BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sikap Kerja Keras a

advertisement
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1.
Sikap Kerja Keras
a.
Pengertian Sikap Kerja Keras
Kerja keras merupakan sikap pantang menyerah untuk
melakukan suatu hal, tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha
walaupun
banyak
rintangan
namun
tetap
berusaha
untuk
mencapainya. Kerja keras menurut Mustari (2014: 43) adalah
sebagai berikut:
Kerja keras merupakan perilaku atau tindakan yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar atau
pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Usaha pantang menyerah,
yaitu tetap menjalankan tugas sekalipun menghadapi
tantangan atau hambatan.
Pada pembelajaran siswa harus semangat dan pantang
menyerah untuk menyelesaikan tugas dari guru. Yaumi (2016: 94)
menjelaskan bahwa kerja keras adalah perilaku atau sikap yang
memperlihatkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas sebaikbaiknya.
8
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
9
Kerja keras menurut Kesuma (2012: 17) adalah sebagai
berikut:
Kerja keras merupakan suatu upaya yang terus dilakukan
(tidak pernah menyerah) atau tindakan yang terus dilakukan
dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi tugasnya sampai
tuntas. Seseorang yang bekerja keras pantang menyerah
untuk mencapai hal yang diinginkan ataupun pantang
menyerah untuk mengerjakan tugasnya. Walaupun
menemukan rintangan ataupun hambatan di dalam
melakukannya.
Seorang individu yang menunjukkan adanya kesungguhan
dan kemauan keras untuk berusaha dalam menyelesaikan pekerjaan
merupakan ciri sikap kerja keras. Sikap kerja keras muncul sebagai
wujud dorongan motivasi yang kuat serta orientasi depan yang jelas.
Seseorang yang mempunyai sifat suka bekerja keras tentunya tidak
mudah pantang menyerah dalam segala hal.
Kerja keras dalam perspektif islam yaitu bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian
disertai dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik
untuk kepentingan dunia dan akhirat. Firman Allah SWT dalam surat
Al-Qashash ayat ke 77 sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
10
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi.
Sesunggahnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.”
Surat Al-Qashash ayat 77 menjelaskan bahwa sikap kerja
keras dapat dilakukan dalam menuntut ilmu, mencari rezeki, dan
menjalankan tugas sesuai dengan profesi masing-masing. Umat
muslim harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
termasuk dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir hayatnya telah bekerja
keras seperti menggembala biri-biri, berniaga hingga ke negeri Syam
dengan penuh semangat dan jujur. Abu bakar, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan memiliki semangat kerja keras yang tinggi baik
dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah SWT.
Ibadah khususnya shalat hendaknya kita beranggapan bahwa kita
akan mati esok hari sehingga kita bisa beribadah dengan khusyu.
Rasulullah SAW bersabda:
“ Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup
selama-lamanya dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu
seolah-olah engkau akan mati esok hari” (HR. Ibnu Asakir)
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
11
Pada sikap kerja keras harus selalu pantang menyerah dalam
melakukan segala hal yang ingin dicapai. Ciri-ciri kerja keras
menurut Mustari (2014: 43) sebagi berikut:
1) Menunjukkan kesungguhan dalam melakukan tugas.
2) Tetap bertahan pada tugas yang diterima walaupun
menghadapi kesulitan.
3) Berusaha mencari pemecahan terhadap permasalahan.
Pantang menyerah adalah salah satu tanda dari kerja yang
keras, yaitu usaha yang menyelesaikan kegiatan atau tugas secara
optimal. Mustari (2014: 44) Kerja keras ini dapat ditandai sebagai
berikut:
1) Menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang ditentukan
2) Menggunakan segala kemampuan atau daya untuk
mencapai sasaran
3) Berusaha mencari berbagai alternatif pemecahan ketika
menemui hambatan
Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kerja keras
merupakan sikap yang dimiliki setiap manusia untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkan. Kerja keras merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh setiap orang tanpa menyerah, walaupun menemukan
hambatan atau rintangan tetap berusaha untuk menyelesaikan dan
mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.
b.
