12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A

advertisement
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN
A. Konsep Akuntansi Biaya.
Dalam akuntansi, biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting,
oleh karena itu biaya harus diperhatikan. Biaya juga merupakan komponen yang juga
sangat berpengaruh dalam perusahaan, jika perusahaan dapat mengendalikan biaya
seminimal mungkin maka perusahaan tersebut dapat bertahan dan dapat
mengoptimalkan pendapatannya. Selain itu dengan adanya pengelolaan biaya maka
perusahaan diharapkan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mampu
mempertahankan kelangsungan usahanya.
Akuntansi
biaya merupakan pengkhususan dalam akutansi, sama halnya
dengan akutansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.
Ciri utama yang membedakan akuntansi biaya dengan akuntansi lainnya adalah
kajian datanya. Akuntansi biaya mengkaji data-data biaya untuk digolongkan, dicatat,
dianalisis dan dilaporkan dalam laporan biaya produksi.
Menurut Usry (2010 :10), menyatakan bahwa“ Akutansi biaya melengkapi
manajemen dengan seperangkat akutansi untuk kegiatan perencanaan dan
pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan rutin
maupun strategik”.
Menurut Supriyono (2011:21), “Akutansi biaya adalah salah satu cabang
akutansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan menekan transaksi
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi dalam bentuk laporan biaya”.
Menurut Bustami dan Nurlela (2010:3) bahwa akuntansi biaya dapat diartikan
menjadi
“Suatu
bidang
akuntansi
yang
mempelajari
bagaimana
cara
mencatat,mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan”.
Menurut Mulyadi (2010:7), “akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk
atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”. Sedangkan
Ahmad dan Abdullah (2012 : 4), menyatakan bahwa “akuntansi biaya adalah bagian
dari akuntansi manajemen dimana merupakan salah satu dari bidang khusus
akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya”.
Berdasarkan
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pengertian akuntansi biaya merupakan penentuan harga pokok suatu produk dengan
melakukan suatu proses pencatatan, penggolongan dan penyajian transaksi biaya
secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
B. Konsep Akuntansi Manajemen.
Menurut Krismiaji dan Aryani (2011 : 1), menyatakan bahwa “Akuntansi
manajemen adalah salah satu cabang ilmu akuntansi yang menghasilkan informasi
untuk manajemen atau pihak intern perusahaan”. Pengertian konsep akutansi
manajemen Menurut Blocher,dkk (2012:5), adalah sebagai berikut :
Akutansi manajemen adalah suatu profesi yang melibatkan kemitraan
dalam pengambilan keputusan manajemen, menyusun perencanaan dan sistem
manajemen kerja, serta menyediakan keahlian dalam pelaporan keuangan
pengendalian untuk membantu manajemen dalam memformulasikan dan
mengimplementasikan suatu strategi organisasi.
Menurut Soemarso (2009:15),
(management accounting) sebagai
mendefinisikan “ akuntansi manajemen
suatu bidang akuntansi
yang berhubungan
dengan pemecahan masalah-masalah khusus yang dihadapi oleh manajemen
perusahaan”. Akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi
keuangan dimaksudkan sebagai suatu proses pengolahan informasi untuk memenuhi
kebutuhan manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, koordinasi dan
pengendalian organisasi.
Sedangkan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi dimaksudkan
sebagai penggambaran informasi yang dihasilkan oleh pengolahan informasi
keuangan. Informasi marupakan suatu fakta, data pengamatan, persepsi atau sesuatu
yang lain yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan manusia untuk
mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
selalu menyangkut masa yang akan datang, yang mengandung ketidakpastian, dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
selalu menyangkut pemilihan suatu alternatif tindakan diantara sekian banyak
alternatif yang tersedia.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan ialah suatu proses
pengolahan informasi untuk memenuhi semua kebutuhan manajemen dalam
menjalankan fungsi
dari sebuah perencanaan, pengkoordinasian
dan juga
pengendalian perusahaan atau organisasi. Sedangkan yang dimaksud dengn akuntansi
manajemen sebagai tipe informasi ialah merupakan penggambaran sebuah informasi
yang dihasilkan dari pengolahan informasi keuangan. Dimana informasi marupakan
fakta, data pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan
yang dibutuhkan manusia untuk mengurangi keraguan dalam mengambil sebuah
keputusan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
C. Biaya
Berikut ini beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh ahli ekonomi
yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Bastian dan Nurlela (2013:7) mengemukakan bahwa “ Biaya atau cost
adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu ”.
