JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA (0813051008) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 ABSTRACK CORRELATION POWER, STRENGHT AND LEG LENGHT AGAINTS BREASTSTROKE SWIMMING SPEED BY ASA MEDYANTARA Mentor Drs. Frans Nurseto, M. psi. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd. This study aims to determine the relationship of power relations leg muscles, leg muscle strength and leg length to speed breaststroke swimming. The sample used in this study were 8 people with a total sampling or sample of the whole population of outstanding athletes METAL SC Metro swimming club in 2013. This research method is a survey test. Analyzed data used in this study is the analysis of Product moment correlation statistics. Results of data analysis showed that 1). Muscle power calculation have a relationship of 0.966 and a contribution of 93.32%. 2). From the calculation of limb muscle strength has a relationship of 0.923 and a contribution of 85.19%. 3). Long sleeves have a relationship of 0.830 and a contribution of 68.89%. Keywords: strength, power, Breaststroke ABSTRAK HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA Oleh Asa Medyantara Pembimbing Drs. Frans Nurseto, M. psi. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang gaya dada. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 orang dengan teknik total sampling atau populasi sampel yaitu seluruh atlet berprestasi klub renang METAL SC Metro tahun 2013. Metode penelitian ini adalah survey tes. Analisis data digunakan pada penelitian ini adalah analisis Statistik Korelasi Product moment. Hasil analisis data penelitian diperoleh bahwa 1). Dari perhitungan Daya ledak otot tungkai memiliki hubungan sebesar 0,966 dan kontribusi sebesar 93,32 %. 2). Dari hasil perhitungan Kekuatan otot tungkai memiliki hubungan sebesar 0,923 dan kontribusi sebesar 85,19%. 3). Panjang lengan memiliki hubungan sebesar 0,830 dan kontribusi sebesar 68,89%. Kata Kunci : Kekuatan, Daya Ledak, Gaya Dada I. PENDAHULUAN 1. LatarBelakang Renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga pada umumnya. Olahraga renang dilakukan di air, sehingga selain faktor gravitasi bumi juga dipengaruhi oleh daya tekan air ke atas. Dalam keadaan normal (di darat) tubuh manusia dapat bergerak bebas di bawah pengaruh gravitasi, sedangkan di air kita harus belajar menyesuaikan gerakan dengan air. Hal tersebut menimbulkan gerakan-gerakan yang kelihatan aneh, kemudian tercipta gerakan yang dianggap paling menguntungkan.Gerakan tersebut kemudian menjadi gayagaya dalam renang (Roeswan dan Soekarno, 1979: 37). Adapun gayagaya pada olahraga renang adalah gaya crawl, gaya dada (breast stroke), gaya kupu-kupu (butterfly stroke), dan gaya punggung (back stroke) (Kasiyo, 1980: 11). Untuk mengembangkan prestasi renang maka muncul klub-klub renang, salah satunya adalah klub renang METAL SC Metro yang berdiri sejak tahun 2011.Klub METAL SC adalah singkatan dari METAL adalah METRO AQUATIC LAMPUNG dan SC adalah SWIMMING CLUB Sejak tahun 2011 sampai sekarang klub renang METAL SC Metro telah banyak menghasilkan atlet-atlet berprestasi baik di tingkat regional maupun nasional. Dalam olahraga renang gaya dada dimana daya dorong maju pada olahraga tersebut dominan berada pada gerakan tungkai maka kondisi fisik yang berkaitan dengan gerakan tungkai perlu diperhatikan yaitu: daya ledak otot, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai. adalah kemampuan otot tungkai yang dikerahkan dalam waktu yang sependekpendeknya, hubungannya dengan kecepatan renang gaya dada adalah mempengaruhi jauhnya lompatan pada saat melakukan start dan besarnya daya dorong pada saat melakukan teknik gerakan menendang. Hubungan otot tungkai dengan renang gaya dada adalah besarnya daya dorong pada saat melakukan gerakan menendang. Dan hubungan panjang tungkai dengan kecepatan renang gaya dada adalah berkaitan dengan hukum Newton 3 yaitu dimana semakin panjang tungkai maka aksi yang diberikan untuk mendorong air ke belakang akan bertambah besar dan reaksi yang diberikan air ke depan juga akan sama besar. II. LANDASAN TEORI 1.4 Teknik Renang Gaya Dada 1. Landasan Teori 1.1 Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak sejak berumur tingkat Taman Kanakkanak termasuk di dalamnya Play Group sampai dengan tingkat mahasiswa. Ada yang lebih ekstrim lagi, yaitu mulai diajarkan kepada bayi berumur beberapa bulan tetapi banyak pula yang baru belajar renang setalah berumur tua (Kasiyo Dwijowinoto, 1979: 1). 