BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
Teori-teori yang dibahas pada bab ini adalah teori-teori yang mendukung dalam
pembahasan ekonomi informasi.
2.1
Teori-Teori Umum
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Turban (p131, 2001), data adalah fakta mentah (kasar) atau
deskripsi dasar tentang suatu hal, kejadian, dan transaksi yang diambil, direkam,
disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak diatur untuk memberikan arti yang
lebih khusus.
2.1.2 Pengertian Sistem
Menurut McLeod (p9, 2001), sistem adalah sebuah kelompok yang terdiri
dari elemen-elemen yang terintegrasi dengan mempunyai tujuan umum dalam
mencapai sebuah tujuan bersama.
Menurut O’Brien dan Marakas (p22, 2005), sistem adalah sekelompok
komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan sebuah
output dalam proses perubahan yang teratur.
22
23
2.1.3 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (p15, 2001), informasi adalah data yang telah diproses
atau data yang memiliki arti.
Menurut O’Brien (p13, 2003), informasi adalah data yang diubah ke
dalam konteks yang berarti dan berguna bagi penggunaan akhir. Jadi informasi
adalah data yang telah diolah, memiliki arti dan berguna bagi penggunanya.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Turban, Rainer, Potter (p17, 2001), sistem informasi adalah
sebuah sistem dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganaliasa, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan spesifik.
Menurut O’Brien (p7, 2003), sistem informasi adalah kombinasi dari
manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan
komunikasi, dan sumber data yang dapat mengumpulkan dan memindahkan
informasi dalam sebuah organisasi.
2.1.5 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Alter (p42, 1999), teknologi informasi merupakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan oleh
seperangkat sistem informasi.
Menurut Haag, Cummings, McCubbrey (p14, 2005), teknologi informasi
adalah komputer apa saja yang berbasiskan perangkat yang digunakan oleh orang
untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan proses
informasi dari sebuah organisasi.
24
2.1.6 Kerangka Kerja Sistem Informasi
O’Brien (p9, 2005), kerangka kerja sistem informasi merupakan
gambaran umum area-area utama pengetahuan sistem informasi yang dibutuhkan
oleh praktisi bisnis. Kerangka kerja sistem informasi menekankan pada lima area
pengetahuan sistem informasi, yaitu:
1.
Konsep-konsep dasar
Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial termasuk
mengenai berbagai komponen dan peran para sistem.
2.
Teknologi Informasi
Konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen
teknologi informasi, yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak,
jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis internet.
3.
Aplikasi Bisnis
Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen, dan
keunggulan kompetitif bisnis.
4.
Proses Pengembangan
Bagaimana
para
praktisi
dan
pakar
informasi
merencanakan,
mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi untuk
memenuhi peluang bisnis.
5.
Tantangan Manajemen
Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi informasi
pada tingkat pemakai akhir, perusahaan, dan global dalam bisnis.
25
Tantangan
Manajemen
Aplikasi
Bisnis
Sistem
Informasi
Proses
Pengembangan
Teknologi
Informasi
Konsepkonsep Dasar
Gambar 1 Kerangka Kerja Sistem Informasi
2.1.7 Elemen-elemen Lingkungan Perusahaan
Menurut McLeod (p35, 2001), elemen-elemen lingkungan ini adalah
organisasi atau individu yang berada di luar perusahaan dan memiliki pengaruh
langsung atau tidak langsung pada perusahaan. Elemen-elemen ini ada delapan
dan berada dalam sistem yang lebih luas, yang disebut masyarakat. Gambar 2
menggambarkan perusahaan dalam konteks lingkungannya.
26
Gambar 2 Elemen-elemen lingkungan perusahaan
Pemasok menyediakan material, mesin, jasa, dan informasi yang
digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa. Barang dan jasa
ini dipasarkan kepada para pelanggan perusahaan yang mencakup pemakai saat
ini dan calon pemakai. Serikat pekerja adalah organisasi bagi tenaga kerja
terampil maupun tenaga kerja tidak terampil. Masyarakat keuangan terdiri dari
lembaga-lembaga yang mempengaruhi sumber daya yang tersedia bagi
perusahaan. Contohnya, meliputi bank dan lembaga peminjaman lainnya, serta
perusahaan-perusahaan investasi. Pemegang saham atau pemilik adalah orangorang yang menanamkan modal di perusahaan dan mewakili tingkat manajemen
tertinggi. Pesaing mencakup semua organisasi yang bersaing dengan perusahaan
di pasar. Pemerintah pada tingkat pusat, daerah dan lokal, memberikan kendalakendala dalam bentuk undang-undang dan peraturan, tetapi juga memberikan
27
bantuan dalam bentuk pembelian, informasi dan dana. Masyarakat global
adalah wilayah geografis tempat perusahaan melaksanakan operasinya.
Perusahaan menunjukkan tanggung jawabnya pada masyarakat global dengan
memperhatikan lingkungan alam, menyediakan produk dan jasa yang
meningkatkan kualitas hidup, dan beroperasi secara etis.
2.1.8 Analisis Sistem
Menurut McLeod (p128, 2001), analisis sistem merupakan suatu
pembelajaran atau pengertian terhadap sistem yang telah ada yang akan
digunakan dalam menciptakan sebuah sistem yang baru atau yang telah
diperbaharui.
Menurut Marakas (p23, 2005), analisis sistem merupakan pembelajaran
secara keseluruhan mengenai proses, prosedur dan sistem yang ada dan saling
terkait dalam suatu perusahaan.
2.1.9 Analisis SWOT
Menurut Robbins dan Coulter(p229, 2002), analisis SWOT adalah
analisis dari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan suatu organisasi dan
kesempatan-kesempatan serta ancaman-ancaman dari lingkungannya. Analisis
SWOT mempunyai peranan yang penting untuk mengetahui posisi perusahaan
dalam lingkungannya, dan demikian dapat ditentukan strategi yang tepat untuk
memenangkan posisi tersebut.
SWOT terdiri dari empat bagian, yaitu:
28
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan dengan baik
atau sumber daya yang dikendalikan.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan
baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak diliki
oleh perusahaan.
3. Peluang (Opportunity)
Peluang merupakan faktor-faktor lingkungan luar yang mempunyai pengaruh
positif terhadap perusahaan.
4. Ancaman (Treaths)
Ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan luar yang mempunyai
pengaruh negatif terhadap perusahaan.
Berikut merupakan diagram dari analisis SWOT :
Gambar 3 Diagram analisis SWOT
29
Kuadran
1 : Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana
perusahaan
memiliki
peluang
dan
kekuatan
sehingga
dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
(growth oriented strategy).
Kuadran
2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 :
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus
strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 :
Kuadran ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah
matrik SWOT. Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut. Matrik ini dapat menghasilkan empat
set kemungkinan alternatif strategi, seperti yang terdapat dalam tabel berikut.
30
Gambar 4 Matriks SWOT
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memamfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memamfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
31
2.1.10 Investasi
Menurut Sutojo (2000, p1), investasi merupakan upaya menanamkan
faktor-faktor produksi langka pada proyek tertentu. Proyek tersebut dapat
bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek yang sudah ada. Faktor-faktor
produksi langka itu dapat berbentuk:
1.
Dana
2.
Kekayaan Alam (natural resources)
3.
Tenaga ahli dan terampil
4.
Teknologi tingkat tinggi
Investasi mempunyai tujuan utama untuk memproleh berbagai macam
manfaat baik dari segi kuantitatif (manfaat finansial dan makro ekonomi),
kualitatif (manfaat politis, sosial, dan budaya), atau kombinasi dari keduanya.
Menurut Reilly (1986, p708), investasi merupakan komitmen pendanaan
untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil sebagai kompensasi
bagi investor selama selang waktu tersebut, tingkat inflasi selama periode waktu
tersebut dan risiko yang termasuk di dalamnya.
2.1.11 Pengertian Proses Bisnis
Proses bisnis adalah sebuah kelompok aktivitas yang saling berkaitan
yang menggunakan sumber daya organisasi untuk mendukung hasil yang telah
menjadi tujuan organisasi.
Sebuah proses bisnis yang baik tidak hanya sebuah proses bisnis yang
menghasilkan biaya yang lebih murah, proses yang lebih cepat, dan hasil yang
32
lebih terpercaya. Afiliasi perusahaan dengan pihak lain juga memegang peranan
dalam proses bisnis, afiliasi yang baik akan menunjang proses bisnis yang
semakin baik, afiliasi yang buruk akan memberikan nilai minus terhadap proses
bisnis yang bernilai plus.
