protecting minority investors - Ease of Doing Business Indonesia

advertisement
Coordinating Ministry for
Economic Affairs
PROTECTING
MINORITY INVESTORS
GUIDEBOOK
February 2017
This guidebook is prepared with the support of the Australia Indonesia Partnership
for Economic Governance (AIPEG).
AIPEG is a facility to strengthen the evidence base for economic policy in support
of the Indonesian Government. This work is funded by the Australian Government
as part of its commitment to Indonesia’s growth and development.
SECTION 1
Metodologi Perlindungan Investor Minoritas
Tabel 1 - Apa yang indikator perlindungan investor minoritas ukur?
Indeks Tingkat Pengungkapan (0-10)
Memeriksa dan menyetujui persyaratan transaksitransaksi yang dilakukan antar pihak
Persyaratan pengungkapan internal, segera dan
berkala atas transaksi-transaksi yang dilakukan
antar pihak
Indeks tingkat kewajiban direktur (0-10)
Indeks Tingkat Hak-Hak Pemegang Saham
(0-10)
Hak-hak para pemegang saham dan peran mereka
dalam membuat keputusan besar di perusahaan
Indeks tingkat kepemilikan dan kendali (0-10)
Kemampuan pemegang saham minoritas untuk
menggugat dan meminta pertanggungjawaban direktur
Pengamanan yang dilakukan Pemerintah untuk
untuk transaksi antar pihak yang merugikan
melindungi pemegang saham dari kontrol dan
Solusi hukum yang tersedia (kerugian, membayar
pertahanan dewan yang tidak semestinya
kembali laba, denda, kurungan penjara, pembatalan
transaksi)
Indeks tingkat kemudahan gugatan pemegang
saham (0-10)
Indeks tingkat transparansi perusahaan (0-10)
Akses ke dokumen internal perusahaan
Transparansi perusahaan atas pemilik signifikan,
kompensasi eksekutif, rapat tahunan dan audit
Alokasi pengeluaran biaya hukum
Indeks tingkat regulasi konflik kepentingan (0-10)
Indeks tingkat tata kelola pemegang saham (0-10)
Rata-rata sederhana dari indeks tingkat pengungkapan, Rata-rata sederhana dari indeks tingkat hak pemegang
tingkat kewajiban direktur dan kemudahan gugatan
saham, tingkat kepemilikan dan kendali, dan tingkat
pemegang saham.
transparansi perusahaan
Indeks Kekuatan Perlindungan Investor Minoritas (0-10)
Rata-rata sederhana dari indeks tingkat peraturan konflik kepentingan dan indeks tata kelola pemegang saham
Indikator Menjalankan Usaha mengukur langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam memberikan
perlindungan bagi investor minoritas dari konflik kepentingan yang terjadi melalui sekumpulan
indikator dan hak-hak para pemegang saham dalam tata kelola perusahaan satu dan lainnya (table
1). Data didapat dari kuesioner yang disebar kepada perusahaan dan pengacara di pasar bursa
saham, dan didasarkan pada peraturan mengenai sekuritas, hukum perusahaan, Undang-Undang
Hukum Perdata dan aturan bukti dari pengadilan. Peringkat ekonomi pada kekuatan perlindungan
investor minoritas ditentukan oleh pemilahan jarak mereka dengan skor batas yang dipakai untuk
melindungi investor minoritas. Skor tersebut adalah rata-rata sederhana dari jarak hingga skor
batas untuk tingkat indeks peraturan mengenai konflik kepentingan dan tingkat indeks tata kelola
pemegang saham (gambar 2).
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 1
Bukti yang diperoleh selama persidangan
Gambar 1 - Seberapa baik para pemegang saham minoritas terlindung dari konflik kepentingan?
Mr. James
Extent of disclosure
Disclosure and approval requirements
Extent of director liability
Ability to sue directors for damages
Lawsuit
Ease of shareholder suits
Access by shareholders to documents
plus other evidence for trial
60%
ownership,
sits on board
of directors
Company A
(buyer)
90%
ownership,
sits on board
of directors
Company B
(seller)
Transaction
involving
conflict of interest
Minority
shareholder
Perlindungan bagi Pemegang Saham dari Konflik Kepentingan
Section 1
Indeks tingkat peraturan mengenai konflik kepentingan mengukur perlindungan pemegang
saham dari penyalahgunaan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi yang dilakukan direksi
dengan membedakan tiga dimensi regulasi yang membahas konflik kepentingan tersebut, yaitu:
transparansi transaksi-transaksi yang dilakukan pihak terkait (tingkat indeks pengungkapan),
kemampuan pemegang saham untuk menuntut dan meminta pertanggungjawaban direksi untuk
menyelesaikan masalah (tingkat indeks kewajiban direktur) dan akses ke bukti dan alokasi biaya
hukum pada litigasi pemegang saham (indeks kemudahan pemegang saham). Untuk membuat
data dapat menjadi pembanding di seluruh negara, beberapa asumsi mengenai bisnis dan transaksi
digunakan (gambar 1).
Gambar 2 - Perlindungan terhadap investor minoritas : hak-hak para pemegang saham
dalam konflik
50+50
Rangkings are based on distance to
frontier scores for two indicators
50%
Extent of
conflict of
interest
regulation
index
Asumsi mengenai usaha
Usaha (Pembeli)
50%
Extent of
shareholder
governance
index
•
Apakah perusahaan publik terdaftar ke dalam bursa saham yang paling penting? Jika jumlah
perusahaan publik yang terdaftar dalam bursa kurang dari 10, atau jika tidak ada bursa saham
dalam sebuah negara, diasumsikan bahwa Pembeli adalah sebuah perusahaan swasta besar
yang memiliki beberapa pemegang saham.
•
Memiliki dewan direksi dan chief executive officer (CEO) yang dapat secara hukum bertindak
atas nama Pembeli jika diizinkan, bahkan jika hal ini tidak secara khusus dibolehkan oleh hukum.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
•
Memiliki dewan pengawas (berlaku untuk negara dengan sistem two-tier board) yang 60%
dari anggota pemegang saham terpilih telah ditunjuk oleh Saudara James, yang merupakan
pemegang saham pengendali Pembeli dan anggota dewan direksi Pembeli.
•
Belum mengadopsi setiap undang-undang/peraturan atau anggaran dasar yang berbeda dari
standar minimum yang sudah ada, dan tidak mengikuti kode etik, aturan tidak wajib, prinsip,
rekomendasi atau pedoman yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan.
•
Merupakan perusahaan manufaktur yang memiliki jaringan distribusi sendiri.
Asumsi mengenai transaksi
Saudara James memiliki 60% Pembeli dan menunjuk dua direktur untuk dewan Pembeli
beranggotakan lima orang.
•
Saudara James juga memiliki 90% Penjualan, sebuah perusahaan yang menjalankan usaha
jaringan toko ritel perangkat keras. Penjual baru saja menutup sejumlah besar tokonya.
•
Mr. James mengusulkan agar Pembeli membeli armada atau truk Penjual yang tidak terpakai
untuk memperluas distribusi produk makanan Pembeli, usulan ini disetujui Pembeli. Harga
armada tersebut setara dengan 10% dari aset Pembeli dan lebih tinggi daripada harga pasar.
•
Transaksi yang diusulkan itu adalah bagian dari aktivitas usaha yang dilakukan perusahaan dan
bukan di luar kewenangan perusahaan.
•
Pembeli melakukan transaksi. Seluruh persetujuan yang dipersyaratkan telah diperoleh, dan
seluruhnya diungkap (bahwa transaksi yang dilakukan bukan penipuan).
•
Transaksi tersebut merugikan Pembeli. Pemegang saham menuntut Saudara James dan para
pihak lain yang telah menyetujui transaksi tersebut dilakukan.
Indeks Tingkat Pengungkapan
Indeks tingkat Pengungkapan memiliki lima komponen:
•
badan hukum dapat memberikan persetujuan yang cukup dan sah secara hukum untuk transaksi
yang dilakukan. Skor 0 diberikan jika hanya CEO atau direktur pelaksana saja; 1 jika dewan direksi,
dewan pengawas atau pemegang saham harus memberikan suara dan Saudara James diizinkan
untuk memberi suara; 2 jika dewan direksi atau dewan pengawas harus memberikan suara, dan
Pak James tidak diizinkan untuk memberi suara; 3 jika pemegang saham harus memberi suara
dan Pak James tidak diizinkan untuk memberi suara.
•
Apakah sebuah badan eksternal diperlukan atau tidak, misalnya, auditor eksternal yang meninjau
transaksi sebelum dilakukan. Skor 0 diberikan jika jawabannya tidak; 1 jika ya.
•
Apakah pengungkapan yang dilakukan Saudara James kepada dewan direksi atau dewan
pengawas diperlukan atau tidak.(1) Skor 0 diberikan jika diperlukan pengungkapan; 1 jika
pengungkapan umum terhadap keberadaan konflik kepentingan diperlukan tanpa hal-hal yang
spesifik; 2 jika pengungkapan penuh dari semua fakta yang berkaitan dengan kepentingan
Saudara James dalam transaksi Pembeli-Penjual diperlukan.
•
Apakah pengungkapan dari transaksi yang dilakukan perlu segera diberitahukan kepada publik,
pembuat peraturan atau para pemegang saham. Skor 0 diberikan jika tidak ada pengungkapan
yang diperlukan; 1 jika pengungkapan mengenai persyaratan transaksi diperlukan, namun tidak
diperlukan untuk konflik kepentingan Saudara James; 2 jika pengungkapan baik pada syarat
transaksi dan konflik kepentingan Saudara James diperlukan.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 1
•
•
Apakah pengungkapan laporan tahunan diperlukan atau tidak. Skor 0 diberikan jika tidak
ada pengungkapan transaksi yang diperlukan; 1 jika pengungkapan mengenai persyaratan
transaksi diperlukan, namun tidak diperlukan untuk konflik kepentingan Saudara James; 2 jika
pengungkapan baik pada syarat transaksi dan konflik kepentingan Saudara James diperlukan.
Indeks berkisar dari 0 sampai 10, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan pengungkapan yang
lebih besar. Di Polandia, misalnya, dewan direksi harus menyetujui transaksi yang dilakukan dan
Saudara James tidak diperbolehkan untuk memberikan suara (skor 2). Polandia tidak membutuhkan
badan eksternal untuk memeriksa transaksi (skor 0). Sebelum transaksi dilakukan, Saudara James
harus mengungkapkan konflik kepentingan terkait dirinya kepada direksi lainnya, namun informasi
spesifik mengenai hal tersebut tidak perlu ia berikan (skor 1). Pembeli diwajibkan untuk segera
mengungkapkan semua informasi yang mempengaruhi harga saham, termasuk konflik kepentingan
(skor 2). Dalam laporan tahunannya, Pembeli juga harus mengungkapkan persyaratan transaksi dan
kepemilikan Saudara James dalam hubungan Pembeli dan Penjual (skor 2). Menambahkan angkaangka tersebut memberi Polandia skor sebesar 7 untuk indeks tingkat pengungkapan.
Indeks Tingkat Kewajiban Direktur
Indeks Tingkat Kewajiban Direktur memiliki tujuh komponen:(2)
Apakah penggugat pemegang saham dapat menuntut secara langsung atau secara turunan
(derivatif) atas kerugian transaksi yang diderita perusahaan. Skor 0 diberikan jika tidak ada
tuntutan atau hanya tersedia untuk pemegang saham yang memiliki lebih dari 10% dari modal
saham perusahaan; 1 jika ada tuntutan langsung atau derivatif terhadap pemegang saham yang
memiliki 10% dari modal saham.
•
Apakah penggugat pemegang saham dapat menuntut pertanggungjawaban Saudara James
atas kerugian transaksi antar Penjual-Pembeli yang diderita Perusahaan. Skor 0 diberikan jika
Saudara James tidak dapat bertanggung jawab atau dapat dimintai tanggung jawab hanya
untuk masalah penipuan, untuk itikad buruk atau untuk kelalaian; 1 jika Saudara James dapat
bertanggung jawab hanya jika ia mempengaruhi persetujuan transaksi atau lalai; 2 jika Saudara
James dapat bertanggung jawab saat transaksi berlangsung tidak adil atau merugikan para
pemegang saham lainnya.
•
Apakah penggugat pemegang saham mampu membuat badan pengesahan (CEO, anggota
dewan direksi atau anggota dewan pengawas) bertanggung jawab atas kerugian transaksi yang
diderita perusahaan. Skor 0 diberikan jika badan pengesahan tidak dapat bertanggung jawab
atau dapat dimintai tanggung jawab hanya untuk masalah penipuan, untuk itikad buruk atau
untuk kelalaian; 1 jika badan pengesahan dapat bertanggung jawab hanya jika ia mempengaruhi
persetujuan transaksi atau lalai; 2 jika badan pengesahan dapat bertanggung jawab saat
transaksi berlangsung tidak adil atau merugikan para pemegang saham lainnya.
•
Apakah Saudara James membayar ganti rugi atas kerugian yang diderita perusahaan dari
tuntutan yang berhasil dimenangkan penggugat pemegang saham. Skor 0 diberikan jika
jawabannya tidak; 1 jika ya.
•
Apakah Saudara James membayar kembali laba yang diperoleh dari transaksi terhadap tuntutan
yang berhasil dimenangkan penggugat pemegang saham. Skor 0 diberikan jika jawabannya
tidak; 1 jika ya.
•
Apakah Saudara James dikenakan denda, dipenjarakan atau didiskualifikasi atas tuntutan yang
berhasil dimenangkan penggugat pemegang saham. Skor 0 diberikan jika tidak ada; 1 jika ia
didenda dan dipenjarakan atau jika ia didiskualifikasi, yaitu, dianulir dari posisi mewakili atau
memegang posisi manajerial di perusahaan manapun selama satu tahun atau lebih.
Section 1
•
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
•
Apakah pengadilan dapat membatalkan transaksi terhadap tuntutan yang berhasil diajukan
penggugat pemegang saham. Skor 0 diberikan jika tidak ada pembatalan atau hanya ada untuk
masalah penipuan, untuk itikad buruk atau untuk kelalaian; 1 jika terdapat pembatalan hanya jika
transaksi bersifat memberatkan atau merugikan para pemegang saham lainnya; 2 jika terdapat
pembatalan ketika transaksi berlangsung tidak adil atau menimbulkan konflik kepentingan.
Indeks berkisar dari 0 sampai 10, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan tanggung jawab direktur
yang lebih besar. In Panama, misalnya, gugatan langsung atau turunan diberikan bagi para pemegang
saham yang memiliki 10% saham dari modal saham (skor 1). Dengan asumsi bahwa transaksi yang
menyebabkan kerugian sepatutnya disetujui dan diungkapkan, untuk membuat Saudara James
bertanggung jawab, penggugat harus membuktikan bahwa Saudara James mempengaruhi badan
pengesahan atau telah bertindak lalai (skor 1). Untuk membuat direktur lainnya bertanggung
jawab, penggugat harus membuktikan bahwa mereka telah bertindak lalai (skor 1). Jika Saudara
James dinyatakan harus bertanggung jawab, ia harus membayar ganti rugi (skor 1), namun ia tidak
diwajibkan untuk mengembalikan keuntungan yang ia peroleh (skor 0). Saudara James dapat tidak
didenda dan dapat tidak dipenjarakan atau didiskualifikasi (skor 0). Transaksi merugikan yang telah
dilakukan tidak dapat dibatalkan (skor 0). Menambahkan angka-angka tersebut memberi Panama
skor sebesar 4 untuk indeks tingkat kewaijban direktur.
Indeks kemudahan gugatan pemegang saham
Indeks kemudahan gugatan pemegang saham memiliki enam komponen:
Apakah pemegang saham yang memiliki 10% dari modal saham perusahaan memiliki hak
untuk memeriksa dokumen transaksi sebelum mengajukan gugatan atau meminta pemeriksa/
pengawas pemerintah untuk menyelidiki transaksi Pembeli-Penjual tanpa mengajukan gugatan.
