Edisi 03 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa Feb - April 2013 www.prioritaspendidikan.org SWARA PRIORITAS Media Informasi Pendidikan Jawa Timur 2 4 3 1 5 Foto-foto: Dok USAID PRIORITAS Jatim (1) Peserta ToT Fasda SMP/MTs sedang melakukan praktik mengajar di luar kelas di SMPN 1 Malang. (2) Praktik mengajar salah satu peserta ToT Fasda SD/MI di SD Muhammadiyah 4 Batu. (3) Peserta ToT Fasda SMP/MTs antusias mengikuti pelatihan. (4) Hasil karya kelompok dipajangkan. (5) Salah satu kelompok ToT melakukan diskusi kelompok. Halaman 3 ToT Diikuti 390 Distrik Fasilitator Blitar Pilot Program Penataan dan Pemerataan Guru Blitar terpilih menjadi pilot Program PPGP sebagai upaya pemerataan mutu pendidikan dan menjawab kesenjangan guru Halaman 6 Menghitung Bangun Menggunakan Lantai Kelas Memanfaatkan lantai kelas untuk menemukan dan menghitung luas bangun segi empat Sebagai tindak lanjut dari ToT nasional, sebanyak 390 Distrik Fasilitator (DF) untuk SD/MI dan SMP/MTs dari 13 kabupaten / kota mitra USAID PRIORITAS Jatim telah mengikuti ToT PAKEM, Pembelajaran Kontekstual, dan MBS. Pelatihan ini dilaksanakan dalam empat periode. Pelatihan DF untuk SD/MI dilaksanakan pada 20-27 Februari 2013 untuk DF distrik baru dan 1623 Maret 2013 untuk DF distrik lama. Sedangkan pelatihan DF untuk SMP/ MTs dilaksanakan pada 23 Februari – 2 Maret 2013 untuk DF distrik baru dan 23-30 Maret 2013 untuk DF distrik lama. Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Bidang Pendidikan Biro Administrasi Kemasyarakatan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Drs. Slamet Haryono, M. Si. Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari ToT Nasional. Peserta merupakan fasilitator daerah yang nantinya akan melatih para stakeholder pendidikan di kabupaten Mitra USAID PRIORITAS. Kegiatan pelatihan ini dilatih oleh fasilitator provinsi yang telah mengikuti ToT Nasional. Dalam sambutannya, Slamet mengungkapkan pentingnya tugas dan tanggung jawab DF nantinya di distrik masing-masing. “Saya mengharapkan para DF dapat mengikuti dan mengimplementasikan pelatihan ini dengan sebaik-baiknya di wilayahnya masing-masing. Karena DF nantinya sebagai ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan di wilayahnya,” jelasnya. (bersambung hal 2) ToT Diikuti 390 Distrik Fasilitator (Sambungan dari hal 1) Foto-foto: Dok. USAID PRIORITAS Jatim Foto-foto: Dian / Communication Specialist (Atas) Fasilitator provinsi (Fasprov) USAID PRIORITAS Jatim untuk SD/MI bersama-sama dengan staf USAID PRIORITAS Jatim dalam pembukaan Training of Trainer (ToT) untuk Distrik Fasilitator untuk SD/MI yang digelar di Batu pada 20-27 Februari 2013 yang diikuti oleh seluruh Distrik Fasilitator di 13 kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jatim. (Bawah) Kepala Bidang Pendidikan Biro Administrasi Kemasyarakatan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Drs. Slamet Haryono, M. Si. Saat membuka ToT untuk DF SD / MI dari 5 Kabupaten Mitra USAID PRIORITAS Jatim. Hasil yang di dapatkan peserta dari pelatihan ini adalah pengenalan maupun refresh pemahaman tentang PAKEM dan pembelajaran kontekstual mulai dari skenario pembelajaran, memilih tema, mengembangkan gagasan pembelajaran setelah memahami Kompentensi Dasar (KD), materi inti, sumber belajar dan penyusunan RPP. Hal lain yang juga dilatihkan ialah pengalaman ialah praktik mengajar di kelas yang menerapkan tema pembelajaran, stretegi mengelola kelas, dan memaksimalkan kegiatan KKG/MGMP. Pelatihan MBS terdiri