BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang dijalankan setiap jenis usaha
yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan
dalam wilayah negara Indonesia untuk bertujuan memperoleh keuntungan atau
laba (Undang-undang No. 3 Tahun 1982 dalam pasal 1 huruf (b) Undang-Undang
Perusahaan (UWDP). Berdasarkan pengertian perusahaan tersebut, tujuan
didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan, sehingga
penilaian baik atau buruknya suatu perusahaan dapat dilihat dari laba yang
diperolehnya. Penilaian atau kinerja merupakan suatu standar yang dimiliki oleh
setiap perusahaan untuk menunjukkan tingkat baik atau buruk suatu perusahaan.
Kinerja keuangan merupakan salah satu alat yang dapat memperlihatkan
dan menjelaskan keadaan perusahaan yang dilihat dari segi keuangan, baik itu
laba rugi maupun beban dan operasional perusahaan.
Dalam menjelaskan suatu kinerja keuangan perusahaan, diperlukan suatu
alat ukur yang dapat melihat baik atau buruknya kondisi suatu perusahaan. Bagi
perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan merupakan suatu keharusan karena
dari kinerja keuangan tersebut dapat terlihat pencapaian tujuan perusahaan.
Kinerja keuangan dapat ditunjukkan melalui hasil-hasil perhitungan dari
suatu laporan keuangan. Informasi dari laporan keuangan tersebut dapat dijadikan
suatu perhitungan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan selain sebagai
2
suatu bentuk pertanggungjawaban perusahaan. Perhitungan kinerja keuangan
suatu perusahaan dapat menjadi indikator yang menunjukkan keberhasilan suatu
perusahaan. Salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan adalah return on assets (ROA) dan net profit margin
(NPM). Keduanya merupakan bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin positif nya nilai ROA
maka akan menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Begitupun dengan NPM,
semakin positif nya nilai NPM akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu
memaksimalkan laba bersih yang didapatkan.
Perusahaan barang konsumen (consumer good) adalah perusahaan yang
menyediakan barang yang banyak digunakan oleh konsumen/masyarakat. Oleh
karena itu, perusahaan consumer good merupakan perusahaan yang sangat rentan
dengan isu lingkungan karena akan berdampak besar pada masyarakat sebagai
stakeholder. Program CSR (Corporate Sosial Responsibility) merupakan suatu
program dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang tidak hanya mencari
keuntungan semata, tetapi lebih mementingkan kepada aspek stakeholder.
Program CSR dapat menciptakan suatu keterkaitan antara perusahaan dengan
masyarakat sebagai konsumen sehingga menciptakan suatu brand awareness
sebagai suatu langkah dalam memasarkan produk. Apabila brand awareness
tersebut telah tertanam dalam suatu perusahaan, maka hal tersebut dapat
mempengaruhi penjualan dan kinerja keuangan suatu perusahaan.
3
Semakin tingginya penjualan, maka laba yang didapatkan akan semakin
tinggi dan hal tersebut dapat menjadi salah satu indikator baiknya suatu kinerja
keuangan perusahaan.
Studi empiris pada penelitian ini adalah industri consumer good yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada BEI, kelompok industri barang konsumsi
mengalami pertumbuhan yang terus meningkat dan relatif stabil. Tingkat
kesejahteraan masyarakat merupakan faktor pendorong bagi pertumbuhan sektor
industri barang konsumsi. Kondisi perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek
Indonesia periode 2012 – 2014 yang tidak menentu ditandai dengan adanya gap.
Hal ini ditunjukkan oleh perusahaan consumer good yang terdaftar di bursa efek
Indonesia yang dilihat dari ROA (Return On Assets) dan NPM (Net Profit
Margin).
Tabel 1.1
Rata-rata nilai ROA, NPM dan CSR perusahaan Consumer Good tahun
2012-2014
NO TAHUN
1
2012
2
2013
3
2014
ROA
MARGIN USAHA
(%)
(%)
15,5
7,8
13,7
7,9
13,3
8,3
Sumber : Data diolah, 2015
CSR
(%)
17
17
18
Dari tabel di atas, dapat diketahui tingkat kinerja keuangan yang dilihat
dari NPM mengalami peningkatan secara signifikan, namun apabila dilihat dari
4
ROA nya malah mengalami penurunan dan tingkat kenaikan CSR yang tidak
terlalu signifikan. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan, tanggungjawab sosial sudah merupakan suatu kewajiban dari setiap
perusahaan dan sebuah brand awarness perusahaan, artinya semakin peningkatan
penjualannya meningkat maka tingkat indeks CSR nya pun harus meningkat pula.
