Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kesesuaian dengan persyaratan dan kecocokan
untuk pemakaian atau sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan. Maka
kualitas produk sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk (barang atau jasa)
yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan (Kotler; 2008:42).
Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau di konsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang
ditawarkan tersebut meliputi barang fisik (seperti sepeda motor, komputer, TV,
buku teks), jasa (restoran, penginapan, transportasi), orang atau pribadi (Madonna,
Tom Hanks, Michael Jordan), tempat (Pantai Kuta, Danau Toba), organisasi
(Ikatan Akuntan Indonesia, Pramuka, PBB), dan ide (keluarga berencana)
(Tjiptono; 2010:95).
2.1.2
Pengertian Produk
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas
sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat
pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen
melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi
barang, kemasan, merek, label, pelayanan dan jaminan. Keputusan produk ini
menyangkut keanekaragaman produk (product variety), kualitas (quality), desain
(design), bentuk (features), nama merek (brand name), kemasan (packaging), size
(ukuran), pelayanan (services), jaminan (warranties) dan pengembalian (returns)
(Tjiptono; 2010:96).
8
9
Jadi, produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat
memuaskan pelanggan. Pengertian produk dan konsep produk dapat diperjelas
pada gambar 2.1. dan 2.2. berikut ini :
Pencapaian
Tujuan Organisasi
PRODUSEN
Pemenuhan Kepuasan
Pemenuhan
Kebutuhan &
Keinginan
Penawaran
produk
Kompetensi &
Kapasitas
Organisasi
PASAR
Permintaan
Kapasitas
Daya Beli
Proses Pertukaran
Gambar 2.1.Pengertian Produk
(Sumber :
Tjiptono; 2010:95)
Barang
Kemasan
Merek
PRODUK
=
Label
=
Pelayanan
Jaminan
Gambar 2.2. Konsep Produk
(Sumber : Tjiptono; 2010:96)
Kepuasan
Pelanggan
10
2.1.3
Tingkat Produk
Cravens (2008:301) dan Kotler (2009:358) menjelaskan bahwa dalam
merencanakan penawaran pasar atau produk/jasa, pemasar harus memikirkan lima
tingkatan produk/jasa, yaitu :
a.
Produk Utama (Core Benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan
dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
b.
Produk Generik (Generic Product), yaitu produk dasar yang mampu
memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal
agar dapat berfungsi).
c.
Produk Harapan (Expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan
dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan
dan disepakati untuk dibeli.
d.
Produk Pelengkap (Augmented Product), yaitu berbagai atribut produk
yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga
dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk
pesaing.
e.
Produk Potensial (Potential Product), yaitu segala macam tambahan dan
perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa
mendatang.
Produk /jasa potensial
Produk/jasa tambahan
Produk/jasa yang diharapkan
Produk/jasa generik
Manfaat
utama
Gambar 2.3. Lima Tingkatan Produk/Jasa
Sumber : Kotler (2009:358)
11
2.1.4 Hirarki Produk
Masing-masing produk berkaitan dengan produk-produk tertentu lainnya
hierarki produk ini membentang mulai dari kebutuhan-kebutuhan dasar hingga
barang-barang khusus yang memuaskan kebutuhan tersebut. terdapat enam tingkat
hierarki produk (contoh untuk asuransi jiwa) (Kotler; 2009:368) :
1.
Need family : kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok
tertentu. Contoh : keamanan.
2.
Product family : semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan inti
dengan
cukup efektif. Contoh : tabungan dan penghasilan.
3. Product class : sekelompok produk dalam keluarga produk yang diikuti
mempunyai ikatan fungsional tertentu. Contoh : instrument keuangan.
4. Product line : sekelompok produk dalam kelas produk yang saling terkait erat
karena produk tersebut melakukan fungsi yang sama, dijual kepada kelompok
pelanggan yang sama, dan dipasarkan melalui saluran yang sama, atau masuk
ke dalam rentang harga tertentu. Contoh : asuransi jiwa.
5. Product type : sekelompok barang dalam lini produk yang sama-sama
memiliki salah satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk tersebut.
