KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 24 April 2003 Nomor : MA/KUMDIL/02/IV/K/2003 Kepada Yth, Sdr. Ketua Pengadilan Negeri Di Seluruh Indonesia SURAT EDARAN Nomor : 02 Tahun 2003 Tentang Penyitaan Barang-Barang Badan Penyehatan Perbankan Nasional menurut pengamatan Mahkamah Agung masih sering terjadi Pengadilan Negeri meletakkan sita, baik sita jaminan maupun sita eksekusi, atas barang-barang yang dimiliki/dikuasai oleh Badan Penyeharan Perbankan Nasional (BPPN) sehingga Mahkamah Agung memandang perlu untuk memberikan petunjuk mengenai tugas, wewenang dan kedudukan hukum Badan tersebut sebagai berikut : 1. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung tanggal 1 Desember 1999 No. 01P/HUM/1999 yang amarnya, antara lain, menolak permohonan keberatan Hak Uji Materiil terhadap Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1999, maka Peraturan Pemerintah tersebut sah dan mengikat umum; 2. Menurut Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1999, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang diwakili oleh Kepala Badan tersebut dapat bertindak di muka dan di luar pengadilan; 3. Salah satu tugas Badan Penyehatan Perbankan nasional menurut Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1999 adalah pengupayakan pengembalian uang Negara yang telah tersalur kepada bank-bank melalui penyelesaian asset Dalam Resstrukturisasi dan selanjutnya dengan berakhirnya BPPN, segala kekayaannya menjadi kekayaan Negara (Pasal 11 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1999); 4. Berdasarkan Pasal 12 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1999 jo. Pasal 37 A ayat (3) c Undang-undang No. 10 Tahun 1998. BPPN mempunyai wewenang antara lain : “ menguasai, mengelola dan melakukan tindakan kepemilikan atas kekayaan milik atau yang menjadi hak bank, termasuk kekayaan bank yang berada pada pihak manapun, baik didalam maupun di luar negeri” ; 5. Dengan demikian semua kekayaan BPPN, sebagai suatu badan khusus yang berada langsung dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan (Pasal 6 jo Pasal 1 angka 12 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1999). adalah kekayaan Negara. 6. Pasal 65 dan Pasal 66 ICW melarang meletakkan sita atas harta milik Negara, kecuali atas izin Ketua Mahkamaah Agung. Demikian untuk diindahkan dan dilaksanakan. KETUA MAHKAMAH AGUNG RI BAGIR MANAN Tembusan : 1. Para Ketua Muda Mahkamah Agung RI. 2. Ketua Pengadilan tinggi diseluruh Indonesia. Nomor : MA/KUMDIL/224/V/K/2003 Lampiran : 1 (satu) eksemplar. Perihal : Perbaikan point 2 (dua) pada SEMA No. 2 Tahun 2003 Kepada Yth, Sdr. KETUA PENGADILAN NEGERI di SELURUH INDONESIA. Sehubungan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Penyitaan Barang-Barang Badan Penyehatan Perbankan Nasional terdapat kesalahan ketik pada point 2 (dua) yaitu : - Menurut Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2001, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang diwakili oleh Kepala Badan tersebut dapat bertindak di muka dan di luar pengadilan; Seharusnya : - Menurut Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1999, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang diwakili oleh Kepala Badan tersebut dapat bertindak di muka dan di luar pengadilan: Maka bersama ini dikirimkan kembali Surat edaran yang telah diperbaiki tersebut. demikianlah atas perhatiannya diucapkan terima kasih. DIREKTUR HUKUM DAN PERADILAN, H. SUPARNO, SH. Tembusan Yth. : Ketua Pengadilan Tinggi diseluruh Indonesia.