Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) DI KPRI “BINA KARYA” BALONGPANGGANG-GRESIK Titi Wahyuning Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT This research purpose how the influence of their own capital, loan capital and business volume terhad of net income and to determine which variables are the most dominant influence of the remaining businesses in KPRI "Bina Karya" Balongpanggang-Gresik. This research is quantitative descriptive study using multiple regression analysis. The dependent variable in this study is of net income, while the independent variable is the financial aspect of the cooperative which includes equity capital, loan capital and business volume. Regression results indicate that the variable capital alone significantly influence business revenue, while variable capital loans and business volume had no significant effect on the rest of the results of operations. Of the three variables, capital is the most dominant variable affecting the rest of the results of operations in KPRI "Bina Karya" Balongpanggang-Gresik years 1999-2012. Large effect on equity of net income amounted to 84.11%. While the R2 value of 97.75 percent means the ability of the independent variables can affect the dependent variable as the number, the remaining 2.25 percent is influenced by other variables. Keyword : Equity, Loan Capital, Business Volume and Net Profit Margin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor modal sendiri, modal pinjaman dan volume usaha terhad sisa hasil usaha dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi sisa hasil usaha di KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptis kuantitatif dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sisa hasil usaha, sedangkan variabel bebasnya yaitu aspek keuangan koperasi yang meliputi modal sendiri, modal pinjaman dan volume usaha. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha, sedangkan variabel modal pinjaman dan volume usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha. Dari ketiga variabel tersebut, modal sendiri merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi sisa hasil usaha di KPRI “Bina Karya” BalongpanggangGresik tahun 1999-2012. Besar pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha sebesar 84,11%. Sedangkan nilai R2 sebesar 97,75 persen artinya kemampuan variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar angka tersebut, sisanya sebesar 2,25 persen dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci : Modal sendiri, Modal pinjaman, Volume usaha dan SHU 1 Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 “koperasi Permasalahan ekonomi merupakan adalah badan usaha yang masalah krusial bagi semua negara, setiap beranggotakan orang-orang atau badan negara akan berusaha demi terciptanya hukum pembangunan ekonomi yang maju dan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi berhasil. sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat Keberhasilan suatu negara koperasi dengan melandaskan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”. terutama di Indonesia dapat dilihat dari tiga pelaku ekonomi yang terdiri dari pelaku Dalam tata perekonomian nasional negara, pelaku swasta dan pelaku koperasi. Indonesia, Jika menempati tempat dan posisi yang penting. ketiga berhasil, pelaku maka ekonomi akan tersebut mewujudkan koperasi Koperasi diharapkan Indonesia memiliki dapat dasar masyarakat yang adil dan makmur dan konstitusional yang kuat, yaitu UUD 1945 pembangunan di segala bidang lebih cepat. pasal Pembangunan yang 33 ayat “Perekonomian sedang dilaksanakan oleh pemerintah di segala bersama bidang tidak terlepas dari peran masyarakat kekeluargaan”. khususnya disektor perekonomian, sebab keikutsertaan masyarakat 1 yang disusun berbunyi, sebagai berdasarkan atas Sebagai badan usaha, dalam usaha asas koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus pembangunan merupakan bagian yang tidak mampu dapat pembangunan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. upaya untuk Laba dalam koperasi dikenal dengan istilah mewujudkan masyarakat yang adil dan Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada setiap akhir makmur baik material maupun spiritual periode operasinya, koperasi diharapkan yang mencakup seluruh lapisan masyarakat. dapat menghasilkan SHU yang layak. Di samping itu negara Indonesia yang Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Pasal berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 telah 45 Ayat 1 : menempatkan “Sisa terpisahkan nasional yaitu dari sebagai ekonomi nasionalnya berdiri Hasil sendiri Usaha menjalankan merupakan berdasarkan prinsip kekeluargaan. Sebagai pendapatan koperasi yang diperoleh perwujudannya dalam adalah dengan adanya waktu satu tahun buku gerakan ekonomi koperasi di kalangan dikurangi dengan biaya, penyusutan, masyarakat Indonesia. dan kewajiban lainnya, termasuk Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi tumbuhnya yang pajak tahun nasional. bertujuan untuk 1992 kesejahteraan para 1 tentang yang Pada dasarnya koperasi dikelola Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun pasal buku