BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1

advertisement
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1
2.1.1
Laporan Keuangan
Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut Hery (2008:15) pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan
data
keuangan
atau
aktivitas
perusahaan
kepada
pihak–pihak
yang
berkepentingan. Pihak–pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan
maupun perkembangan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal
seperti manajemen perusahaan dan karyawan, dan yang kedua adalah pihak
eksternal seperti pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi
yang menghubungkan perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan, yang
menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ferdinand, G. E. (2012:37) tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban
manajemen
dipercayakan kepada mereka.
atas
penggunaan
sumber
daya
yang
Menurut Hery (2008:15) urutan laporan keuangan berdasarkan proses
penyajiannya adalah sebagai berikut:
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis
tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.
Laporan laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil dari
pendapatan dikurangi beban.
2. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s Equity) adalah sebuah laporan
yang menyajikan ikhtisiar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan
untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal).
3. Neraca (Balanced Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi
aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca
adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang
menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari
masing–masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi,
sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu
tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan/penurunan bersih
kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki
perusahaan sampai dengan akhir periode.
2.1.2 Buku Besar
Buku besar (General Ledger) menurut Hanoem, S dan R. Sandora.
(2008:71) merupakan kumpulan akun yang fungsi utamanya adalah mengurutkan
dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Bila sebuah rekening
menampung transaksi dengan frekuensi cukup banyak, dipakailah Buku Pembantu
(Subsidiary Ledgers) yang merupakan percabangan Buku Besar yang berisi
rincian akun tertentu yang ada dalam buku besar. Untuk dapat membuat buku
besar, dilakukan proses pengurutan dan pemindahan data ke dalam buku besar dan
buku pembantu inilah yang disebut dengan pembukuan.
Jurnal Khusus Kas
Jurnal Khusus Bank
Akun
KAS
Akun
Akun
BANK
KAS
KAS
BANK
BANK
JPb
JPb
JPn
JPn
JPn
JM
JM
JM
Akun
KAS
Akun
BANK
BANK
JPb
JPn
JPb
JM
JM
JPb
Jurnal Khusus Pembelian
Jurnal Khusus Penjualan
Jurnal Khusus Memorial
KAS
JPn
Gambar 1.
Hubungan antara Jurnal Khusus dan Buku Besar
Sumber: (Hanoem, S. dan R.Sandora.,2008:72)
Penyusunan Buku Besar :
Dalam penyusunan manual, kegiatan posting memerlukan 4 tahap, yaitu:
1. Pembuatan rekapitulasi jurnal khusus.
2. Pengurutan rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi jurnal umum.
3. Pencatatan data rekapitulasi dalam akun yang bersesuaian.
4. Pengembalian akun ke dalam arsip pada urutannya semula.
Buku besar merupakan tempat untuk menampung informasi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan. Dengan demikian susunan informasi yang
akan disajikan dalam laporan keuangan merupakan dasar untuk menyusun akunakun yang ada dalam buku besar. Selanjutnya akun-akun yang ada dalam buku
besar digunakan sebagai dasar penggolongan transaksi yang dicatat dalam jurnal.
2.1.3 Laporan Laba Rugi
Laporan laba-rugi menurut Ferdinand, G. E. (2012:43) sering disebut juga
sebagai laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang pengukuran
kesuksesan operasi bisnis suatu entitas selama periode tertentu. Alasan utama
yang menyebabkan laporan laba-rugi menjadi salah satu laporan yang sangat
penting adalah laporan ini memberikan informasi kepada kreditur dan investor
untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas pada masa yang
akan datang. Laporan laba-rugi dapat membantu para pemakai, khususnya
investor dan kreditur dengan berbagai cara:
1. Mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu.
2. Membantu memprediksi kinerja bisnis perusahaan pada masa depan.
3. Membantu menentukan resiko atau ketidakpastian aliran kas masa depan.
Laba dibentuk dua komponen, yaitu penghasilan (tunai dan bukan tunai)
dan beban (tunai dan bukan tunai). Dengan demikian laba dibentuk oleh laba tunai
dan laba bukan tunai. Perusahaan yang menghasilkan laba pasti memiliki dua
komponen laba tersebut. Perusahaan yang menghasilkan laba adalah perusahaan
yang sehat. Perusahaan yang sehat memiliki kemampuan menciptakan aliran kas
yang tinggi. Dengan demikian laba dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan
perusahaan menciptakan aliran kas masa depan.
