8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet dan World

advertisement
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Internet dan World Wide Web
Internet adalah jaringan dari ribuan jaringan dan jutaan komputer (disebut
hosts) yang menghubungkan bisnis, institusi pendidikan, organisasi pemerintahan
dan individual (Laudon dan Traver, 2004, p117). Internet menyediakan sekitar
550-600 juta orang di seluruh bagian dunia dengan pelayanan seperti email,
newsgroup, belanja, riset, instant messaging, musik, video, dan berita. Tidak ada
satu organisasi yang mengontrol internet atau bagaimana harusnya internet
berfungsi. Internet juga tak dimiliki oleh seorangpun. Kata Internet sendiri
sebenarnya berasal dari kata internetwork atau koneksi antara dua atau lebih
jaringan computer (Laudon dan Traver, 2004, p117).
World Wide Web atau Web adalah salah satu pelayanan paling populer
yang disediakan oleh Internet yang menyediakan akses ke lebih dari 6 milliar
halaman Web yang diciptakan oleh bahasa pemrograman yang disebut HTML dan
dapat mengandung teks, grafik, audio, video dan objek-objek lainnya seperti
hyperlinks yang memungkinkan pengguna berpindah dari satu halaman ke
halaman lainnya (Laudon dan Traver, 2004, p117).
9
2.2
Penjualan
2.2.1
Definisi Penjualan
Menurut Teguh (http 1) penjualan adalah proses pertemuan antara penjual
dan pembeli, proses perubahan keputusan pembeli yang dilaksanakan seorang
penjual.
Mulyadi (2001, p204) mendefinisikan penjualan sebagai salah satu
kegiatan dalam perekonomian yang mengakibatkan berpindahnya hak milik dari
penjual kepada pembeli yang menerima imbalan tertentu sesuai dengan yang telah
disepakati.
2.2.2
Sistem Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, p202-213) sistem penjualan terbagi menjadi dua
yaitu:
1. Sistem Penjualan Tunai
Merupakan transaksi yang apabila barang dan jasa diserahkan ke pembali
setelah perusahaan menerima uang dari pembeli.
2. Sistem Penjualan Kredit
Adalah transaksi penjualan yang apabila order dari pelanggan telah dipenuhi
dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu
perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.
Untuk menilai kelayakan pelanggan diberikan penjualan secara kredit dapat
dilihat dari:
10
a. Character/kepribadian.
Yaitu
dengan
memperhatikan
kemungkinan
pelanggan dalam memenuhi kewajibannya.
b. Capacity/kemampuan. Yaitu dengan melakukan penilaian terhadap
kemampuan pelanggan dalam membayar dengan tepat waktu.
c. Capital/modal. Yaitu dengan mengukur potensi keuangan perusahaan,
secara umum disimpulkan melalui analisa rasio keuangan dan laporan
keuangan.
d. Collateral/jaminan. Yaitu pelanggan memberikan jaminan atas keamanan
atas kredit yang diberikan.
e. Condition/kondisi. Berhubungan degnan dampak kecendrungan ekonomi
dan politik terhadap kemampuan pelanggan untuk dapat memenuhi
kewajibannya.
2.3
E-commerce
2.3.1
Definisi E-commerce
Menurut pendapat Rayport dan Jaworski (2004, p4) e-commerce adalah
pertukaran yang dimediasi oleh teknologi antara beberapa kelompok (individual
atau organisasi) secara elektronik berbasiskan aktivitas intraorganisasional atau
interorganisasional yang menfasilitasi pertukaran tersebut.
Berdasarkan pendapat Awad (2002, p3-4) e-commerce adalah pemasaran,
pembelian, dan penjualan produk atau jasa pada Internet. E-commerce dapat
didefinisikan dalam beberapa perspektif, antara lain:
1. Perspektif komunikasi
11
Pada perspektif ini e-commerce merupakan kemampuan untuk menyampaikan
produk, jasa, informasi atau pembayaran via networks seperti Internet atau
WWW.
