File

advertisement
Bertanggung Jawab Dalam Hidup Yang Benar
Daftar Isi
Bacaan Alkitab
Pendahuluan
Haus Dan Lapar Akan Kristus Merupakan Kebenaran Kita
1.Menyerahkan Kebenaran Kita Kepada Kristus
2.Kesimpulan
3.Doa
Bacaan Alkitab
Roma 12:1-2; 1 Korintus 6:9-20; Mazmur 42:2.
PENDAHULUAN
Kebenaran berarti berdiri sebagai orang benar di hadirat Tuhan. Kita menerima kedudukan kita sebagai
orang benar di hadapan Allah hanya melalui Kristus, yang telah memenuhi semua syarat hukum untuk
menggantikan tempat kita. Kristuslah yang telah membenarkan kita. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam
Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan
menebus kita. 1 Korintus 1:30. Dalam pelajaran ini kita akan belajar kunci tentang kehidupan yang benar
sebagai orang Kristen.
1. HAUS DAN LAPAR AKAN KRISTUS MERUPAKAN KEBENARAN KITA
Dalam Matius 5:6 Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan." Dalam Matius 6:33, Yesus menyatakan kebenaran yang sama di dalam cara
yang berbeda, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu." Di dalam Alkitab Allah telah memberikan banyak undangan kepada orang-orang
yang lapar dan haus akan kebenaran. Bacalah Yesaya 55:1-2; Yohanes 4:10- 14; Wahyu 26:6 dan Wahyu
22:17. Apakah yang dimaksudkan dengan lapar dan haus akan kebenaran? Saat Anda berada di tempat
yang kering dan panas untuk jangka waktu yang lama, Anda akan merasa haus. Anda akan memberikan
semua yang Anda miliki hanya untuk seteguk air. Anda akan bersedia menempuh jarak yang jauh bahkan
mendaki bukit batu yang akan melukai tangan dan lutut Anda, hanya untuk mendapatkan air.
Apakah Anda benar-benar lapar dan haus akan kebenaran?
Apakah Anda benar-benar ingin menyingkirkan hidup Anda yang penuh dosa dan rusak?
Apakah Anda ingin menjadi murni dan suci lebih dari pada yang lain?
*** orang lain atau hal yg lain??
Bersediakah Anda mencari kebenaran dan keadilan walaupun Anda akan terluka dalam masa pencarian
itu?
Lapar dan haus akan kebenaran tidak hanya dipraktekkan dalam hal mencari Tuhan saja tetapi juga
dipraktekkan kepada saudara-saudara kita seiman. Jika kita lapar dan haus akan kebenaran, kita akan
merasa terluka dengan adanya kejahatan dan masalah-masalah moral di dunia ini. Kita tidak akan tinggal
tenang ketika seseorang diperlakukan sewenang-wenang karena ketidakadilan. Kita benar-benar
diperintahkan untuk lapar dan haus akan kebenaran! Kita harus mengutamakan untuk mencari Tuhan
dulu dengan sungguh- sungguh sehingga kita tidak bisa berhenti lagi. Kita harus menjadi alat kebenaran
dan keadilan Allah. Kita juga harus mencari kebenaran dengan sesama kita. Dan apakah upah kita? Kita
akan dipuaskan. Setelah Anda mencari dan mencari dan menemukan air, Anda mengambilnya. Anda
merasa sangat panas dan kering. Setetes air mengalir melalui tenggorokan Anda dan kemudian Anda
minum dan minum lagi. Akhirnya Anda dipuaskan. banyak orang lapar dan haus akan dunia. Mereka
menginginkan kuasa, uang, kemasyuran dan perhatian. Akankah mereka dipuaskan dengan hal- hal
tersebut? Kita dijanjikan jika kita lapar dan haus akan kebenaran, kita akan dipuaskan. Tuhan telah
berjanji bahwa saat kita lapar dan haus akan kebenaran, kita akan "dipuaskan" Berbahagialah orang
yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Matius 5:6. Orang-orang yang lapar
dan haus akan kebenaran akan dipenuhi dengan kebenaran yang jauh lebih baik dari apapun yang mereka
miliki. Orang- orang yang lapar dan haus akan kebenaran harus berbalik kepada Kristus. Ketika kita
menerima Kristus di dalam hidup kita melalui iman, kita diisi dengan kebenaran-Nya. Ini adalah awal
dari hidup yang baru untuk kita. Hari demi hari, saat kita mencari-Nya, Ia menuntun kita untuk
bertumbuh lebih lagi dan lebih lagi di dalam gambaran-Nya. Bacalah Roma 12:1-2 untuk menemukan
bagaimana hidup di dalam Kristus menuntun kita kepada perubahan pikiran kita.
2. MENYERAHKAN KEBENARAN KITA KEPADA KRISTUS
Dalam Roma 6:12-19, kita melihat tanggapan kita kepada kebenaran yang kita terima melalui iman. Kita
memilih untuk menyerahkan diri kita kepada Allah sehingga Ia bisa memakai kita untuk memenuhi
tujuan-Nya di dalam kita dan melalui kita. Saat Yesus menjadi kebenaran kita, kita harus memberikan
semua milik kita untuk Dia. Kemudian saat Ia mengisi hidup kita hari demi hari, kita hidup dengan
kebenaran yang kita terima melalui iman di dalam Dia. Jika kita memberontak melawan Kristus dan
Firman-Nya, kita menyerahkan hidup kita pada dosa dan menjadi alat kejahatan. Walaupun kita merasa
melakukan hal-hal yang baik, kita tidak dapat memenuhi kebenaran Allah dalam kekuatan kita sendiri.
Kita memilih menjadi hamba dosa (untuk kejahatan) atau pelayan Allah (untuk kebenaran). Roma 13:14
menolong kita mengerti hal ini: Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata
terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya. Saat kita memilih untuk tinggal
di dalam Kristus, Kebenaran sejati, kita setuju untuk hidup di dalam pengawasan-Nya.
3. KESIMPULAN
Orang Kristen yang bertanggung jawab dalam hidup yang benar akan melakukan hal-hal ini:
a. Ia akan lapar dan haus akan Kristus, Kebenaran kita. . Ia akan menerima kebenaran yang Allah
sediakan seperti yang dinyatakan dalam Kitab Suci, yakni Kristuslah kebenaran kita.
b. Ia akan menyerahkan dirinya kepada Kristus Tuhan, untuk hidup dalam pengawasan-Nya. c.
Akhir Pelajaran (OKB-P04)
DOA
"Kami bersedia untuk terus menerus haus dan lapar akan kebenaran sehingga kami bisa dipuaskan.
