PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KP – TAHUN 2016 1. POTENSI SUMBER PANGAN FUNGSIONAL DARI MOLUSKA HASIL PERIKANAN Latar Belakang : Lingkungan lautan dikenal kaya akan keanekaragaman sumberdaya hayati yang mempunyai potensi yang besar untuk aplikasi bioteknologi, obat-obatan dan pangan. Moluska adalah hewan triploblastik slomata yang bertubuh lunak dan beberapa moluska memiliki cangkang. Saat ini jenis moluska yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah cumi, sotong dan kerang. Moluska tersebut mengandung senyawa nutrisi dan fungsional yang baik untuk kesehatan (Larsen et al., 2011). Senyawa-senyawa tersebut antara lain protein, lemak, vitamin, mineral, karotenoid, omega 3, taurine dan antioksidan (Soccol & Oetterer, 2003; Kadam & Prabhasankar, 2010; Larsen et al., 2011). Kandungan senyawa fungsional dalam moluska sangat beragam, tergantung filum dan spesiesnya. Kandungan senyawa fungsional tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional dan bahan nutraseutikal yang memiliki fungsi untuk kesehatan. Beberapa metabolit sekunder yang dimiliki organisme perairan menunjukkan adanya aktivitas farmakologi (Pringgenies, 2010). Oleh karena itu perlu dilakukan inventarisasi aktivitas antioksidan dalam moluska (bivalve dan chepalopoda) sebagai bahan pangan fungsional. Tujuan : Mendapatkan data dan informasi mengenai aktivitas antioksidan dalam moluska sebagai potensi sumber pangan fungsional. Metode : Bahan baku yang diperoleh dikarakterisasi untuk mengetahui kandungan proksimat, asam amino, asam lemak dan logam berat. Bahan baku kemudian dipisahkan antara daging dan limbahnya (isi perut dan kepala) kemudian dilakukan ekstraksi antioksidan dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut klorofom, etil asetat dan etanol. Hasil : Telah dilakukan pengambilan sampel kerang hijau, kerang darah, kerang lokan, kerang buluh, cumi, sotong dan blekutak di 4 lokasi yaitu Jakarta, Palabuhan Ratu, Rembang dan Belitung. Karakterisasi dilakukan pada bahan baku dari 3 lokasi sampel yaitu Jakarta, Palabuhan Ratu dan Rembang meliputi kandungan proksimat, asam amino, asam lemak, logam berat dan mineral. Hasil analisa menunjukkan kandungan asam amino tertinggi dalam daging kerang dan cumi adalah asam aspartat, asam glutamate, arginin, phenil alanin, iso leusin dan leusin. Hasil analisa logam berat menunjukkan bahwa kerang dan cumi dari Jakarta dan Palabuhan Ratu masih berada di bawah batas maksimum cemaran kadmium dengan konsentrasi 0,16-1,28 mg/kg, cemaran merkuri dengan konsentrasi 0,08-0,10 mg/kg, cemaran timbal dengan konsentrasi <0,5 mg/kg. Sedangkan hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak kerang dan cumi dapat menghambat aktivitas antioksidan hingga 50% pada konsentrasi >1000 ppm. Satuan Kerja Alamat Lokasi Kegiatan Penanggung Jawab Peneliti Utama Anggota Peneliti : : : : : : Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (P3DSPBKP) Jalan KS Tubun Petamburan VI, Jakarta 10260 Belitung (Kepulauan Bangka Belitung), Kab. Sukabumi (Jawa Barat), Yogyakarta (Yogyakarta), Kab. Rembang (Jawa Tengah) dan Malang (Jawa Timur), Kota Bogor (Jawa barat) dan Serpong (Banten) Prof. Dr. Agus Heri Purnomo Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Diah Lestari Ayudiarti, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Dr. Ema Hastarini Anggaran Realisasi Pengguna : Ditjen PDSPKP Nurul Hak, B.Sc RM : Rp. 211.300.000,RM : Rp. 197.782.500,Murniyati PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 1 | Laporan Ringkas Balitbang KP TA 2016