Contoh : Asuransi Berjangka.
6. Product varian : unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang
dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau suatu ciri lain.
Contoh : asuransi jiwa berjangka prudential yang dapat diperpanjang.
Dua istilah lain yang sering digunakan berkenaan hierarki produk adalah
sistem produk adalah sekelompok barang yang berbeda tetapi saling berhubungan
dengan cara yang saling melengkapi. Misalnya, asisten digital pribadi (personal
digital assistant) Handspring dijual bersama produk-produk visor yang dapat
dipasang, termasuk telepon, radio, video, game, e-buku, pesawat MP3, kamera
digital, dan perekam suara. Bauran produk (product mix atau product assortment)
adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu
kepada pembeli.
12
2.1.5
Bauran Produk
Bauran produk (product mix, yang juga disebut product assortment)
adalah kumpulan semua produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu
dengan harga murah. Bauran produk suatu perusahaan memiliki lebar, panjang,
kedalaman, dan konsistensi tertentu (Kotler; 2009:368-369) :
•
Lebar suatu bauran produk mengacu pada berapa banyak lini produk yang
berbeda dimiliki perusahaan tersebut.
•
Panjang suatu bauran produk mengacu pada jumlah seluruh barang dalam
bauran tersebut.
•
Kedalaman suatu bauran produk mengacu pada berapa banyak jenis yang
ditawarkan masing-masing produk dalam lini tersebut.
•
Konsistensi bauran produk tersebut mengacu pada seberapa erat hubungan
berbagai lini produk dalam penggunaan akhir, ketentuan produksi, saluran
distribusi, atau hal-hal lainnya.
Keempat dimensi bauran produk ini memungkinkan perusahaan tersebut
memperluas bisnsinya dengan empat cara. Perusahaan itu dapat menambah lini
produk baru, sehingga memperlebar bauran produknya. Perusahaan dapat
memperpanjang setiap lini produk. Perusahaan itu dapat menambah lebih banyak
jenis produk ke dalam setiap produk dan memperdalam bauran produknya.
Akhirnya, suatu perusahan dapat melakukan konsistensi lini produk yang lebih
kuat.
2.1.6
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melewati bermacam-macam
pengaruh yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman
mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Melalui
pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun
strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada
dan mengungguli pesaingnya. Perilaku konsumen disini mencakup proses
keputusan pembelian yang dialami oleh konsumen.
13
Untuk memudahkan perusahaan dalam meneliti pembelian konsumen
maka digunakan model tahapan dari proses pembelian . Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 2.4. berikut ini :
Pengenalan
Pencarian
Masalah
Informasi
Evaluasi
AlternatifAlternatif
Keputusan
Perilaku Setelah
Pembelian
Pembelian
Gambar 2.4. Lima Langkah dari Model Proses Pembelian Pelanggan
Sumber : (Kotler; 2009:204)
Berikut ini lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu:
1.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan
keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh stimuli internal atau
eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar
dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan
suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran
yang memicu minat konsumen.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah akan melakukan pencarian informasi. Pencarian
informasi dapat dibagi dalam dua tingkat. Situasi pencarian informasi yang lebih
ringan disebut perhatian yang menguat. Pada tingkat ini seseorang akan lebih peka
terhadap informasi mengenai produk yang akan dicari. Pada tingkat berikutnya,
seseorang akan memasuki pencarian aktif informasi yaitu dengan mencari bahan
bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mengetahui tentang
produk yang dicari. Seberapa besar pencarian yang dilakukan oleh seseorang
tergantung pada kekuatan hasratnya, jumlah informasi yang mula-mula
14
dimilikinya, kemudahan dalam mendapatkan informasi, penghargaannya terhadap
tambahan informasi dan kepuasan yang didapatkannya dari pencarian tersebut.
Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber keputusan pembelian
selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok:
•
Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan.
•
Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan.
•
Sumber publik : Media massa, organisasi konsumen pemeringkat.
•
Sumber pengalaman : Penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
3.
