BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 2.1.1 Laporan Keuangan Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Hery (2008:15) pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak–pihak yang berkepentingan. Pihak–pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan, dan yang kedua adalah pihak eksternal seperti pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ferdinand, G. E. (2012:37) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen dipercayakan kepada mereka. atas penggunaan sumber daya yang Menurut Hery (2008:15) urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah sebagai berikut: 1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil dari pendapatan dikurangi beban. 2. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s Equity) adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisiar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal). 3. Neraca (Balanced Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan. 4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing–masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan/penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode. 2.1.2 Buku Besar Buku besar (General Ledger) menurut Hanoem, S dan R. Sandora. (2008:71) merupakan kumpulan akun yang fungsi utamanya adalah mengurutkan dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Bila sebuah rekening menampung transaksi dengan frekuensi cukup banyak, dipakailah Buku Pembantu (Subsidiary Ledgers) yang merupakan percabangan Buku Besar yang berisi rincian akun tertentu yang ada dalam buku besar. Untuk dapat membuat buku besar, dilakukan proses pengurutan dan pemindahan data ke dalam buku besar dan buku pembantu inilah yang disebut dengan pembukuan. Jurnal Khusus Kas Jurnal Khusus Bank Akun KAS Akun Akun BANK KAS KAS BANK BANK JPb JPb JPn JPn JPn JM JM JM Akun KAS Akun BANK BANK JPb JPn JPb JM JM JPb Jurnal Khusus Pembelian Jurnal Khusus Penjualan Jurnal Khusus Memorial KAS JPn Gambar 1. Hubungan antara Jurnal Khusus dan Buku Besar Sumber: (Hanoem, S. dan R.Sandora.,2008:72) Penyusunan Buku Besar : Dalam penyusunan manual, kegiatan posting memerlukan 4 tahap, yaitu: 1. Pembuatan rekapitulasi jurnal khusus. 2. Pengurutan rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi jurnal umum. 3. Pencatatan data rekapitulasi dalam akun yang bersesuaian. 4. Pengembalian akun ke dalam arsip pada urutannya semula. Buku besar merupakan tempat untuk menampung informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dengan demikian susunan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan merupakan dasar untuk menyusun akunakun yang ada dalam buku besar. Selanjutnya akun-akun yang ada dalam buku besar digunakan sebagai dasar penggolongan transaksi yang dicatat dalam jurnal. 2.1.3 Laporan Laba Rugi Laporan laba-rugi menurut Ferdinand, G. E. (2012:43) sering disebut juga sebagai laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang pengukuran kesuksesan operasi bisnis suatu entitas selama periode tertentu. Alasan utama yang menyebabkan laporan laba-rugi menjadi salah satu laporan yang sangat penting adalah laporan ini memberikan informasi kepada kreditur dan investor untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas pada masa yang akan datang. Laporan laba-rugi dapat membantu para pemakai, khususnya investor dan kreditur dengan berbagai cara: 1. Mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu. 2. Membantu memprediksi kinerja bisnis perusahaan pada masa depan. 3. Membantu menentukan resiko atau ketidakpastian aliran kas masa depan. Laba dibentuk dua komponen, yaitu penghasilan (tunai dan bukan tunai) dan beban (tunai dan bukan tunai). Dengan demikian laba dibentuk oleh laba tunai dan laba bukan tunai. Perusahaan yang menghasilkan laba pasti memiliki dua komponen laba tersebut. Perusahaan yang menghasilkan laba adalah perusahaan yang sehat. Perusahaan yang sehat memiliki kemampuan menciptakan aliran kas yang tinggi. Dengan demikian laba dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan perusahaan menciptakan aliran kas masa depan. Ada dua metode penyusunan laporan laba–rugi menurut Ferdinand, G. E. (2012:46), yaitu (1) metoda