i PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK

advertisement
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA
IKAN MINA PERSADA (KBI-MP) DI DUSUN PACAR DESA
TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON
KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Rizal Latief
NIM 1102244013
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MARET 2017
i
MOTTO
1. Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena di
dalam mencoba itulah kita menemukan dan membangun kesempatan untuk
berhasil. (Mario Teguh)
2. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka
mengubah diri mereka sendiri. (Q.S. Al-Ra’d 11)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya, yang senantiasa memberikan doa restu, dukungan,
perhatian dan kasih sayang serta pengorbanan.
2. Keluarga besar jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri
Yogyakarta
vi
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA
IKAN MINA PERSADA (KBI-MP) DI DUSUN PACAR DESA
TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON
KABUPATEN BANTUL
oleh
Rizal Latief
NIM 11102244013
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Proses pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP); (2) Faktor
penghamat dan faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui
kelompok budidaya ikan mina persada (KBI-MP); (3) Dampak pemberdayaan
yang ada didalam kelompok budidaya ikan mina persada (KBI-MP).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus.
Informan penelitian adalah ketua kelompok, bendahara kelompok, sekretaris
kelompok, anggota kelompok dan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara, observasi, serta dokumentasi. Teknik yang digunakan
dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Trianggulasi yang dilakukan dengan menggunakan trianggulasi
sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses pemberdayaan yang
dilakukan didalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada meliputi penyadaran,
pengkapasitasan, serta pendayaan. Perintis pembentukan kelompok melakukan
sosialisasi dan diskusi bersama masyarakat tentang pentingnya pemberdayaan
sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan. (2) Faktor penghambat pelaksanaan
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada diantaranya cuaca yang tidak bisa
diprediksi, hama dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan, karakter
sebagian anggota terkadang menghambat dalam pengelolaan kelompok,
rendahnya pemahaman anggota tentang budidaya dan perawatan ikan yang belum
maksimal. Faktor pendukung pelaksana diantaranya memiliki kemauan untuk
maju, pengurus dan anggota memiliki semangat dan optimis untuk mencapai
keberhasilan, adanya keterlibatan langsung dalam pelaksanaan kegiatan dan
bekerjasama antara pengurus dan anggota, adanya dukungan dari pihak desa dan
pemerintah, ketersediaan lahan yang luas dan air yang cukup melimpah sehingga
pengairan mudah. (3) Dampak dari segi ekonomi bagi anggota dan pengurus
kelompok, menambah pendapatan dan membantu ekonomi keluarga, memberikan
motivasi usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru. Sedangkan bagi
masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil khususnya dalam hal
konsumsi ikan masyarakat dapat membeli ikan dengan harga terjangkau sehingga
menghemat pengeluaran masyarakat setempat. Tidak hanya itu masyarakat yang
dekat dengan kolam terkadang juga mendapatkan ikan hasil panen yang diberikan
secara gratis oleh kelompok.
Kata Kunci
: pemberdayaan masyarakat, kelompok
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas segala nikmat yang
telah dianugrahkan kepada penulis, sehingga penyusunan tugas akhir (skripsi) ini
dapat terselesaikan.
Skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) di Dusun Pacar Desa Timbulharjo
Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul”ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dekan Fakultas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan bagi
penulis untuk studi di kampus tercinta ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta, Bapak Lutfi Wibawa, M.Pd. yang telah menyetujui dan
memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian sampai penyusunan
skripsi.
3. R.B.Suharta, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan
dan kesabaran mengarahkan penulis
dalam
penyusunan skripsi
ini.
Terimakasih atas segala ilmu yang selalu diberikan sebagai motivasi untuk
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
viii
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vi
ABSTRAK .....................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Identitas Masalah ...............................................................................
7
C. Batasan Masalah.................................................................................
7
D. Rumusan Masalah ..............................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................
8
F. Manfaat Penelitian .............................................................................
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kosep Pemberdayaan Masyarakat .....................................................
10
B. Definisi Pendidikan Luar Sekolah .....................................................
24
C. Konsep Pendapatan ............................................................................
26
D. Konsep Budidaya Perikanan ..............................................................
30
E. Penelitian Yang Relevan ....................................................................
38
F. Kerangka Berfikir...............................................................................
40
G. Pertanyaan Penelitian .........................................................................
42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................
x
44
B. Tempat & Waktu Penelitian ...............................................................
45
C. Subyek Penelitian ...............................................................................
48
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................
50
E. Instrumen Penelitian...........................................................................
55
F. Teknik Analisis Data ..........................................................................
56
G. Teknik Keabsahan Data / Trianggulasi ..............................................
58
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Umum Lokasi Penelitian ....................................................
63
B. Hasil Penelitian ..................................................................................
71
C. Pembahasan ........................................................................................
93
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ..................................................................................
105
B. SARAN ..............................................................................................
107
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
109
LAMPIRAN ...................................................................................................
111
xi
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1
Tahap Pemberdayaan ............................................................
18
Tabel 2
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
54
Tabel 3
Luas Tanah Berdasarkan Penggunaanya ...............................
62
Tabel 4
Susunan Pengurus .................................................................
68
Tabel 5
Karakteristik Mina Persada ...................................................
70
xii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar I
Proses Pemberdayaan KBI-MP ............................................. 42
Gambar 2
Komponen Analisis Data ...................................................... 57
Gambar 3
Struktur Organisasi KBI-MP ................................................ 67
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama dalam program pembangunan adalah membentuk
masyarakat yang berdaya (memiliki daya, kemampuan dan kekuatan).
Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi,
kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam
menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai
arti yang sama dengan kemandirian masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai
dari program pembangunan adalah untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian
berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.
Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan
serta malakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan
kognitif, konatif, psikomotorik dan efektif serta sumber daya lainnya yang
bersifat fisik/material. Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu
memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang mengikuti proses belajar
yang baik, secara bertahap akan memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan
yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri.
Winarmi mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan meliputi tiga hal
yaitu pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering)
1
dan terciptanya kemandirian. Pemberdayaan merupakan penciptaan suasana
atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling)
(Sulistyani, 2006: 79). Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi
sebagaian dari mereka tidak menyadari akan potensi daya yang mereka
miliki. Oleh karena itu, daya harus digali dan kemudian dikembangkan.
Dengan begitu pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya dengan
cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran dan potensi
yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Disamping itu,
pemberdayaan hendaknya tidak menjebak masyarakat pada ketergantungan
(charity), tetapi harus mengantarkan pada proses kemandirian.
Pemberdayaan
sering
digunakan
dalam
konteks
kemampuan
meningkatkan ekonomi individu yang merupakan prasyarat pemberdayaan.
Pemberdayaan juga merupakan konsep yang mengandung makna pejuang
bagi mereka yang terlibat perjuangan tersebut yaitu perjuangan seorang lakilaki atau kepala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Definisidefinisi tersebut mencerminkan bahwa proses pemberdayaan merupakan
tindakan perbaikan atau usaha peningkatkan ekonomi, sosial-budaya, politik,
dan psikologi baik secara individual maupun kolektif (Prijono dan Pranarko,
2008: 200).
Pemberdayaan dalam masyarakatpun sangat beragam, bisa dalam
bidang pertanian, industri rumah tangga, perdagangan, perikanan, dan lain
sebagainya. Pemberdayaan dalam bidang perikanan salah satu program dari
dinas perikanan ialah memberikan fasilitas bagi masyarakat yang membentuk
2
kelompok budidaya ikan atau sering disebut KBI. Masyarakat diwujudkan
dalam arah pendekatan program yang memusatkan pada “pemberdayaan
masyarakat”. Masalah ini didasarkan pada suatu pemikiran mengenai
kemandirian bagi masyarakat agar pembangunan dapat dinikmati oleh semua
pihak (Nugroho, 2011: 137).
Pemberdayaan
masyarakat
sudah
berjalan
kearah
bagaimana
masyarakat menentukan sendiri kebutuhannya sesuai de- ngan identifikasi
masalah yang dihadapi. Artinya masyarakat mampu menggali permasalahan,
mengidentifikasi, merencanakan sekaligus mencari pemecahan masalah
karena mereka tahu persis apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Kualitas
sumber daya manusia (SDM) menjadi syarat utama untuk melaksanakan
pembangunan, setiap manusia dituntut kompetensi individunya. Realitas
perkembangan jaman yang semakin maju, membawa sejumlah implikasi bagi
pengembangan SDM di Indonesia. Daya saing akan terwujud bila didukung
oleh SDM yang berkualitas (Yudan Hermawan dan Yoyon Suryono, 2016:
38).
Melihat hal tersebut diatas tentunya mengakibatkan terbentuknya
permasalahan sosial yang memerlukan perhatian tersendiri. Sementara untuk
menangani masalah pengangguran yang muncul dibutuhkan suatu pendekatan
multidimesional pada semua sektor. Salah satu cara yang ditempuh untuk
memenuhi kebutuhan peningkatan kualitas dan loyalitas sumber daya adalah
melalui pelatihan yang berkesinambungan. Pemerintah menyediakan layanan
program pemberdayaan masyarakat luas maupun kelompok masyarakat
3
tertentu. Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari pasrtisipasi masyarakat.
Masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan melibatkan dalam pembangunan,
sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta memiliki
kesadaran kritis.
Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat dalam
proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat,
pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Keikutsertaan
masyarakat dalam berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat
lebih berdaya dan memiliki ketahanan terhadap perubahan (Isbandi Rukminto
Adi, 2008:111). Pemberdayaan masyarakat akan berhasil dengan baik apabila
ditunjang dengan tersedianya sumber daya alam dengan tujuan pemanfaatan
potensi lokal. Sumber daya alam dan sumber daya manusia meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi. Masyarakat dan lingkungannya
secara partisipatif mampu meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan
mereka khusunya dalam pendapatan masyarakat.
Salah satu alternatif meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang
ekonomi adalah melalui budidaya ikan air tawar. Kelompok budidaya ikan
Mina Persada (KBI-MP) merupakan salah satu kelompok yang melaksanakan
program pemberdayaan masyarakat yaitu melalui budidaya ikan air tawar di
Dusun Pacar, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul dan
4
terbuka bagi seluruh masyarakat yang berminat untuk menjadi bagian dalam
kelompok.
Dusun Pacar memiliki potensi lokal yang mendukung dengan sumber
daya alamnya yakni luasnya lahan dan cukup melimpahnya air yang dapat
dipergunakan untuk budidaya ikan air tawar. Tetapi tidak semua masyarakat
ikut serta dalam kelompok budidaya ikan, karena sebagian masyarakat
menganggap budidaya ikan tidak akan menguntungkan sehingga hanya
sebagian masyarakat yang ikut serta dalam budidaya ikan. Mereka lebih
memilih
untuk
bekerja
di
pabrik
daripada
bekerja
dirumah
dan
membudidayakan ikan.
Hal ini disebabkan karena masyarakat
memiliki keterbatasan
pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah potensi alam khususnya
dalam bidang budidaya ikan tawar. Apabila masyarakat memiliki
pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya ikan air tawar tentunya akan
meningkatkan perekonomiannya. Hasil budidaya tersebut nantinya dapat
dipasarkan di dalam maupun luar daerah. Pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan oleh Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada berada dibawah
naungan PKBM Persada didampingi
oleh Dinas Perikanan Kabupaten
Bantul. Tujuan awal pemberdayaan yang dilakukan adalah untuk membantu
masyarakat di Desa Timbulharjo khususnya warga di Dusun Pacar untuk
lebih berdaya perekonomiannya. Harapan yang diinginkan, masyarakat
mempunyai inisiatif menghadapi permasalahan yang dihadapi khususnya
mengenai cara meningkatkan pendapatan mereka.
5
Budidaya ikan air tawar dirasa tepat sebagai usaha pemberdayaan
masyarakat Dusun Pacar karensa sesuai dengan potensi lokal yang ada.
Melihat potensi sumber daya alam yang mendukung kemudian membentuk
suatu kelompok sebagai wadah mengembangkan dan memasarkan usaha
budidaya ikan mereka. Budidaya ikan air tawar juga bisa menjadi refrensi
daerah lain agar bisa mengembangkan potensi lokal yang ada.
Pelaksanaan budidaya ikan Mina Persada belum berjalan optimal
disebabkan oleh beberapa hal seperti, kurangnya
sistem pengairan yang
optimal karena untuk mengalirkan air kekolam harus menggunakan tenaga
sanyo sehingga menambah pengeluaran dana dari kelompok. Hal tersebut
dapat menyebabkan menurunnya hasil panen yang berdampak pada
pendapatan masyarakat.
Kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) terbuka bagi
seluruh masyarakat Dusun Pacar yang berminat untuk ikut berpartisipasi
dalam kelompok. Anggota KBI-MP adalah laki-laki yang berumur 24-65
tahun. Kelompok lebih menekankan pada partisipasi karena akan lebih efektif
dalam pemberdayaan. Anggota dilibatkan mulai dari perencaan hingga
evaluasi, akan tetapi karakteristik masing-masing individu terkadang menjadi
penghambat dalam kelompok. Hubungan yang tidak biasanya terjadi karena
keegoisan masing-masing dan kurang saling memiliki dalam kelompok. Pada
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar ini
tentunya terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat serta dampak
yang dirasakan pembina, pengelola dan anggota. Oleh karena itu peneliti
6
tidak hanya meneliti pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui
budidaya ikan saja tetapi juga faktor pendukung, penghambat dan
dampaknya.
Demikian latar belakang penulis meneliti mengenai pemberdayaan
masyarakat dikelompok pembudidaya ikan “Mina Persada” meliputi proses
pemberdayaan, pelaksanaan kegiatan, faktor penghambat, faktor pendukung,
serta dampak pemberdayaan bagi masyarakat.
B. Identifikasi masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, ditemukan
beberapa indentifikasi permasalah sebagai berikut:
1.
Masyarakat belum sepenuhnya memanfaatkan sumber daya alam di
lingkungan sekitarnya.
2.
Masyarakat kurang memiliki keterampilan dalam budidaya ikan air
tawar.
3.
Pelaksanaan budidaya ikan air tawar oleh kelompok budidaya ikan Mina
Persada belum berjalan optimal.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat sangat luas, agar lebih terfokus penelitian dibatasi pada
pelaksanaan pemberdayaan di kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBIMP).
7
D. Rumusan Masalah
Pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan dalam pertanyaanpertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian
ini untuk :
1. Mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya
ikan air tawar di Mina Persada (KBI-MP).
2. Mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada
(KBI-MP).
3. Mendeskripsikan dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP).
1.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
umum diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
8
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini
adalah
mampu
memberikan
sumbangan
konsep
teoritis
dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pembudidaya ikan Mina Persada.
2. Manfaat praktis
a. Bagi kelompok budidaya ikan Mina Persada, sebagai saran masukan
dalam mendorong partisipasi anggota dalam meningkakan pendapatan
mereka.
b. Bagi peneliti, sebagai bekal dalam merancang usaha pemberdayaan
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usaha budidaya
ikan air tawar.
c. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan,
khususnya mengenai pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan
air tawar.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Sumodiningrat dalam Ambar teguh, (2008: 78) istilah
pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah empowerment yang
secara
harfiah
dapat
diartikan
sebagai
“pemberkuasaan”
kepada
masyarakat yang lemah. Istilah empowerment itu benar tetapi tidak tepat,
pemberdayaan yang dimaksud adalah memberi “daya” bukanlah
“kekuasaan”. Dengan kata lain, pemberdayaan dalam konteks Indonesia
merupakan suatu usaha untuk memberikan daya, atau meningkatkan daya.
Namun, hal yang penting dalam pemberdayaan adalah peningkatan
kesadaran. Masyarakat yang sadar adalah masyarakat yang memahami hal
dan tanggung jawab secara politik, ekonomi dan budaya. Dengan
demikian, pemberdayaan merupakan suatu upaya yang dilakukan
sebagaian
masyarakat
dalam meningkatkan
harkat
dan
martabat
masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya dan memberikan kesadaran
sehinga masyarakat mempunyai kesadaran dalam menghadapi persoalan.
Memberdayakan artinya membuat berdaya atau memberi daya.
Selain itu, daya adalah kamampuan melakukan sesuatu atau kemampuan
bertindak. Jadi, pemberdayaan adalah suatu proses, cara yang dilakukan
agar memiliki kemampuan untuk bertindak sendiri sesuai keinginan.
10
Menurut Winarni dalam Ambar Teguh, (2008: 79) inti dari pemberdayaan
masyarakat adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan (enabling),
memperkuat potensi atau daya (empowering), terciptanya kemandirian.
Artinya, pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak
memiliki kemmpuan, akan tetapi masyarakat yang memiliki daya msih
terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.
Pendapat
senada
yakni
Fredian
Tonny
N
(2014:
89)
mengungkapkan bahwa : “Pemberdayaan adalah proses yang ditunjukan
untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan
diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam
melakukan tindakan”.
Menurut Edi Suharto, (2008: 46) secara konseptual pemberdayaan
dapat diartikan bahwa membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun
komunitas berusaha mengontrol kehidupan dan mengusahakan untuk
membentuk masa depannya sendiri sesuai mereka. Pada intinya
mendorong individu utnuk memiliki kesadaran dan kekuatan penuh atas
kehidupan mereka sendiri. Pendekatan utama dalam kesempatan
pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari
pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunanya
sendiri. Pemberian peluang kepada masyarakat untuk memutuskan apa
yang mereka inginkan sesuai kemauan, pengetahuan dan kemampuannya
sendiri.