Evaluasi Alternatif-Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal yang sederhana yang digunakan oleh
semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian.
Konsep dasar dan proses evaluasi konsumen yaitu : pertama, konsumen berusaha
memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dan
solusi produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang
dicari untuk memuaskan kebutuhan ini.Konsumen diasumsikan mempunyai
fungsi utilitas untuk setiap atribut. Fungsi utilitas menjelaskan bagaimana
kepuasan produk konsumen bervariasi pada tingkat yang berbeda dan setiap
atribut. Konsumen kemudian sampai pada pendirian (pertimbangan, preferensi)
terhadap alternatif merek melalui suatu prosedur evaluasi. Para konsumen ternyata
menggunakan prosedur evaluasi yang berbeda-beda untuk membuat suatu pilihan
antara obyek-obyek dengan atribut banyak. Kebanyakan pembeli akan
mempertimbangkan beberapa atribut tetapi memberikan bobot yang berbeda pada
masing-masing atribut.
4.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk
membeli produk yang paling disukai. Namun, dua faktor dapat mempengaruhi
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah pendapat orang lain.
15
Sampai dimana pendapat orang lain dapat mengurangi alternatif yang disukai
seseorang tergantung pada dua hal yaitu
intensitas dan pendapat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.Faktor
kedua adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi
yang dapat muncul dan
mengubah niat pembelian seperti kehilangan pekerjaan atau adanya pembelian
yang mendesak.
5.
Perilaku Setelah Pembelian
Setelah pembelian suatu produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan
berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan
pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan dan pembuangan
pascapembelian (Kotler; 2009:204-208), Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.
berikut ini :
sikap
lain
evaluasi
Alternatif
Pembelian
Keputusan
membeli
niat
terantisipasi
situasional
faktor
Gambar 2.5. Langkah Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
Sumber: Kotler (2009: 207)
•
Kepuasan Pasca Pembelian
Kepuasan pembeli adalah fungsi seberapa dekat harapan pembeli atas
suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika
kinerja produk dibawah harapan pelanggan, maka pelanggan akan tidak puas, jika
16
sesuai harapan maka pelanggan akan puas. Jika kinerja produk melebihi harapan
pelanggan, maka pelanggan akan merasa sangat puas.
•
Tindakan Pasca Pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika puas, konsumen akan menunjukkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut.
Pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin akan membuang
atau mengembalikan produk tersebut.
•
Penggunaan dan Pembuangan Pasca Pembelian
Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan
membuang suatu produk. Jika konsumen menemukan pemakaian baru suatu
produk, hal itu akan menarik perhatian penjual karena perusahaan dapat
mengiklankan pemakaian baru. Penjual perlu mempelajari pemakaian produk dan
penjualannya kembali bila tidak dipakai lagi sebagai petunjuk bagi kemungkinan
adanya masalah-masalah dan kesempatan yang menguntungkan.
2.1.7
Model Hirarki Tanggapan dan Model AIDA
Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari audiens, komunikator
selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif. Untuk mengetahui lebih jauh
efek dan komunikasi yang dapat dihasilkan dari suatu komunikasi pemasaran,
dapat menggunakan pendekatan model hirarki tanggapan dimana AIDA sebagai
konseptualisasi dini dipakai.
Model AIDA adalah salah satu model hirarki respon yang cukup populer
bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Model
AIDA
memperlihatkan
bagaimana
konsumen
melewati
tahap
perhatian
(attention), minat (interest), kehendak (desire), dan tindakan (action). Model ini
mengasumsikan bahwa seseorang pembeli bertindak melewati tahap kognitif,
afektif, dan perilaku dalam tahap itu (Kotler ; 2009:56).
•
Perhatian (Attention)
Menarik perhatian adalah tugas pertama suatu promosi. Promosi harus
menarik minat khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa.
17
•
Minat (Interest)
Mempertahankan minat bukanlah tugas yang mudah. Perhatian konsumen
harus lebih ditingkatkan sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci di
dalam diri konsumen. Untuk itu mereka harus dirangsang agar mau membaca dan
mengikuti bentuk-bentuk promosi yang disampaikan.
