BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. 1 Komunikasi
massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media
massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang
dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditunjukan
kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan
heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan
selintas (khususnya media elektronik).2
Apapun bentuknya komunikasi massa akan terus menerus berperan pentig
dalam kehidupan kita. Komunikasi massa menjadi mata dan telinga bagi
masyarakat. Komunikasi massa memberi masyarakat sarana untuk mengambil
keputusan dan membentuk opini kolektif yang bisa digunakan untuk bisa lebih
memahami
diri
mereka
sendiri.
Ia
merupakan
sumber
utama
untuk
mengembangkan nilai-nilai dalam masyarakat.3
Wiryanto, 2000, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, PT.Grasindo, hal 1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Hal 75
3 Warner J. Severin and James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di
Dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2005). Hal 4
1
2
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa
Pada dasarnya fungsi dan tujuan komunikasi massa itu berbeda-beda
namun tetap pada titik tekan yang sama, berikut adalah garis besar tujuan dan
fungsi komunikasi massa: 4
a. Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi
ini adalah berita-berita yang disajikan.
b. Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi paling tinggi
dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Media televisi lah yang paling
banyak memberikan hiburan bagi masyarakat Indonesia.
c. Persuasi
Fungsi persuasi komunikasi massa tidaklah kalah pentingnya dengan
fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk gambar dan tulisan yang kalau
diperhatikan dengan jeli mengandung unsur persuasi. Tulisan pada tajuk rencana,
artikel, gambar-gambar dan slogan pada surat kabar juga mengandung unsur
persuasif.
d. Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang
paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan namun tidak dapat dielakan
4
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Malang : PT Raja Grafindo Persada, 2007). Hal 3-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
bahwa transmisi budaya selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang
berdampak pada penerimaan individu.
e. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan, yang berarti bahwa media
massa mendorong masyarakat untuk bersatu demi terciptanya kesejahteraan
sosial.
f. Pengawasan
Bagi Lasswell, komunikasi mempunyai fungsi pengawasan. Yang berarti
menuju pda pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian
yang disekitar kita.
g. Kolerasi
Fungsi kolerasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan
bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya
dengan peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen
masyarakat.
h. Pewarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang
menyangkut pendidikan formal maupun non formal yang mencoba meneruskan
atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika, dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
i.
Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian
komunikasi, hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
Ketiga pihak yang tidak pernah mencapai sepakat karna perbedaan kepentingan
masing-masing pihak. Disinilah tugas komunikasi massa memiliki tugas penting
untuk mengubah trikotomi yang tidak adil tersebut.
2.2
Program Televisi
Kata “program” berasal dari kata bahasa inggris programmer atau
program yang berarti acara atau rencana. Akan tetapi, pada dunia broadcasting
pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan oleh stasiun penyiaran
yang memenuhi kebutuhan audeinnya, dengan demikian program memiliki
pengertian yang sangat luas.5
Program yang disajikan haruslah membuat audien tertarik untuk mengikuti
siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, baik radio maupun televisi. Program
dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau
pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini pemasang iklan.
Dengan demikian televisi adalah segala sesuatu hal yang mempunyai daya tarik
yang ditampilkan untuk menarik audien dalam memenuhi kebutuhannya.
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien
tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan suatu stasiun penyiaran baik
radio maupun televisi, suatu media penyiaran yang mengandalkan lebih dari 50
persen programnya pada pasokan pihak lain harus memiliki departemen program
sendiri yang terpisah dari bagian lainnya. 6
Pada umumnnya program siaran acara televisi di produksi oleh stasiun
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Kencana
Prenada Media Group, 2008 Jakarta hal 200.
6 Ibid.
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
televisi yang bersangkutan. Ada juga yang dibeli atau dipesan dari suatu
production company atau productioon house dalam upaya memperoleh jumlah
audien yang besar, sehingga dapat menarik pemasang iklan guna memperoleh
keuntungan yang besar pula dan meningkatkan kemajuan stasiun televisi.
2.2.1 Jenis program Televisi
Setiap harinya setiap stasiun televisi menyangkan beragam jenis program
acara televisi yang jumlahnya sangat banyak. Pada dasarnya, apa saja bisa
dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program tersebut
memiliki kontent acara yang menarik dan disukai audien, dan selama program
tersebut tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan kesusilaan, hukum
dan peraturan yang berlaku.
Berbagai jenis program itu dikelompokkan menjadi dua bagian besar
berdasarkan jenisnya yaitu: (1) program informasi (berita); (2) program hiburan.
Program informasi dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu: hard news dan soft news.
