MANAJEMEN PROYEK (Zalmi Zubir, SE. MBA) KERANGKA MANAJEMEN PROYEK PENGERTIAN PROYEK 1. Proyek adalah suatu rangkaian (series) pekerjaan yang bertujuan untuk memproduksi suatu hasil (output) dalam jangka waktu tertentu. 2. Proyek juga dapat dipandang sebagai suatu unit investasi yang secara ekonomis dan teknis dapat dijalankan (feasible)1 MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi kegiatan perencanaan (planning), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling) sumber-sumber (resources), manusia, peralatan, dan bahan yang terbatas untuk memenuhi spesifikasi teknis, biaya, dan waktu untuk penyelesaian proyek. ORGANISASI PROYEK Sebelum memulai proyek pimpinan harus memutuskan bentuk dari organisasi proyek: 1. Proyek murni (pure project). 2. Organisasi proyek di bawah suatu bagian fungsional (functional project). 3. Organisasi proyek dalam bentuk matrix (matrix project). PURE PROJECT Proyek murni merupakan organisasi proyek yang berdiri sendiri dan dipimpin secara penuh oleh seorang pimpinan yang secara full time pula bertanggung jawab melaksanakan suatu proyek. Kelebihannya 1. Manajer proyek bertanggung jawab penuh terhadap proyek. 2. Anggota team melaporkan pekerjaannya kepada seorang pimpinan. 3. Jalur komunikasinya pendek, sehingga keputusan dapat segera dibuat. 4. Kebanggaan, motivasi, dan commitment anggota team biasanya tinggi. Kelemahannya 1. Adanya duplikasi pemakaian resources karena peralatan dan tenaga manusia tidak dibagi dalam pekerjaan-pekerjaan proyek. 2. Organisasi proyek berdiri sendiri dan terpisah dari kantor pusat, sehingga aturan, kebijakan, dan tujuan dapat bertentangan dengan kantor pusatnya. 1 Evaluasi Proyek, Analisa Ekonomis, Kadariah, LPFEUI 1 3. Organisasi proyek hanya seumur proyek saja, sehingga ada kekhawatiran dari anggota team tentang pekerjaan setelah proyek selesai, sehingga mereka cenderung menunda (delay) penyelesaian proyek. FUNCTIONAL PROJECT Merupakan proyek-proyek di bawah fungsi-fungsi organisasi perusahaan. Misalnya proyek di bawah bagian pemasaran, produksi, R&D, Engineering, dan sebagainya. Bagan 1 Organisasi Proyek Fungsional DIRUT R&D Proyek A Proyek B MANUFAKTUR Proyek C ENGINEERING Proyek D Proyek E Proyek F Kelebihannya 1. Anggota team dapat mengerjakan beberapa proyek. 2. Tenaga ahli proyek ada dalam organisasi fungsional perusahaan (misalnya, di bagian R&D), sehingga bila ada anggota team yang keluar meninggalkan proyek, pekerjaan tidak akan terganggu. 3. Adanya sinergy antara tenaga akhli (misalnya ahli kimia) dengan masalahmasalah teknis proyek di lapangan. Kelemahannya 1. Motivasi anggota team sering lemah. 2. Kebutuhan pelanggan (clients) sering dinomor-duakan, dan responnya lambat. 