Menurut Mulyadi (2012:8) mengemukakan bahwa “ Biaya dalam arti luas
adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada empat (4)
unsur pokok dalam definisi biaya tersebut:
a). Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
b). Diukur dalam satuan uang,
c). Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
d). Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
“Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti
luas, pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan
istilah harga pokok.”
Menurut Carter dan Usry yang dialih bahasakan oleh Krista (2009:29)
mengemukakan bahwa “ Biaya adalah sebagai nilai tukar, pengeluaran,
pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Pengeluaran atau pengorbanan pada
saat diakuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang
dalam bentuk kas atau aktiva lain ”.
Menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Kwary (2009:47)
Mengemukakan bahwa “ Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau
di masa depan bagi organisasi.”
Menurut Carter dan Usry yang dialih
bahasakan oleh Krista (2012:30)
mengemukakan bahwa “ Biaya sebagai suatu alat tukar, pengeluaran, atau
pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat ”.
Dari beberapa pengertian biaya menurut para ahli dapat diambil kesimpulan
bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber daya ekonomi atau setara kas yang
dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau jasa yang mempunyai manfaat dimasa
yang akan datang.
D. Klasifikasi Biaya
Berikut ini beberapa pengertian klasifikasi biaya yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Bastian dan Nurlela (2013:12) mengemukakan bahwa “ Klasifikasi
biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokan biaya secara
sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada dalam golongan-golongan
tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas
dan penting ”.
Menurut Carter dan Usry yang dialih bahasakan oleh Krista (2009:68)
mengemukakan bahwa “ Klasifikasi biaya adalah keberhasilan dalam merencanakan
dan mengendalikan biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas
hubungan antara biaya dengan aktivitas bisnis ”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Menurut Mulyadi (2012:13) mengemukakan bahwa “ Biaya dapat digolongkan
menurut :
a). Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan
bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan sablon
disebut “ biaya bahan bakar ”. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek
pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya
merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi
mesin, biaya asuransi, biaya bunga, biaya zat warna.
b). Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi pokok
produksi, fungsi pokok pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.
Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok yaitu :
1). Biaya Produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya
depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku: biaya bahan
penolong; biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik
yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses
produksi. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah
biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga langsung dan biaya
overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi
(convertion cost),
yang merupakan biaya untuk mengkonversi
(mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.
2). Biaya Pemasaran.
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya
angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli; gaji karyawan
bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh
(sample).
3). Biaya Administrasi dan Umum.
Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan
bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan
masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya photocopy. Jumlah
biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering pula disebut
dengan istilah biaya komersial (commercial expenses).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
c). Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang
Dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departement. Dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya yang dikelompokkan menjadi
dua golongan, yaitu :
1). Biaya Langsung
Adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya
sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya
langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah
diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung
departement (direct departement costs) adalah semua biaya yang bekerja dalam
departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja dalam
departemen pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi
departemen pemeliharaan dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam
departemen tersebut, merupakan biaya langsung bagi departemen tersebut.
2). Biaya Tidak Langsung
Adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang
dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut
dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik
(factory overhead cost). Biaya ini tidak mudah diindentifikasikan dengan
produk tertentu. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
sering disebut dengan istilah biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya
yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari
satu departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di departement
pembangkit tenaga listrik.
d). Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan
Perubahan Volume Aktivitas. Dalam hubungannya dengan perubahan volume
aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi :
1). Biaya Variabel
Berikut ini beberapa pengertian biaya variabel yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Mulyadi (2012:468) mengemukakan bahwa “ Biaya variabel
adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan ”.
Menurut Bustami & Nurlela (2013:15) mengemukakan bahwa “ Biaya
variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per-unit tetap.
Menurut Kamaruddin (2011:89) mengemukakan bahwa “ Biaya variabel
adalah total biaya variabel proporsional dengan perubahan volume/kapasitas,
makin besar kapasitas yang digunakan semakin besar pula total biaya variabel,
demikian pula sebaliknya ”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Menurut Carter yang dialih bahasakan oleh Krista (2012: 69) yang
mengemukakan bahwa “ Biaya variabel adalah biaya yang totalnya meningkat
secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara
proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas.
