PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 SKRIPSI Digunakaan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Christianti Pattiasina NIM : 122114147 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 SKRIPSI Digunakaan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Christianti Pattiasina NIM : 122114147 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Skripsi HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 Dipersiapkan dan ditulis oleh: Christianti Pattiasina NIM: 122114147 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 13 Juni 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat Susuoan Dewan Penguji Tanda Tangan Nama Lengkap Ketua : Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt., C.A. Sekertaris : Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A. Anggota : Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QlA Anggota : Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Akt. Anggota : Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt., C.A. ~ . ..................... ~ Yogyakarta, 29 Juli 2016 Fakultas Ekonomi ~~'~Iersitas Sanata Dharma Dr. Herry Maridjo, M.Si III . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Motto dan Persembahan “Without love, we feel nothing Without dreams, we accomplish nothing. Without God, we are nothing” - Unknown “I’m on my way to chase my dream!!” - Christianti Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Papa Yohanes Pattiasina (Alm) dan Mama Katimah Kakakku Serlina Pattiasina, Donald William Pattiasina, dan Bethsy Rosmiati Pattiasina Saudara, kekasih, dan teman-teman terbaikku iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 dan diajukan untuk diuji pada tanggal 13 Juni 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang membuat Pernyataan, Christianti Pattiasina v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Christianti Pattiasina Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 122114147 Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 Juli 2016 Yang menyatakan, Christianti Pattiasina vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji Syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan sripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Dr. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas ilmu dan bantuan yang bermanfaat selama penulis belajar. 6. Kedua orangtuaku. Mama Katimah dan Papa Yohanes Pattiasina (Alm.) yang selalu menginsprasi, memberikan doa, dukungan, kekuatan, cinta, kasih sayang, dan perhatian yang tak terhingga. 7. Kakakku, Serlina Pattiasina, Donald William Pattiasina, Bethsy Rosmiati Pattiasina yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi agar saya belajar dengan baik. 8. Ivan Fatrika Manta, yang senantiasa memberikan doa, semangat dan mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan skripsi. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Berlianti Endang Kumia, Dita Fitriyan Sihornbing, Putri Friesillka Herklots, Theresia Munte, dan Stela Hartoyo, sahabatku sejak kecil yang selalu rnenjadi . sahabat sekaligus saudara terbaikku sarnpai saat ini. 10. Ternan-ternan Akuntansi 2012, Suster Theo (Debby 1. Sirnatupang), Fransisca Julia Pratidina, Nuryani, Elisabeth Ritria Dwilistya Pararnita, Junita Iklina, Maria Anastasia Vyka Pangudi Putri, Okky Irvina Kristanti, Aloysius Reinaldo, dan seluruh ternan-ternan akuntansi 2012 tersayang yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung dan ikut mendoakan. 11. Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis rnenyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis rnengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pernbaca. Yogyakarta, 25 Mei 2016 Christianti Pattiasina V111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................. vii DAFTAR ISI................................................................................................. ix DAFTAR TABEL......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii ABSTRAK .................................................................................................... xiii ABSTRACT.................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 E. Sistematika Penulisan ................................................................ 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………... 9 A. . Stakeholder Theory .................................................................. 9 B. Legitimasi Theory .................................................................... 11 C. Agency Theory.......................................................................... 12 D. Corporate Social Responsibility .............................................. 13 E. Struktur Kepemilikan ............................................................... 15 2.Kepemilikan Institusional ..................................................... 15 3.Kepemilikan Publik............................................................... 18 F. Tipe Industri ............................................................................. 19 G. Hubungan Kepemilikan Institusional dan CSR ....................... 20 H. Hubungan Kepemilikan Publik dan CSR................................. 22 I. Hubungan Tipe Industri dan CSR ............................................ 24 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………. 25 A. Jenis Penelitian.......................................................................... 25 B. Populasi dan Sampel ................................................................. 25 C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 26 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 26 E. Variabel Penelitian..................................................................... 27 F. Teknik Analisis data................................................................... 29 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN………………….. 32 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 32 B. Deskripsi Populasi Sasaran ...................................................... 32 ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………...… 43 A. Deskripsi Data.......................................................................... 43 B. Analisis Data ............................................................................ 45 C. Pembahasan.............................................................................. 63 BAB VI PENUTUP………………………………………………………... 69 A. Kesimpulan .............................................................................. 69 B. Keterbatasan Penelitian............................................................ 69 C. Saran......................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 72 LAMPIRAN.................................................................................................. 75 Lampiran A (Data Perusahaan Penelitian)..................................... 76 Lampiran B (Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR)................. 83 Lampiran C (Kepemilikan Institusional) ....................................... 86 Lampiran D (Kepemilikan Publik) ................................................ 89 Lampiran E (Tipe Industri) ............................................................ 92 x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1. Penentuan Populasi Sasaran.................................................. Tabel 4.2.Daftar Pengungkapan CSR pada PT Unilever Tbk....................... Tabel 4.3.Contoh Struktur Kepemilikan Pada PT Petrosea Tbk................... Tabel 5.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ................................ Tabel 5.2. Statistik Deskriptif Variabel Tipe Industri............................ Tabel 5.3. Tabulasi Silang Variabel CSR dan Kepemilikan Institusional ........................................................................... Tabel 5.4. Hubungan Variabel CSR dan Kepemilikan Institusional ..... Tabel 5.5. Tabulasi Silang Variabel CSR dan Kepemilikan Publik ...... Tabel 5.6. Hubungan Variabel CSR dan Kepemilikan Publik............... Tabel 5.7. Tabulasi Silang Variabel CSR dan Tipe Industri.................. Tabel 5.8. Hubungan Gamma Variabel CSR dan Tipe Industri ............ xi 33 34 41 43 45 54 56 58 60 61 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 5.1. Gambar 5.2. Gambar 5.3. Gambar 5.4. Halaman Deskripsi Variabel Corporate Social Responsibility ......... 46 Deskripsi Variabel Kepemilikan Institusional ................... 48 Deskripsi Variabel Kepemilikan Publik............................. 50 Deskripsi Variabel Tipe Industri ........................................ 52 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN TIPE INDUSTRI DENGAN TINGKAT PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 Christianti Pattiasina NIM : 122114147 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara struktur kepemilikan, yang terdiri dari kepemilikan institusional dan kepemilikan publik dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).Penelitian ini juga menentukan hubungan antara tipe industri dengan tingkat pengungkapan CSR. Jenis penelitian ini merupakan studi empiris pada 115 tahun perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.Data diperoleh dari sustainability report dan laporan keuangan yang telah didokumentasikan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antarvariabel penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan alat statistik:crosstab, korelasi gamma, dan korelasi eta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan negatif antara kepemilikan institusional dan CSR. Kepemilikan publik memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif dengan CSR.. Disisi lain penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara tipe industri dan CSR sangat kuat. Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Struktur Kepemilikan, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Publik, Tipe Industri xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT THE RELATIONSHIPS BETWEEN OWNERSHIP STRUCTURE AND INDUSTRY TYPE WITH THE LEVEL OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE. Empirical Study on All Public Firms Listed Companies in Indonesia Stock Exchange in 2010-2014 ChristiantiPattiasina NIM : 122114147 UniversitasSanata Dharma Yogyakarta 2016 This research aims to analyze the relationship between ownership structure, which consists of institutional ownership and public ownership and the level of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. This research also determines the relationship between industry type and the level of CSR disclosure. The type of this research is an empirical study based on 115 firm-yearsof companies listed at Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. The data was collected from sustainability report and financial statements that have been documented atIndonesian Capital Market Directory (ICMD). Analysis technique that is used to analyze the relationship between the variables of the research is quantitative descriptive with statistical tools:crosstab, gamma correlation, and eta correlation. The resultshowed that there was a weak-negativecorrelation between institutional ownership and CSR. Public ownership had a very weak-positive correlation with CSR. On the other hand, this research showed that the relationship between industry type and CSR was very strong. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Ownership Structure, Institutional Ownership, PublicOwnership, Industry Type xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lingkungan dan masyarakat sosial merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan.Hal ini membuat perusahaan perlu memperhatikan dan peduli terhadap aspek lingkungan dan sosial selain dari aspek kinerja keuangan perusahaan.Kepedulian perusahaan terhadap aspek lingkungan dan sosial dapat ditunjukkan dengan dilakukannya tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR).Dengan perusahaan menerapkan CSR,diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasisosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Djakman danMachmud, 2008). su mengenai CSR kini telah menjadi isu yang menarik baik itu di kalangan akademisi, pebisnis, pemerintah, investor, dan seluruh stakeholder. Dalam Ensiklik Laudato Si tentang Perawatan Rumah Kita Bersama, Paus Fransiskus (2015) menyatakan bahwa kepekaan terhadap lingkungan dan perlindungan alam meningkat, bersamaan dengan kekhawatiran yang tulus dan sedih terhadap apa yang sedang terjadi pada bumi. Banyak akademisi yang meneliti isu mengenai CSR.Perusahaan pun kini semakin menyadari pentingnya pelaksanaan CSR sebagai upaya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat.Selain itu pemerintah sebagai regulator juga telah membuat regulasi-regulasi untuk mengatur pelaksanaan CSR. 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Selain mempertimbangkan aspek keuangan, Investorjuga mulai mempertimbangkan pengungkapan CSR oleh perusahaan sebelum menentukan keputusan untuk berinvestasi dan ikut dalam kepemilikan suatu perusahaan.Kepemilikan suatu perusahaan itu sendiri dapat terdiri dari beberapa komposisi kepemilikan, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, dan kepemilikan publik.Setiap jenis kepemilikan tersebut memiliki perspektif dan ekpektasi yang berbeda-beda terhadap pelaksanaan CSR oleh perusahaan (Qu, 2007). Dibandingkan dengan investor individual, investor institusi memiliki persentase kepemilikan yang lebih besar dalam suatu perusahaan (Fauzi, et al., 2007).Hal ini membuat investor institusi perlu menjamin keamanan investasinya.Investor institusi dapat meminta manajemen untuk mengungkapkan CSR.Penelitian yang dilakukan Saleh, et al. (2010), menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.Pemegang saham institusi perlu memastikan keamanan investasinya dengan cara melakukan pengawasan terhadap kinerja dalam suatu perusahaan baik dalam aspek keuangan maupun non keuangan sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Namun Tarigan, et al. (2009), Tamba (2011), Anggraini (2011), dan Karima (2014) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal ini dapat dikarenakan kurangnya kesadaran dan pengetahuan pemegang saham institusi terhadap pengungkapan CSR sebagai upaya manajemen menunjukkan kinerjanya di bidang sosial sehingga mereka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 tidak menuntut perusahaan untuk mengungkapkan pelaksanaan CSR yang dilakukan. Selain itu dapat dikarenakan institusi belum mempertimbangkan pelaksanaan CSR sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi, sehingga para investor institusi ini juga tidak menekan perusahaan untuk mengungkapan CSR secara detil. Kepemilikan publik juga dapat memiliki keterkaitan dengan pengungkapan CSR pada suatu perusahaan karena dengan adanya kepemilikan publik, maka perusahaan dinilai memiliki tanggung jawab secara moral kepada masyarakat sehingga perlu melaksanakan program CSR. Namun Widiana (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR.Hal ini dapat diakibatkan karena dalam menentukan keputusan berinvestasi, publik atau masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Tipe industri dianggap sebagai faktor potensial yang mempengaruhi praktik pengungkapan CSR oleh perusahaan. Tipe industri terdiri dari industri high profile dan industri low profile.Industri yang dikategorikan sebagai low profilemeliputi consumer goods, miscellaneous industry, property, real estate, and building construction, dan trade service and investment. Sedangkan industri yang dikategorikan sebagai high profilemeliputi mining, agriculture, basic industry and chemicals, dan infrastructure, utilities, and transportation. Perusahaan yang dikategorikan ke dalam industri high profile memiliki sensitivitas terhadap kerusakan lingkungan yang tinggisehingga akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 mengungkapkan CSR lebih detil. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2011).Namun dalam penelitian yang dilakukan Widiana (2012) diketahui bahwa tipe industri tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.Hal ini dapat diakibatkkan karena saat ini industri low profile juga sudah banyak melakukan pengungkapan CSR secara lengkap.Jadi perbedaan dalam hal pengungkapan CSR antara jenis industri high profile dan low profile semakin menipis. Ketidakkonsistenan dari penelitian-penelitian sebelumnya menyebabkan isu ini menjadi topik yang penting untuk diteliti.Penelitian ini mencoba melihat terdapat atau tidaknya hubungan dari struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan intsitusional dan kepemilikan publik, serta tipe industri dengan CSR yang diuangkapkan oleh perusahaan.Penelitian mengenai hubungan struktur kepemilikan terhadap CSR juga diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para investor dalam pengambilan keputusan berinvestasi (Ghazali, 2007). Hal lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan CSR, yaitu Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) dengan indikator GRI G3, GRI G3.1, maupun GRI G4. Perbedaan yang lain terletak pada populasi sasaran yang digunakan, tahun penelitian, yaitu tahun 2010-2014, alat statistik, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini, dan kondisi yang berbeda, dimana sekarang ini investor mulai memperhatikan CSR sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat hubungan antara kepemilikan institusional dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility? 