Indikator Sikap Kerja Keras
Sikap kerja keras memiliki beberapa indikator menurut
Kemendiknas (2010: 33) sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
12
Tabel 2.1 Indikator Sikap Kerja Keras
Indikator kelas 1 – 3
Mengerjakan semua tugas
kelas dengan sungguh-sungguh
Mencari informasi dari sumber
di luar buku pelajaran
Menyelesaikan
PR
pada
waktunya
Menggunakan sebagaian besar
waktu di kelas untuk belajar
Mencatat dengan sungguhsungguh
sesuatu
yang
ditugaskan guru
Indikator kelas 4 – 6
Mengerjakan tugas dengan teliti
dan rapi
Mencari informasi dari sumbersumber di luar sekolah
Mengerjakan tugas-tugas dari
guru pada waktunya
Fokus pada tugas-tugas yang
diberikan guru di kelas
Mencatat dengan sungguhsungguh sesuatu yang dibaca,
diamati, dan didengar untuk
kegiatan kelas
Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa indikator sikap kerja
keras di kelas IV
yaitu selalu pantang menyerah dalam
menyelesaikan tugas, selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu. Siswa bersungguhsungguh untuk mengerjakan tugas dari guru, walaupun mengalami
kesulitan di dalam mengerjakan tugas. Siswa mencatat materi yang
disampaikan oleh guru.
2.
Prestasi Belajar
a.
Pengertian Prestasi Belajar
Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dasar tentunya
memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari proses pembelajaran
yang dilaksanakan adalah adanya perolehan hasil pembelajaran.
Prestasi belajar sebagai salah satu bentuk pencapaian tujuan dari
terlaksananya proses pembelajaran. Prestasi belajar ini lebih
mengarah kepada hasil pengukuran kemampuan belajar di ranah
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
13
kognitif. Arifin (2013: 12) menyatakan bahwa istilah prestasi belajar
(achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome).
Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
kognitif atau pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek
pembentukan watak siswa yaitu meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Hamdani (2011: 137) menyatakan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar.
Pengertian prestasi belajar menurut pendapat dua ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar berkenaan dengan
pengetahuan (kognitif) manusia. Aspek tersebut dapat diukur dengan
melakukan tes. Tes yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh penguasaan materi yang diraih siswa.
Hasil dari tes yang telah dilaksanakan itulah yang disebut sebagai
hasil prestasi belajar yang diraih siswa.
Prestasi belajar memiliki banyak fungsi utama yang dirasa
penting untuk dipertimbangkan. Beberapa fungsi utama dari prestasi
belajar menurut Arifin (2013: 12) yaitu sebagai berikut:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin
tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini
sebagai tedensi keingintahuan (couriosity) dan
merupakan kebutuhan umum manusia.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
14
dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai
umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari
suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti
bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya
adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern
dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di
masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang
digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap
(kecerdasan) siswa. Proses pembelajaran siswa menjadi
fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswa yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.
Uraian fungsi utama prestasi belajar yang dijelaskan Arifin,
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan salah satu
indikator keberhasilan belajar siswa yang harus diperhatikan.
Prestasi belajar sebagai hasil dari rasa ingin tahu siswa. Prestasi
dapat mendorong siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3.
Metode Pembelajaran Index Card Match
a.
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran
aktif
sangat
diperlukan
dalam
proses
pembelajaran. Hamruni dalam Suyadi (2013: 36) menjelaskan bahwa
segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan
aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar
siswa ataupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Zaini
(2008: 1) menjelaskan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
15
pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Siswa
diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran.
Uraian pembelajaran aktif di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimal. Siswa yang pasif hanya menerima
materi dari guru akan cenderung melupakan apa yang telah
dipelajarinya. Siswa dapat merasakan suasana belajar
yang
menyenangkan sehingga hasil belajar siswa dapat dimaksimalkan.
b.
Pengertian Metode Pembelajaran Index Card Match
Metode pembelajaran Index Card Match adalah cara
menyenangkan aktif untuk mengulang kembali materi pembelajaran.
Metode pembelajaran Index Card Match memberi kesempatan pada
siswa untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas
(Hamruni,2012: 162).
Metode pembelajaran Index Card Match dapat mengajak
seluruh siswa untuk turut aktif dalam semua proses pembelajaran.
Zaini (2008: 67) menyatakan bahwa metode pembelajaran Index
Card Match adalah strategi menyenangkan yang digunakan untuk
mengulang materi yang telah diberikan guru sebelumnya. Materi
baru tetap bisa diajarkan dengan metode ini dengan catatan siswa
diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu,
sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal
pengetahuan.