11
Menurut Loekman Soetrisno (2010: 68) Pemberdayaan tidak dapat
terlepas dari peran serta masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan
dilibatkan dalam pembangunan, sehingga mampu mengembangkan
dayanya secara kreatif serta memiliki kesadaran kritis. Partisipasi rakyat
dalam pembangunan adalah kerjasma rakyat dan pemerintah. Oleh karena
itu, upaya perlu dilakukan agar rakyat memiliki kapasitas baik secara
individu
maupun
kelembagaan
dalam
menunjang
keberhasilan
pembangunan.
Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang
tidak terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Mikkelsen (dalam
Zubaedi, 2013: 54) menjelaskan bahwa participation is the voluntary
involvement of people in self-deter-mined change.
Menurut Isbandi Rukminto Adi, (2008: 111) Keterlibatan
masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang ditentukan sendiri oleh
masyrakat. Dengan demikian, berasal dari masyarakat dan dikelola oleh
masyarakat itu sendiri. Mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat
merupakan keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian
masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan
keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan
upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dala proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi.
12
Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tahap perubahan ini akan
membuat masyarakat lebih berdaya dan memiliki ketahanan terhadap
perubahan.
Menurut Edi Suharto (2010: 58) mengatakan bahwa pemberdayaan
menunjukkan pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kekuasaan dalam:
1) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
(freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat,
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari
kesakitan.
2) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka
dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang
dan jasa-jasa yang mereka perlukan.
3) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan
yang mempengaruhi mereka.
Menurut Chambers (dalam Alifitri, 2011: 22) berpendapat bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi
yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep tersebut mencerminkan
paradigma
baru
pembangunan,
yakni
bersifat
people
centered,
participatory, empowering, and suistenable. Konsep ini lebih luas dari
hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar atau menyediakan
mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut.
13
Menurut Saraswati (dalam Alifitri, 2011:24) secara konseptual,
pemberdayaan harus mencakup enam hal berikut yaitu:
1. Learning by doing. Artinya, pemberdayaan adalah sebagai proses hal
belajar dan ada suatu tindakan konkrit yang terus-menerus dampaknya
dapat terlihat.
2. Problem solving. Pemberdayaan harus memberikan andil terjadinya
pemecahan masalah yang dirasakan krusial dengan cara dan waktu yang
tepat.
3. Self evaluation. Pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang
atau kelompok tersebut untuk melakukan evaluasi secara mandiri.
4. Self development and coordination. Artinya, mendorong agar mampu
melakukan pengembangan diri dan melakukan hubungan koordinasi
dengan pihak lain secara lebih luas.
5. Self selection. Suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan
dan penilaian secara mandiri dan menetapkan langkah kedepan.
6. Self decision. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya dimiliki
kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri.
Keenam unsur diatas merupakan pembiasaan untuk berdaya,
sebagai penguat dan pengait pemberdayaan jika dilakukan secara
kontinyu. Maka, ketika unsur tersebut dilaksanakan pengaruh yang
ditimbukan semakin lama semakin kuat sehingga proses pemberdayaan
dapat berjalan dengan sendirinya.
Dari beberapa pandangan tersebut terlihat jelas bahwa konsep
pemberdayaan masyarakat harus didasarkan pada keterlibatan semua
pihak, baik pemerintah ataupun seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu
dapat
dirumuskan
konsep
pemberdayaan
masyarakat
merupakan
rancangan pembangunan melalui pengembangan dan peamnfaatan sumber
daya yang melibatkan seluruh pihak, baik pemerintah dan seluruh
masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan di berbagai bidang
kehidupan.
14
a. Bentuk-bentuk pemberdayaan
Menurut Suparjan, (2009: 186) Pemberdayaan harus dilakukan
secara
komprehensif,
terus
menerus
serta
sampai
mencapai
keseimbangan yang dinamis antara pemerintah dengan pihak lain.
Pemberdayaan yang komprehensif meliputi:
1) Pemberdayaan politik, membangkitkan kesadaran kritis masyarakat
terhadap persoalan yang merugikan mereka, selain itu
meningkatkan daya tahan (bargaining position) yang diperintah
terhadap masyarakat.
2) Pemberdayaan ekonomi, upaya meningkatkan kemandirian
masyarakat sebagai solusi menghadapi dampak negatif dari
pembangunan.
3) Pemberdayaan sosial-budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan
SDM melalui investasi sumber daya manusia (human investment)
guna meningkatkan nilai manusia, penggunaan, dan perlakuan yang
adil terhadap manusia.
b. Tujuan pemberdayaan masyarakat
Menurut Ambar Teguh, (2008: 80) Tujuan yang ingin dicapai
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian
meliputi
kemandirian
berfikir,
bertindak
dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan.
Menurut
Awang, (2010: 47) Kemandirian dapat dicapai
melalui sebuah proses belajar secara bertahap untuk memperoleh
kemampuan yang diperlukan. Dengan kata lain, melalui proses belajar
akan terakumulasi kemampuan / daya yang memadai untuk
mengantarkan kemandirian mereka.
Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah
proses yang bertahap. Melalui proses belajar masyarakat secara
15
bertahap memperoleh kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik,
dan afektif. Dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang
memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka.
Komunitas yang baik perlu memiliki beberapa kompetensi
yang harus dimiliki, menurut Isbandi Rukminto Adi, (2008: 149)
melengkapi sebuah komunitas yang baik sebagai berikut:
1) Mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas
2) Mampu mencapai kesempatan tentang sasaran yang hendk
dicapai
3) Mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai
sasaran yang telah disetujui
4) Mampu bekerjasama rasional dalam bertindak mencapai tujuan
Kompetensi
tersebut
merupakan
pendukung
untuk
mengantarkan masyarakat agar mampu memikirkan, mencari dan
menemukan solusi terbaik dari permasalahannya.
Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat harus membuat
masyarakat menjadi madiri, mampu menguasi dirinya sendiri,
swadana, mampu membiayai keperluan sendiri, dan swasembada
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan.
Kemandirian masyarakat diperoleh melalui proses pembelajaran
sehingga masyarakat memiliki daya untuk mengantarkan kemandirian
mereka.
c. Tahapan dan proses pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan
harus
dilakukan
secara
terus
menerus,
komprehensif, dan berorientasi pada proses. Dengan menekankan pada
proses, Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (dalam jurnal berjudul upaya
16
pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan modal sosial,
2009: 29) pemberdayaan memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Tahap Penyadaran
Pada tahap ini dilakukan sosialisasi terhadap komunitas
tentang pentingnya kegiatan pemberdayaan untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat, dan dilakukan secara mandiri (self
help). Masyarakat perlu menyadari tentang kondisi kehidupan
mereka dan mampu mengetahui apa yang seharusnya dilakukan.
2) Tahap Pengkapasitasan
Perlu pengkapasitasan individu, organisasi dan sistem nilai
kegiatan pemberian pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai
dengan kebutuhan dan minat masyarakat sehingga nantinya dapat
bersifat fungsional bagi mereka.
3) Tahap Pendayaan
Pada tahap ini target diberi daya, kekuasaan dan peluang
sesuai kecakapan yang diperolehnya. Peluang yang tersedia perlu
dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.
Lebih lanjut lagi Ambar Teguh menjelaskan bahwa pada tahap
pertama atau tahap penyadaraan dan pembentukan perilaku merupakan
tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap
kedua yaitu proses transformasi pengetahuan dan kecakapaan
keterampilan dapat berlangsung baik. Tahap ketiga merupakan tahap
pengayaan atau peningkatan intelektual dan kecakapan keterampilan
yang diperlukan supaya masyarakat dapat membentuk kemampuan
kemandirian.
Berhubungan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ambar
Teguh seperti tersebut diatas, Aziz (dalam Alfitri 2011: 26) juga
memberikan rincian mengenai tahapan yang seharusnya dilalui dalam
pemberdayaan. Pertama, membantu masyarakat dalam menemukan
masalahnya. Kedua, melakukan analisis terhadap permasalahan secara
17
mandiri. Ketiga, menemukan skala prioritas masalah, dalam arti
memilah dan memilih tiap masalah yang sedang dihadapi, antara lain
dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat.
Keempat, mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara
lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat.
Kelima, melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Keenam, mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses
pemberdayaan itu untuk dinilai sejauh mana keberhasilan dan
kegagalannya.
Menurut Ambar Teguh
(2008: 82) tahapan yang ditempuh
melalui pemberdayaan dapat dinilai pada Tabel 1
Tabel 1
Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan
Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif
Tahapan
Afektif
Tahapan
Kognitif
Tahapan
psikomotorik
Tahapan konatif
Belum merasa
sadar
dan
peduli
Tumbuh rasa
kesadaran dan
kepedulian
Memupuk
semangat
kesadaran dan
kepedulian
Merasa
membutuhkan
kemandirian
Belum memiliki
wawasan
pengetahuan
Menguasai
pengetahuan
dasar
Mengembangkan
pengetahuan
dasar
Belum memiliki
keterampilan
dasar
Menguasai
keterampilan
dasar
Mengembangkan
keterampilan
dasar
Tidak berperilaku
membangun
Mendalami
Memperkaya
pengetahuan
variasi
pada
tingkat keterampilan
yang lebih
18
Bersedia terlibat
dalam
pembangunan
Bernisiatif untuk
mengambil peran
dalam
pembangunan
Berposisi
secara
mandiri
untuk
membangun diri
dan lingkungan
Proses pemberdayaan masyarakat menurut Suharto (dalam Alfitri
2011: 26-27) dapat dilakukan melalui:
1.
2.
3.
4.
5.
Pemungkinan yaitu menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.
Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat
kultural dan struktural yang menghambat.
Penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang
memiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi
kebutuhannya.
Pemberdayaan
harus
mampu
menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan
diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.
Perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok
lemah agar tidak tertindas oleh kelompok luar, menghindari
terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat)
antara yang kuat dan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi
kelompok kuat terhadap kelompok lemah.
Penyokongan yaitu memberikan bimbingan dan dukungan agar
masyarakat mampu menjalankan peranan dan tuas kehidupannya.
Pemberdayaan harus mampu menyongkong masyarakat agar tidak
terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan
terpinggirkan.
Pemeliharaan yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap
terjdi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai
kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu
menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan
setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.
Proses pemberdayaan masyarakat hendaknya dilakukan secara
bertahap. Pemberdayaan masyarakat harus berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik,
ekonomi, maupun sosial.
19
d) Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat
Menurut Totok Mardikanto (2015: 105) menyatakan bahwa
pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip sebagi berikut:
1) Mengerjakan, artinya melibatkan masyarakat untuk mengerjakan
atau menerapkan sesuatu. Karena melalui mengerjakan mereka
akan mengalami proses belajar (baik dengan menggunakan pikiran,
perasaan, dan keterampilannya) yang akan terus diingat untuk
jangka waktu yang lebih lama.
2) Akibatnya, artinya kegiatan pemberdayaan harus memberikan
akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat karena perasaan
senang/puas atau tidak senang/kecewa akan mempengaruhi
semangatnya untuk mengikuti kegiatan belajar atau pemberdayaan
di masa-masa yang akan datang.
3) Asosiasi, artinya setiap kegiatan pemberdayaan harus dilakukan
dengan kegiatan lainnya, sebab setiap orang cenderung
mengaitkan/menghubungkan kegiatannya dengan kegiatan atau
peristiwa yang lainnya.
Dalam pelaksanaanya, Nerayan dalam jurnal herliawati agus
berjudul upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan
modal sosial (2009: 29) mengemukakan bahwa dalam meningkatkan
keberdayaan dalam komunitas didukung oleh beberapa elemen berikut:
1) Akses terhadap informasi
Informasi merupakan salah satu sarana bagi masyarakat
untuk memperoleh akses terhadap kesempatan dan kekuatan.
Kekuatan diartikan sebagai kemampuan masyarakat, khsusnya
masyarkat miskin untuk memperoleh akses dan kesempatan
mendapatkan hak-hak dasarnya. Informasi memberikan wawasan
abru bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Informasi tidak hanya berupa kata-kata tertulis namun dapat pula
berupa diskusi, cerita, dan biasanya menggunakan media seperti
radio, televisi dan internet.
2) Partisipasi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat, diantaranya masyarakat akan lebih dihargai apabila
keterlibatan meraka berpengaruh langsung terhadap apa yang
mereka rasakan. Faktor lainnya adalah penyesuaian diri pemangku
20
kepentingan atas apa yang penting dan apa yang tidak penting
dalam komunitas.
3) Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kemampuan pemerintah,
perusahaan
swasta,
atau
penyedia
layanan
untuk
mempertanggungjawabkan kebijakan, tindakan, serta penggunaan
data yang mendukung pelaksanaan tindakan tersebut. Terdapat tiga
mekanisme akuntabilitas yaitu akuntabilitas politik, administratif,
dan publik.
4) Kapasitas organisasi lokal
Merujuk pada kemampuan masyarakat untuk bekerja sama,
mengorganisasikan diri merak, dan memobilisasi sumber daya
untuk memecahkan masalah. Saura dan permintaan masyarakat
yang terorganisasi umumnya lebih didengar daripada masyarakat
yang tidak terorganisasi. Keanggotaan masyarakat miskin
berdasarkan organisasi dapat efektif untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya, namun terhambat oleh sumber daya dan pengetahuan
terbatas. Kapasitas organisasi lokal adalah kunci efektifnya
pemberdayaan.
Dalam setiap implementasi pemberdayaan masyarakat, Menurut
Suparjan Hempri Suryanto, (2009: 43) dapat dilihat beberapa aspek antara
lain:
1) Pemanfaatan jaringan sosial yang telah ada
2) Melihat tingkat kohesivitas masyarakat
3) Menentukan premium mobile yang nantinya akan menjadi agent of
change pada diri manusia sendiri dan sekitarnya.
e) Indikator Keberhasilan Pemberdayaan masyarakat
Untuk mengetahui tujuan pemberdayaan secara operasional
maka perlu diketahui beberapa indikator keberdayaan yang dapat
menunjukkan
seseorang
itu
berdaya
atau
tidak.
Kemandirian
masyarakat merupakan hasil yang dihadapkan dalam pemberdayaan.
Masyarakat perlu diberdayakan dulu dengan pemberdayaan, kemudian
21
mereka menjadi mandiri dan mampu memenuhhi kebutuhan, mengatur
dan mengurus diri sendiri. Upaya mewujudkan masyarakat yang
mandiri merupakan konsep pemberdayaan masyarakat. Dengan asumsi
bila masyarakat berdaya maka mereka mempunyai kemampuan untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri. Menurut (Jim
Ife,dalam azam awang, 2016: 62) indikator masyarakat yang telah
berdaya antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Mempunyai kemampuan menjangkau dan menggunakan sumber
daya yang ada dimasyarakat
Dapat berjalannya bottom up planning
Kemampuan dan aktivitas ekonomi
Kemampuan menyiapkan hari depan keluarga
Kemampuan menyampaikan pendapat dan aspirasi tanpa ada
tekanan
Keberhasilan
pemberdayaan
masyarakat
khususnya
segi
ekonomi dapat dilihat dari keberdayaan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan mereka sehari-hari. Lebih rinci, Gunawan Sumodiningrat
(dalam Muhammad Vathul Aziz, 2008: 56) mengungkapkan beberapa
indikator keberhasilan program pemberdayaan ekonomi, antara lain:
1) Berkurangnya jumlah penduduk miskin
2) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan
oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia
3) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya
4) Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin
kuatnya permodalan kelompok dan makin rapinya administrasi
kelompok serta makin luasnya interaksi kelompok dengan
masyarakat
22
5) Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan
yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan keluarga miskin
yang mampu memenuhi kebutuhannya
f) Indicator kegagalan suatu usaha
Hal ini sesuai dengan teori menurut Watson dalam Adi
(2008:259-575), bahwa kendala yang terjadi dalam pelaksanaan
program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian individu dalam
komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial. Kendala tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Kendala yang berasal dari kepribadian individu
1) Kestabilan
2) Kebiasaan (habit)
3) Hal yang utama (primacy)
4) Persepsi
5) Ketergantungan (dependence)
6) Superego
7) Rasa tidak percaya diri (self distrust)
8) Rasa tidak aman dan regresi (insecurity and regression)
b. Kendala yang berasal dari system social
1) Komitmen
2) Budaya
3) Kepentingan kelompok
4) Hal yang bersifat sacral
5) Penolakan terhadap orang luar
23
2. Definisi Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah atau yang sering disebut dengan
pendidikan nonfromal merupakan salah satu dari sekian banyak istilah
yang muncul dalam studi kependidikan. Menurut Philips H. Combs dalam
(Soelaiman, 2008: 50) mengungkapkan bahwa: pendidikan luar sekolah
adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan
diluar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu
kegiatan yang luas, yang dimasudkan untuk memberikan layanan kepada
sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Selain itu definisi dan fungsi dari pendidikan nonformal
sebagaimana yang tercantum didalam Undang-undang Sisdiknas No 20
Tahun 2003 Pasal 26 yaitu:
Pendidikan luar sekolah adalah jalur pendidikan yang
diselenggarkan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonfromal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan
potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan
luar
sekolah
dapat
dikatakan
sebagai
proses
memanusiakan manusia untuk meningkatkan kualitas berfikir moral dan
mental sehingga mampu memahami, mengungkapkan, membebaskan dan
menyesuaikan dirinya terhadap realitas yang melingkupinya.
24
Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan dimana terdapat
komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, guna membantu
peserta
didik
dalam
mengaktualisasikan
potensi
diri
dalam
mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan sesuai
dengan usia dan kebutuhannya.