2. Apakah terdapat hubungan antara kepemilikan publik dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility? 3. Apakah terdapat hubungan antara tipe industri dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjawab rumusan masalah diatas, yaitu: 1. Mengetahui hubungan antara kepemilikan institusionaldengantingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility. 2. Mengetahui hubungan antara kepemilikan publik dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility. 3. Mengetahui hubungan antaratipe industri pengungkapan Corporate Social Responsibility. dengan tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingandengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR): 1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu di bidang akuntansi dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang akuntansi terkait dengan pengungkapan CSR dan struktur kepemilikan perusaahaan. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat membuat perusahaan untuk lebih aware terhadap pengungkapan CSR di masa yang akan datang. Sebagai upaya perusahaan untuk mendapat legitimasi dari masyarakat termasuk menarik investor untuk menanamkan modal. 3. Bagi shareholder maupun seluruh stakeholder, penelitian ini dapat membuat seluruh pihak yang berhubungan dengan perusahaan menjadi lebih memperhatikan pengungkapan CSR untuk menjamin kesejahteraan, hak, maupun keuntungan yang akan diperoleh. 4. Bagi pemerintah, untuk mengetahui sampai sejauh mana pengungkapan CSR yang telah dilakukan perusahaan. Sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan suatu standar pelaporan CSR yangsesuai dengan kondisi Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan dalam penelitian, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori pendukung yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memuat jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah. BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini menguraikan memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara menentukan populasi sasaran, serta pengukuran variabel penelitian. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang proses data yang dilakukan, analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbataasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stakeholder Theory Freeman (2004) mendefinisikan stakeholder sebagai sebuah kelompok atau individu yang dapat memberi dampak atau terkena dampak oleh hasil tujuan perusahaan.Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi seluruh stakeholders-nya, yang terdiri dari pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain (Tamba, 2011). Berdasarkan teori stakeholder sebuah perusahaan harus mampu untuk memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder karena keberadaan perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan stakeholder. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program corporate social responsibility (Zulfi, 2014).Stakeholders memiliki hak untuk mengetahui semua informasi perusahaan, baik itu informasi keuangan maupun non keuangan. Ulman (1985) dalam Anggraini (2011) menyatakan ada dua strategis yang akan diadopsi perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Active posture merupakan strategi yang berusaha mempengaruhi hubungan organisasi berpengaruh/penting. dengan Hal 9 ini stakeholder menunjukkan yang dipandang bahwa active PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 posturetidak hanya mengidentifikasi stakeholder tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki kemampuan terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke perusahaan. Perhatian yang besar terhadap stakeholderakan mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan tingginya kinerja sosial perusahaan. 2. Passive posture. Strategi yang tidak terus menerus mengawasi aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal untuk menarik perhatian stakeholder. Kurangnya perhatian terhadap stakeholder (dalam pendekatan passive posture) akan mengakibatkan rendahnya tingkat pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan. Anggraini (2011) menyatakan bahwa investor atau pemilik atas suatu perusahaan merupakan stakeholder yang berpengaruh/penting di dalam suatu perusahaan. Karena mereka menyediakan dana bagi operasional perusahaan melalui penanaman modal yang dilakukan. Perusahaan yang menggunakan cara active posture akan lebih fokus untuk mengungkapkan pelaksanaan CSR secara lengkap untuk menarik perhatian investor, sebagai stakeholder yang paling berpengaruh. Dengan demikian pandangan strategi perusahaan dalam menarik stakeholderakan mempengaruhi pengungkapan CSR pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang menggunakan caraactive postureakan mengungkapkan CSR lebih detil untuk menarik perhatian investor yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 merupakan stakeholder yang paling berpengaruh pada suatu perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menggunakan carapassive posture akan mengungkapkan laporan perusahaannya secara adil untuk semua stakeholder (tidak hanya fokus pada investor). B. Legitimacy Theory Kedudukan perusahaan sebagai bagian dari masyarakat ditunjukkan dengan operasi perusahaan yang seringkali mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat, sebaliknya eksistensinya pun dapat terancam bila perusahaan tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut atau bahkan merugikan anggota komunitas tersebut (Anggraini, 2011) Legitimasi menjadi hal yang penting bagi perusahaan karena legitimasi keberadaan masyarakat perusahaan kepada di perusahaan tengah sangat masyarakat. mempengaruhi Dalam rangka mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, maka perusahaan akan berusaha untuk menjalankan bisnisnya sesuai dengan norma dan nilai sosial ditempat perusahaan tersebut beroperasi. Teori legitimasi ini menganjurkan perusahaan untuk memperhatikan kepentingan masyarakat dalam menjalankan bisnisnya. Uyar, et al. (2015) menyatakan bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahan merupakan cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 mendapatkan, memperpanjang, dan untuk mempertahankan legitimasi masyarakat. Masyarakat juga dapat menjadi bagian dalam kepemilikan suatu perusahaan. Perusahaan go public yang sahamnya dimiliki masyarakat umum perlu menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dalam rangka memperoleh legitimasi dari masyarakat. Pengungkapan CSR oleh perusahaan merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh legitimasi masyarakat karena telah memperhatikan lingkungan sosialnya. C. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Godfrey, et al. (2010), agency theory menjelaskan bahwa hubungan keagenan merupakan hubungan antara dua pihak dimana salah satu pihak menjadi agen dan pihak lain yang bertindak sebagai prinsipal. Subramaniamdan Muttakin (2015) menyatakan bahwa agency theory menekankan hubungan prinsipal-agen antara manajer (agen) dan penyedia modal (prinsipal) yang terdiri dari investor dan kreditor, dengan adanya pemisahan antara kepemilikan dan manajemen ini dapat menyebabkan munculnya asimetri informasi antara prinsipal dan agen. Dalam suatu perusahaan, yang berperan sebagai prinsipal adalah investor atau pemegang saham, sedangkan pihak yang berperan sebagai agen adalah manajemen.Pemegang saham mempekerjakan manajemen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 untuk mengelola perusahaan agar perusahaan dapat memberikan keuntungan yang besar bagi mereka.Namun karena adanya asimetri informasi dapat memicu munculya agency conflict, dimana manajemen sebagai agen dari prinsipal lebih memprioritaskan untuk mencapai keuntungannya sendiri dibandingkan dengan mencapai kepentingan investor sebagai prinsipal.Untuk mengatasiagency conflict ini, pihak prinsipal perlu mengeluarkan biaya keagenan atau agency costuntuk mengawasi dan memastikan bahwa agen telah bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mereka. Besarnya tingkat kepemilikan institusional juga dapat menambah efektivitas pengawasan terhadap kinerja manajemen karena investor institusi harus memastikan keamanan investasinya dengan mengawasi kinerja manajemen sehingga dapat menghalangi tindakan opportunistic yang dilakukukan oleh manajemen. Teori agensi juga dapat dikaitkan dengan pelaksanaan CSR.Pengungkapan CSR yang dilakukan oleh manajemen merupakan salah satu komitmen manajemen dalam memperlihatkan kinerjanya, khususnya kinerja sosial kepada seluruh stakeholder. Dengan demikian, manajemen sebagai agen akan mendapatkan penilaian positif dari investor sebagai prinsipal. D. Corporate Social Responsibility Ada banyak pihak dan lembaga di seluruh dunia yang telah mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR). World Business PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Council for Sustainable Development (2002) mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka, masyarakat setempat dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Secara umum, CSR ini berbicara tentang hubungan antara perusahaan dengan stakeholder. Untuk menjalin hubungan baik dengan stakeholder, perusahaan harus memperhatikan keinginan semua stakeholder, seperti pemenuhan ketentuan hukum, etika, kepedulian terhadap lingkungan, kepedulian terhadap masyarakat, dan kegiatan lain yang menarik perhatian stakeholder. Negara – negara maju sangat memperhatikan isu mengenai lingkungan dan sosial seperti Hak Asasi Manusia (HAM), pendidikan, tenaga kerja, efek rumah kaca, perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, hujan asam, limbah bahan berbahaya dan beracun, pembalakan liar, pencemaran air, dan udara, serta rusaknya keanekaragaman hayati di dunia (Angela, 2015). CSR secara eksplisit berarti menunjukkan bahwa perusahaan melakukan bisnis dengan cara yang etis untuk kepentingan masyarakat luas juga dengan kata lain CSR adalah tentang kewajiban organisasi untuk semua stakeholder. Empat dimensi CSR menurut Mardikanto (2014) adalah sebagai berikut: 1. Tanggung jawab ekonomi, untuk keuntungan bagi pemilik. 2. Tanggung jawab hukum, untuk mematuhi hukum, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 3. Tanggung jawab etis, yang tidak hanya mencari keuntungan, tetapi melakukan apa yang benar, wajar, dan adil. 4. Tanggung jawab filantropis, untu meningkatkan kesejahteraan manusia dan berniat baik. Program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat diungkapkan didalamlaporan baik dalam Annual Report, Sustainibility Repot, maupun Corporate Social Responsibility Rport. E. Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan merupakan suatu variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan CSR oleh suatu perusahaan (Uyar, et al. 2015). Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa setiap investor memiliki perspektif yang berbeda terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Struktur kepemilikan perusahaan merupakan komposisi kepemilikan saham dari suatu perusahaan. Komposisi kepemilikan saham pada suatu perusahaan dapat terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, kepemilikan asing, dan kepemilikan publik. Struktur kepemilikan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional, dan kepemilikan publik. 1. Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi selain institusi pemerintah atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan investor insititusi lainnya.Investor institusi memiliki sumberdaya yang lebih besar dibandingkan dengan investor individual.Dibandingkan dengan investor individual, investor institusi memiliki persentase kepemilikan yang lebih besar dalam suatu perusahaan (Fauzi, et al., 2007).Hal ini membuat investor institusi perlu menjamin keamanan investasinya. Sebagai bagian dalam kepemilikan suatu perusahaan, investor institusi harus memastikan bahwa perusahaan telah menjalankan bisnisnya dengan baik agar dapat going concerndan dapat menjamin keamanan investasi mereka.Pengungkapan CSR merupakan salah satu indikator yang menunjukkan bahwa perusahaan telah menjalankan bisnisnya dengan baik. Investor institusi dapat mengawasi dan melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen sehingga dengan dilakukannya pengawasan tersebut dapat menghalangi dilakukannya perilaku opportunisticoleh manajemen. Jansen dan Meckling (1976) dalam Widiana (2012) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemillikan institusional yang berfungsi untuk mengawasi agen. Dengan kata lain kepemilikan institusional akan mendorong pengawasan yang optimal terhadap kinerja manajemen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Baker, et al. (2008) menyatakan bahwa intstitusi yang memiliki kepemilikan pada suatu perusahaan dapat dikategorikan kedalam 3 kategori berdasarkan tingkat pengaruh atau pengendalian yang dimiliki oleh investor institusi tersebut atas saham yang telah dibelinya.3 kategori tersebut adalah institusi yang memiliki kepemilikan <20%, institusi yang memiliki kepemilikan 20% - 50%, dan institusi yang memiliki kepemilikan >50%. PSAK Nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama menjelaskan bahwa jika suatu institusi memiliki kurang dari 20% kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika suatu institusi memiliki 20% atau lebih kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut memiliki pengaruh signifikan pada perusahaan tersebut.Perusahaan yang sahamnya dibeli oleh institusi sebesar 20% sampai dengan 50% disebut dengan asosiasi (associate).Menurut IAS 28 asosiasiadalahentitasdimana investor darientitastersebutmemilikipengaruh yang signifikan. PSAK Nomor 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian menjelaskan bahwa institusi yang memiliki kepemilikan lebih dari 50% pada suatu perusahaan akan memperoleh hak pengendalian atas investee (control of an investee). Perusahaan yang lebih dari 50% sahamnya dibeli oleh institusi disebut dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 anak perusahaan (subsidiary). Menurut IFRS 10, Subsidiary adalahentitas yang dikendalian/dikontrol olehentitas lain. 2. Kepemilikan Publik Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham perusahaan oleh masyarakat umum.Kepemilikan perusahaan oleh publik mempunyai kekuatan besar dalam perusahaan, karena dapat mempengaruhi perusahaan melalui media massa baik berupa kritikan maupun komentar yang semuanya dianggap sebagai suara publik atau masyarakat. Legitimacy theory menyatakan bahwa untuk mendapatkan penilaian yang baik dari masyarakat, perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan patuh terhadap hukum, nilai, dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Kepemilikan publik dalam suatu perusahaan juga mencerminkan bahwa masyarakat percaya bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mampu bertahan hidup (Widiana, 2012). Agar publik dapat menilai baik maupun buruknya suatu perusahaan, maka perusahaan perlu menyediakan informasi bagi publik. Informasi tersebut dapat berupa informasi keuangan maupun informasi non keuangan seperti pengungkapan CSR. Semakin luas informasi yang diungkapkan oleh perusahaan, maka publik semakin dapat menilai perusahaan dan mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 Yang dikategorikan kedalam kepemilikan publik adalah saham yang dimiliki oleh masyarakat umum diluar perusahaan yang memiliki kepemilikan <5%.Bila diakumulasikan kepemilikan publik dalam suatu perusahaan berkisar 0% - 100%.Dalam penelitian ini, kepemilikan publik akan dikategorikan kedalam 3 kategori, yaitu kepemilikan publik <20%, kepemilikan publik 20% - 50%. Dan kepemilikan publik >50%. F. Tipe industri Industri terdiri dari dua tipe, yaitu industri low profile dan industri high profile.Industri low profile memiliki karakteristik kurang sensitif terhadap terjadinya kerusakan lingkungan sehingga tidak dituntut untuk memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Menurut Zuhroh dan Sukmawati (2003) yang tergolong dalam low industri profile meliputiconsumer goods, miscellaneous industry, property, real estate, and building construction, dan trade service and investment. Utomo (2000) dalam Anggraini (2011) mendefinisikan industri high profilesebagai industri yang memiliki risiko politik yang tinggi, atau kompensasi yang tinggi.Industri yang dikategorikan sebagai high profilemeliputi industri yang bergerak pada sektor mining, agriculture, basic industry and chemicals, dan infrastructure, utilities, and transportation.Perusahaan dengan tipe industri high profile telah diregulasi oleh beberapa regulasi untuk melaksanakan dan mengungkapkan CSR. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 Pelaksanaan CSR bagi perusahaan dengan tipe industri high profile diatur dalam 3 regulasi sebagai berikut: 1. Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam undang-undang ini perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan minyak dan gas bumi diwajibkan untuk memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat. 2. Peraturan mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya terkait Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 . Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. G. Hubungan Kepemilikan Institusional dan CSR Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi atau lembaga nonpemerintah seperti perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan insititusi lain. Investor institusi memiliki sumberdaya yang lebih besar dibandingkan dengan investor individual.Dibandingkan dengan investor individual, investor institusi memiliki persentase kepemilikan yang lebih besar dalam suatu perusahaan (Fauzi, et al., 2007).Hal ini membuat investor institusi perlu menjamin keamanan investasinya. Investor institusi tidak hanya peduli pada aspek keuangan perusahaan.Investor institusi juga perlu memperhatikan strategi dan aktifitas dalam suatu perusahaan. Pengungkapan CSR oleh suatu perusahaan merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk going concern. Dengan demikian keamanan investasi akan dapat terjamin ketika perusahaan memiliki strategi yang baik dengan mengungkapkan CSR. Kepemilikan institusional juga dapat mengurangi agency cost dalam mengatasi agency conflict. Investor institusional yang memiliki pengetahuan lebih dibandingkan dengan investor individual dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.(Permanasari, 2010). Agar dapat mendapatkan penilaian baik dari para investor institusi, manajemen harus menjalankan tugasnya dengan baik.pengungkapan CSR merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk menunjukan kinerjanya, khususnya kinerja sosial kepada seluruh stakeholder. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Penelitian yang dilakukan oleh Saleh, et al. (2010) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan publik di Malaysia. Saleh, et al. berpendapat bahwa investor institusi mempunyai pengaruh yang signifikan dalam suatu perusahaan sehingga mereka dapat meminta manajemen untuk mengungkapkan CSR secara detil. Namun Fauzi, et al., (2007), Tarigan, et al. (2009), Tamba (2011), Anggraini (2011), dan Karima (2014), yang menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan publik di Indonesia tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari kepemilikan institusional terhadap tingkat pengungkapan CSR. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak seperti di Malaysia, kepemilikan institusional tidak memiliki hubungan dengan tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan di Indonesia.Hal ini dapat dikarenakan tidak seperti investor institusi di Malaysia ataupun beberapa negara maju lainnya, investor institusi di Indonesia masih tidak memperhatikan CSR dalam menentukan keputusan berinvestasi H. Hubungan Kepemilikan Publik dan CSR Semua perusahaan yang terdaftar di BEI adalah perusahaanperusahaan yang sebagian proporsi sahamnya dimiliki oleh publik.Maka dari itu, perusahaan harus melaporkan seluruh aktivitas dan keadaan perusahaan kepada publik agar masyarakat sebagai salah satu bagian dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 pemegang saham mengetahui keadaan perusahaan. Kepemilikan publik disini adalah persentase saham yang dimiliki oleh publik. Perusahaan yang sahamnya banyak dimiliki oleh publik menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kredibilitas yang tinggi pada masyarakat dan dianggap mampu beroperasi terus menerus (going concern) sehingga cenderung akan melakukan pengungkapan informasi sosial lebih luas (Widiana, 2012) Pelaksanaan CSR memberi manfaat yang besar bagi perusahaan terutama untuk mencapai keuntungan jangka panjang. Hal ini dikarenakan pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan membuat perusahaan memperoleh legitimasi dari masyarakat. Perusahaan yang telah memperoleh legitimasi dari masyarakat berarti perusahaan tersebut telah memperoleh kepercayaan dan ndukungan dari masyarakat. Hal ini membuat keberadaan perusahaan di tengah masyarakat akan berlangsung panjang. Penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2011) dan Widiana (2012) menunjukan bahwa kepemilikan publik tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR secara signifikan.Hal ini dapat diakibatkan karena dalam menentukan keputusan berinvestasi, publik atau masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 I. Hubungan Tipe Industri dan CSR Tipe industri dianggap sebagai faktor berhubungan dengan praktik pengungkapan CSR oleh perusahaan.Tipe industri itu sendiri terdiri dari industri lowprofile dan industri highprofile.Industri low profile memiliki karakteristik kurang sensitif terhadap terjadinya kerusakan lingkungan sehingga tidak dituntut untuk memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi.Sedangkan industri high profile merupakan industri yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap kerusakan lingkungan sehingga timbul tuntutan tanggung jawab sosial yang lebih besar. Penelitian yang dilakukan oleh Djakman dan Mahmud (2008), Rakhmawati (2011), Anggraini (2011), dan Zulfi (2014) menemukan bahwa industri high profile melakukan pengungkapan tanggung jawab sosialnya dengan lebih baik. Hal ini dikarenakan industri high profile merupakan regulated company dimana perusahaan tersebut telah diregulasi untuk melakukan program CSR dalam kegiatan usahanya. Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Fauzi, et al. (2007) dan Widiana (2012) menyatakan bahwa tipe industri tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR secara signifikan. Hal ini dapat dikarenakan saat ini industri low profile sudah banyak melakukan pengungkapan CSR secara lengkap.Jadi secara keseluruhan, bukan parsial, perbedaan dalam hal pengungkapan CSR antara jenis industri high profile dan low profile semakin menipis. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi empiris dengan melakukan analasis statistik kuantitatif untuk menjelaskan terdapat atau tidaknya hubungan antara struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan institusional dan kepemilikan publik, serta tipe industri dengan tingkat pengungkapan CSR. Studi empiris dipilih karena tidak hanya meneliti satu perusahaan melainkan meneliti seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan telah menerbitkan sustainability reportpada tahun 2010-2014. B. Populasi dan Populasi Sasaran Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sudah melaporkan sustainability report pada tahun 2010-2014.Data yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup seluruh populasi yang memiliki kriteria sesuai dengan sasaran peneliti. Kriteria untuk menentukan populasi sasaran (destinated population) adalah sebagai berikut: 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 1. Perusahaan yang sudah melaporkan dan mempublikasikan sustainability report selama tahun 2010-2014. 2. Perusahaan sudah mengukur CSR dengan menggunakan indeks GRI G3, G3.1, maupun G4. 3. Perusahaan sudah terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. C. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan sustainability report.Data variabel struktur kepemilikan dan tipe industri menggunakan data laporan keuangan, dan variabel pengungkapan CSR menggunakan data berupa sustainability report. Sumber data dapat diperoleh dari website perusahaan, website BEI (www.idx.co.id), website Indonesian Sustinability Report Awards(isra.ncsr-id.org), Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan pojok BEI Universitas Sanata Dharma. D. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Pengumpulan data yang dilakukan pada teknik ini adalah dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berisi datadata yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu laporan keuangan perusahaan dan sustainability report perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 E. Variabel Penelitian 1. Corporate Social Responsibility Pengukuran variabel Corporate Social Responsibility dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada item yang diungkapkan oleh perusahaan dan memberikan nilai 0 pada item yang tidak diungkapkan oleh perusahaan. penilaian dilakukan dengan membandingkan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang dinyatakan dalam GRI G3 sebanyak 79 item, GRI G3.1 sebanyak 84 item, atau GRI G4 sebanyak 91 item. Sustainability Report Disclosure Index (SRDI) yang telah diungkapkan oleh perusahaan pada sustainability report dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan CSR yang telah dilakukan perusahaan (Soelistyoningrum dalam Canisie, 2015). Rumus untuk menghitung SDRI adalah: SRDI :V M Keterangan: SRDI : Sustainability Reporting Disclosure Index V : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan M : Jumlah item yang diharapkan 2. Kepemlikan Institusional Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh industri atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan investor insititusi lain. Dibandingkan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 investor individual, investor institusi memiliki persentase kepemilikan yang lebih besar dalam suatu perusahaan (Fauzi, et al., 2007).Hal ini dikarenakan investor institusi memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan pemegang saham lainnya. Kepemilikan institusional dalam penelitian ini diukur dengan menghitung persentase saham yang dimiliki institusi terhadap total saham yang beredar. Kepemilikan Institusional = Jumlah saham yang dimiliki institusi x 100% Jumlah saham yang beredar 3. Kepemilikan Publik Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham perusahaan oleh masyarakat umum.Kepemilikan publik dalam penelitian ini diukur dengan menghitung persentase saham yang dimiliki publik terhadap total saham yang beredar. Kepemilikan Publik = Jumlah saham yang dimiliki publik x 100% Jumlah saham yang beredar 4. Tipe Industri Berdasarkan tingkat sensitifitas terhadap terjadinya kerusakan lingkungan, tipe industri dikelompokan dalam dua kategori yaitu industrilow profiledan industri high profile. Industri yang dikategorikan sebagai low profile meliputi consumer goods, miscellaneous industry, property, real estate, and building construction, dan trade service and investment.Sedangkan industri yang dikategorikan sebagai high PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 profilemeliputi mining, agriculture, basic industry and chemicals, dan infrastructure, utilities, and transportation.Tipe industri diukur dengan menggunakan variabeldummy.Perusahaan yang termasuk dalam tipe high profilediberi angka 1, sedangkan perusahaan yang termasuk dalam tipe low profile diberi angka 0. F. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data Tahap pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah mendeskripsikan variabel-variabel penelitian dengan menggunakan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, serta standar deviasi setiap variabel 2. Analisis Data Setelah memperoleh nilai dan deskripsi dari masing-masing varibel tahapan selanjutnya adalah menganalisis data. Berikut ini adalah tahapan untuk melakukan analisis data: a. Membuat Klasifikasi untuk Setiap Variabel Pada penelitian ini variabel penelitian diklasifikasikan kedalam beberapa kategori sehingga menjadi data ordinal dan nominal.Pengklasifikasian dapat didasarkan pada teori-teori yang ada maupun dengan melihat distribusi frekuensi setiap variabel. b. Menganalisis Hubungan Antarvariabel Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Setelah membuat klasisfikasi untuk setiap variabel tahapan selanjutnya adalah menganalisis hubungan antar variabel untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini.Alat yang digunakan untuk melakukan analisis hubungan antar vaiabel adalah tabel silang (crosstab).Tabel silang (crosstab) merupakan tabel yang berfungsi untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih.crosstab merupakan metode yang paling sederhana untuk menggamba hubungan antarvariabel. Terdapat beberapa alat statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan dalam analisis crosstab ini. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan alat statistik gamma(untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua), dan eta (untuk menjawab rumusan masalah ketiga). Gamma adalah salah satu alat untuk menganalisis korelasi/hubungan antarvariabel berksala ordinal.Eta adalah salah satu alat untuk menganalisis korelasi/hubungan dari variabel berskala nominal dan interval.Dalam analisis eta variabel CSR tidak diklasifikasikan menjadi berskala ordinal. Korelasi dapat diukur dengan dua tahap sebagai berikut (Santoso, 2012): 1) Menganalisis Arah Hubungan Antarvariabel Arah hubungan antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai korelasi baik itu korelasi gamma maupun eta. Berikut ini adalah cara menganalisis arah hubungan dari angka korelasi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 a) Angka korelasi yang positif menunjukkan bahwa arah hubungan antar variabel searah, berarti semakin besar nilai satu variabel, maka semakin besar pula nilai variabel lainnya. b) Angka korelasi negatif menunjukkan bahwa arah hubungan antar variabel berlawanan, berarti semakin besar nilai satu variabel, maka semakin kecil nilai variabel lainnya. 2) Menganalisis Kekuatan Hubungan Antarvariabel Kekuatan hubungan antarvariabel dapat diketahui dengan melihat besarnya nilai korelasi baik itu gamma atau eta. Berikut ini adalah cara menganalisis nilai korelasi dari (Sarwono,2012): a) 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel b) >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah c) >0,25 – 0,5: Korelasi lemah d) >0,5 – 0,75: Korelasi kuat e) >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat f) 1: Korelasi sempurna suatu variabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010 hingga 2014. Daftar perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A (halaman 76) B. Deskripsi Populasi Sasaran (destinated population) 1. Populasi Sasaran Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan yang tedaftar di BEI pada periode 2010-2014 yang memenuhi kriteria penentuan populasi sasaran. Adapun kriteria penentuan destinated population (populasi sasaran) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Perusahaan yang sudah melaporkan dan mempublikasikan Sustainability report selama periode 2010-2014. b. Perusahaan sudah mengukur CSR dengan menggunakan indeks GRI G3, G3.1, maupun G4. c. Perusahaan sudah terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. Atas kriteria yang telah ditetapkan, maka proses penentuan destinated population (populasi sasaran) dijelaskan pada tabel berikut ini: 32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Tabel 4.1. Penentuan Populasi Sasaran Kriteria 1. Jumlah tahun perusahaan yang mempublikasikan Sustainability report selama periode 2010-2014. 2. Jumlah tahun perusahaan yang tidak mengukur CSR dengan indeks GRI G3, G3.1, ataupun G4. 3. Jumlah tahun perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan publik (belum terdaftar di BEI) Total populasi sasaran yang memenuhi kriteria Jumlah 132 (13) (4) 115 Dari tabel 4.1 diketahui bahwa terdapat 132 tahun perusahaan (firms year) dari 31 perusahaan yang mempublikasikan sustainability report. Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa terdapat 17 tahun perusahaan yang tidak memenuhi kriteria dalam populasi penelitian sehingga dari 31 perusahaan, populasi sasarannya sebanyak 115 tahun perusahaan. Dalam pembahasan selanjutnya kata tahun perusahaan akan diganti menjadi anggota populasi. 