1.2 Prinsip-prinsip Olahraga Renang Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di air. Olahraga ini dapat dilakukan mulai dari anak kecil sampai dengan orang tua. Olahraga ini sangat berguna sebagai alat pendidikan, sebagai rekreasi yang sehat, menanamkan keberanian, percaya diri dan sebagai terapi yang kadang-kadang dianjurkan oleh dokter (Soekarno 19984: 1). 1.3 Renang Gaya Dada Renang gaya dada adalah gaya yang pertama-tama dipelajari oleh kebanyakan orang pada waktu mereka mulai belajar berenang. Gaya dada sering dikatakan juga gaya katak, hal ini disebabkan karena ada kesamaan pada gerakan tungkainya. Teknik gaya dada seperti gaya renang yang lain terdiri dari beberapa gerakan, yaitu: start, posisi badan, gerakan lengan (sapuan luar dan catch, sapuan dalam dan recovery), gerakan tungkai, pengambilan napas, dan koordinasi antara gerakan lengan, gerakan tungkai dan gerakan pengambilan napas. 1.5 Otot Tungkai Kita dapat bergerak karena adanya otot dan persendian, kekuatan kontraksi tergantung dari otot. Otot merupakan 40-45 % dari berat badan tubuh seseorang., di dalam tubuh kita terdapat 217 pasang otot rangka. Untuk dapat mempelajari fungsi otot dengan jelas maka perlu kita ketahui struktur otot itu sendiri, otot terdiri dari empat macam komponen: 1). jaringan otot yang terdiri dari sel-sel otot, 2). Jaringan ikat, 3). Syaraf dan 4). urat-urat darah (R.Soekarman, 1987: 27 ). 1.6 Daya Ledak Otot Tungkai Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas, kekuatan dapat dibagikan kepada beberapa macam yaitu : kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak dan kekuatan daya tahan (Suharno. HP, 1996 : 35-37 ). 1.7 Kekuatan Otot Tungkai Kekuatan (strenght) disebut jiga sebagai komponen kondisi fisik seseoarang tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Seperti halnya, kekuatan otot tungkai juga salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan renang gaya dada. 1.8 Panjang Tungkai Tungkai sama dengan kaki mulai dari pangkal paha ke bawah sampai pada telapak kaki, merupakan anggota gerak bagian bawah yaitu seluruh kaki ditambah dengan panggul ( Depdikbud, 2001 : 895 ). 2. Kerangka Pemikiran 2.1 Analisis Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada. sumber daya dorong maju utama, dalam menunjang teknik renang gaya dada terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada. Gerakan menendang pada renang gaya dada membutuhkan kekuatan untuk menghasilkan daya dorong maju. Semakin besar kekuatan yang dihasilkan oleh kekuatan otot tungkai maka semakin cepat daya dorong maju yang dihasilkan sehingga waktu yang ditempuh akan semakin cepat. 2.3 Analisis Hubungan Panjang Tungkai Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada. Panjang tungkai mempengaruhi lebarnya tendangan, semakin lebar tendangan maka daya dorong yang dihasilkan semakin besar. Pada saat melakukan tendangan kebelakang, panjang tungkai digunakan sebagai papan tumpu dengan air. 3. Hipotesis Salah satu bentuk kondisi fisik yang harus dimiliki oleh seorang atlet renang agar mempunyai tendangan yang menghasilkan daya dorong maju bertambah cepat adalah mempunyai daya ledak otot tungkai yang besar, hal ini dikarenakan teknik yang baik tidak cukup untuk menghasilkan kecepatan renang yang maksimal apabila tidak didukung oleh kondisi fisik yang bagus. 2.2 Analisis Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada. Kemampuan fisik khususnya kekuatan otot tungkai merupakan 3.1 Ada hubungan daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro tahun 2013. 3.2 Ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro tahun 2013. 3.3 Ada hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro tahun 2013. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi 1998: 151). Instrumen penelitian yang diguanakan adalah Standing Broad Jump untuk mengukur daya ledak otot tungkai, Back and Leg Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot tungkai, dan meteran untuk mengukur panjang tungkai. Serta kolam renang jarak 50 meter dan stop watch untuk mengukur kecepatan renang 50 meter gaya dada. 1. MetodePenelitian Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka yaitu data hasil pengukuran daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tunghkai, dan kecepatan renang 50 meter gaya dada. Sebelum dilakukan penghitungan statistik deskriptif terlebih dahulu dilakukan transformasi data diubah ke data baku atau skor T, atau dilihat berapa skor angkanya baru kemudian dilakukan penghitunganpenghitungan statistik deskriptif dan juga dilakukan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi Statistik Spearman Product moment. 