DAFTAR PUSTAKA Fowler, Martin.2005.UML Distilled Edisi 3. Yogyakarta : Andi Munawar.2005.Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu Dharwiyanti, Sri dan Wahono, satria (2003), Pengantar Unifed Modelling Language (UML) Abdul-latief AA. Calcium-mobilizing receptors, polyphosphoinositides, and the generation of second messengers. Pharmacol Rev 1986;38:227-72. Cupp MJ, Tracy TS. Cytochrome P450: new nomenclature and clinical implications. Amer Fam phys 1998. Dari : http://www.aafp.org/afp/980101ap/cupp Delph Y. P-glycoprotein : a tangled web waiting to be unraveled. Dari : http://www.aidsinfonyc.org/tag/science/pgp.html Dresser GK, Spence JD, Bailey Dg. pharmacokinetic- pharmacodynamic consequenses and clicinal relevance of cytochrome P450 3A4 inhibition. Clil Pharmacokinet 2000;38(1):41-57 Drug transporters : impact on commonly prescribed antihis.amines and other agents. Dari : http://www.cmelearninglab.com/slide list.html Katzung BG. Introduction to autonomic pharmacology. In: Katzung BG, ed. Basic & Clinical Pharmacology. 7th ed. Ch 6. London: Prentice hall Int; 1998. p. 85,87. Taylor P. Agents acting at the neuromuscular autonomic ganglia. junction and In: Brunton LL, Lazo JS, Parker KL,eds. Goodman & Gillman’s the Pharmacological Basis of Therapeutics. 11th ed. Ch 9. New York: McGraw-Hill; 2006. p.230-4. Ballas CA, Evans Dl, Dinges DF. Pscyhostimulants in psychiatry: amphetamine, methylphenidate, and modafinil. In: Schatzberg AF, 99 Nemeroff CB, eds. The American Psychiatric Textbook of Psychopharmacology. 3rd ed. Washington DC: American Psychiatric Publ; 2004. p.676-80. Kalant H. The pharmacology and toxicology of “ecstasy” (HDMA) and related drugs. CMAJ 2001;165(7):917-28. O’Brien CP. Drug addiction and abuse. In: Brunton LL, Lazo JS, parker KL, eds. Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of the Therapeutics. 11th ed. New York: McGraw-Hill; 2006. p.625-8. Katzung BG. Histamine, serotonin, & the ergot alkaloids. In: Katzung BG, ed. Basic & Clinical Pharmacology. 9thced. Singapore: McGraw-Hill;2004.p.259-79. Skidgel RA, Erdos DG. Histamine, bradikinin, and their antagonist. In: Brunton LL, Lazo JS, Parker KL, eds. Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of therapeutics. 11th ed. New York: McGraw-Hill;2006.p.629-49. ACC/AHA 2005 Guideline Update for the diagnosis and management of chronic heart failur in the adult. Circulation sept 2005: e 154-e235,e684. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of chronic heart failure : executive summary (update 2005). Eur heart J 2005;26:111540. lacourciriereY, Bruner H, irwin R et al. Effect of modulators of the renin-angiotensin-aldosteron system on cough. J Hypert 1994;12:138793. Opie LH, Angiotensin ConvertingEnzyme Inhibitors: the advance continues. 3rd ed. New York: University of Cape town Press, 1999. Rocco Tp pharmacotherapyof onges tive heart failur In Brunton LL, Lazo JS, Parker KL, eds. Goodman & gilman’s the pharmacological basis of therapeutics. 11th ed.Ch.33. New York: MCGraw-hill;2006. p. 869-97. 100 Van Rijnsoever EW, Kwee-Zuiderwijk WJM, Feenstra J. Angioneurotic edema attributed to the use of losartan. Arch intern med 1998;158:2063-5. Waeber B, Brunner Hr. Angiotensin II antagonists a new class of antihypertensive agent. Br clin Pract 1996;50(5):265-8. Catteral W, Mackie K, Local Anesthetics. In: Hardman JG, Limbird LE, eds. Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of therapeutics. 10th ed. New York: McGraw-hill; 2001. p.367-83. Morgan GE, MikhailMS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. 3rd ed. New York: McGraw-hill;2002: p. 233-52. White PF, Katzung BG.Local anesthetics. In:Katzung BG, eds. Basic & Clinical Pharmacology. 9th ed. Singapore: McGrawholl;2004. p. 418-26. 101 SOURCE CODE Untuk Kursor pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : onClipEvent (enterFrame) { Mouse.hide(); startDrag(this, true); } Untuk layer full screen pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : fscommand('fullscreen','true'); Untuk pemanggilan profil menggunakan xml kode program sebagai berikut : <?xml version='1.0' encoding='utf-8'?> <profil> <nama>SATRIA ANGGA WIJAYA</nama> <ttl>tangerang, 04 oktober 1989</ttl> <agama>ISLAM</agama> <alamat>Kp. Kosambi RT 013/04</alamat> <notlp>(021) 99779791</notlp> <judul1> 1. SDN 2 SEPATAN Tahun 1995 - 2001 2. SLTPN 12 TANGERANG Tahun 2001 - 2004 3. SMAN 1 SEPATAN Tahun 2004 - 2007 4. UNIVERSITAS MERCU BUANA Tahun 2007 hingga sekarang</judul1> </profil> Untuk tombol button profil pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { stopAllSounds(); loadMovie('profil.swf',wadah); } L1 Untuk layer pemanggilan profil pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : profilXML=new XML(); profilXML.load('profil/profil.xml'); profilXML.onLoad=processXML; profilXML.ignoreWhite=true; function processXML(success) { if(success==true) { rootNode=profilXML.firstChild; txtNama=' : '+rootNode.childNodes[0].childNodes[0].nodeValue; txtTtl=' : '+rootNode.childNodes[1].childNodes[0].nodeValue; txtAgama=' : '+rootNode.childNodes[2].childNodes[0].nodeValue; txtAlamat=' : '+rootNode.childNodes[3].childNodes[0].nodeValue; txtNotlp=' : '+rootNode.childNodes[4].childNodes[0].nodeValue; txtRiwayathidup=rootNode.childNodes[5].childNodes[0].nodeVal ue; } else { trace('Kesalahan dalam melakukan load dokumen xml'); } }; Untuk pemanggilan pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : dokumenXML=new XML(); dokumenXML.load('bab 1/bab1-1.xml'); dokumenXML.onLoad=processXML; dokumenXML.ignoreWhite=true; function processXML(success) { if(success==true) { rootNode=dokumenXML.firstChild; txtJudul=rootNode.childNodes[0].childNodes[0].nodeValue; txtIsi=rootNode.childNodes[1].childNodes[0].nodeValue; } else { L2 trace('Kesalahan dalam melakukan load dokumen xml'); } }; Untuk suara tombol pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab1-1.swf',wadah); } Untuk pemanggilan bab1-1 menggunakan xml kode program sebagai berikut : <?xml version='1.0' encoding='utf-8' standalone='yes'?> <bab1> <Judul>1. FARMAKOLOGI</Judul> <paragraf>Farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut obat, dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko penggunaan obat. Karena itu dikatakan farmakologi merupakan seni menimbang (the art of weighing). Tanpa pengetahuan farmakologi yang baik, seorang dokter dapat merupakan sumber bencana bagi pasien karena tidak ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan cara penggunaan yang cermat, obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak di inginkan yang terlalu mengganggu. Selain itu, pengetahuan mengenai efek samping obat memampukan dokter mengenal tanda dan gejala yang disebabkan obat. Hampir tidak ada gejala dari demam, gatal, sampai syok anafilaktik, yang tidak terjadi dengan obat.