Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Stetoskop Wireless dengan Output Grafik dan Suara Tamppil Personal Computer (PC) (Reinalta Nimas Ritonga, Torib Hamzah, Moch. Prastawa Assalim T.P) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya Salah satu cara yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung adalah dengan mendengarkan suara jantung (Phonocardiogram) melalui penggunaan stetoskop. Suara jantung yang dihasilkan pada beberapa kasus penyakit jantung menunjukkan adanya pola tertentu yang bisa dikenali. Pola suara ini dapat diambil sebagai bahan untuk mengambil diagnosis. Suara jantung didapatkan dari aktivitas mekanik jantung yang disensor oleh stetoskop pre-amp mic condensor. Suara jantung akan diproses pada rangkaian filter. Output dari filter akan masuk pada rangkaian gain dan mikrokontroller. Dalam pengolah data untuk dapat ditampilkan pada PC penulis menggunakan IC ATmega8 sebagai pemroses mikrokontroller. Proses pemantauan alat ini dilakukan dengan menampilkan sinyal pada delphi7. Sedangkan data yang berupa suara akan di kuatkan oleh gain dan bass boost sehingga ouput suara dapat dikeluarkan melalui speaker. Instrumentasi suara jantung berdasarkan dari hasil pengujian dan pengukuran menggunakan Pre-Amp Mic Condensor yang terpasang pada stetoskop sudah berfungsi dengan baik. Untuk Low Pass Filter dengan frekunsi cut off 159,2 Hz terjadi penguatan 3Db yaitu 1.12 V. Dan High Pass Filter cut off 19,5 Hz terjadi penguatan -3dB yaitu 1.52 V. Setelah melakukan proses perencanaan, percobaan, pembuatan modul, dan pengujian serta pendataan dapat disimpulkan bahwa alat “Stetoskop Wireless dengan Output Grafik dan Suara Tampil Personal Computer (PC)’ dapat digunakan dan sesuai perencanaan. Kata Kunci: Phonocardiograph, Low Pass Filter, High Pass Filter, Delphi7, Speaker. PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu cara yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung adalah dengan mendengarkan suara jantung (Phonocardiogram) melalui penggunaan stetoskop, teknik ini dikenal dengan teknik auskultasi. Suara jantung yang dihasilkan pada beberapa kasus penyakit jantung menunjukkan adanya pola tertentu yang bisa dikenali. Pola suara ini dapat diambil sebagai bahan untuk mengambil diagnosis (Jun Saptaji Mohammad, Joko Haryatno, Achmad Rizal, 2010). Cara kerja perekaman pada pasien yaitu dengan meletakkan stetoskop mic condenser di Pulmonary Artery yang berfungsi sebagai sensor Suara Jantung. Hasil rekaman yang berupa output suara akan keluar melalui speaker, sedangkan hasil rekaman yang berupa output grafik ditampilkan melalui PC (Personal Computer). Pentingnya klasifikasi suara jantung didukung oleh banyaknya penelitian yang sudah dilakukan. Salah satunya penelitian penyakit jantung melalui diagnosis kelainan suara jantung dengan auskultasi menggunakan stetoskop, tetapi dalam mendapatkan diagnosis suara jantung normal dan tidak normal yang akurat, merupakan suatu keterampilan yang sulit. Hal ini dikarenakan suara jantung Seminar Tugas Akhir menempati frekuensi yang cukup rendah sekira 20 – 400 Hz, kepekaan telinga dan pola suara yang mirip antara jenis suara jantung yang satu dengan yang lain. Mengingat faktor-faktor di atas memungkinkan terjadinya