1 BAB 4 PEMBAHASAN Dalam kegiatan bisnis sebuah perusahaan

advertisement
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan bisnis sebuah perusahaan harus memiliki sistem pengendalian
internal yang baik, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari
kegiatan penjualan, penagihan piutang, serta penerimaan kas yang merupakan sumber
pendapatan utama perusahaan untuk membiayai semua aktivitas perusahaan. Apabila
tidak terdapat sistem pengendalian internal yang baik akan muncul peluang dalam
terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan terhadap pendapatan perusahaan. Oleh
karena itu, PT TKP harus memiliki pengendalian internal yang baik agar dapat
menjamin bahwa dalam pelaksanaan prosedur yang berhubungan dengan siklus
pendapatan tidak terdapat penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.
Dalam bab ini, akan dibahas mengenai evaluasi sistem pengendalian internal
terhadap siklus pendapatan pada PT TKP. Aktivitas perusahaan yang dianalisis
diantaranya, penjualan jasa, piutang usaha, serta penerimaan kas PT TKP yang meliputi
kebijakan dan prosedur, struktur organisasi, prosedur pencatatan, serta dokumen yang
digunakan dalam setiap aktivitas perusahaan. Evaluasi ini dilakukan dengan
membandingkan kegiatan pengendalian yang berjalan dalam perusahaan dengan
komponen pengendalian dari lima komponen pengendalian internal COSO.
Ruang lingkup evaluasi sistem pengendalian internal atas siklus pendapatan yang
diterapkan pada penelitian di PT TKP adalah:
1.
Membandingkan kebijakan pengendalian internal yang ada pada PT TKP dengan
prosedur menurut lima komponen dalam COSO.
2.
Mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan, serta kendala yang terdapat dalam
prosedur dan kebijakan, serta pelaksanaan pengendalian internal atas siklus
pendapatan pada PT TKP.
3.
Membuat rekomendasi serta saran perbaikan atas kelemahan atau kekurangan yang
ditemukan tersebut.
45
46
4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi
Perencanaan kegiatan evaluasi sistem pengendalian internal atas siklus
pendapatan yang diterapkan pada penelitian di PT TKP adalah sebagai berikut:
a. Pihak perusahaan menyetujui PT TKP untuk menjadi objek penelitian skripsi.
b. Survei pendahuluan yang dilakukan untuk memperoleh informasi umum tentang
perusahaan yang berupa sejarah perusahaan, jenis-jenis jasa, struktur organisasi,
berserta uraian tugas dan tanggung jawab.
c. Melakukan wawancara dengan bagian terkait atas fungsi pendapatan perusahaan
untuk memperoleh data-data dan informasi mengenai kegiatan perusahaan, kebijakan
dan prosedur yang diterapkan, serta proses atas siklus pendapatan yang terjadi dalam
perusahaan.
d. Melakukan observasi terhadap proses transaksi atas siklus pendapatan di perusahaan
untuk memperoleh gambaran nyata mengenai pelaksanaan evaluasi.
e. Mempelajari prosedur siklus pendapatan yaitu proses penjualan, piutang usaha dan
penerimaan kas.
f. Melakukan pengisian Internal Control Questionnaire (ICQ) yang diisi oleh bagianbagian terkait. Tujuan dilakukannya pengisian Internal Control Questionnaire agar
dapat lebih memahami prosedur atas fungsi pendapatan di PT TKP secara lebih baik.
g. Melakukan pengumpulan dan analisa atas dokumen-dokumen pendukung yang
berhubungan dengan transaksi atas siklus pendapatan untuk mengetahui apakah
pencatatnnya telah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
4.2 Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap Siklus Pendapatan Pada PT
TKP Berdasarkan Komponen COSO
Berdasarkan Committee of Sponsoring Organizations (COSO), untuk dapat
memperoleh suatu pengendalian yang baik dan berjalan dengan efektif, terdapat lima
komponen pengendalian internal yang saling terkait. Pengendalian internal dapat dinilai
sudah baik apabila seluruh kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan
telah dijalankan sesuai dengan komponen-komponen pengendalian internal dan
kebijakan serta prosedur yang dilaksanaan telah mencapai tujuan dari pengendalian
internal tersebut.
47
Untuk melakukan analisa dan evaluasi mengenai pengendalian internal menurut
komponen pengendalian internal, maka dilakukan analisis melalui media ICQ (Internal
Control Questionnaires) yang bertujuan untuk membantu memperjelas pemahaman
mengenai data-data dan aktivitas yang terkait dengan kegiatan siklus pendapatan.
Kuisioner terdiri dari tabel daftar pertanyaan seputar unsur-unsur pokok
pengendalian internal yang berpedoman pada unsur-unsur Committee of Sponsoring
Organizations (COSO) yang akan diberikan kepada bagian terkait dengan siklus
pendapatan. Internal Control Questionnaires ini juga dilengkapi dengan kolom pilihan
jawaban yang terdiri dari:
1. Jawaban “Ya” menunjukan adanya indikasi kekuatan dalam pelaksanaan
pengendalian atas siklus pendapatan.
2. Jawaban “Tidak” menunjukan bahwa sistem dan prosedur belum diterapkan dengan
baik sebagaimana mestinya dan menunjukan kelemahan dalam pelaksanaan
pengendalian atas siklus pendapatan.
Setelah dilakukan wawancara pemeriksaan dan berdasarkan hasil pengumpulan
data melalui kuisioner mengenai pengendalian internal yang terkait dengan siklus
pendapatan maka dapat diperoleh kekuatan dan kelemahan pada pelaksanaan
pengendalian internal. Jika ditemukan kelemahan atas pengendalian internal yang
dimiliki perusahaan, maka kelemahan tersebut akan dievaluasi dan diberikan
rekomendasi perbaikan. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dari kuisioner
diatas terdapat beberapa kekuatan yang dimiliki perusahaan pada pelaksanaan sistem
pengendalian internal atas siklus pendapatan.