</paragraf> </bab1> Untuk suara tombol next pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab1-2.swf',_root.wadah); } Untuk suara tombol back pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab1-1.swf',_root.wadah); } L3 Untuk pemanggilan pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : dokumenXML=new XML(); dokumenXML.load('bab 2/bab2-1.xml'); dokumenXML.onLoad=processXML; dokumenXML.ignoreWhite=true; function processXML(success) { if(success==true) { rootNode=dokumenXML.firstChild; txtJudul=rootNode.childNodes[0].childNodes[0].nodeValue; txtparagraf=rootNode.childNodes[1].childNodes[0].nodeValue; } else { trace('Kesalahan dalam melakukan load dokumen xml'); } }; Untuk suara tombol pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab2-1.swf',wadah); } Untuk pemanggilan bab2-1 menggunakan xml kode program sebagai berikut : <?xml version='1.0' encoding='utf-8' standalone='yes'?> <bab2> <judul>1. ANATOMI SUSUNAN SARAF OTONOM</judul> <paragraf>Sistem saraf otonom membawa implus saraf dari susunan saraf pusat ke organ efektor melalui 2 jenis serat saraf eferen yaitu saraf praganglion dan saraf pascaganglion. Lingkaran refleks saraf otonom terdiri dari serat aferen yang sentripetal disalurkan melalui N vagus, pelvikus, splankinkus dan saraf otonom lainnya. Badan sel serat-serat ini terletak diganglia dalam kolumna dorsalis dan ganglia sensorik dari saraf kranial tertentu. Tidak jelas perbedaan antara serabut aferen sistem saraf otonom dengan serabut aferen sistemen somatik, sehingga tidak dikenal obat yang secara spesifik dapat mempengaruhi serabut aferen otonom. Serat eferen yang disalurkan melalui saraf praganglion, ganglion, dan saraf pascaganglion berakhir pada sel efektor.</paragraf> L4 </bab2> Untuk suara tombol next pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab2-2.swf',_root.wadah); } Untuk suara tombol back pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab2-1.swf',_root.wadah); } Untuk pemanggilan pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : dokumenXML=new XML(); dokumenXML.load('bab 3/bab3-1.xml'); dokumenXML.onLoad=processXML; dokumenXML.ignoreWhite=true; function processXML(success) { if(success==true) { rootNode=dokumenXML.firstChild; txtJudul=rootNode.childNodes[0].childNodes[0].nodeValue; txtparagraf=rootNode.childNodes[1].childNodes[0].nodeValue; } else { trace('Kesalahan dalam melakukan load dokumen xml'); } }; Untuk suara tombol pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab3-1.swf',wadah); } L5 Untuk pemanggilan bab3-1 menggunakan xml kode program sebagai berikut : <?xml version='1.0' encoding='utf-8' standalone='yes'?> <bab3> <judul>ANESTETIK UMUM</judul> <paragraf>1. DEFINISI DAN SEJARAH ANESTESIA Istilah anesthesia yang artinya hilangnya sensasi nyeri (rasa sakit) yang disertai maupun yang tidak disertai hilang kesadaran, diperkenalkan oleh Oliver W. Holmes pada tahun 1864. Obat yang digunakan dalam menimbulkan anesthesia disebut sebagai anestetik, dan kelompok obat ini dibedakan anestetik umum dan anestetik local. Tindakan anstesia telah dikenal sejak lama sebagai upaya untuk mempermudah orang melakukan tindakan operasi. Orang mesir mengguankan narkotik, sementara orang cina menggunakan cannabis indica (ganja) untuk menghilangkan kesadaran sehingga si pasien tidak merasakan nyerinya.