BAB VII HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN 1. Hubungan Antara ilmu dan Teknologi llmu sebagai suatu sistem sangat terbuka Istilah ilmu merujuk pada serangkaian aktivitas manusia yang manusiawi, bertujuan dan berhubungan dengan kesadaran (kognitif). Struktur aktivitas ilmiah terdiri atas dua bagian yaitu 1. Substantif/isi, 2. Prosedural / metode. Kedua bagian tersebut tidak dapat dipisahkan, hanya dapat dibedakan dalam analisis. Dari titik pandang internal dan sistematis, konotasi limu sesungguhnya menyangkut tiga hal : proses, prosedur, dan produk. Bila ilmu sebagai proses, maka konotatif menunjuk penelitian ilmiah. Bila Ilmu sebagai prosedur, maka konotatif mengacu path metode ilmiah. Bila limo sebagai produk (basil), maka secara konotatif adalah pengetahuan ilmiah. Dari sudut pandang sosiologi ilmu, dimensi limo dapat dibedakan : (1) internal, mengacu path ilmu akademis. (2) eksternal mengacu pada limo industrial. Pembeda keduanya adalah hubungannya dengan masyarakat. llmu akademis relatif lebih menekankan path pengkayaan tubuh pengetahuan ilmiah untuk pengembangan ilmu sendiri, tanpa kemungkinan penerapannya lebih jauh. Ilmu industrial memusatkan diri pada pengkajian efek teknologis dari pengetahuan ilmiah yang dihasilkan oleh ilmu murni. Fokus limo industrial adalah pada kemampuan instrumental limo dalam memecahkan problematika, merupakan komponen utama dari teknologi. Secara etimologis, akar kata teknologi adalah techne artinya serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu obyek atau kecakapan tertentu, pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode, seni. Techne berkaitan dengan tujuan untuk membuat atau mengerjakan. Logos sebagal akar kata dari logi mengacu pada makna tata pikir atau keteraturan. Beberapa pengertian teknologi yang dikaitkan dengan dimensi pengetahuan : 1. Teknologi adalah penerapan dari pengatahuan ilmiah kealaman. Pengertian ini adalah pengertian yang paling banyak digunakan (Brinkmann, 1971). 2. Teknologi merupakan pengetahuan sistematis tentang seni industrial, atau sebagal ilmu industrial (The Liang Gie, 1982); atau penerapan pengetahuan ilmiah untuk industri (Hill, 1971) 3. Teknologi adalah ilmu terapan yang dipilah menjadi 4 cabang (The Liang Gie, 1982): a. teknologi fisik (teknik mesin, teknik sipll) b. teknologi biologis (farmakologi) c. Teknologi sosial (riset, operasi) d. Teknologi pikir (ilmu komputer) Universitas Gadjah Mada 1 4. Teknologi sebagai pertengahan antara ilmu murni dan terapan(Bunge cit.The Liang Gie, 1982) 5. Teknologi sebagai pengetahuan (Layton cit. The Liang Gie 1982) 6. Teknologi dalam tiga makna yakni alat kerja, pengajaran praktis dari sekolah industrial, dan ilmu tentang teknik (Karl Mark cit. The Liang Gie, 1982) " Dan berbagai difinisi diatas terlihat beberapa pendapat, yakni : 1. Teknologi bukan ilmu , melainkan penerapan ilmu. 2. Teknologi merupakan ilmu yang dikaitkan aspek eksternal yaitu industri dan aspek internal yaitu obyek material ilmu maupun aspek murni terapan. 