2. Perspektif interface
E-commerce melibatkan aneka informasi dan pertukaran transaksi.
3. Perspektif proses bisnis
E-commerce
melibatkan
aktivitas
yang
secara
langsung
mendukung
perdagangan secara elektronik dengan menggunakan koneksi network
4. Perspektif online
E-commerce adalah lingkungan elektronik yang memungkinkannya untuk
membeli dan menjual produk, jasa dan informasi pada Internet.
5. Perspektif struktural
E-commerce melibatkan banyak media seperti data, teks, web page, Internet
telephony, dan Internet desktop video.
6. Perspektif pasar
E-commerce merupakan network dengan jangkauan dunia.
Menurut pendapat Chaudhury dan Kuilboer (2002, p6) e-commerce
mempunyai dua ciri khas yaitu:
1. Terkait dengan aktivitas bisnis dan komersial.
2. Sistem dijalankan pada platform Internet dan menggunakan World Wide Web.
O’Brien (2003, p254) berpendapat bahwa e-commerce melibatkan seluruh
proses online dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan,
12
dan pembayaran terhadap produk dan jasa yang dilakukan pada network, pasar
global dengan dukungan network dunia dari rekan bisnis.
Turban, Rainer dan Potter (2003, p11) mendefinisikan bahwa e-commerce
adalah konsep beraneka segi yang melibatkan pertukaran produk, jasa, informasi,
atau uang dengan dukungan komputer dan network.
Schneider (2004, p2) mendefinisikan e-commerce sebagai penggunaan
transmisi data elektronik untuk mengimplementasikan atau meningkatkan nilai
proses bisnis.
Sedangkan Kalakota dan Whinston (2002, p3) mendefinisikan e-commerce
dalam empat perspektif yaitu :
1. Komunikasi. E-commerce merupakan pengiriman informasi, produk dan jasa
atau pembayaran via line telepon dan jaringan komputer.
2. Proses bisnis. E-commerce adalah aplikasi yang mengautomasi transakasi
bisnis dan arus kerja.
3. Layanan. E-commerce memungkinkan bisnis mengurangi biaya layanan,
dimana pada waktu yang sama memperbaiki kualitas dan meningkatkan
layanan.
4. Online. E-commerce menyediakan kapabilitas untuk membeli dan menjual
barang melalui Internet.
2.3.2
Pemicu E-commerce
Ada beberapa pemicu yang menyebabkan diperlukannya e-commerce
(Awad, 2002, p6-8) antara lain:
13
1. Kovergensi digital
Revolusi digital memungkinkan hampir semua alat-alat digital berkomunikasi
satu sama lain.
2. Kapan saja, dimana saja, dan siapa saja
E-commerce tersedia kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja.
3. Perubahan dalam organisasi
Tren dalam dunia bisnis saat ini seperti downsizing, outsourcing, dan proses
bisnis lintas fungsional memerlukan komunikasi yang baik antar departemen
untuk melaksanakan fungsi-fungsinya. E-commerce yang memudahkan
komunikasi merupakan salah satu metode ideal untuk melakukan koneksikoneksi seperti ini.
4. Akses luas terhadap teknologi informasi
Jumlah teknologi informasi yang meningkat secara eksponensial memberikan
peluang bagi penerapan e-commerce.
5. Peningkatan tekanan pada biaya operasional dan margin profit
Kompetisi global dan perkembangan produk dan jasa memberikan pengaruh
peningkatan pada biaya operasional dan profit margin berkurang. E-commerce
dapat mengatasi hal ini secara cepat dan efisien.
6. Permintaan untuk kustomisasi produk dan jasa
Pelanggan menginginkan kualitas yang lebih tinggi dan performa yang lebih
baik termasuk cara khusus dalam produksi, pengiriman, dan pembayaran
terhadap produk atau jasa.