Bentuk-bentuk kegiatan pendidikan luar sekolah meliputi:
1) Kursus adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
2) Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan
warga belajar
3) Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar
sehingga yang merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga
peserta didik dapat belajar dan bekerja
4) Pusat kegiatan belajar terdapat didalam masyarakat luas seperti
pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, toko, rumah ibadah, dll
5) Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh
seseorang diaman proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan
pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu
6) Belajar sendiri. Dipihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di
manapun dan kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul,
buku paket belajar dan sebagainya
7) Kegiatan lainnya sering kali terdapat wadah lain yang kegiatan dapat
menunjung kegiatan pendidikan luar sekolah
Dalam UU Sisdiknas pasal 26 ayat 3 Nomor 20 tahun 2003
menyebutkan bahwa pendidikan non formal terdiri dari pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemebrdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
25
Sedangkan pada ayat 4 disebutkan bahwa, satuan pendidikan non
formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
pusat kegiatan belajr masyarakat (PKBM) dan majelis taklim, serta satuan
pendidikan yang sejenis.
Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa satuan dan jenis
pendidikan luar sekolah mencakup pendidikan mulai dari pendidikan anak
usia dini hingga pendidikan orang tua.
3. Konsep Pendapatan
Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) menyebabkan
keterbatasan kemampuan untuk menguasai dan mengembangkan mata
pencaharian sebagai bekal mencari nafkah. Hal ini berakibat pada
rendahnya pendapatan dan mutu hidup yang rendah. Pendapatan
seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai
dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu
dalamperiode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintah, pendapatan didefinisikan sebagai
berikut: pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara / daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yan gbersangkutan yan gmenjadi hak pemerintah dan tidak perlu
dibayar kembali.
Menurut Abdul Halim (2010: 64) pendapatan adalah semua
penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva (harta) atau penurunan
hutang dari berbagai sumber dalam periode anggaran tahun anggaran yang
26
bersangkutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan
adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh pada anggota
masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balasjasa atau faktorfaktor produksi yang telah disumbangkan.
Menurut Kusnadi (2010: 9) yang dimaksud dengan pendapatan
adalah:
Suatu penambahan aktiva (harta) yang mengakibatkan
bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari
pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang
atau jasa kepada pihak lain karena pendapatan ini dapat diaktakan
sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah
diberikan kepada pihak lain.
Pendapatan yang diperoleh masyarakat akan meningkatkan
tabungan masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan merupakan salah satu
kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif
rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan juga akan
rendah. Demikian pula hanya bila pendapatan suatu daerah relatif tinggi,
maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.
Menurut Kieso, Warfield dan Way gantd (2011: 995) pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. Sedangkan menurut John J.Wild (2008: 311)
mengemukakan pendapat pendapatan menurut dua segi adalah:
27
a. Pendapatan menurut ilmu ekonomi
Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang
sama pada akhir periode seperti keadaan semula.
b. Pendapatan menurut ilmu akuntansi
Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik
dalam pengertin yang mendalam dan lebih terarah.
Menurut Soemarso SR (2008: 24) pendapatan adalah aliran
penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai
penjualan barang atau pemberian jasa. Pendapatan mempunyai arti
sebagai penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahan yang dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga
dan sewa. Definisi tersebut memberikan pengertian dimana income
memberikan pengertian pedapatan yang kebih luas (standar akuntansi
keuangan, 2010: 231).
Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Boediono faktor-faktor yang mempengaruhi pendatan yaitu:
a. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada
hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian
b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini
ditentukan oleh penawaran dan permintaan
c. Hasil kegiatan oleh anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan
d. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi pada masyarakat
pada kenyataanya menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi
meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika
pendapatan menurun, maka pengeluaran konsumsi juga turun (Mahyu
Danil, 2013: 38).
Pendapatan merupakan tujuan utama suatu perusahaan atau usaha
didirikan. Pendapatan juga menjadi hal yang paling mendasari seseorang
melakukan suatu pekerjaan. Hal ini menandakan bahwa suatu usha
memang layak untuk diperjuangkan dan dipertahankan karena bisa
28
menghasilkan pendapatan bagi kehidupan pekerjaanya. Pendapatan juga
bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi suatu perusahaan, apakah usaha
yang dijalankannya termasuk dalam skala untung atau rugi. Pendapatan
dikatakan stabil bagi perekonomian seseorang apabila jumlahnya lebih
besar dari pengeluaran harian orang tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pendapatan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa-jasa
kegiatan yang dilakukan yang diserahkan pada suatu waktu. Peningkatan
aktiva (harta) dan penurunan hutang yang berasal dari penerimaan
penghasilan atas penjualan barang atau pemberian jasa.
Untuk menghitung pendapatan yang diterima, ada tiga hal
pendekatan perhitungan, yaitu:
1) Product approach (Pendekatan hasil produksi)
dengan pendekatan hasil produksi, besarnya pendapatan dapat
diketahui dengan mengumpulkan data tentang hasil akhir barang atau
jasa untuk suatu periode tertentu dari suatu unti produksi yang
menghasilkan barang atau jasa.
2) Income approach (pendekatan pendapatan)
Dengan pendekatan pendapatan, besarnya pendapatan dapat diketahui
dengan mengumpulkan data pendapatan yang diperoleh oleh seseorang
atau kelompok orang dari usaha yang dilakukan.
29
3) Outcome approach (Pendekatan pengeluaran)
Pendapatan dihitung dengan menghitung besarnya seluruh pengeluaran
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
4. Konsep Budidaya Perikanan
Budidaya ikan air tawar telah lama dikenal oleh masyarakat.
Budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang
sebelumnya hidup liar di alam menjadi ikan perairan. Pengertian secara
luas, yaitu semua usaha membesarkan dan mendapatkan ikan, baik ikan
itu masih liar di alam atau sudah dibuatkan tempat tersendiri, dengan
adanya campur tangan manusia. Menurut Rahandi dalam (Martha Nurul
Pranindika 2014: 6) budidaya tidak hanya memelihara ikan dikolah,
tambak, sawah dan sebagainya namun secara luas juga mencakup
kegiatan mengusahakan komoditas perikanan di waduk, sungai, atau laut.
Budidaya ikan merupakan suatu upaya dalam memanfaatkan
sumber daya yang ada disekitar untuk mencapai tujuan bersama dalam
kelompok. Menurut Cahyo Saparinto (2008: 3) budidaya merupakan
bentuk campur tangan manusia dalam meningkatkan produktivitas
perairan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperoduksi ikan dalam
suatu wadah atau media terkontrol dan berorientasi pad keuntungan.
Pengertian tersebut menitik beratkan peran manusai dalam memperoduksi
dan meningkatkan produktivitas perairan khususnya ikan air tawar dan
bertujuan mencari keuntungan. Harapannya, produk yang dihasilkan akan
berlipat dan berlimpah.
30
Menurut Eddy Afrianto dan Evi liviawati (2011: 11) budidaya
ikan adalah usaha manusia dengan segala tenaga dan kemampuannya
untuk memelihara ikan dengan cara memasukkan ikan tersebut dalam
tempat dengan kondisi tertentu atau dengan cara menciptakan kondisi
lingkungan alam yang cocok bagi ikan
Budidaya ikan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya
hayati perairan tidak dibatsi secara tegas dan pada umumnya mencakup
ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilalayah
yang berdekatan serta lingkungannya. Menurut UU RI no.9/1985 dan UU
RI no.31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian
perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis. Pada umumnya,
perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi
manusia.
a. Tujuan Budidaya
Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi
perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan
hasil ikan yang hidup di alam liar. Rahardi (dalam Marta Nurul P,
2014: 6) mengemukakan bahwa untuk memenuhi tujuan itu, perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha budidaya, antara
lain penyedia benih, pembuatan tempat pemeliharaan, pengairan,
31
pakan dan pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Untuk
dapat melaksanakan usaha budidaya ikan dengan baik, Eddy Afrianto
dan Evi Liviawati (2011: 13) mengemukakan perlunya diperhatikan
beberapa ketentuan berikut:
1) Pemeliharaan tempat dan kondisi lingkungan didasarkan pada jenis
tanah, topografi, kualitas dan kuantitas air serta temperatur air
2) Perencanaan usaha budidaya ikan meliputi ukuran unit usaha,
penyedaia air dan system pengeringan
3) Perencanaan pembuatan kolam didasarkan pada ukuran kolam
budidaya, bentuk kolam, kedalaman kolam, dan bahan pembuatan
kolam.
4) Perencanaan metode budidaya didasarkan pada pertimbangan
biologis dan ekonomis, cara pengelolaan, dan rencana tahunan.
b. Tahapan Pelaksanaan Budidaya
Menurut Cahyo S (2008: 39) pada prinsipnya tahapan yang
ada pada kegiatan budidaya ikan meliputi tahap:
(a) Persiapan media produksi
(b) Penyediaan induk/penebaran benih
(c) Pengelolaan air
(d) Pengelolaan pakan dan
(e) Pengendalian hama dan penyakit
32
1. Persiapan media produksi
Setiap kali produksi akan dimulai, media produksi harus
dirawat atau diperbaiki. Pada pembesaran dikolam, kegiatan
persiapan yang dilaukan meliputi keduk-teplok, perbaikan saluran,
pengapuran serta pemupukan. Sementara jika budidaya dilakukan
di keamba jaring apaung makan kegiatan persiapan meliputi
pembersihan dan perbaikan kantong jaring serta penguatan talitemalinya.