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
16
Pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran
Index
Card Match merupakan suatu metode
pembelajaran yang mengajak siswa untuk ikut berperan aktif
berpasangan
dalam
melaksanakan
pembelajaran.
Metode
pembelajaran Index Card Match terdapat strategi dan teknik yang
dapat menciptakan suasana belajar menjadi efektif, efisien dan
menyenangkan.
c.
Langkah- langkah Metode Pembelajaran Index Card Match
Terdapat langkah-langkah dalam metode pembelajaran Index
Card Match menurut Zaini (2008: 67) yaitu sebagai berikut:
1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang
ada di dalam kelas.
2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian
yang sama.
3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah
disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
4) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.
5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara
soal dan jawaban.
6) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah
aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa
akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan
mendapatkan jawaban.
7) Minta siswa untuk menemukan pasangannya. Jika ada
yang sudah menemukan pasangan, minta siswa untuk
duduk berdekatan. Terangkan juga agar siswa tidak
memberitahu materi yang didapatkan kepada teman yang
lain.
8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian
untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras
kepada teman-teman yang lain selanjutnya, soal tersebut
dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
17
9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan
kesimpulan.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
metode Index Card Match adalah membuat kartu pertanyaan dan
kartu jawaban yang harus didiskusikan, kocok kartu pertanyaan dan
kartu jawaban
sehingga tercampur semua. Separuh siswa
mendapatkan pertanyaan dan separuh siswa mendapatkan jawaban.
Siswa diminta untuk mencari pasangannya, setelah semua siswa
berpasangan. Siswa mendiskusikan jawaban kemudian, siswa harus
membacakan pertanyaan dan jawabannya. Kegiatan diakhiri dengan
guru bersama siswa membuat klarifikasi dan kesimpulan.
d.
Kelebihan Index Card Match
Lie (2008: 46) menyatakan bahwa kelebihan dan kelemahan
pembelajaran kelompok berpasangan, yaitu sebagai berikut:
1) Meningkatkan partisipasi siswa
2) Cocok untuk tugas sederhana
3) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masingmasing anggota kelompok
4) Interaksi lebih mudah
5) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompok
Kelebihan metode pembelajaran Index Card Match dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Index Card Match
dapat meningkatkan partisipasi siswa, mudah digunakan pada tugas
yang sederhana, memberi kesempatan untuk siswa bekerjasama
dengan anggota pasangannya, memudahkan siswa berinteraksi antar
pasangannya. Guru dan siswa menjadi lebih aktif sehingga
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
18
meningkatkan interaksi antar guru dan siswa untuk mengulang
materi sebelumnya.
e.
Kekurangan Index Card Match
Lie (2008: 46) menyatakan bahwa kelemahan pembelajaran
kelompok berpasangan, yaitu sebagai berikut:
1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
2) Lebih sedikit ide yang muncul
3) Jika ada perselisihan tidak ada penengahnya
Kekurangan metode Index Card Match di atas, dapat
disimpulkan bahwa metode Index Card Match memerlukan
pengawasan dari guru karena banyak pasangan yang harus
diperhatikan. Ide yang muncul untuk mengerjakan kartu soal hanya
dari pasangan. Guru menjadi penengah ketika ada perselisihan antar
siswa atau pasangan.
4.
Media Gambar
a.
Pengertian Media Gambar
Media
dapat
digunakan
untuk
mempermudah
guru
memberikan informasi dan menarik perhatian siswa sehingga proses
pembelajaran dapat lebih bermakna. Sadiman (2008: 7) menjelaskan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian
siswa sehingga proses belajar terjadi.
Media pembelajaran menurut Arsyad (2009: 4) menyatakan
bahwa
media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
19
bertujuan
pengajaran.
instruksional
Anitah
atau
(2009:
mengandung
2)
menyatakan
maksud-maksud
bahwa
media
pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang
dapat menciptakan kondisi
yang memungkinkan pembelajar
menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sebagai segala sesuatu yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau pesan serta dapat mengefektifkan proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran banyak
jenisnya, salah satunya adalah media visual (gambar).