kesalahan diagnosis apabila prosedur auskultasi tidak dilakukan dengan benar (Jun Saptaji Mohammad, Joko Haryatno, Achmad Rizal, 2010). Stetoskop Elektronik Berbasis PC untuk Auskultasi Jantung pernah dibuat oleh (Badarudin Hakim, 2010), output dari alat ini berupa suara yang keluar melalui speaker dan grafik dari sinyal suara jantung yang ditampilkan melalui Personal Computer (PC) tetapi alat ini memiliki kekurangan pada software yang digunakan, yaitu mempunyai presisi dan akurasi yang kecil. Stetoskop Elektronik pernah dibuat oleh ( Fita Restanty, 2015 ) tetapi hanya menampilkan output suara melalui headphone dan LED sebagai indikator BPM, alat ini memiliki kekurangan yaitu pada output bass boost masih banyak noise sehingga suara yang dihasilkan tidak terlalu bagus. Dari latar belakang masalah diatas, Penulis mengembangkan alat tersebut menjadi stetoskop wireless dengan output suara jantung yang dikeluarkan melalui speaker sedangkan hasil rekaman yang berupa output grafik suara jantung ditampilkan ke PC (Personal Computer). Batasan Masalah Agar tidak terjadi perluasan masalah maka akan dibatasi masalah tersebut, antara lain : 1. Posisi perekaman suara jantung pada tubuh dilakukan di posisi Pulmonary Artery (PA) / Katup Pulmonary. 2. Sensor yang digunakan adalah mic condenser. 3. Perekaman suara jantung (PCG) menggunakan Stetoskop. 4. Menggunakan IC mikrokontroller ATMega8. Juni 2017 5. Menggunakan Modul HC 05 untuk mentransfer sinyal. 6. Output grafik suara jantung ditampilkan pada PC menggunakan software Delphi7. 7. Output suara jantung dikeluarkan melalui speaker. Rumusan Masalah Dapatkah dibuat alat Stetoskop Wireless dengan Output Grafik dan Suara Tampil Personal Computer (PC)? Tujuan Tujuan Umum Dibuat alat Stetoskop Wireless dengan Output Grafik dan Suara Tampil Personal Computer (PC). Tujuan khusus 1. Membuat rangkaian gain. 2. Membuat rangkaian filter. 3. Membuat rangkaian minimum system microcontroller ATMega8. 4. Membuat rangkaian bass boost. 5. Membuat software pada pemrograman Delphi untuk tampilan hasil grafik sinyal suara jantung. 6. Manfaat Manfaat Teoritis Untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang teknik elektromedik khususnya pada alat Stetoskop Wireless dengan Output Grafik dan Suara Tampil Personal Computer (PC). Manfaat Praktis Diharapkan dengan menggunakan alat ini dapat membantu mengklasifikasikan dan menjelaskan kelainan jantung yang sebelumnya terjadi kerusakan pada jantung yang menyebabkan terjadinya ketidaknormalan murmur (membuka dan menutupnya katup jantung) melalui sinyal suara jantung. Seminar Tugas Akhir METODOLOGI Diagram Blok Gambar 2.1 Blok Diagram Keseluruhan Juni 2017 HC05. Selanjutnya data tersebut diolah dengan program Delphi dan ditampilkan di monitor. Diagram Alir 1. Transmitter Mic Condenser digunakan untuk mengkonversi suara yang ditimbulkan jantung menjadi tegangan. Pre – Amp untuk menguatkan siyal yang dihasilkan oleh Mic Condenser. Rangkaian ini yang akan dihubungkan dengan stetoskop dalam proses merekam suara jantung. Tegangan yang dihasilkan sebagai input rangkaian gain, pada rangkaian ini tegangan akan dikuatkan. Tegangan yang dihasilkan sebagai input rangkaian pengolah sinyal yaitu filter untuk sinyal suara jantung antara 