Ada dua metode penyusunan laporan laba–rugi menurut Ferdinand, G. E.
(2012:46), yaitu (1) metoda satu tahap (single step), (2) metoda bertahap (multiple
step).
a. Metoda satu tahap (single step)
Berdasar metoda satu tahap, laporan laba–rugi berisi dua kelompok, yaitu
pendapatan dan beban. Keuntungan utama menggunakan metoda satu tahap
adalah sederhana penyajiannya dan tidak menerapkan pola klasifikasi pendapatan
dan beban menurut urutan prioritas.
b. Metode bertahap (multiple step)
Berdasar metode ini, item-item pendapatan dan beban disajikan menurut
hubungan antara pendapatan dan beban. Oleh karena itu, laporan laba-rugi
menjadai semakin informatif dan lebih bermanfaat. Metode bertahap merupakan
metode yang direkomendasikan oleh profesi akuntansi. Hal ini disebabkan laporan
laba-rugi dapat menyajikan informasi terpisah tentang beban dari kegiatan operasi
dan beban dari kegiatan non operasi, dan dapat menandingkan kas dan beban
dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu.
2.2 Laporan Arus Kas
2.2.1 Pengertian dan Penyusunan Laporan Arus Kas
1. Pengertian Kas
Kas menurut Hery (2008:168) meliputi uang logam, uang kertas, cek, pos
wesel dan deposito. Pada umumnya perusahaan membagi kas menjadi dua
kelompok, yaitu uang yang tersedia di kasir perusahaan (cash on hand) dan uang
yang tersimpan di bank (cash in bank).Umumnya perusahaan tidak hanya
memiliki satu rekening bank saja tetapi beberapa rekening bank sekaligus pada
saat yang bersamaan. Beberapa rekening bank ini memang secara khusus dibuka
oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengakomodir masing–masing keperluan
yang berbeda. Sebagai contoh perusahaan X memiliki 4 rekening bank. Rekening
bank yang pertama secara khusus digunakan sebagai tempat untuk menampung
seluruh haasil penerimaan tagihan dari pelanggan, rekening yang kedua digunakan
untuk keperluan membayar utang usaha ke supplier, rekening bank yang ketiga
digunakan khusus untuk keperluan pembayaran gaji, dan rekening bank yang
keempat dibuka secara khusus oleh perusahaan untuk keperluan pembayaran
selain gaji dan utang.
Sisa uang kas perusahaan yang tidak tersimpan di bank umumnya tersedia di
kasir perusahaan untuk memenuhi pembayaran – pembayaran yang jumlahnya
relatif kecil (sebagai dana kas kecil / petty cash fund) dan juga untuk memenuhi
keperluan pembayaran khusus. Kas merupakan aktiva yang paling lancar
dibanding aktiva lainnya. Oleh sebab itu, kas merupakan aktiva–aktiva yang
paling digemari untuk dicuri, dimanipulasi, dan diselewengkan. Dalam neraca, kas
selalu disajikan pada urutan pertama, setelah itu barulah diikuti dengan akun
piutang usaha, dan seterusnya sesuai dengan urutan tingkat likuiditasnya.
2. Penyusunan Laporan Arus Kas
Tujuan penyusunan laporan arus kas menurut Ferdinand, G. E. (2012:79)
adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan
tersebut laporan arus kas melaporkan:
1. Informasi tentang jumlah kas yang diperoleh dari kegiatan operasi suatu
entitas.