Berikut ini dapat diuraikan aktivitas pengendalian internal yang telah diterapkan
oleh PT TKP berdasarkan komponen pengendalian internal Committee of Sponsoring
Organizations (COSO), yang meliputi Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko,
Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan. Selain itu, juga
akan diuraikan kelemahan, kekurangan, serta kendala yang muncul dalam prakteknya
dalam aktivitas pendapatan perusahaan, termasuk sebab serta akibat yang mempengaruhi
berdasarkan kelemahan tersebut, dan rekomendasi yang dapat disarankan atas
48
pengendalian internal perusahaan yang dinilai kurang atau belum memadai. Berikut
merupakan uraian dari komponen-komponen tersebut:
4.2.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian sebagai payung bagi keempat komponen pengendalian
internal lainnya. Berikut merupakan kebijakan perusahaan yang sudah diterapkan dalam
lingkungan pengendalian internal yang terdapat pada PT TKP dengan menguraikannya
menjadi 6 subkomponen:
1. Komitmen terhadap integritas dan nilai etika
Integritas mendeskripsikan perilaku jujur yang dijadikan sebagai prinsip dasar
operasional agar nilai etika setiap karyawan tetap terjaga. Menjaga integritas dan nilai
etika dapat diterapkan perusahaan dengan cara pimpinan memberikan perilaku yang
baik secara konsisten, maka pegawai akan cenderung konsisten mengikuti perilaku
moral yang baik.
PT TKP selalu menanamkan semangat kerja yang tinggi, kedisiplinan dan
menjunjung tinggi nilai integritas serta etika pada setiap karyawannya. Direktur
utama perusahaan mengkomunikasikan nilai integritas serta etika yang berjalan pada
perusahaan serta sanksi yang dibebankan kepada seluruh karyawan dengan cara
membimbing dan memberikan contoh yang baik untuk mengutamakan kejujuran
terhadap pekerjaan dan kualitas kinerjanya.
Direktur sangat menanamkan kejujuran khususnya kepada bagian gudang untuk
menerapkan integritas pada setiap karyawannya. Gudang merupakan bagian yang
sangat penting bagi PT TKP karena merupakan sebuah perusahaan jasa yang
bertanggung jawab atas barang titipan pelanggan. Sehingga direktur sangat
mengutamakan kejujuran kepada setiap staf bagian gudang dengan menetapkan
kebijakan apabila barang pelanggan tersebut hilang, maka karyawan harus mengganti
barang tersebut yang sama dan mendapatkan sanksi atas penyalahgunaan wewenang.
Perusahaan juga menanamkan kejujuran kepada bagian kasir apabila ada uang yang
hilang atau tidak sesuai dengan laporan keuangan, maka karyawan tersebut harus
mengganti uang tersebut.
49
2. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
Filosofi merupakan pemikiran dan keyakinan dasar yang menjadi tolak ukur bagi
perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan
operasi harus dilaksanakan.
Pada PT TKP filosofi dan gaya manajemen antara atasan dan bawahan saling
berhubungan dengan baik. Manajemen menerima setiap masukan atau pendapat yang
diberikan bawahan dan mempertimbangkan masukan atau saran tersebut demi
perbaikan kinerja perusahaan. Atasan memberikan motivasi kepada bawahannya
dengan rasa persaudaraan. Hal tersebut dilakukan perusahaan untuk memberikan rasa
nyaman kepada setiap karyawan dalam bekerja tanpa adanya senioritas maupun
tekanan negatif yang akan mempengaruhi kinerja karyawan.
Manajer penjualan PT TKP memberikan motivasi kepada staf penjualan untuk
mencapai target penjualan agar tidak mengalami penurunan jumlah pendapatan
penjualan setiap bulannya, serta mempertimbangkan saran atau masukan setiap staf
penjualan yang mengeluarkan pendapatnya demi perbaikan kinerja perusahaan.
3. Struktur organisasional
Struktur organisasi yang jelas dan tegas menunjukan batas wewenang seseorang
dalam suatu perusahaan untuk menetapkan garis otoritas serta tanggung jawab yang
dilakukan dalam setiap pekerjaannya.
Struktur organisasi pada PT TKP sudah terbentuk secara tertulis dengan tugas
serta tanggung jawabnya masing-masing fungsi. Jenis struktur organisasi yang
terbentuk adalah struktur organisasi lini dan staf. Pelimpahan wewenang dalam
struktur organisasi ini berlangsung secara vertikal dari manajer penjualan jasa,
supervisor kepada staf penjualan jasa.
Seorang manajer penjualan mendapatkan bantuan dari staf penjualan dalam
melakukan kegiatan penjualan yang memudahkan aktivitas penjualan dengan adanya
pembagian tugas yang jelas dan bentuk struktur organisasi ini fleksibel untuk
diterapkan. Struktur serta wewenang dan tanggung jawab PT TKP telah disebutkan
pada bab sebelumnya (BAB II).
50
4. Komite Audit
Pada PT TKP tidak memiliki Komite Audit, karena perusahaan belum terdaftar
di bursa saham. Komite Audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur
pengendalian internal, proses pelaporan keuangannya.
Namun PT TKP mempunyai satu orang staf audit internal untuk membantu
melakukan pengawasan dan bertanggung jawab untuk mengawasi struktur
pengendalian internal perusahaan, proses pelaporan keuangan, dan kepatuhan
terhadap peraturan yang telah ditetapkan perusahaan.
Partisipasi direksi berperan penting dalam struktur pengendalian internal
perusahaan yang efektif karena memiliki tanggung jawab akhir untuk memastikan
bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses
pelaporan keuangan yang baik. Direksi selaku pemilik perusahaan turut aktif dalam
mengawasi kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan, terutama kegiatan perusahaan
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan siklus
pendapatan.
5. Metode pemberian otoritas dan tanggung jawab
Prosedur otorisasi dalam perusahaan dibutuhkan untuk mendukung pengesahan
dokumen-dokumen yang mendukung pengendalian internal yang baik dalam siklus
pendapan. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan atas dasar otorisasi dari
pihak berwenang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada perusahaan, telah
adanya otorisasi yang sesuai pada bagian-bagian yang terkait atas siklus pendapatan,
antara lain:
a. Direktur
Direktur dalam PT TKP berwenang atas pemberian otorisasi atas persetujuan kredit
kepada pelanggan.
b. Bagian sales & marketing
Bagian sales & marketing PT TKP berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan
pesanan pelanggan, menerbitkan invoice.
c. Bagian kasir
Bagian kasir PT TKP berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan laporan
penerimaan kas.
51
d. Bagian akuntansi
Bagian akuntansi PT TKP berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan laporan
penjualan dan laporan keuangan perusahaan.
e. Bagian gudang
Bagian gudang berwenang memberikan otorisasi atas penerimaan dan pengeluaran
barang titipan pelanggan yang menggunakan jasa pengiriman pada PT TKP.