3. Aspek proyek yang diperhatikan terutama yang berkaitan langsung dengan bagiannya (fungsional). MATRIX PROJECT Organisasi proyek berbentuk matrix (matrix project) terdiri dari gabungan antara pure project dan functional project. Setiap proyek menggunakan resources dari berbagai bagian dalam organisasi perusahaan. Bagan 2 Organisasi Proyek Matrix 2 DIRUT R&D MANUFAKTUR MARKETING ENGINEERING Manager Proyek A Manager Proyek B Manager Proyek C Kelebihannya 1. Komunikasi antar bagian menjadi semakin erat. 2. Manejer proyek bertanggung jawab terhadap penyelesaian proyek. 3. Duplikasi pemakaian resources dapat diminimalkan. 4. Anggota team adalah karyawan perusahaan sendiri, sehingga mereka tidak khawatir kehilangan pekerjaan setelah proyek selesai. 5. Kebijakan (policies) perusahaan induk tetap berlaku dan mendukung pelaksanaan proyek. Kelemahannya 1. Ada dua boss, manejer proyek dan manajer funsional. Masalah akan timbul bila anggota team dihadapkan pada pilihan yang bertentangan di antara kedua boss tersebut. 2. Jika manejer proyek tidak kuat, maka proyek akan gagal. 3. Sering terjadi perebutan resources antara sesama proyek, maupun dengan bagianbagian dalam organisasi perusahaan. WORK BREAKDOWN STRUCTURE Meliputi: 1. Menentukan tujuan yang jelas 2. Membuat breakdown proyek ke dalam pekerjaan dan skedul pelaksanaan setiap pekerjaan (kapan dimulai dan kapan selesai). 3. Membuat budget dan penilaian kinerja pelaksanaan dan penyelesaian proyek 4. Laporan tertulis. Struktur pekerjaan digambarkan sebagai berikut: 1. Proyek 2. Tugas Kegiatan (Activities) 3. Sub tugas 3 4. Paket-paket pekerjaan KEGIATAN (ACTIVITIES) Kegiatan (activities) merupakan bagian dari pekerjaan yang memakan waktu. Aktivitas tidak selalu membutuhkan tenaga manusia (pada umumnya membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya). Misalnya, menunggu cat kering, di mata proyek adalah kegiatan. Bagan 3 Struktur Pekerjaan Level 1 2 3 Program Project 1 Project 2 Task 1.1 Task 1.2 Subtask 1.1.1. Subtask 1.1.2 1.1.1. 4 Work package 1.1.1.1 Work package 1.1.1.2 Berapa rinci dan berapa tingkat struktur pekerjaan akan dibuat? Tergantung pada: 1. Kemampuan seseorang atau organisasi untuk menyelesaikan suatu paket pekerjaan. Misalnya pekerjaan land clearing untuk kebun kelapa sawit dibagikan kepada beberapa kontraktor, misalnya setiap kontraktor hanya mengerjakan 1000 hektar lahan saja. 2. Anggaran yang dapat ditarik selama pembangunan proyek. Jika dana yang tersedia hanya untuk pembebasan lahan, maka pekerjaan lain belum dapat dilaksanakan. Jika ada dana lagi, maka dana tersebut akan digunakan untuk pembibitan. Selanjutnya, land clearing, penanaman, dan perawatan. NETWORK PLANNING Network planning dikembangkan sejak tahun 1950an, terdiri dari Critical Path Method (CPM) dan The Program Evaluation and Review Techniques (PERT). CPM pada mulanya digunakan dalam skedul perawatan processing plan milik DuPont. CPM mengasumsikan bahwa waktu pengerjaan suatu kegiatan dapat diperkirakan dengan tepat. Sedangkan PERT digunakan pertama kali dalam proyek peluru kendali