Media visual (gambar) banyak digunakan dalam proses
belajar mengajar karena dapat membangun ketertarikan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas. Arsyad (2009: 91)
menyatakan bahwa media visual dapat memperlancar pemahaman
dan memperkuat
ingatan
siswa.
Media
visual
dapat
pula
menumbuhkan minat belajar siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Anitah (2009: 7) menyatakan bahwa media visual dapat
dibedakan menjadi dua yaitu media visual yang tidak diproyesikan
dan media visual yang diproyesikan. Gambar dapat memberikan
gambaran dari waktu yang telah lalu atau potret (gambaran) masa
yang akan datang sehingga proses belajar siswa akan konkrit.
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
20
Media gambar dapat disimpulkan sebagai media yang dapat
membuat kegiatan belajar mengajar lebih efisien karena melalui
media gambar proses pembelajaran dapat lebih konkrit sehingga
memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa. Media
yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar yang
tidak diproyeksikan dalam Liquid Crystal Display (LCD) dan
gambar-gambar yang digunakan sebagai media diperoleh dari
internet.
Gambar yang akan digunakan dicetak pada banner sebagai
media pembelajaran kemudian didesain agar lebih menarik dengan
dasar warna sekunder dan diberikan keterangan sesuai dengan
gambar. Media gambar dicetak pada banner berukuran 100 x 75 cm
dengan jumlah 4 banner. Media berisi gambar-gambar erosi, abrasi,
longsor dan banjir serta pencegahannya. Gambar yang dicetak sesuai
dengan indikator pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan
fisik terhadap daratan.
b.
Manfaat Media Gambar
Media gambar mempunyai beberapa manfaat, adapun
manfaat media gambar yang dikemukakan Anitah (2009: 9) yaitu
sebagai berikut:
1) Menimbulkan daya tarik bagi pembelajar. Gambar
dengan berbagai warna akan lebih menarik dan
membangkitkan minat serta perhatian belajar.
2) Mempermudah pengertian belajar. Suatu penjelasan yang
sifatnya abstrak dapat dibantu dengan gambar sehingga
pembelajar lebih mudah memahami apa yang dimaksud.
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
21
3) Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui
gambar, dapat diperbesar bagian-bagian yang penting
atau yang kecil sehingga dapat diamati lebih jelas.
4) Menyingkat suatu uraian panjang. Uraian tersebut
mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah gambar saja.
Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media gambar
mempunyai beberapa manfaat yaitu memperjelas dan memudahkan
siswa dalam memahami materi perubahan lingkungan fisik terhadap
daratan. Proses pembelajaran di kelas menjadi bersifat konkrit,
menarik perhatian siswa untuk memperhatikan penjelasan guru
mengenai materi pelajaran yang sedang disampaikan.
c.
Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Media gambar mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Beberapa kelebihan dan kelemahan media gambar yang di
kemukakan Anitah (2009: 8-9). Kelebihan dan kelemahan media
gambar diuraikan sebagai berikut:
1) Kelebihan Media Gambar
a) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk
yang lebih nyata
b) Banyak tersedia dalam buku-buku
c) Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan
peralatan
d) Harga relatif tidak mahal
e) Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang
studi
2) Kelemahan Media Gambar
a) Kadang-kadang gambar terlalu kecil untuk ditunjukkan di
kelas yang besar
b) Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk
menunjukkan dimensi yang ketiga (kedalam benda), harus
digunakan satu seri gambar dari objek yang sama tetapi
dari sisi yang berbeda.
c) Tidak dapat menunjukkan gerak
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
22
d) Pembelajaran tidak selalu mengetahui
membaca (menginterpretasi) gambar.
bagaimana
Kelebihan dan kelemahan media gambar di atas, dapat diatasi
dengan menggunakan media gambar yang dicetak menggunakan
banner berukuran 100 x 75 cm sehingga dapat digunakan di dalam
kelas yang besar. Media gambar membuat pembelajaran menjadi
lebih konkrit karena siswa mempunyai gambaran tentang materi
yang telah dijelaskan menggunakan media gambar. Siswa lebih
mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru.
5.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
a.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di
sekolah dasar. Mata pelajaran IPA memberikan pengetahuan yang
berhubungan dengan gejala alam dan mengembangkan kemampuan
siswa untuk memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar. Susanto (2015: 167) mengatakan bahwa IPA adalah usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang
telah dilakukan tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan
dengan
penalaran
sehingga
mendapatkan
suatu
kesimpulan.
