Perancangan Jaringan Berbasis Linux Terminal Service Project

advertisement
Perancangan Jaringan Berbasis Linux Terminal Service
Project (LTSP) Dan Windows Dengan Mengunakan
Teknologi Thin Client.
MY. Teguh Sulistyono
Abstract : The design of Linux-Based Networking Linux Terminal Server Poject (LTSP) and
Windows using Thin Client technology, by harnessing the concept is not feasible to use a
personal computer using windows X86-based server as a display, for use with personal computer
access speed equal to the server. Implementation is done by optimizing a computer network
where the existence of thin client technology will combine the performance of both servers, so as
to produce an interface in accordance with the server performance.
Keywords : Linux Terminal Server Poject (LTSP), Windows, Thin Client.
PENDAHULUAN
Perkembangan komputer dan teknologi semakin pesat dan kompleks dan disukung oleh sumber daya software,
hardware dan brainware yang mendukung terlaksananya fungsi masing-masing sumber daya. Dalam
penerapannya, sumber daya tersebut jika dilakukan lebih dari satu dan saling terhubung antara satu dengan yang
lain, maka diperlukan teknologi jaringan yang memudahkan dalam berbagi data (sharability), dan kemudahan
akses. Dalam penerapan aplikasinya, sumber daya yang berbasis jaringan komputer akan memerlukan biaya yang
sangat bersar, karena sumber daya hardware dan software menggunakan teknologi sekarang atau baru, jika hal itu
diterapkan maka akan menimbulkan pemborosan dana yang tidak sedikit. Agar tidak terjadi pemborosan biaya
dan biaya tidak membengkak tetapi semua akses sama dengan menggunakan teknologi baru maka perlu dilakukan
suatu cara agar jaringan komputer tersebut berbiaya murah tetapi prosesnya cepat.
Berdasar permasalahan diatas maka timbul sebuah pemikiran untuk membenahi dan mengembangkan sebuah
jaringan dengan memanfaatkan sumber daya software yaitu Linux Terminal Server Project (LTSP) yang sudah
ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli yang sifatnya open source dan dipadukan dengan Windows dengan
memanfaatkan personal komputer berbasis X86 sehingga menghasilkan suatu jaringan yang terpadu untuk
mengakses aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan.
MY. Teguh Sulistyono adalah Dosen Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang
53
Techno.Com, Vol. 9 No. 1, Februari 2010
54
PEMBAHASAN
Linux Terminal Server Project (LTSP) adalah salah satu project yang mengeksplorasi kemampuan Linux untuk
aplikasi diskless XTerminal. XTerminal merupakan salah satu model thin client yang dapat dibangun dengan
platform Linux. Teknologi thin client dapat mengoptimalkan komputer berbasis X86 yang dapat dipakai dengan
mode Graphic User Interface (GUI). (http://www.ltsp.org). Sedangkan windows digunakan sebagai tampilan
utama dari client dengan memodifikasi script sehingga spesifikasi komputer yang sangat kecil dapat
menghasilkan kemampuan besar. (http://www.wilisystem.com).
1. Konfigurasi Jaringan
a. Kebutuhan Hardware
Adapun hardware yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Spesifikasi Jaringan
No.
Spesifikasi
1 Server I
Processor Pentium 133 Mhz
RAM 32 MB
Hardisk 1 GG
Monitor, Keyboard, Card VGA
2 Server II
Processor Pentium IV, 2 Ghz
RAM 128 MB
Hardisk 20 GG
Monitor, Keyboard, Card VGA
3 Client
Processor AMD 386 DX 66
Ram 8 MB
Monitor, Keyboard, Card VGA
Jumlah
1 Unit
1 Unit
10 Unit
b. Kebutuhan Software
1) Linux
Distro yang Linux yang dibutuhkan adalah :
- Mandrake
- RedHat
- Suse dan lain-lain
Distro diatas juga harus didukung oleh paket-paket LTSP yang bisa didapat secara bebas pada alamat
http://www.ltsp.org.
