jurnal skripsi hubungan daya ledak, kekuatan dan

advertisement
JURNAL SKRIPSI
HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG
TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN
RENANG GAYA DADA
OLEH
ASA MEDYANTARA
(0813051008)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
ABSTRACK
CORRELATION POWER, STRENGHT AND LEG LENGHT AGAINTS
BREASTSTROKE SWIMMING SPEED
BY
ASA MEDYANTARA
Mentor
Drs. Frans Nurseto, M. psi.
Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.
This study aims to determine the relationship of power relations leg muscles, leg muscle
strength and leg length to speed breaststroke swimming. The sample used in this study were 8
people with a total sampling or sample of the whole population of outstanding athletes
METAL SC Metro swimming club in 2013.
This research method is a survey test. Analyzed data used in this study is the analysis of
Product moment correlation statistics.
Results of data analysis showed that 1). Muscle power calculation have a relationship of
0.966 and a contribution of 93.32%. 2). From the calculation of limb muscle strength has a
relationship of 0.923 and a contribution of 85.19%. 3). Long sleeves have a relationship of
0.830 and a contribution of 68.89%.
Keywords: strength, power, Breaststroke
ABSTRAK
HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG
TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN
RENANG GAYA DADA
Oleh
Asa Medyantara
Pembimbing
Drs. Frans Nurseto, M. psi.
Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hubungan daya ledak otot tungkai,
kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang gaya dada. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 orang dengan teknik total sampling atau
populasi sampel yaitu seluruh atlet berprestasi klub renang METAL SC Metro tahun 2013.
Metode penelitian ini adalah survey tes. Analisis data digunakan pada penelitian ini adalah
analisis Statistik Korelasi Product moment.
Hasil analisis data penelitian diperoleh bahwa 1). Dari perhitungan Daya ledak otot tungkai
memiliki hubungan sebesar 0,966 dan kontribusi sebesar 93,32 %.
2). Dari hasil
perhitungan Kekuatan otot tungkai memiliki hubungan sebesar 0,923 dan kontribusi sebesar
85,19%. 3). Panjang lengan memiliki hubungan sebesar 0,830 dan kontribusi sebesar 68,89%.
Kata Kunci : Kekuatan, Daya Ledak, Gaya Dada
I. PENDAHULUAN
1. LatarBelakang
Renang
merupakan
cabang
olahraga yang berbeda jika
dibandingkan
dengan
cabang
olahraga pada umumnya. Olahraga
renang dilakukan di air, sehingga
selain faktor gravitasi bumi juga
dipengaruhi oleh daya tekan air ke
atas. Dalam keadaan normal (di
darat) tubuh manusia dapat
bergerak bebas di bawah pengaruh
gravitasi, sedangkan di air kita
harus
belajar
menyesuaikan
gerakan dengan air. Hal tersebut
menimbulkan
gerakan-gerakan
yang kelihatan aneh, kemudian
tercipta gerakan yang dianggap
paling
menguntungkan.Gerakan
tersebut kemudian menjadi gayagaya dalam renang (Roeswan dan
Soekarno, 1979: 37). Adapun gayagaya pada olahraga renang adalah
gaya crawl, gaya dada (breast
stroke), gaya kupu-kupu (butterfly
stroke), dan gaya punggung (back
stroke) (Kasiyo, 1980: 11).
Untuk mengembangkan prestasi
renang maka muncul klub-klub
renang, salah satunya adalah klub
renang METAL SC Metro yang
berdiri sejak tahun 2011.Klub
METAL SC adalah singkatan dari
METAL
adalah
METRO
AQUATIC LAMPUNG dan SC
adalah SWIMMING CLUB Sejak
tahun 2011 sampai sekarang klub
renang METAL SC Metro telah
banyak menghasilkan atlet-atlet
berprestasi baik di tingkat regional
maupun nasional.