atas refresh pemahaman materi MBS, menyusun Rencana Kerja Tahunan Sekolah dengan melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah dan pengawas. Program kegiatan dan pendanaan di susun bersamasama serta saling adanya transparansi dan akuntabel. Pelatihan berjalan dengan lancar dimana peserta mengikuti seluruh kegiatan yang berlangsung selama 6 hari dengan antusias. Beberapa peserta bahkan rela mempersiapkan praktik mengajar hingga larut malam. Drs. Baidowi, Kepala SMPN 1 Sumbermalang, Situbondo mengungkapkan kegembiraannya dapat mengikuti pelatihan ini. Apalagi saat beliau harus melakukan praktik mengajar di SMPN 1 Malang. “Saya sudah lama tidak mengajar. Pengalaman praktik mengajar memberikan pengalaman luar biasa kepada saya dan mengingatkan pada memori saat masih bertugas menjadi guru dulu. Apalagi yang saya hadapi sekarang para siswa SMPN 1 Malang yang terkenal pintar-pintar,” ungkapnya. Meski sempat grogi, Baidowi dapat menyelesaikan sesi praktik mengajar dengan baik. (Dkd / Juprianto, Teacher Training Officer Primary USAID PRIORITAS Jatim) 2 Swara Prioritas Edisi 3, Februari - April 2013 Drs. Hari Santosa, M. Pd Kepala SMPN 2 Ponggok Blitar Terapkan Hasil Pelatihan di Sekolahnya Drs. Hari Santosa, M. Pd Kepala SMPN 2 Ponggok Blitar “Saya sangat senang dengan metode pelatihan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS. Seluruh materi 5 yang saya ikuti terasa menyenangkan, tidak membosankan dan mudah dicerna. Banyak manfaat yang bisa saya petik secara pribadi maupun sebagai kepala sekolah dalam mengelola sekolah lebih baik lagi. Beruntung sekali saya mendapat kesempatan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh USAID PRIORITAS. Kedepan, saya akan menerapkan hasil pelatihan ini sebagai pilotnya di sekolah saya sendiri dulu. Karena saya menilai dengan pembelajaran dan tata kelola sekolah yang di contohkan di pelatihan ini akan dapat meningkatkan mutu pembelajaran bagi siswa. Kesuksesan sekolah saya nantinya akan saya bagi dengan teman-teman kepala sekolah lainnya.” (Dikutip oleh Triyana, DC USAID PRIORITAS untuk Kabupaten Blitar) Blitar Pilot Program Penataan dan Pemerataan Guru Upaya Pemerataan Mutu Pendidikan dan Menjawab Kesenjangan Guru Untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menata pemerataan distribusi Guru, USAID PRIORITAS mengembangkan program Penataan dan Pemerataan Guru (PPG). Tujuan kegiatan ini adalah melihat pemetaan distribusi guru; merumuskan opsi-opsi kebijakan berdasarkan hasil analisis pemetaan distribusi guru, terutama untuk mencukupi kebutuhan standar pelayanan minimal pendidikan dasar (Permendiknas No 15/2010-SPM Pendas) dan pemenuhan beban mengajar 24 jam agar pendidik yang tersertifikasi masih tetap mendapatkan sertifikasinya; melakukan alternatif pengangkatan guru yang disesuaikan dengan kualifikasi dan kompetensinya di setiap satuan pendidikan; dan penyusunan strategi pengangkatan guru per jenjang baik untuk guru kelas atau guru mapel hingga 10 tahun mendatang (prediksi pensiun dan mobilitas guru). Blitar adalah daerah mitra yang kali pertama mendapatkan kesempatan dalam implementasi PPG. Program ini dilakukan mulai tanggal 2 April 2013 dengan sosialisasi program di Kabupaten Blitar dan ditindaklanjuti dengan Lokakarya pertama pada 1-3 Mei 2013 dan pendampingan yang dilakukan pada 15-16 Mei 2013 tentang Analisis Data sebagai dasar dalam mendukung kegiatan PPG di Kabupaten Blitar. Kegiatan lokakarya pertama ini adalah menganalisa data yang dilakukan oleh Tim Teknis Data yang