2. Penyediaan induk/penebaran benih
Kegiatan pada usaha pembenihan diantaranya penyediaan
induk
siap
pijah,
penempatan
induk
secara
berpasangan,
pengamatan saat pemijahan hingga selesai, pemindahan telur,
penetasan
dan
pemeliharaan
hingga
benih.
Untuk
usaha
pendederan dan pembesaran penebaran benih dilakukan setelah
media budidaya siap. Benih yang berkualitas baik akan di tebar di
kolam. Sebelum di tebar, benih haris diaklimitasi dahulu agar
mampu beradaptasi dengan lingkungnnya yang baru. Pengawasan
dilakukan selama pemelihan hingga targer waktu yang ditentukan.
Dalam kegiatan penetasan telur, tingkat keberhasilan perlu di
record dengan baik. Hasil record berguna bagi kepentingan analsis
untuk keperluan penetasan pada tahap selanjutnya.
33
3. Pengelolaan air
Sumber air yang digunakan sedapat mungkin berasal dari
sumber air yang memenuhi syarat untuk budidaya. Pengelolaan air
dilaksanakan untuk menjadmin ketersediaan air, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Pada kagiatan pembenihan, parameter
kualitas yang penting diperhatikan adalah suhu, pH, dan
kandungan bahan organic (H2S, NH3). Pemantauan air sebaiknya
dilakukan
setiap
pagi
dan
sore.
Namun,
pada
kegiatan
pembersaran, pemantauan kualitas air cukup dilakukan sehari-hari.
4. Pengelolaan pakan
Pengelolaan pakan perlu dilakukan pada usaha pembenihan
saat benih ikan membutuhkan kualitas pakan yang baik dengan
jumlah cukup. Pemberian ikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
gizi ikan. Dengan begitu, kandungan gizi pada pakan dapat
terabsorbsi dengan baik. Pakan diberikan secara bertahap atau
sedikit demi sedikit. Hal ini untuk menghindari adanaya pakan
yang tebuang dengan percuma. Sisa pakan dapat menimbulkan
polusi pada media budidaya.
5. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit harus selalu dilakukan,
jika tidak, serangan hama dan penyakit dapat memusnahkan semua
ikan yang di budidayakan. Pengendalian dapat dilakukan mulai
dari persiapan lahan/media budidaya, pengelolaan kualiatas air,
34
pemberian pakan, termasuk pengendalian ketika terjadi penularan
penyakit secara mendadak. Pencegahan lebih baik dilakukan
dariapda melakukan pengobatan setelah penyakit menyerang,
selain biaya pengobatan yang cukup besar, keetrlambatan
pengobatan dapat menyebabkan kematian massal. Pengobatan
yang dilakukan tentunya harus menggunakan obat dengan zat
kimia yang tidak dilarang serta tidak menimbulkan bahaya bagi
manusai dan lingkungannya.
c. Pengembangan Usaha Budidaya
Pengembangan usaha budidaya dilakukan untuk meningkatkan
hasil dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dalam pengembangan
usaha, terdapat beberapa pola yang dapat dilakukan. Terkait dengan
peningkatan hasil panen, pola yang dapat dilakukan adalah pola
intensifikasi dan ekstensifikasi.
1) Intensifikasi Budidaya
Pola pengambangan ini memanfaatkan kondisi lahan yang
ada dengan mengintensifkan teknologi, modal, dan sumber daya
untuk mendapatkan hasil optimal. Hatima dan Djajadiredja (dalam
Cahyo Suparinto, 2008: 21) menyebutkan bahwa kolam seluas 1 ha
menghasilkan ikan sebanyak 6,6 ton. Kondisi ini dinilai tidak
memuaskan
karena
dalam
kondisi
menghasilkan 10-12 ton/ha/tahun.
35
optimal
kolam
dapat
Menurut Cahyo Suparinto, (2008: 21) terdapat beberapa
sifat yang terlihat pada pola pengembangan intensifikasi, anatara
lain:
a).Cukup dengan memanfaatkan lahan produksi yang relativ sempit
b).Menggunakan teknologi yang cenderung lebih modern
c).Membutuhkan modal cukup tinggi dengan waktu pengembalian
modal yang relatif lebih singkat
d).Jumlah produksi (output) lebih tinggi
e).Lama waktu budidaya relative lebih singkat karena pertumbuhan
ikan relatif lebih cepat
f).Mengurangi kerusakan pada daya dukung lahan budidaya jika
pemanfaatan lahannya dilakukan secara berlebihan.
Peningkatan usaha dengan pola intensifikasi memerlukan
penanganan yang intensif. Hal ini terkait dengan adanya faktorfaktor penghambat terhadap usaha peningkatan hasil panen.
2) Ekstensifikasi Budidaya
Enkstensifikasi didasarkan pada pola ikir yang masih
sederhana, teknologi yang terbatas dan kondisi sumber daya alam
yang masih memungkinkan. Pola ini hanya memanfaatkan faktor
alam karena belum banyak campur tangan manusia dalam
pengelolaannya. Pengembangan dilakukan karena banyak lahan
yang belum dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Pola ini kuran
efisien, hal tersebut disebabkan untuk menghasilkan atau
meningkatkan hasil panen dibutuhkan lahan budidaya yang lebih
luas. Menurut Cahyo Saparinto (2008: 21) mengemukakan
beberapa sifat dari pola ekstensifikasi, antara lain:
36
a) Membutuhkan lahan produksi yang luas
b) Teknologi yang diterapkan cenderung masih tradisional,
penebaran benih rendah, pemberian pakan dilakukan kadangkadang dan pengelolaan budidaya secara sederhana
c) Membutuhkan investasi cukup besar sehingga membutuhkan
waktu panjang untuk bisa mengembalikan modal
d) Jumlah produksi (output) relatif rendah
e) Lama waktu budidaya relatif lebih panjang (pertumbuhan ikan
kurang cepat).
Ketersediaan sumber daya perairan yang luas dan sumber
daya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk
meningkatkan dan mengambangkan usaha perikanan. Kemauan
masyarakat untuk berkembang dan mengetahui kemampuan yang
dimiliki menjadi modal awal dalam membentuk kelompok
budidaya. Permintaan yang tinggi terhadap ikan air tawar menjadi
jalan untuk meningkatkan pendapatan anggota. Keuntungan
budidaya ikan air tawar, secara ekonomis sangat menguntungkan
karena ikan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu, ikan
juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarkat.
Menurut Bambang Cahyono (2010: 10) segi keuntungan
yang dapat diperoleh dari memelihara ikan antara lain:
a) Luas lahan yang sempit dapat menghasilkan ikan yang cukup
banyak
b) Pembudidayaan ikan tidak memerlukan perawatan yang rumit,
asal airnya cukup dan sehat. Ikan dapat hidup dan berkembang
dengan baik asal mendapat air yang cukup.
c) Ikan memiliki nilai gizi yang tinggi dengan kandungan kolsterol
rendah, sehingga sangat banyak untuk kesehatan tubuh
d) Ikan merupakan penghasilan protein yang tinggi sehingga sangat
baik untuk pemenuhan gizi masyarakat
37
e) Ikan banyak digemari oleh masyarakat sehingga secara
ekonomis sangat menguntungkan bila dibudidayakan secara
intensif.
Dari gambaran keuntungan tersebut, maka pengembanga
sektor perikanan sangat penting bagi kehidupan masyarakat.
Budidaya ikan ini semakin luas dikenal masyarakat sehingga
daerah-daerah lain juga banyak melakukan budidaya ikan ini. Di
Kabupaten Bantul juga telah membudidayakan ikan air tawar.
Salah satu daerah budidaya ikan berada di Desa Timbulharjo yang
masuk wilayah Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Semakin
banyaknya daerah yang membudidayakan ikan khususnya ikan air
tawar menunjukkan banyaknya peminat usaha budidaya ikan.
B. Penelitian Yang Relevan
Secara
umum
penelitian
ini
meneliti
tentang
meningatkan
perekonomian masyarakat. Ada beberapa skripsi terdahulu yang membahas
perekonomian masyarakat diantaranya:
1. Warkonah (2011) skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Perekonomian
Masyarakat Melalui Usaha Pertanian Bawang Merah di Desa Tegalgandu
Wanasari Brebes. Fokus kajiannya yaitu menjelaskan upaya-upaya yang
dilakukan, antara lain pemodalan, diadakan penyuluhan pertanian,
menejemen usaha dan pemasaran hasil usaha pertanian. Hasil yang dicapai
antara lain meningkatnya hasil panen sehingga mampu meningkatkan
perekonomian petani bawang merah. Selain itu juga mendeskripsikan
faktor pendukung dan penghambat.
38
2. Penelitian yang dilakukan oleh Wardlatul Asyriyah (2007) dengan judul
Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha
Tambak di Desa Babalan Kecamatan Kadung Kabupaten Demak Jawa
Tengah. Fokus kejadiannya yaitu mengetahui strategi yang digunakan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya antara lain
strategi pemeliharaan tambak meliputi memberi makan ikan dan udang.