14
2.3.3
Arsitektur E-commerce
Berikut adalah gambar arsitektur dasar dari sebuah e-commerce
(Chaudhury dan Kuliboer, 2002, p185)
DB server
Browser
Legacy
Web server
Application
server
Other systems
Gambar 2.1 Standar arsitektur e-commerce
Sumber : Chaudhury dan Kuilboer, 2002, p185
Browser (Chaudhury dan Kuilboer, 2002, p190) adalah program client
www untuk menampilkan web page.
Web server (Chaudhury dan Kuilboer, 2002, p196) adalah komputer dan
software terkait yang terhubung secara terus-menerus pada Internet.
Application server (Chaudhury dan Kuilboer, 2002, p208) merupakan
solusi middleware dalam e-commerce.
2.3.4
Jenis-jenis E-commerce
Menurut Haag et al (2005, p249-250) produk yang dijual pada Business to
Business e-commerce terdiri atas dua jenis:
15
a. Material tidak langsung (indirect materials): yaitu material yang diperlukan
untuk menjalankan perusahaan yang tidak berkaitan kepada aktivitas bisnis
utama perusahaan. Material-material ini disebut sebagai maintenance, repair,
and operation (MRO) materials.
b. Material langsung (direct materials): yaitu material yang digunakan dalam
produksi atau yang dibeli untuk dijual kembali. Tidak seperti material tidak
langsung, material langsung berkaitan dengan aktivitas bisnis utama
perusahaan.
Chaudhury dan Kuilboer (2002, p7-28) membagi e-commerce menjadi dua
jenis yaitu :
1. Business to Customer E-commerce
Business to customer e-commerce melibatkan perbelanjaan dan kegiatan
seperti promosi, pemesanan, pengiriman produk, dan layanan pasca penjualan.
Mercer Consulting (Chaudhury dan Kuilboer, 2002, p8) membuat suatu
framework untuk memprediksi tingkat penerimaan atau penolakan terhadap
platform teknologi yang baru.
16
Ketersediaan
platform
Kestabilan platform
Relatif murah
Kenyamanan
Gambar 2.2 Faktor penerimaan terhadap teknologi
Sumber : Chaudhury dan Kuilboer, 2002, p8
Untuk mensukseskan business to customer e-commerce maka perlu
diperhatikan dua hal yaitu :
a. Menciptakan nilai bisnis : keunggulan operasional, keintiman dengan
pelanggan, dan kepemimpinan produk dan jasa.
b. Menciptakan nilai pelanggan: biaya, pilihan, kenyamanan, dan kustomisasi.
2. Business to Business E-commerce
Dalam business to business e-commerce, biasanya melibatkan aktivitas
pembelian seperti pengumpulan intelijensi pasar, pra pembelian, pembelian,
pengiriman dan penerimaan barang, dan pembayaran.
Kedua jenis e-commerce di atas masing-masing memiliki dua model bisnis
yaitu:
17
1. Pureplay dimana seluruh kegiatan pemasaran dan penjualan hanya dapat
dilakukan via Internet
2. Brick and mortar adalah bahwa kegiatan pemasaran dan penjualan dilakukan
dengan cara tradisional dan penerapan Internet dalam kegiatan pemasaran dan
penjualan merupakan perluasan dan saluran baru dari kegiatan pemasaran dan
penjualan utama.
Sedangkan pembagian e-commerce menurut O’Brien (2003, p256-257) ada
tiga jenis yaitu:
1. Business to customer e-commerce dimana bisnis membangun pasar elektronik
yang atraktif untuk menarik dan menjual produk dan jasa kepada pelanggan.
2. Business to business e-commerce melibatkan pasar bisnis elektronik dan pasar
langsung yang menghubungkan berbagai bisnis atau perusahaan.
3. Customer to customer e-commerce dimana antara satu pelanggan (dapat juga
berupa bisnis) dapat menjual dan membeli satu sama lain dalam sebuah lelang.