Dalam olahraga renang gaya dada
dimana daya dorong maju pada
olahraga tersebut dominan berada
pada gerakan tungkai maka kondisi
fisik yang berkaitan dengan
gerakan tungkai perlu diperhatikan
yaitu: daya ledak otot, kekuatan
otot tungkai dan panjang tungkai.
adalah kemampuan otot tungkai
yang dikerahkan dalam waktu yang
sependekpendeknya,
hubungannya dengan kecepatan
renang
gaya
dada
adalah
mempengaruhi jauhnya lompatan
pada saat melakukan start dan
besarnya daya dorong pada saat
melakukan
teknik
gerakan
menendang. Hubungan otot tungkai
dengan renang gaya dada adalah
besarnya daya dorong pada saat
melakukan gerakan menendang.
Dan hubungan panjang tungkai
dengan kecepatan renang gaya dada
adalah berkaitan dengan hukum
Newton 3 yaitu dimana semakin
panjang tungkai maka aksi yang
diberikan untuk mendorong air ke
belakang akan bertambah besar dan
reaksi yang diberikan air ke depan
juga akan sama besar.
II. LANDASAN TEORI
1.4 Teknik Renang Gaya Dada
1. Landasan Teori
1.1 Olahraga Renang
Renang merupakan salah satu
cabang olahraga yang dapat
diajarkan kepada anak - anak sejak
berumur tingkat Taman Kanakkanak termasuk di dalamnya Play
Group sampai dengan tingkat
mahasiswa. Ada yang lebih ekstrim
lagi, yaitu mulai diajarkan kepada
bayi berumur beberapa bulan tetapi
banyak pula yang baru belajar
renang setalah berumur tua
(Kasiyo Dwijowinoto, 1979: 1).
1.2 Prinsip-prinsip Olahraga
Renang
Renang adalah suatu jenis olahraga
yang dilakukan di air. Olahraga ini
dapat dilakukan mulai dari anak
kecil sampai dengan orang tua.
Olahraga ini sangat berguna
sebagai alat pendidikan, sebagai
rekreasi yang sehat, menanamkan
keberanian, percaya diri dan
sebagai terapi yang kadang-kadang
dianjurkan oleh dokter (Soekarno
19984: 1).
1.3 Renang Gaya Dada
Renang gaya dada adalah gaya yang
pertama-tama dipelajari oleh
kebanyakan orang pada waktu
mereka mulai belajar berenang.
Gaya dada sering dikatakan juga
gaya katak, hal ini disebabkan
karena ada kesamaan pada gerakan
tungkainya.
Teknik gaya dada seperti gaya
renang yang lain terdiri dari
beberapa gerakan, yaitu: start,
posisi badan, gerakan lengan
(sapuan luar dan catch, sapuan
dalam dan recovery), gerakan
tungkai, pengambilan napas, dan
koordinasi antara gerakan lengan,
gerakan tungkai dan gerakan
pengambilan napas.
1.5 Otot Tungkai
Kita dapat bergerak karena adanya
otot dan persendian, kekuatan
kontraksi tergantung dari otot. Otot
merupakan 40-45 % dari berat
badan tubuh seseorang., di dalam
tubuh kita terdapat 217 pasang otot
rangka. Untuk dapat mempelajari
fungsi otot dengan jelas maka perlu
kita ketahui struktur otot itu sendiri,
otot terdiri dari empat macam
komponen: 1). jaringan otot yang
terdiri dari sel-sel otot, 2). Jaringan
ikat, 3). Syaraf dan 4). urat-urat
darah (R.Soekarman, 1987: 27 ).
1.6 Daya Ledak Otot Tungkai
Kekuatan adalah kemampuan dari
otot untuk dapat mengatasi tahanan
atau beban dalam menjalankan
aktivitas, kekuatan dapat dibagikan
kepada beberapa macam yaitu :
kekuatan maksimal, kekuatan daya
ledak dan kekuatan daya tahan
(Suharno. HP, 1996 : 35-37 ).
1.7 Kekuatan Otot Tungkai
Kekuatan (strenght) disebut jiga
sebagai komponen kondisi fisik
seseoarang tentang kemampuanya
dalam mempergunakan otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja
(M. Sajoto, 1995:8). Seperti
halnya, kekuatan otot tungkai juga
salah satu faktor yang
mempengaruhi kecepatan renang
gaya dada.