20Hz sampai 500Hz. Output dari rangkaian filter akan masuk ke summing dan masuk ke bass boost, output yang masuk summing akan dinaikkan referensinya, sedangkan output yang masuk ke bass boost akan menekan frekuensi terendah. Output dari bass boost akan keluar melalui speaker. Tegangan yang dihasilkan oleh summing sebagai input rangkaian Notch Filter digunakan untuk menghilangkan noise jala-jala frekuensi 50Hz. Output dari Notch filter akan diubah menjadi data digital oleh ADC dari Atmega8. Selain itu mikrokontroller Atmega8 juga berfungsi untuk mengatur komunikasi serial dengan personal computer (PC). Data digital dari ADC Atmega8 diterima oleh personal computer (PC) melalui Bluetooth Gambar 2.2 Diagram Alir Transmiter Seminar Tugas Akhir Juni 2017 HASIL DAN ANALISA 2. Receiver 3.1 Hasil pengukuran Amplitudo Satuan dari Amplitudo adalah dimana Vpp ( tegangan peak to peak ) merupakan tegangan yang didapatkan dari tinggi sinyal ( dari puncak atas hingga bawah ) dikalikan dengan Volt / DIV. Berikut yang dimaksud dengan Vpp : Peak to peak Gambar 3.1 Penjelasan peak to peak Tabel 3.1 Hasil pengukuran Amplitudo Gambar 2.3 Diagram Alir Reciefer Diagram Mekanis Data ke Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 Data 5 Rata – rata Error Osiloskop 0,5 Vpp 0,4 Vpp 0,7 Vpp 0,5 Vpp 0,4 Vpp 0,5 Vpp Delphi 0,56 Vpp 0,56 Vpp 0,8 Vpp 0,56 Vpp 0,5 Vpp 0,51 Vpp 0,02 % 3.2 Hasil pengukuran Periode Periode adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang ( puncak 1 ke puncak selanjutnya ), secara perhitungan periode diperoleh dari Lebar Kotak ( puncak 1 ke puncak selanjutnya ) dikalikan dengan Time / DIV. Berikut yang Gambar 2.4 Diagram Mekanik dimaksud dengan periode : Seminar Tugas Akhir Juni 2017 3.4 High Pass Filter Nilai dari tegangan output (Vout) pada tiap frekuensi yaitu 10, 19.5, 30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90 Hz dapat diketahui melalui pengukuran dengan osiloskop dan function. Besarnya tegangan input disetting 2 Vollt. Dengan adanya data nilai Vout dan Vin maka besarnya penguatan tiap frekuensi dapat diketahui melaui rumus Vout dibagi dengan Gambar 3.2 Penjelasan mengenai periode Tabel 3.2 Hasil pengukuran Periode Data ke Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 Data 5 Rata – rata Error Osiloskop 0,8 s 0,8 s 0,8 s 0,8 s 0,8 s 0,8 s Vin Sedangkan Acl berdasarkan perhitungan menggunakan rumus berikut ini : Delphi 0,76 s 0,73 s 0,8 s 0,73 s 0,8 s 0,76 s 0,05 % 𝑊 𝐹𝑖𝑛 = 𝑊𝑐 𝐹𝑐 1 Acl = 3.3 Pre – Amplifier Output sinyal suara jantung yang keluar dari Saat frekuensi 10 Hz : pre – amp mic condensor saat ada pasien sudah jelas akan tetapi masih terdapat noise karena frekuensi suara jantung belum di filter. Dari hasil pengukuran dengan osiloskop Vin dari rangkaian pre – amp yaitu 4,48 Volt sedangkan Vout yaitu 2,72 Volt. Dengan diketahui nilai Vout dan Vin maka besarnya penguatan (Acl) dapat diketahui dengan rumus perhitungan berikut ini : 𝑊 𝐹𝑖𝑛 = 𝑊𝑐 𝐹𝑐 𝑊 10 = 𝑊𝑐 19,5 𝑊 = 0,51 𝑊𝑐 𝑊 = 0,51 . 𝑊𝑐 Acl = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑖𝑛 𝑊 = 0,51 . √ = 2,72 4,48 𝑊 4 = 0,068 . = 0,607 kali 4 √1+ 4 4 4 𝑊 .𝑅 .𝐶 0,5 𝑅𝐶 0,25 𝑅4 . 𝐶 4 Seminar Tugas Akhir Juni 2017 1 Acl = 4 √1+ 4 4 4 𝑊 .𝑅 .𝐶 𝑊 𝐹𝑖𝑛 = 𝑊𝑐 𝐹𝑐 1 Acl = 4 √1+(0,068 . 0,25 ).𝑅4 .