BAB 4 PEMBAHASAN Dalam kegiatan bisnis sebuah perusahaan harus memiliki sistem pengendalian internal yang baik, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan penjualan, penagihan piutang, serta penerimaan kas yang merupakan sumber pendapatan utama perusahaan untuk membiayai semua aktivitas perusahaan. Apabila tidak terdapat sistem pengendalian internal yang baik akan muncul peluang dalam terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan terhadap pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, PT TKP harus memiliki pengendalian internal yang baik agar dapat menjamin bahwa dalam pelaksanaan prosedur yang berhubungan dengan siklus pendapatan tidak terdapat penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai evaluasi sistem pengendalian internal terhadap siklus pendapatan pada PT TKP. Aktivitas perusahaan yang dianalisis diantaranya, penjualan jasa, piutang usaha, serta penerimaan kas PT TKP yang meliputi kebijakan dan prosedur, struktur organisasi, prosedur pencatatan, serta dokumen yang digunakan dalam setiap aktivitas perusahaan. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan kegiatan pengendalian yang berjalan dalam perusahaan dengan komponen pengendalian dari lima komponen pengendalian internal COSO. Ruang lingkup evaluasi sistem pengendalian internal atas siklus pendapatan yang diterapkan pada penelitian di PT TKP adalah: 1. Membandingkan kebijakan pengendalian internal yang ada pada PT TKP dengan prosedur menurut lima komponen dalam COSO. 2. Mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan, serta kendala yang terdapat dalam prosedur dan kebijakan, serta pelaksanaan pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT TKP. 3. Membuat rekomendasi serta saran perbaikan atas kelemahan atau kekurangan yang ditemukan tersebut. 45 46 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Perencanaan kegiatan evaluasi sistem pengendalian internal atas siklus pendapatan yang diterapkan pada penelitian di PT TKP adalah sebagai berikut: a. Pihak perusahaan menyetujui PT TKP untuk menjadi objek penelitian skripsi. b. Survei pendahuluan yang dilakukan untuk memperoleh informasi umum tentang perusahaan yang berupa sejarah perusahaan, jenis-jenis jasa, struktur organisasi, berserta uraian tugas dan tanggung jawab. c. Melakukan wawancara dengan bagian terkait atas fungsi pendapatan perusahaan untuk memperoleh data-data dan informasi mengenai kegiatan perusahaan, kebijakan dan prosedur yang diterapkan, serta proses atas siklus pendapatan yang terjadi dalam perusahaan. d. Melakukan observasi terhadap proses transaksi atas siklus pendapatan di perusahaan untuk memperoleh gambaran nyata mengenai pelaksanaan evaluasi. e. Mempelajari prosedur siklus pendapatan yaitu proses penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas. f. Melakukan pengisian Internal Control Questionnaire (ICQ) yang diisi oleh bagianbagian terkait. Tujuan dilakukannya pengisian Internal Control Questionnaire agar dapat lebih memahami prosedur atas fungsi pendapatan di PT TKP secara lebih baik. g. Melakukan pengumpulan dan analisa atas dokumen-dokumen pendukung yang berhubungan dengan transaksi atas siklus pendapatan untuk mengetahui apakah pencatatnnya telah sesuai dengan prosedur yang berlaku. 4.2 Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap Siklus Pendapatan Pada PT TKP Berdasarkan Komponen COSO Berdasarkan Committee of Sponsoring Organizations (COSO), untuk dapat memperoleh suatu pengendalian yang baik dan berjalan dengan efektif, terdapat lima komponen pengendalian internal yang saling terkait. Pengendalian internal dapat dinilai sudah baik apabila seluruh kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan telah dijalankan sesuai dengan komponen-komponen pengendalian internal dan kebijakan serta prosedur yang dilaksanaan telah mencapai tujuan dari pengendalian internal tersebut. 47 Untuk melakukan analisa dan evaluasi mengenai pengendalian internal menurut komponen pengendalian internal, maka dilakukan analisis melalui media ICQ (Internal Control Questionnaires) yang bertujuan untuk membantu memperjelas pemahaman mengenai data-data dan aktivitas yang terkait dengan kegiatan siklus pendapatan. Kuisioner terdiri dari tabel daftar pertanyaan seputar unsur-unsur pokok pengendalian internal yang berpedoman pada unsur-unsur Committee of Sponsoring Organizations (COSO) yang akan diberikan kepada bagian terkait dengan siklus pendapatan. Internal Control Questionnaires ini juga dilengkapi dengan kolom pilihan jawaban yang terdiri dari: 1. Jawaban “Ya” menunjukan adanya indikasi kekuatan dalam pelaksanaan pengendalian atas siklus pendapatan. 2. Jawaban “Tidak” menunjukan bahwa sistem dan prosedur belum diterapkan dengan baik sebagaimana mestinya dan menunjukan kelemahan dalam pelaksanaan pengendalian atas siklus pendapatan. Setelah dilakukan wawancara pemeriksaan dan berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kuisioner mengenai pengendalian internal yang terkait dengan siklus pendapatan maka dapat diperoleh kekuatan dan kelemahan pada pelaksanaan pengendalian internal. Jika ditemukan kelemahan atas pengendalian internal yang dimiliki perusahaan, maka kelemahan tersebut akan dievaluasi dan diberikan rekomendasi perbaikan. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dari kuisioner diatas terdapat beberapa kekuatan yang dimiliki perusahaan pada pelaksanaan sistem pengendalian internal atas siklus pendapatan. Berikut ini dapat diuraikan aktivitas pengendalian internal yang telah diterapkan oleh PT TKP berdasarkan komponen pengendalian internal Committee of Sponsoring Organizations (COSO), yang meliputi Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan. Selain itu, juga akan diuraikan kelemahan, kekurangan, serta kendala yang muncul dalam prakteknya dalam aktivitas pendapatan perusahaan, termasuk sebab serta akibat yang mempengaruhi berdasarkan kelemahan tersebut, dan rekomendasi yang dapat disarankan atas 48 pengendalian internal perusahaan yang dinilai kurang atau belum memadai. Berikut merupakan uraian dari komponen-komponen tersebut: 4.2.