HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
SKRIPSI
Digunakaan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Christianti Pattiasina
NIM : 122114147
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
SKRIPSI
Digunakaan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Christianti Pattiasina
NIM : 122114147
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Christianti Pattiasina
NIM: 122114147
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 13 Juni 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susuoan Dewan Penguji
Tanda Tangan
Nama Lengkap
Ketua
: Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt., C.A.
Sekertaris
: Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A.
Anggota
: Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QlA
Anggota
: Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Akt.
Anggota
: Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt., C.A.
~
. .....................
~
Yogyakarta, 29 Juli 2016
Fakultas Ekonomi
~~'~Iersitas Sanata Dharma
Dr. Herry Maridjo, M.Si
III
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto dan Persembahan
“Without love, we feel nothing
Without dreams, we accomplish nothing.
Without God, we are nothing”
- Unknown
“I’m on my way to chase my dream!!”
- Christianti
Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Papa Yohanes Pattiasina (Alm) dan Mama Katimah

Kakakku Serlina Pattiasina, Donald William
Pattiasina, dan Bethsy Rosmiati Pattiasina

Saudara, kekasih, dan teman-teman terbaikku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 13 Juni 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 29 Juli 2016
Yang membuat Pernyataan,
Christianti Pattiasina
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Christianti Pattiasina
Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
: 122114147
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY
Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta izin dari saya maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 29 Juli 2016
Yang menyatakan,
Christianti Pattiasina
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan sripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan
untuk
belajar
dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah
mendukung dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas
ilmu dan bantuan yang bermanfaat selama penulis belajar.
6. Kedua orangtuaku. Mama Katimah dan Papa Yohanes Pattiasina (Alm.) yang
selalu menginsprasi, memberikan doa, dukungan, kekuatan, cinta, kasih
sayang, dan perhatian yang tak terhingga.
7. Kakakku, Serlina Pattiasina, Donald William Pattiasina, Bethsy Rosmiati
Pattiasina yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, dan
motivasi agar saya belajar dengan baik.
8. Ivan Fatrika Manta, yang senantiasa memberikan doa, semangat dan
mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan skripsi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Berlianti Endang Kumia, Dita Fitriyan Sihornbing, Putri Friesillka Herklots,
Theresia Munte, dan Stela Hartoyo, sahabatku sejak kecil yang selalu rnenjadi
. sahabat sekaligus saudara terbaikku sarnpai saat ini.
10. Ternan-ternan Akuntansi 2012, Suster Theo (Debby 1. Sirnatupang), Fransisca
Julia Pratidina, Nuryani, Elisabeth Ritria Dwilistya Pararnita, Junita Iklina,
Maria Anastasia Vyka Pangudi Putri, Okky Irvina Kristanti, Aloysius
Reinaldo, dan seluruh ternan-ternan akuntansi 2012 tersayang yang secara
langsung maupun tidak langsung mendukung dan ikut mendoakan.
11. Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam penulisan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis rnenyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis rnengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pernbaca.
Yogyakarta, 25 Mei 2016
Christianti Pattiasina
V111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
ABSTRAK .................................................................................................... xiii
ABSTRACT.................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………... 9
A. . Stakeholder Theory .................................................................. 9
B. Legitimasi Theory .................................................................... 11
C. Agency Theory.......................................................................... 12
D. Corporate Social Responsibility .............................................. 13
E. Struktur Kepemilikan ............................................................... 15
2.Kepemilikan Institusional ..................................................... 15
3.Kepemilikan Publik............................................................... 18
F. Tipe Industri ............................................................................. 19
G. Hubungan Kepemilikan Institusional dan CSR ....................... 20
H. Hubungan Kepemilikan Publik dan CSR................................. 22
I. Hubungan Tipe Industri dan CSR ............................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………. 25
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 25
B. Populasi dan Sampel ................................................................. 25
C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 26
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 26
E. Variabel Penelitian..................................................................... 27
F. Teknik Analisis data................................................................... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN………………….. 32
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 32
B. Deskripsi Populasi Sasaran ...................................................... 32
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………...… 43
A. Deskripsi Data.......................................................................... 43
B. Analisis Data ............................................................................ 45
C. Pembahasan.............................................................................. 63
BAB VI PENUTUP………………………………………………………... 69
A. Kesimpulan .............................................................................. 69
B. Keterbatasan Penelitian............................................................ 69
C. Saran......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 72
LAMPIRAN.................................................................................................. 75
Lampiran A (Data Perusahaan Penelitian)..................................... 76
Lampiran B (Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR)................. 83
Lampiran C (Kepemilikan Institusional) ....................................... 86
Lampiran D (Kepemilikan Publik) ................................................ 89
Lampiran E (Tipe Industri) ............................................................ 92
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.
Penentuan Populasi Sasaran..................................................
Tabel 4.2.Daftar Pengungkapan CSR pada PT Unilever Tbk.......................
Tabel 4.3.Contoh Struktur Kepemilikan Pada PT Petrosea Tbk...................
Tabel 5.1.
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ................................
Tabel 5.2.
Statistik Deskriptif Variabel Tipe Industri............................
Tabel 5.3.
Tabulasi Silang Variabel CSR dan Kepemilikan
Institusional ...........................................................................
Tabel 5.4.
Hubungan Variabel CSR dan Kepemilikan Institusional .....
Tabel 5.5.
Tabulasi Silang Variabel CSR dan Kepemilikan Publik ......
Tabel 5.6.
Hubungan Variabel CSR dan Kepemilikan Publik...............
Tabel 5.7.
Tabulasi Silang Variabel CSR dan Tipe Industri..................
Tabel 5.8.
Hubungan Gamma Variabel CSR dan Tipe Industri ............
xi
33
34
41
43
45
54
56
58
60
61
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1.
Gambar 5.2.
Gambar 5.3.
Gambar 5.4.
Halaman
Deskripsi Variabel Corporate Social Responsibility ......... 46
Deskripsi Variabel Kepemilikan Institusional ................... 48
Deskripsi Variabel Kepemilikan Publik............................. 50
Deskripsi Variabel Tipe Industri ........................................ 52
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
Christianti Pattiasina
NIM : 122114147
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara struktur
kepemilikan, yang terdiri dari kepemilikan institusional dan kepemilikan publik
dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).Penelitian
ini juga menentukan hubungan antara tipe industri dengan tingkat pengungkapan
CSR.
Jenis penelitian ini merupakan studi empiris pada 115 tahun perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.Data diperoleh dari
sustainability report dan laporan keuangan yang telah didokumentasikan pada
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Teknik analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antarvariabel penelitian adalah deskriptif kuantitatif
dengan alat statistik:crosstab, korelasi gamma, dan korelasi eta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan
negatif antara kepemilikan institusional dan CSR. Kepemilikan publik memiliki
hubungan yang sangat lemah dan positif dengan CSR.. Disisi lain penelitian ini
menunjukkan bahwa hubungan antara tipe industri dan CSR sangat kuat.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Struktur Kepemilikan,
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Publik, Tipe Industri
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS BETWEEN OWNERSHIP STRUCTURE
AND INDUSTRY TYPE WITH THE LEVEL OF
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE.
Empirical Study on All Public Firms Listed Companies in
Indonesia Stock Exchange in 2010-2014
ChristiantiPattiasina
NIM : 122114147
UniversitasSanata Dharma
Yogyakarta
2016
This research aims to analyze the relationship between ownership
structure, which consists of institutional ownership and public ownership and the
level of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. This research also
determines the relationship between industry type and the level of CSR disclosure.
The type of this research is an empirical study based on 115 firm-yearsof
companies listed at Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. The data was
collected from sustainability report and financial statements that have been
documented atIndonesian Capital Market Directory (ICMD). Analysis technique
that is used to analyze the relationship between the variables of the research is
quantitative descriptive with statistical tools:crosstab, gamma correlation, and eta
correlation.
The resultshowed that there was a weak-negativecorrelation between
institutional ownership and CSR. Public ownership had a very weak-positive
correlation with CSR. On the other hand, this research showed that the
relationship between industry type and CSR was very strong.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Ownership Structure,
Institutional Ownership, PublicOwnership, Industry Type
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya lingkungan dan masyarakat sosial merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan.Hal ini membuat
perusahaan perlu memperhatikan dan peduli terhadap aspek lingkungan dan
sosial selain dari aspek kinerja keuangan perusahaan.Kepedulian perusahaan
terhadap aspek lingkungan dan sosial dapat ditunjukkan dengan dilakukannya
tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social
Responsibility
(CSR).Dengan
perusahaan
menerapkan
CSR,diharapkan
perusahaan akan memperoleh legitimasisosial dan memaksimalkan kekuatan
keuangannya dalam jangka panjang (Djakman danMachmud, 2008).
su mengenai CSR kini telah menjadi isu yang menarik baik itu di
kalangan akademisi, pebisnis, pemerintah, investor, dan seluruh stakeholder.
Dalam Ensiklik Laudato Si tentang Perawatan Rumah Kita Bersama,
Paus Fransiskus (2015) menyatakan bahwa kepekaan terhadap lingkungan dan
perlindungan alam meningkat, bersamaan dengan kekhawatiran yang tulus dan
sedih terhadap apa yang sedang terjadi pada bumi. Banyak akademisi yang
meneliti isu mengenai CSR.Perusahaan pun kini semakin menyadari
pentingnya pelaksanaan CSR sebagai upaya untuk mendapatkan legitimasi
dari masyarakat.Selain itu pemerintah sebagai regulator juga telah membuat
regulasi-regulasi untuk mengatur pelaksanaan CSR.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Selain mempertimbangkan aspek keuangan, Investorjuga mulai
mempertimbangkan
pengungkapan
CSR
oleh
perusahaan
sebelum
menentukan keputusan untuk berinvestasi dan ikut dalam kepemilikan suatu
perusahaan.Kepemilikan suatu perusahaan itu sendiri dapat terdiri dari
beberapa komposisi kepemilikan, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, dan kepemilikan
publik.Setiap jenis kepemilikan tersebut memiliki perspektif dan ekpektasi
yang berbeda-beda terhadap pelaksanaan CSR oleh perusahaan (Qu, 2007).
Dibandingkan dengan investor individual, investor institusi memiliki
persentase kepemilikan yang lebih besar dalam suatu perusahaan (Fauzi, et al.,
2007).Hal ini membuat investor institusi perlu menjamin keamanan
investasinya.Investor
institusi
dapat
meminta
manajemen
untuk
mengungkapkan CSR.Penelitian yang dilakukan Saleh, et al. (2010),
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR.Pemegang saham institusi perlu memastikan keamanan
investasinya dengan cara melakukan pengawasan terhadap kinerja dalam suatu
perusahaan baik dalam aspek keuangan maupun non keuangan sehingga dapat
menghalangi perilaku opportunistic manajer. Namun Tarigan, et al. (2009),
Tamba (2011), Anggraini (2011), dan Karima (2014) menyatakan bahwa
kepemilikan
institusional
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan CSR. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya kesadaran dan
pengetahuan pemegang saham institusi terhadap pengungkapan CSR sebagai
upaya manajemen menunjukkan kinerjanya di bidang sosial sehingga mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tidak menuntut perusahaan untuk mengungkapkan pelaksanaan CSR yang
dilakukan. Selain itu dapat dikarenakan institusi belum mempertimbangkan
pelaksanaan CSR sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi,
sehingga para investor institusi ini juga tidak menekan perusahaan untuk
mengungkapan CSR secara detil.
Kepemilikan
publik
juga
dapat
memiliki
keterkaitan
dengan
pengungkapan CSR pada suatu perusahaan karena dengan adanya kepemilikan
publik, maka perusahaan dinilai memiliki tanggung jawab secara moral
kepada masyarakat sehingga perlu melaksanakan program CSR. Namun
Widiana (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR.Hal ini dapat
diakibatkan karena dalam menentukan keputusan berinvestasi, publik atau
masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan.
Tipe industri dianggap sebagai faktor potensial yang mempengaruhi
praktik pengungkapan CSR oleh perusahaan. Tipe industri terdiri dari industri
high profile dan industri low profile.Industri yang dikategorikan sebagai low
profilemeliputi consumer goods, miscellaneous industry, property, real estate,
and building construction, dan trade service and investment. Sedangkan
industri yang dikategorikan sebagai high profilemeliputi mining, agriculture,
basic industry and chemicals, dan infrastructure, utilities, and transportation.
Perusahaan yang dikategorikan ke dalam industri high profile
memiliki
sensitivitas terhadap kerusakan lingkungan yang tinggisehingga akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengungkapkan CSR lebih detil. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Anggraini (2011).Namun dalam penelitian yang dilakukan
Widiana (2012) diketahui bahwa tipe industri tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan CSR.Hal ini dapat diakibatkkan karena saat ini
industri low profile juga sudah banyak melakukan pengungkapan CSR secara
lengkap.Jadi perbedaan dalam hal pengungkapan CSR antara jenis industri
high profile dan low profile semakin menipis.
Ketidakkonsistenan
dari
penelitian-penelitian
sebelumnya
menyebabkan isu ini menjadi topik yang penting untuk diteliti.Penelitian ini
mencoba melihat terdapat atau tidaknya hubungan dari struktur kepemilikan
yang terdiri dari kepemilikan intsitusional dan kepemilikan publik, serta tipe
industri dengan CSR yang diuangkapkan oleh perusahaan.Penelitian mengenai
hubungan struktur kepemilikan terhadap CSR juga diharapkan dapat
memberikan pengetahuan bagi para investor dalam pengambilan keputusan
berinvestasi (Ghazali, 2007).
Hal lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan CSR,
yaitu Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) dengan indikator GRI
G3, GRI G3.1, maupun GRI G4. Perbedaan yang lain terletak pada populasi
sasaran yang digunakan, tahun penelitian, yaitu tahun 2010-2014, alat statistik,
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini,
dan kondisi yang
berbeda, dimana sekarang ini investor mulai memperhatikan CSR sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan antara kepemilikan institusional dengan tingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibility?
2. Apakah terdapat hubungan antara kepemilikan publik dengan tingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibility?
3. Apakah
terdapat
hubungan
antara
tipe
industri
dengan
tingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibility?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah diatas, yaitu:
1. Mengetahui hubungan antara kepemilikan institusionaldengantingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
2. Mengetahui hubungan antara kepemilikan publik dengan tingkat
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
3. Mengetahui
hubungan
antaratipe
industri
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
dengan
tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
bermanfaat
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingandengan pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR):
1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada
perkembangan ilmu di bidang akuntansi dan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam
bidang akuntansi terkait dengan pengungkapan CSR dan struktur
kepemilikan perusaahaan.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat membuat perusahaan untuk lebih
aware terhadap pengungkapan CSR di masa yang akan datang. Sebagai
upaya perusahaan untuk mendapat legitimasi dari masyarakat termasuk
menarik investor untuk menanamkan modal.
3. Bagi shareholder maupun seluruh stakeholder, penelitian ini dapat
membuat seluruh pihak yang berhubungan dengan perusahaan menjadi
lebih
memperhatikan
pengungkapan
CSR
untuk
menjamin
kesejahteraan, hak, maupun keuntungan yang akan diperoleh.
4. Bagi
pemerintah,
untuk
mengetahui
sampai
sejauh
mana
pengungkapan CSR yang telah dilakukan perusahaan. Sehingga
pemerintah dapat mempertimbangkan suatu standar pelaporan CSR
yangsesuai dengan kondisi Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan
dalam penelitian, rumusan masalah, tujuan masalah,
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori pendukung yang digunakan
sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memuat jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
serta teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab
permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah.
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini menguraikan memberikan gambaran mengenai data
yang digunakan dalam penelitian, cara menentukan
populasi sasaran, serta pengukuran variabel penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang proses data yang dilakukan,
analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan analisis data
yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbataasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pada
saat
proses
penelitian.
Dari
kesimpulan
dan
keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran-saran
bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stakeholder Theory
Freeman (2004) mendefinisikan stakeholder sebagai sebuah
kelompok atau individu yang dapat memberi dampak atau terkena
dampak oleh hasil tujuan perusahaan.Stakeholder theory mengatakan
bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi seluruh
stakeholders-nya,
yang
terdiri
dari
pemegang saham,
kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain
(Tamba, 2011). Berdasarkan teori stakeholder sebuah perusahaan harus
mampu untuk memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder karena
keberadaan perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan stakeholder. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara
menerapkan
program
corporate
social
responsibility
(Zulfi,
2014).Stakeholders memiliki hak untuk mengetahui semua informasi
perusahaan, baik itu informasi keuangan maupun non keuangan.
