Pemodelan
Mengamati dan
(Modeling)
memperagakan contoh
dari materi yang
dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
Bertanya
(questioning)
dipahami
4. Pemberian
Umpan Balik
Elaborasi
Membagi siswa dalam beberapa Membentuk kelompok Masyarakat belajar
kelompok, masing-masing
diskusi
(comunitylearning)
kelompok berjumlah 4-5 orang. Mengajukan
pertanyaan kepada
guru tentang materi
yang masih belum
dipahami
Membagikan LKS
danmemberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mengerjakan LKS.
Membimbing kelompok yang
mengalami kesulitan dalam
mengerjakan LKS.
Konfirmasi
Meminta kepada perwakilan
dari masing-masing kelompok
untuk menjawab LDS.
Memberikan
penghargaankepada kelompok
yang medapatkan skor tertinggi.
5. Kegiatan Tindak
lanjut
III. Penutup (60 menit)
Menyimpulkan materi
pembelajaran.
Menginformasikan kepada
siswa bahwa pertemuan
berikutnya akan diadakan
evaluasi .
Berdiskusi dalam
mengerjakan LDS
sesuai dengan
kelompoknya masingmasing.
Bekerja dalam
kelompok dan
mengajukan
pertanyaan jika ada
kesulitan.
Inkuiri (inquiri)
Masing-masing
kelompok
mendelegasikan
anggotanya untuk
menjawab LDS di
papan tulis
Menjawab LDS di
papan tulis
Refleksi(reflection)
Mencatat poin-poin
penting dari materi
yang telah dipelajari
Penilaian autentik
(authenticassessment)
X.
XI.
Sumber belajar
1.
Buku kimia SMA kelas X (penerbit Grafindo Media Pratama).
2.
Buku kimia SMA kelas X ( penerbit Erlangga)
3.
Buku kimia SMA kelas X ( penerbit pustaka Insan Madani )
Penilaian
1.
Teknik
: tes tertulis
2.
Instrumen
: uraian
3.
Contoh instrumen
Soal
1. Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa berikut .
a.
CuO
b.
Cu2O
c.
Fe2S3
d.
CO2
e.
SnO2
f.
FeSO4
g.
As2O3
2. Jelaskan pengolahan air kotor dengan cara lumpur aktif
Kunci jawaban
1. Nama IUPAC dari senyawa tersebut diatas adalah....
a. Tembaga oksida
b. Tembaga(I) oksida ( Kupro Oksida)
c. Besi(III) sulfida
d. Karbon oksida
e. Timah oksida
f. Besi(II) sulfat (Fero sulfat)
g. Arsen(III) oksida
2. Pengolahan air kotor dengan cara lumpur aktif
Air kotor mengandung berbagai macam limbah, seperti bahan
organik, lumpur, oli bakteri patogen, virusgaram-garaman,
pestisida, detergen, logam berat dan berbagai macam limbah
plastik. Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan
bakteri aerob yaitu bakteri yang dapat menguraikan limbah
organik yang dapat mengalami biodegradasi.
Bakteri aerob mengubah sampah organik dalam air limbah
menjadi biomassa dan gas CO2. Sementara nitrogen organik
diubah jadi ammonium dan nitrat, fosforus organik diubah
menjadi fosfat.
Biomassa hasil degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga
bakteri melewati masa pertumbuhan cepatnya (log phase).
Setelah itu akan mengalami flokulasimembentuk padatan
yang lebih mudah mengenda. Dari tangki pengendapan
sebagian lumpur dibuang, sebagiannya lagi disirkulasikan
kedalam tangki aerasi. Kombinasi antara bakteri dalam
konsentrasi tinggi dan lapar (dalam lumpur yang disirkulasi)
dengan jumlah nutrien yang banyak (dalam air kotor),
memungkinkan penguraian dapat berlangsung dengan cepat.
Penguraian dengan metode lumpur aktif hanya memerlukan
beberapa jam jauh lebih cepat
Dibandingkan dengan penguraian serupa yang terjadisecara
alami dalam selokan atau air sungai.
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Amarasi
Drs. NOH RUKU
NIP. 19631117199303
Amarasi,... Mei 2014
Peneliti
MARIA FEBRIANI HOAR
Lampiran 03
LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS
1. Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Pernahkah kalian membuat rangkaian listrik yang dihubungkan dengan
beberapa baterai, saat praktikum di sekolah? Mungkin kalian pernah mencobanya
pada pelajaran fisika. Dalam praktikum tersebut, kalian membuktikan bahwa terjadi
aliran arus listrik. Salah satu cirinya, yaitu lampu dapat menyala. Lampu dapat
menyala karena adanya aliran listrik dari baterai dengan bantuan larutan yang dapat
menghantarkan listrik. Lalu, adakah larutan yang tidak dapat menghantarkan
listrik? Bagaimana cara membedakan kedua larutan tersebut? Dengan memahami
uraian berikut, kalian akan menemukan jawabannya.
Lampu dapat menyala karena terjadi aliran arus listrik. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa menyalanya lampu merupakan salah satu gejala hantaran
arus listrik. Berdasarkan sifat dalam menghantarkan listrik, suatu bahan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu konduktor, isolator, dan semikonduktor. Konduktor
adalah bahan-bahan yang dapat menghantarkan listrik, contohnya logam dan paku
besi. Isolator adalah bahan-bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik, seperti
karet dan kayu. Sedangkan semikonduktor adalah pertengahan dari sifat keduanya,
misalnya silikon, germanium, dan karbon, begitu pula dengan larutan.
Larutan ada yang dapat menghantarkan listrik (larutan elektrolit) dan tidak
dapat menghantarkan listrik (non-elektrolit). Pada percobaan rangkaian listrik
dengan bantuan air garam, lampu dapat menyala karena terjadi aliran listrik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa air garam termasuk larutan elektrolit.
Bagaimanakah dengan larutan lainnya? Kalian dapat mempelajari penyebab
perbedaan kemampuan tiap larutan dalam menghantarkan arus listrik dengan
menyelidiki ada atau tidaknya senyawa ion dan senyawa kovalen polar pada larutan
tersebut.
1. Pengertian Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
a. Larutan Elektrolit
Elektrolit berasal dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti ‘pembawa listrik’.
Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung ion-ion
yang bergerak bebas. Ion-ion ini berperan menghantarkan arus listrik melalui
larutan. Contoh larutan elektrolit adalah NaCl, HCl, CH3COOH, dan H2SO4.
Pada larutan elektrolit yang dilengkapi elektroda dan rangkaian listrik, ion-ion
negatifnya (anion) bergerak menuju elektroda yang bermuatan positif (anoda)
dan melepaskan elektron. Sedangkan ion-ion positif (kation) bergerak menuju
elektroda yang bermuatan negatif (katoda) dan mengambil elektron.
b. Larutan Non-elektrolit
Larutan non-elektrolit merupakan kebalikan dari larutan elektrolit. Larutan ini tidak
mampu menghantarkan arus listrik karena pada saat berupa larutan, tidak ada
ion-ion yang bergerak bebas di dalamnya. Adapun jenis ikatan yang dimiliki
oleh larutan non-elektrolit adalah ikatan kovalen. Ikatan kovalen terbentuk
karena penggunaan bersama pasangan elektron. Ketika berada dalam larutan,
senyawa kovalen tidak mengalami ionisasi, sehingga tidak ada ion-ion yang
dapat menghantarkan arus listrik. Contoh larutan non-elektrolit adalah larutan
gula, larutan urea, dan alkohol.
2. Pengelompokan
Larutan
Elektrolit
Berdasarkan
Kemampuannya
Menghantarkan Listrik
Larutan elektrolit terdapat ion- ion yang mampu menghantarkan arus listrik,
ion-ion itu terdapat dalam larutan karena senyawanya mengalami peruraian yang
dikenal sebagai proses ionisasi. Proses ionisasinya ada yang sempurna dan ada
pula yang hanya sebagian. Contoh ionisasi sempurna dapat terjadi pada larutan
HCl. Ketika berada dalam larutan, HCl akan terurai menjadi ion H+ dan ion Cl–.
Reaksi ionisasi yang terjadi yaitu:
H+(aq) + Cl–(aq). Ion-ion H+
HCl(aq)
akan bergerak menuju katoda, mengambil elektron dan berubah menjadi gas
hidrogen. Reaksi yang terjadi yaitu: 2H+(aq) + 2e–
H2(g) . Sedangkan ion-ion
Cl- bergerak menuju anoda, melepaskan elektron, dan berubah menjadi gas
klorin. Reaksi yang terjadi yaitu: 2Cl–(aq)
Cl2(g) + 2e–.
Jadi, arus listrik menguraikan HCl menjadi gas H2 dan gas Cl2. Reaksi
penguraian ini disebut elektrolisis.
Selanjutnya, kita akan mempelajari tentang besaran yang menandai kekuatan
suatu elektrolit yang disebut derajat ionisasi (α). Besarnya derajat ionisasi
dinyatakan dengan persamaan berikut.
α=
Berdasarkan tinggi rendahnya derajat ionisasi,dapat mengelompokkan larutan
elektrolit menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Jika diberi arus
listrik, larutan elektrolit yang memiliki daya hantar listrik kuat akan
menunjukkan gejala nyala lampu terang dan timbul gelembung gas. Larutan
tersebut dinamakan larutan elektrolit kuat. Kuatnya daya hantar ini disebabkan
ion-ion dalam larutan terionisasi sempurna dan memiliki derajat ionisasi sama
dengan satu ( = 1). Contoh larutan elektrolit kuat, yaitu :
kelompok asam
:H2SO4, HNO3, HCl, HBr, HI, dan HClO4;
kelompok basa
: NaOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, dan Ba(OH)2;
kelompok garam
: NaCl, KCl, dan MgCl2.
Jika diberi arus listrik, pada larutan elektrolit yang memiliki daya hantar
listrik lemah hanya timbul gelembung-gelembung gas, larutan ini dinamakan
elektrolit lemah.
Hal ini disebabkan ion-ion dalam larutan terionisasi sebagian. Jika diukur,
derajat ionisasi elektrolit lemah berada di antara angka 0 dan 1 (0 <α< 1).
Contoh larutan elektrolit lemah yaitu kelompok asam: CH3COOH, H2CO3,
H3PO4, dan HCN, basa: NH4OH, Al(OH)3 , Fe(OH)3, dan garam merkuri.
Tabel Perbedaan larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
No
Elektrolit kuat
Elektrolit lemah
1 Dalam air terionisasi sempurna α = Dalam air terionisasi sebagian ( 0 <α >1
1
2 Dalam larutan tidak terdapat Dalam larutan ada molekul zat terlarut
molekul zat terlarut
3
Ion dalam larutan dalam jumlah Ion dalam larutan dalam jumlah sedikit
banyak
4
Mempunyai daya hantar listrik kuatMempunyai daya hantar listrik lemah
3. Pengelompokan Larutan Elektrolit Berdasarkan Ikatannya
Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena terurai menjadi
ion-ionnya. Larutan lain yang dapat menghantarkan listrik yaitu larutan yang
terdiri atas senyawa kovalen polar atau senyawa ion.
a)
Senyawa Kovalen Polar
Senyawa kovalen polar terjadi karena adanya penggunaan bersama
pasangan
elektron
antara
dua
atom
non-logam
yang
memiliki
keelektronegatifan yang besar. Molekul-molekul senyawa kovalen polar
dapat diuraikan oleh air membentuk ion positif dan ion negatif yang
bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan listrik.
Larutan elektrolit jenis ini meliputi senyawa-senyawa asam, antara lain:
1. Asam klorida (HCl)
Asam klorida terionisasi sesuai reaksi berikut.
H3O+(aq) + Cl-(aq)
HCl(l) + H2O(l)
2. Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat terionisasi sesuai reaksi berikut.
H2SO4(aq) + 2 H2O(l)
2 H3O+(aq) + SO2 –(aq)
3. Asam fosfat (H3PO4)
Asam fosfat terionisasi sesuai reaksi berikut.
H3PO4(aq) + H2O(l)
H3O+(aq) + PO4–(aq) + H2(g).
Berdasarkan uraian di atas,dapat disimpulan bahwa senyawa kovalen
polar dapat menghantarkan listrik. Lalu, bagaimana dengan lelehan senyawa
kovalen polar? Ternyata, setelah diuji coba, diketahui bahwa lelehan
senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan listrik, karena molekulmolekulnya bersifat netral.
a) Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri atas atom logam dan non-logam, jika dilarutkan
dalam air, ion-ion yang terikat kuat dalam zat padat akan lepas dan dapat
bergerak bebas satu dengan yang lainnya.
Dengan adanya ion-ion bebas inilah, maka larutan dapat menghantarkan listrik.
Kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik, karena ion-ion
tersebut tidak dapat bergerak bebas. Sementara itu, jika senyawa ion
dipanaskan hingga meleleh, ion-ion tersebut dapat bergerak bebas sehingga
lelehan senyawa ion juga dapat menghantarkan listrik.
Larutan elektrolit jenis ini meliputi beberapa senyawa berikut, antara lain:
1. Natrium klorida (NaCl)
Natrium klorida terionisasi sesuai reaksi berikut.
NaCl(aq)
Na+(aq) + Cl–(aq)
2. Magnesium hidroksida [Mg(OH)2]
Magnesium hidroksida terionisasi sesuai reaksi berikut.
Mg(OH)2(aq)
Mg2+(aq) + 2OH-(aq)
3. Aluminium hidroksida [Al(OH)3]
Aluminium hidroksida terionisasi sesuai reaksi berikut.
Al(OH)3(aq)
Al3+(aq) + 3OH-(aq)
2.PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN KONSEP REDOKS
Reaksi redoks banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya ketika bahan makanan masuk ke dalam tubuh kita, lalu bereaksi
dengan oksigen yang kita hirup sehingga menghasilkan energi. Energi tersebut
kita gunakan untuk berpikir, membaca, belajar, dan melakukan banyak hal.
Beberapa peran penting oksigen dalam kehidupan kita yaitu:
a) Kendaraan bermotor dapat berjalan karena bahan bakarnya bereaksi dengan
oksigen.
b) Aktivitas memasak di dapur lancar dengan adanya bahan bakar elpiji atau
minyak tanah yang bereaksi dengan oksigen.
c) Lilin dapat kita nyalakan untuk penerangan
d) Sampah dapat kita bakar sehingga kita terbebas dari bakteri.
Selain menguntungkan mahluk hidup, oksigen juga dapat merugikan manusia,
misalnya oksigen menyebabkan:
a) Korosi pada kendaraan bermotor
b) Alat-alat rumah tangga berkarat
c) Pagar besi menjadi keropos
d) Minyak goreng menjadi tengik atau rancid, semua terjadi karena adanya
reaksi oksidasi oleh oksigen.
Bagaimanakah perkembangan reaksi redoks? Apakah terjadi perubahan
konsep reaksi redoks seiring dengan perubahan waktu? Perhatikanlah
penjelasan berikut.
a. Perkembangan Konsep Reaksi Redoks
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami beberapa perubahan
makna. Pada awalnya, reduksi diartikan sebagai reaksi pelepasan oksigen dan
oksidasi
diartikan
sebagai
reaksi
pengikatan
oksigen.
Dalam
perkembangannya, reaksi redoks mengalami perubahan makna, yaitu reaksi
perpindahan elektron atau transfer elektron. Konsep ini disebut juga teori
pelepasan dan pengikatan elektron. Pada akhirnya, redoks diartikan sebagai
reaksi perubahan bilangan oksidasi. Bagaimanakah perkembangan reaksi
redoks lebih jauh? Perhatikanlah penjelasan berikut.