Dalam hal otorisasi ini, PT TKP terdapat kelemahan, yaitu pemberian otorisasi
pada persetujuan kredit hanya kepada direktur, sehingga apabila direktur sedang tidak
ada di tempat atau sibuk maka aktivitas penjualan kredit menjadi terhambat.
Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya direktur memberikan delegasi atau
memberi wewenang untuk pemberian otorisasi kebijakan pemberian kredit kepada
karyawan lain yang dipercayakan dapat menganalisa dan memeriksa pemberian kredit
ketika direktur tidak ada ditempat sehingga tidak menghambat penjualan kredit.
Antara lain:
a. Maksimal Rp50.000.000,00diajukan kepada manajer penjualan.
b. Lebih dari Rp50.000.000,00-Rp500.000.000,00 diajukan kepada manajer penjualan
dan kepala bagian keuangan.
c. Lebih dari Rp500.000.000,00 diajukan kepada manajer penjualan, kepala bagian
keuangan, dan direktur.
Namun dalam penerapan delegasi wewenang dan otorisasi kredit tersebut harus dalam
pengawasan oleh direktur,
6. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia
PT TKP telah melaksanakan proses seleksi dalam perekrutan karyawan baru
yang bertujuan untuk mendapatkan karyawan yang memiliki kompetensi dan
kompetensi yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam perusahaan untuk
menjalankan tugas serta tanggung jawab yang akan dilaksanakannya. Pelaksanaan
kebijakan dan praktik sumber daya manusia (SDM) oleh perusahaan antara lain:
a. Proses seleksi perekrutan karyawan
Dalam proses perekrutan karyawan, perusahaan hanya melakukan proses
wawancara. Perusahaan menetapkan persyaratan khusus seperti pendidikan terakhir,
52
pengalaman kerja, kejujuran dan komitmen pada pekerjaan. Apabila calon karyawan
telah memenuhi syarat tersebut, maka calon karyawan akan melakukan proses
wawancara oleh bagian HRD sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh perusahaan.
Calon karyawan yang dinilai layak akan dipanggil untuk mulai bekerja.
Proses seleksi perekrutan karyawan hanya dengan wawancara, sehingga
perusahaan hanya mendapatkan informasi mengenai latar belakang pendidikan, sikap
dan perilaku saja. Perusahaan tidak mengetahui kemampuan dan kompetensi calon
karyawan sesuai dengan bidang yang akan di tempatkan pada calon karyawan.
Karena kondisi yang ada di perusahaan seringkali mendapatkan karyawan baru
terutama karyawan dalam bidang akuntansi, penjualan dan keuangan yang kurang
memadai dalam melaksanakan tugas secara maksimal dan calon karyawan seringkali
melakukan kesulitan untuk langsung dapat memahami tugas serta tanggung jawab
sesuai dengan bidang pekerjaan dalam perusahaan.
Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan melakukan tes tertulis
kepada calon karyawan pada proses perekrutan karyawan baru, seperti memberikan
tes tertulis yang berhubungan dengan pengetahuan akuntansi dasar pada calon
karyawan bagian akuntansi. Tes tersebut dapat menilai kemampuan karyawan dalam
bidang pekerjaannya sehingga perusahaan mendapatkan karyawan yang lebih
berkualitas dalam menunjang efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional
perusahaan.
b. Adanya sanksi atas pelanggaran peraturan perusahaan
Karyawan yang melakukan pelanggaran atas peraturan yang ditetapkan
perusahaan akan diberikan sanksi oleh perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mencegah
adanya kecurangan dan ketidak disiplinan. Karyawan melakukan absen dengan
menggunakan sistem fingerprint sebelum masuk kantor dan setelah jam pulang.
Karyawan masuk pukul 08.00 dan pulang pukul 17.00, perusahaan memberikan
batasan keterlambatan maksimal pukul 08.30, karyawan yang terlambat akan
mendapatkan surat teguran dan sanksi.
Sanksi yang diberikan perusahaan berupa sanksi pertama, sanksi kedua dan
sanksi ketiga. Sanksi pertama diberikan dengan cara teguran langsung kepada staf
yang melanggar peraturan. Pemberian sanksi kedua diberikan dengan cara peringatan
53
teguran tertulis kepada staf untuk segera memperbaiki kinerja dan menaati peraturan
yang ada pada perusahaan. Sanksi ketiga diberikan perusahaan dengan melakukan
tindakan langsung yaitu memotong gaji karyawan yang tidak disiplin. Perusahaan
membuat sistem sanksi guna menanamkan sifat professional pada setiap karyawan
dan mencegah terjadinya ke tidakdisiplinan yang dilakukan para karyawan yang dapat
menghambat kegiatan operasional perusahaan.
4.3.2 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian atas siklus pendapatan yang dilakukan oleh PT TKP
adalah sebagai berikut:
1. Pemisahan tugas
PT TKP melakukan pemisahan tugas berdasarkan fungsi untuk mendukung
terciptanya suatu pengendalian internal yang baik. Pemisahan tugas tersebut antara lain:
a. Fungsi penjualan sudah terpisah dengan fungsi kredit
Pemisahan tugas dilakukan perusahaan pada fungsi penjualan dengan fungsi
kredit. Fungsi penjualan menjadi lebih fokus kepada tugasnya dalam mencapai target
penjualan perusahaan yang ditetapkan. Fungsi kredit melakukan tugasnya untuk
melakukan penagihan dan untuk menginformasikan pelunasan kepada pelanggan
yang memiliki tagihan kepada perusahaan yang telah jatuh tempo.
b. Fungsi akuntansi sudah terpisah dengan fungsi penjualan dan fungsi kredit
PT TKP melakukan pemisahan tugas pada fungsi akuntansi dengan fungsi
penjualan dan fungsi kredit. Fungsi akuntansi memiliki tugas untuk membuat laporan
keuangan secara periodik dalam pencatatan aktivitas keuangan yang terjadi dalam
perusahaan. Fungsi penjualan mempunyai tugas untuk mengatur kegiatan penjualan
tunai maupun kredit pelanggan dan fungsi kredit melakukan tugasnya atas pelunasan
yang dilakukan pelanggan kepada perusahaan.
c. Fungsi akuntansi sudah terpisah dengan fungsi kas
PT TKP melakukan pemisahan tugas terhadap fungsi akuntansi dengan fungsi
kas. Fungsi akuntansi memiliki tugas serta tanggung jawab terhadap pelaporan
keuangan perusahaan yang terjadi dalam aktivitas perusahaan. Fungsi kas dalam PT
54
TKP dipegang oleh bagian kasir, memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap
penerimaan kas yang diterima perusahaan atas pembayaran piutang dari pelanggan.