terdiri dari Dinas Pendidikan, Kemenag, dan BKD Kabupaten Blitar. * “Program PPGP ini sebagai salah satu upaya pemerataan mutu pendidikan dan menjawab keluhan berbagai lapisan masyarakat akan adanya kesenjangan guru.” * Romelan S.Pd, M.Si Kadispendik Kabupaten Blitar dari Dinas Pendidikan, BKD, maupun Kemenag. Lokakarya ke-2 ini dilakukan pada tanggal 24-25 Mei 2013 di Batu. Kepala Dispendik Kabupaten Blitar Romelan, S.Pd, M.Si sangat antusias dengan kegiatan ini. Beliau menganggap program ini sebagai salah satu upaya pemerataan mutu pendidikan, menjawab keluhan berbagai lapisan masyarakat akan adanya kesenjangan, seperti adanya anak yang bersekolah di sekolah yang baik dengan buku dan guru yang cukup, sedangkan di tempat lain ada anak bersekolah di gedung yang sudah tidak layak tanpa dibantu dengan buku teks dan jumlah guru yang tidak memadai. Dispendik Kabupaten Blitar berkomitmen akan mengimplementasikan aplikasi PPG yang telah dikembangkan USAID PRIORITAS. Seluruh jajaran dinas pendidikan menyambut baik kegiatan ini. Kabid TK/SD Dispendik Kabupaten Blitar Dibyanto, S.Pd bahkan berencana untuk memasukkan beberapa kegiatan terkait dengan program ini pada tahun ini juga dengan memasukkannya pada rencana perubahan anggaran. “Program seperti inilah yang selama ini dicari, karena dengan aplikasi dalam program ini pemetaan distribusi PNS dan alternatif kebijakan penataannya menjadi mudah dilakukan, data yang dibutuhkan juga mudah disajikan,” demikian diungkapkan oleh Kepala BKD Kabupaten Blitar Drs. Totok Subihandono, M.Si. Foto-foto: Triyana/DC Blitar Peserta lokakarya 2 dari Kab. Blitar sedang melakukan diskusi kelompok yang dipandu oleh Adri/Governance & Management Specialist USAID PRIORITAS Jatim. Dari analisa data diperoleh beberapa isu strategis tentang PPGP di Kabupaten Blitar yang dijadikan bahan acuan Lokakarya ke-2 yang terdiri dari tim pengambil kebijakan baik Tim PPG Blitar sudah dapat melakukan analisis dan pemetaan kondisi guru menggunakan pivot tabel berdasarkan data yang bersumber dari Dapodik dan pemetaan dapat dilakukan sampai pada tingkat kecamatan dan satuan pendidikan. Analisis mencakup kecukupan guru kelas SD dan guru Mapel SMP, kondisi rasio siswa terhadap rombel, guru terhadap rombel dan kondisi guru yang akan pensiun pada 5 -10 tahun mendatang. (Triyana, DC USAID PRIORITAS Jatim untuk Kabupaten Blitar) Swara Prioritas Edisi 3, Februari - April 2013 3 Diseminasi Pelatihan PAKEM untuk Guru di SDN Pabean 1 Sedati, Sidoarjo Grogi Praktik Mengajar Meski Sudah Menjadi Guru 11 Tahun Diseminasi Pelatihan PAKEM untuk para guru di SDN Pabean 1 Sedati, Sidoarjo telah dilaksanakan pada 21--23 Mei 2013 lalu. Adalah Dra. Hj. Mahmudati, M. Ag, Kepala SDN Pabean 1 Sedati, Sidoarjo yang memunculkan ide ini. Beliau ingin sekolah yang dipimpinnya kualitasnya meningkat seperti sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS. Dra. Hj. Mahmudati, M. Ag Kepala SDN Pabean 1 mendorong para guru untuk membeli laptop mes“Rumah saya bersebelahan dengan kipun harus dengan cara mencicil. “Saya berpikir SDN Sedatigede 2. Sebagai salah satu sekolah untuk saat ini guru mutlak harus bisa komputer dan mitra USAID PRIORITAS, sekolah tersebut memiliki laptop sehingga mereka bisa melakukan mengalami perubahan positif yang signifikan. inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan laptop Pada sore hari saya sering mengintip kondisi yang mereka miliki.” Selanjutnya adalah menggelar sekolah,” ungkapnya malu-malu. Beliau begitu Pelatihan