satu tahap (single step), (2) metoda bertahap (multiple step). a. Metoda satu tahap (single step) Berdasar metoda satu tahap, laporan laba–rugi berisi dua kelompok, yaitu pendapatan dan beban. Keuntungan utama menggunakan metoda satu tahap adalah sederhana penyajiannya dan tidak menerapkan pola klasifikasi pendapatan dan beban menurut urutan prioritas. b. Metode bertahap (multiple step) Berdasar metode ini, item-item pendapatan dan beban disajikan menurut hubungan antara pendapatan dan beban. Oleh karena itu, laporan laba-rugi menjadai semakin informatif dan lebih bermanfaat. Metode bertahap merupakan metode yang direkomendasikan oleh profesi akuntansi. Hal ini disebabkan laporan laba-rugi dapat menyajikan informasi terpisah tentang beban dari kegiatan operasi dan beban dari kegiatan non operasi, dan dapat menandingkan kas dan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu. 2.2 Laporan Arus Kas 2.2.1 Pengertian dan Penyusunan Laporan Arus Kas 1. Pengertian Kas Kas menurut Hery (2008:168) meliputi uang logam, uang kertas, cek, pos wesel dan deposito. Pada umumnya perusahaan membagi kas menjadi dua kelompok, yaitu uang yang tersedia di kasir perusahaan (cash on hand) dan uang yang tersimpan di bank (cash in bank).Umumnya perusahaan tidak hanya memiliki satu rekening bank saja tetapi beberapa rekening bank sekaligus pada saat yang bersamaan. Beberapa rekening bank ini memang secara khusus dibuka oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengakomodir masing–masing keperluan yang berbeda. Sebagai contoh perusahaan X memiliki 4 rekening bank. Rekening bank yang pertama secara khusus digunakan sebagai tempat untuk menampung seluruh haasil penerimaan tagihan dari pelanggan, rekening yang kedua digunakan untuk keperluan membayar utang usaha ke supplier, rekening bank yang ketiga digunakan khusus untuk keperluan pembayaran gaji, dan rekening bank yang keempat dibuka secara khusus oleh perusahaan untuk keperluan pembayaran selain gaji dan utang. Sisa uang kas perusahaan yang tidak tersimpan di bank umumnya tersedia di kasir perusahaan untuk memenuhi pembayaran – pembayaran yang jumlahnya relatif kecil (sebagai dana kas kecil / petty cash fund) dan juga untuk memenuhi keperluan pembayaran khusus. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dibanding aktiva lainnya. Oleh sebab itu, kas merupakan aktiva–aktiva yang paling digemari untuk dicuri, dimanipulasi, dan diselewengkan. Dalam neraca, kas selalu disajikan pada urutan pertama, setelah itu barulah diikuti dengan akun piutang usaha, dan seterusnya sesuai dengan urutan tingkat likuiditasnya. 2. Penyusunan Laporan Arus Kas Tujuan penyusunan laporan arus kas menurut Ferdinand, G. E. (2012:79) adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut laporan arus kas melaporkan: 1. Informasi tentang jumlah kas yang diperoleh dari kegiatan operasi suatu entitas. 2. Informasi tentang jumlah kas yang diperoleh dari kegiatan investasi 3. Informasi tentang jumlah kas yang diperoleh dari kegiatan pendanaan dan kenaikan atau penurunan bersih kas selama periode waktu tertentu KEGIATAN OPERASI KEGIATAN CASH FLOW KEGIATAN PEMBIAYAAN ALIRAN KAS INVESTASI Gambar 2. Cash Flow dan Aktivitas Pencipta Aliran Kas Sumber : Efraim F.G (2012:80) Ada tiga sumber informasi untuk menyusun laporan arus kas, yaitu: 1. Neraca komparatif 2. Laporan laba – rugi periode kini 3. Data transaksi terseleksi Tabel 1. Aliran Kas Masuk dan Keluar Berdasarkan Jenis Kegiatannya KEGIATAN OPERASI • Penerimaan kas dari penjualan barang dan ALIRAN KAS MASUK (CASH INFLOW) KEGIATAN INVESTASI • Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, KEGIATAN PENDANAAN • Penerimaan kas dari emisi saham atau pemberian jasa. aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain. instrumen modal lainnya. • Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan • Kas yang diterima dari penjualan instrumen utang dan • Penerimaan kas dari emisi obligasi, pendapatan lain. instrumen ekuitas ekuitas lain dan kepemilikan ventura pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman • Penerimaan kas oleh entitas asuransi bersama (selain penerimaan kas dari instrumen yang dimiliki jangka pendek