𝐶4 4 4 𝑅 .𝐶 Acl = Acl = 1 Acl = 4 √1+0,068 .0,25 1 √1+4𝑊 4 .𝑅4 .𝐶 4 1 4 √1+0,017 Acl = 1 √1+235,29 Acl = 1 √1+236,29 Acl = 1 15,37 Saat frekuensi 10 Hz : 𝑊 𝐹𝑖𝑛 = 𝑊𝑐 𝐹𝑐 𝑊 10 = 𝑊𝑐 159,2 Acl = 0,065 x Tabel 3.3 Hasil Acl pengukuran HPF No Fin Vin Vout 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hz 19,5 Hz 30 Hz 40 Hz 50 Hz 60 Hz 70 Hz 80 Hz 90 Hz 2V 2V 2V 2V 2V 2V 2V 2V 2V 1,12 V 1,52 V 1,68 V 1,76 V 1,84 V 1,92 V 2V 2V 2V HPF Acl Acl pengukuran perhitungan 0,56 x 0,76 x 0,84 x 0,88 x 0,92 x 0,96 x 1x 1x 1x 0,065 x 0,24 x 0,51 x 0,72 x 0,85 x 0,92 x 0,95 x 0,97 x 0,98 x Error (%) 0,88 % 0,68 % 0,39 % 0,18 % 0,08 % 0,04 % 0,05 % 0,03 % 0,02 % 𝑊 = 0,063 𝑊𝑐 𝑊 = 0,063 . 𝑊𝑐 0,5 𝑊 = 0,063 . √𝑅𝐶 𝑊 4 = 1,58 𝑥 10−5 . 𝑊4 = 0,395 𝑥 10−5 𝑅4 . 𝐶 4 𝑊4 = 3,95 𝑥 10−6 𝑅4 . 𝐶 4 3.5 Low Pass Filter Nilai dari tegangan output (Vout) pada tiap frekuensi yaitu 10, 50, 100, 159,2, 200, 300, 400, 500 dan 600 Hz dapat diketahui melalui pengukuran Acl = dengan osiloskop dan function. Besarnya tegangan input disetting 2 Vollt. Dengan adanya data nilai Acl = Vout dan Vin maka besarnya penguatan tiap frekuensi dapat diketahui melaui rumus Vout dibagi dengan Vin Sedangkan Acl berdasarkan perhitungan menggunakan rumus berikut ini : 0,25 𝑅4 . 𝐶 4 Acl = Acl = 1 √1+4𝑊 4 .𝑅4 .𝐶 4 1 3,95 𝑥 10−6 √1+4( ).𝑅4 .𝐶 4 𝑅4 .𝐶4 1 √1+15,8 𝑥 10−6 1 √1+0,0000158 Seminar Tugas Akhir Acl = Juni 2017 1 √1,0000158 filter akan memblok frekuensi tersebut agar noise dari jala – jala yang sebesar 50 Hz tidak merusak 1 Acl = 1,0000079 karakteristik sinyal jantung. Untuk frekuensi yang Acl = 0.9921 x di bawah atau di atas 50 Hz akan diloloskan. Pada tabel 4.3 diperoleh data ketika frekuensi 50 Hz Tabel 3.4 Hasil Acl pengukuran LPF maka tegangan output akan jatuh mendekati titik nol. LPF No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fin Vin 10 Hz 50 Hz 100 Hz 159,2 Hz 200 Hz 300 Hz 400 Hz 500 Hz 600 Hz 2V 2V 2V 2V 2V 2V 2V 2V 2V Vout 1,68 V 1,68 V 1,52 V 1,12 V 0,88 V 0,56 V 0,4 V 0,32 V 0,24 V 3.8 Amplifier Acl Acl pengukuran perhitungan 0,84 x 0,84 x 0,76 x 0,56 x 0,44 x 0,28 x 0,20 x 0,16 x 0,12 x 0,9921 x 0,96 x 0,93 x 0,709 x 0,53 x 0,27 x 0,16 x 0,10 x 0,07 x Error (%) 0,18 % 0,14 % 0,22 % 0,26 % 0,20 % 0,04 % 0,2 % 0,4 % 0,4 % Besarnya tegangan input (Vin) yaitu 0,16 Volt sedangka hasil pengukuran tegangan output (Vout) pada rangkaian amplifier yaitu 9,68 Volt. Dengan diketahui nilai Vout dan Vin maka besarnya penguatan (Acl) dapat diketahui dengan rumus perhitungan berikut ini : Acl = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑖𝑛 9,68 = 0,16 3.6 Adder Besarnya nilai tegangan input dari rangkaian = 60,5 kali adder adalah 0,16 Volt, tegangan input dari rangkaian adder sebagai tegangan AC (VAC). Pada 3.9 Bass Boost gambar 4.4 menunjukkan hasil pengukuran dari Besarnya tegangan input (Vin) yaitu 9,68 tegangan tambahan atau tegangan DC (VDC) yaitu Volt sedangkan hasil pengukuran tegangan output 0,88 Volt sedangkan Gambar 4.5 menunjukkan (Vout) pada rangkaian bass boost yaitu 9,84 Volt,. hasil pengukuran dari tegangan output yaitu 1,04 Dengan diketahui nilai Vout dan Vin maka Volt. Nilai tegangan output apabila dihitung dengan besarnya penguatan (Acl) dapat diketahui dengan rumus yaitu : rumus perhitungan berikut ini : Vout = VAC + VDC = 0,16 + 0,88 = 1,04 Volt Acl = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑖𝑛 9,84 = 9,68 = 1,02 kali 3.7 Notch Filter Output dari notch filter berupa garis lurus ketika frekuensinya 50 Hz hal ini dikarenakan notch Seminar Tugas Akhir Juni 2017 +5v J1 U1A 8 PEMBAHASAN Rangkaian Keseluruhan C2 1 2 3 2 100 uF J2 + 1 1 2 - INPUT +5v LM358 4 R3 33 K OUTPUT 0 R2 1K +5v J3 R1 1 2 10 K D1 2,4 V SUPPLY 0 C1 10 uF 0 0 Gambar 4.1. Rangkaian Pre Amp Gambar 4.4. Rangkaian Adder C1 0 10 uF 0 U1 2 3 J4 C2 5 1 2 C4 4,7 nF 6 7 INPUT LM386 - 10 K 4 8 1 R1 1 2 + J1 J2 220 uF OUTPUT 1 2 J5 C3 220 nF 0 TES POINT R2 10 R 1 2 +12 0 +12 TES POINT 0 0 0 J3 Gambar 4.2. Rangkaian High Pass Filter 1 2 SUPPLY 0 Gambar 4.5. Rangkaian Amplifier Gambar 4.3. Rangkaian Low Pass Filter Seminar Tugas Akhir Juni 2017 +12 C1 220 nF J1 R1 1 2 0 6 7 10 K INPUT 3 J4 2 5 - U1 4 8 1 1 2 C4 + C2 33 nF J2 1 2 C3 47 nf LM386 R2 220 uF OUTPUT 100 K R4 TES POINT J5 R3 10 1 2 10 K TES POINT 0 +12 0 0 0 0 J3 0 0 1 2 SUPPLY 0 Gambar 4.6. Rangkaian Bass Boost J1 R1 J2 R2 2 1 1 2 47 K C1 47 K 100 nF INPUT 0 C2 J3 OUTPUT 1 2 C3 TES POINT 100 nF 100 nF 0 2 1 R3 12 K 0 J4 Ketika baterai menyupply semua tegangan ke rangkaian, yang pertama stetoskop mic condenser diletakkan pada titik pulmonary pasien, maka sinyal suara dari jantung akan masuk ke rangkaian pre amplifier, pada rangkaian ini sinyal suara jantung akan dikuatkan. Setelah itu masuk ke pengolah sinyal yaitu rangkaian filter, filter yang digunakan yaitu High Pass Filter dengan frekuensi cutoff 20 Hz dan Low Pass Filter dengan frekuensi cutoff 159.4 Hz. HPF akan melewatkan sinyal dengan frekuensi di atas frekuensi cut off dan membuang atau menekan sinyal dengan frekuensi di bawah frekuensi cut off, sedangkan LPF HPF akan melewatkan sinyal dengan frekuensi di bawah frekuensi cut off dan membuang atau menekan sinyal dengan frekuensi di atas frekuensi cut off. Output dari filter akan masuk ke input rangkaian Gain dan input rangkaian summing. Pada rangkaian Gain sinyal suara akan dikuatkan dengan besar penguatan 200 kali. Output rangkaian Gain akan masuk ke rangkaian bass boost, dimana rangkaian bass boost adalah rangkaian yang berfungsi memperkuat nada bass dan treble yang nantinya akan keluar melalui speaker. GROUND Gambar 4.7 Rangkaian Notch Filter Output filter yang masuk ke summing akan diteruskan menuju notch filer dan kemudian masuk ke mikrokontroller dimana data yang dihasilkan akan diolah, dari sinyal analog akan masuk ke rangkaian minimum system pada PC0 (ADC0) untuk dirubah menjadi data digital. Kemudian data yang dihasilkan yang berupa sinyal suara jantung atau grafik akan ditampilkan di personal computer melalui bluetooth. 1. 2. Gambar 5.8 Minimum System Kelemahan Sistem Karakteristik sinyal suara jantung yang perlu diperbaiki karena masih kurang bagus. Memperhalus outpu suara dari speaker agar lebih jelas suara jantungnya. Seminar Tugas Akhir Juni 2017 DAFTAR PUSTAKA PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan tujuan pembuatan modul dapat disimpulkan bahwa : 1. Dapat dibuat penyadap sinyal suara jantung menggunakan rangkaian Pre-Amp Mic Condenser sebagai sensor suara 2. Dapat dibuat filter pengolah sinyal suara jantung dengan frekuensi 20 (19.4) Hz sampai 159 Hz menggunakan rangkaian Low Pass Filter dan High Pass Filter. 