BAB VIII ETIKA ILMIAH Etika, lengket (inhaerent) dengan ilmu. Apakah sebenarnya tujuan dad ilmu ? Jawabannya beraneka ragam, misal untuk kemajuan, perkembangan ekonomi dan teknik, kemewahan hidup, kekayaan, kebahagiaan kemanusiaan, menemukan har-ta dptaan Tuhan. Nilai ilmu adalah pada penerapannya. llmu mengabdi kepada masyarakat. Disinilah lengketnya etika dengan ilmu. Masalah mendasar yang diha-dapi ilmuwan adalah kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia. Disinilah letak tanggung jawab ilmuwan, moral, akhlaq amat diperlukan. 1. Kedudukan Nilai Etis Dalam Ilmu Pengetahuan Etika adalah perilaku atau tindakan dan pada retleksi atas tindakan tersebut Tindakan manusia dengan prinsip-prinsip yang mendasari itu dinamakan moralitas. Etika sebagai reflek di filsafat adalah elaborasi metodis dan sistematik tentang norma dan nilai yang mendasari tindakan manusia. Etikamerupakan ilmu normatif, karena berbicara tentang apa yang seharusnya dilakukan. Etika tidak sama dengan etiket yaitu sopan santun. Etika merupakan prinsip-prinsip moral yang diterapkan oleh suatu profesi.Kode etik merupakan etika terapan. Tetapi tidak semua etika profesional adalah terapan. Etika profesional merupakan sebagian dari etika terapan. Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu umum dan khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika berkaitan dengan masalah nilai. Karena etika pada pokoknya membicarakan masalah predikat nilai susila dan tidak susila, baik dan buruk. Etika khusus adalah bagaimana seseorang harus bertindak dalam bidang atau masalah tertentu. Menurut Magnis Suseno (1987) etika khusus dibagi menjadi dua yaitu : 1. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap did sendiri dalam kaitannya dengan kedudukan manusia sebagai warga masyarakat, 2. Etika sosial membahas kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat Berfungsi membuat manusia sadar akan tanggung jawab dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Etika profesi adalah etika khusus dalam etika sosial, yaitu mempunyai tugas dan tanggung jawab. Para ilmuwan harus berorientasi pada rasa sadar akan tanggung jawab profesi dan tanggung jawab sebagai ilmuwan yang melatar belakangi corak pemikiran ilmiah dan sikap ilmiahnya. Kedua, etika tersebut tidak dapat dipisahkan; oleh karena kewajiban terhadap diri sendiri dan sebagai anggota masyarakat tidak dapat dipisahkan. Pada hakekatnya Universitas Gadjah Mada 1 hubungan manusia dengan alam bersifat intrinsik, kosmologis dan etis-epistemologis. Hubungan manusia mempunyai ikatan kosmos dengan lingkungannya bersifat mutlak dan obyektif yang terjalin dalam suatu ekosistem. Ciri utama manusia adalah sebagai makhluk berbudaya. Kebudayaan ini terwujud karena dalam rangka interaksinya dengan sesama manusia dan dengan alam lingkungan hidupnya. Didalam kehidupan manusia terdapat dua sikap, yaitu : 1. Mengembangkan ilmu dan teknologi untuk menguasi dan menundukan alam. Sehingga manusia mempunyai sikap superior, yang berkehendak untuk menguasai alam tanpa memperhitungkan kemampuan dan kelestariannya. 2. Mendewakan alam. Manusia menyerah dengan struktur dan norma yang ada pada alam. Akibatnya tidak mampu membedakan mana obyek dan subyek, selanjutnya tidak mampu mengembangkan ilmu dan teknologi. Manusia sebagai mahluk Tuhan berada hersama-sama dengan alam dan berada di dalam alam. Oleh karena itu manusia harus senantiasa menjaga kelestarian alam dalam keseimbangannya yang bersifat mutlak. Kewajiban ini merupakan kewajiban moral, yang datang dari nuraninya. Beberapa prinsip etis yang bersifat umum : 1. Manusia secara moral tidak boleh melakukan apa saja yang dapat dilakukan. Masalahnya adalah batas-batas apa yang tidak boleh dilanggar dalam proses tersebut. 