Risiko seks oral sangat rendah, tetapi tidak nol Oleh: Roger Pebody, aidsmap.com, 16 Desember 2008 Risiko penularan HIV selama seks oral adalah sangat rendah, tetapi tidak nol. Hal itu disimpulkan oleh para peneliti dari Imperial College and the London School of Hygiene and Tropical Medicine yang diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology edisi Desember 2008. Para peneliti berupaya menentukan seluruh penelitian pengamatan yang terkait dengan seks oral, tetapi karena ketiadaan data, maka tidaklah tepat merangkum perkiraan risiko penularan melalui seks oral. Para penulis melakukan penilaian sistemik (analisis dari seluruh penelitian secara medis pada orang tertentu yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu). Kohort penelitian dan penelitian pengamatan lain dimasukkan, sementara laporan kasus dan peninjauan kasus dikecualikan. Penilaian penelitian tersebut termasuk data dari pasangan heteroseksual, lesbian dan gay, mencakup fellatio (seks oral pada penis) dan cunnilingus dan (seks oral pada vagina). Hanya sepuluh penelitian yang dinilai cukup terkait untuk dilibatkan dalam penilaian tersebut. Semuanya dari Eropa atau Amerika Utara, dan hanya tiga yang mengumpulkan data mereka setelah terapi kombinasi (ART) diterapkan secara luas. Kesulitan secara metodologi Para peneliti berkomentar tentang sejumlah tantangan yang ditemukan waktu meneliti tentang seks oral. • Sangat sedikit orang yang melaporkan seks oral sebagai satu-satunya faktor risiko mereka. • Apabila seseorang melakukan seks oral tanpa kondom dan seks dubur atau vagina tanpa kondom, serta tertular HIV, infeksi tersebut biasanya langsung dihubungkan sebagai perilaku berisiko lebih tinggi. • Data perilaku seksual seseorang yang dilaporkan sendiri sulit untuk dikumpulkan secara tepat, khususnya apabila peserta itu mungkin lebih memilih memberi jawaban yang lebih dapat diterima oleh masyarakat (artinya, tidak mengungkapkan tentang seks dubur atau vagina tanpa kondom). • Penelitian sudah sering mengelompokkan seluruh kegiatan seks secara bersama-sama tanpa membedakan apakah sebagai penerima atau insertif (yang memasukkan), apakah ejakulasi terjadi di mulut, dll. • Penelitian terhadap pasangan serodiskordan (satu orang adalah HIV-positif dan yang lainnya tidak) cenderung melibatkan orang dengan viral load yang terkendali dengan baik, artinya bahwa mereka lebih tidak menular dibandingkan selama infeksi primer. • Penelitian yang menentukan risiko dari seks oral lebih mungkin diberitakan dan dilaporkan dibandingkan yang tidak karena merupakan temuan yang menarik dan agak luar biasa. Perkiraan risiko penularan per-pasangan Lima penelitian menyediakan perkiraan risiko beberapa kegiatan seks oral selama masa hubungan serodiskordan. Tiga di antara kelima penelitian tersebut memberi perkiraan sebagai nol – tidak ada penularan yang dilaporkan. Penelitian keempat menyediakan angka penularan sebesar 1% pada penerima fellatio. Penelitian kelima dari Swedia, menyediakan perkiraan yang lebih tinggi yaitu 20%. Namun sampelnya adalah sangat kecil (sepuluh pasangan melaporkan seks oral sebagai satu-satunya faktor risiko mereka), dan para penulis penilaian berkomentar bahwa perkiraan yang tinggi mungkin karena kurang melaporkan kegiatan yang lebih berisiko tinggi, atau sekadar karena kebetulan. Lebih lanjut, ini adalah satu-satunya peninjauan penelitian yang menentukan penularan HIV di antara heteroseksual yang mungkin disebabkan oleh seks oral. Perkiraan kejadian per pasangan, per 100 orang tahun Tiga dari penelitian yang ditampilkan di bagian terakhir juga melaporkan perkiraan yang menghitung risiko penularan beberapa kali kegiatan seks oral, tetapi dengan masa dengan menyatakan jangka waktu hubungan pasangan tersebut. Pada setiap kasus, perkiraannya adalah nol. Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/ Risiko seks oral sangat rendah, tetapi tidak nol Perkiraan risiko penularan per peserta penelitian Tiga penelitian lain memantau orang HIV-negatif yang melaporkan hubungan seks oral tanpa kondom sebagai satu-satunya faktor risiko. Namun, para penulis mencatat bahwa penelitian memiliki tambahan keterbatasan secara metodologi: jumlah pasangan seksual dan status HIV-nya tidak diketahui. Hal ini berarti bahwa temuan tersebut tidak dapat dialihkan pada populasi lain dengan jumlah pasangan dan prevalensi HIV yang berbeda. Dua penelitian di AS memberi perkiraan sebesar 0% dan 0,4%, serta yang lebih baru, kohort Omega di Kanada menyediakan perkiraan sebesar 0,5%. Setiap penelitian tersebut dilakukan pada laki-laki gay dan biseks. Perkiraan risiko penularan per peristiwa Tiga penelitian berupaya menghitung risiko penularan HIV pada satu kali hubungan seks oral. Dua penelitian menyediakan perkiraan sebesar nol – tidak ada penularan yang dilaporkan. Penelitian ketiga adalah penelitian Vittinghoff yang sering dilaporkan yang memakai data dari laki-laki AS yang gay dan biseks yang melaporkan beberapa perilaku berisiko. Model matematika dipakai untuk memperkirakan risiko dari kegiatan seks yang berbeda, dan penerima seks oral tanpa kondom dengan ejakulasi dihitung sebagai 0,04% risiko penularan HIV. Namun, penilaian para penulis mencatat bahwa perkiraan tersebut didasarkan pada hubungan seks dengan laki-laki yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi – apabila para peneliti sudah dapat mengecualikan seks dengan pasangan yang HIV-negatif, barangkali angka tersebut akan lebih tinggi. Kesimpulan Para penulis mencatat kurangnya data untuk menginformasi penilaian tersebut. Perkiraan yang dapat diandalkan akan penting bagi petugas pencegahan dan dokter yang memberi nasihat tentang risiko relatif. Lebih lanjut, karena risiko penularan yang rendah, “penelitian yang besar dan mahal” dibutuhkan untuk menyediakan perkiraan yang lebih tepat. Mereka juga berkomentar: “Kenyataan bahwa peserta penelitian yang terinfeksi karena pajanan seks oral saja tetap sulit untuk ditentukan, memberi kesan bahwa justru peran hubungan seks oral terhadap kejadian HIV tetap rendah.” Namun demikian mereka tetap menyarankan bahwa “setiap orang harus melindungi diri mereka sendiri dengan kondom atau dental dam untuk meminimalisasi risiko yang kecil itu.” Ringkasan: Oral sex risk very low, but not zero, concludes systematic review Sumber: Baggaley RF et al. Systematic review of orogenital HIV-1 transmission probabilities. International Journal of Epidemiology 37 : 1255-65, 2008. –2–