Tolonglah kami untuk setia berusaha menemukan kebenaran melalui Firman-Mu, Tuhan. Jangan biarkan
kami hidup dengan kebenaran kami sendiri, tetapi biarlah kami merelakan diri untuk menerima
kebenaran-Mu dan mengijinkannya mengatur kehidupan kami setiap saat. Kami percaya bahwa hanya di
dalam Engkaulah kami akan menemukan kepuasan sejati. Amin."
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain]
BERTANGGUNG JAWAB DALAM HIDUP YANG BENAR
KITAB YANG TERBUKA
"Satu-satunya cara supaya Anda dapat benar-benar mengendalikan perilaku Anda adalah dengan terus
menerus bersikap jujur." (Tom Hanks) Diskusi mengenai kejujuran terjadi jutaan kali dalam sehari di
ribuan tempat yang berbeda. Ibu-ibu berbincang dengan putrinya mengenai teman-teman cowoknya
yang baru; pemilik toko berbincang dengan pegawainya mengenai pelanggannya yang tidak jujur; para
pria setengah baya berbincang dengan tukang cukur mengenai tokoh-tokoh politik. Kebanyakan dari
perbincangan ini, khususnya yang menyangkut tokoh publik atau situasi yang berkembang, diselingi
dengan anekdot dan lelucon sarkastis. Dua di antara peribahasa yang sering digunakan adalah "Anda
tidak selalu dapat menilai sebuah buku hanya dari sampulnya" dan "Apa yang Anda lihat itulah yang
Anda dapat". Yang pertama bertujuan untuk mengingatkan para pendengar dengan hikmat agar tidak
terburu-buru memberikan suatu penilaian sedangkan yang kedua menegaskan bahwa penampilan adalah
kenyataan – kesan pertama merefleksikan dasar kebenaran. Yang pertama tadi menyamaratakan
permasalahan dan objektif sedangkan yang kedua hampir sepenuhnya tergantung dari kejujuran yang
menyatakannya. Keterangan-keterangan yang otentik sungguh membantu, sehingga seringkali kita
berusaha keras untuk mendapatkannya. Para wartawan memeriksa dengan teliti pidato-pidato
pembukaan, dan catatan-catatan pemungutan suara para kandidat politik, para majikan mewawancarai
banyak referensi sebelum menggaji calon karyawan-karyawatinya; para wanita muda berusaha mengorek
keterangan sebanyak mungkin dari cowok yang baru dikenalnya (terutama mengenai para mantan pacar).
Sayangnya, sekalipun kita telah berhasil mengorek banyak keterangan, namun keterangan tersebut
jarang yang memberikan kita suatu kepastian. Kebanyakan kita telah belajar dari pengalaman pahit
bahwa apa yang kita lihat hampir tidak pernah kita dapatkan. Untuk lebih amannya kita mengambil
pendekatan yang tidak terburu-buru dan menangguhkan penilaian. Salah satu kecenderungan manusia
yang kurang menarik ialah adanya agenda-agenda tersembunyi. Sedemikian terampilnya kita dengan
permainan ini, sehingga kita kadang dijuluki tukang sulap moral. Tetapi inilah susahnya: Apa yang mampu
kita lakukan terhadap orang lain, mereka juga mampu melakukannya terhadap kita. Memang inilah yang
terus menerus menjadi kekhawatiran kita. Dalam percintaan yang sedang bersemi, dalam negosiasi
bisnis, dalam wawancara media massa, dalam kemitraan pelayanan, otak kita selalu was-was: Bagaimana
jika orang ini mengkhianati saya? Kita hampir terus menerus bersikap defensif. "Ada beberapa hal yang
menyenangkan di dalam hidup ini," Malcolm Muggeridge menulis di dalam bukunya Chronicle o Waste
Time, "mungkinkah persahabatan didasarkan atas pikiran yang benar-benar jujur dan transparan".
Pertanyaannya adalah, di mana kita dapat menemukan pikiran-pikiran yang demikian? Jika semua itu
bukanlah hal- hal yang asing di masyarakat kita, pastilah merupakan hal yang langka. Perjalanan kita
menyelusuri pikiran yang benar-benar jujur harus dimulai, seperti yang berlaku untuk semua kebajikan
mutlak, dari Allah sendiri. Hanya dengan kita datang ke hadiratNya tanpa syarat, barulah kita mampu
menanggalkan semua hikmat manusia. Terbebas dari segala pertimbangan yang membebani pikiran kita,
dan mengarahkan kembali waktu serta tenaga kita untuk menggali karakter ilahi. Trademark Tuhan
yang kedua adalah apa yang saya sebut dengan "kitab yang terbuka", suatu pernyataan kejujuran dan
integritas yang mutlak. Setiap penelitian terhadap cara-caraNya meyakinkan kita bahwa apa yang kita
lihat sesungguhnya adalah apa yang kita dapatkan. Namun juga sebaliknya dengan apa yang tidak kita
lihat. Sebab kedalaman karakter- Nya tidak terukur – bukannya seperti jurang maut yang gelap tetapi
sebagai sumber kemuliaan yang tiada habis-habisnya. Meskipun pencerahan-pencerahan baru muncul
setiap hari, tidak ada yang tidak konsisten dengan apa yang telah kita ketahui mengenai hal-hal pokok
dalam Pribadi Allah. Wahyu-wahyu tersebut merupakan ekstrapolasi (perluasan data di luar data yang
tersedia, tetapi masih mengikuti kecenderungan pola data yang tersedia - red) bukan penemuanpenemuan baru. Pewahyuan-pewahyuan tersebut memberi kita alasan untuk meneliti perkara-perkara
ilahi yang belum terungkap bukannya menjadi takut terhadap hal-hal tersebut. Allah itu jujur, tetapi Ia
tidak seperti sindiran yang ditulis oleh seorang pujangga abad ke 17, sebuah "bantal duduk yang empuk
dan enak yang di atasnya para bajingan beristirahat dan menjadi gemuk." (Pelajarilah Pengkhotbah 8:11
dan Zefanya 1:12 mengenai bahaya dari penundaan hukuman.) Sebaliknya, sebagaimana ditulis oleh C.S.
Lewis di dalam bukunya The Lion, the Witch dan the Wardrobe, "[Ia] bagaikan seekor singa - Singa,
Singa yang besar." "Ooh!" kata Susan, "Saya kira ia seorang manusia. Apakah ia - benar-benar aman?
Saya merasa agak gugup kalau bertemu seekor singa." "Pasti Anda akan senang melihatnya, sayang, dan
tidak salah," kata nyonya Beaver, "jika ada orang-orang yang berani tampil di hadapan Aslan tanpa
gemetaran kakinya, mereka itu pasti lebih berani dari orang kebanyakan atau orang bodoh. "Jadi, ia
tidak aman?" kata Lucy. "Aman?" kata tuan Beaver. "Apakah Anda tidak mendengar apa yang dikatakan
nyonya Beaver kepada Anda? Siapa yang bilang aman? Tentu saja tidak aman. Tetapi ia baik. Saya
beritahukan kepada Anda, Ia adalah Raja." "Saya rindu melihatnya," kata Peter, "walaupun saya merasa
takut ..." Di dalam buku-bukunya yang lain. Lewis menyebut reaksi in sebagai "rasa hormat yang kudus".