PAKEM. Mahmudati bersyukur kagum dengan perkembangan sekolah-sekolah keinginannya untuk meningkatkan kompetensi guru mitra USAID PRIORITAS. Tidak hanya kondimelalui Pelatihan PAKEM mendapat dukungan dari si fisik sekolah yang berubah pasca didampingi USAID PRIORITAS. Sebanyak 37 guru SDN Pabean oleh USAID PRIORITAS, kualitas para 1 telah mengikuti Pelatihan PAKEM selama 3 hari. gurunya juga meningkat. Hal inilah yang menMahmudati tak menyangka dengan respon para guru dorong Mahmudati untuk melakukan disemiyang sangat bersemangat mengikuti setiap sesi pelatinasi dengan melaksanakan Pelatihan PAKEM han. “Bahkan hingga untuk guru di menjelang ma-lam sekolahnya. Selain itu, hari, guru-guru engmelihat kemajuan gan pulang dan seteknologi dan cara mangat mengerjakan belajar mengajar yang tugas yang diberikan semakin berkembang, fasilitator,” terangnya. Mahmudati khawatir Ke depan dengan kondisi para Mahmudati akan gurunya yang masih melakukan tinmenggunakan cara kondaklanjut dari pelativensional saat han ini dengan mengajar. menggelar kegiatan Didukung Foto-foto: Dian / Communication Specialist kelompok kerja guru penuh oleh komite Para guru antusias berdiskusi dalam Diseminasi Pelatihan PAKEM yang digelar (KKG) mini di sekolahnya, oleh SDN Pabean 1 Sedati, Sidoarjo pada 21-23 Mei 2013 lalu. sekolahnya secara Mahmudati kemudian rutin. Beliau berharap melalui KKG mini ini para membuat gebrakan dengan meningkatkan guru dapat saling bertukar pengalaman tentang perkompetensi guru melalui beragam pelatihan. masalahan yang mereka hadapi dalam mengajar dan Pelatihan awal yang dilakukan adalah dengan menemukan solusinya. (Dkd) melatih para gurunya mahir komputer. Ia juga Grogi Menyiapkan; Manis Saat Praktik Mengajar Salah satu materi yang harus dilaksanakan oleh peserta pelatihan Diseminasi PAKEM di SDN Pabean 1 Sedati, Sidoarjo adalah melakukan praktik mengajar. Kristianningsih, S. Sos adalah salah satu peserta yang juga harus melakukan praktik mengajar. Meski sudah mengajar 11 tahun, guru Kelas 3 yang akrab dipanggil Bu Kristi ini tetap saja grogi saat ditugaskan praktik mengajar. “Saya grogi karena yang saya hadapi siswa yang sudah biasa diajar dengan metode PAKEM,” ujarnya. Beliau baru merasakan manfaat pelatihan setelah praktik langsung. “Mengajar dengan metode PAKEM tenyata sangat menyenangkan. Siswa sangat antusias dan guru termotivasi untuk menyiapkan materi mengajar dengan lebih baik lagi,” ungkapnya. (Dkd) 4 Swara Prioritas Edisi 3, Februari - April 2013 Kristianningsih, S.Sos Guru Kelas 3 SDN Pabean 1 Tingkatkan Kompetensi Pengawas Bangkalan Diseminasi Pelatihan MBS untuk Pengawas di Kabupaten Bangkalan Banyak variabel yang bisa mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran, salah satunya adalah peran pengawas. Pengawas mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat di wilayahnya. Mereka secara aktif bekerja untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya. Berkait erat dengan hal tersebut, pada 16-18 April 2013 lalu, Dinas Pendidikan Kab. Bangkalan mengadakan diseminasi manajemen berbasis sekolah (MBS) melalui Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas. Kegiatan yang didanai oleh APBD ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dengan penerapan MBS di Bangkalan. Kegiatan yang diikuti oleh 120 pengawas dari 18 kecamatan se-Kab. Bangkalan ini dipandu langsung oleh 2 Fasilitator Daerah (Fasda) dan 6 Distrik Fasilitator (DF) USAID PRIORITAS dari Kab. Bangkalan. Kegiatan yang dibuka oleh