Menurut Garrison yang dialih bahasakan oleh Kartika Dewi (2013:30)
yang mengemukakan bahwa “ Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi
dalam pembagian langsung berdasarkan perubahan tingkat aktivitas.
Dari beberapa pengertian biaya variabel menurut para ahli dapat diambil
kesimpulan bahwa biaya variabel merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dapat
berubah-ubah sesuai dengan aktivitas produksi perusahaan.
2). Biaya Tetap
Berikut ini beberapa pengertian biaya tetap yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Kwary (2013:98)
mengemukakan bahwa “ Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap sama
ketika keluaran berubah ”.
Menurut Bustami dan Nurlela (2013:15) “ Biaya tetap dalah biaya yang
secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu, tetapi secara perunit berubah ”.
Menurut Carter dan Usry yang dialih bahasakan oleh Krista (2012:68), “
Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika
aktivitas bisnis meningkat atau menurun”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Menurut Mulyadi (2012:465), “ Biaya tetap adalah biaya yang jumlah
totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiata. Biaya tetap atau biaya
kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi
perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu ”.
Menurut Garrison yang dialih bahasakan oleh Kartika Dewi (2013:31)
yang mengemukakan bahwa “ Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara
keseluruhan tanpa terpengaruh tingkat aktivitas ”.
Dari beberapa pengertian biaya tetap menurut para ahli dapat diambil
kesimpulan bahwa biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan tidak berubah atau
tetap dalam setiap periode aktivitas perusahaan baik pada saat meningkat maupun
menurun.
3). Biaya Semivariabel
Berikut ini beberapa pengertian biaya semivariabel yang dikemukakan
oleh ahli ekonomi yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Bustami & Nurlela (2013:15) “ Biaya semi adalah biaya di
dalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel. Biaya semi ini
dapat di kelompokan dalam dua elemen biaya, yaitu :
(a). Biaya semi variabel adalah biaya di dalamnya mengandung unsur tetap dan
memperlihatkan karakter tetap dan variabel.
(b). Biaya semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara bertahap.
Menurut Mulyadi (2012:469), “ Biaya semivariabel adalah biaya yang
memiliki unsur tetap dan variabel didalamnya ”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Menurut Purwanti dan Prawironegoro (2013:29) mengemukakan bahwa “
Biaya semivariabel adalah biaya yang samar-samar perilakunya, yaitu tidak
mengikuti volume kegiatan sebagai biaya variabel dan tidak bersifat tetap”.
Menurut Carter dan Usry yang dialih bahasakan oleh Krista (2009:40) yang
mengemukakan bahwa “ Biaya semivariabel adalah beberapa jenis biaya yang
memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel ”.
Menurut Menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Kwary
(2009:102) mengemukakan bahwa “ Biaya semivariabel adalah biaya yang
memiliki komponen tetap dan variabel.
Dari beberapa pengertian biaya semivariabel menurut para ahli dapat
diambil kesimpulan bahwa biaya semivariabel adalah biaya yang secara total
mengalami perubahan tetapi tidak signifikan dan biaya tersebut dapat
memperlihatkan karateristik yang didalamnya mengandung unsur biaya tetap
maupun biaya varibel.
e). Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
1). Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).
Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva,
dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
depresiai, diamortisasi atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah
pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap
aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, pengeluaran untuk riset dan
pengembangan suatu produk.
2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam
periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya
pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan
dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh
pengeluaran pendapatan antara lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya
tenaga kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
E. Perilaku Biaya
Berikut ini beberapa pengertian pemisahan biaya semivariabel yang
dikemukakan oleh ahli ekonomi yang dikutip dari literaturnya:
Menurut Carter dan Usry yang dialih bahasakan oleh Krista (2012:72)
mengemukakan bahwa “ memisahkan biaya tetap dengan biaya variabel untuk
merencanakan, menganalisis, mengendalikan, mengukur atau mengevaluasi
biaya pada tingkatan aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan biaya variabel
harus dipisahkan. Biaya-biaya yang seluruhnya tetap atau yang seluruhnya
variabel dalam rentang aktivitas yang diantisipasi harus diindetifikasi, dan
komponen tetap serta variabel dari biaya semivariabel harus diestimasi ”.
Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan
berikut :
a) Perhitungan tarif biaya overhead yang ditentukan sebelumnya dan
analisis
varians
b) Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varians
c) Perhitungan biaya langsung dan analisis margin kontribusi
d) Analisis titik impas dan analisis biaya volume laba
e) Analisis biaya diferensial dan komparatif
f) Analisis maksimalisasi laba dan minimalisasi biaya jangka pendek
g) Analisis anggaran modal
h) Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
i) Menurut Carter dan Usry yang dialih bahasakan oleh Krista (2009:74), Ada tiga
metode perhitungan dalam menentukan elemen tetap dan variabel dari biaya :
a). Metode Tinggi- Rendah (High and Low Points Method)
Dalam metode tinggi-rendah (high and low points), elemen tetap dan variabel
dari suatu biaya dihitung menggunakan dua titik. Titik data (periode) yang
dipilih dari data historis merupakan periode dengan aktivitas tertinggi dan
terendah. Periode-periode ini biasanya, meskipun tidak selalu, memiliki jumlah
yang tertinggi dan terendah untuk biaya yang dianalisis. Jika titik dengan
tingkat aktivitas tertinggi dan terendah tidak berada pada periode pada periode
yang sama dengan titik yang memiliki jumlah biaya tertinggi atau terendah,
maka tingkat aktivitas yang seharusnya dipilih karena aktivitas dianggap
sebagai pemicu biaya. Periode tinggi dan periode rendah dipilih karena
keduanya mewakili kondisi dari dua titik aktivitas yang paling berjauhan.
Tetapi, harus hati-hati untuk tidak menggunakan data dari periode yang
terdistorsi oleh kondisi-kondisi abnormal.
b). Scattergraph Method
Metode grafik statistikal (statistical scattergraph method) adalah metode
pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya
setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titiktitik biaya tersebut. Metode ini memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan metode ini dibanding metode titik tertinggi dan terendah serta
metode biaya bersiap, metode grafik statistik lebih teliti karena semua n atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
bulan telah diperhitungkan. Sedangkan kelemahan Metode grafik statistik
adalah kurang ilmiah karena penarikan garis B dapat berbeda antara orang
tertentu dibandingkan orang lain, atau oleh orang tertentu tetapi waktunya
berbeda, meskipun dengan menggunakan data kapasitas clan biaya yang sama,
jadi sifatnya subyektif.
c). Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)
Metode kuadrat terkecil ( Lease Square Method), kadang kala disebut analisis
regresi, menentukan secara matematis garis yang paling sesuai, atau garis
regresi linear, melalui sekelompok titik. Garis regresi meminimalkan jumlah
kuadrat deviasi setiap titik actual yang diplot dari titik diatas atau dibawahnya
dalam garis regresi.
Y = α + bx
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
(∑Y) – (b.∑x) (2)
α=
n
b=
(n.∑YX) – (∑X)(∑Y)
(n.∑x2) – (∑x)2
Keterangan :
X
= tingkat aktivitas
Y
= total biaya semivariabel
a
= total biaya tetap
b
= biaya variabel per unit aktivitas
n
= jumlah observasi
∑
= jumlah total observasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
F. Pengertian Volume
Berikut ini beberapa pengertian volume penjualan yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi yang dikutip dari literaturnya
Menurut Rangkuti (2009:207), “ Volume penjualan adalah pencapaian yang
dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk.
Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan
dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter ”.
Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Swastha (2008:404) Terdapat
beberapa indikator dari volume penjualan yaitu :
a). Mencapai volume penjualan
b). Mendapatkan laba
c). Menunjang pertumbuhan perusahaan
Menurut Alamiyah dan Padji (2003:126), menyatakan bahwa “Volume
penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan pada
periode tertentu ”.
Menurut Abdullah (2001:444), menyatakan bahwa “Volume penjualan adalah
jumlah unit yang terjual dari unit produksi suatu pemindahan dari pihak produsen ke
pihak konsumen, dan tetap pada suatu periode tertentu ”.
Menurut Downes dan Goodman yang diahli bahasakan oleh Susanto
Budidharmo (2000:646), mengemukakan bahwa “ Volume penjualan adalah total
penjualan yang didapat dari komoditas yang diperdagangkan dalam suatu masa
tertentu ”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Dari beberapa pengertian volume penjualan menurut para ahli dapat diambil
kesimpulan bahwa volume penjualan adalah suatu pencapaian kegiatan yang
dilakukan perusahaan dalam meningkatkan penjualan yang dinyatakan dalam satuan
unit dan volume penjualan mempengaruhi tingkat laba dan pertumbuhan perusahaan.
