III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan di

advertisement
III. METODE PENELITIAN
A. Sampel Tanah
Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung
yang diambil dari Belimbing Sari, Lampung Timur, dengan cara pengambilan
sampel yang dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk contoh tanah asli (Undisturb) diambil dari kedalaman kira – kira 50
cm di bawah permukaan tanah guna menghilangkan sisa – sisa kotoran
tanah. Contoh tanah asli dapat diambil dengan memakai tabung contoh
(samples tubes). Tabung contoh ini dimasukkan ke dalam dasar lubang
bor. Tabung-tabung contoh yang biasanya dipakai memiliki diameter 6
sampai dengan 7 cm
2. Untuk contoh tanah terganggu (disturb) , sampel tanah diambil secara
bongkahan permukaan tanah.
B. Pelaksanaan Pengujian di Laboratorium
1. Pengujian Kadar Air
Tujuan dari pengujian kadar air adalah untuk mengetahui kadar air suatu
sampel tanah. Kadar air tanah adalah perbandingan berat air dalam tanah
dengan berat butiran tanah (berat tanah kering), Pengujian berdasarkan
ASTM D 2216-98.
32
2. Pengujian Berat Volume
Tujuan dari pengujian berat volume adalah untuk menentukan berat
volume tanah dalam keadaan asli (undisturbed sample) yang didefinisikan
sebagai perbandingan berat tanah dengan volume tanah, Pengujian
berdasarkan ASTM D 2167.
3. Pengujian Berat Jenis
Tujuan pengujian berat jenis adalah untuk menentukan kepadatan massa
tanah secara rata- rata yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan
berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu, pengujian
ini berdasarkan ASTM D 854-02.
4. Pengujian Batas Atterberg
a. Pengujian Batas Cair (Liquid Limit)
Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis
tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair, pengujian ini
berdasarkan ASTM D 4318-00.
b. Pengujian batas Plastis (Plastic Limit)
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis
tanah tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi
padat. Pelaksanaan percobaan ini mengacu pada ATSM D-4318.
5. Pengujian Analisa Saringan
Pengujian analisa saringan hydrometer bertujuan untuk menentukan
pembagian ukuran butiran dari tanah yang lolos saringan No. 10,
Pengujian berdasarkan ASTM D 422.
33
6. Pengujian Hidrometer
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir
tanah untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan No. 10
(tidak ada butiran yang lebih besar dari 2 mm). Pemeriksaan dilakukan
dengan analisa sedimen dengan hidrometer.
7. Uji Pemadatan
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan kepadatan maksimum pada
tanah tersebut. Pengujian kepadatan pada penelitian ini di pakai pengujian
kepadatan standar, pengujian ini dilakukan dengan menggunakan mold
dengan diameter 10 cm, dan tinggi 11,4 cm dan menggunakan alat
pemadat dengan berat 2,5 kg, dan tinggi jatuh 10,15 cm. Pengujian ini
dilakukan dengan cara memasukan tanah kedalam mold dan di padat kan
dengan menggunakan alat pemadat, pemadatan di lakukan 25 kali
tumbukan dengan 3 lapisan tanah. Pengujian ini dilakukan pada sampel
tanah tanpa campuran dan pada sampel tanah dengan campuran Zeolit
sebanyak 6%, 8%, dan 10%.
8. Pengujian CBR (California Bearing Ratio)
Tujuannya adalah untuk menentukan nilai CBR dengan mengetahui kuat
hambatan campuran tanah. Dalam pengujian ini sampel tanah akan dicampur
dengan bahan additive yaitu Zeolit, dengan persentase campuran yaitu 6%,
8%, dan 10%, dan masing – masing campuran terdiri dari tiga sampel.
Bahan-bahan : - Sampel tanah lempung
- Air suling
34
Peralatan yang digunakan :
a. Mold CBR 6”
b. Hammer seberat 4.5 kg
c. Mesin pemadat elektrik mekanik
d. Pan besar / talam
e. Gelas ukur
f. Saringan No. 4
g. Timbangan
h. Extruder
i. Container
Langkah Kerja :
a.
Menyiapkan 3 sampel tanah yang lolos saringan No. 4 masing-masing
sebanyak 5 kg untuk pemadatan Modifiet dan 2,5 kg untuk pemadatan
standar lalu siapkan bahan additive zeolit
b. Menentukan penambahan air dengan rumus :
Penambahan Air :
Berat sampel x (OMC X MC)
100 + MC
dimana :
OMC : Kadar air optimum dari hasil uji pemadatan
MC : Kadar air sekarang
c.