bersangkutan”. mendorong perekonomian dalam perkoperasian, 2 meningkatkan anggota secara Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU khususnya dan masyarakat umumnya. Sekalipun secara segi volume modal mengutamakan keuntungan, usaha-usaha koperasi menyebabkan yang mengembangkan oleh koperasi tidak dari Terbatasnya dikelola koperasi muncul harus yang diharapkan mampu koperasi kesejahteraan anggotanya. dapat mempertahankan ada dalam sulitnya unit-unit memperoleh SHU yang layak sehingga usaha. usaha yang meningkatkan Selain itu, kelangsungan hidupnya dan meningkatkan pemanfaatan modal yang kurang baik juga kemampuan usaha. Peningkatan sisa hasil dapat menghambat peningkatan volume usaha dari suatu koperasi sangat tergantung usaha dalam koperasi. pada kegiatan yang dijalankannya, dari segi Salah satu koperasi yang berdiri di aspek keuangan pendapatan (SHU) akan Kecamatan Balongpanggang, KPRI “Bina terlaksana apabila pada koperasi tersebut Karya” merupakan salah satu koperasi yang tersedia modal sendiri yang mencukupi sukses dimana yang berasal dari simpanan pokok, koperasi lainnya. Koperasi ini memiliki 3 simpanan wajib, cadangan dan hibah. unit usaha yang terdiri dari unit simpan Disamping itu juga tambahan modal yang pinjam, unit pertokoan dan unit penyaluran diperoleh dari luar (hutang) yang dapat barang. Hasil dari observasi dan wawancara berasal dari anggota, koperasi lainnya atau di KPRI “Bina Karya” menunjukkan bahwa anggotanya, Bank dan lembaga keuangan SHU lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang peningkatan setiap tahunnya seperti yang lainnya, sumber lain yang sah (UU No.25 terlihat di tabel 1.1. tahun 1992 pasal 41), serta volume usaha Tabel 1.1 Perkembangan SHU KPRI yang berasal dari penjualan barang atau jasa „Bina Karya‟ Balongpanggang - Gresik pada koperasi tersebut. Untuk No mewujudkan hal itu, 1 kendala. Pertama, masalah yang muncul dari segi modal usaha. Pertumbuhan modal dalam koperasi berjalan lambat. Hal ini disebabkan kurangnya partisispasi anggota terhadap penanaman modal dalam koperasi, sehingga koperasi masih sangat tergantung pada pinjaman dari pihak luar meskipun biayanya mahal dengan beban bunga yang dibayar. Kedua, masalah Kabupaten di Tahun koperasi gresik ini SHU 1999 27.316.614 2 2000 43.386.996 3 2001 55.672.912 4 2002 67.427.850 5 2003 78.305.944 6 2004 98.627.654 7 2005 109.685.835 8 2006 140.820.733 9 2007 195.865.052 10 2008 205.827.739 11 2009 252.251.252 12 2010 340.762.907 13 2011 487.636.680 14 2012 600.189.538 Sumber : Data yang diolah KPRI seringkali koperasi menghadapi beberapa harus di yang 3 diantara mengalami Perkembang an % 0% 59% 28% 21% 16% 26% 11% 28% 39% 5% 23% 35% 43% 23% Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 Berdasarkan tabel diatas dapat Dalam UU No. 25 tahun 1992 pasal disimpulkan bahwa secara nominal, SHU di 1 ayat 1 tentang perkoperasian menyatakan KPRI ”Bina Karya” Balongpanggang terus bahwa koperasi adalah: mengalami peningkatan disetiap tahunnya. “Badan Sedangkan secara persentase, kenaikan beranggotakan orang seorang atau SHU mengalami fluktuasi. Kenaikan SHU badan terbesar terjadi di tahun 2011 sebesar 43%. dalam menjalankan kegiatannya Dari kenaikan SHU diatas, seharusnya ada berdasarkan suatu sekaligus aspek lain yang mendukung usaha hukum yang koperasi, prinsip yang koperasi sebagai gerakan peningkatan keuangan di KPRI “Bina ekonomi rakyat yang berdasarkan Karya” yang akhirnya akan berpengaruh atas azas kekeluargaan”. pada besarnya SHU yang diperoleh setiap Landasan, azas dan tujuan koperasi tahunnya. Landasan Berdasarkan latar belakang masalah koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan di atas maka masalah yang akan di bahas arah, dan dicari jawabannya dalam penelitian ini koperasi terhadap pelaku – pelaku ekonomi adalah lainnya. (1) Bagaimana pengaruh antara tujuan, peran serta kedudukan modal sendiri, modal pinjaman dan volume Menurut UU RI No. 25 tahun 1992 usaha terhadap sisa hasil usaha di KPRI tentang perkoperasian menyebutkan bahwa “Bina Karya”Balongpanggang-Gresik (2) landasan koperasi Diantara Pancasila dan faktor modal sendir, modal pinajamn dan sisa hasil usaha, manakah usaha di KPR “Bina UUD 1945 atas atas asas kekeluargaan. yang paling dominan mempengaruhi sisa hasil berdasarkan Koperasi di Indonesia mempunyai Karya” landasan sebagai berikut: Balongpanggang-Gresik. Landasan Idiil Sesuai dengan Bab II UU No. 25 tahun1992, Pengertian Koperasi Secara umum pengertian koperasi adalah suatu beranggotakan dijalankan kekeluargaan badan orang berdasarkan dan landasan Koperasi Indonesia adalah Pancasila yang dalam hal usaha yang ini seorang yang ideologi bangsa Indonesia. atas azas Landasan Struktural bertujuan Idiil merupakan pandangan hidup dan untuk Sesuai dengan Bab II UU No. 25 tahun mensejahterakan anggota pada khususnya 1992, landasan struktural koperasi adalah dan masyarakat pada umumnya. Undang – Undang Dasar 1945. Dalam Undang – Undang Dasar 1945 terdapat 4 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU berbagai ketentuan yang mengatur berbagai anggotanya, aspek kehidupan bangsa Indonesia dalam kesejahteraan