PENENTUAN TEMPERATUR CURIE SENYAWA OKSIDA LOGAM BERSTRUKTUR AURIVILLIUS TIPE CuBi4Ti4O15 (CBT) EMPAT LAPIS TEMPERATURE CURIE DETERMINATION OF THE CRYSTAL STRUCTURE OF THE FOUR-LAYER AURIVILLIUS OXIDES CuBi4Ti4O15 Edi Mikrianto*) Program Studi Kimia, Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Jalan Jenderal Ahmad Yani Km 36 Banjarbaru e-mail: [email protected] ABSTRAK Struktur kristal oksida Aurivillius CuBi4Ti4O15 empat lapis mempunyai bentuk geometri ortorombik dengan space group A21am pada suhu 200 oC hingga suhu 600 o C merupakan fase feroelektrik. CuBi4Ti4O15 dengan space goup A21am pada suhu 200 o C berubah ke fase paraelektrik di atas suhu 800 oC dengan space group I4/mmm dan dikatakan sebagai temperatur curie, sekitar suhu 600 oC berada pada fase intermediate dengan space group amam. Parameter kisi pada suhu 800 oC adalah a = 5.459239 Å, b = 5.45898 Å dan c = 40.9812 Å. Kata Kunci : Aurivillius, difraksi sinar-X, reaksi kimia padat. ABSTRACT The crystal structure of the four-layer Aurivillius oxides was determined CuBi4Ti4O15 adopt orthorhombic space group A21am (at 200 oC – 600 oC) have Aurivillius-phase ferroelectric. CuBi4Ti4O15 with space group A21am at 200 oC transforms to the paraelectric phase above 800 oC with space group I4/mmm and the reported Curie point, passing through a probable intermediate state at 600 oC with space group amam. The lattice constans are a = 5.459239 Å, b = 5.45898 Å dan c = 40.9812 Å at 800 oC. Keywords : Aurivillius, X-ray diffraction, solid state reaction besar ini diantaranya adalah beberapa PENDAHULUAN logam alkali, alkali tanah, unsur tanah Oksida logam Aurivillius merupakan suatu senyawa oksida yang terdiri dari struktur berlapis yang tumbuh secara teratur yang terbentuk dari [An1BnO3n+1] 2- yang disebut dengan lapisan perovskit dan lapisan [Bi2O2]2+. Kation A merupakan ion-ion yang bermuatan +1, +2 atau +3 yang mempunyai koordinasi dodekahedral. Kation A yang berukuran jarang atau campurannya. Sedangkan kation B merupakan suatu unsur transisi dengan koordinasi oktahedral yang berukuran lebih kecil dari kation A dan n merupakan bilangan bulat (1 ≤ n ≤ 5) yang menunjukkan jumlah oktahedral pada lapisan perovskit. (Stefan Borg, 2002). Oksida mempunyai logam Aurivillius karakteristik yaitu sifat feroelektrik (Subarao, . (a) (b) Gambar 1. (a) Koordinasi kation-kation dalam oksida Aurivillius; (b) Struktur oksida Aurivillius simetri I4/mmm dengan jumlah n oktahedral n = 2 biasanya temperatur di bawah temperatur Curie, didefinisikan sebagai material dielektrik kristal feroelektrik mengalami transisi yang dari sifat paraelektrik menjadi sifat Bahan feroelektrik mempunyai sifat polarisasi spontan yang dapat dibalik arahnya feroelektrik. dengan cara membalikkan arah medan Pada listrik luar yang diberikan pada bahan tunggal sistem tersebut. Semua diteliti memiliki temperatur transisi yang menunjukkan disebut temperatur Curie. Pada suatu bahan feroelektrik oksida oleh oksida Aurivillius kristal Sr0,85Bi2,1Ta2O9 Onodera bahwa et.al yang (2000) konstanta Aurivillius kisi mengalami perubahan sifat feroelektrik yang dan Onodera (2000). Hervoches (2002) tergantung pada temperatur. Konstanta menyatakan untuk penentuan struktur kisi akan bertambah besar dengan lapis tiga Bi4Ti3O12 pada temperatur 25, meningkatnya 500, temperatur sampai 650, dan o 800 C, diperoleh mencapai maksimum pada temperatur temperatur Curie pada 675 oC. Onodera tertentu. Ketika temperatur dinaikkan (2000) akan terjadi perbedaan selisih konstanta Aurivillius kisi Sr0,85Bi2,1Ta2O9 dengan temperatur Curie yang mengecil hingga akan menunjukkan kristal bahwa oksida tunggal sistem mendekati sama untuk parameter kisi a berada dan b dinamakan Temperatur Curie perubahan konstanta kisi tergantung Penelitian tentang transisi et.al, 2000. Berdasarkan Pada senyawa variasi