2. Pengukuran Variabel Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengukur data penelitian: a. CSR Variabel CSR akan diukur dengan menggunakan Sustainability Report Disclosure Indeks (SRDI). Perhitungan SRDI akan dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada item yang diungkapkan oleh perusahaan dan memberikan 0 pada item yang tidak diungkapkan oleh perusahaan. Contoh perhitungan SRDI pada perusahaan PT. Unilever Tbk. tahun 2010 yang mengungkapkan CSR dengan menggunakan standar GRI G3.1 adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Tabel 4.2 Daftar Pengungkapan CSR pada PT Unilever Tbk. ITEM INDIKARTOR KINERJA EKONOMI Kinerja Ekonomi EC 1 Nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan secara langsung, termasuk pendapatan, biaya operator, kompensasi kepada karyawan, donasi dan investasi ke masyarakat, laba ditahan serta pembayaran ke penyedia modal pemerintah EC 2 Implikasi keuangan dan berbagai risiko dan peluang untuk segala aktifitas perusahaan dalam menghadapi perubahan iklim EC 3 Daftar cukupan kewajiban perusahaan dalam perencanaan benefit yang sudah ditetapkan Bantuan keuangan finansial signifikan yang diperoleh EC 4 dari pemerintah. Keberadaan Pasar Parameter standart upah karyawan dijenjang awal EC 5 dibandingkan dengan upah karyawan minimum yang berlaku pada lokasi operasi tertentu. Kebijakan, penerapan dan pembagian pembelanjaan EC 6 pada subkontraktor (mitra kerja) setempat yang ada di berbagai lokasi operasi. Prosedur penerimaan tenaga kerja lokal dan beberapa EC 7 orang dilevel manajemen senior yang diambil dari komunikasi setempat di beberapa lokasi operasi. Dampak Ekonomi Tidak Langsung Pengembangan dan dambak dari investasi EC 8 infrastruktur dan pelayanan yang disediakan terutama bagi kepentingan publik melalui perdagangan, jasa dan pelayanan ataupun yang sifatnya pro bono. Pemahaman dan penjelasan atas dampak ekonomi EC 9 secara tidak langsung termasuk luasan dampak. INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN Material Material yang digunakan dan diklasif ikasikan EN 1 berdasarkan berat dan ukuran Persentase material bahan daur ulang yang digunakan EN 2 Energi Pemakaian energi yang berasal dari sumber energi EN 3 yang utama baik secara langsung maupun tidak langsung. Skor 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 (Lanjutan) ITEM EN 4 Skor Pemakain energi yang berasal dari sumber utam dari secara tidak langsung Energi yang berhasil dihemat berkat adanya efisensi dan konserfasi yang lebih baik. Inisiatif penyediaan produk dan jasa yang menggunakan energi efisien atau sumber gaya terbaru serta pengurangan penggunaaan energi sebagai dampak inisiatif ini. Inisiatif dalam hal pengurangan pemakain energi secara tidak langsung dan pengurangan yang berhasil dilakukan. 0 Total pemakaian air dari sumbernya. Pemakaian air yang memberi dampak cukup signifikan dari sumber mata air. EN 10 Persentase dan total jumlah air yang didaur ulang dan digunakan kembali Keanekaragaman Hayati EN 11 Lokasi dan luas lahan yang dimiliki, disewakan , di kelola atau yang berdeakatan dengan area yang dilindungi dan area dengan nilai keaneka ragaman hayati yang tinggi diluar area yang dilindungi. EN 12 Deskripsi dampak signifikan yang ditimbulkan oleh aktivitas produk dan jasa pada keanekaragaman hayati yang ada diwilayah yang dilindungi serta area dengan nilai keanekaragaman hayati diluar wilayah yang dilindungi. EN 13 Habitat yang dilindungi atau dikembalikan kembali EN 14 Strategi, aktivitas saat ini dan rencana masa depan untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati EN 15 Jumlah spesies yang termasuk dalam data konservasi nasional dan habitat di wilayah yang terkena dampak operasi, berdasarkan resiko kepunahan. Emisi, Effulent, dan Limbah EN 16 Total emisi gas rumah kaca secara langsung dan tidak langsung yang diukur berdasarkan berat. EN 17 Emisi gas rumah kaca secara tidak langsung dan relevan yang diukur berdasarkan berat. EN 18 Inisiatif untuk mengurangi gas rumah kaca dan pengurangan yang berhasil dilakukan EN 19 Emisi dan subtansi perusak lapisan ozon yang diukur berdasarkan berat. EN 20 NO, SO dan emisi udara lain yang signifikan dan diklasifikasikan berdasarkan jenis dan berat. 1 1 EN 5 EN 6 EN 7 Air EN 8 EN 9 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 (Lanjutan) ITEM EN 21 EN 22 Total air yang dibuang berdasar kualitas dan tujuan Total berat dari limbah yang diklasifikasikan berdasarkan jenis dan metode pembuangan. EN 23 Total biaya dan jumlah yang tumpah EN 24 Berat dari limbah yang ditransportasikan, di inport, dieksport atau diolah yang diklasifikasikan berbahaya berdasarkan Basel Convention Amex I,II,III, dan VIII, dan persentase limbah yang dikapal kan secara international. EN 25 Identitas, ukuran, status yang dilindungi dan nilai keaneka ragaman hayati yang terkandung didalam air dan habitat yang ada disekitarnya secara signifikan terkena dampak akibat adanya laporan mengenai kebocoran dan pemborosan air yang dilakukan perusahaan Produk dan Jasa EN 26 Inisaitif untuk mengurangi dampak buruk pada lingkungan yang diakibatkan oleh produk dan jasa dan memperluas dampak dari inisiatif ini. EN 27 Persentase dari produk yang terjual dan materi kemasan dikembalikan berdasarkan katagori. Kesusaian EN 28 Nilai moneter dari denda dan jumlah biaya sanksisanksi akibat adanya pelanggaran terhadap peraturan dan hukum lingkungan hidup. Transport EN 29 Damapak signifikan terhadap lingkungan yang diakibatkan adanya transportasi, benda lain dan materi yang digunakan perusahaan dalam operasinya mengirim para pegawainya. Keselarasan EN 30 Jumlah biaya untuk perlindungan lingkungan dan investasi berdasakan jenis kegiatan. Indikator Praktek Tenaga Kerja dan Kinerja yang Layak Komposisi tenaga kerja berdasakan tipe pekerjaan, LA 1 kontrak kerja dan lokasi Jumlah total rata-rata turnover tenaga kerja LA 2 berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan area. Benefit yang diberikan kepada pegawai tetap LA 3 LA 15 Tarif kembali bekerja dan retensi setelah cuti parental Hubungan Tenaga Kerja/Manajemen Persentase pegawai yang dijamin oleh ketetapan hasil LA 4 negosiasi yang dibuat secara kolektif Skor 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 (Lanjutan) ITEM LA 5 Batas waktu minimum pemberitahuan yang terkait mengenai perubahan kebijakan operasional, termasuk mengenai apakah hal tersebut akan tercantum dalam perjanjian bersama Keselamatan dan Keselamatan Kerja Persentase total pegawai yang ada dalam struktur LA 6 formal manjemen, yaitu komite keselamatan dan kesehatan kerja yang membantu yang mengawasi dan memberi arahan dalam program keselamatan dan kesehatan kerja. Tingkat dan jumlah kecelakaan, jumlah hari hilang, LA 7 dan tingkat absensi yang ada berdasakan area. Program pendidikan, pelatihan, pembimbingan, LA 8 pencegahan, dan pengendalian resiko diadakan untuk membantu pegawai, keluarga mereka dan lingkungan sekitar dalam menanggulangi penyakit serius. Hal-hal mengenai keselamtan dan kesehatan kerja LA 9 tercantum secara formal dan tertulis dalam sebuah perjanjian bersa serikat pekerja Pendidikan dan Pelatihan LA 10 Jumlah waktu rata-rata untuk pelatihan setiap tahunnya, setiap pegawai berdasarkan katagori pegawai LA 11 Program keterampilan manajemen dan pendidikan jangka panjang yang mendukung kecakapan para pegawai dan memmbantu mereka untuk terus berkarya. LA 12 Persentase para pegawai yang menerima penilaian pegawai atas peforma dan perkembangan mereka secara berkala. Keanekaragaman dan Kesempatan yang Sama LA 13 Komposisi badan tata kelola dan penjabaran pegawai berdasarkan katagori, jenis kelamin, usia, kelompok minoritas dan indikasi keanekargaman lainnya. LA 14 Perbandingan upah standar antara pria dan wanita berdasarkan katagori pegawai. INDIKATOR KINERJA HAK ASASI MANUSIA Praktik Investasi dan Pengadaan Persentase dan total jumlah perjanjian investasi yang HR 1 ada dan mencakup pasal mengenai hak asai manussia atau telah melalui evaluasi mengenai hak asasi manusia. Persentase dari mitra kerja dan pemasok yang telah HR 2 melalui proses seleksi berdasarkan prinsip-prinsip HAM yang telah dijalankan Skor 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 (Lanjutan) ITEM HR 3 Total jumlah waktu pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur yang terkait dengan aspek HAM yang berhubungan dengan prosedur kerja, termasuk persentase pegawai yang dilatih. Non-Diskriminasi Total jumlah kasus diskriminasi dan langkah HR 4 penyelesaian masalah yang diambil Kebebasan Berserikat dan Daya Tawar Kelompok Prosedur kerja yang teridentifikasi dimana hak untuk HR 5 melatih kebebsan berserikat dan perundinagn bersama menjadi berisiko dan langkah yang dimbil untuk mendukung hak kebebasan berserikat tersebut. Tenaga Kerja Anak Prosedur kerja yang teridentifikasi memiliki resiko HR 6 akan adanya pekerja anak dan langkah yang diambl untuk menghapuskan pekerja anak Pegawai Tetap dan Kontrak Prosedur kerja yang teridentifikasi memiliki resiko HR 7 akan adanya pegawai tetapdan kontrak, dan langkah yang diambil untuk menghapuskan pegawai tetap. Praktik Keselamatan Persentase petugas keamanan yang dilatih sesuai HR 8 dengan kebijakan atau prosedur perusahaan yang terkait dengan aspek HAM dan prosedur kerja. Hak Masyarakat (Adat) Total jumlah kasus pelanggaran yang berkaitan dengan HR 9 hak masyarakat adat dan langkah yang diambil. Penilaian HR 10 Persentase jumlah dan operasi yang telah digunakan untuk mengulas atau menilai Hak Asasi Manusia Remediasi HR 11 Jumlah dari keluhan berhubungan dengan Hak Asasi Manusia diajukan, dialamatkan, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan normal INDIKATOR KINERJA KEMASYARAKATAN Kemasyarakatan Sifat, cakupan, dan keefektifan atas program dan SO 1 kegiatan apapun yang menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, termasuk saatmemasuki wilayah operasi, selama beroperasi dan paska operasi. Operasi dengan potensi signifikan atau dampak negatif SO 9 pada masyarakat lokal. SO 10 Pencegahan dan mitigasi tindakan yang diterapkan di operasi dengan potensi signifikan atau dampak negatif pada masyarakat lokal. Skor 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 (Lanjutan) ITEM Korupsi Persentase dan total jumlah unit usaha yang dianalisa SO 2 memiliki risiko terkait tindakan penyuapan dan korupsi Persentase jumlah pegawai yang dilatih dalam SO 3 prosedur dan kebijakan perusahaan terkait penyuapan dan korupsi Langkah yang diambil dalam mengatasi kasus SO 4 tindakan penyuapan dan korupsi Kebijakan Publik Deskripsi kebijakan umum dan kontribusi dalam SO 5 pengembangan kebijakan umum dan prosedur lobi Perolehan keuntungan secara financial dan bentuk SO 6 keuntungan lainnya yang diperoleh dari hasil kontribusi kepada partai politik, politisi dan instansi terkait oleh Negara Tindakan legal untuk perilaku anti-competitive, antiSO7 trust, dan praktek monopoli Perilaku anti Persaingan Nilai moneter dari denda dan jumlah biaya sanksiSO 8 sanksi akibat pelanggaran hukum dan kebijakan. INDIKATOR KINERJA TANGGUNG JAWAB DARI DAMPAK PRODUK Keselamatan dan Kesehatan Konsumen Proses dan tahapan kerja dalam mempertahankan PR 1 kesehatan dan keselamatan konsumen dalam penggunaan produk atau jasa yang dievaluasi untuk perbaikan dan persentase dari katagori produk dan jasa yang terkait dalam prosedur tersebut. Jumlah total kasus pelanggaran kebijakan dan PR 2 mekanisme kepatuhan yaang terkait dengan kesehatan dan keselamatan konsumen dalam keseluruhan proses, diukur berdasarkan hasil akhirnya. Labelling Produk dan Jasa Jenis informasi produk dan jasa yang dibutuhkan PR 3 dalam prosedur kerja, dan persentase produk dan jasa yang terkait dalam prosedur tersebut. Jumlah total kasus pelanggaran kebijakan dan PR 4 mekanisme kepatuhan yang terkait dengan informasi produk dan jasa dan pelabelan, diukur berdasarkan hasil akhirnya. Praktek-praktek yang terkait dengan kepuasan PR 5 konsumen, termasuk hasil survey evaluasi kepuasan konsumen. Skor 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 (Lanjutan) ITEM Komunikasi Pemasaran Program-program yang mendukung adanya standar PR 6 hukum dan mekanisme kepatuhan yang terkait dengan komunikasi penjualan, termasuk iklan, promosi dan bentuk kerjasama, diukur berdasarkan hasil akhirnya. Jumlah total khusus pelanggaran kebijakan dan PR 7 mekanisme kepatuhn yang terkait dengan komunikasi penjualan, termasuk iklan, promosi dan bentuk kerjasama, diukur berdasarkan hasil akhirnya. Privasi Konsumen Jumlah total pengaduan yang tervalidasi yang PR 8 berkaitan dengan pelanggaran privasi konsumen dan data konsumen yang hilang. Kesesuaian Nilai moneter dari denda dan jumlah biaya sanksiPR 9 sanksi akibat pelanggaran hukum dan kebijakan yang terkait dengan pengadaan dan penggunaan produk dan jasa TOTAL SKOR Skor 0 0 0 0 55 SRDI =V = 55 = 0,6548 M 84 Indeks CSR yang diukur dengan Sustainability Report Disclosure Indeks (SRDI) PT. Unilever Tbk. tahun 2011 adalah sebesar 0,6548. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Unilever Tbk telah melakukan pengungkapan CSR di dalam sustainability report tahun 2011 sebanyak 55 pengungkapan dari 84 item pengungkapan CSR menurut standar GRI G3.1. Data dan hasil perhitungan indeks pengungkapan CSR pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B (halaman 83). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 b. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional pada perusahaan diukur dengan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh investor institusi selain pemerintah. Data persentase saham yang dimiliki oleh investor institusi dapat diperoleh pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atau dengan melihat laporan kinerja perusahaan. Berikut ini adalah informasi struktur kepemilikan PT. Petrosea Tbk. per Juli 2015 yang diperoleh dari laporan kinerja perusahaan: Tabel 4.3. Contoh Struktur Kepemilikan pada PT. Petrosea Tbk. Pemegang Saham PT Indika Energy Tbk. Drs. Lo Kheng Hong Publik Total Jumlah Lembar Saham Persentase 704.014.200 lembar 69,80% 105.432.800 lembar 10,45% 199.158.000 lembar 19,75% 1.008.605.000 lembar 100,00% Dari informasi struktur kepemilikan tersebut dapat diketahui bahwa persentase kepemilikan institusional pada PT. Petrosea Tbk. per Juli 2015 adalah sebesar 69,80%. Data mengenai kepemilikan institusional setiap perusahaan dapat dilihat padalampiran C (halaman 86). c. Kepemilikan Publik Kepemilikan publik pada perusahaan diukur dengan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh masyarakat/publik. Data persentase saham yang dimiliki oleh publik dapat diperoleh dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Indonesian Capital Market Directory (ICMD) atau dengan melihat laporan kinerja perusahaan. Dari tabel 4.3 diketahui bahwa persentase kepemilikan publik pada PT. Petrosea Tbk. per Juli 2015 adalah sebesar 19,75%. Data mengenai kepemilikan publik setiap perusahaan dapat dilihat lampiran D (halaman 89). d. Tipe Industri Data tipe industri diukur dengan variabel dummy.Perusahaan dapat dikelompokan kedalam dua tipe industri, yaitu industri low profile dan industri high profile.Pengelompokan ini didasarkan pada sektor industri dan tingkat sensitifitasnya terhadap kerusakan lingkungan.Industri yang dikategorikan sebagai low profilemeliputi consumer goods, miscellaneous industry, property, real estate, and building construction, dan trade service and investment. Sedangkan industri yang dikategorikan sebagai high profilemeliputi mining, agriculture, basic industry and chemicals, dan infrastructure, utilities, and transportation.Data mengenai tipe industri dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran E (halaman 92). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Variabel dalam penelitian ini terdiri Corporate dari Social Responsibility (CSR), kepemilikan institusional, kepemilikan publik, dan tipe industri. Hasil dari statistik deskriptif untuk variabel-variabel penelitian tersebut dari tahun 2010-2014 disajikan dalam tabel sebagai berikut ini: Tabel 5.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel CSR K. Institusional K. Publik N Minimum Maximum Mean 115 115 115 0,0879 0,00% 1,45% 1,0000 98,55% 82,50% 0,5866 37,4379% 34,0690% Standar Deviasi 0,2980 34,8890% 14,9680% Tabel di atas menunjukkan jumlah data yang diolah (N) sebanyak 115 data. Data tersebut berupa data Sustainability Reporting Disclosure Indeks (SRDI) yang mengukur CSR, persentase kepemilikan institusional yang mengukur kepemilikan institusional pada suatu perusahaan, persentase kepemilikan publik yang mengukur kepemilikan publik pada suatu perusahaan, dan tipe industri yang dibagi menjadi high profile dan low profile. Variabel tingkat pengungkapan CSR memiliki nilai minimum sebesar 0,0879, nilai maksimum sebesar 1, rata-rata sebesar 0,5866 dan standar deviasi sebesar 0,2980. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR sangat tidak lengkap dan perusahaan yang megungkapkan CSR dengan 43 lengkap. Rata-rata sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 0,5866menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan sudah cukup tinggi. Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai minimum dari kepemilikan institusional adalah sebesar 0% dan nilai maksimum sebesar 98,55%. Perusahaan dengan kepemilikan institusional terbesar adalah PT. Petrosea Tbk sebesar 98,55% dan perusahaan dengan kepemilikan institusional terkecil adalah beberapa perusahaan pemerintah yang berbentuk BUMN seperti PT. Aneka Tambang Tbk, PT Semen Indonesia, Bank BRI, Bank BNI, serta beberapa perusahaan pemerintah lainnya. Rata-rata kepemilikan institusi yang pada perusahaan adalah sebesar 37,4379% dan standar deviasi sebesar34,8890%. Variabel kepemilikan publik memiliki nilai minimum sebesar 1,45% dan nilai maksimum sebesar 82,50%. Perusahaan yang memiliki kepemilikan publik terbesar adalah PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk sebesar 82,50% dan perusahaan yang memiliki kepemilikan publik terkecil adalah PT. Petrosea Tbk. Sebesar 1,45%. Rata-rata kepemilikan publik pada perusahaan adalah34,0690% dan standar deviasi sebesar14,9680%. Variabel terakhir dalam penelitian ini adalah tipe industri. Tipe industri terdiri dari industri high profile dan industri low profile.berikut ini adalah tabel statistik deskriptif untuk variabel tipe industri: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Tabel 5.2. Statistik Deskriptif Variabel Tipe Industri Tipe Industri Frekuensi Persentase Low Profile 38 33% High Profile 77 67% Total 115 100% Dari tabel 5.2.dapat diketahui bahwa sebanyak 77 atau sebesar 67% dari populasi sasaran yang diteliti termasuk dalam kategori industri high profile.Anggota populasi sasaran yang termasuk dalam kategori industri low profile berjumlah 38 atau 33% dari populasi sasaran yang diteliti.Angka tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang paling banyak mengungkapkan CSR dalam sustainability report adalah perusahaan dengan tipe industri high profile. B. Analisis Data 1. Pengklasifikasian Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini perlu dibuatkan klasifikasi berdasarkan pada ketentuan yang ada ataupun dengan melihat distribusi frekuensi setiap variabel pada penelitian ini. Berikut ini adalah pengklasifikasian yang dilakukan untuk variabel-variabel penelitian: a. Corporate Social Responsibility Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) diukur dengan Sustainability Report Disclosure Indeks (SRDI).Semakin besar SRDI pada suatu perusahaan berarti semakin luas tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.Angka SRDI berkisar dari 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 sampai dengan 1.Pengklasifikasian variabel CSR dapat dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi variabel CSR. Berikut ini adalah gambar deskripsi variabel CSR: Gambar 5.1. Deskripsi Variabel Corporate Social Responsibility Distribusi frekuensi variabel Corporate Social Responsibility menunjukkan bahwa cukup banyak yang mengungkapkan CSR dengan SRDI sebesar 1 atau mendekati 1.Hal ini mengindikasikan bahwa banyak perusahaan yang sudah mengungkapkan CSR secara lengkap pada sustainability reportnya.Dari distribusi frekuensi variabel CSR tersebut kita dapat mengklasifikasikan variabel CSR kedalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 1) CSR dengan SRDI sebesar <0,400 Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, anggota populasi yang memiliki tingkat pengungkapan CSR dengan SRDI sebesar <0,400 berjumlah 44 (38,26% dari populasi sasaran). 2) CSR dengan SRDI sebesar 0,400 – 0,899 Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, anggota populasi yang memiliki tingkat pengungkapan CSR dengan SRDI sebesar 0,400 – 0,899 berjumlah 43 (37,39% dari populasi sasaran). 3) CSR dengan SRDI sebesar 0,900 – 1,000 Berdasarkan distribusi frekuensi variabel CSR, anggota populasi yang memiliki tingkat pengungkapan CSR dengan SRDI sebesar 0,900 – 1,000 berjumlah 28 (24,35% dari populasi sasaran). b. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional diukur dengan melihat persentase kepemilikan institusi pada suatu perusahaan.Semakin besar persentase kepemilikan institusi pada suatu perusahaan berarti semakin banyak institusi yang memiliki saham pada perusahaan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi variabel kepemilikan institusional dalam penelitian ini, berikut ini adalah gambar deskripsi dari variabel kepemilikan institusional: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Gambar 5.2. Deskripsi Variabel Kepemilikan Institusional Dari gambar di atas terlihat bahwa cukup banyak anggota populasi sasaran yang memiliki kepemilikan institusional mendekati 0%. Hal ini dikarenakan terdapat 45 (39,13% dari populasi sasaran) merupakan perusahaan pemerintah. Perusahaan pemerintah memiliki struktur kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan selain pemerintah, yaitu memiliki kepemilikan pemerintah >50% dan kepemilikan institusional yang sangat rendah. Dalam penelitian ini, kepemilikan institusional akan diklasifikasikan berdasarkan tingkat pengaruh, pengendalian, dan hak kontrol sesuai dengan ketentuan dalam PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 PSAK nomor 65 tahun 2015 tentang Konsolidasian. Berdasarkan ketentuan Laporan Keuangan tersebut kepemilikan institusional dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Kepemilikan Institusi <20% Berdasarkan PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika institusi memiliki kurang dari 20% kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut. Anggota populasi yang memiliki kepemilikan institusional <20% berjumlah 54 (46,96% dari populasi sasaran). 2) Kepemilikan Institusi 20% - 50% Berdasarkan PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika suatu institusi memiliki 20% atau lebih kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut memiliki pengaruh signifikan pada perusahaan tersebut. Anggota populasi yang memiliki kepemilikan institusional 20% - 50% berjumlah 6 (5,22% dari populasi sasaran). 3) Kepemilikan Institusi >50% Berdasarkan PSAK nomor 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, institusi yang memiliki kepemilikan lebih dari 50% pada suatu perusahaan akan memperoleh hak pengendalian atas investee (control of an investee).Anggota PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 populasi yang memiliki kepemilikan institusional >50% berjumlah 55 (47,82% dari populasi sasaran). c. Kepemilikan Publik Kepemilikan publik diukur dengan melihat persentase kepemilikan publik pada suatu perusahaan.Investor publik adalah masyarakat perorangan yang membeli saham pada suatu perusahaan.Semakin besar persentase kepemilikan publik pada suatu perusahaan berarti semakin banyak publik/masyarakat yang memiliki saham pada perusahaan tersebut.Pengklasifikasian variabel kepemilikan publik dapat dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi variabel kepemilikan publik.Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi adalah histogram. Berikut ini adalah gambar deskripsi dari variabel kepemilikan publik: G a m b a r d Gambar5.3. Deskripsi Variabel Kepemilikan Publik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Gambar di atas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi variabel kepemilikan publik terkonsentrasi pada kepemilikan publik sebesar 20% hingga 50% (82,61% populasi sasaran). Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kepemilikan publik pada suatu perusahaan berkisar pada 20% hingga 50%.Distribusi frekuensi semakin menurun pada kepemilikan mendekati 0% dan mendekati 100%. Dari distribusi frekuensi tersebut kita dapat mengkategorikan variabel kepemilikan publik kedalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut: 1) Kepemilikan publik <20% Berdasarkan distribusi frekuensi variabel kepemilikan publik, anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik <20% berjumlah 15 (13,04% dari populasi sasaran). Hal ini menunjukkan bahwa hanya terdapat sedikit perusahaan yang memiliki kepemilikan publik <20%. 2) Kepemilikan publik 20% -50% Berdasarkan distribusi frekuensi variabel kepemilikan publikl, anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik 20% - 50% berjumlah 95 (82,61% dari populasi sasaran). Besarnya frekuensi tersebut dapat mengindikasikan bahwa kepemilikan publik pada suatu perusahaan berkisar pada persentase kepemilikan publik sebesar 20% hingga 50%. 3) Kepemilikan publik >50% Berdasarkan distribusi frekuensi variabel kepemilikan publik, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik >50% berjumlah 5 (4,35% dari populasi sasaran). Hal ini menunjukkan bahwa hanya terdapat sangat sedikit perusahaan yang memiliki kepemilikan publik >50%. d. Tipe Industri Pengklasifikasian tipe industri didasarkan pada tingkat sensitifitasnya terhadap lingkungan.Industri yang memiliki tingkat sensitifitas terhadap kerusakan lingkungan yang tinggi diklasifikasikan kedalam tipe industri high profile.Sedangkan Industri yang memiliki tingkat sensitifitas terhadap kerusakaan ligkungan yang rendah diklasifikasikan kedalam tipe industri low profile.Berikut ini adalah gambar deskripsi dari variabel tipe industri dalam penelitian ini: Gambar5.4. Deskripsi Variabel Tipe Industri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa anggota populasi yang termasuk dalam tipe industri low profile berjumlah 38 (33,04% dari populasi sasaran). Anggota populasi yang termasuk dalam tipe industri high profile berjumlah 77 (66,96% dari populasi sasaran). Gambar tersebut mengindikasikan bahwa lebih banyak perusahaan dengan tipe industri high profile yang mengungkapan CSR dalam sustainability report. 2. Menganalisis Hubungan Variabel Penelitian Setelah membuat klasifikasi untuk setiap variabel tahapan selanjutnya adalah menganalisis hubungan antar variabel untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini.Alat yang digunakan untuk melakukan analisis hubungan antar variabel adalah tabel silang (crosstab).Analisis crosstab dilakukan untuk memperoleh insight data mengenai dua variabel. Terdapat beberapa alat statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan dalam analisis crosstab ini. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan alat statistik gamma(untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua), dan eta (untuk menjawab rumusan masalah ketiga). Gamma adalah salah satu alat untuk menganalisis korelasi/hubungan antarvariabel berksala ordinal.Eta adalah salah satu alat untuk menganalisis korelasi/hubungan dari variabel berskala nominal dan interval. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Pada penelitian ini kita ingin mengetahui hubungan antara variabel kepemilikan institusional dengan variabel CSR, variabel kepemilikan publik dengan variabel CSR, dan variabel tipe industri dengan variabel CSR. Berikut ini adalah hasil analisis untuk menjawab rumusan masalah: a. Hubungan Kepemilikan Institusional dan CSR Untuk menganalisis hubungan antara variabel kepemilikan institusional dan CSR, kita perlu mengetahui insight dari kedua variabel tersebut.Analisis crosstab(tabulasi silang) dapat dilakukan untuk memperoleh insight data mengenai dua variabel. Berikut ini adalah crosstab (tabulasi silang) antara variabel kepemilikan institusional dan CSR: Tabel 5.3. Tabulasi Silang VariabelCSR dan Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional Variabel <0,400 CSR 0,400 - 0,899 0,900 - 1,000 Total <20% Jumlah % dari total Jumlah % dari total Jumlah % dari total Jumlah % dari total 20% - 50% Total >50% 19 0 25 44 16,5% 0,0% 21,7% 38,3% 17 4 22 43 14,8% 3,5% 19,1% 37,4% 18 2 8 28 15,7% 1,7% 7,0% 24,3% 54 6 55 115 47,0% 5,2% 47,8% 100,0% Kategori pertama dalam variabel kepemilikan intitusional adalah perusahaan dengan kepemilikan institusional <20%.Tabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 5.3.menunjukkan bahwa sebanyak 54 (47% dari populasi sasaran) memiliki kepemilikan institusional <20%. Sebanyak 19 (16,5%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400, sebanyak 17 (14,8%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 18 (15,7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000. Kategori kedua dalam variabel kepemilikan institusional adalah perusahaan dengan kepemilikan intitusional sebesar 20% - 50%.Tabel 5.3.menunjukkan bahwa sangat sedikit anggota populasi yang memiliki kepemilikan institusional sebesar 20% - 50%, yaitu sebanyak 6 (5,2% dari populasi sasaran). Sebanyak 4 (3,5%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 2 (1,7%) mengungkapan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000. Kategori ketiga dalam variabel kepemilikan institusional adalah perusahaan dengan kepemilikan intitusional >50%.Tabel 5.3.menunjukkan bahwa sebanyak 55 (47,8% dari populasi sasaran) memiliki kepemilikan institusional <20%. Sebanyak 25 (21,7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400, sebanyak 22 (19,1%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 8 (7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Dari tabel 5.3.dapat disimpulkan bahwa ketika kepemilikan institusional <20% (investor institusi tidak memiliki pengaruh yang signifikan dan hak kontrol atas suatu perusahaan), tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan tersebut justru tinggi. Sedangkan ketika kepemilikan intitusional >50% yaitu perusahaan merupakan anak/subsidiary dalam suatu grup (investor institusi memiliki hak kontrol atas suatu perusahaan), tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan rendah.Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar kepemilikan institusional pada suatu perusahaan, maka semakin rendah tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Setelah mengetahui insight data dari variabel kepemilikan institusional dan CSR, selanjutnya adalah menganalisis hubungan dari kedua variabel tersebut. Alat analisis yang akan digunakan untuk menganalisis hubungan dalam penelitian ini adalah gamma. Gamma adalah salah satu alat di dalam crosstab yang dapat digunakan untuk menganalisis korelasi atau hubungan antar variabel berskala ordinal. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara variabel kepemilkan institusional dan variabel CSR: Tabel 5.4. Hubungan Variabel CSR dan Kepemilikan Institusional Value Ordinal by Gamma Ordinal N of Valid Cases Asymp. Approx. Std. Errora Tb -0,269 0,137 -1,906 115 Approx. Sig. 0,057 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Tabel 5.4.memberikan informasi mengenai hubungan variabel kepemilikan institusional dengan variabel CSR yang dianalisis dengan nilai koefisien gamma. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai koefisien gamma sebesar -0,269.Besarnya nilai tersebut menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara variabel CSR dan kepemilikan institusional lemah.Nilai koefisien gamma yang negatif menunjukkan arah hubungan yang berlawanan sehingga apabila tingkat pengungkapan CSR tinggi, maka persentase kepemilikan intstitusional pada suatu perusahaan rendah. b. Hubungan Kepemilikan Publik dengan CSR. Untuk menganalisis hubungan antara variabel kepemilikan publik dan CSR, kita perlu mengetahui insight dari kedua variabel tersebut.Analisis crosstab (tabulasi silang) dapat dilakukan untuk memperoleh insight data mengenai dua variabel. Berikut ini adalah crosstab (tabulasi silang) antara variabel kepemilikan publik dan CSR: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Tabel 5.5. Tabulasi Silang VariabelCSRdan Kepemilikan Publik Kepemilikan Publik Variabel \ Jumlah <0,400 CSR <20% 20% - 50% 0,900 - 1,000 33 3 44 7,0% 28,7% 2,6% 38,3% 4 37 2 43 3,5% 32,2% 1,7% 37,4% 3 25 0 28 2,6% 21,7% 0,0% 24,3% 15 95 5 115 % dari total 13,0% 82,6% Jumlah % dari total Jumlah % dari total Jumlah Total >50% 8 % dari total 0,400 - 0,899 Total 4,3% 100,0% Kategori pertama dalam variabel kepemilikan publik adalah perusahaan dengan kepemilikan publik<20%.Tabel 5.5.menunjukkan bahwa sebanyak 15 (13% dari populasi sasaran) kepemilikan publiknya<20%. Sebanyak 8 (7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400, sebanyak4 (3,5%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 3 (2,6%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000. Kategori kedua dalam variabel kepemilikan publik adalah perusahaan dengan kepemilikan publik sebesar 20% - 50%.Tabel 5.5.menunjukkan bahwa terdapat banyak anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik sebesar 20% - 50%, yaitu sebanyak 95 (82,6% dari populasi sasaran). Sebanyak 33 (28,7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400, sebanyak 37 (32,2%) diantaranya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 25 (21,7%) mengungkapan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000. Kategori ketiga dalam variabel kepemilikan publik adalah perusahaan dengan kepemilikan publlik>50%. Tabel 5.5.menunjukkan bahwa sangat sedikit anggota populasi yang memiliki kepemilikan publik >50%, yaitu sebanyak 5 ( 4,3% dari populasi sasaran). Sebanyak 3 (2,6%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400, dan sisanya sebanyak 2 (1,7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899. Dari tabulasi silang antara variabel CSR dengan variabel kepemilikan publik, tidak ditemukan pola hubungan diantara kedua variabel tersebut.Tabel tersebut menunjukkan bahwa anggota populasi yang termasuk dalam ketiga kategori kepemilikan publik, lebih banyak mengungkapkan CSR kurang detil, yaitu pada tingkat SRDI <0,400. Setelah mengetahui insight data dari variabel kepemilikan publik dan CSR, selanjutnya adalah menganalisis hubungan dari kedua variabel tersebut. Alat analisis yang akan digunakan untuk menganalisis hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien gamma. Gamma adalah salah satu alat di dalam crosstab yang dapat digunakan untuk menganalisis korelasi atau hubungan antar variabel berskala ordinal. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara variabel kepemilkan publik dan variabel CSR: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Tabel 5.6. Hubungan Variabel CSR dan Kepemilikan Publik Value Asymp. Approx. Approx. a Std. Error Tb Sig. Ordinal 0,057 0,202 0,283 0,778 by Gamma Ordinal N of Valid Cases 115 Tabel 5.6.memberikan informasi mengenai hubungan variabel kepemilikan publik dengan variabel CSR yang dianalisis dengan nilai koefisien gamma. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai koefisien gamma sebesar 0,057.Nilai koefisien gamma yang positifmenunjukkan arah hubungan yang searah sehingga apabila tingkat pengungkapan CSR tinggi, maka persentase kepemilikan publik pada suatu perusahaan tinggi.Besarnya nilai koefisien gamma yang berada pada range 0,000 – 0,199 menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara variabel kepemilikan publik dan CSR sangat lemah. c. HubunganTipe Industri dengan CSR. Untuk menganalisis hubungan antara variabel tipe industri dan CSR, kita perlu mengetahui insight dari kedua variabel tersebut.Analisis crosstab (tabulasi silang) dapat dilakukan untuk memperoleh insight data mengenai dua variabel. Berikut ini adalah crosstab (tabulasi silang) antara variabel tipe industri dan CSR: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Tabel 5.7. Tabulasi Silang VariabelCSRdan Tipe Industri TipeIndustri Variabel <0,400 CSR 0,400 - 0,899 0,900 - 1,000 Low Profile High Profile Jumlah % dari total Jumlah % dari total Jumlah % dari total Jumlah Total Total % dari total 23 21 44 20,0% 18.,3% 38,3% 13 30 43 11,3% 26,1% 37,4% 2 26 28 1,7% 22,6% 24,3% 38 77 115 33,0% 67,0% 100,0% Tabel 5.7.menunjukkan bahwa populasi sasaran dalam penelitian ini lebih didominasi oleh tipe industrihigh profile, yaitu sebanyak 77 (67% dari populasi sasaran).sebanyak 21 (18,3%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingat SRDI <0,400, sebanyak 30 (26,1%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 26 (22,6%) mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000. Tabel 5.7.menunjukkan bahwa anggota populasi sasaran yang termasuk dalam kategori tipe industri low profile berjumlah 38 (33% dari populasi sasaran).sebanyak 23 (20%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI <0,400, sebanyak 13 (11,3%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,400 – 0,899, dan sisanya sebanyak 2 (1,7%) diantaranya mengungkapkan CSR dengan tingkat SRDI 0,900 – 1,000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Dari tabulasi silang antara variabel CSR dengan tipe industri, ditemukan hubungan diantara kedua variabel tersebut.Tabel tersebut menunjukkan bahwa tipe industri low profile yang memiliki tingkat sensitifitas terhadap kerusakan lingkungan yang rendah cenderung mengungkapkan CSR secara tidak lengkap. Sedangkan pada tipe industri high profile, terdapat banyak anggota populasi yang mengungkapan CSR secara detil. Setelah mengetahui insight data dari variabel tipe industri dan CSR, selanjutnya adalah menganalisis hubungan dari kedua variabel tersebut.Tipe industri merupakan variabel yang berskala nominal, sehingga alat analisis yang tepat digunakan untuk menganalisis hubungan antara tipe industri dan CSR adalah Eta.eta merupakan salah satu alat analisis di dalam crosstab yang digunakan untuk menganalisis korelasi atau hubungan dari variabel yang berskala nominal dan interval. Dalam analisis ini tidak dilakukan pengkalsifikasian variabel CSR. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara variabel tipe industri dan variabel CSR: Tabel 5.8. Hubungan Variabel CSR dan Tipe Industri Nominal by Interval Eta CSR Dependen TipeIndustri Dependen Value 0,847 0,351 Tabel 5.8.memberikan informasi mengenai hubungan variabel tipe industri dengan variabel CSR yang dianalisis dengan nilai korelasi eta. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi variabel tipe industri dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 CSR sebesar 0,847 ketika CSR merupakan variabel dependen.Ketika tipe industri merupakan variabel dependen nilai korelasi eta sebesar 0,351. Dari tabel hubungan variabel CSR dan tipe industri di atas dapat diketahui bahwa kekuatan hubungan antara tipe industri dan CSR sangat kuat ketika CSR merupakan variabel dependen yang dipengaruhi tipe industri. C. Pembahasan 1. Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Tingkat Pengungkapan CSR. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki hubungan yang lemah dan negatif dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Hasil penelitian ini tidak mendukung temuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saleh, et al. (2010) yang menemukan pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan publik di Malaysia. Saleh, et al. berpendapat bahwa investor institusi mempunyai pengaruh yang signifikan dalam suatu perusahaan sehingga mereka dapat meminta manajemen untuk mengungkapkan CSR secara detil. Di lain pihak, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Fauzi, et al. (2007), Tarigan, et al. (2009), Tamba (2011), Anggraini (2011), dan Karima (2014), yang menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap tingkat pengungkapan CSR pada perusahaan publik di Indonesia. Mereka menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR. Hal ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 dikarenakan Tidak seperti investor institusi di Malaysia ataupun beberapa negara maju lainnya, investor institusi di Indonesia masih tidak memperhatikan CSR.Kurangnya kesadaran dan pengetahuan pemegang saham institusi di Indonesia terhadap pengungkapan CSR sebagai upaya manajemen menunjukkan kinerjanya di bidang sosial dan lingkungan dapat membuat hubungan antara kepemilikan institusional dan CSR ini lemah.Lemahnya hunungan antara investor institusi dengan CSR juga dapat dikarenakan terdapat perbedaan kepentingan antara investor institusi dalam hal pengungkapan CSR. Selain itu, hasil analisis crosstab juga menunjukkan bahwa terdapat banyak perusahaan dengan kepemilikan instiusional sangat rendah yang mengungkapkan CSR secara lengkap. Hal ini dikarenakan sebanyak 45 (39,13%) anggota populasi merupakan perusahaan pemerintah. Perusahaan milik pemerintah memiliki struktur kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan yang selain pemerintah, yaitu memiliki kepemilikan pemerintah di atas 50%, dan kepemilikan institusional yang sangat rendah. Perusahaan milik pemerintah melaporkan CSR secara lengkap karena perusahaan milik pemerintah telah diregulasi untuk melaporkan CSR secara detil. Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib melaknasakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Pada pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa Program Bina Lingkungan, adalah program pemberdayaan kondisi sosial PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina Lingkungan, meliputi:bantuan korban bencana alam; bantuan pendidikan kesehatan; bantuan dan/atau pengembangan pelatihan;bantuan prasarana peningkatan dan/atau sarana umum;bantuan sarana ibadah; dan bantuan pelestarian alam.Hal ini membuat perusahaan milik pemerintah yang memiliki kepemilikan institusional rendah memiliki tingkat pengungkapan CSR yang tinggi. 2. Hubungan Kepemilikan Publik dengan Tingat Pengungkapan CSR Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepemilikan publik memiliki hubungan yang sangat lemah dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).Hasil penelitian ini mendukung temuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Badjuri (2011) dan Widiana (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan publik tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR secara signifikan.Perusahaan yang memiliki kepemilikan publik seharusnya dapat mengungkapkan CSR secara lengkap agar publik dapat menilai baik buruknya suatu perusahaan dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Selain itu, Perusahaan go public perlu menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dalam rangka memperoleh legitimasi dari masyarakat. Pengungkapan CSR oleh perusahaan merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh legitimasi masyarakat karena telah memperhatikan lingkungan sosialnya.Dengan diperolehnya legitimasi dari masyarakat maka perusahaan tersebut dapat diterima ditengah-tengah masyarakat dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 dapat terus beroperasi secara berkelanjutan (going concern). Kondisi yang mungkin menyebabkan sangat lemahnya hubungan kepemilikan publik dengan tingkat pengungkapan CSR dapat diakibatkan karena dalam menentukan keputusan berinvestasi, publik atau masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, lemahnya hubungan antara kepemilikan publik dan CSR ini dapat diakibatkan karena perusahaan tidak berusaha melakukan CSR untuk menarik investor publik namun mereka mencari cara lain seperti misalnya meningkatkan laba atau kinerja keuangan untuk menarik investor publik. 3. Hubungan Tipe Indutri dengan CSR Hasil analisis data menunjukkan bahwa tipe industri memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).Hasil penelitian ini tidak mendukung temuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widiana (2012) yang menyatakan bahwa tipe industri tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR secara signifikan.Widiana berpendapat bahwa saat ini industri low profile sudah banyak melakukan pengungkapan CSR secara lengkap.Jadi secara keseluruhan, bukan parsial, perbedaan dalam hal pengungkapan CSR antara jenis industri high profile dan low profile semakin menipis. Di lain pihak, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Anggraini (2011) yang menyatakan bahwa tipe industri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan CSR. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Sangat kuatnya hubungan antara tipe industri dengan tingkat pengungkapan CSR dapat diakibatkan karena setiap tipe industri memiliki tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap kerusakan lingkungan.Tipe industri high profile memiliki tingkat senstitifitas yang tinggi terhadap kerusakan lingkungan, sehingga perlu memperhatikan aspek lingkungan dan melaporkan pelaksanaan CSR secara lengkap.Perusahaan dengan tipe industri low profile memiliki tingkat sensitifitas yang rendah terhadap kerusakan lingkungan, sehingga mereka tidak dituntut untuk mengungkapkan pelaksanaan CSR secara lengkap. Perbedaan tingkat pengungkapan CSR pada tipe industri high profile dan low profile juga dapat diakibatkan karena perusahaan dengan tipe industri high profile merupakan regulated company yang diregulasi untuk mengungkapkan CSR secara detil. Pelaksanaan CSR bagi perusahaan dengan tipe industri high profile diatur dalam 3 regulasi sebagai berikut: a. Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001. Dalam undang-undang ini perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan minyak dan gas bumi diwajibkan untuk memuat paling sedikit ketentuan-ketentuan pokok yaitu: pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat. b. Peraturan mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya terkait Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. c. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 . Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Berdasarkan regulasi-regulasi tersebut, perusahaan dengan tipe industri high profile yang operasionalnya terkait minyak, gas bumi dan Sumber Daya Alam (SDA) lainnya.wajib melakukan dan melaporkan pelaksanaan CSR secara detil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kepemilikan institusional memiliki hubungan yang negatif dan lemah dengan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini berarti semakin besar kepemilikan institusi pada suatu perusahaan, maka semakin rendah tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. 2. Kepemilikan publik memiliki hubungan yang positif dan sangat lemah dengan tingkat pengungkapan CSR. Hal ini berarti semakin besar kepemilikan publik pada suatu perusahaan, maka semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. 3. Tipe industri memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tingkat pengungkapan CSR. Hal ini mengindikasikan bahwa tipe industri memiliki keterkaitan yang besar dengan tingkat pengungkapan CSR. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang dilakukan mengandung beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Berikut adalah keterbatasan penelitian: 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 1. Jumlah data penelitian yang masih sedikit. Hal ini dikarenakan masih sedikitnya jumlah perusahaan yang mengungkapkan sustainability report. 2. Penelitian hanya menggunakan rentang waktu 5 tahun untuk periode penelitian sehingga data yang terkumpul masih sedikit. 3. Penelitian hanya menelusur struktur kepemilikan langsung dan tidak menelusur pada struktur kepemilikan tidak langsung 4. Adanya perusahaan pemerintah dalam populasi penelitian ini dapat menimbulkan bias. Hal ini dikarenakan perusahaan pemerintah memiliki struktur kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan yang selain pemerintah, yaitu memiliki kepemilikan pemerintah di atas 50%, dan kepemilikan institusional yang sangat rendah. C. Saran 1. Saran untuk Penelitian Selanjutnya Penelitian ini dilakukan hanya 5 periode.Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan kurun waktu atau periode yang lebih panjang sehingga data yang terkumpul untuk penelitian menjadi lebih banyak. Selain itu penelitian selanjutnya juga dapat menelusur pada struktur kepemilikan perusahaan tidak langsung agar informasi struktur kepemilikan lebih lengkap dan detil. 2. Saran untuk Perusahaan Perusahaan yang telah melakukan CSR disarankan untuk melakukan pengungkapan tersebut secara lengkap, jelas, dan detil dalam sustainability PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 report. 3. Saran untuk Investor Investor seharusnya ikut bersama-sama dalam mendorong perusahaan untuk mulai melaksanakan CSR dengan cara mempertimbangkan pengungkapan CSR pada suatu perusahaan sebelum menentukan keputusan berinvestasi. Investor dapat memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang mengungkapkan CSR secara lengkap. 4. Saran untuk Pemerintah atau Regulator Pemerintah atau regulator disarankan untuk membuat peraturan yang lebih mewajibkan pelaksanaan dan pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan dalam annual report atau sustainability report PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 DAFTAR PUSTAKA Angela. (2015). Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel Intervening.Skripsi S1.Universitas Sanata Dharma. Anggraini, Ririn Dwi. (2011). Pengaruh Kepemilikan Institusioanal dan Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial dalam Annual Report (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Tercatat di BEI tahun 2008-2009).Skripsi S1. Universitas Diponogoro. Badjuri.(2011). Faktor-faktor Fundamental, Mekanisme Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Manufaktur dan Sumber Daya Alam di Indonesia. Dinamika Keuangan Perbankan, hal 38-54 Baker, Richard E, Aldean C. Lembke, Cynthia G. Jeffrey, Amir Abadi Jusuf, Sylia Veronica NPS, Etty Retno Wulandari, dan Dwi Martani. (2008). Akuntansi Keuangan Lanjutan (Persfectif Indonesia). Jakarta: Salemba Empat. Canisie, Beate. (2015). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Perubahan Profitabilitas dan Perubahan Harga Saham Perusahaan.Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2014.Skripsi S1.Universitas Sanata Dharma. Djakman, Chaerul D, dan N. Machmud. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006.Simposium Nasional Akuntansi XI.Pontianak. Fauzi, Hasan, Lois Mahoney, Azhar Abdul Rahman. (2007). Institutional Ownership and Corporate Social Performance: Empirical Evidence from Indonesian Companies. Social and Environmental Accounting, Vol. 1, No. 2 December 2007. Pp 334 – 347. Freeman, R.E. Wicks, C.A., Parmar. (2004). Stakeholder Theory and The Corporate Objective Revisited. Jstor journal, Vol 15, No. 3 hal 364 -369. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes.(2010). Accounting Theory 7th Edition. Australia: John Wiley and Sons. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Karima, Naila. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.Widya Warta, No. 02 Tahun XXXVIII/ Juli 2014 ISSN 0854-1981 Mardikanto, Totok. (2014). CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggung Jawab Sosial Korporasi).Bandung: Alfabeta. Ghazali, Nazli A. Mohd. (2007). Ownership Structure and Corporate Social Responsibility Disclosure: some Malaysian evidence.Corporate Governance: The international journal of business in society, Vol. 7 Iss 3 pp. 251 – 266 Paus Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudato Si Tentang Perawatan Rumah Kita Bersama. Jakarta: Obor Permanasari, Wien Eka (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi S1.Universitas Diponegoro Qu, Riliang. (2007). Corporate Social Responsibility in China.Impact of Regulations, Market Orientation, and Ownership Structure.Chinese management Studies, Vol. 1 Iss 3 pp.198 – 207 Rakhmawati, Desie. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Perusahaan BUMN dan Non BUMN terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Perusahaan di BEI tahun 2009. Skripsi S1. Universitas Diponegoro. Saleh, Mustaruddin, Norhayah Zulkifli, and Rusnah Muhamad. (2010), Corporate Social Responsibility Disclosure and Its Relation on Institutional Ownership.Managerial Auditing Journal, Vol. 25 Iss 6 pp. 591 – 613 Santoso, Singgih. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Nonparametrik.Jakarta: PT Elex Media Komputindo Sarwono, Jonathan. (2012). Mengenal SPSS Statistics 20.Aplikasi untuk Riset Eksperimental.Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Subramaniam, Nava, dan Mohammad Badrul Muttakin. (2015). Firm Ownership and Board Characteristics.Sustainability Accounting, Management and Policy Journal, Vol. 6 Iss 2 pp. 138 – 165 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Tamba, Erida Gabriella Handayani. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufacturing Secondary Sectors yang Listing di BEI tahun 2009). Skripsi S1. Universitas Diponogoro. Tarigan, Krisnawati Br, Nurainum Bangun, dan Juwita Octavia. (2009). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Profitabilitas terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI.Jurnal Akuntansi Universitas Kristen Duta Wacana, Volume 12, Nomor 2, November 2012 : 717 - 738 Uyar, Ali, Merve Kiliç, and Cemil Kuzey.(2015). The Impact of Ownership and Board Structure on Corporate Social Responsibility (CSR) Reporting in the Turkish Banking Industry.Corporate Governance, Vol. 15 Iss 3 pp. 357 – 374 Widiana, Dina. (2012). Analisis Pengaruh Srtruktur Kepemilikan dan Jenis Industri Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010). Skripsi S1.Universitas Indonesia. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).(2002). WBCSD’s first report – Corporate Social Responsibility.Geneva. www.wbcsd.org Zuhroh, Diana, dan I Putu Pande Sukmawati. (2003). Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor.Simposium Nasional Akuntansi VI.Surabaya, 16-17 Agustus. Zulfi, Nike Melisa. (2014). Pengaruh Kepemilikan Saham Pemerintah, Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Go Public di Indonesia (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2012). Skripsi S1. Universitas Negeri Padang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 LAMPIRAN A Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran PT. Astra Agro Lestari, Tbk. Kode AALI Jenis Bisnis Agriculture Tanggal Berdiri 3 Oktober 1988 Alamat Jl. Pulo Ayang Raya Blok OR-I Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta 13930 No. Telepon (021) 461-6555 PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. Kode ADMF Jenis Bisnis Finance Tanggal Berdiri 3 Oktober 1990 Alamat Jl. Jenderal Sudirman No. 1, Jakarta 12910 No. Telepon (021) 5296-3232, 5296-3322 PT. Adaro Energy, Tbk. Kode ADRO Jenis Bisnis Mining Tanggal Berdiri 28 Juli 2004 Alamat Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 1-2 Jakarta 12950 No. Telepon (021) 521-4687, 5794-4687 PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk. Kode ANTM Jenis Bisnis Mining Tanggal Berdiri 5 Juli 1968 Alamat Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Tanjung Barat Jakarta 12530 No. Telepon (021) 789-1234 PT. Astra International, Tbk. Kode ASII Jenis Bisnis Miscellaneous Industry Tanggal Berdiri 20 Februari 1957 Alamat Jl. Raya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330 No. Telepon (021) 652-2555, 6530-4956 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran (Lanjutan) PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Kode BBNI Jenis Bisnis Finance Tanggal Berdiri 5 Juli 1946 Alamat Jl. Jenderal Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 No. Telepon (021) 251-1946, 572-8387, 572-8043 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Kode BBRI Jenis Bisnis Finance Tanggal Berdiri 16 Desember 1895 Alamat Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210 No. Telepon (021) 251-0244, 251-0254, 251-0264 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Kode BJBR Jenis Bisnis Finance Tanggal Berdiri 8 April 1999 Alamat Jl. Naripan No. 12-14 Bandung 40111, Jawa Barat No. Telepon (022) 423-4868 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk. Kode BBRI Jenis Bisnis Finance Tanggal Berdiri 17 Agustus 1961 Alamat Jl. Basuki Rachmat No. 98-104 Surabaya 60271, Jawa Timur No. Telepon (031) 531-0090 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Kode BMRI Jenis Bisnis Finance Tanggal Berdiri 2 Oktober 1998 Alamat Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190 No. Telepon (021) 526-5045, 5299-7777, 526-5095 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran (Lanjutan) PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk. Kode BNII Jenis Bisnis Finance Tanggal Berdiri 15 Mei 1959 Alamat Jl. Asia Afrika No. 8 Gelora Bung Karno-Senayan Jakarta 10270 No. Telepon (021) 2992-8888 PT. Vale Indonesia Tbk. Kode INCO Jenis Bisnis Mining Tanggal Berdiri 25 Juli 1968 Alamat Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54-55 P.O. Box.2799, Jakarta 12190 No. Telepon (021) 524-9000 PT. Indika Energy Tbk. Kode INDY Jenis Bisnis Mining Tanggal Berdiri 11 Juni 2008 Alamat Graha Mitra, Lantai 7. Jl. Jen. Gatot Subroto Kav. 21 Jakarta 12930 No. Telepon (021) 5366-3011 PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Kode INKP Jenis Bisnis Basic Industry and Chemicals Tanggal Berdiri 15 Mei 1959 Alamat Jl. Raya Serpong Km. 8 Tangerang 15325, Banten No. Telepon (021) 538-0001—2 PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Kode INTP Jenis Bisnis Basic Industry and Chemicals Tanggal Berdiri 16 Januari 1985 Alamat Jl. Jend. Sudirman Kav. 34 -35 Jakarta 10220 No. Telepon (021) 570 – 9026 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran (Lanjutan) PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. Kode ITMG Jenis Bisnis Mining Tanggal Berdiri 2 September 1987 Alamat Jl. Jenderal Sudirman Kav 70-71 P.O. BOX 4018 JKT 10040, Jakarta 12910 No. Telepon (021) 251-0066, 252-2121 PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Kode JSMR Jenis Bisnis Infrastructure, Utilities and Transportation Tanggal Berdiri 1 Maret 1978 Alamat Jl. Jagorawi Toll Plaza TMII Jakarta 13550 No. Telepon (021) 841-3630, 841-3526 PT. Medco Energi Internasional Tbk. Kode MEDC Jenis Bisnis Mining Tanggal Berdiri 9 Juni 1980 Alamat Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta 12190 No. Telepon (021) 2995-3000 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Kode PGAS Jenis Bisnis Infrastructure, Utilitie, and Transportation Tanggal Berdiri 1 Februari 1905 Alamat Jl. KH. Zainul Arifin No.20 Jakarta 11140 No. Telepon (021) 633-4830 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Kode PTBA Jenis Bisnis Mining Tanggal Berdiri 2 Maret 1981 Alamat Jl. Perigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan No. Telepon (0734) 451-095,451-252 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran (Lanjutan) PT. Petrosea Tbk. Kode Jenis Bisnis Tanggal Berdiri Alamat No. Telepon PTRO Mining 21 Februari 1972 Jl. Taman Kemang No. 32B Jakarta 12730 (021) 718-3255 PT. Holcim Indonesia Tbk. Kode SMCB Jenis Bisnis Basic Industry and Chemicals Tanggal Berdiri 15 Juni 1971 Alamat Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 38 Jakarta 12930, P.O. Box 1197/JKT No. Telepon (021) 5296-2011 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Kode SMGR Jenis Bisnis Basic Industry and Chemicals Tanggal Berdiri 25 Maret 1953 Alamat Jl. Veteran-Gresik 61122, Jawa Timur No. Telepon (031) 398-1731-3 PT. Express Trasindo Utama Tbk. Kode TAXI Jenis Bisnis Infrastructure, Utilities, and Transportation Tanggal Berdiri 11 Juni 1981 Alamat Jl. Sukarjo Wiryopranoto No.11 Jakarta 11160 No. Telepon (021) 2650-7000 PT. Timah (Persero) Tbk. Kode TINS Jenis Bisnis Mining Tanggal Berdiri 17 April 1961 Alamat Jl. Jenderal Sudirman No. 51 Pangkalpinang, Bangka 33131 No. Telepon (0717) 425-8000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran (Lanjutan) PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Kode TLKM Jenis Bisnis Infrastructure, Utilities, and Transportation Tanggal Berdiri 24 September 1991 Alamat Jl. Jend. Sudirman Kav. 34 -35 Jakarta 10220 No. Telepon (021) 570 – 9026 PT. Total Bangun Persada Tbk. Kode TOTL Jenis Bisnis Property, real estate, and building construction Tanggal Berdiri 25 Juli 2006 Alamat Jl. Letjen. S. Parman Kav. 106 Jakarta 11440 No. Telepon (021) 5666-999 PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Kode UNSP Jenis Bisnis Agriculture Tanggal Berdiri 17 Mei 1911 Alamat Jl. HR. Rasuna Said Jakarta 12960 No. Telepon (021) 2994-1286-87 PT. United Tractors Tbk. Kode UNTR Jenis Bisnis Trade, Services, and Investment Tanggal Berdiri 13 Oktober 1972 Alamat Jl. Raya Bekasi Km 22, Cakung Jakarta13910, P.O. Box 3238 No. Telepon (021) 460-5959, 460-5949, 2547-9999 PT. Unilever Indonesia Tbk. Kode UNVR Jenis Bisnis Consumer Goods Industry Tanggal Berdiri 5 Desember 1933 Alamat Jl. Gatot Subroto Kav.15 Jakarta 12930 No. Telepon (021) 526-2112, 526-1978 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Lampiran Daftar Perusahaan yang Menjadi Populasi Sasaran (Lanjutan) PT. Wijaya Karya Tbk. Kode WIKA Jenis Bisnis Property, real estate, and building construction Tanggal Berdiri 29 Oktober 2007 Alamat Jl. DI Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340, Indonesia No. Telepon (021) 819-2808, 850-8640, 850-8650 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 LAMPIRAN B Lampiran Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR No Nama Perusahaan Periode Standar Item yang diungkapkan SRDI Kategori 1 PT. Adaro Indonesia Tbk. 2010 G3 79 1,0000 3 2 PT. Adaro Indonesia Tbk. 2011 G3.1 83 0,9881 3 3 PT. Adaro Indonesia Tbk. 2012 G4 42 0,4615 2 4 PT. Adaro Indonesia Tbk. 2013 G4 42 0,4615 2 5 PT. Adira Finance Tbk 2013 G4 24 0,2637 1 6 PT. Adira Finance Tbk 2014 G4 11 0,1209 1 7 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2010 G3 74 0,9367 3 8 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2011 G3.1 83 0,9881 3 9 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2012 G3.1 84 1,0000 3 10 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2013 G4 48 0,5275 2 11 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2014 G4 45 0,4945 2 12 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2010 G3.1 76 0,9048 3 13 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2011 G3.2 76 0,9048 3 14 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2012 G3.1 38 0,4524 2 15 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2013 G3.1 75 0,8929 2 16 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2014 G3.1 74 0,8810 2 17 PT. Astra Argo Lestari 2011 G3.1 78 0,9286 3 18 PT. Astra Argo Lestari 2012 G3.1 68 0,8095 2 19 PT. Astra Argo Lestari 2013 G3.1 59 0,7024 2 20 PT. Astra Argo Lestari 2014 G4 52 0,5714 2 21 PT. Astra International Tbk 2010 G3.1 57 0,6786 2 22 PT. Astra International Tbk 2011 G3.1 63 0,7500 2 23 PT. Astra International Tbk 2012 G3.1 65 0,7738 2 24 PT. Astra International Tbk 2013 G4 26 0,2857 1 25 PT. Astra International Tbk 2014 G4 23 0,2527 1 26 PT Bank International Indonesia Tbk. 2012 G3.1 25 0,2976 1 27 PT Bank International Indonesia Tbk. 2013 G4 19 0,2088 1 28 PT Bank International Indonesia Tbk. 2014 G4 22 0,2418 1 29 PT. Bank Mandiri Tbk. 2013 G4 15 0,1648 1 30 PT. Bank Mandiri Tbk. 2014 G4 34 0,3736 1 31 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2010 G3 30 0,3797 1 32 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2011 G3 32 0,4051 2 33 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2012 G3.1 34 0,4048 2 34 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2013 G4 19 0,2088 1 35 36 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2014 G4 24 0,2637 1 PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk. 2013 G3.1 64 0,7619 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Lampiran Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR (Lanjutan) No Nama Perusahaan Periode Standar Item yang diungkapkan SRDI Kategori 37 PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk. 2014 G4 18 0,1978 1 38 PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk. 2013 G4 59 0,6484 2 39 PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk. 2014 G4 26 0,2857 1 40 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2012 G3.1 74 0,8810 2 41 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2013 G4 54 0,5934 2 42 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2014 G4 18 0,1978 1 43 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2010 G3,1 56 0,6667 2 44 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2011 G3.1 60 0,7143 2 45 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2012 G4 35 0,3846 1 46 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2013 G4 35 0,3846 1 47 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2014 G4 24 0,2637 1 48 PT. Bukit Asam Tbk. 2010 G3 79 1,0000 3 49 PT. Bukit Asam Tbk. 2011 G3.1 83 0,9881 3 50 PT. Bukit Asam Tbk. 2012 G3.1 83 0,9881 3 51 PT. Bukit Asam Tbk. 2013 G4 47 0,5165 2 52 PT. Bukit Asam Tbk. 2014 G4 13 0,1429 1 53 PT. Express Trasindoutama Tbk. 2013 G4 24 0,2637 1 54 PT. Express Trasindoutama Tbk. 2014 G4 23 0,2527 1 55 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2010 G3 62 0,7848 2 56 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2012 G3.1 55 0,6548 2 57 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2013 G4 77 0,8462 2 58 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2014 G4 36 0,3956 1 59 PT. Indika Energy Tbk. 2010 G3 79 1,0000 3 60 PT. Indika Energy Tbk. 2011 G3.1 83 0,9881 3 61 PT. Indika Energy Tbk. 2012 G3.1 70 0,8333 2 62 PT. Indika Energy Tbk. 2013 G4 21 0,2308 1 63 PT. Indika Energy Tbk. 2014 G4 10 0,1099 1 64 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2012 G3.1 84 1,0000 3 65 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2013 G3.1 84 1,0000 3 66 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2014 G4 18 0,1978 1 67 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2012 G3.1 57 0,6786 2 68 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2013 G4 28 0,3077 1 69 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2014 G4 36 0,3956 1 70 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2012 G3.1 83 0,9881 3 71 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2013 G4 25 0,2747 1 72 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2014 G4 23 0,2527 1 73 PT. Medco Energi Tbk. 2010 G3.1 14 0,1667 1 74 PT. Medco Energi Tbk. 2013 G4 28 0,3077 1 75 PT. Medco Energi Tbk. 2014 G4 32 0,3516 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Lampiran Perhitungan Indeks Pengungkapan CSR (Lanjutan) No Nama Perusahaan Periode Standar Item yang diungkapkan SRDI Kategori 76 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. 2010 G3 55 0,6962 2 77 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. 2011 G3.1 65 0,7738 2 78 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. 2012 G3.1 77 0,9167 3 79 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. 2013 G4 43 0,4725 2 80 PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. 