masyarakat dan turut serta bernegara. membangun tata perekonomian nasional. Seperti yang tercantum dalam UU No untuk memajukan Fungsi dan Peran Koperasi tentang Dalam Undang – Undang Republik perkoperasian menetapkan kekeluargaan Indonesia No. 25 Tahun 1992 Pasal 4 dan 5 sebagai tentang 25. Tahun 1992 asas pasal koperasi 2, sesuai dengan perkoperasian telah diuraikan kodratnya manusia adalah makhluk sosial tentang fungsi dan peran koperasi sebagai yang berikut : selalu membutuhkan orang lain.dengan kenyataan ini timbul kesadaran yang mengarah kekeluargaan diharapkan pada dalam dapat 1) semangat suatu mendorong koperasi anggota koperasi untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan koperasi. Letak perbedaan 2) koperasi dengan perusahaan lain adalah pada azas kekeluargaan ini, semangat kekeluargaan merupakan ciri khas yang 3) dimiliki oleh koperasi. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 3, tujuan koperasi Indonesia adalah sebagai berikut : 4) “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 19945”. Menurut penjelasan fungsi dan peran koperasi berdasarkan UU No. 25 Tahun Berdasarkan UU No. 25 Tahun pasal bahwa 4 dan koperasi 5 diatas, dijadikan sebagai penguat perekonomian nasional secara garis besar tujuan dari koperasi pada umumnya, serta berusaha untuk Indonesia meliputi tiga hal, yaitu bertujuan memajukan 1992 ditekankan 1992 Pasal 3 diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. kesejahteraan 5 Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 meningkatkan kemampuan ekonomi pada mengartikan modal sebagai bagian dari anggotanya. nilai kekayaan yang dapat mendatangkan penghasilan. Susanto, Di dalam koperasi, terdapat dua Indonesia Koperasi Pegawai Republik Indonesia sebuah dan 2004:70) Pengertian Koperasi Pegawai Republik merupakan (Firdaus golongan koperasi fungsional, yang didirikan macam sumber modal, yaitu modal dari yaitu dalam koperasi yang berupa modal ekuitas oleh (modal sendiri) dan modal dari luar pegawai negeri dalam lingkungan kantor. koperasi yang berupa modal pinjaman. Menurut Anoraga dan Widiyanti (1998:36- Menurut UU No.25 Tahun 1992 37) “ Koperasi Pegawai Republik Indoneia tentang Perkoperasian pasal 41 dinyatakan adalah koperasi yang menyelenggarakan bahwa modal koperasi terdiri dari : usaha lebih dari satu macam kebutuhan Modal Sendiri ekonomi para anggotanya dan memiliki Menurut Undang-undang tentang kesamaan kepentingan ekonomi.” Perkoperasian No.25 Tahun 1992 Pasal 41 Ayat (2), modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut ekuiti. Permodalan KPRI Modal adalah sejumlah uang yang Modal sendiri bersumber dari : digunakan oleh koperasi untuk menjalankan a) Simpanan Pokok kegiatan usahanya. Modal merupakan hal Simpanan uang pokok adalah yang wajib yang sangat penting bagi perkembangan sejumlah koperasi karena modal merupakan roda dibayarkan pada saat masuk menjadi penggerak kegiatan – kegiatan koperasi. anggota koperasi, yang besarnya bukan untuk masing – masing anggota merupakan perkumpulan modal, namun adalah sama. Simpanan pokok ini sebagai didalam tidak bisa diambil oleh anggota koperasi selama Meskipun badan menjalankan koperasi usaha maka usahanya masih menjadi anggota memerlukan modal. Tetapi pengaruh modal koperasi. Mengenai besarnya jumlah dan penggunaanya dalam koperasi tidak simpanan boleh mengaburkan dan mengurangi makna dibayarkan oleh anggota tergantung koperasi yang lebih menekankan pada pada AD/ART koperasi yang telah kepentingan ditetapkan. kemanusiaan dari pada kepentingan kebendaan. b) Menurut Adam Smith dalam buku pokok harus Simpanan Wajib Simpanan yang berjudul “The Wealth Of Nations” yang wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang 6 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU besarnya tidak harus sama yang a) Anggota wajib di bayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan anggota suatu pinjaman yang kesempatan tertentu. Simpanan wajib diperoleh dari anggota, termasuk tidak dapat diambil kembali selama calon anggota yang bersangkutan masih menjadi syarat. b) Pinjaman dari koperasi lain Dana cadangan boleh dibagikan anggota koperasi meskipun pembubaran koperasi. atau oleh pembubaran dari terjadi koperasi. c) Bank dan lembaga keuangan lainnya penyelesai menyelesaikan didasari dengan perjanjian kerja sama antar Dana dipakai anggotanya kepada cadangan pada saat pembubaran koperasi, yang memenuhi Koperasi lain atau anggotanya Dana Cadangan tidak Pinjaman dari bank dan untuk lembaga hutang-hutang keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan koperasi, kerugian-kerugian koperasi, peraturan biaya-biaya yang berlaku. Jika tidak terdapat penyelesaian, dan sebagainya. d) dari adalah anggota. c) Pinjaman ketentuan khusus, koperasi sebagai Hibah atau Donasi Hibah pemberian debitur dari bank atau lembaga adalah suatu atau dariseseorang Modal semasa donasiini keuangan hidupnya. mengenai persyaratan pemberian merupakan dan pengembalian kredit maupun prosedur kredit. digunakan d) untuk Penerbitan obligasi dan hutang lainnya operasional koperasi yang tidakbisa Dalam dipindah tangankan. pengembangan rangka mencari