Rayport dan Jaworski (2004, p4-5) membagi kategori e-commerce menjadi
empat kategori, yaitu:
1. Business to business (B2B). Berkaitan dengan spektrum e-commerce yang
dapat terjadi antara dua organisasi, yang melibatkan kegiatan seperti
pembeliaan dan pengadaan, manajemen suplier, manajemen inventory,
manajemen channel. Aktivitas penjualan, manajemen pembayaran, dan
layanan dan dukungan.
18
2. Business to consumer (B2C). Berkaitan dengan pertukaran antara bisnis dan
pelanggan, dapat melibatkan pertukaran produk dan jasa fisik maupun digital
dan biasanya lebih kecil dari transaksi B2B.
3. Peer to peer (P2P). melibatkan transaksi antara pelanggan dan pelanggan,
dapat juga melibatkan pihak ketiga.
4. Consumer to business (C2B). Pelanggan dapat bersatu dalam suatu kelompok
pembeli, yang termotivasi secara ekonomi dengan agregator permintaan,
orientasi dan orientasi sosial.
2.3.5
Kelebihan E-commerce
Berikut adalah kelebihan-kelebihan e-commerce (Awad, 2002, p13-16),
yaitu:
1. Biaya yang lebih murah
Dengan menjalankan bisnis secara elektronik pada Internet maka biaya logistik
dapat dikurangi.
2. Ekonomis
Dengan e-commerce maka tidak diperlukan biaya sewa gedung, asuransi, atau
infrastruktur.
3. Meningkatkan keuntungan
Karena biaya menjadi berkurang dengan penerapan e-commerce maka
keuntungan dapat ditingkatkan.
4. Layanan pelanggan yang lebih baik
19
Pelanggan dapat mengetahui informasi tentang dirinya secara lebih cepat,
memesan kapan saja, dan melihat status pengiriman barang.
5. Perbandingan belanja yang cepat
Fitur searching pada e-commerce memudahkan pelanggan untuk mencari dan
membandingkan produk-produk yang diinginkannya.
6. Perbaikan produktivitas
E-commerce yang dapat online 24 jam memberikan kontribusi dalam
produktivitas, misalnya pelanggn dapat memperoleh informasi-informasi
teknis secara langsung pada website tanpa harus menunggu antrian hanya
untuk menelepon operator atau pelanggan service.
7. Kerjasama
E-commerce membantu orang berkerja dalam tim dan berinteraksi satu sama
lain untuk pertukaran informasi, misalnya email.
8. Pasar pengetahuan
E-commerce membantu menciptakan pasar knowledge. Misalnya orang yang
bekerja dalam satu tim dapat saling share informasi dan melakukan riset untuk
pengembangan ide-ide baru.
9. Pembagian, kenyamanan, dan pengendalian informasi
Pertukaran informasi antara pedagang dan pelanggan dapat ditingkatkan yang
akan memberikan kenyamanan bagi kedua belah pihak. Pengendalian
informasi dapat dilakukan oleh kedua belah pihak juga.
10. Pertukaran barang dan jasa
20
Dalam e-commerce orang dapat melakukan pertukaran barang atau jasa sesuai
keinginan dari dua belah pihak.
11. Kustomisasi
Dengan e-commerce maka dapat diketahui preferensi cita rasa pelanggan
sehingga dapat dilakukan kustomisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Berikut adalah kelebihan e-commerce menurut Turban, Rainer, dan Potter
(2003, p277)
1. Bagi organisasi
•
Memperluas bisnis perusahaan ke pasar nasional dan internasional.
•
Memungkinkan perusahaan membeli material dan jasa dari perusahaan lain
secara cepat dan biaya yang lebih rendah.
•
Memperpendek
atau
mengeliminasi
channel
distribusi
pemasaran,
membuat produk lebih murah, dan profit perusahan meningkat.
•
Mengurangi biaya pembuatan, pemrosesan, distribusi, penyimpanan, dan
pengambilan informasi dengan mendigitalkan proses.
•
Membuat inventory lebih sedikit dengan pull type supply chain
management.
•
Mengurangi biaya telekomunikasi.
•
Membantu bisnis kecil bersaing dengan bisnis besar.