2014 G4 44 0,4835 2 81 PT. Petrosea Tbk. 2010 G3 79 1,0000 3 82 PT. Petrosea Tbk. 2011 G3.1 84 1,0000 3 83 PT. Petrosea Tbk. 2012 G3.1 45 0,5357 2 84 PT. Petrosea Tbk. 2013 G3.1 50 0,5952 2 85 PT. Petrosea Tbk. 2014 G4 16 0,1758 1 86 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2010 G3 78 0,9873 3 87 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2011 G3.1 83 0,9881 3 88 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2012 G3.1 84 1,0000 3 89 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2013 G4 50 0,5495 2 90 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2014 G4 48 0,5275 2 91 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2010 G3.1 84 1,0000 3 92 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2011 G3.1 59 0,7024 2 93 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2012 G3.1 79 0,9405 3 94 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2013 G4 32 0,3516 1 95 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2014 G4 32 0,3516 1 96 PT. Timah (Persero) Tbk. 2010 G3 79 1,0000 3 97 PT. Timah (Persero) Tbk. 2011 G3.1 84 1,0000 3 98 PT. Timah (Persero) Tbk. 2014 G4 19 0,2088 1 99 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2012 G3 24 0,3038 1 100 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2013 G4 8 0,0879 1 101 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2014 G4 37 0,4066 2 102 PT. Unilever Indonesia Tbk 2011 G3.1 55 0,6548 2 103 PT. Unilever Indonesia Tbk 2012 G3.1 55 0,6548 2 104 PT. Unilever Indonesia Tbk 2013 G4 34 0,3736 1 105 PT. Unilever Indonesia Tbk 2014 G4 34 0,3736 1 106 PT. United Tractor Indonesia Tbk. 2013 G4 31 0,3407 1 107 PT. United Tractor Indonesia Tbk. 2014 G4 33 0,3626 1 108 PT. Vale Indonesia Tbk. 2012 G3 64 0,8101 2 109 PT. Vale Indonesia Tbk. 2013 G3 69 0,8734 2 110 PT. Vale Indonesia Tbk. 2014 G3 49 0,6203 2 111 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2010 G3 70 0,8861 2 112 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2011 G3.1 82 0,9762 3 113 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 114 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 115 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2012 2013 2014 G3.1 G4 G4 83 21 35 0,9881 0,2308 0,3846 3 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 LAMPIRAN C Lampiran Kepemilikan Institusional No Nama Perusahaan Periode Kepemilikan Institusional Kategori 1 2 PT. Adaro Indonesia Tbk. PT. Adaro Indonesia Tbk. 2010 2011 43,91% 43,91% 2 2 3 PT. Adaro Indonesia Tbk. 2012 43,91% 2 4 PT. Adaro Indonesia Tbk. 2013 43,91% 2 5 PT. Adira Finance Tbk 2013 95,42% 3 6 PT. Adira Finance Tbk 2014 95,42% 3 7 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2010 0,00% 1 8 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2011 0,00% 1 9 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2012 0,00% 1 10 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2013 0,00% 1 11 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2014 0,00% 1 12 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2010 52,72% 3 13 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2011 52,72% 3 14 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2012 52,72% 3 15 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2013 52,72% 3 16 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2014 52,72% 3 17 PT. Astra Argo Lestari 2011 79,68% 3 18 PT. Astra Argo Lestari 2012 79,68% 3 19 PT. Astra Argo Lestari 2013 79,68% 3 20 PT. Astra Argo Lestari 2014 79,68% 3 21 PT. Astra International Tbk 2010 50,11% 3 22 PT. Astra International Tbk 2011 50,11% 3 23 PT. Astra International Tbk 2012 50,11% 3 24 PT. Astra International Tbk 2013 50,11% 3 25 PT. Astra International Tbk 2014 50,11% 3 26 PT. Bank International Indonesia Tbk. 2012 97,29% 3 27 PT. Bank International Indonesia Tbk. 2013 97,29% 3 28 PT. Bank International Indonesia Tbk. 2014 97,29% 3 29 PT. Bank Mandiri Tbk. 2013 0,00% 1 30 PT. Bank Mandiri Tbk. 2014 0,00% 1 31 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2010 0,00% 1 32 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2011 0,00% 1 33 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2012 0,00% 1 34 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2013 0,00% 1 35 36 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2014 0,00% 1 PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk. 2013 0,00% 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Lampiran Kepemilikan Institusional (Lanjutan) No Nama Perusahaan Periode Kepemilikan Institusional Kategori 37 PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk. 2014 0,00% 1 38 PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk. 2013 0,00% 1 39 PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk. 2014 0,00% 1 40 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2012 0,00% 1 41 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2013 0,00% 1 42 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2014 0,00% 1 43 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2010 42,45% 2 44 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2011 30,13% 2 45 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2012 18,05% 1 46 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2013 18,12% 1 47 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2014 17,50% 1 48 PT. Bukit Asam Tbk. 2010 0,00% 1 49 PT. Bukit Asam Tbk. 2011 0,00% 1 50 PT. Bukit Asam Tbk. 2012 0,00% 1 51 PT. Bukit Asam Tbk. 2013 0,00% 1 52 PT. Bukit Asam Tbk. 2014 0,00% 1 53 PT. Express Trasindoutama Tbk. 2013 51,00% 3 54 PT. Express Trasindoutama Tbk. 2014 51,00% 3 55 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2010 77,33% 3 56 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2012 80,65% 3 57 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2013 80,65% 3 58 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2014 80,65% 3 59 PT. Indika Energy Tbk. 2010 73,12% 3 60 PT. Indika Energy Tbk. 2011 63,13% 3 61 PT. Indika Energy Tbk. 2012 63,47% 3 62 PT. Indika Energy Tbk. 2013 63,47% 3 63 PT. Indika Energy Tbk. 2014 63,47% 3 64 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2012 64,03% 3 65 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2013 64,03% 3 66 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2014 64,03% 3 67 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2012 65,00% 3 68 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2013 65,00% 3 69 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2014 65,00% 3 70 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2012 1,57% 1 71 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2013 2,74% 1 72 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2014 2,19% 1 73 PT. Medco Energi Tbk. 2010 62,56% 3 74 75 PT. Medco Energi Tbk. 2013 69,22% 3 PT. Medco Energi Tbk. 2014 71,74% 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Lampiran Kepemilikan Institusional (Lanjutan) No Nama Perusahaan Periode Kepemilikan Institusional Kategori 76 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2010 0,00% 1 77 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2011 0,00% 1 78 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2012 0,00% 1 79 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2013 0,00% 1 80 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2014 0,00% 1 81 PT. Petrosea Tbk. 2010 98,55% 3 82 PT. Petrosea Tbk. 2011 98,55% 3 83 PT. Petrosea Tbk. 2012 69,80% 3 84 PT. Petrosea Tbk. 2013 69,80% 3 85 PT. Petrosea Tbk. 2014 69,80% 3 86 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2010 0,00% 1 87 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2011 0,00% 1 88 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2012 0,00% 1 89 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2013 0,00% 1 90 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2014 0,00% 1 91 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2010 10,37% 1 92 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2011 15,10% 1 93 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2012 18,13% 1 94 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2013 16,49% 1 95 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2014 12,37% 1 96 PT. Timah (Persero) Tbk. 2010 0,00% 1 97 PT. Timah (Persero) Tbk. 2011 0,00% 1 98 PT. Timah (Persero) Tbk. 2014 0,00% 1 99 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2012 56,50% 3 100 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2013 56,50% 3 101 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2014 56,50% 3 102 PT. Unilever Indonesia Tbk 2011 85,00% 3 103 PT. Unilever Indonesia Tbk 2012 85,00% 3 104 PT. Unilever Indonesia Tbk 2013 85,00% 3 105 PT. Unilever Indonesia Tbk 2014 85,00% 3 106 PT. United Tractor Indonesia Tbk. 2013 59,50% 3 107 PT. United Tractor Indonesia Tbk. 2014 59,50% 3 108 PT. Vale Indonesia Tbk. 2012 79,51% 3 109 PT. Vale Indonesia Tbk. 2013 79,51% 3 110 111 112 113 114 115 PT. Vale Indonesia Tbk. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2014 2010 2011 2012 2013 79,51% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 3 1 1 1 1 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2014 0,00% 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 LAMPIRAN D Lampiran Kepemilikan Publik No Nama Perusahaan Periode Kepemilikan Publik Kategori 1 2 PT. Adaro Indonesia Tbk. PT. Adaro Indonesia Tbk. 2010 2011 40,13% 40,17% 2 2 3 PT. Adaro Indonesia Tbk. 2012 40,14% 2 4 PT. Adaro Indonesia Tbk. 2013 41,09% 2 5 PT. Adira Finance Tbk 2013 4,58% 1 6 PT. Adira Finance Tbk 2014 4,58% 1 7 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2010 35,00% 2 8 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2011 35,00% 2 9 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2012 35,00% 2 10 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2013 35,00% 2 11 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2014 35,00% 2 12 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2010 47,28% 2 13 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2011 47,28% 2 14 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2012 47,28% 2 15 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2013 47,28% 2 16 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. 2014 47,28% 2 17 PT. Astra Argo Lestari 2011 20,32% 2 18 PT. Astra Argo Lestari 2012 20,32% 2 19 PT. Astra Argo Lestari 2013 20,32% 2 20 PT. Astra Argo Lestari 2014 20,32% 2 21 PT. Astra International Tbk 2010 49,85% 2 22 PT. Astra International Tbk 2011 49,85% 2 23 PT. Astra International Tbk 2012 49,85% 2 24 PT. Astra International Tbk 2013 49,85% 2 25 PT. Astra International Tbk 2014 49,85% 2 26 PT. Bank International Indonesia Tbk. 2012 2,71% 1 27 PT. Bank International Indonesia Tbk. 2013 2,71% 1 28 PT. Bank International Indonesia Tbk. 2014 2,71% 1 29 PT. Bank Mandiri Tbk. 2013 40,00% 2 30 PT. Bank Mandiri Tbk. 2014 40,00% 2 31 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2010 23,64% 2 32 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2011 40,00% 2 33 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2012 40,00% 2 34 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2013 40,00% 2 35 36 PT. Bank Negara Indonesia Tbk. 2014 40,00% 2 PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk. 2013 24,97% 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Lampiran Kepemilikan Publik (Lanjutan) No Nama Perusahaan Periode Kepemilikan Publik Kategori 37 PT. Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk. 2014 24,96% 2 38 PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk. 2013 20,00% 2 39 PT. Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk. 2014 20,00% 2 40 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2012 43,25% 2 41 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2013 43,25% 2 42 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 2014 43,25% 2 43 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2010 57,55% 3 44 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2011 69,87% 3 45 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2012 81,95% 3 46 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2013 81,88% 3 47 PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 2014 82,50% 3 48 PT. Bukit Asam Tbk. 2010 34,98% 2 49 PT. Bukit Asam Tbk. 2011 34,98% 2 50 PT. Bukit Asam Tbk. 2012 34,98% 2 51 PT. Bukit Asam Tbk. 2013 34,31% 2 52 PT. Bukit Asam Tbk. 2014 29,34% 2 53 PT. Express Trasindoutama Tbk. 2013 49,00% 2 54 PT. Express Trasindoutama Tbk. 2014 49,00% 2 55 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2010 22,67% 2 56 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2012 19,35% 1 57 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2013 19,35% 1 58 PT. Holcim Indonesia Tbk. 2014 19,35% 1 59 PT. Indika Energy Tbk. 2010 18,96% 1 60 PT. Indika Energy Tbk. 2011 28,94% 2 61 PT. Indika Energy Tbk. 2012 28,60% 2 62 PT. Indika Energy Tbk. 2013 28,60% 2 63 PT. Indika Energy Tbk. 2014 30,12% 2 64 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2012 35,97% 2 65 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2013 35,97% 2 66 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2014 35,97% 2 67 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2012 34,97% 2 68 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2013 34,97% 2 69 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2014 34,98% 2 70 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2012 28,43% 2 71 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2013 27,26% 2 72 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 2014 27,81% 2 73 PT. Medco Energi Tbk. 2010 37,44% 2 74 75 PT. Medco Energi Tbk. 2013 30,78% 2 PT. Medco Energi Tbk. 2014 28,26% 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Lampira Kepemilikan Publik (Lanjutan) No Nama Perusahaan Periode Kepemilikan Publik Kategori 76 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2010 43,03% 2 77 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2011 43,03% 2 78 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2012 43,03% 2 79 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2013 43,03% 2 80 PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 2014 43,03% 2 81 PT. Petrosea Tbk. 2010 1,45% 1 82 PT. Petrosea Tbk. 2011 1,45% 1 83 PT. Petrosea Tbk. 2012 30,20% 2 84 PT. Petrosea Tbk. 2013 30,20% 2 85 PT. Petrosea Tbk. 2014 20,85% 2 86 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2010 48,99% 2 87 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2011 48,99% 2 88 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2012 48,99% 2 89 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2013 48,99% 2 90 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 2014 48,99% 2 91 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2010 37,16% 2 92 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2011 32,05% 2 93 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2012 27,99% 2 94 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2013 29,61% 2 95 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 2014 35,07% 2 96 PT. Timah (Persero) Tbk. 2010 35,00% 2 97 PT. Timah (Persero) Tbk. 2011 35,00% 2 98 PT. Timah (Persero) Tbk. 2014 35,00% 2 99 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2012 33,13% 2 100 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2013 33,86% 2 101 PT. Total Bangun Persada Tbk. 2014 34,52% 2 102 PT. Unilever Indonesia Tbk 2011 15,00% 1 103 PT. Unilever Indonesia Tbk 2012 15,00% 1 104 PT. Unilever Indonesia Tbk 2013 15,00% 1 105 PT. Unilever Indonesia Tbk 2014 15,00% 1 106 PT. United Tractor Indonesia Tbk. 2013 40,50% 2 107 108 109 110 111 PT. United Tractor Indonesia Tbk. PT. Vale Indonesia Tbk. PT. Vale Indonesia Tbk. PT. Vale Indonesia Tbk. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2014 2012 2013 2014 2010 40,44% 20,49% 20,49% 20,49% 29,88% 2 2 2 2 2 112 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2011 31,42% 2 113 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2012 32,32% 2 114 115 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2013 32,63% 2 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2014 23,47% 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 LAMPIRAN E Lampiran Tipe Industri No. 1. 2. Kode Perusahaan AALI ADMF Nama Perusahaan 3. 4. ADRO ANTM 5. ASII 6. BBNI 7. BBRI 8. BJBR 9. BJTM 10. 11. BMRI BNII 12. 13. 14. INCO INDY INKP 15. INTP 16. ITMG 17 JSMR 18. MEDC 19. PGAS 20. PTBA 21. PTRO PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk PT. Petrosea, Tbk 22. SMCB PT. Holcim Indonesia, Tbk 23. SMGR PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk PT. Astra Agro Lestari, Tbk PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk PT. Adaro Energy, Tbk PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk PT. Astra International, Tbk PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero), Tbk PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Persero), Tbk PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur PT Bank Mandiri PT.. Bank International Indonesia, Tbk PT. Vale Indonesia, Tbk PT. Indika Energy, Tbk PT. Indah Kiat Pulp & Papper PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk PT. Jasa Marga (Persero), Tbk PT. Medco Energi Internasional, Tbk PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk Sektor Indurstri Agriculture Finance Tipe Industri Kategori High Profile Low Profile 1 0 Mining Mining High Profile High Profile 1 1 Miscellaneous Industry Finance Low Profile 0 Low Profile 0 Finance Low Profile 0 Finance Low Profile 0 Finance Low Profile 0 Finance Finance Low Profile Low Profile 0 0 Mining Mining Basic Industry and Chemicals Basic Industry and Chemicals Mining High Profile High Profile High Profile 1 1 1 High Profile 1 High Profile 1 Infrastructure, High Profile Utilities, and Transportation Mining High Profile 1 Infrastructure, High Profile Utilities, and Transportation Mining High Profile 1 Mining 1 1 High Profile 1 Basic Industry High Profile and Chemicals Basic Industry High Profile and Chemicals 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Lampiran Tipe Industri (Lanjutan) No. Kode Perusahaan 24. TAXI Nama Perusahaan PT. Express Trasindo Utama, Tbk 25. 26. TINS TLKM PT. Timah (Persero), Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk 27. TOTL PT. Total Bangun Persada, Tbk 28. UNSP 29. UNTR PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk PT. United Tractors, Tbk 30. UNVR PT. Unilever 31. WIKA PT. Wijaya Karya, Tbk Sektor Indurstri Infrastructure, Utilities, and Transportation Mining Infrastructure, Utilities, and Transportation Property, Real Estate, and Building Contruction Agriculture Tipe Industri Kategori High Profile 1 High Profile High Profile 1 1 Low Profile 0 High Profile 1 Trade, Low Profile Services, and Investment Consumer Low Profile Goods Industry Property, Real High Proile Estate, and Building Contruction 0 0 1