2. Teknik Pengambilan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei tes dengan teknik korelasi, Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui metode survey, yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran di lapangan. Tes dan pengukuran yang dilakukan meliputi: 1). Tes dan pengukuran daya ledak otot tungkai, 2). Tes dan pengukuran kekuAtan otot tungkai, 3). Tes dan pengukuran panjang tungkai, dan 4). Tes dan pengukuran kecepatan renang 50 meter gaya dada. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Sebelum penelitian dimulai. Peneliti mengambil data masing-masing sampel maka didapatlah data diskriftif tes penggunaan alat dengan satuan ukuran dari masing-masing variabel penelitian ini berbeda-beda, seperti: Daya Ledak Otot Tungkai diukur dengan Standing Broad Jump ukurannya sentimeter, kekuatan otot tungkai dengan back and leg dynamometer dengan satuan angka kilogram, panjang tungkai dengan senti meter, dan kecepatan renang dengan satuan detik. Maka perlu di standardisasi dengan mengubah ke skor T ( Sutrisno Hadi, 1990 : 267 ). Berdasarkan pada tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa N ialah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 8 orang, sama untuk ketiga variabel yaitu untuk daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai. Variabel daya ledak otot tungkai nilai terendah ialah 36,51, nilai maksimum atau tertinggi = 61,57, nilai rata-ratanya = 50,0000 dan nilai standar deviasi = 9.9996. Variabel kekuatan otot tungkai nilai terendah = 36,87, nilai tertinggi = 62,64 dan nilai rata-rata = 50,0013, nilai standar deviasi = 10,0006. Variabel panjang tungkai nilai terendah ialah 40,03, nilai maksimum atau tertinggi = 69,94, nilai rataratanya = 50,0000 dan nilai standar deviasi = 9,9995. Variabel kecepatan renang 50 meter gaya dada nilai terendah = 36,54, nilai tertinggi = 65,33 dan nilai rata-rata = 49,9988, nilai standar deviasi = 10,0007. Hasil analisis data penelitian diperoleh bahwa 1). Dari perhitungan Daya ledak otot tungkai memiliki hubungan sebesar 0,966 dan kontribusi sebesar 93,32 %. 2). Dari hasil perhitungan Kekuatan otot tungkai memiliki hubungan sebesar 0,923 dan kontribusi sebesar 85,19%. 3). Panjang lengan memiliki hubungan sebesar 0,830 dan kontribusi sebesar 68,89%. 2. Pembahasan Berdasarkan uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa: hipotesis alternatif yang diajukan adalah “diterima” dan hipotesis nihil yang diajukan adalah “ditolak”. Dengan demikian hasil uji hipotesis yang diperoleh ialah meliputi: 1) Daya ledak otot tungkai memiliki hubungan sebesar 0,966 dan kontribusi sebesar 93,32 %. “Terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro Tahun 2013” sebesaradalah Diterima. Berarti bahwa tinggi rendahnya daya ledak otot tungkai berhubungan negatif terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013, semakin kuat daya ledak otot tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang digunakan untuk berenang gaya dada 50 M akan semakin kecil sehingga kecepatan renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat daya ledak otot tungkai lemah/kecil, maka waktu yang digunakan untuk berenang gaya dada 50 m akan semakin lama sehingga kecepatan renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013 juga akan lambat. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat James E Counsilman (1982) yang menyebutkan bahwa untuk mengawali renang didahului dengan gerakan start. Start yang baik akan mempengaruhi perenang menjadi yang tercepat. Ada tiga kualitas yang diperlukan untuk menjadi starter yang baik ialah waktu reaksi, kekuatan otot dan mekanika gerakan. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk menciptakan tegangan. Daya berbeda dengan kekuatan, dalam hal daya juga menyangkut tempo kerja, yaitu kecepatan dari kontraksi otot. Seseorang dengan daya ledak yang baik dan mekanika yang jelek sering kali dalam start dapat mengalahkan orang dengan kombinasi yang sebaliknya. Pada renang gaya dada gerakan tendangan tungkai juga membutuhkan daya ledak untuk menghasilkan daya dorong. Gerakan tungkai pada saat menendang kebelakang tidak hanya membutuhkan kekuatan otot saja tetapi juga kecepatan menendang. Kombinasi antara kekuatan dan kecepatan gerakan tersebut dinamakan daya ledak otot. “Terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro Tahun 2013” adalah Diterima. 2) Kekuatan otot tungkai memiliki hubungan sebesar 0,923 dan kontribusi sebesar 85,19%. “Terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro Tahun 2013” adalah Diterima. Hal ini berarti tinggi rendahnya kekuatan otot tungkai berhubungan negatif terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013, semakin kuat otot tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang digunakan untuk berenang gaya dada 50 Meter akan semakin kecil sehingga kecepatan renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat kekuatan otot tungkai lemah, maka waktu yang digunakan untuk berenang gaya dada 50 Meter akan semakin lama sehingga kecepatan renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013 juga akan lambat. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Menurut Harsono (1988) yang menyebutkan bahwa kemampuan fisik khususnya kekuatan otot tungkai sebagai sumber daya dorong maju utama, dalam menunjang teknik renang gaya dada terhadap kecepatan renang gaya dada. Gerakan menendang pada renang gaya dada membutuhkan kekuatan untuk menghasilakan daya dorong maju. Semakin besar kekuatan yang dihasilkan oleh kekuatan otot tungkai maka semakin cepat daya dorong maju yang dihasilkan. Jadi hubungan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang gaya dada berbanding lurus, karena semakin besar kekuatan yang dihasilkan maka semakin cepat kecepatan renangnya. 3) Panjang lengan memiliki hubungan sebesar 0,830 dan kontribusi sebesar 68,89%. “Terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro Tahun 2013” adalah Diterima. Hal ini berati bahwa Panjang atau pendeknya tungkai berhubungan negatif terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013, semakin panjang tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang digunakan untuk berenang gaya dada 50 Meter akan semakin kecil sehingga kecepatan renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat kekuatan tungkai seorang atlet pendek, maka waktu yang digunakan untuk berenang gaya dada 50 meter akan semakin lama sehingga kecepatan renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang METAL SC Metro Tahun 2013 juga akan lambat. Hasil tersebut membuktikan bahwa panjang tungkai dalam renang gaya dada mempunyai hubungan berbanding lurus, yaitu semakin panjang tungkai maka semakin cepat kecepatan renang yang dihasilakan. Panjang tungkai mempengaruhi lebarnya tendangan, semakin lebar tendangan maka daya dorong yang dihasilkan semakin besar. Pada saat melakukan tendangan kebelakang, panjang tungkai digunakan sebagai papan tumpu dengan air. Apabila tungkainya panjang maka papan tumpunya akan semakin luas, sehingga gaya yang diberikan oleh air untuk ditekan kebelang menjadi bertabah, dengan kekuatan yang besar secara ototmatis daya dorong kedepanya akan semakin besar. Hal ini berhubungan dengan hukum aksi reaksi, bahwa semakin besar perkenaan gaya kesuatu benda maka benda tersebut akan memberikan gaya yang sama besar. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.1 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro Tahun 2013. 1.2 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro Tahun 2013. 1.3 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro Tahun 2013. 2. Saran Saran yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : 2.1 2.2 Kepada pelatih dan perenang klub renang METAL SC Metro perlu disadari bahwa daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai, merupakan salah satu faktor penunjang kecepatan renang 50 meter gaya dada, sehingga program latihan renang untuk daya ledak dan kekuatan otot mendapat perhatian tersendiri. Pelatih dan perenang klub renang METAL SC Metro harap menyadari bahwa daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai merupakan salah satu faktor penunjang kecepatan renang 50 meter gaya dada, oleh karena itu perlu melakukan latihan secara intensif untuk memperkuat otot tungkai. 2.3 Bagi para peneliti dianjurkan untuk menggunakan atlet apabila melakukan penelitian, sebab dengan menggunakan atlet hasilnya akan lebih baik karena terdorong oleh motivasi yang tinggi dalam rangka mempertanggung jawabkan prestasinya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta. Counsilman, James E. 1982. The Science of Swimming Terjemahan Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Dwikusworo, Eri Pratiknyo. 2000. Petunjuk Praktis Tes dan Pengukuran Olahraga. Semarang: FIK Universitas Negeri Semarang. Hadi, Sutrisno. 1997. Statistik Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta. Haller, David. 1982. Belajar Berenang. Bandung: Pionir Jaya. Lampung, Universitas. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Santoso, Gempur. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Phublisher. Soekarno. 1984. Renang Dasar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Sudjana. 1996. Metode Stastitik. Bandung: Taristo. Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga Jakarta. Thomas, David S. 2002. Renang Tingkat Pemula. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi. 1999. Kinesiologi. Semarang: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Unila, 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung