Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Semen Gresik (Persero) Tbk. Arief Maffuron Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK PT. Semen Gresik (Persero) Tbk implements CSR commonly known as Partnership ad Community Development which is based on triple bottom line. The triple bottom line refers to society, economy, and environment. The economic program is related to small scale business partnership in terms of soft loan and grant. In terms of society and environemt, the programs include aids for natural disaster, education, infrastructure, worship places, natural preservation. The budget already disburst by PT Semen Gresik for small scale partnership amounted to 1.5 % anf for community development was up to 1 %. Key words: CSR, Triple Bottom Line, Small Scale Business Partnership Kemajuan sebuah perusahaan yang didukung kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, politik, dan budaya membuat dunia bisnis melaju dengan cepat. Hal ini merupakan suatu hal yang positif apabila dibarengi dengan adanya tanggung jawab perusahaan terhadap apa yang dilakukan. Karena pada dasarnya kemajuan tersebut mengakibatkan makin maju dan kompleksnya aktivitas perusahaan yang mengarah pada keinginan perusahaan untuk mendapatkan kemudahan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Kemudahankemudahan itu didapat karena selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat, antara lain membuka lapangan pekerjaan, menyediakan kebutuhan masyarakat dan pembayaran pajak bagi pemerintah. Sekarang ini perusahaan dihadapkan pada persaingan global dengan lingkungan yang berubah secara cepat. Perekonomian kapitalis yang pada prakteknya sering mengabaikan kepentingan sosial dan lingkungan, perlahan namun pasti sudah mulai mengadopsi nilai-nilai sosial. Perekonomian kapitalisme yang dulu hanya menekankan pada aspek pertumbuhan skala makro dan maksimalisasi laba berkelanjutan pada skala perusahaan, sekarang mulai memperhatikan kepentingan di luar laba. Hal ini menuntut manajemen perusahaan untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan stockholders, tetapi lebih pada kepentingan stakeholders. Munculnya aktivitas sosial tidak terlepas dari kesadaran perusahaan terhadap kepentingan lain selain untuk memaksimalkan laba bagi perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa mereka selalu bersinggungan dengan berbagai kontroversi dan masalah sosial sehingga perusahaan mulai memperhatikan hubungan dengan lingkungan sosial. Laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban perusahaan kepada pemilik dan kreditur ternyata belum mencukupi. Dapat dikatakan, entitas perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan laba sebanyak – banyaknya bagi entitas tetapi juga dituntut untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat umum dan lingkungan sosial, karena pengguna laporan keuangan tidak terbatas kepada pemegang saham, calon investor, kreditur dan pemerintah semata tetapi juga untuk stakeholder yang lain. Dalam penerapannya, akuntansi pertanggungjawaban sosial mengalami berbagai kendala, terutama dalam masalah pengukuran elemen – elemen sosial dan dalam rangka penyajiannya di laporan keuangan yang bersifat kuantitatif. Masalah pengukuran timbul terutama karena tidak semua elemen sosial dapat diukur dengan satuan uang serta belum terdapatnya standar akuntansi yang baku mengenai pengukuran dan pelaporan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan – perusahaan di Indonesia mulai mempedulikan lingkungan sosialnya, mengingat pentingnya aspek sosial tersebut. Wujud perhatian itu tampak pada kebijakan 35 yang ditetapkan oleh perusahaan. Akuntansi yang merupakan bagian dari dunia usaha ikut memberikan kontribusi dalam merespon kepedulian sosial perusahaan dengan berkembangnya akuntansi sosial termasuk didalamnya pengungkapan aktivitas sosial dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Tuban merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pembuatan semen. Dalam proses produksinya, perusahaan ini menimbulkan kerusakan lingkungan yang merugikan masyarakat di sekitarnya. Selain itu bahan baku yang digunakan berasal dari alam, sehingga sudah seharusnya perusahaan ini melakukan tanggung jawab sosial. Prinsip dasar yang menopang pola pendampingan perseroan berdasarkan pada pemantapan Tridaya, yaitu daya tahan, daya tarik dan daya saing dari kekuatan ekonomi komunitas. Melalui pendampingan Tridaya itu, kelompok usaha lokal yang berbasis komunitas mengelola sumber daya yang ada dan masuk kepada penataan kemitraan baru dengan perseroan, atau di antara mereka sendiri, untuk menciptakan pekerjaan baru dan merangsang kegiatan ekonomi wilayah. Ciri utama pendampingan perseroan kepada kekuatan ekonomi lokal dititikberatkan pada “endogenous development”, yaitu menggunakan potensi sumber daya manusia, institutional, dan fisik setempat. Tanggung jawab dan komitmen perseroan dalam bidang sosial bertujuan untuk menciptakan hubungan emosional yang positif dengan masyarakat secara berkesinambungan. Wilayah aktivitas CSR Perseroan dalam bidang sosial mencakup penyediaan sarana umum (infrastructure development), keagamaan, pendidikan (education), kesejahteraan sosial, kesehatan (health improvement), revitalisasi seni-budaya, tanggap darurat bencana (disaster emergency response), dan olah raga. Kebijakan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. yaitu meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui bidang pendidikan, baik yang bersifat sosial maupun ekonomi dan melaksanakan pelestarian alam. Paparan diatas merupakan fenomena yang perlu dilakukan kajian secara ilmiah melalui penelitian. Fokus penelitian ini adalah “Implementasi Corporate Sosial Responsibility (CSR) pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.