Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Semen Gresik

advertisement
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Semen Gresik (Persero) Tbk.
Arief Maffuron
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRAK
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk implements CSR commonly known as Partnership ad
Community Development which is based on triple bottom line. The triple bottom line refers to
society, economy, and environment. The economic program is related to small scale business
partnership in terms of soft loan and grant. In terms of society and environemt, the programs
include aids for natural disaster, education, infrastructure, worship places, natural
preservation. The budget already disburst by PT Semen Gresik for small scale partnership
amounted to 1.5 % anf for community development was up to 1 %.
Key words: CSR, Triple Bottom Line, Small Scale Business Partnership
Kemajuan sebuah perusahaan yang
didukung kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, politik, dan budaya membuat dunia
bisnis melaju dengan cepat. Hal ini merupakan
suatu hal yang positif apabila dibarengi dengan
adanya tanggung jawab perusahaan terhadap
apa yang dilakukan. Karena pada dasarnya
kemajuan tersebut mengakibatkan makin maju
dan kompleksnya aktivitas perusahaan yang
mengarah pada keinginan perusahaan untuk
mendapatkan kemudahan dalam menjalankan
aktivitas
operasionalnya.
Kemudahankemudahan itu didapat karena selama ini
perusahaan dianggap sebagai lembaga yang
dapat
memberikan
keuntungan
bagi
masyarakat, antara lain membuka lapangan
pekerjaan, menyediakan kebutuhan masyarakat
dan pembayaran pajak bagi pemerintah.
Sekarang ini perusahaan dihadapkan pada
persaingan global dengan lingkungan yang
berubah secara cepat. Perekonomian kapitalis
yang pada prakteknya sering mengabaikan
kepentingan sosial dan lingkungan, perlahan
namun pasti sudah mulai mengadopsi nilai-nilai
sosial. Perekonomian kapitalisme yang dulu
hanya menekankan pada aspek pertumbuhan
skala makro dan maksimalisasi laba
berkelanjutan pada skala perusahaan, sekarang
mulai memperhatikan kepentingan di luar laba.
Hal ini menuntut manajemen perusahaan untuk
tidak hanya memperhatikan kepentingan
stockholders, tetapi lebih pada kepentingan
stakeholders.
Munculnya aktivitas sosial tidak terlepas
dari
kesadaran
perusahaan
terhadap
kepentingan lain selain untuk memaksimalkan
laba bagi perusahaan. Perusahaan menyadari
bahwa mereka selalu bersinggungan dengan
berbagai kontroversi dan masalah sosial
sehingga perusahaan mulai memperhatikan
hubungan dengan lingkungan sosial.
Laporan keuangan sebagai laporan
pertanggungjawaban
perusahaan
kepada
pemilik dan kreditur ternyata belum
mencukupi.
Dapat
dikatakan,
entitas
perusahaan tidak hanya dituntut untuk
menghasilkan laba sebanyak – banyaknya bagi
entitas tetapi juga dituntut untuk memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat umum dan
lingkungan sosial, karena pengguna laporan
keuangan tidak terbatas kepada pemegang
saham, calon investor, kreditur dan pemerintah
semata tetapi juga untuk stakeholder yang lain.
Dalam
penerapannya,
akuntansi
pertanggungjawaban
sosial
mengalami
berbagai kendala, terutama dalam masalah
pengukuran elemen – elemen sosial dan dalam
rangka penyajiannya di laporan keuangan yang
bersifat kuantitatif. Masalah pengukuran timbul
terutama karena tidak semua elemen sosial
dapat diukur dengan satuan uang serta belum
terdapatnya standar akuntansi yang baku
mengenai
pengukuran
dan
pelaporan
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan – perusahaan di Indonesia mulai
mempedulikan
lingkungan
sosialnya,
mengingat pentingnya aspek sosial tersebut.
Wujud perhatian itu tampak pada kebijakan
35
yang ditetapkan oleh perusahaan. Akuntansi
yang merupakan bagian dari dunia usaha ikut
memberikan kontribusi dalam merespon
kepedulian
sosial
perusahaan
dengan
berkembangnya akuntansi sosial termasuk
didalamnya pengungkapan aktivitas sosial
dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Tuban
merupakan perusahaan BUMN yang bergerak
di bidang pembuatan semen. Dalam proses
produksinya, perusahaan ini menimbulkan
kerusakan lingkungan yang merugikan
masyarakat di sekitarnya. Selain itu bahan baku
yang digunakan berasal dari alam, sehingga
sudah seharusnya perusahaan ini melakukan
tanggung jawab sosial.
Prinsip dasar yang menopang pola
pendampingan perseroan berdasarkan pada
pemantapan Tridaya, yaitu daya tahan, daya
tarik dan daya saing dari kekuatan ekonomi
komunitas. Melalui pendampingan Tridaya itu,
kelompok usaha lokal yang berbasis komunitas
mengelola sumber daya yang ada dan masuk
kepada penataan kemitraan baru dengan
perseroan, atau di antara mereka sendiri, untuk
menciptakan pekerjaan baru dan merangsang
kegiatan ekonomi wilayah. Ciri utama
pendampingan perseroan kepada kekuatan
ekonomi
lokal
dititikberatkan
pada
“endogenous
development”,
yaitu
menggunakan potensi sumber daya manusia,
institutional, dan fisik setempat. Tanggung
jawab dan komitmen perseroan dalam bidang
sosial bertujuan untuk menciptakan hubungan
emosional yang positif dengan masyarakat
secara berkesinambungan. Wilayah aktivitas
CSR Perseroan dalam bidang sosial mencakup
penyediaan sarana umum (infrastructure
development),
keagamaan,
pendidikan
(education), kesejahteraan sosial, kesehatan
(health improvement), revitalisasi seni-budaya,
tanggap darurat bencana (disaster emergency
response), dan olah raga. Kebijakan PT.
