PRINSIP AJARAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN HARMONISASI MASYARAKAT MENUJU KERUKUNAN NASIONALKUB eldison AGAMA; KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DOKTRINER Iman PENDEKATANNYA TEOLOGIS eldison NONDOKTRINER Pelaksanaan kongkrit ajaran agama di tengah masyarakat PENDEKATANNYA SOSIOLOGIS KITAB SUCI NORMATIF; TEKS AQIDAH AGAMA eldison KONTEKSTUAL; SOSIAL PENAFSIRAN BUDAYA KERUKUNAN : Perihal pergaulan orang banyak yang berlangsung dengan sopan, santun, baik, tenang dan damai KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (KUB): Suatu kondisi pergaulan bermasyarakat umat beragama yang berlangsung harmonis, damai, saling menghormati dan menghargai kebebasan menjalankan ibadah agama masing-masing, tidak mencampuradukkan atau melanggar batas ajaran agama, serta bekerjasama dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara RI eldison LANDASAN / PEDOMAN KEBEBASAN DALAM BERBEDA PANCASILA : SILA 1. KETUHANAN YANG MAHA ESA DIJABARKAN DALAM UUD 45 BAB XI TENTANG AGAMA Negara berdasar atas Keturhanan Yang Maha Esa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu PENJELASAN BAB XI AGAMA PASAL 29 AYAT 1 eldison Ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa KERUKUNAN PRINSIP PROSES TOLERANSI MENGHARGAI MEMBIARKAN DIALOG THEOLOGIS eldison SOSIOLOGIS KERUKUNAN (RUKUN; BAIK DAN DAMAI): Suatu Keadaan (proses) atau perihal hidup damai dan baik dalam dimensi keagamaan Persaudaraan seagama eldison Pancasila dan UUD 45 Pluralitas, bukan Pluralisme POTENSI KERUKUNAN Eksistensi Kerukunan sebagai proses dan suasana kehidupan beragama dari ummat dan pemeluk agama yang plural dalam kehidupan berbangsa Positive Thinking eldison Negative Thinking PRILAKU-PRILAKU KERUKUNAN POSITIF (+) • • • • • • • • eldison Berpikiran positif Bertanggung Jawab Saling Menghargai Inklusif-Ekslusif Saling hormat Saling Membantu Kejujuran Dll NEGATIF (-) • • • • • • • • Berpikiran negatif Keras Kepala Sikap tertutup Sikap curiga Kesombongan Curang Kebencian Dll )256 ِ ف :الر ْشدا ِم َان الْغَ ِاي (البقرة الدي ِان قَ ْاد تَبَ َ َا َال إِ ْكَر َااه ِ ا ُّ ّي “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah…” الدي ِان َوَالْ ُيْ ِرجوك ْام ِم ْان ِد ََي ِرك ْام أَ ْان تَبَ ُّروه ْام َوت ْق ِسطوا إِلَْي ِه ْما ف ِا ين َالْ ي َقاتِلوك ْام ِ ا اّلل َع ِان الَ ِذ َا َال يَْن َهاكما َا ِ ف َخَرجوك ْام ِم ْان ِد ََي ِرك ْام الدي ِان َوأ ْا ين قَاتَلوك ْام ِ ا اّلل َع ِان الَ ِذ َا إََِّنَا يَْن َهاكما َا.ّي ب الْم ْق ِس ِط َا اّللَ ُِي ُّا إِ َان َا )9-8 :ك هما الظَالِمو َان(املمتحنة اهروا َعلَى إِ ْخَر ِاجك ْام أَ ْان تَ َولَْوه ْام َوَم ْان يَتَ َوَاّل ْام فَأولَئِ َا َ ََوظ “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tdk mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah mengakui orangorang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orangorang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” سك ْما َوَما ت ْن ِفقو َنا إَِلا اّللَ يَ ْه ِدي َم ْان يَ َشاءا َوَما ت ْن ِفقوا ِم ْان َخ ْراي فَِِلَنْف ِا ك ه َداه ْام َولَ ِك َان َا س َعلَْي َا لَْي َا )272 :ف اإِلَْيك ْام َوأَنْت ْام َال تظْلَمو َان (البقرة اّلل َوَما ت ْن ِفقوا ِم ْان َخ ْراي ي َو َا اءَ َو ْج ِاه َِا ابْتِغَ ا eldison “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” Tidak ada paksaan masuk suatu agama Berlaku adil dan baik pada orang yang tidak memerangi karena agama Beramal boleh kepada siapa saja, meskipun beda agama Secara Historis : Piagam Madinah 1. Orang Islam adalah satu kelompok, meskipun beda suku 2. Hubungan antara sesama kelompok Islam dan antara kelompok Islam dengan kelompok lain didasarkan pada: hubungan tetangga yang baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, saling menasehati dan menghormati kebebasan beragama eldison PERSPEKTIF KATOLIK 1. Inti Ajaran Yesus : Prinsip Saling Mengasihi. Tuhan telah mengasihi kita, maka kitapun diajak untuk saling mengasihi satu sama lain, “Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh. 15 : 12). Bahkan kepada musuhpun Yesus mewajibkan muridmuridnya untuk mengasihi “Kasihilah musuhmu dan berbuat baik kepada orang yang membenci kamu (Lukas 6 : 27) 2. Dalam Kitab Perjanjian Baru dijabarkan bahwa kasih itu sabar, kasih itu murah hati. Kasih itu tidak berkesudahan …..Demikian tiggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya kasih (1 Korintus 143 : 1-13) 3. Konsili Vatikan II : Sikap gereja terhadap agama lain disebut NOSTRA AETATE (NA). Sikap gereja ini dinyatakan sbb: “Pada zaman kita bangsa manusia semakin erat bersatu dan hubungan-hubungan antara berbagai bangsa berkembang. Gereja mempertimbangkan dengan lebih cermat, bagaimana hubungannya dengan agama-agama bukan kristiani.” eldison 4. Konsili tersebut merumuskan Gereja Katolik terhadap: Berbagai Kepercayaan, Agama Hindu dan Budha; “Gereja dan Umat Katolik berupaya memperjuangkan agar semua orang dapat hidup dalam kedamaian, keadilan dan kesejahteraan melalui pembinaan pastoral umat; Internal (Komunitas Basis Gerejani (KBG), Eksternal; “HABITUS BARU” dalam dialog agama, yaitu Dialog persaudaraan untuk mewujudkan kesejahteraan melalui aksi kemanusiaan tanpa memandang perbedaan agama. DIALOG PERSAUDARAAN ditujuan sbb: Menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati “Suka bertemu” dgn prinsip tidak meremehkann perbedaan Bekerjasama membangun masyarakat sejahtera eldison PERSPEKTIF PROTESTAN : Gereja Reformasi LANDASAN TEOLOGIS KERUKUNAN 1. Umat Manusia sebagai Keluarga Besar Tuhan Keluarga adalah simbol sebuah komunitas yang memiliki keragaman dan adanya perbedaan, namun yang menonjol bukanlah benturan dan konflik, tetapi kedamaian, kesejukan, ketertiban dan keamanan. Yang muncul justru sikap asah, asih dan asuh untuk mendapatkan hubungan yang selaras, dan seimbang antara berbagai pribadi. “Dunia itu adalah panggung yang mempertontonkan kemuliaan Tuhan”. Atas dasar ini, maka hidup rukun di antara semua umat manusia dan antar seluruh makhluk. (Markus 16-15). 2. Kerajaan Tuhan Kerajaan Tuhan = God’s Kingship (bukan Kerajaan Allah), berarti “Kepemerintahan Tuhan”. Maknanya: Situasi yang luas yang meliputi seluruh kehidupan yang ada di dalamnya, Tuhan memerintah sebagai Raja / suasana yang di dalamnya Tuhan memiliki seluruh kehidupan eldison PERSPEKTIF HINDU DASAR PANDANGAN HINDU MELANDASI KERUKUNAN Sloka dalam Bhagavad Gita berbunyi: “Ye yatha mam prapadyante tanis tathai va bhajamy aham mama vartma nuvartante manusyah partha, sarvasah”, artinya Dengan jalan bagaimanapun orang-orang memujaku, dengan jalan yang sama itu juga Aku memenuhi keinginan mereka. Melalui banyak jalan manusia mengikuti jalanku. Oh Partha. Kerukunan terjadi akibat adanya saling menghormati dalam menempuh cara atau agama masing-masing piak sepanjang tujuan akhirnya adalah menuju pencapai Ketuhanan Yang Maha Esa. Ajaran Hindu memb erikan landasan untuk struktur sosial yang menampung perbedaan agama atas dasar rasa saling menghargai dan menghormati. eldison PERSPEKTIF BUDHA Dalam ajaran Buddha Dhamma PIKIRAN memegang peranan penting. Segala sesuatu ditentukan oleh pikiran. Hal ini dinyatakan oleh Sang Buddha dalam kitab suci Dhammapada ayat 1 dan ayat 2 sebagai berikut: 1. Segala sesuatu didahului oleh pikiran, pikiran diibaratkan sebagai majikan, semuanya ditentukan dan dibuat oleh pikiran, kalau seorang berkata dan berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan selalu mengikutinya bagaimana roda pedatai yang mengikuti kaki lembu yang menariknya 2. Segala sesuatu didahului oleh pikiran, pikiran diibaratkan sebagai majikan, semuanya ditentukan dan dibuat oleh pikiran, kalau seseorang berkata dan berbuat dengan pikiran baikk, maka kebahagiaan akan selalu mengikutinya, bagaikan bayangan suatu benda tidak pernah berpisah dari bendanya. eldison Etika PNS Konflik dan perpecahan (Sang Buddha) bersumber pada pikiran jahat yang berupa kebencian, keserakahan, dengki dan irihati, serta kebodohan atau ketidaktahuan. Sabda Sang Buddha: “Di dunia ini kebencian belum pernah berakhir jika dibalas dengan kebencian. Tetapi kebencian akan berakhir kalau dibalas dengan cinta kasih, Ini adalah hukum yang kekal abadi” (Dhammapada, ayat 6) KERUKUNAN SANGAT TERGANTUNG KEPADA PIKIRAN MANUSIA. KARENA SEMUA BISA DIKENDALIKAN OLEH KEKUATAN PIKIRAN. PERPECAHAN DIKARENAKAN PIKIRAN JAHAT, KEBENCIAN DAN SEJENISNYA. SEDANGKAN KEBENCIAN BERAWAL DARI KETIDAKTAHUAN eldison THEOLOGIS: IMAN & IBADAH RITUAL ISLAM BUDDHA MEMBIARKAN MENGHARGAI MENGHORMATI TENGGANG RASA HINDU eldison KATOLIK PROTESTAN RUKUN …. YA eldison Eldison Bdk Padang