BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori yang dibahas pada bab ini adalah teori-teori yang mendukung dalam pembahasan ekonomi informasi. 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (p131, 2001), data adalah fakta mentah (kasar) atau deskripsi dasar tentang suatu hal, kejadian, dan transaksi yang diambil, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak diatur untuk memberikan arti yang lebih khusus. 2.1.2 Pengertian Sistem Menurut McLeod (p9, 2001), sistem adalah sebuah kelompok yang terdiri dari elemen-elemen yang terintegrasi dengan mempunyai tujuan umum dalam mencapai sebuah tujuan bersama. Menurut O’Brien dan Marakas (p22, 2005), sistem adalah sekelompok komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan sebuah output dalam proses perubahan yang teratur. 22 23 2.1.3 Pengertian Informasi Menurut McLeod (p15, 2001), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Menurut O’Brien (p13, 2003), informasi adalah data yang diubah ke dalam konteks yang berarti dan berguna bagi penggunaan akhir. Jadi informasi adalah data yang telah diolah, memiliki arti dan berguna bagi penggunanya. 2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut Turban, Rainer, Potter (p17, 2001), sistem informasi adalah sebuah sistem dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganaliasa, dan menyebarkan informasi untuk tujuan spesifik. Menurut O’Brien (p7, 2003), sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber data yang dapat mengumpulkan dan memindahkan informasi dalam sebuah organisasi. 2.1.5 Pengertian Teknologi Informasi Menurut Alter (p42, 1999), teknologi informasi merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan oleh seperangkat sistem informasi. Menurut Haag, Cummings, McCubbrey (p14, 2005), teknologi informasi adalah komputer apa saja yang berbasiskan perangkat yang digunakan oleh orang untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan proses informasi dari sebuah organisasi. 24 2.1.6 Kerangka Kerja Sistem Informasi O’Brien (p9, 2005), kerangka kerja sistem informasi merupakan gambaran umum area-area utama pengetahuan sistem informasi yang dibutuhkan oleh praktisi bisnis. Kerangka kerja sistem informasi menekankan pada lima area pengetahuan sistem informasi, yaitu: 1. Konsep-konsep dasar Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis, dan manajerial termasuk mengenai berbagai komponen dan peran para sistem. 2. Teknologi Informasi Konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi informasi, yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis internet. 3. Aplikasi Bisnis Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi, manajemen, dan keunggulan kompetitif bisnis. 4. Proses Pengembangan Bagaimana para praktisi dan pakar informasi merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi untuk memenuhi peluang bisnis. 5. Tantangan Manajemen Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi informasi pada tingkat pemakai akhir, perusahaan, dan global dalam bisnis. 25 Tantangan Manajemen Aplikasi Bisnis Sistem Informasi Proses Pengembangan Teknologi Informasi Konsepkonsep Dasar Gambar 1 Kerangka Kerja Sistem Informasi 2.1.7 Elemen-elemen Lingkungan Perusahaan Menurut McLeod (p35, 2001), elemen-elemen lingkungan ini adalah organisasi atau individu yang berada di luar perusahaan dan memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung pada perusahaan. Elemen-elemen ini ada delapan dan berada dalam sistem yang lebih luas, yang disebut masyarakat. Gambar 2 menggambarkan perusahaan dalam konteks lingkungannya. 26 Gambar 2 Elemen-elemen lingkungan perusahaan Pemasok menyediakan material, mesin, jasa, dan informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa. Barang dan jasa ini dipasarkan kepada para pelanggan perusahaan yang mencakup pemakai saat ini dan calon pemakai. Serikat pekerja adalah organisasi bagi tenaga kerja terampil maupun tenaga kerja tidak terampil. Masyarakat keuangan terdiri dari lembaga-lembaga yang mempengaruhi sumber daya yang tersedia bagi perusahaan. Contohnya, meliputi bank dan lembaga peminjaman lainnya, serta perusahaan-perusahaan investasi. Pemegang saham atau pemilik adalah orangorang yang menanamkan modal di perusahaan dan mewakili tingkat manajemen tertinggi. Pesaing mencakup semua organisasi yang bersaing dengan perusahaan di pasar. Pemerintah pada tingkat pusat, daerah dan lokal, memberikan kendalakendala dalam bentuk undang-undang dan peraturan, tetapi juga memberikan 27 bantuan dalam bentuk pembelian, informasi dan dana. Masyarakat global adalah wilayah geografis tempat perusahaan melaksanakan operasinya. Perusahaan menunjukkan tanggung jawabnya pada masyarakat global dengan memperhatikan lingkungan alam, menyediakan produk dan jasa yang meningkatkan kualitas hidup, dan beroperasi secara etis. 2.1.8 Analisis Sistem Menurut McLeod (p128, 2001), analisis sistem merupakan suatu pembelajaran atau pengertian terhadap sistem yang telah ada yang akan digunakan dalam menciptakan sebuah sistem yang baru atau yang telah diperbaharui. Menurut Marakas (p23, 2005), analisis sistem merupakan pembelajaran secara keseluruhan mengenai proses, prosedur dan sistem yang ada dan saling terkait dalam suatu perusahaan. 2.1.9 Analisis SWOT Menurut Robbins dan Coulter(p229, 2002), analisis SWOT adalah analisis dari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan serta ancaman-ancaman dari lingkungannya. Analisis SWOT mempunyai peranan yang penting untuk mengetahui posisi perusahaan dalam lingkungannya, dan demikian dapat ditentukan strategi yang tepat untuk memenangkan posisi tersebut. SWOT terdiri dari empat bagian, yaitu: 28 1. Kekuatan (Strength) Kekuatan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan dengan baik atau sumber daya yang dikendalikan. 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak diliki oleh perusahaan. 3. Peluang (Opportunity) Peluang merupakan faktor-faktor lingkungan luar yang mempunyai pengaruh positif terhadap perusahaan. 4. Ancaman (Treaths) Ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan luar yang mempunyai pengaruh negatif terhadap perusahaan. Berikut merupakan diagram dari analisis SWOT : Gambar 3 Diagram analisis SWOT 29 Kuadran 1 : Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : Kuadran ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, seperti yang terdapat dalam tabel berikut. 30 Gambar 4 Matriks SWOT 1. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memamfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memamfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 31 2.1.10 Investasi Menurut Sutojo (2000, p1), investasi merupakan upaya menanamkan faktor-faktor produksi langka pada proyek tertentu. Proyek tersebut dapat bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek yang sudah ada. Faktor-faktor produksi langka itu dapat berbentuk: 1. Dana 2. Kekayaan Alam (natural resources) 3. Tenaga ahli dan terampil 4. Teknologi tingkat tinggi Investasi mempunyai tujuan utama untuk memproleh berbagai macam manfaat baik dari segi kuantitatif (manfaat finansial dan makro ekonomi), kualitatif (manfaat politis, sosial, dan budaya), atau kombinasi dari keduanya. Menurut Reilly (1986, p708), investasi merupakan komitmen pendanaan untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil sebagai kompensasi bagi investor selama selang waktu tersebut, tingkat inflasi selama periode waktu tersebut dan risiko yang termasuk di dalamnya. 