Hadirat Allah yang sebenarnya merupakan perasaan yang tidak terdefinisikan, menakutkan sekaligus
membanggakan suatu kemuliaan yang tidak terlukiskan: ... Orang-orang Yahudilah yang sepenuhnya
mampu mengidentifikasikan dengan jelas. Hadirat-Nya yang sangat dahsyat dan menakutkan di puncak
gunung yang gelap, dengan awan dan guntur yang bergema "Tuhan yang adil" yang "mengasihi keadilan" ...
(Mazmur 11:7). Ada seorang yang lahir di antara orang Yahudi ini yang mengklaim sebagai, atau menjadi
anak dari, atau menjadi "satu dengan," suatu Pribadi yang sangat dahsyat dan menakutkan di alam ini
yang memberi hukum moral."
Melihat di Balik Sampul
Benar jika dikatakan bahwa sebuah buku yang bagus berisi kekayaan yang lebih banyak daripada bank
yang terkenal. Kekayaannya yang berlimpah dapat mencakup pengetahuan yang teruji, inspirasi-inspirasi
baru dan kemampuan yang mengagumkan yang dapat mengantar kita ke alam yang nyata maupun alam
khayal. Namun, sebelum kita dapat menambang kekayaan ini, pertama-tama kita harus menentukan
apakah isi buku itu benar- benar baik. Sampul, sebagaimana pepatah kuno mengingatkan, hanya sedikit
membantu. Bentuknya yang menarik dan kata-kata sambutannya yang mantap akan mendorong kita
untuk menelaah lebih jauh buku tersebut, atau bahkan membelinya, tetapi sampul tersebut tidak
dapat menjawab mengenai nilai intrinsiknya. Sampul dirancang untuk menarik perhatian kita, tidak
untuk memberikan kita suatu analisis yang objektif mengenai bab-bab yang ada di dalamnya. Tidak
mengherankan, sampul buku yang bagus kadang dapat mengecoh kita karena subjek pembahasannya
ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita cari. Sampul juga dipakai untuk menutupi keterbatasan atau
bobotnya yang di bawah standar. Satu-satunya cara agar kita tidak terkecoh (dan timbul kekecewaan
lagi) adalah buka sampulnya dan membaca semua huruf cetaknya yang halus. Hal yang seperti ini dapat
kita lakukan dengan berjilid-jilid buku, tetapi tidak dengan manusia. Manusia lebih rumit dan seringkali
segan membuka pintu masuk bagi orang luar untuk mengetahui keadaan diri mereka yang sebenarnya.
Banyak yang memiliki kelemahan-kelemahan atau dosa-dosa tersembunyi. Yang lainnya cenderung
mempertahankan suatu persepsi publik yang palsu (dan seringkali membumbung) mengenai karakter,
kemampuan, prestasi atau tujuan-tujuan mereka. Sedemikian meresapnya kecenderungan membungkus
diri dan "bersandiwara" sehingga orang jadi bertanya-tanya apakah ada pelayanan yang benar- benar
dapat mengetahuinya. Beberapa orang, seperti pujangga abad 18 Susanna Centlivre merasa pesimis.
"Dia hanya si jujur yang tidak dapat kutemukan," ia menulisnya dalam buku The Artifice. Sementara
penilaian ini dihasilkan karena banyaknya perkataan-perkataan sinis, tanggapan tersebut dapat dipahami
mengingat pola perilaku di antara para pemimpin Kristen dan organisasi-organisasinya yang semakin hari
semakin menggelisahkan. Banyak "hamba Tuhan" yang bersikap manis dan terbuka sampai ada orang
yang berani melontarkan pertanyaan-pertanyaan "salah", seperti: "Dari mana Anda memperoleh sumber
mengenai kisah tersebut?" atau "Bagaimana Anda mengimbangi antara pelayanan dan kehidupan
berkeluarga?" atau "Apakah laporan keuangan Anda sudah diperiksa oleh auditor luar?" Ketika
perkataan ini meluncur dari mulut salah seorang jemaat atau pengerja gereja, segera sikap mereka
menjadi gelap bagaikan hujan badai yang disertai kilat dan petir. Mereka ingin kita hanya melihat
kepada sampul mereka, jangan membukanya. Barangsiapa yang mengklaim reputasinya dapat
dipertanggungjawabkan tetapi secara diam-diam meremehkan tanggung jawab tersebut, umumnya
memiliki sesuatu yang disembunyikan (atau paling tidak mempunyai keinginan untuk melakukan hal
tersebut). Saya teringat kepada tiga orang - diantaranya adalah seorang penginjil televisi, seorang
pemusik Kristen terkenal dan seorang pembicara radio terkenal - yang akhir- akhir ini berjuang keras
untuk membantah penyelidikan mengenai gaya hidup mereka yang bermewah-mewah. Saya mengenal
seorang gembala yang masih memimpin suatu gereja besar di Northwest yang secara tidak sengaja
tertangkap dalam foto, ketika baru keluar dari suatu bioskop XXX khusus untuk orang dewasa. Bukan
tujuan saya untuk mempersalahkan orang-orang tersebut, namun hal ini mengingatkan kita bahwa isi
suatu buku tidak selalu sebanding dengan sampulnya. Mereka seperti wanita yang merajah dandanannya,
sehingga tetap kelihatan sempurna. Selama orang-orang tetap melihatnya dari kejauhan. Dan selama ia
tidak menjerit, tidak seorangpun yang tahu. Seorang pengusaha situs pornografi yang sudah bertobat,
Steve Lane, pernah dipancing oleh pemirsa di ruang tanya jawab suatu acara Kristen. "Steve, apakah
Anda mempunyai catatan tentang berapa dari mereka yang menjadi pelanggan situs tersebut," dengan
menyesal Steve mengatakan "Kira-kira 5 dari 10." Lane percaya bahwa pornografi merupakan suatu
rahasia kecil yang terdapat pada banyak pemimpin Kristen, terutama pria. "Saya mengenal gerejagereja di mana semuanya kelihatan baik: penyembahan, persepuluhan; penutup kursinya yang indah dan
panji-panjinya yang megah - tetapi tidak seorangpun di gereja tersebut yang mengetahui bahwa
gembala mereka sudah diperbudak oleh pornografi selama 20 tahun ..." Kejatuhan Lane sendiri ke dalam
hawa nafsu dan kemarahan berawal dari masa kanak-kanaknya, ketika itu ibunya berselingkuh dengan
sang gembala, yang kemudian dinikahinya. Tidak seorangpun yang mengetahui bahwa si pengkhotbah "api
dan belerang" ini sangat ketagihan pornografi. "Dari luar kelihatannya seperti rumah tangga Kristen
yang sempurna," kenang Lane, "tetapi di dalamnya kehidupan saya seperti di neraka. " Hamba yang saleh
tidak boleh bermuka dua. Seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya, "(haruslah] bagi