2. Informasi tentang jumlah kas yang diperoleh dari kegiatan investasi
3. Informasi tentang jumlah kas yang diperoleh dari kegiatan pendanaan dan
kenaikan atau penurunan bersih kas selama periode waktu tertentu
KEGIATAN
OPERASI
KEGIATAN
CASH FLOW
KEGIATAN
PEMBIAYAAN
ALIRAN KAS
INVESTASI
Gambar 2.
Cash Flow dan Aktivitas Pencipta Aliran Kas
Sumber : Efraim F.G (2012:80)
Ada tiga sumber informasi untuk menyusun laporan arus kas, yaitu:
1. Neraca komparatif
2. Laporan laba – rugi periode kini
3. Data transaksi terseleksi
Tabel 1.
Aliran Kas Masuk dan Keluar
Berdasarkan Jenis Kegiatannya
KEGIATAN OPERASI
• Penerimaan kas dari penjualan barang dan
ALIRAN KAS MASUK (CASH INFLOW)
KEGIATAN INVESTASI
• Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan,
KEGIATAN PENDANAAN
• Penerimaan kas dari emisi saham atau
pemberian jasa.
aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain.
instrumen modal lainnya.
• Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan
• Kas yang diterima dari penjualan instrumen utang dan
• Penerimaan kas dari emisi obligasi,
pendapatan lain.
instrumen ekuitas ekuitas lain dan kepemilikan ventura
pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman
• Penerimaan kas oleh entitas asuransi
bersama (selain penerimaan kas dari instrumen yang dimiliki
jangka pendek dan jangka panjang
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan
untuk diperdagangkan atau diperjanjikan).
lainnya.
manfaat polis lainnya.
• Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang
• Penerimaan kas dari kontrak yang dimiliki
diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang
untuk tujuan diperdagangkan atau
diberikan oleh lembaga keuangan).
diperjanjikan (dealing).
• Penerimaan kas dari future contracts, forward contracts,
• Penerimaan kembali (restitusi) pajak
option contracts, dan swap contract kecuali apabila kontrak
penghasilan kecuali jika dapat
tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian
diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut disklasifikasi
dari kegiatan pendanaan dan investasi
sebagai kegiatan pendanaan.
TAMPUNGAN KAS
ALIRAN KAS KELUAR (CASH OUTFLOW)
KEGIATAN INVESTASI
• Membeli aset tetap secara tunai.
KEGIATAN PENDANAAN
• Membayar dividen tunai.
• Membeli surat – surat berharga secara tunai.
• Melunasi utang.
• Meminjamkan dana kepada entitas lain.
• Memperoleh kembali saham.
• Membeli sediaan secara tunai.
• Membayar tunai pembelian aset tetap, aset tidak berwujud, dan
• Membayar tunai kepada pemilik untuk
• Membayar gaji.
aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
menarik atau menebus saham.
• Membayar pajak.
dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri.
• Membayar tunai kepada penyewa
• Membayar bunga.
• Membayar tunai pembelian instrumen utang atau instrumen
(lesse) untuk mengurangi saldo
• Membayar biaya lainnya.
ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama
kewajiban yang berkaitan dengan sewa
• Membayar pajak penghasilan kecuali jika
(selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas
pembiayaan (finance lease).
dapat diidentifikasikan secara khusus
atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau
• Melunasi pinjaman
sebagai bagian dari kegiatan pendanaan
diperjanjikan).
dan investasi.
• Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain
• Membayar tunai barang dan jasa kepada
(selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga
pemasok.
keuangan).
• Membayar tunai kepada dan untuk
• Membayar tunai pembelian future contracts, forward contracts,
kepentingan karyawan.
option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak
• Menerima kas dari entitas asuransi
tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan,
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas,
atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai
dan manfaat polis lainnya.
kegiatan pendanaan.