Ulman (1985) dalam Anggraini (2011) menyatakan ada dua
strategis yang akan diadopsi perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Active posture merupakan strategi yang berusaha mempengaruhi
hubungan
organisasi
berpengaruh/penting.
dengan
Hal
9
ini
stakeholder
menunjukkan
yang
dipandang
bahwa
active
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
posturetidak
hanya
mengidentifikasi
stakeholder
tetapi
juga
menentukan stakeholder mana yang memiliki kemampuan terbesar
dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke perusahaan.
Perhatian yang besar terhadap stakeholderakan mengakibatkan
tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan tingginya
kinerja sosial perusahaan.
2. Passive posture. Strategi yang tidak terus menerus mengawasi
aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi
optimal untuk menarik perhatian stakeholder. Kurangnya perhatian
terhadap stakeholder (dalam pendekatan passive posture) akan
mengakibatkan rendahnya tingkat pengungkapan informasi sosial
dan rendahnya kinerja sosial perusahaan.
Anggraini (2011) menyatakan bahwa investor atau pemilik atas
suatu perusahaan merupakan stakeholder yang berpengaruh/penting di
dalam suatu perusahaan. Karena mereka menyediakan dana bagi
operasional perusahaan melalui penanaman modal yang dilakukan.
Perusahaan yang menggunakan cara active posture akan lebih fokus
untuk mengungkapkan pelaksanaan CSR secara lengkap untuk menarik
perhatian investor, sebagai stakeholder yang paling berpengaruh.
Dengan demikian pandangan strategi perusahaan dalam menarik
stakeholderakan mempengaruhi pengungkapan CSR pada perusahaan
tersebut. Perusahaan yang menggunakan caraactive postureakan
mengungkapkan CSR lebih detil untuk menarik perhatian investor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
merupakan stakeholder yang paling berpengaruh pada suatu perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menggunakan carapassive posture akan
mengungkapkan laporan perusahaannya secara adil untuk semua
stakeholder (tidak hanya fokus pada investor).
B. Legitimacy Theory
Kedudukan
perusahaan
sebagai
bagian
dari
masyarakat
ditunjukkan dengan operasi perusahaan yang seringkali mempengaruhi
masyarakat sekitarnya. Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota
masyarakat, sebaliknya eksistensinya pun dapat terancam bila perusahaan
tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat tersebut atau bahkan merugikan anggota komunitas tersebut
(Anggraini, 2011)
Legitimasi menjadi hal yang penting bagi perusahaan karena
legitimasi
keberadaan
masyarakat
perusahaan
kepada
di
perusahaan
tengah
sangat
masyarakat.
mempengaruhi
Dalam
rangka
mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, maka
perusahaan akan berusaha untuk menjalankan bisnisnya sesuai dengan
norma dan nilai sosial ditempat perusahaan tersebut beroperasi. Teori
legitimasi
ini
menganjurkan
perusahaan
untuk
memperhatikan
kepentingan masyarakat dalam menjalankan bisnisnya. Uyar, et al.
(2015) menyatakan bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan oleh
perusahan merupakan cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mendapatkan, memperpanjang, dan untuk mempertahankan legitimasi
masyarakat.
Masyarakat juga dapat menjadi bagian dalam kepemilikan suatu
perusahaan. Perusahaan go public yang sahamnya dimiliki masyarakat
umum perlu menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dalam
rangka memperoleh legitimasi dari masyarakat. Pengungkapan CSR oleh
perusahaan merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh legitimasi masyarakat karena telah memperhatikan
lingkungan sosialnya.
C. Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Godfrey, et al. (2010),
agency theory menjelaskan bahwa hubungan keagenan merupakan
hubungan antara dua pihak dimana salah satu pihak menjadi agen dan
pihak lain yang bertindak sebagai prinsipal. Subramaniamdan Muttakin
(2015) menyatakan bahwa agency theory menekankan hubungan
prinsipal-agen antara manajer (agen) dan penyedia modal (prinsipal)
yang terdiri dari investor dan kreditor, dengan adanya pemisahan antara
kepemilikan dan manajemen ini dapat menyebabkan munculnya asimetri
informasi antara prinsipal dan agen.
Dalam suatu perusahaan, yang berperan sebagai prinsipal adalah
investor atau pemegang saham, sedangkan pihak yang berperan sebagai
agen adalah manajemen.Pemegang saham mempekerjakan manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
untuk mengelola perusahaan agar perusahaan dapat memberikan
keuntungan yang besar bagi mereka.Namun karena adanya asimetri
informasi dapat memicu munculya agency conflict, dimana manajemen
sebagai agen dari prinsipal lebih memprioritaskan untuk mencapai
keuntungannya sendiri dibandingkan dengan mencapai kepentingan
investor sebagai prinsipal.Untuk
mengatasiagency conflict ini, pihak
prinsipal perlu mengeluarkan biaya keagenan atau agency costuntuk
mengawasi dan memastikan bahwa agen telah bekerja sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh mereka. Besarnya tingkat kepemilikan institusional
juga dapat
menambah
efektivitas
pengawasan
terhadap
kinerja
manajemen karena investor institusi harus memastikan keamanan
investasinya dengan mengawasi kinerja manajemen sehingga dapat
menghalangi tindakan opportunistic yang dilakukukan oleh manajemen.
Teori
agensi
juga
dapat
dikaitkan
dengan
pelaksanaan
CSR.Pengungkapan CSR yang dilakukan oleh manajemen merupakan
salah satu komitmen manajemen dalam memperlihatkan kinerjanya,
khususnya kinerja sosial kepada seluruh stakeholder. Dengan demikian,
manajemen sebagai agen akan mendapatkan penilaian positif dari
investor sebagai prinsipal.
D. Corporate Social Responsibility
Ada banyak pihak dan lembaga di seluruh
dunia yang telah
mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR). World Business
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Council for Sustainable Development (2002)
mendefinisikan CSR
sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka,
masyarakat setempat dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka.
Secara umum, CSR ini berbicara tentang hubungan antara
perusahaan dengan stakeholder. Untuk menjalin hubungan baik dengan
stakeholder,
perusahaan
harus
memperhatikan
keinginan
semua
stakeholder, seperti pemenuhan ketentuan hukum, etika, kepedulian
terhadap lingkungan, kepedulian terhadap masyarakat, dan kegiatan lain
yang menarik perhatian stakeholder. Negara – negara
maju sangat
memperhatikan isu mengenai lingkungan dan sosial seperti Hak Asasi
Manusia (HAM), pendidikan, tenaga kerja, efek rumah kaca, perubahan
iklim, penipisan lapisan ozon, hujan asam, limbah bahan berbahaya dan
beracun, pembalakan liar, pencemaran air, dan udara, serta rusaknya
keanekaragaman hayati di dunia (Angela, 2015).
CSR secara eksplisit berarti menunjukkan bahwa perusahaan
melakukan bisnis dengan cara yang etis untuk kepentingan masyarakat
luas juga dengan kata lain CSR adalah tentang kewajiban organisasi
untuk semua stakeholder. Empat dimensi CSR menurut Mardikanto
(2014) adalah sebagai berikut:
1. Tanggung jawab ekonomi, untuk keuntungan bagi pemilik.
2. Tanggung jawab hukum, untuk mematuhi hukum,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Tanggung jawab etis, yang tidak hanya mencari keuntungan, tetapi
melakukan apa yang benar, wajar, dan adil.
4. Tanggung jawab filantropis, untu meningkatkan kesejahteraan
manusia dan berniat baik.
Program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat
diungkapkan didalamlaporan baik dalam Annual Report, Sustainibility
Repot, maupun Corporate Social Responsibility Rport.
E. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan suatu variabel yang banyak
digunakan untuk menjelaskan pengungkapan CSR oleh suatu perusahaan
(Uyar, et al. 2015). Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa setiap
investor memiliki perspektif yang berbeda terhadap pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan.
Struktur
kepemilikan
perusahaan
merupakan
komposisi
kepemilikan saham dari suatu perusahaan. Komposisi kepemilikan saham
pada suatu perusahaan dapat terdiri dari kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing,
dan kepemilikan publik. Struktur kepemilikan yang akan dianalisis dalam
penelitian ini adalah kepemilikan institusional, dan kepemilikan publik.
1. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan
Institusional
adalah
kepemilikan
saham
perusahaan yang dimiliki oleh institusi selain institusi pemerintah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
investor insititusi lainnya.Investor institusi memiliki sumberdaya yang
lebih besar dibandingkan dengan investor individual.Dibandingkan
dengan investor individual, investor institusi memiliki persentase
kepemilikan yang lebih besar dalam suatu perusahaan (Fauzi, et al.,
2007).Hal ini membuat investor institusi perlu menjamin keamanan
investasinya.
Sebagai bagian dalam kepemilikan suatu perusahaan, investor
institusi harus memastikan bahwa perusahaan telah menjalankan
bisnisnya dengan baik agar dapat going concerndan dapat menjamin
keamanan investasi mereka.Pengungkapan CSR merupakan salah satu
indikator yang menunjukkan bahwa perusahaan telah menjalankan
bisnisnya dengan baik.
Investor institusi dapat mengawasi dan melakukan pengawasan
terhadap
kinerja
manajemen
sehingga
dengan
dilakukannya
pengawasan tersebut dapat menghalangi dilakukannya perilaku
opportunisticoleh manajemen. Jansen dan Meckling (1976) dalam
Widiana (2012) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk
mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemillikan
institusional yang berfungsi untuk mengawasi agen. Dengan kata lain
kepemilikan institusional akan mendorong pengawasan yang optimal
terhadap kinerja manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Baker, et al. (2008) menyatakan bahwa intstitusi yang memiliki
kepemilikan pada suatu perusahaan dapat dikategorikan kedalam 3
kategori berdasarkan tingkat pengaruh atau pengendalian yang
dimiliki oleh investor institusi tersebut atas saham yang telah
dibelinya.3
kategori
tersebut
adalah
institusi
yang memiliki
kepemilikan <20%, institusi yang memiliki kepemilikan 20% - 50%,
dan institusi yang memiliki kepemilikan >50%.
PSAK Nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas
Asosiasi dan Ventura Bersama menjelaskan bahwa jika suatu institusi
memiliki kurang dari 20% kepemilikan saham pada suatu perusahaan,
maka institusi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas
perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika suatu institusi memiliki 20%
atau lebih kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi
tersebut
memiliki
pengaruh
signifikan
pada
perusahaan
tersebut.Perusahaan yang sahamnya dibeli oleh institusi sebesar 20%
sampai dengan 50% disebut dengan asosiasi (associate).Menurut IAS
28
asosiasiadalahentitasdimana
investor
darientitastersebutmemilikipengaruh yang signifikan.
PSAK Nomor 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan
Konsolidasian
menjelaskan
bahwa
institusi
yang
memiliki
kepemilikan lebih dari 50% pada suatu perusahaan akan memperoleh
hak pengendalian atas investee (control of an investee). Perusahaan
yang lebih dari 50% sahamnya dibeli oleh institusi disebut dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
anak perusahaan (subsidiary). Menurut IFRS 10, Subsidiary
adalahentitas yang dikendalian/dikontrol olehentitas lain.
2. Kepemilikan Publik
Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham perusahaan
oleh
masyarakat
umum.Kepemilikan
perusahaan
oleh
publik
mempunyai kekuatan besar dalam perusahaan, karena dapat
mempengaruhi perusahaan melalui media massa baik berupa kritikan
maupun komentar yang semuanya dianggap sebagai suara publik atau
masyarakat.
Legitimacy
theory
menyatakan
bahwa
untuk
mendapatkan penilaian yang baik dari masyarakat, perusahaan harus
menjalankan bisnisnya dengan baik dan patuh terhadap hukum, nilai,
dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Kepemilikan publik
dalam suatu perusahaan juga mencerminkan bahwa masyarakat
percaya bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang
mampu bertahan hidup (Widiana, 2012).
Agar publik dapat menilai baik maupun buruknya suatu
perusahaan, maka perusahaan perlu menyediakan informasi bagi
publik. Informasi tersebut dapat berupa informasi keuangan maupun
informasi non keuangan seperti pengungkapan CSR. Semakin luas
informasi yang diungkapkan oleh perusahaan, maka publik semakin
dapat menilai perusahaan dan mengambil keputusan untuk
berinvestasi pada perusahaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Yang dikategorikan kedalam kepemilikan publik adalah
saham yang dimiliki oleh masyarakat umum diluar perusahaan yang
memiliki kepemilikan <5%.Bila diakumulasikan kepemilikan publik
dalam suatu perusahaan berkisar 0% - 100%.Dalam penelitian ini,
kepemilikan publik akan dikategorikan kedalam 3 kategori, yaitu
kepemilikan publik <20%, kepemilikan publik 20% - 50%. Dan
kepemilikan publik >50%.
F. Tipe industri
Industri terdiri dari dua tipe, yaitu industri low profile dan industri
high profile.Industri low profile memiliki karakteristik kurang sensitif
terhadap terjadinya kerusakan lingkungan sehingga tidak dituntut untuk
memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Menurut Zuhroh dan
Sukmawati
(2003)
yang
tergolong
dalam
low
industri
profile
meliputiconsumer goods, miscellaneous industry, property, real estate,
and building construction, dan trade service and investment.
Utomo (2000) dalam Anggraini (2011) mendefinisikan industri
high profilesebagai industri yang memiliki risiko politik yang tinggi, atau
kompensasi yang tinggi.Industri yang dikategorikan sebagai high
profilemeliputi industri yang bergerak pada sektor mining, agriculture,
basic industry and chemicals,
dan infrastructure,
utilities,
and
transportation.Perusahaan dengan tipe industri high profile telah diregulasi
oleh beberapa regulasi untuk melaksanakan dan mengungkapkan CSR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pelaksanaan CSR bagi perusahaan dengan tipe industri high profile diatur
dalam 3 regulasi sebagai berikut:
1. Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam
undang-undang ini perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan
minyak dan gas bumi diwajibkan untuk memuat paling sedikit
ketentuan-ketentuan
pokok
yaitu:
pengembangan
masyarakat
sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.
2. Peraturan mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya
terkait Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan
Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 ayat 1 disebutkan
bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
3. Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan
ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 . Dalam PP
ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
G. Hubungan Kepemilikan Institusional dan CSR
Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham yang
dimiliki oleh institusi atau lembaga nonpemerintah seperti perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan insititusi lain.
Investor institusi memiliki sumberdaya yang lebih besar dibandingkan
dengan investor individual.Dibandingkan dengan investor individual,
investor institusi memiliki persentase kepemilikan yang lebih besar
dalam suatu perusahaan (Fauzi, et al., 2007).Hal ini membuat investor
institusi perlu menjamin keamanan investasinya.
Investor institusi tidak hanya peduli pada aspek keuangan
perusahaan.Investor institusi juga perlu memperhatikan strategi dan
aktifitas dalam suatu perusahaan. Pengungkapan CSR oleh suatu
perusahaan merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
going concern. Dengan demikian keamanan investasi akan
dapat
terjamin ketika perusahaan memiliki strategi yang baik dengan
mengungkapkan CSR.
Kepemilikan institusional juga dapat mengurangi agency cost
dalam mengatasi agency conflict. Investor institusional yang memiliki
pengetahuan lebih dibandingkan dengan investor individual dapat
bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.(Permanasari,
2010). Agar dapat mendapatkan penilaian baik dari para investor
institusi,
manajemen
harus
menjalankan
tugasnya
dengan
baik.pengungkapan CSR merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh manajemen untuk menunjukan kinerjanya, khususnya
kinerja sosial kepada seluruh stakeholder.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Penelitian yang dilakukan oleh Saleh, et al. (2010) menyatakan
bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan publik di
Malaysia. Saleh, et al. berpendapat bahwa investor institusi mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam suatu perusahaan sehingga mereka
dapat meminta manajemen untuk mengungkapkan CSR secara detil.
Namun Fauzi, et al., (2007), Tarigan, et al. (2009), Tamba (2011),
Anggraini (2011), dan Karima (2014), yang menguji pengaruh
kepemilikan institusional terhadap tingkat pengungkapan CSR pada
perusahaan publik di Indonesia tidak menemukan adanya pengaruh yang
signifikan dari kepemilikan institusional terhadap tingkat pengungkapan
CSR. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak seperti di Malaysia,
kepemilikan institusional tidak memiliki hubungan dengan tingkat
pengungkapan CSR pada perusahaan di Indonesia.Hal ini dapat
dikarenakan tidak seperti investor institusi di Malaysia ataupun beberapa
negara maju lainnya, investor institusi di Indonesia masih tidak
memperhatikan CSR dalam menentukan keputusan berinvestasi
H.
Hubungan Kepemilikan Publik dan CSR
Semua perusahaan yang terdaftar di BEI adalah perusahaanperusahaan yang sebagian proporsi sahamnya dimiliki oleh publik.Maka
dari itu, perusahaan harus melaporkan seluruh aktivitas dan keadaan
perusahaan kepada publik agar masyarakat sebagai salah satu bagian dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pemegang saham mengetahui keadaan perusahaan.