dan jangka panjang sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan untuk diperdagangkan atau diperjanjikan). lainnya. manfaat polis lainnya. • Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang • Penerimaan kas dari kontrak yang dimiliki diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang untuk tujuan diperdagangkan atau diberikan oleh lembaga keuangan). diperjanjikan (dealing). • Penerimaan kas dari future contracts, forward contracts, • Penerimaan kembali (restitusi) pajak option contracts, dan swap contract kecuali apabila kontrak penghasilan kecuali jika dapat tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut disklasifikasi dari kegiatan pendanaan dan investasi sebagai kegiatan pendanaan. TAMPUNGAN KAS ALIRAN KAS KELUAR (CASH OUTFLOW) KEGIATAN INVESTASI • Membeli aset tetap secara tunai. KEGIATAN PENDANAAN • Membayar dividen tunai. • Membeli surat – surat berharga secara tunai. • Melunasi utang. • Meminjamkan dana kepada entitas lain. • Memperoleh kembali saham. • Membeli sediaan secara tunai. • Membayar tunai pembelian aset tetap, aset tidak berwujud, dan • Membayar tunai kepada pemilik untuk • Membayar gaji. aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang menarik atau menebus saham. • Membayar pajak. dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri. • Membayar tunai kepada penyewa • Membayar bunga. • Membayar tunai pembelian instrumen utang atau instrumen (lesse) untuk mengurangi saldo • Membayar biaya lainnya. ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama kewajiban yang berkaitan dengan sewa • Membayar pajak penghasilan kecuali jika (selain pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas pembiayaan (finance lease). dapat diidentifikasikan secara khusus atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau • Melunasi pinjaman sebagai bagian dari kegiatan pendanaan diperjanjikan). dan investasi. • Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain • Membayar tunai barang dan jasa kepada (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga pemasok. keuangan). • Membayar tunai kepada dan untuk • Membayar tunai pembelian future contracts, forward contracts, kepentingan karyawan. option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak • Menerima kas dari entitas asuransi tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai dan manfaat polis lainnya. kegiatan pendanaan. KEGIATAN OPERASI Sumber: Ferdinand, G. E. (2012:82) Ada tiga tahapan penyusunan laporan arus kas, yaitu (a) Penentuan perubahan dalam kas menggunakan neraca komparatif, (b) Penentuan arus kas bersih (net cash flow) dari kegiatan operasi dan (c) Penentuan arus kas bersih (net cash flow) dari kegiatan investasi dan pendanaan. 2.2.2 Pengendalian Internal atas Penerimaan Kas Sebagian besar penerimaan kas perusahaan tentu saja berasal dari hasil kegiatan normal bisnisnya, yaitu melalui penjualan tunai (baik untuk perusahaan dagang maupun perusahaan jasa), ataupun sebagai hasil penagihan piutang usaha dari pelanggan (dalam hal penjualan kredit). Sedangkan penerimaan kas lainnya timbul dari kegiatan non–operasional perusahaan. Mengingat kas merupakan aktiva yang paling lancar dibanding aktiva lainnya, maka untuk mengamankan penerimaan kas ini diperlukanlah sebuah sistem pengendalian internal yang sangat baik dan ekstra hati–hati. Secara garis besar, berikut ini adalah beberapa penerapan prinsip pengendalian internal atas penerimaan kas (Hery, 2008:169) : 1. Hanya karyawan tertentu saja yang secara khusus ditugaskan untuk menangani penerimaan kas. 2. Adanya pemisahan tugas antara individu yang menerima kas, mencatat atau membukukan penerimaan kas dan yang menyimpang kas. 3. Setiap transaksi penerimaan kas harus didukung oleh dokumen (sebagai bukti transaksi). 4. Uang kas hasil penerimaan penjualan harian atau hasil penagihan piutang dari pelanggan harus disetor ke bank setiap hari oleh departemen kasir. 5. Dilakukannya pengecekan independen atau verifikasi internal. 6. Mengikat karyawan yang menangani penerimaan kas dengan uang pertanggungan. 