BAB II LANDASAN TEORITIS A. Organisasi Sektor Publik

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Organisasi Sektor Publik
Pengertian organisasi yang disampaikan oleh schermehorn yaitu
sekumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Kemudian pengertian organisasi menurut Philip Selznick bahwa organisasi
adalah peraturan personil (arragement of personal) guna mempermudah
pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan (for facilitating the
accomplishment of some agreed purpose) melalui elokasi fungsi dan tanggung
jawab (throufgh the allocation of functions and responsibilities).
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama secara
terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu atau sejumlah sasaran yang telah
ditetapkan bersama. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang spesifik yang
hendak dicapai dan memerlukan manajemen yang baik agar bisa mencapai
tujuan tersebut. Tujuan organisasi tersebut dapat bersifat kualitatif ataupun
kuantitaif yang dapat dibagi lagi menjadi tujuan yang bersifat financial
maupun nonfinancial.
Secara umum seringkali organisasi hanya dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu profit organization dan non profit organization. Walaupun di
kenyataan terdapat tipe lain dari organisasi yaitu quasi-profit organizatin dan
quasi-nonprofit. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan untuk memberi
batasan yang tegas antara tipe organisasi pure-profit organization dan pure-
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
nonprofit organization. Dengan pengelompokan tipe organisasi secara umum
tersebut maka organisasi sektor publik merupakan nonprofit organization.
Suatu organisasi dibentuk bukan hanya mendasarkan pada suatu hal yang
kebetulan. Suatu organisasi dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan (objectives)
tertentu. Organisasi Sektor Publik dibentuk dengan tujuan untuk melayani
kepentingan - kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan publik (Mahsun, dkk.
2007). Jadi sudah jelas bahwa tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh suatu
organisasi sektor publik secara umum adalah mensejahtrakan masyarakat
berbagai cara.
Jones dan Pendlebury (dalam Ulum L 2008:7) mengemukakan bahwa :
istilah sektor publik dapat dipahami lebih jelas bila dihubungkan dengan
istilah akuntan publik. Di Amerika Serikat sendiri istilah ini adalah untuk
akuntansi swasta yang berpraktek untuk masyarakat, sedangkan di Inggris
(Eropa) istilah sektor publik adalah untuk akuntan yang bekerja di organisasi
pemerintah. Dengan demikian, istilah sektor publik yang umum dipahami
adalah akuntansi untuk organisasi pemerintah.
Istilah “sektor publik” sendiri memiliki pengertian yang bermacammacam. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari luasnya wilayah publik,
sehingga setiap disiplin ilmu (ekonomi, politik, hukum dan sosial) memiliki
cara pandang dan definisi yang berbeda-beda. Dari sudut pandang ilmu
ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya
berhubungan dengan usaha umtuk menghasilkan barang dan pelayanan publik
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sektor publik memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan suatu
bangsa. Kegagalan pada sektor publik dapat berdampak pada terganggunya
sektor bisnis dan sosial yang dapat memicu kondidi krisis suatu bangsa. Oleh
karena itu, pembangunan sektor publik harus dilakukan secara berkelanjutan
dan tidak boleh diabaikan.
Akuntansi sektor publik merupakan salah satu bidang akuntansi termasuk
baru di Indonesia, namun telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
sejak kemunculannya, dan berbagai organisasi sektor publik lainnya
memandang akuntansi sektor publik sebagai sesuatu
yang vital dalam
aktivitasnya.
Akuntasi sektor publik menurut renyowijoyo (2008) adalah sebagai
berikut : “Sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-lembaga publik
sebagai salah satu alat pertanggungjawaban kepada publik” Kemudian bastian
(2006) menjelaskan tentang pengertian akuntansi sektor publik adalah sebagai
berikut : “mekanisme teknik analisis akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan
departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD
LSM dan yayasan sosial, maupun
pada proyek-proyek kerjasama sektor
publik dan swasta”
Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa kuntansi sektor publik merupakan sistem akuntansi yang diterapkan
dan
digunakan
pada
lembaga-lembaga
pertanggungjawaban kepada publik.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
publik
sebagai
alat
B. Sumber Daya Manusia
Mathis dan Jackson (2006) menyatakan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah rancangan-rancangan sistem formal dalam sebuah organisasi
untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan-tujuan organisasional. Hal ini juga sejalan dengan apa yang
dinyatakan oleh Hasibuan (2007) yang menyatakan manajemen sumber daya
manusia merupakan penyiapan dan pelaksanaan suatu rencana yang
terkoordinasi untuk menjamin bahwa SDM yang ada dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Kualitas sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai
(Widodo dalam Kharis, 2010). Wiley dalam Azhar (2007) mendefinisikan
bahwa sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus
penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan
dari organisasi tersebut.
Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang
sangat penting, oleh karena itu harus dipastikan bahwa pengelolaan sumber
daya manusia dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi
secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan
keuangan yang baik, perusahaan harus memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi,
sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bidang keuangan. Sehingga untuk menerapkan sistem akuntansi, sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas tersebut akan mampu memahami logika
akuntansi dengan baik (Saleh dan Ilat, 2013).
Menurut Warisno (2008) dalam Windiastuti (2013) menyatakan bahwa
dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki sumber
daya manusia yang kompeten, yang didukung dengan latar belakang
pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan
mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Hal tersebut diperlukan untuk
menerapkan sistem akuntansi yang ada. Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik.
Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah.
Harahap (2008) dalam Hutagaol (2011) menyatakan bahwa Akuntansi
sumber daya manusia adalah proses pengidentifikasian dan pengukuran data
mengenai sumber daya manusia dan pengkomunikasian sumber daya ini
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, akuntansi sumber daya manusia
merupakan suatu proses pengukuran dan pengidentifikasian sumber daya
manusia melalui pelatihan maupun pengembangan sumber daya manusia
sebagai sumber organisasi dari suatu perusahaan.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari definisi di atas, terkandung tiga pengertian akuntansi sumber daya
manusia, yaitu:
1. Mengidentifikasi nilai sumber daya manusia;
2. Mengukur biaya dan nilai sumber daya manusia yang dikontribusikan
kepada perusahaan;
3. Mengkaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya pada
perilaku manusia.
Ada empat fungsi akuntansi sumber daya manusia (Harahap, 2008), yaitu:
1. Untuk melengkapi informasi tentang nilai sumber daya manusia untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan tentang perolehan,
alokasi, pengembangan, pemeliharaan SDM agar tercapai tujuan
organisasi.
2. Memberikan informasi kepada manajer personalia agar manajer
personalia dapat secara efektif memonitor dan menggunakan SDM.
3. Memberikan informasi kuantitatif tentang biaya dan nilai SDM sebagai
unsur organisasi.
4. Membantu pengembangan prinsip manajemen dengan menjelaskan
akibat keuangan dari praktik akuntansi sumber daya manusia.
Akuntansi sumber daya manusia mencatat pengeluaran untuk sumber
daya manusia sebagai investasi atau asset bukan sebagai biaya, kecuali untuk
beberapa pengeluaran tertentu yang memang harus dikapitasilasi setiap
bulannya seperti gaji pegawai. Pengeluaran yang dicatat sebagai investasi
adalah pengeluaran untuk rekruitmen, training, orientasi, pelatihan maupun
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengembangan sumber daya manusia. Jumlah investasi ini dikapitalisasi dan
diamortisasi secara periodik menurut taksiran umur yang bersangkutan. Nilai
investasi ini akan tercatat sebagai aktiva sumber daya manusia di bagian
aktiva perusahaan. Aktiva sumber daya manusia ini akan mengalami
penyusutan setiap periodenya dan tercatat sebagai amortisasi sumber daya
manusia. Adapun pengunduran diri karyawan, cuti karena sakit tercatat
sebagai kerugian perusahaan.
C. Teknologi Informasi
Penerapan Teknologi Informasi tidak hanya pada sektor bisnis, tetapi pada
sektor publik khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
mutlak harus diutuhkan. Sebagai contoh pengajuan perijinan, pembuatan kartu
tanda penduduk (KTP), pembuatan surat ijin mengemudi (SIM) maupun
informasi profil daerah. Seperti halnya perusahaan, pemerintah menghadapi
masalah dalam penerapan teknologi informasi (Zuliarti, 2012). Hal ini juga
sejalan dengan Setiawati (2012) yang menyatakan bahwa sistem informasi
akuntansi meliputi pemanfaatan teknologi informasi untuk menyediakan
informasi bagi para pemakai. Teknologi informasi mencakup komputer, tetapi
juga mencakup teknologi lain yang digunakan untuk memproses informasi.
Pemanfaatan
teknologi
informasi
tersebut
mencakup
adanya
(a)
pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja
secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar
pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
seluruh wilayah negeri ini (Hamzah, 2009 dalam Celviana dan Rahmawati,
2010).
Dalam terminologi sistem informasi, terdapat pemakai akhir komputasi
(End User
Computing /EUC) yang melakukan aktivitas
pemrosesan
informasi sendiri dengan perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya
professional
yang
berada dalam suatu organisasi / perusahaan. EUC
merupakan pemanfaatan komputer oleh pemakai.
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama – sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan
sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel
yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan
terpadu.
Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum,
yaitu :
1. Setiap sistem terdiri dari unsur – unsur.
2. Unsur – unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Secara umum, informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan
data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penerimanya. Hal ini menggambarkan suatu kejadian – kejadian yang nyata
dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang
telah diklasifikasikan atau diolah atau di interpretasi untuk digunakan dalam
proses pengambilan keputusan.
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian. Sistem informasi
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial, dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak
luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem
yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut
kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah,
mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan
menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.
Sistem informasi terdiri dari komponen – komponen yang disebut blok
bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen
model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware,
komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua
komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai sasaran.
1.
Komponen input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.
Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen – dokumen dasar.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Komponen model terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan
di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
3.
Komponen output adalah hasil dari sistem informasi atau keluaran yang
merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna
untuk semua pemakai sistem.
4.
Komponen teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan, mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran,
serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5.
Komponen hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan
vital bagi sistem informasi, yang berfungsi sebagai tempat untuk
menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan
informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem
informasi.
6.
Komponen
software
berfungsi
sebagai
tempat
untuk
mengolah,
menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk
menciptakan suatu informasi.
7.
Komponen basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan diperangkat
keras
komputer
dan
menggunakan
perangkat
lunak
untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
8.
Komponen kontrol. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi,
seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan – kecurangan,
kegagalan – kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan
lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk meyakinkan bahwa hal – hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan – kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
D. Satuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan istilah yang telah umum dan banyak
dipergunakan dalam berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Fungsi dari
pengendalian internal semakin penting dikarenakan semakin berkembang
perusahaan. Semua pimpinan perusahaan harus menyadari dan memahami betapa
pentingnya pengendalian internal.
Menurut Siti dan Ely (2010:312) “Pengendalian internal adalah suatu prosesyang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan berikut ini :
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
d. Efektivitas dan efisiensi operasi”
Pengendalian internal bagi suatu perusahaan (terutama yang sudah go public)
adalah merupakan suatu keharusan. Bersamaan dengan kewajiban audit laporan
keuangan, direksi wajib memberikan pernyataan tentang kecukupan sistem
pengendalian perusahaan yg dikelolanya serta model/framework mana yang
diadopsi (atau sepenuhnya didesain sendiri), dan wajib diaudit oleh auditor
eksternal.
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
makin
pentingnya
sistem
pengendalian internal, antara lain:
a. perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur,
sistem dan prosedur suatu organisasi suatu organisasi semakin rumit.
Untuk
dapat
mengawasi
operasi
organisasi,
manajemen
hanya
mengandalkan kepercayaan atas berbagai laporan dan analisa.
b. Tanggung jawab utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah dan
menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan terletak
pada management, sehingga management harus mengatur sistem
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengendalian internal yang sesuai untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut.
c. Pengawasan oleh dari satu orang (saling cek) merupakan cara yang tepat
untuk menutup kekurangan-kekurangan yang bisa terjadi pada manusia.
Saling cek ini merupakan salah satu karakteristik sistem pengendalian
internal yang baik.
d. Pengawasan yang “built-in” langsung pada sistem berupa pengendalian
internal
yang baik dianggap lebih tepat daripada pemeriksaan secara
langsung dan detail oleh pemeriksa (khususnya yang berasal dari luar
organisasi).
Menurut Beasley, Alvin, Elder dan Jusuf (2011:137) “Pengendalian
Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen,
dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan
keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku. Berikut penjelasan tujuannya:
a) Keandalan pelaporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan
kreditor dan para pengguna lainnya. Manajemen memiliki tanggung jawab
hukum maupun profesionalisme untuk meyakinkan bahwa informasi
disajikan dengan wajar sesuai dengan ketentuan dalam pelaporan. Tujuan
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengendalian yang efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk
memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan ini.
b) Efektivitas dan efisiensi operasi
Pengendalian
dalam
suatu
perusahaan
akan
mendorong
penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk
mengoptimalkan sasaran yang dituju perusahaan.
c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Perusahaan
publik,
non-publik
maupun
organisasi
nirlaba
diharuskan untuk memenuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan.
Beberapa peraturan ada yang terkait dengan akuntansi secara tidak
langsung, misalnya perlindungan terhadap lingkungan dan hukum hak-hak
sipil. Sedangkan yang terkait erat dengan akuntansi, misalnya peraturan
pajak penghasilan dan kecurangan.
E. Kualitas Laporan Keuangan
Pada setiap akhir periode, pemerintah wajib menyusun laporan keuangan
untuk selanjutnya dilaporkan kepada pihak auditor dalam hal ini Badan
Pengawas Keuangan. Pemerintah Daerah wajib melaporkan laporan keuangan
kepada Badan Pengawas Keuangan untuk setiap periodenya yaitu laporan
keuangan tahunan. Dari laporan keuangan yang sudah dilaporkan, selanjutnya
dilakukan audit dan penilaian oleh Badan Pengawas Keuangan. Berikut ini
dipaparkan beberapa pengertian laporan keuangan yang penulis kutip dari
beberapa sumber :
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 01
paragraf 07 revisi 2009 mengungkapkan ”pengertian laporan keuangan
sebagai suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas yang menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Baridwan (2004:11) berpendapat bahwa ”laporan keuangan adalah
ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.
Sedangkan menurut Fahmi (2012:25) mengemukakan bahwa “laporan
keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut”.
Pada prinsipnya laporan keuangan merupakan suatu susunan daftar atau
ringkasan sebagai pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak
penilai yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia sebagai lembaga yang
menilai kinerja perbankan untuk melihat sejauh mana prestasi atau hasil
kinerja suatu perusahaan. Hasil kinerja ini dapat digunakan sebagai
perbandingan apakah kinerjanya lebih baik atau tidak dengan melihat sisi
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan (Utami, 2013).
tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
(Stewardship).
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakai. Terdapat 4 (empat)
karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan antara lain :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai
Informasi keuangan yang dapat dipahami adalah informasi yang disajikan
dalam bentuk dan bahasa teknis yang sesuai dengan tingkat pengertian
pengguna.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu.
3. Andal
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang
seharusnya disajikan dan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Dapat dibandingkan
Informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi
akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan
perusahaan sejenis lainnya pada periode waktu yang sama. Berdasarkan
pengertian mengenai laporan keuangan, maka yang dimaksud laporan
keuangan pada penelitian ini adalah hasil (output) dari proses akuntansi
keuangan yang meliputi neraca, laporan rugi laba, arus kas dan perubahan
modal.
Menurut Munawir (2010:9) keterbatasan laporan keuangan antara lain :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu
yang sifatnya sementara)
2. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang
kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang
lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun,
dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan
volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar,
mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang
tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan bebagai faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaaan keuangan perusahaan
karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu
uang.
Jenis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap yang berjudul
”Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” menyatakan : ”Jenis laporan
keuangan terdiri dari jenis laporan keuangan utama dan pendukung, seperti;
Daftar Neraca, Perhitungan Laba Rugi, Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana, Laporan Arus Kas, Laporan Harga Pokok Produksi, Laporan Laba
Ditahan,
Laporan
Perubahan
Modal,
dan
Laporan
Kegiatan
Keuangan.”(2004:106) Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca
Laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada
waktu tertentu. Neraca menyajikan dalam data historikal aktiva yang
merupakan sumber operasi perusahaan yang dijalankan, utang yaitu
kewajiban perusahaan, dan modal dari pemegang saham perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan yang berisikan informasi tentang keuntungan atau
kerugian yang diderita oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Pada
laporan ini menyajikan data pendapatan sebagai hasil usaha perusahaan
dan beban sebagai pengeluaran operasional perusahaan.
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Biasanya disebut daftar sumber dan penggunaan dana, menunjukkan asal
kas diperoleh dan bagaimana digunakannya. Laporan perubahan posisi
keuangan menyediakan latar belakang historis dari pola aliran dana.
Laporan ini terbagi menjadi dua yaitu; Laporan Perubahan Modal Kerja
dan Laporan Arus Kas. Laporan Perubahan Modal Kerja menyajikan datadata aktiva lancar dan utang lancar, sedangkan Laporan Arus Kas
menyajikan data-data mengenai arus kas dari kegiatan operasional,
kegiatan investasi, kegiatan keuangan/pembiayaan, dan saldo kas awal,
serta saldo kas akhir.
4. Catatan dan laporan lain sebagai penjelasan bagi laporan keuangan
Catatan dan laporan lain merupakan bagian integral yang tak terpisahkan
dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada kebijakan
akuntansi yang digunakan pada waktu mempersiapkan laporan keuangan
dan memberi tambahan detail mengenai beberapa bagian di laporan
keuangan. Misalnya, Laporan Harga Pokok Produksi, Laporan Perubahan
Modal atau Laba Ditahan, Laporan Kegiatan Keuangan.
F. Rerangka Pemikiran
1. Teknologi Informasi Terhadap Kualitas laporan Keuangan
Menurut
penelitian Hamzah (2009)
dalam
Winidyaningrum dan
Rahmawati (2010), pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup
adanya (a) pengolahan data, pengolahan informasi, dan (b) pemanfaatan
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara
mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negeri ini.
Dalam hubungannya dengan sistem informasi akuntansi, komputer akan
meningkatkan kapabilitas sistem. Ketika komputer dan komponen-komponen
yang berhubungan dengan teknologi informasi diintegrasikan ke dalam suatu
sistem informasi akuntansi, tidak ada aktifitas umum yang ditambah atau
menyimpan data. Sistem masih memasukan pengendalian-pengendalian atas
keakurasian data. Sistem juga menghasilkan laporan-laporan dan informasi
lainnya (rachmawati, 2014).
2. Satuan Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan
dengan standar akuntansi pemerintah yang ditetapkan oleh peraturan
pemerintah. Pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut,
pemerintah mengeluarkan Peraturan pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang telah diperbaharui dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Tujuan diberlakukannya hal
tersebut
adalah agar
lebih accountable dan semakin diperlukannya
peningkatan kualitas laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan pemerintah
34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sangat dipengaruhi oleh fakor kepatuhan terhadap standar akuntansi,
kapabilitas sumber daya manusia, serta dukungan sistem akuntansi yang ada
(Windiastuti, 2013).
Badjuri dan Trihapsari (2004) menyatakan bahwa tujuan penting reformasi
akuntansi dan administrasi sektor publik adalah akuntabilitas dan transparansi
tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa pengelolaan keuangan
pemerintah yang dilakukan aparatur pemerintah berjalan dengan baik.
Pengendalian internal akuntansi ini memberikan pengetahuan tentang
pengolahan informasi akuntansi, sejak data disimpan dalam dokumen melalui
berbagai sistem pembagian kekuasaan organisasi pemerintah daerah, data
keuangan diproses dalam berbagai catatan akuntansi sampai dengan informasi
disajikan dalam laporan keuangan (Krismiaji:2002).
b. Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Kompetensi Sumber Daya manusia adalah kemampuan seseorang atau
individu
suatu
organisasi
(kelembagaan)
atau
suatu
sistem
untuk
melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien. Menurut Havesi, 2005 (dalam Indriasari, et al. 2008)
kompetensi merupakan suatu karakteristik seseorang yang memiliki
keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan.
Fontanella (2010) mengatakan untuk menghasilkan laporan keuangan
pemerintah yang bermanfaat, maka dibutuhkan kapasitas sumber daya
manusia sebagai salah satu elemen yang sangat penting. Adanya kapasitas
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan mempermudah dalam
pelaksanaan fungsi akuntansi.
Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah :
ResiduƐ(1-R2)
X1
ῤYX1
X2
ῤYX2
Variabel
ῤYX3
Y
X3
R2
2.1 Gambar Konstelasi Model Hubungan dan Pengaruh Variabel Bebas (X1,
X2, X3) terhadap Variabel Terikat (Y)
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji skripsi ini sebagai berikut :
a. Jika pemanfaatan teknologi informasi baik, maka kualitas
laporan keuangan Daerah Kota Serang akan baik.
b. Jika kompetensi sumber daya manusia baik, maka kualitas
laporan keuangan Daerah Kota Serang.
c. Jika penerapan satuan pengendalian internal baik, maka
kualitas laporan keuangan daerah Kota Serang akan baik.
d. Jika pemanfaatan teknologi informasi, kompetensi sumber daya
manusia, dan penerapan satuan pengendalian internal baik,
maka kualitas laporan keuangan Daerah Kota Serang akan baik
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download