Skor 0 diberikan jika jawabannya tidak; 1 jika ya.
•
Dokumen yang tersedia bagi penggugat pemegang saham dari tergugat dan saksi selama
persidangan. Skor 1 diberikan untuk masing-masing jenis dokumen yang tersedia berikut:
informasi bahwa tergugat telah mengindikasikan dia bermaksud untuk mengandalkan
pembelaannya; informasi yang secara langsung membuktikan fakta-fakta yang ada di dalam
tuntutan penggugat; dan informasi yang relevan dengan subyek tuntutan.
•
Apakah penggugat dapat memperoleh kategori dokumen yang relevan dari tergugat tanpa
mengidentifikasi setiap dokumen secara khusus. Skor 0 diberikan jika jawabannya tidak; 1 jika
ya.
•
Apakah penggugat dapat langsung menanyakan tergugat dan saksi selama persidangan. Skor 0
diberikan jika jawabannya tidak; 1 jika ya, dengan persetujuan terlebih dahulu oleh hakim; 2 jika
ya, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari hakim.
•
Apakah standar pembuktian untuk gugatan perdata lebih rendah daripada kasus pidana. Skor 0
diberikan jika jawabannya tidak; 1 jika ya.
•
Apakah penggugat pemegang saham dapat memperoleh kembali biaya hukum yang mereka
keluarkan dari perusahaan. Skor 0 diberikan jika jawabannya tidak; 1 jika penggugat dapat
memperoleh kembali biaya hukum yang mereka keluarkan dari perusahaan hanya pada tindakan
hukum yang berhasil mereka ambil atau jika pembayaran biaya pengacara yang mereka bayarkan
bergantung pada kesuksesan hasil dari tindakan hukum yang dilakukan; 2 jika penggugat dapat
memperoleh kembali biaya hukum yang mereka keluarkan dari perusahaan apapun hasil dari
tindakan hukum yang telah mereka ambil.
Indeks berkisar dari 0 sampai 10, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kekuatan para
pemegang saham yang lebih besar untuk mempersoalkan/meragukan transaksi. Di Kroasia,
misalnya, pemegang saham yang memiliki 10% saham Pembeli dapat meminta pengawas/
pemeriksa pemerintah untuk memeriksa dugaan salah urus yang dilakukan oleh Saudara James
dan CEO tanpa mengajukan gugatan di pengadilan (skor 1). Penggugat dapat mengakses dokumen
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 1
•
yang oleh tergugat dipakai untuk mempertahankan pembelaannya (skor 1). Penggugat harus secara
khusus mengidentifikasi dokumen yang diminta (misalnya, perjanjian pembelian Pembeli-Penjual
tanggal 15 Juli 2015) dan tidak bisa hanya meminta kategorinya (misalnya, semua dokumen yang
berhubungan dengan transaksi) (skor 0). Penggugat dapat memeriksa tergugat dan saksi selama
persidangan, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pengadilan (skor 2). Standar pembuktian untuk
gugatan perdata memiliki kekuatan dan pengaruh lebih besar atas bukti, sedangkan standar untuk
kasus pidana adalah tanpa keraguan (skor 1). Penggugat dapat memperoleh kembali biaya hukum
yang mereka keluarkan dari perusahaan hanya atas hasil dari tindakan hukum yang berhasil mereka
ambil (skor 1). Menambahkan angka-angka tersebut memberi Kroasia skor sebesar 6 untuk indeks
kemudahan gugatan pemegang saham.
Indeks tingkat peraturan konflik kepentingan
Tingkat peraturan konflik kepentingan Indeks adalah rata-rata tingkat indeks pengungkapan, indeks
tingkat kewajiban direktur dan indeks kemudahan gugatan pemegang saham. Indeks berkisar dari 0
sampai 10, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kekuatan peraturan konflik kepentingan yang
lebih besar.
Section 1
Hak-hak pemegang saham dalam tata kelola perusahaan
Indeks tata kelola pemegang saham mengukur hak-hak para pemegang saham dalam tata kelola
perusahaan dengan membedakan tiga dimensi tata kelola pemerintahan yang baik: peran dan hakhak pemegang saham dalam pengambilan keputusan yang besar dalam perusahaan (indeks tingkat
hak pemegang saham), pengamanan tata kelola melindungi pemegang saham dari kontrol dan
pertahanan dewan yang tidak semestinya (indeks tingkat kepemilikan dan kendali) dan transparansi
kepemilikan saham, kompensasi, audit dan prospek keuangan (indeks tingkat transparansi
perusahaan). Indeks ini juga mengukur apakah bagian dari hak-hak serta pengamanan terkait
terdapat di perusahaan terbuka.
Indeks tingkat hak-hak pemegang saham
Untuk setiap komponen dari indeks hak pemegang saham, skor 0 diberikan jika jawabannya tidak; 1
jika ya. Indeks ini memiliki 10 komponen:
•
Apakah penjualan 51% dari aset Pembeli membutuhkan persetujuan pemegang saham.
•
Apakah pemegang saham yang mewakili 10% dari modal saham Pembeli memiliki hak untuk
mengadakan pertemuan pemegang saham luar biasa.
•
Apakah Pembeli harus memperoleh persetujuan pemegang saham setiap kali menerbitkan
saham baru.
•
Apakah pemegang saham secara otomatis menerima preemption (pembelian barang/saham
yang mendahului penawaran) atau hak abonemen setiap kali Pembeli menerbitkan saham baru.
•
Apakah pemilihan dan pemberhentian auditor eksternal harus disetujui oleh para pemegang
saham.
•
Apakah perubahan hak-hak yang terkait dengan kelas saham hanya mungkin terjadi jika para
pemegang saham terdampak menyetujui perubahan tersebut.
•
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah sebuah perusahaan terbatas, apakah penjualan 51% dari
aset Pembeli mensyaratkan persetujuan anggota atau tidak.
•
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah perusahaan terbatas, apakah anggota yang mewakili
10% saham memiliki hak untuk mengadakan rapat anggota.
•
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah perusahaan terbatas, apakah semua anggota harus
menyetujui untuk menambah anggota baru.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
•
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah perusahaan terbatas, apakah anggota harus terlebih
dahulu menawarkan untuk menjual bunganya kepada anggota yang ada sebelum menjualnya
ke non-anggota.
Indeks tingkat kepemilikan dan kendali
Untuk setiap komponen dari indeks tingkat kepemilikan dan kendali, skor 0 diberikan jika jawabannya
tidak; 1 jika ya. Indeks ini memiliki 10 komponen:
Apakah individu yang sama tidak dapat ditunjuk sebagai CEO dan ketua dewan direksi.
•
Apakah dewan direksi harus menyertakan anggota dewan independen dan non-eksekutif.
•
Apakah pemegang saham dapat menghapus anggota dewan direksi tanpa alasan sebelum akhir
masa kerja mereka.
•
Apakah dewan direksi harus menyertakan komite audit terpisah.
•
Apakah pengakuisisi potensial harus melakukan penawaran tender yang ditujukan untuk seluruh
pemegang saham setelah mendapatkan 50% saham dari Pembeli.
•
Apakah Pembeli harus membayar dividen dalam jangka waktu maksimum yang ditetapkan oleh
hukum setelah tanggal deklarasi.
•
Apakah anak perusahaan dilarang membeli saham yang diterbitkan oleh perusahaan induknya.
•
Dengan asumsi Pembeli adalah perusahaan terbatas, apakah ada mekanisme pemecah
kebuntuan manajemen.(4)
•
Dengan asumsi Pembeli adalah perusahaan terbatas, apakah pengakuisisi potensial harus
melakukan penawaran tender yang ditujukan untuk seluruh anggota setelah mendapatkan 50%
saham dari Pembeli.
•
Dengan asumsi Pembeli adalah perusahaan terbatas, apakah Pembeli harus mendistribusikan
keuntungan dalam jangka waktu maksimum yang ditetapkan oleh hukum setelah tanggal
deklarasi.
Indeks tingkat transparansi perusahaan
Untuk setiap komponen dari indeks tingkat transparansi perusahaan, skor 0 diberikan jika jawabannya
tidak; 1 jika ya. Indeks ini memiliki 10 komponen:
•
Apakah Pembeli harus mengungkapkan kepemilikan saham yang menguntungkan baik langsung
dan tidak langsung yang mewakili angka 5%.
•
Apakah Pembeli harus mengungkapkan informasi mengenai jabatan direktur anggota dewan
direksi lainnya serta informasi dasar mengenai pekerjaan utama mereka.
•
Apakah Pembeli harus mengungkapkan kompensasi manajer individu.
•
Apakah pemberitahuan terperinci rapat umum harus dikirim dalam waktu 21 hari kalender
sebelum pertemuan diadakan.(5)
•
Apakah pemegang saham yang mewakili 5% dari modal saham Pembeli dapat menyusun agenda
rapat umum.
•
Apakah laporan keuangan tahunan pembeli harus diaudit oleh auditor eksternal.
•
Apakah Pembeli harus mengungkap laporan audit tersebut kepada publik.
•
Dengan asumsi Pembeli adalah perusahaan terbatas, apakah para anggota harus mengadakan
pertemuan setidaknya sekali dalam setahun.(6)
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 1
•
•
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah perusahaan terbatas, apakah anggota yang mewakili 5%
saham dapat menyusun agenda rapat.
•
Dengan asumsi bahwa pembeli adalah perusahaan terbatas yang lebih besar dari ambang
batas perusahaan yang ditetapkan hukum, apakah laporan keuangan tahunan harus diaudit oleh
auditor eksternal.
Indeks tingkat tata kelola pemegang saham
Indeks tata kelola pemegang saham adalah indeks rata-rata tingkat hak pemegang saham, indeks
tingkat kepemilikan dan kendali dan indeks tingkat transparansi perusahaan. Indeks berkisar dari 0
sampai 10, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan hak-hak pemegang saham dalam tata kelola
perusahaan yang lebih kuat.
Reformasi
Section 1
Kumpulan indikator perlindungan investor minoritas mempersepsikan perubahan-perubahan yang
terkait dengan regulasi dari transaksi yang dilakukan antar pihak terkait serta tata kelola perusahaan
setiap tahun. Tergantung pada dampak yang ditimbulkan terhadap data, perubahan-perubahan
tertentu tercantum di dalam ringkasan dari reformasi Menjalankan Usaha pada bagian dari laporan
tahun 2015/2016 untuk mengakui pelaksanaan perubahan yang signifikan. Reformasi tersebut
dibagi menjadi dua jenis: reformasi yang membuat menjalankan usaha menjadi lebih mudah dan
perubahan-perubahan yang membuat menjalankan usaha menjadi lebih sulit. Kumpulan indikator
perlindungan investor minoritas menggunakan kriteria berikut untuk mengenali suatu reformasi:
Semua perubahan legislatif/hukum dan peraturan yang mempengaruhi skor yang diberikan kepada
sebuah negara pada salah satu dari 48 pertanyaan yang terdiri dari enam indikator perlindungan
investor minoritas diklasifikasikan sebagai suatu reformasi. Perubahan harus menjadi sebuah hal
wajib, yang berarti bahwa kegagalan mematuhinya membuat pemegang saham dapat mengajukan
tuntutan di pengadilan atau sanksi akan disamakan oleh badan pengawas seperti registrar
perusahaan, otoritas pasar modal atau badan pengawas pasar modal. Pedoman, aturan contoh,
prinsip, rekomendasi, dan tugas-tugas untuk menjelaskan dalam kasus ketidakpatuhan dikecualikan.
Ketika sebuah perubahan secara eksklusif mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di bursa saham, maka perubahan itu akan terlihat hanya jika bursa saham memiliki 10 atau lebih
pencatatan ekuitas. Jika negara tidak memiliki bursa saham atau bursa saham dengan kurang
dari 10 pencatatan ekuitas, perubahan itu diperhitungkan hanya jika perubahan mempengaruhi
perusahaan terlepas dari apakah saham mereka terdaftar atau tidak.
Reformasi yang membawa dampak bagi kumpulan indikator perlindungan investor minoritas meliputi
perubahan atau pengenalan mengenai akta baru perusahaan, aturan komersial, peraturan sekuritas,
prosedur hukum perdata, aturan pengadilan, undang-undang, keputusan, perintah, keputusan
Mahkamah Agung, atau aturan bursa saham. Perubahan harus mempengaruhi hak dan kewajiban
emiten, manajer perusahaan, direksi dan para pemegang saham sehubungan dengan transaksi yang
dilakukan pihak terkait atau, secara lebih umum, aspek-aspek tata kelola perusahaan yang diukur
dengan indikator-indikator. Misalnya dalam negara yang disebutkan di atas, transaksi-transaksi
yang dilakukan pihak terkait harus disetujui oleh dewan direksi termasuk anggota dewan yang
memiliki kepentingan keuangan pribadi saat melihat transaksi berhasil dilakukan. Perekonomian
ini memperkenalkan undang-undang yang mengharuskan transaksi-transaksi yang dilakukan pihak
terkait disetujui bukan oleh rapat umum pemegang saham, dan yang mengecualikan pemegang
saham dari konflik kepentingan saat berpartisipasi dalam pemungutan suara. Peraturan ini akan
menghasilkan peningkatan sebanyak 2-titik pada pertanyaan yang sesuai dalam indeks tingkat
pengungkapan, oleh karena itu akan diakui dalam laporan.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
SECTION 2
Perlindungan Investor Minoritas (Bahasa Indonesia)
Apakah ada reformasi (misalnya, ketetapan baru, UU, hukum, keputusan, perintah, keputusan
Mahkamah Agung, amandemen, kaidah/aturan bursa efek) yang mempengaruhi tata kelola internal
perusahaan, regulasi transaksi pihak terkait, kewajiban pengungkapan, kewajiban dewan eksekutif
perusahaan atau akses ke bukti dalam litigasi perdata yang berlaku antara 1 Juni 2015 - 1 Juni 2016?
Jika ada, mohon lengkapi informasi di bawah ini.
A. Nama peraturan: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.32/POJK.04/2015 tentang Penambahan
Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
Tanggal penggunaan: 16 Desember 2015 Tanggal mulai berlaku: 22 Desember 2015
Tautan ke salinan elektronik: http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/peraturan-ojk/
Documents/Pages/pojk-32-penambahan-modal-pt-dengan-memberikan-hak-memesan-efekterlebih-dahulu/SALINAN-POJK%20HMETD.pdf
Penjelasan mengenai reformasi:
Mencabut peraturan Ketua Bapepam-LK No.IX.D.1 tentang
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan IX.D.2 tentang Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran
dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
B. Nama peraturan: Peraturan OJK No.29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik
Tanggal penggunaan: 29 Juli 2016 Tautan
ke
salinan
elektronik:
http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/
peraturan-ojk/Documents/Pages/POJK-Laporan-Tahunan-Emiten-Perusahaan-Publik/POJKLaporan-Tahunan.pdf Penjelasan mengenai reformasi: Mencabut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor KEP-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang Penyampaian
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik beserta Peraturan Nomor X.K.6 yang
merupakan lampirannya.
C. Nama peraturan: Surat Edaran OJK No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan
Tahunan Emiten atau perusahaan Publik
Tanggal penggunaan: 3 Agustus 2016 Tanggal mulai berlaku: 3 Agustus 2016
Tautan ke salinan elektronik: http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/surat-edaranojk/Documents/SAL%20-%20SEOJK_Laporan%20Tahunan%20Emiten.pdf Penjelasan mengenai reformasi: Menguraikan hal-hal yang harus termuat dalam Laporan
Tahunan Emiten/Perusahaan Publik.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
Tanggal mulai berlaku: 29 Juli 2016
I. Hal-hal umum terkait perusahaan
Perusahaan pembeli (“Pembeli”) adalah perusahaan manufaktur yang belum mengadopsi/
menggunakan pengaturan khusus atau anggaran dasar yang berbeda dari peraturan standar
hukum perusahaan atau peraturan mengenai pasar modal, dan tidak mengikuti pedoman tata kelola
perusahaan, piagam model, atau kaidah praktik yang baik, kecuali ditentukan wajib.