•
Memungkinkan masyarakat pasar khusus.
2. Bagi pelanggan
•
Menyediakan produk dan jasa yang lebih murah dengan adanya fitur
perbandingan online.
21
•
Memberikan lebih banyak pilihan.
•
Memungkinkan transaksi 24 jam dari hampir semua lokasi.
•
Mengirimkan informasi detail dan relevan dalam hitungan detik.
•
Memungkinkan orang bekerja dan belajar dari rumah.
•
Memungkinkan lelang elektronik.
•
Dapat berinteraksi dalam e-community dan bertukar ide-ide dan
membandingkan pengalaman.
3. Bagi masyarakat
•
Mengurangi kemacetan di jalan dan polusi udara.
•
Barang dagangan dapat dijual lebih murah sehingga meningkatkan taraf
hidup orang banyak.
•
Dapat menikmati produk dan jasa yang tidak tersedia di negara
berkembang dan daerah pedesaan.
•
Sebagai fasilitas layanan publik dari pemerintah.
Keunggulan e-commerce dari bentuk perdagangan tradisional terletak pada
7 fitur unik yang hanya dapat ditawarkan oleh e-commerce berbasis internet
(Laudon dan Traver, 2004, pp12-16). Ketujuh fitur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tersedia di mana saja dan kapan saja. Hal ini berarti bagi bisnis tak lagi
terbatas pada lokasi geografis yang relatif sempit. Sementara bagi konsumen
biaya transaksi menjadi lebih murah dan nyaman karena dapat dilakukan
misalnya dari rumah atau kantor sehingga tak perlu membuang biaya
transportasi, waktu dan tenaga.
22
2. Jangkauan global. Karena sebuah bisnis hanya dapat berkembang sejauh pasar
yang dapat dijangkaunya maka e-commerce menyediakan peluang untuk
memperluas jangkauan tersebut melewati batasan-batasan budaya dan negara.
Hal ini dikarenakan e-commerce menigkatkan derajat kehadiran perusahaan
menjadi pada teorinya tak terbatas atau global.
3. Menggunakan standar universal. E-commerce menggunakan standar teknologi
yang sama dimana-mana. Dengan kata lain biaya untuk masuk ke dalam pasar
e-commerce menjadi relatif murah. Dengan teknologi yang universal semua
segmen pasar dapat dijangkau dengan teknologi yang relatif murah.
4. Kaya informasi yang dapat disediakan. Dengan format teks, gambar, audio
maupun video maka tak ada hal yang tak dapat diinformasikan melalui ecommerce.
5. Interaktif. Yaitu memungkinkan komunikasi dua arah. Hanya telepon yang
dapat setidaknya menyamai interaktifitas ini. Interaktifitas ini memungkinkan
pelanggan dilayani seperti hadir muka ke muka tetapi skalanya sangat luas.
6. Meningkatkan
densitas
informasi.
E-commerce
melalui
internet
memungkinkan penyebaran informasi yang akurat, terkini dengan skala
jangkuan yang luas sehingga informasi yang tersedia bagi pemakai teknologi
ini menjadi murah, banyak, dan lebih tinggi kualitasnya. Hal ini
menguntungkan baik bagi pelanggan dan pedagang. Bagi pelanggan karena
adanya transparasi dari segi biaya dan pelayanan yang diberikan jika
dibandingkan dengan yang diberikan oleh pedagang lainnya. Sedang bagi
pedagang maka dengan jangkauan bisnis yang lebih luas maka segmentasi
23
pasar dapat dilakukan dengan memberi harga yang berbeda untuk produk yang
kurang lebih sama guna meningkatkan penjualan dan keuntungan usaha.
7. Personalisasi dan kustomasasi. Personalisasi dapat dilakukan melalui teknologi
e-commerce untuk meningktkan mutu pelayanan dan daya jual e-commerce
misal dengan mencantumkan nama pelanggan atau iklan yang ditargetkan
kepada segmen pelanggan tertentu. Kustomasasi juga dimungkinkan karena
keinginan pelanggan dapat disimpan sebelum produk atau jasa diberikan.