3. Teknologi merupakan keahlian yang terkait dengan realitas kehidupan sehari-hari. Pada pendapat pertama, proses penemuan dalam teknologi sering diilhami oleh hal-hal di luar teori yang ada. Pernyataan bahwa teknologi merupakan penerapan ilmu harus diterima dalam arti absolut. Hal itu berlaku pada pernyataan bahwa teknologi bukan ilmu. Per definitio teknologi berbeda dengan ilmu, namun per-factum ilmu menyumbangkan beberapa komponennya. Pada pendekatan sistem ilmu, ilmu merupakan salah satu input dari teknologi, dan teknologi merupakan sebagian output dari ilmu. Pendapat kedua menyatakan bahwa teknologi merupakan ilmu. Pernyataan itu menimbulkan permasalahan. Bila teknologi dipahami sebagai salah satu jenis ilmu yang menjadikan hal-hal fisik, biologis, sosial, pikir, dan kepentingan industrial sebagai obyek materialnya dan segi penerapan teori ilmiah sebagai obyek formalnya. Hai itu memangkas aspek teknologi yang lain, misal asumsi filosofis di balik teknologi, aspek ideologis dari teknologi, aspek budaya dari teknologi. Pendapat ketiga, harus dibahas dahulu pendapat yang merumuskan teknologi dengan penekanan pada dimensi praktis maupun aktivitas dad teknologi. Beberapa definisi pemahaman teknologi dari aspek bukan pengetahuan, yakni : 1. Teknologi sebagai suatu produksi untuk tujuan-tujuan ekonomi. 2. Teknologi sebagai sistem yang netral untuk tujuan penggunaan apapun. 3. Teknologi sebagai ungkapan kepentingan manusia untuk berkuasa. 4. Ilmuwan sosial hitam, terutama para antroolog, memahami teknologi kontemporer sebagai perluasan dan perkembangan bentuk aspek-aspek dari baths umum aktivitas manusiawi yang berbeda dari para pendahulunya. 5. Teknologi sebagai aktivitas kerja manusia untuk membantu secara fisik atau intlektual dalam menghasilkan bangunan, produk, atau layanan yang dapat meningkatkan produktivitas manusia untuk memahami, beradaptasi , dan mengendalikan lingkunganannya secara lebih balk. Universitas Gadjah Mada 2 6. Teknologi sebagai artefak yang dihasilkan oleh manusia industrial modern dalam rangka memperluas kekuasaannya atas jiwa dan raga. 7. Teknologi sebagi aktivitas dan hasil dari aktivitas, yang menunjuk pabrik, barang, dan layanan. 8. Teknologi dalam kaitannya dengan ilmu, dengan merumuskan ilmu sebagai seni untuk tabu, dan teknologi sebagai seni untuk tahu bagaimananya. 9. Teknologi merupakan penerapan teknik. Teknologi memiliki:1) Input, yakni kekuatan material, keahlian, teknik, pengetahuan alat., 2) Komponen, yakni keahlian teknik, proses, fabrikasi, manufaktur, organisasi, 3) Output, yakni bangunan fisik, barang, makanan, alat-alat, organisasi, benda dan 4) Lingkungan, yakni berbagai komponen kebudayaan terutama limo. The Liang Gie memperjelas identifikasi limo dan teknologi, yaitu : 1. Teknologi merupakan sistem adaptasi yang efisien untuk tujuan yang telah ditetapkan sebeIumnya. Tujuan akhir teknologi adalah untuk memecahkan masalah material manusia, atau membawa perubahan praktis. limo bertujuan untuk memahami dan menerangkan fenomena fisik, biologis, psikologis, dan dunia sosial manusia secara empiris. 2. Ilmu berkaitan dengan pemahaman dan bertujuan untuk meningkatkan pikir manusia, sedangkan teknologi berkaitan pada manfaat dan tujuannya adalah untuk menambah kapasitas kerja manusia. 3. Tujuan ilmu adalah memajukan pembangkitan pengetahuan sedangkan tujuan teknologi adalah memajukan kapasitas teknis dalam membuat barang atau layanan. 4. Abrams dan Layton, merumuskan perbedaan ilmu dan teknologi terkait dengan pemegang peran. llmuwan mencari pengetahuan murni dari jenis tertentu, sedangkan teknolog untuk tujuan tertentu. Ilmuwan mencari tahu, teknolog mengerjakan. 5. Ilmu bersifat supranasional (mengatasi batas negara), teknologi menyesuaikan dengan lingkungan tertentu. 