Pembeli diasumsikan sebuah perusahaan tercatat/publik/terbuka atau yang fungsionalnya setara
menurut undang-undang negara yang terkait (dalam hal ini Indonesia). Contohnya meliputi Saham
Gabungan Perusahaan (JSC), Perseroan Publik Terbatas (PLC), C Corporation, Societas Europaea
(SE), Aktiengesellschaft (AG) dan Société Anonyme/Sociedad Anónima (SA).
Dalam sebuah bagian dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, kami juga bertanya apakah jawaban
yang diberikan akan berbeda; jika Perusahaan Pembeli didirikan berdasarkan jenis perusahaan
yang berbeda, apakah sebagai perseroan terbatas tertutup/non-publik atau yang secara fungsional
setara. Contohnya meliputi Perusahaan Terbatas (Ltd), Limited Liability Company (LLC), Sociedad
de Responsabilidad Limitada (SRL), Gesellschaft mit beschränkter Haftung (GmbH), dan Société à
responsabilité Limitee (SARL).
Keragaman Gender
Section 2
◊ Berdasarkan hukum, apakah dewan direksi harus terdiri dari paling sedikit 20% wanita?
Tahun lalu
Tahun ini
Apakah terdapat persyaratan pengalaman kerja dan
keahlian untuk nominasi anggota Direksi?
Pertanyaan baru
Ya
Apakah Direksi suatu perusahaan harus terdiri dari 20%
Perempuan?
Pertanyaan baru
Tidak
Haruskah kebijakan perekrutan menekankan keragaman
gender untuk posisi-posisi eksekutif?
Pertanyaan baru
Tidak
Apakah terdapat insentif finansial untuk mengangkat
Perempuan pada posisi senior eksekutif atau posisi
Direktur?
Pertanyaan baru
Tidak
Pertanyaan baru
Tidak
Apakah terdapat setoran wajib atau sanksi keuangan
untuk tidak mempunyai anggota Direksi Perempuan dan/
atau eksekutif senior?
Jika ada, apakah hasilnya digunakan untuk kampanye
yang fokus pada kesadaran tentang Perempuan, dan
program pendampingan dan pelatihan?
Ketentuan yang berlaku: Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik
Penjelasan: Mengingat Perusahaan Pembeli adalah suatu Perusahaan Publik maka sesuai Pasal
4(1e) Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik maka seorang anggota Direksi Emiten atau Perusahaan Publik harus memiliki
pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
1. Hak-hak Pemegang Saham
◊ Apakah penjualan 51% dari aset Pembeli membutuhkan persetujuan pemegang saham baik
jika penjualan tersebut timbul dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang terjadi dalam
waktu 1 tahun sejak tanggal terjadinya transaksi yang pertama?
Tahun lalu
Tahun ini
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Ya
Ya
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah sebuah
perusahaan tidak tercatat (non-publik) apakah penjualan
51% dari aset Pembeli mensyaratkan persetujuan
mayoritas dari anggota?
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 102 dan 89 dari UU. No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
•
Pasal 28 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
•
Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-614/BL/2011 tentang Transaksi Material dan
Perubahan Kegiatan Usaha Utama atau disebut dengan Peraturan IX.E.2
Komentar (mohon memberikan persentase yang memicu keharusan persetujuan pemegang saham
tersebut):
Untuk perusahaan tidak tercatat (non-publik) Berdasarkan ketentuan Pasal 102 dan 89 dari
UU. No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pengalihan kekayaan Perusahaan yang
merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam satu transaksi atau lebih
yang berkaitan atau tidak harus disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan yang
dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 3/4 bagian dari jumlah suara yang
sah dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS.
•
Untuk perusahaan tercatat (Perusahaan Publik (Tbk)) maka sesuai ketentuan Pasal 28 Peraturan
OJK No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham Perusahaan Terbuka pengalihan kekayaan Perusahaan yang merupakan lebih dari 50%
jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam satu transaksi atau lebih yang berkaitan atau tidak
harus disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan yang dihadiri oleh Pemegang
Saham yang mewakili paling kurang 3/4 bagian dari jumlah suara yang sah dan disetujui oleh
lebih dari 3/4 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS. Selanjutnya
berdasarkan Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-614/BL/2011 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama atau disebut dengan Peraturan IX.E.2 Perusahaan
yang melakukan transaksi material dengan nilai transaksi lebih dari 50% ekuitas perusahaan
wajib memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
•
◊ Apakah pemegang saham yang mewakili 10% dari modal saham Pembeli memiliki hak untuk
mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa?
Tahun lalu
Tahun ini
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Ya
Ya
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah perusahaan tidak
tercatat (non-publik), apakah anggota yang mewakili 10%
saham memiliki hak untuk mengadakan rapat umum
pemegang saham luar biasa?
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 79(2) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
•
Pasal 3 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Section 2
Komentar :
•
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik berdasarkan Pasal 3 Peraturan OJK
No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan Terbuka 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili
1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali
anggaran dasar Perusahaan menentukan suatu jumlah yang lebih kecil, dapat meminta agar
diselenggarakan RUPS dengan mengirimkan Surat Tercatat kepada Direksi
•
Jika Pembeli bukan Emiten atau Perusahaan Publik Berdasarkan ketentuan Pasal 79(2) UU No.40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 1 orang atau lebih pemegang saham yang bersamasama mewakilli 1/10 atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat
meminta diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham. Permintaan tersebut dilakukan
dengan mengirimkan Surat Tercatat kepada Direksi
◊ Apakah Pembeli harus memperoleh persetujuan pemegang saham untuk mengeluarkan saham
dalam Portepel (yang belum dikeluarkan) sampai dengan sejumlah Modal Dasarnya?
Tahun lalu
Tahun ini
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Ya
Ya
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah perusahaan
tertutup (non-publik), apakah semua anggota harus
menyetujui untuk menambah anggota pengendali baru?
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 2 dan Pasal 8 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal
Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
•
Pasal 41 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Komentar :
•
Dalam hal suatu Perusahaan Publik (Tbk), maka berdasarkan ketentuan Pasal 2 dan Pasal 8
Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan
Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu jika Perusahaan Pembeli bermaksud melakukan
penambahan modal melalui penerbitan saham maka Perusahaan Pembeli wajib memberikan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada setiap pemegang saham sesuai dengan rasio
tertentu terhadap persentase kepemilikan sahamnya dengan telah memperoleh persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham, telah menyampaikan pernyataan pendaftaran dan dokumen
pendukungnya kepada OJK dan pernyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif
•
Dalam hal suatu Perusahaan tidak tercatat (non-Publik), Penambahan anggota baru dalam
Perseroan Terbatas di Indonesia dilakukan dengan mekanisme penambahan modal. Berdasarkan
ketentuan Pasal 41 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas penambahan modal
Perseroan dilakukan berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang
dihadiri lebih dari 1/2 dari seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh
lebih dari 1/2 bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan dalam rapat
◊ Apakah pemegang saham secara otomatis menerima hak memesan efek terlebih dahulu (preemption right) setiap kali Pembeli menerbitkan saham baru?
Tahun ini
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tidak
Ya
Dengan asumsi bahwa Pembeli adalah perusahaan tidak
tercatat (non-publik), apakah pemegang saham harus
terlebih dahulu menawarkan kepada pemegang saham
yang ada untuk meningkatkan kepemilikan/sahamnya
sebelum membawa masuk pemegang saham tambahan?
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 2 dan Pasal 8 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal
Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
•
Pasal 43 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar :
•
Dalam hal suatu Perusahaan Publik (Tbk), maka berdasarkan ketentuan Pasal 2 dan Pasal 8
Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan
Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu jika Perusahaan Pembeli bermaksud melakukan
penambahan modal melalui penerbitan saham maka Perusahaan Pembeli wajib memberikan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada setiap pemegang saham sesuai dengan rasio
tertentu terhadap persentase kepemilikan sahamnya
•
Dalam hal suatu Perusahaan tidak tercatat (non-Publik), sesuai ketentuan Pasal 43 dari UU
No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas maka seluruh saham yang dikeluarkan untuk
penambahan modal harus ditawarkan kepada setiap pemegang saham seimbang dengan
pemilikan saham untuk klasifikasi saham yang sama.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
Tahun lalu
◊ Apakah pemegang saham harus menyetujui pemilihan dan pemberhentian auditor eksternal?
Jika Pembeli adalah Perusahaan publik terbuka
Tahun lalu
Tahun ini
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 10 Peraturan OJK No.55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit Komite Audit
•
Pasal 75 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
•
Standar Anggaran Dasar Emiten atau Perusahaan Publik
Komentar :
Section 2
•
Berdasarkan Pasal 75 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Rapat Umum Pemegang
Saham mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 10 Peraturan OJK No.55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Komite Audit bertugas memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan Publik. Dalam hal ini Dewan Komisaris
mendapatkan delegasi wewenang dari Rapat Umum Pemegang Saham sesuai ketentuan Pasal 75
UU Perseroan Terbatas dalam hal penunjukan Akuntan Publik karena pada dasarnya wewenang
penunjukan Akuntan Publik tersebut dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
berdasarkan ketentuan Pasal 12 standar Anggaran Dasar Perusahaan Terbuka mengenai Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan
◊ Apakah perubahan hak-hak yang terkait dengan kelas saham hanya mungkin terjadi jika para
pemegang saham terdampak menyetujui perubahan tersebut?
Jika Pembeli adalah Perusahaan publik terbuka
Tahun lalu
Tahun ini
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 15, 19 dan 88 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar :
•
Berdasarkan Pasal 75 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Rapat Umum Pemegang
Saham mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 10 Peraturan OJK No.55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Komite Audit bertugas memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan Publik. Dalam hal ini Dewan Komisaris
mendapatkan delegasi wewenang dari Rapat Umum Pemegang Saham sesuai ketentuan Pasal 75
UU Perseroan Terbatas dalam hal penunjukan Akuntan Publik karena pada dasarnya wewenang
penunjukan Akuntan Publik tersebut dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
berdasarkan ketentuan Pasal 12 standar Anggaran Dasar Perusahaan Terbuka mengenai Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
2. Kepemilikan dan Pengendalian
◊ Apakah CEO dan ketua dewan direksi harus merupakan dua orang yang berbeda? (Jawab
“YA” jika mayoritas Perseroan Terbatas di negara anda mengikuti struktur 2 Dewan (2-tier board
structure)
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tahun lalu
Tahun ini
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 92(1) dari UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar :
•
◊ Apakah dewan direksi (atau Dewan Komisaris) harus menyertakan anggota dewan independen
dan non-eksekutif?
•
Anggota Dewan Independen didefinisikan sebagai seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris yang tidak memiliki saham dalam Perusahaan, dan sebaliknya tidak memiliki
hubungan material dengan Perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
pihak-pihak tertentu, kecuali sehubungan dengan upah untuk menduduki posisi tersebut.
•
Anggota dewan non-eksekutif didefinisikan sebagai pihak-pihak yang bukan merupakan
karyawan dari perusahaan atau terafiliasi dengan perusahaan, baik secara langsung maupun
tidak langsung dan secara lebih umum tidak terlibat dalam aktifitas sehari-hari Perusahaan.
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Tahun lalu
Tahun ini
Tidak
Ya
Section 2
Mengingat Indonesia merupakan negara Civil Law yang mengadopsi struktur 2 Dewan (2-tier
board structure) maka jawaban atas pertanyaan ini seharusnya adalah “YA”. Pertanyaan ini dibuat
menggunakan pendekatan sistem hukum anglo saxon (common law) dengan menggunakan
istilah CEO dan Chairman of Board of Directors dimana CEO bertanggung jawab kepada Board
of Directors dan Chairman dari Board of Directors mengepalai Board of Directors tersebut. Hal
ini tidak relevan dengan Indonesia yang menggunakan sistem hukum Eropa Kontinental (civil
law) yang menggunakan istilah Direksi yang diketuai oleh Direktur Utama/Presiden Direktur dan
Dewan Komisaris yang diketuai oleh Komisaris Utama. Sehingga untuk menjawab pertanyaan
ini pertanyaannya harus dipahami sebagai berikut: apakah Direktur Utama/Presiden Direktur dan
Komisaris Utama dari suatu Perseroan Terbatas harus merupakan dua orang yang berbeda?
dan jawabannya adalah “Ya” karena berdasarkan Pasal 92(1) dari UU No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas Direksi bertugas menjalankan pengurusan Perseroan dan berdasarkan Pasal
108 UUPT Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan Perseroan dan
memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam hal ini jelas bahwa karena fungsi yang amat berbeda
tidak diperbolehkan menunjuk individu yang sama sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama
Perseroan.
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 120 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
•
Pasal 20 Peraturan OJK No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten
atau Perusahaan Publik
Komentar :
•
Pertanyaan ini dibuat menggunakan pendekatan sistem hukum anglo saxon (common law)
yang menerapkan konsep single tier board system dengan sebutan Dewan Direksi/Board of
Directors yang meliputi anggota eksekutif, independen dan non-eksekutif. Mengingat Indonesia
yang mengadopsi sistem hukum eropa kontinental (civil law) menerapkan dual tier board system
dengan adanya Direksi dan Dewan Komisaris maka pertanyaan ini harus dipahami dalam
konteks hukum Indonesia dan juga meliputi Dewan Komisaris. Sesuai ketentuan Pasal 120
UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Anggaran Dasar Perseroan dapat mengatur
adanya 1 orang atau lebih Komisaris Independen yang diangkat dari pihak yang tidak terafiliasi
dengan Pemegang Saham Utama, Anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya.
Sementara mengingat Pembeli adalah perusahaan terbuka berdasarkan Pasal 20 Peraturan OJK
No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik jika
anggota Dewan Komisaris terdiri dari 2 orang maka salah satunya adalah Komisaris Independen
dan jika jumlahnya lebih dari 2 orang maka paling kurang 30% diantaranya adalah Komisaris
Independen. tidak diperbolehkan menunjuk individu yang sama sebagai Direktur Utama dan
Komisaris Utama Perseroan.
Section 2
◊ Dapatkah pemegang saham memberhentikan anggota dewan direksi sebelum akhir masa kerja
mereka? (atau anggota Dewan Komisaris pada sistem struktur dua dewan (2-tier structure)
Tahun lalu
Tahun ini
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Ya
Ya
Jika Pembeli adalah Perusahaan tidak tercatat (nonpublik), apakah terdapat mekanisme pembelian kembali
dalam hal terjadi ketidaksepakatan?
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 105 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
•
Pasal 62 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar :
•
Berdasarkan ketentuan Pasal 105 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Anggota
Direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan
alasannya. Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 62 dari UU Perseroan Terbatas setiap
pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang
wajar jika yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang
saham atau Perseroan berupa: (a) Perubahan anggaran dasar; (b) pengalihan atau penjaminan
kekayaan Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50% kekayaan bersih Perseroan; atau (c)
Penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Apakah dewan direksi harus meliputi komite audit yang terpisah secara eksklusif yang terdiri
dari anggota dewan?
Suatu Komite Audit didefinisikan sebagai suatu sub-komite dari Direksi (atau Dewan Komisaris),
yang terdiri secara eksklusif dari anggota dewan
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tahun lalu
Tahun ini
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
Peraturan OJK No.55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit
•
◊ Apakah terdapat persentase dari saham yang diakuisisi yang memicu kewajiban penawaran
tender yang mewajibkan pengakuisisi potensial harus melakukan penawaran tender yang
ditujukan untuk seluruh pemegang saham yang tersisa?
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tahun lalu
Tahun ini
Tidak
Ya
Dengan asumsi Pembeli adalah perusahaan tertutup
(non-publik), apakah terdapat persentase dari saham yang
diambil alih yang mewajibkan seorang pemegang saham Tidak
baru untuk melakukan penawaran tender yang ditujukan
untuk seluruh pemegang saham yang tersisa?
