manajemen proyek - FRI

advertisement
MANAJEMEN PROYEK
(Zalmi Zubir, SE. MBA)
KERANGKA MANAJEMEN PROYEK
PENGERTIAN PROYEK
1. Proyek adalah suatu rangkaian (series) pekerjaan yang bertujuan untuk memproduksi
suatu hasil (output) dalam jangka waktu tertentu.
2. Proyek juga dapat dipandang sebagai suatu unit investasi yang secara ekonomis dan
teknis dapat dijalankan (feasible)1
MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek meliputi kegiatan perencanaan (planning), pengarahan (directing),
dan pengendalian (controlling) sumber-sumber (resources), manusia, peralatan, dan
bahan yang terbatas untuk memenuhi spesifikasi teknis, biaya, dan waktu untuk
penyelesaian proyek.
ORGANISASI PROYEK
Sebelum memulai proyek pimpinan harus memutuskan bentuk dari organisasi proyek:
1. Proyek murni (pure project).
2. Organisasi proyek di bawah suatu bagian fungsional (functional project).
3. Organisasi proyek dalam bentuk matrix (matrix project).
PURE PROJECT
Proyek murni merupakan organisasi proyek yang berdiri sendiri dan dipimpin secara
penuh oleh seorang pimpinan yang secara full time pula bertanggung jawab
melaksanakan suatu proyek.
Kelebihannya
1. Manajer proyek bertanggung jawab penuh terhadap proyek.
2. Anggota team melaporkan pekerjaannya kepada seorang pimpinan.
3. Jalur komunikasinya pendek, sehingga keputusan dapat segera dibuat.
4. Kebanggaan, motivasi, dan commitment anggota team biasanya tinggi.
Kelemahannya
1. Adanya duplikasi pemakaian resources karena peralatan dan tenaga manusia tidak
dibagi dalam pekerjaan-pekerjaan proyek.
2. Organisasi proyek berdiri sendiri dan terpisah dari kantor pusat, sehingga aturan,
kebijakan, dan tujuan dapat bertentangan dengan kantor pusatnya.
1
Evaluasi Proyek, Analisa Ekonomis, Kadariah, LPFEUI
1
3. Organisasi proyek hanya seumur proyek saja, sehingga ada kekhawatiran dari
anggota team tentang pekerjaan setelah proyek selesai, sehingga mereka
cenderung menunda (delay) penyelesaian proyek.
FUNCTIONAL PROJECT
Merupakan proyek-proyek di bawah fungsi-fungsi organisasi perusahaan. Misalnya
proyek di bawah bagian pemasaran, produksi, R&D, Engineering, dan sebagainya.
Bagan 1
Organisasi Proyek Fungsional
DIRUT
R&D
Proyek A
Proyek B
MANUFAKTUR
Proyek C
ENGINEERING
Proyek D
Proyek E
Proyek F
Kelebihannya
1. Anggota team dapat mengerjakan beberapa proyek.
2. Tenaga ahli proyek ada dalam organisasi fungsional perusahaan (misalnya, di
bagian R&D), sehingga bila ada anggota team yang keluar meninggalkan proyek,
pekerjaan tidak akan terganggu.
3. Adanya sinergy antara tenaga akhli (misalnya ahli kimia) dengan masalahmasalah teknis proyek di lapangan.
Kelemahannya
1. Motivasi anggota team sering lemah.
2. Kebutuhan pelanggan (clients) sering dinomor-duakan, dan responnya lambat.
3. Aspek proyek yang diperhatikan terutama yang berkaitan langsung dengan
bagiannya (fungsional).
MATRIX PROJECT
Organisasi proyek berbentuk matrix (matrix project) terdiri dari gabungan antara pure
project dan functional project. Setiap proyek menggunakan resources dari berbagai
bagian dalam organisasi perusahaan.