Semen
Gresik
(Persero)
Tbk.
yaitu
meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat
melalui bidang pendidikan, baik yang bersifat
sosial maupun ekonomi dan melaksanakan
pelestarian alam.
Paparan diatas merupakan fenomena yang
perlu dilakukan kajian secara ilmiah melalui
penelitian. Fokus penelitian ini adalah
“Implementasi Corporate Sosial Responsibility
(CSR) pada PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk.(Studi kasus di PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. Tuban).
Penelitian ini membahas bagaimana
implementasi corporate sosial responsibility
(CSR) PT. Semen Gresik (Persero) Tbk di
Tuban.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan bagaimana implementasi
Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk di Tuban.
CSR (Corporate Social Responsibility)
CSR (Corporate Social Responsibility)
menurut World Bank (Wibisono, 2007:7): CSR
adalah komitmen bisnis untuk kontribusi
pengembangan ekonomi bekerja dengan
karyawan dan representatif mereka, komunitas
lokal dan masyarakat secara luas untuk
meningkatkan kualitas kehidupan, dimana
keduanya baik untuk bisnis dan pengembangan
sedangkan Menurut ISO 26000, CSR yaitu
tanggung jawwab sebuah organisasi terhadap
dampak – dampak dari keputusan – keputusan
dan kegiatan – kegiatannya pada masyarakat
dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku transparan dan etis yang sejalan
dengan pembangunan keberlanjutan dan
kesejahteraan masyarakat.
Ruang lingkup tanggungjawab perusahaan
mencakup pasar (Marketplace), tempat kerja
(Workplace), masyarakat (Community), dan
lingkungan
hidup
(Environment),
tanggungjawab
perusahaan
ke
pasar
memberikan dampak kepada analisis keuangan,
pelanggan dan pemegang saham. Sedangkan
tanggungjawab perusahaan ke tempat kerja
berdampak pada serikat kerja. Dua hal
berikutnya dari tanggung jawab perusahaan
yaitu pada masyarakat dan lingkungan hidup
yang memberikan dampak pada masyarakat
lokal, pemerintah, dan lembaga swadaya
masyarakat.
Model Pelaksanaan
Model pelaksanaan CSR (Corporate Sosial
responsibility) (1) keterlibatan langsung, (2)
melalui yayasan atau organisasi social
36
perusahaan, (3) bermitra dengan pihak lain, (4)
mendukung atau bergabung
Menurut Ambadar (2008: 64) isu yang
digunakan
CSR
(Corporate
Social
Responibility) yaitu: HAM, tenaga kerja,
lingkungan hidup dan dampak produk dan jasa.
Tujuan dan Manfaat CSR
Diharapkan dari kegiatan Corporate Social
Responsibility adalah hubungan corporate
dengan stakeholders tidak lagi bersifat
pengelolahan saja, tetapi sekaligus melakukan
kolaborasi, yang dilakukan secara terpadu dan
terfokus kepada pembangunan kemitraan. balik
pada corporate. Kemitraan ini menciptakan
pembagian keuntungan bersama dan tidak
menciptakan
persaingan
negatif
yang
berpengaruh pada keberlajutan perusahaan
tersebut.
Wibisono (2007: 78-81) menguraikan
sepuluh keuntungan yang diperoleh perusahaan
jika melakukan program Corporate Social
Responibility, yaitu: 1) mempertahankan
reputasi dan image perusahaan, 2) layak
Mendapatkan sosial licence to operate, 3)
mereduksi resiko bisnis perusahaan. 4)
mereduksi biaya, 5) membentangkan akses
menuju market, 6) melebarkan akses sumber
daya, 7) memperbaiki hubungan dengan
stakehoder, 8) memperbaiki hubungan dengan
regulator, 9) meningkatkan semangat dan
produktivitas karyawan image perusahaan yang
baik di mata stakeholders dan kontribusi positif
yang diberikan perusahaan kepada masyarakat
serta lingkungan, 10) peluang mendapatkan
penghargaan
Aktivitas CSR
Menurut Prince of Wales International
Business Forum mengungkapkan bahwa ada
lima pilar aktivitas dari CSR: Building human
capital, Strengthening economies, Assessing
social chesion, Encouraging good governance
and Protecting the environment (Wibisono
2007: 119).
Kotler dan Lee (dalam Solihin, 2008:131)
menyebutkan beberapa bentuk program
Corporate Social Responsibility yang dapat
dipilih, yaitu: Cause Promotions, Cause-
Related Marketing (CRM), Corporate Social
Marketing, and
Corporate Philanthrophy
Dalam
mengimplementasikan
CSR,
perusahaan dapat digolongkan dalam empat
macam kelompok, yaitu: (1) kelompok hitam,
(2) kelompok merah, (3) kelompok biru, dan
(4) kelompok hijau.
Konsep CSR yang diakomodasi dalam
Undang-undang Perseroan terbatas (UU PT)
pasal 74 nomor 40 tahun 2007 berbunyi sebagai
berikut: 1) perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya
di bidang
dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan, 2) tanggung jawab sosial dan
lingkungan sebagaimana dimaksudkan pada
ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan
memperhatikan
kepatuhan
dan
kewajaran, 3) perseroan
yang
tidak
melaksanakan kewajiban
sebagaimana
dimaksud pada pasal (1) dikenakan sanksi
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang- undangan, 4) ketentuan lebih
lanjut mengenai tanggungjawab sosial dan
lingkungan
diatur
dengan
Peraturan
Pemerintah.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan deskriptif yang
bersifat eksploratif. Penelitian deskriptif yang
bersifat
eksploratif
bertujuan
untuk
menggambarkan keadaan atau fenomena.
Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui hal –
hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu
(Arikunto: 2006).