2. Pengembangan ilmu dan teknologi harus diabdikan kepada kesejahteraan manusia. Masalahnya bukan hanya menjamin dasar biologis kelangsungan kehidupan manusia, tetapi bahwa di masa depan akan dapat hidup secara manusiawi dalam segala dimensiya. 3. Dihindari kerugian pada manusia dan alam. Dengan rekayasa genetik berbagai aspek kehidupan manusia dapat diperbaiki tetapi juga dapat mengalalmi kerusakan yang berpengaruh pada generasi yang akan datang. 4. Manfaat maksimum bagi semua. Yang menjadi berkembang bukan hanya kesejahteraan dari mereka yang dapat memanfaatkan ilmu dan teknologi secara langsung, tetapi harus dipertimbangkan penduduk yang lebih miskin, generasi yang akan datang, solidaritas dengan makhluk hidup. 5. Keadilan sosial yang mencakup dua aspek, yakni persamaan dalam hak (equality) dan kesempatan riil bagi semua(equity). 2. Masyarakat Ilmiah dan Etika Ilmiah Moral adalah moral keilmuan, memiliki ruang lingkup secara khusus namun tanggung jawab serta kewajiban moral berlaku baginya. Para ilmuwan perlu memiliki visi Universitas Gadjah Mada 2 moral yaitu moral khusus sebagai ilmuwan. Moral di dalam filsafat ilmu disebut sebagai sikap ilmiah. Moral ilmiah dinyatakan bahwa ilmu mempunri sifat universalisme, komunalisme, diinterstedness, dan skeptisisme yang terorganisasi. Kata bermoral mengacu pada bagaimana masyarakat yang berbudaya berperilaku. Beretika mengacu bagaimana seharusnya berperilaku. Etika memberikan nasehat mengenai perilaku, biasanya dalam bentuk ungkapan, mutiara kata, peribahasa. Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat obyektif. Sikap ilmiah membahas tentang bagai-mana cara untuk mencapai suatu ilmu yang bebas dari prasangka pribadi dan dapat dipertanggung jawabkan secara sosial untuk melestarikan dan keseimbangan alam semesta, dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan. Artinya selaras dengan kehendak manusia dan kehendak Tuhan. Sikap ilmiah yang perlu dimiliki oleh ilmuwan adalah : 1. Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang obyektif dengan menghilangkan pamrih dan kesenangan pribadi. 2. Bersikap selektif. 3. Rasa percaya terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indera serta budi. 4. Adanya sikap berdasar pada suatu kepercayaan dan dengan merasa pasti bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahlu telah mencapai kepastian. 5. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan hams selalu tidakpuas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya. 6. Memiliki sikap etis yang selalu berkehendak untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara. 3. Masyarakat llmiah dan Pengembangan Ilmu Tampilan sopan dan menghormati tamu merupakan etiket pergaulan. Berupaya untuk jujur dan berkata benar adalah berperilaku balk. Sikap patriotik, demokrat, dan solider merupakan watak pribadi terpuji. Mencari yang indah, logis, fungsional merupakan upaya mencari practical values (nilal praktis). Berjuang untuk keadilan, kebenaran, merupakan perjuangan mempertahankan living values atau nilai-nilai moral kehidupan manusia. Etika ilmu merupakan acuan moral bagi pengembangan ilmu. Tampilnya dapat berupa, visi, misi, keputusan, pedoman perilaku,dan kebijakan moral dalam pengembangan ilmu. Dalam pengem bangan ilmu sering digunakan values praktis : trial and error. Masalahnya bila error tidak memberi aki bat fatal dapat ditolelir. Karena itu perlu ditetapkan standar eksperimentasi dalam pengembangan ilmu. Universitas Gadjah Mada 3 Masalah etika dalam pengembangan ilmu dipilah menjadi 4 klaster (Noeng Muhadjir) :1.Temuan basic researh, 2. Temuan rekayasa teknologi, 3. Dampak sosial pengendalian teknologi, dan 4. Rekayasa sosial. Universitas Gadjah Mada 4