Bagan 2
Organisasi Proyek Matrix
2
DIRUT
R&D
MANUFAKTUR
MARKETING
ENGINEERING
Manager
Proyek A
Manager
Proyek B
Manager
Proyek C
Kelebihannya
1. Komunikasi antar bagian menjadi semakin erat.
2. Manejer proyek bertanggung jawab terhadap penyelesaian proyek.
3. Duplikasi pemakaian resources dapat diminimalkan.
4. Anggota team adalah karyawan perusahaan sendiri, sehingga mereka tidak
khawatir kehilangan pekerjaan setelah proyek selesai.
5. Kebijakan (policies) perusahaan induk tetap berlaku dan mendukung pelaksanaan
proyek.
Kelemahannya
1. Ada dua boss, manejer proyek dan manajer funsional. Masalah akan timbul bila
anggota team dihadapkan pada pilihan yang bertentangan di antara kedua boss
tersebut.
2. Jika manejer proyek tidak kuat, maka proyek akan gagal.
3. Sering terjadi perebutan resources antara sesama proyek, maupun dengan bagianbagian dalam organisasi perusahaan.
WORK BREAKDOWN STRUCTURE
Meliputi:
1. Menentukan tujuan yang jelas
2. Membuat breakdown proyek ke dalam pekerjaan dan skedul pelaksanaan setiap
pekerjaan (kapan dimulai dan kapan selesai).
3. Membuat budget dan penilaian kinerja pelaksanaan dan penyelesaian proyek
4. Laporan tertulis.
Struktur pekerjaan digambarkan sebagai berikut:
1. Proyek
2. Tugas
Kegiatan (Activities)
3. Sub tugas
3
4. Paket-paket pekerjaan
KEGIATAN (ACTIVITIES)
Kegiatan (activities) merupakan bagian dari pekerjaan yang memakan waktu. Aktivitas
tidak selalu membutuhkan tenaga manusia (pada umumnya membutuhkan waktu, tenaga,
dan biaya). Misalnya, menunggu cat kering, di mata proyek adalah kegiatan.
Bagan 3
Struktur Pekerjaan
Level
1
2
3
Program
Project 1
Project 2
Task 1.1
Task 1.2
Subtask 1.1.1.
Subtask 1.1.2
1.1.1.
4
Work package 1.1.1.1
Work package 1.1.1.2
Berapa rinci dan berapa tingkat struktur pekerjaan akan dibuat? Tergantung pada:
1. Kemampuan seseorang atau organisasi untuk menyelesaikan suatu paket
pekerjaan. Misalnya pekerjaan land clearing untuk kebun kelapa sawit dibagikan
kepada beberapa kontraktor, misalnya setiap kontraktor hanya mengerjakan 1000
hektar lahan saja.
2. Anggaran yang dapat ditarik selama pembangunan proyek. Jika dana yang
tersedia hanya untuk pembebasan lahan, maka pekerjaan lain belum dapat
dilaksanakan. Jika ada dana lagi, maka dana tersebut akan digunakan untuk
pembibitan. Selanjutnya, land clearing, penanaman, dan perawatan.
NETWORK PLANNING
Network planning dikembangkan sejak tahun 1950an, terdiri dari Critical Path Method
(CPM) dan The Program Evaluation and Review Techniques (PERT). CPM pada
mulanya digunakan dalam skedul perawatan processing plan milik DuPont. CPM
mengasumsikan bahwa waktu pengerjaan suatu kegiatan dapat diperkirakan dengan tepat.
Sedangkan PERT digunakan pertama kali dalam proyek peluru kendali Polaris, milik
Angkatan Laut Amerika Serikat. Pekerjaan tersebut melibatkan lebih dari 3000
kontraktor. PERT dikembangkan untuk menangani pekerjaan dengan waktu penyelesaian
4
yang tidak pasti. Tetapi dalam perkembangannya, kedua metode tersebut tidak ada
bedanya.
NETWORK DIAGRAM
Nework diagram menggambarkan rangkaian kegiatan dan keterkaitan satu kegiatan
dengan kegiatan lain dalam suatu proyek.
- Jalur terpanjang dalam rangkaian kegiatan suatu proyek disebut sebagai jalur kritis
(critical path).
- Jika salah satu kegiatan dalam jalur kritis tersebut tertunda penyelesaiannya, maka
penyelesaian proyek keseluruhan juga akan tertunda.