Polaris, milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Pekerjaan tersebut melibatkan lebih dari 3000 kontraktor. PERT dikembangkan untuk menangani pekerjaan dengan waktu penyelesaian 4 yang tidak pasti. Tetapi dalam perkembangannya, kedua metode tersebut tidak ada bedanya. NETWORK DIAGRAM Nework diagram menggambarkan rangkaian kegiatan dan keterkaitan satu kegiatan dengan kegiatan lain dalam suatu proyek. - Jalur terpanjang dalam rangkaian kegiatan suatu proyek disebut sebagai jalur kritis (critical path). - Jika salah satu kegiatan dalam jalur kritis tersebut tertunda penyelesaiannya, maka penyelesaian proyek keseluruhan juga akan tertunda. - Jika ingin mempercepat penyelesaian proyek, maka salah satu atau beberapa dari kegiatan dalam jalur kritis dipercepat penyelesaiannya, tetapi dengan konsekuensi biayanya akan meningkat. Cara membuat network diagram: 1. Identifikasi kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan tersebut. 2. Tentukan urut-urutan pelaksanaan kegiatan. 3. Buat network yang mencerminkan urut-urutan dan hubungan satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya dengan cara berikut: a. Tentukan pekerjaan yang pertama kali dilakukan. b. Tentukan pekerjaan berikutnya yang mensyaratkan bahwa pekerjaan sebelumnya harus sudah selesai. Misalnya pemasangan struktur bangunan (tiang dan balok) dapat dimulai setelah fondasi selesai dikerjakan. 4. Tentukan jalur kritis (critical path) yaitu jalur terpanjang dalam network diagram tersebut. 5. Tentukan early start, early finish, late start, dan late finish time. Perbedaan antara late start time (LST) dan early start time (EST) disebut sebagai slack time. Kegiatan yang berada di jalur kritis adalah yang mempunyai slack time sama dengan nol. Tabel 1 Struktur Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit 5 Level 1 2 3 4 Program Kebun Kelapa Sawit 7000 Ha dan CPO mill 30 Ton/Jam x x x Proyek 1 Task 1.1 Subtask 1.1.1 Subtask 1.1.2 Subtask 1.1.3 Work package 1.1.3.1 Work package 1.1.3.2 Work package 1.1.3.3 Subtask 1.1.4 Subtask 1.1.6 Subtask 1.1.5 Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Pembebasan Lahan Pengurusan perizinan dari Departemen/Dinas terkait Pendekatan dengan penduduk setempat Pemetaan Lokasi Membuat peta tanah dan lokasi Penelitian unsur tanah Penelitian sarana dan prasaran (jalan, pelabuhan, dll) Pengukuran tanah Sertifikasi lahan Pembayaran tanah x x x x Task 1.2 Subtask 1.2.1 Subtask 1.2.2 Subtask 1.2.3 Subtask 1.2.4 Land clearing Pembuatan jalan dan gorong-gorong Pembangunan jembatan Pengurukan lahan Pembuatan blok tanaman Task 1.3 Subtask 1.3.1 Subtask 1.3.2 Subtask 1.3.3 Work package 1.3.3.1 Work package 1.3.3.2 Pembibitan Pembelian bibit Penyemaian bibit Pemeliharaan bibit Pemupukan Penyiraman Task 1.4 Subtask 1.4.1 Subtask 1.4.2 Subtask 1.4.3 Work package 1.4.2.1 Work package 1.4.2.2 Sub task 1.4.4 Work package 1.4.4.1 