Sekarang ini, perusahaan tidak dapat hanya mengandalkan penjualan saja
dalam meningkatkan pendapatan untuk memperoleh laba perusahaan tanpa
memperhatikan kepedulian terhadap lingkungan dan sosialnya.
Sesuai dengan stakeholder teory yang mengatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk keperluan sendiri, namun harus
memberikan manfaat bagi stakeholder nya. Oleh karena itu, keberadaan suatu
perusahaan dipengaruhi oleh keberadaan suatu stakeholder.
CSR (Corporate Sosoial Responsibility) atau tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan suatu cara untuk memperlihatkan pengungkapan
kepedulian perusahaan terhadap stakeholdernya. CSR merupakan suatu strategi
yang menjembatani hubungan perusahaan dengan stakeholder dan menjadi hal
yang mutlak dan harus diperhatikan oleh perusahaan, bahkan pemerintah telah
mengeluarkan peraturan tertulis mengenai konsep tanggung jawab sosial
perusahaan yang diatur dalam Undang-Undang No 47 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UU PT). Pasal 74 UUPT menyatakan :
1)
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau
berkaitan dengan
sumber daya
alam wajib
5
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL).
2)
TJSL, merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.
3)
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun
2007 pasal 15 dan 34 disebutkan bahwa perusahaan yang tidak melaksanakan
CSR akan dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis, pembatalan
kegiatan usaha, dan yang terakhir adalah pencabutan izin kegiatan usaha
(Soewarno, 2009).
Dalam menjalankan suatu usaha, perusahaan tidak hanya perlu
meningkatkan penjualan saja, tetapi perusahaan perlu mendapatkan suatu nilai
tambah yaitu citra/brand awarness dari para stakeholder, salah satunya dalam
bentuk Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Khitam (2013) menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
terhadap kinerja keuangan.
Setelah mempertimbangkan latar belakang penelitian tersebut diatas, maka
penulis bermaksud untuk melakukan penelitian. Kemudian dituangkan dalam
bentuk skripsi yang berjudul :
6
“PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY
(CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN” (Studi Kasus
Pada Perusahaan Consumer Good Yang Terdaftar di BEI Tahun 2012 -2014).
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana Pengungkapan Corporate Sosial Rsponsibility pada
perusahaan consumer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014.
2) Bagaimana kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan consumer
good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 yang
diproksikan dengan ROA dan NPM.
3) Seberapa besar pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan
cunsomer good yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 20122014.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
bukti empiris mengenai:
7
1) Pengungkapan Corporate Sosial Rsponsibility pada perusahaan
consumer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20122014.
2) Kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan consumer good yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014
yang
diproksikan dengan ROA dan NPM.
3) Pengaruh pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan cunsomer good
yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
1.4
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang akurat dan
valid, disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya :
1) Untuk Penulis
Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan bagi
penulis mengenai apakah peranan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan cunsomer good
di Indonesia.
2) Untuk Perusahaan dan Investor
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi perusahaan untuk
meningkatkan peranan sosial dan lingkungan dalam kegiatan bisnisnya
dan
sebagai
pertimbangan
dalam
pengambilan
keputusan
untuk
8
berinvestasi terhadap perusahaan pertambangan yang dapat memberikan
tingkat pengembalian investasi yang diharapkan dengan memiliki
kewajiban sosial dan lingkungan yang baik.
3) Untuk Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu sumbang pemikiran, sumber
informasi tambahan dan pertimbangan penelitian lanjutan bagi pihak-pihak
yang akan meneliti.
1.5
Waktu dan Tempat
Dalam upaya pelaksanaan penelitian, maka peneliti melakukannya pada :
1. Tempat Penelitian
Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian skripsi, maka
penulis mengadakan penelitian pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 di Bursa Efek
Indonesia.
2. Waktu Penelitian
Penelitian mulai dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai dengan Agustus
2015
Download