Program hiburan terbagi menjadi 3 macam yaitu musik, drama permainan (game
show), dan pertunjukkan.7
1. Program Informasi adalah
segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak.
2. Berita Keras (hard news). Merupakan laporan berita terkini yang harus
segera disiarkan, karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak.
Berita keras teridiri dari Straight News, Feature, Infotaiment.
7Ibid,
hal. 218
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
3. Berita Lunak (soft news). Merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan
opini yang harus disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak
bersifat segera ditayangkan. Berita lunak terdiri dari Current Affair,
Magazine, Dokumenter, Talk Show.
4. Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita, dan permainan.
Program yang termasuk dlam kategori hiburan adalah drama, permainan
(game), musik, dan pertunjukkan.
a. Drama. Pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang, yang
diperankan oleh artis yang melibatkan konflik dan emosi.
b. Permainan (game show). Merupakan suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu maupun kelompok
(tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program
permainan dibagi menjadi tiga jenis, yatu Quiz Show, Ketangkasan,
Reality Show.
c. Musik. Program music berupa konser dapat dilakukan di lapangan
atau di dalam studio. Program music teridiri dari dua format yaitu,
Video Clip atau Konser.
d. Pertunjukkan.
Program pertunjukkan adalah program yang
menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada
suatu lokasi baik di studio maupun di luar ruangan. Program
pertunjukkan terdiri dari Sulap, Lawak, Tarian, dan lain-lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
2.3
Sintron Komedi
Di negara lain disebut dengan opera sabun (soap opera atau daytime serial)
namun di Indonesia lebih populer dengan sebutan sinetron. Telenovela merupakan
istilah yang digunakan televisi Indonesia untuk sinetron yang berasal dari
Amerika Latin. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai
tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka
sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan.Akhir cerita
sinetron cenderung selalu terbuka dan sering tanpa penyelsesaian (openended).Cerita cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada audien
yang menyukainya.
Di luar negeri, drama opera sabun merupakan salah satu program tertua
yang disiarkan media penyiaran. Pertama kali disiarkan stasiun radio di Amerika
Serikat pada tahun 1920-an dan ditayangkan pertama kali di televisi pada tahun
1940-an. Istilah “opera sabun” berasal dari fakta bahwa program ini pertama kali
di siarkan di radio pada siang hari dan digemari banyak ibu rumah tangga. Iklan
yang banyak dipasang pada program ini adalah produk atau barang yang terkait
dengan kebersihan seperti detergen dan sabun mandi sehingga program ini
dinamakan opera sabun.
Penayangan sinetron biasanya terbagi dalam beberapa episode.Sinetron
yang memiliki episode terbatas disebut dengan miniseri.Episode dalam suatu
miniseri merupakan bagian dari cerita keseluruhan. Dengan demikian episode
sama seperti bab dari buku. Di Amerika, suatu episode miniseri (atau opera
sabun) yang berakhir pada saat puncak ketegangan disebut cliffhanger.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
Sinetron
menjadi
salah
satu
andalan
program
acara
stasiun
televisi.Sinetron juga harus dibuat menarik sehingga memiliki ciri khas tersendiri.
Ciri khas ini dapat menjadi stimuli bagi pemirsa, sehingga dapat menimbulkan
persepsi dari pemirsa.
Sinetron dapat dimasukkan dalam salah satu kelompok drama. Ok jek
termasuk kedalam drama komedi. Jenis drama ini digolongkan menjadi beberapa
jenis lagi, yaitu komedi situasi, komedi slapstic, komedi setire, dan komedi farce.
Dan Ok Jek merupakan termasuk kedalam jenis drama komedi situasi.
2.4
Khalayak
2.4.1 Pengertian Khalayak
Khalayak (audience) merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi.
Ukuran keberhasilan upaya komunikator yang ia lakukan adalah apabila pesan –
pesan yang disampaikan melalui saluran atau medium yang diterima sampai pada
khalayak sasaran, dipahami, dan mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai
dengan harapan komunikator.8
Konsep “khalayak” (audience) dalam konteks komunikasi telah dikenal sejak
zaman yunani kuno. Pada masa itu pengertian khalayak menunjuk pada
sekumpulan orang yang menonton atau pertunjukan (misalnya drama, atau
pertandingan). Dengan demikian pengertian khalayak disini adalah sekumpulan
orang yang terorganisir dalam tempat dan waktu tertentu, dimana masing
8
Riswandi, Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009 hal 139.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
–
15
masing secara sukarela datang ke suatu tempat karena memiliki pengertian yang
sama serta tujuan yang kurang lebih sama, yaitu ingin memperoleh hiburan. 9
2.4.2 Karakteristik Khalayak
Karakteristik khalayak sebagai berikut:10
1. Khalayak sebagai penggarap informasi
Pada dasarnnya pengolahan komunikasi yang terjadi pada pihak penerima
(khalayak) bersifat “selektif”. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan
“bentuk informasi” tertentu akan melakukan decoding. Alhasil tidak seluruh isi
informasi akan dapat diserap oleh si penerima secara utuh.