Jenis penelitian yang digunakan adalah
studi kasus. Pemilihan studi kasus sebagai
metodelogi penelitian ini karena studi kasus
merupakan strategi yang cocok apabila pokok
pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan
“bagaimana” dan “mengapa”(Yin, 2009: 1).
Racangan Penelitian
37
dan aktifitas – aktifitas sosial perusahaan, dan
data kuantitatif berupa Laporan Keuangan pada
program CSR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menjelaskan implementasi Corporate sosial
Responsibility (CSR) PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk di Tuban pada bidang ekonomi.
Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini
adalah karyawan dan manajer keuangan,
sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah
implementasi Corporate Sosial Responsibility
(CSR) PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Tuban.
Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian ini berlokasi di PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk. yang berlokasi di
Desa
Sumberarum,
Kecamatan
Kerek,
Kabupaten Tuban.
Definisi operasional
Implementasi CSR adalah proses dalam
melaksanakan
sebuah
keputusan
kebijakan/program
secara
operasional
mengenai kepedulian perusahaan terhadap
lingkungannya.
Tanggungjawab
Sosial
Perusahaan
(Corperate Sosial Responsibility) Corperate
Sosial Responsibility adalah sebuah pendekatan
dimana
perusahaan
mengintegrasikan
kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka
dan dalam interaksi mereka dengan lingkungan
sosial disekitar. Indikator yang digunakan
yaitu: building human capital, good corporate
govermance, social cohesion dan economic
strength.
Sumber Data dan Data Penelitian
Data primer diperoleh melalui wawancara
dengan manajer keuangan PT.Semen Gresik
Tbk. di Tuban, karyawan, dan masyarakat di
sekitar perusahaan dan observasi langsung
terhadap objek penelitian yaitu laporan
keuangan. Data sekunder berasal dari hasil
penelitian kepustakaan, literatur kuliah, jurnal,
dan internet. Sedangkan data penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini: data kualitatif
berupa informasi tentang struktur organisasi
Teknik Pengumpulan Data
Survey pendahuluan, untuk memperoleh
gambaran tentang keadaan obyek penelitian
termasuk di dalamnya sejarah obyek penelitian
itu sendiri dan kondisi obyek penelitian saat ini
serta melihat permasalahan yang akan diteliti
melalui observasi langsung di perusahaan.
Dalam observasi ini penulis selalu melakukan
konsultasi
dengan
manajer
keuangan
perusahaan.
Studi Kepustakaan, yaitu mencari literatur
– literatur yang berhubungan dengan masalah,
dengan demikian dapat di jadikan landasan
teori.
Survey Lapangan, untuk mendapatkan data
dari obyek penelitian. Adapun metode yang
digunakan adalah: wawancara, observasi dan
dokumentasi
Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah maka
teknik analisis data yang di gunakan dengan
melalui beberapa tahap:
1. wawancara,
melakukan wawancara dengan manajer
keuangan, beberapa staf keuangan perusahaan
dan masyarakat di sekitar perusahaan yang
berkaitan dengan Implementasi corporate
sosial responsibility dibidang ekonomi, 2.
Reduksi data diartikan sebagai proses
pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
penyederhanaan,
pengabtrakan
dan
transformasi data kasar yang muncul dari
catatan – catatan tertulis di lapangan yaitu suatu
bentuk
analasis
yang
menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan dan memilih
data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan – kesimpulan finalnya dapat ditarik
dan diverifikasikan. 3. Penyajian Data, di
artikan sebagai sekumpulan informasi yang
tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam penelitian ini, data yang telah
mengalami penyederhanaan dan penggolongan
tersebut disajikan sedemikian rupa sehingga
mudah terbaca yang nantinya di gunakan untuk
menjawab
permasalahan
penelitian.
4.
38
Penarikan kesimpulan, memberikan kesimpulan
atas hasil pembahasan yang sesuai bidang
permasalahan.
PEMBAHASAN
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
Merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri semen yang berbasis pada
bahan baku tambang. Sebagai perusahaan
public PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
bertanggungjawab untuk memenuhi harapan
masyarakat dan juga pemegang saham. Adanya
hubungan yang baik sangat diperlukan demi
kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu
adanya prinsip bertetangga yang baik harus
diterapkan. Agar terjalin keakraban antara
perusahaan dan masyarakat yang tinggal
disekitar perusahaan. Hal tersebut dapat
meningkatkan rasa ikut memiliki dan menjaga
(sense of belonging) sarana dan prasarana
perusahaan.
Melihat pentingnya hal tersebut, pihak
perusahaan memandang CSR sebagai suatu hal
yang harus dilakukan. Perusahaan ini
melakukan CSR berdasarkan triple bottom line
(wibisono,2007) yaitu menjaga pertumbuhan
kinerja keuangan dengan meningkatkan esensi
dan produktivitas, menegakkan etika bisnis
dengan menerapkan prinsip good corporate
governance, masalah – masalah sosial dan
lingkungan, dengan
menerapkan sistem
manajemen lingkungan secara konsisten dan
menjalin hubungan yang harmonis dengan
masyarakat sekitar. Maksudnya triple yaitu
sosial, ekonomi dan lingkungan. Kalau yang
ekonomi itu terkait dengan kegiatan PK
(kemitraan/ usaha kecil). Baik pinjaman lunak
ataupun hibah. Lalu untuk yang sosial dan
kelestarian alam itu terkait dengan kegiatan
bina lingkungan meliputi bantuan becana alam,
pendidikan, infrastruktur, sarana ibadah, lalu
kelestarian alam, itu baru sesuai dengan
KEPMEN 05. Program CSR yang selama ini
sedang hangat dibicarakan di media masa dan
kalangan praktisi maupun pemerintah adalah
sebuah program yang secara khusus diciptakan
sebagai
rasa
terima
kasih
sekaligus
tanggungjawab terhadap masyarakat sekitar.
