Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pengembangan kreativitas sebagai usaha yang mendukung peningkatan inovasi baik untuk suatu produk maupun jasa harus senantiasa terus dilakukan. Hal ini salah satunya dapat terwujud melalui pusat inovasi. Berdasarkan Malaysia Design Innovation Center (2007), pusat inovasi adalah suatu wadah untuk memandu inovasi dan kreativitas dalam usaha membantu bisnis di dalam suatu lingkungan globalisasi yang kompetitif. Menurut The Brunei Economic Development Board (2006), pembangunan Pusat Inovasi Usaha Kecil Menengah disusun berdasarkan pada sebuah model pengembangan yang tidak hanya melalui penetapan dari ruang fisik dan fasilitas tetapi juga pelayanan yang mendukung seperti bimbingan manajemen, keahlian teknik dan mentoring. The Barnsley Business and Innovation Centre (BBIC) di UK mengartikan pusat inovasi sebagai sebuah lembaga yang dapat merangsang, membantu, mempromosikan dan mendorong pengembangan pengetahuan dan teknologi inovatif berbasis bisnis dalam rangka menghasilkan peluang ketenagakerjaan baru dan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Ketiga pusat inovasi tersebut merupakan sebagian contoh pusat inovasi di berbagai dunia yang diterapkan sebagai usaha pengembangan kemampuan kreativitas dan inovasi yang mendorong pada peningkatan ekonomi. Berkaitan dengan hal tersebut, Bandung sebagai salah satu kota di propinsi Jawa Barat memiliki berbagai macam jenis industri kreatif, yaitu industri yang membutuhkan dan mengandalkan kreativitas manusia dan sekaligus dapat mensejahterakan masyarakat (Simatupang, 2006). Kreativitas tersebut turut pula dibutuhkan oleh industri alas kaki (footwear) di Cibaduyut sebagai industri kerajinan tangan untuk dapat menghasilkan produk-produk alas kaki yang inovatif. Namun, dalam perkembangannya masih mengalami kesulitan yang salah satunya disebabkan karena kurangnya kreativitas dari para pengusaha dalam menciptakan dan mengembangkan produknya. 1 Ratih Purbasari_29006012 Pola perkembangan gaya desain industri alas kaki di Cibaduyut antara tahun 1990 sampai dengan tahun 2004, selalu mengikuti ("meniru") perkembangan gaya desain yang sedang tren baik lokal maupun internasional. Namun dalam proses tersebut tidak diikuti oleh kualitas produk yang memadai sehingga produk Cibaduyut dianggap produk murahan dengan kualitas rendah. Dengan image market seperti itu, bagi konsumen yang memiliki gengsi dan menganggap benda sebagai gaya hidup, Cibaduyut tidak menjadi pilihan untuk belanja alas kaki (Wawan, 2006). Sejak terjadinya krisis moneter tahun 1997, industri alas kaki di Cibaduyut mengalami penurunan baik dari unit usaha, tenaga kerja, nilai produksi maupun nilai investasi. Di samping itu dengan datangnya produk impor murah dari negara lain menambah beratnya persaingan yang dihadapi industri alas kaki di Cibaduyut. Kawasan Cibaduyut dinilai sudah kehilangan identitasnya sebagai sentra produksi sepatu Bandung. Permasalahan sumber daya manusia dalam proses produksi, hambatan dari sisi penawaran, ketidakterkaitan pengembangan usaha, lemahnya penataan kawasan, dan kegagalan memelihara citra, membuat produsen alas kaki Cibaduyut saat ini lebih menjadi penonton di daerahnya sendiri. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan, menurut pendapat Alamsyah (2005), dalam 10 tahun ke depan sudah tidak akan ada lagi industri alas kaki di Cibaduyut. Berdasarkan kondisi industri alas kaki di Cibaduyut tersebut, dapat dilihat adanya suatu kebutuhan pembangunan pusat inovasi sebagai upaya pengembangan kreativitas maupun kewirausahaan yang dapat membantu para pengusaha industri alas kaki tersebut untuk mengembangkan kemampuan inovasi dan ide mereka sehingga industri alas kaki di Cibaduyut dapat menjadi industri kreatif yang mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Cibaduyut. 2 Ratih Purbasari_29006012 Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan bertujuan mengetahui dan mempelajari serta mengembangkan model pusat inovasi yang sesuai dan dapat diterapkan untuk memajukan industri alas kaki di Cibaduyut, Jawa Barat agar menjadi industri yang kreatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas dari kesatuan dan pada proses yang tidak diuji atau diukur melalui eksperimen dalam kaitannya dengan kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekwensi, penelitian kualitatif lebih menekan pada kenyataan yang dibangun, hubungan antara peneliti dengan apa yang dipelajari, dan batasan situasi yang membentuk penelitian tersebut (Thoha, 2007). Metode