M. Kamil, M.Pd, Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Bangkalan ini memberikan kesan yang positif dari peserta. “Menurut saya pelatihan ini luar biasa dan saya bersyukur mengikutinya. Semoga bukan hanya selesai di pelatihan ini saja, tetapi harus ada kemauan dan inovasi dalam melaksanakannya supaya kualitas hasil pendidikan di Bangkalan terus meningkat,” ujar Dra. Siti Suhartaningsih, Pengawas SD dari Kantor UPTD Kec. Klampis. (Diana, DC USAID PRIORITAS Jatim untuk Kabupaten Bangkalan-Sampang) Foto-foto: Diana/DC Bangkalan-Sampang Para peserta didampingi Fasda dan DF melakukan diskusi kelompok pada Diseminasi Pelatihan MBS pada 16-18 April 2013. Hasil diskusi kelompok dipamerkan. Diseminasi Pelatihan BOSP Digelar di Tuban Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Tuban baru saja menggelar Pelatihan Penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) untuk siswa per tahun. Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 10-14 Juni 2013 diikuti oleh staf kantor Dispora Kab Tuban, Kepala UPTD dari 9 Kecamatan, koordinator pengawas, perwakilan kepala sekolah dan guru dari Foto: M. Adri Budi/GMS Specialist Salah satu peserta mempresentasikan hasil perhitungan BOSP disaksikan oleh Kepala Dispora Kabupaten Tuban (dua dari kanan baju hijau) SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK. Diseminasi ini sepenuhnya menggunakan dana APBD dari Kabupaten Tuban. Fasilitator pelatihan ini, selain dari USAID PRIORITAS juga melibatkan unsur LPTK yakni Universitas Negeri Malang (UM). Kepala Dispora Kabupaten Tuban, Drs Sutrisno, MM mengungkapkan, pelatihan ini digelar untuk menjawab kebutuhan pembiayaan siswa di Kabupaten Tuban per tahun. Tujuan pelaksanaan diseminasi penghitungan BOSP ini adalah melakukan update biaya operasional sekolah yang disesuaikan dengan kebijakan daerah dan digunakan bahan pertimbangan alokasi pendanaan dari pemerintah daerah. Kegiatan ini juga untuk memantapkan pengalaman service provider USAID PRIORITAS dalam memfasilitasi penghitungan BOSP. Hasil analisis kebutuhan pembiayaan siswa pertahun dari diseminasi ini yakni untuk SD/MI Rp. 649.544; SMP/MTs Rp. 912.543; SMA/MA Rp. 1.541.043 dan SMK Rp. 2.519.106. Dari hasil penghitungan tersebut terdapat selisih atau lebih besar dari dana BOS Nasional per siswa/tahun, kekurangan biaya tersebut menjadi tanggung jawab kabupaten. (Adri, Governance & Management Specialist USAID PRIORITAS Jatim) Swara Prioritas Edisi 3, Februari - April 2013 5 Menghitung Bangun Menggunakan Lantai Kelas Memberikan pertanyaan tingkat tinggi tidak selalu harus menggunakan lembar kerja ataupun media yang mahal. Pertanyaan tingkat tinggi dapat menggunakan media yang sederhana dengan Agus Nurbaktiono, S. Pd menggunakan lingkungan kelas Guru Matematika SMPN 3 sebagai sumber belajar, misalKertosono, Nganjuk nya saja memanfaatkan lantai kelas untuk menemukan rumus bangun segi empat. Inilah yang dilakukan oleh Agus Nurbaktiono, S. Pd Guru Matematika SMPN 3 Kertosono Nganjuk saat memfasilitasi pembelajaran Matematika di kelas VIIA. “Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi guru juga harus mampu membuat pertanyaan yang mampu meningkatkan daya nalar siswa. Pertanyaan memiliki peran yang sangat penting, karena dari pertanyaan yang diberikan, guru dapat membimbing, mengarahkan siswa, meningkatkan pemahaman konsep, membantu siswa membangun gagasan dan meningkatkan kreativitas siswa hingga mampu menggunakan dan memanfaatkan kompetensi yang dipelajari siswa dalam kehidupan sehari-hari,” itulah