Upgrading Anggota RSC Upgrading Anggota RSC Sabtu, 3 Mei

advertisement
Upgrading Anggota RSC
Upgrading Anggota RSC Sabtu, 3 Mei 2014
Materi
: Logika Dasar Berfikir dan Identifikasi Masalah
Penyaji
: Fida Shihab Azhuhri, S.AB dan A. Miftakhul Khoiri, S.AP.
Preview
:
LOGIKA BERFIKIR
Kita sebagai manusia terbiasa berpikir dan rasanya berpikir itu sepintas lalu terasa mudah.
Setiap hari barangkali tak ada kegiatan manusia yang terlepas dari kegiatan berpikir. Contohnya
dalam kegiatan membaca, menulis, berbicara, menyimak dan lain sebagainya. Memang berpikir
namapak begitu mudah bagii kita sebagai manusia. Namun, jika kita renungkan secara mendasar
tentu berpikir itu tidak semudah yang kita duga jika dilakukan secara benar. Manakala jika kita
coba teliti dengan seksama dan sistematis berbagai pemikiran atau penalaran yang kita dengar,
kita baca, dan kita ungkapkan. Banyak penalaran atau pikiran yang tidak “nyambung” apabila
kita dengar dan kita ucapkan. Mengapa terjadi demikian? Didalam kegiatan berpikir, kita rupanya
dituntut kesanggupan dan kecermatan untuk melihat hubungan-hubungan, kesalahan-kesalahan
yang terselubung; dan kita dituntut awas terhadap kebenaran yang dicari-cari, terhadap segala
tindak yang relevan, terhadap prasangka-prasangka, terhadap perasaan-perasaan pribadi,
sentiment golongan dan sebagainya, yang semuanya itu acapkali mengaburkan jalan pokiran kita
sebagai manusia. Menyadari akan adanya berbagai kesulitan dalam berpikir inilah, kita didorong
untuk memikirkan cara kita berpikir, serta meneliti asas-asas dan hukum yang mampu mengatur
arah pemikiran kita ke arah yang benar. Dorongan inilah yang kemudian memunculkan ilmu
yang disebut Logika. Sedangkan kita sebagi insan peneliti dan kaum intelektual masyarakat
sangat perlu menerapkan Logika Berpikir ini dalam segala aspek kehidupan agar kualitas karya
yang kita buat semakin baik dan dapat menyelesaikan segala masalah yang ada lingkungan
sekitan dengan tepat.
Logika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani dari kata “logike” yang berhubungan
dengan kata “logos” yang berarti ucapan, atau pikran yang diucapkan secara lengkap. Logika
sebagai studi secara sederhana dapat kita batasi sebagai suatu kajian tentang bagaimanan
seseorang mampu untuk berpikir dengan lurus. Logika sebagaimana dikemukakan Gie dkk
(1980) adalah bidang pengetahuan yang merupakan bagian dari filsafat yang mempelajari
segenap asas, aturan dan tata cara mengenai penalaran yang benar. Dengan kata lain dikatakan
Titus (1964) “logic is the study of methods and principles used distinguish good (correct) from
bad (incorrect) reasoning”.
Pada upgrading yang akan dilakukan pada Sabtu, 3 Mei 2014 akan diberikan pembekalan
oleh pemateri dimulai dari dasar-dasar berfikir logika. Termasuk di dalamnya nanti akan dibahas
mengenai definisi logika, tujuan belajar ilmu logika, berfikir induktif dan deduktif, matematika
statistik, konversi, silogisme, kausalitas, resiprokal, paradigm konstruktif dan kritis, serta
paradigm positivis dan post positivism.
Memang tidak ada jaminan bahwa orang yang mempelajari logika akan mampu menjadi
ahli berpikir yang lurus. Meskipun demikian, belajar logika tidak berarti akan sia-sia. Belajar
logika adalah belajar metode dan prinsip menilai penalaran/argument, baik penalaran dari diri
sendiri maupun orang lain. Dengan belajar logika, kita bias dituntun untuk berpikir kritis, tidak
menerima pendapat orang lain begitu saja, mampu melihat kondisi sosial yang sedang terjadi di
sekitar kita dan dapat memberikan solusi untuk permasalahan yang terjadi. Oleh sebab itu, belajar
logika bagi anggota RSC merupakan bekal yang sebaiknya harus dimiliki, terlebih dalam
melakukan penelitian ataupun membuat karya ilmiah.