Kepemilikan publik disini adalah persentase saham yang dimiliki
oleh publik. Perusahaan yang sahamnya banyak dimiliki oleh publik
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kredibilitas yang
tinggi pada masyarakat dan dianggap mampu beroperasi terus menerus
(going concern) sehingga cenderung akan melakukan pengungkapan
informasi sosial lebih luas (Widiana, 2012)
Pelaksanaan CSR memberi manfaat yang besar bagi perusahaan
terutama untuk mencapai keuntungan jangka panjang. Hal ini
dikarenakan pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan
membuat perusahaan memperoleh legitimasi dari masyarakat. Perusahaan
yang telah memperoleh legitimasi dari masyarakat berarti perusahaan
tersebut telah memperoleh kepercayaan dan ndukungan dari masyarakat.
Hal ini membuat keberadaan perusahaan di tengah masyarakat akan
berlangsung panjang.
Penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2011) dan Widiana (2012)
menunjukan bahwa kepemilikan publik tidak mempengaruhi tingkat
pengungkapan CSR secara signifikan.Hal ini dapat diakibatkan karena
dalam menentukan keputusan berinvestasi, publik atau masyarakat tidak
terlalu mempertimbangkan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
I. Hubungan Tipe Industri dan CSR
Tipe industri dianggap sebagai faktor berhubungan dengan praktik
pengungkapan CSR oleh perusahaan.Tipe industri itu sendiri terdiri dari
industri lowprofile dan industri highprofile.Industri low profile memiliki
karakteristik kurang sensitif terhadap terjadinya kerusakan lingkungan
sehingga tidak dituntut untuk memiliki tanggung jawab sosial yang
tinggi.Sedangkan industri high profile merupakan industri yang memiliki
sensitifitas tinggi terhadap kerusakan lingkungan sehingga timbul tuntutan
tanggung jawab sosial yang lebih besar.
Penelitian yang dilakukan oleh Djakman dan Mahmud (2008),
Rakhmawati (2011), Anggraini (2011),
dan Zulfi (2014) menemukan
bahwa industri high profile melakukan pengungkapan tanggung jawab
sosialnya dengan lebih baik. Hal ini dikarenakan industri high profile
merupakan regulated company dimana perusahaan tersebut telah
diregulasi untuk melakukan program CSR dalam kegiatan usahanya. Disisi
lain, penelitian yang dilakukan oleh Fauzi, et al. (2007) dan Widiana
(2012) menyatakan bahwa tipe industri tidak mempengaruhi tingkat
pengungkapan CSR secara signifikan. Hal ini dapat dikarenakan saat ini
industri low profile sudah banyak melakukan pengungkapan CSR secara
lengkap.Jadi secara keseluruhan, bukan parsial, perbedaan dalam hal
pengungkapan CSR antara jenis industri high profile dan low profile
semakin menipis.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi empiris
dengan melakukan analasis statistik kuantitatif untuk menjelaskan terdapat
atau tidaknya hubungan antara struktur kepemilikan yang terdiri dari
kepemilikan institusional dan kepemilikan publik, serta tipe industri dengan
tingkat pengungkapan CSR. Studi empiris dipilih karena tidak hanya meneliti
satu perusahaan melainkan meneliti seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI
dan telah menerbitkan sustainability reportpada tahun 2010-2014.
B. Populasi dan Populasi Sasaran
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sudah melaporkan sustainability report pada
tahun 2010-2014.Data yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup
seluruh populasi yang memiliki kriteria sesuai dengan sasaran peneliti.
Kriteria untuk menentukan populasi sasaran (destinated population) adalah
sebagai berikut:
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1. Perusahaan yang sudah melaporkan dan mempublikasikan sustainability
report selama tahun 2010-2014.
2. Perusahaan sudah mengukur CSR dengan menggunakan indeks GRI G3,
G3.1, maupun G4.
3. Perusahaan sudah terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder.Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan
sustainability report.Data variabel struktur kepemilikan dan tipe industri
menggunakan data laporan keuangan, dan variabel pengungkapan CSR
menggunakan data berupa sustainability report. Sumber data dapat diperoleh
dari website perusahaan, website BEI (www.idx.co.id), website Indonesian
Sustinability Report Awards(isra.ncsr-id.org), Indonesian Capital Market
Directory (ICMD), dan pojok BEI Universitas Sanata Dharma.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan
menggunakan teknik dokumentasi. Pengumpulan data yang dilakukan pada
teknik ini adalah dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berisi datadata yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu laporan keuangan perusahaan
dan sustainability report perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
E. Variabel Penelitian
1. Corporate Social Responsibility
Pengukuran variabel Corporate Social Responsibility dilakukan
dengan memberikan nilai 1 pada item yang diungkapkan oleh perusahaan
dan memberikan nilai 0 pada item yang tidak diungkapkan oleh
perusahaan. penilaian dilakukan dengan membandingkan pengungkapan
yang dilakukan oleh perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang
dinyatakan dalam GRI G3 sebanyak 79 item, GRI G3.1 sebanyak 84 item,
atau GRI G4 sebanyak 91 item. Sustainability Report Disclosure Index
(SRDI) yang telah diungkapkan oleh perusahaan pada sustainability report
dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan CSR yang telah
dilakukan perusahaan (Soelistyoningrum dalam Canisie, 2015).
Rumus untuk menghitung SDRI adalah:
SRDI :V
M
Keterangan:
SRDI
: Sustainability Reporting Disclosure Index
V
: Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
M
: Jumlah item yang diharapkan
2. Kepemlikan Institusional
Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham perusahaan
yang dimiliki oleh industri atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan investor insititusi lain. Dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
investor individual, investor institusi memiliki persentase kepemilikan
yang lebih besar dalam suatu perusahaan (Fauzi, et al., 2007).Hal ini
dikarenakan investor institusi memiliki sumber daya yang lebih besar
dibandingkan pemegang saham lainnya.
Kepemilikan institusional dalam penelitian ini diukur dengan menghitung
persentase saham yang dimiliki institusi terhadap total saham yang
beredar.
Kepemilikan Institusional =
Jumlah saham yang dimiliki institusi
x 100%
Jumlah saham yang beredar
3. Kepemilikan Publik
Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham perusahaan oleh
masyarakat umum.Kepemilikan publik dalam penelitian ini diukur dengan
menghitung persentase saham yang dimiliki publik terhadap total saham
yang beredar.
Kepemilikan Publik =
Jumlah saham yang dimiliki publik
x 100%
Jumlah saham yang beredar
4. Tipe Industri
Berdasarkan tingkat sensitifitas terhadap terjadinya kerusakan
lingkungan, tipe industri dikelompokan dalam dua kategori yaitu
industrilow profiledan industri high profile. Industri yang dikategorikan
sebagai low profile meliputi consumer goods, miscellaneous industry,
property, real estate, and building construction, dan trade service and
investment.Sedangkan
industri
yang
dikategorikan
sebagai
high
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
profilemeliputi mining, agriculture, basic industry and chemicals, dan
infrastructure, utilities, and transportation.Tipe industri diukur dengan
menggunakan variabeldummy.Perusahaan yang termasuk dalam tipe high
profilediberi angka 1, sedangkan perusahaan yang termasuk dalam tipe low
profile diberi angka 0.
F. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Tahap pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah mendeskripsikan
variabel-variabel penelitian dengan menggunakan nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata, serta standar deviasi setiap variabel
2. Analisis Data
Setelah memperoleh nilai dan deskripsi dari masing-masing varibel
tahapan selanjutnya adalah menganalisis data. Berikut ini adalah tahapan
untuk melakukan analisis data:
a. Membuat Klasifikasi untuk Setiap Variabel
Pada penelitian ini variabel penelitian diklasifikasikan kedalam
beberapa
kategori
sehingga
menjadi
data
ordinal
dan
nominal.Pengklasifikasian dapat didasarkan pada teori-teori yang ada
maupun dengan melihat distribusi frekuensi setiap variabel.
b. Menganalisis Hubungan Antarvariabel Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Setelah membuat klasisfikasi untuk setiap variabel tahapan
selanjutnya adalah menganalisis hubungan antar variabel untuk
menjawab rumusan masalah penelitian ini.Alat yang digunakan untuk
melakukan analisis hubungan antar vaiabel adalah tabel silang
(crosstab).Tabel silang (crosstab) merupakan tabel yang berfungsi
untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih.crosstab
merupakan metode yang paling sederhana untuk menggamba
hubungan antarvariabel.
Terdapat beberapa alat statistik yang dapat digunakan untuk
menganalisis hubungan dalam analisis crosstab ini. Dalam penelitian
ini penulis akan menggunakan alat statistik gamma(untuk menjawab
rumusan masalah pertama dan kedua), dan eta (untuk menjawab
rumusan masalah ketiga). Gamma adalah salah satu alat untuk
menganalisis korelasi/hubungan antarvariabel berksala ordinal.Eta
adalah salah satu alat untuk menganalisis korelasi/hubungan dari
variabel berskala nominal dan interval.Dalam analisis eta variabel CSR
tidak diklasifikasikan menjadi berskala ordinal. Korelasi dapat diukur
dengan dua tahap sebagai berikut (Santoso, 2012):
1) Menganalisis Arah Hubungan Antarvariabel
Arah hubungan antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai
korelasi baik itu korelasi gamma maupun eta. Berikut ini adalah
cara menganalisis arah hubungan dari angka korelasi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a) Angka korelasi yang positif menunjukkan bahwa arah
hubungan antar variabel searah, berarti semakin besar nilai satu
variabel, maka semakin besar pula nilai variabel lainnya.
b) Angka korelasi negatif menunjukkan bahwa arah hubungan
antar variabel berlawanan, berarti semakin besar nilai satu
variabel, maka semakin kecil nilai variabel lainnya.
2) Menganalisis Kekuatan Hubungan Antarvariabel
Kekuatan hubungan antarvariabel dapat diketahui dengan melihat
besarnya nilai korelasi baik itu gamma atau eta. Berikut ini adalah
cara
menganalisis
nilai
korelasi
dari
(Sarwono,2012):
a) 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
b) >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
c) >0,25 – 0,5: Korelasi lemah
d) >0,5 – 0,75: Korelasi kuat
e) >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat
f) 1: Korelasi sempurna
suatu
variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010 hingga 2014. Daftar
perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran A (halaman 76)
B. Deskripsi Populasi Sasaran (destinated population)
1. Populasi Sasaran
Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan yang
tedaftar di BEI pada periode 2010-2014 yang memenuhi kriteria penentuan
populasi sasaran. Adapun kriteria penentuan destinated population
(populasi sasaran) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan
yang
sudah
melaporkan
dan
mempublikasikan
Sustainability report selama periode 2010-2014.
b. Perusahaan sudah mengukur CSR dengan menggunakan indeks GRI
G3, G3.1, maupun G4.
c. Perusahaan sudah terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014.
Atas kriteria yang telah ditetapkan, maka proses penentuan
destinated population (populasi sasaran) dijelaskan pada tabel berikut ini:
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 4.1.
Penentuan Populasi Sasaran
Kriteria
1. Jumlah tahun perusahaan yang mempublikasikan
Sustainability report selama periode 2010-2014.
2. Jumlah tahun perusahaan yang tidak mengukur CSR
dengan indeks GRI G3, G3.1, ataupun G4.
3. Jumlah tahun perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan
publik (belum terdaftar di BEI)
Total populasi sasaran yang memenuhi kriteria
Jumlah
132
(13)
(4)
115
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa terdapat 132 tahun perusahaan
(firms year) dari 31 perusahaan yang mempublikasikan sustainability
report. Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa terdapat 17 tahun perusahaan
yang tidak memenuhi kriteria dalam populasi penelitian sehingga dari 31
perusahaan, populasi sasarannya sebanyak 115 tahun perusahaan. Dalam
pembahasan selanjutnya kata tahun perusahaan akan diganti menjadi
anggota populasi.
2. Pengukuran Variabel
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengukur data penelitian:
a. CSR
Variabel CSR akan diukur dengan menggunakan Sustainability Report
Disclosure Indeks (SRDI). Perhitungan SRDI akan dilakukan dengan
memberikan nilai 1 pada item yang diungkapkan oleh perusahaan dan
memberikan 0 pada item yang tidak diungkapkan oleh perusahaan.
Contoh perhitungan SRDI pada perusahaan PT. Unilever Tbk. tahun
2010 yang mengungkapkan CSR dengan menggunakan standar GRI
G3.1 adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 4.2
Daftar Pengungkapan CSR pada PT Unilever Tbk.
ITEM
INDIKARTOR KINERJA EKONOMI
Kinerja Ekonomi
EC 1
Nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan
secara langsung, termasuk pendapatan, biaya
operator, kompensasi kepada karyawan, donasi dan
investasi ke masyarakat, laba ditahan serta
pembayaran ke penyedia modal pemerintah
EC 2
Implikasi keuangan dan berbagai risiko dan peluang
untuk segala aktifitas perusahaan dalam menghadapi
perubahan iklim
EC 3
Daftar cukupan kewajiban perusahaan dalam
perencanaan benefit yang sudah ditetapkan
Bantuan keuangan finansial signifikan yang diperoleh
EC 4
dari pemerintah.
Keberadaan Pasar
Parameter standart upah karyawan dijenjang awal
EC 5
dibandingkan dengan upah karyawan minimum yang
berlaku pada lokasi operasi tertentu.
Kebijakan, penerapan dan pembagian pembelanjaan
EC 6
pada subkontraktor (mitra kerja) setempat yang ada
di berbagai lokasi operasi.
Prosedur penerimaan tenaga kerja lokal dan beberapa
EC 7
orang dilevel manajemen senior yang diambil dari
komunikasi setempat di beberapa lokasi operasi.
Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Pengembangan dan dambak dari investasi
EC 8
infrastruktur dan pelayanan yang disediakan terutama
bagi kepentingan publik melalui perdagangan, jasa
dan pelayanan ataupun yang sifatnya pro bono.
Pemahaman dan penjelasan atas dampak ekonomi
EC 9
secara tidak langsung termasuk luasan dampak.
INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN
Material
Material yang digunakan dan diklasif ikasikan
EN 1
berdasarkan berat dan ukuran
Persentase material bahan daur ulang yang digunakan
EN 2
Energi
Pemakaian energi yang berasal dari sumber energi
EN 3
yang utama baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(Lanjutan)
ITEM
EN 4
Skor
Pemakain energi yang berasal dari sumber utam dari
secara tidak langsung
Energi yang berhasil dihemat berkat adanya efisensi
dan konserfasi yang lebih baik.
Inisiatif penyediaan produk dan jasa yang
menggunakan energi efisien atau sumber gaya
terbaru serta pengurangan penggunaaan energi
sebagai dampak inisiatif ini.
Inisiatif dalam hal pengurangan pemakain energi
secara tidak langsung dan pengurangan yang berhasil
dilakukan.
0
Total pemakaian air dari sumbernya.
Pemakaian air yang memberi dampak cukup signifikan
dari sumber mata air.
EN 10 Persentase dan total jumlah air yang didaur ulang dan
digunakan kembali
Keanekaragaman Hayati
EN 11 Lokasi dan luas lahan yang dimiliki, disewakan , di
kelola atau yang berdeakatan dengan area yang
dilindungi dan area dengan nilai keaneka ragaman
hayati yang tinggi diluar area yang dilindungi.
EN 12 Deskripsi dampak signifikan yang ditimbulkan oleh
aktivitas produk dan jasa pada keanekaragaman hayati
yang ada diwilayah yang dilindungi serta area dengan
nilai keanekaragaman hayati diluar wilayah yang
dilindungi.
EN 13 Habitat yang dilindungi atau dikembalikan kembali
EN 14 Strategi, aktivitas saat ini dan rencana masa depan
untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman
hayati
EN 15 Jumlah spesies yang termasuk dalam data konservasi
nasional dan habitat di wilayah yang terkena dampak
operasi, berdasarkan resiko kepunahan.
Emisi, Effulent, dan Limbah
EN 16 Total emisi gas rumah kaca secara langsung dan tidak
langsung yang diukur berdasarkan berat.
EN 17 Emisi gas rumah kaca secara tidak langsung dan
relevan yang diukur berdasarkan berat.
EN 18 Inisiatif untuk mengurangi gas rumah kaca dan
pengurangan yang berhasil dilakukan
EN 19 Emisi dan subtansi perusak lapisan ozon yang diukur
berdasarkan berat.
EN 20 NO, SO dan emisi udara lain yang signifikan dan
diklasifikasikan berdasarkan jenis dan berat.