KEGIATAN OPERASI
Sumber: Ferdinand, G. E. (2012:82)
Ada tiga tahapan penyusunan laporan arus kas, yaitu (a) Penentuan
perubahan dalam kas menggunakan neraca komparatif, (b) Penentuan arus kas
bersih (net cash flow) dari kegiatan operasi dan (c) Penentuan arus kas bersih (net
cash flow) dari kegiatan investasi dan pendanaan.
2.2.2 Pengendalian Internal atas Penerimaan Kas
Sebagian besar penerimaan kas perusahaan tentu saja berasal dari hasil
kegiatan normal bisnisnya, yaitu melalui penjualan tunai (baik untuk perusahaan
dagang maupun perusahaan jasa), ataupun sebagai hasil penagihan piutang usaha
dari pelanggan (dalam hal penjualan kredit). Sedangkan penerimaan kas lainnya
timbul dari kegiatan non–operasional perusahaan. Mengingat kas merupakan
aktiva yang paling lancar dibanding aktiva lainnya, maka untuk mengamankan
penerimaan kas ini diperlukanlah sebuah sistem pengendalian internal yang sangat
baik dan ekstra hati–hati.
Secara garis besar, berikut ini adalah beberapa penerapan prinsip
pengendalian internal atas penerimaan kas (Hery, 2008:169) :
1. Hanya karyawan tertentu saja yang secara khusus ditugaskan untuk menangani
penerimaan kas.
2. Adanya pemisahan tugas antara individu yang menerima kas, mencatat atau
membukukan penerimaan kas dan yang menyimpang kas.
3. Setiap transaksi penerimaan kas harus didukung oleh dokumen (sebagai bukti
transaksi).
4. Uang kas hasil penerimaan penjualan harian atau hasil penagihan piutang dari
pelanggan harus disetor ke bank setiap hari oleh departemen kasir.
5. Dilakukannya pengecekan independen atau verifikasi internal.
6. Mengikat karyawan yang menangani penerimaan kas dengan uang
pertanggungan.
2.2.3 Pengendalian Internal atas Pengeluaran Kas
Kas mungkin dikeluarkan untuk berbagai tujuan misalnya untuk membayar
beban–beban tertentu (baik sebagai pengeluaran operasional maupun non
operasional), untuk membayar utang kepada pihak–pihak kreditur, serta bisa juga
kas dikeluarkan untuk membeli aktiva. Pada umumnya, pengendalian internal atas
pengeluaran kas akan lebih efektif ketika pembayaran dilakukan dengan
menggunakan cek atau transfer lewat rekening bank, daripada dengan melibatkan
uang kas secara langsung.
Pengendalian internal atas pengeluaran kas seharusnya memberikan
jaminan yang memadai bahwa pengeluaran hanya dilakukan untuk transaksi–
transaksi yang benar–benar telah diotorisasi dengan semestinya. Dimana
budgeting dapat menjadi salah satu alat kontrol untuk memastikan bahwa uang
kas telah digunakan secara efisien. Pengendalian internal juga harus dapat
menjamin bahwa setiap kejadian ekonomi yang sifatnya akan menghemat
pengeluaran kas benar–benar telah dimanfaatkan dengan semestinya untuk
kepentingan perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi oknum karyawan
tertentu (Hery, 2012:169).
2.2.4 ROI (Return On Investment)
ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari
seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan angka laba
setelah pajak dan kekayaan rata-rata perusahaan.
Pada umumnya, ROI adalah Rasio untuk mengukur kekuatan penghasilan
terhadap aktiva. Rasio tersebut menyatakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi ukuran kefektifan
manajemen.”