Tidak
Ketentuan yang Terkait:
Peraturan OJK (Dahulu Ketua Badan Pengawas Pasar Modal) No.KEP-264/BL/2011 tentang
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (yang dikenal dengan Peraturan IX.H.1)
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
Komentar (sebutkan jika harus menyertakan direktur independen dan jika harus dipimpin oleh
seorang direktur independen): Pertanyaan ini dibuat menggunakan pendekatan sistem hukum
anglo saxon (common law) yang menerapkan konsep single tier board system dengan sebutan
Dewan Direksi/Board of Directors. Mengingat Indonesia yang mengadopsi sistem hukum eropa
kontinental (civil law) menerapkan dual tier board system dengan adanya Direksi dan Dewan
Komisaris maka pertanyaan ini harus dipahami dalam konteks hukum Indonesia dan juga
meliputi Dewan Komisaris. Mengingat Pembeli adalah suatu Perusahaan Publik sesuai ketentuan
Peraturan OJK No.55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit maka Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki Komite Audit yang paling
sedikit terdiri dari 3 orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar
Emiten atau Perusahaan Publik dan diketuai oleh Komisaris Independen.
Komentar (mohon menjelaskan persentase yang memicu hal tersebut): Dalam hal suatu
Perusahaan Terbuka/Publik berdasarkan Peraturan OJK (Dahulu Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal) No.KEP-264/BL/2011 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (yang dikenal dengan
Peraturan IX.H.1) suatu pihak yang melakukan pengambilalihan atas suatu Perusahaan terbuka (yang
menyebabkan perubahan pengendalian atas perusahaan tersebut) wajib melakukan penawaran
tender atas seluruh sisa saham perusahaan terbuka tersebut. Pengambilalihan didefinisikan
sebagai tindakan baik langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan terjadinya perubahan
Pengendali. Sementara Pengendali didefinisikan sebagai suatu Pihak yang memiliki saham lebih
dari 50% dari seluruh saham yang disetor penuh atau Pihak yang mempunyai kemampuan untuk
menentukan, baik secara langsung atau tidak langsung dengan cara apapun pengelolaan dan/atau
kebijaksanaan Perusahaan Terbuka.
◊ Apakah Pembeli harus membayar dividen dalam jangka waktu maksimum yang ditetapkan oleh
hukum setelah tanggal deklarasi?
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tahun lalu
Tahun ini
Ya
Ya
Dengan asumsi Pembeli adalah perusahaan tertutup (nonTidak
publik)
Ya
Section 2
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 36 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
•
Pasal 71 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar (mohon berikan jangka waktunya):
•
Dalam hal perusahaan public/terbuka, Pasal 36 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang
Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dalam hal
terdapat keputusan Rapat Umum Pemegang Saham terkait dengan pembagian dividen tunai
maka Perusahaan Terbuka wajib melaksanakan pembayaran dividen tunai kepada pemegang
saham yang berhak paling lambat 30 hari setelah diumumkannya ringkasan risalah RUPS yang
memutuskan pembagian dividen tunai
•
Dalam hal perusahaan tertutup (non-publik), berdasarkan Pasal 71 UU No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas maka seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan wajib
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen kecuali ditentukan lain oleh Rapat Umum
Pemegang Saham. Dalam hal ini keuntungan yang telah dideklarasikan harus segera dibagikan
kepada para pemegang saham sebagai dividen
◊ Apakah anak perusahaan dilarang membeli saham yang diterbitkan oleh perusahaan induknya?
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Tahun lalu
Tahun ini
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 36(1) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar: Berdasarkan Pasal 36(1) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Perseroan
dilarang mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri maupun dimiliki oleh Perseroan lain yang
sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan.
3. Transparansi Perusahaan
◊ Apakah Pembeli harus mengungkapkan kepemilikan saham langsung dan tidak langsung yang
mewakili angka 5%?
Termasuk pengungkapan setiap kali pemegang saham yang ada mencapai kepemilikan 5% melalui
pembelian saham tambahan.
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tahun lalu
Tahun ini
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
Pasal 3 Peraturan OJK No.60/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham
tertentu
•
Peraturan OJK No.29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
•
Surat Edaran OJK No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau
perusahaan Publik
•
Surat Edaran OJK No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka
Komentar :
•
Mengingat Pembeli adalah suatu perusahaan publik berdasarkan Pasal 3 Peraturan OJK No.60/
POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham tertentu maka setiap pihak
yang memiliki 5% atau lebih saham yang disetor dalam Perusahaan Terbuka wajib melaporkan
kepada OJK atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikan atas saham Perseroan paling
lambat 10 hari setelah terjadinya transaksi. Selanjutnya berdasarkan Surat Edaran OJK No.
32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka Perusahaan Terbuka
wajib mengungkapkan pemilik manfaat akhir dalam kepemilikan saham Perusahaan Terbuka
paling sedikit 5% baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya dalam Peraturan
OJK No.29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan
Surat Edaran OJK No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau
perusahaan Publik salah satu informasi yang harus dimasukkan dalam Laporan Tahunan Emiten
atau Perusahaan Publik adalah nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Emiten atau Perusahaan Publik.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
•
◊ Apakah Pembeli harus mengungkapkan informasi mengenai jabatan direktur anggota dewan
lainnya serta informasi dasar mengenai pekerjaan utama mereka?
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tahun lalu
Tahun ini
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 4 Peraturan OJK No.29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik
•
Surat Edaran OJK No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau
perusahaan Publik
•
Pasal 15(7) Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Section 2
Komentar:
Mengingat Pembeli adalah suatu perusahaan publik berdasarkan Pasal 4 Peraturan OJK No.29/
POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan Surat Edaran OJK
No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau perusahaan Publik
Laporan Tahunan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut termasuk tata kelola Emiten atau
Perusahaan Publik. Dalam bagian tata kelola Emiten atau Perusahaan Publik inilah dimuat informasi
mengenai anggota Direksi dan Komisaris serta riwayat hidup mereka. Selanjutnya berdasarkan Pasal
15(7) Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan Terbuka maka dalam hal mata acara rapat mengenai pengangkatan
anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris maka daftar Riwayat Hidup calon anggota Direksi dan
Komisaris yang akan diangkat harus sudah tersedia bagi para pemegang saham sebelum RUPS.
◊ Apakah Pembeli harus mengungkapkan kompensasi yang didapat individu anggota Direksi
dan pengurus utama perusahaan termasuk bonus dan skema insentif mereka? (atau anggota
Dewan Komisaris)
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tahun lalu
Tahun ini
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 22 Peraturan OJK No.34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten
atau Perusahaan Publik
•
Peraturan OJK No.29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
•
Surat Edaran OJK No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau
perusahaan Publik
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Komentar:
Mengingat Pembeli adalah suatu perusahaan publik berdasarkan Pasal 22 Peraturan OJK No.34/
POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik maka
Emiten dan Perusahaan Publik wajib mengungkapkan pelaksanaan fungsi terkait nominasi dan
remunerasi dalam laporan tahunan dan situs web Emiten atau Perusahaan Publik. Selanjutnya
berdasarkan Peraturan OJK No.29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik dan Surat Edaran OJK No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten
atau perusahaan Publik salah satu isi dari Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik adalah
prosedur, dasar penetapan, struktur dan besarnya remunerasi masing-masing anggota Direksi dan
Dewan Komisaris serta hubungan antara remunerasi dengan kinerja Emiten atau Perusahaan Publik.
◊ Apakah pemberitahuan tentang rapat umum pemegang saham harus dikirim dalam waktu 30
hari sebelum pertemuan diadakan dan memuat informasi yang cukup mengenai rapat tersebut?
Informasi yang cukup didefinisikan sebagai secara jelas menjelaskan hal-hal yang akan diajukan
di dalam rapat untuk diputuskan oleh rapat tersebut, dan semua dari hal-hal sebagai berikut: i)
referensi informasi yang diperlukan sehubungan dengan tindakan eksternal tertentu; ii) lokasi, hari
dan tanggal rapat; iii) jenis rapat, apakah umum atau luar biasa; iv) ketentuan tentang partisipasi
dan pelaksanaan hak voting; v) agenda rapat; vi) deskripsi dari cara dimana voting melalui pos akan
diproses termasuk alamat, fisik atau elektronik, langkah-langkah pengamanan, tenggat waktu untuk
menerima surat suara dan tanggal penghitungannya.
Tahun ini
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tidak
Ya
Jika Pembeli bukan merupakan Emiten atau Perusahaan
Publik apakah para pemegang saham harus bertemu
setidaknya sekali dalam satu tahun?
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 13 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
•
Pasal 78 dari UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar:
•
Mengingat Pembeli adalah suatu perusahaan publik berdasarkan Pasal 13 Peraturan OJK
No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan Terbuka pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham wajib dilakukan paling
lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS dan pemanggilan rapat umum pemegang saham
harus dilakukan paling lambat dalam waktu 21 hari kalender sebelum RUPS diadakan. Ketentuan
ini telah memenuhi pertanyaan yang diajukan oleh kuesioner.
•
Jika Pembeli bukan merupakan Emiten atau Perusahaan Publik maka berdasarkan ketentuan
Pasal 78 dari UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas para pemegang saham wajib
mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham setidaknya satu kali dalam satu tahun dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan yang wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6
bulan setelah tahun buku berakhir
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
Tahun lalu
◊ Apakah pemegang saham yang mewakili 5% dari modal saham Pembeli dapat memasukkan
agenda rapat ke dalam agenda rapat umum pemegang saham?
Tahun lalu
Tahun ini
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tidak
Ya
Jika Pembeli bukan merupakan Emiten atau Perusahaan
Publik
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 12 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
•
Pasal 79(2) dari UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar:
Dalam hal suatu perusahaan publik berdasarkan Pasal 12 Peraturan OJK No.32/POJK.04/2014
tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka
Pemegang Saham yang mewakili 1/20 (5%) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah dapat mengusulkan mata acara rapat secara tertulis kepada Direksi paling lambat 7 hari
sebelum panggilan RUPS
•
Dalam hal perusahaan tidak tercatat (non-publik), Pasal 79(2) dari UU No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas hanya menyebutkan bahwa 1 orang atau lebih pemegang saham yang
bersama-sama mewakili 1/10 atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah dapat meminta diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham. UU Perseroan Terbatas tidak
melarang pemegang saham yang mewakili 5% dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah untuk dapat meminta kepada Direksi untuk dimasukkannya agenda RUPS sebelum
diadakannya RUPS.
Section 2
•
◊ Apakah laporan keuangan tahunan Pembeli harus diaudit oleh auditor eksternal?
Tahun lalu
Tahun ini
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Ya
Ya
Jika Pembeli bukan merupakan Emiten atau Perusahaan
Publik
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 68 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar:
•
Mengingat Pembeli merupakan Perseroan Terbuka (Publik) Berdasarkan Pasal 68 UU No.40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan
kepada Akuntan Publik untuk diaudit jika antara lain Perseroan merupakan Perseroan Terbuka
•
jika Pembeli merupakan Perseroan tertutup (non-Publik) Berdasarkan Pasal 68 UU No.40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas Direksi Perseroan tetap wajib menyerahkan laporan keuangan
Perseroan kepada Akuntan Publik untuk diaudit karena Perseroan mempunyai aset dan/atau
jumlah peredaran usaha yang melebihi nilai Rp.50 miliar Rupiah. Dalam studi kasus yang
diberikan perusahaan pembeli diasumsikan memiliki asset yang melebihi Rp.50 miliar sehingga
laporan keuangan tahunannya harus diaudit oleh Akuntan Publik.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Apakah ada kewajiban untuk mengungkap laporan audit keuangan kepada publik?
Jika Pembeli adalah Emiten atau Perusahaan Publik
Tahun lalu
Tahun ini
Ya
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Peraturan OJK No.29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
•
Surat Edaran OJK No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau
perusahaan Publik
Komentar:
•
Mengingat Pembeli adalah suatu perusahaan publik berdasarkan Pasal 4 Peraturan OJK No.29/
POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan Surat Edaran OJK
No.30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau perusahaan Publik
Laporan Tahunan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut termasuk laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit
I. Studi Kasus Mengenai Benturan Kepentingan
Pembeli Perusahaan manufaktur kami bukan merupakan badan usaha milik negara dan telah
menerbitkan saham yang diperdagangkan kepada publik dan terdaftar di bursa efek terbesar
Negara Anda. Jika tidak ada bursa efek di Negara Anda, atau jika ada kurang dari 10 perusahaan
yang diperdagangkan secara aktif di bursa efek Negara Anda, mohon asumsikan bahwa Pembeli
adalah sebuah perusahaan saham gabungan tertutup/non-publik yang memiliki pemegang
saham dengan jumlah besar.
•
Pembeli tidak mengikuti aturan tata kelola perusahaan apapun, piagam model, atau aturan
praktik terbaik, kecuali diwajibkan (misalnya, kecuali ketidak patuhan tersebut menyebablan
sanksi dari regulator bursa atau menjadi penyebab gugatan pemegang saham dalam yurisdiksi
peradilan perdata).
•
Bapak James memiliki 60% dari saham Pembeli. Ia merupakan anggota dari dewan direksi yang
beranggotakan 5 orang bersama-sama dengan 2 direktur lainnya yang ia pilih. Harap diingat
bahwa Bapak James bukan CEO.
•
Jika Negara Anda mewajibkan dewan pengawas yang harus ditunjuk setidaknya oleh sebagian
pemegang saham, asumsikan bahwa Bapak James telah memilih 60% dari anggota dewan
pengawas yang dipilih oleh Pemegang Saham. Asumsikan juga bahwa Direksi yang berjumlah 5
orang tersebut juga mengikutsertakan Bapak James sendiri serta 2 anggota lain yang ditunjuk
atau diusulkan oleh Bapak James sebagai anggota pada dewan pengawas.
•
Bapak James juga memiliki 90% saham perusahaan Penjual, yang menjalankan usaha jaringan
toko ritel. Penjual menghadapi masalah keuangan dan baru-baru ini menutup sejumlah besar
tokonya. Hasilnya, banyak truk penjual yang tidak terpakai.
•
Bapak James mengusulkan agar Pembeli membeli armada atau truk Penjual yang tidak
terpakai untuk memperluas distribusi produk Pembeli. Usulan ini disetujui Pembeli dan pembeli
melakukan transaksi.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
•
•
Semua persetujuan yang diperlukan sudah didapat dan semua pengungkapan wajib telah dibuat.
Menurut ketentuan akhir transaksi, Pembeli membayar Penjual sejumlah uang tunai sebesar 10%
dari aset Pembeli untuk membeli truk tersebut. Jika Bapak James dapat memberikan suara secara
sah pada transaksi dalam kapasitasnya sebagai anggota dewan direksi Pembeli atau sebagai
pemegang saham, asumsikan bahwa ia merupakan suara penentu dalam keberlangsungan
transaksi.
•
Asumsikan bahwa transaksi merupakan kegiatan usaha biasa Pembeli dan bukan ultra vires
(yaitu tidak di luar kekuasaan atau kewenangan pembeli).
•
Harga truk yang dijual di atas harga pasar dan transaksi yang dilakukan menimbulkan kerugian
pada Pembeli. Pemegang saham Pembeli minoritas menggugat Bapak James dan para pihak
lain yang telah menyetujui transaksi tersebut dilakukan.