2. Khalayak sebagai problemsolver
Khalayak tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang mereka hadapi.
Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara – cara pemecahannya. Salah satu
fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi melalui media massa adalah,
bahwa informasi tersebut mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi. Dengan demikian informasi atau pesan yang dipandang tidak membantu
mereka dalam memecahkan permasalahan atau malah mungkin menambah
kesulitan atau masalah baru, jelas tidak akan mendapatkan perhatian mereka.
3. Khalayak sebagai mediator
Proses penyebaran informasi yang demikian lazim disebut sebagai multi
step flow of communication model schramm. Seorang warga khalayak
setelahmenerima informasi dari suatu medium kemungkinan besar akan kembali
meneruskan informasi tersebut ke orang – orang lainnya.
9Ibid.
10Riswandi,
op.cit.,140
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
4. Khalayak yang mencari pembela.
Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan, dan
diliputi rasa ketidakpastian.Hal ini bisa terjadi karena adannya sesuatu yang baru
yang mempengaruhi keyakinan atau karena faktor – faktor lainnya. Dalam
keadaan demikian orang tersebut akan berupaya mencari data dan informasi yang
dipandang bisa mendukung atau memperkuat keyakinan. Motivasi mencari
informasi yang diharapkan akan dapat menjadi pembela keyakinan, merupakan
salah satu faktor mendorong terjadinnya seleksi media. Dengan kata lain,
seseorang memilih suatu medium tertentu dengan alasan bahwa informasi yang
diperoleh dan medium tersebut
mampu
mendukung
atau
memperkuat
keyakinannya.
5. Khalayak sebagai anggota kelompok
Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga teikat oleh nilai – nilai
kelompok yang diikutinnya, baik secara formal maupun informal.Dalam
praktiknnya bisa saja seseorang mengalami krisis nilai individual dengan nilai –
nilai kelompok yang diikutinnya.
6. Khalayak sebagai kelompok
Secara sosiologi masyarakat terdiri dari kelompok – kelompok orang yang
mempunyai ciri – ciri tertentu. Ciri – ciri bisa menyangkut ciri demografis (jenis
kelamin, usia, pekerjaan, suku, bangsa) dan bisa juga berdasarkan ciri – ciri
demografis (nilai, hobi, orientasi dan lain – lain). Cara berbicara dengankalan
orang tua tentu berbeda dengan kalangan orang tua. Kaitannya dengan proses
penyebaran informasi melalui media massa adalah, bahwa diperlukan adannya
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
“segmentasi” khalayak. Melalui segmentasi ini khalayak dipandang sebagai
sesuatu kelompok yang secara relatif mempunyai ciri – ciri yang tidak terlalu
beragam. Dengan demikian, penyajian informasi akan disesuaikan dengan kondisi
dan karakteristik dari sekelompok khalayak sasaran.
7. Selera khalayak
Manusiawi sifat tiap orang mempunyai selera yang berbeda satu sama
lainnya dalam kaitannya media massa. Agar penyampaian informasi mencapai
sasarannya, terlebih dahulu perlu diketahui apa dan bagaimana selera dari calon
sasaran khalayak yang akan dituju. Selera khalayak ini bisa juga berubah –ubah.
2.5
Kepuasan
Kata „kepuasan atau satisfaction‟ berasal dari bahasa Latin “satis‟ (artinya
cukup baik memadai) dan “facio‟ (melakukan atau membuat). Secara sederhana
kepuasan dapat diartikan sebagai „upaya pemenuhan sesuatu‟ atau „membuat
sesuatu memadai‟. 11
Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk
anggapannya (atau hasil) dalam kaitanynya dengan ekspetasi.Jika kinerja produk
tersebut tidak memenuhi ekspetasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa.
Jika kinerja produk sesuai dengan ekspetasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja
produk melebihi ekspetasi, pelanggan tersebut senang.12
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan dan Penelitian, Yogyakarta: Andi, 2014,
hal. 353
12 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 13, Terj, Bob Sabran,
Erlangga, 2009, hal. 14
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
Dan jika dikaitkan dengan penelitian ini, program acara yang ditayangkan
di stasiun televisi dianalogikan sebagai sebuah produk. Dan audien disini, sebagai
pelanggan atau konsumen yang dengan berbagai macam kebutuhan yang dimiliki,
bersedia meluangkan waktunya menyaksikan program yang ditayangkan oleh
stasiun televisi dengan harapan dapat terpenuhi kepuasannya.