1
1
EN 5
EN 6
EN 7
Air
EN 8
EN 9
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(Lanjutan)
ITEM
EN 21
EN 22
Total air yang dibuang berdasar kualitas dan tujuan
Total berat dari limbah yang diklasifikasikan
berdasarkan jenis dan metode pembuangan.
EN 23 Total biaya dan jumlah yang tumpah
EN 24 Berat dari limbah yang ditransportasikan, di inport,
dieksport atau diolah yang diklasifikasikan berbahaya
berdasarkan Basel Convention Amex I,II,III, dan VIII,
dan persentase limbah yang dikapal kan secara
international.
EN 25 Identitas, ukuran, status yang dilindungi dan nilai
keaneka ragaman hayati yang terkandung didalam air
dan habitat yang ada disekitarnya secara signifikan
terkena dampak akibat adanya laporan mengenai
kebocoran dan pemborosan air yang dilakukan
perusahaan
Produk dan Jasa
EN 26 Inisaitif untuk mengurangi dampak buruk pada
lingkungan yang diakibatkan oleh produk dan jasa dan
memperluas dampak dari inisiatif ini.
EN 27 Persentase dari produk yang terjual dan materi
kemasan dikembalikan berdasarkan katagori.
Kesusaian
EN 28 Nilai moneter dari denda dan jumlah biaya sanksisanksi akibat adanya pelanggaran terhadap peraturan
dan hukum lingkungan hidup.
Transport
EN 29 Damapak signifikan terhadap lingkungan yang
diakibatkan adanya transportasi, benda lain dan materi
yang digunakan perusahaan dalam operasinya
mengirim para pegawainya.
Keselarasan
EN 30 Jumlah biaya untuk perlindungan lingkungan dan
investasi berdasakan jenis kegiatan.
Indikator Praktek Tenaga Kerja dan Kinerja yang Layak
Komposisi tenaga kerja berdasakan tipe pekerjaan,
LA 1
kontrak kerja dan lokasi
Jumlah total rata-rata turnover tenaga kerja
LA 2
berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan area.
Benefit yang diberikan kepada pegawai tetap
LA 3
LA 15 Tarif kembali bekerja dan retensi setelah cuti parental
Hubungan Tenaga Kerja/Manajemen
Persentase pegawai yang dijamin oleh ketetapan hasil
LA 4
negosiasi yang dibuat secara kolektif
Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(Lanjutan)
ITEM
LA 5
Batas waktu minimum pemberitahuan yang terkait
mengenai perubahan kebijakan operasional, termasuk
mengenai apakah hal tersebut akan tercantum dalam
perjanjian bersama
Keselamatan dan Keselamatan Kerja
Persentase total pegawai yang ada dalam struktur
LA 6
formal manjemen, yaitu komite keselamatan dan
kesehatan kerja yang membantu yang mengawasi dan
memberi arahan dalam program keselamatan dan
kesehatan kerja.
Tingkat dan jumlah kecelakaan, jumlah hari hilang,
LA 7
dan tingkat absensi yang ada berdasakan area.
Program pendidikan, pelatihan, pembimbingan,
LA 8
pencegahan, dan pengendalian resiko diadakan untuk
membantu pegawai, keluarga mereka dan lingkungan
sekitar dalam menanggulangi penyakit serius.
Hal-hal mengenai keselamtan dan kesehatan kerja
LA 9
tercantum secara formal dan tertulis dalam sebuah
perjanjian bersa serikat pekerja
Pendidikan dan Pelatihan
LA 10 Jumlah waktu rata-rata untuk pelatihan setiap
tahunnya, setiap pegawai berdasarkan katagori
pegawai
LA 11 Program keterampilan manajemen dan pendidikan
jangka panjang yang mendukung kecakapan para
pegawai dan memmbantu mereka untuk terus
berkarya.
LA 12 Persentase para pegawai yang menerima penilaian
pegawai atas peforma dan perkembangan mereka
secara berkala.
Keanekaragaman dan Kesempatan yang Sama
LA 13 Komposisi badan tata kelola dan penjabaran pegawai
berdasarkan katagori, jenis kelamin, usia, kelompok
minoritas dan indikasi keanekargaman lainnya.
LA 14 Perbandingan upah standar antara pria dan wanita
berdasarkan katagori pegawai.
INDIKATOR KINERJA HAK ASASI MANUSIA
Praktik Investasi dan Pengadaan
Persentase dan total jumlah perjanjian investasi yang
HR 1
ada dan mencakup pasal mengenai hak asai manussia
atau telah melalui evaluasi mengenai hak asasi
manusia.
Persentase dari mitra kerja dan pemasok yang telah
HR 2
melalui proses seleksi berdasarkan prinsip-prinsip
HAM yang telah dijalankan
Skor
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(Lanjutan)
ITEM
HR 3
Total jumlah waktu pelatihan mengenai kebijakan dan
prosedur yang terkait dengan aspek HAM yang
berhubungan dengan prosedur kerja, termasuk
persentase pegawai yang dilatih.
Non-Diskriminasi
Total jumlah kasus diskriminasi dan langkah
HR 4
penyelesaian masalah yang diambil
Kebebasan Berserikat dan Daya Tawar Kelompok
Prosedur kerja yang teridentifikasi dimana hak untuk
HR 5
melatih kebebsan berserikat dan perundinagn bersama
menjadi berisiko dan langkah yang dimbil untuk
mendukung hak kebebasan berserikat tersebut.
Tenaga Kerja Anak
Prosedur kerja yang teridentifikasi memiliki resiko
HR 6
akan adanya pekerja anak dan langkah yang diambl
untuk menghapuskan pekerja anak
Pegawai Tetap dan Kontrak
Prosedur kerja yang teridentifikasi memiliki resiko
HR 7
akan adanya pegawai tetapdan kontrak, dan langkah
yang diambil untuk menghapuskan pegawai tetap.
Praktik Keselamatan
Persentase petugas keamanan yang dilatih sesuai
HR 8
dengan kebijakan atau prosedur perusahaan yang
terkait dengan aspek HAM dan prosedur kerja.
Hak Masyarakat (Adat)
Total jumlah kasus pelanggaran yang berkaitan dengan
HR 9
hak masyarakat adat dan langkah yang diambil.
Penilaian
HR 10 Persentase jumlah dan operasi yang telah digunakan
untuk mengulas atau menilai Hak Asasi Manusia
Remediasi
HR 11 Jumlah dari keluhan berhubungan dengan Hak Asasi
Manusia diajukan, dialamatkan, dan diselesaikan
melalui mekanisme pengaduan normal
INDIKATOR KINERJA KEMASYARAKATAN
Kemasyarakatan
Sifat, cakupan, dan keefektifan atas program dan
SO 1
kegiatan apapun yang menilai dan mengelola dampak
operasi terhadap masyarakat, termasuk saatmemasuki
wilayah operasi, selama beroperasi dan paska operasi.
Operasi dengan potensi signifikan atau dampak negatif
SO 9
pada masyarakat lokal.
SO 10 Pencegahan dan mitigasi tindakan yang diterapkan di
operasi dengan potensi signifikan atau dampak negatif
pada masyarakat lokal.
Skor
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(Lanjutan)
ITEM
Korupsi
Persentase dan total jumlah unit usaha yang dianalisa
SO 2
memiliki risiko terkait tindakan penyuapan dan
korupsi
Persentase jumlah pegawai yang dilatih dalam
SO 3
prosedur dan kebijakan perusahaan terkait penyuapan
dan korupsi
Langkah yang diambil dalam mengatasi kasus
SO 4
tindakan penyuapan dan korupsi
Kebijakan Publik
Deskripsi kebijakan umum dan kontribusi dalam
SO 5
pengembangan kebijakan umum dan prosedur lobi
Perolehan keuntungan secara financial dan bentuk
SO 6
keuntungan lainnya yang diperoleh dari hasil
kontribusi kepada partai politik, politisi dan instansi
terkait oleh Negara
Tindakan legal untuk perilaku anti-competitive, antiSO7
trust, dan praktek monopoli
Perilaku anti Persaingan
Nilai moneter dari denda dan jumlah biaya sanksiSO 8
sanksi akibat pelanggaran hukum dan kebijakan.
INDIKATOR KINERJA TANGGUNG JAWAB DARI
DAMPAK PRODUK
Keselamatan dan Kesehatan Konsumen
Proses dan tahapan kerja dalam mempertahankan
PR 1
kesehatan dan keselamatan konsumen dalam
penggunaan produk atau jasa yang dievaluasi untuk
perbaikan dan persentase dari katagori produk dan jasa
yang terkait dalam prosedur tersebut.
Jumlah total kasus pelanggaran kebijakan dan
PR 2
mekanisme kepatuhan yaang terkait dengan kesehatan
dan keselamatan konsumen dalam keseluruhan proses,
diukur berdasarkan hasil akhirnya.
Labelling Produk dan Jasa
Jenis informasi produk dan jasa yang dibutuhkan
PR 3
dalam prosedur kerja, dan persentase produk dan jasa
yang terkait dalam prosedur tersebut.
Jumlah total kasus pelanggaran kebijakan dan
PR 4
mekanisme kepatuhan yang terkait dengan informasi
produk dan jasa dan pelabelan, diukur berdasarkan
hasil akhirnya.
Praktek-praktek yang terkait dengan kepuasan
PR 5
konsumen, termasuk hasil survey evaluasi kepuasan
konsumen.
Skor
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(Lanjutan)
ITEM
Komunikasi Pemasaran
Program-program yang mendukung adanya standar
PR 6
hukum dan mekanisme kepatuhan yang terkait dengan
komunikasi penjualan, termasuk iklan, promosi dan
bentuk kerjasama, diukur berdasarkan hasil akhirnya.
Jumlah total khusus pelanggaran kebijakan dan
PR 7
mekanisme kepatuhn yang terkait dengan komunikasi
penjualan, termasuk iklan, promosi dan bentuk
kerjasama, diukur berdasarkan hasil akhirnya.
Privasi Konsumen
Jumlah total pengaduan yang tervalidasi yang
PR 8
berkaitan dengan pelanggaran privasi konsumen dan
data konsumen yang hilang.
Kesesuaian
Nilai moneter dari denda dan jumlah biaya sanksiPR 9
sanksi akibat pelanggaran hukum dan kebijakan yang
terkait dengan pengadaan dan penggunaan produk dan
jasa
TOTAL SKOR
Skor
0
0
0
0
55
SRDI =V = 55 = 0,6548
M
84
Indeks CSR yang diukur dengan Sustainability Report
Disclosure Indeks (SRDI) PT. Unilever Tbk. tahun 2011 adalah sebesar
0,6548. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unilever Tbk telah melakukan
pengungkapan CSR di dalam sustainability report tahun 2011
sebanyak 55 pengungkapan dari 84 item pengungkapan CSR menurut
standar GRI G3.1. Data dan hasil perhitungan indeks pengungkapan
CSR pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B (halaman 83).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional pada perusahaan diukur dengan
besarnya persentase saham yang dimiliki oleh investor institusi selain
pemerintah. Data persentase saham yang dimiliki oleh investor
institusi dapat diperoleh pada Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) atau dengan melihat laporan kinerja perusahaan. Berikut ini
adalah informasi struktur kepemilikan PT. Petrosea Tbk. per Juli 2015
yang diperoleh dari laporan kinerja perusahaan:
Tabel 4.3.
Contoh Struktur Kepemilikan pada PT. Petrosea Tbk.
Pemegang Saham
PT Indika Energy Tbk.
Drs. Lo Kheng Hong
Publik
Total
Jumlah Lembar Saham Persentase
704.014.200 lembar
69,80%
105.432.800 lembar
10,45%
199.158.000 lembar
19,75%
1.008.605.000 lembar 100,00%
Dari informasi struktur kepemilikan tersebut dapat diketahui
bahwa persentase kepemilikan institusional pada PT. Petrosea Tbk. per
Juli 2015 adalah sebesar 69,80%. Data mengenai kepemilikan
institusional setiap perusahaan dapat dilihat padalampiran C (halaman
86).
c. Kepemilikan Publik
Kepemilikan publik pada perusahaan diukur dengan besarnya
persentase saham yang dimiliki oleh masyarakat/publik. Data
persentase saham yang dimiliki oleh publik
dapat diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atau dengan melihat
laporan kinerja perusahaan.
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa persentase kepemilikan publik
pada PT. Petrosea Tbk. per Juli 2015 adalah sebesar 19,75%. Data
mengenai kepemilikan publik setiap perusahaan dapat dilihat lampiran
D (halaman 89).
d. Tipe Industri
Data tipe industri diukur dengan variabel dummy.Perusahaan
dapat dikelompokan kedalam dua tipe industri, yaitu industri low
profile dan industri high profile.Pengelompokan ini didasarkan pada
sektor industri dan tingkat sensitifitasnya terhadap kerusakan
lingkungan.Industri yang dikategorikan sebagai low profilemeliputi
consumer goods, miscellaneous industry, property, real estate, and
building construction, dan trade service and investment. Sedangkan
industri yang dikategorikan sebagai high profilemeliputi mining,
agriculture, basic industry and chemicals, dan infrastructure, utilities,
and transportation.Data mengenai tipe industri dalam penelitian ini
dapat dilihat pada lampiran E (halaman 92).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Variabel
dalam
penelitian
ini
terdiri
Corporate
dari
Social
Responsibility (CSR), kepemilikan institusional, kepemilikan publik, dan tipe
industri. Hasil dari statistik deskriptif untuk variabel-variabel penelitian
tersebut dari tahun 2010-2014 disajikan dalam tabel sebagai berikut ini:
Tabel 5.1.
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel
CSR
K. Institusional
K. Publik
N
Minimum
Maximum
Mean
115
115
115
0,0879
0,00%
1,45%
1,0000
98,55%
82,50%
0,5866
37,4379%
34,0690%
Standar
Deviasi
0,2980
34,8890%
14,9680%
Tabel di atas menunjukkan jumlah data yang diolah (N) sebanyak 115
data. Data tersebut berupa data Sustainability Reporting Disclosure Indeks
(SRDI) yang mengukur
CSR, persentase kepemilikan institusional yang
mengukur kepemilikan institusional pada suatu perusahaan, persentase
kepemilikan publik yang mengukur kepemilikan publik pada suatu
perusahaan, dan tipe industri yang dibagi menjadi high profile dan low profile.
Variabel tingkat pengungkapan CSR memiliki nilai minimum sebesar
0,0879, nilai maksimum sebesar 1, rata-rata sebesar 0,5866 dan standar
deviasi sebesar 0,2980. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat perusahaan
yang melakukan pengungkapan CSR sangat tidak lengkap dan perusahaan
yang
megungkapkan
CSR
dengan
43
lengkap.
Rata-rata
sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
0,5866menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan
sudah cukup tinggi.
Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai minimum dari
kepemilikan institusional adalah sebesar 0% dan nilai maksimum sebesar
98,55%. Perusahaan dengan kepemilikan institusional terbesar adalah PT.
Petrosea Tbk sebesar 98,55% dan perusahaan dengan kepemilikan
institusional terkecil adalah beberapa perusahaan pemerintah yang berbentuk
BUMN seperti PT. Aneka Tambang Tbk, PT Semen Indonesia, Bank BRI,
Bank BNI, serta beberapa perusahaan pemerintah lainnya. Rata-rata
kepemilikan institusi yang pada perusahaan adalah sebesar 37,4379% dan
standar deviasi sebesar34,8890%.
Variabel kepemilikan publik memiliki nilai minimum sebesar 1,45%
dan nilai maksimum sebesar 82,50%. Perusahaan yang memiliki kepemilikan
publik terbesar adalah PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk sebesar 82,50%
dan perusahaan yang memiliki kepemilikan publik terkecil adalah PT. Petrosea
Tbk. Sebesar 1,45%. Rata-rata kepemilikan publik pada perusahaan
adalah34,0690% dan standar deviasi sebesar14,9680%.
Variabel terakhir dalam penelitian ini adalah tipe industri. Tipe industri
terdiri dari industri high profile dan industri low profile.berikut ini adalah tabel
statistik deskriptif untuk variabel tipe industri:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 5.2.
Statistik Deskriptif Variabel Tipe Industri
Tipe Industri
Frekuensi
Persentase
Low Profile
38
33%
High Profile
77
67%
Total
115
100%
Dari tabel 5.2.dapat diketahui bahwa sebanyak 77 atau sebesar 67%
dari populasi sasaran yang diteliti termasuk dalam kategori industri high
profile.Anggota populasi sasaran yang termasuk dalam kategori industri low
profile berjumlah 38 atau 33% dari populasi sasaran yang diteliti.Angka
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang paling banyak mengungkapkan
CSR dalam sustainability report adalah perusahaan dengan tipe industri high
profile.