1) Reaksi Pelepasan dan Pengikatan Oksigen
Reaksi redoks diartikan sebagai reaksi pelepasan dan pengikatan oksigen.
a. Pembakaran Sampah
Sampah rumah tangga yang bertumpuk, apabila tidak dibakar atau
didaur ulang, tentu akan membusuk dan menimbulkan bencana besar.
Sebab bakteri tumbuh subur dan menyebarkan berbagai macam
penyakit. Pada umumnya, sampah rumah tangga berupa plastik, kertas,
daun, dan sisa-sisa makanan.
Jika sampah dibakar, maka terbentuk asap dan gas lain yang
berbahaya. Kita bisa mengambil contoh pembakaran sampah plastik.
Pembakaran plastik menghasilkan gas CO2 yang sangat berbahaya
karena dapat menaikkan suhu bumi.
Bahan dasar plastik berupa etena,
vinil klorida, etuna dan lain- lain. Jika dibakar, etena (C2H4) berubah
menjadi gas CO2 dan H2O.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
C2H4(g) + 3 O2(g) 2
CO2(g) + 2 H2O(l)
Reaksi di atas merupakan reaksi oksidasi karena melibatkan
pengikatan oksigen. Pada saat dibakar, etena bereaksi dengan oksigen.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam peristiwa pembakaran sampah
plastik terjadi reaksi redoks.
b.
Pembakaran Lilin
Lilin terdiri dari parafin padat yang berwarna putih dan sumbu
berupa sehelai benang yang terbuat dari selulosa. Saat dibakar, sumbu
lilin berubah menjadi hitam dan warna putih dari parafin seolah-olah
hilang begitu saja. Selain itu, terdapat cairan di bagian atas lilin.
Peristiwa pembakaran lilin juga merupakan peristiwa reaksi
redoks. Pada reaksi ini, apakah terjadi pengikatan ataukah pelepasan
oksigen?
Simaklah penjelasan berikut.
Bagian sumbu lilin terdiri dari selulosa. Selain terdapat pada lilin,
selulosa juga terdapat pada kayu, kertas, dan kapas.
Rumus umum selulosa yaitu Cn(H2O)m. Apabila selulosa bereaksi
dengan oksigen, reaksi yang terjadi adalah:
Cn(H2O)m(l) + O2(g)
CO2(g) + H2O(l) .
Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang melibatkan
oksigen.
Pada saat lilin dibakar, selulosa bereaksi dengan oksigen
sehingga terjadi pengikatan oksigen.
Sementara itu, parafin termasuk golongan alkana dengan rumus
C20H42 sampai dengan C40H82. Jika parafin dibakar (bereaksi dengan
oksigen) terjadi reaksi sebagai berikut.
C20H42 + 30,5 O2
20 CO2 + 21 H2O
atau 2 C20H42 + 61 O2
40 CO2 + 42 H2O .
Dari reaksi di atas, kita dapat melihat dengan jelas bahwa
Cn(H2O)m dan C20H42 mengikat oksigen lalu keduanya membentuk gas
CO2 dan H2O. Berarti kita dapat mengambil kesimpulan bahwa reaksi
tersebut termasuk reaksi oksidasi karena terjadi pengikatan oksigen.
Pada
penjelasan
sebelumnya,
mengenai
reaksi
oksidasi
(pengikatan oksigen), bagaimana dengan pelepasan oksigen? Perhatikan
reaksi berikut:
CuO(s) + H2(g)
Cu(s) + H2O(l)
tembaga (II) oksida
tembaga.
Apabila senyawa tembaga(II) oksida direaksikan dengan gas H2 maka
terbentuk unsur tembaga dan air. Pada reaksi ini, terjadi pelepasan
oksigen (reaksi reduksi).
Setelah reaksi berakhir, senyawa tembaga(II) oksida berubah
menjadi unsur tembaga.
Pada reaksi pembakaran plastik dan lilin
terjadi penangkapan oksigen sehingga keduanya mengalami reaksi
oksidasi. Zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor atau zat
pereduksi, sedangkan pada reaksi senyawa tembaga(II) oksida terjadi
pelepasan oksigen atau mengalami reaksi reduksi.
Zat yang mengalami reduksi disebut oksidator atau zat pengoksidasi.
b. Konsep Pelepasan dan Pengikatan Elektron
Konsep pelepasan dan pengikatan oksigen pada reaksi redoks ternyata
terlalu sempit, karena tidak dapat menjelaskan reaksi-reaksi redoks yang tidak
melibatkan atom oksigen. Kemudian, konsep redoks semakin berkembang
(tidak hanya berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen saja), tetapi
berdasarkan konsep pelepasan dan pengikatan elektron.
Konsep pelepasan dan pengikatan elektron menjelaskan bahwa atom,
ion, atau molekul dapat bereaksi jika saling memberi dan menerima elektron.
Jadi, salah satu spesi (zat yang terlibat dalam reaksi) melepas elektron dan
spesi yang lain menerima elektron. Pada peristiwa ini, pelepasan dan
penerimaan elektron terjadi dalam waktu yang sama.
Demikian halnya dengan reaksi redoks. Elektron yang dilepas suatu
spesi, dalam waktu yang bersamaan diterima oleh spesi yang lain. Meskipun
kita tidak melihat elektronnya berpindah, namun kita dapat mengamati
perubahan pada kedua spesi tersebut. Perhatikan contoh reaksi pelepasan dan
penerimaan elektron berikut:
Ca2+ + 2 e-
Ca
Cl2 + 2 e-
(Oksidasi)
2 Cl- (Reduksi)
___________________________________________
Ca + Cl2
CaCl2
Reaksi Redoks
Dari reaksi di atas, kita mengetahui bahwa atom Ca melepaskan 2
elektron. Kemudian 2 elektron tersebut ditangkap oleh atom Cl.
Jadi, atom Ca mengalami reaksi oksidasi karena melepaskan
elektronnya. Oleh karena itu, atom Ca disebut sebagai reduktor. Sementara
itu, atom Cl mengalami reaksi reduksi karena mengikat elektron dari atom
Ca. Maka, atom Cl disebut sebagai oksidator.
Perbedaan konsep reaksi
oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan pengikatan elektron dapat
kalian perhatikan pada persamaan reaksi di atas. Reaksi oksidasi bisa ditandai
dengan adanya elektron di ruas kanan, sedangkan pada reaksi reduksi,
elektron terletak di ruas 2.
c. Penentuan Bilangan Oksidasi
Kalian sudah mempelajari konsep redoks berdasarkan kenaikan dan
penurunan bilangan oksidasi pada penjelasan di atas. Bagaimana cara
menentukan besarnya bilangan oksidasi tiap-tiap unsur dalam keadaan bebas
maupun terikat pada senyawa? Adakah aturan-aturan tertentu dalam
penentuan bilangan oksidasi?
Penentuan bilangan oksidasi dari tiap-tiap unsur mengikuti aturan
berikut.
1. Unsur-unsur bebas (Na, Cu, dan Ag), molekul dwi atom (H2, N2, dan O2),
molekul poli atom (S8 dan P4), dan molekul netral (H2O, HNO3, dan
KOH) memiliki bilangan oksidasi = 0.
2. Bilangan oksidasi logam golongan I A (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan
Cs) dalam senyawa selalu +1. Misalnya: atom Na dalam NaCl, bilangan
oksidasi Na = +1.
3. Bilangan oksidasi logam golongan II A (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan
Ba) dalam senyawa selalu +2. Misalnya: atom Ca dalamCa(OH)2, bilangan
oksidasi Ca = +2.
4. Bilangan oksidasi ion dari suatu atom sama dengan muatan ionnya.
Misalnya:
Bilangan oksidasi Na+ = +1
Bilangan oksidasi Ca2+ = +2
Bilangan oksidasi Fe3+ = +3
Bilangan oksidasi Cl- = -1
Bilangan oksidasi SO23 - = + 1
Bilangan oksidasi PO34 - = +2
5. Bilangan oksidasi atom H dalam senyawa adalah +1, kecuali pada
senyawa hidrida (NaH dan CaH2), bilangan oksidasi H = -1.
6. Bilangan oksidasi atom O dalam senyawa adalah -2, kecuali pada senyawa
peroksida (H2O2), bilangan oksidasi O = -1, sedangkan pada senyawa
superoksida (KO2), bilangan oksidasi O = -1 . Sementara itu, bilangan
oksidasi atom O dalam senyawa OF2 adalah +2.
7. Jumlah total bilangan oksidasi (biloks) atom dalam senyawa adalah 0,
sedangkan jumlah total bilangan oksidasi atom dalam ion adalah sama
dengan muatan ion tersebut.
3. TATA NAMA SENYAWA REDOKS MENURUT ATURAN IUPAC
a. Senyawa biner yang berasal dari unsur logam dan non-logam
Pemberian nama pada senyawa biner yang berasal dari unsur logam
dan non-logam mengikuti seperangkat aturan, yaitu:
1) Memberi nama unsur logam terlebih dahulu, kemudian nama unsur
non-
logam ditambah dengan akhiran –ida.
Contoh:
NaCl
= Natrium Klorida
K2O
= Kalium Oksida.
Senyawa biner yang tersusun dari unsur logam dan non logam umumnya
berbentuk senyawa ion, misalnya senyawa NaCl. Senyawa NaCl terdiri
dari satu Na+ dan satu Cl–, sehingga muatan senyawa NaCl sama dengan
nol.
Selain senyawa NaCl, kita juga bisa memperhatikan senyawa K2O.
Senyawa K2O terdiri atas dua K+ dan satu O2-, sehingga muatan senyawa
K2O sama dengan nol.
Tabel 2.3 Tata Nama Unsur Logam dan Non-logam
Senyawa
AgCl
H2S
BaCl2
AlBr3
NaBr
LiH
Mg3N2
Nama senyawa
Perak Klorida
Asam Sulfida
BariumKlorida
Aluminium(III) bromida
Natrium Bromin
Litium Hidrida
Magnesium(II) Nitrit
2) Untuk unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu jenis,
maka aturan penulisan nama senyawa sebagai berikut: nama logam +
biloks logam dengan angka romawi dalam kurung + nama unsur kedua
berakhiran -ida.
Contoh:
FeS
=
besi(II) sulfida
Fe2S3
=
besi(III) sulfide
Tabel 2.4 Tata Nama Unsur Logam yang Memiliki Biloks > 1
Unsur
Hg
Hg
Mn
Mn
Mn
Mn
Mn
Biloks
1
2
2
3
4
6
7
Contoh senyawa
HgCl
HgCl2
MnO
Mn2O3
Mn2O4
Mn2O6
Mn2O7
Nama senyawa
Raksa(I) klorida
Raksa(II)klorida
Mangan(I) Oksida
Mangan(III) Oksida
Mangan(IV) Oksida
Mangan(VI) Oksida
Mangan(VII) oksida
Selain itu, penamaan unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi
lebih dari satu, dapat juga dituliskan sebagai berikut. Logam yang
memiliki bilangan oksidasi kecil diberi nama sesuai logamnya ditambah
akhiran –o, sedangkan logam yang memiliki bilangan oksidasi besar diberi
nama sesuai logamnya ditambah akhiran –i.
Contoh:
FeCl2 = Fero klorida
Cu2O = Kupro oksida
FeCl3
= Feri klorida
CuO
= Kupri oksida
b. Senyawa biner yang berasal dari dua unsur non-logam
Pada dasarnya tata nama senyawa biner yang berasal dari dua unsur
non-logam hampir sama dengan senyawa biner yang berasal dari unsur logam
dan non-logam.
Cara penamaannya yaitu menuliskan unsur yang mempunyai bilangan
oksidasi positif terlebih dahulu, kemudian unsur yang memiliki bilangan
oksidasi negatif. Misalnya, senyawa HBr (hidrogen bromida). Unsur H ditulis
terlebih dahulu karena memiliki bilangan oksidasi positif, sedangkan unsur Br
ditulis setelah unsur H karena memiliki bilangan oksidasi negatif. Unsurunsur non-logam juga dapat membentuk lebih dari satu senyawa biner. Oleh
karena itu, aturan dalam penamaan senyawa non- logam menggunakan
awalan sebagaimana tertera pada Tabel berikut :
Tabel 2.5 Awalan Senyawa Biner dari dua Unsur Non-logam
Angka
1
2
3
4
5
Contoh pemberian
Nama
Angka
Nama
Mono
6
Heksa
Di
7
Hepta
Tri
8
Okta
Tetra
9
Nona
Penta
10
Deka
nama senyawa biner yang tersusun dari dua unsur non-logam
antara lain:
NO = Nitrogen monoksida
NO2 = Nitrogen dioksida
N2O = dinitrogen monoksida
BF3 = Boron trifluorida
PCl5 = Fosfor pentaklorida
4. PENERAPAN KONSEP REDOKS DALAM MENGATASI MASALAH
PENCEMARAN LINGKUNGAN (LUMPUR AKTIF)
Air sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari karena digunakan untuk
minum, mandi, mencuci pakaian, dan lain-lain. Air yang kita konsumsi seharihari merupakan air bersih. Apa yang terjadi jika air yang kita konsumsi sudah
tercemar oleh limbah pabrik dan limbah rumah tangga?
Simaklah penjelasan berikut.:
a. Kualitas Air
Kualitas air bisa diteliti dan diketahui berdasarkan sebuah test yang
disebut test kit. Dengan menggunakan alat ini, kita bisa mengetahui indikasi
air bersih dan tercemar. Faktor-faktor apa saja yang dijadikan indikator air
bersih atau tercemar?
1) pH
pH digunakan sebagai standar tingkat keasaman/kebasaan air.
Air dikatakan bersifat asam jika memiliki pH < 7 dan basa jika memiliki
pH > 8. Sementara itu, air dikatakan bersifat netral jika memiliki pH
sekitar 7. Tumbuhan dan binatang air hanya bisa hidup pada pH netral.
Limbah atau sampah yang dibuang ke sungai bisa menyebabkan pH air
menjadi rendah atau tinggi. Akibatnya, tumbuhan dan binatang air tidak
bisa beradaptasi dengan baik jika air memiliki pH rendah atau tinggi.
2) Tingkat kekeruhan air
Tahukah kalian, bahwa air yang keruh akan menghalangi sinar matahari
masuk ke dalam air? Padahal, sinar matahari diperlukan tumbuhan dan
binatang air agar bisa hidup dan berkembang dengan baik. Hal ini berarti
bahwa air yang keruh akan mengganggu kehidupan tumbuhan dan
binatang air.
3) Adanya bio-indikator atau makro invertebrata
Kualitas air juga bisa kita ketahui berdasarkan adanya bio-indikator atau
makro invertebrata (biota). Biota yang dimaksud di sini adalah binatang
kecil yang hidup di dalam air. Ada biota yang dapat hidup dalam air
tercemar limbah/ sampah, namun ada juga biota yang hanya dapat hidup
dalam air bersih. Jadi, biota dapat digunakan sebagai “tanda hidup” dari
keadaansuatu air.
4) Kadar oksigen terlarut (DO = Dissolved Oxygen)
Oksigen yang terlarut dalam air memungkinkan adanya kehidupan tumbuhan
dan binatang air. Air yang tercemar berarti kekurangan oksigen. Dengan
berkurangnya oksigen, maka semakin sedikit tumbuhan dan binatang air
yang bisa hidup dalam air tersebut. Oleh karena itu, adanya oksigen
terlarut dijadikan indikator kualitas air. Semakin kecil kadar oksigen
terlarut (DO) dalam air, semakin rendah pula kualitas air.
5) BOD (Biological Oxygen Demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang digunakan oleh bakteri aerob untuk
menguraikan sampah organik. Semakin besar kadar BOD dalam air,
berarti semakin banyak sampah organik dalam air. Dengan banyaknya
sampah organik akan menurunkan kualitas air.