Sedangkan menurut Anthony & Govindarajan (2000:249), menyatakan
bahwa:
“ROI atau tingkat pengembalian investasi adalah suatu perbandingan,
dimana pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dalam laporan
keuangan dan penyebutnya (denominator) adalah asset yang digunakan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua pengertian tersebut adalah ROI
menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net
operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasional tersebut (net operating asset).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return On Investment (ROI) ada dua yaitu :
1. Operational Asset Turnover
Operational Asset Turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang
digunakan dalam operasional perusahaan (operating asset) terhadap jumlah
penjualan atau menunjukkan berapa kali operational asset digunakan dalam suatu
periode. Rasio ini merupakan ukuran tentang seberapa jauh aktiva ini telah
digunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating
asset berputar suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Dalam menganalisis
dengan rasio ini sebaiknya diperbandingkan selama beberapa periode sehingga
diketahui trend dari penggunaan operating asset tersebut. Suatu trend angka rasio
yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien
dalam menggunakan aktiva.
Dalam rangka menafsirkan rasio ini diperlukan kehati-hatian karena rasio ini
memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
a. Hanya menunjukkan hubungan antara penghasilan (sales revenue) dengan
aktiva yang dipergunakan dan tidak memberikan gambaran tentang laba yang
diperoleh.
b. Penjualan adalah untuk satu periode, sedangkan total asset adalah merupakan
akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode, mungkin adanya
ekspansi yang tidak segera dapat menghasilkan tambahan penjualan sehingga
rasio pada tahun pertama menunjukkan rasio yang rendah.
c. Bahwa tingkat penjualan yang diperoleh mungkin sekali dipengaruhi oleh
berbagai faktor diluar kemmapuan perusahaan untuk diatasi (uncontrollable).
Untuk menghindari kelemahan-kelemahan operating asset turnoverini,
sering rasio ini dihubungkan dengan tingkat profit yang diperoleh atau profit
marginnya, yang diperoleh dengan cara membagi profit, yang diperoleh dengan
total penjualan netto. Turnover yang tinggi menunjukkan manajemen yang efektif,
tetapi dapat juga turnover yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah
tua dan habis masa manfaatnya, sehingga rasio ini tidak memberikan gambaran
yang pasti tentang kefektifan kegiatan perusahaan dan harus dihubungkan dengan
profit marginnyasehingga diperoleh ROI.
2. Profit Margin
Profit margin merupakan besarnya keuntungan operasional yang dinyatakan
dalam presentase jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat
keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang dihubungkan dengan tingkat
penjualan dalam suatu periode tertentu.
Besarnya ROI dapat dihitung dengan mengalihkan antara operational asset
turnover dengan profit margin-nya atau dengan rumus :
ROI =
Laba Setelah Pajak
Total Aktiva
Besarnya ROI akan berubah jika ada perubahan profit margin atau asset
turnover, baik masing-masing atau keduanya. Dengan demikian, pimpinan
perusahaan dapat menggunakan salah satu atau keduanya dalam rangka
memperbesar ROI.
Usaha untuk mempertinggi ROI dengan memperbesar profit margin
bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi disektor produksi,
penjualan, dan administrasi. Usaha mempertinggi ROI dengan memperbesar asset
turnover merupakan kebijakan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva
lancer maupun aktiva tetap.
2.3
Pengertian Akuntansi dan Aplikasinya
Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan
keputusan – keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para
usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas manajemen
sangat menonjol, khususnya dalam fungsi perencanaan dan pengawasan. Oleh
karena itu, para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan
menggunakan data akuntansi.
Akuntansi menurut Hanoem, S. dan R. Sandora. (2008:1) dapat
didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi penggunaan dan dari sisi
kegiatan. Dari sisi penggunaan, Akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin
ilmu yang menyajikan secara efisien informasi–informasi penting untuk
melakukan dan menilai kegiatan suatu organisasi. Sedang dari sisi kegiatan,
Akuntansi adalah aktivitas pelaporan semua akibat kegiatan ekonomi yang
dijalankan oleh perusahaan dengan jalan dikumpulkan, dianalisa, disajikan dalam
bentuk angka, diklasifikasikan, dicatat, diringkas, dan akhirnya dilaporkan sebagai
informasi–informasi penting.