2.1.12 Skala Pengukuran
Dalam penelitian kuantitatif, instrumen
akan digunakan untuk
mengumpulkan data. Masing-masing instrumen memiliki skala pengukuran.
Menurut Sugiyono (2005, P84), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang
ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap atau pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang.
Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel
kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif yang dapat berupa
kata-kata antara lain :
1. Sangat setuju / Setuju / Sangat Positif
2. Setuju / Sering / Positif
3. Ragu-ragu / Kadang-kadang / Netral
4. Tidak setuju / Hampir tidak pernah / Negatif
5. Sangat tidak setuju/ Tidak pernah / Sangat negatif
33
Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban tersebut dapat diberikan
skor, misalnya:
1. Sangat setuju / Setuju / Sangat Positif = 5
2. Setuju / Saling / Positif = 4
3. Ragu-ragu / Kadang-kadang/ Netral = 3
4. Tidak setuju / Tidak pernah/ Negatif = 2
5. Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/Sangat negatif = 1
2.2
Teori-Teori Khusus
2.2.1 RCS Sound Broadcast System
RCS adalah nama dari vendor penyedia aplikasi pendukung penyiaran
radio. Produk yang keluarkan oleh vendor ini adalah RCS Sound Broadcast
System. RCS Sound Broadcast System terbagi dari beberapa modul. PT Radio
Attahiriyah menggunakan RCS Sound Broadcast System, tetapi hanya empat
modul. Keempat itu adalah:
2.2.1.1
Modul Master Control
Modul master control berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut:
1. Sebagai Player Audio
2. Melakukan recording voice
3. Melakukan insert audio
4. Melakukan integrasi selector dan linker hingga menjadi
playlist yang akan on-air.
34
2.2.1.2
Modul Linker
Modul linker berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut:
1. Melakukan insert iklan
2. Melakukan insert program yang terdiri dari :
a. Adblibs
b. Tips
c. ID Radio
d. Sweeper
e. Image Promo Radio
3. Database iklan
4. Insert audio, dan lain-lain
5. Pelaporan iklan.
2.2.1.3
Modul Selector
Modul selector berfungi untuk melakukan tugas-tugas berikut:
1. Untuk melakukan inserting lagu.
2. Melakukan penjadwalan lagu.
3. Merekam voice track.
4. Pengkocokan lagu dengan aturan-aturan yang dapat disesuaikan.
5. Pelaporan lagu tayang.
2.2.1.4
Modul Air Wave
Modul air wave berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut:
1. Melakukan penjadwalan.
35
2. Input database : data klien, booking iklan, space iklan
3. Membangkitkan bukti siar dan laporan iklan lainnya.
2.2.2 Analisis Biaya Manfaat
Menurut Roy Sembel dan Sandra Sembel dalam artikelnya yang berjudul
”Strategi Mengambil Keputusan Instan”, analisis biaya manfaat adalah salah satu
strategi dalam pengambilan keputusan yang digunakan sebagai petunjuk untuk
melihat biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang bisa dipetik, dimana
analisis ini dilakukan dengan tetap mengacu pada tujuan yang ditetapkan.
Beberapa pendekatan untuk mengembangkan hubungan biaya manfaat
(cost-benefit) adalah:
2.2.2.1
Simple Return on Invesment (ROI)
Teknik ini disebut juga dengan accounting rate of return. Simple ROI ini
merupakan pengukuran terhadap tingkat pengembalian suatu investasi kepada
perusahaan, dengan cara rasio rata-rata pendapatan bersih proyek untuk tiap
tahun yang dibagi dengan investasi internal dalam proyek. Metode ini merupakan
metode yang biasa digunakan dalam pengolahan data dan proyek sistem
informasi.
2.2.3 Analisis Investasi
Investasi Sistem Informasi (SI) / Teknologi Informasi (TI) seringkali
hanya dipandang sebagai suatu biaya yang harus dikeluarkan tanpa tahu manfaat
apa yang akan diperoleh. Akan tetapi investasi terhadap suatu sistem aplikasi
terus dilakukan karena perusahaan melihat bahwa ada hubungan antara biaya TI
36
dengan performa ekonomi dari perusahaan. Biaya lebih mudah diidentifikasikan
dan dihitung dibandingkan manfaat, khususnya untuk manfaat yang sifatnya
tidak nyata (intangible). Sebagian besar manajer SI/TI dan perusahaan cenderung
tidak masuk ke dalam detil jika berbicara tentang manfaat tidak nyata karena
kedalaman analisisnya tidak jelas. Kebanyakan, cara praktis dalam menggunakan
pendekatan finansial berfokus pada manfaat nyata (tangible benefit), seperti
penghematan biaya, pengurangan pegawai dan sebagainya. Sayangnya,
pengurangan atau bahkan pengeliminasian kontribusi manfaat tidak nyata
terhadap implementasi SI/TI telah menurunkan nilai ekonomis dari investasi.
Berdasarkan persoalan ini, beberapa ahli memperkenalkan cara yang lebih
praktis untuk manajer SI/TI dan perusahaan untuk mendapatkan gambaran
tentang bagaimana investasi diukur, contohnya dengan menggunakan pendekatan
non-finansial. Beberapa orang percaya bahwa dua pendekatan harus digabungkan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat. Pada karya tulis ini, akan
digunakan metodologi ekonomi informasi yang menggabungkan kedua
pendekatan baik finansial maupun non-finansial untuk menilai dan melakukan
justifikasi terhadap investasi SI/TI.
2.2.4 Ekonomi Informasi (Information Economics)
2.2.4.1
Pengertian Ekonomi Informasi
Feasibility assessment merupakan suatu metode untuk mengevaluasi
kelayakan suatu proyek dengan melihat aspek finansial maupun non-finansial
terhadap kebutuhan organisasi yang telah ditetapkan, dan menilai prioritas
proyek-proyek yang ditawarkan. Menurut Graeser et al, kelayakan dapat saja
37
dalam bentuk biaya, manfaat, nilai, atau hal-hal yang berkaitan dengan sosial
teknikal (1998, p90). Menurut Adrian M, McDonough, ekonomi informasi
adalah sebuah pembelajaran tentang pengalokasian dari sumber daya langka
dalam
organisasi.
Ekonomi
informasi,
terutama
berkonsentrasi
pada
pengalokasian sumber daya pengetahuan penyimpanan barang (inventory).
Untuk memperoleh informasi melalui pemrosesan data dan untuk penggunaan
yang efektif dari kedua pengetahuan akan penyimpanan barang (inventory) dan
pemrosesan informasi oleh masing-masing individu dalam sebuah perusahaan /
organisasi. Sedangkan menurut Robson (1997, p237), ekonomi informasi secara
eksplisit mengevaluasi alternatif investasi dengan mengidentifikasi, dan lalu
mengevaluasi, memberikan skor, dan memberikan peringkat faktor positif yang
potensial (nilai) dan faktor negatif (risiko atau ketidakpastian) yang potensial,
dari sekumpulan kandidat investasi.
Salah satu metode untuk melakukan penilaian terhadap kelayakan proyek
adalah
ekonomi
informasi,
yang
dikembangkan
oleh
Parker
untuk
menghubungkan kinerja bisnis dengan teknologi informasi. Menurut Parker (p5,
1988), ekonomi informasi merupakan sekumpulan alat hitung untuk mengukur
manfaat dan biaya dari proyek teknologi informasi. Dalam analisis ekonomi
informasi digunakan Analisis dua segi, yaitu segi bisnis dan segi teknologi,
sehingga dapat dibedakan dari justifikasi biaya tradisional yang berangkat dari
analisis biaya dan manfaat (Cost and Benefit Analysis).
Pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat dengan tiga
hal penting yang saling berhubungan yaitu:
38
1. Biaya (Cost) Domain Teknologi adalah berupa biaya tetap dan biaya
variabel yang diperlukan untuk membangun sistem.
2. Manfaat (Benefit) Domain Bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan
atau peningkatan kinerja atau revenue.
3. Nilai (Value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI,
yang tercermin pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang
maupun masa yang akan datang.
i.
Biaya (Cost)
Cost adalah akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam
mencapai suatu tujuan tertentu, semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk
suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar
yang berlaku baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Menurut Parker (p90, 1988), biaya (cost) merupakan suatu pengukuran atas
jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah produk. Dalam
ekonomi informasi terdapat 2 jenis biaya, yaitu biaya pengembangan
(development cost) dan biaya berjalan (ongoing cost). Biaya pemeliharaan
(maintenance) termasuk dalam biaya berjalan.
ii.
Manfaat (Benefit)
Menurut Remenyi (p40, 1995), manfaat (benefit) dari teknologi informasi
merupakan suatu keuntungan atau kelebihan yang diperoleh dengan teknologi
informasi terhadap suatu perusahaan yang bersedia untuk membayar atas
penggunaan teknologi informasi tersebut.
iii.