Strategi pemsarana daerah yang dijadikan pemasaran meliputi kedung
pacangan, semarang.
3. Arwan susilo (2007) yang berjudul Pemberdayaan Ekonomi Kelompok
Ternak Sapi
Gunungkidul.
Andini Seto di Dusun Ngaliyan Puluan Wonosari
Kajiannya
yaitu
mendeskripsikan
tentang
kegiatan
pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ternak sapi andini
seto yang meliputi kegiatan pembiaan dan pemberian pinjaman modal.
Kegiatan pembinaan dalam pemeliharaan sapi diakukan bekerjasama
dengan dinas peternakan. Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan anggota kelompok ternak sapi agar lebih trampil dalam
memelihara ternak. Peminjaman modal dimana modal diperoleh dari luar
kelomok dinas peternakan kabupaten gunungkidul. Modal juga berasal
dari kelompok ternak sapi adini seto iuran rutin, jasa piutang, ataupun
hasil penjualan obat-obatan ternak.
Dari penelitian tersebut menujukkan bahwa penelitian tentang
peningkatan pendapatan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar oleh
kelompok budidaya ikan Mina Persada berbeda dengan penelitian
39
sebelumnya. Kelompok budidaya ikan Mina Persada merupakan kegiatan
pemberdayaan
masyarakat.
Penelitian
ini
mengkaji
tentang
proses
pemberdayaan, faktor pendukung dan penghambat, dan dampak dari kegiatan
yang dilakukan oleh kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) dalam
pemberdayaan masyarakat di Dusun Pacar Desa Timbulharjo, Kecamatan
Sewon, Kabupaten Bantul.
C. Kerangka Berfikir
Pemberdayaan masyarakat yang belum merata bagi seluruh lapisan
masyarakat menyebabkan masalah sosial, khususnya dalam bidang ekonomi.
Pemberdayaan ekonomi
yang tidak merata
akan
berdampak pada
meningkatnya kemiskinan. Kondisi serba kekurangan yang dialami oleh
masyarakat menyebabkan kondisi lemah dalam bidang ekonomi dan
marginal. Tingkat penangguran meningkat sementara kesempatan kerja
semakin menurun, kemiskinan juga disebabkan karena berbagai jenis mata
pencaharian yang ada di masyarakat belum sepenuhnya dimanfaatkan dan
dikelola oleh masyarakat luas. Mata pencaharian yang dijalankan oleh
masyarakat juga belum berkembang pada dasarnya, kondisi ini dipengaruhi
oleh kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya yang ada (SDM dan SDA)
dalam upaya peningkatan ekonomi hal ini menyebabkan pengangguran
semakin banyak sehingga angka kemiskinan semakin tinggi.
Permasalahan ini perlu diselesaikan secara tepat dan cepat
pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan diatas. Pemberdayaan berarti memberikan daya
40
kepada masyarakat, dalam hal ini agar masyarakat mampu mencapai tingkat
ekonomi yang diinginkan. Salah satu solusi melalui pemberdayaan
masyarakat adalah melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada di Dusun
Pacar Desa Timbulharajo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Kontribusi
kelompok budidaya ikan dalam meningkatkan pendapatan anggotanya dapat
diraskan dengan adanya pembentukan kelompok agar pelaksanaan kegiatan
terorganisir, terbinanya kerjasama, permasalahan dapat diatasi, dan bersamasama mencapai tujuan kelompok.
Pada dasarnya tujuan dari kelompok ini adalah menciptakan
masyarakat yang berdaya sehingga mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat. Pemberdayaan dilakukan tidak hanya dari segi kualitas sumber
daya manusianya saja, melainkan dari berbagai bidang. Terbentuknya
kelompok ini dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi masyarakat atau anggota
terhadap kegiatan kelompok dan terhadap pembangunan masyarakat.
Dengan demikian, dapat dikatakan sebagai usaha yang tepat dalam
memeratakan
pendapatan
masyarakat
dan
membantu
meningkatkan
pendapatan masyarakat yang dahulunya jauh dari kata kecukupan.
41
Kelompok budidaya
Ikan Mina Persada
(KBI-MP)
Upaya pemberdayaan
melalui KBI-MP
Masalah :
1.Pemberdayaan belum merata
2.Tingginya angka kemiskinan
3.Tingginya angka pengangguran
1.Pemberdayaan merata
Faktor penghambat
&
faktor pendukung
2.Meningkatknya pendapatan
3.terciptanya peluang kerja
Gambar I
Proses Pemberdayaan KBI-MP
D. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat diajukan pertanyaanpertanyaan penelitian, yang diharapakan mampu menjawab yang diteliti,
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
42
a. Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan
budidaya ikan air tawar ?
b. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam
pengelolahan budidaya ikan air tawar ?
c. Bagaimana perkembangan budidaya ikan air tawar ?
2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui
kelompok budidaya ikan mina persada ?
b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?
c. Bagaimana pengurus mengatasi hambatan tersebut ?
3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
a. Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya
ikan mina persada ?
b. Apakah hasil pendapatan dari pengelolaan ikan selalu meningkat
disetiap kali panen ?
c. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis pendekatan penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif. Permasalahan yang muncul dalam penelitian
ini adalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan
air tawar sehingga diperlukan data dan informasi yang diolah dalam
bentuk deskripsi atau penggambaran mengenai pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh KBI-MP.
Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Imam Gunawan, 2013: 82)
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang, dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik
(utuh).
Sementara itu, menurut sugiono, (2009: 15) metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositifme, digunakan untuk meneliti suatu
kondisi secara natural / secara kondisi alamiah. Hal ini berarti penelitian
kualitatif
bertujuan
untuk
memperoleh
data
yang
komprehensif
(menyeluruh).
Penelitian dengan metode kualitatif dilakukan agar data yang
diperoleh merupakan data yang dialami dan komprehensif sesuai dengan
latar dan data yang diperoleh. Penggunaan metode kualitatif agar data
44
yang diperoleh bukan merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena
tida ada unsur atau variabel lain yang mengontrol.
Atas dasar hal tersebut, maka peneliti memilih untuk menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Dengan demikian, tujuan yang ingin
dicapai dari penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian
ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan
mendalam mengenai pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui
budidaya ikan air tawar di kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBIMP) di Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
B. Setting, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting
yang
ditetapkan
dalam
penelitian
ini
adalah
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan Mina
Persada (KBI-MP) dari perencanaan pelaksanaan hingga dampak yang
dirasakan pada kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) Desa
Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Wawancara akan
dilaksanakan pada saat pertemuan rutin seluruh pengurus seminggu
sekali di rumah ketua pengurus dan observasi dilaksanakan dikolam
serta melakukan wawancara dengan warga setempat.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti memilih
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) sebagai setting
penelitian yaitu :
45
a. Belum
pernah
dilakukan
penelitian
tentang
pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di Mina
Persada yang dapat mendorong masyarakat untuk mandiri.
b. Budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang sedang banyak
dilakukan dalam masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi.
c. Oleh karena bidang penelitian yang akan dikaji terkait dengan
jurusan pendidikan luar sekolah (PLS) mengenai pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air
tawar,
Mina
persada
telah
menyelenggarakan
usaha-usaha
pemberdayaan sehingga tempat tersebut tepat dan cocok dijadikan
sebagai setting penelitian.
2. Tempat Penelitian
Tempat yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) di Dusun Pacar, Desa
Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
Hal yang menjadi pertimbangan penelitian memilih kelompok
budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) sebagai setting penelitian
yaitu:
a. Belum
pernah
dilakukan
penelitian
tentang
pelaksanaan
pembudidayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di
KBI-MP untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
46
b. Budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang sedang banyak
dilakukan dalam masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi dan dapat membantu perekonomian masyarakat
terutama pembina kelompok.
c. Karena bidang penelitian yang akan dikaji terkait dengan jurusan
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) mengenai pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat, melalui budidaya ikan air tawar Mina
Persada
KBI-MP
telah
menyelenggarakan
usaha-usaha
pemberdayaan sehingga tempat tersebut tepat dan cocok dijadikan
sebagai setting penelitian.
3. Waktu penelitian
Waktu penelitian untuk mengumpulkan data akan dimulai pada
bulan November 2016. Dalam penelitian ini peneliti berinteraksi
langsung dengan subyek penelitian dengan tujuan memperoleh data
secara akurat. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di KBI-MP
Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten
Bantul. Tahap-
tahap yang dilakukan dengan penelitian ini adalah:
a. Tahapan penelitian data awal yaitu melakukan observasi awal
untuk mengetahui lokasi KBI-MP, pelaksanaan kegiatan dan
wawancara pada pembina kelompok.
b. Tahap
penyusunan
proposal.
Dalam
tahap
ini
dilakukan
penyusunan proposal dari data-data yang telah dikumpulkan
melalui tahap pengumpulan data awal.