tambahan modal, koperasi dapat Modal Pinjaman atau Modal Luar Untuk diperlakukan sama dengan debitur lain, baik perjanjian atau syarat apapun,dan ini lainnya hadiah bantuan yang diberikan tanpa ada modal perundang-undangan mengeluarkan kegiatan obligasi (surat pernyataan hutang) yang dapat usahanya, koperasi dapat menggunakan dijual modal pinjaman dengan memperhatikan konsekuensinya kelayakan dan kelangsungan usahanya. diharuskan membayar bunga atau Modal pinjaman dapat berasal dari : pinjaman yang diterima (nilai dari 7 ke masyarakat. maka Sebagai koperasi Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 obligasi yang dijual) secara tetap, tertentu dengan syarat ringan dan baik tingkat bunga yang rendah. besar Penerbitan maupun obligasi hutang waktunya. dan lainnya surat dilakukan Volume Usaha KPRI berdasarkan ketentuan perundang- e) Volume usaha adalah total nilai undangan yang berlaku penjualan atau penerimaan dari barang dan Sumber lain yang sah jasa pada suatu periode atau tahun buku Sumber adalah anggota lain pinjaman yang yang dari sah yang bersangkutan (Sitio dan Tamba, bukan dilakukan 2001:141). tidak Dengan demikian volume usaha melalui penawaran secara hukum koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan (Subandi, 2010 : 83-84) barang dan jasa sejak awal tahun buku (Januari) sampai dengan akhir tahun buku Kegiatan Usaha KPRI Untuk mencapai tujuannya, maka (Desember). KPRI perlu melakukan serangkaian usaha yang dapat memberikan manfaat yang Sisa Hasil Usaha sebesar-besarnya bagi para anggotanya. Menurut Sitio dan Tamba Menurut Anoraga dan Widiyanti (1998:20), (2001:87), ditinjau dari aspek ekonomi unit-unit usaha yang perlu di buka oleh manajerial, SHU koperasi adalah selisih KPRI adalah: dari seluruh pemasukan atau penerimaan 1) Unit usaha pertokoan (konsumsi) salah total (total revenue [TR]) dengan biaya- Unit usaha ini merupakan biaya atau biaya total (total cost [TC]) satu dalam perwujudan kerjasama satu tahun dalam pembelian barang-barang yang legalistik, dibutuhkan Undang-undang oleh anggota pada buku. pengertian Dari SHU tentang aspek menurut Perkoperasian khususnya dan masyarakat sekitar pada No.25 Tahun 1992 Pasal 45 adalah sebagai umumnya. berikut: 2) Unit usaha simpan pinjam Secara umum Sisa hasil usaha koperasi merupakan tujuan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam dibukanya unit usaha ini adalah untuk satu tahun buku dikurangi dengan biaya, membantu para anggotanya dalam hal penyusutan, keuangan yaitu dengan memberikan termasuk pajak dalam tahun buku yang pinjaman berupa utang meupun dalam bersangkutan. bentuk kredit barang guna memenuhi dan kewajiban lainnya Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana kebutuhan para anggotanya pada saat cadangan, 8 dibagikan kepada anggota Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain koperasi, sesuai dengan b. keputusan Rapat Anggota. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. c. Faktor – faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) dari aspek keuangan Menurut Atmadji (2007:217-232) faktor-faktor yang menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha koperasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek keuangan dan non keuangan. Dilihat dari aspek indikator keuangan faktor yang mempengaruhi sisa d. hasil usaha (SHU) koperasi meliputi: Modal sendiri, yaitu modal yang menanggung resiko (equity) atau merupakan kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman, yaitu modal yang dipinjam koperasi anggota, koperasi yang lainnya, berasal dari bank atau e. lembaga keuangan, penerbitan obligasi atau surat berharga dan sumber-sumber lainnya. f. Volume usaha, yaitu total nilai penjualan atau pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan. Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar. Jumlah Modal Sendiri SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah. Kinerja Pengurus Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai dengan persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU Perkoperasian maka hasil yang dicapaipun juga akan baik. Jumlah Unit Usaha yang dimiliki Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha. Hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut. Kinerja Manajer Kinerja manajer menentukan jlannya semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal – hal yang bersifat intern. Kinerja Karyawan Merupakan kemampuanseorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi. Menurut Pactha (2005 : 56), “faktor 2) Faktor dari Luar yaitu : a. Modal Pinjaman dari luar Modal yang berasal dari luar perusahaan sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan dan bagi persahaan meruapakn – faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam dan Faktor Luar”. 