B. Analisis Data
1. Pengklasifikasian Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini perlu dibuatkan klasifikasi
berdasarkan pada ketentuan yang ada ataupun dengan melihat distribusi
frekuensi setiap variabel pada penelitian ini. Berikut ini adalah
pengklasifikasian yang dilakukan untuk variabel-variabel penelitian:
a. Corporate Social Responsibility
Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) diukur dengan
Sustainability Report Disclosure Indeks (SRDI).Semakin besar SRDI
pada suatu perusahaan berarti semakin luas tingkat pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.Angka SRDI berkisar dari 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sampai dengan 1.Pengklasifikasian variabel CSR dapat dilakukan
dengan melihat distribusi frekuensi variabel CSR. Berikut ini adalah
gambar deskripsi variabel CSR:
Gambar 5.1.
Deskripsi Variabel Corporate Social Responsibility
Distribusi frekuensi variabel Corporate Social Responsibility
menunjukkan bahwa cukup banyak yang mengungkapkan CSR dengan
SRDI sebesar 1 atau mendekati 1.Hal ini mengindikasikan bahwa
banyak perusahaan yang sudah mengungkapkan CSR secara lengkap
pada sustainability reportnya.Dari distribusi frekuensi variabel CSR
tersebut kita dapat mengklasifikasikan variabel CSR kedalam 3 kategori,
yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1) CSR dengan SRDI sebesar <0,400
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, anggota
populasi yang memiliki tingkat pengungkapan CSR dengan SRDI
sebesar <0,400 berjumlah 44 (38,26% dari populasi sasaran).
2) CSR dengan SRDI sebesar 0,400 – 0,899
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, anggota
populasi yang memiliki tingkat pengungkapan CSR dengan SRDI
sebesar 0,400 – 0,899 berjumlah 43 (37,39% dari populasi
sasaran).
3) CSR dengan SRDI sebesar 0,900 – 1,000
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, anggota
populasi yang memiliki tingkat pengungkapan CSR dengan SRDI
sebesar 0,900 – 1,000 berjumlah 28 (24,35% dari populasi
sasaran).
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional diukur dengan melihat persentase
kepemilikan institusi pada suatu perusahaan.Semakin besar persentase
kepemilikan institusi pada suatu perusahaan berarti semakin banyak
institusi yang memiliki saham pada perusahaan tersebut. Untuk
mengetahui bagaimana distribusi frekuensi variabel kepemilikan
institusional dalam penelitian ini, berikut ini adalah gambar deskripsi
dari variabel kepemilikan institusional:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 5.2.
Deskripsi Variabel Kepemilikan Institusional
Dari gambar di atas terlihat bahwa cukup banyak anggota
populasi sasaran yang memiliki kepemilikan institusional mendekati
0%. Hal ini dikarenakan terdapat 45 (39,13% dari populasi sasaran)
merupakan perusahaan pemerintah. Perusahaan pemerintah memiliki
struktur kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan selain
pemerintah, yaitu memiliki kepemilikan pemerintah >50% dan
kepemilikan institusional yang sangat rendah.
Dalam
penelitian
ini,
kepemilikan
institusional
akan
diklasifikasikan berdasarkan tingkat pengaruh, pengendalian, dan hak
kontrol sesuai dengan ketentuan dalam PSAK nomor 15 tahun 2015
tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
PSAK nomor 65 tahun 2015 tentang
Konsolidasian.
Berdasarkan
ketentuan
Laporan Keuangan
tersebut
kepemilikan
institusional dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Kepemilikan Institusi <20%
Berdasarkan PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi
pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika institusi memiliki
kurang dari 20% kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka
institusi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas
perusahaan tersebut. Anggota populasi yang memiliki kepemilikan
institusional <20% berjumlah 54 (46,96% dari populasi sasaran).
2) Kepemilikan Institusi 20% - 50%
Berdasarkan PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi
pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika suatu institusi
memiliki 20% atau lebih kepemilikan saham pada suatu
perusahaan, maka institusi tersebut memiliki pengaruh signifikan
pada perusahaan tersebut. Anggota populasi yang memiliki
kepemilikan institusional 20% - 50% berjumlah 6 (5,22% dari
populasi sasaran).
3) Kepemilikan Institusi >50%
Berdasarkan PSAK nomor 65 tahun 2015 tentang Laporan
Keuangan Konsolidasian, institusi yang memiliki kepemilikan
lebih dari 50% pada suatu perusahaan akan memperoleh hak
pengendalian atas investee (control of an investee).Anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
populasi
yang
memiliki
kepemilikan
institusional
>50%
berjumlah 55 (47,82% dari populasi sasaran).
c. Kepemilikan Publik
Kepemilikan
publik
diukur
dengan
melihat
persentase
kepemilikan publik pada suatu perusahaan.Investor publik adalah
masyarakat
perorangan
yang
membeli
saham
pada
suatu
perusahaan.Semakin besar persentase kepemilikan publik pada suatu
perusahaan berarti semakin banyak publik/masyarakat yang memiliki
saham
pada
perusahaan
tersebut.Pengklasifikasian
variabel
kepemilikan publik dapat dilakukan dengan melihat distribusi
frekuensi variabel kepemilikan publik.Salah satu alat yang dapat
digunakan untuk melihat distribusi frekuensi adalah histogram. Berikut
ini adalah gambar deskripsi dari variabel kepemilikan publik:
G
a
m
b
a
r
d
Gambar5.3.
Deskripsi Variabel Kepemilikan Publik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar di atas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi variabel
kepemilikan publik terkonsentrasi pada kepemilikan publik sebesar
20% hingga 50% (82,61% populasi sasaran). Hal ini dapat
mengindikasikan bahwa kepemilikan publik pada suatu perusahaan
berkisar pada 20% hingga 50%.Distribusi frekuensi semakin menurun
pada kepemilikan mendekati 0% dan mendekati 100%. Dari distribusi
frekuensi tersebut kita dapat mengkategorikan variabel kepemilikan
publik kedalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut:
1) Kepemilikan publik <20%
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel kepemilikan publik,
anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik <20%
berjumlah 15 (13,04% dari populasi sasaran). Hal ini menunjukkan
bahwa
hanya
terdapat
sedikit
perusahaan
yang
memiliki
kepemilikan publik <20%.
2) Kepemilikan publik 20% -50%
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel kepemilikan publikl,
anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik 20% - 50%
berjumlah 95 (82,61% dari populasi sasaran). Besarnya frekuensi
tersebut dapat mengindikasikan bahwa kepemilikan publik pada
suatu perusahaan berkisar pada persentase kepemilikan publik
sebesar 20% hingga 50%.
3) Kepemilikan publik >50%
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel kepemilikan publik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik >50%
berjumlah 5 (4,35% dari populasi sasaran). Hal ini menunjukkan
bahwa hanya terdapat sangat sedikit perusahaan yang memiliki
kepemilikan publik >50%.
d. Tipe Industri
Pengklasifikasian
tipe
industri
didasarkan
pada tingkat
sensitifitasnya terhadap lingkungan.Industri yang memiliki tingkat
sensitifitas terhadap kerusakan lingkungan yang tinggi diklasifikasikan
kedalam tipe industri high profile.Sedangkan Industri yang memiliki
tingkat sensitifitas terhadap kerusakaan ligkungan yang rendah
diklasifikasikan kedalam tipe industri low profile.Berikut ini adalah
gambar deskripsi dari variabel tipe industri dalam penelitian ini:
Gambar5.4.
Deskripsi Variabel Tipe Industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa anggota populasi
yang termasuk dalam tipe industri low profile berjumlah 38 (33,04%
dari populasi sasaran). Anggota populasi yang termasuk dalam tipe
industri high profile berjumlah 77 (66,96% dari populasi sasaran).
Gambar tersebut mengindikasikan bahwa lebih banyak perusahaan
dengan tipe industri high profile yang mengungkapan CSR dalam
sustainability report.
2. Menganalisis Hubungan Variabel Penelitian
Setelah membuat klasifikasi untuk setiap variabel tahapan
selanjutnya adalah menganalisis hubungan antar variabel untuk menjawab
rumusan masalah penelitian ini.Alat yang digunakan untuk melakukan
analisis hubungan antar variabel adalah tabel silang (crosstab).Analisis
crosstab dilakukan untuk memperoleh insight data mengenai dua variabel.
Terdapat beberapa alat statistik yang dapat digunakan untuk
menganalisis hubungan dalam analisis crosstab ini. Dalam penelitian ini
penulis akan menggunakan alat statistik gamma(untuk menjawab rumusan
masalah pertama dan kedua), dan eta (untuk menjawab rumusan masalah
ketiga).
Gamma
adalah
salah
satu
alat
untuk
menganalisis
korelasi/hubungan antarvariabel berksala ordinal.Eta adalah salah satu alat
untuk menganalisis korelasi/hubungan dari variabel berskala nominal dan
interval.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada penelitian ini kita ingin mengetahui hubungan antara variabel
kepemilikan institusional dengan variabel CSR, variabel kepemilikan
publik dengan variabel CSR, dan variabel tipe industri dengan variabel
CSR. Berikut ini adalah hasil analisis untuk menjawab rumusan masalah:
a. Hubungan Kepemilikan Institusional dan CSR
Untuk menganalisis hubungan antara variabel kepemilikan
institusional dan CSR, kita perlu mengetahui insight dari kedua
variabel tersebut.Analisis crosstab(tabulasi silang) dapat dilakukan
untuk memperoleh insight data mengenai dua variabel. Berikut ini
adalah crosstab (tabulasi silang) antara variabel kepemilikan
institusional dan CSR:
Tabel 5.3.
Tabulasi Silang VariabelCSR dan Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional
Variabel
<0,400
CSR
0,400 - 0,899
0,900 - 1,000
Total
<20%
Jumlah
% dari total
Jumlah
% dari total
Jumlah
% dari total
Jumlah
% dari total
20% - 50%
Total
>50%
19
0
25
44
16,5%
0,0%
21,7%
38,3%
17
4
22
43
14,8%
3,5%
19,1%
37,4%
18
2
8
28
15,7%
1,7%
7,0%
24,3%
54
6
55
115
47,0%
5,2%
47,8% 100,0%
Kategori pertama dalam variabel kepemilikan intitusional
adalah perusahaan dengan kepemilikan institusional <20%.Tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
5.3.menunjukkan bahwa sebanyak 54 (47% dari populasi sasaran)
memiliki kepemilikan institusional <20%. Sebanyak 19 (16,5%)
diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400,
sebanyak 17 (14,8%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat
SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 18 (15,7%) diantaranya
mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000.
Kategori kedua dalam variabel kepemilikan institusional adalah
perusahaan dengan kepemilikan intitusional sebesar 20% - 50%.Tabel
5.3.menunjukkan bahwa sangat sedikit anggota populasi yang
memiliki kepemilikan institusional sebesar 20% - 50%, yaitu sebanyak
6 (5,2% dari populasi sasaran). Sebanyak
4 (3,5%) diantaranya
mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya
sebanyak 2 (1,7%) mengungkapan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 –
1,000.
Kategori ketiga dalam variabel kepemilikan institusional adalah
perusahaan
dengan
kepemilikan
intitusional
>50%.Tabel
5.3.menunjukkan bahwa sebanyak 55 (47,8% dari populasi sasaran)
memiliki kepemilikan institusional <20%. Sebanyak 25 (21,7%)
diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400,
sebanyak 22 (19,1%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat
SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 8 (7%) diantaranya
mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dari tabel 5.3.dapat disimpulkan bahwa ketika kepemilikan
institusional <20% (investor institusi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan
dan
hak
kontrol
atas
suatu
perusahaan),
tingkat
pengungkapan CSR pada perusahaan tersebut justru tinggi. Sedangkan
ketika kepemilikan intitusional >50% yaitu perusahaan merupakan
anak/subsidiary dalam suatu grup (investor institusi memiliki hak
kontrol atas suatu perusahaan), tingkat pengungkapan CSR pada
perusahaan rendah.Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar
kepemilikan institusional pada suatu perusahaan, maka semakin rendah
tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Setelah mengetahui insight data dari variabel kepemilikan
institusional dan CSR, selanjutnya adalah menganalisis hubungan dari
kedua variabel tersebut. Alat analisis yang akan digunakan untuk
menganalisis hubungan dalam penelitian ini adalah gamma. Gamma
adalah salah satu alat di dalam crosstab yang dapat digunakan untuk
menganalisis korelasi atau hubungan antar variabel berskala ordinal.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara variabel
kepemilkan institusional dan variabel CSR:
Tabel 5.4.
Hubungan Variabel CSR dan Kepemilikan Institusional
Value
Ordinal
by
Gamma
Ordinal
N of Valid Cases
Asymp. Approx.
Std. Errora
Tb
-0,269
0,137
-1,906
115
Approx.
Sig.
0,057
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 5.4.memberikan informasi mengenai hubungan variabel
kepemilikan institusional dengan variabel CSR yang dianalisis dengan
nilai koefisien gamma. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai
koefisien gamma sebesar -0,269.Besarnya nilai tersebut menunjukkan
bahwa kekuatan hubungan antara variabel CSR dan kepemilikan
institusional lemah.Nilai koefisien gamma yang negatif menunjukkan
arah
hubungan
yang
berlawanan
sehingga
apabila
tingkat
pengungkapan CSR tinggi, maka persentase kepemilikan intstitusional
pada suatu perusahaan rendah.
b. Hubungan Kepemilikan Publik dengan CSR.
Untuk menganalisis hubungan antara variabel kepemilikan
publik dan CSR, kita perlu mengetahui insight dari kedua variabel
tersebut.Analisis crosstab (tabulasi silang) dapat dilakukan untuk
memperoleh insight data mengenai dua variabel. Berikut ini adalah
crosstab (tabulasi silang) antara variabel kepemilikan publik dan CSR:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5.5.
Tabulasi Silang VariabelCSRdan Kepemilikan Publik
Kepemilikan Publik
Variabel
\
Jumlah
<0,400
CSR
<20% 20% - 50%
0,900 - 1,000
33
3
44
7,0%
28,7%
2,6%
38,3%
4
37
2
43
3,5%
32,2%
1,7%
37,4%
3
25
0
28
2,6%
21,7%
0,0%
24,3%
15
95
5
115
% dari total 13,0%
82,6%
Jumlah
% dari total
Jumlah
% dari total
Jumlah
Total
>50%
8
% dari total
0,400 - 0,899
Total
4,3% 100,0%
Kategori pertama dalam variabel kepemilikan publik adalah
perusahaan dengan kepemilikan publik<20%.Tabel 5.5.menunjukkan
bahwa
sebanyak
15
(13%
dari
populasi
sasaran)
kepemilikan
publiknya<20%. Sebanyak 8 (7%) diantaranya mengungkapkan CSR
dengan
tingkat
SRDI
<0,400,
sebanyak4
(3,5%)
diantaranya
mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya
sebanyak 3 (2,6%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI
0,900 – 1,000.
Kategori kedua dalam variabel kepemilikan publik adalah
perusahaan dengan kepemilikan publik sebesar 20% - 50%.Tabel
5.5.menunjukkan bahwa terdapat banyak anggota populasi yang memiliki
kepemilikan publik sebesar 20% - 50%, yaitu sebanyak 95 (82,6% dari
populasi sasaran). Sebanyak
33 (28,7%) diantaranya mengungkapkan
CSR dengan tingkat SRDI <0,400, sebanyak 37 (32,2%) diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya
sebanyak 25 (21,7%) mengungkapan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 –
1,000.
Kategori ketiga dalam variabel kepemilikan publik adalah
perusahaan dengan kepemilikan publlik>50%.
Tabel 5.5.menunjukkan
bahwa sangat sedikit anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik
>50%, yaitu sebanyak 5 ( 4,3% dari populasi sasaran). Sebanyak 3 (2,6%)
diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400,
dan
sisanya sebanyak 2 (1,7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan
tingkat SRDI 0,400 – 0,899.
Dari tabulasi silang antara variabel CSR dengan variabel
kepemilikan publik, tidak ditemukan pola hubungan diantara kedua
variabel tersebut.Tabel tersebut menunjukkan bahwa anggota populasi
yang termasuk dalam ketiga kategori kepemilikan publik, lebih banyak
mengungkapkan CSR kurang detil, yaitu pada tingkat SRDI <0,400.
Setelah mengetahui insight data dari variabel kepemilikan publik
dan CSR, selanjutnya adalah menganalisis hubungan dari kedua variabel
tersebut. Alat analisis yang akan digunakan untuk menganalisis hubungan
dalam penelitian ini adalah koefisien gamma. Gamma adalah salah satu
alat di dalam crosstab yang dapat digunakan untuk menganalisis korelasi
atau hubungan antar variabel berskala ordinal. Berikut ini adalah tabel
yang menunjukkan hubungan antara variabel kepemilkan publik dan
variabel CSR:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 5.6.