pernyataan Agus Nurbaktiono, S.Pd yang juga Fasiliitator Daerah USAID PRIORITAS Jawa Timur. Pada pembelajaran Matematika dengan Kompetensi Dasar (KD) “Menghitung Keliling dan Luas Bangun Segiempat Serta Menggunakannya dalam Pemecahan Masalah” yang diampunya, dia menggunakan pertanyaan tingkat tinggi dengan memanfaatkan tali rafia dan lantai kelas. Foto-foto: Jalil/DC Nganjuk-Kota Mojokerto Para siswa Kelas VIIA SMPN 3 Kertosono Nganjuk memanfaatkan lantai kelas untuk menemukan rumus dan luas bangun segi empat pada pembelajaran Matematika. lain diminta tanggapan tentang kebenaran jawaban siswa. Langkah selanjutnya dibentuklah kelompok dengan anggota tiap kelompok empat siswa, setiap kelompok diberi seutas tali rafia yang panjangnya 400 cm. Pertanyaan tiap kelompok cukup ditulis di papan tulis. Ada instruksi yang diberikan bahwa tiap kelompok dapat menggunakan lantai kelas dengan ubin yang berukuran 20 x 20 cm untuk mencari jawabannya. Dengan tali rafia siswa kemudian melakukan pengukuran, pencatatan dan melakukan perhitungan luas daerah bangun segi empat yang ditanyakan dan mempresentasikannya. Dari model pembelajaran di atas, banyak keterampilan atau kecakapan yang diperoleh oleh siswa. Tidak hanya membangun pengetahuan dan pengalaman baru (konstruktivisme) yang diperoleh dan penemuan jawaban melalui proses berpikir secara sistematis (inkuiri), tetapi juga pembangunan karakter, misalnya kemampuan berinteraksi untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah dan menghargai pendapat orang lain. Pak Agus berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual itu murah alias tidak memerlukan biaya yang mahal. Buktinya dalam pembelajaran ini, Pak Agus menyiapkan hanya bermodalkan pertanyaan yang gambar bangun datar segi empat ditulis di papan tulis dan tali rafia. yang terdiri dari empat persegi pan- (Atas) Tugas kelompok yang dituliskan di papan tulis. “Guru memang harus kreatif dan inojang, jajaran genjang, belah ketupat, (Bawah) Siswa merentangkan tali rafia menjadi bangun segi vatif, terutama bagaimana menyusun empat. layang-layang dan trapesium yang pertanyaan yang bisa merangsang, mesudah dilipat. Secara acak dipilih 6 nantang dan memotivasi siswa menemukan pemecahan masasiswa ke depan untuk mengambil salah satu kertas dengan lah,” ungkapnya. (Jalil, DC USAID PRIORITAS Jatim unmemberikan pertanyaan, “Sebutkan nama bangun pada gamtuk Kabupaten Nganjuk-Kota Mojokerto) bar dan rumus luas bangun tersebut?” Selanjutnya siswa yang 6 Swara Prioritas Edisi 3, Februari - April 2013 PAKEM dan Pembelajaran Kontekstual dalam Pelatihan Dosen Pedagogi Menjadi Guru Ternyata Tak Mudah Pelatihan dosen pedagogi tentang PAKEM dan Pembelajaran Kontekstual telah dilaksanakan di 2 LPTK Mitra yaitu Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel. Pelatihan dosen pedagogi SD itu dilaksanakan secara bersama-sama pada 2 -4 Juni 2013 dan SMP pada 5-7 Juni 2013 di dua perguruan tinggi mitra USAID PRIORITAS Jatim yang ada di Surabaya tersebut. Nusantara PGRI (UNP) Kediri dan IAIN Sunan Ampel. Masing-masing kampus mewakili 5 mapel untuk SD dan SMP (Kelas Awal, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Inggris). Banyak pengalaman menarik yang didapatkan oleh peserta selama pelatihan, salah satunya adalah saat peserta harus melakukan praktik mengajar di kelas. Para dosen terbiasa berhadapan dengan mahasiswa, namun kali ini mereka harus mengajar siswa SD dan SMP. Tentu saja pengalaman ini Pelatihan ini juga dikuti oleh belum pernah mereka alami sebekonsorsium LPTK dari dua LPTK. Peserta konsorsium yang terlibat dari kon- lumnya. Beberapa peserta bahkan sorsium UNESA adalah dari Universitas mengungkapkan bahwa mengajar siswa SD atau SMP ternyata tidak mudah. Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), Sutrisno Sahari, S. Pd, M. Pd, dosen Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) UNP Kediri yang melakukan praktik Surabaya, Universitas Negeri Jember (UNEJ), IKIP PGRI Madiun dan UNESA mengajar di SD Hangtuah X Juanda sendiri. Sementara peserta konsorsium Sidoarjo mengungkapkan hal tersebut. “Persiapan mengajar saya agak berandari IAIN Sunan Ampel adalah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Ponorogo, takan karena RPP yang saya buat ternyata tidak bisa dilaksanakan. Saya STAIN Tulungagung dan Universitas Foto: Jupriantor / TTO Primary Sutrisno saat praktik mengajar di SD Hangtuah X Juanda Sidoarjo. sempat putus asa dan ingin mundur. Namun fasilitator memberi saya motivasi agar saya meneruskan kegiatan mengajar. Saya bersyukur akhirnya saya malah bisa melaksanakan pembelajaran di luar kelas. Pengalaman ini akan selalu saya ingat dan kelak saya bagikan dengan mahasiswa saya bahwa ternyata menjadi guru itu tidak mudah,” kenangnya bangga. (Juprianto, Teacher Training Officer Primary USAID PRIORITAS Jatim) Peran Pengawas dan Guru dalam Pendidikan Berkarakter Foto: Dok LPMP Salamun, Ph. D Kepala LPMP Jatim Kualitas yang baik dari sebuah produk bisa dimulai dengan membiasakan atau membudayakan hal-hal yang menunjang untuk mencapainya. Salah satu contohnya mengenai kedisiplinan. Disiplin dalam dunia pendidikan merupakan mata rantai yang saling berkaitan dan menjadi tanggung jawab semua pihak. Mutu pendidikan kita tidak semata menjadi tugas LPMP selaku lembaga penjaminan mutu pendidikan, karena itu diharapkan kepala dinas dan pengawas bisa lebih sering turun ke lapangan guna mengecek secara langsung kondisi tersebut. Pengawas selama ini dinilai belum menjalankan tugas pokok dan fungsi pengawasannya dengan benar. Pada dasarnya 70% waktu pengawas seharusnya digunakan untuk melakukan supervisi, baik manajerial maupun akademik. Seharusnya, pengawas harus turun ke lapangan keliling dari sekolah satu ke sekolah lain secara intensif untuk melakukan supervisi. Bila perlu setiap pengawas ini diberikan SK baik dari kepala dinas maupun bupati. Semua itu diperlukan agar masalah-masalah di lapangan bisa segera ditemukan solusinya. Di Kota Blitar, walikota mewajibkan guru untuk bekerja 37,5 jam per minggu, 24 jam digunakan untuk mengajar tatap muka sedangkan 12,5 jam lainnya digunakan untuk tugas lain seperti melakukan penelitian, membuat karya tulis, mengembangkan bahan ajar dan lain-lain. Muara semua itu agar guru menjadi tenaga pendidik yang profesional. Guru juga berkewajiban membangun karakter siswasiswanya karena saat ini sekolah dituntut untuk mampu memberikan pendidikan berkarakter. Hal ini bisa dimulai dari guru itu sendiri dengan datang lebih awal dan melakukan diskusi dengan sesama guru untuk membahas materi-materi di kelas atau yang bersifat ekstrakurikuler dan ini dilakukan di bawah pengawasan sekolah. Membudayakan membaca, merupakan salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk membangun karakter. Di Mojokerto misalnya, diberlakukan jam belajar malam. Masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan dalam rangka pembentukan pendidikan yang berkarakter. Seperti, sebelum masuk kelas semua guru berdiri di halaman dan siswa yang datang ke sekolah sebelum masuk kelas mereka bersalaman dengan semua gurunya. Ini diperlukan dalam rangka membentuk pribadi generasi penerus bangsa agar budaya saling menghormati tetap bisa dipertahankan. Dengan kata lain jangan sampai siswa hanya sopan saat di sekolah tapi di luar sekolah liar. Kejadian tawuran antar pelajar yang menewaskan siswa sudah cukup memberikan indikasi perlunya pendidikan berkarakter untuk membangun generasi yang lebih baik. (Dikutip oleh Bagus Priambodo, Image & Story Development Editor dari LPMP Jatim) Swara Prioritas Edisi 3, Februari - April 2013 7 Tahukah Anda? ALFHE = Active Learning for Higher Education APE = Alat Peraga Edukasi APM = Alat Peraga Murah BKD = Badan Kepegawaian Daerah BOSP = Biaya Operasional Satuan Pendidikan CTL = Contextual Teaching Learning Dapodik = Data Pokok Pendidikan PRIORITAS Salam Pendidikan! = Decentralized Basic Education DF = Distrik Fasilitator Dindik = Dinas Pendidikan Dispora = Dinas Pendidikan dan Olahraga EGRA = Early Grade Reading Assessment FGD = Focus Group Discussion IAIN = Institut Agama Islam Negeri KD = Kompetensi Dasar Kemenag = Kementrian Agama Kemendikbud = Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan LAKIP = Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LPTK = Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan PAKEM = Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan PPGP = Penataan dan Pemerataan Guru PNS PSBG PRIORITAS = Pusat Sumber Belajar Gugus = Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students RENJA = Rencana Kerja RENSTRA = Rencana Strategis RKAS = Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah RKS = Rencana Kerja Sekolah RPP = Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPJM = Rencana Pembangunan Jangka Menengah SD = Sekolah Dasar SMP = Sekolah Menengah Pertama UM = Universitas Negeri Malang UNESA = Universitas Negeri Surabaya Seuntai Kata Wilayah Mitra & LPTK USAID PRIORITAS Jatim: Mewakili Tim USAID PRIORITAS Jatim, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua peserta yang terdiri dari 8 distrik lama dan 5 distrik baru di Jawa Timur. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga tak lupa kami sampaikan kepada Tim Teknis Provinsi Jatim yang Silvana Erlina telah banyak membantu dan Provincial Coordinator memfasilitasi kami dengan stakeUSAID PRIORITAS Jatim holder mitra di seluruh kab/kota. Tanpa bantuan dan saling kepercayaan yang terbangun, mustahil kegiatan yang sudah kami rancang akan berjalan dengan lancar dan sukses. Berbicara tentang peningkatan mutu pendidikan banyak tantangan yang harus kita hadapi. Namun atas kesabaran dan kerja keras dari seluruh fasilitator, kegiatan tahap demi tahap dapat dilalui dengan kesuksesan yang luar biasa. Kami berharap, semoga praktik-praktik terbaik yang sudah dialami oleh para fasilitator nantinya dapat dikembangkan dalam pelatihan dan pendampingan di tingkat sekolah sesuai dengan kondisi daerahnya masing -masing. Maju pendidikan kita dengan mengubah cara membelajarkan peserta didik dari ‘memberi tahu’ menjadi ‘mencari tahu’ serta terbentuknya peserta didik yang berkarakter. Newsletter ini diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak dan diskusi online forum sekolah. Untuk pengiriman artikel, kritik dan saran silakan kirim ke: Pondok Mutiara Blok A No. 2 Sidoarjo Jawa Timur Telp. (031) 8921000, Fax. (031) 8078525 Daerah Mitra PRIORITAS Daerah Mitra PRIORITAS yang Dikembangkan PRIORITAS 8 Swara Prioritas Edisi 3, Februari - April 2013 Email: [email protected]