6. Input teknologi bermacam-macam jenis, yaitu material alamiah, daya alamiah, keahlian, teknik, alat, mesin, ilmu maupun pengetahuan dari berbagai macam, misalnya : akal sehat, pe-ngalalman, ilham, intuisi, dII. Input ilmu adalah pengetahuan yang telah tersedia. 7. Output ilmu adalah pengetahuan barn, teknologi menghasilkan produk berdimensi tiga. Universitas Gadjah Mada 3 1. Beberapa titik singgung antara ilmu dan teknologi adalah : a. Ilmu dan teknologi merupakan komponen dari kebudayaan. b. Ilmu dan teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi abstrak maupun konkrit, dan aspek teoritis maupun praktis. c. Terdapat hubungan timbal batik antara ilmu dan teknologi. Ilmu menyediakan bahan pendukung baki kemajuan teknoiogi berupa teori-teori. Penemuan teknologis membantu perluasan cakrawala penelitian ilmiah, dengan dikembangkannya perangkat penelitian berteknologi mutakhir. d. Sebagai klarifikasi konsep, istilah ilmu lebih tepat jika dikaitkan dengan konteks teknologis, sedang istilah pengetahuan lebih sesuai bila digunakan dalam konteks teknis. 2. Hubungan Ilmu dan kebudayaan Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang merupakan unsur dari kebudayaan. Kebudayaan merupakan seperangkat sistem nilai, tata hidup dan sarana bagi manusia. Kebudayaan nasional mencerminkan aspirasi dan cita-cita bangsa yang diwujudkan dengan kehidupan bernegara. Ilmu dan kebudayaan berada da-lam posisi yang sating tergantung dan saling mempengaruhi. Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional, ilmu mempunyai peran: a). Sebagai sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan nasional. b) Sebagai sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa. Kedua fungsi tersebut sukar dibedakan. Hakekat ilmu yang merupakan sumber nilai konstruktif bagi pengembangan kebudayaan nasional pengaruhnya minimal. Pengembangan kebudayaan nasional pada hakekatnya adalah perubahan dad kebudayaan yang sekarang bersifat konvensional ke arah kebudayaan yang lebih mencerminkan aspirasi dan tujuan nasional. Proses pengembangan kebudayaan, dasarnya adalah penafsiran kembali nilainilai konvensional agar lebih sesuai dengan tuntutan zaman serta Penumbuhan nilai-nilai baru yang fungsional. Definisi Taylor (1871) tetang kebudayaan adalah sebagai keseluruhan kompleksyang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat kebiasaan, kemampuan dan kebiasaan lain yang dibutuhkan manusia sebagai an :ota masyarakat. Kebudayaan meliputi seluruh aktivitas manusia bait yang bersifat material maupun spiritual (non material). Produk material mencakup semua unsur kebudayaan yang bersifat material, seperti alat teknologis, arsitektur, biokultural, dsb. Produk non material misalnya, bahasa, sistem nilai, sistem pengetahuan, kosmologi dan sebagainya. Klasifikasi bagian wilayah kebudayaan menurut Kroeber dan Kluckhohn, yaitu : Universitas Gadjah Mada 4 1. Hubungan antara manusia dengan alam, yang berkaitan dengan upaya manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, teknik, kebudayaan material 2. Hubungan antar manusia yang terkait dengan hasrat dan upaya untuk meraih status dan hasil dalam kebudayaan masyarakat 3. Aspek subyektif, gagasan, perilaku, nilai, tindakan; ilham, kebudayaan spiritual. Pembagian wilayah tersebut menyiratkan adanya potensi keten gangan antara berbagai komponen kebudayaan. Pola hubungan antara individu dan masyarakat secara hakiki dibentuk oleh tiga momentum proses, yakni : 1. Eksternalisasi. Secara dialektis merupakan proses yang berpasangan dengan internalisasi. Eksternalisasi adalah suatu