Hubungan Variabel CSR dan Kepemilikan Publik
Value
Asymp.
Approx. Approx.
a
Std. Error
Tb
Sig.
Ordinal
0,057
0,202
0,283
0,778
by
Gamma
Ordinal
N of Valid Cases
115
Tabel 5.6.memberikan informasi mengenai hubungan variabel
kepemilikan publik dengan variabel CSR yang dianalisis dengan nilai
koefisien gamma. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai koefisien
gamma sebesar 0,057.Nilai koefisien gamma yang positifmenunjukkan
arah hubungan yang searah sehingga apabila tingkat pengungkapan CSR
tinggi, maka persentase kepemilikan publik pada suatu perusahaan
tinggi.Besarnya nilai koefisien gamma yang berada pada range 0,000 –
0,199
menunjukkan
bahwa
kekuatan
hubungan
antara
variabel
kepemilikan publik dan CSR sangat lemah.
c. HubunganTipe Industri dengan CSR.
Untuk menganalisis hubungan antara variabel tipe industri dan
CSR, kita perlu mengetahui insight dari kedua variabel tersebut.Analisis
crosstab (tabulasi silang) dapat dilakukan untuk memperoleh insight data
mengenai dua variabel. Berikut ini adalah crosstab (tabulasi silang) antara
variabel tipe industri dan CSR:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 5.7.
Tabulasi Silang VariabelCSRdan Tipe Industri
TipeIndustri
Variabel
<0,400
CSR
0,400 - 0,899
0,900 - 1,000
Low Profile High Profile
Jumlah
% dari total
Jumlah
% dari total
Jumlah
% dari total
Jumlah
Total
Total
% dari total
23
21
44
20,0%
18.,3%
38,3%
13
30
43
11,3%
26,1%
37,4%
2
26
28
1,7%
22,6%
24,3%
38
77
115
33,0%
67,0%
100,0%
Tabel 5.7.menunjukkan bahwa populasi sasaran dalam penelitian
ini lebih didominasi oleh tipe industrihigh profile, yaitu sebanyak 77 (67%
dari populasi sasaran).sebanyak 21 (18,3%) diantaranya mengungkapkan
CSR dengan tingat SRDI <0,400, sebanyak 30 (26,1%) diantaranya
mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya
sebanyak 26 (22,6%) mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 –
1,000.
Tabel 5.7.menunjukkan bahwa anggota populasi sasaran yang
termasuk dalam kategori tipe industri low profile berjumlah 38 (33% dari
populasi sasaran).sebanyak 23 (20%) diantaranya mengungkapkan CSR
dengan tingkat SRDI <0,400, sebanyak 13 (11,3%) diantaranya
mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya
sebanyak 2 (1,7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI
0,900 – 1,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dari tabulasi silang antara variabel CSR dengan tipe industri,
ditemukan hubungan diantara kedua variabel tersebut.Tabel tersebut
menunjukkan bahwa tipe industri low profile yang memiliki tingkat
sensitifitas terhadap kerusakan lingkungan yang rendah cenderung
mengungkapkan CSR secara tidak lengkap. Sedangkan pada tipe industri
high profile, terdapat banyak anggota populasi yang mengungkapan CSR
secara detil.
Setelah mengetahui insight data dari variabel tipe industri dan
CSR, selanjutnya adalah menganalisis hubungan dari kedua variabel
tersebut.Tipe industri merupakan variabel yang berskala nominal, sehingga
alat analisis yang tepat digunakan untuk menganalisis hubungan antara
tipe industri dan CSR adalah Eta.eta merupakan salah satu alat analisis di
dalam crosstab yang
digunakan untuk menganalisis korelasi atau
hubungan dari variabel yang berskala nominal dan interval. Dalam analisis
ini tidak dilakukan pengkalsifikasian variabel CSR. Berikut ini adalah
tabel yang menunjukkan hubungan antara variabel tipe industri dan
variabel CSR:
Tabel 5.8.
Hubungan Variabel CSR dan Tipe Industri
Nominal by Interval Eta
CSR Dependen
TipeIndustri Dependen
Value
0,847
0,351
Tabel 5.8.memberikan informasi mengenai hubungan variabel tipe
industri dengan variabel CSR yang dianalisis dengan nilai korelasi eta.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi variabel tipe industri dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
CSR sebesar 0,847 ketika CSR merupakan variabel dependen.Ketika tipe
industri merupakan variabel dependen nilai korelasi eta sebesar 0,351.
Dari tabel hubungan variabel CSR dan tipe industri di atas dapat diketahui
bahwa kekuatan hubungan antara tipe industri dan CSR sangat kuat ketika
CSR merupakan variabel dependen yang dipengaruhi tipe industri.
C. Pembahasan
1. Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Tingkat Pengungkapan CSR.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
memiliki hubungan yang lemah dan negatif dengan tingkat pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR). Hasil penelitian ini tidak
mendukung temuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saleh, et al.
(2010) yang menemukan pengaruh yang signifikan antara kepemilikan
institusional terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan publik
di Malaysia. Saleh, et al. berpendapat bahwa investor institusi mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam suatu perusahaan sehingga mereka dapat
meminta manajemen untuk mengungkapkan CSR secara detil. Di lain
pihak, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Fauzi, et al. (2007),
Tarigan, et al. (2009), Tamba (2011), Anggraini (2011), dan Karima
(2014), yang menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap tingkat
pengungkapan CSR pada perusahaan publik di Indonesia. Mereka
menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR. Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dikarenakan Tidak seperti investor institusi di Malaysia ataupun beberapa
negara maju lainnya, investor institusi di Indonesia masih tidak
memperhatikan CSR.Kurangnya kesadaran dan pengetahuan pemegang
saham institusi di Indonesia terhadap pengungkapan CSR sebagai upaya
manajemen menunjukkan kinerjanya di bidang sosial dan lingkungan
dapat membuat hubungan antara kepemilikan institusional dan CSR ini
lemah.Lemahnya hunungan antara investor institusi dengan CSR juga
dapat dikarenakan terdapat perbedaan kepentingan antara investor institusi
dalam hal pengungkapan CSR.
Selain itu, hasil analisis crosstab juga menunjukkan bahwa terdapat
banyak perusahaan dengan kepemilikan instiusional sangat rendah yang
mengungkapkan CSR secara lengkap. Hal ini dikarenakan sebanyak 45
(39,13%) anggota populasi merupakan perusahaan pemerintah. Perusahaan
milik pemerintah memiliki struktur kepemilikan yang berbeda dengan
perusahaan
yang selain
pemerintah,
yaitu
memiliki
kepemilikan
pemerintah di atas 50%, dan kepemilikan institusional yang sangat rendah.
Perusahaan milik pemerintah melaporkan CSR secara lengkap karena
perusahaan milik pemerintah telah diregulasi untuk melaporkan CSR
secara detil. Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) menyatakan bahwa Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) wajib melaknasakan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL). Pada pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa
Program Bina Lingkungan, adalah program pemberdayaan kondisi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN. Program Bina Lingkungan, meliputi:bantuan korban bencana
alam; bantuan
pendidikan
kesehatan; bantuan
dan/atau
pengembangan
pelatihan;bantuan
prasarana
peningkatan
dan/atau
sarana
umum;bantuan sarana ibadah; dan bantuan pelestarian alam.Hal ini
membuat perusahaan milik pemerintah yang memiliki kepemilikan
institusional rendah memiliki tingkat pengungkapan CSR yang tinggi.
2. Hubungan Kepemilikan Publik dengan Tingat Pengungkapan CSR
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepemilikan publik
memiliki hubungan yang sangat lemah dengan tingkat pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR).Hasil penelitian ini mendukung
temuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Badjuri (2011) dan
Widiana (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan publik tidak
mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR secara signifikan.Perusahaan
yang memiliki kepemilikan publik seharusnya dapat mengungkapkan CSR
secara lengkap agar publik dapat menilai baik buruknya suatu perusahaan
dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Selain itu, Perusahaan go
public perlu menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dalam
rangka memperoleh legitimasi dari masyarakat. Pengungkapan CSR oleh
perusahaan merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh legitimasi masyarakat karena telah memperhatikan
lingkungan sosialnya.Dengan diperolehnya legitimasi dari masyarakat
maka perusahaan tersebut dapat diterima ditengah-tengah masyarakat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dapat terus beroperasi secara berkelanjutan (going concern).
Kondisi yang mungkin menyebabkan sangat lemahnya hubungan
kepemilikan publik dengan tingkat pengungkapan CSR dapat diakibatkan
karena dalam menentukan keputusan berinvestasi, publik atau masyarakat
tidak terlalu mempertimbangkan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
Selain itu, lemahnya hubungan antara kepemilikan publik dan CSR ini
dapat diakibatkan karena perusahaan tidak berusaha melakukan CSR
untuk menarik investor publik namun mereka mencari cara lain seperti
misalnya meningkatkan laba atau kinerja keuangan untuk menarik investor
publik.
3. Hubungan Tipe Indutri dengan CSR
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tipe industri memiliki
hubungan yang sangat kuat dengan tingkat pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR).Hasil penelitian ini tidak mendukung temuan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widiana (2012) yang
menyatakan
bahwa
tipe
industri
tidak
mempengaruhi
tingkat
pengungkapan CSR secara signifikan.Widiana berpendapat bahwa saat ini
industri low profile sudah banyak melakukan pengungkapan CSR secara
lengkap.Jadi secara keseluruhan, bukan parsial, perbedaan dalam hal
pengungkapan CSR antara jenis industri high profile dan low profile
semakin menipis. Di lain pihak, hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Anggraini (2011) yang menyatakan bahwa tipe industri
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Sangat kuatnya hubungan antara tipe industri dengan tingkat
pengungkapan CSR dapat diakibatkan karena setiap tipe industri memiliki
tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap kerusakan lingkungan.Tipe
industri high profile memiliki tingkat senstitifitas yang tinggi terhadap
kerusakan lingkungan, sehingga perlu memperhatikan aspek lingkungan
dan melaporkan pelaksanaan CSR secara lengkap.Perusahaan dengan tipe
industri low profile memiliki tingkat sensitifitas yang rendah terhadap
kerusakan
lingkungan,
sehingga
mereka
tidak
dituntut
untuk
mengungkapkan pelaksanaan CSR secara lengkap. Perbedaan tingkat
pengungkapan CSR pada tipe industri high profile dan low profile juga
dapat diakibatkan karena perusahaan dengan tipe industri high profile
merupakan regulated company yang diregulasi untuk mengungkapkan
CSR secara detil. Pelaksanaan CSR bagi perusahaan dengan tipe industri
high profile diatur dalam 3 regulasi sebagai berikut:
a. Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam
undang-undang ini perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan
minyak dan gas bumi diwajibkan untuk memuat paling sedikit
ketentuan-ketentuan
pokok
yaitu:
pengembangan
masyarakat
sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat.
b. Peraturan mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya
terkait Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan
Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 ayat 1 disebutkan
bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
c. Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan
ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 . Dalam PP
ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
Berdasarkan regulasi-regulasi tersebut, perusahaan dengan tipe
industri high profile yang operasionalnya terkait minyak, gas bumi dan
Sumber Daya Alam (SDA) lainnya.wajib melakukan dan melaporkan
pelaksanaan CSR secara detil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kepemilikan institusional memiliki hubungan yang negatif dan lemah
dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Hal
ini berarti semakin besar kepemilikan institusi pada suatu perusahaan,
maka semakin rendah tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut.
2. Kepemilikan publik memiliki hubungan yang positif dan sangat lemah
dengan tingkat pengungkapan CSR. Hal ini berarti semakin besar
kepemilikan publik pada suatu perusahaan, maka semakin tinggi tingkat
pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
3. Tipe industri memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tingkat
pengungkapan CSR. Hal ini mengindikasikan bahwa tipe industri memiliki
keterkaitan yang besar dengan tingkat pengungkapan CSR.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan mengandung beberapa keterbatasan yang mungkin
mempengaruhi hasil penelitian. Berikut adalah keterbatasan penelitian:
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
1. Jumlah data penelitian yang masih sedikit. Hal ini dikarenakan masih
sedikitnya jumlah perusahaan yang mengungkapkan sustainability report.
2. Penelitian hanya menggunakan rentang waktu 5 tahun untuk periode
penelitian sehingga data yang terkumpul masih sedikit.
3. Penelitian hanya menelusur struktur kepemilikan langsung dan tidak
menelusur pada struktur kepemilikan tidak langsung
4. Adanya perusahaan pemerintah dalam populasi penelitian ini dapat
menimbulkan bias. Hal ini dikarenakan perusahaan pemerintah memiliki
struktur kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan yang selain
pemerintah, yaitu memiliki kepemilikan pemerintah di atas 50%, dan
kepemilikan institusional yang sangat rendah.
C. Saran
1. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dilakukan hanya 5 periode.Sebaiknya penelitian selanjutnya
menggunakan kurun waktu atau periode yang lebih panjang sehingga data
yang terkumpul untuk penelitian menjadi lebih banyak. Selain itu
penelitian selanjutnya juga dapat menelusur pada struktur kepemilikan
perusahaan tidak langsung agar informasi struktur kepemilikan lebih
lengkap dan detil.
2. Saran untuk Perusahaan
Perusahaan yang telah melakukan CSR disarankan untuk melakukan
pengungkapan tersebut secara lengkap, jelas, dan detil dalam sustainability
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
report.
3. Saran untuk Investor
Investor seharusnya ikut bersama-sama dalam mendorong perusahaan
untuk mulai melaksanakan CSR dengan cara mempertimbangkan
pengungkapan CSR pada suatu perusahaan sebelum menentukan
keputusan berinvestasi. Investor dapat memilih untuk berinvestasi pada
perusahaan yang mengungkapkan CSR secara lengkap.
4. Saran untuk Pemerintah atau Regulator
Pemerintah atau regulator disarankan untuk membuat peraturan yang lebih
mewajibkan pelaksanaan dan pengungkapan CSR yang dilakukan
perusahaan dalam annual report atau sustainability report
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Angela. (2015). Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial dengan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel
Intervening.Skripsi S1.Universitas Sanata Dharma.
Anggraini, Ririn Dwi. (2011). Pengaruh Kepemilikan Institusioanal dan
Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial
dalam Annual Report (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan
yang Tercatat di BEI tahun 2008-2009).Skripsi S1. Universitas
Diponogoro.
Badjuri.(2011). Faktor-faktor Fundamental, Mekanisme Corporate Governance,
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan
Manufaktur dan Sumber Daya Alam di Indonesia. Dinamika Keuangan
Perbankan, hal 38-54
Baker, Richard E, Aldean C. Lembke, Cynthia G. Jeffrey, Amir Abadi Jusuf,
Sylia Veronica NPS, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martani. (2008).
Akuntansi Keuangan Lanjutan (Persfectif Indonesia). Jakarta: Salemba
Empat.
Canisie, Beate. (2015). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap
Perubahan Profitabilitas dan Perubahan Harga Saham Perusahaan.Studi
Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2014.Skripsi S1.Universitas Sanata Dharma.
Djakman, Chaerul D, dan N. Machmud. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan
terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure)
pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006.Simposium Nasional
Akuntansi XI.Pontianak.
Fauzi, Hasan, Lois Mahoney, Azhar Abdul Rahman. (2007). Institutional
Ownership and Corporate Social Performance: Empirical Evidence from
Indonesian Companies. Social and Environmental Accounting, Vol. 1, No.
2 December 2007. Pp 334 – 347.
Freeman, R.E. Wicks, C.A., Parmar. (2004). Stakeholder Theory and The
Corporate Objective Revisited. Jstor journal, Vol 15, No. 3 hal 364 -369.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott
Holmes.(2010). Accounting Theory 7th Edition. Australia: John Wiley and
Sons.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Karima, Naila. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapa Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan.Widya Warta, No. 02 Tahun XXXVIII/ Juli 2014
ISSN 0854-1981
Mardikanto, Totok. (2014). CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggung
Jawab Sosial Korporasi).Bandung: Alfabeta.
Ghazali, Nazli A. Mohd. (2007). Ownership Structure and Corporate Social
Responsibility Disclosure: some Malaysian evidence.Corporate
Governance: The international journal of business in society, Vol. 7 Iss 3
pp. 251 – 266
Paus Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudato Si Tentang Perawatan Rumah Kita
Bersama. Jakarta: Obor
Permanasari, Wien Eka (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Institusional, dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi S1.Universitas Diponegoro
Qu, Riliang. (2007). Corporate Social Responsibility in China.Impact of
Regulations, Market Orientation, and Ownership Structure.Chinese
management Studies, Vol. 1 Iss 3 pp.198 – 207
Rakhmawati, Desie. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tipe Industri,
Ukuran Perusahaan, Perusahaan BUMN dan Non BUMN terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Perusahaan
di BEI tahun 2009. Skripsi S1. Universitas Diponegoro.