2.1.11 Pengertian Proses Bisnis Proses bisnis adalah sebuah kelompok aktivitas yang saling berkaitan yang menggunakan sumber daya organisasi untuk mendukung hasil yang telah menjadi tujuan organisasi. Sebuah proses bisnis yang baik tidak hanya sebuah proses bisnis yang menghasilkan biaya yang lebih murah, proses yang lebih cepat, dan hasil yang 32 lebih terpercaya. Afiliasi perusahaan dengan pihak lain juga memegang peranan dalam proses bisnis, afiliasi yang baik akan menunjang proses bisnis yang semakin baik, afiliasi yang buruk akan memberikan nilai minus terhadap proses bisnis yang bernilai plus. 2.1.12 Skala Pengukuran Dalam penelitian kuantitatif, instrumen akan digunakan untuk mengumpulkan data. Masing-masing instrumen memiliki skala pengukuran. Menurut Sugiyono (2005, P84), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap atau pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain : 1. Sangat setuju / Setuju / Sangat Positif 2. Setuju / Sering / Positif 3. Ragu-ragu / Kadang-kadang / Netral 4. Tidak setuju / Hampir tidak pernah / Negatif 5. Sangat tidak setuju/ Tidak pernah / Sangat negatif 33 Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban tersebut dapat diberikan skor, misalnya: 1. Sangat setuju / Setuju / Sangat Positif = 5 2. Setuju / Saling / Positif = 4 3. Ragu-ragu / Kadang-kadang/ Netral = 3 4. Tidak setuju / Tidak pernah/ Negatif = 2 5. Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/Sangat negatif = 1 2.2 Teori-Teori Khusus 2.2.1 RCS Sound Broadcast System RCS adalah nama dari vendor penyedia aplikasi pendukung penyiaran radio. Produk yang keluarkan oleh vendor ini adalah RCS Sound Broadcast System. RCS Sound Broadcast System terbagi dari beberapa modul. PT Radio Attahiriyah menggunakan RCS Sound Broadcast System, tetapi hanya empat modul. Keempat itu adalah: 2.2.1.1 Modul Master Control Modul master control berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut: 1. Sebagai Player Audio 2. Melakukan recording voice 3. Melakukan insert audio 4. Melakukan integrasi selector dan linker hingga menjadi playlist yang akan on-air. 34 2.2.1.2 Modul Linker Modul linker berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut: 1. Melakukan insert iklan 2. Melakukan insert program yang terdiri dari : a. Adblibs b. Tips c. ID Radio d. Sweeper e. Image Promo Radio 3. Database iklan 4. Insert audio, dan lain-lain 5. Pelaporan iklan. 2.2.1.3 Modul Selector Modul selector berfungi untuk melakukan tugas-tugas berikut: 1. Untuk melakukan inserting lagu. 2. Melakukan penjadwalan lagu. 3. Merekam voice track. 4. Pengkocokan lagu dengan aturan-aturan yang dapat disesuaikan. 5. Pelaporan lagu tayang. 2.2.1.4 Modul Air Wave Modul air wave berfungsi untuk melakukan tugas-tugas berikut: 1. Melakukan penjadwalan. 35 2. Input database : data klien, booking iklan, space iklan 3. Membangkitkan bukti siar dan laporan iklan lainnya. 2.2.2 Analisis Biaya Manfaat Menurut Roy Sembel dan Sandra Sembel dalam artikelnya yang berjudul ”Strategi Mengambil Keputusan Instan”, analisis biaya manfaat adalah salah satu strategi dalam pengambilan keputusan yang digunakan sebagai petunjuk untuk melihat biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang bisa dipetik, dimana analisis ini dilakukan dengan tetap mengacu pada tujuan yang ditetapkan. Beberapa pendekatan untuk mengembangkan hubungan biaya manfaat (cost-benefit) adalah: 2.2.2.1 Simple Return on Invesment (ROI) Teknik ini disebut juga dengan accounting rate of return. Simple ROI ini merupakan pengukuran terhadap tingkat pengembalian suatu investasi kepada perusahaan, dengan cara rasio rata-rata pendapatan bersih proyek untuk tiap tahun yang dibagi dengan investasi internal dalam proyek. Metode ini merupakan metode yang biasa digunakan dalam pengolahan data dan proyek sistem informasi. 2.2.3 Analisis Investasi Investasi Sistem Informasi (SI) / Teknologi Informasi (TI) seringkali hanya dipandang sebagai suatu biaya yang harus dikeluarkan tanpa tahu manfaat apa yang akan diperoleh. Akan tetapi investasi terhadap suatu sistem aplikasi terus dilakukan karena perusahaan melihat bahwa ada hubungan antara biaya TI 36 dengan performa ekonomi dari perusahaan. Biaya lebih mudah diidentifikasikan dan dihitung dibandingkan manfaat, khususnya untuk manfaat yang sifatnya tidak nyata (intangible). Sebagian besar manajer SI/TI dan perusahaan cenderung tidak masuk ke dalam detil jika berbicara tentang manfaat tidak nyata karena kedalaman analisisnya tidak jelas. Kebanyakan, cara praktis dalam menggunakan pendekatan finansial berfokus pada manfaat nyata (tangible benefit), seperti penghematan biaya, pengurangan pegawai dan sebagainya. Sayangnya, pengurangan atau bahkan pengeliminasian kontribusi manfaat tidak nyata terhadap implementasi SI/TI telah menurunkan nilai ekonomis dari investasi. Berdasarkan persoalan ini, beberapa ahli memperkenalkan cara yang lebih praktis untuk manajer SI/TI dan perusahaan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana investasi diukur, contohnya dengan menggunakan pendekatan non-finansial. Beberapa orang percaya bahwa dua pendekatan harus digabungkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat. Pada karya tulis ini, akan digunakan metodologi ekonomi informasi yang menggabungkan kedua pendekatan baik finansial maupun non-finansial untuk menilai dan melakukan justifikasi terhadap investasi SI/TI. 2.2.4 Ekonomi Informasi (Information Economics) 2.2.4.1 Pengertian Ekonomi Informasi Feasibility assessment merupakan suatu metode untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek dengan melihat aspek finansial maupun non-finansial terhadap kebutuhan organisasi yang telah ditetapkan, dan menilai prioritas proyek-proyek yang ditawarkan. Menurut Graeser et al, kelayakan dapat saja 37 dalam bentuk biaya, manfaat, nilai, atau hal-hal yang berkaitan dengan sosial teknikal (1998, p90). Menurut Adrian M, McDonough, ekonomi informasi adalah sebuah pembelajaran tentang pengalokasian dari sumber daya langka dalam organisasi. Ekonomi informasi, terutama berkonsentrasi pada pengalokasian sumber daya pengetahuan penyimpanan barang (inventory). Untuk memperoleh informasi melalui pemrosesan data dan untuk penggunaan yang efektif dari kedua pengetahuan akan penyimpanan barang (inventory) dan pemrosesan informasi oleh masing-masing individu dalam sebuah perusahaan / organisasi. Sedangkan menurut Robson (1997, p237), ekonomi informasi secara eksplisit mengevaluasi alternatif investasi dengan mengidentifikasi, dan lalu mengevaluasi, memberikan skor, dan memberikan peringkat faktor positif yang potensial (nilai) dan faktor negatif (risiko atau ketidakpastian) yang potensial, dari sekumpulan kandidat investasi. Salah satu metode untuk melakukan penilaian terhadap kelayakan proyek adalah ekonomi informasi, yang dikembangkan oleh Parker untuk menghubungkan kinerja bisnis dengan teknologi informasi. Menurut Parker (p5, 1988), ekonomi informasi merupakan sekumpulan alat hitung untuk mengukur manfaat dan biaya dari proyek teknologi informasi. Dalam analisis ekonomi informasi digunakan Analisis dua segi, yaitu segi bisnis dan segi teknologi, sehingga dapat dibedakan dari justifikasi biaya tradisional yang berangkat dari analisis biaya dan manfaat (Cost and Benefit Analysis). Pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat dengan tiga hal penting yang saling berhubungan yaitu: 38 1. Biaya (Cost) Domain Teknologi adalah berupa biaya tetap dan biaya variabel yang diperlukan untuk membangun sistem. 2. Manfaat (Benefit) Domain Bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan atau peningkatan kinerja atau revenue. 