1.8 Panjang Tungkai
Tungkai sama dengan kaki mulai
dari pangkal paha ke bawah sampai
pada telapak kaki, merupakan
anggota gerak bagian bawah yaitu
seluruh kaki ditambah dengan
panggul ( Depdikbud, 2001 : 895 ).
2. Kerangka Pemikiran
2.1 Analisis Hubungan Daya Ledak
Otot Tungkai Dengan Kecepatan
Renang 50 Meter Gaya Dada.
sumber daya dorong maju utama,
dalam menunjang teknik renang
gaya dada terhadap kecepatan
renang 50 meter gaya dada.
Gerakan menendang pada renang
gaya dada membutuhkan kekuatan
untuk menghasilkan daya dorong
maju. Semakin besar kekuatan
yang dihasilkan oleh kekuatan otot
tungkai maka semakin cepat daya
dorong maju yang dihasilkan
sehingga waktu yang ditempuh
akan semakin cepat.
2.3 Analisis Hubungan Panjang
Tungkai Dengan Kecepatan
Renang 50 Meter Gaya Dada.
Panjang tungkai mempengaruhi
lebarnya tendangan, semakin lebar
tendangan maka daya dorong yang
dihasilkan semakin besar. Pada saat
melakukan tendangan kebelakang,
panjang tungkai digunakan sebagai
papan tumpu dengan air.
3. Hipotesis
Salah satu bentuk kondisi fisik yang
harus dimiliki oleh seorang atlet
renang agar mempunyai tendangan
yang menghasilkan daya dorong
maju bertambah cepat adalah
mempunyai daya ledak otot tungkai
yang besar, hal ini dikarenakan
teknik yang baik tidak cukup untuk
menghasilkan kecepatan renang
yang maksimal apabila tidak
didukung oleh kondisi fisik yang
bagus.
2.2 Analisis Hubungan Kekuatan
Otot Tungkai Dengan Kecepatan
Renang 50 Meter Gaya Dada.
Kemampuan fisik khususnya
kekuatan otot tungkai merupakan
3.1 Ada hubungan daya ledak otot
tungkai terhadap kecepatan renang
50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang METAL SC
Metro tahun 2013.
3.2 Ada hubungan kekuatan otot
tungkai terhadap kecepatan renang
50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang METAL SC
Metro tahun 2013.
3.3 Ada hubungan panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang METAL SC
Metro tahun 2013.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis,
sehingga lebih mudah diolah
(Suharsimi 1998: 151). Instrumen
penelitian yang diguanakan adalah
Standing Broad Jump untuk
mengukur daya ledak otot tungkai,
Back and Leg Dynamometer untuk
mengukur kekuatan otot tungkai, dan
meteran untuk mengukur panjang
tungkai. Serta kolam renang jarak 50
meter dan stop watch untuk
mengukur kecepatan renang 50
meter gaya dada.
1. MetodePenelitian
Bentuk data dalam penelitian ini
adalah bentuk angka yaitu data hasil
pengukuran daya ledak otot tungkai,
kekuatan otot tungkai, panjang
tunghkai, dan kecepatan renang 50
meter gaya dada. Sebelum dilakukan
penghitungan statistik deskriptif
terlebih
dahulu
dilakukan
transformasi data diubah ke data
baku atau skor T, atau dilihat berapa
skor angkanya baru kemudian
dilakukan
penghitunganpenghitungan statistik deskriptif dan
juga dilakukan teknik analisis data
yang digunakan pada penelitian ini
adalah analisis korelasi Statistik
Spearman Product moment.
2. Teknik Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survei tes
dengan teknik korelasi, Pengambilan
data dilakukan dengan pemberian tes
dan pengukuran melalui metode
survey, yaitu peneliti mengamati
secara langsung pelaksanaan tes dan
pengukuran di lapangan. Tes dan
pengukuran
yang
dilakukan
meliputi: 1). Tes dan pengukuran
daya ledak otot tungkai, 2). Tes dan
pengukuran kekuAtan otot tungkai,
3). Tes dan pengukuran panjang
tungkai, dan 4). Tes dan pengukuran
kecepatan renang 50 meter gaya
dada.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Penelitian
Sebelum penelitian dimulai. Peneliti
mengambil
data
masing-masing
sampel maka didapatlah data diskriftif
tes penggunaan alat dengan satuan
ukuran dari masing-masing variabel
penelitian ini berbeda-beda, seperti:
Daya Ledak Otot Tungkai diukur
dengan Standing Broad Jump
ukurannya sentimeter, kekuatan otot
tungkai dengan back and leg
dynamometer dengan satuan angka
kilogram, panjang tungkai dengan
senti meter, dan kecepatan renang
dengan satuan detik. Maka perlu di
standardisasi dengan mengubah ke
skor T ( Sutrisno Hadi, 1990 : 267 ).
