70 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Analisis Deskriftif Berdasarkan hasil rekapitulasi tabulasi data variable ROA, DER, CR, EPS, Inflasi, PDB dan Harga Saham diperoleh statistik deskriftif seperti pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.1 Statistik Deskriftif Data Variabel ROA, DER, CR, EPS, Inflasi, PDB dan Harga Saham Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) Berdasarkan tabel di atas dapat dirinci sebagai berikut: 1. Jumlah data yang diolah sebanyak 55. 2. Nilai minimum variabel ROA adalah 0,0054, variabel DER adalah 0,07, variabel CR adalah 0,67, variabel EPS adalah 1,70, variabel Inflasi adalah 0,379, variabel PDB adalah 0,0196, dan variabel Harga Saham adalah 104,00. 3. Nilai maximum variabel ROA adalah 0,1500, variabel DER adalah 2,27, variabel CR adaloah 7,82, variabel EPS adalah 263,77, variabel Inflasi 70 71 adalah 0,0838, variabel PDB adalah 0,1094 dan variabel Harga Saham adalah 2998,4500. 4. Nilai rata-rata (mean) variabel ROA adalah 0,057245, variabel DER adalah 0,9662, variabel CR adalah 2,2876, variabel EPS adalah 51,9140, variabel Inflasi adalah 0,063580, variabel PDB adalah 0,59900, dan variabel Harga Saham adalah 730,026364. 5. Standar deviasi (standard deviation) variabel CR adalah 0,0308937, variabel DER adalah 0,49816, variabel CR adalah 1,55598, variabel EPS adalah 53,91222, variabel Inflasi adalah 0,0198223, variabel PDB adalah 0,291623 dan variabel Harga Saham adalah 5717574747. 5.2. Koefisien Determinasi Pengaruh ROA, DER, CR, EPS, Inflasi, PDB secara bersama-sama terhadap DPR adalah cukup kuat (R=0,857). Adapun kontribusi pengaruh variabel ROA, DER, CR, EPS, Inflasi dan PDB terhadap Harga Saham dapat ditunjukkan oleh Koefisien determinasi yaitu R2 = 0,735 atau 73,5 %, sedangkan sisanya sebesar 26,5 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Dari penjelasan di atas terhadap Harga Saham dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.2. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R Square) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) 72 Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 22,148 dan nilai F tabel (derajat bebas pembilang (k) = 6; derajat penyebut (n-k-1) = 55 – 6 -1 = 48 dengan derajat kesalahan 5% sebesar 2,295. Dengan demikian nilai F hitung > nilai F tabel (22,148 > 2,295). begitu juga dengan nilai probabilitasnya, dimana nilai signifikan (sig.) sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara simultan variabel independent yaitu ROA, DER, CR, EPS Inflasi dan PDB berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent, yaitu harga saham.Hasil uji F terhadap koefisien regresi dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.3. Hasil Uji F Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) 5.3 Pengujian Asumsi Klasik Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang dapat dijelaskan berdasarkan masing-masing uji asumsi klasik. Sehingga dapat diketahui berapa besar hasil yang dicapai berdasarkan masing-masing asumsi klasik tersebut dalam penelitian ini. 73 5.3.1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil nilai Asymp. Sig. Kolmogorov-Smirnov (2-tailed) adalah sebesar 0,638. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 atau (0,638 > 0,05). Hasil normalitas data dengan uji KolmogorovSmirnov dan histogram serta normal P-P plot (plotkemormalan) masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini: Tabel 5.4. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebaran data yang ada pada histogram dan P-P Plot menyebar merata ke semua daerah kurva normal dengan pola distribusi yang memusat di tengah dan memiliki titik-titik tersebar disekitar garis diagonal maka data berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas dengan menggunakan histogram dan plot normal dapat dilihat pada gambar berikut 74 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) Gambar 5.1. Uji Normalitas Histogram Gambar 5.2. Uji Normalitas Normal P-P Plot (Plot Kenormalan) 75 5.3.2. Uji Multikolinieritas Berdasarkan hasil penelitian uji multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel ROA adalah 1,512; DER adalah 1,310; CR adalah 1,229; EPS adalah 1,467; Inflasi adalah 1,950; dan PDB adalah 1,829. Maka nilai VIF untuk masing-masing predictor terbebas dari multikolinier adalah karena nilai VIF prediktor lebih rendah dari 10. Ini berarti model regresi dapat dikatakan terbebas dari multikolinier karena tidak adanya kemiripan antar variabel independen dalam model regresi. Hasil uji Klasik multikolinearitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.5. Uji Multikolinearitas Variance Inflation Factor (VIF) Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) 5.3.3. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan peneltian diketahui bahwa hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan gambar scatter plot yang didapatkan menyebar ke segala bidang. Dengan demikian, tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji Asumsi Klasik heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: 76 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) Gambar 5.3. Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot 5.3.4. Uji Autokorelasi Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa uji autokorelasi Durbin Watson sebesar 2,078 maka nilai Durbin Watson mendekati atau berdasarkan tabel di bawah menunjukkan bahwa hasil uji autokorelasi berada disekitar angka 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi. Hasil uji Asumsi Klasik autokorelasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 5.6. Uji Autokorelasi Durbin-Watson Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) 77 5.4 Pengujian Hipotesis Berdasarkan penelitian maka dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel ROA, DER, CR, EPS Inflasi dan PDB terhadap harga saham secara matematis dapat dinyatakan dalam persamaan model regresi liner berganda yaitu: Y = 700,850 – 2951,255ROA + 341,235DER + 16,440CR + 9,820EPS – 7800,966Inflasi – 3054,802PDB. Hasil persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa: 1) Setiap kenaikan variabel ROA sebanyak satu skor (variabel DER, CR, EPS, Inflasi dan PDB dianggap konstan) maka akan menurunkan harga saham sebesar 2951,255. 2) Setiap kenaikan variabel DER sebanyak satu skor (variabel ROA, CR, EPA, Inflasi dan PDB dianggap konstan) maka akan menaikkan harga saham sebesar 341,235. 3) Setiap kenaikan variabel CR sebanyak satu skor (variabel ROA, DER, EPS, Inflasi dan PDB dianggap konstan), maka akan meningkatkan harga saham sebesar 16,440. 4) Setiap kenaikan variabel EPS sebanyak satu skor (variabel ROA, DER, CR, Inflasi dan PDB dianggap konstan), maka akan meningkatkan harga saham sebesar 9,820. 5) Setiap kenaikan variabel Inflasi sebanyak satu skor (variabel ROA, DER,CR, EPS dan PDB dianggap konstan), maka akan menurunkan harga saham sebesar 7.800,966. 78 6) Setiap kenaikan variabel PDB sebanyak satu skor (variabel ROA, DER, CR, EPS dan Inflasi dianggap konstan), maka akan menurunkan harga saham sebesar 3.054,802. Hasil uji t terhadap koefisien regresi b1 (ROA), b2 (DER), b3 (CR), b4 (EPS), b5 (Inflasi), b6 (PDB) menunjukkan tb1 = -1,744 (sig. = 0,87), tb2 = 3,493 (sig. = 0,001), tb3 = 0,543 (sig. = 0,590), tb4 = 10,282 (sig. =0,000), tb5 = -2,605 (sig. = 0,12), dan tb6 = -1,549 (sig. = 0,128). Hasil t tabel untuk n-k = 55-6 =49 dengan derajat kepercayaan 95% uji dua arah diperoleh t tabel 2,010. Maka hasil uji t dijelaskan sebagai berikut: 1) t-hitung untuk variabel ROA lebih kecil dari t-tabel (-1,744< 2,010), sedangkan nilai probabilitas atau p-value atau signifikansi (sig) variabel ROA adalah 0,87, maka nilai p-value atau sig. lebih besar dari α = 0,05 (0,87 > 0,05) maka pengaruh ROA terhadap harga saham adalah tidak berpengaruh signifikan. 2) t-hitung untuk variabel DER lebih besar dari t-tabel (3,493 > 2,010), sedangkan nilai probabilitas atau p-value atau signifikansi (sig) variabel DER adalah 0,001, maka nilai p-value atau sig. lebih kecil dari α = 0,05 (0,01 < 0,05) maka pengaruh ROA terhadap harga saham adalah berpengaruh signifikan. 3) t-hitung untuk variabel CR lebih kecil dari t-tabel (0,543 < 2,010), sedangkan nilai probabilitas atau p-value atau signifikansi (sig) variabel CR adalah 0,590, maka nilai p-value atau sig. lebih besar dari α = 0,05 79 (0,590 > 0,05) maka pengaruh ROA terhadap harga saham adalah tidak berpengaruh signifikan. 4) t-hitung untuk variabel EPS lebih besar dari t-tabel (10,282 > 2,010), sedangkan nilai probabilitas atau p-value atau signifikansi (sig) variabel EPS adalah 0,000, maka nilai p-value atau sig. lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 < 0,05) maka pengaruh ROA terhadap harga saham adalah berpengaruh signifikan. 