Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemauan membayar iuran dana sehat secara teratur di desa tertinggal di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Dati II Bogor tahun 1997/1998 Rusi Iriani Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=77089&lokasi=06 -----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak Mekanisme transmisi kebijakan moneter, pada dasarnya, menggambarkan bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral dalam mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi sehingga pada akhirnya mencapai tujuan akhir, seperti pertumbuhan ekonomi. Efektivitas kebijakan moneter sangat tergantung pada mekanisme transmisinya atau besaran moneter apa yang harus dikendalikan untuk mencapai perkembangan ekonomi yang diinginkan, apakah jumlah uang beredar (M2), volume kredit, atau besaran moneter lainnya. Maka dari itu, penelitian mengenai efektivitas jalur-jalur dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter sangat menarik untuk dilakukan. Pada umumnya, jalur-jalur dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter dibagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu: jalur tingkat suku bunga (traditional interest rate channel), jalur kredit (credit channel/credit view), dan asset price channel. Reddy (2002) membagi jalur mekanisme transmisi dalam pengelompokan yang sedikit berbeda, yaitu: quantum channel, interest rate channel, dan asset price channel. Quantum channel terdiri dari jalur uang (money channel) dan jalur kredit (credit channel). Penelitian ini kemudian akan berusaha untuk melihat, pertama, perbedaan diantara quantum channel, yaitu jalur uang dan kredit; kedua, faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar (M2) dan volume kredit; ketiga, stabilitas quantum channel dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter; keempat, efektivitas quantum channel dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan data bulanan mulai tahun 1993-2005 dan membagi periode analisa menjadi tiga, yaitu periode sebelum krisis (1993-1996), periode krisis (1997-2001), dan periode setelah krisis (2002-2005), ditemukan bahwa, pertama, pada periode sebelum krisis, quantum channel, khususnya jalur kredit, lebih stabil dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter, sehingga jalur kredit lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, pada periode krisis, quantum channel tidak efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Tidak efektifnya quantum channel, khususnya jalur kredit, pada periode krisis mengindikasikan terdapatnya permasalahan di dalam penyaluran kredit yang berhubungan dengan fenomena credit crunch. Ketiga, pada periode setelah krisis, quantum channel tidak cukup efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.