Saleh, Mustaruddin, Norhayah Zulkifli, and Rusnah Muhamad. (2010), Corporate
Social Responsibility Disclosure and Its Relation on Institutional
Ownership.Managerial Auditing Journal, Vol. 25 Iss 6 pp. 591 – 613
Santoso, Singgih. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Nonparametrik.Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
Sarwono, Jonathan. (2012). Mengenal SPSS Statistics 20.Aplikasi untuk Riset
Eksperimental.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Subramaniam, Nava, dan Mohammad Badrul Muttakin. (2015). Firm Ownership
and Board Characteristics.Sustainability Accounting, Management and
Policy Journal, Vol. 6 Iss 2 pp. 138 – 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tamba, Erida Gabriella Handayani. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan
terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufacturing Secondary Sectors yang Listing
di BEI tahun 2009). Skripsi S1. Universitas Diponogoro.
Tarigan, Krisnawati Br, Nurainum Bangun, dan Juwita Octavia. (2009). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Profitabilitas
terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan
yang Terdaftar di BEI.Jurnal Akuntansi Universitas Kristen Duta Wacana,
Volume 12, Nomor 2, November 2012 : 717 - 738
Uyar, Ali, Merve Kiliç, and Cemil Kuzey.(2015). The Impact of Ownership and
Board Structure on Corporate Social Responsibility (CSR) Reporting in
the Turkish Banking Industry.Corporate Governance, Vol. 15 Iss 3 pp.
357 – 374
Widiana, Dina. (2012). Analisis Pengaruh Srtruktur Kepemilikan dan Jenis
Industri Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010). Skripsi S1.Universitas Indonesia.
World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).(2002).
WBCSD’s first report – Corporate Social Responsibility.Geneva.
www.wbcsd.org
Zuhroh, Diana, dan I Putu Pande Sukmawati. (2003). Analisis Pengaruh Luas
Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap
Reaksi Investor.Simposium Nasional Akuntansi VI.Surabaya, 16-17
Agustus.
Zulfi, Nike Melisa. (2014). Pengaruh Kepemilikan Saham Pemerintah, Tipe
Industri, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Go Public di Indonesia
(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2012).
Skripsi S1. Universitas Negeri Padang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN A
Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran
PT. Astra Agro Lestari, Tbk.
Kode
AALI
Jenis Bisnis
Agriculture
Tanggal Berdiri
3 Oktober 1988
Alamat
Jl. Pulo Ayang Raya Blok OR-I Kawasan Industri
Pulo Gadung Jakarta 13930
No. Telepon
(021) 461-6555
PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk.
Kode
ADMF
Jenis Bisnis
Finance
Tanggal Berdiri
3 Oktober 1990
Alamat
Jl. Jenderal Sudirman No. 1, Jakarta 12910
No. Telepon
(021) 5296-3232, 5296-3322
PT. Adaro Energy, Tbk.
Kode
ADRO
Jenis Bisnis
Mining
Tanggal Berdiri
28 Juli 2004
Alamat
Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 1-2 Jakarta
12950
No. Telepon
(021) 521-4687, 5794-4687
PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk.
Kode
ANTM
Jenis Bisnis
Mining
Tanggal Berdiri
5 Juli 1968
Alamat
Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Tanjung Barat
Jakarta 12530
No. Telepon
(021) 789-1234
PT. Astra International, Tbk.
Kode
ASII
Jenis Bisnis
Miscellaneous Industry
Tanggal Berdiri
20 Februari 1957
Alamat
Jl. Raya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330
No. Telepon
(021) 652-2555, 6530-4956
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran
(Lanjutan)
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Kode
BBNI
Jenis Bisnis
Finance
Tanggal Berdiri
5 Juli 1946
Alamat
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220
No. Telepon
(021) 251-1946, 572-8387, 572-8043
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Kode
BBRI
Jenis Bisnis
Finance
Tanggal Berdiri
16 Desember 1895
Alamat
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210
No. Telepon
(021) 251-0244, 251-0254, 251-0264
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
Kode
BJBR
Jenis Bisnis
Finance
Tanggal Berdiri
8 April 1999
Alamat
Jl. Naripan No. 12-14 Bandung 40111, Jawa Barat
No. Telepon
(022) 423-4868
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk.
Kode
BBRI
Jenis Bisnis
Finance
Tanggal Berdiri
17 Agustus 1961
Alamat
Jl. Basuki Rachmat No. 98-104 Surabaya 60271,
Jawa Timur
No. Telepon
(031) 531-0090
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Kode
BMRI
Jenis Bisnis
Finance
Tanggal Berdiri
2 Oktober 1998
Alamat
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190
No. Telepon
(021) 526-5045, 5299-7777, 526-5095
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran
(Lanjutan)
PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk.
Kode
BNII
Jenis Bisnis
Finance
Tanggal Berdiri
15 Mei 1959
Alamat
Jl. Asia Afrika No. 8 Gelora Bung Karno-Senayan
Jakarta 10270
No. Telepon
(021) 2992-8888
PT. Vale Indonesia Tbk.
Kode
INCO
Jenis Bisnis
Mining
Tanggal Berdiri
25 Juli 1968
Alamat
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54-55 P.O. Box.2799,
Jakarta 12190
No. Telepon
(021) 524-9000
PT. Indika Energy Tbk.
Kode
INDY
Jenis Bisnis
Mining
Tanggal Berdiri
11 Juni 2008
Alamat
Graha Mitra, Lantai 7. Jl. Jen. Gatot Subroto Kav.
21 Jakarta 12930
No. Telepon
(021) 5366-3011
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
Kode
INKP
Jenis Bisnis
Basic Industry and Chemicals
Tanggal Berdiri
15 Mei 1959
Alamat
Jl. Raya Serpong Km. 8 Tangerang 15325, Banten
No. Telepon
(021) 538-0001—2
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
Kode
INTP
Jenis Bisnis
Basic Industry and Chemicals
Tanggal Berdiri
16 Januari 1985
Alamat
Jl. Jend. Sudirman Kav. 34 -35 Jakarta 10220
No. Telepon
(021) 570 – 9026
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran
(Lanjutan)
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
Kode
ITMG
Jenis Bisnis
Mining
Tanggal Berdiri
2 September 1987
Alamat
Jl. Jenderal Sudirman Kav 70-71 P.O. BOX 4018
JKT 10040, Jakarta 12910
No. Telepon
(021) 251-0066, 252-2121
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.
Kode
JSMR
Jenis Bisnis
Infrastructure, Utilities and Transportation
Tanggal Berdiri
1 Maret 1978
Alamat
Jl. Jagorawi Toll Plaza TMII Jakarta 13550
No. Telepon
(021) 841-3630, 841-3526
PT. Medco Energi Internasional Tbk.
Kode
MEDC
Jenis Bisnis
Mining
Tanggal Berdiri
9 Juni 1980
Alamat
Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta 12190
No. Telepon
(021) 2995-3000
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Kode
PGAS
Jenis Bisnis
Infrastructure, Utilitie, and Transportation
Tanggal Berdiri
1 Februari 1905
Alamat
Jl. KH. Zainul Arifin No.20 Jakarta 11140
No. Telepon
(021) 633-4830
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
Kode
PTBA
Jenis Bisnis
Mining
Tanggal Berdiri
2 Maret 1981
Alamat
Jl. Perigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera
Selatan
No. Telepon
(0734) 451-095,451-252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran
(Lanjutan)
PT. Petrosea Tbk.
Kode
Jenis Bisnis
Tanggal Berdiri
Alamat
No. Telepon
PTRO
Mining
21 Februari 1972
Jl. Taman Kemang No. 32B Jakarta 12730
(021) 718-3255
PT. Holcim Indonesia Tbk.
Kode
SMCB
Jenis Bisnis
Basic Industry and Chemicals
Tanggal Berdiri
15 Juni 1971
Alamat
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 38 Jakarta 12930, P.O.
Box 1197/JKT
No. Telepon
(021) 5296-2011
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Kode
SMGR
Jenis Bisnis
Basic Industry and Chemicals
Tanggal Berdiri
25 Maret 1953
Alamat
Jl. Veteran-Gresik 61122, Jawa Timur
No. Telepon
(031) 398-1731-3
PT. Express Trasindo Utama Tbk.
Kode
TAXI
Jenis Bisnis
Infrastructure, Utilities, and Transportation
Tanggal Berdiri
11 Juni 1981
Alamat
Jl. Sukarjo Wiryopranoto No.11 Jakarta 11160
No. Telepon
(021) 2650-7000
PT. Timah (Persero) Tbk.
Kode
TINS
Jenis Bisnis
Mining
Tanggal Berdiri
17 April 1961
Alamat
Jl. Jenderal Sudirman No. 51 Pangkalpinang,
Bangka 33131
No. Telepon
(0717) 425-8000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran
(Lanjutan)
PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Kode
TLKM
Jenis Bisnis
Infrastructure, Utilities, and Transportation
Tanggal Berdiri
24 September 1991
Alamat
Jl. Jend. Sudirman Kav. 34 -35 Jakarta 10220
No. Telepon
(021) 570 – 9026
PT. Total Bangun Persada Tbk.
Kode
TOTL
Jenis Bisnis
Property, real estate, and building construction
Tanggal Berdiri
25 Juli 2006
Alamat
Jl. Letjen. S. Parman Kav. 106 Jakarta 11440
No. Telepon
(021) 5666-999
PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
Kode
UNSP
Jenis Bisnis
Agriculture
Tanggal Berdiri
17 Mei 1911
Alamat
Jl. HR. Rasuna Said Jakarta 12960
No. Telepon
(021) 2994-1286-87
PT. United Tractors Tbk.
Kode
UNTR
Jenis Bisnis
Trade, Services, and Investment
Tanggal Berdiri
13 Oktober 1972
Alamat
Jl. Raya Bekasi Km 22, Cakung Jakarta13910, P.O.
Box 3238
No. Telepon
(021) 460-5959, 460-5949, 2547-9999
PT. Unilever Indonesia Tbk.
Kode
UNVR
Jenis Bisnis
Consumer Goods Industry
Tanggal Berdiri
5 Desember 1933
Alamat
Jl. Gatot Subroto Kav.15 Jakarta 12930
No. Telepon
(021) 526-2112, 526-1978
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran
(Lanjutan)
PT. Wijaya Karya Tbk.
Kode
WIKA
Jenis Bisnis
Property, real estate, and building construction
Tanggal Berdiri
29 Oktober 2007
Alamat
Jl. DI Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340, Indonesia
No. Telepon
(021) 819-2808, 850-8640, 850-8650
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN B
Lampiran Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR
No
Nama Perusahaan
Periode
Standar
Item yang
diungkapkan
SRDI
Kategori
1
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2010
G3
79
1,0000
3
2
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2011
G3.1
83
0,9881
3
3
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2012
G4
42
0,4615
2
4
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2013
G4
42
0,4615
2
5
PT. Adira Finance Tbk
2013
G4
24
0,2637
1
6
PT. Adira Finance Tbk
2014
G4
11
0,1209
1
7
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2010
G3
74
0,9367
3
8
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2011
G3.1
83
0,9881
3
9
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2012
G3.1
84
1,0000
3
10
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2013
G4
48
0,5275
2
11
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2014
G4
45
0,4945
2
12
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2010
G3.1
76
0,9048
3
13
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2011
G3.2
76
0,9048
3
14
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2012
G3.1
38
0,4524
2
15
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2013
G3.1
75
0,8929
2
16
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2014
G3.1
74
0,8810
2
17
PT. Astra Argo Lestari
2011
G3.1
78
0,9286
3
18
PT. Astra Argo Lestari
2012
G3.1
68
0,8095
2
19
PT. Astra Argo Lestari
2013
G3.1
59
0,7024
2
20
PT. Astra Argo Lestari
2014
G4
52
0,5714
2
21
PT. Astra International Tbk
2010
G3.1
57
0,6786
2
22
PT. Astra International Tbk
2011
G3.1
63
0,7500
2
23
PT. Astra International Tbk
2012
G3.1
65
0,7738
2
24
PT. Astra International Tbk
2013
G4
26
0,2857
1
25
PT. Astra International Tbk
2014
G4
23
0,2527
1
26
PT Bank International Indonesia Tbk.
2012
G3.1
25
0,2976
1
27
PT Bank International Indonesia Tbk.
2013
G4
19
0,2088
1
28
PT Bank International Indonesia Tbk.
2014
G4
22
0,2418
1
29
PT. Bank Mandiri Tbk.
2013
G4
15
0,1648
1
30
PT. Bank Mandiri Tbk.
2014
G4
34
0,3736
1
31
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2010
G3
30
0,3797
1
32
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2011
G3
32
0,4051
2
33
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2012
G3.1
34
0,4048
2
34
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2013
G4
19
0,2088
1
35
36
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2014
G4
24
0,2637
1
PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk.
2013
G3.1
64
0,7619
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR (Lanjutan)
No
Nama Perusahaan
Periode
Standar
Item yang
diungkapkan
SRDI
Kategori
37
PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk.
2014
G4
18
0,1978
1
38
PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk.
2013
G4
59
0,6484
2
39
PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk.
2014
G4
26
0,2857
1
40
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2012
G3.1
74
0,8810
2
41
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2013
G4
54
0,5934
2
42
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2014
G4
18
0,1978
1
43
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2010
G3,1
56
0,6667
2
44
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2011
G3.1
60
0,7143
2
45
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2012
G4
35
0,3846
1
46
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2013
G4
35
0,3846
1
47
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2014
G4
24
0,2637
1
48
PT. Bukit Asam Tbk.
2010
G3
79
1,0000
3
49
PT. Bukit Asam Tbk.
2011
G3.1
83
0,9881
3
50
PT. Bukit Asam Tbk.
2012
G3.1
83
0,9881
3
51
PT. Bukit Asam Tbk.
2013
G4
47
0,5165
2
52
PT. Bukit Asam Tbk.
2014
G4
13
0,1429
1
53
PT. Express Trasindoutama Tbk.
2013
G4
24
0,2637
1
54
PT. Express Trasindoutama Tbk.
2014
G4
23
0,2527
1
55
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2010
G3
62
0,7848
2
56
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2012
G3.1
55
0,6548
2
57
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2013
G4
77
0,8462
2
58
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2014
G4
36
0,3956
1
59
PT. Indika Energy Tbk.
2010
G3
79
1,0000
3
60
PT. Indika Energy Tbk.
2011
G3.1
83
0,9881
3
61
PT. Indika Energy Tbk.
2012
G3.1
70
0,8333
2
62
PT. Indika Energy Tbk.
2013
G4
21
0,2308
1
63
PT. Indika Energy Tbk.
2014
G4
10
0,1099
1
64
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2012
G3.1
84
1,0000
3
65
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2013
G3.1
84
1,0000
3
66
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2014
G4
18
0,1978
1
67
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2012
G3.1
57
0,6786
2
68
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2013
G4
28
0,3077
1
69
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2014
G4
36
0,3956
1
70
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2012
G3.1
83
0,9881
3
71
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2013
G4
25
0,2747
1
72
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2014
G4
23
0,2527
1
73
PT. Medco Energi Tbk.
2010
G3.1
14
0,1667
1
74
PT. Medco Energi Tbk.
2013
G4
28
0,3077
1
75
PT. Medco Energi Tbk.
2014
G4
32
0,3516
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR (Lanjutan)
No
Nama Perusahaan
Periode
Standar
Item yang
diungkapkan
SRDI
Kategori
76
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.
2010
G3
55
0,6962
2
77
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.
2011
G3.1
65
0,7738
2
78
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.
2012
G3.1
77
0,9167
3
79
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.
2013
G4
43
0,4725
2
80
PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.
2014
G4
44
0,4835
2
81
PT. Petrosea Tbk.
2010
G3
79
1,0000
3
82
PT. Petrosea Tbk.
2011
G3.1
84
1,0000
3
83
PT. Petrosea Tbk.
2012
G3.1
45
0,5357
2
84
PT. Petrosea Tbk.
2013
G3.1
50
0,5952
2
85
PT. Petrosea Tbk.
2014
G4
16
0,1758
1
86
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2010
G3
78
0,9873
3
87
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2011
G3.1
83
0,9881
3
88
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2012
G3.1
84
1,0000
3
89
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2013
G4
50
0,5495
2
90
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2014
G4
48
0,5275
2
91
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2010
G3.1
84
1,0000
3
92
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2011
G3.1
59
0,7024
2
93
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2012
G3.1
79
0,9405
3
94
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2013
G4
32
0,3516
1
95
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2014
G4
32
0,3516
1
96
PT. Timah (Persero) Tbk.
2010
G3
79
1,0000
3
97
PT. Timah (Persero) Tbk.