5) t-hitung untuk variabel Inflasi lebih kecil dari t-tabel (-2,605 < 2,010), sedangkan nilai probabilitas atau p-value atau signifikansi (sig) variabel Inflasi adalah 0,012, maka nilai p-value atau sig. lebih kecil dari α = 0,05 (0,012 < 0,05) maka pengaruh ROA terhadap harga saham adalah berpengaruh signifikan. 6) t-hitung untuk variabel PDB lebih kecil dari t-tabel (-1,549 < 2,010), sedangkan nilai probabilitas atau p-value atau signifikansi (sig) variabel PDB adalah 0,128, maka nilai p-value atau sig. lebih besar dari α = 0,05 (0,128 > 0,05) maka pengaruh ROA terhadap harga saham adalah tidak berpengaruh signifikan. Hasil persamaan regresi berganda dari hasil uji t terhadap masing-masing koefisien dapat disajikan pada tabel sebagai berikut: 80 Tabel 5.7 Uji t Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) 5.5. Pembahasan Mengacu dari hasil analisis deskriftif dan analisis data penelitian, maka interpretasi penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pengaruh variabel ROA, DER, CR, EPS, Inflasi dan PDB secara bersama – sama terhadap harga saham adalah (R = 0,857). 2) Kontribusi pengaruh variabel ROA, DER, CR, EPS, Inflasi dan PDB terhadap Harga Saham dapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi yaitu R2 = 0,735 atau 73,5 % sedangkan sisanya sebesar 26,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 3) Hasil Uji F diperoleh nilai F hitung > nilai F tabel (22,148 > 2,010). begitu juga dengan nilai probabilitasnya, di mana nilai signifikan (sig.) sebesar 0,000 < 0,05 maka ROA, DER, CR, EPS, Inflasi dan PDB secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 81 4) Persamaan model regresi liner berganda diperoleh: Y = 700,850 – 2951,255ROA + 341,235DER + 16,440CR + 9,820EPS – 7800,966Inflasi – 3054,802PDB 5) Hasil uji t diperoleh sebagai berikut: a. t-hitung untuk variabel ROA lebih kecil dari t-tabel (-1,744< 2,010), dengan nilai signifikan lebih besar dari α = 0,05 (0,87 > 0,05) maka pengaruh ROA terhadap harga saham adalah tidak berpengaruh signifikan. b. t-hitung untuk variabel DER lebih besar dari t-tabel (3,493 > 2,010), dengan nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 (0,01 < 0,05) maka pengaruh DER terhadap harga saham adalah berpengaruh signifikan. c. t-hitung untuk variabel CR lebih kecil dari t-tabel (0,543 < 2,010), dengan nilai signifikan lebih besar dari α = 0,05 (0,590 > 0,05) maka pengaruh CR terhadap harga saham adalah tidak berpengaruh signifikan. d. t-hitung untuk variabel EPS lebih besar dari t-tabel (10,282 > 2,010), dengan nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 < 0,05) maka pengaruh EPS terhadap harga saham adalah berpengaruh signifikan. e. t-hitung untuk variabel Inflasi lebih kecil dari t-tabel (-2,605 < 2,010), dengan nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 (0,012 < 0,05) maka pengaruh inflasi terhadap harga saham adalah berpengaruh signifikan. f. t-hitung untuk variabel PDB lebih kecil dari t-tabel (-1,549 < 2,010), dengan nilai signifikan lebih besar dari α = 0,05 (0,128 > 0,05) maka 82 pengaruh PDB terhadap harga saham adalah tidak berpengaruh signifikan. 6) Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. Kolmogorov-Smirnov ROA, DER, CR, EPS, Inflasi dan PDB lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka distribusi data dinayatakan normal. Adapun hasil uji normalitas secara grafik menunjukkan bahwa sebaran data yang ada pada histogram dan P=P Plot menyebar merata ke semua daerah kurva normal dengan pola distribusi yang memusat di tengah dan memiliki titik-titik tersebar garis diagonal maka data berdistribusi normal. 7) Hasil uji multikolinieritas atas menunjukkan bahwa nilai VIF masingmasing prediktor terbebas dari multikolinier adalah Karena nilai VIF prediktor tidak melebihi nilai 10. Ini berarti model regresi dapat dikatakan terbebas dari multikolinier karena tidak adanya kemiripan antar variabel independen dalam model regresi. 8) Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa gambar scatter plot yang didapatkan menyebar ke segala bidang. Dengan demikian, tidak terjadi persoalan atau gangguan heteroskedastisitas. 9) Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa Durbin Watson adala 2,078 menunjukkan bahwa model tersebut terbebas dari masalah autokorelasi.