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian sebagai payung bagi keempat komponen pengendalian internal lainnya. Berikut merupakan kebijakan perusahaan yang sudah diterapkan dalam lingkungan pengendalian internal yang terdapat pada PT TKP dengan menguraikannya menjadi 6 subkomponen: 1. Komitmen terhadap integritas dan nilai etika Integritas mendeskripsikan perilaku jujur yang dijadikan sebagai prinsip dasar operasional agar nilai etika setiap karyawan tetap terjaga. Menjaga integritas dan nilai etika dapat diterapkan perusahaan dengan cara pimpinan memberikan perilaku yang baik secara konsisten, maka pegawai akan cenderung konsisten mengikuti perilaku moral yang baik. PT TKP selalu menanamkan semangat kerja yang tinggi, kedisiplinan dan menjunjung tinggi nilai integritas serta etika pada setiap karyawannya. Direktur utama perusahaan mengkomunikasikan nilai integritas serta etika yang berjalan pada perusahaan serta sanksi yang dibebankan kepada seluruh karyawan dengan cara membimbing dan memberikan contoh yang baik untuk mengutamakan kejujuran terhadap pekerjaan dan kualitas kinerjanya. Direktur sangat menanamkan kejujuran khususnya kepada bagian gudang untuk menerapkan integritas pada setiap karyawannya. Gudang merupakan bagian yang sangat penting bagi PT TKP karena merupakan sebuah perusahaan jasa yang bertanggung jawab atas barang titipan pelanggan. Sehingga direktur sangat mengutamakan kejujuran kepada setiap staf bagian gudang dengan menetapkan kebijakan apabila barang pelanggan tersebut hilang, maka karyawan harus mengganti barang tersebut yang sama dan mendapatkan sanksi atas penyalahgunaan wewenang. Perusahaan juga menanamkan kejujuran kepada bagian kasir apabila ada uang yang hilang atau tidak sesuai dengan laporan keuangan, maka karyawan tersebut harus mengganti uang tersebut. 49 2. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi Filosofi merupakan pemikiran dan keyakinan dasar yang menjadi tolak ukur bagi perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi harus dilaksanakan. Pada PT TKP filosofi dan gaya manajemen antara atasan dan bawahan saling berhubungan dengan baik. Manajemen menerima setiap masukan atau pendapat yang diberikan bawahan dan mempertimbangkan masukan atau saran tersebut demi perbaikan kinerja perusahaan. Atasan memberikan motivasi kepada bawahannya dengan rasa persaudaraan. Hal tersebut dilakukan perusahaan untuk memberikan rasa nyaman kepada setiap karyawan dalam bekerja tanpa adanya senioritas maupun tekanan negatif yang akan mempengaruhi kinerja karyawan. Manajer penjualan PT TKP memberikan motivasi kepada staf penjualan untuk mencapai target penjualan agar tidak mengalami penurunan jumlah pendapatan penjualan setiap bulannya, serta mempertimbangkan saran atau masukan setiap staf penjualan yang mengeluarkan pendapatnya demi perbaikan kinerja perusahaan. 3. Struktur organisasional Struktur organisasi yang jelas dan tegas menunjukan batas wewenang seseorang dalam suatu perusahaan untuk menetapkan garis otoritas serta tanggung jawab yang dilakukan dalam setiap pekerjaannya. Struktur organisasi pada PT TKP sudah terbentuk secara tertulis dengan tugas serta tanggung jawabnya masing-masing fungsi. Jenis struktur organisasi yang terbentuk adalah struktur organisasi lini dan staf. Pelimpahan wewenang dalam struktur organisasi ini berlangsung secara vertikal dari manajer penjualan jasa, supervisor kepada staf penjualan jasa. Seorang manajer penjualan mendapatkan bantuan dari staf penjualan dalam melakukan kegiatan penjualan yang memudahkan aktivitas penjualan dengan adanya pembagian tugas yang jelas dan bentuk struktur organisasi ini fleksibel untuk diterapkan. Struktur serta wewenang dan tanggung jawab PT TKP telah disebutkan pada bab sebelumnya (BAB II). 50 4. Komite Audit Pada PT TKP tidak memiliki Komite Audit, karena perusahaan belum terdaftar di bursa saham. Komite Audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur pengendalian internal, proses pelaporan keuangannya. Namun PT TKP mempunyai satu orang staf audit internal untuk membantu melakukan pengawasan dan bertanggung jawab untuk mengawasi struktur pengendalian internal perusahaan, proses pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan yang telah ditetapkan perusahaan. Partisipasi direksi berperan penting dalam struktur pengendalian internal perusahaan yang efektif karena memiliki tanggung jawab akhir untuk memastikan bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan yang baik. Direksi selaku pemilik perusahaan turut aktif dalam mengawasi kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan, terutama kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan siklus pendapatan. 5. Metode pemberian otoritas dan tanggung jawab Prosedur otorisasi dalam perusahaan dibutuhkan untuk mendukung pengesahan dokumen-dokumen yang mendukung pengendalian internal yang baik dalam siklus pendapan. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan atas dasar otorisasi dari pihak berwenang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada perusahaan, telah adanya otorisasi yang sesuai pada bagian-bagian yang terkait atas siklus pendapatan, antara lain: a. Direktur Direktur dalam PT TKP berwenang atas pemberian otorisasi atas persetujuan kredit kepada pelanggan. b. Bagian sales & marketing Bagian sales & marketing PT TKP berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan pesanan pelanggan, menerbitkan invoice. c. Bagian kasir Bagian kasir PT TKP berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan laporan penerimaan kas. 51 d. Bagian akuntansi Bagian akuntansi PT TKP berwenang memberikan otorisasi atas pencatatan laporan penjualan dan laporan keuangan perusahaan. e. Bagian gudang Bagian gudang berwenang memberikan otorisasi atas penerimaan dan pengeluaran barang titipan pelanggan yang menggunakan jasa pengiriman pada PT TKP. Dalam hal otorisasi ini, PT TKP terdapat kelemahan, yaitu pemberian otorisasi pada persetujuan kredit hanya kepada direktur, sehingga apabila direktur sedang tidak ada di tempat atau sibuk maka aktivitas penjualan kredit menjadi terhambat. Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya direktur memberikan delegasi atau memberi wewenang untuk pemberian otorisasi kebijakan pemberian kredit kepada karyawan lain yang dipercayakan dapat menganalisa dan memeriksa pemberian kredit ketika direktur tidak ada ditempat sehingga tidak menghambat penjualan kredit. Antara lain: a. Maksimal Rp50.000.000,00diajukan kepada manajer penjualan. b. Lebih dari Rp50.000.000,00-Rp500.000.000,00 diajukan kepada manajer penjualan dan kepala bagian keuangan. c. Lebih dari Rp500.000.000,00 diajukan kepada manajer penjualan, kepala bagian keuangan, dan direktur. Namun dalam penerapan delegasi wewenang dan otorisasi kredit tersebut harus dalam pengawasan oleh direktur, 6. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia PT TKP telah melaksanakan proses seleksi dalam perekrutan karyawan baru yang bertujuan untuk mendapatkan karyawan yang memiliki kompetensi dan kompetensi yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam perusahaan untuk menjalankan tugas serta tanggung jawab yang akan dilaksanakannya. Pelaksanaan kebijakan dan praktik sumber daya manusia (SDM) oleh perusahaan antara lain: a. Proses seleksi perekrutan karyawan Dalam proses perekrutan karyawan, perusahaan hanya melakukan proses wawancara. Perusahaan menetapkan persyaratan khusus seperti pendidikan terakhir, 52 pengalaman kerja, kejujuran dan komitmen pada pekerjaan. Apabila calon karyawan telah memenuhi syarat tersebut, maka calon karyawan akan melakukan proses wawancara oleh bagian HRD sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh perusahaan. Calon karyawan yang dinilai layak akan dipanggil untuk mulai bekerja. Proses seleksi perekrutan karyawan hanya dengan wawancara, sehingga perusahaan hanya mendapatkan informasi mengenai latar belakang pendidikan, sikap dan perilaku saja. Perusahaan tidak mengetahui kemampuan dan kompetensi calon karyawan sesuai dengan bidang yang akan di tempatkan pada calon karyawan. Karena kondisi yang ada di perusahaan seringkali mendapatkan karyawan baru terutama karyawan dalam bidang akuntansi, penjualan dan keuangan yang kurang memadai dalam melaksanakan tugas secara maksimal dan calon karyawan seringkali melakukan kesulitan untuk langsung dapat memahami tugas serta tanggung jawab sesuai dengan bidang pekerjaan dalam perusahaan. Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan melakukan tes tertulis kepada calon karyawan pada proses perekrutan karyawan baru, seperti memberikan tes tertulis yang berhubungan dengan pengetahuan akuntansi dasar pada calon karyawan bagian akuntansi. Tes tersebut dapat menilai kemampuan karyawan dalam bidang pekerjaannya sehingga perusahaan mendapatkan karyawan yang lebih berkualitas dalam menunjang efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. b. Adanya sanksi atas pelanggaran peraturan perusahaan Karyawan yang melakukan pelanggaran atas peraturan yang ditetapkan perusahaan akan diberikan sanksi oleh perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya kecurangan dan ketidak disiplinan. Karyawan melakukan absen dengan menggunakan sistem fingerprint sebelum masuk kantor dan setelah jam pulang. Karyawan masuk pukul 08.00 dan pulang pukul 17.00, perusahaan memberikan batasan keterlambatan maksimal pukul 08.30, karyawan yang terlambat akan mendapatkan surat teguran dan sanksi. Sanksi yang diberikan perusahaan berupa sanksi pertama, sanksi kedua dan sanksi ketiga. Sanksi pertama diberikan dengan cara teguran langsung kepada staf yang melanggar peraturan. Pemberian sanksi kedua diberikan dengan cara peringatan 53 teguran tertulis kepada staf untuk segera memperbaiki kinerja dan menaati peraturan yang ada pada perusahaan. Sanksi ketiga diberikan perusahaan dengan melakukan tindakan langsung yaitu memotong gaji karyawan yang tidak disiplin. Perusahaan membuat sistem sanksi guna menanamkan sifat professional pada setiap karyawan dan mencegah terjadinya ke tidakdisiplinan yang dilakukan para karyawan yang dapat menghambat kegiatan operasional perusahaan. 4.3.2 Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Aktivitas pengendalian atas siklus pendapatan yang dilakukan oleh PT TKP adalah sebagai berikut: 1. Pemisahan tugas PT TKP melakukan pemisahan tugas berdasarkan fungsi untuk mendukung terciptanya suatu pengendalian internal yang baik. Pemisahan tugas tersebut antara lain: a. Fungsi penjualan sudah terpisah dengan fungsi kredit Pemisahan tugas dilakukan perusahaan pada fungsi penjualan dengan fungsi kredit. Fungsi penjualan menjadi lebih fokus kepada tugasnya dalam mencapai target penjualan perusahaan yang ditetapkan. Fungsi kredit melakukan tugasnya untuk melakukan penagihan dan untuk menginformasikan pelunasan kepada pelanggan yang memiliki tagihan kepada perusahaan yang telah jatuh tempo. b. Fungsi akuntansi sudah terpisah dengan fungsi penjualan dan fungsi kredit PT TKP melakukan pemisahan tugas pada fungsi akuntansi dengan fungsi penjualan dan fungsi kredit. Fungsi akuntansi memiliki tugas untuk membuat laporan keuangan secara periodik dalam pencatatan aktivitas keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Fungsi penjualan mempunyai tugas untuk mengatur kegiatan penjualan tunai maupun kredit pelanggan dan fungsi kredit melakukan tugasnya atas pelunasan yang dilakukan pelanggan kepada perusahaan. c. Fungsi akuntansi sudah terpisah dengan fungsi kas PT TKP melakukan pemisahan tugas terhadap fungsi akuntansi dengan fungsi kas. Fungsi akuntansi memiliki tugas serta tanggung jawab terhadap pelaporan keuangan perusahaan yang terjadi dalam aktivitas perusahaan. Fungsi kas dalam PT 54 TKP dipegang oleh bagian kasir, memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap penerimaan kas yang diterima perusahaan atas pembayaran piutang dari pelanggan. 