Work package 1.4.4.2 Sub task 1.4.5 Work package 1.4.5.1 Work package 1.4.5.2 Penanaman Pengangkutan Penanaman tanaman penutup tanah (land cover crops = LCC) Penanaman kelapa sawit Penyisipan tanaman (yang mati) Penyiraman Perawatan tanaman Pemupukan Pembersihan lahan Perawatan sarana dan prasarana Pengerasan jalan Pembersiahan gorong-gorong Proyek 2 Pembangunan CPO Mill x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Contoh: Network Diagram Pembangunan Rumah Tinggal. Tabel 2 Uraian Kegiatan Pembangunan Rumah Tinggal 6 Kegiatan Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping Total Kegiatan Prasyarat A B C C D D, E, F D H G F I, J, K Kode A B C D E F G H I J K L Waktu (Minggu) 2 3 6 3 2 2 4 1 2 2 3 1 Biaya (Rp Juta) 5.0 25.0 50.0 20.0 7.0 10.0 15.0 10.0 15.0 10.0 20.0 5.0 192.0 Bagan 4 Network Diagram Pembangunan Rumah Tinggal A 2 2 2 B 3 5 5 C 6 F 2 D 3 E 11 11 2 13 17 Dummy 14 14 Dummy 7 14 K 3 G 4 H 1 18 18 J 2 20 20 L 1 21 21 I 15 18 2 Tabel 3 Penentuan Jalur Kritis Kegiatan Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping Kode A B C D E F G H I J K L Waktu (Minggu) 2 3 6 3 2 2 4 1 2 2 3 1 EST 2 5 11 11 11 14 14 14 18 13 20 EFT 2 5 11 14 13 13 18 15 16 20 16 21 LFT 2 5 11 14 14 17 18 18 20 20 20 21 LST 2 5 11 12 15 14 17 18 18 17 20 Slack Slack LST-EST LFT-EFT 1 4 1 4 3 4 3 4 4 4 Position Jalur Kritis Jalur Kritis Jalur Kritis Jalur Kritis Jalur Kritis Jalur Kritis Jalur Kritis Catatan: EST dan LFT diambil dari Network Diagram EFT = EST + Waktu LST = LFT – Waktu 7 Tabel 4 Data untuk membuat Gantt Chart Kegiatan Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping EST 2 5 11 11 11 14 14 14 18 13 20 Waktu (Minggu) 2 3 6 3 2 2 4 1 2 2 3 1 Bagan 5 Gantt Chart Pembangunan Rumah Tinggal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping Catatan: Gantt Chart atau Bar Chart ini diturunkan dari Network diagram di atas. Tabel 5 Waktu dan Biaya Crash Program Kegiatan Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping Total Kode A B C D E F G H I J K L Kegiatan Prasyarat A B C C D D, E, F D H G F I, J, K Waktu (Minggu) 2 3 6 3 2 2 4 1 2 2 3 1 Biaya Crash Time (Rp Juta) (Minggu) 5.0 1 25.0 2 50.0 5 20.0 2 7.0 1 10.0 1 15.0 3 10.0 1 15.0 1 10.0 1 20.0 2 5.0 1 192.0 Kenaikan Biaya Hemat Tambahan Biaya Crash Time Waktu Biaya/Mg Posisi (%) (Rp Juta) (Minggu) (Rp Juta) 30% 6.5 1 1.5 Jalur Kritis 20% 30.0 1 5.0 Jalur Kritis 20% 60.0 1 10.0 Jalur Kritis 30% 26.0 1 6.0 Jalur Kritis 40% 9.8 1 2.8 30% 13.0 1 3.0 10% 16.5 1 1.5 Jalur Kritis 15% 11.5 35% 20.3 1 5.3 10% 11.0 1 1.0 Jalur Kritis 20% 24.0 1 4.0 10% 5.5 Jalur Kritis 234.1 8 ALOKASI DANA PEMBANGUNAN PROYEK DAN S-CURVE Tabel 6 Alokasi Dana Pembangunan Proyek (%) Kegiatan Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping Total Biaya (Rp Juta) 5.0 25.0 50.0 20.0 7.0 10.0 15.0 10.0 15.0 10.0 20.0 5.0 192.0 Total 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1 