1) Faktor dari Dalam yaitu : a. Partisipasi Anggota 9 Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 usaha yang mempengaruhi SHU Koperasi utang yang pada saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian. b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. c. Pemerintah di Provinsi Daerah Yogyakarta. Menurut Adityaputra (2009) dengan penelitian yang berjudul “Analisis Modal Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah. Sendiri Pengaruhnya Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Keluarga Pegawai ITB Kota Bandung”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa modal sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU. Penelitian Terdahulu Menurut penelitian yang dilakukan Metode Penlitian Atmadji (2007) dengan judul “faktor – Penelitian faktor yang Menentukan Besarnya SHU teknik dokumentasi. modal sendiri, modal asing, volume usaha, analisis jumlah unit koperasi, jumlah tenaga kerja analisis secara normalitas, signifikan terhadap perolehan SHU. uji multikolinieritas, uji penelitian ini digunakan alat uji statistik, dengan uji F dan uji t. Formula regresi Volume Usaha Pada Sisa Hasil Usaha berganda yang digunakan dalam penelitian Koperasi di Provinsi Daerah Istimewa penelitian uji linierilitas. Untuk menguji hipotesis pada judul “Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar dan Dari analisis heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji Menurut penelitian yang dilakukan Yogyakarta”. kalsik, Uji asumsi klasik meliputi uji variabel modal asing yang berpengaruh dengan asumsi signifikansi, analisis regresi. signifikan, namun secara uji parsial hanya (2009) analisis dengan beberapa tahapan, antara lain Dimana secara bersama – sama ke empat Sari menggunakan Analisis statistik dapat dilakukan yang signifikan terhadap sisa hasil usaha. Rusiana data Sedangkan teknik deskriptif kuantitatif dan analisis statistik. dan jumlah anggota memiliki pengaruh berpengaruh jenis pengumpulan data yang digunakan adalah Dari penelitian tersebuat dijelaskan bahwa tersebut merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik dari Aspek Keuangan dan non Keuangan”. variabel ini ini adalah sebagai berikut : tersebut Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ei dijelaskan bahwa secara bersama – sama, Keterangan : modal sendiri, modal luar dan volume Y = SHU Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. X1 = Modal Sendiri Sedangkan secara parsial hanya volume X2 = Modal Pinjaman usaha mempengaruhi SHU Koperasi di 10 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU X3 = Volume Usaha regresi pada penelitian ini tidak terdapat a = Konstanta autokorelasi karena nilai Durbin-Watson b1 b2 b3 = Koefisien regresi ei 1,996 berada diantara 1,54 dan 2,46. = Faktor pengganggu hasil uji linieritas dengan Ramsey reset menunjukkan nilai signifikansi Hasil Penelitian Dan Pembahsan sebesar 0,2356 > 0.05 yang berarti data Analisis Statistik lolos uji linearitas. Uji Asumsi Klasik Setelah dilakukan pengolahan data Uji Hipotesis melalui program eviews 7 menunjukkan Berdasarkan hasil analisis regresi 2 nilai Prob.Obs,R sebesar 0,083 > α (5%). pengujian hipotesis yang meliputi uji t, uji Dengan nilai F menunjukkan bahwa hasil uji t untuk probabilitasnya sebesar 0,083 > α (5%), variabel modal sendiri diperoleh nilai maka disimpulkan bahwa data berdistrubusi signifikansi 0,0037 secara normal. nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 demikian, Dari uji karena pada α=5%. Karena multikolinieritas (0.0037 < 0.05), maka Ha diterima yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi berarti ada pengaruh yang signifikan antara antara X1 dengan X2 adalah sebesar modal sendiri terhadap SHU 0,714177, koefisien korelasi antara X1 Hasil uji t untuk variabel modal dengan X3 sebesar 0,843674, koefisien pinjaman diperoleh nilai signifikansi 0.0990 korelasi antara X2 dengan X3 sebesar pada α=5%. Karena nilai signifikansi lebih 0,732880. Karena tidak ada koefisien besar dari 0.05 (0,0990 > 0.05), maka Ho korelasi antara variabel bebas yang lebih diterima yang berarti tidak ada pengaruh besar dari 0,85 maka dapat dikatakan pada yang signifikan antara modal pinjaman penelitian ini tidak terdapat adanya gejala terhadap SHU. multikolinieritas. Hasil Hasil uji t untuk variabel volume uji heteroskedastisitas usaha diperoleh nilai signifikansi sebesar diketahui nilai probabilitas Obs*R-squared 0.2740 pada α = 5%. Oleh karena nilai sebesar 0.3761, jika digunakan tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05 (sig > kepercayaan 95% (α 5%), maka nilai α = 0.05), maka Ho diterima yang berarti tidak 0,05 < probabilitas (0.3761) hal ini dapat ada dikatakan data bersifat homoskedastisitas. volume usaha terhadap SHU. Hasil uji autokorelasi didapatkan pengaruh yang signifikan antara . nilai Durbin-watson Test sebesar 1,999, Sedangkan maka dapat disimpulkan bahwa model nilai probabilitas F statistik pada penelitian ini adalah sebesar 11 Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 0.000000. Dengan kata lain probabilitas F SHU KPRI “Bina Karya” Balongpanggang sebesar 0.00000< α (0,05) maka maka dari akan naik sebesar Rp 7.118,00.. ketiga variabel dependen yaitu modal Nilai koefisien regresi pada sendiri, modal pinjaman dan volume usaha variabel volume usaha 0,14840 artinya jika secara volume bersama-sama berpengaruh usaha bertambah sebesar Rp signifikan terhadap sisa hasil usaha di KPRI 1.000.000 sedangkan variabel modal sendiri “Bina Karya” Balongpanggang. dan