Adanya kontroversi mengenai RUU
tentang CSR yang sedang hangat dibicarakan
ternyata tidak mempengaruhi niat PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk untuk menunjukan rasa
terima kasihnya pada lingkungan sekitar.
Walaupun RUU tersebut baru ramai
dibicarakan saat ini, pada kenyataannya
perusahaan
ini
telah
melakukan
tanggungjawabnya sejak lama. Sejak pabrik ini
berdiri sudah seperti itu (pelaksanaan CSR).
Cuma kontennya aja yang beda.
Menciptakan lingkungan yang baik bagi
perusahaan yang berbasis pada bahan baku
tambang itu sang at penting. Mereka harus
senantiasa melakukan kegiatan produksi tanpa
harus merusak lingkungan. Pembangunan dan
proses produksi yang seperti itu seringkali
disebut sebagai pembangun yang berwawasan
lingkungan.Pembangunan yang berwawasan
lingkungan itu maksudnya adalah kegiatan
perusahaan
secara
operasional
tetap
memperhatikan kelestarian baik lingkungan
sekitar maupun lingkungan global.
Jika masyarakat merasa bahwa selama ini
perusahaan telah merugikannya karena adannya
proses produksi, maka perusahaan harus
memberikan suatu kompensasi, dan CSR
adalah salah satu sarana untuk mewujudkannya.
Bagi PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, itu
adalah hal yang mutlak harus dilakukan.
Kenapa demikian karena itu sudah merupakan
strategi perusahaan bahwa CSR itu sama
pentingnya dengan produksi, distribusi barang
mencari keuntungan. Itu sama pentingnya,
levelnya sudah sama jadi itu sudah merupakan
kebutuhan perusahaan karena perusahaan tanpa
melakukan
CSR,
sustainable-nya
itu
dipertanyakan,
artinya
rentan
terhadap
gangguan – gangguan lingkungan.
Dalam melaksanakan program CSR
tersebut, PT. Semen Gresik memiliki tujuan
dalam melaksanakannya. Tujuan tersebut
menurut sumber internal perusahaan (file CSR
SG: turut serta membangun daerah), yaitu: a.
menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat
/kondusif dengan lingkungan setempat, b.
meningkatkan kepedulian karyawan SG
terhadap
lingkungan,
c.
mengurangi
rongrongan lingkungan terhadap aktivitas
perusahaan.
Tujuan tersebut senada dengan persyaratan
dari salah satu staff bina lingkungan dan usaha
kecil. Namun pernyataannya lebih bersifat
39
praktis, karena melihat CSR dari sudut padang
pelaku secara langsung dan sebenarnya
tujuannya manusiawi sekali, manusia itu tidak
hidup sendiri.
Dengan berpedoman pada tujuan tersebut
perusahaan ini berusaha untuk selalu
memberikan yang terbaik pada stakeholdernya.
Perusahaan
ini
menganggap
keberadaannya
di
tengah
masyarakat
diharapkan mampu memberikan manfaat,
sehingga
jika perusahaan ini telah tidak
beroperasi lagi karena bahan bakunya di daerah
sekitar habis maka masyarakat dan lingkungan
tetap terjaga. CSR perusahaan dalam hal ini ada
tiga aspek yaitu ekonomi, sosial, lingkungan.
Jadi, dalam hal sosial kita pemberdayaan
masyarakat atau stakeholder, kita tidak hanya
sendiri tapi juga hidup dengan masyarakat.
Artinya masyarakat harus bisa menikmati
manfaat dari keberadaan perusahaan itu.
Adanya keseriusan PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk ternyata tidak sia - sia. Pada
tahun 2009, perusahaan ini telah berhasil
meraih penghargaan CSR pada kategori
ekonomi dan kategori sosial. Penghargaan
tersebut di antaranya adalah (1) program
penilaian
peringkat
kinerja
perusahaan
(PROPER) hijau 2009 dalam pengelolaan
lingkungan hidup dari Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, Oktober 2009, tahun 2008,
SG juga telah menerima penghargaan yang
sama, (2) penghargaan pemberdayaan tukang
bidang kontruksi melalui pelatihan dan
sertifikasi, dari Kementerian Pekerjaan Umum,
Desember 2009, (3) penghargaan dari PWI
Jatim dalam hal kepedulian terhadap olahraga,
(4) penghargaan dari Kepala Dinas Pendidikan
Jatim atas sumbangsih dan kerjasamanya dalam
pembangunan pendidikan di Jawa Timur
khususnya SMK bidang keahlian bangunan
dengan „Generasi Kokoh Bakti Pemuda
Bangun Negeri”, 28 Oktober 2009, dan pada
tahun 20010 antara lain; (1) Best Managed
Company Awards 2009, dari majalah ekonomi
Asia Money, Januari 2010, (2) Industri Hijau
2010, dari Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia, Maret 2010, (3) Greatest Brands of
the Decade 2010 kategori Resources versi
Editors Choice dari Founder MarkPlus, Mei
2010, (4) Living Legend Brand, dari majalah
SWA, Juni 2010, (5) SWA 100 Indonesia’s Best
Wealth Creators 2010.
Adanya penghargaan tersebut secara tidak
lansung akan semakin memacu kinerjanya lebih
baik lagi. Walaupun selama ini perusahaan
merasa hanya melakukan kewajibannya dan
sebagai rasa terima kasih ternyata yang terjadi
di lapangan melampaui pendekatan secara
teoritisnya.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL ) adalah nama bagian yang menangani
seluk beluk program CSR perusahaan. Di
dalamnya terdapat dua macam program dan ini
berbasis pada 2 hal, yang petama adalah pada
pemberdayaan masyarakat sekitar (program
kemitraan) atau community development, yang
kedua pada lingkungan sekitar (program bina
lingkungan) lalu. Program ini memberikan
suatu penawaran yang menyeluruh bagi publik
baik internal naupun eksternal. Jadi Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL ) itu
menyentuh semua aspek kehidupan baik itu
internal dan eksternal. Pada dasarnya program
ini (bina lingkungan) adalah menampung
secara intenal, jadi menampung kegiatan –
kegiatan yang ada diluar konteks perusahaan
yang sifanya hobi, prestasi, kemudian untuk
eksternalnya
kepedulian
kita
terhadap
masyarakat adalah bentuk untuk mewujudkan
CSR.