Mr. James
Lawsuit
60%
ownership,
sits on board
of directors
Company A
(buyer)
Section 2
Minority
shareholder
90%
ownership,
sits on board
of directors
Company B
(seller)
Transaction
involving
conflict of interest
1. Persetujuan dan Pengungkapan
◊ Siapakah yang harus memberikan persetujuan final untuk menyetujui pembelian truk oleh
Pembeli dari Penjual? Rapat Umum Pemegang Saham dengan mengecualikan Mr. James
Ketentuan yang Terkait:
ketentuan Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-412/BL/2009 yang disebut Peraturan
IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
Komentar :
•
Mengingat Perusahaan Pembeli dalam studi kasus kuesioner ini merupakan suatu Perusahaan
Publik (Tbk) maka sesuai ketentuan Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-412/
BL/2009 yang disebut Peraturan IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu maka transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan wajib terlebih
dahulu disetujui oleh Para Pemegang Saham Independen (diluar Mr. James) atau wakil mereka
yang diberi wewenang untuk itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
◊ Haruskah badan eksternal memeriksa persyaratan transaksi sebelum transaksi dilakukan? YA
Ketentuan yang Terkait:
Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-412/BL/2009 yang disebut Peraturan IX.E.1 tentang
Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Komentar :
•
Mengingat Perusahaan Pembeli dalam studi kasus kuesioner ini merupakan suatu Perusahaan
Publik (Tbk) maka sesuai Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-412/BL/2009 yang
disebut Peraturan IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
maka salah satu syarat untuk dapat dilakukannya transaksi tersebut diperlukan adanya Laporan
Penilai independen untuk meneliti kewajaran transaksi tersebut.
◊ Informasi apakah mengenai transaksi diantara Pembeli dan Penjual yang harus diungkapkan
oleh Mr. James kepada Dewan Direksi sebelum sebelum transaksi dilakukan? Pengungkapan
penuh atas seluruh fakta material tentang kepentingan Mr. James dalam transaksi diantara
Pembeli dan Penjual tersebut
Ketentuan yang Terkait:
•
Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-412/BL/2009 yang disebut Peraturan IX.E.1
tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
Komentar :
•
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
Pertanyaan ini dibuat menggunakan pendekatan sistem hukum anglo saxon (common law) yang
menggunakan istilah Board of Directors (Dewan Direksi) yang memegang delegasi wewenang dari
pemegang saham untuk menentukan sebagian besar pengelolaan dan memutuskan transaksi
yang dilakukan perusahaan sementara dalam sistem hukum Indonesia yang mengacu pada
sistem hukum Eropa Kontinental (Civil Law) sebagian besar transaksi perusahaan diputuskan
oleh Organ tertinggi Perseroan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam hal ini mengingat
Perusahaan Pembeli dalam studi kasus kuesioner ini merupakan suatu Perusahaan Publik
(Tbk) maka sesuai Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-412/BL/2009 yang disebut
Peraturan IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu maka
Bapak James harus menyampaikan dalam Pengumuman RUPS kepada para Pemegang Saham
Independen uraian mengenai transaksi yang meliputi: obyek transaksi yang bersangkutan,
nilai transaksi, nama para pihak yang bertransaksi dan hubungan mereka dengan Perusahaan
Pembeli serta sifat Benturan Kepentingan dari Pihak-pihak yang bersangkutan tersebut. Dalam
hal ini Bapak James harus mengungkapkan bahwa dia adalah pemilik 60% saham Perusahaan
Pembeli dan juga menunjuk 2 orang anggota Direksi Pembeli. Di saat yang bersamaan Bapak
James juga memiliki 90% saham Perusahaan Penjual. Transaksi dilakukan dengan harga yang
lebih tinggi dari harga pasar dan Perusahaan Penjual sedang dalam keadaan merugi. Disinilah
muncul sifat benturan kepentingan dari Bapak James karena pengaruh beliau untuk melakukan
transaksi berpotensi merugikan pemegang saham lainnya dari Perusahaan Pembeli.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Ya
Ya
Dalam
waktu 72
jam kepada
publik
Laporan
Keuangan
Tahunan
Tahun
Lalu
Ya
Ya
Tahun
Ini
Deskripsi dari
Aset yang Dibeli
oleh Pembeli
Ya
Ya
Tahun
Lalu
Ya
Ya
Tahun
Ini
Sifat dan Jumlah
yang Dibayar oleh
Pembeli kepada
Penjual
Ya
Ya
Tahun
Lalu
Ya
Ya
Tahun
Ini
Kepemilikan Mr.
James dan/atau
Posisi Direksi
dalam Pembeli
Ya
Ya
Tahun
Lalu
Ya
Ya
Tahun
Ini
Fakta Bahwa Mr.
James memiliki
90% dari Penjual
•
Peraturan OJK (dahulu Ketua
Bapepam) No.KEP-412/BL/2009
yang disebut Peraturan IX.E.1
tentang Transaksi Afiliasi dan
Benturan Kepentingan Transaksi
Peraturan OJK (dahulu Ketua
Bapepam) No.KEP-412/
BL/2009 yang disebut
Peraturan IX.E.1 tentang
Transaksi Afiliasi dan Benturan
Kepentingan Transaksi
Tertentu
Peraturan OJK No.31/
POJK.04/2015 tentang
Keterbukaan Informasi atau
Fakta Material oleh Emiten
atau Perusahaan Publik
•
•
Peraturan OJK No.31/
POJK.04/2015 tentang
Keterbukaan Informasi atau
Fakta Material oleh Emiten
atau Perusahaan Publik
Peraturan OJK (dahulu Ketua
Bapepam) No.KEP-412/
BL/2009 yang disebut
Peraturan IX.E.1 tentang
Transaksi Afiliasi dan Benturan
Kepentingan Transaksi
Tertentu
Tahun Ini
Peraturan OJK (dahulu Ketua
Bapepam) No.KEP-412/BL/2009
yang disebut Peraturan IX.E.1 tentang
Transaksi Afiliasi dan Benturan
•
Kepentingan Transaksi Tertentu
Tahun Lalu
Ketentuan yang terkait
◊ Informasi apakah mengenai transaksi diantara Pembeli dan Penjual yang harus diungkapkan oleh Pembeli (i) kepada publik, regulator atau bursa
dengan segera (dalam waktu 72 jam setelah penutupan transaksi), dan (ii) dalam laporan keuangan tahunannya?
Section 2
2. Gugatan Pemegang Saham
◊ Apakah pemegang saham yang mewakili 10% dari modal saham Pembeli dapat menggugat Mr.
James atas kerugian transaksi yang diderita Pembeli? Ya, secara langsung dan secara mewakili
Perusahaan (derivative)
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 97(6) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar :
•
Berdasarkan Pasal 97(6) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas atas nama Perseroan
pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Negeri terhadap anggota Direksi yang
karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan.
◊ Apakah tingkat kesalahan yang terendah atau dasar gugatan yang paling rendah tingkatannya
yang cukup bagi para pemegang saham untuk meminta pertanggung jawaban Mr. James atas
kerugian yang timbul dari transaksi diantara Pembeli dan Penjual? Bahwa terdapat benturan
kepentingan, transaksinya tidak adil dan/atau transaksinya merugikan Perusahaan
Ketentuan yang Terkait:
Pasal 97(3) dan (5) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
•
Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-412/BL/2009 yang disebut Peraturan IX.E.1
tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
Komentar :
•
Berdasarkan Pasal 97(3) dan (5) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas seorang
anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan jika yang
bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya termasuk jika: (a) kerugian
tersebut dikarenakan kesalahan atau kelalaiannya; (b) tindakan pengurusan dilakukan dengan
itikad buruk dan ketidak hati-hatian dan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
(c) mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pengurusan yang menimbulkan kerugian; dan (d) tidak mengambil tindakan untuk mencegah
timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Berdasarkan ketentuan ini sesuai dengan studi
kasus yang diberikan Bapak James mempunyai benturan kepentingan atas transaksi yang
dilakukan antara Pembeli dan Penjual dimana beliau merupakan Pemegang Saham Utama pada
Pembeli dan Penjual serta menunjuk sebagian anggota Direksi Pembeli. Transaksi pembelian
dilakukan diatas harga pasar dengan Penjual yang sedang dalam keadaan merugi dan transaksi
ini merugikan pemegang saham Pembeli, Berdasarkan unsur-unsur ini maka jelas bahwa para
pemegang saham Pembeli dapat menggugat Bapak James atas benturan kepentingan yang
merugikan Pembeli tersebut sesuai ketentuan Pasal 97 (3) dan (5) dari UU Perseroan Terbatas.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
•
◊ Apakah tingkat kesalahan yang terendah atau dasar gugatan yang paling rendah tingkatannya
yang cukup bagi para pemegang saham untuk meminta pertanggung jawaban anggota Direksi
lainnya atas kerugian yang timbul dari transaksi diantara Pembeli dan Penjual? Bahwa terdapat
benturan kepentingan, transaksinya tidak adil dan/atau transaksinya merugikan Perusahaan
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 97(3) dan (5) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
•
Peraturan OJK (dahulu Ketua Bapepam) No.KEP-412/BL/2009 yang disebut Peraturan IX.E.1
tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
Komentar :
Section 2
•
Berdasarkan Pasal 97(3) dan (5) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas seorang
anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan jika yang
bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya termasuk jika: (a) kerugian
tersebut dikarenakan kesalahan atau kelalaiannya; (b) tindakan pengurusan dilakukan dengan
itikad buruk dan ketidak hati-hatian dan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
(c) mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pengurusan yang menimbulkan kerugian; dan (d) tidak mengambil tindakan untuk mencegah
timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Berdasarkan ketentuan ini maka para pemegang
saham Pembeli juga dapat mengajukan gugatan terhadap anggota Direksi lainnya dari Pembeli
jika mereka terlibat dalam kerugian perusahaan termasuk: (a) jika mereka bersalah atau lalai
dengan menyetujui transaksi yang mengandung benturan kepentingan tersebut; (b) jika mereka
melakukan pengurusan perusahaan dengan beritikad buruk dengan menyetujui suatu transaksi
yang mengandung benturan kepentingan dan merugikan perusahaan; (c) jika mereka juga
mempunyai benturan kepentingan sehubungan dengan transaksi tersebut mengingat 2 orang
anggota Direksi Pembeli ditunjuk oleh Bapak James sehingga mereka tidak independen; dan (d)
jika mereka tidak mencegah timbulnya kerugian perusahaan dengan tetap menyetujui transaksi
tersebut.
◊ Jika para pemegang saham berhasil dalam gugatan mereka terhadap Mr. James ganti rugi
apakah yang tersedia?
Tahun lalu
Tahun ini
Mr. James membayar ganti rugi
Ya
Ya
Mr. James mengembalikan keuntungan pribadi yang
diperolehnya dari transaksi
Tidak
Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 97(3) dan (5) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar :
•
Berdasarkan Pasal 97(3) dan (5) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas seorang
anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan jika yang
bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Mengingat dalam studi
kasus kuesioner ini Bapak James jelas mempunyai benturan kepentingan terhadap transaksi
yang dilaksanakan Penjual dan Pembeli dan transaksi tersebut merugikan Perusahaan maka
dalam hal ini Bapak James bertanggung jawab secara pribadi untuk mengganti kerugian yang
diderita Perusahaan serta mengembalikan keuntungan yang telah diterimanya sesuai putusan
Pengadilan berdasarkan gugatan yang diajukan oleh para pemegang saham.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Dengan asumsi bahwa tidak ada penipuan yang dilakukan dan Mr. James telah memenuhi
seluruh mekanisme pengungkapan dan persetujuan yang dipersyaratkan oleh ketentuan yang
berlaku, apakah Mr. James akan dikenakan denda, dipenjara atau didiskualifikasi? (contohnya
dilarang oleh penetapan Pengadilan untuk terlibat dalam pengelolaan perusahaan manapun
dalam waktu 1 tahun)
Tahun lalu
Tahun ini
Mr. James membayar denda kepada Pemerintah
Tidak
Tidak
Mr. James dikenakan pidana penjara
Tidak
Tidak
Mr. James didiskualifikasi:
Tidak
Tidak
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 97(3) dan (5) UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
◊ Apakah pengadilan dapat membatalkan transaksi terhadap tuntutan yang berhasil diajukan
pemegang saham? Pemegang Saham dapat menggugat transaksi tersebut jika transaksi tersebut
dianggap tidak adil, tidak wajar dan telah menimbulkan kerugian terhadap para pemegang saham.
Ketentuan yang Terkait:
•
Komentar :
•
Berdasarkan Pasal 178 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui/HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia menentukan bahwa Hakim wajib
mengadili seluruh bagian gugatan dan menjatuhkan putusan berdasarkan oleh apa yang digugat
oleh Penggugat. Berdasarkan gugatan para pemegang saham dan putusan pengadilan dalam
perkara perdata maka Pengadilan dapat membatalkan transaksi yang dilakukan oleh Penjual
dan Pembeli jika transaksi tersebut tidak adil atau merugikan perusahaan.
◊ Apakah standar pembuktian dan tingkat kepastian yang harus dicapai oleh Pengadilan untuk
menentukan apakah seorang tergugat bertanggung jawab dalam gugatan perdata yang
dilakukan oleh para pemegang saham? (contoh, diluar keragu-raguan, alat bukti yang jelas dan
meyakinkan, dll)
•
Dalam gugatan perdata?: Pasal 163 dari HIR menentukan bahwa Penggugat dan Tergugat
harus membuktikan sendiri dalil-dalil gugatannya dalam Perkara Perdata sehingga standar
pembuktian yang digunakan adalah alat bukti yang jelas dan meyakinkan dimana standar
pembuktiannya lebih rendah dari perkara pidana
•
Dalam perkara Pidana?: sementara dalam perkara pidana berdasarkan Pasal 183 dari UU
No.8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Hakim tidak boleh menjatuhkan
pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang
sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah melakukannya. Dengan demikian jelaslah bahwa tingkat
pembuktian dalam perkara perdata lebih rendah dari perkara pidana
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
Pasal 178 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang Diperbaharui/HIR)
sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia
Ketentuan yang Terkait:
•
Pasal 163 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang Diperbaharui/HIR)
sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia
•
Pasal 183 dari UU No.8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
3. Akses kepada Alat Bukti
◊ Sebelum menggugat, apakah pemegang saham yang mewakili 10% dari modal saham
Pembeli dapat memeriksa dokumen internal perusahaan seperti berita acara rapat Direksi dan
Komisaris, perjanjian-perjanjian, dan perjanjian pembelian sehubungan dengan pembelian truk
oleh Pembeli? Ya, secara langsung dan melalui pengawas yang ditunjuk Pengadilan/Pemerintah
Ketentuan yang Terkait:
•
Peraturan OJK No.31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan atas Informasi atau Fakta Material
oleh Emiten atau Perusahaan Publik
•
Pasal 138 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Komentar :
Section 2
•
Mengingat dalam studi kasus kuesioner Perusahaan Pembeli adalah suatu Perusahaan Publik
maka sesuai ketentuan Peraturan OJK No.31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan atas Informasi
atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik Perusahaan Pembeli berkewajiban
menyampaikan laporan informasi atau fakta material mengenai transaksi yang dilakukannya
dengan Penjual kepada OJK dan mengumumkannya kepada masyarakat paling lambat pada
akhir hari kerja ke-2 setelah terdapatnya informasi atau fakta material tersebut. Dengan adanya
pengumuman itu maka pemegang saham yang akan mengajukan gugatan dapat mendapatkan
informasi mengenai transaksi dari pengumuman dan keterbukaan tersebut. Selanjutnya sesuai
ketentuan Pasal 138 UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 1 atau lebih pemegang
saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
berhak mengajukan permohonan pemeriksaan terhadap Perseroan kepada Pengadilan Negeri
yang meliputi tempat kedudukan Perseroan dalam hal terdapat dugaan bahwa Perseroan
melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan pemegang saham atau anggota Direksi
dan Komisaris melakukan perbuatan hukum yang merugikan Perseroan dan Pemegang Saham.
Bila permohonan ini dikabulkan maka Pemegang Saham tersebut mempunyai akses penuh
untuk memeriksa dokumen, catatan dan pembukuan Perseroan yang terkait dengan transaksi
yang dilakukan oleh Perseroan.