- lts_core-2.xx-xx.i386.rpm
- lts_kernel_all2.xx-xx.i386.rpm
- lts_xsvga-2.xx-xx.i386.rpm
Perancangan Jaringan Berbasis Linux (Teguh)
55
2) Windows
Sistem Operasi yang dibutuhkan adalah Windows berbasis server yang didalamnya terdapat aplikasi
Terminal Service. (http://www.microsoft.com)
Adapun Sistem Operasi tersebut antara lain :
- Windows NT
- Windows 2000 Server
- Windows 2003 Server
c. Kebutuhan Jaringan
1) Hardware Jaringan
Tabel 2 : Hardware Jaringan
No.
1
2
3
4
Spesifikasi
NIC (Network Interface Card)
HUB 16 Port
Kabel Twistedpair
Connector RG 45
Jumlah
12 Buah
1 Buah
150 Meter
25 Buah
2) Topologi Jaringan
Topologi Jaringan yang digunakan adalah dengan Model Star (Tanenbaum, 1996), adapun model star
adalah sebagai berikut :
IBM Compatible
IBM Compatible
Hub
IBM Compatible
IBM Compatible
Gambar 1 : Topologi Jaringan
3) Arsitektur Jaringan
Adapun arsitektur jaringan yang akan disusun adalah sebagai berikut :
Techno.Com, Vol. 9 No. 1, Februari 2010
56
Server Linux
Server Windows
Hub
Client
Client
Client
Client
Client
Client
Client
Client
Client
Client
Gambar 2 : Arsitektur Jaringan
2. Penyusunan IP
Penyusunan IP menggunakan prinsip class C (Heywood, 1996)
IP Server Linux
192.168.8.249
IP Server Windows 192.168.8.250
Client
192.169.8.200 sampai 192.168.8.210
Subnetmask
255.255.254.0
3. Installasi Software
Agar penerapan Distro Linux dan Sistem Operasi Windows berbasis server berjalan dengan semestinya,
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Linux
a. Installasi Distro Linux dalam Personal Computer
b. Install paket-paket LTSP
[server@root]#lts_core-2.xx.xx.i386.rpm
[server@root]#lts_kernel_all2.xx.xx.i386.rpm
[server@root]#lts_xsvga-2.xx.xx.i386.rpm
Dari installasi paket tersebut akan menghasilkan file ltsp_initialized di direktory tftpboot/lts/templates
Perancangan Jaringan Berbasis Linux (Teguh)
57
c. Eksekusi file ltsp_initialized, akan menghasilkan
/tftpboot/lts/ltsroot/etc
d. Copy dhcpd.templates menjadi file dhcpd.conf
file
dhcpd.templates
2. Windows
a. Installasi paket wilisystem
[server@root]#tar xf wilisystem.tgz
b. Installasi Windows berbasis server
4. Setting Server
a. Buka file dhcpd.conf, kemudian dimodifikasi
Shared-network WORKSTATION {
subnetmask 192.168.8.0 netmask 255.255.254.0 {
}
}
group {
use-host-decl-names
on;
option log-servers
192.168.8.249;
host ws001 {
hardware Ethernet
fixed-address
filename
}
}
00:E0:06:E8:00:84;
192.168.8.201;
“/tftpbot/lts/vlinuz.tulip”;
Dimodifikasi sesuai kebutuhan client atau banyaknya client yang diinginkan.
b. Buka file lts.conf di directory /tftpboot/lts/ltsroot/etc, dan dimodifikasi
[Default]
SERVER
=
192.168.8.249
XSERVER
=
XF86_SVGA
X_MOUSE_PROTOCOL
=
“PS/2”
XMOUSE_BUTTONS
=
400
USE_XFS
=
N
LOCAL_APPS
=
N
LOCAL_WM
=
N
UI_MODE
=
GUI
di
direktori
Techno.Com, Vol. 9 No. 1, Februari 2010
58
[ws001]
SERVER
XSERVER
X_MOUSE_PROTOCOL
XMOUSE_BUTTONS
USE_XFS
LOCAL_APPS
LOCAL_WM
UI_MODE
=
=
=
=
=
=
=
=
192.168.8.249
XF86_SVGA
“PS/2”
400
N
N
N
GUI
c. Konfigurasi Windows di Jaringan pada wilisystem
Buka file lts.conf
[wkhostname]
UI_MODE
=
RDP_SERVER
=
WILI
192.168.1.254
2. Konfigurasi Atau Management User Dalam Windows Berbasis Server
Setelah server windows berbasis server di installasi, tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Menagemen User And Goup
a. User Account
Untuk dapat logon ke suatu komputer yang menggunakan sistem operasi Windows NT atau Windows
2000, baik secara lokal maupun ke domain, pemakai harus memiliki user account dan password. User
account adalah suatu sarana yang digunakan oleh Windows 2000 untuk mengatur akses ke sumber
daya (resource) suatu komputer atau domain pada sebuah jaringan komputer. (Wirija, 2002).Tipe
account pemakai adalah User Account Lokal.