2.3.6
Keterbatasan E-commerce
Berikut keterbatasan dari e-commerce (Turban, Rainer, dan Potter, 2003,
p278)
1. Keterbatasan teknis
•
Kurangnya standar yang diterima secara universal dalam hal kualitas,
sekuritas, dan kemampuan.
•
Kurangnya bandwidth telekomunikasi.
•
Tool pengembangan software masih dalam pengembangan.
•
Kesulitan integrasi Internet dan software e-commerce dengan aplikasi dan
database yang ada.
•
Perlu web server khusus dalam tambahan network server.
•
Mahal dan tidak nyaman aksesbilitas untuk banyak user.
2. Keterbatasan non teknis
•
Masalah legalitas.
•
Kurang regulasi nasional dan internasional dan standar industri.
24
•
Metodologi yang kurang matang dalam pengukuran keuntungan dan
penerapan e-commerce.
•
Banyak penjual dan pembeli menunggu kestabilan e-commerce.
•
Antipati pelanggan terhadap perubahan dari gudang nyata ke gudang
virtual.
•
Persepsi bahwa e-commerce mahal dan tidak aman.
•
Kurangnya jumlah penjual dan pembeli yang eksis untuk operasi ecommerce.
2.3.7
Perancangan Strategi e-commerce
Rayport dan Jaworski (2004, p11) menguraikan bahwa ada 6 tahapan
dalam strategi formulasi untuk perusahaan online yang ditunjukkan oleh gambar
2.3 berikut ini.
Framing the
market
opportunity
Business
model
User
Market
interface
communication
Implementation
and branding
Gambar 2.3 Strategi e-commerce
Sumber Rayport dan Jaworski, 2003, p11
1. Analisis kerangka kesempatan pasar
Metrics
25
Tujuan pelaksanaan analisa kesempatan pasar adalah untuk mengidentifikasi
dan menilai atraktivitas kesempatan pasar. Tahap ini terdiri dari tujuh langkah
yaitu : (Rayport dan Jaworski, 2004, p82-83)
•
Identifikasi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi.
•
Identifikasi pelanggan spesifik yang akan ditergetkan perusahaan.
•
Memperkirakan keuntungan relatif terhadap kompetitor.
•
Memperkirakan sumber daya perusahaan untuk memberikan penawaran.
•
Memperkirakan kesiapan pasar terhadap teknologi.
•
Menetapkan kesempatan dalam keadaan konkrit.
•
Mempperkirakan atraktifitas kesempatan.
2. Model bisnis
Ada empat komponen dalam model bisnis, antara lain : (Rayport dan Jaworski,
2004, p112-128)
•
Kelompok nilai. Adalah kumpulan dari rencana nilai. Kelompok nilai
terdiri dari tiga bagian yaitu: pilihan segmen pelanggan target, keuntungan
bagi pelanggan, dan dasar rasional untuk perusahaan dan partnernya
memberikan kelompok nilai dalam cara yang lebih baik dari kompetitornya
secara signifikan.
•
Penawaran online. Menetapkan produk, jasa dan informasi yang akan
ditawarkan secara online. Penawaran online terdiri dari tiga urutan tugas,
yaitu: lingkup penawaran, identifikasi proses keputusan pelanggan, dan
pemetaan penawaran terhadap proses keputusan pelanggan.
26
•
Sistem sumber daya. Menunjukkan cara bagaimana suatu perusahaan
memilih dan menyusun sumber dayanya untuk memberikan keuntungan
dari rencana atau kelompok nilai.
•
Model pendapatan. Ada beberapa sumber pendapatan yang dapat diperoleh
dari penerapan suatu sistem e-commerce online antara lain: iklan, produk,
jasa dan atau informasi, transaksi, langganan, dan biaya lisensi.