2. Dokumen yang memadai
Dokumen yang berkaitan dengan siklus pendapatan pada PT TKP diberikan
nomor urut tecetak sesuai dengan sistem. Dokumen terkait siklus pendapatan antara lain:
a. Surat pesanan pelanggan (Customer Order)
Dokumen ini dikirim oleh pelanggan baik melalui fax atau email. Dokumen ini berisi
nama pelanggan, deskripsi barang, harga, jumlah pesanan serta alamat pengiriman.
b. Dokumen surat jalan
Dokumen surat jalan digunakan PT TKP untuk melakukan pengiriman ke pelanggan
secara tercetak dengan tembusannya sebanyak tiga rangkap yaitu putih, merah dan
kuning. Dokumen ini berisi alamat tujuan pengiriman, nomor surat jalan, tanggal,
nama barang, jumlah dan kolom otorisasi. Dokumen surat jalan juga digunakan
perusahaan untuk memerintahkan driver untuk kembali ke Jakarta setelah melakukan
pengiriman sebagai bukti bahwa container telah melakukan tugasnya yaitu
mengirimkan barang sesuai dengan tempat tujuan pelanggan masing-masing.
c. Surat tagihan/ invoice
Surat tagihan terdiri dari tiga rangkap yaitu putih (sebagai asli untuk pelanggan),
merah dan hijau. Dokumen ini berisi nama pelanggan, nomor faktur, tanggal, nomor
SJ, jenis jasa, jumlah tagihan, harga dan kolom otorisasi.
d. Tanda terima kuitansi
Tanda terima kuitansi terdiri dari tiga rangkap yaitu putih (sebagai asli untuk
pelanggan), merah dan kuning. Dokumen ini berisi tanda terima pembayaran yaitu
nama pelanggan, jumlah pembayaran, keterangan dan kolom otorisasi.
e. Surat tanda terima barang
Surat tanda terima barang diserahkan dari pelanggan kepada perusahaan, lalu
perusahaan akan menyesuaikan surat tersebut dengan jumlah barang yang diterima.
Dokumen ini berisi kode barang, kode nomor pengiriman, jumlah barang,
keterangan jenis barang, dan kolom otorisasi.
55
3. Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik dilakukan perusahaan untuk mengendalikan akses fisik guna
mengamankan aset perusahaan. Pengendalian fisik yang telah diterapkan PT TKP antara
lain:
a. Pengendalian fisik terhadap aset perusahaan
Pengendalian fisik pada PT TKP dibatasi oleh bagian penerimaan kas yaitu kasir
dan bagian keuangan. Dalam hal ini, perusahaan memberikan wewenang kepada
bagian keuangan untuk melakukan cek terhadap pembayaran yang dilakukan oleh
pelanggan yang dibayarkan melalui bank setelah pelanggan melakukan konfirmasi
pembayaran piutang dan pemberian wewenang kepada bagian kasir untuk
pengendalian atas tempat penyimpanan uang kas dalam brankas perusahaan.
Pengendalian fisik tersebut mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan
pihak
luar
untuk
mengetahui
saldo
pada
rekening
perusahaan
maupun
menyebarluaskan informasi pribadi perusahaan. Apabila bagian keuangan telah
melakukan pengecekan dan konfirmasi atas pembayaran pelanggan tersebut, bagian
keuangan akan memberitahukan informasi bahwa pelanggan telah melakukan
pembayaran.
b. Pengendalian fisik terhadap gudang
Pengendalian fisik dilakukan perusahaan untuk membatasi akses terhadap
gudang, karena gudang merupakan bagian penting dalam setiap perusahaan untuk
menyimpan barang yang ada tetap terjaga dengan aman dan merupakan cara
perusahaan dalam mengendalikan pembatasan fisik mencegah hilang atau rusaknya
barang.
Gudang merupakan tempat yang digunakan PT TKP untuk proses bongkar muat
barang yang dititipkan pelanggan sebelum dikirim ke daerah atau kota. Gudang
dikunci oleh penjaga apabila tidak ada kegiatan bongkar muat. Gudang juga
dilengkapi alat kamera CCTV untuk mencegah adanya pencurian oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab dan monitor CCTV tersebut diawasi oleh penjaga gudang
atau satpam diluar gerbang setiap hari.
c. Pengendalian fisik terhadap dokumen atau catatan perusahaan
56
Semua dokumen atau catatan perusahaan terkait siklus pendapatan telah
diarsipkan dan disimpan secara rapi oleh perusahaan didalam lemari berkas
berdasarkan nomor urut, tanggal, bulan dan tahun. Tercetak pengendalian ini
dilakukan oleh perusahaan agar proses pencatatan dapat berjalan dengan baik dan
mempermudah untuk melakukan pengecekan dan pencocokan dokumen terkait siklus
pendapatan.
Pengendalian fisik dilakukan PT TKP dalam akses informasi yang digunakan
perusahaan untuk melakukan aktivitas dalam siklus pendapatan yang dikerjakan
menggunakan sistem komputer, yaitu dengan adanya akses kode password yang
hanya dapat diakses oleh karyawan PT TKP berdasarkan ID. Sehingga orang luar
selain karyawan perusahaan tidak dapat mengakses sistem komputer tersebut.
d. Pengendalian fisik terhadap aset pengiriman
Aset yang dimiliki PT TKP bertujuan untuk melakukan kegiatan penjualan
dengan menggunakan container yang akan melakukan perjalanan ke luar kota atau
daerah, sehingga perusahaan perlu melakukan pengendalian untuk meminimalkan
adanya risiko yang tidak diinginkan.
Pengendalian internal yang dilakukan PT TKP untuk membatasi perjalanan
container yaitu, perusahaan menggunakan alat bantu GPS (Global Positioning
System) pada setiap container yang sedang melakukan pengiriman untuk mengetahui
lokasi container tersebut dan mencegah adanya driver yang menyalahgunakan
tugasnya untuk kepentingan lain.
e. Pengendalian fisik terhadap akses komputer
PT TKP menggunakan sistem yang terintegrasi dengan komputer untuk
membantu aktivitas perusahaan terutama aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan siklus pendapatan, dengan menggunakan aplikasi software tersebut PT TKP
akan lebih mudah dalam menjalankan aktivitasnya tersebut.