Suhu Suhu air yang terlalu panas atau terlalu dingin tidak baik bagi tumbuhan
dan binatang air. Suhu air juga memengaruhi kadar oksigen terlarut dalam
air. Makin tinggi suhu air, maka makin sedikit kadar oksigen terlarut
dalam air dan sebaliknya.
6) Kadar zat padat terlarut
Zat padat terlarut dalam air antara lain berupa senyawa anorganik, misalnya
garam sulfat dari natrium, kalium, dan magnesium. Semakin banyak kadar
senyawa-senyawa tersebut dalam air, maka air semakin sadah. Faktorfaktor yang telah dijelaskan di atas merupakan indikator dalam
mengidentifikasi air tercemar atau air bersih.
b. Peranan Lumpur Aktif dalam Pengolahan Air Kotor
Sumber pencemaran air antara lain berasal dari limbah rumah tangga
dan limbah industri pabrik. Jenis pencemaran yang terdapat pada limbah
rumah tangga berupa lemak, amilum, dan protein yang berasal dari sisa
makanan keluarga sehari-hari. Sementara itu, limbah pabrik antara lain
berasal dari industria batik, kertas, dan tekstil.
Adanya limbah dalam air mengakibatkan pencemaran air dan
menggangggu ekosistem tumbuhan dan binatang air. Oleh karena itu, limbah
harus diolah.
Pengolahan limbah bertujuan untuk:
a) Mengurangi vahan kimia yang beracun
b) Mengurangi organisme patogen (organisme yang menimbulkan penyakit)
c) Menurunkan BOD (Biological Oxygen Demand), yaitu banyaknya oksigen
yang digunakan oleh bakteri untuk menghancurkan zat organik secara
oksidasi
d) Menghilangkan bau tidak sedap karena terjadi pembusukan
e) Menghilangkan senyawa yang dapat diuraikan oleh bakteri secara biologis
Untuk mengolah limbah antara lain dengan proses lumpur aktif. Lumpur
aktif (activated sludge) adalah lumpur yang mengandung banyak bakteri
aerob yang dapat menguraikan limbah organik sehingga mengalami
biodegradasi. Lumpur aktif disebut juga masa biologik kompleks .
Selain menggunakan lumpur aktif, pengolahan limbah juga dilakukan
dengan cara lain, yaitu menggunakan mikroba terfiksasi. Salah satu
metodenya adalah metode saringan biologi ( trickling filter ) yang disebut
juga bio filter, bakteri bed, atau percolating bed . Metode saringan biologi
menggunakan suatu reaktor yang berisi media permeabel dan lapisan mikroba
yang tumbuh pada permukaan media tersebut. Air limbah mengalir melalui
media, kemudian mikroba pada media akan mendegradasi vahan organik dan
anorganik yang terkandung dalam air limba yang dihasilkan bila limbah
organik dialiri oksigen.
Lumpur ini berfungsi sebagai media hidup bagi bakteri yang sengaja
dibiakkan di dalamnya. Lumpur tersebut dinamakan lumpur aktif karena pada
saat pengolahan limbah, lumpur ini selalu bergerak naik turun agar terjadi
kontak antara limbah, oksigen, dan bakteri.
Proses lumpur aktif merupakan proses aerobik. Pada proses ini,
mikroba tumbuh dalam lumpur (flok) yang terdispersi. Pada flok ini lahakan
terjadi biodegradasi. Proses lumpur aktif berlangsung dalam reaktor yang
bersekat (an-aerobik baffled reaktor). Proses ini lebih praktis karena cocok
untuk daerah tropis (mikroorganisme mesofilik), sedangkan bentuk reaktor
bersekat memberikan kemudahan karena dapat memberikan kontak yang
lebih baik antara lumpur aktif dengan limbah (upflow and downflow).
Proses lumpur aktif menggunakan oksigen murni sebagai pengganti
udara. Dengan demikian, lebih banyak bakteri yang tumbuh dan lebih banyak
pula limbah organik yang diuraikan. Oksigen tersebut diperoleh dari aerator
atau dari pengadukan secara mekanik yang berfungsi untuk menjaga agar
semua lumpur berada dalam keadaan tersuspensi.
Selama proses pengolahan berlangsung, harus ditambahkan oksigen
yang optimal untuk menjaga agar oksigen yang terlarut dalam campuran > 2
mg/l, tetapi dengan penggunaan energi yang minimal.
Untuk meningkatkan efisiensi pengolahan limbah dengan proses
lumpur aktif, maka ditambahkan serbuk karbon aktif secara langsung ke
dalam sistem pengolahan.
Proses ini disebut proses batch. Pengolahan limbah dengan proses batch
bertujuan untuk mengondisikan proses lum pur aktif dan menentukan dosis
pemakaian karbon aktif.
Penambahan serbuk karbon aktif dapat menjaga kestabilan proses
pengolahan limbah melalui peningkatan penyisihan limbah organik,
kemampuan pengendapan lumpur, dan mempersingkat waktu aerasi
dibandingkan sistem pengolahan limbah konvensional.
Proses pengolahan limbah cair dilakukan dengan:
a) Tahap pendahuluan (memisahkan bahan pencemar yang tidak larut dalam
air).
b) Proses kimia (memisahkan bahan pencemar yang larut dalam air dan tidak
dapat didegradasi atau diuraikan secara biologis. Selain itu, dengan
menetralisir limbah sehingga pH-nya mendekati pH pertumbuhan bakteri
anaerob).
c) Proses fisika (pengendapan dan pengapungan).
d) Proses biologis (menguraikan zat organik yang terdapat dalam limbah
cair).
Lampiran 04
LEMBAR KERJA SISWA 01
(LKS 01)
Nama kelompok
:
Kelas
:
Hari/tanggal
:
XII.Standar kompetensi
2.
Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
XIII.
Kompetensi dasar
1.4. Mengidentifikasi sifat larutan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
XIV.
Indikator :Psikomotor
Mengidentifikasi dan Membedakan larutan elektrolit dari larutan nonelektrolit
berdasarkan percobaan menggunakan alat uji sederhana
XV. Tujuan
Siswa diharapkan dapat :
1. Mengidentifikasi sifat menghantarkan Arus listrik berbagai senyawa dan
larutan dengan alat uji sederhana
2. Membedakan sifat Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit berdasarkan
percobaan
XVI.
Rumusan masalah
Bagaimanakah cara membedakan sifat larutan elektrolit dari larutan nonelektrolit dan juga
bagaimana cara mengidentifikasinya?
XVII.
Hipotesis
Percobaan 01

Dasar teori
Menurut ilmuwan ARRHENIUS SVANTE AUGUST dari swedia
menerangkan teori ion tentang hantaran listrik melalui larutan. ARRHENIUS
berpendapat bahwa zat-zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion positif
dan ion negatif. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas sehingga menghantarkan
listrik melalui larutan.
 Larutan elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Larutan
elektrolit ada 2 macam yaitu :
a. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Nilai derajat disosiasi(α) larutan elektrolit kuat adalah 1.
Senyawa elektrolit kuat terbentuk dari ikatan ionik,contoh air aki ( asam
sulfat), asam klorida, air garam dan lain-lain.
b. Larutan elektrolit lemah adalah Larutan yang dapat menghantarkan listrik
dengan lemah. Nilai derajat disosiasi(α) larutan elektrolit lemah antara 0
sampai 1. Senyawa elektrolit lemah terbentuk dari ikatan kovalen polar.
Contoh air cuka, ammonium hidroksida, air dan lain-lain.
 Larutan Non Elektrolit
Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
listrik sama sekali. Nilai derajat disosiasinya adalah 0. Senyawa nonelektrolit
terbentuk dari ikatan kovalen non polar. Contoh : minyak goreng, bensin, oli
dan lain-lain.
 Uji elektrolit
Untuk membedakan larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit Lemah dan
Larutan Nonelektrolit dapat dilakukan pengujian dengan alat uji elektrolit
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Larutan Elektrolit kuat ditandai dengan Lampu menyala dan muncul
gelembung ga pada elektroda
2. Larutan Elektrolit lemah ditandai dengan lampu tidak menyala dan muncul
gelembung gas pada elektroda
3. Larutan Nonelektrolit ditandai dengan lampu tidak menyala dan tidak ada
gelembung gas

Alat dan bahan
i.
Gelas kimia
ii.
Baterai
iii.
Paku
iv.
Lampu
v.
Aquades, Larutan NaCl, Larutan gula, Larutan HCl, Larutan Asam
Cuka, Larutan Ammonium, Larutan kapur, Mizone, Air laut dan Air
putih.

Langkah kerja
vi.
Merangkai alat kondukmeter seperti gambar dibawah ini dan
menyalakan alat tersebut.
vii.
Memasukkan masing-masing sampel yang terdiri dari air laut, air
kapur, air putih, larutan gula, Asam cuka, Mizone, Larutan Natrium
klorida, Larutan Ammonium dan Aquadest
viii.
Mencelupkan elektroda (paku) kedalam sampel pertama dan
mengamati nyala lampu dan gelembung gas.
ix.
XVIII.
Mengulang kembali langkah 3 sampai sampel yang ke-10
Data pengamatan
Larutan yang di uji
Aquadest
Asam cuka
Larutan Natrium
Klorida
Larutan gula
Larutan kapur
Larutan Asam
Klorida
Larutan Ammonium
Air Laut
Mizone
Air putih
Rumus zat
terlarut
Lampu
menyala/mati Gelembung
Keterangan
XIX.
Analisis data hasil pengamatan
XX. Kesimpulan
XXI.
Pertanyaan penunjang
1. Gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan?
2. Apa yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik?
3. Senyawa atau larutan manakah yang tidak sesuai dengan teori dalam referensi
setelah melakukan pengujian? Jelaskan penyebeb ketidaksesuaian itu dengan
argumen yang kuat.
LEMBAR KERJA SISWA 02
(LKS 02)
Nama kelompok
Kelas
Hari/tanggal
:
:
:
XI. Standar kompetensi
3. Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
XII.Kompetensi dasar
1.5. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
XIII.
Indikator : Psikomotor
Mengklasifikasikan senyawa yang tergolong oksidasi dan senyawa yang tergolong
reduksi serta oksidator dan reduktor.
XIV.
Tujuan Percobaan
Siswa dapat :
1. Menglasifikasikan senyawa oksidasi dan reduksi
2. Mengklasifikasikan senyawa oksidtor dan reduktor
XV. Rumusan masalah
Bagaimana cara mengklasifikasikan senyawa Oksidasi- Reduksi
XVI. Hipotesis
Percobaan 02

Dasar Teori
Kita sering menjumpai berbagai peristiwa yang merupakan reaksi redoks.
Pernahkah kalian memperhatikan paku berkarat? Karat pada paku terjadi
karena peristiwa oksidasi.
Peristiwa tersebut disebabkan adanya reaksi logam dengan oksigen.
Beberapa jenis logam tidak mengalami korosi (perkaratan) seperti yang terjadi
pada paku. Misalnya, sendok yang terbuat dari stainless steel. Logam biasa
berbeda dengan stainless steel. Permukaan pada logam biasa tidak dilindungi
apapun, sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan
Fe2O3 yang terus menerus bertambah seiring waktu. Lapisan inilah yang sering
disebut “karat”.

Alat dan Bahan Percobaan
1. Alat percobaan
a. Gelas kimia 200 mL sejumlah 2 buah
b. Gelas ukur 25 mL sejumlah 2 buah
c. Penjepit kayu sejumlah 2 buah
2. Bahan Percobaan
a. 25 mL larutan CuSO4 0,1 M
b. 25 mL larutan MgSO4 0,1 M
c. Logam Mg ± 10 cm
d. Logam Cu ± 10 cm
 Langkah Percobaan
1. Lakukanlah percobaan ini dengan berkelompok dua atau tiga orang.
2. Buatlah pembagian kerja sebagai berikut.
Dua orang bertugas melaksanakan percobaan. Satu orang bertugas
mengamati
hasil percobaan dan mencatatnya dalam tabel hasil
percobaan.
3. Untuk percobaan reaksi redoks, ikuti langkah kerja berikut.
a. Siapkan 2 buah gelas kimia 200 mL.
b. Masukkan larutan CuSO4 dalam gelas kimia I dan masukkan juga larutan
MgSO4 dalam gelas kimia II.
c. Amplaslah logam Mg dan logam Cu, lalu jepit logam Mg pada ujung
penjepit I. Sementara itu, jepit logam Cu pada ujung penjepit II.
Masukkan logam Mg ke dalam larutan CuSO4 dan masukkan juga logam
Cu ke dalam larutan MgSO4.
d. Amati perubahan yang terjadi selama reaksi berlangsung.
XVII.
Data pengamatan
No.
1
2
3
Isilah tabel di bawah ini berdasarkan hasil pengamatan.
Warna logam sebelum
Warna logam setelah
Jenis percobaan dicelupkan kedalam
dicelupkan kedalam
larutan
larutan
CH3COOH
CuSO4
MgSO4
VIII. Analisis data hasil percobaan
IX. Kesimpulan
Apa kesimpulan dari percobaan ini? Diskusikan dengan teman-teman
kalian, lalu tuliskan dalam laporan kegiatan dan presentasikan di depan temanteman.
X. Pertanyaan penunjang
Untuk memperjelas tujuan percobaan, jawablah pertanyan berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan pada ujung kedua logam pada percobaan I dan II?
Jelaskan alasannya.
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan I dan II.
Nama kelompok
I.
LEMBAR KERJA SISWA 03
(LKS 03)
:
Kelas
:
Hari/tanggal
:
Standar kompetensi
2.
II.
Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
Kompetensi dasar
2.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
III. Indikator : psikomotor
Merangkai dan Membuat penjernih air sederhana
IV. Tujuan
Siswa diharapkan dapat :
Membuat penjernih air sederhana dengan menggunakan bahan-bahan sederhana
V.
Rumusan masalah
Bagaimanakah cara kerja alat penyaring sederhana untuk memperoleh air bersih?
Hipotesis
Percobaan 03
 Dasar percobaan
Cara-cara manusia untuk mendapatkan air bersih melalui proses pembuatan
alat penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa cara menjernihkan/menyaring
air untuk mendapatkan air bersih. Cara tersebut ada yang bersifat mekanik maupun
kimiawi tergantung kondisi air.
Sistem penjernihan dan penyaringan dengan memperlambat aliran. Sistem
ini menggunakan bahan penyaring seperti sabut/ijuk, batu-batu, arang aktifnataupun
potongan bata. Air yang melewati penyaring tersebut akan tersaring sehingga
menghasilkan air yang jernih.
Adapun kegunaan dari bahan-bahan tersebut adalah:
1. Serabut, digunakan kapasnya karena kapas tersebut dapat menyarap endapanendapan air yang membuat warna air keruh dan bisa melihat endapan-endapan
yang menempel pada kapas berupa warna endapan air kotor tersebut.
2. Batu-batu atau kerikil berfungsi untuk menyaring material-material yang
berukuran besar, contoh : daun-daun yang berada di sungai, lumut , ganggang dan
lain-lain.
3. Arang aktif atau batu bata berfungsi untuk menyaring/ menghilangkan bau, warna,
zat pencemar dalam air, sebagai pelindungdan penukaran resindalam
alat/penyulingan air.
 Alat dan bahan
1. Alat : pisau, gunting dan paku
2. Bahan : botol air mineral, kerikil, kapas, arang, selang atau sedotan

Langkah kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memotong dasar botol air mineral bekas sekitar 2 cm dari dasarbotol agak
berlubang
3. Memberi lubang pada tutup botol sebagai jalan keluarnya air
4. Mencuci bahan-bahan yang akan digunakan sebagai komponen dalam
penjernih air sederhana
5. Mengisi botol dengan dengan bahan-bahan yang sudah dicuci. Secara
berurutan, pertama menuangkan pasir, kapas, sabut kelapa, kerikil kecil,
lidi dan kemudian kerikil yang berukuran agak besar.