Secara singkat, aktivitas akuntansi dapat digambarkan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data
keuangan organisasi.
a. Pencatatan berarti pengumpulan data keuangan hasil transaksi pada suatu
periode pencatatan akuntansi tertentu untuk selanjutnya dicatat dalam bentuk
yang memenuhi aturan – aturan pencatatan akuntansi.
b. Penggolongan berarti data transaksi sejenis akan digolongkan dalam suatu
kelompok yang selanjutnya kelompok data ini akan disebut dengan akun
(account).
c. Peringkasan berarti penjumlahan atau pengurangan data dalam sebuah akun
untuk menghasilkan nilai selisih yang selanjutnya akan disebut sebagai saldo.
d. Pelaporan berarti penyusunan laporan keuangan hasil dari urutan kegiatan
pencatatan dalam sebuah periode akuntansi.
e. Penganalisaan berarti pemanfaatan lebih lanjut dari informasi keuangan yang
diperoleh untuk pengambilan keputusan pihak manajemen sebuah organisasi.
Akuntansi
merupakan
kegiatan
pengolahan
data
keuangan
yang
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen sebuah organisasi.
Alasan utama mengapa akuntansi dilaksanakan dalam berbagai organisasi adalah
kompleksnya data keuangan yang harus dicatat. Keadaan ini menyebabkan para
pengambil keputusan menjadi semakin tergantung pada proses akuntansi.
Aplikasi menurut Hanoem, S. dan R. Sandora. (2008:3) adalah segala hal
yang berkaitan dengan penerapan. Sejalan dengan tekhnologi yang selalu
berkembang, aplikasi sedikit diartikan berbeda. Aplikasi didefinisikan lebih pada
suatu program atau sistem yang mendukung suatu ilmu. Aplikasi ini juga bisa
disebut sebagai software komputer. Saat ini komputer sudah banyak digunakan
banyak orang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Akuntansi merupakan
kumpulan catatan transaksi keuangan, yang berkaitan dengan kewajiban suatu
perusahaan dalam memperkirakan dan merekap semua transaksi. Termasuk dalam
penyusunan laporan dan penggunaannya. Melihat begitu kompleksnya pekerjaan
akuntan dalam mengatur laporan keuangan, aplikasi akuntansi ini sangat
dibutuhkan.
Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk sekedar merekap semua yang
berkaitan dengan aktivitas keuangan, seperti saham, keuntungan, pengeluaran, dan
hasil transaksi, tetapi juga bisa digunakan langsung untuk melaporkan ke bagian
pimpinan di suatu perusahaan. Aplikasi ini sekarang juga didukung oleh jaringan
internet yang semakin memudahkan akuntan dalam melaporkan keuangannya.
2.4
Efektivitas dan Efisiensi
1. Efektivitas
Menurut Blocher, E.J (2007:135) operasi yang efektif (effective operation)
adalah operasi yang dapat memperoleh atau melampaui tujuan yang ditetapkan
dari operasi tersebut. Operasi yang sangat efektif sangat penting bagi strategi yang
sukses. Operasi yang tidak efektif mengakibatkan hasil yang mengecewakan,
menghabiskan kas dan sumber daya lainnya, dan dapat mengakibatkan suatu
organisasi mengalami kegagalan. Ketidakefektifan operasi yang berulang-ulang
sering memaksa perusahaan untuk meninggalkan atau memodifikasi strateginya.
Hampir semua organisasi memiliki tujuan strategis yang bermacam-macam.
Sebuah
perusahaan
sebaiknya
mengukur
tujuan-tujuan
strateginya
agar
manajemen memiliki gambaran yang jelas mengenai efektivitas operasi secara
keseluruhan dan kalayakan dari pencapaian tujuan strategis.