(Studi kasus di PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Tuban). Penelitian ini membahas bagaimana implementasi corporate sosial responsibility (CSR) PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Tuban. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Tuban. CSR (Corporate Social Responsibility) CSR (Corporate Social Responsibility) menurut World Bank (Wibisono, 2007:7): CSR adalah komitmen bisnis untuk kontribusi pengembangan ekonomi bekerja dengan karyawan dan representatif mereka, komunitas lokal dan masyarakat secara luas untuk meningkatkan kualitas kehidupan, dimana keduanya baik untuk bisnis dan pengembangan sedangkan Menurut ISO 26000, CSR yaitu tanggung jawwab sebuah organisasi terhadap dampak – dampak dari keputusan – keputusan dan kegiatan – kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Ruang lingkup tanggungjawab perusahaan mencakup pasar (Marketplace), tempat kerja (Workplace), masyarakat (Community), dan lingkungan hidup (Environment), tanggungjawab perusahaan ke pasar memberikan dampak kepada analisis keuangan, pelanggan dan pemegang saham. Sedangkan tanggungjawab perusahaan ke tempat kerja berdampak pada serikat kerja. Dua hal berikutnya dari tanggung jawab perusahaan yaitu pada masyarakat dan lingkungan hidup yang memberikan dampak pada masyarakat lokal, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat. Model Pelaksanaan Model pelaksanaan CSR (Corporate Sosial responsibility) (1) keterlibatan langsung, (2) melalui yayasan atau organisasi social 36 perusahaan, (3) bermitra dengan pihak lain, (4) mendukung atau bergabung Menurut Ambadar (2008: 64) isu yang digunakan CSR (Corporate Social Responibility) yaitu: HAM, tenaga kerja, lingkungan hidup dan dampak produk dan jasa. Tujuan dan Manfaat CSR Diharapkan dari kegiatan Corporate Social Responsibility adalah hubungan corporate dengan stakeholders tidak lagi bersifat pengelolahan saja, tetapi sekaligus melakukan kolaborasi, yang dilakukan secara terpadu dan terfokus kepada pembangunan kemitraan. balik pada corporate. Kemitraan ini menciptakan pembagian keuntungan bersama dan tidak menciptakan persaingan negatif yang berpengaruh pada keberlajutan perusahaan tersebut. Wibisono (2007: 78-81) menguraikan sepuluh keuntungan yang diperoleh perusahaan jika melakukan program Corporate Social Responibility, yaitu: 1) mempertahankan reputasi dan image perusahaan, 2) layak Mendapatkan sosial licence to operate, 3) mereduksi resiko bisnis perusahaan. 4) mereduksi biaya, 5) membentangkan akses menuju market, 6) melebarkan akses sumber daya, 7) memperbaiki hubungan dengan stakehoder, 8) memperbaiki hubungan dengan regulator, 9) meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan image perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, 10) peluang mendapatkan penghargaan Aktivitas CSR Menurut Prince of Wales International Business Forum mengungkapkan bahwa ada lima pilar aktivitas dari CSR: Building human capital, Strengthening economies, Assessing social chesion, Encouraging good governance and Protecting the environment (Wibisono 2007: 119). Kotler dan Lee (dalam Solihin, 2008:131) menyebutkan beberapa bentuk program Corporate Social Responsibility yang dapat dipilih, yaitu: Cause Promotions, Cause- Related Marketing (CRM), Corporate Social Marketing, and Corporate Philanthrophy Dalam mengimplementasikan CSR, perusahaan dapat digolongkan dalam empat macam kelompok, yaitu: (1) kelompok hitam, (2) kelompok merah, (3) kelompok biru, dan (4) kelompok hijau. Konsep CSR yang diakomodasi dalam Undang-undang Perseroan terbatas (UU PT) pasal 74 nomor 40 tahun 2007 berbunyi sebagai berikut: 1) perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, 2) tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran, 3) perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada pasal (1) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, 4) ketentuan lebih lanjut mengenai tanggungjawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif yang bersifat eksploratif. Penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui hal – hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu (Arikunto: 2006). Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Pemilihan studi kasus sebagai metodelogi penelitian ini karena studi kasus merupakan strategi yang cocok apabila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “bagaimana” dan “mengapa”(Yin, 2009: 1). Racangan Penelitian 37 dan aktifitas – aktifitas sosial perusahaan, dan data kuantitatif berupa Laporan Keuangan pada program CSR. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan implementasi Corporate sosial Responsibility (CSR) PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di Tuban pada bidang ekonomi. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan dan manajer keuangan, sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah implementasi Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Tuban. Lokasi Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. yang berlokasi di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Definisi operasional Implementasi CSR adalah proses dalam melaksanakan sebuah keputusan kebijakan/program secara operasional mengenai kepedulian perusahaan terhadap lingkungannya. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corperate Sosial Responsibility) Corperate Sosial Responsibility adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan lingkungan sosial disekitar. Indikator yang digunakan yaitu: building human capital, good corporate govermance, social cohesion dan economic strength. Sumber Data dan Data Penelitian Data primer diperoleh melalui wawancara dengan manajer keuangan PT.Semen Gresik Tbk. di Tuban, karyawan, dan masyarakat di sekitar perusahaan dan observasi langsung terhadap objek penelitian yaitu laporan keuangan. Data sekunder berasal dari hasil penelitian kepustakaan, literatur kuliah, jurnal, dan internet. Sedangkan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: data kualitatif berupa informasi tentang struktur organisasi Teknik Pengumpulan Data Survey pendahuluan, untuk memperoleh gambaran tentang keadaan obyek penelitian termasuk di dalamnya sejarah obyek penelitian itu sendiri dan kondisi obyek penelitian saat ini serta melihat permasalahan yang akan diteliti melalui observasi langsung di perusahaan. Dalam observasi ini penulis selalu melakukan konsultasi dengan manajer keuangan perusahaan. Studi Kepustakaan, yaitu mencari literatur – literatur yang berhubungan dengan masalah, dengan demikian dapat di jadikan landasan teori. Survey Lapangan, untuk mendapatkan data dari obyek penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah: wawancara, observasi dan dokumentasi Teknik Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah maka teknik analisis data yang di gunakan dengan melalui beberapa tahap: 1. wawancara, melakukan wawancara dengan manajer keuangan, beberapa staf keuangan perusahaan dan masyarakat di sekitar perusahaan yang berkaitan dengan Implementasi corporate sosial responsibility dibidang ekonomi, 2. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabtrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan yaitu suatu bentuk analasis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan memilih data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan – kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan. 3. Penyajian Data, di artikan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian ini, data yang telah mengalami penyederhanaan dan penggolongan tersebut disajikan sedemikian rupa sehingga mudah terbaca yang nantinya di gunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. 4. 38 Penarikan kesimpulan, memberikan kesimpulan atas hasil pembahasan yang sesuai bidang permasalahan. PEMBAHASAN PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen yang berbasis pada bahan baku tambang. Sebagai perusahaan public PT. Semen Gresik (Persero) Tbk bertanggungjawab untuk memenuhi harapan masyarakat dan juga pemegang saham. Adanya hubungan yang baik sangat diperlukan demi kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu adanya prinsip bertetangga yang baik harus diterapkan. Agar terjalin keakraban antara perusahaan dan masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan. Hal tersebut dapat meningkatkan rasa ikut memiliki dan menjaga (sense of belonging) sarana dan prasarana perusahaan. Melihat pentingnya hal tersebut, pihak perusahaan memandang CSR sebagai suatu hal yang harus dilakukan. Perusahaan ini melakukan CSR berdasarkan triple bottom line (wibisono,2007) yaitu menjaga pertumbuhan kinerja keuangan dengan meningkatkan esensi dan produktivitas, menegakkan etika bisnis dengan menerapkan prinsip good corporate governance, masalah – masalah sosial dan lingkungan, dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan secara konsisten dan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. Maksudnya triple yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. Kalau yang ekonomi itu terkait dengan kegiatan PK (kemitraan/ usaha kecil). Baik pinjaman lunak ataupun hibah. Lalu untuk yang sosial dan kelestarian alam itu terkait dengan kegiatan bina lingkungan meliputi bantuan becana alam, pendidikan, infrastruktur, sarana ibadah, lalu kelestarian alam, itu baru sesuai dengan KEPMEN 05. Program