Dengan penggunaan alat bantu seperti komputer banyak sekali risiko yang dapat
terjadi yang dapat mengganggu jalannya aktivitas perusahaan, seperti risiko rusaknya
peralatan komputer, serta adanya tindakan pencurian informasi maupun data
perusahaan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab. Untuk mencegah hal
tersebut terjadi PT TKP melakukan tindakan pengendalian internal.
57
Pengendalian internal yang dilakukan PT TKP untuk membatasi akses komputer
yaitu dengan jenis pengendalian aplikasi, perusahaan menggunakan aplikasi dengan
sistem yang dapat melakukan penyimpanan data apabila terjadi gangguan atau disebut
auto save. PT TKP juga membuat password untuk setiap peralatan komputer yang
hanya diketahui oleh karyawan yang berkepentingan sehingga mencegah adanya
pencurian data atau informasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. PT TKP juga
melakukan back up data yang terintegrasi dengan server atau pusat yang menangani
yaitu bagian Information & Technology untuk mencegah hilangnya data penting yang
dibutuhkan perusahaan, seperti data customer, data penjualan kredit, dan data
penagihan.
4. Review Kinerja
Review kinerja dilaksanakan setiap perusahaan untuk mengetahui kinerja setiap
karyawan sudah dilaksanakan sesuai dengan harapan perusahaan.
PT TKP mengadakan review kinerja kepada setiap karyawan setiap satu bulan
sekali. Dalam melakukan review kinerja ini, direktur biasanya melakukan meeting
dengan beberapa bagian penanggung jawab pada setiap bagian. Evaluasi yang
dilakukan dalam review kinerja ini dilakukan dengan membandingkan laporan
keuangan dan penjualan setiap bulan agar perusahaan mencapai target yang telah
ditentukan dan mencapai kinerja perusahaan yang semakin baik. Direktur seringkali
melakukan pengecekan secara mendadak pada setiap karyawan. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan dan untuk
meningkatkan pengendalian internal. Sehingga PT TKP telah melakukan review
kinerja dengan baik agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
menciptakan pengendalian yang lebih baik.
4.3.3 Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian
risiko
adalah
tindakan
yang
dilakukan
manajemen
untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola risiko-risiko yang berhubungan dengan
pengendalian internal perusahaan. Perusahaan telah melakukan beberapa penilaian
58
resiko yang timbul bagi perusahaan baik internal maupun eksternal. Beberapa penilaian
resiko dalam perusahaan serta tindakan antisipasinya antara lain:
1. Karyawan Baru
Adanya Karyawan baru yang masih memiliki semangat kerja tinggi akan
memicu karyawan lainnya untuk bekerja lebih baik. Karyawan baru yang baik akan
memberikan ide-ide dan pandangan baru kepada perusahaan sehingga perusahaan
dapat meningkatkan kinerja menjadi lebih efektif.
Pada PT TKP adanya karyawan baru menyebabkan penyesuaian yang cukup
lama untuk bekerja sesuai dengan kegiatan yang diinginkan perusahaan. Tidak adanya
pelatihan khusus dan masa orientasi kepada karyawan baru tersebut menyebabkan
kegiatan operasional perusahaan menjadi terhambat.
Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan memberikan masa orientasi
selama tiga bulan kepada setiap karyawan baru untuk melakukan masa percobaan
sebelum diangkat menjadi karyawan tetap dengan melakukan penilaian kinerja
tersebut diharapkan karyawan baru dapat lebih cepat untuk melakukan adaptasi di
perusahaan.
2. Risiko pengiriman jasa dan penagihan piutang
Perusahaan sangat menjaga hubungan baik dengan pelanggan agar terciptanya
suatu kepuasan pelanggan bila bertransaksi dengan PT TKP. Maka dari itu
perusahaan melakukan pengecekan barang yang dimuat dalam setiap container
sebelum dikirim sebanyak dua kali oleh kepala bagian gudang dan bagian pengiriman
untuk mencegah adanya salah kirim pesanan ke pelanggan. Driver akan memberikan
invoice yang berisi total tagihan dari pesanan yang dilakukan kepada pelanggan
setelah barang dikirimkan. Invoice yang diterima pelanggan ditagihkan juga oleh
driver, sehingga driver merangkap pekerjaan sebagai pengiriman jasa dan penagihan.
Hal tersebut merupakan kelemahan yang ada dalam perusahaan karena apabila
driver mengetahui jumlah nominal atas jasa yang dikirmkan pelanggan, maka akan
memungkinkan adanya kecurangan yang dilakukan driver untuk menghilangkan
barang titipan. Sebaiknya perusahaan melakukan pemisahan tugas antara driver
dengan bagian penagihan untuk meminimalkan resiko yang dapat terjadi tersebut.
59
Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan tidak memberikan tugas
kepada driver untuk melakukan penagihan untuk meminimalkan risiko kecurangan
yang merugikan perusahaan, karena PT TKP telah memiliki bagian penagihan
sebaiknya bagian penagihan saja yang menagih.
3. Risiko penagihan dan piutang tak tertagih
Dalam transaksi PT TKP belum menggunakan pernyataan credit limit kepada
pelanggan sebelum melakukan transaksi kredit. Namun perusahaan belum
menerapkan credit analysis karena perusahaan menganggap bahwa mendapatkan
customer harus dilayani dengan baik dan berdasarkan kepercayaan bahwa setiap
pelanggan dapat melunasi seluruh tagihan kepada perusahaan. Perusahaan
menetapkan setiap invoice dengan jatuh tempo dalam 30 hari pembayaran.
Risiko yang muncul dalam hal tersebut yaitu adanya umur piutang usaha yang
melebihi term of payment 30 hari yang diharapkan perusahaan pelanggan dapat
melakukan pelunasan.
Berdasarkan hasil wawancara, terdapat piutang yang tidak dapat tertagih yang
masih dicatat oleh perusahaan sebagai piutang. Pelanggan (PTADT) tersebut tidak
mengakui adanya hutang sebesar Rp211,937,100,00 kepada PT TKP dan kasusnya
sudah diurus kepada pihak yang berwajib. Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya
perusahaan membuat kebijakan mengenai penghapusan piutang tak tertagih.