penelitian ini dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan masalah yang akan diteliti. Penelitian ini mempunyai karakteristik yang sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yang di antaranya yaitu individu yang dijadikan objek penelitian diperhitungkan sebagai partisipan, konsultan, atau kolega peneliti dalam menangani kegiatan penelitian, perspektif image partisipan sangat diutamakan dan dihargai dalam penelitian kualitatif, dan lain-lain (William dalam Devianti, 2005). Industri alas kaki di Cibaduyut dipilih sebagai kasus penelitian ini karena industri tersebut sudah terkenal di Bandung sebagai daerah wisata belanja yang menjadi salah satu daya tarik wisata. Selain itu karena industri alas kaki di Cibaduyut memiliki potensi yang sangat memungkinkan untuk menjadi industri yang berorientasi ekspor dan menghasilkan devisa sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara. I.2. Perumusan Masalah Pokok Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Diperlukan pusat inovasi untuk mendukung revitalisasi industri alas kaki di Cibaduyut sebagai salah satu pusat industri kreatif. 2. Pusat inovasi tersebut harus sesuai dengan kondisi industri alas kaki di Cibaduyut. 3 Ratih Purbasari_29006012 I.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, pertanyaan yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah: Bagaimana model pusat inovasi yang sesuai dengan kondisi industri alas kaki di Cibaduyut berdasarkan verifikasi Informan? I.4. Tujuan Penelitian Atas dasar permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mendapatkan model pusat inovasi yang sesuai dengan kondisi industri alas kaki di Cibaduyut berdasarkan verifikasi Informan. Dengan adanya model pusat inovasi ini beserta rencana strategi pengembangannya, dapat dijadikan acuan untuk pembangunan pusat inovasi dalam usaha memajukan industri alas kaki di Cibaduyut. I.5. Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh sebuah model pusat inovasi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan industri alas kaki di Cibaduyut. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik pada kalangan praktisi maupun akademisi, diantaranya: 1. Bagi para pelaku industri alas kaki di Cibaduyut, pengembangan model pusat inovasi diharapkan dapat membantu para pengusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berwirausaha dan daya kreasi dalam menciptakan desain produk mereka sehingga akan memiliki daya saing jual yang lebih tinggi. 2. Dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Propinsi Jawa Barat (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) mengenai model pusat Pusat Inovasi sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan pusat inovasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang dialami industri alas kaki di Cibaduyut sekaligus sebagai usaha untuk mengembangkan dan membina industri tersebut agar menjadi industri kreatif. 4 Ratih Purbasari_29006012 3. Dalam tataran yang lebih ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian ilmiah atau referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pusat inovasi untuk sektor-sektor industri kreatif yang lain sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang bisnis dan kewirausahaan. I.6. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya serta agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih fokus dan diperoleh kesimpulan penelitian yang benar, maka ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1. Model pusat inovasi dikembangkan berdasarkan verifikasi dari para informan. 2. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak delapan orang yang memiliki latar belakang pekerjaan dan pengalaman yang berkaitan dengan bidang UKM, industri alas kaki, pusat inovasi dan industri kreatif. 3. Permasalahan yang diperhatikan dalam penelitian ini didasarkan pada kondisi dan karakteristik industri alas kaki di Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat. I.7. Definisi Operasional 1. Pusat Inovasi; suatu wadah untuk memandu inovasi dan kreativitas dalam usaha membantu bisnis di dalam suatu lingkungan globalisasi yang kompetitif (Malaysia Design Innovation Center/ MDIC, 2007). 2. Industri Kreatif; aktivitas yang memiliki keaslian dalam kreativitas individu, bakat dan keterampilan dan yang memiliki potensi untuk menciptakan pekerjaan dan kesejahteraan melalui generasi dan eksploitasi hak kekayaan intelektual (Jones, 2006). 3. Industri Alas Kaki (Footwear); jenis industri yang bergerak di bidang kerajinan alas kaki. 5 Ratih Purbasari_29006012