2. Dokumen yang memadai Dokumen yang berkaitan dengan siklus pendapatan pada PT TKP diberikan nomor urut tecetak sesuai dengan sistem. Dokumen terkait siklus pendapatan antara lain: a. Surat pesanan pelanggan (Customer Order) Dokumen ini dikirim oleh pelanggan baik melalui fax atau email. Dokumen ini berisi nama pelanggan, deskripsi barang, harga, jumlah pesanan serta alamat pengiriman. b. Dokumen surat jalan Dokumen surat jalan digunakan PT TKP untuk melakukan pengiriman ke pelanggan secara tercetak dengan tembusannya sebanyak tiga rangkap yaitu putih, merah dan kuning. Dokumen ini berisi alamat tujuan pengiriman, nomor surat jalan, tanggal, nama barang, jumlah dan kolom otorisasi. Dokumen surat jalan juga digunakan perusahaan untuk memerintahkan driver untuk kembali ke Jakarta setelah melakukan pengiriman sebagai bukti bahwa container telah melakukan tugasnya yaitu mengirimkan barang sesuai dengan tempat tujuan pelanggan masing-masing. c. Surat tagihan/ invoice Surat tagihan terdiri dari tiga rangkap yaitu putih (sebagai asli untuk pelanggan), merah dan hijau. Dokumen ini berisi nama pelanggan, nomor faktur, tanggal, nomor SJ, jenis jasa, jumlah tagihan, harga dan kolom otorisasi. d. Tanda terima kuitansi Tanda terima kuitansi terdiri dari tiga rangkap yaitu putih (sebagai asli untuk pelanggan), merah dan kuning. Dokumen ini berisi tanda terima pembayaran yaitu nama pelanggan, jumlah pembayaran, keterangan dan kolom otorisasi. e. Surat tanda terima barang Surat tanda terima barang diserahkan dari pelanggan kepada perusahaan, lalu perusahaan akan menyesuaikan surat tersebut dengan jumlah barang yang diterima. Dokumen ini berisi kode barang, kode nomor pengiriman, jumlah barang, keterangan jenis barang, dan kolom otorisasi. 55 3. Pengendalian Fisik Pengendalian fisik dilakukan perusahaan untuk mengendalikan akses fisik guna mengamankan aset perusahaan. Pengendalian fisik yang telah diterapkan PT TKP antara lain: a. Pengendalian fisik terhadap aset perusahaan Pengendalian fisik pada PT TKP dibatasi oleh bagian penerimaan kas yaitu kasir dan bagian keuangan. Dalam hal ini, perusahaan memberikan wewenang kepada bagian keuangan untuk melakukan cek terhadap pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan yang dibayarkan melalui bank setelah pelanggan melakukan konfirmasi pembayaran piutang dan pemberian wewenang kepada bagian kasir untuk pengendalian atas tempat penyimpanan uang kas dalam brankas perusahaan. Pengendalian fisik tersebut mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan pihak luar untuk mengetahui saldo pada rekening perusahaan maupun menyebarluaskan informasi pribadi perusahaan. Apabila bagian keuangan telah melakukan pengecekan dan konfirmasi atas pembayaran pelanggan tersebut, bagian keuangan akan memberitahukan informasi bahwa pelanggan telah melakukan pembayaran. b. Pengendalian fisik terhadap gudang Pengendalian fisik dilakukan perusahaan untuk membatasi akses terhadap gudang, karena gudang merupakan bagian penting dalam setiap perusahaan untuk menyimpan barang yang ada tetap terjaga dengan aman dan merupakan cara perusahaan dalam mengendalikan pembatasan fisik mencegah hilang atau rusaknya barang. Gudang merupakan tempat yang digunakan PT TKP untuk proses bongkar muat barang yang dititipkan pelanggan sebelum dikirim ke daerah atau kota. Gudang dikunci oleh penjaga apabila tidak ada kegiatan bongkar muat. Gudang juga dilengkapi alat kamera CCTV untuk mencegah adanya pencurian oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan monitor CCTV tersebut diawasi oleh penjaga gudang atau satpam diluar gerbang setiap hari. c. Pengendalian fisik terhadap dokumen atau catatan perusahaan 56 Semua dokumen atau catatan perusahaan terkait siklus pendapatan telah diarsipkan dan disimpan secara rapi oleh perusahaan didalam lemari berkas berdasarkan nomor urut, tanggal, bulan dan tahun. Tercetak pengendalian ini dilakukan oleh perusahaan agar proses pencatatan dapat berjalan dengan baik dan mempermudah untuk melakukan pengecekan dan pencocokan dokumen terkait siklus pendapatan. Pengendalian fisik dilakukan PT TKP dalam akses informasi yang digunakan perusahaan untuk melakukan aktivitas dalam siklus pendapatan yang dikerjakan menggunakan sistem komputer, yaitu dengan adanya akses kode password yang hanya dapat diakses oleh karyawan PT TKP berdasarkan ID. Sehingga orang luar selain karyawan perusahaan tidak dapat mengakses sistem komputer tersebut. d. Pengendalian fisik terhadap aset pengiriman Aset yang dimiliki PT TKP bertujuan untuk melakukan kegiatan penjualan dengan menggunakan container yang akan melakukan perjalanan ke luar kota atau daerah, sehingga perusahaan perlu melakukan pengendalian untuk meminimalkan adanya risiko yang tidak diinginkan. Pengendalian internal yang dilakukan PT TKP untuk membatasi perjalanan container yaitu, perusahaan menggunakan alat bantu GPS (Global Positioning System) pada setiap container yang sedang melakukan pengiriman untuk mengetahui lokasi container tersebut dan mencegah adanya driver yang menyalahgunakan tugasnya untuk kepentingan lain. e. Pengendalian fisik terhadap akses komputer PT TKP menggunakan sistem yang terintegrasi dengan komputer untuk membantu aktivitas perusahaan terutama aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan siklus pendapatan, dengan menggunakan aplikasi software tersebut PT TKP akan lebih mudah dalam menjalankan aktivitasnya tersebut. Dengan penggunaan alat bantu seperti komputer banyak sekali risiko yang dapat terjadi yang dapat mengganggu jalannya aktivitas perusahaan, seperti risiko rusaknya peralatan komputer, serta adanya tindakan pencurian informasi maupun data perusahaan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab. Untuk mencegah hal tersebut terjadi PT TKP melakukan tindakan pengendalian internal. 