G. Pengertian Laba
Berikut ini beberapa pengertian laba yang dikemukakan oleh ahli ekonomi
yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa “Laba merupakan ukuran
keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai berikut : Laba =
Penjualan- Biaya ”.
Menurut Stice, Stice, Skousen (2009:240) “ Laba adalah pengambilan atas
investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas
kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi
awalnya ”.
Menurut Nafarin (2007:788) “ Laba adalah perbedaan antara pendapatan
dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu ”.
Menurut Halim dan Supomo (2005;13)“Laba merupakan pusat pertanggung
jawaban yang masukan dan keluarannya diukur dengan menghitung selisi antara
pendapatan dan biaya”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Menurut Soemarso (2004:245) “ Laba adalah selisih lebih pendapatan atas
beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama
periode tertentu ”.
Dari beberapa pengertian laba menurut para ahli dapat diambil kesimpulan
bahwa laba adalah suatu keuntungan yang bersih oleh perusahaan dari hasil kegiatan
produksi dan kegiatan lainnya.
H. Cost-Volume-Profit Method
1.Pengertian Cost Volume Profit
Berikut ini beberapa pengertian analisis analisis cost,volume,profit yang
dikemukakan oleh ahli ekonomi yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Kwary (2009:4 )
“ Analisis biaya volume laba merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan ”.
Menurut Bustami dan Nurlela (2009:193) “ Analisis biaya,volume,laba
adalah suatu analisis utuk mengetahui hubungan antara biaya, volume penjualan,
laba dan bauran produk utuk mencapai tingkat laba yang diinginkan ”.
Analisis biaya-volume-laba ini juga dapat digunakan untuk hal hal sebagai
berikut:
a) Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan
agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
b) Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh
tingkat keuntungan tertentu.
c) Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan
tidak menderita kerugian.
d) .Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan
volume penjualan.
e) Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah
laba yang ditargetkan.
Menurut Raiborn dan Kinney yang dialih
bahasakan oleh Hilman
(2011:480), yang menyatakan bahwa “ Ananlisis Cost,Volume,Laba adalah
pemeriksaan pergeseran dalam biaya dan volume serta akibat yang dihasilkan
dalam biaya ”.
Menurut Garrison yang dialih bahasakan oleh Kartika Dewi (2013:208),
yang menyatakan bahwa “ Analisis Cost,Volume,Laba adalah alat bantu yang
sangat berguna bagi manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume dan
laba ”.
Menurut Blocher yang dialih bahasakan oleh Wijaya (2011:504), Analisis
Cost,Volume,Laba merupakan suatu metode untuk menganalisis bagaimana
pengaruh keputusan operasi dan pemasaran terhadap laba berdasarkan pemahaman
atas hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan tingkat
output ”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Dari beberapa pengertian cost-volume-laba menurut para ahli dapat diambil
kesimpulan bahwa cost,volume,laba merupakan alat bantu dalam menganalisis
hubungan biaya, volume dan laba dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
bagi para manajer.
2. Laba Operasi dalam Analisis Cost-Volume-Profit
Laporan laba rugi
merupakan suatu alat
yang berguna untuk
mengorganisasikan biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variabel.
Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut
Laba operasi = Pendapatan Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
3. Asumsi-asumsi dalam Analisis Cost Volume Profit
Analisis Cost Volume Profit adalah salah satu model perencanaan laba
yang memanfaatkan hubungan serta pengaruh dari tiga faktor tersebut. Namun
didalam kenyataannya mekanisme ekonomi tidak dapat secara mudah
dikendalikan. Untuk menghindarkan bias (penyimpangan) dari hasil analisis
maka untuk penerapannya diperlukan asumsi-asumsi sebagai berikut :
a) Setiap biaya yang terjadi digolongkan menjadi biaya tetap dan biaya
variabel.
b) Analisis akan berlaku pada tingkatan relevan range tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
c) Harga jual per unit tidak berubah (konstan) ketika terjadi perubahan
kapasitas.
d) Produk yang dijual hanya satu jenis (single product).
e) Jika penjualan lebih
dari satu macam produk maka komposisi
penjualan (sales mix) masing-masing produk adalah tetap.
f)
Tidak terjadi perubahan kebijakan manajemen didalam waktu dekat.
g) Harga umum relatif stabil.
h) Inventory dianggap konstan atau dapat pula sama dengan nol.
i) Tingkat efisiensi didalam jangka pendek relatif normal (tidak berubah).