3. Nilai (Value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI, yang tercermin pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang maupun masa yang akan datang. i. Biaya (Cost) Cost adalah akibat yang diukur dalam nilai uang yang mungkin timbul dalam mencapai suatu tujuan tertentu, semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Menurut Parker (p90, 1988), biaya (cost) merupakan suatu pengukuran atas jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah produk. Dalam ekonomi informasi terdapat 2 jenis biaya, yaitu biaya pengembangan (development cost) dan biaya berjalan (ongoing cost). Biaya pemeliharaan (maintenance) termasuk dalam biaya berjalan. ii. Manfaat (Benefit) Menurut Remenyi (p40, 1995), manfaat (benefit) dari teknologi informasi merupakan suatu keuntungan atau kelebihan yang diperoleh dengan teknologi informasi terhadap suatu perusahaan yang bersedia untuk membayar atas penggunaan teknologi informasi tersebut. iii. Nilai (Value) 39 Nilai (value) didasarkan atas manfaat yang diperoleh dari kinerja bisnis saat ini dan di masa mendatang (Parker,1988 p64). Manfaat yang akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan merupakan value yang mana perusahaan berkeinginan untuk menginvestasikannya. Pada model ini, manfaat ditentukan melalui kombinasi dari analisis enhanced ROI, penilaian bidang bisnis, dan penilaian bidang teknologi. 2.2.4.2 Kerangka Ekonomi Informasi Gambar 5 Kerangka Ekonomi Informasi Gambar 1 (Ranti, 2005) menunjukkan kerangka penilaian investasi dengan menggunakan metodologi ekonomi informasi (information economics), dimana pada akhir penilaian akan didapatkan sebuah skor angka yang menunjukkan nilai ekonomis dari suatu investasi SI/TI. Dari Gambar 5, di atas dapat dilihat bahwa Parker menglasifikasikan manfaat SI/TI ke dalam tiga bagian (Parker, 1988) yaitu: 40 1. Tangible benefit Manfaat nyata atau yang berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan perusahaan. Contohnya, meningkatkan produktivitas, mengurangi penggunaan kertas, dan sebagainya. Analisis terhadap tangible benefit atau yang bersifat kuantitatif menggunakan perhitungan dengan metode ROI sederhana - Traditional Cost-Benefit Analysis (TCBA). 2. Quasi benefit Manfaat yang berada di ruang “abu-abu”, atau yang berpengaruh langsung terhadap keuntungan tetapi susah dihitung ataupun sebaliknya, tidak berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan tetapi dapat dihitung. Contohnya memperbaiki proses perencanaan, perbaikan pengambilan keputusan, dan sebagainya. Analisis terhadap quasi benefit menggunakan perhitungan dengan: a. Value acceleration (VA): percepatan perolehan manfaat dan penghematan biaya karena hubungan dua fungsi dalam hubungan sebab akibat, biasanya dipicu oleh suatu waktu atau perbaikan di bagian lain (ripple effect). b. Value linking (VL) : sama dengan value acceleration tetapi tidak bergantung pada waktu. c. Value restructuring (VR): mengacu pada nilai yang berhubungan dengan suatu pekerjaan atau fungsi bagian, diukur dengan peningkatan produktivitas yang didapat dari usaha pada suatu bagian dari aktivitas dengan manfaat yang lebih rendah menjadi meningkat lebih tinggi. 41 d. Innovation valuation : aplikasi SI/TI yang inovatif menjadi penggerak dalam perubahan strategi bisnis, produk dan layanan, serta domain bisnis dari organisasi. 3. Intangible benefit Manfaat tidak nyata atau yang dapat dilihat mempunyai dampak positif bagi perusahaan, tetapi tidak secara langsung berpengaruh pada keuntungan. Contohnya meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan moral pegawai, dan sebagainya. Analisis terhadap intangible benefit menggunakan dua penilaian yaitu: a. Domain Bisnis (Business Domain) Menurut Parker (1988, p144) faktor-faktor unik dalam domain bisnis, diantaranya adalah: i. Strategic Match (SM) Strategic Match memfokuskan diri pada keterkaitan antara teknologi informasi, dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan. Nilai ini menyediakan sebuah jalan dalam meningkatkan nilai atau skor dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung langsung dalam pencapaian tujuan bisnis. ii. Competitive Advantage (CA) Competitive Advantage termasuk strategi utama yang diikuti oleh bisnis dan termasuk sebuah implementasi dari cost leadership, differentiation atau fokus gradasi penilaian sangat berbeda untuk setiap tipe strategi. 42 Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan menginginkan peningkatan competitive advantages 1. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur industri, contoh mengubah kapasitas industri, 2. Perusahaan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam bisnis yang dijalani. Artinya perusahaan harus mendukung inisiatif yang dapat membedakan produk perusahaan atau pelayanannya atau bahkan merubah lingkup persaingan dari bisnis tersebut. Menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan produk tersebut harus menjadi nilai lebih di mata pelanggan. 3. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. ada beberapa cara yang dapat dikontribusikan untuk sebuah inisiatif untuk competitive advantage, termasuk inisiatif untuk teknologi informasi untuk menjual atau menggunakan informasi sebagai hasil tambahan dari bisnis sekarang ini. iii. Competitive Response (CR) Competitive Response mengukur tingkat dimana kegagalan sistem dapat menyebabkan ancaman persaingan bagi perusahaan. Hal ini dapat muncul dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan pelayanan, produk, pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh industri, serta beberapa otoritas dalam menjalankan sistem sebagai kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis. 43 iv. Management Information (MI) Management Information berfokus pada seberapa jauh proyek teknologi informasi atau sistem informasi akan menyediakan informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau line of business perusahaan. v. Project or Organization Risk (OR) Organization Risk berfokus pada tingkat dimana organisasi mampu membawa perubahan yang dibutuhkan oleh proyek. Evaluasi berfokus pada pemakai atau domain bisnis organisasi, bukan pada organisasi teknikal. Komponen dari kapasitas organisasi meliputi dukungan manjemen untuk berubah, kedewasaan dalam komputerisasi di dalam organisasi, penilaian realistis atas tugas-tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek melalui pemahaman atas proses dan fungsi bisnis yang penting. b. Technology Domain Komponen-komponen penilaian dari domain ini antara lain: i. Strategic IS architecture : manfaat proyek SI/TI diukur melalui tingkat kesesuaian proyek tersebut terhadap perencanaan SI/TI secara keseluruhan. ii. Definitional Uncertainty : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa besar ketidakpastian akibat perubahan dari target. iii. Technical Uncertainty : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa besar ketergantungan proyek terhadap keahlian, perangkat keras, perangkat lunak dan sistem. 44 iv. Infrastructure Risk : manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa pentingnya investasi non proyek untuk mengakomodasi proyek ini. Kategori manfaat 1 (tangible) dan 2 (quasi tangible) menggunakan pendekatan finansial enhanced ROI, dimana hasil penilaiannya menghasilkan suatu nilai moneter dan skor angka sedangkan kategori manfaat ketiga menggunakan pendekatan non finansial (domain bisnis dan teknologi), dimana hasil penilaiannya adalah sebuah skor angka. Pada kategori ketiga ini, skor berkisar dari 0-5. Dengan demikian, nilai proyek SI/TI diukur dengan formula berikut ini (Parker, 1988, p102): Skor Proyek = Enhanched ROI + bobot bidang bisnis + bobot bidang teknologi Enhanched ROI = Traditional ROI + Value Linking + Value Acceleration + Value Restructuring + Innovation Valuation 2.2.4.3 Evaluasi Ekonomi Informasi Berikut merupakan gambar dari evaluasi ekonomi informasi (Parker, 1988, p198): 45 Gambar 6 Evaluasi Ekonomi Informasi Dari gambar di atas, dapat dilihat langkah-langkah untuk mengevaluasi ekonomi informasi atas investasi suatu perusahaan terhadap suatu produk dan jasa. 1. Mendefinisikan dan mengidentifikasi para partisipan yang mempunyai peranan yang penting dalam proses evaluasi ekonomi informasi perusahaan yang terkait dengan investasi proyek. Partisipan ini sangat penting untuk evaluasi ekonomi informasi, karena akan menjadi narasumber akan data dan informasi. Proses ini sangat penting dilakukan untuk membuat ukuran akan nilai, biaya yang dibutuhkan dab sumber daya potensial akan kegagalan atau resiko yang akan dihadapi. Hasil dari proses ini berupa kesepakatan para partisipan akan nilai yang diperoleh. 