PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI-MP) DI DUSUN PACAR DESA TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Rizal Latief NIM 1102244013 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET 2017 i MOTTO 1. Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh) 2. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri. (Q.S. Al-Ra’d 11) v PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Kedua orang tua saya, yang senantiasa memberikan doa restu, dukungan, perhatian dan kasih sayang serta pengorbanan. 2. Keluarga besar jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Yogyakarta vi PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI-MP) DI DUSUN PACAR DESA TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL oleh Rizal Latief NIM 11102244013 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Proses pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP); (2) Faktor penghamat dan faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada (KBI-MP); (3) Dampak pemberdayaan yang ada didalam kelompok budidaya ikan mina persada (KBI-MP). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informan penelitian adalah ketua kelompok, bendahara kelompok, sekretaris kelompok, anggota kelompok dan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, serta dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi yang dilakukan dengan menggunakan trianggulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses pemberdayaan yang dilakukan didalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada meliputi penyadaran, pengkapasitasan, serta pendayaan. Perintis pembentukan kelompok melakukan sosialisasi dan diskusi bersama masyarakat tentang pentingnya pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan. (2) Faktor penghambat pelaksanaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada diantaranya cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan, karakter sebagian anggota terkadang menghambat dalam pengelolaan kelompok, rendahnya pemahaman anggota tentang budidaya dan perawatan ikan yang belum maksimal. Faktor pendukung pelaksana diantaranya memiliki kemauan untuk maju, pengurus dan anggota memiliki semangat dan optimis untuk mencapai keberhasilan, adanya keterlibatan langsung dalam pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama antara pengurus dan anggota, adanya dukungan dari pihak desa dan pemerintah, ketersediaan lahan yang luas dan air yang cukup melimpah sehingga pengairan mudah. (3) Dampak dari segi ekonomi bagi anggota dan pengurus kelompok, menambah pendapatan dan membantu ekonomi keluarga, memberikan motivasi usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru. Sedangkan bagi masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil khususnya dalam hal konsumsi ikan masyarakat dapat membeli ikan dengan harga terjangkau sehingga menghemat pengeluaran masyarakat setempat. Tidak hanya itu masyarakat yang dekat dengan kolam terkadang juga mendapatkan ikan hasil panen yang diberikan secara gratis oleh kelompok. Kata Kunci : pemberdayaan masyarakat, kelompok vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas segala nikmat yang telah dianugrahkan kepada penulis, sehingga penyusunan tugas akhir (skripsi) ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) di Dusun Pacar Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul”ini tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dekan Fakultas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan bagi penulis untuk studi di kampus tercinta ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Bapak Lutfi Wibawa, M.Pd. yang telah menyetujui dan memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian sampai penyusunan skripsi. 3. R.B.Suharta, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan dan kesabaran mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu yang selalu diberikan sebagai motivasi untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Para dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. viii DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identitas Masalah ............................................................................... 7 C. Batasan Masalah................................................................................. 7 D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kosep Pemberdayaan Masyarakat ..................................................... 10 B. Definisi Pendidikan Luar Sekolah ..................................................... 24 C. Konsep Pendapatan ............................................................................ 26 D. Konsep Budidaya Perikanan .............................................................. 30 E. Penelitian Yang Relevan .................................................................... 38 F. Kerangka Berfikir............................................................................... 40 G. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ x 44 B. Tempat & Waktu Penelitian ............................................................... 45 C. Subyek Penelitian ............................................................................... 48 D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 50 E. Instrumen Penelitian........................................................................... 55 F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 56 G. Teknik Keabsahan Data / Trianggulasi .............................................. 58 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Umum Lokasi Penelitian .................................................... 63 B. Hasil Penelitian .................................................................................. 71 C. Pembahasan ........................................................................................ 93 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN .................................................................................. 105 B. SARAN .............................................................................................. 107 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 109 LAMPIRAN ................................................................................................... 111 xi DAFTAR TABEL hal Tabel 1 Tahap Pemberdayaan ............................................................ 18 Tabel 2 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 54 Tabel 3 Luas Tanah Berdasarkan Penggunaanya ............................... 62 Tabel 4 Susunan Pengurus ................................................................. 68 Tabel 5 Karakteristik Mina Persada ................................................... 70 xii DAFTAR GAMBAR hal Gambar I Proses Pemberdayaan KBI-MP ............................................. 42 Gambar 2 Komponen Analisis Data ...................................................... 57 Gambar 3 Struktur Organisasi KBI-MP ................................................ 67 xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dalam program pembangunan adalah membentuk masyarakat yang berdaya (memiliki daya, kemampuan dan kekuatan). Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama dengan kemandirian masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dari program pembangunan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta malakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik dan efektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material. Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap akan memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri. Winarmi mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan meliputi tiga hal yaitu pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering) 1 dan terciptanya kemandirian. Pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling) (Sulistyani, 2006: 79). Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi sebagaian dari mereka tidak menyadari akan potensi daya yang mereka miliki. Oleh karena itu, daya harus digali dan kemudian dikembangkan. Dengan begitu pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran dan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya tidak menjebak masyarakat pada ketergantungan (charity), tetapi harus mengantarkan pada proses kemandirian. Pemberdayaan sering digunakan dalam konteks kemampuan meningkatkan ekonomi individu yang merupakan prasyarat pemberdayaan. Pemberdayaan juga merupakan konsep yang mengandung makna pejuang bagi mereka yang terlibat perjuangan tersebut yaitu perjuangan seorang lakilaki atau kepala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Definisidefinisi tersebut mencerminkan bahwa proses pemberdayaan merupakan tindakan perbaikan atau usaha peningkatkan ekonomi, sosial-budaya, politik, dan psikologi baik secara individual maupun kolektif (Prijono dan Pranarko, 2008: 200). Pemberdayaan dalam masyarakatpun sangat beragam, bisa dalam bidang pertanian, industri rumah tangga, perdagangan, perikanan, dan lain sebagainya. Pemberdayaan dalam bidang perikanan salah satu program dari dinas perikanan ialah memberikan fasilitas bagi masyarakat yang membentuk 2 kelompok budidaya ikan atau sering disebut KBI. Masyarakat diwujudkan dalam arah pendekatan program yang memusatkan pada “pemberdayaan masyarakat”. Masalah ini didasarkan pada suatu pemikiran mengenai kemandirian bagi masyarakat agar pembangunan dapat dinikmati oleh semua pihak (Nugroho, 2011: 137). Pemberdayaan masyarakat sudah berjalan kearah bagaimana masyarakat menentukan sendiri kebutuhannya sesuai de- ngan identifikasi masalah yang dihadapi. Artinya masyarakat mampu menggali permasalahan, mengidentifikasi, merencanakan sekaligus mencari pemecahan masalah karena mereka tahu persis apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi syarat utama untuk melaksanakan pembangunan, setiap manusia dituntut kompetensi individunya. Realitas perkembangan jaman yang semakin maju, membawa sejumlah implikasi bagi pengembangan SDM di Indonesia. Daya saing akan terwujud bila didukung oleh SDM yang berkualitas (Yudan Hermawan dan Yoyon Suryono, 2016: 38). Melihat hal tersebut diatas tentunya mengakibatkan terbentuknya permasalahan sosial yang memerlukan perhatian tersendiri. Sementara untuk menangani masalah pengangguran yang muncul dibutuhkan suatu pendekatan multidimesional pada semua sektor. Salah satu cara yang ditempuh untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kualitas dan loyalitas sumber daya adalah melalui pelatihan yang berkesinambungan. Pemerintah menyediakan layanan program pemberdayaan masyarakat luas maupun kelompok masyarakat 3 tertentu. Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari pasrtisipasi masyarakat. Masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan melibatkan dalam pembangunan, sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta memiliki kesadaran kritis. Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat lebih berdaya dan memiliki ketahanan terhadap perubahan (Isbandi Rukminto Adi, 2008:111). Pemberdayaan masyarakat akan berhasil dengan baik apabila ditunjang dengan tersedianya sumber daya alam dengan tujuan pemanfaatan potensi lokal. Sumber daya alam dan sumber daya manusia meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi. Masyarakat dan lingkungannya secara partisipatif mampu meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan mereka khusunya dalam pendapatan masyarakat. Salah satu alternatif meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi adalah melalui budidaya ikan air tawar. Kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) merupakan salah satu kelompok yang melaksanakan program pemberdayaan masyarakat yaitu melalui budidaya ikan air tawar di Dusun Pacar, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul dan 4 terbuka bagi seluruh masyarakat yang berminat untuk menjadi bagian dalam kelompok. Dusun Pacar memiliki potensi lokal yang mendukung dengan sumber daya alamnya yakni luasnya lahan dan cukup melimpahnya air yang dapat dipergunakan untuk budidaya ikan air tawar. Tetapi tidak semua masyarakat ikut serta dalam kelompok budidaya ikan, karena sebagian masyarakat menganggap budidaya ikan tidak akan menguntungkan sehingga hanya sebagian masyarakat yang ikut serta dalam budidaya ikan. Mereka lebih memilih untuk bekerja di pabrik daripada bekerja dirumah dan membudidayakan ikan. Hal ini disebabkan karena masyarakat memiliki keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah potensi alam khususnya dalam bidang budidaya ikan tawar. Apabila masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya ikan air tawar tentunya akan meningkatkan perekonomiannya. Hasil budidaya tersebut nantinya dapat dipasarkan di dalam maupun luar daerah. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada berada dibawah naungan PKBM Persada didampingi oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bantul. Tujuan awal pemberdayaan yang dilakukan adalah untuk membantu masyarakat di Desa Timbulharjo khususnya warga di Dusun Pacar untuk lebih berdaya perekonomiannya. Harapan yang diinginkan, masyarakat mempunyai inisiatif menghadapi permasalahan yang dihadapi khususnya mengenai cara meningkatkan pendapatan mereka. 5 Budidaya ikan air tawar dirasa tepat sebagai usaha pemberdayaan masyarakat Dusun Pacar karensa sesuai dengan potensi lokal yang ada. Melihat potensi sumber daya alam yang mendukung kemudian membentuk suatu kelompok sebagai wadah mengembangkan dan memasarkan usaha budidaya ikan mereka. Budidaya ikan air tawar juga bisa menjadi refrensi daerah lain agar bisa mengembangkan potensi lokal yang ada. Pelaksanaan budidaya ikan Mina Persada belum berjalan optimal disebabkan oleh beberapa hal seperti, kurangnya sistem pengairan yang optimal karena untuk mengalirkan air kekolam harus menggunakan tenaga sanyo sehingga menambah pengeluaran dana dari kelompok. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya hasil panen yang berdampak pada pendapatan masyarakat. Kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) terbuka bagi seluruh masyarakat Dusun Pacar yang berminat untuk ikut berpartisipasi dalam kelompok. Anggota KBI-MP adalah laki-laki yang berumur 24-65 tahun. Kelompok lebih menekankan pada partisipasi karena akan lebih efektif dalam pemberdayaan. Anggota dilibatkan mulai dari perencaan hingga evaluasi, akan tetapi karakteristik masing-masing individu terkadang menjadi penghambat dalam kelompok. Hubungan yang tidak biasanya terjadi karena keegoisan masing-masing dan kurang saling memiliki dalam kelompok. Pada pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar ini tentunya terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat serta dampak yang dirasakan pembina, pengelola dan anggota. Oleh karena itu peneliti 6 tidak hanya meneliti pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan saja tetapi juga faktor pendukung, penghambat dan dampaknya. Demikian latar belakang penulis meneliti mengenai pemberdayaan masyarakat dikelompok pembudidaya ikan “Mina Persada” meliputi proses pemberdayaan, pelaksanaan kegiatan, faktor penghambat, faktor pendukung, serta dampak pemberdayaan bagi masyarakat. B. Identifikasi masalah Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, ditemukan beberapa indentifikasi permasalah sebagai berikut: 1. Masyarakat belum sepenuhnya memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan sekitarnya. 2. Masyarakat kurang memiliki keterampilan dalam budidaya ikan air tawar. 3. Pelaksanaan budidaya ikan air tawar oleh kelompok budidaya ikan Mina Persada belum berjalan optimal. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat sangat luas, agar lebih terfokus penelitian dibatasi pada pelaksanaan pemberdayaan di kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBIMP). 7 D. Rumusan Masalah Pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan dalam pertanyaanpertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? 2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? 3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini untuk : 1. Mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan air tawar di Mina Persada (KBI-MP). 2. Mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP). 3. Mendeskripsikan dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP). 1. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara umum diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 8 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah mampu memberikan sumbangan konsep teoritis dalam pemberdayaan masyarakat melalui pembudidaya ikan Mina Persada. 2. Manfaat praktis a. Bagi kelompok budidaya ikan Mina Persada, sebagai saran masukan dalam mendorong partisipasi anggota dalam meningkakan pendapatan mereka. b. Bagi peneliti, sebagai bekal dalam merancang usaha pemberdayaan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usaha budidaya ikan air tawar. c. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Menurut Sumodiningrat dalam Ambar teguh, (2008: 78) istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah empowerment yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “pemberkuasaan” kepada masyarakat yang lemah. Istilah empowerment itu benar tetapi tidak tepat, pemberdayaan yang dimaksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Dengan kata lain, pemberdayaan dalam konteks Indonesia merupakan suatu usaha untuk memberikan daya, atau meningkatkan daya. Namun, hal yang penting dalam pemberdayaan adalah peningkatan kesadaran. Masyarakat yang sadar adalah masyarakat yang memahami hal dan tanggung jawab secara politik, ekonomi dan budaya. Dengan demikian, pemberdayaan merupakan suatu upaya yang dilakukan sebagaian masyarakat dalam meningkatkan harkat dan martabat masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya dan memberikan kesadaran sehinga masyarakat mempunyai kesadaran dalam menghadapi persoalan. Memberdayakan artinya membuat berdaya atau memberi daya. Selain itu, daya adalah kamampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak. Jadi, pemberdayaan adalah suatu proses, cara yang dilakukan agar memiliki kemampuan untuk bertindak sendiri sesuai keinginan. 10 Menurut Winarni dalam Ambar Teguh, (2008: 79) inti dari pemberdayaan masyarakat adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), terciptanya kemandirian. Artinya, pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemmpuan, akan tetapi masyarakat yang memiliki daya msih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian. Pendapat senada yakni Fredian Tonny N (2014: 89) mengungkapkan bahwa : “Pemberdayaan adalah proses yang ditunjukan untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan”. Menurut Edi Suharto, (2008: 46) secara konseptual pemberdayaan dapat diartikan bahwa membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan dan mengusahakan untuk membentuk masa depannya sendiri sesuai mereka. Pada intinya mendorong individu utnuk memiliki kesadaran dan kekuatan penuh atas kehidupan mereka sendiri. Pendekatan utama dalam kesempatan pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunanya sendiri. Pemberian peluang kepada masyarakat untuk memutuskan apa yang mereka inginkan sesuai kemauan, pengetahuan dan kemampuannya sendiri. 11 Menurut Loekman Soetrisno (2010: 68) Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari peran serta masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan dilibatkan dalam pembangunan, sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta memiliki kesadaran kritis. Partisipasi rakyat dalam pembangunan adalah kerjasma rakyat dan pemerintah. Oleh karena itu, upaya perlu dilakukan agar rakyat memiliki kapasitas baik secara individu maupun kelembagaan dalam menunjang keberhasilan pembangunan. Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Mikkelsen (dalam Zubaedi, 2013: 54) menjelaskan bahwa participation is the voluntary involvement of people in self-deter-mined change. Menurut Isbandi Rukminto Adi, (2008: 111) Keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang ditentukan sendiri oleh masyrakat. Dengan demikian, berasal dari masyarakat dan dikelola oleh masyarakat itu sendiri. Mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dala proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. 12 Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat lebih berdaya dan memiliki ketahanan terhadap perubahan. Menurut Edi Suharto (2010: 58) mengatakan bahwa pemberdayaan menunjukkan pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kekuasaan dalam: 1) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan. 2) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan. 3) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Menurut Chambers (dalam Alifitri, 2011: 22) berpendapat bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep tersebut mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni bersifat people centered, participatory, empowering, and suistenable. Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut. 13 Menurut Saraswati (dalam Alifitri, 2011:24) secara konseptual, pemberdayaan harus mencakup enam hal berikut yaitu: 1. Learning by doing. Artinya, pemberdayaan adalah sebagai proses hal belajar dan ada suatu tindakan konkrit yang terus-menerus dampaknya dapat terlihat. 2. Problem solving. Pemberdayaan harus memberikan andil terjadinya pemecahan masalah yang dirasakan krusial dengan cara dan waktu yang tepat. 3. Self evaluation. Pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk melakukan evaluasi secara mandiri. 4. Self development and coordination. Artinya, mendorong agar mampu melakukan pengembangan diri dan melakukan hubungan koordinasi dengan pihak lain secara lebih luas. 5. Self selection. Suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan dan penilaian secara mandiri dan menetapkan langkah kedepan. 6. Self decision. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya dimiliki kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri. Keenam unsur diatas merupakan pembiasaan untuk berdaya, sebagai penguat dan pengait pemberdayaan jika dilakukan secara kontinyu. Maka, ketika unsur tersebut dilaksanakan pengaruh yang ditimbukan semakin lama semakin kuat sehingga proses pemberdayaan dapat berjalan dengan sendirinya. Dari beberapa pandangan tersebut terlihat jelas bahwa konsep pemberdayaan masyarakat harus didasarkan pada keterlibatan semua pihak, baik pemerintah ataupun seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu dapat dirumuskan konsep pemberdayaan masyarakat merupakan rancangan pembangunan melalui pengembangan dan peamnfaatan sumber daya yang melibatkan seluruh pihak, baik pemerintah dan seluruh masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan di berbagai bidang kehidupan. 14 a. Bentuk-bentuk pemberdayaan Menurut Suparjan, (2009: 186) Pemberdayaan harus dilakukan secara komprehensif, terus menerus serta sampai mencapai keseimbangan yang dinamis antara pemerintah dengan pihak lain. Pemberdayaan yang komprehensif meliputi: 1) Pemberdayaan politik, membangkitkan kesadaran kritis masyarakat terhadap persoalan yang merugikan mereka, selain itu meningkatkan daya tahan (bargaining position) yang diperintah terhadap masyarakat. 