6. Menguji coba penjernih air sederhana dengan menuangkan air kotor yang
keruh ke dalam penjernih air sederhana.
7. Mengamati air yang keluar dari penjernih air sederhana.
VI. Data pengamatan
No
1
2
3
4
5
6
Bahan yang di uji
Pasir
Kapas
Sabut kelapa
Kerikil kecil
Lidi
Kerikil agak besar
Hasil percobaan
VII. Analisis data hasil pengamatan
VIII. Kesimpulan
IX. Pertanyaan penunjang
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahan manakah yang menyaring air
lebih jernih dan bahan manakah yang kurang jernih?
2. Jelaskan alasanmu!
Nama Siswa :
Lampiran 05
KUIS
( 01 )
1.
Jelaskan pengertian dari Larutan elektrolit dan Larutan nonelektrolit?
2.
Tuliskanlah Perbedaan antara Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit?
3.
Mengapa NaCl dalam bentuk padatan tidak menghantarkan Listrik?
Nama Siswa :
KUIS
( 02 )
1. Definisikan oksidasi dan reduksi sesuai istilah berikut :
a. Pertukaran oksigen
b. Pertukaran hidrogen
c. Pertukaran electron
2. Tentukan bilangan oksidasi Mn dalam senyawa-senyawa berikut
a. KMnO4
b. MnO4c. MnO
d. MnO2
Nama Siswa :
KUIS
( 03 )
1. Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa berikut ini
a. CuO
b. CuO2
c. Mg(NO2)3
d. Fe2S3
e. HgCl2
2. Jelaskan pengolahan air kotor dengan cara lumpur aktif.
Lampiran 06
Sekolah
Tugas I
: SMA Negeri 1 Amarasi
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: (X) / II
Alokasi waktu
: 2x45 Menit
XXII.
Standar kompetensi
3.
Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
XXIII.
Kompetensi dasar
1.6. Mengidentifikasi sifat larutan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
XXIV.
Indikator
4.
Membedakan larutan elektrolit dari larutan nonelektrolit
5.
Menjelaskan hantaran listrik melalui larutan ataupun lelehan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Berdasarkan tinggi rendahnya derajat ionisasi, larutan elektrolit dibedakan
menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Berilah penjelasan disertai
contoh kedua larutan elektrolit tersebut.
2. Jelaskan perbedaan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
3. Mengapa senyawa ion jika dilarutkan dalam air dapat menghantarkan listrik,
sedangkan kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik?
4. Mengapa lelehan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan listrik?
5. Sebutkan senyawa apa saja yang termasuk senyawa kovalen polar dan senyawa
ion.
Lampiran 05b
Sekolah
T u g a s II
: SMA Negeri 1 Amarasi
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: (X) / II
Alokasi waktuta
: 2x45 Menit
XVIII.
Standar kompetensi
4. Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
XIX.
Kompetensi dasar
1.7. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
XX. Indikator
3. Membedakan dan mendeskripsikan perkembangan konsep redoks
4. Menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa
Soal
Perhatikan reaksi di bawah ini.
2 Na
2 Na+ + 2eCl2 + 2 e–
2Cl_____________________________
2 Na + Cl2
2 Na+ + 2 Cl–
Dari reaksi di atas, tentukan atom yang berperan sebagai oksidator dan reduktor.
Berilah penjelasan singkat.
Tugas III
X.
Sekolah
: SMA Negeri 1 Amarasi
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: (X) / II
Alokasi waktu
: 2x45 Menit
Standar kompetensi
3.
Memahami sifat-sifat elektrolit dan nonelektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi
XI. Kompetensi dasar
3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
XII. Indikator
3.
Menuliskan nama senyawa dalam reaksi redoks sesuai dengan tata nama IUPAC
4.
Menjelaskan proses pengolahan limbah dengan metoda lumpur aktif
Soal
1. Berilah nama untuk senyawa-senyawa berikut.
a. SnO
b. CrO3
c. SnO2
d. FeSO4
2. Tuliskan rumus kimia senyawa-senyawa berikut.
a. Asam nitrat
b. Kobalt(II) Oksida
c. Asam sulfat
d. Mangan(III) Oksida
Lampiran 07
LEMBAR DISKUSI SISWA
(RPP 01)
SOAL
1. Diketahui data hasil uji daya hantar listrik beberapa larutan berikut
Larutan
Lampu
Gelembung gas
1
Menyala
Ada
2
Redup
Ada
3
Tidak menyala
Tidak ada
4
Tidak menyala
Ada
Berdasarkan data tersebut diatas, tuliskanlah larutan yang
merupakan larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
2. Sebutkan perbedaan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
3. Mengapa NaCl dalam bentuk padat tidak menghantarkan listrik,
sedangkan dalam bentuk lelehan dapat menghantarkan listrik?
LEMBAR DISKUSI SISWA
(RPP 02)
SOAL
1. Tentukan bilangan oksidasi Mn dalam senyawa-senyawa berikut
a. KMnO4
b. MnO4c. MnO
d. MnO2
2. Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur dalam senyawa
berikut.
a. NH3
b. CF4
c. BaO2
d. CaO
3. Tulislah nama senyawa-senyawa berikut
a. Timah(IV) Oksida
b. Tembaga(II) Oksida
LEMBAR DISKUSI SISWA
(RPP 03)
SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan parameter yang digunakan untuk mengukur ais bersih.
2. Jelaskan pengolahan air kotor dengan metoda lumpur aktif
Lampiran 08
SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi
Dasar
1.1.Mengidentifik
asi larutan
elektrolit dan
nonelektrolit
berdasarkan
data hasil
percobaan.
Indikator
Kompetensi
Membedakan
larutan elektrolit
dari larutan
nonelektrolit
KISI-KISI SOAL THB
: SMA NEGERI 1 AMARASI
: KIMIA
: X /II
:1. Memahami sifat-sifat larutan Elektrolit dan Nonelektrolit serta reaksi Oksidasi-Reduksi
Indikator Soal
Peserta didik
dapat
membedakan
larutan elektrolit
dari larutan
nonelektrolit
berdasarkan data
percobaan.
No.
Soal
1.
Soal
Tingkatan
Dari suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut:
Bahan
Rumus zat
NyalaLampu
Hydrogen
HCl
Terang
klorida, air
Gula, air
C12H22C11
Tidak menyala
Asamcuka, air
CH3COOH
Nyala
kurang
terang
Kekuatan larutan elektrolit yang sesuai dengan data diatas
adalah….
a. CH3COOH > C12H22O11
b. C12H22O11>HCl
c. CH3COOH <HCl
d. HCl< CH3COOH
e. C12H22O11> CH3COOH
C2
Kunci
Jawaban
C
Peserta didik
dapat
Membedakan
larutan elektrolit
dari larutan
nonelektrolit
berdasarkan
percobaan.
2.
Peserta didik
dapat
Membedakan
larutan elektrolit
kuat dari larutan
elektrolit lemah
3.
Data hasil pengujian daya hantar listrik beberapa larutan
sebagai berikut:
Larutan
Pengamatan
Nyala Lampu
Gelembung Gas
1
Terang
Ada
2
Tidak menyala
Tidak ada
3
Tidak menyala
Ada
4
Tidak menyala
Tidak ada
5
Terang
Ada
Berdasarkan data diatas yang merupakan larutan elektrolit
adalah larutan nomor….
a. 1 dan 3
d. 1 dan 5
b. 1 dan 4
e. 2 dan 4
c. 3 dan 5
Perhatikanlah data dibawah ini.
1. Mempunyai daya hantar listrik kuat
2. Dalam air terionisasi sebagian ( 0 <α >1
3. Mempunyai daya hantar listrik lemah
4. Ion dalam larutan dalam jumlah banyak
5. Dalam air terionisasi sempurna α = 1
Berdasarkan data tersebut diatas yang tergolong
elektrolit kuat adalah nomor....
a.
b.
c.
d.
e.
1 dan 2
2 dan 3
1,4 dan 5
2,4 dan 5
3,4 dan 5
C2
D
C2
C
Peserta didik
dapat
Membedakan
larutan elektrolit
kuat dan elektrolit
lemah
4.
Berdasarkan soal nomor 3, yang tergolong larutan elektrolit
lemah adalah nomor....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 5
C2
C
Peserta didik
dapat
Mengidentifikasi
larutan elektrolit
dan larutan
nonelektrolit.
5.
Data hasil uji elektrolit air dari berbagai sumber sebagai
berikut:
Nyalalampu
Adanya
Jenis air
gelembung gas
Air sumber
Lambat
Air laut
Terang
Cepat
Air sungai
Agak cepat
Air hujan
Lambat
Pernyataan yang tepat untuk data diatas adalah….
a. Air laut tergolong elektrolit kuat
b. Air sumber tergolong elektrolit paling kuat
c. Daya hantar air sungai lebih kecil dari air hujan
d. Daya hantar air hujan lebih besar dari air laut
e. Air dari berbagai sumber adalah nonelektrolit
C2
A
Peserta didik
dapat
Membedakan
elektrolit dan
nonelektrolit
6.
Elektron yang dapat terionisasi sempurna disebut….
a. Elektrolit kuat
b. Elektrolit lemah
c. Non elektrolit
d. Asam
e. Basa
C2
A
Peserta didik
dapat
membedakan
elektrolit kuat dan
nonelektrolit
7.
Larutan senyawa dibawah ini dalam air bersifat elektrolit
kuat kecuali....
a. NaOH
b. H2SO4
c. CH3COOH
d. HCl
e. Ba(OH)2
C2
C
Peserta didik
dapat
Membedakan
larutan elektrolit
kuat dan larutan
elektrolit Lemah
8.
Senyawa berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat
adalah….
a. Fruktosa(aq)
b. Air garam dapur(aq)
c. Gula(aq)
d. Urea (aq)
e. Glukosa(aq)
C2
B
Peserta didik
dapat
Mengidentifikasi
larutan
nonelektrolit dari
larutan elektrolit
berdasarkan data
percobaan.
9.
Data pengamatan daya hantar listrik beberapa larutan dalam
air sebagai berikut:
Larutan
Nyala lampu
Gelembung gas
P
Ada gelembung
Q
Terang
Ada gelembun
R
Ada gelembung
S
Terang
Ada gelembung
T
U
V
Terang
Ada gelembung
W
Ada gelembung
Yang tergolong larutan nonelektrolit adalah larutan dengan
huruf….
a. P dan R
d. R dan W
b. R dan T
e. T dan U
c. U dan V
C2
E
Peserta didik
dapat
Mengidentifikasi
larutan elektrolit
berdasarkan hasil
percobaan.
10. Dari hasil pengujian daya hantar listrik terhadap larutan P
dan Q diperoleh hasil: Pada larutan P bola lampu menyala
dan terjadi gelembung-gelembung gas sedangkan pada
larutan Q bola lampu tidak menyala dan tidak terjadi
gelembung-gelembung gas.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah….
C2
D
Peserta didik
dapat
Membedakan zat
nonelektrolit dari
beberapa zat
Peserta didik
dapat
Membedakan
sifat larutan
elektrolit lemah
dari sifat larutan
lain.
Peserta didik
dapat
Mengidentifikasi
larutan elektrolit.
a. Larutan P adalah elektrolit karena mudah larut dalam
air
b. Larutan P adalah elektrolit karena terurai menjadi
ion-ion
c. Larutan Q adalah elektrolit karena tidak
menghasilkan gelembung-gelembung gas
d. Larutan P adalah elektrolit karena menghasikan
gelembung-gelembung gas
e. Larutan Q adalah elektrolit karena elektrolit karena
tidak menghasilkan gelembung-gelembung gas.
11. Zat berikut yang tergolong larutan nonelektrolit adalah....
a. Ca(OH)2
d. NaOH
b. HCl
e. C6H12O6
c. NaCl
C2
E
12. Larutan gas NH3 dalam air bersifat elektrolit lemah. Salah
satu faktor yang menyebabkan larutan ini bersifat demikian
adalah....
a. Larutan NH3 dalam air bukan senyawa ion
b. Larutan gas NH3 dalam air terurai menjadi ion NH4+
dan OHc. Derajat ionisasi larutan NH3 dalam air sangat kecil
d. Pengujian elektrolit pada elektrode tidak terbentuk
gelembung gas
e. NH3 dan air saling bereaksi membentuk NH4OH
C2
C
13. Larutan elektrolit berikut yang dalam air menghasilkan ion
OH- adalah....
a. Natrium klorida
b. Asam cuka
C2
E
Menjelaskan
Menjelaskan
hantaran listrik
hantaran listrik
melalui larutan.
melalui larutan atau
lelehan
berdasarkan
percobaan.
c. Garam dapur
d. Asam klorida
e. Kalium hidroksida
14.
Hasil uji daya hantar listrik terhadap larutan A dan B diproleh
C2
C
C2
A
hasil sebagai berikut. Di larutan A, lampu menyala dan
terbentuk gelembung- gelembung gas. Di larutan B, lampu
tidak menyala dan tidak terbentuk gelembung- gelembung
gas. Kesimpulan yang dapatditarik dari data tersebut
adalah….
a. Larutan A adalah nonelektrolit Karena hanya
menghasilkan gelembung
b. Larutan B adalah elektrolit karena tidak menghasilkan
gelembung
c. Larutan A adalah elektrolit karena terurai menjadi ionion yang dapat menyalakan lampu
d. Larutan B adalah elektrolit karena tidak terurai menjadi
ion-ion
e. Larutan A adalah elektrolit karena mudah larut dalam air.
Peserta didik
dapat
membedakan
elektrolit senyawa
kovalen dengan
senyawa lain.
15. Diketahui data hasil pengujian daya hantar listrikberbagai
zat sebagai berikut.
Jenis
Padatan
Lelehan
Larutan
zat
P
Non konduktor
Baik
Baik
Q
Non konduktor
Non konduktor
Baik
R
Baik
Baik
(tidak larut)
T
Non konduktor
Non konduktor
Buruk
Peserta didik
dapat
membedakan
larutan
penghantar listrik
dari larutan lain.
Peserta didik
dapat
menjelaskan
larutan elektrolit.
Elektrolit yang merupakan senyawa kovalen adalah....
a. P dan Q
b. Q dan R
c. R dan
d. Q dan S
e. Hanya S
16. Pada pengujian elektrolit lampu menyala terang bila
elektrode alat uji elektrolit dicelupkan kedalam larutan....
a. CH3COOH
d. NaCl
b. NH4OH
e. C2H5OH
c. H2S
17. Pada pengujian elektrolit nyala lampu dalam larutan 0,1M
HCl lebih terang dibandingkan dalam larutan 0,1M NH4OH.
Hal ini disebabkan....
a. HCl adalah senyawa asam sedangkan NH4OH adalah
senyawa basa
b. HCl adalah senyawa kovalen polar sedangkan
NH4OH adalah senyawa ion
c. Jumlah ion dalam larutan HCl lebih banyak dari
jumlah ion dalam larutan NH4OH
d. Dalam larutan HCl terdapat ion H+ sedangkan dalam
larutan larutan NH4OH terdapat OHe. HCl bersifat elektrolit sedangkan NH4OH bersifat
nonelektrolit
C2
D
C2
C
Peserta didik
dapat
membedakan zatzat penghantar
listrik dengan zat
lain.