modal pinjaman tetap maka SHU KPRI “Bina Karya” Balongpanggang akan naik sebesar Rp 148.400,00. Analisis Regresi Setelah data diolah menggunakan Koefisien Determinasi bantuan program eviews 7 diperoleh hasil Berdasarkan hasil estimasi seperti sebagai berikut : yang disajikan dalam tabel Hasil Analisis LNSHU= 3.39911053258+0.841177980607 Regresi dapat diketahui bahwa nilai *LNMS+0.0711873672241*LNM koefisien R2 adalah sebesar 0.923550 yang P+0.1484003824LNVU berarti pengaruh variabel bebas (modal Berdasarkan persamaan tersebut, sendiri, modal pinjaman dan volume usaha) dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta terhadap variabel terikat (sisa hasil usaha) sebesar =˗ 3.39911053258 dapat diartikan adalah sebesar 97,75%. Sedangkan sisanya apabila variabel modal sendiri, modal sebesar 2,25% dipengaruhi oleh variabel pinjaman dan volume usaha adalah nol (0) lain yang tidak termasuk dalam penelitian maka SHU KPRI “Bina Karya” ini. Balongpanggang adalah Rp -3.399.110, Nilai koefisien regresi pada Pembahasan variabel modal sendiri 0,84117 artinya jika modal sendiri berusaha untuk memperoleh gambaran pengaruh modal modal sendiri, modal pinjaman dan volum usaha pinjaman dan volume usaha tetap maka terhadap sisa hasil usaha di KPRI “Bina SHU KPRI “Bina Karya” Balongpanggang Karya” akan naik sebesar Rp 841.177,00 1998-2012. Setelah melalui proses analisis, Nilai sedangkan koefisien sebesar ini Rp 1.000.000 bertambah Penelitian variabel regresi pada tahun diperoleh beberapa kesimpulan yang akan variabel modal pinjaman 0,07118 artinya jika variabel modal pinjaman Balongpanggang-Gresik dibahas pada bab pembahasan ini. bertambah Melihat dari hasil analisis regresi sebesar Rp 1.000.000 sedangkan variabel berganda modal sendiri dan volume usaha tetap maka menggunakan 12 (multiple regressio) program dengan Eviews 7 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU didapatkan beberapa temuan sebagai yang menyimpulkan bahwa modal sendiri berikut : tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa Pengaruh Modal Sendiri, hasil Modal Hasil Usaha Di KPRI “Bina (2001:79) Karya”Balongpanggang-Gresik modal sendiri oleh Sitio semakin teori dan tinggi yang Tamba partisipasi anggota maka idealnya semakin tinggi Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan dikemukakan Pinjaman dan Volume Usaha Terhadap Sisa usaha. manfaat yang diterima anggota. Partisipasi berpengaruh anggota adalah partisipasi modal berupa signifikan terhadap SHU di KPRI “Bina modal sendiri dan transaksi yang dilakukan Karya “Balongpanggang-Gresik. Hal ini anggota. Apabila terbukti yang sendiri yang disetor, untuk meningkatkan menunjukkan nilai signifikansi sebesar volume usahanya sehingga hal ini tentunya 0,0037 < α (0,05). akan dengan melihat uji t semakin besar modal meningkatkan SHU yang dapat Melihat tingkat signifikansi sebesar diperoleh. Maka sebaiknya KPRI “Bina 0,0037 < α (0,05) maka penelitian ini Karya” terus memusatkan perhatian untuk menunjukkan lebih banyak memupuk modal sendiri bahwa modal sendiri berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. dengan Dengan demikian peranan modal sendiri simpanan wajib bagi anggota. sangat penting untuk kelancaran kegiatan usaha di “Bina KPRI cara meningkatkan Sedangkan Karya” pinjaman untuk dilihat jumlah variabel dari hasil modal penelitian Balongpanggang-Gresik. Modal sendiri ini menunjukkan bahwa modal pinjaman tidak bersumber dari simpanan pokok, simpanan berpengaruh signifikan terhadap SHU di wajib, KPRI “Bina dana cadangan umum, dana Karya “Balongpanggang- cadangan khusus, hibah dan SHU setelah Gresik. Hal ini terbukti dengan melihat uji t pajak. yang Kesimpulannya berpengaruh signifikan modal terhadap menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,0990 α > (0,05). sendiri SHU Melihat tingkat signifikansi sebesar karena modal sendiri yang dihimpun dari 0,0990 > α (0,05) maka temuan penelitian anggota tidak dibebani bunga dimana ini menunjukkan bahwa modal pinjaman dengan meningkatkan modal sendiri dalam tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa menjalankan usaha maka sisa hasil usaha hasil yang diperoleh KPRI “Bina Karya” juga Balongpanggang-Gresik. Dengan demikian akan mengalami peningkatan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi modal berbanding terbalik dengan hasil penelitian pinjaman jauh lebih kecil daripada modal yang dilakukan oleh Irfan Dwi Adityaputra sendiri 13 usaha di KPRI meskipun “Bina secara Karya” nominal Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 penggunaan modal pinjaman di KPRI “Bina Atmadji yang menyimpulkan bahwa modal Karya” lebih besar daripada penggunaan asing modal sendiri. Modal pinjaman di KPRI Berdasarkan ILO recommendation Nomor “Bina Balongpanggang-Gresik 127 Pasal 12 (1) yang menyimpulkan bersumber dari hutang jangka pendek dan bahwa seharusnya modal yang dihimpun hutang jangka panjang. koperasi lebih besar pada modal sendiri Karya” Modal Karya” pinjaman di KPRI “Bina Blongpanggang-Gresik berpengaruh terhadap SHU. daripada modal pinjaman karena dengan tidak alasan bahwa modal pinjaman adalah modal SHU yang dibebani bunga, sehingga