57 Pengendalian internal yang dilakukan PT TKP untuk membatasi akses komputer yaitu dengan jenis pengendalian aplikasi, perusahaan menggunakan aplikasi dengan sistem yang dapat melakukan penyimpanan data apabila terjadi gangguan atau disebut auto save. PT TKP juga membuat password untuk setiap peralatan komputer yang hanya diketahui oleh karyawan yang berkepentingan sehingga mencegah adanya pencurian data atau informasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. PT TKP juga melakukan back up data yang terintegrasi dengan server atau pusat yang menangani yaitu bagian Information & Technology untuk mencegah hilangnya data penting yang dibutuhkan perusahaan, seperti data customer, data penjualan kredit, dan data penagihan. 4. Review Kinerja Review kinerja dilaksanakan setiap perusahaan untuk mengetahui kinerja setiap karyawan sudah dilaksanakan sesuai dengan harapan perusahaan. PT TKP mengadakan review kinerja kepada setiap karyawan setiap satu bulan sekali. Dalam melakukan review kinerja ini, direktur biasanya melakukan meeting dengan beberapa bagian penanggung jawab pada setiap bagian. Evaluasi yang dilakukan dalam review kinerja ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dan penjualan setiap bulan agar perusahaan mencapai target yang telah ditentukan dan mencapai kinerja perusahaan yang semakin baik. Direktur seringkali melakukan pengecekan secara mendadak pada setiap karyawan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan dan untuk meningkatkan pengendalian internal. Sehingga PT TKP telah melakukan review kinerja dengan baik agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara menciptakan pengendalian yang lebih baik. 4.3.3 Penilaian Risiko (Risk Assessment) Penilaian risiko adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola risiko-risiko yang berhubungan dengan pengendalian internal perusahaan. Perusahaan telah melakukan beberapa penilaian 58 resiko yang timbul bagi perusahaan baik internal maupun eksternal. Beberapa penilaian resiko dalam perusahaan serta tindakan antisipasinya antara lain: 1. Karyawan Baru Adanya Karyawan baru yang masih memiliki semangat kerja tinggi akan memicu karyawan lainnya untuk bekerja lebih baik. Karyawan baru yang baik akan memberikan ide-ide dan pandangan baru kepada perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja menjadi lebih efektif. Pada PT TKP adanya karyawan baru menyebabkan penyesuaian yang cukup lama untuk bekerja sesuai dengan kegiatan yang diinginkan perusahaan. Tidak adanya pelatihan khusus dan masa orientasi kepada karyawan baru tersebut menyebabkan kegiatan operasional perusahaan menjadi terhambat. Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan memberikan masa orientasi selama tiga bulan kepada setiap karyawan baru untuk melakukan masa percobaan sebelum diangkat menjadi karyawan tetap dengan melakukan penilaian kinerja tersebut diharapkan karyawan baru dapat lebih cepat untuk melakukan adaptasi di perusahaan. 2. Risiko pengiriman jasa dan penagihan piutang Perusahaan sangat menjaga hubungan baik dengan pelanggan agar terciptanya suatu kepuasan pelanggan bila bertransaksi dengan PT TKP. Maka dari itu perusahaan melakukan pengecekan barang yang dimuat dalam setiap container sebelum dikirim sebanyak dua kali oleh kepala bagian gudang dan bagian pengiriman untuk mencegah adanya salah kirim pesanan ke pelanggan. Driver akan memberikan invoice yang berisi total tagihan dari pesanan yang dilakukan kepada pelanggan setelah barang dikirimkan. Invoice yang diterima pelanggan ditagihkan juga oleh driver, sehingga driver merangkap pekerjaan sebagai pengiriman jasa dan penagihan. Hal tersebut merupakan kelemahan yang ada dalam perusahaan karena apabila driver mengetahui jumlah nominal atas jasa yang dikirmkan pelanggan, maka akan memungkinkan adanya kecurangan yang dilakukan driver untuk menghilangkan barang titipan. Sebaiknya perusahaan melakukan pemisahan tugas antara driver dengan bagian penagihan untuk meminimalkan resiko yang dapat terjadi tersebut. 59 Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan tidak memberikan tugas kepada driver untuk melakukan penagihan untuk meminimalkan risiko kecurangan yang merugikan perusahaan, karena PT TKP telah memiliki bagian penagihan sebaiknya bagian penagihan saja yang menagih. 3. Risiko penagihan dan piutang tak tertagih Dalam transaksi PT TKP belum menggunakan pernyataan credit limit kepada pelanggan sebelum melakukan transaksi kredit. Namun perusahaan belum menerapkan credit analysis karena perusahaan menganggap bahwa mendapatkan customer harus dilayani dengan baik dan berdasarkan kepercayaan bahwa setiap pelanggan dapat melunasi seluruh tagihan kepada perusahaan. Perusahaan menetapkan setiap invoice dengan jatuh tempo dalam 30 hari pembayaran. Risiko yang muncul dalam hal tersebut yaitu adanya umur piutang usaha yang melebihi term of payment 30 hari yang diharapkan perusahaan pelanggan dapat melakukan pelunasan. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat piutang yang tidak dapat tertagih yang masih dicatat oleh perusahaan sebagai piutang. Pelanggan (PTADT) tersebut tidak mengakui adanya hutang sebesar Rp211,937,100,00 kepada PT TKP dan kasusnya sudah diurus kepada pihak yang berwajib. Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan membuat kebijakan mengenai penghapusan piutang tak tertagih. Beban piutang yang tidak dapat ditagih Rp211,937,100,00 Piutang usaha-PT ADT Rp211,937,100,00 Untuk umur piutang usaha yang lebih dari 200 hari, sebaiknya perusahaan membuat kebijakan mengenai penyisihan piutang tak tertagih, karena masih ada kemungkinan piutang tersebut masih dapat dibayarkan pelanggan. Misalnya piutang pada pelanggan CV MI. Beban piutang yang tidak dapat ditagih Penyisihan piutang yang tidak dapat ditagih Rp23,762,400,00 Rp23,762,400,00 Apabila perusahaan mendapati bahwa CV MI tidak dapat membayar, maka perusahaan perlu melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut: 60 Penyisihan piutang yang tidak dapat ditagih Piutang usaha-CV MI Rp23,762,400,00 Rp23,762,400,00 Apabila pelanggan tersebut membayar piutang yang disisihkan tersebut maka pencatatan jurnal menjadi: Piutang usaha-CV MI Rp 23,762,400,00 Penyisihan piutang yang tidak dapat ditagih Kas/ bank Rp23,762,400,00 Rp 23,762,400,00 Piutang usaha-CV MI Rp23,762,400,00 Rekomendasi yang diberikan untuk mencegah adanya piutang tak tertagih yang dapat terjadi dalam perusahaan semakin banyak, sebaiknya perusahaan menunda penjualan kredit kepada pelanggan yang masih memiliki piutang kepada PT TKP yang melebihi 200 hari sehingga piutang yang dimiliki perusahaan tidak semakin menumpuk. 4. Risiko musibah yang tidak terprediksi Perusahaan menyadari risiko terhadap musibah yang tidak terprediksi, seperti musibah kebakaran, maupun bencana alam yang dapat terjadi kapan saja yang akan menghambat kegiatan operasional perusahaan. Maka dari itu perusahaan tidak ingin mengalami kerugian besar, perusahaan telah mengasuransikan bangunan kantor yang terletak di Jakarta Utara, sehingga apabila terjadi musibah yang tidak diprediksi akan ditanggung oleh pihak asuransi yang telah dipercayakan oleh perusahaan. PT TKP merupakan perusahaan jasa yang melakukan pengiriman menggunakan container, musibah yang tidak di prediksi untuk perusahaan jasa pengiriman ini seperti kecelakaan, maka dari itu perusahaan telah mengasuransikan asset container untuk pengiriman kepada pihak asuransi FIF dan ORIX. 5. Risiko barang yang hilang atau rusak Perusahaan menyadari risiko terhadap barang titipan milik pelanggan yang hilang, sehingga PT TKP menggunakan surat perjanjian untuk menjamin dan mencegah barang atas risiko hilangnya barang yang akan mengurangi ketidakpercayaan pelanggan pada perusahaan. Namun berdasarkan wawancara, PT TKP memberikan surat perjanjian tersebut, hanya untuk transaksi pelanggan besar atau transaksi lebih dari Rp50.000.000,00 61 sehingga apabila transaksi yang kurang dari nominal tersebut, perusahaan tidak menanggung apabila ada hilang atau kerusakan barang. Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan memberikan surat perjanjian atas barang hilang atau rusak untuk setiap transaksi jasa yang digunakan setiap pelanggan baik yang diatas maupun transaksi dibawah Rp50.000.000,00 sehingga akan meminimalkan adanya kehilangan atau kerusakan barang milik setiap pelanggan. 4.3.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Perusahaan menggunakan informasi dan komunikasi agar setiap karyawan dapat memahami aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Setiap informasi dan komunikasi yang diberikan tersebut harus disampaikan secara jelas dan lengkap. Informasi dan komunikasi yang baik diperlukan agar perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan dan laporan penjualan dengan tepat dan sesuai ketentuan yang berlaku. Penerapan informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh PT TKP antara lain: 1. Prosedur siklus pendapatan Perusahaan telah memiliki prosedur yang mengatur kegiatan yang berhubungan dengan siklus pendapatan yaitu dimulai dari prosedur penerimaan jasa pelanggan, penagihan, pembayaran piutang, sampai pencatatan laporan. Direktur hanya memberikan informasi mengenai prosedur siklus pendapatan PT TKP secara lisan, belum ada prosedur siklus pendapatan secara tertulis sehingga karyawan hanya mengikuti arahan direktur dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan siklus pendapatan. PT TKP telah memiliki bagan alir (flowchart) yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya (BAB II), namun bagan alir siklus pendapatan tersebut alurnya digabung, sehingga masing-masing fungsi dalam siklus pendapatan belum dibuat terpisah. Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya perusahaan membuat prosedur siklus pendapatan secara terpisah dengan masing-masing fungsi dengan keterangan setiap aktivitasnya secara tertulis dan jelas. 62 2. Informasi dan dokumen terkait Dalam menjalankan seluruh kegiatan yang dilakukan, perusahaan memiliki dokumen-dokumen yang terkait dalam setiap transaksi. Dokumen-dokumen tersebut dibuat untuk mencegah adanya kesalahan informasi antar bagian dalam perusahaan. Apabila akan melakukan penawaran harga atau quotation oleh bagian penjualan menggunakan dokumen penawaran harga sesuai dengan daftar harga (price list) yang telah ditetapkan perusahaan, bukti pemesanan dari pelanggan menggunakan dokumen customer order, pengiriman barang menggunakan dokumen surat jalan dan surat serat terima barang, bukti penagihan kepada pelanggan maka dibuat dokumen invoice, dan bukti pembayaran sudah diterima maka akan dibuat dokumen bukti kas masuk dalam bentuk kwitansi pembayaran. Seluruh dokumen-dokumen tersebut akan diarsip menurut tanggal, bulan dan tahun. Pengambilan keputusan biasanya berdasarkan laporan tiap bulan, seperti laporan penjualan, laporan