2.2.3 Pengendalian Internal atas Pengeluaran Kas Kas mungkin dikeluarkan untuk berbagai tujuan misalnya untuk membayar beban–beban tertentu (baik sebagai pengeluaran operasional maupun non operasional), untuk membayar utang kepada pihak–pihak kreditur, serta bisa juga kas dikeluarkan untuk membeli aktiva. Pada umumnya, pengendalian internal atas pengeluaran kas akan lebih efektif ketika pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek atau transfer lewat rekening bank, daripada dengan melibatkan uang kas secara langsung. Pengendalian internal atas pengeluaran kas seharusnya memberikan jaminan yang memadai bahwa pengeluaran hanya dilakukan untuk transaksi– transaksi yang benar–benar telah diotorisasi dengan semestinya. Dimana budgeting dapat menjadi salah satu alat kontrol untuk memastikan bahwa uang kas telah digunakan secara efisien. Pengendalian internal juga harus dapat menjamin bahwa setiap kejadian ekonomi yang sifatnya akan menghemat pengeluaran kas benar–benar telah dimanfaatkan dengan semestinya untuk kepentingan perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi oknum karyawan tertentu (Hery, 2012:169). 2.2.4 ROI (Return On Investment) ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan rata-rata perusahaan. Pada umumnya, ROI adalah Rasio untuk mengukur kekuatan penghasilan terhadap aktiva. Rasio tersebut menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi ukuran kefektifan manajemen.” Sedangkan menurut Anthony & Govindarajan (2000:249), menyatakan bahwa: “ROI atau tingkat pengembalian investasi adalah suatu perbandingan, dimana pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dalam laporan keuangan dan penyebutnya (denominator) adalah asset yang digunakan. Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua pengertian tersebut adalah ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasional tersebut (net operating asset). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return On Investment (ROI) ada dua yaitu : 1. Operational Asset Turnover Operational Asset Turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasional perusahaan (operating asset) terhadap jumlah penjualan atau menunjukkan berapa kali operational asset digunakan dalam suatu periode. Rasio ini merupakan ukuran tentang seberapa jauh aktiva ini telah digunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating asset berputar suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Dalam menganalisis dengan rasio ini sebaiknya diperbandingkan selama beberapa periode sehingga diketahui trend dari penggunaan operating asset tersebut. Suatu trend angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Dalam rangka menafsirkan rasio ini diperlukan kehati-hatian karena rasio ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu : a. Hanya menunjukkan hubungan antara penghasilan (sales revenue) dengan aktiva yang dipergunakan dan tidak memberikan gambaran tentang laba yang diperoleh. b. Penjualan adalah untuk satu periode, sedangkan total asset adalah merupakan akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode, mungkin adanya ekspansi yang tidak segera dapat menghasilkan tambahan penjualan sehingga rasio pada tahun pertama menunjukkan rasio yang rendah. c. Bahwa tingkat penjualan yang diperoleh mungkin sekali dipengaruhi oleh berbagai faktor diluar kemmapuan perusahaan untuk diatasi (uncontrollable). Untuk menghindari kelemahan-kelemahan operating asset turnoverini, sering rasio ini dihubungkan dengan tingkat profit yang diperoleh atau profit marginnya, yang diperoleh dengan cara membagi profit, yang diperoleh dengan total penjualan netto. Turnover yang tinggi menunjukkan manajemen yang efektif, tetapi dapat juga turnover yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan habis masa manfaatnya, sehingga rasio ini tidak memberikan gambaran yang pasti tentang kefektifan kegiatan perusahaan dan harus dihubungkan dengan profit marginnyasehingga diperoleh ROI. 2. Profit Margin Profit margin merupakan besarnya keuntungan operasional yang dinyatakan dalam presentase jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang dihubungkan dengan tingkat penjualan dalam suatu periode tertentu. Besarnya ROI dapat dihitung dengan mengalihkan antara operational asset turnover dengan profit margin-nya atau dengan rumus : ROI = Laba Setelah Pajak Total Aktiva Besarnya ROI akan berubah jika ada perubahan profit margin atau asset turnover, baik masing-masing atau keduanya. Dengan demikian, pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau keduanya dalam rangka memperbesar ROI. Usaha untuk mempertinggi ROI dengan memperbesar profit margin bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi disektor produksi, penjualan, dan administrasi. Usaha mempertinggi ROI dengan memperbesar asset turnover merupakan kebijakan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancer maupun aktiva tetap. 