Berdasarkan pada tabel 1 diatas dapat
dijelaskan bahwa N ialah jumlah
sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah 8 orang, sama untuk
ketiga variabel yaitu untuk daya ledak
otot tungkai, kekuatan otot tungkai,
panjang tungkai. Variabel daya ledak
otot tungkai nilai terendah ialah 36,51,
nilai maksimum atau tertinggi =
61,57, nilai rata-ratanya = 50,0000
dan nilai standar deviasi = 9.9996.
Variabel kekuatan otot tungkai nilai
terendah = 36,87, nilai tertinggi =
62,64 dan nilai rata-rata = 50,0013,
nilai standar deviasi = 10,0006.
Variabel panjang tungkai nilai
terendah ialah 40,03, nilai maksimum
atau tertinggi = 69,94, nilai rataratanya = 50,0000 dan nilai standar
deviasi = 9,9995. Variabel kecepatan
renang 50 meter gaya dada nilai
terendah = 36,54, nilai tertinggi =
65,33 dan nilai rata-rata = 49,9988,
nilai standar deviasi = 10,0007.
Hasil analisis data penelitian diperoleh
bahwa 1). Dari perhitungan Daya ledak
otot tungkai memiliki hubungan
sebesar 0,966 dan kontribusi sebesar
93,32 %.
2). Dari hasil
perhitungan Kekuatan otot tungkai
memiliki hubungan sebesar 0,923 dan
kontribusi sebesar 85,19%. 3).
Panjang lengan memiliki hubungan
sebesar 0,830 dan kontribusi sebesar
68,89%.
2.
Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis penelitian
yang telah dilakukan diperoleh hasil
bahwa:
hipotesis alternatif yang diajukan
adalah “diterima” dan hipotesis nihil
yang diajukan adalah “ditolak”.
Dengan demikian hasil uji hipotesis
yang diperoleh ialah meliputi:
1) Daya ledak otot tungkai memiliki
hubungan
sebesar
0,966
dan
kontribusi sebesar 93,32 %. “Terdapat
hubungan
atau
korelasi
yang
signifikan antara daya ledak otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50
meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang METAL SC
Metro Tahun 2013” sebesaradalah
Diterima.
Berarti bahwa tinggi rendahnya daya
ledak otot tungkai berhubungan
negatif terhadap Kecepatan Renang 50
Meter Gaya Dada Atlet Putra
Berprestasi Klub Renang METAL SC
Metro Tahun 2013, semakin kuat daya
ledak otot tungkai seseorang atlet
renang maka waktu yang digunakan
untuk berenang gaya dada 50 M akan
semakin kecil sehingga kecepatan
renang 50 Meter Gaya Dada Atlet
Putra Berprestasi Klub Renang
METAL SC Metro Tahun 2013 akan
semakin cepat dan sebaliknya jika
tingkat daya ledak otot tungkai
lemah/kecil, maka waktu yang
digunakan untuk berenang gaya dada
50 m akan semakin lama sehingga
kecepatan renang 50 Meter Gaya
Dada Atlet Putra Berprestasi Klub
Renang METAL SC Metro Tahun
2013 juga akan lambat.
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat
James E Counsilman (1982) yang
menyebutkan bahwa untuk mengawali
renang didahului dengan gerakan start.
Start yang baik akan mempengaruhi
perenang menjadi yang tercepat. Ada
tiga kualitas yang diperlukan untuk
menjadi starter yang baik ialah waktu
reaksi, kekuatan otot dan mekanika
gerakan. Kekuatan adalah kemampuan
otot untuk menciptakan tegangan.