CSR yang selama ini sedang hangat dibicarakan di media masa dan kalangan praktisi maupun pemerintah adalah sebuah program yang secara khusus diciptakan sebagai rasa terima kasih sekaligus tanggungjawab terhadap masyarakat sekitar. Adanya kontroversi mengenai RUU tentang CSR yang sedang hangat dibicarakan ternyata tidak mempengaruhi niat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk untuk menunjukan rasa terima kasihnya pada lingkungan sekitar. Walaupun RUU tersebut baru ramai dibicarakan saat ini, pada kenyataannya perusahaan ini telah melakukan tanggungjawabnya sejak lama. Sejak pabrik ini berdiri sudah seperti itu (pelaksanaan CSR). Cuma kontennya aja yang beda. Menciptakan lingkungan yang baik bagi perusahaan yang berbasis pada bahan baku tambang itu sang at penting. Mereka harus senantiasa melakukan kegiatan produksi tanpa harus merusak lingkungan. Pembangunan dan proses produksi yang seperti itu seringkali disebut sebagai pembangun yang berwawasan lingkungan.Pembangunan yang berwawasan lingkungan itu maksudnya adalah kegiatan perusahaan secara operasional tetap memperhatikan kelestarian baik lingkungan sekitar maupun lingkungan global. Jika masyarakat merasa bahwa selama ini perusahaan telah merugikannya karena adannya proses produksi, maka perusahaan harus memberikan suatu kompensasi, dan CSR adalah salah satu sarana untuk mewujudkannya. Bagi PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, itu adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Kenapa demikian karena itu sudah merupakan strategi perusahaan bahwa CSR itu sama pentingnya dengan produksi, distribusi barang mencari keuntungan. Itu sama pentingnya, levelnya sudah sama jadi itu sudah merupakan kebutuhan perusahaan karena perusahaan tanpa melakukan CSR, sustainable-nya itu dipertanyakan, artinya rentan terhadap gangguan – gangguan lingkungan. Dalam melaksanakan program CSR tersebut, PT. Semen Gresik memiliki tujuan dalam melaksanakannya. Tujuan tersebut menurut sumber internal perusahaan (file CSR SG: turut serta membangun daerah), yaitu: a. menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat /kondusif dengan lingkungan setempat, b. meningkatkan kepedulian karyawan SG terhadap lingkungan, c. mengurangi rongrongan lingkungan terhadap aktivitas perusahaan. Tujuan tersebut senada dengan persyaratan dari salah satu staff bina lingkungan dan usaha kecil. Namun pernyataannya lebih bersifat 39 praktis, karena melihat CSR dari sudut padang pelaku secara langsung dan sebenarnya tujuannya manusiawi sekali, manusia itu tidak hidup sendiri. Dengan berpedoman pada tujuan tersebut perusahaan ini berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik pada stakeholdernya. Perusahaan ini menganggap keberadaannya di tengah masyarakat diharapkan mampu memberikan manfaat, sehingga jika perusahaan ini telah tidak beroperasi lagi karena bahan bakunya di daerah sekitar habis maka masyarakat dan lingkungan tetap terjaga. CSR perusahaan dalam hal ini ada tiga aspek yaitu ekonomi, sosial, lingkungan. Jadi, dalam hal sosial kita pemberdayaan masyarakat atau stakeholder, kita tidak hanya sendiri tapi juga hidup dengan masyarakat. Artinya masyarakat harus bisa menikmati manfaat dari keberadaan perusahaan itu. Adanya keseriusan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk ternyata tidak sia - sia. Pada tahun 2009, perusahaan ini telah berhasil meraih penghargaan CSR pada kategori ekonomi dan kategori sosial. Penghargaan tersebut di antaranya adalah (1) program penilaian peringkat kinerja perusahaan (PROPER) hijau 2009 dalam pengelolaan lingkungan hidup dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Oktober 2009, tahun 2008, SG juga telah menerima penghargaan yang sama, (2) penghargaan pemberdayaan tukang bidang kontruksi melalui pelatihan dan sertifikasi, dari Kementerian Pekerjaan Umum, Desember 2009, (3) penghargaan dari PWI Jatim dalam hal kepedulian terhadap olahraga, (4) penghargaan dari Kepala Dinas Pendidikan Jatim atas sumbangsih dan kerjasamanya dalam pembangunan pendidikan di Jawa Timur khususnya SMK bidang keahlian bangunan dengan „Generasi Kokoh Bakti Pemuda Bangun Negeri”, 28 Oktober 2009, dan pada tahun 20010 antara lain; (1) Best Managed Company Awards 2009, dari majalah ekonomi Asia Money, Januari 2010, (2) Industri Hijau 2010, dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Maret 2010, (3) Greatest Brands of the Decade 2010 kategori Resources versi Editors Choice dari Founder MarkPlus, Mei 2010, (4) Living Legend Brand, dari majalah SWA, Juni 2010, (5) SWA 100 Indonesia’s Best Wealth Creators 2010. Adanya penghargaan tersebut secara tidak lansung akan semakin memacu kinerjanya lebih baik lagi. Walaupun selama ini perusahaan merasa hanya melakukan kewajibannya dan sebagai rasa terima kasih ternyata yang terjadi di lapangan melampaui pendekatan secara teoritisnya. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL ) adalah nama bagian yang menangani seluk beluk program CSR perusahaan. Di dalamnya terdapat dua macam program dan ini berbasis pada 2 hal, yang petama adalah pada pemberdayaan masyarakat sekitar (program kemitraan) atau community development, yang kedua pada lingkungan sekitar (program bina lingkungan) lalu. Program ini memberikan suatu penawaran yang menyeluruh bagi publik baik internal naupun eksternal. Jadi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL ) itu menyentuh semua aspek kehidupan baik itu internal dan eksternal. Pada dasarnya program ini (bina lingkungan) adalah menampung secara intenal, jadi menampung kegiatan – kegiatan yang ada diluar konteks perusahaan yang sifanya hobi, prestasi, kemudian untuk eksternalnya kepedulian kita terhadap masyarakat adalah bentuk untuk mewujudkan CSR. Program Kemitraan Biaya produksi untuk barang tertentu yang harus meningkatkan, keterbatasan modal, rendahnya kemampuan sumber daya manusia serta masih lemahnya daya beli masyarakat, masih menjadi kendala bagi pengusaha kecil dan menengah. Belum lagi ditambah dengan semakin banyaknya persaingan dari pengusaha lokal maupun produk – produk impor yang membanjiri Indonesia dengan tampilan yang lebih menarik dan harga relatif murah. Hal-hal tersebut diatas mendorong para pengusaha kecil dan menengah mendapatkan bapak asuh yang diharapkan dapat memberikan bimbingan maupun suntikan modal kerja dengan bunga rendah. Oleh karenanya peran BUMN Pembina menjadi sangat penting dalam membantu mereka meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. 40 Program kemitraan yang diberikan oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan salah satu wujud CSR yang bebasis pengembangan masyarakat. Program kemitraan memberikan modal kepada pengusaha kecil dan menengah untuk bisa mengembangkan usahanya. Selain pemberian modal, para mitra binaan juga dibekali pelatihan yang dapat mendukung pengembangan usahanya. Pelatihan yang diberikan oleh SG meliputi; manajemen keuangan, manajemen pasar, diversifikasi usaha, bussines mentality dan attitude seperti bagaimana men-display, mencari chanel dan mencari distribusi. peserta pelatihannya dalam satu angkatan terdiri dari lima belas mitra binaan (@ 2 orang suami istri) dan jangka waktu binaan paling lama tiga tahun. Kegiatan dan penggunaan dana program kemitraan ditunjukan untuk membantu pengusaha kecil dalam meningkatkan kehidupan dan sosial. Program Kemitraan ada tujuh program yaitu industri, jasa, perdagangan, perikanan, pertanian, perternakan, perkebunan. Setatus bantuan dana yang diberikan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk untuk pengembangan usaha kecil dan koperasi berupa pinjaman dan hibah. Pinjaman yang diberikan dalam bentuk uang tunai untuk memenuhi kebutuhan modal kerja atau investasi dalam rangka pengembangan usaha, sedangkan hibah tidak diberikan dalam bentuk kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan usaha mitra binaan berupa bantuan pendidikan, pelatiha/pemegang saham, studi banding dan pameran. Besarnya dana hibah ditetapkan maksimal 20% dari dana program kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. Sumber dana program kemitraan meliputi; jasa administrasi, bunga deposito dan pendapatan lain-lain. Ukuran prosentasinya 80% dari tujuh bidang sosial dan 20% dari hibah berupa pelatihan bagi mitra binaan dan pameran. Usaha yang berhak memperoleh dana PKBL adalah usaha kecil dan mikro milik WNI dengan bermacam – macam persyaratan pinjaman dapat berbeda-beda untuk setiap BUMN, persyaratan pinjaman di PT. Semen Gresik (Persero) meliputi; mempunyai usaha yang dibuktikan dengan surat dari kelurahan, menyerahkan fotokopi KTP, fotokopi KSK dan formulir atau proposal, minimalnya pinjamannya tiga juta dan maksimalnya 250 juta. Jasa administrasinya 6 % per tahun. Ada empat provinsi sasaran PKBL meliputi; Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali. Dalam implementasi CSR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk pada tahun 2009 telah menyalurkan dana sebesar 1,5% dari laba bersih sekitar +/- Rp. 88,55 milyar, yaitu Rp 47 milyar untuk hibah pemberdayaan social masyarakat, Rp 34,77 milyar untuk pinjaman lunak dan Rp. 6,78 milyar untuk hibah pelatihan atau promosi mitra binaan. Efektivitas penyaluran dana PT. Semen Gresik (Persero) Tbk tahun 2009 mencapai 69,10% atau turun 11,88% dibanding tahun 2008 yang mencapai 80,98%. Sedangkan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman mencapai 76,25%. Pemberdayaan potensi usaha masyarakat membawa dampak yang signifikan, yaitu jumlah mitra binaan tahun 2009 menjadi 5.678 unit dari 5.003 unit tahun 2008 atau naik 13,49%. Jumlah tenaga kerja UKM yang diserap tahun 2009 menjadi 21.163 orang dari 17.863 orang tahun 2008 atau naik 18%. Sedangkan omzet mitra binaan tahun 2009 menjadi Rp 778,99 milyar dari tahun Rp 570,47 tahun 2008 atau naik 37%. Program Bina Lingkungan Program Bina Lingkungan ada dua tempat di Tuban dan Gresik. Program Bina Lingkungan sendiri adalah sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan perusahaan pasca kegiatan produksi maupun yang sedang produksi, kalau yang pasca produksi minimal sama dengan sebelum ada penambangan. Setelah adanya proses produksi yang berlangsung cukup lama di kota Gresik dan Tuban yang masih proses produksi, pihak perusahaan tidak akan membiarkan lingkungan disekitarnya rusak. Jadi di samping kita mengalihkan fungsi lahan bekas galian namun perusahaan juga ada fungsi lain yaitu pemberdayaan masyarakat sekitar, jadi itu semua dikelola oleh petani itu yang di daerah Gresik sedangkan bina lingkungan di Tuban menjaga agar menjaga keseimbangan lingkungan di sekitar perusahaan. 