2) Pemberdayaan ekonomi, upaya meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai solusi menghadapi dampak negatif dari pembangunan. 3) Pemberdayaan sosial-budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan SDM melalui investasi sumber daya manusia (human investment) guna meningkatkan nilai manusia, penggunaan, dan perlakuan yang adil terhadap manusia. b. Tujuan pemberdayaan masyarakat Menurut Ambar Teguh, (2008: 80) Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Menurut Awang, (2010: 47) Kemandirian dapat dicapai melalui sebuah proses belajar secara bertahap untuk memperoleh kemampuan yang diperlukan. Dengan kata lain, melalui proses belajar akan terakumulasi kemampuan / daya yang memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses yang bertahap. Melalui proses belajar masyarakat secara 15 bertahap memperoleh kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif. Dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka. Komunitas yang baik perlu memiliki beberapa kompetensi yang harus dimiliki, menurut Isbandi Rukminto Adi, (2008: 149) melengkapi sebuah komunitas yang baik sebagai berikut: 1) Mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas 2) Mampu mencapai kesempatan tentang sasaran yang hendk dicapai 3) Mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai sasaran yang telah disetujui 4) Mampu bekerjasama rasional dalam bertindak mencapai tujuan Kompetensi tersebut merupakan pendukung untuk mengantarkan masyarakat agar mampu memikirkan, mencari dan menemukan solusi terbaik dari permasalahannya. Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat harus membuat masyarakat menjadi madiri, mampu menguasi dirinya sendiri, swadana, mampu membiayai keperluan sendiri, dan swasembada mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan. Kemandirian masyarakat diperoleh melalui proses pembelajaran sehingga masyarakat memiliki daya untuk mengantarkan kemandirian mereka. c. Tahapan dan proses pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif, dan berorientasi pada proses. Dengan menekankan pada proses, Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (dalam jurnal berjudul upaya 16 pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan modal sosial, 2009: 29) pemberdayaan memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Tahap Penyadaran Pada tahap ini dilakukan sosialisasi terhadap komunitas tentang pentingnya kegiatan pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan dilakukan secara mandiri (self help). Masyarakat perlu menyadari tentang kondisi kehidupan mereka dan mampu mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. 2) Tahap Pengkapasitasan Perlu pengkapasitasan individu, organisasi dan sistem nilai kegiatan pemberian pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat sehingga nantinya dapat bersifat fungsional bagi mereka. 3) Tahap Pendayaan Pada tahap ini target diberi daya, kekuasaan dan peluang sesuai kecakapan yang diperolehnya. Peluang yang tersedia perlu dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Lebih lanjut lagi Ambar Teguh menjelaskan bahwa pada tahap pertama atau tahap penyadaraan dan pembentukan perilaku merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap kedua yaitu proses transformasi pengetahuan dan kecakapaan keterampilan dapat berlangsung baik. Tahap ketiga merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektual dan kecakapan keterampilan yang diperlukan supaya masyarakat dapat membentuk kemampuan kemandirian. Berhubungan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ambar Teguh seperti tersebut diatas, Aziz (dalam Alfitri 2011: 26) juga memberikan rincian mengenai tahapan yang seharusnya dilalui dalam pemberdayaan. Pertama, membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya. Kedua, melakukan analisis terhadap permasalahan secara 17 mandiri. Ketiga, menemukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan memilih tiap masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat. Keempat, mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat. Kelima, melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Keenam, mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya. Menurut Ambar Teguh (2008: 82) tahapan yang ditempuh melalui pemberdayaan dapat dinilai pada Tabel 1 Tabel 1 Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif Tahapan Afektif Tahapan Kognitif Tahapan psikomotorik Tahapan konatif Belum merasa sadar dan peduli Tumbuh rasa kesadaran dan kepedulian Memupuk semangat kesadaran dan kepedulian Merasa membutuhkan kemandirian Belum memiliki wawasan pengetahuan Menguasai pengetahuan dasar Mengembangkan pengetahuan dasar Belum memiliki keterampilan dasar Menguasai keterampilan dasar Mengembangkan keterampilan dasar Tidak berperilaku membangun Mendalami Memperkaya pengetahuan variasi pada tingkat keterampilan yang lebih 18 Bersedia terlibat dalam pembangunan Bernisiatif untuk mengambil peran dalam pembangunan Berposisi secara mandiri untuk membangun diri dan lingkungan Proses pemberdayaan masyarakat menurut Suharto (dalam Alfitri 2011: 26-27) dapat dilakukan melalui: 1. 2. 3. 4. 5. Pemungkinan yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat kultural dan struktural yang menghambat. Penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang memiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka. Perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok luar, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Penyokongan yaitu memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tuas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyongkong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. Pemeliharaan yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjdi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha. Proses pemberdayaan masyarakat hendaknya dilakukan secara bertahap. Pemberdayaan masyarakat harus berorientasi pada hasil yang ingin dicapai, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. 19 d) Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat Menurut Totok Mardikanto (2015: 105) menyatakan bahwa pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip sebagi berikut: 1) Mengerjakan, artinya melibatkan masyarakat untuk mengerjakan atau menerapkan sesuatu. Karena melalui mengerjakan mereka akan mengalami proses belajar (baik dengan menggunakan pikiran, perasaan, dan keterampilannya) yang akan terus diingat untuk jangka waktu yang lebih lama. 2) Akibatnya, artinya kegiatan pemberdayaan harus memberikan akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat karena perasaan senang/puas atau tidak senang/kecewa akan mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan belajar atau pemberdayaan di masa-masa yang akan datang. 3) Asosiasi, artinya setiap kegiatan pemberdayaan harus dilakukan dengan kegiatan lainnya, sebab setiap orang cenderung mengaitkan/menghubungkan kegiatannya dengan kegiatan atau peristiwa yang lainnya. Dalam pelaksanaanya, Nerayan dalam jurnal herliawati agus berjudul upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan modal sosial (2009: 29) mengemukakan bahwa dalam meningkatkan keberdayaan dalam komunitas didukung oleh beberapa elemen berikut: 1) Akses terhadap informasi Informasi merupakan salah satu sarana bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap kesempatan dan kekuatan. Kekuatan diartikan sebagai kemampuan masyarakat, khsusnya masyarkat miskin untuk memperoleh akses dan kesempatan mendapatkan hak-hak dasarnya. Informasi memberikan wawasan abru bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Informasi tidak hanya berupa kata-kata tertulis namun dapat pula berupa diskusi, cerita, dan biasanya menggunakan media seperti radio, televisi dan internet. 2) Partisipasi Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, diantaranya masyarakat akan lebih dihargai apabila keterlibatan meraka berpengaruh langsung terhadap apa yang mereka rasakan. Faktor lainnya adalah penyesuaian diri pemangku 20 kepentingan atas apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam komunitas. 3) Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kemampuan pemerintah, perusahaan swasta, atau penyedia layanan untuk mempertanggungjawabkan kebijakan, tindakan, serta penggunaan data yang mendukung pelaksanaan tindakan tersebut. Terdapat tiga mekanisme akuntabilitas yaitu akuntabilitas politik, administratif, dan publik. 4) Kapasitas organisasi lokal Merujuk pada kemampuan masyarakat untuk bekerja sama, mengorganisasikan diri merak, dan memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah. Saura dan permintaan masyarakat yang terorganisasi umumnya lebih didengar daripada masyarakat yang tidak terorganisasi. Keanggotaan masyarakat miskin berdasarkan organisasi dapat efektif untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, namun terhambat oleh sumber daya dan pengetahuan terbatas. Kapasitas organisasi lokal adalah kunci efektifnya pemberdayaan. Dalam setiap implementasi pemberdayaan masyarakat, Menurut Suparjan Hempri Suryanto, (2009: 43) dapat dilihat beberapa aspek antara lain: 1) Pemanfaatan jaringan sosial yang telah ada 2) Melihat tingkat kohesivitas masyarakat 3) Menentukan premium mobile yang nantinya akan menjadi agent of change pada diri manusia sendiri dan sekitarnya. e) Indikator Keberhasilan Pemberdayaan masyarakat Untuk mengetahui tujuan pemberdayaan secara operasional maka perlu diketahui beberapa indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Kemandirian masyarakat merupakan hasil yang dihadapkan dalam pemberdayaan. Masyarakat perlu diberdayakan dulu dengan pemberdayaan, kemudian 21 mereka menjadi mandiri dan mampu memenuhhi kebutuhan, mengatur dan mengurus diri sendiri. Upaya mewujudkan masyarakat yang mandiri merupakan konsep pemberdayaan masyarakat. Dengan asumsi bila masyarakat berdaya maka mereka mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri. Menurut (Jim Ife,dalam azam awang, 2016: 62) indikator masyarakat yang telah berdaya antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Mempunyai kemampuan menjangkau dan menggunakan sumber daya yang ada dimasyarakat Dapat berjalannya bottom up planning Kemampuan dan aktivitas ekonomi Kemampuan menyiapkan hari depan keluarga Kemampuan menyampaikan pendapat dan aspirasi tanpa ada tekanan Keberhasilan pemberdayaan masyarakat khususnya segi ekonomi dapat dilihat dari keberdayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Lebih rinci, Gunawan Sumodiningrat (dalam Muhammad Vathul Aziz, 2008: 56) mengungkapkan beberapa indikator keberhasilan program pemberdayaan ekonomi, antara lain: 1) Berkurangnya jumlah penduduk miskin 2) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia 3) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya 4) Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok dan makin rapinya administrasi kelompok serta makin luasnya interaksi kelompok dengan masyarakat 22 5) Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhannya f) Indicator kegagalan suatu usaha Hal ini sesuai dengan teori menurut Watson dalam Adi (2008:259-575), bahwa kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial. Kendala tersebut adalah sebagai berikut : a. Kendala yang berasal dari kepribadian individu 1) Kestabilan 2) Kebiasaan (habit) 3) Hal yang utama (primacy) 4) Persepsi 5) Ketergantungan (dependence) 6) Superego 7) Rasa tidak percaya diri (self distrust) 8) Rasa tidak aman dan regresi (insecurity and regression) b. Kendala yang berasal dari system social 1) Komitmen 2) Budaya 3) Kepentingan kelompok 4) Hal yang bersifat sacral 5) Penolakan terhadap orang luar 23 2. Definisi Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan luar sekolah atau yang sering disebut dengan pendidikan nonfromal merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul dalam studi kependidikan. Menurut Philips H. Combs dalam (Soelaiman, 2008: 50) mengungkapkan bahwa: pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimasudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan belajar. Selain itu definisi dan fungsi dari pendidikan nonformal sebagaimana yang tercantum didalam Undang-undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 26 yaitu: Pendidikan luar sekolah adalah jalur pendidikan yang diselenggarkan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonfromal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan luar sekolah dapat dikatakan sebagai proses memanusiakan manusia untuk meningkatkan kualitas berfikir moral dan mental sehingga mampu memahami, mengungkapkan, membebaskan dan menyesuaikan dirinya terhadap realitas yang melingkupinya. 24 Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, guna membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi diri dalam mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Bentuk-bentuk kegiatan pendidikan luar sekolah meliputi: 1) Kursus adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu 2) Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar 3) Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar sehingga yang merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja 4) Pusat kegiatan belajar terdapat didalam masyarakat luas seperti pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, toko, rumah ibadah, dll 5) Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang diaman proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu 6) Belajar sendiri. Dipihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan sebagainya 7) Kegiatan lainnya sering kali terdapat wadah lain yang kegiatan dapat menunjung kegiatan pendidikan luar sekolah Dalam UU Sisdiknas pasal 26 ayat 3 Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan non formal terdiri dari pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemebrdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. 25 Sedangkan pada ayat 4 disebutkan bahwa, satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajr masyarakat (PKBM) dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa satuan dan jenis pendidikan luar sekolah mencakup pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan orang tua. 3. Konsep Pendapatan Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk menguasai dan mengembangkan mata pencaharian sebagai bekal mencari nafkah. Hal ini berakibat pada rendahnya pendapatan dan mutu hidup yang rendah. Pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu dalamperiode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, pendapatan didefinisikan sebagai berikut: pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara / daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yan gbersangkutan yan gmenjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali. Menurut Abdul Halim (2010: 64) pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva (harta) atau penurunan hutang dari berbagai sumber dalam periode anggaran tahun anggaran yang 26 bersangkutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh pada anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balasjasa atau faktorfaktor produksi yang telah disumbangkan. Menurut Kusnadi (2010: 9) yang dimaksud dengan pendapatan adalah: Suatu penambahan aktiva (harta) yang mengakibatkan bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain karena pendapatan ini dapat diaktakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain. Pendapatan yang diperoleh masyarakat akan meningkatkan tabungan masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan juga akan rendah. Demikian pula hanya bila pendapatan suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula. Menurut Kieso, Warfield dan Way gantd (2011: 995) pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Sedangkan menurut John J.Wild (2008: 311) mengemukakan pendapat pendapatan menurut dua segi adalah: 27 a. Pendapatan menurut ilmu ekonomi Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. b. Pendapatan menurut ilmu akuntansi Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertin yang mendalam dan lebih terarah. Menurut Soemarso SR (2008: 24) pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai penjualan barang atau pemberian jasa. Pendapatan mempunyai arti sebagai penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahan yang dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga dan sewa. Definisi tersebut memberikan pengertian dimana income memberikan pengertian pedapatan yang kebih luas (standar akuntansi keuangan, 2010: 231). Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Boediono faktor-faktor yang mempengaruhi pendatan yaitu: a. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan c. Hasil kegiatan oleh anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan d. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi pada masyarakat pada kenyataanya menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan menurun, maka pengeluaran konsumsi juga turun (Mahyu Danil, 2013: 38). Pendapatan merupakan tujuan utama suatu perusahaan atau usaha didirikan. Pendapatan juga menjadi hal yang paling mendasari seseorang melakukan suatu pekerjaan. Hal ini menandakan bahwa suatu usha memang layak untuk diperjuangkan dan dipertahankan karena bisa 28 menghasilkan pendapatan bagi kehidupan pekerjaanya. Pendapatan juga bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi suatu perusahaan, apakah usaha yang dijalankannya termasuk dalam skala untung atau rugi. Pendapatan dikatakan stabil bagi perekonomian seseorang apabila jumlahnya lebih besar dari pengeluaran harian orang tersebut. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa-jasa kegiatan yang dilakukan yang diserahkan pada suatu waktu. Peningkatan aktiva (harta) dan penurunan hutang yang berasal dari penerimaan penghasilan atas penjualan barang atau pemberian jasa. Untuk menghitung pendapatan yang diterima, ada tiga hal pendekatan perhitungan, yaitu: 1) Product approach (Pendekatan hasil produksi) dengan pendekatan hasil produksi, besarnya pendapatan dapat diketahui dengan mengumpulkan data tentang hasil akhir barang atau jasa untuk suatu periode tertentu dari suatu unti produksi yang menghasilkan barang atau jasa. 2) Income approach (pendekatan pendapatan) Dengan pendekatan pendapatan, besarnya pendapatan dapat diketahui dengan mengumpulkan data pendapatan yang diperoleh oleh seseorang atau kelompok orang dari usaha yang dilakukan. 29 3) Outcome approach (Pendekatan pengeluaran) Pendapatan dihitung dengan menghitung besarnya seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. 4. Konsep Budidaya Perikanan Budidaya ikan air tawar telah lama dikenal oleh masyarakat. Budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelumnya hidup liar di alam menjadi ikan perairan. Pengertian secara luas, yaitu semua usaha membesarkan dan mendapatkan ikan, baik ikan itu masih liar di alam atau sudah dibuatkan tempat tersendiri, dengan adanya campur tangan manusia. Menurut Rahandi dalam (Martha Nurul Pranindika 2014: 6) budidaya tidak hanya memelihara ikan dikolah, tambak, sawah dan sebagainya namun secara luas juga mencakup kegiatan mengusahakan komoditas perikanan di waduk, sungai, atau laut. Budidaya ikan merupakan suatu upaya dalam memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar untuk mencapai tujuan bersama dalam kelompok. Menurut Cahyo Saparinto (2008: 3) budidaya merupakan bentuk campur tangan manusia dalam meningkatkan produktivitas perairan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperoduksi ikan dalam suatu wadah atau media terkontrol dan berorientasi pad keuntungan. Pengertian tersebut menitik beratkan peran manusai dalam memperoduksi dan meningkatkan produktivitas perairan khususnya ikan air tawar dan bertujuan mencari keuntungan. Harapannya, produk yang dihasilkan akan berlipat dan berlimpah. 30 Menurut Eddy Afrianto dan Evi liviawati (2011: 11) budidaya ikan adalah usaha manusia dengan segala tenaga dan kemampuannya untuk memelihara ikan dengan cara memasukkan ikan tersebut dalam tempat dengan kondisi tertentu atau dengan cara menciptakan kondisi lingkungan alam yang cocok bagi ikan Budidaya ikan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya hayati perairan tidak dibatsi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilalayah yang berdekatan serta lingkungannya. Menurut UU RI no.9/1985 dan UU RI no.31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis. Pada umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia. a. Tujuan Budidaya Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil ikan yang hidup di alam liar. Rahardi (dalam Marta Nurul P, 2014: 6) mengemukakan bahwa untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha budidaya, antara lain penyedia benih, pembuatan tempat pemeliharaan, pengairan, 31 pakan dan pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Untuk dapat melaksanakan usaha budidaya ikan dengan baik, Eddy Afrianto dan Evi Liviawati (2011: 13) mengemukakan perlunya diperhatikan beberapa ketentuan berikut: 1) Pemeliharaan tempat dan kondisi lingkungan didasarkan pada jenis tanah, topografi, kualitas dan kuantitas air serta temperatur air 2) Perencanaan usaha budidaya ikan meliputi ukuran unit usaha, penyedaia air dan system pengeringan 3) Perencanaan pembuatan kolam didasarkan pada ukuran kolam budidaya, bentuk kolam, kedalaman kolam, dan bahan pembuatan kolam. 4) Perencanaan metode budidaya didasarkan pada pertimbangan biologis dan ekonomis, cara pengelolaan, dan rencana tahunan. b. Tahapan Pelaksanaan Budidaya Menurut Cahyo S (2008: 39) pada prinsipnya tahapan yang ada pada kegiatan budidaya ikan meliputi tahap: (a) Persiapan media produksi (b) Penyediaan induk/penebaran benih (c) Pengelolaan air (d) Pengelolaan pakan dan (e) Pengendalian hama dan penyakit 32 1. Persiapan media produksi Setiap kali produksi akan dimulai, media produksi harus dirawat atau diperbaiki. Pada pembesaran dikolam, kegiatan persiapan yang dilaukan meliputi keduk-teplok, perbaikan saluran, pengapuran serta pemupukan. Sementara jika budidaya dilakukan di keamba jaring apaung makan kegiatan persiapan meliputi pembersihan dan perbaikan kantong jaring serta penguatan talitemalinya. 2. Penyediaan induk/penebaran benih Kegiatan pada usaha pembenihan diantaranya penyediaan induk siap pijah, penempatan induk secara berpasangan, pengamatan saat pemijahan hingga selesai, pemindahan telur, penetasan dan pemeliharaan hingga benih. Untuk usaha pendederan dan pembesaran penebaran benih dilakukan setelah media budidaya siap. Benih yang berkualitas baik akan di tebar di kolam. Sebelum di tebar, benih haris diaklimitasi dahulu agar mampu beradaptasi dengan lingkungnnya yang baru. Pengawasan dilakukan selama pemelihan hingga targer waktu yang ditentukan. Dalam kegiatan penetasan telur, tingkat keberhasilan perlu di record dengan baik. Hasil record berguna bagi kepentingan analsis untuk keperluan penetasan pada tahap selanjutnya. 