Daya berbeda dengan kekuatan, dalam
hal daya juga menyangkut tempo
kerja, yaitu kecepatan dari kontraksi
otot. Seseorang dengan daya ledak
yang baik dan mekanika yang jelek
sering kali dalam start dapat
mengalahkan orang dengan kombinasi
yang sebaliknya. Pada renang gaya
dada gerakan tendangan tungkai juga
membutuhkan daya ledak untuk
menghasilkan daya dorong. Gerakan
tungkai
pada saat
menendang
kebelakang tidak hanya membutuhkan
kekuatan otot saja tetapi juga
kecepatan menendang. Kombinasi
antara kekuatan dan kecepatan
gerakan tersebut dinamakan daya
ledak otot. “Terdapat korelasi atau
hubungan yang signifikan antara
kekuatan otot tungkai terhadap
kecepatan renang 50 meter gaya dada
pada atlet putra berprestasi klub
renang METAL SC Metro Tahun
2013” adalah Diterima.
2) Kekuatan otot tungkai memiliki
hubungan
sebesar
0,923
dan
kontribusi sebesar 85,19%. “Terdapat
korelasi
atau
hubungan
yang
signifikan antara kekuatan otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50
meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang METAL SC
Metro Tahun 2013” adalah Diterima.
Hal ini berarti tinggi rendahnya
kekuatan otot tungkai berhubungan
negatif terhadap Kecepatan Renang 50
Meter Gaya Dada Atlet Putra
Berprestasi Klub Renang METAL SC
Metro Tahun 2013, semakin kuat otot
tungkai seseorang atlet renang maka
waktu yang digunakan untuk berenang
gaya dada 50 Meter akan semakin
kecil sehingga kecepatan renang 50
Meter Gaya Dada Atlet Putra
Berprestasi Klub Renang METAL SC
Metro Tahun 2013 akan semakin
cepat dan sebaliknya jika tingkat
kekuatan otot tungkai lemah, maka
waktu yang digunakan untuk berenang
gaya dada 50 Meter akan semakin
lama sehingga kecepatan renang 50
Meter Gaya Dada Atlet Putra
Berprestasi Klub Renang METAL SC
Metro Tahun 2013 juga akan lambat.
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat
Menurut Harsono (1988) yang
menyebutkan bahwa kemampuan fisik
khususnya kekuatan otot tungkai
sebagai sumber daya dorong maju
utama, dalam menunjang teknik
renang gaya dada terhadap kecepatan
renang
gaya
dada.
Gerakan
menendang pada renang gaya dada
membutuhkan
kekuatan
untuk
menghasilakan daya dorong maju.
Semakin besar kekuatan yang
dihasilkan oleh kekuatan otot tungkai
maka semakin cepat daya dorong
maju yang dihasilkan. Jadi hubungan
kekuatan otot
tungkai dengan
kecepatan
renang
gaya
dada
berbanding lurus, karena semakin
besar kekuatan yang dihasilkan maka
semakin cepat kecepatan renangnya.
3) Panjang lengan memiliki hubungan
sebesar 0,830 dan kontribusi sebesar
68,89%. “Terdapat korelasi atau
hubungan yang signifikan antara
panjang tungkai terhadap kecepatan
renang 50 meter gaya dada pada atlet
putra berprestasi klub renang METAL
SC Metro Tahun 2013” adalah
Diterima.
Hal ini berati bahwa Panjang atau
pendeknya tungkai
berhubungan
negatif terhadap Kecepatan Renang 50
Meter Gaya Dada Atlet Putra
Berprestasi Klub Renang METAL SC
Metro Tahun 2013, semakin panjang
tungkai seseorang atlet renang maka
waktu yang digunakan untuk berenang
gaya dada 50 Meter akan semakin
kecil sehingga kecepatan renang 50
Meter Gaya Dada Atlet Putra
Berprestasi Klub Renang METAL SC
Metro Tahun 2013 akan semakin
cepat dan sebaliknya jika tingkat
kekuatan tungkai seorang atlet
pendek, maka waktu yang digunakan
untuk berenang gaya dada 50 meter
akan
semakin
lama
sehingga
kecepatan renang 50 Meter Gaya
Dada Atlet Putra Berprestasi Klub
Renang METAL SC Metro Tahun
2013 juga akan lambat.