Peserta didik
dapat
membedakan
elektrolit kuat dan
elektrolit lemah
Peserta didik
dapat
membedakan
larutan
penghantar listrik
dengan larutan
lain.
18. Zat dibawah ini yang cairannya ataupun larutannya dalam air
dapat menghantarkan arus listrik adalah....
a. H2SO4
b. C6H5COOH
c. H3PO4
d. H2C2O4.2H2O
e. NaCl
19. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa
larutan.
Zat
Lampu
Pengamatan lain
1
Nyala terang
Banyak gelembung
2
Nyala redup
Banyak gelembung
3
Tidak menyala
Sedikit gelembung
4
Tidak menyala
Tidak ada gelembung
Dari data diatas pasangan yang digolongkan elektrolit kuat
dan elektrolit lemah berturut-turut adalah....
a. 3 dan 4
b. 2 dan 4
c. 1 dan 4
d. 1 dan 2
e. 1 dan 3
20. Larutan berikut yang menjadi penghantar listrik terbaik
adalah....
a. Glukosa 2 M
b. Garam dapur 2 M
c. Urea 2 M
d. Cuka 2 M
e. Amonia 2 M
C2
E
C2
D
C2
B
Peserta didik
dapat
membedakan
nama alat ukur
penghantar listrik
dengan alat ukur
lain.
21. Apa nama alat yang digunakan untuk mengetahui apakah
suatu zat cair dapat menghantarkan listrik atau tidak
adalah....
a. Termometer
b. pH meter
c. alat uji elektrolit
d. alat refluks
e. tabung reaksi
C2
C
Peserta didik
dapat
Menjelaskan
hantaran listrik
melalui lelehan
22. Garam dapur dalam bentuk lelehan dapat menghantarkan
listrik karena....
a. Dalam bentuk lelehan dapat menghasilkan atomatom
b. Dalam bentuk lelehan dapat menghasilkan ion-ion
c. Dalam bentuk lelehan dapat menghasilkan molekulmolekul
d. Dalam bentuk larutan tidak dapat menghasilkan
atom-atom
e. Dalam bentuk kristal tidak dapat terurai
C2
B
Peserta didik
dapat
mengidentifikasi
zat-zat elektrolit
23. Peristiwa penguraian zat-zat elektrolit menjadi ion-ion
positif dan negatif disebut....
a. Ionisasi
b. Oksidasi
c. Asimilasi
d. Korosi
e. reduksi
C2
A
Menjelaskan
perkembangan
Membedakan dan
Peserta didik
dapat
menjelaskan
hantaran listrik
melalui larutan
24. Suatu zat padat dilarutkan dalam air, ternyata larutannya
dapat menghantarkan arus listrik. Pernyataan yang tepat
untuk menjelaskan peristiwa ini adalah....
a. Air menjadi kondutor listrik bila ada zat terlarut
didalamnya
b. Dalam air zat padat terurai menjadi atom-atom
c. Dalam air zat padat terurai menjadi ion positif dan
ion negatif
d. Dalam air zat padat terurai menjadi molekul-molekul
e. Air menjadi mudah terionisasi bila ada zat terlarut
didalamnya
C2
C
Peserta didik
dapat
Menjelaskan
larutan elektrolit
berdasarkan
fenomena garam
dapur
Peserta didik
dapat
membedakan
perkembangan
pengertian
oksidasi
25. Garam dapur jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan elektrolit karena....
a. Bereaksi dengan air menghasilkan NaOH dan HCl
b. Terurai menjadi Na+ dan Clc. Menguraikan air menjadi ion H+ dan ion OHd. Terurai menjadi logam Na dan gas Cl2
e. Garam dapur adalah senyawa kovalen polar
26. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut ini
I : Reaksi Penggabungan dan pelepasan oksigen
II: Reaksi Perubahan Blangan Oksidasi
III : Reaksi Serah terima Elektron
Berdasarkan data tersebut di atas, urutan yang benar sesuai
dengan perkembangan reaksi redoks adalah….
a. I dan II
b. II dan I
c. III, II dan I
d. I, II dan III
e. I, III dan II
C2
B
C2
E
konsep reaksi
oksidasi-reduksi
dan hubungannya
dengan tata nama
senyawa serta
penerapannya
mendeskripsikan
perkembangan
konsep redoks
Peserta didik
dapat
Mendeskripsikan
oksidator dan
reduktor
Menentukan
bilangan oksidasi
unsur-unsur dalam
senyawa
Peserta didik
dapat
Menentukan
bilangan oksidasi
unsur-unsur dari
senyawa-senyawa
Peserta didik
dapat
Menentukan
bilangan oksidasi
unsur-unsur dari
senyawa-senyawa
Pesertadidikdapat
Menentukan
27. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
1. Oksidator mengalami oksidasi
2. Oksidator mengalami reduksi
3. Reduktor mengalami reduksi
4. Reduktor mengalami oksidasi
Pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor....
a. 1,2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 1 dan 2
28. Bilangan oksidasi Mn tertinggi terdapat dalam senyawa....
a.
MnCl2
b.
K2MnO4
c.
KMnO4
d.
MnO
e.
MnO2
C2
C
C3
C
29. SBilangan oksidasi oksigen tertinggi terdapat dalam
senyawa....
a. CaO
b. BaO2
c. O2F3
d. KO2
e. OF2
30. Diantara senyawa berikut ini, yang mengandung belerang
(S) dengan bilangan oksidasi terendah adalah....
C3
D
C3
A
bilangan oksidasi
unsur-unsur dari
senyawa-senyawa
Peserta didik
dapat
Menentukan
bilangan oksidasi
unsur-unsur dari
senyawa-senyawa
Peserta didik
dapat
Menentukan
bilangan oksidasi
unsur-unsur dari
senyawa-senyawa
Peserta didik
dapat
Menentukan
bilangan oksidasi
unsur-unsur dari
senyawa-senyawa
Peserta didik
dapat
Menentukan
a. H2SO4
b. Na2S4O6
c. K2SO3
d. Na2S2O3
e. Al2S3
31. Bilangan oksidasi Cl terendah dan tertinggi terdapat dalam
senyawa....
a. KClO dan Cr(ClO3)4
b. AlCl3 dan NH4ClO4
c. Ca(ClO2)2 dan ZnCl2
d. KClO4 dan PCl4
e. AuCl3 dan Mg(ClO)2
C3
D
32. Bilangan oksidasi klor = +7 terdapat pada senyawa....
a. NaClO
d. NaClO4
b. NaClO2
e. NaCl
c. NaClO3
C3
D
33. Pada reaksi berikut :
3MnO4-2 + 4H+
2MnO4- + MnO2 + H2O. Bilangan
oksidasi Mn berubah dari....
a. -2 menjadi -1 dan 0
b. -2 menjadi -1 dan +4
c. +6 menjadi +7 dan 0
d. +6 menjadi +7 dan +4
e. +8 menjadi +7 dan +4
34. Dalam reaksi:
I2 + 6OHI- + IO3- + 3H2O
Bilangan oksidasi I berubah dari....
C3
D
C3
A
perubahan
bilangan oksidasi
a.
b.
c.
d.
e.
0 menjadi -1 dan +5
0 menjadi +4 dan -1
0 menjadi +3 dan -1
+1 menjadi -5 dan -1
-1 menjadi +5 dan +1
Peserta didik
dapat
Menentukan
bilangan oksidasi
unsur-unsur dari
senyawa-senyawa
Peserta didik
dapat
Menentukan
perubahan biloks
35. Bilangan oksidasi atom S yang paling tinggi terdapat pada....
a. SO2
b. S2O3-2
c. SO4-2
d. S4O6-2
e. H2S-2
36. Perubahan berikut menunjukkan penurunan bilangan
oksidasi sebanyak 5 tingkat terdapat pada....
a. MnO4-2
MnO2
b. MnO4Mn+2
c. IO3
I
d. MnO4MnO2
-2
e. Cr2O7
Cr+3
C3
C
C3
B
Peserta didik
dapat
Menentukan ionion dari suatu
senyawa
37. Jika senyawa magnesium amonium fosfat (MgNH4PO4)
dilarutkan dalam air maka dalam larutan akan ada ion-ion....
a. Mg+2 dan NH4PO4-2
b. MgNH4+3 dan PO4-3
c. NH4+ dan MgPO4d. H4PO4+ dan MgNe. Mg+2, NH4+ dan PO4-3
38. Pada reaksi redoks dibawah ini,
Sn + 4HNO3
SnO2 + 4NO2 + 2H2O
C3
E
C3
C
Peserta didik
dapat
Menentukan zat
reduktor
Yang berperan sebagai reduktor adalah....
a. SnO2
b. HNO3
c. Sn
d. NO2
e. H2O
Peserta didik
dapat
Menentukan zat
oksidator dan
hasil reaksi dari
suatu senyawa.
39. Zat yang merupakan oksidator dan hasil oksidasi pada reaksi
berikut adalah....
3HgS + 2HNO3 + 6HCl
HgCl2 + S + NO + H2O
a. HgS dan S
b. HNO3 dan S
c. HNO3 dan NO
d. HNO3 dan HgCl2
e. HCl dan S
C3
A
Peserta didik
dapat
Menentukan zat
yang bukan
reduktor
40. Diantara spesi berikut yang paling tidak mungkin digunakan
sebagai reduktor adalah....
a. Na
b. Fe+2
c. Na+
d. H2
e. Cl41. Besi yang berkarat merupakan hasil oksidasi dari Fe menjadi
Fe2O3. Biloks besi dalam senyawa Fe2O3 (karat) tersebut
adalah....
a. +1
d. +4
b. +2
e. +5
c. +3
C3
D
C3
C
Peserta didik
dapat
Menentukan
bilangan oksidasi
dari sesuatu unsur
Menuliskan nama
dari senyawasenyawa yang
terlibat dalam
reaksi redoks
sesuai dengan tata
nama IUPAC
Peserta didik
dapat
Menentukan
bilangan oksidasi
dari sesuatu unsur
42. Salah satu senyawa asam dari unsur karbon adalah H2C2O4,
biloks C dalam senyawa tersebut adalah....
a. +1
d. +4
b. +2
e. +5
c. +3
C3
C
Menuliskan nama
dari suatu
senyawa
berdasarkan nama
IUPAC
43. ENama IUPAC yang benar untuk senyawa Cu2S adalah....
E a. Tembaga(II) sulfida
b. Tembaga(II) sulfat
c. Tembaga(II) sulfit
d. Tembaga(I) sulfida
e. Tembaga(I) sulfit
44. Rumus kimia dari timah(IV) sulfat adalah....
a. SnS4
b. SnS2
c. Sn2(SO4)4
d. SnSO4
e. Sn(SO4)2
C1
A
C1
C
45. Pemberian nama yang tepat untuk FeCO3 adalah ….
a. Besi(II) karbonat
b. Besi(III) karbonat
c Besi(II) oksida
d. Besi(III) oksida
e. Besi(II) karbon oksida
C1
A
Menuliskan
rumus kimia dari
timah(IV) sulfat
Menuliskan nama
dari suatu
senyawa
berdasarkan nama
IUPAC
Menuliskan
rumus kimia dari
suatu senyawa
Menuliskan nama
dari suatu
senyawa
berdasarkan nama
IUPAC
Menuliskan nama
dari suatu
senyawa
berdasarkan nama
IUPAC
Menjelaskan proses Menyebutkan alat
pengolahan limbah ukur air bersih
dengan metode
lumpur aktif
46. Penulisan rumus kimia dari kromium(III) sulfat adalah ….
a. CrSO4
b. CrSO3
c. Cr2(SO4)3
d. Cr2(SO3)3
e. Cr2(SO4)2
47. Nama kimia dari senyawa As2O3 adalah ....
a. Arsen dioksida
b. Diarsen trioksida
c. Arsen(II) oksida
d. Arsen(III) oksida
e. Diarsen oksida
Nama yang tepat untuk senyawa FeSO4 adalah ....
a. Besi sulfat
b. Besi(II) sulfat
c. Fero sulfat
d. Besi(III) sulfat
e. Feri sulfat
C1
C
C1
D
C1
B
48. Parameter berikut yang tidak termasuk parameter air bersih
adalah....
a. DO tinggi
b. BOD tinggi
c. pH sekitar 6,5-8,4
d. Kekeruhan
C2
E
Menjelaskan
proses
pengolahan air
kotor
e. tidak berwarna
49. Diantara proses berikut
1. Karbon organik
2. Fosforus organik
3. Nitrogen organik
4. Belerang organik
Perubahan yang terjadi dalam pengolahan air kotor dengan
lumpur aktif adalah....
a. Semua
b. 1,2 dan 3
c. 2,3 dan 4
d. 1 dan 3
e. 2 dan 4
C2
C
Lampiran 09
Soal
1. Dari suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut:
Bahan
Rumus zat
Nyala Lampu
Hydrogen
HCl
Terang
Gula, air
C12H22C11
Tidak menyala
Asam cuka, air
CH3COOH
Nyala kurang
klorida, air
terang
Kekuatan larutan elektrolit yang sesuai dengan data diatas adalah….
f. CH3COOH > C12H22O11
g. C12H22O11> HCl
h. CH3COOH <HCl
i. HCl < CH3COOH
j. C12H22O11 > CH3COOH
2. Data hasil pengujian daya hantar listrik beberapa larutan sebagai berikut:
Pengamatan
Larutan
Nyala Lampu
Gelembung Gas
1
Terang
Ada
2
Tidak menyala
Tidak ada
3
Tidak menyala
Ada
4
Tidak menyala
Tidak ada
5
Terang
Ada
Berdasarkan data diatas yang merupakan larutan elektrolit adalah laruta
nomor….
d. 1 dan 3
d. 1 dan 5
e. 1 dan 4
e. 2 dan 4
f. 3 dan 5
3. Perhatikanlah data dibawah ini.
6. Mempunyai daya hantar listrik kuat
7. Dalam air terionisasi sebagian ( 0 <α >1
8. Mempunyai daya hantar listrik lemah
9. Ion dalam larutan dalam jumlah banyak
10.
Dalam air terionisasi sempurna α = 1
Berdasarkan data tersebut diatas yang tergolong elektrolit kuat adalah nomor....
f. 1 dan 2
g. 2 dan 3
h. 1,4 dan 5
i. 2,4 dan 5
j. 3,4 dan 5
4. Berdasarkan soal nomor 3, yang tergolong larutan elektrolit lemah adalah nomor....
f. 1 dan 2
g. 1 dan 3
h. 2 dan 3
i. 2 dan 4
j. 3 dan 5
5. Data hasil uji elektrolit air dari berbagai sumber sebagai berikut:
Nyala lampu
Jenis air
Adanya
gelembung gas
Air sumber
-
Lambat
Air laut
Terang
Cepat
Air sungai
-
Agak cepat
Air hujan
-
Lambat
Pernyataan yang tepat untuk data diatas adalah….
f. Air laut tergolong elektrolit kuat
g. Air sumber tergolong elektrolit paling kuat
h. Daya hantar air sungai lebih kecil dari air hujan
i. Daya hantar air hujan lebih besar dari air laut
j. Air dari berbagai sumber adalah nonelektrolit
6. Elektron yang dapat terionisasi sempurna disebut….
f. Elektrolit kuat
g. Elektrolit lemah
h. Nonelektrolit
i. Asam
j. Basa
7. Larutan senyawa dibawah ini dalam air bersifat elektrolit kuat kecuali....
f. NaOH
g. H2SO4
h. CH3COOH
i. HCl
j. Ba(OH)2
8. Senyawa berikut yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah….
f. Fruktosa (aq)
g. Air garam dapur (aq)
h. Gula (aq)
i. Urea (aq)
j. Glukosa (aq)
9. Data pengamatan daya hantar listrik beberapa larutan dalam air sebaga berikut:
Larutan
Nyala lampu
Gelembung gas
P
-
Ada gelembung
Q
Terang
Ada gelembun
R
-
Ada gelembung
S
Terang
Ada gelembung
T
-
-
U
-
-
V
Terang
Ada gelembung
W
-
Ada gelembung
Yang tergolong larutan nonelektrolit adalah larutan dengan huruf….
d. P dan R
d. R dan W
e. R dan T
e. T dan U
f. U dan V
10. Dari hasil pengujian daya hantar listrik terhadap larutan P dan Q diperoleh hasil: Pada larutan P
bola lampu menyala dan terjadi gelembung-gelembung gas sedangkan pada larutan Q bola lampu
tidak menyala dan tidak terjadi gelembung-gelembung gas.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah….
f. Laruta P adalah elektrolit karena mudah larut dalam air
g. Larutan P adalah elektrolit karena terurai menjadi ion-ion
h. Larutan Q adalah elektrolit karena tidak menghasilkan gelembung-gelembung gas
i. Larutan P adalah elektrolit karena menghasikan gelembung-gelembung gas
j. Larutan Q adalah elektrolit karena elektrolit karena tidak menghasilkan gelembung-gelembung
gas.
11. Zat berikut yang tergolong larutan larutan nonelektrolit adalah....
d. Ca(OH)2
d. NaOH
e. HCl
e. C6H12O6
f. NaCl
12. Larutan gas NH3 dalam air bersifat elektrolit lemah. Salah satu faktor yang menyebabkan larutan
ini bersifat demikian adalah....
f. Larutan NH3 dalam air bukan senyawa ion
g. Larutan gas NH3 dalam air terurai menjadi ion NH4+ dan OHh. Derajat ionisasi larutan NH3 dalam air sangat kecil
i. Pengujian elektrolit pada elektrode tidak terbentuk gelembung gas
j. NH3 dan air saling bereaksi membentuk NH4OH
13. Larutan elektrolit berikut yang dalam air menghasilkan ion OH- adalah....
f. Natrium klorida
g. Asam cuka
h. Garam dapur
i. Asam klorida
j. Kalium hidroksida
14. Hasil uji daya hantar listrik terhadap larutan A dan B diproleh hasil sebagai berikut. Di larutan A,
lampu menyala dan terbentuk gelembung-gelembung gas. Di larutan B, lampu tidak menyala dan
tidak terbentuk gelembung- gelembung gas. Kesimpulan yang dapat ditrik dari data tersebut
adalah….
a. Larutan A adalah nonelektrolit Karena hanya menghasilkan gelembung
b. Larutan B adalah elektrolit karena tidak menghasilkan gelembung
c. Larutan A adalah elektrolit karena terurai menjadi ion-ion yang dapat menyalakan lampu
d. Larutan B adalah elektrolit karena tidak terurai menjadi ion-ion
e. Larutan A adalah elektrolit karena mudah larut dalam air.
15. Diketahui data hasil pengujian daya hantar listrik berbagai zat sebagai berikut.
Jenis
Padatan
Lelehan
Larutan
P
Nonkonduktor
Baik
Baik
Q
Nonkonduktor
Nonkonduktor
Baik
R
Baik
Baik
(tidak larut)
T
Nonkonduktor
Nonkonduktor
Buruk
zat
Elektrolit yang merupakan senyawa kovalen adalah....
f. P dan Q
g. Q dan R
h. R dan
i. Q dan S
j. Hanya S
16. Pada pengujian elektrolit lampu menyala terang bila elektrode alat uji elektrolit dicelupkan
kedalam larutan....
d. CH3COOH
d. NaCl
e. NH4OH
e. C2H5OH
f. H2S
17. Pada pengujian elektrolit nyala lampu dalam larutan 0,1M HCl lebih terang dibandingkan dalam
larutan 0,1M NH4OH. Hal ini disebabkan....
f. HCl adalah senyawa asam sedangkan NH4OH adalah senyawa basa
g. HCl adalah senyawa kovalen polar sedangkan NH4OH adalah senyawa ion
h. Jumlah ion dalam larutan HCl lebih banyak dari jumlah ion dalam larutan NH4OH
i. Dalam larutan HCl terdapat ion H+ sedangkan dalam larutan larutan NH4OH terdapat OHj. HCl bersifat elektrolit sedangkan NH4OH bersifat nonelektrolit
18. Zat dibawah ini yang cairannya ataupun larutannya dalam air dapat menghantarkan arus listrik
adalah....
f. H2SO4
g. C6H5COOH
h. H3PO4
i. H2C2O4.2H2O
j. NaCl
19. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.
Zat
Lampu
Pengamatan lain
1
Nyala terang
Banyak gelembung
2
Nyala redup
Banyak gelembung
3
Tidak menyala
Sedikit gelembung
4
Tidak menyala
Tidak ada gelembung
Dari data diatas pasangan yang digolongkan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berturut-turut
adalah....
f. 3 dan 4
g. 2 dan 4
h. 1 dan 4
i. 1 dan 2
j. 1 dan 3
20. Larutan berikut yang menjadi penghantar listrik terbaik adalah....
f. Glukosa 2 M
g. Garam dapur 2 M
h. Urea 2 M
i. Cuka 2 M
j. Amonia 2 M
21. Apa nama alat yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat cair dapat menghantarkan
listrik atau tidak adalah....
f. Termometer
g. pH meter
h. alat uji elektrolit
i. alat refluks
j. tabung reaksi
22. Garam dapur dalam bentuk lelehan dapat menghantarkan listrik karena....
f. Dalam bentuk lelehan dapat menghasilkan atom-atom
g. Dalam bentuk lelehan dapat menghasilkan ion-ion
h. Dalam bentuk lelehan dapat menghasilkan molekul-molekul
i. Dalam bentuk larutan tidak dapat menghasilkan atom-atom
j. Dalam bentuk kristal tidak dapat terurai
23. Peristiwa penguraian zat-zat elektrolit menjadi ion-ion positif dan negatif disebut....
f. Ionisasi
g. Oksidasi
h. Asimilasi
i. Korosi
j. reduksi
24. Suatu zat padat dilarutkan dalam air, ternyata larutannya dapat menghantarkan arus listrik.
Pernyataan yang tepat untuk menjelaskan peristiwa ini adalah....
f. Air menjadi kondutor listrik bila ada zat terlarut didalamnya
g. Dalam air zat padat terurai menjadi atom-atom
h. Dalam air zat padat terurai menjadi ion positif dan ion negatif
i. Dalam air zat padat terurai menjadi molekul-molekul
j. Air menjadi mudah terionisasi bila ada zat terlarut didalamnya
25. Garam dapur jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan elektrolit karena....
f. Bereaksi dengan air menghasilkan NaOH dan HCl
g. Terurai menjadi Na+ dan Clh. Menguraikan air menjadi ion H+ dan ion OHi. Terurai menjadi logam Na dan gas Cl2
j. Garam dapur adalah senyawa kovalen polar
26. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut ini
I : Reaksi Penggabungan dan pelepasan oksigen
II: Reaksi Perubahan Blangan Oksidasi
III : Reaksi Serah terima Elektron
Berdasarkan data tersebut di atas, urutan yang benar sesuai dengan perkembangan reaksi redoks
adalah….
a. I dan II
b. II dan I
c. III, II dan I
d. I, II dan III
g. I, III dan II
27. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
5. Oksidator mengalami oksidasi
6. Oksidator mengalami reduksi
7. Reduktor mengalami reduksi
8. Reduktor mengalami oksidasi
Pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor....
f. 1,2 dan 3
g. 1 dan 3
h. 2 dan 4
i. 3 dan 4
j. 1 dan 2
28. Bilangan oksidasi Mn tertinggi terdapat dalam senyawa....
f. MnCl2
g. K2MnO4
h. KMnO4
i. MnO
j. MnO2
29. Bilangan oksidasi oksigen tertinggi terdapat dalam senyawa....
f. CaO
g. BaO2
h. O2F3
i. KO2
j. OF2
30. Diantara senyawa berikut ini, yang mengandung belerang (S) dengan bilangan oksidasi terendah
adalah....
f. H2SO4
g. Na2S4O6
h. K2SO3
i. Na2S2O3
j. Al2S3
31. Bilangan oksidasi Cl terendah dan tertinggi terdapat dalam senyawa....
f. KClO dan Cr(ClO3)4
g. AlCl3 dan NH4ClO4
h. Ca(ClO2)2 dan ZnCl2
i. KClO4 dan PCl4
j. AuCl3 dan Mg(ClO)2
32. Bilangan oksidasi klor = +7 terdapat pada senyawa....
d. NaClO
d. NaClO4
e. NaClO2
e. NaCl
f. NaClO3
33. Pada reaksi berikut :
3MnO4-2 + 4H2
MnO4- + MnO2 + H2O. Bilangan oksidasi Mn berubah dari....
f. -2 menjadi -1 dan 0
g. -2 menjadi -1 dan +4
h. +6 menjadi +7 dan 0
i. +6 menjadi +7 dan +4
j. +8 menjadi +7 dan +4
34. Dalam reaksi:
I2 + 6OH-
I- + IO3- + 3H2O
Bilangan oksidasi I berubah dari....
f. 0 menjadi -1 dan +5
g. 0 menjadi +4 dan -1
h. 0 menjadi +3 dan -1
i. +1 menjadi -5 dan -1
j. -1 menjadi +5 dan +1
35. Bilangan oksidasi atom S yang paling tinggi terdapat pada....
f. SO2
g. S2O3-2
h. SO4-2
i. S4O6-2
j. H2S-2
36. Perubahan berikut menunjukkan penurunan bilangan oksidasi sebanyak 5 tingkat terdapat
pada....
f. MnO4-2
g. MnO4
MnO2
-
h. IO3-
Mn+2
I-
i. MnO4-
MnO2
j. Cr2O7-2
Cr+3
37. Jika senyawa magnesium amonium fosfat (MgNH4PO4) dilarutkan dalam air maka dalam
larutan akan ada ion-ion....
f. Mg+2 dan NH4PO4-2
g. MgNH4+3 dan PO4-3
h. NH4+ dan MgPO4i. H4PO4+ dan MgNj. Mg+2, NH4+ dan PO4-3
38. Pada reaksi redoks dibawah ini,
Sn + 4HNO3SnO2
+ 4NO2 + 2H2O
Yang berperan sebagai reduktor adalah....
f. SnO2
g. HNO3
h. Sn
i. NO2
j. H2O
39. Zat yang merupakan oksidator dan hasil oksidasi pada reaksi berikut adalah....
3HgS + 2HNO3 + 6HCl
HgCl2 + S + NO + H2O
f. HgS dan S
g. HNO3 dan S
h. HNO3 dan NO
i. HNO3 dan HgCl2
j. HCl dan S
40. Diantara spesi berikut yang paling tidak mungkin digunakan sebagai reduktor adalah....
f. Na
g. Fe+2
h. Na+
i. H2
j. Cl-
41. Besi yang berkarat merupakan hasil oksidasi dari Fe menjadi Fe2O3. Biloks besi dalam senyawa
Fe2O3 (karat) tersebut adalah....
d. +1
d. +4
e. +2
e. +5
f. +3
42. Salah satu senyawa asam dari unsur karbon adalah H2C2O4, biloks C dalam senyawa tersebut
adalah....
d. +1
d. +4
e. +2
e. +5
f. +3
43. Nama IUPAC yang benar untuk senyawa Cu2S adalah....
f. Tembaga(II) sulfida
g. Tembaga(II) sulfat
h. Tembaga(II) sulfit
i. Tembaga(I) sulfida
j. Tembaga(I) sulfit
44. Rumus kimia dari timah(IV) sulfat adalah....
f. SnS4
g. SnS2
h. Sn2(SO4)4
i. SnSO4
j. Sn(SO4)2
45. Pemberian nama yang tepat untuk FeCO3 adalah ….
a. Besi(II) karbonat
b. Besi(III) karbonat
c. Besi(II) oksida
d. Besi(III) oksida
e. Besi(II) karbon oksida
46. Penulisan rumus kimia dari kromium(III) sulfat adalah ….
a. CrSO4
b. CrSO3
c. Cr2(SO4)3
d. Cr2(SO3)3
e. Cr2(SO4)2
47. Nama kimia dari senyawa As2O3 adalah ....
a. Arsen dioksida
b. Diarsen trioksida
c. Arsen(II) oksida
d. Arsen(III) oksida
e. Diarsen oksida
48. Nama yang tepat untuk senyawa FeSO4 adalah ....
a. Besi sulfat
b. Besi(II) sulfat
c. Fero sulfat
d. Besi(III) sulfat
e. Feri sulfat
49. Parameter berikut yang tidak termasuk parameter air bersih adalah....
a. DO tinggi
b. BOD tinggi
c. pH sekitar 6,5-8,4
d. Kekeruhan
e. tidak berwarna
50. Diantara proses berikut
1.
Karbon organik
2.
Fosforus organik
3.
Nitrogen organik
4.
Belerang organik
Perubahan yang terjadi dalam pengolahan air kotor dengan lumpur aktif adalah....
a.
Semua
b.
1,2 dan 3
c.
2,3 dan 4
d.
1 dan 3
e.
2 dan 4
Lampiran 10
KISI-KISI INSTRUMEN MOTIVASI
Variabel
Indikator
Memberikan motivasi
Motivasi
Memperhatikan perkembangan hasil
belajar
Hubungan materi dengan pendekatan
pembelajaran
Kesulitan belajar
Jumlah
Butir soal
1, 3,5,13,14, 19, 24
dan 27
2,4, 16, 23, 20 dan
29
6, 15, 23, 26 dan 29
Jumlah
8
7, 8, 9, 10, 11, 12,
17, 21, 22, 25 dan 30
11
6
5
30
Indikator koesioner pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa
No Aspek
Indikator
Pertanyaan
1.
2.
Memberikan
motivasi
Memberikan
motivasi
Saya tertarik mengikuti
pelajaran pelajaran kimia
materi pokok larutan
elektrolit dan konsep redoks
Saya tidak tertarik dengan
pelajaran kimia materi pokok
larutan elektroit dan konsep
redoks
Pendekatan Kontekstual
kurang menarik dan
membuat saya bosan
Saya benar-benar senang
mempelajari materi Larutan
Elektrolit dan Konsep
Redoks.
Pembelajaran ini menarik
bagi saya dan membuat saya
tidak bosan.
Pembelajaran Kontekstual
ini membuat saya menjadi
aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
Rasa ingin tahu saya sering
kali tergerak olehh
pertanyaan yang
dikemukakan dan masalah
yang diberikan guru pada
materi pembelaajaran ini.
Pada pembelajaran ini tidak
ada hal-hal yang dapat
merangsang rasa ingin tahu
saya.
Memperhatikan Memperhatikan Pendekatan Kontekstual
perkembangan perkembangan membantu memudahkan
hasil belajar.
hasil belajar
saya dalam memahami
konsep Larutan Elektrolit
dan Konsep Redoks.
Saya dapat menghubungkan
isi pembalajaran ini dengan
hal-hal yang telah saya lihat,
saya lakukan atau saya
pikirkan didalam kehidupan
Nomor
item
Ket
1 2 3 4 5
3.
Hubungan
materi dengan
model
pembelajaran
Hubungan
materi dengan
pendekatan
pembelajaran
4.
Kesulitan
belajar
Kesulitan
belajar
sehari-hari.
Saya yakin akan berhasil
dalam pembelajaran ini.
Saya memperhatikan
penjelasan guru tentang
konsep Larutan Elektrolit
dan Konsep Redoks.