33 3. Pengelolaan air Sumber air yang digunakan sedapat mungkin berasal dari sumber air yang memenuhi syarat untuk budidaya. Pengelolaan air dilaksanakan untuk menjadmin ketersediaan air, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada kagiatan pembenihan, parameter kualitas yang penting diperhatikan adalah suhu, pH, dan kandungan bahan organic (H2S, NH3). Pemantauan air sebaiknya dilakukan setiap pagi dan sore. Namun, pada kegiatan pembersaran, pemantauan kualitas air cukup dilakukan sehari-hari. 4. Pengelolaan pakan Pengelolaan pakan perlu dilakukan pada usaha pembenihan saat benih ikan membutuhkan kualitas pakan yang baik dengan jumlah cukup. Pemberian ikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan gizi ikan. Dengan begitu, kandungan gizi pada pakan dapat terabsorbsi dengan baik. Pakan diberikan secara bertahap atau sedikit demi sedikit. Hal ini untuk menghindari adanaya pakan yang tebuang dengan percuma. Sisa pakan dapat menimbulkan polusi pada media budidaya. 5. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit harus selalu dilakukan, jika tidak, serangan hama dan penyakit dapat memusnahkan semua ikan yang di budidayakan. Pengendalian dapat dilakukan mulai dari persiapan lahan/media budidaya, pengelolaan kualiatas air, 34 pemberian pakan, termasuk pengendalian ketika terjadi penularan penyakit secara mendadak. Pencegahan lebih baik dilakukan dariapda melakukan pengobatan setelah penyakit menyerang, selain biaya pengobatan yang cukup besar, keetrlambatan pengobatan dapat menyebabkan kematian massal. Pengobatan yang dilakukan tentunya harus menggunakan obat dengan zat kimia yang tidak dilarang serta tidak menimbulkan bahaya bagi manusai dan lingkungannya. c. Pengembangan Usaha Budidaya Pengembangan usaha budidaya dilakukan untuk meningkatkan hasil dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dalam pengembangan usaha, terdapat beberapa pola yang dapat dilakukan. Terkait dengan peningkatan hasil panen, pola yang dapat dilakukan adalah pola intensifikasi dan ekstensifikasi. 1) Intensifikasi Budidaya Pola pengambangan ini memanfaatkan kondisi lahan yang ada dengan mengintensifkan teknologi, modal, dan sumber daya untuk mendapatkan hasil optimal. Hatima dan Djajadiredja (dalam Cahyo Suparinto, 2008: 21) menyebutkan bahwa kolam seluas 1 ha menghasilkan ikan sebanyak 6,6 ton. Kondisi ini dinilai tidak memuaskan karena dalam kondisi menghasilkan 10-12 ton/ha/tahun. 35 optimal kolam dapat Menurut Cahyo Suparinto, (2008: 21) terdapat beberapa sifat yang terlihat pada pola pengembangan intensifikasi, anatara lain: a).Cukup dengan memanfaatkan lahan produksi yang relativ sempit b).Menggunakan teknologi yang cenderung lebih modern c).Membutuhkan modal cukup tinggi dengan waktu pengembalian modal yang relatif lebih singkat d).Jumlah produksi (output) lebih tinggi e).Lama waktu budidaya relative lebih singkat karena pertumbuhan ikan relatif lebih cepat f).Mengurangi kerusakan pada daya dukung lahan budidaya jika pemanfaatan lahannya dilakukan secara berlebihan. Peningkatan usaha dengan pola intensifikasi memerlukan penanganan yang intensif. Hal ini terkait dengan adanya faktorfaktor penghambat terhadap usaha peningkatan hasil panen. 2) Ekstensifikasi Budidaya Enkstensifikasi didasarkan pada pola ikir yang masih sederhana, teknologi yang terbatas dan kondisi sumber daya alam yang masih memungkinkan. Pola ini hanya memanfaatkan faktor alam karena belum banyak campur tangan manusia dalam pengelolaannya. Pengembangan dilakukan karena banyak lahan yang belum dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Pola ini kuran efisien, hal tersebut disebabkan untuk menghasilkan atau meningkatkan hasil panen dibutuhkan lahan budidaya yang lebih luas. Menurut Cahyo Saparinto (2008: 21) mengemukakan beberapa sifat dari pola ekstensifikasi, antara lain: 36 a) Membutuhkan lahan produksi yang luas b) Teknologi yang diterapkan cenderung masih tradisional, penebaran benih rendah, pemberian pakan dilakukan kadangkadang dan pengelolaan budidaya secara sederhana c) Membutuhkan investasi cukup besar sehingga membutuhkan waktu panjang untuk bisa mengembalikan modal d) Jumlah produksi (output) relatif rendah e) Lama waktu budidaya relatif lebih panjang (pertumbuhan ikan kurang cepat). Ketersediaan sumber daya perairan yang luas dan sumber daya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengambangkan usaha perikanan. Kemauan masyarakat untuk berkembang dan mengetahui kemampuan yang dimiliki menjadi modal awal dalam membentuk kelompok budidaya. Permintaan yang tinggi terhadap ikan air tawar menjadi jalan untuk meningkatkan pendapatan anggota. Keuntungan budidaya ikan air tawar, secara ekonomis sangat menguntungkan karena ikan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu, ikan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarkat. Menurut Bambang Cahyono (2010: 10) segi keuntungan yang dapat diperoleh dari memelihara ikan antara lain: a) Luas lahan yang sempit dapat menghasilkan ikan yang cukup banyak b) Pembudidayaan ikan tidak memerlukan perawatan yang rumit, asal airnya cukup dan sehat. Ikan dapat hidup dan berkembang dengan baik asal mendapat air yang cukup. c) Ikan memiliki nilai gizi yang tinggi dengan kandungan kolsterol rendah, sehingga sangat banyak untuk kesehatan tubuh d) Ikan merupakan penghasilan protein yang tinggi sehingga sangat baik untuk pemenuhan gizi masyarakat 37 e) Ikan banyak digemari oleh masyarakat sehingga secara ekonomis sangat menguntungkan bila dibudidayakan secara intensif. Dari gambaran keuntungan tersebut, maka pengembanga sektor perikanan sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Budidaya ikan ini semakin luas dikenal masyarakat sehingga daerah-daerah lain juga banyak melakukan budidaya ikan ini. Di Kabupaten Bantul juga telah membudidayakan ikan air tawar. Salah satu daerah budidaya ikan berada di Desa Timbulharjo yang masuk wilayah Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Semakin banyaknya daerah yang membudidayakan ikan khususnya ikan air tawar menunjukkan banyaknya peminat usaha budidaya ikan. B. Penelitian Yang Relevan Secara umum penelitian ini meneliti tentang meningatkan perekonomian masyarakat. Ada beberapa skripsi terdahulu yang membahas perekonomian masyarakat diantaranya: 1. Warkonah (2011) skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Usaha Pertanian Bawang Merah di Desa Tegalgandu Wanasari Brebes. Fokus kajiannya yaitu menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan, antara lain pemodalan, diadakan penyuluhan pertanian, menejemen usaha dan pemasaran hasil usaha pertanian. Hasil yang dicapai antara lain meningkatnya hasil panen sehingga mampu meningkatkan perekonomian petani bawang merah. Selain itu juga mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat. 38 2. Penelitian yang dilakukan oleh Wardlatul Asyriyah (2007) dengan judul Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha Tambak di Desa Babalan Kecamatan Kadung Kabupaten Demak Jawa Tengah. Fokus kejadiannya yaitu mengetahui strategi yang digunakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya antara lain strategi pemeliharaan tambak meliputi memberi makan ikan dan udang. Strategi pemsarana daerah yang dijadikan pemasaran meliputi kedung pacangan, semarang. 3. Arwan susilo (2007) yang berjudul Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Ternak Sapi Gunungkidul. Andini Seto di Dusun Ngaliyan Puluan Wonosari Kajiannya yaitu mendeskripsikan tentang kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ternak sapi andini seto yang meliputi kegiatan pembiaan dan pemberian pinjaman modal. Kegiatan pembinaan dalam pemeliharaan sapi diakukan bekerjasama dengan dinas peternakan. Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anggota kelompok ternak sapi agar lebih trampil dalam memelihara ternak. Peminjaman modal dimana modal diperoleh dari luar kelomok dinas peternakan kabupaten gunungkidul. Modal juga berasal dari kelompok ternak sapi adini seto iuran rutin, jasa piutang, ataupun hasil penjualan obat-obatan ternak. Dari penelitian tersebut menujukkan bahwa penelitian tentang peningkatan pendapatan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar oleh kelompok budidaya ikan Mina Persada berbeda dengan penelitian 39 sebelumnya. Kelompok budidaya ikan Mina Persada merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini mengkaji tentang proses pemberdayaan, faktor pendukung dan penghambat, dan dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) dalam pemberdayaan masyarakat di Dusun Pacar Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. C. Kerangka Berfikir Pemberdayaan masyarakat yang belum merata bagi seluruh lapisan masyarakat menyebabkan masalah sosial, khususnya dalam bidang ekonomi. Pemberdayaan ekonomi yang tidak merata akan berdampak pada meningkatnya kemiskinan. Kondisi serba kekurangan yang dialami oleh masyarakat menyebabkan kondisi lemah dalam bidang ekonomi dan marginal. Tingkat penangguran meningkat sementara kesempatan kerja semakin menurun, kemiskinan juga disebabkan karena berbagai jenis mata pencaharian yang ada di masyarakat belum sepenuhnya dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat luas. Mata pencaharian yang dijalankan oleh masyarakat juga belum berkembang pada dasarnya, kondisi ini dipengaruhi oleh kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya yang ada (SDM dan SDA) dalam upaya peningkatan ekonomi hal ini menyebabkan pengangguran semakin banyak sehingga angka kemiskinan semakin tinggi. Permasalahan ini perlu diselesaikan secara tepat dan cepat pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan diatas. Pemberdayaan berarti memberikan daya 40 kepada masyarakat, dalam hal ini agar masyarakat mampu mencapai tingkat ekonomi yang diinginkan. Salah satu solusi melalui pemberdayaan masyarakat adalah melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada di Dusun Pacar Desa Timbulharajo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Kontribusi kelompok budidaya ikan dalam meningkatkan pendapatan anggotanya dapat diraskan dengan adanya pembentukan kelompok agar pelaksanaan kegiatan terorganisir, terbinanya kerjasama, permasalahan dapat diatasi, dan bersamasama mencapai tujuan kelompok. Pada dasarnya tujuan dari kelompok ini adalah menciptakan masyarakat yang berdaya sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan dilakukan tidak hanya dari segi kualitas sumber daya manusianya saja, melainkan dari berbagai bidang. Terbentuknya kelompok ini dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi masyarakat atau anggota terhadap kegiatan kelompok dan terhadap pembangunan masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan sebagai usaha yang tepat dalam memeratakan pendapatan masyarakat dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat yang dahulunya jauh dari kata kecukupan. 41 Kelompok budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Upaya pemberdayaan melalui KBI-MP Masalah : 1.Pemberdayaan belum merata 2.Tingginya angka kemiskinan 3.Tingginya angka pengangguran 1.Pemberdayaan merata Faktor penghambat & faktor pendukung 2.Meningkatknya pendapatan 3.terciptanya peluang kerja Gambar I Proses Pemberdayaan KBI-MP D. Pertanyaan penelitian Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat diajukan pertanyaanpertanyaan penelitian, yang diharapakan mampu menjawab yang diteliti, sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? 42 a. Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? b. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? c. Bagaimana perkembangan budidaya ikan air tawar ? 2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? c. Bagaimana pengurus mengatasi hambatan tersebut ? 3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? a. Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? b. Apakah hasil pendapatan dari pengelolaan ikan selalu meningkat disetiap kali panen ? c. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar sehingga diperlukan data dan informasi yang diolah dalam bentuk deskripsi atau penggambaran mengenai pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh KBI-MP. Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Imam Gunawan, 2013: 82) metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang, dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Sementara itu, menurut sugiono, (2009: 15) metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifme, digunakan untuk meneliti suatu kondisi secara natural / secara kondisi alamiah. Hal ini berarti penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh data yang komprehensif (menyeluruh). Penelitian dengan metode kualitatif dilakukan agar data yang diperoleh merupakan data yang dialami dan komprehensif sesuai dengan latar dan data yang diperoleh. Penggunaan metode kualitatif agar data 44 yang diperoleh bukan merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena tida ada unsur atau variabel lain yang mengontrol. Atas dasar hal tersebut, maka peneliti memilih untuk menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai dari penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan mendalam mengenai pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBIMP) di Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. B. Setting, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Setting Penelitian Setting yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) dari perencanaan pelaksanaan hingga dampak yang dirasakan pada kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Wawancara akan dilaksanakan pada saat pertemuan rutin seluruh pengurus seminggu sekali di rumah ketua pengurus dan observasi dilaksanakan dikolam serta melakukan wawancara dengan warga setempat. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti memilih kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) sebagai setting penelitian yaitu : 45 a. Belum pernah dilakukan penelitian tentang pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di Mina Persada yang dapat mendorong masyarakat untuk mandiri. b. Budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang sedang banyak dilakukan dalam masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. c. Oleh karena bidang penelitian yang akan dikaji terkait dengan jurusan pendidikan luar sekolah (PLS) mengenai pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar, Mina persada telah menyelenggarakan usaha-usaha pemberdayaan sehingga tempat tersebut tepat dan cocok dijadikan sebagai setting penelitian. 2. Tempat Penelitian Tempat yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) di Dusun Pacar, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Hal yang menjadi pertimbangan penelitian memilih kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) sebagai setting penelitian yaitu: a. Belum pernah dilakukan penelitian tentang pelaksanaan pembudidayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di KBI-MP untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. 46 b. Budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang sedang banyak dilakukan dalam masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan dapat membantu perekonomian masyarakat terutama pembina kelompok. c. Karena bidang penelitian yang akan dikaji terkait dengan jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) mengenai pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, melalui budidaya ikan air tawar Mina Persada KBI-MP telah menyelenggarakan usaha-usaha pemberdayaan sehingga tempat tersebut tepat dan cocok dijadikan sebagai setting penelitian. 3. Waktu penelitian Waktu penelitian untuk mengumpulkan data akan dimulai pada bulan November 2016. Dalam penelitian ini peneliti berinteraksi langsung dengan subyek penelitian dengan tujuan memperoleh data secara akurat. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di KBI-MP Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Tahap- tahap yang dilakukan dengan penelitian ini adalah: a. Tahapan penelitian data awal yaitu melakukan observasi awal untuk mengetahui lokasi KBI-MP, pelaksanaan kegiatan dan wawancara pada pembina kelompok. b. Tahap penyusunan proposal. Dalam tahap ini dilakukan penyusunan proposal dari data-data yang telah dikumpulkan melalui tahap pengumpulan data awal. 47 c. Tahap perijinan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurusan ijin untuk penelitian di kelompok budidaya ikan Mina Persada d. Tahap pengumpulan data dan analisis data. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan terhadap data-data yang sudah didapat dari penelitian dan dilakukan analisis data. e. Tahap penyusunan laporan. Tahap ini dilakukan untuk menyusun seluruh data dari hasil penelitian yang dilakukan dan disusun sebagai laporan pelaksanaan penelitian. C. Subyek penelitian Menurut Andi Prastowo, (2011: 143) subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian ini didapat berupa benda gerak, orang atau proses tertentu. Peneliti menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka sumber data adalah dengan cara wawancara, pengamatan tempat, serta gambar sebagai dokumentasi. Subyek penelitian disini dipilih berdasarkan teknik purposive, yakni pengambilan sumber data menggunakan pertimbangan tertentu. Penimbangan ini adalah orang yang dianggap paling tahu tentang informasi apa yang kita harapkan, atau sebagai orang yang dihormati dan mengenal keadaan sekitar sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informasi yang diperlukan. Menurut safanah faisal, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebagai memenuhi kriteria sebagai berikut: 48 1. Mereka yang mengusai dan memahami sesuatu melalui proses enkluturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya. 2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. 3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 4. Mereka yang tidak cederung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri. 5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing”dengan peneliti sehingga lebih mengaraihkan untuk dijadikan semacam guru atau nara sumber (Sugiono, 2014: 303). Menurut Sugiono (2011: 301) menyatakan bahwa purpose sumpling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, sesuai fokus penelitian beberapa orang yang dipandang layak dijadikan informasi sumber data sesuai dengan tujuan awal penelitian. Sebyek penelitian yang ditentukan oleh peneliti yaitu: a. Ketua Pengelola kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) b. Anggota budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) c. Masyarakat setempat serta informan pendukung 49 D. Metode Pengumpulan Data Menurut Sugiono (2011: 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh jenis data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Menurut Lexy J.Moleong (2009: 186) wawancara merupakan percakapan denganmaksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Esterbeg dalam Sugiono (2011: 316) mendefisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data maupun informasi sebanyak mungkin dari seseorang infroman yang dijadikan rujukan. Manurut macamnya, Esterbeg dalam Sugiono (2011: 317-320) membagi wawancara menjadi tiga yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Wawancara dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara jenis semistruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini 50 adalah untuk menemukan permasalahan lebih bebas dan terbuka dimana pihak terwawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Menurut Zainal Arifin (2011: 233), wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan respon untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Burhan Bungin (2011: 122), wawancara mendalam adalah: proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka anatar pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama Wawancara memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum dan bersifat terbuka yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yakni wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya oleh pewawancara. Wawancara dilakukan kepada pembina, pengurus, anggota kelompok dan masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan air tawar Mina Persada. Wawancara dilakukan kepada Pembina, pengurus dan anggota kelompok untuk menggali data tentang upaya kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP), pelaksanaan kegiatannya, faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan dan dampak yang dirasakan terhadap 51 anggota kelompok budidaya ikan Mina Persada sebagai bagian dari masyarakat. 2. Observasi Partisipatif Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai beberapa fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2011: 231). Dilihat dari teknik pelaksanaanya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu, observasi langsung, observasi tidak langsung, dan observasi partisipatif. Observasi partisipasif yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti (Zainal Arifin, 2011: 231). Alasan peneliti menggunakan metode observasi agar memperoleh informasi atau data tentang kondisi yang sebenarnya secera lengkap, mendapam dan terperinci. Peneliti ikut serta dalam kegiatan kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP). Observasi dilakukan untuk mengamati upaya kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) dalam pemberdayaan masyarakat Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, pelaksanaan kegiatannya, faktor pendukung, faktor penghambat dalam kegiatan dan dampak yang dirasakan masyarakat. 52 3. Dokumentasi Menurut (Haris Heriansyah, 2011: 34) studi dokumentasi merupakan salah satu yang dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang infroman melalaui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang tertulis atau dibuat langsung oleh infroman yang bersangkutan. Dokumentasi merupakan sebuah kata yang berasal dari kata dokumen. Kata dokumen sendiri berasal dari bahasa latin yaitu docere, berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Gottschalk dalam Imam Gunawan (2013: 175) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis dari bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Menurut Sugiono dalam Imam Gunawan (2013: 179) studi dokumen merupakan pelengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data perlu didukung pula dengan pendokumentasian, dengan foto, video dan compact disk. Pengumpulan data dilakukan secara bertahap dan sebanyak mungkin peneliti harus mengumpulkan dengan maksud jika nanti ada yang terbuang atau kurang relevan, peneliti masih bisa memanfaatkan data lain. Pemanfaatan bahan dokumentasi harus selektif dan hati-hati karena tidak semua dokumentasi memiliki kredibilitas yang tinggi. 