seorang murid menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba menjadi sama seperti tuannya"
(Matius 10:25). Hidup kita seharusnya transparan sehingga kita dapat berkata seperti Kristus,
"Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9). Siapapun yang memeriksa
catatan sejarah Anda tidak boleh ada yang menemukan sampul yang lain atau bab yang hilang. Bila kita
tidak menyembunyikan sesuatu, kita tidak perlu takut akan ada hal-hal yang terbongkar ketika ada yang
menyelidiki kehidupan pribadi kita (lihat Lukas 12:2). Ciri-ciri moral yang transparan adalah, kita dapat
berkata, "Penguasa dunia ini boleh datang [tetapi] ia tidak akan menemukan apa-apa atas diriku"
(Yohanes 14:30). Para misionaris dan lembaga-lembaga yang berasal dari Tuhan, tidak akan pernah
menolak penyelidikan terhadap karakter mereka. Memang, keterbukaan adalah salah satu dari
trademark utama mereka. Mereka mengundang dunia untuk melihat dari dekat, karena mereka ingin
melihat, dan memeluk kejujuran serta integritas yang sejati. Itulah sebabnya rasul Paulus berani
berkata, "[Teladanilah aku], sama seperti aku juga [meneladani] Kristus" (1 Korintus 11:1; lihat juga
Filipi 3:17; 4:9). Seperti yang dijelaskannya kepada jemaat di Korintus: Demikianlah pula, ketika aku
datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat
untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. ... Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak
kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. 1 Korintus 2:1,
4-5 Pendekatan yang terbuka dan rendah hati ini, disokong oleh Ann Kiemel Anderson, salah satu
komunikator Kristen yang paling terkenal. Dalam bukunya yang segar dan jujur Seduced by Success,
Anderson mengakui bahwa perspektifnya yang baru, adalah; hasil dari suatu pernikahan yang hampir
kandas, dan suatu ketergantungan diam-diam kepada pil penahan sakit. "Saya harus belajar bahwa
sebagai seorang penulis buku- buku terlaris yang selalu dikelilingi dengan sambutan sorak sorai, tepuk
tangan sambil berdiri tidak membuat diri seseorang menjadi utuh (sempurna)," katanya. "Allahlah yang
harus melepaskan saya dari diri saya sendiri."
Jika Ya, Katakan Ya
Orang-orang Kristen yang ingin mempertahankan tujuan dan sumber pendapatan mereka sekaligus,
seringkali terjebak ke dalam tindakan "melakukan setengah kebenaran" atau agenda-agenda
tersembunyi dengan cara memukul semak-belukar yang padat. Hampir tidak ada di hutan modern ini
yang terlihat apa adanya. Mereka yang memelihara bayang- bayangnya memanifestasikan khayalan akan
kebesaran dan berpura-pura peduli. Mereka memutar kepalsuan hingga dalam dan merayakan
keberhasilan yang sementara. Rela kehilangan seluruh hikmat, ketulusan, komitmen dan prestasi yang
sejati. Sebagaimana yang ditulis oleh William Bennet dalam bukunya The Book of Virtues, "Ketidakjujuran selalu mencari tempat bernaung, sampul, atau tempat persembunyian. Itu adalah kecondongan
hidup di dalam kegelapan." orang-orang yang tidak jujur adalah orang-orang yang tinggal di hutan.
Mereka memerlukan bayangan-bayangan dan lampu warna- warni untuk menciptakan khayalan. Mereka
"mempercayai dusta", Muggeridge menulis di dalam bukunya The Green Stick, "bukan karena mereka
diberi penjelasan yang masuk akal, tetapi karena mereka ingin mempercayainya." Sebaliknya orangorang yang jujur dan terbuka, menghindari jalan penyesatan (penipuan) apapun bentuknya. Mereka
menolak untuk melakukan manipulasi, tindakan yang membesar-besarkan atau bermain dengan agendaagenda yang tersembunyi. Kedudukan mereka tidak bergeming. Komitmen-komitmen mereka tidak
ditulis dengan tinta yang tidak kelihatan. Mereka sangat memperhatikan nasihat Tuhan Yesus "Jika ya,
hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak" (Matius 5:37). Sayangnya, tulis
Tozer, "Banyak dari guru dan pengkhotbah kita yang terkenal mengembangkan suatu teknik berbicara
dengan suara perut agar suara mereka kelihatan lebih berwibawa dan seolah datang dari berbagai
penjuru angin." John White menambahkan bahwa hal yang sama juga terjadi di kalangan eksekutif
pelayanan; khususnya ketika meminta bantuan keuangan mereka seringkali menggunakan kata-kata sandi
dan berputar-putar. Untuk memastikan maksud mereka, seringkali kita terpaksa mengartikan sendiri
apa yang tersirat. Perkataan iman [telah] mendapat suatu pengertian teknis dan [sekarang] merupakan
suatu tanda pengenal rohani yang terhormat. Dewasa ini kita hampir tidak pernah tersenyum lagi
mendengar ketidak-konsistenan dari suatu program radio Kristen yang menutup siarannya dengan katakata, "Sebagaimana Anda ketahui usaha ini berjalan karena iman. Kami hanya berharap kepada Allah
untuk memenuhi segala kebutuhan kami, dan juga kepada Anda sebagai umat-Nya yang memberi dengan
murah hati untuk mendukung usaha ini yang akan menjangkau jutaan orang miskin dengan Injil. Program
kami memerlukan biaya $ 50.000,- per minggu. Tulislah untuk memberikan dorongan kepada kami. Surat
Anda sangat berarti bagi kami ... Kami akan mengirimkan Anda secara gratis sebuah buklet yang
berjudul ..." Dan seterusnya. Orang-orang Kristen yang dewasa paham bahwa Allah mempunyai andil
dalam keberhasilan setiap pesan dan misi yang telah Ia tetapkan, Ia dapat diandalkan untuk
mempersiapkan jalan bagi hamba-hamba-Nya. Ia ahli dalam melembutkan hati dari mereka yang
terhilang dan menggerakkan hati para donatur. Para pelayan tidak perlu berkeliling memukul semakbelukar - dan mereka yang melakukan hal tersebut menunjukan kurangnya keyakinannya dalam panggilan
Allah atau menunjukan adanya suatu agenda yang tersembunyi. Fakta-Fakta Ketidakjujuran Para
pendusta senang bergabung dengan para pembual. Keengganan mereka untuk berpegang teguh pada
kebenaran membuatnya mudah bergaul dengan orang-orang yang suka membual. Sekali fakta-fakta
ketidakjujuran ditolerir, ia akan meningkat menjadi penyesatan yang selektif dan pada gilirannya