3. User interface.
Merupakan elemen desain yang terkait dengan 7Cs, yaitu : (Rayport dan
Jaworski, 2004, p151-187)
•
Context. Merupakan tampilan yang menunjukkan jenis site, bisa tergolong
aesthetic ataupun functional. Untuk site yang tergolong aesthetic
tampilannya lebih fokus ke desain yang menarik, baik dari segi warna, fitur,
maupun grafik. Untuk site yang tergolong functional tampilannya lebih
fokus ke fungsi-fungsi, terutama informasi mengenai produk.
•
Content. Merupakan isi dari sebuah website berupa teks, video, audio, dan
grafik dan bersama-sama dengan semua form menampilan informasi
mengenai produk dan pelayanan dari perusahaan.
•
Community. Merupakan interaksi yang terjadi antarpelanggan dalam site.
Disini pelanggan dapat saling berinteraksi baik antara satu pelanggan ke
satu pelanggan maupun dari satu pelanggan ke banyak pelanggan, misalnya
chat room.
27
•
Customization. Adalah kemampuan untuk menampilkan isi yang unik bagi
tiap individu. Ketika diinisiasi oleh website disebut tailoring, ketika
diinisiasi oleh pengguna disebut personalisasi.
•
Communication. Komunikasi yang terjadi antara sebuah site dengan
pelanggan Dimana interaksi yang terjadi adalah interaksi dari pihak
perusahaan (customer services) dengan pelanggan, misalnya live text chat.
•
Connection. Berhubungan tingkat atau kecepatan links sebuah website ke
site lainnya.
•
Commerce.Kemampuan sebuah website untuk menjual dengan baik,
produk-produk dan pelayanan.
4. Komunikasi pasar dan branding.
4.1 Komunikasi pasar
Menurut Rayport dan Jaworski (2004, p197) komunikasi dengan pasar
atau pelanggan terdiri atas 2 kategori yaitu komunikasi offline dan komunikasi
online.
Komunikasi offline terdiri atas dua bagian yaitu komunikasi untuk
individual dan komunikasi untuk massa. Komunikasi untuk individu disebut
komunikasi langsung (direct) sementara komunikasi untuk massa disebut
marketing tradisional (traditional mass marketing).
Komunikasi online terdiri atas juga dua bagian yaitu untuk individu dan
untuk massa. Komunikasi online untuk individu disebut personalisasi
28
sementara komunikasi online untuk massa disebut marketing online dengan
pendekatan umum.
4.2 Pembangunan brand (branding)
Menurut Rayport dan Jaworski (2004, p214-216) ada 10 kerangka kerja
yang dapat digunakan untuk membangun sebuah brand.
1. Definisikan target segmen dengan jelas: agar desain sistem dapat
disesuaikan dengan kebutuhan target pelanggan.
2. Mengerti target segmen: agar usaha marketing dapat disesuikan dengan
kebutuhan dan pilihan pelanggan.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi daya tarik pelanggan: agar
pelanggan merasa tertarik untuk datang kembali ke sistem.
4. Memonitor pesaing secara berkala: agar strategi perusahaan dapat
mengantisipasi strategi pesaing.
5. Mendesain brand yang menarik dan lengkap: dengan motto menjelaskan
apa yang ditawarkan secara bersahabat, jelas dan menarik.
6. Menjalankan dengan integritas (keseluruhan): implementasi harus sejalan
dengan motto agar dapat sejalan dengan pembangunan brand.
7. Konsisten: implementasi harus konsisten dengan motto agar komunikasi
brand konsisten.
8. Adanya umpan balik (feedback): Untuk mengukur dan mengevaluasi hasil
dari marketing dan branding.
9. Menggunakan peluang: Menggunakan peluang-peluang yang ada untuk
membangun brand.
29
10. Berinvestasi dan bersabar: berfokus pada jangka panjang bukan hanya
jangka pendek.
5. Implementasi
Menurut Rayport dan Jaworski (2004, p237-264) ada tujuh kerangka kerja
untuk implementasi yaitu:
1. Aset manusia: bagaimana karyawan dikelola.
2. Proses: bagaimana koordinasi, interaksi, komunikasi dan pengambilan
keputusan dilakukan.