Menambahkan air yang didapat dari perhitungan di atas dengan sampel tanah
dan bahan additive zeolit lalu diaduk hingga merata. Setelah itu melakukan
pemeraman selama 14 hari.
35
d. Memasukkan sampel kedalam mold lalu menumbuk secara merata.
Melakukan penumbukan sampel dalam mold dengan 5 lapis dan 3 lapis
banyaknya tumbukan pada masing-masing sampel adalah :
Sampel 1 : Setiap lapisan ditumbuk 10 kali
Sampel 2 : Setiap lapisan ditumbuk 25 kali
Sampel 3 : Setiap lapisan ditumbuk 55 kali
e.
Melepaskan collar dan meratakan sampel dengan mold lalu menimbang
mold berikut sampel tersebut.
f.
Mengambil sebagian sampel yang tidak terpakai untuk memeriksa kadar air.
g. Melembabkan sampel dan setelah itu merendam sampel di dalam bak air,
selama 4 hari setelah itu dilakukan pengujian CBR.
Perhitungan :
1. Berat mold = Wm (gram)
2. Berat mold + sampel = Wms (gram)
3. Berat sampel (Ws) = Wms – Wm (gram)
4. Volume mold = V
5. Berat Volume = Ws / V (gr/cm3)
6. Kadar air = ω
7. Berat volume kering (γd)

(γd) =
1 
x 100 %
(gr/cm3)
8. Harga CBR :
a. Untuk 0,1 “
:
Penetrasi
x 100 %
3x1000
Penetrasi
x 100 %
3x1500
36
b. Untuk 0,2 “
:
Dari kedua nilai CBR tersebut diambil nilai yang terkecil.
Dari ketiga sampel didapat nilai CBR yaitu untuk penumbukan 25 kali
9. Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh tahanan geser tanah pada
tegangan normal tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kuat geser
tanah. Dalam pengujian ini akan sampel tanah akan dicampur dengan
bahan additive yaitu zeolit, dengan persentase campuran yaitu 6%, 8%,
dan 10%, dan masing – masing campuran terdiri dari tiga sampel.
a. Bahan-bahan:
1) Sampel tanah lempung yang dicampur dengan Zeolit.
2) Air bersih.
b. Alat-alat yang digunakan:
1) Kotak Geser (Shear box).
2) Proving ring.
3) Ekstruder (alat untuk mengeluarkan sampel).
4) Dial pergeseran.
5) Beban konslodisi.
6) Ring untuk mengambil/mencetak contoh tanah dari tabung sampel.
7) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr.
8) Stopwatch.
9) Pisau.
37
c. Rangkaian kerja:
1) Mengeluarkan cetakan benda uji dengan menekan sampel tanah,
sehingga cetakan terisi penuh dengan sampel tanah.
2) Memotong dan meratakan kedua permukaan benda uji dengan
pisau pemotong.
3) Menimbang benda uji.
4) Mengeluarkan benda uji dari cetakan.
5) Memasukkan benda uji kedalam cincin geser yang masih terkunci
dan menutup kedua cincin geser sehingga menjadi satu bagian,
posisi satu benda uji (sampel tanah) berada diantara dua batu pori
dan kertas saring.
6) Mengatur stang penekan dalam posisi vertikal dan tepat menyentuh
bidang penekan.
7) Memutar engkol pendorong sampai tepat menyentuh stang
penggeser benda uji ( dial proving tepat mulai bergerak )
8) Membuka kunci cincin geser.
9) Memberikan beban pertama dan mengisi shear box dengan air
sampai penuh sehingga benda uji terendam.
10) Memutar engkol pendorong dengan konstan dan stabil perlahan –
lahan sambil melihan dial pergeseran.
11) Setelah pembacaan proving ring maksimum dan mulai menurun
dua atau tiga kali pembacaan, maka percobaan dihentikan.
38
d. Kodefikasi
Percobaan ini di lakukan dengan tiga sampel tanah, yang ditulis dengan
sampel A, B, dan C. Hal ini dilakukan untuk memperoleh ketelitian dan
keakuratan data dari masing-masing percobaan. Percobaan yang dilakukan
menggunakan tanah lempung yang dicampur dengan Zeolit sebanyak 6%,
8%, dan 10%.
C. Analisis Data
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengujian laboratorium
kemudian dilakukan analisa untuk masing-masing pengujian sehingga didapatkan
sifat fisik dan mekanik untuk tiap sample tanah.
Download