2.3 Pengertian Akuntansi dan Aplikasinya Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan – keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas manajemen sangat menonjol, khususnya dalam fungsi perencanaan dan pengawasan. Oleh karena itu, para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan menggunakan data akuntansi. Akuntansi menurut Hanoem, S. dan R. Sandora. (2008:1) dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi penggunaan dan dari sisi kegiatan. Dari sisi penggunaan, Akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyajikan secara efisien informasi–informasi penting untuk melakukan dan menilai kegiatan suatu organisasi. Sedang dari sisi kegiatan, Akuntansi adalah aktivitas pelaporan semua akibat kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh perusahaan dengan jalan dikumpulkan, dianalisa, disajikan dalam bentuk angka, diklasifikasikan, dicatat, diringkas, dan akhirnya dilaporkan sebagai informasi–informasi penting. Secara singkat, aktivitas akuntansi dapat digambarkan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan organisasi. a. Pencatatan berarti pengumpulan data keuangan hasil transaksi pada suatu periode pencatatan akuntansi tertentu untuk selanjutnya dicatat dalam bentuk yang memenuhi aturan – aturan pencatatan akuntansi. b. Penggolongan berarti data transaksi sejenis akan digolongkan dalam suatu kelompok yang selanjutnya kelompok data ini akan disebut dengan akun (account). c. Peringkasan berarti penjumlahan atau pengurangan data dalam sebuah akun untuk menghasilkan nilai selisih yang selanjutnya akan disebut sebagai saldo. d. Pelaporan berarti penyusunan laporan keuangan hasil dari urutan kegiatan pencatatan dalam sebuah periode akuntansi. e. Penganalisaan berarti pemanfaatan lebih lanjut dari informasi keuangan yang diperoleh untuk pengambilan keputusan pihak manajemen sebuah organisasi. Akuntansi merupakan kegiatan pengolahan data keuangan yang dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen sebuah organisasi. Alasan utama mengapa akuntansi dilaksanakan dalam berbagai organisasi adalah kompleksnya data keuangan yang harus dicatat. Keadaan ini menyebabkan para pengambil keputusan menjadi semakin tergantung pada proses akuntansi. Aplikasi menurut Hanoem, S. dan R. Sandora. (2008:3) adalah segala hal yang berkaitan dengan penerapan. Sejalan dengan tekhnologi yang selalu berkembang, aplikasi sedikit diartikan berbeda. Aplikasi didefinisikan lebih pada suatu program atau sistem yang mendukung suatu ilmu. Aplikasi ini juga bisa disebut sebagai software komputer. Saat ini komputer sudah banyak digunakan banyak orang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Akuntansi merupakan kumpulan catatan transaksi keuangan, yang berkaitan dengan kewajiban suatu perusahaan dalam memperkirakan dan merekap semua transaksi. Termasuk dalam penyusunan laporan dan penggunaannya. Melihat begitu kompleksnya pekerjaan akuntan dalam mengatur laporan keuangan, aplikasi akuntansi ini sangat dibutuhkan. Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk sekedar merekap semua yang berkaitan dengan aktivitas keuangan, seperti saham, keuntungan, pengeluaran, dan hasil transaksi, tetapi juga bisa digunakan langsung untuk melaporkan ke bagian pimpinan di suatu perusahaan. Aplikasi ini sekarang juga didukung oleh jaringan internet yang semakin memudahkan akuntan dalam melaporkan keuangannya. 