usulan penelitian

advertisement
 II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek
"manusia" atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk
merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian. Sumber
daya manusia (SDM) adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi
yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam
tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Selain itu SDM juga dapat
dikatakan bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.
2.2. Pengertian Motivasi
Motivasi
terbentuk dari
sikap (attitude)
karyawan
dalam
menghadapi situasi kerja di perusahaan (situasion). Motivasi merupakan
kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan
yang profesional dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat
situasi kerja (tujuan utama organisasi) (Budiantoro, 2011).
Menurut Sedarmayanti (2010) motivasi merupakan kesediaan
tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual. Berdasarkan
pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu
dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai
tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan
motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar dapat mencapai
tujuan dari motifnya (Mangkunegara, 2009).
Anonim (2011) mengatakan bahwa pengertian motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu
6 yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subyek itu dapat tercapai.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas. Menurut Sumarni (2005), motivasi secara harfiah yaitu sebagai
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar,
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara
psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (KBBI,
2001). Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan, dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak
baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
2.3. Tujuan Motivasi
Motivasi memiliki peran yang sangat penting bagi suatu organisasi
perusahaan atau instansi, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan ataupun
kewajiban dalam berkerja maka seseorang perlu memiliki motivasi dalam
dirinya guna mendorongnya untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya
tersebut.
Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa tujuan dari motivasi yaitu:
a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
f. Mengefektifkan pengadaan pegawai
g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
7 k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
l. Dan lain sebagainya.
2.4. Prinsip-Prinsip, Alat-Alat, dan Jenis-Jenis Motivasi.
Menurut Budiantoro (2011) terdapat beberapa prinsip dalam
memotivasi karyawan dalam bekerja, yaitu :
a. Prinsip Partisipasi, dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai oleh pemimpin.
b. Prinsip Komunikasi, pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
c. Prinsip Mengakui Andil Bawahan, pemimpin mengakui bahwa bawahan
(pegawai) mempunyai andil didalam usaha mencapai tujuan. Dengan
pengakuan tersebut pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
d. Prinsip Pendelegasian Wewenang, pemimpin yang memberikan otoritas
atau wewenang kepada bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai
yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin.
e. Prinsip Memberi Perhatian, pemimpin memberikan perhatian terhadap apa
yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja
seperti yang diharapkan oleh pemimpin.
Pada dunia kerja, ada kalanya pegawai mengalami kejenuhan
akan pekerjaannya maupun lingkungan kerjanya, oleh karena itu seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memotivasi pegawai tersebut.
Ada beberapa metode dan alat motivasi untuk mengembalikan semangat
kerja seorang pegawai. Berikut ini merupakan alat-alat motivasi yang
diberikan pimpinan kepada pegawai :
a. Materiil Intensif : alat motivasi yang diberikan berupa uang dan atau
barang yang mempunyai nilai pasar, sehingga memberikan kebutuhan
ekonomis. Misalnya : kendaraan, rumah dan lain-lainnya.
8 b. Non Materiil Intensif : alat motivasi yang diberikan itu berupa
barang/benda yang tidak ternilai ; sehingga hanya memberikan
kepuasan/kebanggan rhani saja. Misalnya : medali, piagam, bintang jasa
dan lain-lainya.
c. Kombinasi Materiil dan Non Materiil Intensif : alat motivasi yang
diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan non materiil (medali
dan piagam); jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan /
kebanggan rohani (Hasibuan, 2008).
Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa jenis-jenis motivasi
adalah sebagai berikut :
a. Motivasi positif (Intensif positif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik dengan motivasi
positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada
umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
b. Motivasi negatif (Intensif Negatif), manajer memotivasi bawahannya
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang
baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja
bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka
takut di hukum; tetapi untuk jangka waktu panjang berakibat kurang baik.
2.5. Teori Motivasi
Menurut Hasibuan (2008) teori motivasi di kelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu teori kepuasan dan teori proses. Teori kepuasan
mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan
individu yang menyebabkannya bertindak dan berprilaku dengan cara
tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang
yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan enghentikan perilakunya.
Adapun yang termasuk kedalam teori kepuasan (Content Theory) adalah
sebagai berikut :
2.5.1 Teori Motivasi Klasik
Menurut Teori yang dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor
Motivasi Klasik (teori kebutuhan tunggal) merupakan motivasi para pekerja
hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.
9 Kebutuhan
biologis
adalah
kebutuhan
yang
diperlukan
untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan biologis ini
akan terpenuhi, jika gaji atau upah (uang atau barang) yang diberikan cukup
besar. Jadi jika gaji atau upah karyawan dinaikan maka semangat bekerja
mereka akan meningkat.