Nilai (Value)
39
Nilai (value) didasarkan atas manfaat yang diperoleh dari kinerja bisnis
saat ini dan di masa mendatang (Parker,1988 p64). Manfaat yang akan
meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan merupakan value yang mana
perusahaan berkeinginan untuk menginvestasikannya.
Pada model ini, manfaat ditentukan melalui kombinasi dari analisis enhanced
ROI, penilaian bidang bisnis, dan penilaian bidang teknologi.
2.2.4.2
Kerangka Ekonomi Informasi
Gambar 5 Kerangka Ekonomi Informasi
Gambar 1 (Ranti, 2005) menunjukkan kerangka penilaian investasi
dengan menggunakan metodologi ekonomi informasi (information economics),
dimana pada akhir penilaian akan didapatkan sebuah skor angka yang
menunjukkan nilai ekonomis dari suatu investasi SI/TI. Dari Gambar 5, di atas
dapat dilihat bahwa Parker menglasifikasikan manfaat SI/TI ke dalam tiga bagian
(Parker, 1988) yaitu:
40
1. Tangible benefit
Manfaat nyata atau yang berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan
perusahaan.
Contohnya,
meningkatkan
produktivitas,
mengurangi
penggunaan kertas, dan sebagainya. Analisis terhadap tangible benefit atau
yang bersifat kuantitatif menggunakan perhitungan dengan metode ROI
sederhana - Traditional Cost-Benefit Analysis (TCBA).
2. Quasi benefit
Manfaat yang berada di ruang “abu-abu”, atau yang berpengaruh langsung
terhadap keuntungan tetapi susah dihitung ataupun sebaliknya, tidak
berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan tetapi dapat dihitung.
Contohnya memperbaiki proses perencanaan, perbaikan pengambilan
keputusan, dan sebagainya. Analisis terhadap quasi benefit menggunakan
perhitungan dengan:
a.
Value
acceleration
(VA):
percepatan
perolehan
manfaat
dan
penghematan biaya karena hubungan dua fungsi dalam hubungan sebab
akibat, biasanya dipicu oleh suatu waktu atau perbaikan di bagian lain
(ripple effect).
b.
Value linking (VL) : sama dengan value acceleration tetapi tidak
bergantung pada waktu.
c.
Value restructuring (VR): mengacu pada nilai yang berhubungan
dengan suatu pekerjaan atau fungsi bagian, diukur dengan peningkatan
produktivitas yang didapat dari usaha pada suatu bagian dari aktivitas
dengan manfaat yang lebih rendah menjadi meningkat lebih tinggi.
41
d.
Innovation valuation : aplikasi SI/TI yang inovatif menjadi penggerak
dalam perubahan strategi bisnis, produk dan layanan, serta domain
bisnis dari organisasi.
3. Intangible benefit
Manfaat tidak nyata atau yang dapat dilihat mempunyai dampak positif bagi
perusahaan, tetapi tidak secara langsung berpengaruh pada keuntungan.
Contohnya meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan moral pegawai,
dan sebagainya. Analisis terhadap intangible benefit menggunakan dua
penilaian yaitu:
a.
Domain Bisnis (Business Domain)
Menurut Parker (1988, p144) faktor-faktor unik dalam domain bisnis,
diantaranya adalah:
i.
Strategic Match (SM)
Strategic Match memfokuskan diri pada keterkaitan antara
teknologi informasi, dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan.
Nilai ini menyediakan sebuah jalan dalam meningkatkan nilai atau
skor dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung langsung dalam
pencapaian tujuan bisnis.
ii.
Competitive Advantage (CA)
Competitive Advantage termasuk strategi utama yang diikuti oleh
bisnis dan termasuk sebuah implementasi dari cost leadership,
differentiation atau fokus gradasi penilaian sangat berbeda untuk
setiap tipe strategi.
42
Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan
menginginkan peningkatan competitive advantages
1. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur
industri, contoh mengubah kapasitas industri,
2. Perusahaan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam bisnis
yang dijalani. Artinya perusahaan harus mendukung inisiatif
yang dapat membedakan produk perusahaan atau pelayanannya
atau bahkan merubah lingkup persaingan dari bisnis tersebut.
Menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan produk
tersebut harus menjadi nilai lebih di mata pelanggan.
3. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. ada
beberapa cara yang dapat dikontribusikan untuk sebuah inisiatif
untuk competitive advantage, termasuk inisiatif untuk teknologi
informasi untuk menjual atau menggunakan informasi sebagai
hasil tambahan dari bisnis sekarang ini.
iii.
Competitive Response (CR)
Competitive Response mengukur tingkat dimana kegagalan sistem
dapat menyebabkan ancaman persaingan bagi perusahaan. Hal ini
dapat muncul dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan
pelayanan, produk, pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh
industri, serta beberapa otoritas dalam menjalankan sistem sebagai
kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis.
43
iv.
Management Information (MI)
Management Information berfokus pada seberapa jauh proyek
teknologi informasi atau sistem informasi akan menyediakan
informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau line of
business perusahaan.
v.
Project or Organization Risk (OR)
Organization Risk berfokus pada tingkat dimana organisasi mampu
membawa perubahan yang dibutuhkan oleh proyek. Evaluasi
berfokus pada pemakai atau domain bisnis organisasi, bukan pada
organisasi teknikal. Komponen dari kapasitas organisasi meliputi
dukungan
manjemen
untuk
berubah,
kedewasaan
dalam
komputerisasi di dalam organisasi, penilaian realistis atas tugas-tugas
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek melalui pemahaman
atas proses dan fungsi bisnis yang penting.
b.
Technology Domain
Komponen-komponen penilaian dari domain ini antara lain:
i. Strategic IS architecture : manfaat proyek SI/TI diukur melalui
tingkat kesesuaian proyek tersebut terhadap perencanaan SI/TI secara
keseluruhan.
ii. Definitional Uncertainty : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa
besar ketidakpastian akibat perubahan dari target.
iii. Technical Uncertainty : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa
besar ketergantungan proyek terhadap keahlian, perangkat keras,
perangkat lunak dan sistem.
44
iv. Infrastructure Risk : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa
pentingnya investasi non proyek untuk mengakomodasi proyek ini.
Kategori manfaat 1 (tangible) dan 2 (quasi tangible) menggunakan
pendekatan finansial enhanced ROI, dimana hasil penilaiannya menghasilkan
suatu nilai moneter dan skor angka sedangkan kategori manfaat ketiga
menggunakan pendekatan non finansial (domain bisnis dan teknologi), dimana
hasil penilaiannya adalah sebuah skor angka. Pada kategori ketiga ini, skor
berkisar dari 0-5.
Dengan demikian, nilai proyek SI/TI diukur dengan formula berikut ini (Parker,
1988, p102):
Skor Proyek = Enhanched ROI + bobot bidang bisnis + bobot bidang
teknologi
Enhanched ROI = Traditional ROI + Value Linking + Value
Acceleration + Value Restructuring + Innovation
Valuation
2.2.4.3
Evaluasi Ekonomi Informasi
Berikut merupakan gambar dari evaluasi ekonomi informasi (Parker,
1988, p198):
45
Gambar 6 Evaluasi Ekonomi Informasi
Dari gambar di atas, dapat dilihat langkah-langkah untuk mengevaluasi
ekonomi informasi atas investasi suatu perusahaan terhadap suatu produk dan
jasa.
1.
Mendefinisikan dan mengidentifikasi para partisipan yang mempunyai
peranan yang penting dalam proses evaluasi ekonomi informasi perusahaan
yang terkait dengan investasi proyek. Partisipan ini sangat penting untuk
evaluasi ekonomi informasi, karena akan menjadi narasumber akan data
dan informasi. Proses ini sangat penting dilakukan untuk membuat ukuran
akan nilai, biaya yang dibutuhkan dab sumber daya potensial akan
kegagalan atau resiko yang akan dihadapi. Hasil dari proses ini berupa
kesepakatan para partisipan akan nilai yang diperoleh.
2.
Evaluasi yang dilakukan mencakup kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi dalam bisnis yang dijalani (business feasibility), berupa nilai dan
pengaruh dari investasi terhadap performansi perusahaan. Evaluasi ini
menyangkut strategic match, competitive advantage, competitive response,
dan lain-lain.
46
3.
Evaluasi terhadap technical viability, termasuk identifikasi resiko-resiko
yang mungkin terjadi. Evaluasi ini menyangkut strategic IT architecture,
IT strategic risk, dan lain-lain.