rata-rata karena adannya beban bunga yang harus pengembalian modal pinjaman lebih besar dibayar Karya” dari pinjaman semula. Untuk itu KPRI Balongpanggang-Gresik sebesar 1% tiap “Bina Karya” Balongpanggang sebaiknya bulan. Disamping itu pinjaman KPRI menekan kepada pihak luar setiap tahunnya selalu pinjaman agar SHU yang didapatkan bertambah karena jumlah modal sendiri nantinya akan lebih besar. berpengaruh signifikan oleh KPRI terhadap “Bina jumlah penggunaan modal belum mampu memenuhi kebutuhan para Untuk variabel volume usaha dilihat anggotanya. Penggunaan modal pinjaman dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ini untuk mengembangkan unit usaha yang volume usaha tidak berpengaruh signifikan ada di KPRI “Bina Karya” Balongpanggang terhadap SHU di KPRI “Bina agar dengan berkembangnya unit usaha “Balongpanggang-Gresik. Hal ini terbukti kebutuhan para anggota dapat terpenuhi. dengan melihat uji t yang menunjukkan Penggunaan modal pinjaman yang lebih nilai signifikansi sebesar 0,2740 α > (0,05). besar ini akan berdampak buruk pada Melihat tingkat signifikansi sebesar kesehatan keuangan KPRI karena beban 0,2740 > α (0,05) maka temuan penelitian bunga dan angsuran hutang yang harus dibayar diambilkan dari Karya ini menunjukkan bahwa volume usaha tidak pendapatan berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil sehingga akan berdampak negatif pada usaha SHU. Meskipun SHU KPRI “Bina Karya” di KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik.. Dengan demikian setiap tahunnya selalu meningkat, namun dapat jika penggunaan modal pinjaman tidak disimpulkan bahwa penggunaan modal pinjaman yang lebih besar dari lebih besar dari modal sendirinya, maka modal tentunya SHU yang akan diperoleh akan sendiri ini digunakan untuk mengembangkan unit usaha yang ada di lebih banyak dari sebelumnya. KPRI Hasil penelitian ini berbanding terbalik “Bina Karya”Balongpanggang. Sehingga penggunaan modal pinjaman ini dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh akan 14 lebih bermanfaat untuk Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU mengembangkan usaha dan pendapatan KPRI “Bina Karya” Balongpanggang- atau keuntungan yang didapat tidak begitu Gresik besar. Dari hasil analisis data dapat diketahui Volum usaha pada KPRI “Bina Karya” bahwa variabel modal sendiri merupakan Blongpanggang-Gresik ini terdiri dari tiga variabel unit yaitu Unit Simpan Pinjam, Unit mempengaruhi sisa hasil usaha di KPRI Penyaluran atau “Bina Karya” Balongpanggang. Hal ini Pertokoan dan Unit Penyaluran Barang terlihat dari besar prosentase modal sendiri (UPB). Namun dari data yang diperoleh, sebesar 84,11% yang lebih besar dari hanya prosentase variabel modal pinjaman dan Barang Unit Konsumsi Simpan Pinjam yang memberikan kontribusi besar bagi volume atau Pertokoandan paling dominan volume usaha usaha. Untuk Unit Penyaluran Barang Konsumsi yang Sebagai bukti bahwa modal sendiri Unit memberikan pengaruh yang paling besar Penyaluran Barang kurang memberikan terhadap sisa hasil usaha (SHU) di KPRI masukan bagi koperasi“Bina Karya”. “Bina Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Praningrum Karya” Balongpanggang-Gresik yaitu dengan menggunakan modal sendiri yang untuk mengembangkan usaha, maka menyimpulkan bahwa dari variabel modal keuntungan yang diperoleh juga akan usaha, jumlah anggota dan volume usaha, semakin besar karena modal sendiri tidak yang memiliki pengaruh paling dominan dikenakan bunga. Sehinggan jika KPRI yaitu volume usaha, karena kegiatan usaha “Bina yang dilakukan koperasi sangat baik dan banyak menggunakan modal sendiri, maka efektif. Sehingga akan berpengaruh dengan sisa hasil usaha yang akan diperoleh lebih besarnya volume usaha yang didapat. besar daripada sebelumnya. Volume usaha inilah yang nantinya yang Karya” Balongpanggang lebih Penelitian ini sejalan dengan penelitian nantinya akan berpengaruh pada perolehan yang SHU ini mengatakan bahwa modal sendiri memiliki berbanding terbalik dengan penelitian yang kontribusi pengaruh yang besar terhadap dilakukan yang SHU. enggunaan modal sendiri untuk menyimpulkan bahwa dari ketiga variabel mengembangkan usaha lebih dianjurkan yaitu modal sendiri, modal asing dan karena tidak dibebani bunga sehingga volume usaha yang memiliki pengaruh keuntungan yang akan diperoleh akan lebih paling dominan yaitu volume usaha. besar dari sebelumnya. Namun penelitian Variabel ini berbanding terbalik dengan penelitian koperasi. oleh Namun Retno Yang penelitian Septiasih Paling Dominan yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Di 15 dilakukan dilakukan oleh Abidin Rusianasari yang yang Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 mengatakan bahwa diantara variabel modal Variabel volume usaha tidak sendiri, modal pinjaman dan volume usaha berpengaruh secara signifikan terhadap yang SHU memiliki kontribusi besar di KPRI “Bina Karya” mempengaruhi SHU adalah volume usaha, Balongpanggang-Gresik. Hal ini berarti jika keuntungan unit usaha meningkat bahwa peningkatan volume usaha belum sangat terjadinya tentu memungkinkan berdampak pada peningkatan keuntungan. Karena KPRI “Bina