mereka akan menjadi terbiasa "mengubah kenyataan". Para pemimpin dan pengumpul dana Kristen
berusaha keras untuk menyokong kampanye-kampanye besar yang terus terang, terlalu berat
pencobaannya di bidang ini. Setelah mengumbar ,"janji-janji sorga" kepada para pendukungnya, mereka
harus memilih salah satu, yaitu memberikan yang besar sesuai dengan janji-janji mereka atau
kehilangan kesempatan memperoleh uang banyak tanpa harus bersusah payah. Masalahnya adalah
kebutuhan-kebutuhan dunia yang nyata ini terlalu besar dan terlalu rumit untuk ditanggulangi oleh satu
organisasi saja. Jalan keluarnya (yang tidak jujur) ialah mereka memperkecil tantangan yang
seharusnya dihadapi; dengan cara membuat program yang bertema umum-umun saja, agar tidak dapat
diklaim, misalnya: Afrika bagi Kristus, Kampanye Untuk Memenangkan Jutaan Jiwa" dengan data
statistik yang meragukan (biasanya hanya berdasarkan perkiraan kehadiran KKR atau pendengar siaran
yang potensial). Kedua muslihat inilah yang paling sering digunakan untuk mencapai batas maksimal
penghasilan mereka. Karena terus terang sulit untuk menguji perkiraan dan efektivitas mereka yang
sebenarnya. Realita yang cenderung dibesar-besarkan ini, lebih terkesan lagi bila menyangkut datadata dari luar negeri. "Sungguh," Muggeridge menulis di dalam otobiografinya, "orang-orang terlanjur
kagum terha dap berita yang direkayasa dari suatu tempat pengumpul berita, padahal sesungguhnya
berbeda dengan kebenaran berita yang dikirim." Ditambah lagi naluri kita yang umumnya cenderung
mudah mempercayai hal-hal berbau misi. Memang, diperlukan waktu dan biaya yang besar untuk
mengecek ulang fakta-fakta di tempat yang jauh, itu sebabnya para operator yang tidak jujur sangat
menyukai program-program internasional. John White menceritakan secara panjang lebar contoh
sebuah organisasi Kristen yang melatih para pekerjanya untuk menetapkan kuota penginjilan dan
kemudian mengemas kesaksian-kesaksian dari para petobat baru sebagai "kisah-kisah perang" untuk
dipublikasikan. Namun, menurut salah seorang pekerja, "Sementara tintanya belum kering di kertas
yang dicetak, kebanyakan dari petobat baru tersebut telah meninggalkan 'iman' mereka." Hal ini
terjadi terus menerus. Sebagaimana disebutkan oleh White, informasi yang ada di dalam berita doa
tersebut menyesatkan. "Kisah-kisah yang dituliskan dalam berita bukanlah kisah-kisah yang diceritakan
ketika berita tersebut dibaca." Kisah ini, dan kisah-kisah lainnya yang seperti ini mendorong kita untuk
bertanya beberapa pertanyaan penting. Pertama dan yang paling jelas, Apakah kemajuan organisasi ini
merupakan prioritas yang lebih tinggi dari pada perluasan Kerajaan Allah? Apakah hal ini membuat para
eksekutif pelayanan berkompromi dengan standar kebenaran yang alkitabiah? Apakah ini merupakan
"keserakahan" yang dimaksud oleh rasul Petrus, yang akan menyebabkan beberapa pemimpin Kristen
berusaha "mencari untung dari kamu dengan cerita-cerita isapan jempol mereka" (2 Petrus 2:3)?
Bisikan Roh Kudus versus Rayuan Manusia Banyak orang percaya merasa sulit untuk membedakan
antara bisikan Roh Kudus dengan rayuan manusia. Kedua pendekatan tersebut merangsang pikiran dan
perasaan. Keduanya mengajak kita untuk mendukung alasan- alasan yang layak dan bisa dilihat. Namun
ada satu perbedaan yang besar. Bisikan Roh Kudus tidak membuat risih, lembut, sopan dan jujur.
Sedangkan rayuan manusia cenderung vulgar; melihat orang sebagai objek untuk mendapatkan
keuntungan. Yang satu berorientasi kepada hubungan sedangkan yang lain berorientasi kepada program.
Harus diakui bahwa dalam banyak kasus rayuan manusia ternyata berhasil. Kenyataannya adalah,
seluruh industri telah tumbuh dan berkembang dengan mempraktekkan hal tersebut. Para penjajag
pendapat menemukan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh orang-orang; para Penerbit menyampaikan
hasil-hasilnya ke dalam desktop kita; dan para konsultan serta pengajar di seminarmengajar kita
bagaimana mendapatkan keuntungan dari apa yang kita ketahui.Karena banyaknya orang Kristen yang
menerapkan pendekatan perhitungan ini ke dalam pelayanan mereka, mungkin sudah waktunya untuk kita
bertanya-tanya apakah kita ini anak-anak Allah atau anak-anak ilmu pengetahuan. White
mengkhawatirkan bahwa metoda-metoda modern, kalau kita tidak berhati-hati menseleksinya dapat
merongrong iman di dalam Roh Kudus. Walaupun iklan dan rayuan secara intrinsik bukanlah kejahatan,
namun hal itu dapat menimbulkan kerugian yang besar "bila motivasinya adalah keserakahan atau
eksploitasi (tidak memperlakukan umat manusia sebagai manusia, mengabaikan marta batmereka dan
menganggap mereka sebagai objek untuk manipulasi)". Mampukah kita membuat pernyataan seperti
Paulus bahwa "kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan"? Dapatkah kita berkata
bahwa "kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah"? Apakah kita bersedia untuk
menpraktekkan kebenaran apa adanya untuk "menyerahkan diri kita untuk dipertimbangkan oleh semua
orang di hadapan Allah" (2 Korintus 4:2)? Meskipun secara psikologis kadang-kadang manipulasi
membuahkan hasil- hasil jangka pendek, hal tersebut tidak sebanding dengan keyakinan yang datang
dari Roh Kudus. Orang-orang Yerusalem tidak memerlukan panggilan ke depan (altar call) pada akhir
khotbah Petrus di hari Pentakosta. Tidak ada suara serak-serak basah yang mengatakan "Raihlah waktu
yang istimewa ini". Tidak ada pemain organ yang memainkan musik lembut "Kuserahkan". Sebaliknya,
Alkitab menceriterakan kepada kita bahwa orang banyak tersebut "hatinya sangat terharu" dan mereka
langsung bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudarasaudara?" (Kisah 2:37). Setelah kejadian itu, gereja bertambah 3.000 jiwa. "Setiap orang" kata Alkitab
"dipenuhi rasa kagum" (ayat 43). Ini bukan untuk meragukan metoda panggilan ke depan (altar call).