piutang, dan laporan penerimaan kas. 3. Komunikasi terhadap konfirmasi piutang Komunikasi diperlukan antara perusahaan dengan pelanggan agar mencegah kesalahan informasi. Berdasarkan wawancara, beberapa pelanggan PT TKP tidak melakukan konfirmasi atas pembayaran piutang. Sehingga bagian penagihan tidak mendapatkan informasi yang jelas atas pelunasan invoice nomor berapa yang dilunasi karena pelanggan tersebut melakukan pelunasan dengan penggabungan dari beberapa invoice. Kurangnya informasi membuat perusahaan tidak dapat memberikan bukti pelunasan pembayaran piutang tersebut. Rekomendasi yang diberikan, perusahaan sebaiknya memberikan informasi kepada setiap pelanggan pada saat penagihan untuk melakukan konfirmasi pembayaran secara jelas mengenai jumlah dan nomor invoice yang dibayarkan dengan jelas, sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan pencatatan pelunasan pembayaran tersebut dan tidak terjadinya pembayaran yang tidak teridentifikasi. 63 4.3.5 Pemantauan (Monitoring) Pemantauan dalam PT TKP menentukan kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu. Pemantauan biasanya dilakukan melalui kegiatan yang berkelanjutan. Pengendalian internal atas pemantauan ini harus dilaporkan kepada atasan dan apabila terjadi suatu masalah yang serius juga harus dilaporkan baik kepada direktur maupun direksi perusahaan Hasil dari pemantauan ini dapat diketahui kelemahan apa yang terdapat dalam perusahaan, sehingga dapat ditemukannya rekomendasi perbaikan atas kelemahan tersebut. Berikut hal-hal yang terkait dalam penerapan pemantauan yang dilakukan dalam PT TKP: 1. Pemantauan oleh auditor internal Auditor internal bertugas untuk melakukan penilaian kesadaran pegawai terhadap prosedur dan kebijakan manajemen, hukum dan peraturan yang berlaku, serta mengevaluasi efisiensi dan keefektifan manajemen. Dikarenakan PT TKP merupakan perusahaan dalam skala menengah, direktur tidak membentuk bagian auditor internal yang independen untuk bertugas mengaudit segala aktivitas yang terkait dalam perusahaan, baik dalam hal keuangan maupun operasional perusahaan. Audit internal ditempatkan hanya satu orang saja. Hal ini dikarenakan direktur menekankan biaya beban gaji. Rekomendasi yang diberikan, sebaiknya direktur dan manager secara rutin melakukan pemantauan kepada setiap karyawan perusahaan agar menghindari kecurangan yang tidak diinginkan untuk membantu tugas seorang auditor internal tersebut secara berkala. 2. Pemantauan oleh direktur Pemantauan oleh direktur digunakan perusahaan untuk membantu perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap setiap aktivitas yang berjalan agar sesuai dengan harapan dan tujuan yang ditetapkan perusahaan. Pada PT TKP, direktur secara berkala memeriksa laporan penjualan dan pencatatan transaksi yang ada. Pemeriksaan laporan penjualan dan pencatatan transaksi yang dilakukan berkala oleh direktur selama setiap satu bulan sekali atas seluruh aktivitas yang terjadi, maka direktur dapat mengetahui jumlah penjualan yang 64 dilakukan penjualan secara aktual. Dalam hal ini direktur dapat menganalisa dan mengambil tindakan atas kesimpulan yang diperoleh dari laporan-laporan tersebut dan mencocokan setiap transaksi dengan semua bukti yang tercatat. Atas pengendalian internal pemantauan oleh atasan yang terjadi pada PT TKP telah dilakukan cukup baik dan harus mempertahankan apa yang selama ini telah berjalan. 3. Pemantauan atas bagian penjualan Pemantauan atas bagian penjualan digunakan perusahaan untuk melakukan pengawasan dalam kegiatan aktivitas penjualan baik penjualan kredit atau penjualan tunai agar tidak terjadi penurunan hasil penjualan yang dapat terjadi dalam perusahaan. Setiap dokumen yang berkaitan dengan siklus pendapatan, terutama bagian penjualan pada PT TKP selalu melakukan pemeriksaan dan pemantauan setiap hari. Bagian penjualan sangat menjaga kelengkapan dokumen-dokumen yang terkait atas siklus pendapatan. Hal ini dilakukan agar data pencatatan akuntansi dalam perusahaan akan terjaga dengan baik. Selama ini perusahaan dapat mencegah terjadinya salah saji atas pencatatan akuntansi karena ditunjang dengan kelengkapan dokumen-dokumen terkait siklus pendapatan dan komunikasi yang baik antar bagian. Atas pemantauan yang dilakukan bagian penjualan tersebut sudah cukup baik dalam mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan dalam perusahaan. 4.3 Kelebihan Sistem Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Pada PT TKP PT TKP secara umum telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan aktivitas bisnis yang berhubungan dengan siklus pendapatan, antara lain: 4.3.1 Kelebihan Sistem Pengendalian Internal Penjualan PT TKP PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan aktivitas penjualan yang telah diterapkan berdasarkan kebijakan dan prosedur manajemen, antara lain: 1. Pada tahun 2013, perusahaan membeli aplikasi software untuk mengatur penjualan PT TKP menggunakan sistem Borland Delphi 2007 dan mengganti aplikasi yang awalnya Microsoft Excel, keunggulan aplikasi ini adalah aplikasi yang biasa 65 digunakan oleh perusahaan tracking sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk menginput penjualan dan lebih mudah menyesuaikan container yang tersedia untuk pengiriman, penyesuaian waktu pengiriman dan harga berdasarkan lokasi tujuan. 2. Dokumen terkait penjualan PT TKP seperti kwitansi, invoice, surat tanda terima barang telah memenuhi penggunaan dokumen yang baik, antara lain: a. Dokumen sudah bernomor urut cetak (prenumberred). b. Terdapat otorisasi manual (tandatangan dan cap perusahaan) oleh pihak berwenang pada setiap masing–masing departemen. c. Dokumen pengiriman dan dokumen penagihan dicetak dengan tembusannya (merah dan kuning). 