Program Kemitraan
Biaya produksi untuk barang tertentu yang
harus meningkatkan, keterbatasan modal,
rendahnya kemampuan sumber daya manusia
serta masih lemahnya daya beli masyarakat,
masih menjadi kendala bagi pengusaha kecil
dan menengah. Belum lagi ditambah dengan
semakin banyaknya persaingan dari pengusaha
lokal maupun produk – produk impor yang
membanjiri Indonesia dengan tampilan yang
lebih menarik dan harga relatif murah.
Hal-hal tersebut diatas mendorong para
pengusaha kecil dan menengah mendapatkan
bapak asuh yang diharapkan dapat memberikan
bimbingan maupun suntikan modal kerja
dengan bunga rendah. Oleh karenanya peran
BUMN Pembina menjadi sangat penting dalam
membantu mereka meningkatkan kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat.
40
Program kemitraan yang diberikan oleh
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan
salah satu wujud CSR yang bebasis
pengembangan masyarakat. Program kemitraan
memberikan modal kepada pengusaha kecil dan
menengah untuk bisa mengembangkan
usahanya. Selain pemberian modal, para mitra
binaan juga dibekali pelatihan yang dapat
mendukung pengembangan usahanya. Pelatihan
yang diberikan oleh SG meliputi; manajemen
keuangan, manajemen pasar, diversifikasi
usaha, bussines mentality dan attitude seperti
bagaimana men-display, mencari chanel dan
mencari distribusi. peserta pelatihannya dalam
satu angkatan terdiri dari lima belas mitra
binaan (@ 2 orang suami istri) dan jangka
waktu binaan paling lama tiga tahun.
Kegiatan dan penggunaan dana program
kemitraan ditunjukan untuk membantu
pengusaha
kecil
dalam
meningkatkan
kehidupan dan sosial. Program Kemitraan ada
tujuh program yaitu industri, jasa, perdagangan,
perikanan, pertanian, perternakan, perkebunan.
Setatus bantuan dana yang diberikan PT.
Semen
Gresik
(Persero)
Tbk
untuk
pengembangan usaha kecil dan koperasi berupa
pinjaman dan hibah. Pinjaman yang diberikan
dalam bentuk uang tunai untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja atau investasi dalam
rangka pengembangan usaha, sedangkan hibah
tidak diberikan dalam bentuk kegiatan yang
diharapkan dapat meningkatkan usaha mitra
binaan
berupa
bantuan
pendidikan,
pelatiha/pemegang saham, studi banding dan
pameran. Besarnya dana hibah ditetapkan
maksimal 20% dari dana program kemitraan
yang disalurkan pada tahun berjalan. Sumber
dana program kemitraan meliputi; jasa
administrasi, bunga deposito dan pendapatan
lain-lain. Ukuran prosentasinya 80% dari tujuh
bidang sosial dan 20% dari hibah berupa
pelatihan bagi mitra binaan dan pameran.
Usaha yang berhak memperoleh dana
PKBL adalah usaha kecil dan mikro milik WNI
dengan bermacam – macam persyaratan
pinjaman dapat berbeda-beda untuk setiap
BUMN, persyaratan pinjaman di PT. Semen
Gresik (Persero) meliputi; mempunyai usaha
yang dibuktikan dengan surat dari kelurahan,
menyerahkan fotokopi KTP, fotokopi KSK dan
formulir
atau
proposal,
minimalnya
pinjamannya tiga juta dan maksimalnya 250
juta. Jasa administrasinya 6 % per tahun. Ada
empat provinsi sasaran PKBL meliputi; Jawa
Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Bali.
Dalam implementasi CSR PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk pada tahun 2009 telah
menyalurkan dana sebesar 1,5% dari laba
bersih sekitar +/- Rp. 88,55 milyar, yaitu Rp 47
milyar untuk hibah pemberdayaan social
masyarakat, Rp 34,77 milyar untuk pinjaman
lunak dan Rp. 6,78 milyar untuk hibah
pelatihan atau promosi mitra binaan. Efektivitas
penyaluran dana PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk tahun 2009 mencapai 69,10% atau turun
11,88% dibanding tahun 2008 yang mencapai
80,98%. Sedangkan tingkat kolektibilitas
pengembalian pinjaman mencapai 76,25%.
Pemberdayaan potensi usaha masyarakat
membawa dampak yang signifikan, yaitu
jumlah mitra binaan tahun 2009 menjadi 5.678
unit dari 5.003 unit tahun 2008 atau naik
13,49%. Jumlah tenaga kerja UKM yang
diserap tahun 2009 menjadi 21.163 orang dari
17.863 orang tahun 2008 atau naik 18%.
Sedangkan omzet mitra binaan tahun 2009
menjadi Rp 778,99 milyar dari tahun Rp 570,47
tahun 2008 atau naik 37%.
Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan ada dua tempat
di Tuban dan Gresik.
Program Bina
Lingkungan sendiri adalah sebagai sarana
untuk menjaga keseimbangan lingkungan
dengan perusahaan pasca kegiatan produksi
maupun yang sedang produksi, kalau yang
pasca produksi minimal sama dengan sebelum
ada penambangan. Setelah adanya proses
produksi yang berlangsung cukup lama di kota
Gresik dan Tuban yang masih proses produksi,
pihak perusahaan tidak akan membiarkan
lingkungan disekitarnya rusak. Jadi di samping
kita mengalihkan fungsi lahan bekas galian
namun perusahaan juga ada fungsi lain yaitu
pemberdayaan masyarakat sekitar, jadi itu
semua dikelola oleh petani itu yang di daerah
Gresik sedangkan bina lingkungan di Tuban
menjaga
agar
menjaga
keseimbangan
lingkungan di sekitar perusahaan.