2.4 Efektivitas dan Efisiensi 1. Efektivitas Menurut Blocher, E.J (2007:135) operasi yang efektif (effective operation) adalah operasi yang dapat memperoleh atau melampaui tujuan yang ditetapkan dari operasi tersebut. Operasi yang sangat efektif sangat penting bagi strategi yang sukses. Operasi yang tidak efektif mengakibatkan hasil yang mengecewakan, menghabiskan kas dan sumber daya lainnya, dan dapat mengakibatkan suatu organisasi mengalami kegagalan. Ketidakefektifan operasi yang berulang-ulang sering memaksa perusahaan untuk meninggalkan atau memodifikasi strateginya. Hampir semua organisasi memiliki tujuan strategis yang bermacam-macam. Sebuah perusahaan sebaiknya mengukur tujuan-tujuan strateginya agar manajemen memiliki gambaran yang jelas mengenai efektivitas operasi secara keseluruhan dan kalayakan dari pencapaian tujuan strategis. Sebuah perusahaan bisnis dapat mengukur efektivitasnya berdasarkan apakah perusahaan tersebut telah berhasil memperoleh laba operasi yang diinginkan, mendapatkan pangsa pasar yang ditargetkan. Tujuan jangka pendek yang penting bagi perusahaan adalah mencapai laba operasi yang sudah dianggarkan dalam periode tersebut. Pada akhir periode, manajemen ingin mengetahui apakah operasi telah mencapai laba operasi yang diinginkan yang telah ditetapkan perusahaan. Laba operasi yang diinginkan untuk suatu periode biasanya merupakan laba operasi yang dianggarkan untuk periode tersebut. Perbedaan (selisih) antara laba operasi aktual dengan laba operasi anggaran induk disebut varian laba operasi (operating income variance) dan merupakan ukuran efektivitas dari suatu periode. 2. Efisiensi Suatu organisasi dianggap semakin efisien apabila rasio efisiensi cenderung diatas satu. Semakin besar angkanya, semakin tinggi tingkat efisiensinya. Secara absolut, rasio ini tidak menunjukkan posisi keuangan dan kinerja organisasi. Namun, berbagai program pada dua organisasi yang berkecimpung dalam industri yang sama dapat diperbandingkan tingkat efisiensinya. Apabila hasil rasionya lebih besar dari satu dibandingkan hasil rasio program yang sama di organisasi lainnya, program tersebut bisa disebut lebih efisien. Menurut Bastian (2010:43), efisiensi dapat dikembangkan dengan 4 cara yaitu: 1. Dengan menaikkan output untuk input yang sama. 2. Dengan menaikkan output lebih besar dibanding proporsi peningkatan input. 3. Dengan menurunkan input untuk output yang sama. 4. Dengan menurunkan input lebih besar dibanding proporsi penurunan output. Input sebagai penyebut lebih sering dipertimbangkan sebagai faktor pengubah kebijakan organisasi sektor publik dengan rumus: Output Input Dengan beroperasi secara lebih efisien berarti bahwa untuk menghasilkan keluaran atau output yang sama bisa dicapai dengan menggunakan masukan atau input yang lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya. Menurut Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim (1996:315) yaitu istilah efisen disini mempunyai arti yang sangat spesifik. Biasanya efisien sering dikaitkan dengan perbandingan output-input, dimana semakin besar perbandingan output atau input akan semakin efisien suatu usaha. Menurut Blocher, E.J (2007:136) operasi yang efisien (efficient operation) tidak membuang-buang sumber daya secara cuma-cuma dalam melaksanakan operasinya. Suatu operasi tidak efisien jika perusahaan menggunakan sumber daya melebihi jumlah yang diperlukan. 2.5 Rerangka Pemikiran Rerangka pemikiran disusun atas dasar tinjauan teoretis, untuk kemudian melakukan analisis dan pemecahan masalah yang dikemukakan penelitian. Rerangka pemikiran dapat tertuang dalam bentuk bagan atau narasi. Dari tinjauan teori yang telah diungkapkan diatas, maka penelitian ini akan diawali dengan rerangka berfikir sebagai berikut : Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro dalam satu periode Data–data tentang laba rugi PT. PLN (PERSERO) APJ Bojonegoro Evaluasi Menilai tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan berdasarkan analisis laba rugi dan perhitungan ROI Gambar 3 Rerangka Pemikiran Analisis Efektivitas dan Efisiensi Penggunaan Aplikasi Akuntansi pada Bagian Pelayanan Pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Bojonegoro 2.6 Proposisi Penelitian Dalam penelitian ini proposisi penelitian ini adalah “Efektivitas dan efisiensi pelayanan pelanggan di PT PLN (Persero) APJ Bojonegoro meningkat.”