◊ Dalam perkara perdata lingkup informasi apakah yang dapat diminta oleh Penggugat kepada
Hakim untuk harus diberikan?:
•
Oleh Tergugat: Setiap informasi yang terkait dengan pokok perkara yang diajukan
•
Oleh saksi yang tidak kooperatif: Setiap informasi yang terkait dengan pokok perkara yang
diajukan
Ketentuan yang Terkait: Pasal 137 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui/HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia
Komentar : Pasal 137 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang Diperbaharui/
HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia menentukan bahwa Penggugat atau Tergugat dapat
meminta Pengadilan untuk memeriksa Alat Bukti yang diajukan oleh Pihak Lawannya
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Seberapa rinci Penggugat harus meminta hakim dalam mengharuskan diberikannya suatu alat
bukti oleh Tergugat atau Saksi dalam suatu perkara perdata? Permintaan tersebut hanya cukup
menyebutkan kategori dari dokumen yang diminta tanpa rinciannya
Ketentuan yang Terkait: Pasal 137 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui/HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia
Komentar : Pasal 137 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang Diperbaharui/
HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia menentukan bahwa Penggugat atau Tergugat dapat
meminta Pengadilan untuk memeriksa Alat Bukti yang diajukan oleh Pihak Lawannya dengan
demikian tidak ada larangan bagi Penggugat untuk meminta kategori tertentu dokumen dari pihak
Tergugat contohnya: meminta bukti laporan keuangan Perusahaan 5 tahun terakhir, bukti berita
acara rapat Direksi dan Komisaris selama 5 tahun terakhir dan lain sebagainya yang dapat digunakan
untuk memperkuat dasar gugatannya.
◊ Kalimat manakah yang paling cocok untuk mendeskripsikan proses pemeriksaan tergugat dan
saksi dalam persidangan perdata?:
•
Tergugat: Penggugat atau Kuasa Hukum Penggugat mengajukan pertanyaan dengan
persetujuan pengadilan atas pertanyaan yang diajukan
•
Saksi: Penggugat atau Kuasa Hukum Penggugat mengajukan pertanyaan dengan persetujuan
pengadilan atas pertanyaan yang diajukan
Ketentuan yang Terkait: Pasal 150 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui/HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia
◊ Dengan tidak melihat hasil dari gugatan perdata yang diajukan oleh para pemegang saham
yang mewakili 10% saham perusahaan terhadap Direksi perusahaan dan dengan catatan bahwa
gugatan tersebut diputuskan berdasarkan pokok perkaranya apakah Perusahaan atau Tergugat
harus mengganti biaya hukum dari Penggugat? Ya, hanya jika berhasil
Ketentuan yang Terkait: Pasal 178 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui/HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia
Komentar: Berdasarkan Pasal 178 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui/HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia menentukan bahwa Hakim wajib
mengadili seluruh bagian gugatan dan menjatuhkan putusan berdasarkan oleh apa yang digugat
oleh Penggugat. Dengan demikian apabila Penggugat menggugat untuk memperoleh kembali
biaya hukum yang dikeluarkan dan Pengadilan mengabulkan gugatan tersebut maka mereka bisa
memperolehnya berdasarkan putusan Pengadilan tersebut
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 2
Komentar : Berdasarkan Pasal 150 dari Herzien Inlandsch Reglement (Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui/HIR) sebagai Hukum Acara Perdata Indonesia menentukan bahwa Penggugat atau
Tergugat dapat mengajukan pertanyaan kepada para saksi dengan perantaraan Ketua Majelis Hakim.
Ketua Majelis Hakim menjadi perantara atas pertanyaan tersebut untuk menghindarkan intimidasi
terhadap saksi dan pemberian kesaksian yang tidak semestinya karena tekanan pihak penanya.
◊ Apakah pengaturan pembayaran jasa hukum kontinjen atau bersyarat (kondisional)
diperbolehkan? (Penggugat membayar biaya jasa hukum hanya jika putusan Pengadilan
mengabulkan ganti rugi dalam perkara perdata atau tercapai perdamaian dalam perkara perdata
tersebut) Ya
Ketentuan yang Terkait:
•
Undang-Undang No.18 tahun 2003 tentang Advokat
•
Kode Etik Advokat Indonesia tanggal 23 Mei 2002
Komentar:
Section 2
Baik UU Advokat dan Kode Etik Advokat Indonesia tidak melarang diterapkannya suatu perjanjian
pembayaran jasa hukum secara kontinjen atau bersyarat (kondisional).
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
SECTION 3
Protecting Minority Investors (English Version)
Did any reform (e.g. a new act, code, law, decree, order, supreme court decision, amendment,
stock exchange listing rule) affecting the internal governance of corporations, the regulation of
related-party transactions, disclosure obligations, liability of company executives or access to
evidence in civil litigations enter into force between June 1, 2015 and June 1, 2016? If yes, please
provide the information below.
A. Name of the legislation : Financial Services Authority (OJK) Regulation No. 32/POJK.04/2015 on
the Increase of Issued and Paid-up Capital of Public Company with the Provision of Preemptive
Rights Date of adoption: 16 December 2015
Date of entry into force: 22 December 2015 Link to electronic copy: http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/peraturan-ojk/
Documents/Pages/pojk-32-penambahan-modal-pt-dengan-memberikan-hak-memesan-efekterlebih-dahulu/SALINAN-POJK%20HMETD.pdf
Description of the reform: Revoke the Decree of the Head of Bapepam-LK No. IX.D.1 on the
Preemptive Rights and IX.D.2 on the Form and Content of the Registration Statement in the
Issuance of Preemptive Rights.
B. Name of the legislation : OJK No. 29/POJK.04/2016 on Annual Report of an Issuer or Public
Company
Date of adoption: 29 July 2016
Link to electronic copy: http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/peraturan-ojk/
Documents/Pages/POJK-Laporan-Tahunan-Emiten-Perusahaan-Publik/POJK-LaporanTahunan.pdf
Description of the reform: Revoke the Decree of the Head of Bapepam-LK No. KEP-431/BL/2012
on the Submission of Annual Report of an Issuer or Public Company as well as the Regulation
No. X.K.6 which is being the appendix.
C. Name of the legislation: Circular Letter of OJK No. 30/SEOJK.04/2016 on the Form and Content
of the Annual Report of an Issuer and Public Company
Date of adoption: 3 August 2016
Date of entry into force: 3 August 2016 Link to electronic copy: http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/surat-edaran-ojk/
Documents/SAL%20-%20SEOJK_Laporan%20Tahunan%20Emiten.pdf
Description of the reform: Elaborate the points which have to be included in Issuer or Public
Company’s Annual Report
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 3
Date of entry into force: 29 July 2016 I. General Corporate Matters
Buyer Co. (“Buyer”) is a manufacturing company that has not adopted specific bylaws or articles
of association that differ from default corporate law or securities regulations, and does not follow
any code of corporate governance, model charter, or code of good practice, unless it is mandatory.
Buyer is assumed to be a publicly traded listed corporation or its functional equivalent under the
economy’s legislation. Examples include the Joint Stock Company (JSC), Public Limited Company
(PLC), C Corporation, Societas Europaea (SE), Aktiengesellschaft (AG) and Société Anonyme/
Sociedad Anónima (SA).
For a subset of the questions, we also ask what the answer would be if Buyer were incorporated under
a different company type, as a private limited company or its functional equivalent. Examples include
the Limited Company (Ltd), the Limited Liability Company (LLC), the Sociedad de Responsabilidad
Limitada (SRL), Gesellschaft mit beschränkter Haftung (GmbH), and the Société à responsabilité
limitée (SARL).
Gender Diversity
Section 3
◊ By law, must board of directors be composed of at least 20% of women?
Last Year
This Year
Are there work experience and qualification requirements
for board nomination?
New question
Yes
Must board of directors be composed of at least 20% of
women?
New question
No
Must hiring policies emphasize gender diversity for
executive positions?
New question
No
Are there financial incentives for having women at senior
executive or director positions?
New question
No
New question
No
Are there mandatory contributions or financial sanctions
for having no female board members and/or senior
executives?
If yes, are the proceeds used for women-focused
awareness campaigns, mentoring or training
programs?
Applicable provisions: OJK Regulation No. 33/POJK.04/2014 on Board of Directors and
Commissioners of an Issuer or Public Company
Comments: Given the Buyer is a Public Company, in accordance with Article 4(1e) of OJK Regulation
No. 33/POJK.04/2014 on Board of Directors and Commissioners of an Issuer or Public Company,
a member of Board of Directors of an Issuer or Public Company has to have the expertise and
knowledge on the field that is required by the relevant Issuer or Public Company.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
1. Shareholder Rights
◊ Does the sale of 51% or more of Buyer’s assets require shareholder approval, whether such sale
occurred in a single transaction or several transactions taking place within 1 year from the date
of the first transaction?
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation Yes
Yes
If Buyer is a non-publicly listed company, does the sale of
51% of Buyer’s assets require the consent of the majority
of members?
Yes
Yes
Applicable provisions:
•
Article 102 and 89 of Law No. 40 of 2007 on Limited Liabilities Companies
•
Article 28 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2014 on the Plan and Conduct of General
Meetings of Shareholders (GMS) of a Public Company
•
OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-614/BL/2011 on
Material Transaction and Changes to Main Business Activities or well known as Regulation
IX.E.2
•
For non public companies, based on the Article 102 and 89 of the Law No. 40 of 2007 on Limited
Liability Company, the transfer of assets of the Company that exceeds 50% (fifty percent) of the
net assets of the Company in 1 (one) transaction or more, whether or not related to each other,
shall be approved by General Meeting of The Shareholders which is attended by the shareholders
representing at least 3/4 of the total valid votes and approved by more than 3/4 of the total
shares with the voting rights in GMS.
•
For public companies, in accordance with the Article 28 of OJK Regulation No.32/POJK.04/2014
on the Plan and Conduct of General Meetings of Shareholders of a Public Company, the transfer
of assets of a Company that exceeds 50% (fifty percent) of the net assets of the Company in 1
(one) transaction or more, whether or not related to each other, shall be approved by a General
Meeting of The Shareholders which is attended by the shareholders representing at least 3/4 of
the total valid votes and approved by more than 3/4 of the total shares with the voting rights
in GMS. Furthermore, according to the OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head
of Bapepam) No.KEP-614/BL/2011 on Material Transaction and Changes to Primary Business
Activities or well known as Regulation IX.E.2, the Company that performs material transaction
with the value of transaction that exceeds 50% (fifty percent) of Company’s equity shall obtain
the approval of the GMS.
◊ Can shareholders who hold 10% of Buyer’s share capital call for an extraordinary meeting?
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation Yes
Yes
If Buyer is a non-publicly listed company, can members
owning 10% of Buyer’s capital call for an extraordinary
meeting?
Yes
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Yes
Section 3
Comments (please specify the triggering percentage of the requirement of the shareholders’
approval):
Applicable provisions:
•
Article 79 (2) of Company Law No.40/2007 on limited company
•
Article 3 of OJK Regulation No. 32/2014 on the Plan and Conduct of General Meetings of
Shareholders of a Public Company
Comments:
•
If the Buyer is an Issuer or Public Company, according to the Article 3 of OJK Regulation No.
32/POJK.04/2014 on the Plan and Conduct of General Meetings of Shareholders of a Public
Company, 1 (one) or more shareholder who jointly represent 1/10 (one tenth) or more of the
total number of shares with voting rights, unless the articles of association determine a smaller
number, may request to hold GMS by providing a registered letter to the Board of Directors.
•
If the Buyer is not an Issuer or Public Company, according to Article 79 (2) of Company Law
No.40/2007 on limited liability company, 1 (one) or more shareholder who jointly represent 1/10
(one tenth) or more of the total number of shares with valid voting rights may request to hold a
GMS by providing a registered letter to the Board of Directors.
◊ Must Buyer obtain shareholder approval to issue unissued share (stocks in the portfolio) up to
its authorized share capital?
Last Year
This Year
Yes
Yes
Assuming if Buyer is a non-public listed company, must all
members consent before adding or replacing a managing Yes
member?
Yes
Section 3
If Buyer is an Issuer or publicly traded listed corporation
Applicable provisions:
•
Articles 2 and 8 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2015 on the Increase of Capital of a Public
Company by granting Preemptive Rigths.
•
Article 41 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
Comments:
•
In the event of a Public Company, according to Articles 2 and 8 of OJK Regulation No. 32/
POJK.04/2015 on the Increase of Capital of a Public Company by granting Preemptive Rigths, if
the Company wish to increase its capital by way of share issuance, the Buyer is required to grant
Preemptive Rights to each shareholder in accordance with a certain ratio towards percentage of
his/her shareholding which has obtained the approval from the General Meeting of shareholders,
has submitted a registration statement and supporting documents to the OJK and the registration
statement has become effective.
•
In the event of a non-Public Company, the addition of a new member in a non-public company in
Indonesia is conducted under the increase of issued and paid-up capital mechanism. Based on
Article 41 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company, the increase of issued and paid-up
capital is undertaken based on the approval of GMS which is attended by more than ½ (one half)
of the total number of shares with valid voting rights and approved by more than ½ (one half) of
the total votes cast at the meeting.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Are shareholders automatically granted subscription (preemption) rights on new shares?
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation No
Yes
Assuming if Buyer is a non-public listed company, must
current members first be offered to increase their stake
before bringing in additional members?
Yes
Yes
Applicable provisions:
•
Article 2 and 8 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2015 on the Increase of Capital of a Public
Company by granting Preemptive Rigths
•
Article 43 of Company Law No.40/2007 on limited liability company
Comments:
•
In the event of a Public Company, according to Article 2 and 8 of OJK Regulation No. 32/
POJK.04/2015 on the Increase of Capital of a Public Company by granting Preemptive Rigths, if
the Buyer wishes to increase its capital by way of share issuance, the Buyer is required to grant
Preemptive Rights to each shareholder in accordance with a certain ratio towards percentage of
his/her shareholding.
•
In the event of a non-Public Company, according to Article 43 of Law No.40/2007 on limited
liability company all shares issued for the increase of capital must first be offered to each of the
shareholders in proportion to their ownership of shares for the same classification of shares.
If Buyer is a publicly traded listed corporation
Last Year
This Year
No
Yes
Applicable provisions:
• Article 10 of OJK regulation No.55/POJK.04/2015 on the Establishment and Working
Guidelines of the Audit Committee
• Article 75 of the Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
• Standard of Articles of Association of an Issuer or Public Company
Comments:
In accordance with Article 75 of the Law No. 40/2007 on Limited Liability Company, the GMS has the
authorization which is not provided to the Board of Directors and Commissioners within specified
limit stipulated in the Company Law and Company’s Article of Association. Moreover, according to
Article 10 of OJK No.55/POJK.04/2015 on the Establishment and Working Guidelines of the Audit
Committee, the Committee’s role is to provide recommendation to the Board of Commissioners
on the appointment of Public Accountant. In this regard, the Board of Commissioners accepts a
delegation of authority from the GMS in accordance with Article 75 of the Company Law for the
Public Accountant appointment as basically, the GMS is authorized to appoint the Public Accountant
in accordance with Article 12 of the Standard Articles of Association of a Public Company on the
Annual GMS.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 3
◊ Must shareholders approve the election and dismissal of the external auditor?
◊ Must changes to the voting rights of a class of shares be approved only by the holders of the
affected shares?