I.Analisis Break Even Point
1. Pengertian Break Even Point
Berikut ini beberapa pengertian break-event point atau titik impas yang
dikemukakan oleh ahli ekonomi yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Krismiaji dan Aryani (2011:170), “ Break Even Point atau titik
impas sebagai sebuah titik dimana jumlah pendapatan penjualan sama dengan
jumlah biaya. Dengan demikian pada titk ini perusahaan tidak memperoleh laba,
namun juga tidak menderita rugi (laba=0) ”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Menurut Bastian dan Nurlela (2009:194), “Break even point atau titik impas
adalah suatu keadaan dimana perusahaan yang pendapatan dan penjualannya sama
dengan jumlah total biayanya atau besarnya kontribusi marjin sama dengan total
biaya tetap ”.
Menurut Prawironegoro dan Purwanti (2009:243), “ Break even point atau
titik impas, dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian ”.
Menurut Raiborn dan Kinney yang dialih bahasakan oleh Rahmat Hilman
(2011:477), “ Titik impas adalah tingkat aktivitas, dalam unit atau nominal, pada
total pendapatan yang sama dengan total biaya ”.
Menurut Garrison yang dialih bahasakan oleh Kartika Dewi (2013:224), “
Titik impas didefinisikan sebagai tingkat penjualan yang dihasilkan ketika laba
perusahaan adalah nol ”.
Dari beberapa pengertian break even point menurut para ahli dapat diambil
kesimpulan bahwa break-even point adalah titik impas dimana perusahaan tidak
memperoleh laba maupun kerugian dan pendapatan dan biaya telah dikeluarkan
sama.
2. Metode Perhitungan Analisis Break Even Point
Ada empat metode atau pendekatan yang digunakan dalam menentukan titik
impas atau break-even point, yaitu :
a). Pendekatan persamaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Dalam pendekatan persamaan, laba adalah sama dengan pendapatan penjualan
dikurangi total biaya, maka dalam persamaannya dinyatakan sebagai berikut :
Y = cx – (a + bx)
Keterangan :
Y
= Laba
a
= Total biaya tetap
b
= Biaya variabel per unit
c
= Harga jual per unit
x
= Jumlah unit yang diproduksi
b). Pendekatan Matematis (Mathemetical Approach)
Rumus pedekatan matematis
atau aljabar dimana pendapatan total sama
dengan biaya total sebagai berikut :
TR= TC
atau
Px = F + Vx
Perhitungan break-even point dalam unit dapat dilakukan dengan menghitung
rumus :
BEP x =
FC
P-V
Perhitungan break-event point dalam rupiah dapat dilakukan dengan
menghitung rumus :
BEP s =
FC
1 – (V/P)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Keterangan :
BEPx =
Titik impas dalam unit
BEPs
=
Titik impas dalam rupiah
TR
=
Pendapatan total
TC
=
Biaya total
P
=
Harga per unit
FC
=
Biaya tetap
V
=
Biaya variabel per unit
X
=
Jumlah unit yang diproduksi
c). Pendekatan Grafik (Graphical Approach)
Perhitungan impas dapat dilakukan juga dengan menentukan titik pertemuan
antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik. Titik
pertemuan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya merupakan titik
impas. Untuk dapat menentukan titik impas, harus dibuat grafik dengan sumbu datar
menunjukan volume penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukan biaya dan
pendapatan.
d). Pendekatan Kontribusi Margin
Dalam analisis break event point ada dua macam laba kontribusi :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
(1). Kontribusi margin per unit (CMU) adalah selisih antara harga jual per unit
dengan biaya variabel per unit yang dapat digunakan untuk menutup total biaya tepat
dan laba bersih yang ditargetkan.
CMU = Harga jual/unit - Biaya Variabel/Unit
(2). Rasio Kontribusi Margin (CMR) adalah untuk mengukur pengaruh
kenaikan dan penurunan volume penjualan terhadap laba operasi.
CMR
=
1-
Biaya Variabel/unit
Harga Jual/unit
Dengan menggunakan Laba Kontribusi tersebut dapat ditentukan break event
point sebagai berikut :
BEP unit
Biaya Tetap
=
BEP rupiah
CMU
=
Biaya Tetap
CMR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
J. Margin of Safety
Berikut ini beberapa pengertian margin of safety yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Kwary (2009:28)
“Margin of safety adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan
yang dihasilkan atau diharapkan untuk yang dihasilkan melebihi volume impas”.