Dengan diterapkannya
pendekatan Kontekstual saya
lebih berani bertanya kepada
guru pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
Jelas bagi saya bagaimana
hubungan materi dalam
pembelajaran ini dengan apa
yang telah saya ketahui.
Saya senang belajar melalui
kegiatan observasi secara
langsung/praktikum dalam
pembelajaran ini.
Saya tidak suka dengan
materi Larutan Elektrolit dan
Konsep Redoks
Isi pembelajaran ini tidak
sesuai dengan harapan dan
tujuan saya.
Menurut pendapat saya
materi pembelajaran lebih
mudah diingat dengan
menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual.
Tugas-tugas latihan pada
pembelajaran ini terlalu sulit.
Pembelajaran ini tidak
relevan dengan kebutuhan
saya sebab sebagian besar
isinya tidak saya ketahu
Saya tidak yakin akan
berhasil pada pembelajaran
ini.
Saya tidak melihat adanya
hubungan antara isi materi
dalam pembelajaran ini
dengan sesuatu yang telah
saya ketahui.
Tugas-tugas latihan pada
pembelajaran ini tidak terlalu
sulit.
Pada saat pembelajaran
pendekatan kontekstual saya
lebih suka bermain dan
bercanda dengan teman.
Sedikitpun saya tidak
memahami materi
pembelajaran ini.
Saya tidak suka dengan
materi Larutan Elektrolit dan
Konsep Redoks.
Walaupun sudah diterapkan
Pembelajaran Pendekatan
Kontekstual saya tetap malu
bertanya pada guru jika ada
hal-hal yang tidak saya
pahami.
Saya masih merasa
kebingungan dan kesulitan
mengerjakan soal-soal
Larutan Elektrolit dan
Konsep Redoks meskipun
sudah diterapkan
Pembelajaran pendekatan
kontekstual.
Saya pasif dalam kegiatan
belajar mengajar meskipun
sudah diterapkan
Pembelajaran Pendekatan
Kontekstual.
Lampiran 11
ANGKET MOTIVASI SISWA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester : X / genap
Hari/Tanggal
:
PETUNJUK:
1. Pada angket ini terdapat 30 pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pertanyaan dalam
kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai anda pelajari, dan tentukan
kebenaranya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihan anda.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawaban anda
jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain. Jawaban anda tidak akan
mempengaruhi nilai disekolah anda.
3. Berikan penilaian anda secara jujur, objektif, dan penuh tanggungjawab dengan cara
memberi tanda checklist (√) pada salah satu dari lima pilihan dibawah ini.
Keterangan:
Alternatif jawaban
Bobot penilaian
Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (ST)
Kurang Setuju (KS)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
No
Pernyataan
1
Saya tertarik mengikuti pelajaran kimia
materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks.
2
Pendekatan Kontekstual membantu
memudahkan saya dalam memahami materi
Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
sehingga mampu mengerjakan soal-soal
dengan baik.
3
Saya tidak tertarik dengan pelajaran kimia
materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks.
4
Saya dapat menghubungkan isi
pembelajaran inidengan hal-hal yang telah
saya lihat, saya lakukan atau saya pikirkan
didalam kehidupan sehari-hari.
5
Pendekatan Kontekstual kurang menarik dan
membuat saya bosan.
6
Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi
dalam pembelajaran ini dengan apa yang
telah saya ketahui.
7
Tugas-tugas latihan pada pembelajaran ini
terlalu sulit.
8
Pembelajaran ini tidak relevan dengan
kebutuhan saya sebab sebagian besar isinya
tidak saya ketahui.
9
Saya tidak
yakin akan berhasil pada
pembelajaran ini.
10
Saya tidak melihat adanya hubungan antara
isi materi dalam pelajaran ini dengan sesuatu
yang telah saya ketahui.
11
Tugas-tugas latihan pada pembelajaran ini
tidak terlalu sulit
12
Pada saat Pembelajaram kontekstual saya
lebih suka bermain dan bercanda dengan
teman.
13
Saya
benar-benar
senang
mempelajari
materi
Larutan
Elektrolit
dan
Konsep
Redoks.
14
Pembelajaran ini menarik bagi saya dan
membuat saya tidak bosan.
15
Saya
senang
belajar
melalui
kegiatan
observasi secara langsung/pratikum dalam
pembelajaran ini.
16
Saya
yakin
akan
berhasil
dalam
pembelajaran ini.
17
Sedikit pun saya tidak memahami materi
pembelajaran ini.
18
Saya
memperhatikan
penjelasan
guru
tentang Larutan elektrolit dan Konsep
Redoks.
19
Pendekatan Kontekstual
menjadi
aktif
dalam
membuat saya
kegiatan
belajar
mengajar.
20
Dengan
diterapkannya
pendekatan
kontekstual saya lebih berani bertanya
kepada guru pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
21
Saya
tidaksukadenganmateriLarutan
Elektrolit dan Kosep Redoks.
22
Walaupun sudah diterapkan pendekatan
Kontekstual saya tetap malu bertanya pada
guru jika ada hal-hal yang tidak saya
pahami.
23
Isi pembelajaran ini sesuai dengan harapan
dan tujuan saya
24
Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak
oleh pertanyaan yang dikemukakan dan
masalah yang diberikan guru pada materi
pembelajaran ini.
25
Saya
masih
merasa
kebingungan
dan
kesulitan mengerjakan soal-soal Larutan
Elektrolit dan Konsep
Redoks meskipun
sudah diterapkan Pendekatan kontekstual.
26
Isi pembelajaran ini tidak sesuai dengan
harapan dan tujuan saya.
27
Pada pembelajaran ini tidak ada hal-hal yang
dapat merangsang rasa ingin tahu saya.
28
Saya tidak senang belaja rmelalui kegiatan
observasi secara langsung/pratikum dalam
pembelajaran ini.
29
Menurut pendapat saya materi pembelajaran
lebih mudah di ingat dengan menggunakan
pendekatan Kontekstual.
Saya pasif dalam kegiatan belajar mengajar
meskipun sudah diterapkan Pendekatan
30
kontekstual.
Keterangan :
1= Sangat Tidak Setuju
2= Tidak Setuju
3= Kurang Setuju
4= Setuju
5 =Sangan Setuju
Lampiran 12
Lembar Isian Angket Afektif
Nama sekolah
: SMA Negeri 1 Amarasi
Nama siswa
:
Kelas
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk
1. Pernyataan ini berkaitan dengan kebiasaanmu sehari-hari. Hal ini sama sekali tidak akan
berpengaruh pada nilaimu disekolah. Atas partisipasinya diucapkan terimakasih.
2. Berilah tanda cek (√ ) pada kolom pilihan sesuai dengan kebiasaanmu sehari-hari (SL,
SR, JR dan TP) dengan arti sebagai berikut : SL = Selalu, SR = Sering, JR = Jarang
danTP = Tidak pernah.
A. Saling membantu
No
Pernyataan
Pilihan
SL
1.
Saya membantu teman yang kesusahan.
2.
Saya membantu menjelaskan kepada teman
yang sulit memahami materi kimia.
3.
Saya membantu teman mengerjakan tugas atau
PR kimia.
4.
Saya membantu petugas piket harian di kelas
untuk membersihkan kelas.
5.
Saya berpura-pura sakit saat teman meminta
bantuan saya.
SR
JR
TP
B. Bekerja sama
No
Pernyataan
Pilihan
SL
1.
SR
JR
TP
Saya bekerjasama dengan teman kelompok saat
mengerjakan soal-soal yang ada dalam LDS
dan atau LKS
2.
Saya bekerjasama dengan teman kelompok saat
mengerjakan tugas atau PR
3.
Saya bekerjasama dengan teman lain saat
mengerjakan tugas atau PR
4.
Saya bekerjasa dengan teman kelompok saat
mempresentasekan hasil diskusi kelompok.
5.
Saya bekerjasama dengan petugas piket harian
di kelas untuk membersihkan kelas.
C. Bertanggung jawab dan teliti
No
Pernyataan
Pilihan
SL SR JR TP
1.
Saya mnegerjakan tugas atau PR yang diberikan
oleh guru.
2.
Saya mengumpulkan tugas atau PR tepat waktu.
3.
Saya mengerjakan soal didalam LDS dan atau
LKS.
4.
Saya mengerjakan tugas atau PR dengan teliti.
5.
Saya mengerjakan soal didalam LDS dan atau
LKS dengan teliti.
D. Disiplin
No
Pernyataan
Pilihan
SL SR JR TP
1.
Saya datang ke sekolah tepat waktu
2.
Saya mengumpulkan tugas atau PR tepat waktu.
3.
Saya datang sekolah lebih awal saat piket
kebersihan kelas.
4.
Saya meminta izin sebelum meninggalkan
ruangan kelas saat pelajaran berlangsung.
5.
Saya mengikuti seluruh peraturan dan tata tertib
sekolah.
E. Aktif
No
Pernyataan
Pilihan
SL SR JR TP
1.
Saya memberi saran dan masukan saat diskusi
kelompok.
2.
Saya melakukan eksperimen
3.
Saya menjawab pertanyaan yang diberikan guru
kimia kepada saya.
4.
Saya mempresentasekan hasil kerja atau diskusi
kelompok.
5.
Saya memberikan jawaban dari petanyaan yang
ada pada LDS dan atau LKS.
Lampiran 13
Lembar Penilaian Tes Hasil Belajar (THB) Psikomotor
Pendekatan Kontekstual (RPP 01,02 dan 03)
Petunjuk!
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek yang akan diamati terhadap aktivitas siswa
selama kegiatan pembelajaran (melakukan eksperimen), dan berilah tanda cek ( ) pada kolom
yang sesuai.
No
Aspek yang di nilai
1
1.
2.
3
4.
Keterampilan menyiapkan alat dan
bahan
Ketrampilan merangkai alat
Ketrampilan bereksperimen
Ketrampilan bereksperimen
5
Mengamati hasil percobaan
6
Posisi mengamati
Rubrik penilaian psikomotor
Skor
2 3 4
No
Aspek yang di nilai
.
1. Keterampilan menyiapkan alat dan bahan
2. Ketrampilan merangkai alat
3. Ketrampilan memasukkan sampel dalam larutan.
4.
Ketrampilan mencelupkan elektroda (paku).
5
Posisi mengamati nyala lampu dan gelembung
gas
Rubrik
1: semuanya dibantu oleh
guru.
2: sebagian besar dibantu
oleh guru
3:sebagian besar
dikerjakan oleh siswa
4: dilakukan semua oleh
siswa tanpa bantuan
guru
Amarasi,......Mei 2014
Pengamat
Lampiran 14
LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU
DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Materi Pelajaran
Kelas/ Semester
Materi Pokok
Hari/Tanggal
: KIMIA
: XI/I
: Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks
: ……………..
Nama Guru
Pertemuan ke
:Maria Hoar……….
:I, II, dan III……….
Waktu
:…2x45 menit…….
Petunjuk :
Daftar pengelolaan pembelajaran pendekatan kontekstual yang dilakukan guru di kelas. Berikan penilaian
sesuai yang diamati dimana penilaiannya dari A - D yang ada pada kolom penilaian di bawah ini:
( catatan: keterangan Huruf A – D ada di bagian bawah tabel )
No
I
Aspek Yang Diamati
Pendahuluan
Fase I kegiatan pembelajaran pendahuluan
1.Guru menyapa siswa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai
2.Guru memotivasi siswa
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
A
√
√
√
√
Penilaian
B
C
D
II
Kegiatan Inti
Fase II Menyampaikan Materi Pembelajaran
Secara Singkat
√
√
1. Guru Membagi Siswa Kedalam Kelompok
√
Kecil
2. Guru Membagikan LKS Kepada Setiap √
Kelompok Dan Meminta Masing-Masing
Kelompok Menyiapkan Alat Dan Bahan
3. Guru Membimbing Siswa Dalam Melakukan
Eksperimen Dan Menganalisa Hasil √
Pengamatan
√
Fase III Memancing Kerja Siswa
√
√
FASE IV Pemberian Umpan Balik
1. Guru Meminta Masing-Masing Kelompok
Mendiskusikan Dan Menganalisa Hasil √
Pengamatan
2. Guru Meminta Perwakilan Dari Salah Satu
Kelompok Melaporkan Hasil Diskusi
√
Keompoknya
Dan
Kelompok
Lain
Menanggapi
Penutup
Fase V Tindak Lanjut
1. Membimbing siswa membuat kesimpulan
dan rangkuman hasil pembelajaran yang
√
sudah dipelajari
2. Memberikan tugas rumah kepada siswa
berupa membuat laporan hasil percobaan
√
IV
Pengelolaan waktu
√
V
Suasana kelas
1. Siswa antusias
2. Guru antusias.
√
√
Keterangan:




Huruf A : Baik ( Nilai 3,50-4,00 )
Huruf B : Cukup Baik ( Nilai 3,00-3,49 )
Huruf C : Kurang Baik ( Nilai 2,00-2,99 )
Huruf D : Tidak Baik ( Nilai 1,00-1,99 )
√
√
√
√
√
√
Kupang,
2014
Pengamat
(Yosefince Ismael,S. Pd )
RAN 15
ama
eran
efbana
Taemenas
nbay
Tallas
A. Tefa
Boimau
Klau
Maakh
a
umone
fonia Babis
s Keo
osary Seuk
us Missa
Damung
ambert
Missa
Nggepe
Haumeni
ssi
LAH
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF
SKOR SKOR MAX NILAI KETUNTASAN
Nomor Item Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
C D C C A A C B E D E C E C A D C E D B B C B A B E C C D A D D D A C B E C A D C C A C A C D BE C
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 39 50 78 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 40 50 80 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 39 50 79 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 46 50 92 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 38 50 77 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 39 50 78 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 45 50 91 TUNTAS
0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 42 50 85 TUNTAS
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 39 50 78 TUNTAS
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 44 50 89 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 44 50 89 TUNTAS
1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 38 50 76 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 39 50 78 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 41 50 82 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 40 50 80 TUNTAS
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 45 50 90 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 48 50 97 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 40 50 81 TUNTAS
1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 35 50 70 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 46 50 92 TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 44 50 88 TUNTAS
20 19 19 18 17 19 16 16 19 16 16 15 20 16 17 19 19 17 17 18 17 18 14 21 19 17 15 13 18 18 18 19 17 19 20 18 16 21 17 18 19 17 18 17 16 17 16 17 15 14
MATRIKS HASIL PENGAMATAN KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA
Aspek Yang Diamati
Menyiapkan alat dan Bahan
Merangkai alat
bereksperimen
ereksperimen
asil percobaan
mati
Jumlah Skor
Skor Maks
Nilai
P
Keterangan
AB
4
3
3
3
4
4
21
24
87,5
AT
4
3
3
2
2
3
17
24
70,83
1
DT
4
2
3
3
2
4
18
24
75
78,33
Tuntas
DS
3
4
2
3
4
3
19
24
79,16
DAT
4
3
3
2
3
4
19
24
79,16
FAT
3
4
4
4
3
2
20
24
83,33
2
IB
4
3
3
4
3
4
21
24
87,5
ISK
3
3
4
3
2
3
18
24
75
79,165
Tuntas
KODE SISWA / KELOMPOK
3
4
JDM JF ML MTB MK MRS NM
3 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3
2 4 3 4 2 4 4
4 4 3 2 3 4 4
3 4 3 4 4 3 3
2 3 4 2 3 2 3
17 21 19 18 18 18 19
24 24 24 24 24 24 24
70,83 87,5 76,16 75 75 75 79,16
78,415
79,1625
Tuntas
Tuntas
PD
4
2
3
4
3
4
20
24
83,33
RL
2
3
3
4
3
4
19
24
79,16
YM
4
4
2
3
3
4
20
24
83,33
5
YN
4
3
3
4
3
3
20
24
83,33
82,58
Tuntas
Jmlh Skor Maks P
YEH
4
3
3
2
4
3
19
24
76,16
YTR
3
2
4
4
4
4
21
24
87,5
69
63
66
69
67
68
84
84
84
84
84
84
82,14
75
78,57
82,14
79,76
80,95
95,712
Tuntas
Lampiran 20
Analisis Stasistik
a. Uji Persyaratan
1) Uji Normalitas data
Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak maka digunakan data nilai
akhir keseluruhan hasil belajar siswa.