53 Dokumentasi penelitian ini berhubungan dengan masalah penelitian untuk melengkapi data hasil wawancara. Dokumentasi ini diambil dari data-data dan catatan yang ada di budidaya ikan air tawar Mina Persada. Tabel 2 teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: No Aspek 1 Proses pemberdayaa n dalam pembudidaya ikan air tawar Mina Persada 2 Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan Mina Persada 3 Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan 4 Implementasi kegiatan Mina Persada 5 Sumber data Anggota kelompok, masyarakat, pengurus dan pembina Metode a. Wawancara untuk mengetahui upaya kelompok b. Observasi untuk mengamati upaya yang dilakukan c. Dokumentasi Anggota a. Wawancara untuk mengetahui kelompok, faktor penghambat kegiatan masyarakat, Mina Persada pengurus dan b. Observasi untuk mengamati pembina faktor penghambat kegiatan Anggota kelompok, masyarakat, pengurus dan pembina Anggota kelompok, masyarakat, pengurus dan pembina a. Wawancara untuk mengetahui faktor pendukung kegiatan Mina Persada b. Observasi untuk mengamati faktor pendukung kegiatan a. Wawancara untuk mengetahui implementasi kegiatan Mina Persada b. Observasi untuk mengamati implementasi kegiatan c. Dokumentasi berupa foto sebagai bukti kegiatan Dampak Anggota a. Wawancara untuk mengetahui pemberdayaa kelompok, dampak pemberdayaan n melalui masyarakat, b. Observasi untuk mengamati budidaya pengurus dan dampak pemberdayaan ikan air tawar pembina 54 E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi isntrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pelapor hasil penelitiannya. Menurut Sugiono (2011: 306) penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Menurut Cuba dan Lincoln apabila metode penelitian telah jelas kualitatif, maka instrumen yang digunakan yaitu manusia (Zainal Arifin, 2011: 169) ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen mencakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, memproses data secepatnya, memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengaikhtisarkan, memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim atau indiosinkratik. Menurut Meleong, (2009: 169) peneliti mendapatkan informasi yang mendalam karena dibantu dengan alat-alat pengumpul data yang mencakup pedoman wawancara, pedoman observsi, pedoman dokumentasi, alat perekam, kamera, dan alat tulis lainnya. Pada awalnya permasalahan yang ada dalam penelitian kualitatif belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat 55 dikembangkan suatu instrumen. Instrumen lain yang menemani peneliti dalam meneliti adalah pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi yang dibuat sendiri oleh peneliti. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai saat pengumpuland data berlangsung, data diperoleh dari berbagai sumber dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dalam hal ini kegiatan analisis dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang diperoleh dari informan terkait dengan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar Mina Persada Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, dan setelah selesai dilapangan. Menurut John W Creswell, (2012: 274) analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analisis dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Menurut Zainal Arifin, (2011: 171) analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistemstis untuk mencari, menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknikteknik pengumpulan data lainnya. Menurut Miles dan Huberman (Zainal Arifin, 2011: 172) mengemukakan tahap kegiatan dala menganalisis data kualitatif yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan menarik 56 simpulan/verifikasi (conclusion drawing). Adapun langkah-langkah analisis data bisa dilihat pada gambar 2. Pengumpulan data (Data collection) Penyajian data (data display) Reduksi data (data reduction) Penarikan kesimpulan (conclusing drawing) Gambar 2. Komponen Analisis Data 1. Reduksi data (Data Reduction) Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal yang pokok dan penting sesuai tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Reduksi data meliputi proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian, dan pengubahan data kasar dari lapangan. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, bila peneliti menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, belum dikenal, justru harus menjadi perhatian dalam melakukan reduksi data. Proses ini harus mencari data yang benar-benar valid. 57 2. Penyajian data (data display) Meliputi proses pengelompokan data yang sama menjadi kategori. Dalam proses penyajian data harus teliti dalam menyusun atau mengurutkan data sehingga mudah dipahami pembaca. 3. Penarikan kesimpulan (conclusing drawing) Kesimpulan / verifikasi adalah tahap terakhir rangkaian analisis data kualitatif. Pada proses penarikan kesimpulan dilakukan pengukuran sebab data kualitatif, pada proses penarikan kesimpulan dilakukan pengukuran sebab akibat, menentukan kategori-kategori hasil penelitian. Kesimpulan ini sebaiknya menjadi jawaban dari rumusan masalah penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya msih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. G. Teknik Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data diperlukan teknik pemeriksaan. Data yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengecekan kebenaran melalui teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain atau memerlukan pembanding terhadap data tersebut. Menurut Nusa Putra, (2011: 189) triangulasi teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan beragam sumber, teknik, waktu. Beragam 58 sumber maksudnya digunakan lebih dari satu sumber untuk memastikan apakah datanya benar atau tidak. Beragam teknik berarti penggunaan berbagai cara secara bergantian untuk memastikan kebenaran data. Kebenaran waktu berarti memeriksa ketenangan dari sumber yang sama pada waktu yang berbeda. Menurut Moleong (2009: 330) mendefinisikan trianggulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzim (dalam Moleong 2009: 330) membedakan empat macam triagulsi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Trianggulasi sumber untuk mengecek kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Trianggulasi dengan sumber juga dapat berarti membandingkan data mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Trianggulasi sumber dapat dicapai dengan jalan: membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orangorang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau 59 tinggi, orang berada, orang pemerintahan, serta membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dengan cara dokumen yang berkaitan. Trianggulasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber. Melalui teknik ini peneliti mengecek keabsahan data yang diperoleh melalui : 1. Membandingkan antara apa yang dikatakan pengelola budidaya ikan Mina Persada, anggota, masyarakat dan Informan Pendukung. 2. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik permasalahan. 3. Melakukan cek data dengan pihak pengelola. 60 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Umum Lokasi Penelitian 1. Diskripsi Wilayah Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi D.I.Yogyakarta, merupakan 1 dari 4 Desa di Kecamatan Sewon yang mempunyai jarak 5 km dari Kota Kabupaten. Kecamatan Sewon sendiri merupakan salah satu dari 17 Kecamatan di Kabupaten Bantul yang termasuk kategori Kecamatan maju. Secara geografis Desa Timbulharjo sendiri terletak di perbatasan sebagai berikut : a. Sebelah barat : Desa Pendowoharjo b. Sebelah utara : Desa Bangunharjo c. Sebelah timur : Desa Wonokromo d. Sebelah selatan : Desa Sabdodadi Desa Timbulharjo memiliki luas wilayah kurang lebih 7,78 km², akses menuju Desa Timbulharjo sangat mudah karena dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Adapun jarak Desa Timbulharjo dengan : a. Desa Timbulharjo dengan Kecamatan Sewon adalah 2,0 km. b. Desa Timbulharjo dengan Kabupaten Bantul adalah 5,0 km. Desa Timbulharjo memiliki 17 dusun salah satunya adalah Dusun Pacar. Dusun Pacar sendiri terdiri dari 3 RT. Data Monografi tahun 2015 menyebutkan bahwa jumlah penduduk Timbulharjo sebanyak 21.371 61 orang yang terdiri dari 10.832 orang laki-laki, 10.539 orang perempuan sedangkan jumlah Kepala Keluarga dalam Dusun Pacar sebanyak 180 Kepala Keluarga, bisa dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Luas Tanah Berdasarkan Pengggunaanya Luas lahan menurut jenis penggunaan lahan a.Lahan pertanian sawah Lahan sawah irigasi Lahan sawah nonirigasi (tadah hujan atau rawa b.Lahan pertanian non sawah (ladang, tebu, jagung, tambak, kebun, kolam) c.Lahan non pertanian (rumah, perkantoran, industry, toko, lapangan Luas (km) 2,25 2,25 0,23 1,20 1,85 Sumber : Data Statistik Dan Monografi Desa Timbulharjo (2015) Desa Timbulharjo letak topografis tanahnya rata, dengan lahan sebagian besar adalah lahan pertanian. Luasnya lahan persawahan menjadi alasan banyaknya penduduk yang bekerja sebagai petani. Akan tetapi, lahan yang luas ini belum dimaksimalkan dalam bentuk mata pencaharian hidup. Melihat peluang tersebut sebagian masyarakat memanfaatkan lahan yang luas untuk dijadikan tempat budidaya ikan air tawar. Sehingga masyarakat memiliki peluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Salah satu alasan masyarakat memanfaatkan lahan yang tersedia untuk dijadikan kolam budidaya ikan air tawar, karena nilai ekonominya yang tinggi dan memiliki nilai gizi bagi kesehatan. 62 2. Deskripsi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) a. Pengenalan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) Kecamatan Sewon di dibawah naungan PKBM Persada dan juga didampingi oleh Dinas Perikanan Kabupaten Bantul, tujuan awal pemberdayaan yang dilakukan adalah untuk membantu masyarakat di Desa Timbulharjo khususnya warga Dusun Pacar untuk lebih berdaya perekonomiannya. PPL (Petugas Penyuluhan Lapangan) memberikan layanan sosial dan bimbingan serta membantu mengoptimalkan potensi (sumber daya) manusia, sarana, maupun alaminya yang ada dilingkungan Desa. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada ini dipelopori oleh Bapak Jamaludin Suwito, Tri Sukamto, dan Kartijo mereka mengumpulkan sebagian masyarakat yang setuju dengan pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada dan setuju berkomitmen menjadi anggota kelompok. Berkonsultasi dengan PPL Kecamatan Sewon untuk mendapatkan informasi prosedur pembuatan proposal pengajuan kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yang disetujui oleh Kepala Desa (pihak desa) dan petugas penyuluhan lapangan (PPL) Kecamatan Sewon agar kelompok secara legalitas tercatat di Dinas Perikanan Bantul. Pada tanggal 30 oktober 2015 telah diadakan pembentukan kelompok budidaya ikan air tawar melalui musyawarah yang dihadiri 63 oleh Arjuna Putra Perdana selaku Tenaga Kerja Sarjana 2015 pendamping dari DISNAKERTRANS Kabupaten Bantul, dan Ibu Endriyah SPKP selaku PPL Perikanan Kecamatan Sewon. Peserta rapat telah sepakat membentuk kelompok budidaya ikan air tawar yang diberi nama Kelompok Mina Persada. Sekertariat kelompok berada di Pacar RT 07 Timbulharjo, Sewon, Bantul. Pemerintah Desa Timbulharjo resmi mengakui keberadaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada dengan susunan pengurus sebagai berikut : 1) Ketua : Jamaludin Suwito 2) Sekretaris : Tri Sukamto 3) Bendahara : Kartijo Awal pembentukan KBI-MP jumlah anggota dan pengurus keseluruhan adalah 18 orang. Untuk sekretariat menggunakan rumah salah satu dari pengurus yaitu Bapak Jamaludin Suwito yang menjabat sebagai ketua anggota, berbagai urusan yang berkaitan dengan kelompok seringkali menggunakan sekretariat sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi mengenai kelompok. Jumlah anggota dan pengurus sampai saat ini berjumlah 35 orang. 64 b. Visi dan Misi 1) Visi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) “Peningkatkan Kesejahteraan Anggota Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)” 2) Misi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) “Meningkatkan semangat dan rasa persaudaraan antar anggota kelompok, didalam menggali potensi diri dan alam sekitar kita dengan konsep berwawasan lingkungan, dalam mencapai kesejateraan bersama”. c. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dibentuknya Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) yaitu menciptakan kelompok budidaya yang mampu mengolah sumber daya alam menjadi sumber usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan ekonomi serta terjalinnya kemitraan usaha yang harmonis, yang lebih utama lagi yaitu : 1) Menetapkan persatuan dan kesatuan yang kokoh antara sesama anggota kelompok. 2) Meningkatkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan program kerja kelompok. 3) Mengembangkan kelompok KBI-MP kesejahteraan moriil dan materiil. 65 dengan peningkatan d. Profil Kelompok Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) terbentuk pada tanggal 30 oktober 2015 yang terletak di Dusun Pacar Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Kelompok tersebut di isi dengan berbagai kegiatan mulai dari pembinaan, pengelolaan, pembenihan, pembesaran serta penjualan ikan. Data singkat kelompok sebagai berikut : 1) Nama kelompok : Mina Persada 2) Alamat : Dusun Pacar Desa Timbulharjo 3) Kecamatan : Sewon 4) Jumlah anggota : 35 orang 5) Telepon / hp : 089-701-705-17 6) Tanggal pembentukan : 30-10-2015 e. Struktur Organisasi Ketua Sekretaris Bendahara Seksi-seksi Anggota Gambar 3. Struktur Organisasi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Fungsi dan tugas struktur organisasi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) sebagai berikut : 66 1) Ketua KBI-MP mempunyai tugas : a) Surat menyurat b) Kearsipan c) Pengadaan ekspedisi d) Pendapatan anggota e) Infentaris kekayaan kelompok 2) Bendahara KBI-MP mempunyai tugas : a) Membantu ketua dalam pengelolaan keuangan meliputi : (1) Menghimpun dan menyimpan uang (2) Mengeluarkan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ada 3) Sekretaris KBI-MP mempunyai tugas : a) Surat menyurat b) Kearsipan c) Pengadaan ekspedisi d) Pendapatan anggota e) Infentaris kekayaan kelompok f) Melakukan tugas lain yang diberikan ketua g) Sekretaris dalam melakukan tugas bertanggung jawab langsung pada ketua kelompok 4) Anggota KBI-MP mempunyai hak sebagai berikut : a) Mendapatkan pelayanan dari pengurus sesuai aturan b) Mengeluarkan pendapat saat rapat anggota c) Berhak dipilih dan memilih menjadi pengurus 67 f. Susunan pengurus Jumlah anggota dan pengurus didalam kelompok budidaya ikan mina persada bisa dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Susunan pengurus No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jamaludin Tri Sukamto Kartijo Yanuar ainurido Oki subianto Nanang Anang sulitiyanto Sugeng Sehono Bandawi Sugeng prihatin Nurhidayat Ari yulianto Ardi suroto Supriyadi Wintoro Sukadik Supardi Harjono Susanto Rokiban Rachmat Jumian Zufi r Amin Fathur rohman Kharis Paimin Mustofa Kaeri Mudasir Wahyudi Dirjo suwito Bayu Ngadiyono Umur (th) 49 33 35 21 32 23 30 50 55 55 37 44 29 32 51 25 50 44 52 38 55 41 49 27 30 40 46 65 38 68 62 44 54 38 56 68 Jabatan Ketua Sekretaris Bendahara Humas Humas Humas Humas Pengairan Pengairan Pengairan Pengairan Pengawas ikan Pengawas ikan Pengawas ikan Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan Listrik Listrik Perlengkapan Perlengkapan Perlengkapan Perlengkapan Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Alamat Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Ds.Pacar Sumber : Arsip Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (2015) Susunan pengurus menunjukkan bahwa semua anggota Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada adalah warga Desa Timbulharjo, seluruh pengurus adalah seorang laki-laki dan tidak terdapat anggota kelompok seorang wanita. Awalnya anggota Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada berjumlah 18 orang tetapi seiring berjalannya waktu anggota kelompok bertambah menjadi 35 orang dikarenakan bertambahnya minat dan kemauan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. g. Karakteristik kelompok Karakteristik pengurus dan anggota kelompok kelompok budidaya ikan mina persada (KBI-MP) bisa dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Karakteristik Mina Persada No. Nama Umur (th) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jamaludin Tri Sukamto Kartijo Sugeng prihatin Ardi Ari yulianto Ngadiyono Yanuar ainurido Oki subianto Susanto Ngudasir Wahyudi Dirjo suwito Sugeng Supriyadi Nurhidayat Paimin Ardi suroto 49 33 35 37 21 29 56 21 32 38 62 44 54 50 51 44 65 32 69 Pekerjaan Petani Wiraswasta Petani Petani Buruh Petani Petani Buruh Buruh Buruh Petani Petani Petani Petani Petani Buruh Buruh Buruh 19 Jumian 49 Petani 20 Kaeri 68 Petani 21 Sugeng panuti 55 Petani 22 Amin 30 Petani 23 Nanang 23 Wiraswasta 24 Wintoro 25 TNI 25 Rokiban 55 Petani 26 Rachmat 41 Petani 27 Sukadik 50 Buruh 28 Supardi 44 TNI 29 Bayu 38 Buruh 30 Anang sulitiyanto 30 Buruh 31 Fathur rohman 40 Petani 32 Kharis mustofa 46 Petani 33 Harjono 52 Petani 34 Zufi 27 Buruh 35 Bandawi 55 Petani Sumber : Arsip Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (2015) Berdasarkan tabel diatas, pengurus dan anggota Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada mempunyai kelompok dengan umur dan pekerjaan yang beragam. Anggota kelompok dengan umur yang termuda adalah 21 tahun dan tertua adalah 65 tahun. Keragaman ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam kelompok cukup tinggi yaitu dari masyarakat kaum muda dan orang tua mempunyai keinginan dan kemauan yang tinggi untuk menyejahterakan kehidupannya. Akan tetapi dari segi pengalaman dan pengetahuan tentang budidaya ikan masih terbatas. Anggota yang tergolong orang tua memiliki pengalaman yang banyak tentunya dibandingkan dengan yang muda akan tetapi dari segi kemauan dan semangat dan mobilitas terbatas. Sebagian besar anggota bekerja sebagai petani 20 orang, 11 orang bekerja buruh, 2 orang bekerja sebagai TNI, 2 orang bekerja sebagai wiraswasta. 70 B. Hasil Penelitian Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) sesuai dengan kepengurusan yang sudah terdaftar di pemerintahan (dinas perikanan) berjumlah 35 orang yang meliputi 24 pengurus dan 11 anggota. Peneliti melakukan penelitian di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) melalui proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP), faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP), dampak pemberdayaan terhadap perekonomian anggota. Kelompok Melalui Budidaya Ikan Mina Persada menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkembang khususnya dalam menciptakan kemandirian dalam bidang usaha budidaya ikan mina persada. 1. Proses pemberdayaan di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada terbentuk pada tanggal 30 oktober 2015. Kelompok ini menekankan pada kemauan maupun kemampuan yang diperoleh oleh individu, kelompok, organisasi maupun masyarakat bertujuan untuk memahami dan mengendalikan aspek ekonomi, sosial, maupun bidang politik sehingga derajat hidup dan kehidupan menjadi lebih meningkat. Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan pemberdayaan, yang akan diperoleh tetapi bukan lebih tujuan jauh lagi akhir adalah dari proses bagaimana memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk memecahkan 71 berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh kelompok maupun individu untuk mencapai kemandirian bersama. Oleh karena itu Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melakukan usaha yang penting dalam kehidupan yaitu penyadaran, pengkapasitasan, dengan cara transformasi pengetahuan dan keterampilan sesuai kebutuhan, serta pendayaan. a. Proses penyadaran Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada Pada awal pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada ini dirintis oleh Bapak Jamaludin Suwito, Tri Sukamto, dan Kartijo mereka mengumpulkan sebagian masyarakat yang setuju dengan pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada dan berkomitmen menjadi anggota kelompok mereka bersosialisasi tentang pentingnya kegiatan pemberdayaan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya kelompok. Perintis Bapak Jamaludin Suwito, Tri Sukamto, dan Kartijo mereka menyadarkan masyarakat untuk menyadari kondisi kehidupan mereka dan mampu mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Harapan perintis adalah untuk menyejahterakan masyarakat desa khususnya petani dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Setelah berdiskusi dan bersosialisasi tentang peningkatan pemberdayaan terhadap masyarakat desa, sebagian masyarakat terbuka dan setuju untuk ikut serta membentuk suatu kelompok pembudidaya ikan air tawar. Perencanaan pembentukan kelompok mengikutsertakan 72 masyarakat yang berminat menjadi bagian dari kelompok. Kelompok yang diberinama Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada membuka kesempatan bagi masyarakat untuk ikut serta menjadi anggota kelompok dan ikut berpartisipasi membudidaya ikan air tawar. Perencanaan meliputi penyusunan kepengurusan dan membagi tugas serta wewenang dan merencanakan tugas anggota kelompok. Kepengurusan kelompok semuanya dilakukan oleh laki-laki dan anggota berusia antara 21-65 tahun. Anggota kelompok memiliki pekerjaan utama masing-masing dan belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang budidaya ikan air tawar. Kemudian berkonsultasi dengan PPL Kecamatan Sewon untuk mendapatkan informasi prosedur pembuatan proposal pengajuan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yang disetujui oleh Kepala Desa (pihak desa) dan petugas penyuluhan lapangan (PPL) Kecamatan Sewon agar kelompok secara legalitas tercatat di Dinas Perikanan Bantul. Pada tanggal 30 oktober 2015 telah diadakan pembentukan kelompok budidaya ikan air tawar melalui musyawarah yang dihadiri oleh Arjuna Putra Perdana selaku Tenaga Kerja Sarjana 2015 pendamping dari DISNAKERTRANS Kabupaten Bantul, dan Ibu Endriyah SPKP selaku PPL Perikanan Kecamatan Sewon. Peserta rapat telah sepakat membentuk kelompok budidaya ikan air tawar yang diberi nama Kelompok Mina Persada. Sekertariat kelompok berada di Pacar RT 07 Timbulharjo, Sewon, Bantul. Pemerintah Desa 73 Timbulharjo resmi mengakui keberadaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Awal pembentukan KBI-MP jumlah anggota dan pengurus keseluruhan adalah 18 orang yaitu 9 pengurus dan 9 anggota. Akan tetapi sampai saat ini anggota kelompok keseluruhan adalah 35 orang yaitu 24 pengurus dan 11 anggota kelompok, dan jumlah anggota yang terdaftar di dinas perikanan adalah 35 orang anggota. b. Pengkapasitasan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada merupakan wadah bagi pengurus dan anggota dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam bidang budidaya ikan, harapannya dapat mencapai masyarakat yang mandiri dan mampu memanfaatkan peluang dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Upaya yang dilakukan oleh KBI-MP adalah dalam aspek meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dengan pengkapasitasan aspek permodalan. Pertama, sesuai dengan visi KBI-MP yakni meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok sebagai bagian dari masyarakat, tentunya dibutuhkan upaya-upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat dalam hal ini tentang budidaya ikan air tawar sehingga nantinya dapat fungsional bagi mereka. Keterlibatan dari 74 anggota dalam perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi sangat diharapkan agar tujuan kelompok sesuai dengan kebutuhan mereka dan bermanfaat bagi kehidupan. Keterlibatan anggota, pengurus sangat penting dalam menyatukan berbagai karakter dan pendapat agar tumbuh rasa kebersamaan dalam melaksanakan kegiatan kelompok sesuai dengan yang telah direncanakan dan disepakati yang tertuang dalam pasal-pasal kelompok. Seperti yang telah diungkapkan oleh ketua kelompok KBI-MP Bapak Js sebagai berikut : “Awalnya saya berfikir ada tanah milik desa yang tidak dimanfaatkan kemudian muncul keinginan saya untuk menjadikan lahan tersebut sebagai lahan kolam, kemudian saya mengumpulkan warga yang kiranya mau dan minat untuk ikut serta membentuk kelompok budidaya ikan dan mereka setuju untuk membentuk anggota kelompok budidaya ikan”. (CW1/Js/23/11/2016) Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak K selaku bendahara Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada : “Awalnya saya berdiskusi dengan Bapak Jamaludin tentang lahan yang kosong dan beliau ingin membangun kolam secara berkelompok dan saya setuju karena saya rasa amat disayangkan jika lahan kosong tidak digunakan apalagi peluang budidaya ikan dipasaran itu bagus”. (CW2/K/24/11/2016) Bapak Ts selaku sekretaris Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada juga menambahkan : “Saya awalnya juga diajak oleh Bapak Jamaludin dan Bapak Kartijo untuk membangun kolam budidaya ikan kelompok beliau menjelaskan tentang rencananya tersebut dan saya setuju untuk ikut serta karena saya piker sayang sekali mas jika ada lahan kosong tidak dipakai ”. (CW6/Ts/07/01/2017) 75 Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa pada perencanaan pembentukan kelompok awalnya dengan mengumpulkan sebagian masyarakat untuk bermusyawarah dan bersosialisasi pentingnya peningkatan pemberdayaan bagi masyarakat. Para perintis menyadari bahwa peluang sumber daya alam yang mendukung dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan sebagian masyarakat menyadari bahwa pemberdayaan memang sangat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga mereka bermusyawarah mengenai pembentukan kelompok budidaya ikan air tawar, tentang bagaimana sistem kerja serta pembagian tugastugas dan wewenang dalam kelompok. Berdasarkan hasil penelitian potensi alam di Dusun Pacar Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul adalah lahan pertanian dengan potensi air yang melimpah. Oleh karena itu budidaya ikan air tawar sangat cocok karena sumber daya alamnya sangat mendukung. Banyak masyarakat yang gemar memelihara ikan air tawar tetapi mengalami keterbatasan pengetahuan dan keterampilan mengenai budidaya ikan air tawar. Selain itu penghasilan masyarakat masih terbatas dan belum memaksimalkan potensi alam yang ada untuk mata pencaharian. Selain pertanian, membudidaya ikan sangat menjanjikan karena permintaan yang cukup tinggi terhadap ikan karena memiliki nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. 