2. Evaluasi yang dilakukan mencakup kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam bisnis yang dijalani (business feasibility), berupa nilai dan pengaruh dari investasi terhadap performansi perusahaan. Evaluasi ini menyangkut strategic match, competitive advantage, competitive response, dan lain-lain. 46 3. Evaluasi terhadap technical viability, termasuk identifikasi resiko-resiko yang mungkin terjadi. Evaluasi ini menyangkut strategic IT architecture, IT strategic risk, dan lain-lain. 4. Dari nilai atau bobot yang sudah ditentukan sebagai hasil kesepakatan yang diberikan oleh para partisipan, diperoleh nilai dan manfaat dari investasi dan predikat yang dicapai. 2.2.5 Analisis Bisnis Domain dan Teknologi Domain Biasanya setelah melewati waktu satu tahun total biaya dari domain teknologi diharapkan dapat seimbang dengan kredit (credits) biaya pemulihan yang dibebankan (charges) kepada pengguna bisnis. Pengeluaran biaya yang dilakukan oleh domain bisnis harus menyesuaikan dengan kebutuhan domain teknologi. Pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah substitusikan nilai untuk manfaat, dan kedua, pisahkan biaya aktual dari pelayanan yang berlangsung dalam domain teknologi dengan distribusi biaya dalam domain bisnis. Maka para manajer bisnis dapat menjustifikasi domain bisnis, dan para manajer TI dapat mengatur ketersediaan teknologi. Perbedaan nilai dan biaya di dalam kedua domain terlihat pada Gambar 6. Dari perspektif domain bisnis, nilai diciptakan dengan menggunakan TI untuk menciptakan keuntungan, mengurangi biaya, meningkatkan efektivitas atau nilai. Sedangkan dari perspektif domain teknologi, nilai-nilai pada domain bisnis adalah sama seperti untuk manfaat yang diperoleh para pengguna sistem informasi. 47 H H H H Gambar 7 Model Analisis Dua Domain Dalam Information Economics Hubungan antara biaya domain teknologi yang terkait erat dengan manfaat Domain Bisnis (seperti ditunjuk pada Gambar 6) merupakan cerminan value yang diperoleh atas pengaplikasian TI. Pada Gambar 6 ini, menjelaskan pula adanya perbedaan antara biaya dan value pada kedua domain. Dari sisi Domain Bisnis, value dapat tercipta dengan adanya TI yang menghasilkan revenue, menurunkan biaya, dan meningkatkan kinerja. Sedangkan dari sisi domain teknologi, value domain bisnis tersebut sama saja, yang merupakan manfaat atas pelayanan TI. 2.2.5.1 Bisnis Domain Domain bisnis adalah variabel yang ditambahkan dalam menghitung nilai total dari sebuah proyek TI dalam membuat ranking keseluruhan dari proyek menjadi realistis. Variabel ini ditambahkan untuk menghitung faktor-faktor yang 48 tidak dapat secara langsung dihitung oleh ROI sederhana dengan kata lain untuk menghitung manfaat-manfaat yang bersifat intangible. Faktor – faktor dalam business domain antara lain : A. Strategic Values 1. Strategic Match (SM) SM lebih fokus pada keterkaitan antara sistem informasi dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan. Nilai ini menyediakan sebuah jalan dalam meningkatkan nilai dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung langsung dalam pencapaian tujuan bisnis. 2. Competitive Advantage (CA) CA termasuk strategi utama yang diikuti oleh bisnis dan termasuk sebuah implementasi dari cost leadership, differentiation atau fokus. Gradasi penilaian sangat berbeda untuk setiap tipe strategi. Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan menginginkan peningkatan CA : a. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur industri. Contoh : mengubah kapasitas industri. b. Perubahan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam menjalani bisnis. Perusahaan harus mendukung inisiatif yang dapat membedakan produk perusahaan atau pelayanan atau bahkan merubah lingkup persaingan dari bisnis. Contoh : menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan tersebut harus menjadi nilai utama di mata pelanggan. c. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. Ada beberapa cara yang dapat dikontribusikan oleh sebuah inisiatif untuk CA, termasuk inisiatif 49 TI untuk menjual atau menggunakan informasi sebagai by-product (hasil tambahan) dari bisnis sekarang ini. 3. Competitive Response (CR) CR mengukur akibat atau kerugian dari ditundanya implementasi proyek sistem informasi terhadap posisi kompetitif perusahaan. Hal ini dapat muncul dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan pelayanan, produk, pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh industri, serta beberapa otoritas dalam menjalankan sistem sebagai kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis. 4. Management Information for CSF’s (MI) MI berfokus pada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan menyediakan informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau Line of Business perusahaan. (Management Information Support of Core Activities). Penilaian (skor) dalam kategori ini tergantung dari derajat dimana inisiatif dalam menyediakan informasi manajemen yang mengijinkan pembuat keputusan untuk menaksir operasi dan untuk membuat mereka menjadi lebih efektif, dan menguntungkan bagi perusahaan secara materiil. B. Stakeholder Values 1. Service and Quality (SQ) SQ berfokus pada peningkatan pelayanan dan kualitas perusahaan. Pada awal 1990, bermunculan buku yang berisi tentang pentingnya inisiatif SQ. Dalam setiap perusahaan, inisiatif yang bertujuan untuk memperbaiki tingkatan SQ sangat banyak. Masalahnya adalah perusahaan bekerja terisolasi, masingmasing fungsi, departemen, bekerja sendiri-sendiri. Kurangnya koordinasi antar 50 departemen tersebut dapat mengakibatkan penurunan pelayanan terhadap pelanggan dan penurunan kualitas kerja perusahaan. 2. Agility, Learning & Empowerment (ALE) ALE memfokuskan diri dalam membuat pekerja dan proses bisnis menjadi lebih fleksibel dan lebih murah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi didalam perusahaan. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan para pekerja sangatlah penting. Mengapa demikian? Karena tinggi rendahnya tingkat ALE pekerja dapat mempengaruhi kemampuan kompetitif atau bersaing perusahaan. Oleh karena itu, perlu selalu diadakan pelatihan kualitas pengetahuan pekerja bisa menjadi semakin baik. 3. Cycle Time (CT) CT memfokuskan diri pada setiap elemen dalam proses, dari menciptakan sebuah budaya inovatif yang menstimulasi ide adanya produk baru sampai dengan pengembangan sukses, produksi, dan pengiriman ke pelanggan pada sekali waktu yang akan menciptakan standar industri baru atau pelatihan yang terbaik. Hal ini diterjemahkan ke dalam produk yang bergerak dari R&D ke dalam produksi yang lebih cepat, produk yang bergerak dari produsen sampai dengan produksi menuju permintaan pelanggan lewat teknis mass customization lebih cepat daripada supplier pesaing. Semua elemen dari CT memfokuskan diri pada CT sebagai strategi kompetitif. 