Sebuah perusahaan bisnis dapat mengukur efektivitasnya berdasarkan
apakah perusahaan tersebut telah berhasil memperoleh laba operasi yang
diinginkan, mendapatkan pangsa pasar yang ditargetkan. Tujuan jangka pendek
yang penting bagi perusahaan adalah mencapai laba operasi yang sudah
dianggarkan dalam periode tersebut. Pada akhir periode, manajemen ingin
mengetahui apakah operasi telah mencapai laba operasi yang diinginkan yang
telah ditetapkan perusahaan. Laba operasi yang diinginkan untuk suatu periode
biasanya merupakan laba operasi yang dianggarkan untuk periode tersebut.
Perbedaan (selisih) antara laba operasi aktual dengan laba operasi anggaran induk
disebut varian laba operasi (operating income variance) dan merupakan ukuran
efektivitas dari suatu periode.
2. Efisiensi
Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung
diatas satu. Semakin besar angkanya, semakin tinggi tingkat efisiensinya. Secara
absolut, rasio ini tidak menunjukkan posisi keuangan dan kinerja organisasi.
Namun, berbagai program pada dua organisasi yang berkecimpung dalam industri
yang sama dapat diperbandingkan tingkat efisiensinya. Apabila hasil rasionya
lebih besar dari satu dibandingkan hasil rasio program yang sama di organisasi
lainnya, program tersebut bisa disebut lebih efisien. Menurut Bastian (2010:43),
efisiensi dapat dikembangkan dengan 4 cara yaitu:
1. Dengan menaikkan output untuk input yang sama.
2. Dengan menaikkan output lebih besar dibanding proporsi peningkatan input.
3. Dengan menurunkan input untuk output yang sama.
4. Dengan menurunkan input lebih besar dibanding proporsi penurunan output.
Input sebagai penyebut lebih sering dipertimbangkan sebagai faktor pengubah
kebijakan organisasi sektor publik dengan rumus:
Output
Input
Dengan beroperasi secara lebih efisien berarti bahwa untuk menghasilkan
keluaran atau output yang sama bisa dicapai dengan menggunakan masukan atau
input yang lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya. Menurut Hanafi,
Mamduh M. dan Abdul Halim (1996:315) yaitu istilah efisen disini mempunyai
arti yang sangat spesifik. Biasanya efisien sering dikaitkan dengan perbandingan
output-input, dimana semakin besar perbandingan output atau input akan semakin
efisien suatu usaha.
Menurut Blocher, E.J (2007:136) operasi yang efisien (efficient operation)
tidak membuang-buang sumber daya secara cuma-cuma dalam melaksanakan
operasinya. Suatu operasi tidak efisien jika perusahaan menggunakan sumber
daya melebihi jumlah yang diperlukan.
2.5
Rerangka Pemikiran
Rerangka pemikiran disusun atas dasar tinjauan teoretis, untuk kemudian
melakukan analisis dan pemecahan masalah yang dikemukakan penelitian.
Rerangka pemikiran dapat tertuang dalam bentuk bagan atau narasi. Dari tinjauan
teori yang telah diungkapkan diatas, maka penelitian ini akan diawali dengan
rerangka berfikir sebagai berikut :
Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) APJ
Bojonegoro dalam satu periode
Data–data tentang laba rugi
PT. PLN (PERSERO) APJ Bojonegoro
Evaluasi
Menilai tingkat efektivitas dan efisiensi
perusahaan berdasarkan analisis laba rugi
dan perhitungan ROI
Gambar 3
Rerangka Pemikiran
Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Aplikasi Akuntansi pada
Bagian Pelayanan Pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro
2.6
Proposisi Penelitian
Dalam penelitian ini proposisi penelitian ini adalah “Efektivitas dan
efisiensi pelayanan pelanggan di PT PLN (Persero) APJ Bojonegoro meningkat.”
Download