76 Perencanaan kegiatan mengikutsertakan seluruh pengurus dan anggota. Kelompok mengedepankan partisipasi aktif dalam seluruh kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengurus dan kelompok bersama-sama mengidentifikasi kebutuhan dalam kelompok, sehingga terjalinnya kerjasama. Pengurus memiliki misi ingin memajukan perikanan di Desa Timbulharjo khususnya di Dusun Pacar dan memberdayakan masyarakat khususnya para petani dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Pengurus dan anggota merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarganya akan tetapi semua anggota kelompok memiliki pekerjaan utama masing-masing. Kelompok telah berupaya dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan kelompok dalam memberdayakan pengurus dan anggotanya. Anggota memiliki kesempatan untuk ikut andil dalam pengambilan keputusan serta melaksanakan kegiatankegiatan kelompok. Bapak Ts selaku sekretaris mengungkapkan bahwa : “Usahanya ya dengan pertemuan rutin mas setiap bulan pada tanggal 5, kegiatan yang dilakukan ya kita membahas tentang kendala-kendala yang terjadi misalnya masalah ikan, pengairan,dan listrik atau apa. Pokoknya evaluasi tentang kegiatan budidaya ikan, tempat atau aula yang digunakan selalu dirumah ketua kelompok”. (CW3/Ts/25/11/2016) Bapak Js selaku anggota dari Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada juga menambahkan: 77 “Kami melakukan pertemuan rutin setiap bulan antara anggota dan pengurus untuk membahas hambatan yang kami hadapi dan kami mencari jalan keluar bersama-sama. Saat pertemuan terkadang juga dihadiri oleh ibu indri yang membantu kami beliau bekerja dari dinas pertanian, laporan bulanan juga dibuatkan oleh bu indri karena kami tidak bisa menggunakan komputer mas karena pendidikan kita sangat minim. Kita juga mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perikanan kabupaten mas”.(CW1/Js/23/11/2016) Bapak K juga menambahkan bahwa : “Usahanya dengan pertemuan rutin tiap bulan semua anggota dan pengurus dan saat pertemuan yang dibahas ya tentang kendala mas bagaimana keluh kesah dalam budidaya ikan ini. Kami juga terkadang aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas tentang budidaya ikan mas. Di pertemuan kelompok kita juga membayar kas bulanan 5000 rupiah setiap anggota mas”.(CW7/K/07/01/2017) Dari penjelasan Bapak K bahwa upaya yang dilakukan oleh kelompok adalah melakukan pertemuan rutin yang dilakukan setiap bulan yang di isi dengan berbagi pengalaman dan informasi penting tentang pelaksanaan dan pembayaran kas kelompok sebesar Rp.5.000,00 setiap anggota sesuai dengan kesepakatan diawal. Informasi tersebut memberikan wawasan baru bagi anggota dan menjadi sarana dalam memperoleh akses terhadap kekuatan dan kesempatan. Informasi tersebut tidak hanya didapat dari lisan saja tetapi menggunakan media internet, dan juga kadang dihadiri oleh Ibu Indri perwakilan dari dinas pertanian untuk memberikan penyuluhan. Penyuluhan yang diberikan tidak hanya mengenai pertanian tetapi juga tentang perikanan yaitu bagaimana memelihara ikan yang benar. Beliau membantu dalam kegiatan pembuatan laporan setiap kegiatan 78 untuk dilaporkan kepada dinas perikanan. Para anggota dan pengurus memiliki keterbatasan dalam hal pembuatan laporan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang teknologi seperti penggunaan komputer yang benar. Dalam kegiatan pertemuan tersebut kelompok juga membahas tentang kendala yang dihadapi oleh anggota kelompok maupun pengurus dapat dan didiskusikan bersama untuk mencari penyelesaian dari hambatan tersebut. Hal tersebut mereka lakukan dengan harapan akan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para anggota kelompok dan pengurus. Para anggota juga mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perikanan setempat guna untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Dari pengamatan peneliti peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam kelompok dilakukan dengan berbagai kegiatan, kegiatan tersebut sebagai langkah untuk mencapai tujuan bersama yang telah direncakan dalam kelompok. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diharapkan dapat merangksang pengurus dan anggota untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok dan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Hasil temuan menunjukkan pelaksanaan kegiatan kelompok yang dilakukan sebagai berikut : 79 1) Pertemuan rutin yang dilakukan pada tanggal 5 diisi dengan sharingsharing berbagi pengalaman, wawasan, informasi tentang budidaya, pembayaran khas wajib, dan evaluasi kelompok. 2) Pembesaran, dilakukan oleh seluruh anggota dan pengurus kelompok. memberi pakan ikan dengan pelet, tales, dan rumput sesuai dengan kebutuhan. 3) Pembibitan, dilakukan oleh masing-masing anggota atau pengurus kelompok sesuai kebutuhan karena setiap kolam pembibitan tidak dilakukan bersamaan. 4) Pemanenan, dilakukan oleh masing-masing anggota atau pengurus kelompok sesuai kebutuhan karena setiap kolam pembibitan tidak dilakukan bersamaan, tetapi proses pemanenan sering kali dibantu oleh pedagang ikan yang akan membeli ikan hasil panenan. 5) Melakukan pelatihan-pelatihan tentang budidaya ikan, kegiatan ini hanya diwakilkan oleh beberapa anggota saja. Dan kegiatan tersebut biasanya diadakan oleh dinas perikanan setempat. 6) Gotong royong atau kerja bakti yang berkaitan dengan kebutuhan anggota kelompok. Seperti kagiatan pembersihan rumput disekitar kolam sudah terlihat rimbun, pengecekan saluran air dan membuat gubuk pos ronda serta sistem penerangan kolam berupa lampu yang dinyalakan setiap malam. 7) Ronda yang dilakukan setiap hari untuk menjaga lingkungan budidaya, baik dari hama ataupun dari gangguan lain. 80 8) Pembagian kerja merupakan spesifikasi tugas-tugas individual yang dikerjakan secara kooperatif dan berkelompok serta dikoordinasikan agar mencapai hasil yang memuaskan. 9) Administrasi kerja yaitu mencatat hasil-hasil yang berkaitan dengan kegiatan budidaya ikan. Kedua, upaya yang dilakukan tidak terbatas dalam aspek peningkatan sumber daya manusia (SDM) melainkan pada aspek permodalan sebagai penunjang dalam pelaksanaan kegiatan. Seperti yang diungkapkan Bapak Js: “Awalnya kita menggunakan modal sendiri untuk membeli peralatan seperti membuat kolam 500 ribu dikali 18 kolam, peralon, bibit ikan dan pakan, semua dana berasal dari anggota. Tetapi nanti uang tersebut akan diganti dengan hasil panen. Kalau hasil bagi panen itu sendiri 5% untuk pengurus, 80% untuk anggota, 5% masuk kas/modal kelompok lagi, 5% dana sosial, 5% dana pendampingan ada juga bantuan dari pemerintah mas 100 juta tetapi bentuk barang seperti peralon, ikan, semen, kan pas awal membuat kolam dengan dana sendiri kolamnya belum di cor seperti sekarang”.(CW1/Js/23/11/2016) Hal tersebut didukung oleh pengungkapan dari Bendahara Bapak K, sebagai berikut : “Awalnya anggota hanya 18 orang dan dana yang digunakan untuk membuat kolam semua dari anggota. Kemudian anggota kelompok bertambah dan kami harus menambah kolam sehingga kami mengajukan proposal kepada pemerintah terkait dan BPP (balai penyuluhan pertanian) memberikan bantuan sebesar 100 juta tetapi tidak berupa uang hanya berupa barang dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kolam baru, peralon, ikan, semen, pasir, berupa uang hanya untuk membayar tukang”. (CW2/K/24/11/2016) 81 Bapak Ts menambahkan : “Sumber dana ya ada bantuan dari pemerintah 100 juta tetapi berupa barang, ada juga dari kelompok mas khas tiap bulan 5000 rupiah, kemudian kalo mau pembibitan baru dananya ya dari pengajuan proposal ke dinas terkait mas. Kalo dulu awalawal ya pakai dana sendiri mas individu kelompok”. (CW3/Ts/26/11/2016) Bantuan dari BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) sebesar 100 juta tetapi tidak dalam bentuk uang dalam bentuk barang kebutuhan untuk membuat kolam tambahan seperti semen, peralon, pasir, dll. Bantuan tersebut dibagi rata kepada semua anggota tambahan yaitu dimana anggota tambahan adalah 17 orang, yang awalnya 18 orang dalam kelompok menjadi 35 orang. Awal pembuatan kolam hanya ada 4 kolam besar yang digunakan oleh 18 orang sekarang kolam menjadi bertambah yaitu 12 kolam besar dan 11 kolam kecil, kolam besar berukuran 6x8m sedangkan kolam kecil 3x4m. Dimana kolam besar diurus oleh 2 orang dan kolam kecil diurus oleh 1 orang. Pengurus kolam tersebut bertanggung jawab untuk mengurus budidaya ikan yaitu dari pembibitan, memberikan pakan, pembesaran serta panen. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sp : “Awalnya hanya 4 kolam besar saat anggota kelompok hanya 18, kemudian sekarang kolam ada 23 yaitu dimana ada 12 kolam besar dan 11 kolam kecil. Kolam kecil berukuran 3x4m kalau besar 6x8m. Kolam kecil diurus/yang bertanggung jawab oleh 1 orang anggota dan kolam besar diurus oleh 2 orang anggota kelompok”. (CW4/Sp/28/11/2016) 82 Bapak Ts selaku sekretaris juga mengungkapkan bahwa: “Kalau dulu awal-awal mas kolam hanya 4 yang besar dan anggota hanya 18, kalau sekarang Alhamdulillah udah tambah jadi 23 kolam 12 besar dan 11 kecil mas. Ya kalo ukurannya yang kecil 3x4 meter yang besar 6x8 meter”.(CW6/Ts/05/01/2017) Hal tersebut sama halnya dengan yang diungkapan oleh Bapak K selaku Bendahara Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yaitu : “Alhamdulillah sekarang udah lumayan banyak kolamnya mas,ada 23 kolam. Yang besar ada 12 yang kalau yang kecil hanya 11 mas. Kalau dulu pas awal hanya ada 4 kolam saja”.(CW7/K/07/01/2017) Perencanaan program kerja di dalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada mengikutsertakan anggota seluruh kepengurusan baik anggota ataupun pengurus dalam merencanakan kegiatan kelompok, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan evaluasi kelompok. Pertama upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yakni dari segi peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang ada dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dari Dinas Perikanan setempat dan pertemuan rutin bulanan, konsultasi dengan Ibu Indri untuk mendapatkan informasi baru serta berbagi pengalaman/sharing-sharing dengan sesama anggota kelompok saat pertemuan atau di lokasi budidaya ikan. Tujuannya agar setiap individu kelompok dapat meningkatkan kinerja, kemandirian, serta semakin percaya diri terhadap kemampuan yang mereka miliki. Kedua, membantu anggota dari aspek permodalan dan bantuan dana untuk pengembangan modal usaha yaitu budidaya ikan. Modal 83 awal pembuatan kolam ikan berasal dari dana pribadi seperti untuk pembuatan kolam, beli peralon, beli pasir, beli semen, ikan, pakan ikan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota kelompok memiliki kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evalusi kelompok. proses pemberdayaan yang dilakukan didalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yaitu melalui penyadaran, transformasi pengetahuan dan keterampilan serta pendayaan dan memberi peluang dalam mencapai kemandirian. Upaya dalam kelompok dari aspek peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan aspek permodalan. c. Pendayaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari dapat diterapkan sehingga mampu bekerja untuk dirinya sendiri dan dapat menciptakan peluang kerja bagi masyarakat. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada memberikan daya dan peluang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Memberikan daya seperti peningkatan kesadaran dan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai masyarakat yang mandiri. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) memberikan peluang kepada pengurus dan anggota dalam mengakses informasi, pasar, dan dunia usaha. Bapak K menambahkan : “Jelas ada, pihak desa meminjami lahan mas untuk dijadikan lahan kolam dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu 84 rupiah permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Mereka juga menyediakan mesin sedot/diesel sehingga kalau kita sedang panen jadi gampang buang airnya mas, misalnya kalau ada informasi tentang pelatihan ya juga ngasih tau kelompok mas”.(CW2/K/24/11/2016) Seperti pengungkapan Bapak Ts sebagai berikut : “Pihak desa sangat mendukung adanya keberadaan kelompok ini dan memberikan kemudahan kaitannya dalam pengembangan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada contohnya mereka menyewakan lahan dengan harga murah dan meminjami mesin diesel untuk panen mas jadi gampang nyedot airnya”(CW3/Ts/28/11/2016). Seperti yang Bapak Js ungkapkan : “Pihak desa meminjami lahan untuk dijadikan lahan kolam dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu rupiah permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Jadi kan ukuran kolam kita 12 meter sehingga setiap anggota harus membayar biaya sewa 1 kolam sebesar 12 ribu rupiah per tahunnya”. (CW1/Js/23/11/2016) Bapak Js menjelaskan bahwa kelompok melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti dengan pihak Desa Timbulharjo, Dinas Perikanan, penyedia pakan ikan, pedagang ikan. Adapun dengan pihak desa timbulharjo yang telah meminjami lahan untuk dijadikan lahan kolam budidaya, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Sewon dalam memberikan informasi penting bagi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Kerjasama ini memberikan peluang bagi kelompok agar lebih mudah mengakses informasi dan dunia pasar. Dan Bapak K menambahakan bahwa pihak desa juga menyediakan mesin sedot 85 air/diesel yang dapat digunakan pada saat proses pemanenan ikan hasil budidaya. 2. Faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, didalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada ditemukan beberapa hal faktor penghambat. Karakter dan pemikiran anggota yang berbeda-beda, terkadang menjadi penghambat dalam perkembangan kelompok, rasa egois dan malas masih sering dijumpai dalam diri anggota kelompok, sehingga kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Bapak Ts selaku sekretaris kelompok mengungkapkan bahwa : “Anggotanya kan ada banyak mas jadi kadang banyak pendapat yang berbeda-beda, tetapi kami selaku pengurus harus bisa menengahinya mas”.(CW6/Ts/07/01/2017) Bapak K mengungkapkan bahwa : “Karakter masyarakat kan beda-beda kalau ngasih pendapat juga beda kadang jadi perselisihan mas, saya jadi bendahara juga harus netral dan tidak membenarkan siapapun”.(CW7/K/07/01/2017) Bapak Js juga menambahkan bahwa : “Anggotanya kan ada banyak mas jadi kadang banyak pendapat, kadang si A tidak setuju dengan pendapat si B sehingga kadang terjadi selisih antara anggota mas, tetapi kami dapat mengatasinya”. (CW1/Js/23/11/2016). 86 Dari pengungkapan Bapak Js menjelaskan bahwa karakter dapat menjadi faktor penghambat. Selain karakter juga ada faktor lain yaitu kurangnya kesadaran anggota kelompok untuk merawat kolam hal ini terjadi karena anggota memiliki kegiatan dan pekerjaan utama sehingga terkadang kurang memperhatikan kondisi kolam mereka sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Bapak K bahwa : “Hambatannya ya, perbedaan pendapat mas dan saat pertemuan rutin gitu tidak semua anggota berangkat. Jumlah anggota kan 35 mas tapi kadang yang hadir hanya 30 atau bahkan terkadang kurang dari 30 orang. Masalahnya semua anggota memiliki pekerjaan utama masing-masing jadi kadang tidak sempat datang” (CW2/K/24/11/2016). Bapak Ts mengungkapkan bahwa: “Hambatannya saat pertemuan tidak semua anggota datang jadi kalau ada informasi penting kadang ketinggalan mas, soalnya kadang pada sibuk mas jadi nggak semuanya datang”.(CW6/Ts/07/01/2017) Bapak Sp selaku anggota kelompok juga menambahkan bahwa: “Faktor penghambat kegiatan ya itu kadang kalo ada kumpulan/rapat kadang ada yang tidak datang mas. Kadang hujan saat pertemuan, air juga kadang macet. Kalo dari faktor dana ya apabila mau beli pakan ikan tetapi kendala dana belum ada. Hama juga kadang menyerang sehingga banyak ikan yang mati. Itu juga mas kalo ikan tidak dijaga tu kadang ada burung bangao yang mencuri ikan”. (CW4/Ps/28/11/2016). Bapak Sp mengungkapkan bahwa faktor perawatan yang belum maksimal. Kondisi volum air yang kurang penuh/kurang air dan irigasi yang belum memenuhi syarat pengairan yang bagus. Permasalahan 87 tersebut perlu diselesaikan dengan tepat, misalnya dengan memeriksa kolam budidaya setiap hari agar tidak terjadi permasalahan. Dari hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan budidaya ikan adalah cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan, beragam karakter dan pendapat sebagian anggota yang terkadang berbeda, dana yang belum lancar sering menghambat dalam proses pengelolaan kelompok, pemahaman anggota yang tentang budidaya ikan yang masih rendah dan perawatan ikan yang belum maksimal. Berdasarkan hasil penelitian di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada terdapat beberapa faktor pendukung. Anggota memiliki semangat dan kemauan untuk maju, saling bekerjasama, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Pengurus dan anggota kelompok berinteraksi dan bekerjasama dalam usaha mencapai keberhasilan kelompok. Karena hal tersebut adalah syarat menjadi anggota kelompok, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Js sebagai berikut : “Syarat utamanya ada kemauan untuk maju mas, dan juga bersedia mengikuti dan mentaati aturan. Yang penting mau aktif mas” (CW1/Js/23/11/2016). Bapak K juga menambahkan bahwa : “Faktor pendukungnya seperti pihak desa memberikan lahan, airnya juga melimpah, semangat dari anggota juga sangat baik menurut saya mas”(CW2/K/24/11/2016) 88 Berbeda lagi dengan yang diungkapkan oleh Bapak Sp selaku anggota yaitu : “Kalau menurut saya faktor pendukungnya ya dari pemerintah memberikan fasilitas berupa bantuan mas sehingga kegiatan berjalan dengan lancer. Dari pihak Desa juga memberikan / menyediakan lahan”(CW4/Sp/28/11/2016). Berdasarkan hasil wawancara diatas faktor pendorong dalam pelaksanaan kegiatan kelompok merupakan syarat utama yang menjadi bagian dari Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yaitu memiliki kemauan untuk maju. Pengurus dan anggota semakin terdorong untuk giat dalam usaha mendapatkan hasil yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian faktor pendorong pelaksanaan kegiatan kelompok adalah memiliki kemauan untuk maju, memiliki semangat untuk mencapai keberhasilan, bersedia terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama dengan anggota lain, sebagian besar anggota gemar memelihara ikan. Disamping itu sumber daya alam (SDA) yang sangat mendukung pelaksanaan kegiatan budidaya seperti tersedianya lahan yang luas, sumber air yang melimah dan semangat untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Faktor pendukung lain juga sangat mempengaruhi kegiatan budidaya seperti dorongan dari aparat desa setempat yang telah menyediakan lahan untuk dijadikan kolam ikan. Donatur yang sesekali memberikan bibit ikan baru untuk dibudidaya di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. 89 3. Dampak pemberdayaan terhadap perekonomian anggota di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Berdasarkan hasil penelitian pemberdayaan melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada ini memiliki dampak positif bagi seluruh anggota dan pengurus kelompok sebagai bagian dari masyarakat. Dari segi ekonomi dapat menambah penghasilan atau pendapatan keluarga melalui budidaya hasil panen ikan yang dijual. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak hanya berhenti saat pengurus atau anggota kelompok menerima saja tetapi kelompok harus membuat laporan bulanan tentang kegiatan yang dilakukan didalam kelompok. Sehingga pemerintah/dinas terkait mengetahui perkembangan usaha dari Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) sekaligus sebagai pertanggung jawaban kepada kelompok dan pemerintah. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak Sp selaku anggota kelompok : “Manfaatnya menurut saya bagus mas, bisa menambah pengalaman, silaturahmi, nambah teman dan tentunya menambah pendapatan anggota, dampak untuk masyarakat juga ada mas misalnya kadang ada yang tanya tentang budidaya ikan menanyakannya kepada para anggota sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat” (CW4/Ps/28/11/2016). Bapak Ry selaku anggota masyarakat yang tinggal didekat kolam yaitu : ”Saya tahu tentang budidaya ikan tersebut mas, dan menurut saya dampaknya untuk anggota ya bagus tentunya bisa menambah pendapatan anggota, kalo dampak untuk saya pribadi selaku masyarakat ya mungkin bisa menjadi motivasi saya untuk 90 mencapai kesuksesan misalnya dengan budidaya ikan mas”. (CW5/Ry/28/11/2016) Bapak Ts mengungkapkan bahwa : “Dampak yang saya rasakan sejak jadi anggota ya itu mas ada penambahan pendapatan saat panen, saya juga jadi tahu bagaimana membudidaya ikan yang baik.”