- Jika ingin mempercepat penyelesaian proyek, maka salah satu atau beberapa dari
kegiatan dalam jalur kritis dipercepat penyelesaiannya, tetapi dengan konsekuensi
biayanya akan meningkat.
Cara membuat network diagram:
1. Identifikasi kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan tersebut.
2. Tentukan urut-urutan pelaksanaan kegiatan.
3. Buat network yang mencerminkan urut-urutan dan hubungan satu pekerjaan
dengan pekerjaan lainnya dengan cara berikut:
a. Tentukan pekerjaan yang pertama kali dilakukan.
b. Tentukan pekerjaan berikutnya yang mensyaratkan bahwa pekerjaan
sebelumnya harus sudah selesai. Misalnya pemasangan struktur bangunan
(tiang dan balok) dapat dimulai setelah fondasi selesai dikerjakan.
4. Tentukan jalur kritis (critical path) yaitu jalur terpanjang dalam network diagram
tersebut.
5. Tentukan early start, early finish, late start, dan late finish time. Perbedaan antara
late start time (LST) dan early start time (EST) disebut sebagai slack time.
Kegiatan yang berada di jalur kritis adalah yang mempunyai slack time sama
dengan nol.
Tabel 1
Struktur Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit
5
Level
1
2
3
4
Program
Kebun Kelapa Sawit 7000 Ha dan CPO mill 30 Ton/Jam
x
x
x
Proyek 1
Task 1.1
Subtask 1.1.1
Subtask 1.1.2
Subtask 1.1.3
Work package 1.1.3.1
Work package 1.1.3.2
Work package 1.1.3.3
Subtask 1.1.4
Subtask 1.1.6
Subtask 1.1.5
Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
Pembebasan Lahan
Pengurusan perizinan dari Departemen/Dinas terkait
Pendekatan dengan penduduk setempat
Pemetaan Lokasi
Membuat peta tanah dan lokasi
Penelitian unsur tanah
Penelitian sarana dan prasaran (jalan, pelabuhan, dll)
Pengukuran tanah
Sertifikasi lahan
Pembayaran tanah
x
x
x
x
Task 1.2
Subtask 1.2.1
Subtask 1.2.2
Subtask 1.2.3
Subtask 1.2.4
Land clearing
Pembuatan jalan dan gorong-gorong
Pembangunan jembatan
Pengurukan lahan
Pembuatan blok tanaman
Task 1.3
Subtask 1.3.1
Subtask 1.3.2
Subtask 1.3.3
Work package 1.3.3.1
Work package 1.3.3.2
Pembibitan
Pembelian bibit
Penyemaian bibit
Pemeliharaan bibit
Pemupukan
Penyiraman
Task 1.4
Subtask 1.4.1
Subtask 1.4.2
Subtask 1.4.3
Work package 1.4.2.1
Work package 1.4.2.2
Sub task 1.4.4
Work package 1.4.4.1
Work package 1.4.4.2
Sub task 1.4.5
Work package 1.4.5.1
Work package 1.4.5.2
Penanaman
Pengangkutan
Penanaman tanaman penutup tanah (land cover crops = LCC)
Penanaman kelapa sawit
Penyisipan tanaman (yang mati)
Penyiraman
Perawatan tanaman
Pemupukan
Pembersihan lahan
Perawatan sarana dan prasarana
Pengerasan jalan
Pembersiahan gorong-gorong
Proyek 2
Pembangunan CPO Mill
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Contoh: Network Diagram Pembangunan Rumah Tinggal.