Beban piutang yang tidak dapat ditagih
Rp211,937,100,00
Piutang usaha-PT ADT
Rp211,937,100,00
Untuk umur piutang usaha yang lebih dari 200 hari, sebaiknya perusahaan
membuat kebijakan mengenai penyisihan piutang tak tertagih, karena masih ada
kemungkinan piutang tersebut masih dapat dibayarkan pelanggan. Misalnya piutang
pada pelanggan CV MI.
Beban piutang yang tidak dapat ditagih
Penyisihan piutang yang tidak dapat ditagih
Rp23,762,400,00
Rp23,762,400,00
Apabila perusahaan mendapati bahwa CV MI tidak dapat membayar, maka
perusahaan perlu melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
60
Penyisihan piutang yang tidak dapat ditagih
Piutang usaha-CV MI
Rp23,762,400,00
Rp23,762,400,00
Apabila pelanggan tersebut membayar piutang yang disisihkan tersebut maka
pencatatan jurnal menjadi:
Piutang usaha-CV MI
Rp 23,762,400,00
Penyisihan piutang yang tidak dapat ditagih
Kas/ bank
Rp23,762,400,00
Rp 23,762,400,00
Piutang usaha-CV MI
Rp23,762,400,00
Rekomendasi yang diberikan untuk mencegah adanya piutang tak tertagih yang
dapat terjadi dalam perusahaan semakin banyak, sebaiknya perusahaan menunda
penjualan kredit kepada pelanggan yang masih memiliki piutang kepada PT TKP
yang melebihi 200 hari sehingga piutang yang dimiliki perusahaan tidak semakin
menumpuk.
4. Risiko musibah yang tidak terprediksi
Perusahaan menyadari risiko terhadap musibah yang tidak terprediksi, seperti
musibah kebakaran, maupun bencana alam yang dapat terjadi kapan saja yang akan
menghambat kegiatan operasional perusahaan. Maka dari itu perusahaan tidak ingin
mengalami kerugian besar, perusahaan telah mengasuransikan bangunan kantor yang
terletak di Jakarta Utara, sehingga apabila terjadi musibah yang tidak diprediksi akan
ditanggung oleh pihak asuransi yang telah dipercayakan oleh perusahaan.
PT TKP merupakan perusahaan jasa yang melakukan pengiriman menggunakan
container, musibah yang tidak di prediksi untuk perusahaan jasa pengiriman ini
seperti kecelakaan, maka dari itu perusahaan telah mengasuransikan asset container
untuk pengiriman kepada pihak asuransi FIF dan ORIX.
5. Risiko barang yang hilang atau rusak
Perusahaan menyadari risiko terhadap barang titipan milik pelanggan yang
hilang, sehingga PT TKP menggunakan surat perjanjian untuk menjamin dan
mencegah
barang
atas
risiko
hilangnya
barang
yang
akan
mengurangi
ketidakpercayaan pelanggan pada perusahaan.
Namun berdasarkan wawancara, PT TKP memberikan surat perjanjian tersebut,
hanya untuk transaksi pelanggan besar atau transaksi lebih dari Rp50.000.000,00
61
sehingga apabila transaksi yang kurang dari nominal tersebut, perusahaan tidak
menanggung apabila ada hilang atau kerusakan barang.
Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan memberikan surat perjanjian
atas barang hilang atau rusak untuk setiap transaksi jasa yang digunakan setiap
pelanggan baik yang diatas maupun transaksi dibawah Rp50.000.000,00 sehingga
akan meminimalkan adanya kehilangan atau kerusakan barang milik setiap
pelanggan.
4.3.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Perusahaan menggunakan informasi dan komunikasi agar setiap karyawan dapat
memahami aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Setiap informasi dan
komunikasi yang diberikan tersebut harus disampaikan secara jelas dan lengkap.
Informasi dan komunikasi yang baik diperlukan agar perusahaan dapat menyajikan
laporan keuangan dan laporan penjualan dengan tepat dan sesuai ketentuan yang
berlaku. Penerapan informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh PT TKP antara lain:
1. Prosedur siklus pendapatan
Perusahaan telah memiliki prosedur yang mengatur kegiatan yang berhubungan
dengan siklus pendapatan yaitu dimulai dari prosedur penerimaan jasa pelanggan,
penagihan, pembayaran piutang, sampai pencatatan laporan. Direktur hanya
memberikan informasi mengenai prosedur siklus pendapatan PT TKP secara lisan,
belum ada prosedur siklus pendapatan secara tertulis sehingga karyawan hanya
mengikuti arahan direktur dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
siklus pendapatan.
PT TKP telah memiliki bagan alir (flowchart) yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya (BAB II), namun bagan alir siklus pendapatan tersebut alurnya digabung,
sehingga masing-masing fungsi dalam siklus pendapatan belum dibuat terpisah.
Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan membuat prosedur siklus
pendapatan secara terpisah dengan masing-masing fungsi dengan keterangan setiap
aktivitasnya secara tertulis dan jelas.
62
2. Informasi dan dokumen terkait
Dalam menjalankan seluruh kegiatan yang dilakukan, perusahaan memiliki
dokumen-dokumen yang terkait dalam setiap transaksi. Dokumen-dokumen tersebut
dibuat untuk mencegah adanya kesalahan informasi antar bagian dalam perusahaan.
Apabila akan melakukan penawaran harga atau quotation oleh bagian penjualan
menggunakan dokumen penawaran harga sesuai dengan daftar harga (price list)
yang telah ditetapkan perusahaan, bukti pemesanan dari pelanggan menggunakan
dokumen customer order, pengiriman barang menggunakan dokumen surat jalan dan
surat serat terima barang, bukti penagihan kepada pelanggan maka dibuat dokumen
invoice, dan bukti pembayaran sudah diterima maka akan dibuat dokumen bukti kas
masuk dalam bentuk kwitansi pembayaran. Seluruh dokumen-dokumen tersebut
akan diarsip menurut tanggal, bulan dan tahun. Pengambilan keputusan biasanya
berdasarkan laporan tiap bulan, seperti laporan penjualan, laporan piutang, dan
laporan penerimaan kas.
3. Komunikasi terhadap konfirmasi piutang
Komunikasi diperlukan antara perusahaan dengan pelanggan agar mencegah
kesalahan informasi. Berdasarkan wawancara, beberapa pelanggan PT TKP tidak
melakukan konfirmasi atas pembayaran piutang. Sehingga bagian penagihan tidak
mendapatkan informasi yang jelas atas pelunasan invoice nomor berapa yang
dilunasi karena pelanggan tersebut melakukan pelunasan dengan penggabungan dari
beberapa invoice. Kurangnya informasi membuat perusahaan tidak dapat
memberikan bukti pelunasan pembayaran piutang tersebut.