Adalah user account yang dapat digunakan untuk logon ke suatu komputer dengan akses terbatas
pada sumber daya pada komputer itu saja. Pada saat instalasi Windows 2000, secara otomatis dibuat
sejumlah user account lokal standar (built in local user), yaitu :
 Administrator, berguna untuk mengatur konfigurasi sistem operasi Windows 2000 serta mengatur
fungsi-fungsi administrasi lainnya. Memiliki ijin penuh (full control) pada semua sumber daya
(resource) komputer lokal. Tidak dapat dihapus atau dinonaktifkan, tetapi dapat diubah namanya
(rename).
 Guest, digunakan oleh pemakai sebelum memiliki account sendiri. Hanya memiliki ijin-ijin yang
sangat terbatas untuk akses ke sumber daya yang ada di komputer.
Perancangan Jaringan Berbasis Linux (Teguh)
59
Cara untuk membuat user account lokal yaitu dengan membuka Administrative Tools  Computer
Management. Kemudian klik ganda submenu “Local User and Group” pada menu System Tools
sehingga kotak dialog Local User and Group Wizard tampil. Pada console tree klik User, kemudian
klik kanan mouse atau klik Action  New User sehingga muncul kotak dialogseperti gambar
disamping. Ketik informasi yang diperlukan dan pilih jenis setting yang diinginkan :
 User must change password (pemakai harus mengubah password pada logon berikutnya)
 User cannot change password (pemakai tidak dapat mengubah password)
 Passoword never expired (password tidak mempunyai batas waktu)
 Account is disabled (account dinonaktifkan)
Untuk membuat account berikutnya, klik Create dan jika selesai klik Close.
Gambar 3 : User Account
b. Group
Group merupakan kumpulan dari sejumlah user account yang memiliki ijin dan kepentingan yang
sama. Dengan group, user yang bekerja pada satu departemen yang sama dapat dimasukkan ke dalam
group yang sama. Group yang dipakai adalah group local.
Seperti juga user account yang memiliki built-in local user account, group lokal juga mempunyai
built-in local group yang dibuat secara otomatis pada saat instalasi Windows 2000, yaitu :
 Administrators, anggota group ini memiliki ijin lengkap dan tak terbatas akses ke komputer.
 Backup Operators, anggota group ini dapat menggunakan fasilitas backup dan restore.
 Guests, untuk tamu yang perlu logon hanya sekali waktu saja.
 Powers Users, anggota group ini dapat membuat user account lokal pada komputer.
 Replicator, anggota group ini dapat mengatur replikasi file.
 Users, untuk pemakai biasa.
Techno.Com, Vol. 9 No. 1, Februari 2010
60
Cara membuat group baru mirip seperti membuat user account lokal baru, yaitu dengan membuka
Administrative Tools  Computer Management. Kemudian klik ganda submenu “Local User and
Group” pada menu System Tools sehingga kotak dialog Local User and Group Wizard tampil. Pada
console tree klik Group, kemudian klik kanan mouse atau klik Action  New Group sehingga
muncul kotak dialog seperti gambar disamping. Masukkan nama group dan keterangan group.
Kemudian gunakan tombol Add dan Remove untuk menambah atau mengurangi anggota group.
Kemudian tekan Create.
Gambar 4 : Group
2. Administrasi User And Group
a. Sharing
Cara membuat agar folder dapat dipakai bersama, klik kanan pada folder tersebut, misalnya folder
bernama adcs. Kemudian klik Sharing, maka tab Sharing folder adcs akan tampil seperti gambar
disamping. Pilih “Share this folder” dan berikan nama share-nya. Nama share yang akan dipakai
boleh sama dengan nama folder, dapat juga anda diganti.
