PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA ANTARA MUSISI INDEPENDEN DENGAN PERUSAHAAN REKAMAN/LABEL MAYOR DIKAITKAN DENGAN HUKUM PERJANJIAN INDONESIA Mohammad Garin Maulanusujud 110110080133 ABSTRAK Musisi independen dan perusahaan rekaman/label mayor merupakan subjek-subjek yang menarik untuk dibicarakan dalam industri musik di Indonesia. Musisi independen Indonesia telah mendapat tempat di dalam masyarakat Indonesia hingga mancanegara. Perusahaan rekaman/label mayor di sisi lainnya telah seringkali berhasil mencetak nama-nama musisi besar. Musisi independen dan perusahaan rekaman/label mayor memiliki karakter yang berlainan namun saling tarikmenarik. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi para pihak dalam mengadakan perjanjian, supaya memenuhi syarat kesepakatan para pihak sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian. Selain itu perjanjian juga harus dilaksanakan dengan itikad baik, yang berkaitan erat dengan kepatutan, sebagaimana ketentuan Pasal 1338 ayat (3) jo. Pasal 1339 KUH Perdata. Karya ilmiah di bidang hukum yang membahas mengenai kedua pihak tersebut masih sangat jarang ditemukan. Contoh kasus perjanjian antara musisi independen dengan perusahaan rekaman/label mayor ialah kasus antara BK dan RR dengan SMEI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perjanjian dan perlindungan hukum bagi kedua belah pihak tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptis analitis. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode yuridis normatif. Analisis dilakukan dengan metode yuridis kualitatif. Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan, bahwa perjanjian yang dibuat antara BK dan RR dengan SMEI telah merugikan kedua belah pihak. Pelaksanaan perjanjian pada kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa perjanjian sangat tergantung kepada salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Perjanjian pada kedua kasus dibatalkan sehingga pada akhirnya merugikan kedua belah pihak. Hal tersebut merupakan akibat dari tidak terpenuhinya kesepakatan para pihak (Pasal 1320 ayat (1)) dan tidak ditemukannya itikad baik dan kepatutan (Pasal 1338 ayat (3) jo Pasal 1339 KUH Perdata). Perlindungan hukum terhadap kedua belah pihak tersebut juga lemah. iv