41
Di bidang lingkungan, PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk. memiliki dua buah pabrik,
masing – masing ada di kota Gresik dan Tuban.
Proses produksi semen saat ini dipusatkan di
kota Tuban, dan Gresik sudah tidak produksi
lagi. Program bina lingkungan memiliki
perbedaan prinsip dalam pelaksanaannya di
kota Gresik dan Tuban, namun pada dasanya
strateginya sama. Jadi kaitannya dengan
pelestarian lingkungan pasca penambangan
sama, tapi untuk program saat penambangan
tidak sama karena di Gresik yang sudah tidak
aktif.
Hal itu menimbulkan perbedaan pada
usaha
perusahaan
untuk
menciptakan
lingkungan yang sehat bagi sekitar. Perbedaan
tersebut terletak pada Gresik merupakan lokasi
di mana pabrik sudah tidak aktif beroperasi lagi
atau dapat dikatakan penambangan sudah
selesai dilakukan dan kini perusahaan lebih
fokus pada recovery lingkungan. Sedangkan di
Tuban, pabrik masih beroperasi sehingga
dimungkinkan dapat mengganggu lingkungan,
programnya lebih fokus untuk mengurangi
polusi dan memantau dampak operasi pabrik
baik secara langsung maupun tidak.
Untuk lahan galian atau penambangan
yang masih aktif seperti di Tuban, dalam hal
implementasinya perusahaan lebih untuk
mengurangi dampak langsung dari proses
produksi, misalnya saja dengan menciptakan
barrier agar polusi tidak langsung jatuh di
lokasi penduduk. Namun lahan bekas
penambangan
seperti
di
Gresik,
pemanfaatannya lebih pada menciptakan suatu
suasana lingkungan yang asri, nyaman dan
bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat
meminimalisasi dampak dari penambangan.
jadi kita senantiasa peduli terhadap lingkungan,
dari aspek pabrik kemudian dari aspek luar. jadi
misalnya pemanfaatan lahan bekas galian.
Contohnya kalau di Gresik itu, bekas galian
yang ada airnya kita guanakan untuk sarana
rekreasi yang dapat digunakan masyarakat luas.
Lalu airnya digunakan untuk PMK, kemudian
bekas galian juga kita gunakan untuk fasilitas
umum seperti sirkuit.
Berikut ini adalah beberapa tindakan
perusahaan untuk community development yang
telah dilakukan oleh bagian bina lingkungan
dan usaha kecil dalam rangka mewujudkan
program CSR adalah (dok. SG); 1) Bina
Lingkungan, pemetaan lingkungan dan
masyarakat di sekitar perusahaan, menetapkan
pola, area dan jenis bina lingkungan,
melibatkan peran serta masyarakat yang dibina,
evaluasi efektivitas dan multieffect atas
pembinaan dan sistem pembinaan yang
berkelanjutan, 2) Pembinaan Usaha Kecil; remapping atas usaha kecil yang dibina, remapping jenis bidang usaha untuk efektivitas
pembinaan, audit atas dana pembinaan usaha
kecil, pelatihan usaha kecil
dan sistem
pembinaan berkelanjutan
Berdasarkan implementasi yang telah
disebutkan di atas pihak Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL ) melakukan
beberapa
langkah
strategis
dalam
mengimplementasikan CSR. Strategi ini lebih
aplikatif karena langsung berdasarkan kondisi
dilapangan. Jadi tidak hanya secara teoritis saja.
Secara garis besarnya seperti itu, tapi itu ada
strategi implementasi dilapangan. untuk ke arah
ekternal bina lingkungan dalam hal ini terkait
dengan bantuan – bantuan. Jadi bantuan –
bantuan itu strateginya ada dalam hal ini
kaitannya masalah bencana alam kemudian
kemudian pendidikan, pelatihan, sarana –
prasarana umum, sarana ibadah. Kemudian
untuk penilaiannya atas bantuan tersebut
dibobot. Jadi bobot itu ada tiga kategori. Yang
pertama bobot terkait dengan validitas, yang
kedua bobot terkait dengan tingkat urgensinya,
lalu bobot terkait dengan lokasi atau area si
pemohon, hal itu terkait Ring I, II, III dan non
Ring.
Strategi yang telah disebutkan secara tidak
langsung mempengaruhi cara perusahaan dalam
menentukan lokasi pemberian bantuan. Hal ini
membutuhkan kerja sama banyak pihak, mulai
dari segi management yang membuat kebijakan
perusahaan sampai pada bagian pelaksanaan
langsung program CSR. Pihak manajemen dan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL ) tidak bisa sembarangan menetapkan
proposal mana yang disetujui untuk diberikan
bantuan, terdapat hal- hal ysng
menjadi
prioritas dan itu akan menjadi kunci sukses
perusahaan dalam menentukan standar agar
tidak mengecewakan atau timbul masalah
dikemudian hari. Semua diperhitungkan dan
ditimbang bobot dari kepentingannya. Pertama
42
bobot
terkait dengan keabsahannya atau
validitas karena ada proposal yang memohon
itu setelah dicek itu tidak ada semua. Jadi
mengada – ada, itu mengapa poin satu adalah
validitas dan itu sangat penting, dan kita beri
bobot 40%. Kemudian yang kedua bobot terkait
dengan kebutuhan atau tingkat urgensinya. Jadi
dibutuhkan atau tidak jadi yang sifatnya ada
dananya tapi masih kurang jadi itu semua kita
bobot. Lalu yang ketiga terkait dengan posisi
pemohon, di lokasi mana apakah Ring I, II, III,
dan non Ring. Yang paling prioritas Ring I, jadi
kalau lokasinya di Ring I, dia bobotnya akan
tinggi. Kemudian Ring yang berikutnya rendah
dan di luar Ring nol.