Karya” peningkatan SHU koperasi. Blongpanggang-Gresk masih belum bisa Simpulan Dan Saran mengembangkan unit usaha yang dimiliki Simpulan dengan menggunakan modal sendiri yang Berdasarkan analisis dan dimiliki koperasi, melainkan masih pembahasan dapat diambil kesimpulan membutuhkan modal luar yang dibebani bahwa bunga tiap tahunnya. modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha di KPRI Dari hasil analisis regresi berganda “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik. Hal (multiple ini membuktikan bahwa semakin tinggi variabel modal sendiri yang dihimpun dari anggota mempengaruhi SHU di KPRI “Bina Karya” maka akan mempengaruhi sisa hasil usaha. Balongpanggang-Gresik Karena modal sendiri tidak dibebani bunga. modal sendiri karena nilai prosenstase Sedangkan untuk modal pinjaman regression) yang pengaruhnya terlihat paling terhadap bahwa dominan adalah variabel SHU sebesar tidak berpengaruh signifikan terhadap sisa 84,11%, dimana nilai prosentase modal hasil sendiri paling besar diantara variabel modal usaha di KPRI “Bina Balongpanggang-Gresik. Hal Karya” ini pinjaman dan volume usaha dalam dikarenakan beban bunga yang harus di penelitian ini. Dengan demikian modal tanggung oleh KPRI lumayan besar yaitu sendiri yang telah dihimpun dari anggota sebesar 1% untuk setiap bulannya, sehingga KPRI untuk membayar beban bunga itu harus Gresik memiliki kontribusi besar untuk diambilkan dari pendapatan atau sisa hasil menjalankan usaha sehingga secara langsung SHU yang diperoleh didapat akan lebih sedikit, selain itu sebelumnya. pinjaman KPRI pada pihak luar juga terus Saran bertambah karena jumlah modal sendiri belum mampu memenuhi “Bina Karya” usaha akan Kepada Balongpanggang- agar lebih para SHU yang banyak dari peneliti yang kebutuhan bermaksud mengadakan penelitian yang anggota terutama untuk kegiatan usaha sejenis, maka hendaknya menambahkan simpan pinjam. variabel non keuangan sebagai variabel 16 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU yang mempengaruhi Variabel non SHU koperasi. keuangan koperasi Atmadji.2007.Faktor-Faktor Yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi Dari Aspek Keuangan dan Non Keuangan, Jurna Bisnis dan Manajemen,(Online),Vol.7,No.2,(H ttp://www.Jurnalbisnisdanmanajem en.com,diakses tanggal 13 November 2012) diantaranya yaitu jumlah anggota, jumlah pengurus, jumlah unit koperasi dan lain sebagainya. Kepada para pengurus KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik agar dalam mengembangkan usahanya lebih banyak menggunakan modal sendiri agar pendapatan SHU Firdaus,Muhammad dan Agus Endi Susanto.2004.Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek.Bogor:Ghalia Indonesia yang diperoleh lebih besar dari sebelumnya. DAFTAR RUJUKAN Hendrojogi.2000.Koperasi Asas-asas, Teori dan Praktek.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada Abidin,Jainul dan Abdul Malik.2009.Pengaruh Modal Usaha dan Jumlah Manajer Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi di Indonesia,Jurnal Prospek,(online),Vol.2,No.1,(Http:/ /www.JurnalProspek.com,diakses tanggal 13November 2012) Partomo, Sartika dan Rachman Soejoedono.2004.Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi.Bogor:Ghalia Indonesia Praningrum.2002.Pengaruh Modal Usaha, Anggota dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Manunggal Karsa.Jurnal ekonomi, (online), (Http://www.jurnal ekonomi.com, diakses tanggal 3 desember 2012) Adityaputra, Irfan Dwi.2009.Analisis Modal Sendiri Pengaruhnya Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Keluarga Pegawai ITB Kota Bandung, Jurnal Ilmiah, (online), Vol.1, No.1, (Http://www.jurnal ilmiah.com, diakses tanggal 2 desember 2012) Rusiana, Agustin dan Beny Susanti.2009.Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar dan Volume Usaha Pada Sisa Hasil Usaha Koperasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Jurnal Ekonomi, (online), Vol.1, No.2, (http://www.jurnal ekonomi.com, diakses tanggal 3 januari 2013) Adityaputra,Irfan Dwi.2009.Analisis Modal Sendiri dan PengaruhnyaTerhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Keluarga Pegawai ITB Kota Bandung,Jurnal ilmiah,(online),Vol.1,No.1,(Http:// www.JurnalIlmiah.com,diakses tanggal 2 Desember 2012) Anoraga, Panji Widiyanti.2000.Dinamika Koperasi.Jakarta:Rineka Cipta Septiasih, Retno.2009.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada KPRI Di Kabupaten Rembang.Jurnal ekonomi, (Online), (Http://www.jurnal ekonomi.com, diakses tanggal 26 desember 2012) dan 17 Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 0 - 88 Sitio, Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia Arifin dan Halomoan Tamba.2001.Koperasi:Teori dan Praktek.Jakarta:Erlangga Yuliadi Imamudin.2009. Ekonometrika Terapan. Yogyakarta: UPFE-UMY Subandi.2010.Ekonomi Koperasi Teori dan Praktek.Bandung:Alfabeta Sugiono.2007.Statistika Penelitian.Bandung:Alfabeta Untuk Tim Penyusun.2006.Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa University Press Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992:Tentang Perkoperasian Indonesia . 18 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi SHU 19