Tabel. Hasil Belajar Siswa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama Siswa
Aryo Bureran
Anitha Tefbana
Damesius Taemenas
Desire sonbay
Dorince A. Tallas
Frengky A. Tefa
Imanuel Boimau
Irene S. Klau
Jefry D. Maakh
Jilder Fina
Maria Liunome
Maria Trivonia Babis
Melkianus Keo
Melina Rosary Seuk
Nikodemus Missa
Paulina Damung
Rudolf Lambert
Yofiana Missa
Yohanes Nggepeng
Yulen E. Haymeni
Yanes T. Rassi
Data terbesar
= 97
Data terkecil
= 70
Hasil Belajar Siswa
78
80
79
92
77
78
91
85
78
89
89
76
78
82
80
90
97
81
70
92
88
n = 21
R = Data terbesar ─ Data terkecil
= 97- 70
= 27
Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 21
= 1 + 3,3 (1,322)
= 1+4,3626
= 5,3626 ≈ 5
Interval Kelas
(i)
=
R
k
=
= 5,4 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas
70─ 74
75─ 79
80 ─ 84
85─ 89
90 ─ 94
95─99
∑
F
1
7
4
4
4
1
21
xi
72
77
82
87
92
97
507
F.xi
72
539
328
348
368
97
1750
Keterangan :
Kolom
1 : kelas
Kolom
2 : frekuensi
Kolom
3 : Xi (nilai tengah) =
Rumus untuk menghitung Mean dari data bergolong adalah :
Me =
Dimana :
Me : Mean untuk data bergolong
∑f : Jumlah data atau sampel
Fixi : Produk perkalian antara Fi pada tiap interval data rata-rata dari nilai terendah
dan tertinggi setiap interval data. Misalnya xi untuk interval pertama
Berdasarkan tabel penolong di atas, maka Mean dari data di atas adalah :
= 72
Me = x =
=
= 83,33
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui standar deviasi atau simpangan
baku dari data dengan rumus sebagai berikut :
x
S=
Untuk data interval nilai tes kimia dari sampel sebanyak 21orang siswa, standar
deviasi
dapat dihitung dengan rumus di atas, setelah terlebih dahulu menyusun tabel
penolong. Pada pengujian sebelumnya telah diketahui rata-rata nilai tes sampel adalah
83,33
Tabel penolong untuk menghitung standar deviasi dari sampel
Kelas
F
Xi
x
70 ─ 74
75─ 79
1
7
72
77
-11,33
-6,33
80─ 84
85─ 89
90 ─ 94
95 ─ 99
∑
4
4
4
1
21
82
87
92
97
─
x )2
(
128,3689
40,0689
-1,33
3,67
8,67
13,67
─
1,7689
13,4689
75,1689
186,8689
─
x )2
fi(
128,3689
280,4823
7,0756
53,8756
300,6756
186,8689
957,3469
Berdasarkan rumus untuk menghitung standar deviasi data bergolong, maka standar
deviasi atau simpangan baku dari sampel adalah :
x
S=
=
=
=6,9
Jadi, standar deviasi nilai tes kimia dari sampel sebanyak 21 orang siswa adalah 6,9
Berdasarkan data sebelumnya, diketahui n = 21, k =5, maka pengujian selanjutnya
adalah uji dengan chi kuadrat.
Tabel kerja pengujian normalitas dengan rumus chi kuadrat
1
N
Kelas
o
.
70 ─ 74
Batas
kelas
z-score
69,5
-2,0
Batas luas
Luas daerah
daerah
0,4772
0,0792
Fe
1,6632
F0
2
75 ─ 79
74,5
-1,27
1
0,3980
0,1892
3
80─ 84
79,5
7
3,9732
-0,5
0,1915
0,1279
4
85 ─ 89
84,5
4
2,6859
0,16
0,0636
5
90─ 94
89,5
0,89
0,3133
6
95 ─ 99
94,5
99,5
-5,2437
4
-0,133
-2,793
4
0,0459
0,9639
1
1,61
0,4463
7
-0,2497
2,34
0,4004
Keterangan :
Kolom 2 : Kelas interval
Kolom 3 : Batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan
kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5
Kolom 4 : Nilai Z – score =
Z1 =
= -2,0
Z2 =
= -1,27
Z3 =
= -0,5
Z4 =
= 0,16
Z5 =
= 0,89
Z6 =
= 1,61
Z7 =
= 2,34
Kolom 5 : lihat tabel berdasarkan harga Z – score setiap kelas
Kolom 6 : luas daerah = batas luas daerah yang lebih besar – batas luas daerah yang
lebih kecil
Kolom 7 : fe = n x luas daerah
Kolom 8 : frekuensi observasi yaitu banyaknya data yang termasuk pada suatu kelas
interval
Selanjutnya digunakan rumus
=
untuk menghitung masing-masing kelas
interval.
=
+
+
= 0,26 + 2,30 + 0,64+0,29+0,52+0,001=4,011
2
2
Dengan membandingkan x hitung dengan nilai x tabel untuk
= 0,05 dan derajat kebebasan
2
(dk) = k – 2 = 5 – 2 = 3, maka di cari pada tabel chi-kuadrat didapat x tabel = 7,815
dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
 Jika
, artinya data berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan
dengan analisis korelasi dan regresi sederhana
 Jika
, artinya distribusi data tidak normal
Kesimpulan: karena
atau 4,011
7,815, maka data berdistribusi normal
sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan.
2) Uji lineritas
Langkah 1: Mencari nilai statistik menggunakan tabel penolong
Tabel. Nilai motivasi dan hasil belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Siswa
Aryo Bureran
Anitha Tefbana
Damesius Taemenas
Desire sonbay
Dorince Apolonia Tallas
Frengky A. Tefa
Imanuel Boimau
Irene S. Klau
Jefry D. Maakh
Jilder Fina
Maria Liunome
Maria Trivonia Babis
Melkianus Keo
Melina Rosary Seuk
X
76
80
77
90
75
76
90
80
77
89
85
74
76
80
Y
78
80
79
92
77
78
91
85
78
89
89
76
78
82
X2
5776
6400
5929
8100
5625
5776
8100
6400
5929
7921
7225
5476
5776
6400
Y2
6084
6400
6241
8464
5929
6084
8281
7225
6084
7921
7921
5776
6084
6724
XY
5928
6400
6083
8280
5775
5928
8190
6800
6006
7921
7565
5624
5928
6560
15
16
17
18
19
20
21
Nikodemus Missa
Paulina Damung
Rudolf Lambert
Yofiana Missa
Yohanes Nggepeng
Yulen E. Haymeni
Yanes T. Rassi
∑
78
90
94
80
68
90
85
1710
80
90
97
81
70
92
88
1750
6084
6400
8100
8100
8836
9409
6400 6561
4624
4900
8100
8464
7225
7744
142004 168796
6240
8100
9118
6480
4760
8280
7480
144346
Langkah 2: Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a])
JKReg[a] =
=
=
= 145833,3
Langkah 3: Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a])
JKReg[b│a] = b
JKReg[b│a] = 0,66
JKReg[b│a] = 0,66
JKReg[b│a] = (0,66).(946)
JKReg[b│a] = 1218,36
Langkah 4: Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes)
JKRes = ∑
JKReg[b│a]
JKReg[a]
JKRes =
= 1744,34
Langkah 5: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a])
RJKReg[a] = JKReg[a] =
Langkah 6: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b│a])
RJKReg[b│a] = JKReg[b│a] = 1218,36
Langkah 7: Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes)
RJKRes =
=
=
= 91,8
Langkah 8: Mencari jumlah kuadrat error (JKE)
Sebelum mencari JKE data X diurutkan dari data yang terkecil sampai data yang terbesar
berikut disertai dengan pasangannya (), seperti pada tabel berikut
Tabel penolong pasangan variabel X dan Y untuk mencari JKE
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
JKE =
X
Y
76
80
77
90
75
76
90
80
77
89
85
74
76
80
78
90
94
80
68
90
85
78
80
79
92
77
78
91
85
78
89
89
76
78
82
80
90
97
81
70
92
88
Menjadi
X
68
74
75
76
76
76
77
77
78
80
80
80
80
85
85
89
90
90
90
90
94
Kelompok
K1
K2
K3
K4
Y
78
80
79
92
77
78
K5
K6
K7
91
85
78
89
89
76
78
K8
K9
K10
K11
82
80
90
97
81
70
92
88
=(782-
)+(802-
)+(792-
)+(922+772+782-
)+(892+892+762+782)+(882-
)+(822+802
)+(912+852)+(902-
)+
)+(782-
(972+812+702+922
-
)
141+18+0+146+2+434+0
= 741
Langkah 9: Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC)
JKTC = JKRes
JKE
Langkah 10: Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC)
RJKTC =
=
=
= 111,48
Langkah 11: Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE)
RJKE =
=
=
= 74,1
Langkah 12: Mencari nilai Fhitung
=
= 1,50
Langkah 13: Mencari Ftabel
Dengan membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel untuk
= 0,05 berdasarkan dk
pembilang =9 dan dk penyebut = 10, maka di cari pada Ftabel didapat nilai Ftabel = 3,02
dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
 Jika
artinya data berpola linear, maka akan dilanjutkan dengan
analisis korelasi dan regresi sederhana, sedangkan
 Jika
Kesimpulan: karena
, artinya data tidak berpola linear
atau 1,50
analisis uji korelasi dan regresi dapat dilanjutkan.
b. Korelasi Pearson Product Moment (PPM)
3,02, maka data berpola linear sehingga
Analisi korelasi pearson product moment ini digunakan untuk mengetahui derajat hubungan
antara variabel bebas (motivasi siswa) dengan variabel terikat (Hasil belajar).
Tabel. Hubungan Motivasi Terhadap Hasil Belajar
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama Siswa
Aryo Bureran
Anitha Tefbana
Damesius Taemenas
Desire sonbay
Dorince Apolonia Tallas
Frengky A. Tefa
Imanuel Boimau
Irene S. Klau
Jefry D. Maakh
Jilder Fina
Maria Liunome
Maria Trivonia Babis
Melkianus Keo
Melina Rosary Seuk
Nikodemus Missa
Paulina Damung
Rudolf Lambert
Yofiana Missa
Yohanes Nggepeng
Yulen E. Haymeni
Yanes T. Rassi
∑
rhitung =
X
76
80
77
90
75
76
90
80
77
89
85
74
76
80
78
90
94
80
68
90
85
1710
Y
78
80
79
92
77
78
91
85
78
89
89
76
78
82
80
90
97
81
70
92
88
1750
X2
5776
6400
5929
8100
5625
5776
8100
6400
5929
7921
7225
5476
5776
6400
6084
8100
8836
6400
4624
8100
7225
142004
Y2
6084
6400
6241
8464
5929
6084
8281
7225
6084
7921
7921
5776
6084
6724
6400
8100
9409
6561
4900
8464
7744
148796
XY
5928
6400
6083
8280
5775
5928
8190
6800
6006
7921
7565
5624
5928
6560
6240
8100
9118
6480
4760
8280
7480
144346
Sesuai hitungan di atas maka nilai koefisien korelasi pearson product moment atau r = 0,82
yang berarti dejarat hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas kuat.
Selanjurnya, setelah mendapat koefisien korelasi (PPM) mak dilanjutkan pengujian
signifikan dengan rumus:
=
= 6,25
Dengan membandingkan nilai
dengan nilai
dengan tingkat kesalahan α =
0,05 atau 5% dengan rumus derajat bebas (dk) = n - 2 = 21 - 2 = 19. Maka di cari pada
didapat nilai
 Jika jika
= 1,729 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
≥
berarti signifikan sedangkan
 Jika
Kesimpulan: Karena
berarti tidak signifikan
≥
atau 6,25 ≥ 1,729 maka signifikan, sehingga Ha
diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dalam Pendekatan
Kontekstual terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Amarasi
c. Koefisien Determinasi
KP =
x 100 %
= 0,822 x 100%
= 0,6725 x 100%
= 67,25%
d. Regresi Sederhana
Analisis regresi ini dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel bebas (motivasi siswa)
dengan variabel terikat (Hasil belajar).
Langkah-langkah menjawab regresi sederhana:
Langkah 1: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
: Terdapat pengaruh signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam
Pendekatan Kontekstual.
: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam
Pendekatan Kontekstual.
Langkah 2: Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik
a: r ≠
H0: r = 0
Langkah 3: Membuat tabel penolong untuk mencari angka statisik
Tabel. Nilai motivasi dan hasil belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nama Siswa
Aryo Bureran
Anitha Tefbana
Damesius Taemenas
Desire sonbay
Dorince Apolonia Tallas
Frengky A. Tefa
Imanuel Boimau
Irene S. Klau
Jefry D. Maakh
Jilder Fina
Maria Liunome
Maria Trivonia Babis
Melkianus Keo
Melina Rosary Seuk
Nikodemus Missa
Paulina Damung
Rudolf Lambert
Yofiana Missa
Yohanes Nggepeng
Yulen E. Haymeni
Yanes T. Rassi
X
76
80
77
90
75
76
90
80
77
89
85
74
76
80
78
90
94
80
68
90
85
Y
78
80
79
92
77
78
91
85
78
89
89
76
78
82
80
90
97
81
70
92
88
X2
5776
6400
5929
8100
5625
5776
8100
6400
5929
7921
7225
5476
5776
6400
6084
8100
8836
6400
4624
8100
7225
Y2
6084
6400
6241
8464
5929
6084
8281
7225
6084
7921
7921
5776
6084
6724
6400
8100
9409
6561
4900
8464
7744
XY
5928
6400
6083
8280
5775
5928
8190
6800
6006
7921
7565
5624
5928
6560
6240
8100
9118
6480
4760
8280
7480
∑
1710
1750
142004 148796
Langkah 4: Memasukan angka-angka statistik dari tabel penolong
 Meghitung rumus b
=0,66
 Meghitung rumus a
a
a
a
29,59
Langkah 5: Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a])
JKReg[a] =
=
=
= 145833,3
Langkah 6: Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a])
JKReg[b│a] = b
JKReg[b│a] = 0,66
JKReg[b│a] = 0,66
JKReg[b│a] = (0,66).(1846)
JKReg[b│a] = 1218,36
Langkah 7: Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes)
144346
JKRes = ∑
JKReg[b│a]
JKReg[a]
JKRes = 148796
145833,3= 1744,34
Langkah 8: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a])
RJKReg[a] = JKReg[a] =
Langkah 9: Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b│a])
RJKReg[b│a] = JKReg[b│a] = 1218,36
Langkah 10: Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes)
RJKRes =
=
=
= 91,8
Langkah 11: Menguji signifikan
= 13,27
Kaidah pengujian
Jika Fhitung ≥ Ftabel,, maka tolak Ho,
Fhitung ≤ Ftabel,, maka terima Ho
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05, maka Ftabel =
;
, Ftabel= 4,38
Kesimpulan karena Fhitung ≥ Ftabel, atau 13,27 ≥4,38, maka tolak Ho, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap Hasil belajar siswa dalam Pendekatan
Kontekstual.
Persamaan Regresi
= a + bX
= 29,59+ 0,66X
Download