(CW6/Ts/07/01/2017) Bapak Ts menambahkan bahwa dampak yang dirasakan sejak menjadi anggota kelompok yaitu tidak hanya menambah penghasilan akan tetapi dari segi pendidikan juga menambah pengalaman dan wawasan khususnya tentang budidaya ikan. Mengikuti pelatihan budidaya ikan yang diadakan oleh Dinas Perikanan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Kelompok terbuka dalam membina masyarakat dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya ikan, sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis dan memberikan motivasi untuk mencapai kesuksesan. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa budidaya ikan juga bermanfaat tidak hanya bagi anggota dan pengurus kelompok saja akan tetapi juga dirasakan oleh masyarakat setempat khususnya yang tinggal dekat dengan kolam ikan. Masyarakat juga ikut merasakan hasil panen, apabila panen dilakukan biasanya kelompok membagi sedikit hasil panen kepada warga yang tinggal dekat dengan kolam. Hal ini dilakukan untuk menjalin hubungan yang harmonis antara kelompok dengan warga masyarakat karena masyarakat juga turut serta dalam mengawasi kolam misalnya dari gangguan burung atau dari gangguan lainnya. Seperti yang 91 diungkapkan oleh Bapak Ry selaku masyarakat yang tinggal didekat dengan kolam budidaya : “Manfaatnya untuk masyarakat khususnya saya ya ada mas misalnya kalo panen saya sering dikasih ikan jadi kan saya juga menikmati hasil dari panen mas, karena dengan tidak sengaja saya ikut andil dalam mengawasi kolam mas. Lha orang kolam ada di depan rumah saya jadi setiap saat saya dapat mengawasi. Budidaya ini bagus karna juga sebagai lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat” (CW5/Ry/28/11/2016) Seperti yang diungkapkan oleh Bapak K selaku masyarakat : “Manfaat lain bagi masyarakat ya ada mas misalnya kan kalo panen masyarakat bisa membeli ikan dengan harga terjangkau. Kalau membeli dipasar harganya kadang sudah tinggi karena sudah melewati pengepul dan pedagang mas”(CW2/K/24/11/2016) Seperti pengungkapan Bapak Js bahwa : “Dampaknya bagi masyarakat khususnya yang dekat dengan kolam ya mereka ikut merasakan kalau pas panen kelompok kadang member sedikit ikan untuk tetangga yang dekat kolam mas ” (CW1/Js/23/11/2016). Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada terbuka bagi masyarakat yang ingin menambah pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya ikan air tawar sehingga muncul kelompok budidaya ikan yang baru sehingga akan tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dari segi sosial selain dampak diatas budidaya ikan ini juga berdampak bagi masyarakat salah satunya adalah terjalinnya silaturahmi yang baik antar anggota masyarakat dengan cara menjual ikan hasil panen dengan harga yang terjangkau sehingga semua anggota masyarakat dapat mengkonsumsi makanan tinggi protein dengan harga yang terjangkau. 92 Dari hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa dampak pemberdayaan budidaya ikan mina persada ini dari segi ekonomi adalah sebagai berikut : a. Bagi anggota dan pengurus kelompok, menambah pendapatan dan membantu ekonomi keluarga, memberikan motivasi usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru. b. Bagi masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil khususnya dalam hal konsumsi ikan masyarakat dapat membeli ikan dengan harga terjangkau sehingga menghemat pengeluaran masyarakat setempat. Tidak hanya itu masyarakat yang dekat dengan kolam terkadang juga mendapatkan ikan hasil panen yang diberikan secara gratis oleh kelompok. C. Pembahasan 1. Proses Pemberdayaan di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Peneliti melakukan penelitian pelaksanaan pemberdayaan masyarakat khusunya anggota Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Dari hasil penelitian budidaya ikan air tawar merupakan suatu usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Timbulharjo khususnya Dusun Pacar. Menurut Sumodiningrat dalam Ambar teguh, (2008: 78) istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah empowerment yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “pemberkuasaan” kepada masyarakat yang lemah. 93 Istilah empowerment itu benar tetapi tidak tepat, pemberdayaan yang dimaksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Artinya suatu usaha untuk memberikan daya atau meningkatkan daya. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelompok menjadi wadah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan, membuka jaringan baru, memberikan peluang bagi individu untuk berkembang dan memiliki kemampuan bertindak sendiri sesuai keinginan (mandiri). Menurut Winarni dalam Ambar Teguh, (2008: 79) inti dari pemberdayaan masyarakat adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), terciptanya kemandirian. Artinya, pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemmpuan, akan tetapi masyarakat yang memiliki daya msih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian. Tujuan yang ingin dicapai dari Pemberdayaan Budidaya Ikan Mina Persada adalah membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian dalam berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan (Ambar Teguh Sulistiyani, 2008:80). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan perilaku yang positif dari anggota kelompok dan pengurus. Secara partisipatif saling berinteraksi, membantu permasalahan anggota lain, serta membina masyarakat dengan cara memberikan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dalam 94 kehidupan sehari-hari. Dalam pertemuan rutin, bersama-sama mengevaluasi pelaksanaan kegiatan kelompok dan berbagi pengalaman. Hal ini menunjukkan kelompok memiliki kesadaran tentang keadaan yang dialaminya dan berusaha menyelesaikan permasalahannya. Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari partisipasi masyarakat, partisipasi masyarakat meliputi keikutsertaan masyarakat dalam proses mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi dan potensi di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternativ atau solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi (Isbandi Rukminto Adi, 2008:111). Pada awal perencanaan pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada dilakukan sosialisasi dengan mengumpulkan sebagian anggota masyarakat untuk berdiskusi bersama. Artinya dalam perencanaan pembentukan kelompok mengikutsertakan partisipasi dari masyarakat. Bapak Js, Bapak K, Bapak Ts mengumpulkan sebagian masyarakat untuk berdiskusi bersama tentang pembentukan kelompok. Perintis memiliki tujuan untuk melakukan suatu pemberdayaan khususnya petani untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia dilingkungan desa. Perintis mengundang sebagian masyarakat untuk berkumpul dirumah Bapak Js dalam rangka sosialisasi dan memberikan kesadaran dan realitas tentang keadaan mereka. Hal ini sesuai dengan teori 95 Agung Prihantoro dan Fuad Arif Fudiyartanto (2006:284) mengemukakan “Manusia mengembangkan kemampuannya untuk memahami secara kritis cara mereka mengada dalam dunia dalam mereka mengemukakan diri sendiri, mereka akan memandang dunia bukan sebagai realitas yang statis, tetapi sebagian realitas berada dalam proses, gerak dan perubahan”. Pengurus, anggota belajar bersama-sama dan menjadi rekan yang melibatkan diri dan daya pemikiran kritis masing-masing individu. Pengurus dan anggota mengembangkan kemampuan untuk mengerti secara kritis dirinya sendiri dan keadaan mereka sehingga memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Berdiskusi bersama dan membahas tentang permasalahan yang sedang dihadapinya. Hasilnya perintis berhasil mengajak masyarakat untuk berperan dalam usaha pemberdayaan Budidaya khususnya melalui pembentukan Kelompok Ikan Mina Persada. Oleh karena itu, dalam rangka pemberdayaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melakukan usaha yang penting adalah penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan. Proses penyadaran, perintis menyadarkan masyarakat untuk menyadari kondisi kehidupan mereka dan mampu mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Harapan perintis adalah untuk menyejahterakan masyarakat desa khususnya petani dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Setelah berdiskusi dan bersosialisasi tentang peningkatan pemberdayaan terhadap masyarakat desa, sebagian masyarakat terbuka dan setuju untuk ikut serta membentuk suatu kelompok pembudidaya ikan 96 air tawar. Perencanaan pembentukan kelompok mengikutsertakan masyarakat yang berminat menjadi bagian dari kelompok. Proses pengkapasitasan melalui peningkatan sumber daya dan aspek permodalan. Dari pengamatan peneliti peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam kelompok dilakukan dengan berbagai kegiatan, kegiatan tersebut sebagai langkah untuk mencapai tujuan bersama yang telah direncakan dalam kelompok. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diharapkan dapat merangksang pengurus dan anggota untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok dan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Upaya yang dilakukan tidak terbatas dalam aspek peningkatan sumber daya manusia (SDM) melainkan pada aspek permodalan sebagai penunjang dalam pelaksanaan kegiatan. Modal awal pembuatan kolam ikan berasal dari dana pribadi seperti untuk pembuatan kolam, beli peralon, beli pasir, beli semen, ikan, pakan ikan. Bantuan dari BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) sebesar 100 juta tetapi tidak dalam bentuk uang dalam bentuk barang kebutuhan untuk membuat kolam tambahan seperti semen, peralon, pasir, dll. Bantuan tersebut dibagi rata kepada semua anggota tambahan yaitu dimana anggota tambahan adalah 17 orang, yang awalnya 18 orang dalam kelompok menjadi 35 orang. Awal pembuatan kolam hanya ada 4 kolam besar yang digunakan oleh 18 orang sekarang kolam menjadi bertambah yaitu 12 kolam besar dan 11 kolam kecil, kolam besar berukuran 6x8m sedangkan kolam kecil 3x4m. Dimana kolam besar diurus oleh 2 orang dan kolam 97 kecil diurus oleh 1 orang. Pengurus kolam tersebut bertanggung jawab untuk mengurus budidaya ikan yaitu dari pembibitan, memberikan pakan, pembesaran serta panen. Proses pendayaan seperti yang diungkapkan oleh Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (dalam jurnal berjudul upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan modal sosial, 2009: 29) pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari dapat diterapkan sehingga mampu bekerja untuk dirinya sendiri dan dapat menciptakan peluang kerja bagi masyarakat. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada memberikan daya dan peluang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Memberikan daya seperti peningkatan kesadaran dan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai masyarakat yang mandiri. Budidaya merupakan bentuk campur tangan manusia dalam meningkatkan produktivitas perairan. Manusia dengan kemampuannya untuk memelihara ikan ke dalam tempat dengan kondisi tertentu dengan menciptakan kondisi alam yang cocok bagi ikan. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) memberikan peluang kepada pengurus dan anggota dalam mengakses informasi, pasar, dan dunia usaha. Seperti pendapat Suparjan (2003:186) menyebutkan pendayaan yang komprehensif meliputi (a). pemberdayaan politik, (b).pemberdayaan ekonomi, (c).pemberdayaan social budaya. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada menekankan pada pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh untuk dimanfaatkan dan diterapkan dalam 98 kehidupan semakin berdaya. Proses pemberdayaan masyarakat hendaknya dilakukan secara bertahap. Menurut Suharto (dalam Alfitri 2011: 26-27) Pemberdayaan masyarakat harus berorientasi pada hasil yang ingin dicapai, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun social. 2. Faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, didalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada ditemukan beberapa hal faktor penghambat. Karakter dan pemikiran anggota yang berbeda-beda, menjadi penghambat dalam perkembangan kelompok, rasa egois dan malas masih sering dijumpai dalam diri anggota kelompok, sehingga kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Pemberdayaan masyarakat diberbagai bidang tidak terlepas dari berbagai hambatan yang menyertai. Menurut Jim Ife dalam azam awang (2016:62) Pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya, kesempatan, kosa kata, pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk berpartisipasi serta mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dari pengungkapan tersebut terlihat jelas bahwa pemberdayaan bukan sekedar menolong orang miskin agar menjadi tidak miskin. Tetapi lebih diarahkan kepada 99 peningkatan kemampuan masyarakat untuk mandiri, dapat mengendalikan masa depannya dan bahkan dapat mempengaruhi orang lain. Masyarakat dituntut untuk lebih sadar akan masalah yang dihadapi khususnya dalam pemberdayaan masyarakat. Dari hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan budidaya ikan adalah cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan, beragam karakter dan pendapat sebagian anggota yang terkadang berbeda, dana yang belum lancar sering menghambat dalam proses pengelolaan kelompok, pemahaman anggota yang tentang budidaya ikan yang masih rendah dan perawatan ikan yang belum maksimal. Anggota kelompok harusnya lebih meningkatkan keaktifan dan dapat menetralisir ego masingmasing misalnya dalam mengemukakan pendapat dan para anggota harus menerima pendapat dari anggota lainnya. Hal ini sesuai dengan teori menurut Watson dalam Adi (2008:259-575), bahwa kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial. Kendala tersebut adalah sebagai berikut : a. Kendala yang berasal dari kepribadian individu 1. Kestabilan 2. Kebiasaan (habit) 3. Hal yang utama (primacy) 4. Persepsi 100 5. Ketergantungan (dependence) 6. Superego 7. Rasa tidak percaya diri (self distrust) 8. Rasa tidak aman dan regresi (insecurity and regression) b. Kendala yang berasal dari system social 1. Komitmen 2. Budaya 3. Kepentingan kelompok 4. Hal yang bersifat sacral 5. Penolakan terhadap orang luar Peneliti sependapat dengan pernyataan Adi mengenai kendalakendala yang biasa terjadi dalam kelompok. Berdasarkan hasil penelitian di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada terdapat beberapa faktor pendukung. Anggota memiliki semangat dan kemauan untuk maju, saling bekerjasama, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Pengurus dan anggota kelompok berinteraksi dan bekerjasama dalam usaha mencapai keberhasilan kelompok. Karena hal tersebut adalah syarat menjadi anggota kelompok. Syarat untuk menjadi anggota kelompok tertuang dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) (Sumber: profil kelompok, 2015) yaitu : a. Warga negara indonesia b. Menyatakan diri untuk menjadi anggota KBI-MP 101 c. Mengisi dan menandatangani surat perjanjian bersedia mengikuti dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga d. Memiliki kartu anggota KBI-MP e. Bersedia aktif mengikuti kegiatan KBI-MP Dengan kata lain anggota telah memiliki memiliki semangat untuk maju dan ketersediaan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok demi tercapainya tujuan bersama disamping itu juga tersedianya sumber daya alam yang ada seperti lahan yang luas dan air yang melimpah. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gunawan Sumodiningrat (dalam Muhammad Vathul Aziz, 2008: 56) mengungkapkan beberapa indikator keberhasilan program pemberdayaan ekonomi, antara lain: 6) Berkurangnya jumlah penduduk miskin 7) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia 8) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya 9) Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok dan makin rapinya administrasi kelompok serta makin luasnya interaksi kelompok dengan masyarakat 10) Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhannya Menurut hasil penelitian faktor pendorong pelaksanaan kegiatan kelompok adalah memiliki kemauan untuk maju, memiliki semangat untuk mencapai keberhasilan, bersedia terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama dengan anggota lain, sebagian besar anggota gemar memelihara ikan. Disamping itu sumber daya alam (SDA) yang sangat mendukung pelaksanaan kegiatan budidaya seperti tersedianya 102 lahan yang luas, sumber air yang melimah dan semangat untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Faktor pendukung lain juga sangat mempengaruhi kegiatan budidaya seperti dorongan dari aparat desa setempat yang telah menyediakan lahan untuk dijadikan kolam ikan. Donatur yang sesekali memberikan bibit ikan baru untuk dibudidaya di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. 3. Dampak pemberdayaan terhadap perekonomian anggota di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) Berdasarkan hasil penelitian pemberdayaan melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada ini memiliki dampak positif bagi seluruh anggota dan pengurus kelompok sebagai bagian dari masyarakat. Dari segi ekonomi dapat menambah penghasilan atau pendapatan keluarga melalui budidaya hasil panen ikan yang dijual. Kelompok terbuka dalam membina masyarakat dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya ikan, sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis dan memberikan motivasi untuk mencapai kesuksesan. Peningkatan pengetahuan itu sendiri dengan cara mengikuti pelatihan budidaya ikan yang diadakan oleh Dinas Perikanan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa budidaya ikan juga bermanfaat tidak hanya bagi anggota dan pengurus kelompok saja akan tetapi juga dirasakan oleh masyarakat setempat khususnya yang tinggal dekat dengan kolam ikan. Masyarakat juga ikut merasakan hasil panen, 103 apabila panen dilakukan biasanya kelompok membagi sedikit hasil panen kepada warga yang tinggal dekat dengan kolam. Hal ini dilakukan untuk menjalin hubungan yang harmonis antara kelompok dengan warga masyarakat karena masyarakat juga turut serta dalam mengawasi kolam misalnya dari gangguan burung atau dari gangguan lainnya. 104 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada dapat ditarik kesimpulan beberapa hal yang berkaitan dengan temuan-temuan dilapangan sebagai berikut : 1. Proses pemberdayaan yang dilakukan didalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada meliputi penyadaran, pengkapasitasan, serta pendayaan. Perintis pembentukan kelompok melakukan sosialisasi dan diskusi bersama masyarakat tentang pentingnya pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan. Pemberdayaan yang dilakukan melalui peningkatan kesadaran masyarakat tentang kondisi yang dialami dan mampu meningkatkan apa yang seharusnya dilakukan, pembina dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang perikanan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan andragogi (cara belajar orang dewasa) sehingga mereka merasa dihargai dan merangsang untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pertama dalam peningkatan pendidikan, pembina, pengurus dan anggota kelompok bersama-sama saling belajar dan berinteraksi. Pengetahuan dan keterampilan individu dalam kelompok meningkat khususnya tentang budidaya ikan air tawar, sehingga mereka memiliki kesadaran untuk meningkatkan derajat hidupnya. 105 Anggota semakin mudah mengakses pasar, informasi dan modal sebagai penunjang pengembangan usaha, serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat. 2. Faktor penghambat pelaksanaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada diantarana cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan, karakter sebagian anggota terkadang menghambat dalam pengelolaan kelompok, rendahnya pemahaman anggota tentang budidaya dan perawatan ikan yang belum maksimal. Sedangkan faktor pendukung pelaksanaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada diantarana memiliki kemauan untuk maju, pengurus dan anggota memiliki semangat dan optimis untuk mencapai keberhasilan, adanya keterlibatan langsung dalam pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama antara pengurus dan anggota, adanya dukungan dari pihak desa dan pemerintah, ketersediaan lahan yang luas dan air yang cukup melimpah sehingga pengairan mudah. 3. Terdapat dampak postitif dari pelaksanaan pemberdayaan melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Adapun dampak tersebut adalah sebagai berikut : a. Bagi anggota dan pengurus kelompok, menambah pendapatan dan membantu ekonomi keluarga, memberikan motivasi usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru. b. Bagi masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil khususnya dalam hal konsumsi ikan masyarakat dapat membeli 106 ikan dengan harga terjangkau sehingga menghemat pengeluaran masyarakat setempat. Tidak hanya itu masyarakat yang dekat dengan kolam terkadang juga mendapatkan ikan hasil panen yang diberikan secara gratis oleh kelompok. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian mengenai pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yang telah diuraikan diatas, maka dapat diajukan beberapa saran yang berguna bagi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yaitu : 1. Bagi Pengurus Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) a. Pengurus hendaknya memahami lebih karakteristik masing-masing anggota agar dapat membantu kesulitan yang dihadapi. b. Pengurus perlu lebih keras lagi dalam memotivasi dan mendampingi anggota dalam pelaksanaan kelompok. 2. Bagi Anggota Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) a. Anggota hendaknya mengikuti setiap kegiatan kelompok dengan partisipatif agar mendapat hasil yang maksimal. b. Anggota secara aktif membantu dan memotivasi anggota lain untuk semangat dalam usaha budidaya ikan air tawar. 3. Bagi Masyarakat a. Masyarakat hendaknya lebih memiliki kesadaran untuk memanfaatkan potensi sekitar untuk meningkatkan pendapatan mereka. 107 b. Masyarakat perlu aktif untuk menimba ilmu kepada Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada agar mampu membentuk kelompok baru dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. 108 DAFTAR PUSTAKA Agung Prihantoro & Fuad Arif Fudiyartanto.(2009). Politik Pendidikan (Kebudayaan, Kekuasaan & Pembebasan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Alfitri. (2011). Community Development: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ambar Teguh Sulistiyani. (2008). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media. Andi Prastowo. (2011). Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-ruz Media. Azam Awang. (2010). Implementasi Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Pemberdayaan Pemerintah Desa. Bambang Cahyono. (2010). Budidaya Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisus. Cahyo Saparinto. (2008). Panduan Lengkap Gurami. Jakarta: Swadaya. Eddy Alfianto dan Evi Liviawati. (2011). Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta: Kanisus. Fredian Tonny Nasdian. (2014). Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia. Isbandi Rukminto Adi. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo Persada. John W.Creswell. (2012). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Martha Nurul Pranindika (2014). Analisis Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Di KPIMina Taruna Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Skripsi Yogyakarta. UGM. Totok, Mardikanto dan Soebianto, Poerwoko. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Moleong, Lexy J.(2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 109 Edi, Suharto. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung : Refika Aditama. Soelaiman Joesoef. (2012). Konsep dasar pendidikan luar sekolah.Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono.(2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV.Alfabeta. Suparjan H.S.(2008).Pengembangan Masyarakat.Yogyakarta: Aditya Media. Warkonah.(2011).Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Usaha Pertanian Bawang Merah di Desa Tegalgandu Wanasari, Brebes. Yogyakarta. Skripsi UIN. Zainal Arifin.(2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zubaedi.(2013).Pengembangan Masyarakat.Jakarta: Kencana. Yudan Hermawan dan Yoyon Suryono (2016). Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Program – Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Ngudi Kapinteran. Diakses dari http://journal.uny.ac.id/index.php/jppm pada tanggal 24 maret 2017. Pukul 13.53 WIB. 110 LAMPIRAN 111 Lampiran 1. Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI Dalam pengamatan (observasi) pelakasanaan pemberdayaan masyarakat melalui Budidaya Ikan Air Tawar KBI-MP Dusun Pacar, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul diantaranya : 1. Mengamati lokasi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui KBI-MP 2. Mengamati upaya yang dilakukan kelompok dalam mencapai tujuan bersama 3. Mengamati implementasi kegiatan di kelompok KBI-MP khususnya dalam usaha budidaya ikan air tawar 4. Mengamati faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan di KBIMP 5. Mengamati dampak pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui KBI-MP 6. Mengamati persiapan sarana dan prasarana dalam kegiatan pengelolahan ikan 7. Mengamati peningkatan keterampilan anggota kelompok dalam melaksanakan budidaya ikan 8. Mengamati perkembangan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan mina persada 112 Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi PEDOMAN DOKUMENTASI A. Melalui arsip tertulis 1. Profil KBI-MP, Profil KBI-MP yaitu meliputi : a. Nama lembaga, b. Alamat lembaga, c. No telepon, d. Status lembaga, e. Struktur organisasi/kepengurusan lembaga, f. Jumlah anggota, g. Identitas anggota, 2. Data monografi wilayah Desa Timbulharjo 3. Berita acara pembentukan kelompok pembudidaya ikan Mina Persada B. Foto 1. Foto pelaksanaan kegiatan kelompok pembudidaya ikan Mina Persada 2. Foto lingkungan KBI-MP dan unit usaha 3. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pemberdayaan 4. Foto kegiatan monitoring dan evaluasi 5. Foto anggota kelompok saat pertemuan rutin dan pembuatan laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan 113 Lampiran 3. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGURUS DAN PEMBINA 1. Identitas diri a. Nama Informan : b. Umur : c. Jabatan di KBI-MP : 2. Pertanyaan penelitian mengenai proses pemberdayaan yang dilakukan dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada ( KBI-MP ) ? a. Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? b. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? c. Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk ? d. Apakah terdapat legalitasnya ? e. Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? 3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? a. Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? b. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? 114 c. Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada (KBI-MP) ? d. Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti program budidaya ikan ? e. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan budidaya ikan Mina Persada ? 4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan budidaya ikan mina persada (KBI-MP) ? a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? c. Bagaimana pengurus mengatasi hambatan tersebut ? d. Bagaimana pemahaman anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? 115 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ANGGOTA 1. Identitas diri a. Nama Informan : b. Umur : c. Jabatan di KBI-MP : 2. Pertanyaan penelitian mengenai proses pemberdayaan yang dilakukan dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada ( KBI-MP ) ? a. Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada? b. Darimana sumber air yang digunakan untuk pengairan kolam? c. Jenis ikan apa saja yang dibudidaya ? d. Bagaimana sistem pemasaran dilakukan ? 3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? a. Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? b. Tiap berapa bulan biasanya panen dilaksanakan? c. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? d. Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok budidaya ikan ? 4. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan budidaya ikan Mina Persada ? 116 a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? c. Menurut anda apakah budidaya ikan merupakan salah satu upaya dalam pemberdayaan masyarakat ? d. Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok budidaya ikan ? 117 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ANGGOTA MASYARAKAT 1. Identitas diri a. Nama Informan : b. Umur : c. Jabatan di KBI-MP : 2. Pertanyaan penelitian mengenai proses pemberdayaan yang dilakukan dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada ( KBI-MP ) ? a. Apa yang anda ketahui tentang budidaya ikan mina persada ? b. Menurut anda apakah budidaya ikan merupakan salah satu upaya dalam pemberdayaan masyarakat ? c. Apakah budidaya ikan mina persada merupakan salah satu program utama yang diadakan untuk pemberdayaan masyarakat ? d. Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? 3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? a. Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? b. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? c. Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok budidaya ikan ? 118 4. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan budidaya ikan Mina Persada ? a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? 119 Lampiran 4. Hasil Wawancara HASIL WAWANCARA (CW 1) 1. Hari/tanggal : Rabu, 23 November 2016 2. Waktu : 10.00 – 10.40 WIB 3. Tempat : Rumah Bapak Js 4. Sumber : Bapak Js (Ketua KBI-MP) No. Pertanyaan Hasil Wawancara Kesimpulan 1. Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? Sebelum menjadi anggota kelompok masyarakat belum begitu tahu tentang budidaya ikan, tapi kalau sekarang ya lumayan soalnya sering ada pelatihan-pelatihan. Dengan adanya kelompok budidaya ini kelompok lebih terampil dalam budidaya ikan. 2. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar? Kami melakukan pertemuan rutin setiap bulan antara anggota dan pengurus untuk membahas hambatan yang kami hadapi dan kami mencari jalan keluar bersama-sama. Saat pertemuan terkadang juga dihadiri oleh ibu indri yang membantu kami beliau bekerja dari dinas pertanian, laporan bulanan juga dibuatkan oleh bu indri karena kami tidak bisa menggunakan komputer mas karena pendidikan kita sangat minim. Kita juga mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perikanan kabupaten mas. Upaya yang dilakukan dengan melakukan pertemuan rutin untuk evaluasi, mengikuti pelatihan dan belajar secara mandiri dari internet. 120 3. Kapan Awalnya saya berfikir ada kelompok tanah milik desa yang tidak budidaya ikan dimanfaatkan kemudian air tawar Mina muncul keinginan saya Persada untuk menjadikan lahan terbentuk? tersebut sebagai lahan kolam, kemudian saya mengumpulkan warga yang kiranya mau dan minat untuk ikut serta membentuk kelompok budidaya ikan dan mereka setuju untuk membentuk anggota kelompok budidaya ikan. Kemudian tanggal 30 oktober baru diresmikan. Pengkukuhan atau peresmian Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada pada tanggal 30 oktober 2015. 4. Apakah terdapat Tentu ada mas melalui surat legalitasnya ? keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Pemerintah Desa Timbulharjo resmi mengakui keberadaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. 5. Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? Pihak desa meminjami lahan untuk dijadikan lahan kolam dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu rupiah permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Jadi kan ukuran kolam kita 12 meter sehingga setiap anggota harus membayar biaya sewa 1 kolam sebesar 12 ribu rupiah per tahunnya. Dukungan dari aparat desa dengan memberikan fasilitas berupa lahan kosong dengan membayar sewa 1000 rupiah/meter. 6. Adakah peningkatan pendapatan anggota Tentu ada mas kan sebagian Terjadi kenaikan pendapatan hasil panen untuk anggota. anggota dengan budidaya Jadi ya lumayan bias untuk ikan air tawar. tambahan belanja istri. 121 kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? 7. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? Kalau dijadikan sebagai mata pencaharian utama/pekerjaan utama ya tentu saja tidak mas. Kalau untuk pekerjaan sampingan ya bagus. Dengan adanya kelompok budidaya ikan mina persada belum dapat menyejaterakan masyarakat. 8. Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada (KBIMP) ? Awalnya kan menggunakan modal sendiri untuk membeli peralatan seperti membuat kolam 500 ribu dikali 18 kolam, peralon, bibit ikan dan pakan, semua dana berasal dari anggota. Tetapi nanti uang tersebut akan diganti dengan hasil panen. Kalau hasil bagi panen itu sendiri 5% untuk pengurus, 80% untuk anggota, 5% masuk kas/modal kelompok lagi, 5% dana sosial, 5% dana pendampingan ada juga bantuan dari pemerintah mas 100 juta tetapi bentuk barang seperti peralon, ikan, semen, kan pas awal membuat kolam dengan dana sendiri kolamnya belum di cor seperti sekarang. Modal awal pembuatan kolam dengan modal individu. Sedangkan hasil bagi panen itu sendiri 5% untuk pengurus, 80% untuk anggota, 5% masuk kas/modal kelompok lagi, 5% dana sosial, 5% dana pendampingan ada juga bantuan dari pemerintah mas 100 juta tetapi bentuk barang seperti peralon, ikan, semen, dll. 9. Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti program budidaya ikan ? Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan Lebih mandiri mas, dan Anggota lebih mandiri bertanggung jawab tentunya dalam mengurus dan merawat kolam masingmasing. 10. Faktor pendukung utamanya ada kemauan untuk maju mas, dan juga bersedia mengikuti dan mentaati aturan. Yang penting mau 122 Faktor pendukung : adanya kemauan untuk maju Faktor penghambat : karakteristik anggota masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. aktif mas Kalau penghambatnya ya Anggotanya kan ada banyak mas jadi kadang banyak pendapat, kadang si A tidak setuju dengan pendapat si B sehingga kadang terjadi selisih antara anggota mas, tetapi kami dapat mengatasinya. 123 HASIL WAWANCARA (CW 2) 1. Hari/tanggal : Kamis, 24 November 2016 2. Waktu : 09.00 – 09.45 WIB 3. Tempat : Rumah Bapak Js 4. Sumber : Bapak K (Bendahara KBI-MP) No. Pertanyaan Hasil Wawancara Kesimpulan 1. Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? Sudah lumayan tahu Terjadi peningkatan cara merawat ikan pengetahuan dengan karena sering ada mengikuti Kelompok pelatihan-pelatihan. Budidaya Ikan Mina Persada 2. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar? Kami melakukan pertemuan rutin dan kita juga mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perikanan kabupaten mas. Upaya yang dilakukan dengan melakukan pertemuan rutin untuk evaluasi, mengikuti pelatihan dan belajar secara mandiri dari internet. 3. Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk? Awalnya saya berdiskusi dengan Bapak Jamaludin tentang lahan yang kosong dan beliau ingin membangun kolam secara berkelompok dan saya setuju . kalau peresmiannya tanggal 30 oktober 2015 Pengkukuhan atau peresmian Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada pada tanggal 30 oktober 2015. 4. Apakah terdapat Tentu ada mas melalui legalitasnya ? surat keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada suratnya ada di Bapak Js. Pemerintah Desa Timbulharjo resmi mengakui keberadaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan 124 Kelompok Budidaya Mina Persada. Ikan 5. Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? Jelas ada, pihak desa meminjami lahan mas untuk dijadikan lahan kolam dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu rupiah permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Mereka juga menyediakan mesin sedot/diesel sehingga kalau kita sedang panen jadi gampang buang airnya mas, misalnya kalau ada informasi tentang pelatihan ya juga ngasih tau kelompok mas. 6. Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? Tentu ada mas kan Terjadi kenaikan pendapatan sebagian hasil panen anggota dengan budidaya untuk anggota. ikan air tawar. Menurut saya tidak mas soalnya tidak cukup hanya mengandalkan ikan saja. Dengan adanya kelompok budidaya ikan mina persada belum dapat menyejaterakan masyarakat. Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada (KBI-MP) ? Awalnya anggota hanya 18 orang dan dana yang digunakan untuk membuat kolam semua dari anggota. Kemudian anggota kelompok bertambah dan kami harus menambah kolam sehingga kami mengajukan proposal kepada pemerintah terkait dan BPP (balai penyuluhan pertanian) memberikan bantuan Modal awal pembuatan kolam dengan modal individu. Sedangkan hasil bagi panen itu sendiri 5% untuk pengurus, 80% untuk anggota, 5% masuk kas/modal kelompok lagi, 5% dana sosial, 5% dana pendampingan ada juga bantuan dari pemerintah mas 100 juta tetapi bentuk barang seperti peralon, ikan, semen, dll. 7. 8. 125 Dukungan dari aparat desa dengan memberikan fasilitas berupa lahan kosong dengan membayar sewa 1000 rupiah/meter. Dan meminjami mesin sedot air/diesel. sebesar 100 juta tetapi tidak berupa uang hanya berupa barang dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kolam baru, peralon, ikan, semen, pasir, berupa uang hanya untuk membayar tukang 9. 10. Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti program budidaya ikan ? Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. Sosialisasinya lebih baik Anggota lebih mandiri mas soalnya sering bertemu dikolam. Faktor pendukungnya seperti pihak desa memberikan lahan, airnya juga melimpah, semangat dari anggota juga sangat baik menurut saya mas. Kalau hambatannya ya, perbedaan pendapat mas dan saat pertemuan rutin gitu tidak semua anggota berangkat. Jumlah anggota kan 35 mas tapi kadang yang hadir hanya 30 atau bahkan terkadang kurang dari 30 orang. Masalahnya semua anggota memiliki pekerjaan utama masingmasing jadi kadang tidak sempat datang 126 Faktor pendukung : adanya kemauan untuk maju Faktor penghambat : karakteristik anggota HASIL WAWANCARA (CW 3) 1. Hari/tanggal : Sabtu, 26 November 2016 2. Waktu : 12.40 – 13.10 WIB 3. Tempat : Rumah Bapak Ts 4. Sumber : Bapak Ts (Sekretaris KBI-MP) No. Pertanyaan Hasil Wawancara Kesimpulan 1. Bagaimana sudah bagus dan kompak keterampilan mas menurut saya. anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? Terjadi peningkatan pengetahuan dengan mengikuti Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada 2. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar? Upaya yang dilakukan dengan melakukan pertemuan rutin untuk evaluasi, mengikuti pelatihan dan belajar secara mandiri dari internet. 3. 4. Usahanya ya dengan pertemuan rutin mas setiap bulan pada tanggal 5, kegiatan yang dilakukan ya kita membahas tentang kendala-kendala yang terjadi misalnya masalah ikan, pengairan, listrik atau apa. Pokoknya evaluasi tentang kegiatan budidaya ikan, tempat atau aula yang digunakan selalu dirumah ketua kelompok Kapan kelompok Kalau tidak salah budidaya ikan air tanggal 30 oktober 2015. tawar Mina Persada terbentuk? Pengkukuhan atau peresmian Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada pada tanggal 30 oktober 2015. Apakah terdapat Legalitas ya ada mas Pemerintah Desa legalitasnya ? surat dari desa. Timbulharjo resmi mengakui keberadaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo 127 NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. 5. 6. 7. 8. Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? Pihak desa sangat mendukung adanya keberadaan kelompok ini dan memberikan kemudahan kaitannya dalam pengembangan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada contohnya mereka menyewakan lahan dengan harga murah dan meminjami mesin diesel untuk panen mas jadi gampang nyedot airnya Adakah peningkatan Ya lumayan mas untuk pendapatan anggota kegiatan saja. kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? Apakah budidaya Kalau menyejahterakan ikan bisa tidak tapi kalo menyejahterakan meningkatkan anggota ? pendapatan iya. Dukungan dari aparat desa dengan memberikan fasilitas berupa lahan kosong dengan membayar sewa 1000 rupiah/meter. Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada (KBI-MP) ? Modal awal pembuatan kolam dengan modal individu. Sedangkan hasil bagi panen itu sendiri 5% untuk pengurus, 80% untuk anggota, 5% masuk kas/modal kelompok lagi, 5% dana sosial, 5% dana pendampingan ada juga bantuan dari pemerintah mas 100 juta tetapi bentuk barang seperti peralon, ikan, semen, dll. mas khas Sumber dana ya ada bantuan dari pemerintah 100 juta tetapi berupa barang, ada juga dari kelompok tiap bulan 5000 rupiah, kemudian kalo mau pembibitan baru dananya ya dari pengajuan proposal ke dinas terkait mas. Kalo dulu awal-awal ya pakai dana sendiri mas individu kelompok 128 Terjadi kenaikan pendapatan anggota dengan budidaya ikan air tawar. Dengan adanya kelompok budidaya ikan mina persada belum dapat menyejaterakan masyarakat. 9. 10. Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti program budidaya ikan ? Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. Sekarang jadi tahu mas Anggota lebih mandiri cara merawat ikan tawar. Kadang pendapatnya Factor pendukung : adanya beda-beda terus pada kemauan untuk maju rebut mas Factor penghambat : karakteristik anggota 129 HASIL WAWANCARA (CW 4) 1. Hari/tanggal : Senin, 28 November 2016 2. Waktu : 10.00 – 10.15 WIB 3. Tempat : Kolam budidaya 4. Sumber : Bapak Sp (Anggota KBI-MP) No. 1. Pertanyaan Hasil Wawancara Mas awalnya hanya 4 kolam besar saat anggota kelompok hanya 18, kemudian sekarang kolam ada 23 yaitu dimana ada 12 kolam besar dan 11 kolam kecil. Kolam kecil berukuran 3x4m kalau besar 6x8m. Kolam kecil diurus/yang bertanggung jawab oleh 1 orang anggota dan kolam besar diurus oleh 2 orang anggota kelompok. Darimana sumber air Dari sumur bor disamping yang digunakan untuk kolam yang disedot dengan pengairan kolam? sanyo. Kolam berjumlah 23, dengan ukuran 3x4 ada 11 kolam dan ukuran 6x3 12 kolam. 3. Jenis ikan apa saja yang Pernah ikan lele, gurame, dibudidaya ? mujahir, nila juga mas tergantung dapatnya dari bantuan apa. Jenis ikan yang dibudidaya yaitu lele, gurame, nila, dan mujahir. 4. Bagaimana sistem pemasaran dilakukan ? 5. Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? 2. Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada? Kesimpulan Sumber air dari sumur bor dengan tenaga sanyo. Jualnya kadang dipasar, Pemasaran ditetangga/masyarakat kadang dilakukan juga dibawa kepengepul ikan. dipasar/pengepul ikan dan anggota masyarakat. Ya meningkat pasti mas kalo Apabila panen ikannya bagus tapi kalau gagal berhasil akan panen ya sedikit kadang juga terjadi peningkatan rugi. 130 6. 7. Tiap berapa biasanya dilaksanakan? bulan Tergantung dari benihnya mas panen kalo belinya udah besar ya cepat paling 2-3 bulan udah bias dijual mas. Apakah budidaya ikan Ya kalau dibuat sampingan bisa menyejahterakan lumayan tapi kalau jadi anggota ? pekerjaan utama tidak. 8. Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok budidaya ikan ? 9. Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. manfaatnya menurut saya bagus mas, bisa menambah pengalaman, silaturahmi, nambah teman dan tentunya menambah pendapatan anggota, dampak untuk masyarakat juga ada mas misalnya kadang ada yang tanya tentang budidaya ikan menanyakannya kepada para anggota sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat Kalau menurut saya faktor pendukungnya ya dari pemerintah memberikan fasilitas berupa bantuan mas sehingga kegiatan berjalan dengan lancer. Dari pihak Desa juga memberikan / menyediakan lahan. Faktor penghambat kegiatan ya itu kadang kalo ada kumpulan/rapat kadang ada yang tidak datang mas. Kadang hujan saat pertemuan, air juga kadang macet. Kalo dari faktor dana ya apabila mau beli pakan ikan tetapi kendala dana belum ada. Hama juga kadang menyerang sehingga banyak ikan yang mati. Itu juga mas kalo ikan tidak dijaga tu kadang ada burung bangao yang mencuri ikan 131 Panen dilaksanakan sekitar 2-3 bulan setelah penyebaran benih Jika anggota mendalami dan mentaati budidaya akan berkembang sehingga dapat menyejahterakan anggota. Manfaat yang didapat dari pelaksanaan budidaya ikan yaitu menambah pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya ikan. Factor pendukung : adanya kemauan untuk maju Factor penghambat : karakteristik anggota 10. Menurut anda apakah Tentu saja iya mas. budidaya ikan merupakan salah satu upaya dalam pemberdayaan masyarakat ? 132 Budidaya ikan merupakan salah satu upaya dalam pemberdayaan masyarakat. HASIL WAWANCARA (CW 5) 1. Hari/tanggal : Senin, 28 November 2016 2. Waktu : 10.00 – 10.15 WIB 3. Tempat : Rumah Bapak Ry 4. Sumber : Bapak Ry (Anggota Masyarakat) No. 1. 2. 3. 4. 5. Pertanyaan Hasil Wawancara Apa yang anda ketahui Saya tahu tentang budidaya tentang budidaya ikan ikan tersebut mas, dan menurut mina persada ? saya dampaknya untuk anggota ya bagus tentunya bisa menambah pendapatan anggota, kalo dampak untuk saya pribadi selaku masyarakat ya mungkin bisa menjadi motivasi saya untuk mencapai kesuksesan misalnya dengan budidaya ikan mas Bagaimana dukungan Masyarakat sangat mendukung masyarakat dan aparat mas kalau dari kelurahan ya desa setempat terhadap sering meminjami diesel itu program budidaya ikan lahan juga milik desa mas ? kelompok menyewa. Adakah peningkatan Pastinya ada to mas misal pendapatan anggota panen kan hasile untuk kelompok terhadap kelompok sendiri. budidaya ikan mina persada ? Apakah budidaya ikan Kalau menurut saya untuk bisa menyejahterakan kesejahteraan ya tidak si mas anggota ? harus ada pekerjaan utama tidak bias jika hanya bergantung sama ikan. Apa manfaat yang Manfaatnya untuk masyarakat anggota peroleh dengan khususnya saya ya ada mas mengikuti kelompok misalnya kalo panen saya budidaya ikan ? sering dikasih ikan jadi kan saya juga menikmati hasil dari panen mas, karena dengan tidak sengaja saya ikut andil dalam 133 Kesimpulan Keberadaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada diketahui oleh masyarakat. Masyarakat mendukung dengan adanya Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Terjadi kenaikan pendapatan dengan mengikuti Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada tidak bias dijadikan mata pencaharian utama. Masyarakat ikut merasakan manfaat dari Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. mengawasi kolam mas. Lha orang kolam ada di depan rumah saya jadi setiap saat saya dapat mengawasi. Budidaya ini bagus karna juga sebagai lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat 6. Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. Factor penghambatnya ya harusnya ada toren mas biar airnya gampang. Soalnya mereka pakai sanyo. 134 Faktor penghambat yaitu air masih menggunakan tenaga sanyo seharusnya diadakan toren. HASIL WAWANCARA (CW 6) 1. Hari/tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017 2. Waktu : 09.00 – 09.15 WIB 3. Tempat : Rumah Bapak Ts 4. Sumber : Bapak Ts (Sekretaris) No. Pertanyaan Hasil Wawancara Kesimpulan 1. Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk? Saya awalnya juga diajak oleh Bapak Jamaludin dan Bapak Kartijo untuk membangun kolam budidaya ikan kelompok beliau menjelaskan tentang rencananya tersebut dan saya setuju untuk ikut serta karena saya piker sayang sekali mas jika ada lahan kosong tidak dipakai KBI-M Terbentuk setelah adanya rapat para pengurus dengan para warga. 2. Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada? Kalau dulu awal-awal mas kolam hanya 4 yang besar dan anggota hanya 18, kalau sekarang Alhamdulillah udah tambah jadi 23 kolam 12 besar dan 11 kecil mas. Ya kalo ukurannya yang kecil 3x4 meter yang besar 6x8 meter Kolam berjumlah 23, dengan ukuran 3x4 ada 11 kolam dan ukuran 6x3 12 kolam. 3. Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. Hambatannya saat pertemuan Factor penghambat tidak semua anggota datang jadi : karakteristik kalau ada informasi penting anggota kadang ketinggalan mas, soalnya kadang pada sibuk mas jadi nggak semuanya datang 135 4. Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok budidaya ikan ? Dampak yang saya rasakan sejak jadi anggota ya itu mas ada penambahan pendapatan saat panen, saya juga jadi tahu bagaimana membudidaya ikan yang baik 136 Manfaat menjadi anggota/pengurus menambah pendapatan. HASIL WAWANCARA (CW 7) 1. Hari/tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017 2. Waktu : 09.30 – 09.50 WIB 3. Tempat : Rumah Bapak K 4. Sumber : Bapak K (Bendahara) No. Pertanyaan Hasil Wawancara Kesimpulan 1. Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada? Alhamdulillah sekarang udah lumayan banyak kolamnya mas,ada 23 kolam. Yang besar ada 12 yang kalau yang kecil hanya 11 mas. Kalau dulu pas awal hanya ada 4 kolam saja Kolam berjumlah 23, dengan ukuran 3x4 ada 11 kolam dan ukuran 6x3 12 kolam. 2. Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? Sifat anggota berbeda-beda mas Factor penghambat pendapat pun beda-beda : karakteristik terkadang menjadi kendala mas anggota dalam pengambilan keputusan. Karakter masyarakat kan bedabeda kalau ngasih pendapat juga beda kadang jadi perselisihan mas, saya jadi bendahara juga harus netral dan tidak membenarkan siapapun 3. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar? Usahanya dengan pertemuan rutin tiap bulan semua anggota dan pengurus dan saat pertemuan yang dibahas ya tentang kendala mas bagaimana keluh kesah dalam budidaya ikan ini. Kami juga terkadang aktif mengikuti pelatihanpelatihan yang diadakan oleh Dinas tentang budidaya ikan mas. Di pertemuan kelompok kita juga membayar kas bulanan 5000 rupiah setiap anggota mas 137 Upaya yang dilakukan dengan melakukan pertemuan rutin untuk evaluasi, mengikuti pelatihan dan belajar secara mandiri dari internet. Lampiran 5. Catatan Lapangan CATATAN LAPANGAN 1 Tempat : Kolam Mina Persada Hari, tanggal : 22 Oktober 2015 Waktu : 09.00-09.45 WIB Kegiatan : Observasi awal Deskripsi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) terletak di Dusun Pacar Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Pada observasi awal saya bertemu dengan pengurus kelompok yaitu Bapak Js saya bertanya banyak tentang kelompok KBI-MP kepada beliau. Mulai dari sejarah terbentuknya kelompok, jumlah anggota serta proses pemberdayaan. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan dari beberapa kegiatan yang ada. Kelompok ini terdiri dari pengurus dan anggota sebanyak 35 orang. Dan mereka memiliki jenis pekerjaan utama yang berbeda-beda. Kegiatan yang ada didalam kelompok yaitu adalah pembibitan, proses budidaya, pemanenan, serta pemasaran, dll. Kelompok KBI-MP sudah terdaftar didalam pemerintah : SK NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. 138 CATATAN LAPANGAN 2 Tempat : Rumah Bapak Js Hari, tanggal : 23 November 2016 Waktu : 10.00-10.40 WIB Kegiatan : Wawancara 1 Deskripsi Hari ini saya memberikan surat izin penelitian kepada Bapak Js selaku ketua kelompok KBI-MP. Kemudian saya melanjutkan dengan melihat data-data arsip dari kelompok yang berisi tentang Anggaran Dasar dan Surat Keterangan tentang pendirian kelompok. Bapak Js mengajak saya untuk mengunjungi kolam dan melihat keadaan kolam, seperti aliran air, sumur, serta jumlah kolam. Dikolam saya bertemu dengan Bapak K selaku bendahara kelompok. Kami berbincang-bincang sembari memberikan pakan untuk ikan lele dan nila. Kemudian Bapak Js mengajak saya untuk kembali ke rumah beliau dan saya melanjutkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan 1: “Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ?” Jawaban: Sebelum menjadi anggota kelompok, masyarakat belum begitu tahu tentang budidaya ikan, tapi kalau sekarang ya lumayan soalnya sering ada pelatihan-pelatihan. Pertanyaan 2: Kemudian saya mengajukan pertanyaan kedua yaitu bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar? Jawaban : Kami melakukan pertemuan rutin setiap bulan antara anggota dan pengurus untuk membahas hambatan yang kami hadapi dan kami mencari jalan keluar bersama-sama. Saat pertemuan terkadang juga dihadiri oleh ibu indri yang membantu kami beliau bekerja dari dinas pertanian, laporan bulanan juga dibuatkan oleh bu indri karena kami tidak 139 bisa menggunakan komputer mas karena pendidikan kita sangat minim. Kita juga mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perikanan kabupaten mas. Pertanyaan 3: “Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk?” Jawaban : “Awalnya saya berfikir ada tanah milik desa yang tidak dimanfaatkan kemudian muncul keinginan saya untuk menjadikan lahan tersebut sebagai lahan kolam, kemudian saya mengumpulkan warga yang kiranya mau dan minat untuk ikut serta membentuk kelompok budidaya ikan dan mereka setuju untuk membentuk anggota kelompok budidaya ikan. Kemudian tanggal 30 oktober baru diresmikan.” Pertanyaan 4: Apakah terdapat legalitasnya ? Jawaban : Tentu ada mas melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Pertanyaan 5: Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? jawaban : Pihak desa meminjami lahan untuk dijadikan lahan kolam dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu rupiah permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Jadi kan ukuran kolam kita 12 meter sehingga setiap anggota harus membayar biaya sewa 1 kolam sebesar 12 ribu rupiah per tahunnya. Pertanyaan 6: Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? jawaban : Tentu ada mas kan sebagian hasil panen untuk anggota. Jadi ya lumayan bias untuk tambahan belanja istri. Pertanyaan 7: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? jawaban : Kalau dijadikan sebagai mata pencaharian utama/pekerjaan utama ya tentu saja tidak mas. Kalau untuk pekerjaan sampingan ya bagus. 140 pertanyaan 8: Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada (KBI-MP) ? jawaban : Awalnya kan menggunakan modal sendiri untuk membeli peralatan seperti membuat kolam 500 ribu dikali 18 kolam, peralon, bibit ikan dan pakan, semua dana berasal dari anggota. Tetapi nanti uang tersebut akan diganti dengan hasil panen. Kalau hasil bagi panen itu sendiri 5% untuk pengurus, 80% untuk anggota, 5% masuk kas/modal kelompok lagi, 5% dana sosial, 5% dana pendampingan ada juga bantuan dari pemerintah mas 100 juta tetapi bentuk barang seperti peralon, ikan, semen, kan pas awal membuat kolam dengan dana sendiri kolamnya belum di cor seperti sekarang. pertanyaan 9: Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti program budidaya ikan ? jawaban : Lebih mandiri mas, dan bertanggung jawab tentunya dalam mengurus dan merawat kolam masing-masing. Pertanyaan 10: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. jawaban: Faktor pendukung utamanya ada kemauan untuk maju mas, dan juga bersedia mengikuti dan mentaati aturan. Yang penting mau aktif mas Kalau penghambatnya ya Anggotanya kan ada banyak mas jadi kadang banyak pendapat, kadang si A tidak setuju dengan pendapat si B sehingga kadang terjadi selisih antara anggota mas, tetapi kami dapat mengatasinya. Singkat perbincangan saya dengan Bapak Js, karena hari sudah sore jadi saya akhiri. Dan saya membuat janji untuk bias mewawancarai Bapak K besok pagi di rumah Bapak Js. Kemudian saya berpamitan untuk pulang. 141 CATATAN LAPANGAN 3 Tempat : Rumah Bapak Js Hari, tanggal : Kamis, 24 November 2016 Waktu : 09.00 – 09.45 WIB Kegiatan : Wawancara 2 Deskripsi Hari Kamis saya dating ke rumah Bapak Js untuk melakukan wawancara yang kedua yaitu dengan subjek Bapak K. Bapak K sudah menunggu dirumah Bapak Js, karna hari sudah siang jadi saya langsung melanjutkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak K yaitu : pertanyaan 1: bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? jawaban: Sudah lumayan tahu cara merawat ikan karena sering ada pelatihan-pelatihan. pertanyaan 2: Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar? jawaban: Kami melakukan pertemuan rutin dan kita juga mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perikanan kabupaten mas. pertanyaan 3: Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk? jawaban: Awalnya saya berdiskusi dengan Bapak Jamaludin tentang lahan yang kosong dan beliau ingin membangun kolam secara berkelompok dan saya setuju . kalau peresmiannya tanggal 30 oktober 2015 pertanyaan 4: Apakah terdapat legalitasnya ? jawaban: Tentu ada mas melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa Timbulharjo tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada suratnya ada di Bapak Js. pertanyaan 5: Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? jawaban: Jelas ada, pihak desa meminjami lahan mas untuk dijadikan lahan kolam dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu rupiah 142 permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Mereka juga menyediakan mesin sedot/diesel sehingga kalau kita sedang panen jadi gampang buang airnya mas, misalnya kalau ada informasi tentang pelatihan ya juga ngasih tau kelompok mas. pertanyaan 6: Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? jawaban: Tentu ada mas kan sebagian hasil panen untuk anggota. pertanyaan 7: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? jawaban: Menurut saya tidak mas soalnya tidak cukup hanya mengandalkan ikan saja. pertanyaan 8: Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada (KBI-MP) ? jawaban: Awalnya anggota hanya 18 orang dan dana yang digunakan untuk membuat kolam semua dari anggota. Kemudian anggota kelompok bertambah dan kami harus menambah kolam sehingga kami mengajukan proposal kepada pemerintah terkait dan BPP (balai penyuluhan pertanian) memberikan bantuan sebesar 100 juta tetapi tidak berupa uang hanya berupa barang dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kolam baru, peralon, ikan, semen, pasir, berupa uang hanya untuk membayar tukang pertaanyaan 9: Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti program budidaya ikan ? jawaban: Sosialisasinya lebih baik mas soalnya sering bertemu dikolam. pertanyaan 10: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. jawaban: Faktor pendukungnya seperti pihak desa memberikan lahan, airnya juga melimpah, semangat dari anggota juga sangat baik menurut saya mas. Kalau hambatannya ya, perbedaan pendapat mas dan saat pertemuan rutin gitu tidak semua anggota berangkat. Jumlah anggota kan 35 anggota mas tapi kadang yang hadir hanya 30 anggota atau bahkan terkadang kurang dari jumlah tersebut. 143 CATATAN LAPANGAN 4 Tempat : Rumah Bapak Ts Hari, tanggal : Sabtu, 26 November 2016 Waktu : 12.40 – 13.10 WIB Kegiatan : Wawancara 3 Deskripsi Sabtu siang saya menuju rumah Bapak Ts untuk melakukan wawancara, adapaun wawancara yang saya lakukan adalah sebagai berikut: pertanyaan 1: Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ? jawaban: sudah bagus dan kompak mas menurut saya. pertanyaan 2: Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar? jawaban: Usahanya ya dengan pertemuan rutin mas setiap bulan pada tanggal 5, kegiatan yang dilakukan ya kita membahas tentang kendalakendala yang terjadi misalnya masalah ikan, pengairan, listrik atau apa. Pokoknya evaluasi tentang kegiatan budidaya ikan, tempat atau aula yang digunakan selalu dirumah ketua kelompok pertanyaan 3: kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk? jawaban: Kalau tidak salah tanggal 30 oktober 2015. pertanyaan 4: Apakah terdapat legalitasnya ? jawaban: Legalitas ya ada mas surat dari desa. pertanyaan 5: Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? jawaban: Pihak desa sangat mendukung adanya keberadaan kelompok ini dan memberikan kemudahan kaitannya dalam pengembangan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada contohnya mereka menyewakan lahan dengan harga murah dan meminjami mesin diesel untuk panen mas jadi gampang nyedot airnya 144 pertanyaan 6: Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? jawaban: Ya lumayan mas untuk kegiatan saja. pertanyaan 7: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? jawaban: Kalau menyejahterakan tidak tapi kalo meningkatkan pendapatan iya. pertanyaan 8: Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada (KBI-MP) ? jawaban: mas khas Sumber dana ya ada bantuan dari pemerintah 100 juta tetapi berupa barang, ada juga dari kelompok tiap bulan 5000 rupiah, kemudian kalo mau pembibitan baru dananya ya dari pengajuan proposal ke dinas terkait mas. Kalo dulu awal-awal ya pakai dana sendiri mas individu kelompok pertanyaan 9: Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti program budidaya ikan ? jawaban: Sekarang jadi tahu mas cara merawat ikan tawar. pertanyaan 10: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. jawaban: Kadang pendapatnya beda-beda terus pada rebut mas 145 CATATAN LAPANGAN 5 Tempat : Kolam KBI-MP Hari, tanggal : Senin, 28 November 2016 Waktu : 10.00 – 10.15 WIB Kegiatan : Wawancara 4 Deskripsi Pada hari senin saya melakukan kujungan untuk observasi serta wawancara dikolam saya bertemu dengan Bapak Sp selaku salah satu anggota KBI-MP. kemudian saya meminta beliau untuk menjadi subjek penelitian saya dan beliau bersedia kemudian saya mengajukan beberapa pertanyaan yaitu: pertanyaan 1: Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada? jawaban: Mas awalnya hanya 4 kolam besar saat anggota kelompok hanya 18, kemudian sekarang kolam ada 23 yaitu dimana ada 12 kolam besar dan 11 kolam kecil. Kolam kecil berukuran 3x4m kalau besar 6x8m. Kolam kecil diurus/yang bertanggung jawab oleh 1 orang anggota dan kolam besar diurus oleh 2 orang anggota kelompok. pertanyaan 2: Darimana sumber air yang digunakan untuk pengairan kolam? jawaban: Dari sumur bor disamping kolam yang disedot dengan sanyo. pertanyaan 3: Jenis ikan apa saja yang dibudidaya ? jawaban: Pernah ikan lele, gurame, mujahir, nila juga mas tergantung dapatnya dari bantuan apa. pertanyaan 4: Bagaimana sistem pemasaran dilakukan ? jawaban: Jualnya kadang dipasar, ditetangga/masyarakat kadang juga dibawa kepengepul ikan. pertanyaan 5: Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? jawaban: Ya meningkat pasti mas kalo ikannya bagus tapi kalau gagal panen ya sedikit kadang juga rugi 146 pertanyaan 6: Tiap berapa bulan biasanya panen dilaksanakan? jawaban: Tergantung dari benihnya mas kalo belinya udah besar ya cepat paling 2-3 bulan udah bias dijual mas. pertanyaan 7: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? jawaban: Ya kalau dibuat sampingan lumayan tapi kalau jadi pekerjaan utama tidak. pertanyaan 8: Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok budidaya ikan ? jawaban: manfaatnya menurut saya bagus mas, bisa menambah pengalaman, silaturahmi, nambah teman dan tentunya menambah pendapatan anggota, dampak untuk masyarakat juga ada mas misalnya kadang ada yang tanya tentang budidaya ikan menanyakannya kepada para anggota sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat pertanyaan 9: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. jawaban: Kalau menurut saya faktor pendukungnya ya dari pemerintah memberikan fasilitas berupa bantuan mas sehingga kegiatan berjalan dengan lancer. Dari pihak Desa juga memberikan / menyediakan lahan. Faktor penghambat kegiatan ya itu kadang kalo ada kumpulan/rapat kadang ada yang tidak datang mas. Kadang hujan saat pertemuan, air juga kadang macet. Kalo dari faktor dana ya apabila mau beli pakan ikan tetapi kendala dana belum ada. Hama juga kadang menyerang sehingga banyak ikan yang mati. Itu juga mas kalo ikan tidak dijaga tu kadang ada burung bangao yang mencuri ikan pertanyaan 10: Menurut anda apakah budidaya ikan merupakan salah satu upaya dalam pemberdayaan masyarakat ? jawaban: Tentu saja iya mas. 147 CATATAN LAPANGAN 6 Tempat : Rumah Bapak Ry Hari, tanggal : Senin, 28 November 2016 Waktu : 10.00 – 10.15 WIB Kegiatan : Wawancara 5 Deskripsi Pada senin pagi saya melakukan wawancara kembali untuk memenuhi data-data yang saya miliki. saya mewawancarai salah satu anggota masyarakat yang tinggal di dekat kolam, adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut adalah: pertanyaan 1: Apa yang anda ketahui tentang budidaya ikan mina persada ? jawaban: Saya tahu tentang budidaya ikan tersebut mas, dan menurut saya dampaknya untuk anggota ya bagus tentunya bisa menambah pendapatan anggota, kalo dampak untuk saya pribadi selaku masyarakat ya mungkin bisa menjadi motivasi saya untuk mencapai kesuksesan misalnya dengan budidaya ikan mas pertanyaan 2: Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap program budidaya ikan ? jawaban: Masyarakat sangat mendukung mas kalau dari kelurahan ya sering meminjami diesel itu lahan juga milik desa mas kelompok menyewa. pertanyaan 3: Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ? jawaban: Pastinya ada to mas missal panen kan hasile untuk kelompok sendiri. pertanyaan 4: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ? jawaban: Kalau menurut saya untuk kesejahteraan ya tidak si mas harus ada pekerjaan utama tidak bias jika hanya bergantung sama ikan. pertanyaan 5: Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok budidaya ikan ? 148 jawaban: Manfaatnya untuk masyarakat khususnya saya ya ada mas misalnya kalo panen saya sering dikasih ikan jadi kan saya juga menikmati hasil dari panen mas, karena dengan tidak sengaja saya ikut andil dalam mengawasi kolam mas. Lha orang kolam ada di depan rumah saya jadi setiap saat saya dapat mengawasi. Budidaya ini bagus karna juga sebagai lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat pertanyaan 6: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. jawaban: Factor penghambatnya ya harusnya ada toren mas biar airnya gampang. Soalnya mereka pakai sanyo. 149 CATATAN LAPANGAN 7 Tempat : Rumah Bapak Ts Hari, tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017 Waktu : 09.00 – 09.15 WIB Kegiatan : Wawancara 6 Deskirpsi Setelah saya melakukan observasi dan wawancara ternyata masih terdapat bebrapa data yang belum lengkap sehingga saya berinisiatif untuk datang kembali melakukan wawancara kepada Bapak Ts, dan beliau bersedia untuk kami wawancara. Adapun hasil dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut: pertanyaan 1: Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk? jawaban: Saya awalnya juga diajak oleh Bapak Jamaludin dan Bapak Kartijo untuk membangun kolam budidaya ikan kelompok beliau menjelaskan tentang rencananya tersebut dan saya setuju untuk ikut serta karena saya piker sayang sekali mas jika ada lahan kosong tidak dipakai pertanyaan 2: Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada? jawaban: Kalau dulu awal-awal mas kolam hanya 4 yang besar dan anggota hanya 18, kalau sekarang Alhamdulillah udah tambah jadi 23 kolam 12 besar dan 11 kecil mas. Ya kalo ukurannya yang kecil 3x4 meter yang besar 6x8 meter pertanyaan 3: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. jawaban: Hambatannya saat pertemuan tidak semua anggota datang jadi kalau ada informasi penting kadang ketinggalan mas, soalnya kadang pada sibuk mas jadi nggak semuanya datang 150 pertanyaan 4: Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok budidaya ikan ? jawaban: Dampak yang saya rasakan sejak jadi anggota ya itu mas ada penambahan pendapatan saat panen, saya juga jadi tahu bagaimana membudidaya ikan yang baik 151 CATATAN LAPANGAN 8 Tempat : Rumah Bapak K Hari, tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017 Waktu : 09.30 – 09.50 WIB Kegiatan : Wawancara 7 Deskripsi pertanyaan 1: Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada? jawaban: Alhamdulillah sekarang udah lumayan banyak kolamnya mas,ada 23 kolam. Yang besar ada 12 yang kalau yang kecil hanya 11 mas. Kalau dulu pas awal hanya ada 4 kolam saja pertanyaan 2: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? jawaban: Sifat anggota berbeda-beda mas pendapat pun beda-beda terkadang menjadi kendala mas dalam pengambilan keputusan. Karakter masyarakat kan beda-beda kalau ngasih pendapat juga beda kadang jadi perselisihan mas, saya jadi bendahara juga harus netral dan tidak membenarkan siapapun pertanyaan 3: Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar? jawaban: Usahanya dengan pertemuan rutin tiap bulan semua anggota dan pengurus dan saat pertemuan yang dibahas ya tentang kendala mas bagaimana keluh kesah dalam budidaya ikan ini. Kami juga terkadang aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas tentang budidaya ikan mas. Di pertemuan kelompok kita juga membayar kas bulanan 5000 rupiah setiap anggota mas. 152 Lampiran 6. Susunan Pengurus SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK BUDIDAYA PERIKANAN IKAN AIR TAWAR Ketua : Jamaludin Suwito Sekretaris : Tri Sukamto Bendahara : Kartijo Saksi-Saksi : 1. Humas : Anang, Nanang, Yanuar, Oki Subanto 2. Pengairan : Sugeng, Sugeng Prihatin, Sehono, Bandawi 3. Pengawasan Kesehatan Ikan : Ari Yulianto, Andi Suroto, Nur Hidayat 4. Keamanan : Sukadi, Supardi, Supriyadi, Wintoro 5. Listrik : Susanto, Harjono 6. Perlengkapan : Rohmad, Jumairi, Rohban, Yaufe Anggota : 1. Mudasir 2. Khaeri 3. Wahyudi 4. Amin 5. Bayu 6. Tuhaji 7. Ngadiyono 8. Faturahman 9. Kharis 10. Mustofa 11. Paimen 153 Lampiran 8. Dokumentasi Foto 1. Pertemuan rutin Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada Foto 2. Penyerahan bantuan bibit ikan gurami dari disnakertrans ( Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ) 154 Lampiran 8. Dokumentasi Foto 3. Rapat dengan BKP3 ( Badan Ketahanan pangan dan Pelaksana Penyuluhan ) Kecamatan Sewon Foto 4. Proses panen ikan di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada 155 156 157 158