4.
Dari nilai atau bobot yang sudah ditentukan sebagai hasil kesepakatan yang
diberikan oleh para partisipan, diperoleh nilai dan manfaat dari investasi
dan predikat yang dicapai.
2.2.5 Analisis Bisnis Domain dan Teknologi Domain
Biasanya setelah melewati waktu satu tahun total biaya dari domain
teknologi diharapkan dapat seimbang dengan kredit (credits) biaya pemulihan
yang dibebankan (charges) kepada pengguna bisnis. Pengeluaran biaya yang
dilakukan oleh domain bisnis harus menyesuaikan dengan kebutuhan domain
teknologi.
Pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah substitusikan nilai
untuk manfaat, dan kedua, pisahkan biaya aktual dari pelayanan yang
berlangsung dalam domain teknologi dengan distribusi biaya dalam domain
bisnis. Maka para manajer bisnis dapat menjustifikasi domain bisnis, dan para
manajer TI dapat mengatur ketersediaan teknologi.
Perbedaan nilai dan biaya di dalam kedua domain terlihat pada Gambar 6.
Dari perspektif domain bisnis, nilai diciptakan dengan menggunakan TI untuk
menciptakan keuntungan, mengurangi biaya, meningkatkan efektivitas atau nilai.
Sedangkan dari perspektif domain teknologi, nilai-nilai pada domain bisnis
adalah sama seperti untuk manfaat yang diperoleh para pengguna sistem
informasi.
47
H
H
H
H
Gambar 7 Model Analisis Dua Domain Dalam Information Economics
Hubungan antara biaya domain teknologi yang terkait erat dengan
manfaat Domain Bisnis (seperti ditunjuk pada Gambar 6) merupakan cerminan
value yang diperoleh atas pengaplikasian TI. Pada Gambar 6 ini, menjelaskan
pula adanya perbedaan antara biaya dan value pada kedua domain. Dari sisi
Domain Bisnis, value dapat tercipta dengan adanya TI yang menghasilkan
revenue, menurunkan biaya, dan meningkatkan kinerja. Sedangkan dari sisi
domain teknologi, value domain bisnis tersebut sama saja, yang merupakan
manfaat atas pelayanan TI.
2.2.5.1
Bisnis Domain
Domain bisnis adalah variabel yang ditambahkan dalam menghitung nilai
total dari sebuah proyek TI dalam membuat ranking keseluruhan dari proyek
menjadi realistis. Variabel ini ditambahkan untuk menghitung faktor-faktor yang
48
tidak dapat secara langsung dihitung oleh ROI sederhana dengan kata lain untuk
menghitung manfaat-manfaat yang bersifat intangible.
Faktor – faktor dalam business domain antara lain :
A. Strategic Values
1. Strategic Match (SM)
SM lebih fokus pada keterkaitan antara sistem informasi dalam
pencapaian tujuan strategis perusahaan. Nilai ini menyediakan sebuah jalan
dalam meningkatkan nilai dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung
langsung dalam pencapaian tujuan bisnis.
2. Competitive Advantage (CA)
CA termasuk strategi utama yang diikuti oleh bisnis dan termasuk sebuah
implementasi dari cost leadership, differentiation atau fokus. Gradasi penilaian
sangat berbeda untuk setiap tipe strategi.
Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan
menginginkan peningkatan CA :
a. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur industri.
Contoh : mengubah kapasitas industri.
b. Perubahan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam menjalani bisnis.
Perusahaan harus mendukung inisiatif yang dapat membedakan produk
perusahaan atau pelayanan atau bahkan merubah lingkup persaingan dari
bisnis. Contoh : menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan tersebut
harus menjadi nilai utama di mata pelanggan.
c. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. Ada beberapa cara
yang dapat dikontribusikan oleh sebuah inisiatif untuk CA, termasuk inisiatif
49
TI untuk menjual atau menggunakan informasi sebagai by-product (hasil
tambahan) dari bisnis sekarang ini.
3. Competitive Response (CR)
CR mengukur akibat atau kerugian dari ditundanya implementasi proyek
sistem informasi terhadap posisi kompetitif perusahaan. Hal ini dapat muncul
dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan pelayanan, produk,
pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh industri, serta beberapa otoritas
dalam menjalankan sistem sebagai kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis.
4. Management Information for CSF’s (MI)
MI berfokus pada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan menyediakan
informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau Line of Business
perusahaan. (Management Information Support of Core Activities). Penilaian
(skor) dalam kategori ini tergantung dari derajat dimana inisiatif dalam
menyediakan informasi manajemen yang mengijinkan pembuat keputusan untuk
menaksir operasi dan untuk membuat mereka menjadi lebih efektif, dan
menguntungkan bagi perusahaan secara materiil.
B. Stakeholder Values
1. Service and Quality (SQ)
SQ berfokus pada peningkatan pelayanan dan kualitas perusahaan. Pada
awal 1990, bermunculan buku yang berisi tentang pentingnya inisiatif SQ.
Dalam setiap perusahaan, inisiatif yang bertujuan untuk memperbaiki tingkatan
SQ sangat banyak. Masalahnya adalah perusahaan bekerja terisolasi, masingmasing fungsi, departemen, bekerja sendiri-sendiri. Kurangnya koordinasi antar
50
departemen tersebut dapat mengakibatkan penurunan pelayanan terhadap
pelanggan dan penurunan kualitas kerja perusahaan.
2. Agility, Learning & Empowerment (ALE)
ALE memfokuskan diri dalam membuat pekerja dan proses bisnis
menjadi lebih fleksibel dan lebih murah beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi didalam perusahaan. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan para pekerja
sangatlah penting. Mengapa demikian? Karena tinggi rendahnya tingkat ALE
pekerja dapat mempengaruhi kemampuan kompetitif atau bersaing perusahaan.
Oleh karena itu, perlu selalu diadakan pelatihan kualitas pengetahuan pekerja
bisa menjadi semakin baik.
3. Cycle Time (CT)
CT memfokuskan diri pada setiap elemen dalam proses, dari menciptakan
sebuah budaya inovatif yang menstimulasi ide adanya produk baru sampai
dengan pengembangan sukses, produksi, dan pengiriman ke pelanggan pada
sekali waktu yang akan menciptakan standar industri baru atau pelatihan yang
terbaik. Hal ini diterjemahkan ke dalam produk yang bergerak dari R&D ke
dalam produksi yang lebih cepat, produk yang bergerak dari produsen sampai
dengan produksi menuju permintaan pelanggan lewat teknis mass customization
lebih cepat daripada supplier pesaing. Semua elemen dari CT memfokuskan diri
pada CT sebagai strategi kompetitif.
51
C. Competitive Strategy Risk
1. Business Strategy Risk (BSR)
BSR berfokus pada identifikasi risiko bisnis yang muncul akibat suatu
implementasi TI. Risiko ini bersifat jangka panjang yang dapat mempengaruhi
strategi dan proses bisnis yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
D. Organization Strategy Risk and Uncertainty
1. Business Organization Risk (BOR)
BOR memfokuskan diri pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi
dengan perubahan atas perencanaan bisnis organisasi. BOR ini merupakan risiko
jangka pendek yang cocok dengan BPR (Business Proses Reenginering) dan
restrukturasi organisasi. Hal tersebut merefleksikan tingkatan dari sejumlah
komponen bisnis organisasi yang terkait. Ini termasuk rencana bisnis in-place,
perubahan sistem manajemen, rencana kontigensi, dan kebutuhan pasar yang
telah didefinisikan dan dimengerti dengan baik.
2.2.5.2
Teknologi Domain
Variabel yang terdapat dalam domain teknologi lebih membahas pada
risiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi pada sebuah
proyek. Menurut Parker (1996, p324), terdapat empat variabel dalam domain
teknologi yang digunakan untuk menghitung manfaat-manfaat maupun risiko
yang bersifat intangible yaitu :
A. Strategic Values
1. Strategic IT Architecture (SITA)
52
SITA berfokus pada keterkaitan antara implementasi TI yang sudah
dilakukan dengan perencanaan strategis TI perusahaan secara keseluruhan. Aliansi
ini direfleksikan dalam perencanaan TI (blueprint), yang menyediakan struktur ke
dalam data masa depan, sistem, kecocokan inisiatif dan mengidentifikasikan
prioritas. Suatu implementasi TI yang baik harus mampu menunjang strategi
sistem informasi secara keseluruhan untuk merefleksikan rencana TI yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
B. Competitive Strategy Risk
1. IT Strategic Risk (ITSR)
ITSR memfokuskan diri pada competitive strategy risk yang ada sebagai
hasil dari perubahan struktur bisnis, termasuk aliansi, joint venture, dan kebutuhan
untuk mendukung perusahaan selama menyesuaikan dengan permintaan baru dari
pasar. ITSR menilai risiko yang mungkin terjadi dari strategi risiko jangka
panjang, dilihat dari segi arsitektur, ketergantungan sistem, dan perubahan bisnis.
