Pebrin Manurung 240210090132 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Yoghurt merupakan jenis produk olahan susu fermentasi. Susu yang umum digunakan untuk fermentasi adalah susu sapi karena memiliki cita rasa dan nilai gizi yang lebih baik dibandingkan dengan sari kedelai. Fermentasi yoghurt menggunakan starter yaitu Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus. Bakteri-bakteri ini mampu menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Asam laktat inilah yang menyebabkan yoghurt rasanya asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang alergi susu (Lactose Intolerant) dan lansia. Dari segi gizi, yoghurt tidak jauh berbeda dengan susu. Tetapi, karena melalui proses fermentasi ada beberapa zat gizi yang kandungannya lebih tinggi pada yoghurt seperti vitamin B1, vitamin B2, serta beberapa jenis asam amino penyusun protein. Setiap 100 g yoghurt mengandung 52 kkal, protein 3,3 g, lemak 2,5 g, karbohidrat 4,0 g, kalsium 120 mg, fosfor 90 mg, zat besi 0,1 mg, retinol 22 mcg, dan thiamine 0,04 mg (Sutomo, Budi & Gatot Ibrahim). Bakteri yang terdapat dalam yoghurt adalah bakteri probiotik yang dapat memproduksi asam laktat. Bakteri dari yoghurt dapat hidup di dalam usus dan bersimbiosis dengan mikroflora lainnya. Adanya bakteri yang menguntungkan dalam usus memberikan kondisi yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba patogen. Manfaatnya, berbagai penyakit akibat infeksi atau keracunan mikroba dapat dihindari akibat terhambatnya pertumbuhan mikroba patogen. Asam laktat yang dihasilkannya ini mampu melakukan metabolisme kolesterol yang berasal dari makanan menjadi bentuk sterol yang tidak dapat diserap oleh usus. Karenanya yoghurt dapat menurunkan kolesterol. Manfaat lain dari yoghurt adalah mencegah hipertensi dan penyakit jantung koroner 10-1 10-4 10-5 SPC Pewarnaan Gram 42 64 10 64 x 104 Bacill,gram (+) Coccus, gram (+) Sama seperti praktikum sebelumnya, kali ini juga melakukan isolasi bakteri, tetapi sampel yang diuji adalah yoghurt . isolasi dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode gores dan metode tuang. Pada metode tuang akan dilakukan perhitungan mikroorganisme dengan menggunakan SPC. Berdasarkan pengamatan tehadap yoghurt, dari metode tuang setelah dilakukan perhitungan mikroorganisme, jumlah mikroorganisme pada yoghurt yang diamati adalah sekitar 6,4 x 105 sel/ml sampel. Jika dibandingkan dengan literatur, jumlah yang didapat jauh lebih sedikit karena pada literatur jumlah bakteri yang terkandung dalam yoghurt sekitar 106-107 sel/ml dari masing-masing jenis bakteri. Kemungkinan yang terjadi adalah yoghurt yang diamati itu sudah pada fase menuju kematian sehingga bakterinya lebih sedikit. Ketika dilakukan pewarnaan gram, pada objek glass ditemukan 2 jenis bakteri dan bakteri itu masing-masing berbentuk kokus dan batang dengan jenis gram positif. Hasil yang didapat sesuai dengan literatur dimana bakteri dalam yoghurt berbentuk kokus dan batang dengan gram positif. BAB VII KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan : 1. Yoghurt merupakan minuman probiotik karena mangandung bakteri yang berguna untuk kelancaran pencernaan. 2. Jumlah bakteri dari sampel yoghurt yang diamati jauh lebih sedikit dari literatur, yaitu 6,4 x 105 sel/ml. 3. Bakteri yang berbentuk batang merupakan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus. 4. Bakteri yang berbentuk bulat merupakan Streptococcus salivarius subsp. thermophilus. 5. Bakteri yang tumbuh pada yoghurt merupakan bakteri gram positif. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Yoghurt. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt#Sejarah(diakses tanggal 05 Oktober 2010). Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Heneke. 2010. Kandungan Gizi Yoghurt Labih Tinggi dari Susu. Artikel dalam Suara Media. LAMPIRAN JAWABAN DAN PERTANYAAN 1. Adakah perbedaan ciri morfologis yang nyata terlihat antara isolat L. delbrueckii subsp. bulgaricus dan S. thermophillus. dari yoghurt? Jawab : L. delbrueckii subsp. bulgaricus mempunyai bentuk batang sedangkan dan S. thermophillus mempunyai bentuk kokus. 2. Berdasarkan pengamatan, mana paling mudah tumbuh pada media MRS diantara kedua bakteri tersebut? Apa alasannya? Lactobacilus lebih mudah tumbuh karena nutrisi pada MRS mengandung sodium acetate sangat tepat untuk perkembangan Lactobacillus. BAB I PENDAHULUAN Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Yoghurt yang telah dipasteurisasi memiliki rentang hidup yang panjang dan tidak membutuhkan kulkas.Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana ia dibuat. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt adalah Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus yang merupakan bakteri asam laktat. Kedua bakteri ini merupakan jenis bakteri gram positif, berkatalis negatif, dan anaerob. Tetapi bentuk kedua bakteri ini adalah batang dan kokus. Suhu optimun pertumbuhan kedua jenis bakteri ini adalah 400-450C. Pada praktikum kali ini akan dilakukan isolasi Lactobacillus delbrueckii subsp. Bulgaricus dan Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dari yoghurt, dengan cara tuang dan gores pada lempeng agar MRS. Selanjutnya dilakukan pengamatan melalui mikroskop.