permitivitas temperatur seperti didinginkan dari K penelitian penentuan penelitian tersebut diketahui pengaruh dari 500 mengalami pada temperatur. feroelektrik ini telah dilakukan oleh Onodera pada ini temperatur oksida dilakukan Curie logam dari berstruktur εr dengan Aurivillius tipe CuBi4Ti4O15 (CBT) empat kristal BaTiO3 lapis, dengan mengetahui perubahan sifat paraelektrik parameter sel yang terjadi kubiknya menjadi feroelektrik tetragonal, menggunakan metode difraksi sinar-X ortorombik, (XRD) dan analisis data yang diperoleh dan sifat rombohedral. Mendekati titik Curie atau temperatur dengan transisi, Powder Difraction File (PDF) pada sifat-sifat termodinamik menggunakan data termasuk dielektrik, elastis, optik, dan program konstanta termal menunjukkan suatu Powder_4 untuk mengetahui perubahan perlakuan menyimpang. Ini kisi pada setiap kenaikan temperatur menyebabkan terjadinya di pemanasan. distorsi Phasanx dan base program dalam kristal sebagai fasa pengubah struktur. Ismunandar (1999) juga telah BAHAN DAN METODE melaporkan untuk senyawa ABi2Nb2O9 Oksida (A = Sr dan Ba). Oksida Aurivillius SrBi2Nb2O9 dan BaBi2Nb2O9 yang dengan Aurivillius mereaksikan oksida-oksida masing-masing mengalami perubahan penyusunnya parameter a, b dan c oleh temperatur stoikiometri yang diinginkan. Oksida- pendinginan. Studi yang sama juga oksida penyusun dari oksida Aurivillius telah dilakukan oleh Hervoches (2002) yang akan sesuai disintesis disintesis dengan adalah TiO2 (Aldrich, 99,9%), Bi2O3 (Aldrich, 99,9%), temperatur CuCO3 (Aldrich 99,99%). Oksida-oksida dilanjutkan kembali untuk tahap-tahap tersebut berikutnya ditimbang dengan berat tersebut, dengan kemudian variasi kenaikan o masing-masing 0,1853 gram CuCO3, suhu 100 C hingga mencapai suhu di 1,3979 gram Bi2O3 dan 0,4792 gram bawah temperatur sintesis. TiO2. Semua bahan tersebut dicampur sehingga menjadi homogen Dari data hasil difraksi sinar-X dan (difraktogram) yang didapatkan akan kemudian ditambahkan dengan aseton dibandingkan dengan data base Powder sebagai pelarut dan digerus sampai Difraction File (PDF) sehingga dapat menghasilkan serbuk. Serbuk tersebut diketahui apakah senyawa Aurivillius dipindahkan ke cawan alumina, lalu tipe CBT empat lapis telah terbentuk. dipanaskan di furnace dalam beberapa Kemudian tahapan suhu. Pada tahap pertama, program Powder_4 akan ditentukan bahan dipanaskan pada temperatur 200 indeks Miller dan parameter sel dari °C. Setelah itu bahan didinginkan dan senyawa Aurivillius yang terbentuk, dan digerus kembali. Kemudian diteruskan perubahan parameter sel yang terjadi untuk tahap-tahap berikutnya dengan pada setiap temperatur pemanasan. dengan menggunakan variasi kenaikan temperatur adalah 100 o C, sampai diperoleh tekstur yang mengeras dan warna padatan berubah. Penentuan temperatur Curie dari oksida Aurivillius yang telah terbentuk dilakukan dengan mengambil sedikit demi sedikit oksida Aurivillius yang telah terbentuk kemudian digerus dan dipindahkan dalam cawan alumina dan kemudian dipanaskan dalam furnace dalam beberapa tahapan temperatur. Tahap pertama, pemanasan dilakukan pada temperatur 100 jam. o C selama 2-3 Setelah itu, didinginkan dan dijadikan sebagai sampel untuk proses difraksi sinar-X, untuk mengetahui bentuk struktur oksida Aurivillius pada HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis ini dilakukan dengan menggunakan metode reaksi zat padat. Pada temperatur rendah, reaksi zat padat berjalan lambat dan perubahan yang terjadi juga tidak terlalu berarti. Hal ini dikarenakan perbedaan struktur dan produk, serta besarnya jumlah struktur pembentuk produk. Reaksi zat padat biasanya hanya terjadi pada temperatur yang tinggi karena diperlukan energi yang cukup untuk memungkinkan keluarnya ion-ion dari bagian kisi normalnya untuk membentuk suatu kristal (West, 1989). Pada