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah adalah salah satu aspek kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Apabila dikaitkan dengan manusia yang hakikatnya sebagai makhluk sosial, masalah
merupakan salah satu faktor penunjang perkembangan kualitas manusia itu sendiri. Semakin baik
manusia itu dapat menyelesaikan masalah di lingkungannya, maka semakin baik pula kualitas
manusia tersebut. Masalah (bahasa Inggris: problem) kata yang digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan
RESEARCH STUDY CLUB – RSC
Lembaga Studi dan Penelitian Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang, Telp. 085755825491, E-mail: [email protected]
Website: www.rsc.ub.ac.id
situasi yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus
diselesaikan. Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu menyadari keadaan yang ia
hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
Sedangkan, pengertian identifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanda
kenal diri atau bukti diri, menentukan atau menetapkan identitas seseorang atau benda.
Identifikasi masalah adalah suatu kegiatan menetapkan atau menentukan suatu masalah dari
lingkungan untuk mencari solusinya.
Dalam kaitanya dengan pengembangan kualitas karya ilmiah kita sebagai Insan Penulis
Muda dan Kaum Intelektual, kita dituntut untuk adapat menangkap masalah dari lingkungan
sekitar untuk mencari solusi terbaiknya sebagai salah satu bentuk usaha pengamalan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu; Pengabdian Masyarakat sekaligus mengamalkan ilmu pengetahuan yang
kita miliki. Untuk itu pada Upgrading tanggal 03 Mei 2014 kali ini kami akan menyajikan materi
tentang Identifikasi Masalah guna meningkatkan kualitas dan kemampuan teman-teman sekalian
dalam meningkatkan kualitas karya tulis.
Resume
:
LOGIKA BERFIKIR
Alhamdulillah kegiatan upgrading dengan materi yang kita lakukan kemarin dapat
berjalan dengan lancar. Untuk materi kedua yaitu dasar-dasar logika yang disampaikan oleh Mas
Fida Shihab Azzuhri peserta seperti dibawa pada suasana berfikir santai dengan logika. Hal
tersebut Mas Fida kemas dalam beberapa permainan logika dan kalimat-kalimat premis. Peserta
diajarkan mengenai pengertian logika dan pengembangan logika yang berkaitan dengan lingkup
penulisan dan penelitian seperti pernyataan, preposisi, logika formal, logika material, logika
matematika, serta paradigma yang selalu menyelubungi RSC dalam melakukan penelitian,
Positivisme dan Postpositivisme. Ringkasnya mengenai materi dasar-dasar logika dapat diuraikan
sebagai berikut. Pegertian logika pada intinya merupakan kemampuan bernalar untuk
mendapatkan jawaban lurus atau sesuai yang terarah. Terdapat pernyataan dan preposisi dalam
logika penulisan. Pernyataan yang dimaksud yaitu kalimat yang memiliki nilai benar dan salah
seperti “Anang adalah seorang mahasiswa (kalimat tersebut dinyatakan pernyataan karena Anang
‘sekum 2014’ memang seorang mahasiswa)”. Sementara itu, preposisi diartikan sebagai kalimat
yang telah memiliki subjek dan predikat, misalnya “Fahrur meneliti persepsi mahasiswa FIA
mengenai birokrasi Indonesia”. Berlatih berfikir logika membawa seseorang menjadi pribadi
yang kritis. Mewujudkan fikiran kritis dalam penelitian, diawali dengan mencari akar
permasalahan seperti menemukan asal-usul ataupun latar belakang dari peristiwa yang menjadi
masalah tersebut kemudian dikomparasikan dengan fenomena yang sedang terjadi. Barulah
dibangun suatu gagasan atau saran dengan berfikir konstruktif. Sebagai penutup dari sesi pertama
upgrading kemarin, Mas Fida mempunyai pesan untuk kita semua. Harapannya pesan Mas Fida
dapat memotivasi kita untuk menulis dan penelitian. Pesannya berbunyi “TERUSLAH
BERKARYA KARENA REVOLUSI BELUM SELESAI”.