Menurut Edward,Stout,Cokins yang dialih bahasakan oleh David (2007:405406) memberikan definisi sebagai berikut : “Margin aman atau batas aman (margin of
safety) adalah jumlah penjualan (kelebihan) di atas titik impas”.
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul “ Akuntansi Manajemen
Konsep, Manfaat dan Rekayasa ” menyatakan bahwa “ Margin of safety memberikan
informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan
tertentu maksimum boleh turun agar suatu usaha tidak menderita rugi ”.
Menurut Menurut Garrison yang dialih bahasakan oleh Kartika Dewi
(2013:225), menyatakan bahwa “ Margin of Safety adalah kelebihan dari
nilai penjualan dalam dollar yang dianggarkan atau aktual diatas titik impas
nilai penjualan dalam dollar. Margin of Safety merupakan jumlah penjualan
yang dapar menurun sebelum kerugian mulai terjadi ”.
Menurut Krismiaji dan Aryani (2011: 207), mengemukakan bahwa “ Margin
of Safety adalah jumlah unit yang terjual atau diharapkan akan terjual atau
pendapatan yang diperoleh atau pendapatan yang diharapkan akan diperoleh atas
titik impas ”.
Dari beberapa pengertian margin of safety menurut para ahli dapat diambil
kesimpulan bahwa margin of safety adalah batas aman perusahaan untuk menghadapi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
penurunan volume penjualan. Margin of safety mencerminkan daya tahan perusahaan
di dalam menghadapi persaingan. Semakin besar margin of safety maka semakin
tinggi daya tahan perusahaan.
Rumus Margin of Safety dalam Rupiah
Margin of safety(Rp) = Total Penjualan – Penjualan BEP
Rumus Margin of Safety dalam Rasio
Margin of safety =
ratio
Total Penjualan – Penjualan BEP
Total Penjualan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100%
42
K.Operating Leverage.
Menurut Garrison (2013: 228), mengungkapkan bahwa “operating leverage
semakin lebih besar dan biaya variabel persatuan yang kecil. Sebaliknya, operating
leverage semakin lebih rendah dalam perusahaan yang mempunyai biaya tetap yang
kecil dan biaya variabel per satuan yang semakin tinggi”. Singkatnya operating
leverage merupakan ukuran besaran biaya tetap yang digunakan dalam organisasi.
Semakin besar biaya tetap, semakin besar pula operating leverage yang tersedia dan
semakin besar kepekaan penghasilan netto terhadap perubahan penjualan.
Apabila perusahaan mempunyai operating leverage yang tinggi ( yaitu biaya
tetap yang besar dan biaya variabel persatuan yang kecil), maka kenaikan penjualan
yang hanya sedikit saja dapat mengakibatkan kenaikan presentasi laba yang tinggi.
Degree of operating leverage merupakan ukuran, pada tingkat penjualan tertentu,
berapa persen perubahan volume penjualan yang mempengaruhi keuntungan.
Garisson (2013: 229) “ tingkat leverage pada berbagai tingkat penjualan
dihitung dengan rumus dibawah ini”
Tingkat Operating Leverage = Margin Kontribusi
Laba Bersih
Degree Of Operating Leverage memberikan ukuran dampak perubahan
pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Adanya
parameter ini, manajemen akan dengan cepat mengetahui dampak setiap usulan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
kegiatan yang menyebabkan perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih
perusahaan.
L. Perencanaan Laba
Berikut ini beberapa pengertian perencanaan laba yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi yang dikutip dari literaturnya :
Menurut Shim & Siegel yang dialih bahasakan oleh Moh Kurdi (2009:3)
memberikan definisi sebagai berikut:“ Planning is determining the activities to be
accomplished to achieve objectives and goals”. Artinya perencanaan yaitu
menentukan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Menurut Carter dan Usry yang dialih bahasakan oleh Krista. (2005:4)
menyatakan “ Perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu
rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan”.