Tabel 2
Uraian Kegiatan Pembangunan Rumah Tinggal
6
Kegiatan
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
Total
Kegiatan
Prasyarat
A
B
C
C
D
D, E, F
D
H
G
F
I, J, K
Kode
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Waktu
(Minggu)
2
3
6
3
2
2
4
1
2
2
3
1
Biaya
(Rp Juta)
5.0
25.0
50.0
20.0
7.0
10.0
15.0
10.0
15.0
10.0
20.0
5.0
192.0
Bagan 4
Network Diagram Pembangunan Rumah Tinggal
A
2
2
2
B
3
5
5
C
6
F
2
D
3
E
11
11
2
13
17
Dummy
14
14
Dummy
7
14
K
3
G
4
H
1
18
18
J
2
20
20
L
1
21
21
I
15
18
2
Tabel 3
Penentuan Jalur Kritis
Kegiatan
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
Kode
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Waktu
(Minggu)
2
3
6
3
2
2
4
1
2
2
3
1
EST
2
5
11
11
11
14
14
14
18
13
20
EFT
2
5
11
14
13
13
18
15
16
20
16
21
LFT
2
5
11
14
14
17
18
18
20
20
20
21
LST
2
5
11
12
15
14
17
18
18
17
20
Slack
Slack
LST-EST LFT-EFT
1
4
1
4
3
4
3
4
4
4
Position
Jalur Kritis
Jalur Kritis
Jalur Kritis
Jalur Kritis
Jalur Kritis
Jalur Kritis
Jalur Kritis
Catatan:
EST dan LFT diambil dari Network Diagram
EFT = EST + Waktu
LST = LFT – Waktu
7
Tabel 4
Data untuk membuat Gantt Chart
Kegiatan
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
EST
2
5
11
11
11
14
14
14
18
13
20
Waktu
(Minggu)
2
3
6
3
2
2
4
1
2
2
3
1
Bagan 5
Gantt Chart Pembangunan Rumah Tinggal
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
Catatan:
Gantt Chart atau Bar Chart ini diturunkan dari Network diagram di atas.
Tabel 5
Waktu dan Biaya Crash Program
Kegiatan
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
Total
Kode
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Kegiatan
Prasyarat
A
B
C
C
D
D, E, F
D
H
G
F
I, J, K
Waktu
(Minggu)
2
3
6
3
2
2
4
1
2
2
3
1
Biaya
Crash Time
(Rp Juta) (Minggu)
5.0
1
25.0
2
50.0
5
20.0
2
7.0
1
10.0
1
15.0
3
10.0
1
15.0
1
10.0
1
20.0
2
5.0
1
192.0
Kenaikan
Biaya
Hemat Tambahan
Biaya Crash Time Waktu
Biaya/Mg
Posisi
(%)
(Rp Juta) (Minggu) (Rp Juta)
30%
6.5
1
1.5
Jalur Kritis
20%
30.0
1
5.0
Jalur Kritis
20%
60.0
1
10.0
Jalur Kritis
30%
26.0
1
6.0
Jalur Kritis
40%
9.8
1
2.8
30%
13.0
1
3.0
10%
16.5
1
1.5
Jalur Kritis
15%
11.5
35%
20.3
1
5.3
10%
11.0
1
1.0
Jalur Kritis
20%
24.0
1
4.0
10%
5.5
Jalur Kritis
234.1
8
ALOKASI DANA PEMBANGUNAN PROYEK DAN S-CURVE
Tabel 6
Alokasi Dana Pembangunan Proyek (%)
Kegiatan
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
Total
Biaya
(Rp Juta)
5.0
25.0
50.0
20.0
7.0
10.0
15.0
10.0
15.0
10.0
20.0
5.0
192.0
Total
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
1
75%
2
25%
3
4
5
40%
48%
12%
6
7
8
9
10
11
20%
25%
30%
10%
10%
5%
12
13
14
20%
40%
40%
60%
60%
60%
20%
40%
15
16
17
18
40%
100%
40%
30%
20%
10%
50%
10%
19
20
30%
70%
21
60%
100%
Tabel 7
Alokasi Dana Pembangunan Proyek (Rp)
Kegiatan
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
Total
Akumulasi Biaya
Persentase
Biaya
(Rp Juta)
5.0
25.0
50.0
20.0
7.0
10.0
15.0
10.0
15.0
10.0
20.0
5.0
192.0
192.0
1
3.8
3.8
3.8
2.0%
2
1.3
1.3
5.0
2.6%
3
4
5
10.0
12.0
3.0
10.0
15.0
7.8%
12.0
27.0
14.1%
3.0
30.0
15.6%
6
7
8
9
10
11
10.0
12.5
15.0
5.0
5.0
2.5
10.0
40.0
20.8%
12.5
52.5
27.3%
15.0
67.5
35.2%
5.0
72.5
37.8%
5.0
77.5
40.4%
2.5
80.0
41.7%
12
13
14
4.0
2.8
4.0
12.0
4.2
6.0
4.0
10.8
90.8
47.3%
22.2
113.0
58.9%
15
16
17
18
6.0
10.0
6.0
4.5
3.0
1.5
8.0
10.0
2.0
12.0
125.0
65.1%
32.0
157.0
81.8%
15.5
172.5
89.8%
19
20
3.0
7.0
3.0
180.0
93.8%
7.0
187.0
97.4%
21
9.0
3.0
175.5
91.4%
1.5
177.0
92.2%
5.0
5.0
192.0
100.0%
Grafik 1
S-Curve
Error! Not a valid link.