3. Struktur organisasi: apakah menggunakan struktur satu organisasi dua
kanal atau menggunakan satu organisasi untuk tiap-tiap kanal (offline dan
online)
4. Sistem: infrastruktur IT yang digunakan/diimplementasikan.
5. Budaya: bagaimana konteks sosial dan bagaimana gaya orang bekerja
dalam perusahaan.
6. Kepemimpinan: bagaimana gaya kepemimpinan yang cocok dengan
strategi yang sudah dibuat.
7. Partnerships: Apakah ada aliansi yang akan diimplemtasikan atau
dianjurkan untuk diimplementasikan.
6. Metriks
30
Menurut Rayport dan Jaworski (2004, p275) pengetahuan pengukuran
(pembuatan metriks) terhadap kefektifitasan strategi perusahaan penting untuk
dilakukan dengan alasan sebagai berikut:
1. Strategi terus berubah jadi pengukuran atau alat ukur pun harus diubah.
2. Tahu bagaimana memprioritaskan apa yang diukur sesuai dengan strategi
yang akan dievaluasi.
3. Agar tahu jika ada data evaluasi/pengukuran yang fiktif.
4. Jenis metriks yang dipakai sebagai standar ukuran dalam internet terus
berubah (misal dari hits ke page views).
Oleh karena ini penting agar metriks pengukuran strategi perusahaan
dibuat agar evaluasi dan penyesuaian strategi dapat dilakukan.
2.4
Interaksi Manusia dan Komputer
2.4.1
Pengertian Interaksi Manusia dan Komputer
Interaksi manusia dan komputer adalah disiplin ilmu yang berhubungan
dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk
digunakan oleh manusia, serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan
dengannya. Ilmu ini secara khusus menitik beratkan pada perancangan dan
evaluasi antarmuka pemakai (user interface).
2.4.2
Delapan Aturan Emas dalam Pembuatan Web
Menurut Schneiderman (1998, p74-75) ada delapan aturan emas dalam
pembuatan web, antara lain :
31
1. Berusaha keras untuk konsisten. Harus selalu berusaha konsisten dalam
merancang tampilan.
2. Memungkinkan frequent user menggunakan shortcuts. Umumnya pengguna
yang sering menggunakan aplikasi lebih menginginkan kecepatan dalam
mengakses fungsi yang diinginkan.
3. Memberikan umpan balik yang informatif. Memberikan informasi kepada
pengguna sesuai dengan aksi yang dilakukan pengguna akan mengetahui aksi
apa yang telah dan akan dilakukan dengan adanya umpan balik.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir. Umpan balik atas akhir
dari suatu proses dan aksi akan sangat membantu dimana pengguna akan
mendapat signal untuk melanjutkan aksi lainnya.
5. Memberi pencegah kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana.
Pengguna akan diberi kemudahan dalam suatu aksi atau proses. Misal :
pengguna mengalami kesalahan memasukkan id, maka kesalahan dapat
langsung diatasi pada blok id.
6. Mengizinkan penggunaan aksi undo dengan mudah. Aksi undo memudahkan
pengguna dalam pengaksesan, dimana pengguna dapat kembali kehalaman
sebelumnya atau yang baru dilewati.
7. Mendukung internal locus of control (pemakai menguasai sistem atau inisiator,
bukan responden). Pengguna yang berpengalaman sangat mendambakan
kontrol yang kuat pada sistem, sehingga mereka merasa menguasai sistem
tersebut.
32
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek. Manusia memiliki keterbatasan
dalam menghapal, untuk itu tampilan dibuat sederhana. Misalnya dalam
melakukan transaksi pelanggan tidak perlu menghapal kode produk yang akan
dibeli karena pada saat pelanggan mengklik produk tersebut maka secara
otomatis kode barang akan sudah ada pada halaman pemesanan produk.
Download