3. PT TKP telah melakukan pemisahan tugas pada fungsi penjualan dengan fungsi akuntansi maupun fungsi kredit. Sehingga fungsi penjualan akan melakukan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan wewenangnya masing-masing. 4.3.2 Kelebihan Sistem Pengendalian Internal Piutang PT TKP PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan aktivitas pencatatan maupun penagihan piutang yang telah diterapkan berdasarkan kebijakan dan prosedur manajemen, antara lain: 1. PT TKP telah melakukan pemisahan tugas pada fungsi penagihan dengan fungsi penerimaan kas. Sehingga fungsi penagihan akan melakukan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan wewenangnya masing-masing. 2. PT TKP mempunyai kebijakan jatuh tempo atas piutang kepada setiap pelanggan (term of payment) selama 30 hari. Batas jatuh tempo pembayaran dilakukan perusahaan berdasarkan kesepakatan bersama setiap pelanggan. Adanya kategori umur piutang tersebut bertujuan agar manajemen mengetahui saldo piutang setiap pelanggan, serta riwayat pelunasan piutang pelanggan guna memberikan kredit selanjutnya kepada pelanggan yang melakukan pengajuan. 66 4.3.3 Kelebihan Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas PT TKP PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan aktivitas penerimaan kas yang telah diterapkan berdasarkan kebijakan dan prosedur manajemen, antara lain: 1. PT TKP telah melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap fisik kas (cash opname) dan secara berkala direktur sering kali melakukan pemeriksaan mendadak terhadap fisik kas untuk mencegah adanya kecurangan yang dilakukan bagian kasir yang tidak sesuai dengan laporan keuangan. 2. PT TKP telah melakukan pembatasan fisik atas aset kas. Hanya bagian kasir dan bagian keuangan yang dapat mengakses rekening perusahaan untuk mengecek pembayaran atas penjualan perusahaan. 3. PT TKP melakukan pembagian tugas pada fungsi kas dengan fungsi akuntansi. Sehingga mencegah adanya kecurangan yang dilakukan fungsi kas untuk menyalahgunakan aset kas perusahaan. 4.4 Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Siklus Pendapatan PT TKP Selain kelebihan yang dimiliki pada sistem pengendalian internal yang telah diterapkan perusahaan, PT TKP juga memiliki kelemahan yang harus diperbaiki, antara lain: 4.4.1 Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Penjualan PT TKP PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan aktivitas penjualan yang belum diterapkan manajemen, antara lain: 1. PT TKP belum memiliki Standar Operational Procedure (SOP) yang berhubungan dengan siklus pendapatan secara tertulis, prosedur hanya disampaikan oleh direktur secara lisan kepada setiap karyawan. 2. PT TKP belum menerapkan dan membuat kebijakan tertulis dengan pelanggan mengenai perjanjian barang hilang atau rusak pada pelanggan yang memiliki transaksi dibawah Rp50.000.000,00. 67 4.4.2 Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Piutang PT TKP PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan aktivitas pencatatan maupun penagihan piutang yang belum diterapkan manajemen, antara lain: 1. PT TKP belum menerapkan kredit analisis dan formulir batasan kredit (credit limit) untuk setiap pelanggan kredit. Sehingga masih banyaknya penumpukkan piutang yang belum dibayarkan pelanggan atau yang melebihi jatuh tempo yang ditetapkan perusahaan yaitu selama 30 hari. 2. PT TKP belum mempunyai kebijakan akun piutang tak tertagih, sehingga piutang usaha yang dimiliki perusahaan saat ini tidak realisasi selama periode tertentu. 3. Bagian delivery PT TKP melakukan tugas penagihan, sehingga membuat peluang terjadinya kecurangan yang dilakukan bagian pengiriman yang mengetahui jumlah tagihan pelanggan. 4. PT TKP melakukan otorisasi pemberian kredit hanya kepada direktur, sehingga apabila direktur sedang tidak ada ditempat akan menghambat aktivitas penjualan. 4.4.3 Kelemahan Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas PT TKP PT TKP telah memiliki sistem pengendalian internal untuk mengendalikan aktivitas penerimaan kas yang belum diterapkan manajemen, antara lain: 1. Informasi dan komunikasi yang dilakukan PT TKP belum maksimal dilakukan pada setiap pelanggan yang melakukan pembayaran piutang, sehingga perusahaan sering kebingungan atau tidak dapat diidentifikasi terhadap pembayaran yang dilakukan sekaligus oleh pelanggan. 4.5 Rekomendasi Bagan Alir Siklus Pendapatan PT TKP Rekomendasi bagan alir (flowchart) untuk PT TKP agar karyawan lebih mudah memahami aktivitas yang berhubungan dengan siklus pendapatan 68 Gambar 4.1 Bagan Alir Prosedur Permintaan Pesanan Tunai PT TKP Pelanggan Bagian Penjualan Gudang Mulai Melakukan pesanan PO Menerima pesanan Mengecek jadwal container 3 1 SO Memuat barang ke Container TTB Melakukan pengiriman 2 2 69 Gambar 4.2 Bagan Alir Prosedur Permintaan Pesanan Kredit PT TKP Pelanggan Bagian Penjualan Direktur Gudang Mulai Melakukan pesanan PO Menerima pesanan Mengecek otorisasi kredit Ditolak Diterima Otorisasi Kredit Selesai Menerima Barang TTB Melakukan konfirmasi & membuat SO Memuat barang ke Container 3 2 1 SO 2 70 Gambar 4.3 Bagan Alir Prosedur Pengiriman Barang PT TKP Pelanggan Bagian Delivery Bagian Akuntansi 2 2 SO Membuat SJ Mengantar barang ke tujuan 3 1 2 2 1 SJ TTB Balik 3 2 1 2 1 1 Menerima barang 2 Melakukan pencatatan 2 TTB Balik 3 SJ 1 SJ 71 Gambar 4.4 Bagan Alir Penagihan Piutang PT TKP Bagian Bagian Gudang Penjualan Penagihan Driver Pelanggan 1 1 SJ Invoice 1 1 TTB Balik SO Mengumpul kan dokumen 1 Invoice 1 SO 1 SJ 1 Mengirim dokumen tagihan 1 TTB Balik Invoice 1 SO 1 SJ 1 TTB Balik 72 Gambar 4.5 Bagan Alir Penerimaan Kas PT TKP Pelanggan Bagian Kasir Bagian Akuntansi Melakukan pelunasan Mengecek rekening Bukti Transfer Membuat kuitansi 1 Kwitansi Melakukan pencatatan 2 Kuitansi 1 Tanda TerimaKuitansi Selesai Laporan keuangan