•
Kehendak (Desire)
Suatu bentuk promosi yang menarik perhatian konsumen dengan kata-kata
maupun ilustrasi yang indah akan terbuang sia-sia jika pesan tersebut tidak
berhasil menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menggunakannya.
•
Tindakan (Action)
Mendorong tindakan merupakan tugas terakhir suatu promosi. Memilih
kata-¬kata yang tepat agar konsumen bergerak melakukan respon sesuai dengan
yang diharapkan adalah suatu pekerjaan yang sulit. Salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan menggunakan kata-kata atau kalimat perintah dalam
pesan. Hal ini terlihat pada Tabel 2.1. berikut ini :
Tabel 2.1. Model Hirarki Tanggapan dan AIDA
Hirarki Tanggapan
AIDA
Cognitive
Attention
Affective
Interest
Desire
Behavior
Action
Sumber : (Kotler; 2009:568)
2.1.8
Hubungan Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian
Kualitas produk tentunya sangat memberikan andil dalam kesuksesan
suatu produk. Kualitas produk yang baik akan menjadi indikator utama dalam
proses pembelian suatu produk. Dalam industri otomotif, khususnya mobil,
kualitas suatu produk tentunya menjadi indikator utama bagi konsumen dalam
melakukan pembelian suatu mobil baik bekas maupun baru.
Selain itu, keputusan pembelian yang kuat dari seorang konsumen tentu
saja tidak muncul begitu saja. Kemunculan terjadi setelah melewati beberapa
tahap, misalnya bagaimana konsumen melewati tahap perhatian lalu berlanjut ke
tahap minat. Lebih jauh lagi bahwa konsumen tersebut bisa menuju ke tahap
18
kehendak. Ketika sudah mencapai tahap ini, setidaknya calon konsumen sudah
mempunyai keinginan yang kuat untuk membeli kendaraan tersebut namun belum
menemukan waktu dan kesempatan yang tepat. Selain itu, untuk bisa
mendapatkan minat yang positif dari audiens, perusahaan juga harus
mempertimbangkan dulu sikap konsumen terhadap suatu produk. Bila hanya
sedikit konsumen yang menyatakan berminat, maka tugas dari komunikator untuk
mengetahui alasannya dan kemudian mengembangkan upaya-upaya untuk
mendorong perasaan menyukai. Komunikator juga terus berupaya membangun
preferensi konsumen dengan mempromosikan kualitas, nilai, kinerja dan
keistimewaan lain produk itu. Komunikator dapat menilai keberhasilan kampanye
dengan mengukur kembali dan mengoptimalkan preferensi audiens setelah
kampanye tersebut dilakukan. Terakhir untuk mencapai proses pembelian
tentunya tugas komunikator membangun keyakinan diantara audiens bahwa
produknya adalah pilihan terbaik.
2.2
Kerangka Pemikiran
Banyaknya produk yang berada di pasaran akhir-akhir ini menyebabkan
banyaknya pilihan bagi konsumen adalam mencari variasi untuk produk tersebut.
Pemasaran dewasa ini merupakan pertempuran persepsi konsumen, tidak sekedar
pertempuran produk. Beberapa produk dengan kualitas, model, features
(karakteristik tambahan dari produk), serta kualitas yang relatif sama, dapat
memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar karena perbedaan persepsi dari
produk tersebut di benak konsumen. Hal ini membuat konsumen lebih selektif
dalam melakukan seleksi terhadap produk.
Begitu pula halnya seperti yang terjadi pada dunia otomotif khususnya
mobil. Untuk produk mobil tersebut tentunya sangat penting sekali implementasi
dari keempat faktor dalam bauran pemasaran jasa bisa dilaksanakan dan
dioptimalkan dengan sebaik-baiknya.
Salah satu variabel atau faktor dari pemasaran jasa yaitu kualitas produk tak luput
pula memberikan andil dalam kesuksesan suatu jenis atau merek mobil tertentu.