2011
G3.1
84
1,0000
3
98
PT. Timah (Persero) Tbk.
2014
G4
19
0,2088
1
99
PT. Total Bangun Persada Tbk.
2012
G3
24
0,3038
1
100 PT. Total Bangun Persada Tbk.
2013
G4
8
0,0879
1
101 PT. Total Bangun Persada Tbk.
2014
G4
37
0,4066
2
102 PT. Unilever Indonesia Tbk
2011
G3.1
55
0,6548
2
103 PT. Unilever Indonesia Tbk
2012
G3.1
55
0,6548
2
104 PT. Unilever Indonesia Tbk
2013
G4
34
0,3736
1
105 PT. Unilever Indonesia Tbk
2014
G4
34
0,3736
1
106 PT. United Tractor Indonesia Tbk.
2013
G4
31
0,3407
1
107 PT. United Tractor Indonesia Tbk.
2014
G4
33
0,3626
1
108 PT. Vale Indonesia Tbk.
2012
G3
64
0,8101
2
109 PT. Vale Indonesia Tbk.
2013
G3
69
0,8734
2
110 PT. Vale Indonesia Tbk.
2014
G3
49
0,6203
2
111 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2010
G3
70
0,8861
2
112 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2011
G3.1
82
0,9762
3
113 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
114 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
115 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2012
2013
2014
G3.1
G4
G4
83
21
35
0,9881
0,2308
0,3846
3
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN C
Lampiran Kepemilikan Institusional
No
Nama Perusahaan
Periode
Kepemilikan
Institusional
Kategori
1
2
PT. Adaro Indonesia Tbk.
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2010
2011
43,91%
43,91%
2
2
3
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2012
43,91%
2
4
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2013
43,91%
2
5
PT. Adira Finance Tbk
2013
95,42%
3
6
PT. Adira Finance Tbk
2014
95,42%
3
7
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2010
0,00%
1
8
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2011
0,00%
1
9
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2012
0,00%
1
10
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2013
0,00%
1
11
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2014
0,00%
1
12
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2010
52,72%
3
13
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2011
52,72%
3
14
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2012
52,72%
3
15
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2013
52,72%
3
16
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2014
52,72%
3
17
PT. Astra Argo Lestari
2011
79,68%
3
18
PT. Astra Argo Lestari
2012
79,68%
3
19
PT. Astra Argo Lestari
2013
79,68%
3
20
PT. Astra Argo Lestari
2014
79,68%
3
21
PT. Astra International Tbk
2010
50,11%
3
22
PT. Astra International Tbk
2011
50,11%
3
23
PT. Astra International Tbk
2012
50,11%
3
24
PT. Astra International Tbk
2013
50,11%
3
25
PT. Astra International Tbk
2014
50,11%
3
26
PT. Bank International Indonesia Tbk.
2012
97,29%
3
27
PT. Bank International Indonesia Tbk.
2013
97,29%
3
28
PT. Bank International Indonesia Tbk.
2014
97,29%
3
29
PT. Bank Mandiri Tbk.
2013
0,00%
1
30
PT. Bank Mandiri Tbk.
2014
0,00%
1
31
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2010
0,00%
1
32
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2011
0,00%
1
33
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2012
0,00%
1
34
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2013
0,00%
1
35
36
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2014
0,00%
1
PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk.
2013
0,00%
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran Kepemilikan Institusional (Lanjutan)
No
Nama Perusahaan
Periode
Kepemilikan
Institusional
Kategori
37
PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk.
2014
0,00%
1
38
PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk.
2013
0,00%
1
39
PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk.
2014
0,00%
1
40
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2012
0,00%
1
41
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2013
0,00%
1
42
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2014
0,00%
1
43
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2010
42,45%
2
44
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2011
30,13%
2
45
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2012
18,05%
1
46
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2013
18,12%
1
47
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2014
17,50%
1
48
PT. Bukit Asam Tbk.
2010
0,00%
1
49
PT. Bukit Asam Tbk.
2011
0,00%
1
50
PT. Bukit Asam Tbk.
2012
0,00%
1
51
PT. Bukit Asam Tbk.
2013
0,00%
1
52
PT. Bukit Asam Tbk.
2014
0,00%
1
53
PT. Express Trasindoutama Tbk.
2013
51,00%
3
54
PT. Express Trasindoutama Tbk.
2014
51,00%
3
55
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2010
77,33%
3
56
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2012
80,65%
3
57
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2013
80,65%
3
58
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2014
80,65%
3
59
PT. Indika Energy Tbk.
2010
73,12%
3
60
PT. Indika Energy Tbk.
2011
63,13%
3
61
PT. Indika Energy Tbk.
2012
63,47%
3
62
PT. Indika Energy Tbk.
2013
63,47%
3
63
PT. Indika Energy Tbk.
2014
63,47%
3
64
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2012
64,03%
3
65
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2013
64,03%
3
66
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2014
64,03%
3
67
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2012
65,00%
3
68
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2013
65,00%
3
69
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2014
65,00%
3
70
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2012
1,57%
1
71
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2013
2,74%
1
72
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2014
2,19%
1
73
PT. Medco Energi Tbk.
2010
62,56%
3
74
75
PT. Medco Energi Tbk.
2013
69,22%
3
PT. Medco Energi Tbk.
2014
71,74%
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran Kepemilikan Institusional (Lanjutan)
No
Nama Perusahaan
Periode
Kepemilikan
Institusional
Kategori
76
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2010
0,00%
1
77
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2011
0,00%
1
78
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2012
0,00%
1
79
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2013
0,00%
1
80
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2014
0,00%
1
81
PT. Petrosea Tbk.
2010
98,55%
3
82
PT. Petrosea Tbk.
2011
98,55%
3
83
PT. Petrosea Tbk.
2012
69,80%
3
84
PT. Petrosea Tbk.
2013
69,80%
3
85
PT. Petrosea Tbk.
2014
69,80%
3
86
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2010
0,00%
1
87
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2011
0,00%
1
88
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2012
0,00%
1
89
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2013
0,00%
1
90
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2014
0,00%
1
91
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2010
10,37%
1
92
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2011
15,10%
1
93
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2012
18,13%
1
94
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2013
16,49%
1
95
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2014
12,37%
1
96
PT. Timah (Persero) Tbk.
2010
0,00%
1
97
PT. Timah (Persero) Tbk.
2011
0,00%
1
98
PT. Timah (Persero) Tbk.
2014
0,00%
1
99
PT. Total Bangun Persada Tbk.
2012
56,50%
3
100
PT. Total Bangun Persada Tbk.
2013
56,50%
3
101
PT. Total Bangun Persada Tbk.
2014
56,50%
3
102
PT. Unilever Indonesia Tbk
2011
85,00%
3
103
PT. Unilever Indonesia Tbk
2012
85,00%
3
104
PT. Unilever Indonesia Tbk
2013
85,00%
3
105
PT. Unilever Indonesia Tbk
2014
85,00%
3
106
PT. United Tractor Indonesia Tbk.
2013
59,50%
3
107
PT. United Tractor Indonesia Tbk.
2014
59,50%
3
108
PT. Vale Indonesia Tbk.
2012
79,51%
3
109
PT. Vale Indonesia Tbk.
2013
79,51%
3
110
111
112
113
114
115
PT. Vale Indonesia Tbk.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2014
2010
2011
2012
2013
79,51%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
3
1
1
1
1
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2014
0,00%
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN D
Lampiran Kepemilikan Publik
No
Nama Perusahaan
Periode
Kepemilikan
Publik
Kategori
1
2
PT. Adaro Indonesia Tbk.
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2010
2011
40,13%
40,17%
2
2
3
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2012
40,14%
2
4
PT. Adaro Indonesia Tbk.
2013
41,09%
2
5
PT. Adira Finance Tbk
2013
4,58%
1
6
PT. Adira Finance Tbk
2014
4,58%
1
7
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2010
35,00%
2
8
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2011
35,00%
2
9
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2012
35,00%
2
10
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2013
35,00%
2
11
PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2014
35,00%
2
12
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2010
47,28%
2
13
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2011
47,28%
2
14
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2012
47,28%
2
15
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2013
47,28%
2
16
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2014
47,28%
2
17
PT. Astra Argo Lestari
2011
20,32%
2
18
PT. Astra Argo Lestari
2012
20,32%
2
19
PT. Astra Argo Lestari
2013
20,32%
2
20
PT. Astra Argo Lestari
2014
20,32%
2
21
PT. Astra International Tbk
2010
49,85%
2
22
PT. Astra International Tbk
2011
49,85%
2
23
PT. Astra International Tbk
2012
49,85%
2
24
PT. Astra International Tbk
2013
49,85%
2
25
PT. Astra International Tbk
2014
49,85%
2
26
PT. Bank International Indonesia Tbk.
2012
2,71%
1
27
PT. Bank International Indonesia Tbk.
2013
2,71%
1
28
PT. Bank International Indonesia Tbk.
2014
2,71%
1
29
PT. Bank Mandiri Tbk.
2013
40,00%
2
30
PT. Bank Mandiri Tbk.
2014
40,00%
2
31
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2010
23,64%
2
32
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2011
40,00%
2
33
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2012
40,00%
2
34
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2013
40,00%
2
35
36
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
2014
40,00%
2
PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk.
2013
24,97%
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran Kepemilikan Publik (Lanjutan)
No
Nama Perusahaan
Periode
Kepemilikan
Publik
Kategori
37
PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk.
2014
24,96%
2
38
PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk.
2013
20,00%
2
39
PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk.
2014
20,00%
2
40
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2012
43,25%
2
41
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2013
43,25%
2
42
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2014
43,25%
2
43
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2010
57,55%
3
44
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2011
69,87%
3
45
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2012
81,95%
3
46
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2013
81,88%
3
47
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
2014
82,50%
3
48
PT. Bukit Asam Tbk.
2010
34,98%
2
49
PT. Bukit Asam Tbk.
2011
34,98%
2
50
PT. Bukit Asam Tbk.
2012
34,98%
2
51
PT. Bukit Asam Tbk.
2013
34,31%
2
52
PT. Bukit Asam Tbk.
2014
29,34%
2
53
PT. Express Trasindoutama Tbk.
2013
49,00%
2
54
PT. Express Trasindoutama Tbk.
2014
49,00%
2
55
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2010
22,67%
2
56
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2012
19,35%
1
57
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2013
19,35%
1
58
PT. Holcim Indonesia Tbk.
2014
19,35%
1
59
PT. Indika Energy Tbk.
2010
18,96%
1
60
PT. Indika Energy Tbk.
2011
28,94%
2
61
PT. Indika Energy Tbk.
2012
28,60%
2
62
PT. Indika Energy Tbk.
2013
28,60%
2
63
PT. Indika Energy Tbk.
2014
30,12%
2
64
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2012
35,97%
2
65
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2013
35,97%
2
66
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2014
35,97%
2
67
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2012
34,97%
2
68
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2013
34,97%
2
69
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
2014
34,98%
2
70
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2012
28,43%
2
71
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2013
27,26%
2
72
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
2014
27,81%
2
73
PT. Medco Energi Tbk.
2010
37,44%
2
74
75
PT. Medco Energi Tbk.
2013
30,78%
2
PT. Medco Energi Tbk.
2014
28,26%
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampira Kepemilikan Publik (Lanjutan)
No
Nama Perusahaan
Periode
Kepemilikan
Publik
Kategori
76
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2010
43,03%
2
77
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2011
43,03%
2
78
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2012
43,03%
2
79
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2013
43,03%
2
80
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
2014
43,03%
2
81
PT. Petrosea Tbk.
2010
1,45%
1
82
PT. Petrosea Tbk.
2011
1,45%
1
83
PT. Petrosea Tbk.
2012
30,20%
2
84
PT. Petrosea Tbk.
2013
30,20%
2
85
PT. Petrosea Tbk.
2014
20,85%
2
86
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2010
48,99%
2
87
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2011
48,99%
2
88
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2012
48,99%
2
89
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2013
48,99%
2
90
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2014
48,99%
2
91
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2010
37,16%
2
92
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2011
32,05%
2
93
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2012
27,99%
2
94
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2013
29,61%
2
95
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2014
35,07%
2
96
PT. Timah (Persero) Tbk.
2010
35,00%
2
97
PT. Timah (Persero) Tbk.
2011
35,00%
2
98
PT. Timah (Persero) Tbk.
2014
35,00%
2
99
PT. Total Bangun Persada Tbk.
2012
33,13%
2
100
PT. Total Bangun Persada Tbk.
2013
33,86%
2
101
PT. Total Bangun Persada Tbk.
2014
34,52%
2
102
PT. Unilever Indonesia Tbk
2011
15,00%
1
103
PT. Unilever Indonesia Tbk
2012
15,00%
1
104
PT. Unilever Indonesia Tbk
2013
15,00%
1
105
PT. Unilever Indonesia Tbk
2014
15,00%
1
106
PT. United Tractor Indonesia Tbk.
2013
40,50%
2
107
108
109
110
111
PT. United Tractor Indonesia Tbk.
PT. Vale Indonesia Tbk.
PT. Vale Indonesia Tbk.
PT. Vale Indonesia Tbk.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2014
2012
2013
2014
2010
40,44%
20,49%
20,49%
20,49%
29,88%
2
2
2
2
2
112
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2011
31,42%
2
113
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2012
32,32%
2
114
115
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2013
32,63%
2
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
2014
23,47%
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN E
Lampiran Tipe Industri
No.
1.
2.
Kode
Perusahaan
AALI
ADMF
Nama Perusahaan
3.
4.
ADRO
ANTM
5.
ASII
6.
BBNI
7.
BBRI
8.
BJBR
9.
BJTM
10.
11.
BMRI
BNII
12.
13.
14.
INCO
INDY
INKP
15.
INTP
16.
ITMG
17
JSMR
18.
MEDC
19.
PGAS
20.
PTBA
21.
PTRO
PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero), Tbk
PT. Petrosea, Tbk
22.
SMCB
PT. Holcim Indonesia, Tbk
23.
SMGR
PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk
PT. Astra Agro Lestari, Tbk
PT. Adira Dinamika Multi
Finance, Tbk
PT. Adaro Energy, Tbk
PT. Aneka Tambang
(Persero), Tbk
PT. Astra International, Tbk
PT. Bank Negara Indonesia
(Persero), Tbk
PT. Bank Rakyat Indonesia (
Persero), Tbk
PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan
Banten (Persero), Tbk
PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur
PT Bank Mandiri
PT.. Bank International
Indonesia, Tbk
PT. Vale Indonesia, Tbk
PT. Indika Energy, Tbk
PT. Indah Kiat Pulp &
Papper
PT. Indocement Tunggal
Prakarsa, Tbk
PT. Indo Tambangraya
Megah, Tbk
PT. Jasa Marga (Persero),
Tbk
PT. Medco Energi
Internasional, Tbk
PT. Perusahaan Gas Negara
(Persero), Tbk
Sektor
Indurstri
Agriculture
Finance
Tipe Industri
Kategori
High Profile
Low Profile
1
0
Mining
Mining
High Profile
High Profile
1
1
Miscellaneous
Industry
Finance
Low Profile
0
Low Profile
0
Finance
Low Profile
0
Finance
Low Profile
0
Finance
Low Profile
0
Finance
Finance
Low Profile
Low Profile
0
0
Mining
Mining
Basic Industry
and Chemicals
Basic Industry
and Chemicals
Mining
High Profile
High Profile
High Profile
1
1
1
High Profile
1
High Profile
1
Infrastructure, High Profile
Utilities, and
Transportation
Mining
High Profile
1
Infrastructure, High Profile
Utilities, and
Transportation
Mining
High Profile
1
Mining
1
1
High Profile
1
Basic Industry High Profile
and Chemicals
Basic Industry High Profile
and Chemicals
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran Tipe Industri (Lanjutan)
No.
Kode
Perusahaan
24.
TAXI
Nama Perusahaan
PT. Express Trasindo Utama,
Tbk
25.
26.
TINS
TLKM
PT. Timah (Persero), Tbk
PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero), Tbk
27.
TOTL
PT. Total Bangun Persada,
Tbk
28.
UNSP
29.
UNTR
PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk
PT. United Tractors, Tbk
30.
UNVR
PT. Unilever
31.
WIKA
PT. Wijaya Karya, Tbk
Sektor
Indurstri
Infrastructure,
Utilities, and
Transportation
Mining
Infrastructure,
Utilities, and
Transportation
Property, Real
Estate, and
Building
Contruction
Agriculture
Tipe Industri
Kategori
High Profile
1
High Profile
High Profile
1
1
Low Profile
0
High Profile
1
Trade,
Low Profile
Services, and
Investment
Consumer
Low Profile
Goods
Industry
Property, Real High Proile
Estate, and
Building
Contruction
0
0
1
Download