Ketepatan pengaturan strategi TI sangat dibutuhkan agar jika sewaktu-waktu
terjadi perubahan atas struktur perusahaan atau proses bisnis, TI tersebut bisa
beradaptasi dengan baik.
C. Organization Strategy Risk & Uncertainty
1. IT Definitional Uncertanty (ITDU)
ITDU berfokus pada risiko yang mungkin timbul akibat adanya
ketidakpastian akan kebutuhan. Umumnya, ITDU mendefinisikan ketidakpastian
yang membebani spesifikasi dari tujuan perusahaan (pengguna atau bisnis) yang
dikomunikasikan
pada
staff
proyek
TI.
Ketika
pengguna
tidak
dapat
53
mendeskripsikan masalah dengan baik, atau masalah terus berubah secara konstan,
kelompok TI ditekan untuk menjawab dengan jawaban yang benar dan layak. Jika
kebutuhan sudah ditetapkan dengan tepat tanpa terjadi perubahan lagi, maka akan
lebih mudah bagi staff TI untuk menyediakan sistem yang sesuai dengan
kebutuhan para pengguna.
2. IT Technical and Implementation
Faktor ini digunakan untuk mengetahui kesiapan teknis dalam
mengimplementasikan proyek teknologi informasi, ada lima komponen utama
dalam sistem informasi technical and implementation risk (ITTR) yaitu :
keterampilan yang dibutuhkan, ketergantungan perangkat keras, ketergantungan
perangkat lunak (selain perangkat lunak aplikasi), ketergantungan perangkat lunak
aplikasi, dan ketergantungan implementasi aplikasi itu sendiri.
3. IT Service Delivery Risk (ISDR)
ISDR memfokuskan diri pada rencana jangka pendek organisasi dalam
computer service delivery. ISDR ini berfokus untuk mengukur dan mengetahui
seberapa besar risiko yang akan dihadapi perusahaan dengan adanya sistem baru.
Risiko ini bersifat jangka pendek dan bisa terjadi karena kegagalan dari sistem
baru tersebut maupun karena belum beradaptasinya pengguna terhadap sistem
yang baru.
2.2.6
Lembar Kerja untuk Menghitung ROI
Untuk menghitung ROI sederhana, digunakan tiga lembar kerja :
1. Development Cost Worksheet (Lembar Kerja Biaya Pengembangan)
54
Lembar kerja yang berisi semua biaya awal pembangunan proyek pada
tahun pertama. Dalam lembar kerja biaya pengembangan ini, terdiri atas lima
kategori : (1) usaha pengembangan; (2) perangkat keras baru; (3) pembelian
perangkat lunak baru; (4) pelatihan pengguna; dan (5) biaya lain-lain.
Usaha
pengembangan
meliputi
biaya
penambahan
sistem
dan
programming, dan dukungan staff tambahan seperti data administrasi. Perangkat
keras baru merefleksikan biaya tambahan untuk sambungan, printer, dan
komunikasi. Perangkat lunak baru meliputi pembelian perangkat lunak atau
penyewaan perangkat lunak baru, dan pelatihan pengguna merefleksikan biaya
pendidikan dan pembelajaran. Untuk biaya lain-lain, termasuk pengujian,
merupakan kategori yang terakhir. Lembar kerja harus dikembangkan setiap
tahunnya dengan pengadaan biaya pengembangan.
Gambar 8 Development Cost Worksheet
55
2. Ongoing Expenses Worksheet (Lembar Kerja Biaya Berjalan)
Lembar kerja berisi biaya berjalan dan biaya yang akan datang dari awal
proyek hingga tahun terakhir proyek. Untuk biaya berjalan, dibagi menjadi lima
kategori, yaitu :
(1) Pemeliharaan aplikasi perangkat lunak;
(2) Penambahan biaya data storage;
(3) Penambahan komunikasi;
(4) Penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras;
(5) Persediaan;
Biaya pemeliharaan aplikasi perangkat lunak diperoleh dari penghitungan
jumlah hari pengembangan (dari lembar kerja biaya pengembangan). Biaya
penambahan data storage adalah hasil dari penghitungan jumlah megabytes
dengan penghitungan biaya megabytes. Biaya penambahan komunikasi adalah
biaya yang berhubungan dengan sambungan telepon, pesan-pesan, dan
sebagainya. Biaya yang berhubungan dengan penyewaan perangkat lunak dan
perangkat keras yang baru diketahui bersamaan dengan pasokan dan biaya-biaya
lainnya. Seperti lembar kerja biaya pengembangan, lembar kerja biaya berjalan
harus dikembangkan setiap tahunnya, sehingga biaya diharapkan dapat
diperoleh.
56
Gambar 9 Ongoing Expenses Worksheet
3. Economic Impact Worksheet (Lembar Kerja Dampak Ekonomis)
Lembar kerja ke-3 merangkum dampak ekonomis dari proyek. Penilaian
dampak ekonomis didasarkan pada hubungan garis lurus untuk menghitung ROI
sederhana dari periode aliran kas bersih selama 5 tahun.
Bagian utama lembar kerja ini adalah pertama, membuat biaya bersih
investasi yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung dari
Development Cost Worksheet. Kedua, membuat alur dana tahunan (yearly cash
flows) yang didapat langsung dari manfaat ekonomis bersih (net economic
benefit), dijumlahkan dengan pengurangan biaya operasional (operating cost
reduction) menghasilkan pendapatan sebelum pajak (pre tax income). Lalu
dikurangi ongoing expenses. Simple ROI dikalkulasi dari pembagian rata-rata net
57
cash flow selama 5 tahun dibagi net investment required. Setelah mendapat
simple ROI, maka skor proyek dapat ditentukan.
Gambar 10 Economic Impact worksheet
2.2.7
Faktor-faktor dalam Menghitung Skor Proyek
Dalam memperoleh skor proyek diperlukan pembobotan dari tiga
faktor (gambar 10 ), yaitu Weighted Simple ROI, Weighted Business Domain,
dan Weighted Technology Domain.
Weighted
Simple
+
ROI
(Quantification)
Weighted
Weighted
Business
+ Technology = PROJECT
Domain
Domain
SCORE
(Assessment)
(Assessment)
Gambar 11 Faktor-faktor dalam menghitung project score
Weighted Simple ROI merupakan teknik pembenaran keuangan yang
digunakan untuk mengukur dan menetapkan aplikasi teknologi informasi yang
potensial. Lima variabel yang dipertimbangkan dalam menghitung ROI
Sederhana, yaitu Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA), Value Linking,
Value Acceleration, Value Restructuring, Innovation Valuation. Traditional
58
Cost Benefit Analysis mutlak dilakukan, sedangkan empat variabel lainnya
dapat dilakukan setelah implementasi proyek.
Gambar 12 Weighted Simple ROI
Untuk mendapatkan bobot domain bisnis, meliputi faktor-faktor
penentuan seperti Management Information, Competitive Response, dan
Organizational Risks.
Sedangkan untuk mendapatkan bobot domain teknologi meliputi faktorfaktor penentuan seperti nilai dan risiko untuk Strategic IS Architecture,
Definition Uncertainty, Technical Uncertainty dan IS Infrastructure Risk.
Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan teknologi, terdapat beberapa
variabel yang perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui lembaran
kuesioner maupun wawancara.
2.2.8
Value Linking dan Value Acceleration
Value Linking dan Value Acceleration merupakan teknik dan konsep
yang sangat berkaitan erat. Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara
keuangan kombinasi dampak dan fungsi peningkatan kinerja dan hasil yang tetap
dari fungsi-fungsi yang terpisah. Hal tersebut menunjukkan dampak perubahan
dalam suatu fungsi atau proses.
59
Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi secara keuangan
akselerasi dari manfaat dan biaya setiap waktu, karena terhubungnya dua
departemen atau fungsi dalam hubungan sebabakibatnya. Teknik ini merujuk
pada masalah ketergantungan waktu, seperti menyebabkan pendapatan manfaat
lebih awal.
2.2.9
Value Restructuring
Value Restructuring merupakan gabungan value dengan restrukturisasi
kerja maupun fungsi dari departmen. Value restructuring mengukur peningkatan
produktifitas yang dihasilkan dari perubahan organisasi. Value Restructuring
berkaitan dengan dampak teknologi informasi untuk menghasilkan pengukuran
melalui peningkatan produktivitas.