75% 2 25% 3 4 5 40% 48% 12% 6 7 8 9 10 11 20% 25% 30% 10% 10% 5% 12 13 14 20% 40% 40% 60% 60% 60% 20% 40% 15 16 17 18 40% 100% 40% 30% 20% 10% 50% 10% 19 20 30% 70% 21 60% 100% Tabel 7 Alokasi Dana Pembangunan Proyek (Rp) Kegiatan Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping Total Akumulasi Biaya Persentase Biaya (Rp Juta) 5.0 25.0 50.0 20.0 7.0 10.0 15.0 10.0 15.0 10.0 20.0 5.0 192.0 192.0 1 3.8 3.8 3.8 2.0% 2 1.3 1.3 5.0 2.6% 3 4 5 10.0 12.0 3.0 10.0 15.0 7.8% 12.0 27.0 14.1% 3.0 30.0 15.6% 6 7 8 9 10 11 10.0 12.5 15.0 5.0 5.0 2.5 10.0 40.0 20.8% 12.5 52.5 27.3% 15.0 67.5 35.2% 5.0 72.5 37.8% 5.0 77.5 40.4% 2.5 80.0 41.7% 12 13 14 4.0 2.8 4.0 12.0 4.2 6.0 4.0 10.8 90.8 47.3% 22.2 113.0 58.9% 15 16 17 18 6.0 10.0 6.0 4.5 3.0 1.5 8.0 10.0 2.0 12.0 125.0 65.1% 32.0 157.0 81.8% 15.5 172.5 89.8% 19 20 3.0 7.0 3.0 180.0 93.8% 7.0 187.0 97.4% 21 9.0 3.0 175.5 91.4% 1.5 177.0 92.2% 5.0 5.0 192.0 100.0% Grafik 1 S-Curve Error! Not a valid link. Cacatan: S-Curve diturunkan dari akumulasi biaya pembangunan proyek dalam Tabel 7. Kita dapat membuat dalam bentuk hubungan akumulasi biaya (Rp) dengan waktu atau akumulasi prosentase biaya pembangunan proyek. WAKTU PENYELESAIAN PROYEK TIDAK PASTI Jika waktu penyelesaian kegiatan tidak begitu pasti, maka untuk menduga waktu penyelesaian tersebut digunakan tiga perkiraan waktu: - pesimis, - netral, - optimis. 9 Berapa probabilita proyek akan selesai dalam waktu 15, 20, 21, atau 30 minggu? a + 4b + c Expected time = 6 a = waktu penyelesaian optimis b = waktu penyelesaian normal c = waktu penyelesaian pesimis Activity varian penyelesaian proyek tersebut adalah sebagai berikut: (b-a)2 Activity Variance (2) = 6 Untuk menghitung probilita penyelesaian proyek, terlebih dahulu kita hitung nilai Z, yaitu untuk mentransformasikan expected waktu penyelesaian proyek ke dalam distribusi Z. D - TE Z= 2cp D = waktu penyelesaian proyek yang diinginkan. TE = Expected completion time (waktu penyelesaian proyek rata-rata). 2 cp = Jumlah varian sepanjang jalur kritis. 10 Tabel 6 Expected Crash Time dan Biaya Kegiatan Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping Total Kode A B C D E F G H I J K L Kegiatan Prasyarat A B C C D D, E, F D H G F I, J, K Waktu (Minggu) 2 3 6 3 2 2 4 1 2 2 3 1 Biaya Crash Time (Rp Juta) (Minggu) 5.0 1 25.0 2 50.0 5 20.0 2 7.0 1 10.0 1 15.0 3 10.0 1 15.0 1 10.0 1 20.0 2 5.0 1 192.0 Kenaikan Biaya Hemat Tambahan Biaya Crash Time Waktu Biaya/Mg Posisi (%) (Rp Juta) (Minggu) (Rp Juta) 30% 6.5 1 1.5 Jalur Kritis 20% 30.0 1 5.0 Jalur Kritis 20% 60.0 1 10.0 Jalur Kritis 30% 26.0 1 6.0 Jalur Kritis 40% 9.8 1 2.8 30% 13.0 1 3.0 10% 16.5 1 1.5 Jalur Kritis 15% 11.5 35% 20.3 1 5.3 10% 11.0 1 1.0 Jalur Kritis 20% 24.0 1 4.0 10% 5.5 Jalur Kritis 234.1 Tabel 7 Activity Variance Kegiatan Land Clearing Fondasi Struktur Bangunan Dinding Instalasi Air Instalasi Listrik Plester Kusen Pintu