</paragraf> </bab3> Untuk suara tombol next pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab3-2.swf',_root.wadah); } Untuk suara tombol back pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab3-1.swf',_root.wadah); } Untuk pemanggilan pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : dokumenXML=new XML(); dokumenXML.load('bab 4/bab4-1.xml'); dokumenXML.onLoad=processXML; dokumenXML.ignoreWhite=true; function processXML(success) { if(success==true) { rootNode=dokumenXML.firstChild; txtJudul=rootNode.childNodes[0].childNodes[0].nodeValue; txtparagraf=rootNode.childNodes[1].childNodes[0].nodeValue; } else { L6 trace('Kesalahan dalam melakukan load dokumen xml'); } }; Untuk suara tombol pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab4-1.swf',wadah); } Untuk pemanggilan bab4-1 menggunakan xml kode program sebagai berikut : <?xml version='1.0' encoding='utf-8' standalone='yes' ?> <bab4> <Judul>1. ANESTETIK LOKAL SINTETIK</Judul> <paragraf>Anestetik lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiap bagian susunan saraf, sebagai contoh, bila anestetik lokal dikenakan pada korteks mototris, impuls yang dialirkan dari daereah tersebut terhenti, dan bila disuntikan kedalam kulit maka transmisi impuls sensorik dihambat. pemberian anestetik lokal pada batang saraf menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya. Banyak macam zat yang dapat mempengaruhi hantaran saraf, tetapi umumnya tidak dapat dipakai karena menyebabkan kerusakan permanen pada sel saraf. Paralisis saraf oleh anestetik lokal bersifat reversibel, tanpa merusak serabut atau sel saraf.Anestetik lokal yang pertama ditemukan ialah kokain, suatu alkaloid yang terdapat dalam daun Erythroxylon coaca, semacam tumbuhan belukar.</paragraf> </bab4> Untuk suara tombol next pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab4-2.swf',_root.wadah); } Untuk suara tombol back pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab4-1.swf',_root.wadah); } L7 Untuk pemanggilan pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : dokumenXML=new XML(); dokumenXML.load('bab5/bab5-1.xml'); dokumenXML.onLoad=processXML; dokumenXML.ignoreWhite=true; function processXML(success) { if(success==true) { rootNode=dokumenXML.firstChild; txtJudul=rootNode.childNodes[0].childNodes[0].nodeValue; txtparagraf=rootNode.childNodes[1].childNodes[0].nodeValue; } else { trace('Kesalahan dalam melakukan load dokumen xml'); } }; Untuk suara tombol pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab5-1.swf',wadah); } Untuk pemanggilan bab5-1 menggunakan xml kode program sebagai berikut : <?xml version='1.0' encoding='utf-8' standalone='yes'?> <bab5> <Judul>1. HISTAMIN</Judul> <paragraf>1.1 Histamin dihasilkan oleh bakteri yang mengkontamasi ergot. Pada awal ke 19, histamin dapat diisolasi dari jaringan hati dan paru-paru segar. Histamin juga ditemukan pada berbagai jaringan tubuh, oleh Karen itu diberi nama histamin (histos=jaringan).Hipotesis mengenai peran fisiologis histamin didasarkan pada adanya persamaan antara efek histamine dan gejalagejala syok anafilaktik dan trauma jaringan. 