2.2.10 Innovation Value
Inovasi menciptakan fungsi baru bersamaan dengan domain bisnis.
Sehingga mengubah cara perusahaan dalam mengendalikan bisnis. Teknik
penilaian inovasi ini diaplikasikan ketika masalah keuangan berubah dari cara
pengukuran biasa ke cara alternatif pengukuran yang lain.
2.2.11 Penilaian Domain Bisnis
Beberapa nilai dan biaya tidak direfleksikan dalam penghitungan ROI
sederhana. Sebagian termasuk dalam domain bisnis, dan sebagian lagi termasuk
di dalam domain teknologi. Faktor-faktor tersebut diteliti dalam hubungannya
dengan ROI sederhana yang memberikan perspektif yang lebih seimbang dari
60
alternatif investasi dalam perusahaan. Konsep baru berdasarkan kinerja bisnis,
dan biaya berdasarkan risiko bisnis dan teknik, melengkapi kesesuaian teknik
baru yang digunakan untuk membuat ROI sederhana.
1.
Faktor Strategic Match
Strategic Match berfokus pada tingkat TI atau MIS dalam
mendukung proyek maupun penyelarasan dalam perusahaan dan bidang
bisnis untuk menghasilkan tujuan strategis. Hal ini memberikan
kesempatan dalam menghasilkan skor dari inovasi maupun penyelarasan
aplikasi yang mendukung secara langsung dalam pencapaian tujuan
bisnis.
2.
Faktor Competitive Advantage
Penilaian dalam keunggulan bersaing didasarkan pada strategi
utama yang diikuti oleh bisnis. Hal ini sebagai implementasi dari biaya
kepemimpinan, diferensiasi, atau pemfokusan. Kumpulan gradasi
penilaian sangat berbeda untuk setiap jenis strateginya.
Mekanisme penilaian untuk mendukung biaya kepemimpinan
dikumpulkan dari semua pencegahan biaya, pengurangan biaya, dan
identifikasi serta eksploitasi dari segala sumber daya keuntungan biaya.
Penilaian
strategi
diferensiasi
harus
dibuat
dalam
skala
yang
dikumpulkan dari segala faktor yang membuat produk menjadi unik.
Sebagai tambahan, faktor unik tersebut harus dinilai oleh pelanggan. Dan
pada akhirnya, fokus dari strategi bertumpu pada segmen target
perusahaan sebagai bagian dari kumpulan keseluruhan atau total potensial
pasar (market potential). Setiap perusahaan harus mengembangkan rating
61
gradasi yang merefleksikan secara tepat implementasi strategi yang telah
terpilih.
Sehingga pada intinya, hal tersebut berfokus pada tingkat dimana
proyek teknologi informasi atau sistem informasi manajemen mendukung
perusahaan untuk mempertahankan ataupun meningkatkan keunggulan
bersaingnya.
3.
Faktor Management Information
Faktor ketiga yang diukur dalam domain bisnis ini tergantung dari
tingkat proyek dalam menyediakan informasi manajemen dalam aktivitas
inti perusahaan maupun bagi bidang bisnis. Contoh-contoh informasi
manajemen untuk aktivitas inti, meliputi :
•
Perencanaan Strategis : Pelayanan, Pemasaran, Kapasitas
Perencanaan Produk, Penaksiran Fasilitas.
•
Kontrol Manajemen : Budget, Target Penjualan, Kinerja
Pelayanan, Kapasitas, Pemanfaatan Fasilitas.
•
Kontrol Operasional : Customer Service , Informasi, Klaim,
Kapasitas, Penjadwalan Fasilitas.
Definisi dari aktivitas inti yang spesifik bagi perusahaan
merupakan
hal
yang
penting
bagi
setiap
organisasi.
Sebagai
konsekuensinya, walaupun definisi aktivitas inti akan berbeda, tetapi
gradasi penilaian yang diaplikasikan dengan aktivitas inti tidak akan
berbeda. Sebelum memulai prosesnya, aktivitas inti perusahaaan yang
spesifik harus ditentukan terlebih dahulu.
62
Faktor ini memberikan kesempatan untuk mempengaruhi aplikasi
secara positif dengan penyediaan informasi manajemen yang lebih baik
dan sistem untuk mendukung strategi bisnis.
4.
Faktor Competitive Response
Faktor ini mengukur tingkat untuk kerugian yang disebabkan oleh
sistem yang mengakibatkan kegagalan bersaing bagi perusahaan. Hal ini
dapat terjadi karena para pesaing telah menyediakan pelayanan, produk,
pertukaran data, maupun industri yang mendukung kemampuan maupun
pemberian mandat kepada sistem untuk kelangsungan aktivitas bisnis.
Competitive
Response
memberikan
kesempatan
dalam
mengekspresikan peluang untuk aplikasi inovatif dari keseluruhan
pengukuran ekonomi. Selain itu juga menyediakan elemen waktu sebagai
penolakan perintah untuk mengimplementasikan aplikasi strategis.
5.
Faktor Project atau Organizational Risk
Risiko
proyek
maupun
organisasi
menitikberatkan
pada
kemampuan organisasi dalam membuat perubahan yang dibutuhkan oleh
proyek. Evaluasi berhubungan dengan pengguna maupun organisasi
domain bisnis, bukan organisasi teknik. Komponen dari kapasitas
organisasi meliputi dukungan manajemen untuk perubahan, pendewasaan
penggunaan komputer dalam organisasi, pengukuran nyata dari tugas-tugas penting untuk melengkapi proyek dengan pemahaman di bawah
proses bisnis dan fungsinya.
63
Hal ini memberikan kesempatan untuk mengekspresikan risiko
proyek yang dibutuhkan oleh produk, pelanggan, atau perubahan pasar,
misalnya dampak proyek. Kesiapan dalam organisasi domain bisnis
meliputi faktor-faktor pemasaran, pendewasaan industri, dan pengalaman
terdahulu dari bisnis yang sama. Risiko proyek maupun organisasi ini
adalah faktor negatif yang berarti penilaian tertinggi merepresentasikan
risiko terbesar dan mungkin saja akan mengurangi keinginan akan proyek
tersebut.
2.2.12 Penilaian Domain Teknologi
Faktor-faktor ini menyediakan suatu konteks strategi teknologi dengan
alternatif investasi teknologi informasi.
1. Faktor Strategic IS Architecture
Strategic IS architecture mengevaluasi tingkat untuk proyek yang
diselaraskan dengan keseluruhan strategi sistem informasi. Penyelarasan
ini direfleksikan dalam perencanaan sistem informasi (cetakan biru).
Cetakan biru ini dihasilkan dalam prioritas pengembangan sistem yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan rencana.
2. Faktor Definitional Uncertainty
Dengan adanya perubahan maka timbul ketidakpastian. Teknologi
berubah seiring dengan kemampuan perusahaan dalam bermanifestasi
dalam berbagai cara.
64
Perubahan pertama, merubah elemen tunggal dalam proses yang
melibatkan risiko yang dapat diisolasi ke sebuah posisi atau posisi
tunggal.
Perubahan kedua, berhubungan dengan perubahan sejumlah
elemen dalam proses untuk menghasilkan produk akhir yang sama.
Perubahan
ketiga,
berhubungan
dengan
penyesuaian
dan
pengakomodasian di dalam dan di luar perusahaan
Definitional uncertainty merupakan tingkat penyampaian dalam
berpindah target dan menilai sejauh mana tingkat suatu persyaratan atau
penspesifikasian diketahui.
3. Faktor Technical Uncertainty
Risiko lainnya yang dapat dikenali dalam domain teknologi
adalah technical uncertainty, yang menilai kesiapan domain teknologi
dalam menjalankan proyek. Penilaian terbagi menjadi empat bagian yang
terpisah, yaitu dibutuhkan keahlian, ketergantungan perangkat keras,
ketergantungan perangkat lunak, dan aplikasi perangkat lunak.
Tujuan penilaian ini bukan untuk menekan perencanaan
penolakan risiko, tetapi lebih kepada pengenalan risiko dan menekan
kesiapan dan persipan yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek.
4. Faktor IS Infrastructure Risk
Faktor ini menilai tingkat investasi non-proyek yang penting
untuk mengakomodasi proyek. Dan merupakan penilaian lingkungan
yang melibatkan faktor-faktor seperti administrasi data (misalnya
kebutuhan
kamus
data
baru),
komunikasi
(misalnya
kebutuhan
65
kemampuan komunikasi dalam bentuk baru), dan sistem terdistribusi
(seperti metode akses data yang dibutuhkan). Penekanan dalam hal ini
adalah keseluruhan organisasi sistem informasi, termasuk perangkat
keras, perangkat lunak, dan staff dalam bentuk investasi penting yang
diperlukan untuk mengakomodasi proyek yang diusulkan.