pencurahan kedirian manusia terus menerus ke dalam dunia, baik aktivitas fisik maupun mentalnya. Keberadaan manusia terus menerus mengeksternalisasikan diri dalam aktivitas. Aktivitas mental manusia men-ciptakan sim-bol, bahasa, sistem nilai, norma, maupun unsur-unsur ideasional lain. Aktivitas fisik manusia adalah menciptakan barang ataupun alat teknologis untuk memenuhi hasrat dan kebutuhannya. Keseluruhan hasil eksternalisasi disebut kebudayaan . Kebudayaan sebagai alam kedua (alam buatan, selain alam natural), tidak pernah memiliki stabiliitas. Watak inheren dari kebudayaan adalah perubahan. Hal itu terjadi karena esensi kedirian manusia bersifat terbuka. Aktivitas manusia dalam membangun kebudayaan merupakan aktivitas kolektif, misalnya, bahasa, lembaga, teknologi,dan lainnya. 2. Obyektivasi. Merupakan proses yang berpasangan dengan subyektivasi. Obyektivasi adalah proses transformasi produk aktivitas fisik maupun mental manusia menjadi realitas yang berhadapan dengan produsernya sendiri. Produk-produk manusia (kebudayaan) mengalami transformasi rnenjadi suatu aktisitas diluar diri manusia. Pada titik transformatif, momentum proses obyektivitas terjadi. Kebudayaan sebagai produk manusia yang sudah menjadi realitas obyektif pada akhirnya mengkondisikan manusia secara individu maupun sosial, untuk menyesuaikan diiri dengan produknya, baik bahasa, teknologi, atau lembaga sosialnya. Pada masyarakat agraris, seorang petani dituntut memiliki pengetahuan atau keahlian agar dapat menggunakan cangkul (alat teknologi). Pada dunia industri, manusialah (pekerja pabrik) harus menyesuaikan diri dengan mekanisme ban berjalan. 3. internalisasi. Adalah peresapan kembali realitas tersebut oleh manusia, dan mentransformasikan dari struktur dunia obyektif ke subyektif. Proses internalisasi merupakan proses penerimaan atau penyerapan realitas obyektif kedalam struktur subyektif kesadaran manusia, sehingga Universitas Gadjah Mada 5 pengetahuan individu sesuai dengan cadangan pengetahuan masyarakat. Bagian terpenting dari proses internalisasi adalah sosialisasi, yakni sebagai pengimbasan individu secara komprehensif dan konsisten kedalam dunia obyektif suatu masyarakat atau salah satu sektornya. Sosialisasi dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Sosialisasi primer. Adalah proses pengalihan cadangan pengetahuan masyarakat ke dalam kesadaran subyektif individu, yang berbeda antara masyarakat yang satu dengan lainnya sesuai dengan latar sosiohistorisnya. Sosialisasi primer berakhir bila konsep dunia obyektif telah terbentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. ldentifikasi diketemukan dalam pendidikan, yakni proses pembelajaran dalam masyarakat. Melalui sosialisasi primer, individu terbentuk. Setiap individu mengenal dan memahami hubungan kekerabatan, sosial, ekonomi, politis, dan tata nilai dalam masyarakat atau habitatnya. Masyarakat yang dihasilkan oleh sosialisasi primer adalah masyarakat dengan khasanah pengetahuan yang sederhana. 