Berdasarkan transkrip di atas dapat dilihat
bahwa pertimbangan pemilihan obyek yang
akan diberi dana banyak. Hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya pemalsuan data,
atau atau kecurangan yang terjadi dilapangan
sehingga harus lebih teliti dalam menilai.
Penilaian dilakukan berdasarkan tiga fase, yang
pertama adalah fase validitas, yaitu fase untuk
memastikan keabsahan dan keaslian data dan
terdapat bentuk konkrit dari proposal tersebut.
Lalu fase yang kedua adalah menilai dari
tingkat kebutuhannya apakah itu mendesak atau
tidak. Lalu untuk fase ketiga adalah lokasi
keberadaannya apakah jauh dari lokasi pabrik
atatu
tidak.
Tentu
perusahaan
lebih
mengutamakan lokasi di daerah sekitar Ring I.
Dalam strategi tersebut sangat penting
untuk menimbang bobot suatu proposal
ataupun tingkat kepentingan dari suatu kasus,
selain itu pihak perusahaan juga harus melihat
dan memperhitung masalah anggaran yang
telah ditetapakan dan disepakati. Anggaran
kegiatan Bina Lingkungan tahun 2009
mencapai total Rp 9,37 miliar rupiah dan dana
tersebut terbagi dalam enam sub program (dari
lampiran, 3) sub program tersebut diantaranya
adalah bantuan bencana alam, bantuan
pendidikan, bantuan kesehatan, bantuan
prasarana, & sarana umum, bantuan sarana
ibadah, serta pelestarian alam. Dalam
pelaksanaannya anggaran tersebut saling
melengkapi, jika anggaran salah satu program
habis maka akan diambilkan dari program lain.
Semua itu dilakukan berdasarkan anggaran
yang sudah ditetapkan sebesar 2% dari laba
bersih perusahaan untuk PK dan 2% lagi untuk
BL sesuai dengan PERMEN 05/MBU/2007.
Sebelum tahun berjalan perusahaan sudah
menentukan anggaran untuk tahun berikutnya.
Dan dari enam poin itu tadi sudah dianggarkan,
dan kalau salah satu item itu habis anggarannya
bisa saling melangkapi dana.
Dalam melaksanakan program CSR, pihak
PKBL memiliki berbagai strategi dalam
mensukseskannya. Strategi PKBL dalam
menjalankan program CSR meliputi:
Perencanaan
Untuk menerapkan strateginya, PKBL
selalu meninjau langsung kelapangan untuk
menilai segi kelayakan dan keabsahan proposal.
survey dilakukan untuk hal yang bersifat urgen
ataupun yang berasal dari proposal. Setelah itu
baru
dilaksanakan
perencanaan
untuk
melakukan bantuan. Proses penerapan strategi
itu dilaksanakan kalau ada permohonan dari
luar, berkaitan dengan bencana alam, sarana
dan prasarana, kita evaluasi artinya kita
mengadakan survey, mendatangi lokasi
kemudian nilai nerdasarkan bobot atas tiga poin
itu tadi. Dari situ kita tetapkan kita akan
membantu atau tidak.
Implementasi
Dalam mengimplementasikan CSR, PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk melakukan
berbagai macam pendekatan dan kebijakan
yang dapat mendukung pelaksanaannya sebaik
mungkin. Misalnya, kebijakan respon tanggap
darurat terhadap kejadian baik yang belum
terjadi maupun yang telah terjadi. Misalnya kita
berinisiatif
tanggap
darurat,
preventif.
Maksudnya terus yang tanggap darurat itu
kaitannya dengan bencana alam, ini kaitannya
dengan penyisihan 30% dari dana yang tersedia
untuk PKBL (Program Kemitraan Dan Bina
Lingkungan) dan itu disisihkan untuk kegiatan
BUMN peduli. Dan itu baru bisa dikeluarkan
untuk bencana yang bersifat naisonal, sesuai
dengan keputusan menteri.
Dalam penerapannya, bagian PKBL
senantiasa melakukan up dating data dan
kebijakan menyangkut strategi dan anggaran.
Melihat banyaknya potensi yang belum digali
pada program bina lingkungan (BL). Pihak
manajemen berupaya untuk meningkatkannya.
43
Bahkan peningkatannya cukup signifikan, yaitu
lebih banyak dari PK (program kemitraan) yang
pada tahun 2009 mencapai 41,59 milyar rupiah,
sedangkan BL hanya sebesar 9,37 milyar
rupiah (sumber: laporan PKBL SG 2009).
PKBL (Program Kemitraan Dan Bina
Lingkungan) itu dari tahun ke tahun
anggarannya selalu meningkat. Untuk BL juga
begitu, dari tahun ketahun mengalami
peningkatan. Untuk tahun 2009 terdapat pesan
tersendiri dari pihak manajemen, bahwa BL
lebih besar anggarannya dari pada PK.
Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi program yang
telah dilakukan, PKBL melakukannya setiap
kali program tersebut dijalankan. Mulai dari
implementasi di lapangan sampai kendala yang
terjadi dan penyelesainnya. Hal ini bagus untuk
dilakukan karena untuk mengetahui nilai segi
positif maupun negatif dari kontribusi masing –
masing pihak yang terlibat. Proses evaluasi itu
dilakukan tiap seksi yang bersangkutan lalu
dibawa ke tingkat yang lebih besar seperti
bagian dan divisi. Jadi artinya ada proposal
yang perusahaan bantu ada berapa persen dan
yang tidak dibantu ada berapa persen.