2.2.13 Pembobotan Korporasi (Corporate Values)
Pembobotan korporasi adalah pembagian sistem yang dipercaya yang
konsisten pada sejarah organisasi, kepercayaan dan nilai. Itu juga termasuk
pandangan poin dan penilaian pada manajemen senior. Pembobotan korporasi
menyertakan kekuatan, dan biasanya tetap, elemen keorganisasian.
2.2.13.1
Membangun Pembobotan Korporasi
Sebelum melakukan pembobotan atas beberapa faktor yang telah
dievaluasi diatas, perlu terlebih dahulu mengidentifikasikan keterkaitan antara
tingkat kesehatan organisasi dengan dukungan sistem imformasi yang dimiliki.
Yang dimaksud dengan organisasi sehat adalah organisasi yang kuat,
menguntungkan, kompetitif dan tidak mudah terpengaruh oleh adanya krisis
ekonomi, gejolak perilaku konsumen, maupun adanya deregulasi dari
pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan dukungan sistem informasi
adalah seberapa kuat pengaruh sistem informasi dalam menunjang bahkan
menentukan arah kegiatan organisasi.
Hal ini penting dilakukan karena nilai atau bobot domain bisnis dan
domain teknologi sangat berbeda dari organisasi yang satu dengan organisasi
66
yang lainnya. Seperti ditampilkan pada gambar di bawah (Gambar 12), kuadran
A (Investment) yang mendeskripsikan sebuah organisasi yang kuat dengan
tingkat dukungan sistem informasi yang lemah untuk mendukung jalannya
usaha. Kuadran B (Strategic) menggambarkan sebuah organisasi yang kuat
dengan dukungan sistem informasi yang kuat juga. Kuadran C (Infrastructure)
mengilustrasikan sebuah organisasi yang lemah dengan dukungan sistem
informasi yang lemah. Dan yang terakhir adalah peta kuadran D (Breakthru or
Management) menggambarkan sebuah organisasi menjadi maju.
Gambar 13 Mendirikan Nilai Korporasi (Line Of Business)
Karena keempat perbedaan inilah, maka masing-masing kuadran pada
Gambar 12 memiliki nilai relatif korporasi yang berbeda-beda.
•
Kuadran A (Investment)
Untuk organisasi pada kuadran investasi yang mempunyai dasar
bisnis
yang
kuat,
mempunyai
waktu
dan
kesempatan
dalam
menginvestasikan masa depannya. Dengan berfokus pada pertumbuhan ke
67
depan dan pengembangan infrastruktur yang ada adalah tepat. Nilai
korporasi positifnya adalah 20 dan nilai negatifnya adalah -10, Parker
(p188, 1988). (lihat tabel 1)
•
Kuadran B (Strategic)
Untuk organisasi pada kuadran B mempunyai lini bisnis yang kuat
dan juga dukungan komputer yang kuat juga, mempunyai nilai korporasi
positif 20 dan nilai korporasi negatif –4, Parker (p188, 1988). (lihat tabel 2)
•
Kuadran C (Infrastructure)
Untuk organisasi pada kuadran C mempunyai lini bisnis yang lemah
dengan dukungan komputer yang juga lemah. Nilai korporasi positifnya
adalah 20 dan nilai korporasi negatifnya adalah-10, Parker (p189,
1988).(lihat tabel 3)
•
Kuadran D (Breakthru or management)
Untuk organisasi pada kuadran D memiliki lini bisnis yang lemah
dengan dukungan komputer yang sangat kuat. Nilai korporasi positifnya
adalah 20 dan nilai korporasi negatifnya adalah –10, Parker (p190,
1988).(lihat tabel 4).
Tabel 1 Kuadran Investasi
LIKELY
COMMENT
VALUE
A Return on Investment (ROI) Medium
B Strategic match
Low
C Competitive advantage
Low
D Management information
Medium StrengthenManagement
E Competitive response
Highest
F Project organization risk
Medium
TECHNOLOGY DOMAIN
A Definitional uncertainty
Medium
BUSINESS DOMAIN
RESULTING
WEIGHT
2
0
0
2
8
-2
-4
68
B Technical Uncertainty
C Strategic IS architecture
D IS infrastructure risk
-4
8
0
20
Medium
High
Low
Total Value
Total Risk and
Uncertainty
-10
Tabel 2 Kuadran Strategi
BUSINESS DOMAIN
A
B
C
D
E
F
Return on Investment (ROI)
Strategic match
Competitive advantage
Management information
Competitive response
Project organization risk
TECHNOLOGY DOMAIN
A
Definitional uncertainty
B Technical Uncertainty
C Strategic IS architecture
D IS infrastructure risk
LIKELY
VALUE
Medium
High
Highest
Medium
High
Low
RESULTING
WEIGHT
2
4
6
2
4
-1
COMMENT
Medium
-2
Low
Low
Low
-1
1
1
20
-4
Total Value
Total Risk and Uncertainty
Tabel 3 Kuadran Infrastruktur
BUSINESS DOMAIN
A
B
C
D
E
F
A
B
ReturnonInvestment
(ROI)
Strategic match
Competitive
advantage
Management
information
Competitive response
Project organization
risk
TECH. DOMAIN
Definitional
uncertainty
Technical Uncertainty
LIKELY
VALUE
COMMENT
Medium
High
2
AssumeManagementGoals
Low
High
RESULTING
WEIGHT
4
0
Strengthen Management
4
Medium
High
Cannot Aford Risk
2
-4
High
Medium
Cannot Aford Risk
Cannot Aford Risk
-4
-2
69
C
D
Strategic
IS
Highest
architecture
IS infrastructure risk
Low
A crucial element
8
0
20
-10
Total Value
Total Risk and Uncertainty
Tabel 4 Kuadran Breakthru or Management
BUSINESS DOMAIN
LIKELY
VALUE COMMENT
A
B
C
D
E
F
Return on Investment (ROI)
Strategic match
Competitive advantage
Management information
Competitive response
Project organization risk
High
Highest
Low
High
Low
High
4
6
0
4
0
-4
A
B
C
D
TECHNOLOGY DOMAIN
Definitional uncertainty
Technical Uncertainty
Strategic IS architecture
IS infrastructure risk
Medium
Medium
Highest
Medium
-2
-2
6
Total Value
Total Risk and Uncertainty
2.2.13.2
RESULTING
WEIGHT
20
-10
Information Economics Scorecard
Langkah akhir dari kerangka kerja ekonomi informasi (Information
Economics) adalah memasukkan semua nilai hasil pembobotan Simple ROI, dan
pembobotan variabel dari domain teknologi dan domain bisnis ke dalam sebuah
score card untuk mendapatkan score akhir dari proyek TI tersebut. Semua nilai
positif dan negatif yang mewakili nilai dan risiko dijumlahkan.
70
Tabel 5 The Information Economics Scorecard Example
Evaluator
Score
(faktor )
Business Domain
ROIx
+
SMx
+
CAx
+
MIx
+
Technology DomainWeighted
CRx
+
ORx
-
SAx
+
DUx
-
TUx
-
IRx
-
Business
Domain
Technology
Domain
Weighted
Value
x Where :
ROI Measurement
ROI = Enhanced simple return on investment score
Business Domain Assessment
SM = Strategic Match
CA = Competitive Advantage
MI = Management Information
CR = Competitive Response
OR = Project or Organizational Risk
Technology Domain Assessment
SA = Strategic Advantage
DU = Definitional Uncertainty
TU = Technical Uncertainty
IR = IS Infrastructure Risk
2.2.14 Kerangka Kerja Ekonomi Informasi
Metode yang digunakan dalam ekonomi informasi pada umumnya terbagi
dua jenis, yaitu finansial dan non-finansial. Tahap awal penelitian ditujukan
untuk mengetahui komponen-komponen yang berhubungan erat dengan investasi
teknologi informasi. Misalnya biaya pemeliharaan.
71
Setelah itu dilakukan analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis)
untuk mendapatkan ROI atas investasi tersebut. Tangible benefit diperoleh dengan
menggunakan Traditional Cost Benefit Analysis, sedangkan Value Linking,
Value Acceleration, Value Restructuring, Innovaton Valuation, digunakan untuk
mengukur quasi tangible benefit.
Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis dua domain perusahaan
(two domain analysis), yaitu domain teknologi dan domain bisnis. Hal ini
dilakukan karena perhitungan ROI belum merefleksikan nilai dan risiko tertentu.