1.2 KIMIA Histamin merupakan 2-(4-imidazool) etilamin, didapatkankan pada tanamanan maupun jaringan hewan serta merupakan komponen dari beberapa racun dan L8 sekret sangatan binatang. Histamin dibentuk dari asam amino L-histidin dengan cara dekarboksilasi oleh enzim histidin dekarboksilase, dan memerlukan piridoksal fosfat sebagai kofaktor. Rumus bangunnya dapat dilihat pada gambar 1</paragraf></bab5> Untuk suara tombol next pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab5-2.swf',_root.wadah); } Untuk suara tombol back pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab5-1.swf',_root.wadah); } Untuk pemanggilan pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : dokumenXML=new XML(); dokumenXML.load('bab 6/bab6-1.xml'); dokumenXML.onLoad=processXML; dokumenXML.ignoreWhite=true; function processXML(success) { if(success==true) { rootNode=dokumenXML.firstChild; txtJudul=rootNode.childNodes[0].childNodes[0].nodeValue; txtparagraf=rootNode.childNodes[1].childNodes[0].nodeValue; } else { trace('Kesalahan dalam melakukan load dokumen xml'); } }; Untuk suara tombol pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab6-1.swf',wadah); } L9 Untuk pemanggilan bab6-1 menggunakan xml kode program sebagai berikut : <?xml version='1.0' encoding='utf-8' standalone='yes'?> <bab6> <judul>1. OBAT GAGAL JANTUNG</judul> <paragraf>1.1 PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG Gagal jantung terjadi jika curah jantung tidak cukup untuk memenuhui kebutuhan akan O2 kondisi ini sangat letal, dengan mortalitas berkisar antara 15-50% per tahun, bergantung pada keparahan penyakitny. Mortalitas meningkat sebanding dengan usia, dan risiko pada laki-laki lebih besar dari pada perempuan. Gagal jantung adalah suatu sindroma klinik yang kompleks akibat kelainan struktural dengan fungsional jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel untuk diisi dengan darah atau untuk mengeluarkan darah. Manifestasi gagal jantung yang utama adalah : (1) sesak napas dan rasa lelah, yang membatasi kemampuan melakukan kegiatan fisik; (2) retensi cairan, yang menyebabkan kongesti paru dan edama perifer.</paragraf>,</bab6> Untuk suara tombol next pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab6-2.swf',_root.wadah); } Untuk suara tombol back pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on (release) { loadMovie('bab6-1.swf',_root.wadah); } Untuk layer pada scene menu latihan soal pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : function reset() { //membuat variable i=1, i=10 for (i=1; i<11; i++) { //posisi x movie clip silang+i dalam sp =- 100 _root.monox.content["silang"+i]._alpha = 0; L 10 //jawaban+i dalam sp bernilai dengan false _root.monox.content["jawaban"+i] = false; //warna lingkaran+i transparan _root.monox.content["lingkaran"+i]._alpha = 0; cek = false; tulis = true; nilai = 0; benar = 0; salah = 0; } } //fungsi reset dijalankan sekali ketika frame ini dimainkan reset(); Untuk suara tombol periksa pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : //ketika tekanan mouse dilepaskan setelah ditekan on (release) { //jika variable cek bernilai false if (!cek) { //membuat variable i=1, 1=10 for (i=1; i<11; i++) { //jika variable jawaban+i bernilai true if (_root["jawaban"+i]) { //variable nilai ditambah 1 nilai += 1; //variable benar ditambah 1 benar += 1; //jika variable jawaban+i bernilai false } else if (!