Hasil tersebut membuktikan bahwa
panjang tungkai dalam renang gaya
dada
mempunyai
hubungan
berbanding lurus, yaitu semakin
panjang tungkai maka semakin cepat
kecepatan renang yang dihasilakan.
Panjang
tungkai
mempengaruhi
lebarnya tendangan, semakin lebar
tendangan maka daya dorong yang
dihasilkan semakin besar. Pada saat
melakukan tendangan kebelakang,
panjang tungkai digunakan sebagai
papan tumpu dengan air. Apabila
tungkainya panjang maka papan
tumpunya akan semakin luas,
sehingga gaya yang diberikan oleh air
untuk ditekan kebelang menjadi
bertabah, dengan kekuatan yang besar
secara
ototmatis
daya
dorong
kedepanya akan semakin besar. Hal
ini berhubungan dengan hukum aksi
reaksi,
bahwa
semakin
besar
perkenaan gaya kesuatu benda maka
benda tersebut akan memberikan gaya
yang sama besar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan
analisis data dan
pembahasan hasil penelitian maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.1 Ada hubungan atau korelasi yang
signifikan antara daya ledak otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50
meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang METAL SC
Metro Tahun 2013.
1.2 Ada hubungan atau korelasi yang
signifikan antara kekuatan otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50
meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang METAL SC
Metro Tahun 2013.
1.3 Ada hubungan atau korelasi yang
signifikan antara panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra berprestasi
klub renang METAL SC Metro Tahun
2013.
2. Saran
Saran yang penulis ajukan dalam
penelitian ini adalah :
2.1
2.2
Kepada pelatih dan perenang klub
renang METAL SC Metro perlu
disadari bahwa daya ledak otot
tungkai, kekuatan otot tungkai,
panjang tungkai, merupakan salah satu
faktor penunjang kecepatan renang 50
meter gaya dada, sehingga program
latihan renang untuk daya ledak dan
kekuatan otot mendapat perhatian
tersendiri.
Pelatih dan perenang klub renang
METAL SC Metro harap menyadari
bahwa daya ledak otot tungkai,
kekuatan otot tungkai, panjang
tungkai merupakan salah satu faktor
penunjang kecepatan renang 50 meter
gaya dada, oleh karena itu perlu
melakukan latihan secara intensif
untuk memperkuat otot tungkai.
2.3 Bagi para peneliti dianjurkan untuk
menggunakan atlet apabila melakukan
penelitian,
sebab
dengan
menggunakan atlet hasilnya akan lebih
baik karena terdorong oleh motivasi
yang
tinggi
dalam
rangka
mempertanggung
jawabkan
prestasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002.
Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta:
Rieneka Cipta.
Counsilman, James E. 1982.
The Science of
Swimming Terjemahan
Depdikbud. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Dwikusworo, Eri Pratiknyo.
2000. Petunjuk Praktis
Tes dan Pengukuran
Olahraga. Semarang:
FIK Universitas Negeri
Semarang.
Hadi, Sutrisno. 1997. Statistik
Jilid 1. Yogyakarta: Andi
Offset Yogyakarta.
Haller, David. 1982. Belajar
Berenang. Bandung:
Pionir Jaya.
Lampung, Universitas. 2008.
Format Penulisan
Karya Ilmiah. Bandar
Lampung: Universitas
Lampung.
Santoso, Gempur. 2005.
Metode Penelitian
Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Phublisher.
Soekarno. 1984. Renang Dasar.
Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta. Sudjana.
1996. Metode Stastitik.
Bandung: Taristo.
Supranto, J. 2000. Statistik Teori
dan Aplikasi. Erlangga
Jakarta.
Thomas, David S. 2002.
Renang Tingkat
Pemula. Jakarta: PT.
Raja Grafindo
Persada.
Ucup Yusup dan Yadi
Sunaryadi. 1999.
Kinesiologi. Semarang:
Depdikbud Dirjen
Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Unila,
2008.
Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah
Universitas Lampung.
Bandar Lampung :
Universitas Lampung
Download