Ada beberapa yang unik di domain bisnis dan di domain teknologi. Analisis ini
dilakukan untuk intangible benefit investasi teknologi informasi tersebut.
Setelah dilakukan pembobotan, gabungan hasil dari analisis ROI, domain
bisnis dan domain teknologi inilah yang memberikan satu skor yang
menunjukkan besarnya dampak ekonomis dari penerapan teknologi terhadap
perusahaan.
2.2.15 Strategi Bersaing
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan bersaing bilamana
memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik konsumen dan
mempertahankan diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekan
perusahaan. Strategi bersaing perusahaan merupakan langkah – langkah strategis
yang terencana maupun yang tidak terencana untuk dapat memiliki keunggulan
bersaing sehingga dapat menarik perhatian dari konsumen.
72
Keunggulan bersaing dalam pasar akan memudahkan perusahaan untuk
meraih keuntungan lebih besar daripada pesaing dan memberikan kesempatan
hidup lebih lama dalam persaingan.
Menurut Michael E. Porter yang dikutip dalam buku Hariadi, Bambang
(2003, p49) pola umum peta persaingan dalam pasar biasanya melibatkan lima
kekuatan yang masing – masing saling menekan untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal. Kekuatan-kekuatan tersebut berasal dari Lima Kekuatan
Persaingan Dalam Industri:
1. Ancaman Pendatang Baru (The Threat Of New Entrants)
2. Daya Tawar Pelanggan (The Bargaining Power Of Costumers)
3. Daya Tawar Pemasok (The Bargaining Power Of Suppliers)
4. Ancaman Produk atau Jasa Substitusi (The Threat Of Substitutes Products Or
Services)
5. Persaingan Diantara Kontestan Yang Ada (The Jockeying Among Current
Contestants or Rivalry Among Existing Firms)
73
Ancaman
Pendatang Baru
Kekuatan
Tawar
Menawar
Persaingan Dikalangan
Anggota Industri
Supplier
Kekuatan
Tawar
Menawar
Pembeli
Persaingan Diantara
Sesama Penjual
Ancaman Produk
Substitusi
Gambar 14 Lima Daya Porter
Sumber : Hariadi, Bambang (2003, p50)
Tunggal, Amin Widjaja (2004, p53) berpendapat bahwa kekuatan –
kekuatan bersaing yang terbesar menentukan kemampulabaan dari suatu industri,
dengan demikian merupakan kepentingan yang paling besar dalam formulasi
strategi. Setiap industri mempunyai struktur yang mendasar atau sekumpulan
karakteristik ekonomi teknis dasar yang menimbulkan kekuatan bersaing
tersebut. Beberapa karakteristik adalah kritikal terhadap kekuatan dari setiap
kekuatan bersaing. Karakteristik – karakteristik tersebut akan didiskusikan di
bawah ini:
1.
Ancaman masuknya pendatang baru
Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitas yang baru,
keinginan untuk memperoleh pangsa pasar dan sumber daya yang
substansial. Keseriusan ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan
74
yang ada pada reaksi dari pesaing yang ada, yang pendatang baru dapat
perkirakan. Apabila hambatan untuk masuk adalah tinggi dan pendatang
baru mendapatkan pembalasan yang tajam dari pesaing yang telah berurat
akar, sudah jelas pendatang baru tersebut tidak mengajukan suatu ancaman
masuk yang serius.
2. Pemasok (Suppliers) yang berpengaruh
Pemasok dapat mempergunakan kekuatan daya tawar untuk peserta
dalam industri dengan meningkatkan harga atau mengurangi mutu barang
atau jasa yang dibeli. Dengan demikian, pemasok yang berpengaruh dapat
menekan kemampulabaan suatu industri yang tidak dapat menutup
kenaikan biaya melalui harga jualnya.
3. Pembeli (Costumers) yang berpengaruh
Pembeli atau pelanggan juga dapat menekan harga menurut kualitas
lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba semua anggota
industri. Suatu kelompok pembeli adalah berpengaruh apabila:
a. Pembeli terkonsentrasi dan pembelian dalam volume besar.
Pembeli dengan volume besar khususnya merupakan kekuatan
besar.
b. Produk yang dibeli dari industri adalah standar dan tidak
berdiferensiasi.
c. Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang menciptakan
insentif yang besar untuk mengurangi biaya pembelian.
d. Mutu produk pembeli sangat besar dipengaruhi oleh produk
industri, pembeli pada umumnya kurang sensitif harga.
75
e. Produk industri tidak menghemat uang pembeli.
f. Pembeli menempatkan suatu ancaman yang dapat dipercaya
melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri.
4. Ancaman Produk Substitusi
Produk perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat dengan
produk dari industri lain yang dapat menjadi alternatif bagi konsumen
untuk memilih. Suatu produk dapat menjadi substitusi atau pengganti bagi
produk lain jika konsumen menganggap produk – produk tersebut
mempunyai fungsi yang serupa.
Tekanan persaingan dari produk substitusi akan mendorong suatu
perusahaan menjalankan strategi untuk meyakinkan pelanggan bahwa
produk mereka berbeda daripada produk substitusi melalui berbagai bentuk
differentiate strategy seperti harga yang bersaing, kualitas yang beda,
pelayanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan
konsumen atau kombinasi.
5. Perebutan Posisi (Jockeying For Position)
Persaingan di antara pesaing yang ada mengambil bentuk yang sama
dalam memperebutkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti :
kompetisi harga, pengenalan produk, dan persaingan advertensi.
76
2.3
Singkatan dan Definisi
2.3.1
Singkatan
Berikut merupakan daftar dari singkatan-singkatan yang digunakan dalam
penggunaan skripsi ini.
Tabel 6 Daftar Singkatan
Singkatan
ALE
BOR
BSR
CA
CBA
CD
CD-ROM
CR
CT
DVD
EVA
FM
GB
HP
IE
IR
ISDR
IT
ITDU
ITSR
ITTI
IV
LAN
MB
MI
NAS
NOA
NOI
OR
OS
PC
RAM
RCS
Kata Lengkap
Agility, Learning & Empowerment
Business Organization Risk
Business Strategy Risk
Competitive Advantages
Cost Benefit Analysis
Compact Disk
Compact Disk- Read Only Memory
Competitive Response
Cycle Time
Digital Video Disk
Economic Value Added
Frequency Modulation
Giga Byte
Hewlett Packard’s
Information Economics
Infrastructure Risk
IT Service Delivery Risk
Information Technology
ITDefitional Uncertainty
IT Strategic Risk
IT Technical and Implementation
Innovation Valuation
Local Area Network
Mega Byte
Management Information
Network Area Storage
Net Operating Asset
Net Operating Income
Organization Risk
Operating System
Personal Computer
Random Access Memory
Radio Computing Services
77
ROI
SI
SITA
SM
SO
SQ
ST
SWOT
TCBA
TI
TU
UPS
VA
VL
VR
WO
WT
2.3.2
Return On Investment
Sistem Informasi
Strategic IT Architecture
Strategic Match
Strengths Opportunities
Services and Quality
Strengths Threats
Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats
Traditional Cost Benefit Analysis
Teknologi Informasi
Technical Uncertainty
Uninterruptible Power Supply
Value Acceleration
Value Linking
Value Restructuring
Weaknesses Opprortunities
Weaknesses Threats
Definisi
Berikut merupakan daftar dari definisi dari istilah-istilah yang digunakan
dalam penggunaan skripsi ini.
Tabel 7 Daftar Istilah
Istilah
Adlibs
Booking
LAN
Off Air
On Air
Play list
Space
Space
Iklan
Definisi
Iklan radio sifatnya langsung dibaca oleh penyiar
tanpa melalui proses produksi.
Merupakan proses pemesanan iklan, baik waktu
maupun durasi iklan.
Merupakan jaringan lokal yang menghubungkan
alat-alat komputer seperti, PC, server, printer,
CCTV, dan lain-lain.
Semua kegiatan yang dilakukan diluar studio
penyiaran seperti event konser, mengadakan kuis
keliling, dan lain-lain.
Semua kegiatan penyiaran radio hingga sampai di
penerima (receiver).
Merupakan besarnya data yang bisa disimpan di
dalam storage seperti hardisk, CD, data storage,
dan lain-lain.
Unit waktu dalam suatu play list yang digunakan
untuk pemutaran iklan.
78
Spot
Spot
Promo
Storage
Sweeper
Jenis iklan radio yang berupa file audio melalui
proses radio.
Iklan yang sifat nya untuk promo radio.
Merupakan
alat
yang
digunakan
untuk
penyimpanan (backup) data.
Efek suara khusus yang dibuat pada setiap
peralihan suatu lagu atau audio lainnya.
Download