Menurut Simamora (2002:5) menyatakan “ Perencanaan (planning) berarti
penyusunan gambaran financial dan operasional rinci kegiatan-kegiatan yang
direncanakan ”
Menurut Horngren yang dialih bahasakan oleh Adhariani, D.(2005:73)
merumuskan perhitungan matematis mengenai laba operasi sebagai berikut : “ Laba
operasi = pendapatan operasi total – harga pokok penjualan dan biaya operasi (tidak
termasuk pajak)”.
Dari beberapa pengertian perencanaan laba menurut para ahli dapat diambil
kesimpulan bahwa perencanaan laba adalah rencana kerja yang telah diperhitungkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan
untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Tiga faktor yang mempengaruhi laba, yaitu biaya, harga jual, dan perencanaan
laba, hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan yang sangat
penting dalam pemilihan alternative tindakan untuk menilai berbagai kemungkinan
pencapaian laba dimasa yang akan datang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
M. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan acuan terhadap penelitian
terdahulu yaitu sebagai berikut :
TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU
Nama
Martusa(2010)
Putri (2011)
Malombeke
(2013)
Verawati
(2014)
Analisis
Hubungan
Cost-VolumeProfit (CVP)
Untuk
Perencanaan
Laba
Analisis Cost,
Volume, Profit
(CVP) Sebagai
Alat
Perencanaan
Laba Pada
PT.Jco
Donuts&Coffe
Analisa Break
Even Point
Sebagai Dasar
Perencanaan
Laba
Penerapan
metode CVP
(Cost,
Volume,
Profit)
Sebagai Alat
Bantu Analisis
Perencanaan
Laba Dalam
Mencapai
Target
Perusahaan
Pada UKM
Vinito
Brownis
Lokasi
Penelitian
Toko Kue Mei
Pastry
PT.JCo
Holland
Bakery
UKM Vinito
Brownies
Metode
Penelitian
Metode
Deskriptif
Kuantitatif
Metode
Deskriptif
Kuantitatif
Metode
Deskriptif
Kuantitatif
Metode
Deskriptif
Kuantitatif
Penulis :
Judul
Holland
Bakery
Manado
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Hasil
Penelitian
penjualan yang
diperlukan
untuk
mencapai titik
impas, jumlah
penurunan
penjualan
yang
bisa
terjadi
dan
jumlah
perubahan laba
yang
dipengaruhi
oleh
perubahan
dalam
penjualan
Perubahan
harga jual, biaya
tetap, baya
variabel akan
berpengaruh
terhadap break
even point
Peningkatan
laba
dipengaruhi
oleh semua
penjualan,
biaya tetap dan
biaya variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peningkatan
laba
dipengaruhi
oleh semua
penjualan,
biaya tetap
dan biaya
variabel
47
N. Rerangka Pemikiran
Biaya merupakan komponen yang memberikan pengaruh dominan terhadap
besar kecilnya laba yang diperoleh. Perilaku biaya menggambarkan hubungan antara
biaya dengan pemicu biaya (cost driver). Perilaku biaya diklasifikasikan menjadi
fixed cost, variable cost, dan semivariable cost. Untuk semivariable cost, biayabiaya diklasifikasikan kembali ke dalam biaya
fixed cost
dan
variable cost.
Pemisahan biaya ini dapat dilakukan dengan beberapa metode yakni
high-low
method,scattergraph method, dan least square method. Dari ketiga metode tersebut,
metode yang lebih baik untuk digunakan adalah least square method.
Cost, Volume, Profit (CVP) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Biaya yang
dikeluarkan akan menentukan harga jual untuk pencapaian laba yang dikehendaki,
harga jual mempengaruhi akan volume penjualan, dan volume penjualan akan
langsung mempengaruhi volume produksi, di mana volume produksi mempengaruhi
biaya.
Manajemen harus sebijaksana mungkin dalam pengambilan keputusan dan
merencanakan laba agar terhindar dari kerugian. Berikut bagan kerangka pemikiran :
PT.INDINANTA CIPTARASA
Biaya – Biaya pada perusahaan menurut perilaku Biaya :
-
Biaya Tetap
Biaya Variabel
Biaya Semivariabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Menentukan :
-
Besarnya Laba yang direncanakan
Margin Kontribusi
Rasio Margin Kontribusi
Titik Impas (Break Even Point)
Batas Keamanan (Margin Of Safety)
Tingkat Operating Leverage (TOL)
Analisis Cost Volume Profit (CVP)
Perencanan Laba
Hasil Penelitian
Kesimpulan
Sumber : data yang telah diolah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download