41 Di bidang lingkungan, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. memiliki dua buah pabrik, masing – masing ada di kota Gresik dan Tuban. Proses produksi semen saat ini dipusatkan di kota Tuban, dan Gresik sudah tidak produksi lagi. Program bina lingkungan memiliki perbedaan prinsip dalam pelaksanaannya di kota Gresik dan Tuban, namun pada dasanya strateginya sama. Jadi kaitannya dengan pelestarian lingkungan pasca penambangan sama, tapi untuk program saat penambangan tidak sama karena di Gresik yang sudah tidak aktif. Hal itu menimbulkan perbedaan pada usaha perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi sekitar. Perbedaan tersebut terletak pada Gresik merupakan lokasi di mana pabrik sudah tidak aktif beroperasi lagi atau dapat dikatakan penambangan sudah selesai dilakukan dan kini perusahaan lebih fokus pada recovery lingkungan. Sedangkan di Tuban, pabrik masih beroperasi sehingga dimungkinkan dapat mengganggu lingkungan, programnya lebih fokus untuk mengurangi polusi dan memantau dampak operasi pabrik baik secara langsung maupun tidak. Untuk lahan galian atau penambangan yang masih aktif seperti di Tuban, dalam hal implementasinya perusahaan lebih untuk mengurangi dampak langsung dari proses produksi, misalnya saja dengan menciptakan barrier agar polusi tidak langsung jatuh di lokasi penduduk. Namun lahan bekas penambangan seperti di Gresik, pemanfaatannya lebih pada menciptakan suatu suasana lingkungan yang asri, nyaman dan bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat meminimalisasi dampak dari penambangan. jadi kita senantiasa peduli terhadap lingkungan, dari aspek pabrik kemudian dari aspek luar. jadi misalnya pemanfaatan lahan bekas galian. Contohnya kalau di Gresik itu, bekas galian yang ada airnya kita guanakan untuk sarana rekreasi yang dapat digunakan masyarakat luas. Lalu airnya digunakan untuk PMK, kemudian bekas galian juga kita gunakan untuk fasilitas umum seperti sirkuit. Berikut ini adalah beberapa tindakan perusahaan untuk community development yang telah dilakukan oleh bagian bina lingkungan dan usaha kecil dalam rangka mewujudkan program CSR adalah (dok. SG); 1) Bina Lingkungan, pemetaan lingkungan dan masyarakat di sekitar perusahaan, menetapkan pola, area dan jenis bina lingkungan, melibatkan peran serta masyarakat yang dibina, evaluasi efektivitas dan multieffect atas pembinaan dan sistem pembinaan yang berkelanjutan, 2) Pembinaan Usaha Kecil; remapping atas usaha kecil yang dibina, remapping jenis bidang usaha untuk efektivitas pembinaan, audit atas dana pembinaan usaha kecil, pelatihan usaha kecil dan sistem pembinaan berkelanjutan Berdasarkan implementasi yang telah disebutkan di atas pihak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL ) melakukan beberapa langkah strategis dalam mengimplementasikan CSR. Strategi ini lebih aplikatif karena langsung berdasarkan kondisi dilapangan. Jadi tidak hanya secara teoritis saja. Secara garis besarnya seperti itu, tapi itu ada strategi implementasi dilapangan. untuk ke arah ekternal bina lingkungan dalam hal ini terkait dengan bantuan – bantuan. Jadi bantuan – bantuan itu strateginya ada dalam hal ini kaitannya masalah bencana alam kemudian kemudian pendidikan, pelatihan, sarana – prasarana umum, sarana ibadah. Kemudian untuk penilaiannya atas bantuan tersebut dibobot. Jadi bobot itu ada tiga kategori. Yang pertama bobot terkait dengan validitas, yang kedua bobot terkait dengan tingkat urgensinya, lalu bobot terkait dengan lokasi atau area si pemohon, hal itu terkait Ring I, II, III dan non Ring. Strategi yang telah disebutkan secara tidak langsung mempengaruhi cara perusahaan dalam menentukan lokasi pemberian bantuan. Hal ini membutuhkan kerja sama banyak pihak, mulai dari segi management yang membuat kebijakan perusahaan sampai pada bagian pelaksanaan langsung program CSR. Pihak manajemen dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL ) tidak bisa sembarangan menetapkan proposal mana yang disetujui untuk diberikan bantuan, terdapat hal- hal ysng menjadi prioritas dan itu akan menjadi kunci sukses perusahaan dalam menentukan standar agar tidak mengecewakan atau timbul masalah dikemudian hari. Semua diperhitungkan dan ditimbang bobot dari kepentingannya. Pertama 42 bobot terkait dengan keabsahannya atau validitas karena ada proposal yang memohon itu setelah dicek itu tidak ada semua. Jadi mengada – ada, itu mengapa poin satu adalah validitas dan itu sangat penting, dan kita beri bobot 40%. Kemudian yang kedua bobot terkait dengan kebutuhan atau tingkat urgensinya. Jadi dibutuhkan atau tidak jadi yang sifatnya ada dananya tapi masih kurang jadi itu semua kita bobot. Lalu yang ketiga terkait dengan posisi pemohon, di lokasi mana apakah Ring I, II, III, dan non Ring. Yang paling prioritas Ring I, jadi kalau lokasinya di Ring I, dia bobotnya akan tinggi. Kemudian Ring yang berikutnya rendah dan di luar Ring nol. Berdasarkan transkrip di atas dapat dilihat bahwa pertimbangan pemilihan obyek yang akan diberi dana banyak. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pemalsuan data, atau atau kecurangan yang terjadi dilapangan sehingga harus lebih teliti dalam menilai. Penilaian dilakukan berdasarkan tiga fase, yang pertama adalah fase validitas, yaitu fase untuk memastikan keabsahan dan keaslian data dan terdapat bentuk konkrit dari proposal tersebut. Lalu fase yang kedua adalah menilai dari tingkat kebutuhannya apakah itu mendesak atau tidak. Lalu untuk fase ketiga adalah lokasi keberadaannya apakah jauh dari lokasi pabrik atatu tidak. Tentu perusahaan lebih mengutamakan lokasi di daerah sekitar Ring I. Dalam strategi tersebut sangat penting untuk menimbang bobot suatu proposal ataupun tingkat kepentingan dari suatu kasus, selain itu pihak perusahaan juga harus melihat dan memperhitung masalah anggaran yang telah ditetapakan dan disepakati. Anggaran kegiatan Bina Lingkungan tahun 2009 mencapai total Rp 9,37 miliar rupiah dan dana tersebut terbagi dalam enam sub program (dari lampiran, 3) sub program tersebut diantaranya adalah bantuan bencana alam, bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, bantuan prasarana, & sarana umum, bantuan sarana ibadah, serta pelestarian alam. Dalam pelaksanaannya anggaran tersebut saling melengkapi, jika anggaran salah satu program habis maka akan diambilkan dari program lain. Semua itu dilakukan berdasarkan anggaran yang sudah ditetapkan sebesar 2% dari laba bersih perusahaan untuk PK dan 2% lagi untuk BL sesuai dengan PERMEN 05/MBU/2007. Sebelum tahun berjalan perusahaan sudah menentukan anggaran untuk tahun berikutnya. Dan dari enam poin itu tadi sudah dianggarkan, dan kalau salah satu item itu habis anggarannya bisa saling melangkapi dana. Dalam melaksanakan program CSR, pihak PKBL memiliki berbagai strategi dalam mensukseskannya. Strategi PKBL dalam menjalankan program CSR meliputi: Perencanaan Untuk menerapkan strateginya, PKBL selalu meninjau langsung kelapangan untuk menilai segi kelayakan dan keabsahan proposal. survey dilakukan untuk hal yang bersifat urgen ataupun yang berasal dari proposal. Setelah itu baru dilaksanakan perencanaan untuk melakukan bantuan. Proses penerapan strategi itu dilaksanakan kalau ada permohonan dari luar, berkaitan dengan bencana alam, sarana dan prasarana, kita evaluasi artinya kita mengadakan survey, mendatangi lokasi kemudian nilai nerdasarkan bobot atas tiga poin itu tadi. Dari situ kita tetapkan kita akan membantu atau tidak. Implementasi Dalam mengimplementasikan CSR, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk melakukan berbagai macam pendekatan dan kebijakan yang dapat mendukung pelaksanaannya sebaik mungkin. Misalnya, kebijakan respon tanggap darurat terhadap kejadian baik yang belum terjadi maupun yang telah terjadi. Misalnya kita berinisiatif tanggap darurat, preventif. Maksudnya terus yang tanggap darurat itu kaitannya dengan bencana alam, ini kaitannya dengan penyisihan 30% dari dana yang tersedia untuk PKBL (Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan) dan itu disisihkan untuk kegiatan BUMN peduli. Dan itu baru bisa dikeluarkan untuk bencana yang bersifat naisonal, sesuai dengan keputusan menteri. Dalam penerapannya, bagian PKBL senantiasa melakukan up dating data dan kebijakan menyangkut strategi dan anggaran. Melihat banyaknya potensi yang belum digali pada program bina lingkungan (BL). Pihak manajemen berupaya untuk meningkatkannya. 43 Bahkan peningkatannya cukup signifikan, yaitu lebih banyak dari PK (program kemitraan) yang pada tahun 2009 mencapai 41,59 milyar rupiah, sedangkan BL hanya sebesar 9,37 milyar rupiah (sumber: laporan PKBL SG 2009). PKBL (Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan) itu dari tahun ke tahun anggarannya selalu meningkat. Untuk BL juga begitu, dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Untuk tahun 2009 terdapat pesan tersendiri dari pihak manajemen, bahwa BL lebih besar anggarannya dari pada PK. Evaluasi Dalam melakukan evaluasi program yang telah dilakukan, PKBL melakukannya setiap kali program tersebut dijalankan. Mulai dari implementasi di lapangan sampai kendala yang terjadi dan penyelesainnya. Hal ini bagus untuk dilakukan karena untuk mengetahui nilai segi positif maupun negatif dari kontribusi masing – masing pihak yang terlibat. Proses evaluasi itu dilakukan tiap seksi yang bersangkutan lalu dibawa ke tingkat yang lebih besar seperti bagian dan divisi. Jadi artinya ada proposal yang perusahaan bantu ada berapa persen dan yang tidak dibantu ada berapa persen. Kemudian dari yang dibantu itu kategorinya apa