Kemudian dari yang dibantu itu kategorinya
apa saja. Evaluasi itu selalu diadakan tiap
bulan, terkait dengan jumlah bantuan yang kita
berikan saat proporsi yang diberikan tiap kasus.
Adanya prosses evaluasi yang menyangkut
anggaran, maka pihak PKBL harus melakukan
langkah khusus guna mensukseskan dan
meningkatkan dana bantuan dari tahun ke
tahun. Berdasarkan laporan tahun tahunan
program kemitraan dan bina lingkungan pada
tahun 2009, menyebutkan sampai dengan akhir
tahun 2009 kegiatan bina lingkungan yang telah
terealisasi sebesar 1% antara lain: 1.Bantuan
korban bencana alam yang tersalurkan selama
tahun 2009 berjumlah Rp 1,727 milyar
anggaran ini mengalami kenaikan dari Tahun
sebelumnya yang hanya Rp 542,15 juta.
bantuan ini meliputi bencana alam yang terjadi
diberbagai wilayah Indonesia, seperti bencana
banjir di kabupaten tuban, bojonegoro, gresik,
kotamadya Surabaya dan bencana gempa
sumbar, 2. Bantuan pendidikan dan atau
pelatihan, bantuan ini terealisir Rp 2,87 milyar
anggaran ini mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yang hanya Rp 3,92 milyar.
Bantuan ini meliputi kegiatan pelatihan
informasi dan teknologi, pelatihan dan
pendampingan budidaya tanaman jarak, diklat
teknisi sepeda motor, diklat guru – guru TPQ,
diklat produksi kue bagi alumni ponpes,
kewirausahaan, pembuatan pupuk bokasi dan
beasiswa, 3. Bantuan peningkatan kesehatan
masyarakat, bantuan yang terealisir sebesar Rp
78,20 juta dan dari TJSL sebesar Rp 2,93
milyar anggaran ini mengalami kenaikan dari
tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,01 milyar.
bantuan ini meliputi kegiatan bakti sosial
kesehatan bekerjasama dengan PDGI di
kabupaten Tuban, bantuan penyemprotan dan
pengasapan untuk mencegah wabah penyakit
demam berdarah, pelayan kesehatan di desa desa di kabupaten Tuban dan khitanan masal, 4.
Bantuan Pengembangan sarana & prasarana
umum. Bantuan yang terealisasi sebesar Rp
239, 27 juta dan dari TJSL sebesar 8,32 milyar
anggran ini mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya yang hanya Rp 2,57 milyar.
Bantuan ini meliputi tegelisasi rumah–rumah
penduduk desa, rehabilitasi gedung sekolah,
pembangungan
peningkatan jalan
desa
dikabupaten Tuban, pembuatan saluran
drainase, pemasangan instalasi, dan penerangan
di kecamatan Glodong Gede, dan pembangunan
hutan kota di wilayah Tuban, 5) Bantuan saran
ibadah & keagamaan, bantuan yang terealisir
sebesaar Rp 1,19 milyar anggaran ini
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
yang hanya Rp 4, 67 milyar bantuan ini
meliputi
pembangunan mushola/masjid,
pemberian santunan untuk anak yatim, bantuan
qurban, dan pernikahan masal,
6) Bantuan pelestarian alam. Bantuan yang
terealisasi sebesar Rp 227,24 juta anggaran ini
menaglami penurunan dari tahun sebelumnya
yang hanya Rp 557,03 juta Bantuan ini meliputi
bantuan bibit pohon untuk penghijauan Tuban.
KESIMPULAN
Implementasi CSR di Indonesia diatur
dalam undang – undang No. 40 2007 tentang
perseroan terbatas PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk sudah melaksanakan program CSR jauh
sebelum undang – undang tersebut ada.
44
Pelaksanakan CSR PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk diatur melalui peraturan menteri BUMN
PER-05/MBU/2007 yang mengatur kewajiban
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
kemitraan dan bina lingkungan bagi masyarakat
yang ada disekitarnya. PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk telah merealisasikan anggaran
Program Kemitraan sebesar 1,5% dan untuk
Bina Lingkungan sebesar 1%. CSR PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk terdiri dari tiga bidang
yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan, kalau
ekonomi terkait PK (program kemitraan) baik
pinjaman lunak atau hibah.
SARAN
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan, beberapa saran yang dapat dilakukan
untuk terus mengupayakan program CSR yang
dapat digunakan untuk memberdayakan
masyarakat adalah sebagai berikut: 1)
Diperlukan keterlibatan masyarakat dalam
upaya pemberdayaan, masyarakat terlibat mulai
dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan dalam program pemberdayaan
masyarakat. Sehingga program pemberdayaan
tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan
masyarakat dan mencapai tujuan, 2) programprogram CSR diprioritaskan kepada golongan
ekonomi lemah melalui program yang bersifat
sustainable tidak berbentuk charity yang hanya
menimbulkan
ketergantungan
masyarakat
kepada perusahaan.
Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam praktik di
Indonesia.
Jakarta
:
PT.
Elex
Computindo
Arikunto,
Suharsimi.
2006.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendidikan Praktek.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Belkaoui, Ahmed R. 1986. Teori Akuntansi.
Terjemahan. Yogyakarta : AK Group.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi.
Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Hendriksen,
K.2000.
Teori
Akuntansi.
Terjemahan. Yogyakarta: AK Group
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social
Responsibility. Jakarta : Salemba Empat
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep
dan Aplikasi CSR. Gresik : Fasco
Publising
Undang – undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas
Usmansyah. 1989. Telaah Alternatif Penerapan
Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial di
Indonesia. Akuntansi, No.10 (Oktober).
Yin, Robert K. 2009. Studi Kasus : Desain dan
Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
DAFATAR RUJUKAN
45
Download