Namun untuk mengingatkan bahwa adakalanya kita harus membiarkan sang Mempelai Pria melayani kita
langsung. Tata cara yang dilakukan terhadap seseorang yang hendak dilamar mencerminkan maksud dari
pelamarnya - baik pria maupun wanita. Jika tujuannya adalah anjungan satu malam (sumbangan yang
didasarkan atas perhitungan untung rugi, suatu sumbangan yang impulsif), maka manipulasi yang akan
menang. Tetapi jika tujuan akhirnya adalah menghasilkan (seorang murid yang kuat, mitra jangka
panjang), maka kita perlu merayu hati kekasih kita. Banyak dari kita tidak jujur di hadapan manusia
karena kita tidak jujur di hadapan Allah. Kita membawa ambisi-ambisi pribadi kita dan dosa-dosa yang
tersembunyi - "apa yang tersembunyi dalam kegelapan" yang pada suatu hari akan diungkapkan (1
Korintus 4:5). Tetapi Allah menginginkan kebenaran "dalam batin" (Mazmur 51:8), dan Ia membuatnya
menjadi jelas bahwa setiap usaha untuk menyembunyikan dosa tidak akan beruntung (Amsal 28:13). Jika
kehidupan kita adalah kitab yang terbuka, satu-satunya harapan yang dapat kita lakukan adalah
berteriak seperti Daud, "Selidikilah aku, ya Allah, dan ketahuilah akan hatiku" (Mazmur 139:23) dan
seperti Ayub, "apa yang tidak kumengerti, ajarkanlah kepadaku" (Ayub 34:32). Hanya sebagaimana kita
sendiri diuji dan dimurnikan barulah kita mampu mengenali ketidakjujuran yang
ada di dalam diri orang lain.
Referensi 04b - Index - PESTA Online
Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB
Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab Dalam Hidup Yang Benar
Kode Pelajaran : OKB-R04b
Referensi OKB-R04b diambil dari:
Judul Buku : PURPOSE DRIVEN LIFE
Judul Artikel: Diubahkan Lewat Kebenaran
Pengarang : Rick Warren
Penerbit : Gandum Mas Hal : 205-212
BERTANGGUNG JAWAB DALAM HIDUP YANG DIUBAHKAN LEWAT KEBENARAN
"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius
4:4) "Firman kasih karunia Allah bisa membuatmu menjadi apa yang Dia inginkan dan memberimu segala
sesuatu yang mungkin kamu perlukan." (Kisah Para Rasul 20:32 [Msg]) Kebenaran Mengubah Kita
Pertumbuhan rohani merupakan proses menggantikan dusta dengan kebenaran. Yesus berdoa,
"Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman- Mu adalah kebenaran."1) Penyucian membutuhkan
Penyataan Allah. Roh Allah memakai Firman Allah untuk menjadikan kita serupa dengan Anak Allah.
Untuk menjadi serupa dengan Yesus, kita harus memenuhi hidup kita dengan Firman-Nya. Alkitab
mengatakan, "Melalui Firman itu kita disetel dan dikembangkan untuk tugas-tugas yang Allah miliki bagi
kita."2) Firman Allah tidak seperti firman lainnya. Firman Allah itu hidup.3) Yesus berkata, "Perkataanperkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup."4) Ketika Allah berbicara, hal-hal berubah.
Segala sesuatu di sekeliling Anda, yaitu semua ciptaan, ada karena "Allah telah berfirman." Dia
memerintahkan semuanya menjadi ada. Tanpa Firman Allah Anda bahkan tidak akan hidup. Yesus
menunjukkan, "Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita
pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya."5) Alkitab jauh lebih dari
sekadar sebuah buku petunjuk berisi doktrin. Firman Allah menghasilkan kehidupan, menimbulkan iman,
mendatangkan perubahan, membuat Iblis takut, menyebabkan mukjizat, menyembuhkan sakit hati,
membangun karakter, mengubah keadaan, memberikan sukacita, mengatasi kesusahan, mengalahkan
pencobaan, memberikan pengharapan, melepaskan kuasa, menyucikan pikiran kita, menciptakan berbagai
hal, dan menjamin masa depan kita selamanya! Kita tidak bisa hidup tanpa Firman Allah! Jangan pernah
meremehkannya. Anda harus menganggapnya sepenting makanan bagi kehidupan Anda. Ayub berkata,
"Aku menghargai Firman dari mulut-Nya lebih daripada makananku setiap hari."6) Firman Allah
merupakan gizi rohani yang harus Anda makan untuk memenuhi tujuan Anda. Alkitab disebut air susu,
roti, makanan keras, dan madu.7) Empat jenis makanan ini merupakan menu Roh Kudus bagi kekuatan
dan pertumbuhan rohani. Petrus memberi kita nasihat, "Rindukanlah susu rohani yang murni, sehingga
olehnya kamu bertumbuh dan memperoleh keselamatanmu."8) Tinggal dalam Firman Allah Ada lebih
banyak Alkitab yang dicetak sekarang daripada sebelumnya, tetapi sebuah Alkitab di rak tidaklah
berharga. Jutaan orang percaya diserang anorexia rohani, kelaparan hingga mati karena kekurangan gizi
rohani. Untuk menjadi murid Yesus yang sehat, makan dari Firman Allah haruslah menjadi prioritas
utama Anda. Yesus menyebutnya "tinggal." Dia berkata, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu
benar-benar adalah murid-Ku."9) Dalam kehidupan sehari-hari, tinggal dalam Firman Allah meliputi tiga
kegiatan. Saya harus menerima otoritas Firman Allah. Alkitab harus menjadi standar yang berotoritas
bagi kehidupan saya: kompas yang saya andalkan untuk petunjuk arah, nasihat yang saya dengarkan
untuk membuat keputusan-keputusan yang bijak, dan patokan yang saya gunakan untuk menilai segala
sesuatu. Alkitab harus selalu merupakan penentu dalam hidup saya. Banyak masalah kita muncul karena
kita mendasarkan pilihan-pilihan kita pada berbagai otoritas yang tidak dapat diandalkan: budaya
("semua orang melakukannya"), tradisi ("kita selalu melakukannya"), nalar ("sepertinya itu masuk akal"),
atau emosi ("rasanya pas"). Keempat hal ini menjadi rusak oleh peristiwa kejatuhan manusia. Apa yang
kita butuhkan adalah sebuah standar yang sempurna yang tidak akan pernah membawa kita ke arah yang
keliru. Hanya Firman Allah yang memenuhi kebutuhan tersebut. Salomo mengingatkan kita, "Semua
firman Allah adalah murni."10) dan Paulus menjelaskan, "Segala tulisan dalam Kitab Suci merupakan
Firman Allah. Semuanya berguna untuk mengajar dan membantu orang serta untuk memperbaiki
kelakuan mereka dan menunjukkan kepada mereka cara untuk hidup"11) Pada tahun-tahun pertama
pelayanannya, Billy Graham mengalami suatu masa di mana dia bergumul dengan keraguan tentang
keakuratan dan otoritas Alkitab. Suatu malam yang berterang bulan dia berlutut dan menangis serta
berkata kepada Allah bahwa, meski ada perikol perikop yang membingungkan yang tidak dia pahami,
mulai saat itu dia akan sepenuhnya mempercayai Alkitab sebagai satu-satunya otoritas bagi kehidupan
dan pelayanannya. Semenjak itu, kehidupan Billy diberkati dengan kuasa dan keefektifan yang luar
biasa. Keputusan yang paling penting yang bisa Anda buat sekarang ialah menetapkan apa yang akan
merupakan otoritas tertinggi bagi kehidupan Anda. Putuskan bahwa tanpa menghiraukan budaya, tradisi,
nalar, atau emosi, Anda memilih Alkitab sebagai otoritas terakhir Anda. Mula-mula pastikan untuk
bertanya, "Apa yang Alkitab katakan?" pada saat Anda membuat keputusan. Buatlah keputusan bahwa
ketika Allah mengatakan untuk melakukan sesuatu, Anda akan mempercayai Firman Allah dan
melakukannya entah itu masuk akal atau tidak atau entah Anda merasa ingin melakukannya atau tidak.