_root["jawaban"+i]) { //variable salah ditambah 1 salah += 1; //variable dalam lingkaran+i dalam sp menjadi tidak transparan L 11 _root.monox.content["lingkaran"+i]._alpha = 100; } } //nilai variable cek menjadi true cek = true; //nilai variable tulis menjadi false tulis = false; } } Untuk suara tombol ulangi pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : //ketika tekanan mouse dilepaskan setelah ditekan on (release) { //jalankan fungsi reset reset(); } Untuk tombol keluar pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : on(release) { fscommand("quit","true"); } Untuk Kursor pada aplikasi ini kode program sebagai berikut : onClipEvent (enterFrame) { Mouse.hide(); startDrag(this, true); } L 12 SILABUS MATA KULIAH Program Studi Nama Mata Kuliah Jumlah SKS Semester : S1 Kedokteran : Farmakologi : 3 SKS : II Deskripsi Mata Kuliah : Mata ajar ini berfokus pada pemahaman teori, konsep dasar dan prinsip-prinsip farmakologi yang dapat menunjang kemampuan dalam menerapkan praktek keperawatan sesuai dengan peran dan fungsinya dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami berbagai konsep farmakologi yang terkait dengan kemampuan dalam pengelolaan obat. Pemberian obat, jenis obat dan cara kerja serta efek dari obat terhadap tubuh . Kompetensi Dasar Indikator Materi Ajar Mengkaji dan 1. Definisi Farmakologi mendiskusikan konsep dasar 2. Definisi Farmakokinetik farmakologi 3. Definisi Farmakodinamik 4. Beberapa Istilah khusus farmakologi Waktu 100 ‘ Alat/ Bahan/ Penilaian Sumber Belajar OHP,LCD, Test Pilihan Laptop, Ganda Whiteboard, spidol 115 Memahami konsep Setelah mengikuti dasar farmakologi perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan Definisi dari farmakologi 2. Menjelaskan definisi dari Farmakokinetik 3. Menjelaskan definisi dari Farmakodinatmik Pengalaman Belajar 5. Pengembangan dan penilaian obat 6. Regulasi Obat Mengkaji dan 1. Definisi anatomi susunan syaraf mendiskusikan otonom berbagai macam 2. Definisi faal permasalahan susunan syaraf obat otonom 3. Definisi transmisi neurohumoral 4. Definisi transmisi kolinergik 5. Definisi transmisi Adrenergik 100 ‘ Mengkaji dan 1. Pengertian dari 100 ‘ mendiskusikan definisi dan sejarah susunan syaraf anastesi pusat 2. Pengertian anastetik inhalasi 3. Pengertian anastetik intravena 4. Pengertian pemilihan OHP,LCD, Test Laptop, Ganda Pilihah Whiteboard, spidol OHP,LCD, Test Laptop, Ganda Pilihan Whiteboard, spidol 116 4. Menjelaskan definisi istilah khusus farmakologi 5. Menjelaskan definisi dari pengembangan dan penilaian obat 6. Menjelaskan definisi dari Regulasi obat Memahami Setelah mengikuti berbagai macam perkuliahan mahasiswa obat otonom diharapkan dapat : 1. Menjelaskan Anatomi susunan syaraf otonom 2. Menjelaskan Faal susunan saraf otonom 3. Menjelaskan tentang transmisi Neurohumoral 4. Mejelaskan tentang Tranmisi Kolinergik 5. Menjelaskan tentang transmisi Adrenergik Memahami Setelah mengikuti susunan syaraf perkuliahan mahasiswa pusat diharapkan dapat : 1. Menjelaskan definisi dan sejarah anastesi 2. Menjelaskan anastetik inhalasi 3. Menjelaskan anastetik intravena Memahami anastetik lokal 4. Menjelaskan pemilihan kesediaan Mengkaji dan Setelah mengikuti mendiskusikan perkuliahan mahasiswa anastetik lokal diharapkan dapat : 1. Menjelaskan pengertian anastetik lokal sintetik 2. Menjelaskan kokain 3. Menjelaskan anastetik lokal sintetik 4. Menjelaskan teknik pemberian anastetik lokal Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan pengertian Histamin 2. Menjelaskan Anti Histamin 3. Menjelaskan Anti Alergin Lain Memahami tentang Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa Obat diharapkan dapat : Kardiovaskular 1. Menjelaskan tentang Obat gagal jantung 2. Menjelaskan