2. Sosialisasi sekunder. Merupakan internalisasi berdasarkan lembaga dengan tujuan memperoleh pengetahuan khusus sesuai dengan peranannya dalam masyarakat. Identifikasi sosialisasi sekunder adalah pendidikan dalam arti sempit, sebagaimana pada pendidikan formal (resmi dan melembaga), non formal (tidak resmi tapi melembaga), dan informal (tidak resmi dan tidak melembaga). Dari landasan peran, tata nilai, dan norma yang berbeda dapat dibedakan misalnya pendidikan umum, pendidikan kejuruan, antara pendidikan sipil dan militer dll. Unsur terpenting sosialisasi sekunder adalah pengandaian prosedur konseptual untuk mengintegrasikan berbagai perangkat pengetahuan. Dari perkembangan tradisi keilmuan terlihat bahwa ilmu memiliki peranan dalam menjaga stabilitas dunia obyektif melalui sosialisasi sekunder, atau membongkar realitas obyektif yang berda-sarkan teori ilmu yang ada, menggantikannya dengan realitas obyektif yang baru. Dengan demikian paham yang memisahkan ilmu dan kebudayaan secara konseptual maupun faktual tidak dapat diterima. Kesalahan pemilihan strategi pembelajaran ilmu berakibat langsung bagi integrasi kebudayaan dari masyarakat. Setiap kebudayaan memiliki hirarkhi nilai yang berbeda sebagai dasar penentu skala prioritas. Ada sistem kebudayaan yang menekankan nilai teori, dengan menundukkan rasionalisme, empirisme dan metode ilmiah sebagai dasar penentu dunia obyektif. Terdapat pula sistem kebudayaan yang menempatkan nilai ekonomi sebagai acuan dasar.Ada juga sistem kebudayaan yang meletakkan nilai politis sebagai dasar pengendali unsur kebudayaan yang lain. Juga ada sistem kebudayaan yang menempatkan nilai religius, nilai estetis, nilai sosial sebagai dasar Universitas Gadjah Mada 6 dan orientasi seluruh unsur kebudayaan. Setiap pemilihan orientasi nilai kebudayaan akan memiliki konsekuensi masing-masing balk pada taraf ideasional maupun operaional. 3. Hubungan teknologi dengan kebudayaan. Kebudayaan terdiri sejumlah unsur yang berbeda seperti lembaga politik, idelogisidelogi politik, sistem ekonomi, sistem hukum, nilai sosial, nilai relegius. Komponen kebudayaan yang memiliki hubungan timbal balik dengan teknologi menurut Bunge: matematika, ilmu, filsafat, humaniora, ideologi, seni rupa. Dalam perspektif fenomenologis Berger, teknologi adalah bagian realitas obyektif sebagai hash! dari momentum proses eksternalisasi. Dengan pendekatan sistem maupun fenomenologis, tidak tepat jika teknologi berlawanan dengan kebudayaan. Teknologi berperan dalam membangun unsur material kebudayaan manusia. Perubahan berpikir tentang pikiran menjadi berpikir tentang tindakan, merupakan perubahan esensial. Perubahan dari alam theoria ke alam praxis menggambarkan peningkatan peran teknologi dalam kebudayaan manusia. Teknologi mempunyai potensi merubah kesadaran intlektual dan moral dari individu. Teknologi merupakan bagian realitas obyektif, memiliki peran terhadap komponen kebudayaan.Teknolo gi komputer dengan Internet mengkondisikan manusia berbeda dengan dunia tanpa tekno-logi komputer. Terbentuk pola hubungan baru, tata nilai baru, bahkan dunia baru, yakni dunia Cyberspace. Paradigma Teknologi : 1. Gerakan yang berkembang dan mendapatkan latar belakang filosofisnya dari scientism dan positivisme. Ciri pokoknya adalah: a. Keharusan teknologi, menyatakan bahwa setiap ilmu yang diterapkan wajib untuk diterapkan. Jika melalaikan kewajiban berarti menghalangi kemajuan. b. Masalah yang timbul karena teknologi akan dipecahkan oleh teknologi. c. Elitisme dalam teknologi, bahwa struktur teknologi hanya dapat ditangani oleh suatu kelompok orang tertentu. 