Pembelajaran IPA dapat disimpulkan berdasarkan pendapat
di atas sebagai suatu kegiatan belajar IPA yang telah direncanakan
secara sistematik. Pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan
pengetahuan dan pemahaman konsep IPA terhadap gejala alam. IPA
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
23
adalah suatu disiplin ilmu yang diterapkan melalui pendidikan, salah
satunya adalah sekolah dasar. IPA memiliki ciri khusus atau
karakteristik yang merupakan himpunan fakta yang disusun secara
sistematis. Karakteristik IPA menurut Jacobsan & Bergman
(Susanto, 2015: 170) adalah sebagai berikut:
1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan
teori.
2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta
mencermati
fenomena
alam,
termasuk
juga
penerapannya.
3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan
dalam menyingkap rahasia alam.
4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya
sebagian atau beberapa saja.
5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran
yang bersifat objektif.
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPA
proses ilmiah yang dapat dipelajari dari fenomena alam yang terjadi
di muka bumi. Ilmu Pengetahuan Alam dapat menumbuhkan sikap
cinta tanah air, tanggung jawab, keingintahuan, dan ketekunan di
dalam diri seseorang.
b.
Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran sains merupakan pembelajaran berdasarkan
pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap
ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA (Susanto, 2015: 170).
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran
ilmu pengetahuan alam (IPA). Adapun tujuan pembelajaran IPA di
sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan 2006
(Susanto, 2015: 171), yaitu sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
24
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keterampilan aturan alam cipta-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat
keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan
alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP.
Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
alam memiliki peranan penting untuk diajarkan di sekolah dasar.
Ilmu pengetahuan alam dapat digunakan untuk menanamkan
karakter kepada siswa melalui fenomena alam. Ilmu pengethauan
alam mengajarkan kepada siswa untuk menghargai dan mencintai
alam sebagai tempat hidup manusia.
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian relevan yang digunakan dalam
penelitian ini. Penelitian relevan yang dimaksud yaitu hasil penelitian yang
berhubungan dengan metode Index Card Match sebagai berikut:
1.
Prawira, dkk (2014) yang diambil dari jurnal dengan judul Pengaruh
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match terhadap
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
25
Hasil Belajar IPS Siswa SD hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Index Card Match untuk pembelajaran
IPS siswa kelas V semester I dapat dilaksanakan dengan efektif.
Penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara
siswa yang belajar melalui strategi pembelajaran Index Card Match
dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional. Strategi
pembelajaran aktif Index Card Match dapat melatih pola pikir siswa
karena dengan strategi ini siswa dilatih memahami dan mempelajari
suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau soal, siswa
lebih bersemangat dan dapat menguasai materi dengan baik. Siswa
dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran menemukan konsep atau
prinsip materi pembelajaran. Siswa juga dapat mengembangkan
kemampuan berpikir dan kreatifitas ilmiah secara optimal karena siswa
diberi
kesempatan
mengalami
sendiri
kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran aktif Index Card Match berpengaruh terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas V Gugus III Mengwi, Bandung Tahun Pelajaran
2013/2014.
2.
Mustolikh (2016) yang diambil dari jurnal dengan judul The
Improvement of Students Understanding About Sociology Material by
Using Index Card Match Strategi hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan strategi Index Card Match untuk Pendidikan Geografi di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun akademik 2008-2009
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
26
dengan 23 siswa semester II kelas A. Strategi Index Card Match yang
direncanakan
dengan
baik
dan
diterapkan
dengan
baik
dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Strategi Index Card Match dapat
meningkatkan
pemahaman
mahasiswa
karena
mengembangkan
hubungan yang harmonis antar dosen dengan mahasiswa didorong untuk
menciptakan suasana belajar yang efektif, efisien dan menyenangkan.
Strategi Index Card Match telah sesuai untuk mendapatkan individu yang
baik dan partisipasi kelas. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kelas A
semester II dalam Pendidikan Geografi tentang bahan Sosiologi dapat
ditingkatkan menggunakan strategi Index Card Match.
3.