Cacatan:
S-Curve diturunkan dari akumulasi biaya pembangunan proyek dalam Tabel 7.
Kita dapat membuat dalam bentuk hubungan akumulasi biaya (Rp) dengan
waktu atau akumulasi prosentase biaya pembangunan proyek.
WAKTU PENYELESAIAN PROYEK TIDAK PASTI
Jika waktu penyelesaian kegiatan tidak begitu pasti, maka untuk menduga waktu
penyelesaian tersebut digunakan tiga perkiraan waktu:
- pesimis,
- netral,
- optimis.
9
Berapa probabilita proyek akan selesai dalam waktu 15, 20, 21, atau 30 minggu?
a + 4b + c
Expected time =
6
a = waktu penyelesaian optimis
b = waktu penyelesaian normal
c = waktu penyelesaian pesimis
Activity varian penyelesaian proyek tersebut adalah sebagai berikut:
(b-a)2
Activity Variance (2) =
6
Untuk menghitung probilita penyelesaian proyek, terlebih dahulu kita hitung nilai Z,
yaitu untuk mentransformasikan expected waktu penyelesaian proyek ke dalam distribusi
Z.
D - TE
Z=
2cp
D
= waktu penyelesaian proyek yang diinginkan.
TE
= Expected completion time (waktu penyelesaian proyek rata-rata).
2
 cp = Jumlah varian sepanjang jalur kritis.
10
Tabel 6
Expected Crash Time dan Biaya
Kegiatan
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
Total
Kode
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Kegiatan
Prasyarat
A
B
C
C
D
D, E, F
D
H
G
F
I, J, K
Waktu
(Minggu)
2
3
6
3
2
2
4
1
2
2
3
1
Biaya Crash Time
(Rp Juta) (Minggu)
5.0
1
25.0
2
50.0
5
20.0
2
7.0
1
10.0
1
15.0
3
10.0
1
15.0
1
10.0
1
20.0
2
5.0
1
192.0
Kenaikan Biaya
Hemat Tambahan
Biaya Crash Time Waktu Biaya/Mg
Posisi
(%)
(Rp Juta) (Minggu) (Rp Juta)
30%
6.5
1
1.5
Jalur Kritis
20%
30.0
1
5.0
Jalur Kritis
20%
60.0
1
10.0 Jalur Kritis
30%
26.0
1
6.0
Jalur Kritis
40%
9.8
1
2.8
30%
13.0
1
3.0
10%
16.5
1
1.5
Jalur Kritis
15%
11.5
35%
20.3
1
5.3
10%
11.0
1
1.0
Jalur Kritis
20%
24.0
1
4.0
10%
5.5
Jalur Kritis
234.1
Tabel 7
Activity Variance
Kegiatan
Land Clearing
Fondasi
Struktur Bangunan
Dinding
Instalasi Air
Instalasi Listrik
Plester
Kusen
Pintu dan Jendela
Exterior
Interior
Landscaping
Waktu
Optimis
(Minggu)
2
3
5
2
1
1
3
1
1
2
2
1
Waktu
Normal
(Minggu)
2
3
6
3
2
2
4
1
2
2
3
1
Waktu Expected Activity
Pesimis
Time
Variance Posisi
(Minggu) (Minggu) (Minggu)
3
2.2
0.17 Jalur Kritis
5
3.3
0.67 Jalur Kritis
8
6.2
1.50 Jalur Kritis
5
3.2
1.50 Jalur Kritis
4
2.2
1.50
3
2.0
0.67
6
4.2
1.50 Jalur Kritis
3
1.3
0.67
4
2.2
1.50
4
2.3
0.67 Jalur Kritis
5
3.2
1.50
3
1.3
0.67 Jalur Kritis
Tabel 8