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah adalah suatu keadaan nyata yang tidak sesuai dengan teori yang berlaku di
lingkungan. Masalah dapat diperoleh atau ditemukan dengan cara mengamati fenomena di
lingkungan sekitar dengan cara menggali informasi dari media informasi. Penulis dapat
mempertajam pemahamannya tentang suatu masalah penelitian melalui diskusi, membaca dan
terjun langsung ke lapangan karena seorang peneliti selayaknya memiliki kemampuan dapat
memahami masalah. Memahami masalah merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data
agar tujuan penelitian dapat diketahuai sehingga karya yang dihasilkan dapat berguna di
masyarakat. Ciri-ciri masalah yang dapat diangkat dalam sebuah penelitian, yaitu; rasional,
empiris dan sistematis sehingga diperoleh data yang valid. Tujuan dari meneliti, yaitu sebagai;
penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan kegunaan meneliti
adalah memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
RESEARCH STUDY CLUB – RSC
Lembaga Studi dan Penelitian Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang, Telp. 085755825491, E-mail: [email protected]
Website: www.rsc.ub.ac.id
Bukan suatu perkara mudah bagi seorang peneliti dalam menemukan suatu masalah yang
memang benar-benar penting untuk diteliti karena ketajaman suatu masalah itu juga menentukan
kualitas dari peneliti tersebut, sekritis apa peneliti tersebut. Hendaknya seorang peneliti harus
memiliki motivasi yang kuat dalam membuat karyanya, yaitu untuk berdedikasi mengembangkan
ilmu pengetahuan dan benar-benar mencari solusi dari masalah yang ada dalam masyarakat demi
kemajuan bangsa dan kesejahteraan bersama. Bukan hanya didasarkan pada egoisme belaka
untuk menerima suatu apresiasi dan pujian belaka. Harapan penulis, semoga materi yang telah
disajikan dalam Upgrading yang diselenggarakan 03 Mei 2014 dapat menjadi motivasi temanteman RSC sekalian untuk memperbaiki kualitas karya ilmiah
Upgrading Anggota RSC Sabtu, 17 Mei 2014
Materi
: Kerangka Berfikir dan Analisis Masalah
Penyaji
: Maya Aprilia Wijayanti
Preview
:
KERANGKA BERFIKIR DAN ANALISIS MASALAH
Kerangka berfikir jika dianalogikan dengan manusia maka akan ada pemahaman pada hal
itu. Seperti namanya kerangka, pada manusia menjadi penopang berkilo-kilo daging dan banyak
organ pada tubuh kita agar tetap kokoh, agar bisa berdiri, berlari, beribadah, dan juga bisa main
ke RSC. Begitu juga pada sebuah tulisan, kerangka tersebut akan menjadi penopang sebuah karya
tulis (ilmiah dan non ilmiah) agar “kokoh” dan pembahasan kita tetap terarah sesuai dengan
pemikiran awal kita. Setelah adanya kerangka berfikir, kita perlu menganalisisnya untuk dapat
menentukan pendekatan penelitian (jika dalam penelitian) yang akan digunakan, kemudian
membuat rumusan masalahnya. Jika sudah sampai pada rumusan masalah, capcus untuk nulis
BAB I sampai bab terakhir.
Resume
:
KERANGKA BERFIKIR DAN ANALISIS MASALAH
Pada kesempatan kali ini kita akan mereview kembali materi tentang Kerangka Berpikir dan
Analisis Masalah yang telah disampaikan oleh Pemateri kita, yaitu: Kak Maya Aprilia Wijayanti
pada acara Upgrading Anggota RSC tanggal 17 Mei 2014. Seperti yang telah disampaikan oleh
Pemateri, Kerangka Berpikir & Analisis Masalah merupakan rangkaian proses yang sangat
penting dalam suatu proses penelitian. Kerangka Berpikir sendiri itu terdiri dari; Identifikasi
Masalah, Pelingkup (Scoping), dan Perumusan Masalah. Pengertian dari Identifikasi Masalah
adalah suatu proses penting dalam mencari isu atau hal yang akan diteliti. Pelingkup (Scoping)
adalah suatu proses memilih isu yang akan dijadikan objek penelitian. Sedangkan Perumusan
Masalah adalah menyatakan dugaan atau prakiraan Anda tentang faktor penyebab kenapa
masalah itu muncul atau ada. Berikut adalah tahap-tahap membuat suatu Kerangka Berpikir:
1. Identifikasi Masalah
2. Pelingkupan (Scoping)
3. Perumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Hipotesis Penelitian
6. Simpulan Penelitian
7. Saran
Sebuah masalah akan mudah dianalisis dengan cara memvisualisasikan masalah tersebut
dengan Alat Analisis, yaitu Analisis Pohon Masalah. Analisis Pohon Masalah ini adalah salah
satu langkah pemecahan masalah dengan mencari hubungan antara sebab dan akibat. Alat analisis
ini sangat membantu dalam mengilustrasikan hubungan antara masalah, penyebab, dan akibat
dari suatu masalah. Tidak hanya itu, Metode Five Whys juga merupakan salah satu cara untuk
menggali penyebab suatu persoalan
RESEARCH STUDY CLUB – RSC
Lembaga Studi dan Penelitian Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang, Telp. 085755825491, E-mail: [email protected]
Website: www.rsc.ub.ac.id
Download