51 C. Competitive Strategy Risk 1. Business Strategy Risk (BSR) BSR berfokus pada identifikasi risiko bisnis yang muncul akibat suatu implementasi TI. Risiko ini bersifat jangka panjang yang dapat mempengaruhi strategi dan proses bisnis yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. D. Organization Strategy Risk and Uncertainty 1. Business Organization Risk (BOR) BOR memfokuskan diri pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan atas perencanaan bisnis organisasi. BOR ini merupakan risiko jangka pendek yang cocok dengan BPR (Business Proses Reenginering) dan restrukturasi organisasi. Hal tersebut merefleksikan tingkatan dari sejumlah komponen bisnis organisasi yang terkait. Ini termasuk rencana bisnis in-place, perubahan sistem manajemen, rencana kontigensi, dan kebutuhan pasar yang telah didefinisikan dan dimengerti dengan baik. 2.2.5.2 Teknologi Domain Variabel yang terdapat dalam domain teknologi lebih membahas pada risiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi pada sebuah proyek. Menurut Parker (1996, p324), terdapat empat variabel dalam domain teknologi yang digunakan untuk menghitung manfaat-manfaat maupun risiko yang bersifat intangible yaitu : A. Strategic Values 1. Strategic IT Architecture (SITA) 52 SITA berfokus pada keterkaitan antara implementasi TI yang sudah dilakukan dengan perencanaan strategis TI perusahaan secara keseluruhan. Aliansi ini direfleksikan dalam perencanaan TI (blueprint), yang menyediakan struktur ke dalam data masa depan, sistem, kecocokan inisiatif dan mengidentifikasikan prioritas. Suatu implementasi TI yang baik harus mampu menunjang strategi sistem informasi secara keseluruhan untuk merefleksikan rencana TI yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. B. Competitive Strategy Risk 1. IT Strategic Risk (ITSR) ITSR memfokuskan diri pada competitive strategy risk yang ada sebagai hasil dari perubahan struktur bisnis, termasuk aliansi, joint venture, dan kebutuhan untuk mendukung perusahaan selama menyesuaikan dengan permintaan baru dari pasar. ITSR menilai risiko yang mungkin terjadi dari strategi risiko jangka panjang, dilihat dari segi arsitektur, ketergantungan sistem, dan perubahan bisnis. Ketepatan pengaturan strategi TI sangat dibutuhkan agar jika sewaktu-waktu terjadi perubahan atas struktur perusahaan atau proses bisnis, TI tersebut bisa beradaptasi dengan baik. C. Organization Strategy Risk & Uncertainty 1. IT Definitional Uncertanty (ITDU) ITDU berfokus pada risiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian akan kebutuhan. Umumnya, ITDU mendefinisikan ketidakpastian yang membebani spesifikasi dari tujuan perusahaan (pengguna atau bisnis) yang dikomunikasikan pada staff proyek TI. Ketika pengguna tidak dapat 53 mendeskripsikan masalah dengan baik, atau masalah terus berubah secara konstan, kelompok TI ditekan untuk menjawab dengan jawaban yang benar dan layak. Jika kebutuhan sudah ditetapkan dengan tepat tanpa terjadi perubahan lagi, maka akan lebih mudah bagi staff TI untuk menyediakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan para pengguna. 2. IT Technical and Implementation Faktor ini digunakan untuk mengetahui kesiapan teknis dalam mengimplementasikan proyek teknologi informasi, ada lima komponen utama dalam sistem informasi technical and implementation risk (ITTR) yaitu : keterampilan yang dibutuhkan, ketergantungan perangkat keras, ketergantungan perangkat lunak (selain perangkat lunak aplikasi), ketergantungan perangkat lunak aplikasi, dan ketergantungan implementasi aplikasi itu sendiri. 3. IT Service Delivery Risk (ISDR) ISDR memfokuskan diri pada rencana jangka pendek organisasi dalam computer service delivery. ISDR ini berfokus untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar risiko yang akan dihadapi perusahaan dengan adanya sistem baru. Risiko ini bersifat jangka pendek dan bisa terjadi karena kegagalan dari sistem baru tersebut maupun karena belum beradaptasinya pengguna terhadap sistem yang baru. 2.2.6 Lembar Kerja untuk Menghitung ROI Untuk menghitung ROI sederhana, digunakan tiga lembar kerja : 1. Development Cost Worksheet (Lembar Kerja Biaya Pengembangan) 54 Lembar kerja yang berisi semua biaya awal pembangunan proyek pada tahun pertama. Dalam lembar kerja biaya pengembangan ini, terdiri atas lima kategori : (1) usaha pengembangan; (2) perangkat keras baru; (3) pembelian perangkat lunak baru; (4) pelatihan pengguna; dan (5) biaya lain-lain. Usaha pengembangan meliputi biaya penambahan sistem dan programming, dan dukungan staff tambahan seperti data administrasi. Perangkat keras baru merefleksikan biaya tambahan untuk sambungan, printer, dan komunikasi. Perangkat lunak baru meliputi pembelian perangkat lunak atau penyewaan perangkat lunak baru, dan pelatihan pengguna merefleksikan biaya pendidikan dan pembelajaran. Untuk biaya lain-lain, termasuk pengujian, merupakan kategori yang terakhir. Lembar kerja harus dikembangkan setiap tahunnya dengan pengadaan biaya pengembangan. Gambar 8 Development Cost Worksheet 55 2. Ongoing Expenses Worksheet (Lembar Kerja Biaya Berjalan) Lembar kerja berisi biaya berjalan dan biaya yang akan datang dari awal proyek hingga tahun terakhir proyek. Untuk biaya berjalan, dibagi menjadi lima kategori, yaitu : (1) Pemeliharaan aplikasi perangkat lunak; (2) Penambahan biaya data storage; (3) Penambahan komunikasi; (4) Penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras; (5) Persediaan; Biaya pemeliharaan aplikasi perangkat lunak diperoleh dari penghitungan jumlah hari pengembangan (dari lembar kerja biaya pengembangan). Biaya penambahan data storage adalah hasil dari penghitungan jumlah megabytes dengan penghitungan biaya megabytes. Biaya penambahan komunikasi adalah biaya yang berhubungan dengan sambungan telepon, pesan-pesan, dan sebagainya. Biaya yang berhubungan dengan penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras yang baru diketahui bersamaan dengan pasokan dan biaya-biaya lainnya. Seperti lembar kerja biaya pengembangan, lembar kerja biaya berjalan harus dikembangkan setiap tahunnya, sehingga biaya diharapkan dapat diperoleh. 56 Gambar 9 Ongoing Expenses Worksheet 3. Economic Impact Worksheet (Lembar Kerja Dampak Ekonomis) Lembar kerja ke-3 merangkum dampak ekonomis dari proyek. Penilaian dampak ekonomis didasarkan pada hubungan garis lurus untuk menghitung ROI sederhana dari periode aliran kas bersih selama 5 tahun. Bagian utama lembar kerja ini adalah pertama, membuat biaya bersih investasi yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung dari Development Cost Worksheet. Kedua, membuat alur dana tahunan (yearly cash flows) yang didapat langsung dari manfaat ekonomis bersih (net economic benefit), dijumlahkan dengan pengurangan biaya operasional (operating cost reduction) menghasilkan pendapatan sebelum pajak (pre tax income). Lalu dikurangi ongoing expenses. Simple ROI dikalkulasi dari pembagian rata-rata net 57 cash flow selama 5 tahun dibagi net investment required. Setelah mendapat simple ROI, maka skor proyek dapat ditentukan. Gambar 10 Economic Impact worksheet 2.2.7 Faktor-faktor dalam Menghitung Skor Proyek Dalam memperoleh skor proyek diperlukan pembobotan dari tiga faktor (gambar 10 ), yaitu Weighted Simple ROI, Weighted Business Domain, dan Weighted Technology Domain. Weighted Simple + ROI (Quantification) Weighted Weighted Business + Technology = PROJECT Domain Domain SCORE (Assessment) (Assessment) Gambar 11 Faktor-faktor dalam menghitung project score Weighted Simple ROI merupakan teknik pembenaran keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menetapkan aplikasi teknologi informasi yang potensial. Lima variabel yang dipertimbangkan dalam menghitung ROI Sederhana, yaitu Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA), Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring, Innovation Valuation. Traditional 58 Cost Benefit Analysis mutlak dilakukan, sedangkan empat variabel lainnya dapat dilakukan setelah implementasi proyek. Gambar 12 Weighted Simple ROI Untuk mendapatkan bobot domain bisnis, meliputi faktor-faktor penentuan seperti Management Information, Competitive Response, dan Organizational Risks. Sedangkan untuk mendapatkan bobot domain teknologi meliputi faktorfaktor penentuan seperti nilai dan risiko untuk Strategic IS Architecture, Definition Uncertainty, Technical Uncertainty dan IS Infrastructure Risk. Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan teknologi, terdapat beberapa variabel yang perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui lembaran kuesioner maupun wawancara. 2.2.8 Value Linking dan Value Acceleration Value Linking dan Value Acceleration merupakan teknik dan konsep yang sangat berkaitan erat. Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara keuangan kombinasi dampak dan fungsi peningkatan kinerja dan hasil yang tetap dari fungsi-fungsi yang terpisah. Hal tersebut menunjukkan dampak perubahan dalam suatu fungsi atau proses. 59 Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi secara keuangan akselerasi dari manfaat dan biaya setiap waktu, karena terhubungnya dua departemen atau fungsi dalam hubungan sebabakibatnya. Teknik ini merujuk pada masalah ketergantungan waktu, seperti menyebabkan pendapatan manfaat lebih awal. 2.2.9 Value Restructuring Value Restructuring merupakan gabungan value dengan restrukturisasi kerja maupun fungsi dari departmen. Value restructuring mengukur peningkatan produktifitas yang dihasilkan dari perubahan organisasi. Value Restructuring berkaitan dengan dampak teknologi informasi untuk menghasilkan pengukuran melalui peningkatan produktivitas. 2.2.10 Innovation Value Inovasi menciptakan fungsi baru bersamaan dengan domain bisnis. Sehingga mengubah cara perusahaan dalam mengendalikan bisnis. Teknik penilaian inovasi ini diaplikasikan ketika masalah keuangan berubah dari cara pengukuran biasa ke cara alternatif pengukuran yang lain. 2.2.11 Penilaian Domain Bisnis Beberapa nilai dan biaya tidak direfleksikan dalam penghitungan ROI sederhana. Sebagian termasuk dalam domain bisnis, dan sebagian lagi termasuk di dalam domain teknologi. Faktor-faktor tersebut diteliti dalam hubungannya dengan ROI sederhana yang memberikan perspektif yang lebih seimbang dari 60 alternatif investasi dalam perusahaan. Konsep baru berdasarkan kinerja bisnis, dan biaya berdasarkan risiko bisnis dan teknik, melengkapi kesesuaian teknik baru yang digunakan untuk membuat ROI sederhana. 1. Faktor Strategic Match Strategic Match berfokus pada tingkat TI atau MIS dalam mendukung proyek maupun penyelarasan dalam perusahaan dan bidang bisnis untuk menghasilkan tujuan strategis. Hal ini memberikan kesempatan dalam menghasilkan skor dari inovasi maupun penyelarasan aplikasi yang mendukung secara langsung dalam pencapaian tujuan bisnis. 2. Faktor Competitive Advantage Penilaian dalam keunggulan bersaing didasarkan pada strategi utama yang diikuti oleh bisnis. Hal ini sebagai implementasi dari biaya kepemimpinan, diferensiasi, atau pemfokusan. Kumpulan gradasi penilaian sangat berbeda untuk setiap jenis strateginya. Mekanisme penilaian untuk mendukung biaya kepemimpinan dikumpulkan dari semua pencegahan biaya, pengurangan biaya, dan identifikasi serta eksploitasi dari segala sumber daya keuntungan biaya. Penilaian strategi diferensiasi harus dibuat dalam skala yang dikumpulkan dari segala faktor yang membuat produk menjadi unik. Sebagai tambahan, faktor unik tersebut harus dinilai oleh pelanggan. Dan pada akhirnya, fokus dari strategi bertumpu pada segmen target perusahaan sebagai bagian dari kumpulan keseluruhan atau total potensial pasar (market potential). Setiap perusahaan harus mengembangkan rating 61 gradasi yang merefleksikan secara tepat implementasi strategi yang telah terpilih. Sehingga pada intinya, hal tersebut berfokus pada tingkat dimana proyek teknologi informasi atau sistem informasi manajemen mendukung perusahaan untuk mempertahankan ataupun meningkatkan keunggulan bersaingnya. 3. Faktor Management Information Faktor ketiga yang diukur dalam domain bisnis ini tergantung dari tingkat proyek dalam menyediakan informasi manajemen dalam aktivitas inti perusahaan maupun bagi bidang bisnis. Contoh-contoh informasi manajemen untuk aktivitas inti, meliputi : • Perencanaan Strategis : Pelayanan, Pemasaran, Kapasitas Perencanaan Produk, Penaksiran Fasilitas. • Kontrol Manajemen : Budget, Target Penjualan, Kinerja Pelayanan, Kapasitas, Pemanfaatan Fasilitas. • Kontrol Operasional : Customer Service , Informasi, Klaim, Kapasitas, Penjadwalan Fasilitas. Definisi dari aktivitas inti yang spesifik bagi perusahaan merupakan hal yang penting bagi setiap organisasi. Sebagai konsekuensinya, walaupun definisi aktivitas inti akan berbeda, tetapi gradasi penilaian yang diaplikasikan dengan aktivitas inti tidak akan berbeda. Sebelum memulai prosesnya, aktivitas inti perusahaaan yang spesifik harus ditentukan terlebih dahulu. 62 Faktor ini memberikan kesempatan untuk mempengaruhi aplikasi secara positif dengan penyediaan informasi manajemen yang lebih baik dan sistem untuk mendukung strategi bisnis. 4. Faktor Competitive Response Faktor ini mengukur tingkat untuk kerugian yang disebabkan oleh sistem yang mengakibatkan kegagalan bersaing bagi perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena para pesaing telah menyediakan pelayanan, produk, pertukaran data, maupun industri yang mendukung kemampuan maupun pemberian mandat kepada sistem untuk kelangsungan aktivitas bisnis. Competitive Response memberikan kesempatan dalam mengekspresikan peluang untuk aplikasi inovatif dari keseluruhan pengukuran ekonomi. Selain itu juga menyediakan elemen waktu sebagai penolakan perintah untuk mengimplementasikan aplikasi strategis. 5. Faktor Project atau Organizational Risk Risiko proyek maupun organisasi menitikberatkan pada kemampuan organisasi dalam membuat perubahan yang dibutuhkan oleh proyek. Evaluasi berhubungan dengan pengguna maupun organisasi domain bisnis, bukan organisasi teknik. Komponen dari kapasitas organisasi meliputi dukungan manajemen untuk perubahan, pendewasaan penggunaan komputer dalam organisasi, pengukuran nyata dari tugas-tugas penting untuk melengkapi proyek dengan pemahaman di bawah proses bisnis dan fungsinya. 63 Hal ini memberikan kesempatan untuk mengekspresikan risiko proyek yang dibutuhkan oleh produk, pelanggan, atau perubahan pasar, misalnya dampak proyek. Kesiapan dalam organisasi domain bisnis meliputi faktor-faktor pemasaran, pendewasaan industri, dan pengalaman terdahulu dari bisnis yang sama. Risiko proyek maupun organisasi ini adalah faktor negatif yang berarti penilaian tertinggi merepresentasikan risiko terbesar dan mungkin saja akan mengurangi keinginan akan proyek tersebut. 2.2.12 Penilaian Domain Teknologi Faktor-faktor ini menyediakan suatu konteks strategi teknologi dengan alternatif investasi teknologi informasi. 1. Faktor Strategic IS Architecture Strategic IS architecture mengevaluasi tingkat untuk proyek yang diselaraskan dengan keseluruhan strategi sistem informasi. Penyelarasan ini direfleksikan dalam perencanaan sistem informasi (cetakan biru). Cetakan biru ini dihasilkan dalam prioritas pengembangan sistem yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rencana. 2. Faktor Definitional Uncertainty Dengan adanya perubahan maka timbul ketidakpastian. Teknologi berubah seiring dengan kemampuan perusahaan dalam bermanifestasi dalam berbagai cara. 64 Perubahan pertama, merubah elemen tunggal dalam proses yang melibatkan risiko yang dapat diisolasi ke sebuah posisi atau posisi tunggal. Perubahan kedua, berhubungan dengan perubahan sejumlah elemen dalam proses untuk menghasilkan produk akhir yang sama. Perubahan ketiga, berhubungan dengan penyesuaian dan pengakomodasian di dalam dan di luar perusahaan Definitional uncertainty merupakan tingkat penyampaian dalam berpindah target dan menilai sejauh mana tingkat suatu persyaratan atau penspesifikasian diketahui. 