Rekomendasi yang diberikan, perusahaan sebaiknya memberikan informasi
kepada setiap pelanggan pada saat penagihan untuk melakukan konfirmasi
pembayaran secara jelas mengenai jumlah dan nomor invoice yang dibayarkan
dengan jelas, sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan pencatatan
pelunasan pembayaran tersebut dan tidak terjadinya pembayaran yang tidak
teridentifikasi.
63
4.3.5 Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan dalam PT TKP menentukan kualitas pengendalian internal dari
waktu ke waktu. Pemantauan biasanya dilakukan melalui kegiatan yang berkelanjutan.
Pengendalian internal atas pemantauan ini harus dilaporkan kepada atasan dan apabila
terjadi suatu masalah yang serius juga harus dilaporkan baik kepada direktur maupun
direksi perusahaan Hasil dari pemantauan ini dapat diketahui kelemahan apa yang
terdapat dalam perusahaan, sehingga dapat ditemukannya rekomendasi perbaikan atas
kelemahan tersebut. Berikut hal-hal yang terkait dalam penerapan pemantauan yang
dilakukan dalam PT TKP:
1. Pemantauan oleh auditor internal
Auditor internal bertugas untuk melakukan penilaian kesadaran pegawai
terhadap prosedur dan kebijakan manajemen, hukum dan peraturan yang berlaku,
serta mengevaluasi efisiensi dan keefektifan manajemen.
Dikarenakan PT TKP merupakan perusahaan dalam skala menengah, direktur
tidak membentuk bagian auditor internal yang independen untuk bertugas mengaudit
segala aktivitas yang terkait dalam perusahaan, baik dalam hal keuangan maupun
operasional perusahaan. Audit internal ditempatkan hanya satu orang saja. Hal ini
dikarenakan direktur menekankan biaya beban gaji.
Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya direktur dan manager secara rutin
melakukan pemantauan kepada setiap karyawan perusahaan agar menghindari
kecurangan yang tidak diinginkan untuk membantu tugas seorang auditor internal
tersebut secara berkala.
2. Pemantauan oleh direktur
Pemantauan oleh direktur digunakan perusahaan untuk membantu perusahaan
untuk melakukan pengawasan terhadap setiap aktivitas yang berjalan agar sesuai
dengan harapan dan tujuan yang ditetapkan perusahaan.
Pada PT TKP, direktur secara berkala memeriksa laporan penjualan dan
pencatatan transaksi yang ada. Pemeriksaan laporan penjualan dan pencatatan
transaksi yang dilakukan berkala oleh direktur selama setiap satu bulan sekali atas
seluruh aktivitas yang terjadi, maka direktur dapat mengetahui jumlah penjualan yang
64
dilakukan penjualan secara aktual. Dalam hal ini direktur dapat menganalisa dan
mengambil tindakan atas kesimpulan yang diperoleh dari laporan-laporan tersebut
dan mencocokan setiap transaksi dengan semua bukti yang tercatat. Atas
pengendalian internal pemantauan oleh atasan yang terjadi pada PT TKP telah
dilakukan cukup baik dan harus mempertahankan apa yang selama ini telah berjalan.
3. Pemantauan atas bagian penjualan
Pemantauan atas bagian penjualan digunakan perusahaan untuk melakukan
pengawasan dalam kegiatan aktivitas penjualan baik penjualan kredit atau penjualan
tunai agar tidak terjadi penurunan hasil penjualan yang dapat terjadi dalam
perusahaan.
Setiap dokumen yang berkaitan dengan siklus pendapatan, terutama bagian
penjualan pada PT TKP selalu melakukan pemeriksaan dan pemantauan setiap hari.
Bagian penjualan sangat menjaga kelengkapan dokumen-dokumen yang terkait atas
siklus pendapatan. Hal ini dilakukan agar data pencatatan akuntansi dalam perusahaan
akan terjaga dengan baik. Selama ini perusahaan dapat mencegah terjadinya salah saji
atas pencatatan akuntansi karena ditunjang dengan kelengkapan dokumen-dokumen
terkait siklus pendapatan dan komunikasi yang baik antar bagian. Atas pemantauan
yang dilakukan bagian penjualan tersebut sudah cukup baik dalam mencegah
kemungkinan terjadinya kecurangan dalam perusahaan.
4.3 Kelebihan Sistem Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Pada PT TKP
PT TKP secara umum telah memiliki sistem pengendalian internal untuk
mengendalikan aktivitas bisnis yang berhubungan dengan siklus pendapatan, antara lain:
4.3.1 Kelebihan Sistem Pengendalian Internal Penjualan PT TKP
PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan
aktivitas penjualan yang telah diterapkan berdasarkan kebijakan dan prosedur
manajemen, antara lain:
1. Pada tahun 2013, perusahaan membeli aplikasi software untuk mengatur penjualan PT
TKP menggunakan sistem Borland Delphi 2007 dan mengganti aplikasi yang
awalnya Microsoft Excel, keunggulan aplikasi ini adalah aplikasi yang biasa
65
digunakan oleh perusahaan tracking sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk
menginput penjualan dan lebih mudah menyesuaikan container yang tersedia untuk
pengiriman, penyesuaian waktu pengiriman dan harga berdasarkan lokasi tujuan.
2. Dokumen terkait penjualan PT TKP seperti kwitansi, invoice, surat tanda terima
barang telah memenuhi penggunaan dokumen yang baik, antara lain:
a. Dokumen sudah bernomor urut cetak (prenumberred).
b. Terdapat otorisasi manual (tandatangan dan cap perusahaan) oleh pihak berwenang
pada setiap masing–masing departemen.
c. Dokumen pengiriman dan dokumen penagihan dicetak dengan tembusannya
(merah dan kuning).
3. PT TKP telah melakukan pemisahan tugas pada fungsi penjualan dengan fungsi
akuntansi maupun fungsi kredit. Sehingga fungsi penjualan akan melakukan
tugasnya dengan baik dan sesuai dengan wewenangnya masing-masing.
4.3.2 Kelebihan Sistem Pengendalian Internal Piutang PT TKP
PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan
aktivitas pencatatan maupun penagihan piutang yang telah diterapkan berdasarkan
kebijakan dan prosedur manajemen, antara lain:
1. PT TKP telah melakukan pemisahan tugas pada fungsi penagihan dengan fungsi
penerimaan kas. Sehingga fungsi penagihan akan melakukan tugasnya dengan baik
dan sesuai dengan wewenangnya masing-masing.