temperatur 700 oC dan 900 oC (12 jam) telah terlihat perubahan warna dan Perbedaan tingkat kristalinitas dapat tekstur dari dengan jelas dilihat pada Gambar 2. sehingga Pada Gambar tersebut dapat dilihat kenaikan temperatur diakhiri pada 900 bahwa pada sampel yang di peroleh o dengan temperatur pemanasan 900 oC yang keadaan sangat berbeda sebelumnya C dengan lama pembakaran 12 jam. Untuk mengetahui pertumbuhan kristal (12 yang puncak tertinggi yaitu 1444 counts/a.u terjadi karakteristik maka dengan dilakukan menggunakan jam) dengan metode Difraksi sinar-X (XRD) pada 2θ memiliki intensitas 29,655o = pada sedangkan intensitas pada puncak tertinggi yang o temperatur pembakaran 850 C (24 jam) dihasilkan pada temperatur pemanasan Kedua 850 oC (24 jam) yaitu 861 counts/a.u masing-masing dengan 2θ = 30,215o, sehingga tingkat menunjukkan adanya fasa kristal yang kristalinitas dari kristal yang terbentuk terbentuk. Fasa kristal yang terbentuk pada temperatur 900 oC (12 jam) jauh pada temperatur 850 oC (24 jam) dan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat 900 oC (12 jam) masing-masing memiliki kristalinitas tingkat temperatur pemanasan 850 oC (24 jam). dan 900 o C (12 difraktogram kristalinitas jam). yang berbeda. yang di peroleh pada 900oC (12 jam) 20 30 40 50 60 850oC (24 jam) 70 80 2 The ta Gambar 2. Perbandingan puncak-puncak difraksi pada temperatur 850 oC (24 jam) dengan temperatur 900 oC (12 jam) Berdasarkan hasil difraktogram tersebut dengan maka dilakukan menggunakan temperatur Curie dari Oksida Aurivillius analisis tipe CBT 4 lapis. program Onodera (2000) menyatakan Phasanx dan program Powder_4, maka bahwa perubahan konstanta kisi pada diketahui bahwa telah terbentuk oksida oksida Aurivillius yang memiliki struktur 4 lapis temperatur. dengan bentuk ortorombik (a ≠ b ≠ c) bertambah besar dengan meningkatnya dalam grup ruang A21am dengan a, b, temperatur dan c yang diperoleh masing-masing maksimum dan kemudian mengalami adalah 5,63199 Å, 5,63200 Å, dan penurunan menuju ke fasa paraelektrik. 41,9840 Å. Hasil sintesis ini kemudian Temperatur pada puncak maksimum dilanjutkan tersebut yang dinamakan temperatur untuk menentukan Aurivillius dipengaruhi Konstanta sampai kisi oleh akan mencapai Curie 200 oC 300 oC 400 oC 500 oC 600 oC 700 oC 800 oC 20 Gambar 30 3. 40 Perbandingan pemanasan. 50 2 Theta puncak-puncak 60 difraksi 70 pada 80 kenaikan temperatur \ Difraktogram hasil analisis dengan perlakuan terhadap temperatur tertentu, menggunakan difraksi sinar-X (Gambar puncak-puncak difraksi mengalami 3) menunjukkan bahwa pada setiap perubahan intensitas dan posisi puncak pada 2θ. Hal tersebut terjadi karena Perpindahan dari atom-atom tersebut atom-atom penyusun oksida ini akan mempengaruhi pada konstanta kisi mengalami perpindahan posisi dari pada setiap temperatur. posisi pada temperatur sebelumnya. Tabel 1. Perubahan Konstanta Kisi terhadap Kenaikan Temperatur T (oC) a 5.454078 5.458621 5.473035 5.536626 5.562282 5.548559 5.459239 200 300 400 500 600 700 800 Konstanta Kisi (Å) b c 5.434522 40.94748 5.443301 41.10228 5.453185 41.27284 5.463677 41.18016 5.48843 41.04142 5.467539 41.10228 5.45898 40.9812 5.58 Sumbu-a Sumbu-b 5.56 5.54 5.52 5.5 5.48 5.46 5.44 5.42 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 800 900 o Temperatur ( C) 41.3 Sumbu-c 41.25 41.20 41.15 41.10 41.05 41 40.95 40.9 0 100 200 300 400 500 o 600 700 Temperatur ( C) Gambar 4. Perubahan konstanta kisi oksida Aurivillius tipe CBT 4 lapis terhadap kenaikan temperatur. (a). Konstanta kisi diukur pada sumbu a dan b dengan temperatur puncak pada 600 oC. (b). Konstanta kisi diukur pada sumbu c dengan temperatur puncak pada 600 oC Perubahan konstanta kisi (Tabel 1) dari disebabkan oksida Aurivillius tipe CBT 4 lapis akibat ortorombiknya pengaruh dari temperatur pemanasan Pergerakan