dan Jendela Exterior Interior Landscaping Waktu Optimis (Minggu) 2 3 5 2 1 1 3 1 1 2 2 1 Waktu Normal (Minggu) 2 3 6 3 2 2 4 1 2 2 3 1 Waktu Expected Activity Pesimis Time Variance Posisi (Minggu) (Minggu) (Minggu) 3 2.2 0.17 Jalur Kritis 5 3.3 0.67 Jalur Kritis 8 6.2 1.50 Jalur Kritis 5 3.2 1.50 Jalur Kritis 4 2.2 1.50 3 2.0 0.67 6 4.2 1.50 Jalur Kritis 3 1.3 0.67 4 2.2 1.50 4 2.3 0.67 Jalur Kritis 5 3.2 1.50 3 1.3 0.67 Jalur Kritis Tabel 8 Menghitung Z Score Waktu penyelesaian Expected Time Completion Z 30.0 minggu 21.0 minggu 3.49 Varians di Jalur Kritis 0.17 0.67 1.50 1.50 Jalur Jalur Jalur Jalur Kritis Kritis Kritis Kritis 1.50 Jalur Kritis 0.67 Jalur Kritis 0.67 Jalur Kritis 11 Tabel 9 Probabilita Penyelesaian Proyek Mean = Standar Deviasi Penyelesaian Proyek (Hari) 24.0 25.0 26.0 27.0 28.0 29.0 30.0 31.0 32.0 33.0 34.0 35.0 36.0 37.0 38.0 39.0 1.0 Nilai z 1.16 1.55 1.94 2.32 2.71 3.10 3.49 3.87 4.26 4.65 5.03 5.42 5.81 6.20 6.58 6.97 Probabilita Penyelesaian % 87.7% 93.9% 97.4% 99.0% 99.7% 99.9% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Nilai Tabel Z 0.87736 0.93933 0.97360 0.98993 0.99665 0.99903 0.99975 0.99995 0.99999 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 Catatan: Untuk menentukan probabilita nilai Z, gunakan fungsi NORMDIST pada Excel =NORMDIST(Nilai Z,Mean,Std,TRUE) di mana Mean = 0, dan Std = 1) Grafik 2 Probabilitas Penyelesaian Proyek 102.0% 100.0% 98.0% 96.0% 94.0% 92.0% 90.0% 88.0% 86.0% 84.0% 82.0% 80.0% 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 PENGENDALIAN PROYEK Pengendalian proyek meliputi pengendalian kegiatan, biaya, dan waktu. Untuk memudahkan dalam pengendalian digunakan grafik dan chart, sehingga mudah dilihat dan dimengerti. Gantt Chart (Bar Chart) Gantt Chart (diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt pada pembangunan kapal selama Perang Dunia I). 12 Grafik 3 Pengendalian Proyek dengan Gantt Chart WAKTU (BULAN) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Land Clearing Pondasi Underground utilities Pemasangan Instalasi I Pengecoran dan Dinding Pemasangan Atap Instalasi Listrik Interior walls Instalasi Tahap II Exterior finishing Landscaping Total Program Cost Breakdown Grafik 4 Pengendalian Proyek Melalui Breakdown Total Biaya Overhead cost Rupiah Labor cost Material cost Waktu 13 Divisional Cost Breakdown Bagan 5 Pengendalian Proyek Melalui Breakdown Biaya Divisi Biaya Waktu 50% 40% Manufacturing 15% Finance 10% 20% Engineering 10% 15% 25% Overhead 5% Personnel 10% Cost and Performance Tracking Schedule Grafik 6 Pengendalian Proyek Melalui Tracking Biaya Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Sudah selesai Rencana Sudah selesai Rencana Overruns 14 Milestone Chart Bagan 7 Pengendalian Proyek Melalui Milestone Chart 1 2 3 Milestone 1. Pengiriman PO 2. Terima Barang 3. Terima Invoice Pembelian Pipa Minggu ke 10 Minggu ke 12 Minggu ke 13 15