If Buyer is an Issuer or publicly traded listed corporation
Last Year
This Year
No
Yes
Applicable provisions:
Article 15, 19 and 88 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
Comments:
In accordance with Article 15, 19 and 88 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company, a
Company’s Article of Association includes, among others, number of shares, classes of shares along
with the total number of shares for each share classification, and rights which are attached to each
shares as well as to nominal value of each share. Moreover, if the changes to such rights took place,
it would be considered as a change to Company’s articles of association. The changes to Company’s
Article of Association shall be approved by GMS which is attended by at least 2/3 of the total shares
with valid voting rights and approved by at least 2/3 of the total vote cast at the meeting
2. Ownership and Control
Section 3
◊ Must the CEO and the chair of the board of directors be different persons? (answer yes if the
majority of companies follow a 2-tier board structure)
If Buyer is an Issuer or publicly traded listed corporation
Last Year
This Year
No
Yes
Applicable provisions:
Article 92 (1) of Law No 40/2007 on Limited Liability Company
Comments:
Given Indonesia is a Civil Law Country that adopts the 2-tier board structure, the answer to this
question is “YES”. This question is made by using the approach of anglo-saxon legal system
(common law) by utilizing the terms of CEO and Chairman of Board of Directors where the CEO is
responsible to the Board of Directors, and Chairman of the Board of Directors heads the Board of
Directors itself. This is not relevant to Indonesia that uses the civil law system that uses the terms
of the Board of Directors which is headed by a President Director and Board of Commissioners
that is headed by a President Commissioner. Consequently, in order to respond to this question,
the following question needs to be read and understood as follows: Must the President Director
and President Commissioner of a company be two different persons? And the answer is “Yes”
as according to Article 92 (1) of the Law No. 40/2007 on Limited Liability Company, a Director is
responsible to carry out the Company operation and management, and according to Article 108
of the Company Law, the Board of Commissioners’ role is to supervise the company’s operation
as well as to provide recommendation and advice to the Board of Directors. In this case, due to
the clear different functions, appointing the same individual as a President Director and President
Commissioner of a Company is not allowed
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Must the board of directors (or supervisory board) include independent and non-executive
board members?
•
Independent board members are defined as not owning shares in the company, and otherwise
not having any material or pecuniary relationship with the company either directly or indirectly
through related persons, except for sitting fees.
•
Non-executive board members are defined as not being employees of the company or
affiliated with the company, either directly or indirectly, and more generally, not being involved
in its day-to-day activities.
If Buyer is an Issuer or publicly traded listed corporation
Last Year
This Year
No
Yes
Applicable provisions:
•
Article 120 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
•
Article 20 of OJK Regulation No.33/POJK.04/2014 on the Board of Directors and Board of
Commissioners of an Issuer or Public Company
Comments:
◊ Can shareholders remove members of the board of directors before the end of their term?
(members of the supervisory board in a 2-tier structure)
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or publicly traded listed corporation
Yes
Yes
If Buyer is a limited company, is there a member exit
buyout mechanism in case of disagreement?
Yes
Yes
Applicable provisions:
•
Article 105 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
•
Article 62 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 3
This question is made by using the approach of anglo-saxon legal system (common law) that applies
the concept of single tier board system which is using the term “Board of Directors” including the
executive, independent and non-executive members. Given Indonesia is a Civil Law Country that adopts
the 2-tier board structure which uses the term of “Board of Directors” and “Board of Commissioners”,
this question has to be read in the context of Indonesian Law, and therefore, should include Board
of Commissioners as well. In accordance with Article 120 of Law No. 40/2007 on Limited Liability
Company, the Company’s Article of Association may provide the appointment of 1 independent
director or more who is appointed from the parties who are not affiliated with Primary Shareholders,
Member of Board of Directors and/or Board of Commissioners. While considering the Buyer is a
public company, in accordance with Article 20 of OJK Regulation No.33/POJK.04/2014 on the Board
of Directors and Commissioners of an Issuer or Public Company, if the Board of Commissioners
consists of 2 Commissioners, then one Commissioner shall be an Independent Commissioner, and
if the Board of Commissioners consists of more than 2 Commissioners, then at least 30% of the total
number of the Commissioners must be appointed as Independent Commissioners.
Comments:
In accordance with Article 105 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company, members of Board
of Directors may be removed from time to time according to the decision of GMS by conveying
the reason. Furthermore, based on Article 62 of the Law on Limited Company, each shareholder is
entitled to ask the Company to buy their share at a reasonable price if such shareholder disagree
the act taken by Company that may prejudice the shareholder or the Company, the matters that are
considered as prejudicial are: (a) Changes to Article of Association, (b) transfer or encumbrance of
the Company’s assets amounting to more than 50% of the net assets of the Company; (c) merger,
consolidation, acquisition and spin-off of the company.
◊ Must Board of Directors include a separate and exclusive audit committee consisting of board
members?
An audit committee is defined as a subcommittee of the board of directors, composed exclusively
of board members.
If Buyer is an Issuer or publicly traded listed corporation
Last Year
This Year
No
Yes
Applicable provisions:
OJK Rule No. 55/POJK.04/2015 on the Establishment and Working Guidelines of the Audit Committee
Section 3
Comments (please specify if it must include independent directors and if it must be chaired by an
independent director):
This question is made by using the approach of anglo-saxon legal system (common law) that applies
the concept of single tier board system which uses the term “Board of Directors”. Given Indonesia is a
Civil Law Country that adopts the dual tier board system which uses the terms of “Board of Directors”
and “Board of Commissioners”, this question has to be understood in the context of Indonesian
Law, and include the Board of Commissioners as well. Given the Buyer is a Public Company, in
accordance with OJK Rule No. 55/POJK.04/2015 on the Establishment and Working Guidelines of
the Audit Committee, an Issuer or Public Company shall own an Audit Committee which consists of
at least three members from the Independent Commissioners and external parties which shall be
chaired by an Independent Commissioner.
◊ Is there a percentage of acquired shares which triggers a mandatory bid rule, requiring a potential
acquirer to make a tender offer to all remaining shareholders?
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded company
No
No
Assuming if Buyer is a non-publicly listed company, is
there a percentage of acquired capital which requires
a new member to make a tender offer to all remaining
members?
No
No
Applicable provisions:
•
OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-264/BL/2011 on
Takeover of Public Company (well known as Regulation No. IX.H.1)
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Comments (please specify the triggering percentage):
•
In accordance with OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam)
No.KEP-264/BL/2011 on Takeover of Public Company (well known as Regulation No.IX.H.1), a
party that takes over a public company (that is causing a change on the control of the Company)
shall perform a tender offer on all remaining shares of the public company. Takeover is defined
as an act that both directly and indirectly causes the changes of the Controller of the company.
While Controller is defined as a Party that owns more than 50% of all issued and paid-up shares
or a Party that is able to decide, both directly and indirectly, the management and/or policy of the
Company in any manner.
•
In the event the Buyer is not an Issuer or Public Company, the Party which perform an acquisition
is not required to carry out a tender offer over all remaining shares of the Company. This may
become a consideration onto the future changes to the Company Law.
◊ Must Buyer distribute profits or pay dividends within a set maximum time period from the
declaration date?
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or publicly traded listed corporation
Yes
Yes
If Buyer is a non-publicly listed Company
No
No
Applicable provisions:
Article 36 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2014 on the Plan and Conduct of General Meetings
of Shareholders of a Public Company.
•
Article 71 of the Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
Comments (please specify the time period):
•
In the event of Public Company, Article 36 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2014 on the Plan
and Conduct of General Meetings of Shareholders of a Public Company, in the event there is a
decision made by the GMS regarding cash dividends payment, the company must ensure that any
cash dividends must be paid to the shareholders no later than 30 days since the announcement
of minutes of general meeting of shareholders approving the declaration of the cash dividends.
•
In the event of non-Public Company, according to Article 71 of the Law No. 40/2007 on Limited
Company, the entire net profit, after has been set aside for a mandatory reserve, shall be distributed
to all shareholders as dividends, unless otherwise specified by the GMS. In this case, the profits
that have been declared shall be immediately distributed to the shareholders as dividends.
◊ Is a subsidiary prohibited from acquiring shares issued by its parent company?
If not, must the subsidiary dispose of the shares within a year and cannot exercise any voting
rights?
If Buyer is a publicly traded listed corporation
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Last Year
This Year
Yes
Yes
Section 3
•
Applicable provisions:
Article 36 (1) of The Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company.Comments (please specify if
it must include independent directors and if it must be chaired by an independent director):
Comments:
According to Article 36 (1) of The Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company, a Company shall
not be allowed to issue shares, either to be owned by the Company itself or other company, which
shares are directly or indirectly owned by the Company.
3. Corporate Transparency
◊ Must Buyer disclose ultimate beneficial ownership stakes (i.e. direct and/or indirect) representing
5%?
Including disclosure whenever an existing shareholder has reached 5% through the purchase of
additional shares.
Last Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation No
This Year
Yes
Section 3
Applicable provisions:
•
Article 3 of OJK Rule No. 60/POJK.04/2015 on the disclosure of information of certain
Shareholders
•
OJK Rule No. 29/POJK.04/2016 on Annual report of an Issuer or Public Company
•
Circulation Letter of OJK No. 30/SEOJK.04/2016 on the Form and Content of Annual report of
an Issuer or Public Company
•
Circular Letter of OJK No. 32/SEOJK.04/2015 on Guidelines on Good Corporate Governance of
a Public Company
Comments:
Given the Buyer is a public company, according to Article 3 of OJK Rule No. 60/POJK.04/2015 on the
disclosure of information of certain Shareholders, each party that owns 5% of shares or more of paidup shares shall report to OJK on the ownership as well as changes to the ownership of the Company’
shares no later than 10 days since the transaction date. Moreover, according to Circular Letter of
OJK No. 32/SEOJK.04/2015 on Guidelines of Good Corporate Governance of a Public Company,
the Company is obliged to disclose the ultimate beneficiary in the Company’ shares ownership of at
least 5% both in direct and indirect manner. While according to OJK Rule No. 29/POJK.04/2016 on
Annual report of an Issuer or Public Company and Circular Letter of OJK No. 30/SEOJK.04/2016 on
the Form and Content of Annual report of an Issuer or Public Company, one of the information that
needs to be included into the Annual Report is the shareholder’s name which owns 5% of shares or
more of the Issuer or Company’ shares.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Must information on other activities and directorships held by board members, including on
their primary employment be disclosed?
Last Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation Yes
This Year
Yes
Applicable provisions:
•
Article 4 of OJK Rule No. 29/POJK.04/2016 on the Annual Report of an Issuer or Public Company
•
Circular Letter of OJK No. 30/SEOJK.04/2016 on the Form and Content of Annual report of an
Issuer or Public Company
•
Article 15 (7) of OJK Rule No.32/POJK.04/2014 on the Plan and Conduct of General Meetings of
Shareholders of a Public Company
Comments:
◊ Must the compensation of individual directors and high-ranking officers be disclosed, including
bonuses and incentive schemes? (or members of the board of commissioners)
Last Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation Yes
This Year
Yes
Applicable provisions:
•
Article 22 of OJK Rule No. 34/POJK.04/2014 on the Committee for the Nomination and
Remuneration of an Issuer or Public Company.
•
OJK Rule No. 29/POJK.04/2016 on Annual report of an Issuer or Public Company
•
Circulation Letter of OJK No. 30/SEOJK.04/2016 on the Form and Content of Annual report of
an Issuer or Public Company
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 3
Given the Buyer is a public company, according to Article 4 of OJK Rule No. 29/POJK.04/2016 on
the Annual Report of Issuer or Public Company and Circular Letter of OJK No. 30/SEOJK.04/2016
on the Form and Content of Annual report of an Issuer or Public Company, the Annual Report shall
consists of at least these following matters, including the good corporate governance principles of
an Issuer or Public Company. This good corporate governance section contains a brief description
of biography of every member of the board of commissioners and board of directors of the issuer or
public company. Moreover, based on Article 15 (7) of OJK Rule No.32/POJK.04/2014 on the Plan and
Conduct of General Meetings of Shareholders of a Public Company, the biography of every candidate
of Board of Directors and Board of Commissioners that will be appointed shall be available to the
shareholder prior to the GMS.
Comments:
Given the Buyer is a public company, based on Article 22 of OJK Rule No. 34/POJK.04/2014 on the
Committee for the Nomination and Remuneration of an Issuer or Public Company, a public company
shall disclose the implementation of relevant functions of nomination and remuneration in the
annual report and in the website of such Issuer or Public Company. Moreover, based on OJK Rule No.
29/POJK.04/2016 on the Annual report of an Issuer or Public Company and Circular Letter of OJK
No. 30/SEOJK.04/2016 on the Form and Content of Annual report of an Issuer or Public Company,
the annual report shall consists of the procedure, determination basis, structure and the amount of
remuneration of each member of the Board of Directors and Board of Commisioners as well as the
connection between the remuneration and performance of the Issuer or Public Company.
◊ Must the notice of shareholder meeting be published 30 days in advance and contain sufficient
information?
Sufficient information is defined as clearly stating the matters which are to be brought before the
meeting for resolution, and all of the following: i) reference information required regarding any
external acts; ii) location, day and time of the meeting; iii) the type of meeting, whether general or
extraordinary; iv) requirements relating to participation and exercise of voting rights; v) meeting
& agenda; vi) description of the way in which postal voting is processed including the address,
physical or electronic, safety measures, the deadline for receiving the voting ballots and the date
for their count.
Section 3
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation No
Yes
If Buyer is not an Issuer or a limited company, must
members meet once a year?
Yes
No
Applicable provisions:
•
Article 13 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2014 on the Plan and Conduct of General Meetings
of Shareholders of a Public Company
•
Article 78 of Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company
Comments:
•
Given the Buyer is a public company, based on Article 13 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2014
on the Plan and Conduct of General Meetings of Shareholders of a Public Company, the notice of
GMS must be published at the latest within 14 (fourteen) calendar days before the date of GMS,
and the GMS announcement for the meeting must be published at the latest within 21 (twenty
one) calendar days before the date of GMS. This provision has fulfilled the requirement listed in
the questionnaire.
•
If the Buyer is not an Issuer of Public Company, based on Article 78 of Law No. 40 of 2007 on
Limited Liability Company, the shareholders shall hold a GMS at least once in a year in the form
of an Annual Meeting of the Shareholders (AGMS) which is mandatory to be held within the
period of no later than six months after the end of the financial year.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Can shareholders or members who hold 5% of Buyer’s share capital put items on the general
meeting agenda?
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation No
Yes
If Buyer is not an Issuer or a limited company
Yes
No
Applicable provisions:
•
Article 12 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2014 on the Plan and Conduct of General Meetings
of Shareholders of a Public Company
•
Article 79 (2) of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
Comments:
In relation to a public company, based on Article 12 of OJK Regulation No. 32/POJK.04/2014 on
the Plan and Conduct of General Meetings of Shareholders of a Public Company, the shareholders
representing 1/20 (5%) of the total number of shares with voting rights, may propose items on
the agenda of the general meeting of shareholders in writing to the Board of Directors no later
than seven days before the meeting announcement.
•
In the event of a non-public company, Article 79 (2) of Law No. 40/2007 on Limited Liability
Company, one shareholder or more who jointly represent 1/10 or more of the total number of
shares with voting rights, may request to hold the GMS. The Law does not prohibit the shareholders
representing 5% of the total number of shares with voting rights to request the Board of Directors
to include certain meeting agenda prior to the GMS implementation.
◊ Must annual financial statements be audited by an external auditor?
Last Year
This Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation Yes
Yes
If Buyer is not an Issuer or a limited company
Yes
No
Applicable provisions:
•
Article 68 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
Comments:
•
Given the Buyer is a publicly listed company, based on Article 68 of Law No. 40/2007 on Limited
Liability Company, the Board of Directors is obliged to submit the Company’s annual report to a
Public Accountant if among others, the Company is a Public Company.
•
If a company is a non-publicly listed company, based on Article 68 of Law No. 40/2007 on Limited
Liability Company, the Board of Directors shall submit the Company’s annual financial report to a
Public Accountant to be audited if the Company owns assets and/or business turnover with the
value more than IDR 50 billion. In the case study the Buyer is assumed to own assets that worth
more than Rp.50 billion so its annual financial report shall be audited by a Public Accountant.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 3
•
◊ Must audit reports be disclosed to the public?
Last Year
If Buyer is an Issuer or a publicly traded listed corporation Yes
This Year
Yes
Applicable provisions:
•
OJK Regulation No. 29/POJK.04/2016 on Annual report of an Issuer or Public Company
•
Circular Letter of OJK No. 30/SEOJK.04/2016 on the Form and Content of Annual report of an
Issuer or Public Company
Comments:
Given the Buyer is a public company, based on Article 4 of OJK Regulation No. 29/POJK.04/2016
on Annual report of an Issuer or Public Company and Circular Letter of OJK No. 30/SEOJK.04/2016
on the Form and Content of Annual report of an Issuer or Public Company, the annual report shall
consists of at least these following matters, including the annual financial report that has been
audited.