atom-atom ini khususnya dapat dilihat seperti pada Gambar 4. terjadi pada atom Ti dan O pada lapisan Pada temperatur pemanasan 200 hingga mencapai temperatur 600 konstanta sumbu kisi a, pada dan b, peningkatan dan feroelektrik. o o bentuk struktur yang asimetris. C perovkit dalam oksida Aurivillius. Pada C, temperatur puncak yaitu temperatur masing-masing intermediat, atom-atom tersebut akan mengalami bergerak lebih bebas karena jarak antar c memiliki Ketika sifat atom-atomnya menjadi lebih besar. Hal temperatur ini ditunjukkan dengan besarnya nilai o pemanasan dinaikkan di atas 600 C, konstanta kisi a dan b pada temperatur terjadi penurunan konstanta kisi hingga 600 oC. Atom Ti dan O yang berada temperatur 800 oC, sehingga temperatur pada o lapisan perovskit ini dapat puncaknya berada pada 600 C. Dapat bergerak karena memiliki bobot atom diperkirakan yang lebih kecil dari atom-atom Cu dan bahwa temperatur intermediet untuk oksida Aurivillius tipe Bi. Pada temperatur 800 oC, oksida CBT 4 lapis ini berada di sekitar o C. Pada temperatur Aurivillius ini memiliki bentuk struktur 200 C hingga temperatur maksimum ortorombik yang simetri. Dalam keadaan 600 oC, oksida ini akan berada dalam ini, atom-atom penyusun dari Oksida bentuk ortorombik asimetris dengan Aurivillius tidak mengalami pergerakan, grup ruang A21am, sedangkan pada dikarenakan temperatur 600 o o temperatur di atas 600 C oksida ini akan mengalami temperatur 800 o C transisi pada menuju bentuk 800 o C di sebut sebagai temperatur curie dengan parameter selnya adalah a = 5.459239 Å, b = 5.45898 Å dan c = 40.9812 Å. Pada keadaan di bawah 600 oC, atom-atom penyusun oksida Aurivillius dapat mengalami pergerakan, karena atom-atom telah berada dalam keadaan rapat (terjejal). KESIMPULAN ortorombik simetris dengan grup ruang I4/mmm yang selanjutnya temperatur posisi Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Perubahan parameter sel dari senyawa oksida logam Aurivillius tipe CBT empat lapis mengalami peningkatan hingga mencapai o temperatur 600 C dan mengalami penurunan pada temperatur di atas 600 o C yang selanjutnya disebut fase intermediat. 2. Temperatur Curie dari senyawa oksida logam Aurivillius tipe CBT empat lapis berada di sekitar temperatur 800 o C bergeometri ortorombik dengan space group I4/mmm dengan parameter selnya adalah a = 5.459239 Å, b = 5.45898 Å dan c = 40.9812 Å.. DAFTAR PUSTAKA Aurivillius, B. 1950. Mixed oxides with Layer Lattices .III Structure of BaBi4Ti4O15. Arkiv For Kemi Band 2. 37: 519-527. Hervoches, C. H., Alan S., Susan H. K., Pascal M., and Philip L. 2002. Structural Behavior of The Four Layer Aurivillius Phase Ferroelectrics SrBi4Ti4O15 and Bi5Ti3FeO15. Journal of Solid state Chemistry. 164: 280-291. Ismunandar and Brendan J. K. 1999. Effects of Temperature on Cations Disorder in ABi2Nb2O9 (A = Sr, Ba). Journal Materials Chemistry. 9: 541-545. Mikrianto, Edi & Ismunandar. 2003. Sintesis dan Karakteristik Senyawa Berstruktur Aurivillius Empat Lapis. Departemen Kimia, FMIPA, Institut Teknologi Bandung. Onodera, A., T. Kubo, K. Yosho, S. Kojima, and T. Takama. 2000. Crystal Structure of HighTemperatur Paraelectric Phase in Bi-layered Perovskite Sr0,85Bi2,1Ta2O9. Journal Japan J Applied Physics. 39: 5711-5715. Borg, S., Goran Svensson and Jan-Olov Bovin., Structure Study of Bi2,5Na0,5Ta2O9 and Bi2,5Nam1,5Nbm O3m+3 (m=2-4) by Neutron Powder Diffraction and Electron Microscopy, Journal of Solid State Chemistry 167, 86-96 (2002) Subbarao, E.C.(1962), Journal Physisc Chemestry Solid, 23 665-670 (1962). Varma, K. B. R., G. N. Subbanna, T. N. Guru Row, & C. N. R. Rao. 2005. Synthesis and Characterization of Layered Bismuth Vanadates. Journal of Materials Research 11: 2718. West, A. R. 1984. Solid State Chemistry and It’s Application, hlm. 361390. Departement Chemistry of Abenden. New York.