2.5.2 Teori Motivasi Maslow
Maslow dalam Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa pada
dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya
dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari
tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai
motif psikologis yang lebih kompleks, yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Adapun hirarki kebutuhan tersebut terdiri dari :
a. Physiological Needs (kebutuhan fisik) yaitu kebutuhan yang diperlukan
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan,
minum, udara, perumahan dan lain-lainnya.
b. Safety and Security Needs (keamanan dan keselamatan) yaitu kebutuhan
akan keamanan dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam
melakukan pekerjaan.
c. Affiliation or Acceptance Needs (kebutuhan sosial) adalah kebutuhan
akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki).
d. Esteem or Status Needs adalah kebutuhan akan penghargan diri,
pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat
lingkungannya.
e. Self Actualization adalah kebutuhan akan aktualiusasi diri dengan
menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi
optimaluntuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar
biasa yang sulit dicapai orang lain.
Maslow’s Need Hierarchy Theory ini mempunyai kebaikan dan
kelemahan-kelemahan. Kebaikan dari theory Maslow’s adalah sebagai
berikut :
10 a. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak
(materiil dan non materiil) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
b. Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku/bekerja adalah untuk
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (materiil dan non materiil) yang
akan memeberikan kepuasan baginya.
c. Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial
ekonominya. Seseorang berkedudukan rendah cenderung dimotivasi
oleh materiil sedangkan orang yang berkedudukan tinggi cenderung
dimotivasi oleh non materiil.
d. Pimpinan akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling
sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahan dari teori Maslow adalah sebagai berikut :
a. Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau
hierarki, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkannya tercapai
sekaligus dan kebutuhan manusia itu merupakan siklus, seperti laparmakan-lapar lagi makan lag dan seterusnya.
b. Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba
kebenarannya, karena Maslow mengembangkannya hanya atas dasar
pengamatannya saja.
2.5.3 Teori Herzberg
Teori ini disebut juga teori motivasi dua faktor atau teori
motivasi kesehatan atau faktor Higienis. Herzberg dalam Hasibuan (2008)
menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi
oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
a. Maintenance Factor
Maintenance
Factor
adalah
faktor-faktor
berhubungan
dengan
kebutuhan
hakikat
pemeliharaan
manusia
yang
yang
ingin
memperoleh ketenteraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut
Herzberg merupakan yang berlangsung terus menerus, karena
kebutuhan ini akan kembali titik nol setelah dipenuhi. Faktor
pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan,
agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatakan.
11 Faktor pemeliharaan ini bukanlah merupakan motivasi bagi pegawai
tetapi merupakan keharusan yang harus diberikan oleh pimpinan kepada
mereka, demi kesehatan dan kepuasan bawahan. Variabel-variabel
dalam faktor yaitu gaji atau upah, kondisi kerja, kebijakan dan
administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi, dan kualitas supervisi.
b. Motivation Factors
Motivation Factors adalah faktor motivator yang menyangkut
kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan
penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan
pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman,
penempatan yang tepat dan lain sebagainya. Variabel – variabel dalam
faktor
ini
yaitu
prestasi,
pengakuan,
pekerjaan
itu
sendiri,
tanggungjawab, dan pengembangan potensi individu.
2.5.4 Teori Kebutuhan Mc. Clelland
Clelland dalam Hasibuan (2008) berpendapat bahwa pegawai
mempunyai cadangan energi potensial. Mc Clelland mengelompokan tiga
kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu :
a. Kebutuhan akan Prestasi
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seseorang. Karena itu kebutuhan ini akan
mendorong
seseorang
untuk
mengembangkan
kreativitas
dan
mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi
mencapai prestasi kerja yang optimal. Pegawai akan antusias untuk
berprestasi tinggi asalkan kemungkinan untuk hal it diberikan
kesempatan
b. Kebutuhan akan Afiliasi
Kebutuhan akan Afiliasi merupakan daya penggerak yang
akan memotivasi semangat kerja seseorang, karena itu kebutuhan ini
yang merangsang gairah kerja seorang pegawai karena setiap orang
menginginkan :
12 1. Kebutuhan akan diterima orang lain di lingkungan ia hidup dan
bekerja (sense of belonging).
2. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa
dirinya penting (sense of importance).
3. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of
achievment) .
4. Kebutuhan akan perasaan kut serta (sense of participation).
c. Kebutuhan akan Kekuasaan
Kebutuhan akan kekuasaan ini merupakan daya penggerak
yang memotivasi semangat kerja pegawai. Karena itu kebtuhan akan
kekuasaan ini yang merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang
serta mengerahkan semua kemampuan demi mencapai kekuasaan atau
kedudukan yang terbaik dalam organisasi.
2.6. Penelitian Terdahulu
Desiana
(2007)
meneliti
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan PT. Bumi Amrita. Hasil dari
penelitian yang dilakukannya yaitu bahwa faktor-faktor intrinsik (motivator)
yang paling mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah pengembangan
karyawan, pengakuan dan penghargaan, pekerjaan itu sendiri, serta tanggung
jawab yang diberikan. Adapun faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
tingkat motivasi kerja karyawan adalah hubungan kerja antara atasan dan
bawahan. Hasil uji linier berganda menunjukan bahwa terdapat 6 (enam)
peubah yang memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, yaitu
hubungan kerja antara atasan dan bawahan, hubungan antar sesama rekan
kerja, kondisi kerja, pengembangan karyawan, pengakuan dan penghargaan,
serta pekerjaan itu sendiri.
Download