2. Teknologi tepat (apropiate technology), adalah gerakan yang menentang paradigma teknologi berdasarkan scientisme dan positivisme. Tujuannya adalah membongkar elitisme dalam teknologi dengan mengembangkan teknologi yang lebih demokratis. Nilai yang dijadikan patokan dalam gerakan ini adalah : a. Pengutamaan usaha swadaya, berkaitan dengan perumusan permasalahan, pemecahan masalah, maupun pengelolaan teknologinya. b. Penghargaan yang tinggi terhadap desentralisasi. c. Pengutamaan kegotong-royongan dalam melaksanakan sesuatu. Universitas Gadjah Mada 7 d. Kesadaran tanggung jawab jangka pendek dan jangka panjang, tanggung jawab sosial dan ekologis. Jawaban manusia terhadap masalah teknologisnya, dipengaruhi lingkungan fisik, sosial, ekonomi, politik, biologis dan agama. Teknologi dapat berupa produk, lembaga dan mekanisme kerja dalam masyarakat. Pada saat ini produk teknologi dan sistem nilai dibalik teknologi dengan mudah melintasi wilayah kebudayaan. Beberapa persoalan di negara berkembang berkaitan dengan teknologi sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan masalah teknologis, melainkan terkait dengan aspek politis dan ekonomis. Alih teknologi lebih banyak menimbulkan pertanyaan daripada member; jawaban terhadap kesenjangan teknologi antara negara maju dengan negara berkembang. Biia yang dimaksud dengan alih teknologi adalah relokasi industri dad negara maju ke negara berkembang, permasalahannya pada kemauan politik negara maju, disamping tendensi ekonomis dari investor. Stabilitas politik, deregulasi upah buruh rendah sebagai pertimbangan relokasi industri, jelas lebih didasarkan motivasi ekonomi daripada alih teknologi.Untuk menekan negara berkembang digunakan issue HAM. Akan timbul masalah apabila alih teknolgi adalah transfer teknologi dari negara maju ke berkembang. Transfer teknologi berarti transfer sikap terhadap kerja, pengetahuan, kekuasaan, manusia alam. Pemindahan perangkat keras dan lunak teknologi, berarti pemindahan gaya hidup, pola konsumsi, dan pandangan hidup terhadap dunia. Memindahkan teknologi lebih bermakna sebagai pemindahan kebudayaan. Teknologi yang dihasilkan oleh masyarakat Eropa (teknologi barat) yang disebarkan ke seluruh dunia memiliki : 1. Watak ekonomi yang capital—intensive, research-intensive, organitation-intensive, labour-intensive dan worker-intensive, yang intinya berorientasi efisiensi ekonomis dengan pengutamaan kendali pada elit pendukung tinansial dan elit tenaga ahli. 2. Aspek sosial teknologi barat ternyata bersifat melanggengkan sifat ketergantungan, yang terkait dengan teknik produksi maupun pola konsumsi. 3. Struktur kebudayaan teknologi barat, melahirkan struktur kebudayaan yang : a. Memandang ruang geografis dengan kaca mata pusat-pinggiran, dengan dunia barat sebagai pusatnya. b. Adanya kecenderungan untuk melihat waktu sebagai suatu hal yang berkaitan dengan kemaJuan dan berkembangan secara linear. c. Adanya kecenderungan untuk memahami realitas secara terpisah, dan memahami hubungan antar bagian sebagai hubungan mekanistis sehingga perubahan pada satu bagian menuntut adanya penyesuaian pada bagian lain. d. Kecenderungan memandang manusia sebagai tuan atas alam dengan hak terbatas. Universitas Gadjah Mada 8 Ilmu, teknologi, dan kebudayaan merupakan realitas yang kompleks. Masing-masing berpijak path dua aspek realitas yang berbeda, yakni aspek abstrak-idea-sional dan aspek konkrit-operasional. Kedua aspek tersebut sating mengandaikan, sehingga telaah hubungan antara ilmu, teknologi, dan kebudayaan sating mempertimbangkan dinamika kedua aspek tersebut. Komponen terpenting dari pe-ngembangan ilmu dan teknologi adalah unsur-unsur pembelajaran yang memadai, balk pada dataran nilai, norma, maupun aturan operasionalnya. Universitas Gadjah Mada 9