Astriyanti dan Anwar (2016) yang diambil dari jurnal dengan judul
Improving Students Ability In Vocabulary Mastery Throught Index Card
Match hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Index Card
Match di MTS Hidayatus Shibyan dapat meningkatkan penguasaan kosa
kata dan membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk meningkatkan
kosa kata yang dimiliki karena strategi Index Card Match dapat membuat
siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Index Card Match juga
dapat meningkatkan ejaan siswa dalam menggunakan kata. Siswa lebih
aktif dan nyaman dalam pembelajaran kosa kata di kelas. Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan penguasaan
kosa kata dapat meningkat menggunakan strategi Index Card Match.
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
27
Persamaan antara penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu menggunakan metode pembelajaran Index Card Match.
Perbedaannya adalah pada penelitian relevan tidak menggunakan media
gambar dalam proses pembelajarannya, sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan menggunakan media gambar yang dicetak pada banner dengan
sikap yang akan ditingkatkan yaitu kerja keras siswa kelas IV SD Negeri
Karanglo.
C. Kerangka Pikir
Kondisi awal pada saat dilakukan observasi Magang 3 pada kelas IV
SD Negeri Karanglo terdapat permasalahan yaitu siswa kurang berperan aktif
dalam pembelajaran dan prestasi belajar siswa yang masih rendah. Hasil
wawancara dengan guru menjelaskan bahwa antar siswa kurang memiliki
sikap kerja keras. Siswa kurang memiliki sikap kerja keras khususnya dalam
pembelajaran di kelas, siswa cenderung hanya mengandalkan siswa yang
pandai untuk menyelesaikan tugas. Siswa kurang berani menyampaikan
pendapat dan tanggapan di depan kelas. Siswa yang lain kurang berpartisipasi
aktif di dalam kelompok tersebut. Siswa mudah menyerah untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Beberapa siswa masih ada
yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Siswa
dalam mengerjakan tugas tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Metode pembelajaran Index Card Match merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran. Metode Index Card Match
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menemukan pasangan
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
28
melalui kartu pertanyaan ataupun kartu jawaban. Hal tersebut dapat
meningkatkan semangat kerja keras siswa dalam kelompok karena siswa
dituntut untuk memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Metode
pembelajaran Index Card Match melibatkan partisipasi siswa secara langsung
dalam proses pembelajaran, sehingga potensi siswa akan berkembang serta
dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Metode pembelajaran Index Card
Match diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensi siswa secara
optimal. Berkembangnya potensi yang dimiliki siswa dalam pembelajaran
akan berdampak baik bagi pencapaian prestasi belajar siswa yang maksimal.
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
29
Metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan kerja
keras dan prestasi belajar siswa, seperti yang tergambar pada gambar 2.1
berikut.
Kondisi Awal
1. Prestasi
Belajar
mata pelajaran IPA
dilihat dari nilai UH
semester I tahun
pelajaran
2016//2017
2. Kurangnya
kerja
keras siswa
Hasil
Siklus I
Refleksi
Siswa mengalami
peningkatan kerja
keras dan prestasi
belajar
mata
pelajaran
IPA
namun
belum
optimal
Dilakukan upaya perbaikan
melalui
PTK
dengan
metode pembelajaran Index
Card Match berbantu media
gambar
Observasi/Evaluasi
Kerja keras dan
prestasi
belajar
siswa siklus I
Pelaksanaan siklus II
dilakukan
metode
pembelajaran Index
Card Match berbantu
media
gambar
sebanyak
2x
pertemuan
HASIL AKHIR
Kerja keras dan prestasi belajar
siswa
dapat
meningkat
menggunakan
metode
pembelajaran Index Card Match
berbantu media gambar
Pelaksanaan siklus I
dilakukan pembelajaran
menggunakan metode
Index Card Match
berbantu media gambar
sebanyak 2x pertemuan
Observasi/Evaluasi
kerja keras dan
prestasi
belajar
siklus II
Hasil siklus II Siswa lebih
memiliki sikap kerja keras dalam
belajar mata pelajaran IPA
sehingga
berpengaruh
pada
peningkatan prestasi belajar secara
optimal
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
30
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Penerapan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan
sikap kerja keras siswa di kelas IV SD Negeri Karanglo.
2.
Penerapan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA di kelas IV SD Negeri Karanglo.
Upaya Meningkatkan Kerja..., Ella Puput Herdiana, FKIP, UMP, 2017
Download