3. Dapat mengolah software transmitter mikrokontroller sebagai konversi data analog ke data digital sinyal suara jantung, sehingga sinyal dapat dikirim dan ditampilkan pada Personal Computer. 4. Dapat dibuat rangkaian minimum system mikrokontroller dengan menggunakan pin ADC.0 sebagai pengolah data sinyal suara jantungn. Dan Port.D sebagai pengiriman data digital melalui Bluetooth HC05. 5. Dapat mengolah software untuk menampilkan data yang diterima melalui Bluetooth HC05 pada Delphi7 dalam bentuk sinyal. 1. 2. 3. 4. Saran Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penyempurnaan penelitian lebih lanjut : Merubah tampilan berbasis mikrokontroller menggunkan LCD Grafik. Menambahkan karakteristik pulsa S3 dan S4 dari sinyal suara jantung. Melakukan perbaikan karakteristik sinyal suara jantung. Melakukan perbaikan suara jantung agar output suara pada speaker lebih bagus. Anggraeni, Lisa, 2006. Deteksi Kelainan Jantung Dengan Analisis Phonocardiogram Menggunakan Metode Linear Predictive Coding dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation. Tugas Akhir . STTTELKOM. Bandung. Badarudin Hakim, 2010. Stetoskop Elektronik Berbasis PC untuk Auskultasi Jantung. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektromedik – Poltekkes Kemenkes Surabaya. Burnside-Mc Glynn, 1995. Adams Diagnosis Fisik. EGC, Jakarta. Carpenter G.A. y Grossberg S, 1987. ART2: Selforganizing of stable category recognition codes for analog input patterns. Applied Optics, Vol. 16, N 23. England. Delp and Manning, 1996. Major Diagnosis Fisik. EGC, Jakarta. Fita Restanty, 2015. Stetoskop Elektronik. . Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektromedik – Poltekkes Kemenkes Surabaya. Freeman, James A. and Skapura, David M, 1992. Neural Networks; Algorithms, Applications, and Progamming Techniques. Addison-Wesley Publishing Company, England. Hudson, Donna L, and Cohen, Maurice E, 1999. Neural Networks and Artificial Intelligence for Biomedical Engineering . IEEE Press. America. Jun Saptaji Mohammad, Joko Haryatno dan Achmad Rizal, 2010. Deteksi Kelainan Jantung Melalui Phonocardiogram (PCG) Menggunakan Metode Jaringan Seminar Tugas Akhir Saraf Tiruan Adaptive Resonance Theory. Jurusan Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (diakses September 28, 2016, 12:06:15 PM) Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed, 2010. Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah (diakses Oktober 19, 2016, 09:12:18 PM) Sumadi Suryabrata, 2011. Metodologi Penelitian. Ed. 22, Rajawali Pers. Jakarta Trikueni Dermanto, (2014). Desain Sistem Kontrol. http://trikueni-desainsistem.blogspot.co.id/2014/06/pengerti an-fungsi potensiometer.html Diakses pada Minggu 02 Oktober 2016 17:56 WIB Taufig Hasan, 2000 . Penerapan JST Propagasi Balik dan LPC Untuk Mengkonversi Sinyal Suara ke String Ucapan Suku Kata Bahasa Indonesia Dengan Bantuan Pengolahan Awal RMS. Tugas Akhir. STTTELKOM. Bandung. Walker, James S, 1999. Wavelet and Their Scientific Applications. CRC Press. America. Widodo, Th. Sri, 2010. Analisis Spektral Isyarat Suara Jantung. Universitas Achmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia. Juni 2017