Karena mau tidak mau indikator tersebut itulah yang menjadi faktor utama bagi
19
konsumen yang berniat untuk membeli mobil.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka suatu perusahaan baik yang
menghasilkan suatu produk maupun jasa akan dengan sendirinya mendapatkan
persepsi dari konsumen dan atau bahkan dari masyarakat luas terkait dengan
kinerjanya. Persepsi ini bisa terbentuk dengan sendirinya ataupun memang
sengaja dibentuk oleh merek tersebut.
Keputusan pembelian menjadi daya tarik kuat bagi perusahaan untuk
menggiring konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan atau setidaknya
akan membangkitkan keinginan atau minat yang kuat dari konsumen untuk
menikmati atau membeli produk yang ditawarkan.
Keputusan pembelian yang kuat dari seorang konsumen tentu saja tidak
muncul begitu saja. Kemunculan terjadi setelah melewati beberapa tahap,
misalnya bagaimana konsumen melewati tahap perhatian lalu berlanjut ke tahap
minat. Lebih jauh lagi bahwa konsumen tersebut bisa menuju ke tahap kehendak.
Ketika sudah mencapai tahap ini, setidaknya calon konsumen sudah mempunyai
keinginan yang kuat untuk menikmati jasa tersebut namun belum menemukan
waktu dan kesempatan yang tepat.
Untuk bisa mencapai ke dalam tahapan-tahapan tersebut, maka diperlukan
berbagai upaya dari Honda agar konsumen setidaknya mengetahui kualitas produk
dari Honda itu sendiri. Misalnya adalah dengan menggunakan bauran pemasaran
dan pembentukan citra merek dan citra perusahaan yang baik. Citra perusahaan
itu sendiri merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi bagaimana suatu
perusahaan diterima dan dipahami oleh semua segmen market yang dilambangkan
oleh konsumen melalui kepercayaan, tingkah laku, daya tarik dan asosiasi
terhadap perusahaan tersebut. Karena itulah, faktor kualitas produk dan keputusan
pembelian bisa dijadikan sebagai faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dari
penjualan Honda Brio dan akan menentukan minat dari konsumen itu sendiri.
Dari beberapa penelitian mengenai topik yang berkaitan kualitas produk
dan keputusan pembelian, maka yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian-penelitian sebelumnya adalah, penelitian ini mengambil unit analisis
pada industri otomotif, tepatnya pada konsumen mobil Honda. Saat ini persaingan
20
dalam industri otomotif sangat ketat, salah satunya adalah persaingan antara
produk Honda dan Toyota yang pada beberapa jenis mobil menyasar pangsa pasar
yang sama. Namun bukan hanya itu saja salah satu faktor utama mengapa penulis
melakukan penelitian ini, penulis sering membaca disurat kabar, mendengar
teman/keluarga dan melihat dari internet mengenai fenomena Honda Brio. Untuk
itu pada penelitian ini penulis ingin meneliti seberapa kuat pengaruh kualitas
produk dan keputusan pembelian mobil Honda terhadap minat konsumen Honda
Brio di Kota Bandung.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka dapat dibuat
kerangka pemikirannya seperti yang terlihat pada Gambar berikut ini :
Kualitas Produk
Kualitas produk yang sangat
memberikan andil dalam kesuksesan
suatu produk. Kualitas produk yang
baik akan menjadi indikator utama
dalam proses pembelian suatu produk.
Dalam industri otomotif, khususnya
mobil, kualitas suatu produk tentunya
menjadi indikator utama bagi
konsumen dalam melakukan
pembelian suatu mobil baik bekas
maupun baru.
Keputusan Pembelian
AIDA
Model
Interest
Action
Attention
Minat Konsumen
Honda Brio
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
2.3
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1.
Kualitas produk Honda Brio sesuai dengan tuntutan pelanggan.
2.
Keputusan pembelian konsumen untuk membeli Honda Brio tinggi.
3.
Kualitas produk dan keputusan pembelian Honda berpengaruh terhadap
minat konsumen Honda Brio baik secara parsial maupun secara simultan.
Desire
Download