saja. Evaluasi itu selalu diadakan tiap bulan, terkait dengan jumlah bantuan yang kita berikan saat proporsi yang diberikan tiap kasus. Adanya prosses evaluasi yang menyangkut anggaran, maka pihak PKBL harus melakukan langkah khusus guna mensukseskan dan meningkatkan dana bantuan dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan tahun tahunan program kemitraan dan bina lingkungan pada tahun 2009, menyebutkan sampai dengan akhir tahun 2009 kegiatan bina lingkungan yang telah terealisasi sebesar 1% antara lain: 1.Bantuan korban bencana alam yang tersalurkan selama tahun 2009 berjumlah Rp 1,727 milyar anggaran ini mengalami kenaikan dari Tahun sebelumnya yang hanya Rp 542,15 juta. bantuan ini meliputi bencana alam yang terjadi diberbagai wilayah Indonesia, seperti bencana banjir di kabupaten tuban, bojonegoro, gresik, kotamadya Surabaya dan bencana gempa sumbar, 2. Bantuan pendidikan dan atau pelatihan, bantuan ini terealisir Rp 2,87 milyar anggaran ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 3,92 milyar. Bantuan ini meliputi kegiatan pelatihan informasi dan teknologi, pelatihan dan pendampingan budidaya tanaman jarak, diklat teknisi sepeda motor, diklat guru – guru TPQ, diklat produksi kue bagi alumni ponpes, kewirausahaan, pembuatan pupuk bokasi dan beasiswa, 3. Bantuan peningkatan kesehatan masyarakat, bantuan yang terealisir sebesar Rp 78,20 juta dan dari TJSL sebesar Rp 2,93 milyar anggaran ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,01 milyar. bantuan ini meliputi kegiatan bakti sosial kesehatan bekerjasama dengan PDGI di kabupaten Tuban, bantuan penyemprotan dan pengasapan untuk mencegah wabah penyakit demam berdarah, pelayan kesehatan di desa desa di kabupaten Tuban dan khitanan masal, 4. Bantuan Pengembangan sarana & prasarana umum. Bantuan yang terealisasi sebesar Rp 239, 27 juta dan dari TJSL sebesar 8,32 milyar anggran ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 2,57 milyar. Bantuan ini meliputi tegelisasi rumah–rumah penduduk desa, rehabilitasi gedung sekolah, pembangungan peningkatan jalan desa dikabupaten Tuban, pembuatan saluran drainase, pemasangan instalasi, dan penerangan di kecamatan Glodong Gede, dan pembangunan hutan kota di wilayah Tuban, 5) Bantuan saran ibadah & keagamaan, bantuan yang terealisir sebesaar Rp 1,19 milyar anggaran ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 4, 67 milyar bantuan ini meliputi pembangunan mushola/masjid, pemberian santunan untuk anak yatim, bantuan qurban, dan pernikahan masal, 6) Bantuan pelestarian alam. Bantuan yang terealisasi sebesar Rp 227,24 juta anggaran ini menaglami penurunan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 557,03 juta Bantuan ini meliputi bantuan bibit pohon untuk penghijauan Tuban. KESIMPULAN Implementasi CSR di Indonesia diatur dalam undang – undang No. 40 2007 tentang perseroan terbatas PT. Semen Gresik (Persero) Tbk sudah melaksanakan program CSR jauh sebelum undang – undang tersebut ada. 44 Pelaksanakan CSR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk diatur melalui peraturan menteri BUMN PER-05/MBU/2007 yang mengatur kewajiban perusahaan untuk melaksanakan kegiatan kemitraan dan bina lingkungan bagi masyarakat yang ada disekitarnya. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk telah merealisasikan anggaran Program Kemitraan sebesar 1,5% dan untuk Bina Lingkungan sebesar 1%. CSR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk terdiri dari tiga bidang yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan, kalau ekonomi terkait PK (program kemitraan) baik pinjaman lunak atau hibah. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran yang dapat dilakukan untuk terus mengupayakan program CSR yang dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Diperlukan keterlibatan masyarakat dalam upaya pemberdayaan, masyarakat terlibat mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam program pemberdayaan masyarakat. Sehingga program pemberdayaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat dan mencapai tujuan, 2) programprogram CSR diprioritaskan kepada golongan ekonomi lemah melalui program yang bersifat sustainable tidak berbentuk charity yang hanya menimbulkan ketergantungan masyarakat kepada perusahaan. Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam praktik di Indonesia. Jakarta : PT. Elex Computindo Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta Belkaoui, Ahmed R. 1986. Teori Akuntansi. Terjemahan. Yogyakarta : AK Group. Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hendriksen, K.2000. Teori Akuntansi. Terjemahan. Yogyakarta: AK Group Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta : Salemba Empat Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fasco Publising Undang – undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Usmansyah. 1989. Telaah Alternatif Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial di Indonesia. Akuntansi, No.10 (Oktober). Yin, Robert K. 2009. Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. DAFATAR RUJUKAN 45