Menghitung Z Score
Waktu penyelesaian
Expected Time Completion
Z
30.0
minggu
21.0 minggu
3.49
Varians
di Jalur
Kritis
0.17
0.67
1.50
1.50
Jalur
Jalur
Jalur
Jalur
Kritis
Kritis
Kritis
Kritis
1.50
Jalur Kritis
0.67
Jalur Kritis
0.67
Jalur Kritis
11
Tabel 9
Probabilita Penyelesaian Proyek
Mean =
Standar Deviasi
Penyelesaian
Proyek
(Hari)
24.0
25.0
26.0
27.0
28.0
29.0
30.0
31.0
32.0
33.0
34.0
35.0
36.0
37.0
38.0
39.0
1.0
Nilai
z
1.16
1.55
1.94
2.32
2.71
3.10
3.49
3.87
4.26
4.65
5.03
5.42
5.81
6.20
6.58
6.97
Probabilita
Penyelesaian
%
87.7%
93.9%
97.4%
99.0%
99.7%
99.9%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Nilai
Tabel Z
0.87736
0.93933
0.97360
0.98993
0.99665
0.99903
0.99975
0.99995
0.99999
1.00000
1.00000
1.00000
1.00000
1.00000
1.00000
1.00000
Catatan:
Untuk menentukan probabilita nilai Z, gunakan fungsi NORMDIST pada Excel
=NORMDIST(Nilai Z,Mean,Std,TRUE) di mana Mean = 0, dan Std = 1)
Grafik 2
Probabilitas Penyelesaian Proyek
102.0%
100.0%
98.0%
96.0%
94.0%
92.0%
90.0%
88.0%
86.0%
84.0%
82.0%
80.0%
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek meliputi pengendalian kegiatan, biaya, dan waktu. Untuk
memudahkan dalam pengendalian digunakan grafik dan chart, sehingga mudah dilihat
dan dimengerti.
Gantt Chart (Bar Chart)
Gantt Chart (diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt pada pembangunan kapal
selama Perang Dunia I).
12
Grafik 3
Pengendalian Proyek dengan Gantt Chart
WAKTU (BULAN)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Land Clearing
Pondasi
Underground utilities
Pemasangan Instalasi I
Pengecoran dan Dinding
Pemasangan Atap
Instalasi Listrik
Interior walls
Instalasi Tahap II
Exterior finishing
Landscaping
Total Program Cost Breakdown
Grafik 4
Pengendalian Proyek Melalui Breakdown Total Biaya
Overhead cost
Rupiah
Labor cost
Material cost
Waktu
13
Divisional Cost Breakdown
Bagan 5
Pengendalian Proyek Melalui Breakdown Biaya Divisi
Biaya
Waktu
50%
40%
Manufacturing
15%
Finance
10%
20%
Engineering
10%
15%
25%
Overhead
5%
Personnel
10%
Cost and Performance Tracking Schedule
Grafik 6
Pengendalian Proyek Melalui Tracking Biaya
Kegiatan 1
Kegiatan 2
Kegiatan 3
Sudah selesai
Rencana
Sudah selesai
Rencana
Overruns
14
Milestone Chart
Bagan 7
Pengendalian Proyek Melalui Milestone Chart
1
2
3
Milestone
1. Pengiriman PO
2. Terima Barang
3. Terima Invoice
Pembelian Pipa
Minggu ke 10
Minggu ke 12
Minggu ke 13
15
Download