Ambillah pernyataan Paulus sebagai peneguhan iman Anda secara pribadi: "Aku percaya kepada segala
sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi."12) Saya harus menerima
kebenaran Firman Allah. Tidak cukup hanya percaya Alkitab; saya harus mengisi pikiran saya dengannya
sehingga Roh Kudus bisa mengubah saya dengan kebenaran itu. Ada lima cara untuk melakukan hal ini:
Anda bisa menerimanya, membacanya, menelitinya, menghafalnya, dan merenungkannya. Pertama, Anda
menerima Firman Allah ketika Anda mendengarkan dan menyambutnya dengan sikap terbuka dan
reseptif. Perumpamaan tentang penabur menggambarkan bagaimana sikap reseptif kita menemukan
apakah Firman Allah berakar di dalam hidup kita dan menghasilkan buah atau tidak. Yesus menyebut
tiga sikap yang tidak reseptif, yakni pikiran yang tertutup (tanah yang keras), pikiran yang dangkal
(tanah berbatu- batu), dan pikiran yang kacau (tanah dengan semak duri), dan kemudian Dia berkata,
"perhatikanlah cara kamu mendengar."13) Setiap kali Anda merasa tidak mendapat apa-apa dari suatu
khotbah atau dari seorang guru Alkitab, Anda seharusnya mengeceksikap Anda, khususnya
kesombongan, karena Allah bisa berbicara bahkan melalui pengajar yang paling membosankan bila Anda
bersikap rendah hati dan reseptif. Yakobus menasihati, "Terimalah dengan rendah hati (lemah lembut)
perkataan yang ditanam oleh Allah di dalam hatimu, sebab perkataan itu mempunyai kekuatan untuk
menyelamatkan kalian."14) Kedua, selama sebagian besar dari 2.000 tahun sejarah gereja, hanya
pendeta-pendeta yang harus membaca Alkitab secara pribadi, tetapi sekarang jutaan orang bisa
membacanya. Namun, banyak orang percaya lebih setia untuk membaca koran harian daripada Alkitab
mereka. Tidak heran kalau kita tidak bertumbuh. Kita tidak bisa menonton televisi selama tiga jam, lalu
membaca Alkitab selama tiga menit dan berharap untuk bertumbuh. Banyak orang yang menyatakan
percaya Alkitab "dari awal sampai akhir" belum pernah membacanya dari awal hingga akhir. Tetapi
andaikata Anda mau membaca Alkitab lima belas menit saja sehari, Anda akan membaca dengan lengkap
seluruh Alkitab sekali setahun. Jika Anda memotong satu saja program televisi yang berdurasi 30
menit setiap hari dan membaca Alkitab sebagai gantinya, Anda akan membaca seluruh Alkitab dua kali
setahun. Membaca Alkitab setiap hari akan membuat Anda tetap berada dalam jangkauan suara Allah.
Itu sebabnya Allah memerintahkan raja-raja Israel untuk selalu menyimpan salinan Firman-Nya di
dekat mereka: "Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya."15)
Tetapi jangan hanya menaruh Alkitab di dekat Anda; bacalah dengan teratur! Sebuah peralatan
sederhana yang berguna untuk ini ialah rencana bacaan Alkitab setiap hari. Rencana itu akan mencegah
Anda untuk hanya melompat-lompat di seputar Alkitab secara acak dan meremehkan beberapa bagian.
Jika Anda ingin sebuah salinan rencana bacaan Alkitab pribadi saya, lihatlah apendiks 2. Ketiga,
meneliti, atau mempelajari, Alkitab adalah cara praktis lain untuk tinggal di dalam Firman. Perbedaan
antara membaca dan meneliti Alkitab meliputi dua kegiatan tambahan: mengajukan pertanyaanpertanyaan tentang teks dan menuliskan berbagai pengertian Anda. Anda belum benar-benar meneliti
Alkitab sebelum Anda menulis pikiran-pikiran Anda di kertas atau komputer. Tempat tidak
memungkinkan saya untuk menjelaskan berbagai metode penelitian Alkitab. Ada beberapa buku yang
berguna tentang metode- metode penelitian Alkitab, termasuk salah satu yang saya tulis lebih dari dua
puluh tahun yang lalu.16) Rahasia untuk mengadakan penelitian Alkitab yang baik hanyalah belajar
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat. Metode yang berbeda menggunakan pertanyaan yang
berbeda. Anda akan menemukan n jauh lebih banyak jika Anda berhenti sebentar dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti siapa? apa? kapan? di mana? mengapa? dan bagaimana?
Alkitab mengatakan, "Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang
memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya,
tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya."17) Cara keempat untuk
tinggal dalam Firman Allah ialah dengan menghafalnya. Kemampuan Anda untuk menghafal ialah
pemberian Allah. Anda mungkin mengira Anda memiliki ingatan yang lemah, tetapi yang sebenarnya
ialah, Anda telah menghafal jutaan gagasan, kebenaran, fakta, dan angka. Anda mengingat apa yang
penting bagi Anda. Jika Firman Allah itu penting, Anda akan menyediakan waktu untuk mengingatnya.