3. Faktor Technical Uncertainty Risiko lainnya yang dapat dikenali dalam domain teknologi adalah technical uncertainty, yang menilai kesiapan domain teknologi dalam menjalankan proyek. Penilaian terbagi menjadi empat bagian yang terpisah, yaitu dibutuhkan keahlian, ketergantungan perangkat keras, ketergantungan perangkat lunak, dan aplikasi perangkat lunak. Tujuan penilaian ini bukan untuk menekan perencanaan penolakan risiko, tetapi lebih kepada pengenalan risiko dan menekan kesiapan dan persipan yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek. 4. Faktor IS Infrastructure Risk Faktor ini menilai tingkat investasi non-proyek yang penting untuk mengakomodasi proyek. Dan merupakan penilaian lingkungan yang melibatkan faktor-faktor seperti administrasi data (misalnya kebutuhan kamus data baru), komunikasi (misalnya kebutuhan 65 kemampuan komunikasi dalam bentuk baru), dan sistem terdistribusi (seperti metode akses data yang dibutuhkan). Penekanan dalam hal ini adalah keseluruhan organisasi sistem informasi, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, dan staff dalam bentuk investasi penting yang diperlukan untuk mengakomodasi proyek yang diusulkan. 2.2.13 Pembobotan Korporasi (Corporate Values) Pembobotan korporasi adalah pembagian sistem yang dipercaya yang konsisten pada sejarah organisasi, kepercayaan dan nilai. Itu juga termasuk pandangan poin dan penilaian pada manajemen senior. Pembobotan korporasi menyertakan kekuatan, dan biasanya tetap, elemen keorganisasian. 2.2.13.1 Membangun Pembobotan Korporasi Sebelum melakukan pembobotan atas beberapa faktor yang telah dievaluasi diatas, perlu terlebih dahulu mengidentifikasikan keterkaitan antara tingkat kesehatan organisasi dengan dukungan sistem imformasi yang dimiliki. Yang dimaksud dengan organisasi sehat adalah organisasi yang kuat, menguntungkan, kompetitif dan tidak mudah terpengaruh oleh adanya krisis ekonomi, gejolak perilaku konsumen, maupun adanya deregulasi dari pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan dukungan sistem informasi adalah seberapa kuat pengaruh sistem informasi dalam menunjang bahkan menentukan arah kegiatan organisasi. Hal ini penting dilakukan karena nilai atau bobot domain bisnis dan domain teknologi sangat berbeda dari organisasi yang satu dengan organisasi 66 yang lainnya. Seperti ditampilkan pada gambar di bawah (Gambar 12), kuadran A (Investment) yang mendeskripsikan sebuah organisasi yang kuat dengan tingkat dukungan sistem informasi yang lemah untuk mendukung jalannya usaha. Kuadran B (Strategic) menggambarkan sebuah organisasi yang kuat dengan dukungan sistem informasi yang kuat juga. Kuadran C (Infrastructure) mengilustrasikan sebuah organisasi yang lemah dengan dukungan sistem informasi yang lemah. Dan yang terakhir adalah peta kuadran D (Breakthru or Management) menggambarkan sebuah organisasi menjadi maju. Gambar 13 Mendirikan Nilai Korporasi (Line Of Business) Karena keempat perbedaan inilah, maka masing-masing kuadran pada Gambar 12 memiliki nilai relatif korporasi yang berbeda-beda. • Kuadran A (Investment) Untuk organisasi pada kuadran investasi yang mempunyai dasar bisnis yang kuat, mempunyai waktu dan kesempatan dalam menginvestasikan masa depannya. Dengan berfokus pada pertumbuhan ke 67 depan dan pengembangan infrastruktur yang ada adalah tepat. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan nilai negatifnya adalah -10, Parker (p188, 1988). (lihat tabel 1) • Kuadran B (Strategic) Untuk organisasi pada kuadran B mempunyai lini bisnis yang kuat dan juga dukungan komputer yang kuat juga, mempunyai nilai korporasi positif 20 dan nilai korporasi negatif –4, Parker (p188, 1988). (lihat tabel 2) • Kuadran C (Infrastructure) Untuk organisasi pada kuadran C mempunyai lini bisnis yang lemah dengan dukungan komputer yang juga lemah. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan nilai korporasi negatifnya adalah-10, Parker (p189, 1988).(lihat tabel 3) • Kuadran D (Breakthru or management) Untuk organisasi pada kuadran D memiliki lini bisnis yang lemah dengan dukungan komputer yang sangat kuat. Nilai korporasi positifnya adalah 20 dan nilai korporasi negatifnya adalah –10, Parker (p190, 1988).(lihat tabel 4). Tabel 1 Kuadran Investasi LIKELY COMMENT VALUE A Return on Investment (ROI) Medium B Strategic match Low C Competitive advantage Low D Management information Medium StrengthenManagement E Competitive response Highest F Project organization risk Medium TECHNOLOGY DOMAIN A Definitional uncertainty Medium BUSINESS DOMAIN RESULTING WEIGHT 2 0 0 2 8 -2 -4 68 B Technical Uncertainty C Strategic IS architecture D IS infrastructure risk -4 8 0 20 Medium High Low Total Value Total Risk and Uncertainty -10 Tabel 2 Kuadran Strategi BUSINESS DOMAIN A B C D E F Return on Investment (ROI) Strategic match Competitive advantage Management information Competitive response Project organization risk TECHNOLOGY DOMAIN A Definitional uncertainty B Technical Uncertainty C Strategic IS architecture D IS infrastructure risk LIKELY VALUE Medium High Highest Medium High Low RESULTING WEIGHT 2 4 6 2 4 -1 COMMENT Medium -2 Low Low Low -1 1 1 20 -4 Total Value Total Risk and Uncertainty Tabel 3 Kuadran Infrastruktur BUSINESS DOMAIN A B C D E F A B ReturnonInvestment (ROI) Strategic match Competitive advantage Management information Competitive response Project organization risk TECH. DOMAIN Definitional uncertainty Technical Uncertainty LIKELY VALUE COMMENT Medium High 2 AssumeManagementGoals Low High RESULTING WEIGHT 4 0 Strengthen Management 4 Medium High Cannot Aford Risk 2 -4 High Medium Cannot Aford Risk Cannot Aford Risk -4 -2 69 C D Strategic IS Highest architecture IS infrastructure risk Low A crucial element 8 0 20 -10 Total Value Total Risk and Uncertainty Tabel 4 Kuadran Breakthru or Management BUSINESS DOMAIN LIKELY VALUE COMMENT A B C D E F Return on Investment (ROI) Strategic match Competitive advantage Management information Competitive response Project organization risk High Highest Low High Low High 4 6 0 4 0 -4 A B C D TECHNOLOGY DOMAIN Definitional uncertainty Technical Uncertainty Strategic IS architecture IS infrastructure risk Medium Medium Highest Medium -2 -2 6 Total Value Total Risk and Uncertainty 2.2.13.2 RESULTING WEIGHT 20 -10 Information Economics Scorecard Langkah akhir dari kerangka kerja ekonomi informasi (Information Economics) adalah memasukkan semua nilai hasil pembobotan Simple ROI, dan pembobotan variabel dari domain teknologi dan domain bisnis ke dalam sebuah score card untuk mendapatkan score akhir dari proyek TI tersebut. Semua nilai positif dan negatif yang mewakili nilai dan risiko dijumlahkan. 70 Tabel 5 The Information Economics Scorecard Example Evaluator Score (faktor ) Business Domain ROIx + SMx + CAx + MIx + Technology DomainWeighted CRx + ORx - SAx + DUx - TUx - IRx - Business Domain Technology Domain Weighted Value x Where : ROI Measurement ROI = Enhanced simple return on investment score Business Domain Assessment SM = Strategic Match CA = Competitive Advantage MI = Management Information CR = Competitive Response OR = Project or Organizational Risk Technology Domain Assessment SA = Strategic Advantage DU = Definitional Uncertainty TU = Technical Uncertainty IR = IS Infrastructure Risk 2.2.14 Kerangka Kerja Ekonomi Informasi Metode yang digunakan dalam ekonomi informasi pada umumnya terbagi dua jenis, yaitu finansial dan non-finansial. Tahap awal penelitian ditujukan untuk mengetahui komponen-komponen yang berhubungan erat dengan investasi teknologi informasi. Misalnya biaya pemeliharaan. 71 Setelah itu dilakukan analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis) untuk mendapatkan ROI atas investasi tersebut. Tangible benefit diperoleh dengan menggunakan Traditional Cost Benefit Analysis, sedangkan Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring, Innovaton Valuation, digunakan untuk mengukur quasi tangible benefit. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis dua domain perusahaan (two domain analysis), yaitu domain teknologi dan domain bisnis. Hal ini dilakukan karena perhitungan ROI belum merefleksikan nilai dan risiko tertentu. Ada beberapa yang unik di domain bisnis dan di domain teknologi. Analisis ini dilakukan untuk intangible benefit investasi teknologi informasi tersebut. Setelah dilakukan pembobotan, gabungan hasil dari analisis ROI, domain bisnis dan domain teknologi inilah yang memberikan satu skor yang menunjukkan besarnya dampak ekonomis dari penerapan teknologi terhadap perusahaan. 2.2.15 Strategi Bersaing Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan bersaing bilamana memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik konsumen dan mempertahankan diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekan perusahaan. Strategi bersaing perusahaan merupakan langkah – langkah strategis yang terencana maupun yang tidak terencana untuk dapat memiliki keunggulan bersaing sehingga dapat menarik perhatian dari konsumen. 72 Keunggulan bersaing dalam pasar akan memudahkan perusahaan untuk meraih keuntungan lebih besar daripada pesaing dan memberikan kesempatan hidup lebih lama dalam persaingan. Menurut Michael E. Porter yang dikutip dalam buku Hariadi, Bambang (2003, p49) pola umum peta persaingan dalam pasar biasanya melibatkan lima kekuatan yang masing – masing saling menekan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Kekuatan-kekuatan tersebut berasal dari Lima Kekuatan Persaingan Dalam Industri: 1. Ancaman Pendatang Baru (The Threat Of New Entrants) 2. Daya Tawar Pelanggan (The Bargaining Power Of Costumers) 3. Daya Tawar Pemasok (The Bargaining Power Of Suppliers) 4. Ancaman Produk atau Jasa Substitusi (The Threat Of Substitutes Products Or Services) 5. Persaingan Diantara Kontestan Yang Ada (The Jockeying Among Current Contestants or Rivalry Among Existing Firms) 73 Ancaman Pendatang Baru Kekuatan Tawar Menawar Persaingan Dikalangan Anggota Industri Supplier Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Persaingan Diantara Sesama Penjual Ancaman Produk Substitusi Gambar 14 Lima Daya Porter Sumber : Hariadi, Bambang (2003, p50) Tunggal, Amin Widjaja (2004, p53) berpendapat bahwa kekuatan – kekuatan bersaing yang terbesar menentukan kemampulabaan dari suatu industri, dengan demikian merupakan kepentingan yang paling besar dalam formulasi strategi. Setiap industri mempunyai struktur yang mendasar atau sekumpulan karakteristik ekonomi teknis dasar yang menimbulkan kekuatan bersaing tersebut. Beberapa karakteristik adalah kritikal terhadap kekuatan dari setiap kekuatan bersaing. Karakteristik – karakteristik tersebut akan didiskusikan di bawah ini: 1. Ancaman masuknya pendatang baru Pendatang baru dalam suatu industri membawa kapasitas yang baru, keinginan untuk memperoleh pangsa pasar dan sumber daya yang substansial. Keseriusan ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan 74 yang ada pada reaksi dari pesaing yang ada, yang pendatang baru dapat perkirakan. Apabila hambatan untuk masuk adalah tinggi dan pendatang baru mendapatkan pembalasan yang tajam dari pesaing yang telah berurat akar, sudah jelas pendatang baru tersebut tidak mengajukan suatu ancaman masuk yang serius. 2. Pemasok (Suppliers) yang berpengaruh Pemasok dapat mempergunakan kekuatan daya tawar untuk peserta dalam industri dengan meningkatkan harga atau mengurangi mutu barang atau jasa yang dibeli. Dengan demikian, pemasok yang berpengaruh dapat menekan kemampulabaan suatu industri yang tidak dapat menutup kenaikan biaya melalui harga jualnya. 3. Pembeli (Costumers) yang berpengaruh Pembeli atau pelanggan juga dapat menekan harga menurut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba semua anggota industri. Suatu kelompok pembeli adalah berpengaruh apabila: a. Pembeli terkonsentrasi dan pembelian dalam volume besar. Pembeli dengan volume besar khususnya merupakan kekuatan besar. b. Produk yang dibeli dari industri adalah standar dan tidak berdiferensiasi. c. Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang menciptakan insentif yang besar untuk mengurangi biaya pembelian. d. Mutu produk pembeli sangat besar dipengaruhi oleh produk industri, pembeli pada umumnya kurang sensitif harga. 75 e. Produk industri tidak menghemat uang pembeli. f. Pembeli menempatkan suatu ancaman yang dapat dipercaya melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri. 4. Ancaman Produk Substitusi Produk perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat dengan produk dari industri lain yang dapat menjadi alternatif bagi konsumen untuk memilih. Suatu produk dapat menjadi substitusi atau pengganti bagi produk lain jika konsumen menganggap produk – produk tersebut mempunyai fungsi yang serupa. Tekanan persaingan dari produk substitusi akan mendorong suatu perusahaan menjalankan strategi untuk meyakinkan pelanggan bahwa produk mereka berbeda daripada produk substitusi melalui berbagai bentuk differentiate strategy seperti harga yang bersaing, kualitas yang beda, pelayanan yang lebih baik, dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen atau kombinasi. 5. Perebutan Posisi (Jockeying For Position) Persaingan di antara pesaing yang ada mengambil bentuk yang sama dalam memperebutkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti : kompetisi harga, pengenalan produk, dan persaingan advertensi. 76 2.3 Singkatan dan Definisi 2.3.1 Singkatan Berikut merupakan daftar dari singkatan-singkatan yang digunakan dalam penggunaan skripsi ini. Tabel 6 Daftar Singkatan Singkatan ALE BOR BSR CA CBA CD CD-ROM CR CT DVD EVA FM GB HP IE IR ISDR IT ITDU ITSR ITTI IV LAN MB MI NAS NOA NOI OR OS PC RAM RCS Kata Lengkap Agility, Learning & Empowerment Business Organization Risk Business Strategy Risk Competitive Advantages Cost Benefit Analysis Compact Disk Compact Disk- Read Only Memory Competitive Response Cycle Time Digital Video Disk Economic Value Added Frequency Modulation Giga Byte Hewlett Packard’s Information Economics Infrastructure Risk IT Service Delivery Risk Information Technology ITDefitional Uncertainty IT Strategic Risk IT Technical and Implementation Innovation Valuation Local Area Network Mega Byte Management Information Network Area Storage Net Operating Asset Net Operating Income Organization Risk Operating System Personal Computer Random Access Memory Radio Computing Services 77 ROI SI SITA SM SO SQ ST SWOT TCBA TI TU UPS VA VL VR WO WT 2.3.2 Return On Investment Sistem Informasi Strategic IT Architecture Strategic Match Strengths Opportunities Services and Quality Strengths Threats Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats Traditional Cost Benefit Analysis Teknologi Informasi Technical Uncertainty Uninterruptible Power Supply Value Acceleration Value Linking Value Restructuring Weaknesses Opprortunities Weaknesses Threats Definisi Berikut merupakan daftar dari definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam penggunaan skripsi ini. Tabel 7 Daftar Istilah Istilah Adlibs Booking LAN Off Air On Air Play list Space Space Iklan Definisi Iklan radio sifatnya langsung dibaca oleh penyiar tanpa melalui proses produksi. Merupakan proses pemesanan iklan, baik waktu maupun durasi iklan. Merupakan jaringan lokal yang menghubungkan alat-alat komputer seperti, PC, server, printer, CCTV, dan lain-lain. Semua kegiatan yang dilakukan diluar studio penyiaran seperti event konser, mengadakan kuis keliling, dan lain-lain. Semua kegiatan penyiaran radio hingga sampai di penerima (receiver). Merupakan besarnya data yang bisa disimpan di dalam storage seperti hardisk, CD, data storage, dan lain-lain. Unit waktu dalam suatu play list yang digunakan untuk pemutaran iklan. 78 Spot Spot Promo Storage Sweeper Jenis iklan radio yang berupa file audio melalui proses radio. Iklan yang sifat nya untuk promo radio. Merupakan alat yang digunakan untuk penyimpanan (backup) data. Efek suara khusus yang dibuat pada setiap peralihan suatu lagu atau audio lainnya.