Jika tayangan yang dinikmati oleh audien tidak memenuhi kebutuhannya,
maka audien akan kecewa dan tidak puas. Namun, jika tayangan yang dinikmati
oleh audien memenuhi kebutuhannya, maka audien akan puas. Bahkan jika
tayanganyang dinikmati melebihi apa yang dibutuhkan oleh audien, audien akan
merasa senang.
2.6
Teori Uses and Gratification
Salah satu teori yang paling popular tentang komunikasi massa adalah
pendekatan penggunaan dan kepuasan (uses and gratification). Pendekatan ini
berfokus kepada audien daripada pesannya.Tidak seperti tradisi pengaruh yang
kuat, pendekatan ini menganggap audiens sebagai pengguna media yang
berbeda. 13
Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan
teori ini. Teori uses and gratification (kegunaan dan kepuasan ini dikenalkan pada
tahun 1974 dalam bukunya The Uses and Mass Communications:Current
Perspective on Gratification Research.
Teori uses and gratification milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa
pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media
13 Stephen W. Littlejohn and Karen A. Foss. Teori komunikasi. Jagakarsa, Jakarta Selatan:
Salemba Humanika, 2009, hal. 426
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
tersebut.Uses and Gratifications adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri
dianggap aktif dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi
kebutuhannya.
Studi didalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses)
media untuk mendapatkan kepuasan (Gratifications) atas kebutuhan seseorang.
Oleh karena itu, sebagian besar prilaku orang tersebut akan dijelaskan melalui
berbagai kebutuhan dan kepentingan individu.
Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak aktif dalam proses
komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling
baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and
gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternative
untuk memuaskan kebutuhannya.
Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut orang lalu memilih,
media apa yang hendak digunakan, kemudian juga memilih pesan apa yang
hendak “dinikmati”. Tindakan memilih atau menggunakan tersebut dilakukan
karena orang mengharapkan kepuasan atau terpenuhinya kebutuhan.Untuk
mencapai kepuasan setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam menggunakan
atau memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan agar tercipta kepuasan.
Terdapat sejumlah mengenai asumsi dasar yang menjadi inti dari teori uses
and gratification:14
14 Morisan, Andy Corry, Farid Hamid. Teori Komunikasi Massa, Bogor: PT. Ghalia Indonesia,
2010, hal. 78-80
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
1. Audien aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan
media. Audien melakukan pilihan terhadap isi media berdasarkan
motivasi, tujuan, dan kebutuhan personal mereka.
2. Inisiatif untuk mendapatkan kepuasan media ditentukan audien.
Asumsi ini berhubungan dengan kebutuhan terhadap kepuasan
yang dihubungkan dengan pilihan media tertentu yang ditentukan
oleh audien sendiri
3. Media bersaing dengan sumber kepuasan lain. Media dan audien
tidak berada pada ruang hampa yang tidak menerima pengaruh
apa-apa. Keduanya menjadi bagian dari masyarakat yang lebih
luas, dan hubungan antara media dan audien dipengaruhi oleh
masyarakat.
4. Audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif, dan
penggunaan media.
5. Penilaian isi media ditentukan oleh audien.
Teori Uses and Gratification lebih menekankan pada pendekatan
manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia itu mempunyai
otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Menurut pendapat teori ini,
konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat
media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan
berdampak pada dirinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
Kerangka kepuasan individu yang disarankan oleh Danis Mcquil dan
kawan-kawan:15
1. Informasi
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat
dan hal-hal yang berkaitan dengan penetuan pilihan.
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
d. Belajar, pendidikan diri sendiri.
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Identitas Pribadi
a. Menemukan penunjang nilai-nila pribadi.
b. Menemukan model perilaku.
c. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Integrasi Diri dan Interaksi Sosial
a. Memperoleh pengetahuan keadaan orang lain
b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki.
c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
d. Memperoleh teman selain dari manusia.
e. Membantu menjalankan peran sosial.
15
Denis McQuail. Teori Komuikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 2003, hal. 72
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungkan sanak
keluarga, teman dan masyarakat.
4. Hiburan
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
b. Bersantai.
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
d. Mengisi waktu.
e. Penyaluran emosi.
f. Membangkitkan gairah seks.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download