Ada banyak manfaat menghafal ayat-ayat Alkitab. Itu akan membantu Anda melawan pencobaan,
membuat keputusan-keputusan yang bijak, mengurangi ketegangan, membangun rasa percaya diri,
memberikan nasihat yang baik, dan menyampaikan iman Anda kepada orang lain."18) Ingatan Anda
seperti otot. Semakin Anda menggunakannya, semakin kuat ia jadinya, dan menghafal ayat akan menjadi
lebih mudah. Anda bisa memulai dengan memilih beberapa ayat Alkitab dari buku ini yang telah
menyentuh perasaan Anda dan menuliskannya di atas sebuah kartu kecil yang bisa Anda bawa. Kemudian
ulangilah keras-keras sepanjang hari Anda. Anda bisa menghafalkan ayat di manapun: sementara
bekerja atau berolah raga atau berkendara atau menanti atau akan tidur. Ketiga kunci untuk menghafal
ayat adalah mengulang, mengulang, dan mengulang! Alkitab berkata, "Ingatlah akan apa yang diajarkan
oleh Kristus dan biarlah perkataan-Nya memperkaya hidup saudara serta menjadikan saudara
bijaksana."19) Cara kelima untuk tinggal di dalam Firman Allah ialah merenungkannya, yang Alkitab
sebut "renungan" (meditation). Bagi banyak orang, ide tentang merenungkan menghasilkan gambarangambaran tentang menetralkan pikiran Anda dan membiarkannya mengembara. Ini jelas-jelas
bertentangan dengan merenungkan yang alktiabiah. Merenungkan adalah cara berpikir yang difokuskan.
Ini membutuhkan usaha yang sungguh- sungguh. Anda memilih sebuah ayat dan merenungkannya
berulang-ulang kali dalam pikiran Anda. Seperti yang saya sebutkan dalam bab 11, jika Anda mengetahui
cara untuk khawatir, maka Anda telah mengetahui cara untuk merenung. Khawatir adalah Cara berpikir
yang difokuskan pada sesuatu yang negatif. Merenungkan ialah melakukan hal yang sama, hanya yang
difokuskan adalah Firman Allah dan bukannya masalah Anda. Tidak ada kebiasaan lain yang bisa lebih
berhasil mengubah kehidupan Anda dan menjadikan Anda lebih serupa dengan Yesus ketimbang
kebiasaan merenungkan Alkitab setiap hari. Ketika kita mengambil waktu untuk merenungkan kebenaran
Allah, sambil dengan sungguh-sungguh merenungkan teladan Kristus, kita "diubah menjadi serupa
dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."20) Jika Anda melihat setiap kali Allah
berbicara perihal merenungkan di dalam Alkitab, Anda akan kagum pada manfaat-manfaat yang telah
Dia janjikan kepada orang-orang yang mengambil waktu untuk merenungkan Firman-Nya sepanjang hari.
Salah satu alasan mengapa Allah menyebut Daud "seorang yang berkenan di hati-Ku."21) adalah karena
Daud senang merenungkan Firman Allah. Daud berkata, "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku
merenungkannya sepanjang hari."22) Sungguh-sungguh merenungkan kebenaran Allah merupakan kunci
bagi doa yang dikabulkan dan rahasia bagi kehidupan yang berhasil.23) Saya harus menerapkan prinsipprinsipnya. Menerima, membaca, meneliti, menghafal, dan merenungkan Firman akan sia-sia jika kita
gagal mempraktikkannya. Kita harus menjadi "pelaku firman"24) Inilah langkah tersulit dari semuanya,
karena Iblis melawannya dengan keras. Iblis tidak peduli Anda pergi ke pendalaman Alkitab selama
Anda tidak melakukan apapun dengan apa yang Anda pelajari. Kita membodohi diri kita sendiri bila kita
mengira bahwa hanya karena kita telah mendengar atau membaca atau meneliti sebuah kebenaran
berarti, kita telah menghayatinya. Sesungguhnya, Anda bisa begitu sibuk pergi ke kelas atau seminar
atau pertemuan Alkitab berikutnya sehingga Anda tidak memiliki waktu untuk menerapkan apa yang
telah Anda pelajari. Anda melupakannya pada saat Anda pergi untuk pendalaman berikutnya. Tanpa
penerapan, semua pendalaman Alkitab kita sia-sia. Yesus mengatakan, "Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di
atas batu."25) Yesus juga menunjukkan bahwa berkat Allah datang karena orang menaati kebenaran,
bukan hanya mengetahuinya. Dia berkata, "Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika
kamu melakukannya."26) Alasan lain mengapa kita menghindari penerapan pribadi ialah karena hal
tersebut bisa sulit atau bahkan menyakitkan. Kebenaran akan membebaskan Anda, tetapi mula-mula
kebenaran tersebut mungkin membuat Anda tidak senang! Firman Allah menyingkapkan berbagai motif
kita, menunjukkan kesalahan-kesalahan kita, menegur dosa-dosa kita, dan berharap agar kita berubah.
Menentang perubahan merupakan sifat manusia, karena itu menerapkan Firman Allah merupakan kerja
keras. Itulah sebabnya, sangat penting untuk membicarakan penerapan pribadi Anda dengan orang lain.
Tidak berlebihan kalau saya menekankan pentingnya menjadi anggota dari sebuah kelompok kecil diskusi
pendalaman Alkitab. Kita selalu belajar dari orang lain kebenaran-kebenaran yang tidak pernah bisa kita
pelajari sendiri. Orang lain akan membantu Anda melihat pengertian- pengertian yang bisa terlewatkan
oleh Anda dan membantu Anda menerapkan kebenaran Allah dengan suatu cara yang praktis. Cara
terbaik untuk menjadi seorang "pelaku Firman" ialah selalu menulis langkah tindakan sebagai hasil dari
pembacaan atau pengalaman atau perenungan Anda atas Firman Allah. Kembangkan kebiasaan untuk
menulis apa tepatnya yang Anda ingin lakukan. Langkah tindakan ini seharusnya bersifat pribadi
(melibatkan Anda), praktis (sesuatu yang bisa Anda kerjakan), dan bisa dibuktikan (dengan sebuah
batas waktu untuk melakukannya). Setiap penerapan akan meliputi hubungan Anda dengan Allah,
hubungan Anda dengan orang lain, atau karakter pribadi Anda. Sebelum Anda membaca bab berikutnya,
gunakan sedikit waktu untuk berpikir tentang pertanyaan ini: Apakah yang Allah sudah suruh Anda
lakukan dalam Firman-Nya, tetapi belum mulai Anda kerjakan? Kemudian tuliskan beberapa pernyataan
tindakan yang akan membantu Anda bertindak berdasarkan apa yang Anda ketahui. Anda bisa memberi
tahu seorang kawan yang bisa meminta pertanggungjawaban Anda. Seperti yang dikatakan oleh D.L.
Moody, "Alkitab bukan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan kita, melainkan untuk mengubah
hidup kita."
Download