Gambar 5 : Sharing
Perancangan Jaringan Berbasis Linux (Teguh)
61
Kemudian klik tombol Permissions untuk mengatur ijin sharing. Pada waktu dibuat, semua pemakai
(everyone) mempunyai ijin akses sebagai berikut :
 Full Control (ijin penuh)
 Change (ijin mengubah)
 Read (ijin membaca)
Dengan menggunakan tombol Add atau Remove, pemakai tertentu dapat ditambah atau dihapus.
Demikian pula pada setiap pemakai dapat diberikan ijin akses (allow) atau penolakan (deny).
Gambar 6 : Permision Sharing
b. File Ofline
File offline adalah fasilitas untuk memberikan alternatif dimana pemakai dapat terus akses ke
file-file yang disimpan didalam jaringan walaupun hubungan dengan jaringan telah terputus.
Memakai metode caching, yaitu penyalinan file yang sedang dipakai ke hardisk komputer sehingga
walaupun hubungan dengan jaringan telah terputus, pemakai tetap dapat menggunakan file tersebut.
Tekan tombol Caching pada tab Sharing folder yang akan diakses secara offline. Kotak dialog
Caching akan tampil seperti gambar disamping. Tandai kotak pilihan “Allow caching of files in this
shared folder” untuk menerapkan file offline. Ada tiga metode caching yang dapat dipilih, yaitu :
 Manual Caching for Documents : file-file yang akan dipakai offline harus ditentukan secara
manual.
 Automatic Caching for Documents : berfungsi secara otomatis untuk dokumen.
 Automatic Caching for Programs : berfungsi secara otomatis untuk program.
Techno.Com, Vol. 9 No. 1, Februari 2010
62
Gambar 7 : Properties Offline
Langkah selanjutnya adalah mengaktifkan (enable) fasilitas file offline pada komputer pemakai,
caranya :
1. Klik kanan tombol Start, kemudian pilih Explorer sehingga jendela Windows Explorer akan
tampil.
2. Selanjutnya klik Tools  Folder Options untuk menampilkan kotak dialog Folder Options.
3. Buka tab Offline files. Tandai kotak pilihan “Enable Offline Files”. Agar file yang dipakai offline
akan sama isinya dengan file di jaringan, setelah hubungan dengan jaringan tersedia, harus
diadakan proses sinkronisasi antara file offline dengan file asal di jaringan. Jika kotak pilihan
“Synchronize all offline files before logoff” anda tandai, semua offline file akan disinronisasi
sebelum pemakai logoff.
KESIMPULAN
Dari analsisa dan rancangan data yang sudah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya sistem jaringan yang berbasis LTSP, sumber daya hardware yang tidak layak pakai dapat
dimaksimalkan sedemikian rupa, sehingga akan mengurangi beban biaya dalam pembuatan jaringan.
2. Dengan adanya sistem jaringan LTSP, maka akan memaksimalkan kerja Sistem Operasi sehingga dalam
proses managerial dari jaringan seperti managemen user da group, hak akses user dan group dapat teratasi
dengan baik.
3. Dengan adanya sistem jaringan LTSP, maka administrasi jaringan lebih mudah mengontrol aktifitas jaringan.
4. Dengan adanya sistem jaringan LTSP, maka kinerja Sistem Operasi akan stabil dalam pengaksesan data.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andre S Tanenbaum, Computer Network 3e, Prentiee Hall. Inc, New Jerssy, 1996
Perancangan Jaringan Berbasis Linux (Teguh)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
63
Drew Heywood, Konsep Dan Penerapan Microsoft TCP/IP, Andi, Yogyakarta, 1996
George M. Doss, Tips Sistem Operasi Redhat Linux, Elex Media Komputindo, Gramedia Jakarta, 2000.
http://www.linux.or.id
http://www.ltsp.org
http://www.wilisystem.com
Onno W Purbo, Kresno Aji, Agus Hartanto, Lekso Budi Handoko, Linux Untuk Warung Internet, Elek Media
Komputindo, Gramedia Jakarta, 2001
8. Sudantha Wirija Ir, Microsoft Windows 2000 Server, Elek Media Komputindo, Gramedia Jakarta, 2002
Download