Section 3
II. CONFLICT OF INTEREST CASE STUDY
•
Our manufacturing company Buyer is not state-owned and has issued stock that is publicly
traded and is listed on your country’s largest stock exchange. If there is no stock exchange in
your country, or if there are fewer than 10 firms actively traded on your country’s stock exchange,
please assume that Buyer is a privately held joint-stock company with a large number of
shareholders.
•
Buyer does not follow any code of corporate governance, model charter, or code of good
practice, unless it is mandatory (i.e. unless its non-observance results in sanctions from the
stock exchange regulator or creates a cause of action for shareholders in civil jurisdictions).
•
Mr. James owns 60% of Buyer. He sits on the 5-member board of directors together with 2 other
directors whom he elected. Please note that Mr. James is not the CEO.
•
If your country requires a supervisory board that is appointed at least in part by shareholders,
assume that Mr. James has elected 60% of the shareholder-elected members of the supervisory
board. Assume also that the 5-member board of directors then includes Mr. James himself as
well as 2 other members who were designated or proposed by Mr. James’s members on the
supervisory board.
•
Mr. James also owns 90% of Seller Co. (“Seller”), which operates a chain of retail stores. Seller
is facing financial problems and recently shut a large number of its stores. As a result, many of
its trucks are not being used.
•
Mr. James proposes to Buyer that Buyer purchase Seller’s unused fleet of trucks to expand
Buyer’s distribution of its products. Buyer agrees and enters into the transaction.
•
All required approvals are obtained and all mandatory disclosures are made. Under the final
terms of the transaction, Buyer pays Seller a cash amount equal to 10% of Buyer’s assets to
acquire the trucks. If Mr. James can lawfully vote on the transaction as a member of Buyer’s
board of directors or as a shareholder please assume he is the deciding vote in favor of the
transaction.
•
Assume that the transaction is part of Buyer’s ordinary course of business and is not ultra vires
(i.e. is not outside the power or authority of Buyer).
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
•
The price of the trucks is above market value and the transaction causes damages to Buyer.
Minority shareholders of Buyer sue Mr. James and the parties who approved the transaction.
Mr. James
Lawsuit
60%
ownership,
sits on board
of directors
Company A
(buyer)
Minority
shareholder
90%
ownership,
sits on board
of directors
Company B
(seller)
Transaction
involving
conflict of interest
1. Approval and Disclosure
◊ Who must provide the final approval to authorize Buyer’s acquisition of Seller’s trucks? The
general meeting of shareholders excluding Mr. James
Applicable provisions:
•
OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-412/BL/2009
well known as Regulation IX.E.1 on the Affiliate Transaction and Conflict of interest of Certain
Transactions.
Given the Buyer mentioned in the case study of this questionnaire is a Public Company, according
to the OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-412/BL/2009
well known as Regulation IX.E.1 on the Affiliate Transaction and Conflict of interest of Certain
Transactions, the transaction that may trigger conflict of interest shall first be approved by the
Independent Shareholders (excluding Mr. James) or their representatives who are authorized in the
General Meeting of Shareholders of the company.
◊ Must an independent body, external to the company, review the transaction prior to its execution?
YES. Independent third party as appointed or independent advisors or consultants as required by
the Financial Services Authority (Otoritas Jasa Keuangan or OJK)
Applicable provisions:
•
OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-412/BL/2009
well known as Regulation IX.E.1 on the Affiliate Transaction and Conflict of interest of Certain
Transactions
Comments:
Given the Buyer mentioned in the case study of this questionnaire is a Public Company, according
to the OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-412/BL/2009
well known as Regulation IX.E.1 on the Affiliate Transaction and Conflict of interest of Certain
Transactions, one of requirements to conclude the transaction is a report provided by an independent
appraiser that is used to examined the adequacy and fairness of the transaction.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 3
Comments:
◊ What information about the Buyer-Seller transaction must Mr. James disclose to the board of
directors before the transaction is concluded? Full disclosure of all material facts regarding Mr.
James’ interest in the Buyer-Seller transaction.
Applicable provisions:
•
OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-412/BL/2009
well known as Regulation IX.E.1 on the Affiliate Transaction and Conflict of interest of Certain
Transactions
Section 3
Comments:
This question is made by using the approach of anglo-saxon legal system (common law) that applies
the concept of Board of Directors who holds the authority granted by shareholders to determine
most of the part of the management and decide transactions concluded by the Company, while
in Indonesia’s legal system which uses Civil Law system, most of the Company’s transactions is
decided by the highest organ of the Company which is the General Meeting of Shareholders. In this
regard, considering the Buyer mentioned in the case study of this questionnaire is a Public Company,
based on the OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-412/
BL/2009 well known as Regulation IX.E.1 on the Affiliate Transaction and Conflict of interest of
Certain Transactions, Mr. James shall then convey in the GMS notice to the independent shareholders
the details of transaction which cover: transaction object, transaction value, the parties involved in
the transaction as well as their relations to the Buyer and the nature of the conflict of of interest of
such parties. In this case, Mr. James shall disclose that he is the owner of 60% of Company’ shares
and he is also able to appoint two members of BOD of the Buyer. At the same time, Mr. James
holds 90% of Company’ shares as well. Transaction is concluded by using the price which is higher
than the market price, and at that time the Seller was in the state of loss. In this regard, the nature
of conflict of interests in this case study is very clear namely due to the influence of Mr. James to
conclude transaction which potentially prejudice other shareholders of the Buyer.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Yes
Yes
Within 72
hours to the
public
Annual
financial
statement
Last
year
This
year
A description
of the assets
purchased by
Buyer
Yes
Yes
Last
year
This
year
The nature
and amount of
considera-tion
paid by Buyer to
Seller
Yes
Yes
Last
year
This
year
Mr. James’
ownership
interest and/or
director position
in Buyer
Yes
Yes
Last
year
This
year
The fact that Mr.
James owns 90%
of Seller
OJK Regulation (revision to the
Regulation of the Head of Bapepam)
No.KEP-412/BL/2009 well known
as Regulation IX.E.1 on the Affiliate
Transaction and Conflict of interest
of Certain Transactions
OJK Regulation (revision to the
Regulation of the Head of Bapepam)
No.KEP-412/BL/2009 well known
as Regulation IX.E.1 on the Affiliate
Transaction and Conflict of interest
of Certain Transactions
Last year
OJK Regulation (revision to
the Regulation of the Head
of Bapepam) No.KEP-412/
BL/2009 well known as
Regulation IX.E.1 on the
Affiliate Transaction and
Conflict of interest of Certain
Transactions
OJK Regulation No. 31/
POJK.04/2015 on the
Disclosure of Information or
Material Fact by an Issuer or
Public Company
OJK Regulation (revision to
the Regulation of the Head
of Bapepam) No.KEP-412/
BL/2009 well known as
Regulation IX.E.1 on the
Affiliate Transaction and
Conflict of interest of Certain
Transactions
OJK Regulation No. 31/
POJK.04/2015 on the
Disclosure of Information or
Material Fact by an Issuer or
Public Company
•
•
•
•
This year
Applicable provisions
◊ Which information about the Buyer-Seller transaction must be disclosed by Buyer (i) to the public, the regulator or the stock exchange immediately
(within 72 hours of closing the transaction), and (ii) in its annual financial statement?
Section 3
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
2. Shareholder Action
◊ Can a shareholder representing 10% of Buyer’s shares sue Mr. James for harm caused to Buyer
by the transaction? Yes, both directly and as a representative of the Company (derivatively).
Applicable provisions:
•
Article 97 (6) of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
Comments:
Based on Article 97 (6) of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company, on behalf of the Company,
the shareholders representing 1/10 of the total number of shares with valid voting rights may file a
lawsuit to the District Court against a member of Board of Directors who as a result of his/her fault
or negligence had caused losses to the Company.
◊ What is the lowest degree of wrongdoing or least demanding cause of action that would be
sufficient for shareholders to hold Mr. James liable for the damage that the Buyer-Seller
transaction causes to the company? That there was a conflict of interests, that the transaction
was unfair and/or that it caused damages to the company.
Section 3
Applicable provisions:
•
Article 97 (3) and (5) of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
•
OJK Regulation (revision to the Regulation of the Head of Bapepam) No.KEP-412/BL/2009
well known as Regulation IX.E.1 on the Affiliate Transaction and Conflict of interest of Certain
Transactions
Comments:
Based on Article 97 (3) and (5) of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company, a member of
Board of Directors is fully personally liable for the losses of the Company if such member commits
a mistake and was negligent in performing his/her duties, including if: (a) the losses were occurred
due to member’s fault or negligence; (b) acted in bad faith and careless and did not in line with the
Company’s purposes and objectives; (c) have a conflict of interest both directly and indirectly in
managing the company that had caused such losses; and (d) did not carry out any action to avoid
the occurrence and continuation of such losses. Based on this provision, in accordance with the
case study, Mr. James has a conflict of interest on the concluded transaction performed between
Buyer and Seller of which he is the primary shareholder of both Buyer and Seller and he is able to
appoint some members of the Buyer’s Board of Directors. Moreover, the purchase transaction was
conducted above the market price while at that time the Seller was being in the state of loss. In this
regard, it is clear that the Buyer’ shareholders are able to file a lawsuit against Mr. James in relation
to his conflict of interests which had caused losses to the Buyer based on Article 97 (3) and (5) of
Law No. 40/2007 on Limited Liability Company.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ Assuming no fraud was committed and that Mr. James complied with all disclosure and
approval mechanisms required by law, will Mr. James be fined, sentenced to jail or disqualified
(e.g., forbidden by court order from becoming involved in the management of any company for
at least 1 year)?
Last Year
This Year
Mr. James pays punitive fines to the government
No
No
Mr. James is put in jail
No
No
Mr. James is disqualified
No
No
Applicable provisions:
Article 97 (3) and (5) of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
◊ Can a court void the transaction upon a successful claim by a shareholder plaintiff? Shareholder(s)
can challenge the transaction if the transaction is considered to be unjust and unreasonable and
has caused losses and damages to the shareholders.
Applicable provisions:
Article 178 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural Law) as the law of civil
procedure of Indonesia
Based on Article 178 of Herzien Inlandsch Reglement (HIR) as the civil procedural law of Indonesia,
the Judge is obliged to adjudicate all parts of the lawsuit and to grant decision based on what is
claimed by the disputing parties. Based on the claims of the shareholders and court decision in the
civil proceeding, the Court is able to void the transaction concluded between Buyer and Seller if it
was unjust or has caused losses to the Company.
◊ What is the standard of proof or level of certainty that courts must reach in order to hold
defendants liable in a civil action brought by shareholders (e.g., beyond a reasonable doubt,
clear and convincing evidence, and etc.)?
•
For a civil claim? Article 163 of the HIR stipulates that the Plaintiff and Defendant shall prove
their own claims so it is clear in civil proceedings that the standards of proof shall be clear
and convincing evidence. In this regard, this standard of proof is lower than the criminal
proceedings.
•
For a criminal claim? Under criminal proceedings, based on Article 183 of Law No. 8/1981
on the criminal procedure, a Judge shall not grant a decision unless with at least two valid
evidence and he/she is certain that a criminal act really took place and the defendant was
proved guilty based on the law. In this regard, it is clear that the level of proof in civil proceeding
is lower than in criminal proceeding.
Applicable provisions:
•
Article 163 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural Law)
•
Article 183 of Law No. 8/1981 on the Criminal Procedure (KUHAP)
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 3
Comments:
3. Access to Evidence
◊ Before filing a suit, can shareholders (or a group of shareholders) owning 10% of Buyer’s shares
obtain internal company documents such as minutes of board meetings, contracts and purchase
agreements in connection with Buyer’s acquisition of the trucks? Yes, both directly and through
an investigator appointed by the Court/Government.
Applicable provisions:
•
OJK Regulation No. 31/POJK.04/2015 on the Disclosure of Information or Material Fact by an
Issuer or Public Company
•
Article 138 of Law No. 40/2007 on Limited Liability Company
Section 3
Comments:
Given in the case study of this questionnaire the Buyer Company is a Public Company, in accordance
with the OJK Regulation No. 31/POJK.04/2015 on the Disclosure of Information or Material Fact
by Issuer or Public Company, the Buyer Company is obliged to submit a report of information or
material fact on the transaction concluded with the Seller to OJK and publish it to the public no
later than the end of the second business day after the information and the fact were obtained. The
publication will allow the shareholders which will file a lawsuit to get information on the transaction
from the publication as well as the disclosure. Moreover, based on Article 138 of Law No. 40/2007 on
Limited Liability Company, one or more shareholders representing 1/10 shares of the total number
of shares with the voting rights is entitled to request for an audit towards the Company to the District
Court that covers the domicile of the Company in the event of an accusation that the Company
has committed an unlawful action that has prejudiced the shareholders, or the members of Board
of Directors and Board of Commissioners committed an unlawful action that has prejudiced the
Company and its shareholders. If the request is granted, the shareholders will have a full access to
the document examination, as well as records and Company’s bookkeeping which are related to the
transaction concluded by the Company.
◊ In a civil trial, what is the scope of information that the plaintiff can ask the judge to compel?
•
From the defendant: any information that is relevant to the subject matter of the claim
•
From an uncooperative witness: any information that is relevant to the subject matter of the
claim.
Applicable provisions: Article 137 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural Law)
Comments: Article 137 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural Law) stipulates
that the Plaintiff or Defendant is able to request the Court to examine the evidence which is filed by
the other party.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
◊ How specific must the plaintiff’s request to the judge be to compel evidence from a defendant
or witness in a civil trial? The request need only identify categories of documents sought, without
specifics.
Applicable provisions: Article 137 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural Law)
Comments: Article 137 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural Law) stipulates
that the Plaintiff or Defendant may request the Court to examine the evidence filed by the counterparty
so that there is no prohibition for the plaintiff to ask for a certain category of specific document from
the Defendant, for example: asking the Company’s financial report of the last five years, minutes of
meeting of the BOD and BOC meetings of the last five years and so on which can be used to support
the lawsuit.
◊ Which statements best describe the process of questioning defendants and witnesses in civil
trials?
Applicable provisions: Article 150 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural Law)
Comments: According to Article 150 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural
Law), the Plaintiff or Defendant can pose questions to the defendant and witnesses as approved by
the Chairman of the Panel of Judges. The Chairman of the Panel of Judges approves such questions
in order to avoid intimidation towards the defendant and witnesses as well as undue and improper
testimony came from the pressure of the questioning party.
Applicable provisions: Article 178 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural Law)
Comments: According to Article 178 of Herzien Inlandsch Reglement (Indonesian Civil Procedural
Law), Judges are obliged to adjudicate all parts of the claim and to render decision based on what
is claimed by the Plaintiff. Therefore, if the Plaintiff files the lawsuit in order to recover their legal
expenses and the Court grants such claim, the Plaintiff is entitled to such expenses in accordance
with the Court decision.
◊ Are contingent or conditional fees allowed (The plaintiff pays legal expenses if the Court
Decision grant compensation patment in a civil suit or reconciliation is made in such civil suit)
Yes
Applicable provisions:
•
The Law No. 18 of 2003 on Advocates
•
Code of Professional Ethics of Indonesian Advocates Association dated 23 May 2002
Comments:
Both the Advocates Law and the Code of Professional Ethics of Indonesian Advocates Association
do not prohibit the contingent or conditional fees arrangement.
Protecting Minority Investors | Guidebook 2017
Section 3
◊ Regardless of the outcome of a civil action brought by shareholders owning 10% of the company
against their company’s directors, and provided that it was decided on the merits, must the
company or the defendant director reimburse all of plaintiff’s legal expenses? Yes, but only if
successful
Coordinating Ministry for
Economic Affairs
Download