tentang Obat-obat gagal jantung Memahami Autakoid, Agons dan Antagonisnya kesediaan 100 ‘ 1. Pengertian anastetik lokal sintetik 2. Pengertian Kokain 3. Pengertian anastetik lokal sintetik 4. Pengertian teknik pemberian obat anastetik lokal 100 ‘ Mengkaji dan 1. Pengertian Histamin mendiskusikan Autokoid, Agons 2. Pengertian Anti Hostamin dan Antagonisnya 3. Pengertian Anti Alergin Lain OHP,LCD, Test Laptop, Ganda 200’ OHP,LCD, Test Laptop, Ganda Mengkaji dan 1. Definisi obat gagal jantung mendiskusikan 2. Macam-macam Obat obat gagal jantung kardiovaskular Pilihan Whiteboard, spidol OHP,LCD, Test Laptop, Ganda Pilhan Whiteboard, spidol Pilhan Whiteboard, spidol 117 KUESIONER UNTUK MATERI PEMBELAJARAN FARMAKOLOGI PERTANYAAN JAWABAN YA 1. Apakah aplikasi ini berjalan dengan baik 2. Apakah aplikasi ini dapat membantu mahasiswa/mahasiswi dalam belajar 3. Apakah aplikasi ini dapat di jadikan pelengkap dari buku materi yang sudah ada 4. Apakah materi yang ada di aplikasi ini sudah sesuai dengan kurikulum sekarang 5. Apakah navigasi pada aplikasi ini tersedia dengan baik dan jelas 6. Apakah aplikasi sejenis ini perlu dikembangkan 7. Jika ya, apakah berbasis web atau CD 8. Apakah diperlukan video dalam bentuk tutorial 9. Apakah diperlukan latihan dalam menggunakan aplikasi ini 10. Bagaimana perpaduan warna pada aplikasi ini TIDAK 8 2 (80%) (20%) 7 3 (70%) (30%) 8 2 (80%) (20%) 9 1 (90%) (10%) 6 4 (60%) (40%) 8 2 (80%) (20%) 6 4 (60%) (40%) 9 1 (90%) (10%) 8 2 (80%) (20%) 6 4 (60%) (40%) KUESIONER UNTUK MATERI PEMBELAJARAN FARMAKOLOGI PERTANYAAN JAWABAN YA 1. Apakah aplikasi ini berjalan dengan baik 2. Apakah aplikasi ini dapat membantu mahasiswa/mahasiswi dalam belajar 3. Apakah aplikasi ini dapat di jadikan pelengkap dari buku materi yang sudah ada 4. Apakah materi yang ada di aplikasi ini sudah sesuai dengan kurikulum sekarang 5. Apakah navigasi pada aplikasi ini tersedia dengan baik dan jelas 6. Apakah aplikasi sejenis ini perlu dikembangkan 7. Jika ya, apakah berbasis web atau CD 8. Apakah diperlukan video dalam bentuk tutorial 9. Apakah diperlukan latihan dalam menggunakan aplikasi ini 10. Bagaimana perpaduan warna pada aplikasi ini Kritik : Saran : TIDAK DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama Jenis kelamin Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Status perkawinan Tinggi, berat badan Kesehatan Agama Alamat lengkap Telepon, HP E-mail Riwayat Pendidikan 1995 - 2001 2001 - 2004 2004 - 2007 2007 - 2011 : SATRIA ANGGA WIJAYA : Laki-Laki : Tangerang, 04 Oktober 1989 : Indonesia : Belum Menikah : 160 cm, 48 kg : Sangat Baik : Islam : Kp. Kosambi Asem RT 13/04 No 10 Kec. Sukadiri Kab. Tangerang : 021 - 99779791 : [email protected] : Sekolan Dasar Negri 2, SEPATAN : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri 12, TANGERANG : Sekolah Menengah Atas Negri 1, SEPATAN : Informatic Bagian Teknik Universitas Mercu Buana, JAKARTA Pencapaian,Lokarya Workshop : Berpartisipasi dalam Seminar ‘Update Technology’ Universitas 2009 Mercu Buana, Jakarta : Berpartisipasi dalam Seminar ‘Mengkoneksikan Visul Basic 2009 Dengan Menggunakan Data Base Oracle’ Universitas Mercu Buana, Jakarta Kemampuan 1. Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS Power Point). 2. Kemampuan Internet. Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggung jawabkannya. Jakarta, September 2011 Yang menyatakan, (Satria Angga Wijaya S.Kom)