2. PT TKP mempunyai kebijakan jatuh tempo atas piutang kepada setiap pelanggan
(term of payment) selama 30 hari. Batas jatuh tempo pembayaran dilakukan
perusahaan berdasarkan kesepakatan bersama setiap pelanggan. Adanya kategori
umur piutang tersebut bertujuan agar manajemen mengetahui saldo piutang setiap
pelanggan, serta riwayat pelunasan piutang pelanggan guna memberikan kredit
selanjutnya kepada pelanggan yang melakukan pengajuan.
66
4.3.3 Kelebihan Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas PT TKP
PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan
aktivitas penerimaan kas yang telah diterapkan berdasarkan kebijakan dan prosedur
manajemen, antara lain:
1. PT TKP telah melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap fisik kas (cash
opname) dan secara berkala direktur sering kali melakukan pemeriksaan mendadak
terhadap fisik kas untuk mencegah adanya kecurangan yang dilakukan bagian kasir
yang tidak sesuai dengan laporan keuangan.
2. PT TKP telah melakukan pembatasan fisik atas aset kas. Hanya bagian kasir dan
bagian keuangan yang dapat mengakses rekening perusahaan untuk mengecek
pembayaran atas penjualan perusahaan.
3. PT TKP melakukan pembagian tugas pada fungsi kas dengan fungsi akuntansi.
Sehingga mencegah adanya kecurangan yang dilakukan fungsi kas untuk
menyalahgunakan aset kas perusahaan.
4.4 Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Siklus Pendapatan PT TKP
Selain kelebihan yang dimiliki pada sistem pengendalian internal yang telah
diterapkan perusahaan, PT TKP juga memiliki kelemahan yang harus diperbaiki, antara
lain:
4.4.1 Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Penjualan PT TKP
PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan
aktivitas penjualan yang belum diterapkan manajemen, antara lain:
1. PT TKP belum memiliki Standar Operational Procedure (SOP) yang berhubungan
dengan siklus pendapatan secara tertulis, prosedur hanya disampaikan oleh direktur
secara lisan kepada setiap karyawan.
2. PT TKP belum menerapkan dan membuat kebijakan tertulis dengan pelanggan
mengenai perjanjian barang hilang atau rusak pada pelanggan yang memiliki
transaksi dibawah Rp50.000.000,00.
67
4.4.2 Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Piutang PT TKP
PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan
aktivitas pencatatan maupun penagihan piutang yang belum diterapkan manajemen,
antara lain:
1. PT TKP belum menerapkan kredit analisis dan formulir batasan kredit (credit limit)
untuk setiap pelanggan kredit. Sehingga masih banyaknya penumpukkan piutang
yang belum dibayarkan pelanggan atau yang melebihi jatuh tempo yang ditetapkan
perusahaan yaitu selama 30 hari.
2. PT TKP belum mempunyai kebijakan akun piutang tak tertagih, sehingga piutang
usaha yang dimiliki perusahaan saat ini tidak realisasi selama periode tertentu.
3. Bagian delivery PT TKP melakukan tugas penagihan, sehingga membuat peluang
terjadinya kecurangan yang dilakukan bagian pengiriman yang mengetahui jumlah
tagihan pelanggan.
4. PT TKP melakukan otorisasi pemberian kredit hanya kepada direktur, sehingga
apabila direktur sedang tidak ada ditempat akan menghambat aktivitas penjualan.
4.4.3 Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas PT TKP
PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan
aktivitas penerimaan kas yang belum diterapkan manajemen, antara lain:
1. Informasi dan komunikasi yang dilakukan PT TKP belum maksimal dilakukan pada
setiap pelanggan yang melakukan pembayaran piutang, sehingga perusahaan sering
kebingungan atau tidak dapat diidentifikasi terhadap pembayaran yang dilakukan
sekaligus oleh pelanggan.
4.5 Rekomendasi Bagan Alir Siklus Pendapatan PT TKP
Rekomendasi bagan alir (flowchart) untuk PT TKP agar karyawan lebih mudah
memahami aktivitas yang berhubungan dengan siklus pendapatan
68
Gambar 4.1
Bagan Alir Prosedur Permintaan Pesanan Tunai PT TKP
Pelanggan
Bagian Penjualan
Gudang
Mulai
Melakukan
pesanan
PO
Menerima
pesanan
Mengecek
jadwal
container
3
1
SO
Memuat
barang ke
Container
TTB
Melakukan
pengiriman
2
2
69
Gambar 4.2
Bagan Alir Prosedur Permintaan Pesanan Kredit PT TKP
Pelanggan
Bagian Penjualan
Direktur
Gudang
Mulai
Melakukan
pesanan
PO
Menerima
pesanan
Mengecek
otorisasi
kredit
Ditolak
Diterima
Otorisasi
Kredit
Selesai
Menerima
Barang
TTB
Melakukan
konfirmasi &
membuat SO
Memuat
barang ke
Container
3
2
1
SO
2
70
Gambar 4.3
Bagan Alir Prosedur Pengiriman Barang PT TKP
Pelanggan
Bagian Delivery
Bagian Akuntansi
2
2
SO
Membuat
SJ
Mengantar
barang ke
tujuan
3
1
2
2
1
SJ
TTB Balik
3
2
1
2
1
1
Menerima
barang
2
Melakukan
pencatatan
2
TTB Balik
3
SJ
1
SJ
71
Gambar 4.4
Bagan Alir Penagihan Piutang PT TKP
Bagian
Bagian
Gudang
Penjualan
Penagihan
Driver
Pelanggan
1
1
SJ
Invoice
1
1
TTB Balik
SO
Mengumpul
kan
dokumen
1
Invoice
1
SO
1
SJ
1
Mengirim
dokumen
tagihan
1
TTB Balik
Invoice
1
SO
1
SJ
1
TTB Balik
72
Gambar 4.5
Bagan Alir Penerimaan Kas PT TKP
Pelanggan
Bagian Kasir
Bagian Akuntansi
Melakukan
pelunasan
Mengecek
rekening
Bukti
Transfer
Membuat
kuitansi
1
Kwitansi
Melakukan
pencatatan
2
Kuitansi
1
Tanda
TerimaKuitansi
Selesai
Laporan
keuangan
Download