47
c. Tahap perijinan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurusan ijin
untuk penelitian di kelompok budidaya ikan Mina Persada
d. Tahap pengumpulan data dan analisis data. Pada tahap ini
dilakukan pengumpulan terhadap data-data yang sudah didapat dari
penelitian dan dilakukan analisis data.
e. Tahap penyusunan laporan. Tahap ini dilakukan untuk menyusun
seluruh data dari hasil penelitian yang dilakukan dan disusun
sebagai laporan pelaksanaan penelitian.
C. Subyek penelitian
Menurut Andi Prastowo, (2011: 143) subyek penelitian adalah
subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Sumber data dalam
penelitian ini didapat berupa benda gerak, orang atau proses tertentu.
Peneliti menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam
mengumpulkan data, maka sumber data adalah dengan cara wawancara,
pengamatan tempat, serta gambar sebagai dokumentasi.
Subyek penelitian disini dipilih berdasarkan teknik purposive,
yakni pengambilan sumber data menggunakan pertimbangan tertentu.
Penimbangan ini adalah orang yang dianggap paling tahu tentang
informasi apa yang kita harapkan, atau sebagai orang yang dihormati dan
mengenal keadaan sekitar sehingga memudahkan peneliti untuk mencari
informasi yang diperlukan. Menurut safanah faisal, sampel sebagai sumber
data atau sebagai informan sebagai memenuhi kriteria sebagai berikut:
48
1.
Mereka yang mengusai dan memahami sesuatu melalui proses
enkluturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga
dihayatinya.
2.
Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
3.
Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi.
4.
Mereka yang tidak cederung menyampaikan informasi hasil
“kemasannya” sendiri.
5.
Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing”dengan peneliti
sehingga lebih mengaraihkan untuk dijadikan semacam guru atau nara
sumber (Sugiono, 2014: 303).
Menurut Sugiono (2011: 301) menyatakan bahwa purpose
sumpling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, sesuai fokus penelitian beberapa
orang yang dipandang layak dijadikan informasi sumber data sesuai
dengan tujuan awal penelitian. Sebyek penelitian yang ditentukan oleh
peneliti yaitu:
a. Ketua Pengelola kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP)
b. Anggota budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP)
c. Masyarakat setempat serta informan pendukung
49
D. Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiono (2011: 308) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utamanya
adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh jenis data yang dibutuhkan,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling
sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Menurut Lexy J.Moleong
(2009: 186)
wawancara merupakan percakapan denganmaksud
tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara
(interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut
Esterbeg dalam Sugiono (2011: 316) mendefisikan wawancara sebagai
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.
Wawancara merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data
maupun informasi sebanyak mungkin dari seseorang infroman yang
dijadikan rujukan. Manurut macamnya, Esterbeg dalam Sugiono
(2011: 317-320) membagi wawancara menjadi tiga yaitu wawancara
terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Wawancara dalam
penelitian ini adalah menggunakan wawancara jenis semistruktur.
Tujuan dari jenis
wawancara ini
50
adalah
untuk
menemukan
permasalahan lebih bebas dan terbuka dimana pihak terwawancara
diminta pendapat dan ide-idenya.
Menurut Zainal Arifin (2011: 233), wawancara merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan
tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan respon
untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Burhan Bungin (2011: 122),
wawancara mendalam adalah:
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka anatar pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama
Wawancara memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara
umum dan bersifat terbuka yang dirancang untuk memunculkan
pandangan dan opini dari para partisipan. Wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yakni wawancara
yang pertanyaan-pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya oleh
pewawancara. Wawancara dilakukan kepada pembina, pengurus,
anggota kelompok dan masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan air
tawar Mina Persada.
Wawancara dilakukan kepada Pembina, pengurus dan anggota
kelompok untuk menggali data tentang upaya kelompok budidaya ikan
Mina Persada (KBI-MP), pelaksanaan kegiatannya, faktor pendukung
dan penghambat dalam kegiatan dan dampak yang dirasakan terhadap
51
anggota kelompok budidaya ikan Mina Persada sebagai bagian dari
masyarakat.
2. Observasi Partisipatif
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif dan rasional mengenai beberapa fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu (Zainal Arifin, 2011: 231).
Dilihat dari teknik pelaksanaanya, observasi dapat ditempuh
melalui tiga cara yaitu, observasi langsung, observasi tidak langsung,
dan observasi partisipatif. Observasi partisipasif yaitu observasi yang
dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam
situasi objek yang diteliti (Zainal Arifin, 2011: 231).
Alasan
peneliti
menggunakan
metode
observasi
agar
memperoleh informasi atau data tentang kondisi yang sebenarnya
secera lengkap, mendapam dan terperinci. Peneliti ikut serta dalam
kegiatan kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP). Observasi
dilakukan untuk mengamati upaya kelompok budidaya ikan Mina
Persada
(KBI-MP)
dalam
pemberdayaan
masyarakat
Desa
Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, pelaksanaan
kegiatannya, faktor pendukung, faktor penghambat dalam kegiatan dan
dampak yang dirasakan masyarakat.
52
3. Dokumentasi
Menurut (Haris Heriansyah, 2011: 34) studi dokumentasi
merupakan salah satu yang dapat dilakukan untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang infroman melalaui suatu media tertulis
dan dokumen lainnya yang tertulis atau dibuat langsung oleh infroman
yang bersangkutan.
Dokumentasi merupakan sebuah kata yang berasal dari kata
dokumen. Kata dokumen sendiri berasal dari bahasa latin yaitu docere,
berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Gottschalk
dalam Imam Gunawan (2013: 175) seringkali digunakan para ahli
dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis dari bagi
informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak,
peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Menurut Sugiono dalam Imam Gunawan (2013: 179) studi
dokumen merupakan pelengkapan dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif
pengumpulan data perlu didukung pula dengan pendokumentasian,
dengan foto, video dan compact disk. Pengumpulan data dilakukan
secara bertahap dan sebanyak mungkin peneliti harus mengumpulkan
dengan maksud jika nanti ada yang terbuang atau kurang relevan,
peneliti masih bisa memanfaatkan data lain. Pemanfaatan bahan
dokumentasi harus selektif dan hati-hati karena tidak semua
dokumentasi memiliki kredibilitas yang tinggi.
53
Dokumentasi penelitian ini berhubungan dengan masalah
penelitian untuk melengkapi data hasil wawancara. Dokumentasi ini
diambil dari data-data dan catatan yang ada di budidaya ikan air tawar
Mina Persada.
Tabel 2 teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
No
Aspek
1
Proses
pemberdayaa
n dalam
pembudidaya
ikan air tawar
Mina Persada
2
Faktor
penghambat
dalam
pelaksanaan
kegiatan
Mina Persada
3
Faktor
pendukung
dalam
pelaksanaan
kegiatan
4
Implementasi
kegiatan
Mina Persada
5
Sumber data
Anggota
kelompok,
masyarakat,
pengurus dan
pembina
Metode
a. Wawancara untuk mengetahui
upaya kelompok
b. Observasi untuk mengamati
upaya yang dilakukan
c. Dokumentasi
Anggota
a. Wawancara untuk mengetahui
kelompok,
faktor penghambat kegiatan
masyarakat,
Mina Persada
pengurus dan b. Observasi untuk mengamati
pembina
faktor penghambat kegiatan
Anggota
kelompok,
masyarakat,
pengurus dan
pembina
Anggota
kelompok,
masyarakat,
pengurus dan
pembina
a. Wawancara untuk mengetahui
faktor pendukung kegiatan
Mina Persada
b. Observasi untuk mengamati
faktor pendukung kegiatan
a. Wawancara untuk mengetahui
implementasi kegiatan Mina
Persada
b. Observasi untuk mengamati
implementasi kegiatan
c. Dokumentasi berupa foto
sebagai bukti kegiatan
Dampak
Anggota
a. Wawancara untuk mengetahui
pemberdayaa kelompok,
dampak pemberdayaan
n
melalui masyarakat,
b. Observasi untuk mengamati
budidaya
pengurus dan
dampak pemberdayaan
ikan air tawar pembina
54
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi isntrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti dalam penelitian
kualitatif sebagai perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis,
penafsiran data, dan pelapor hasil penelitiannya. Menurut Sugiono (2011:
306) penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data
dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Menurut Cuba dan Lincoln apabila metode penelitian telah jelas
kualitatif, maka instrumen yang digunakan yaitu manusia (Zainal Arifin,
2011: 169) ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen mencakup segi
responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan
diri
atas
perluasan
pengetahuan,
memproses
data
secepatnya,
memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengaikhtisarkan,
memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim atau
indiosinkratik. Menurut Meleong, (2009: 169) peneliti mendapatkan
informasi yang mendalam karena dibantu dengan alat-alat pengumpul data
yang mencakup pedoman wawancara, pedoman observsi, pedoman
dokumentasi, alat perekam, kamera, dan alat tulis lainnya.
Pada awalnya permasalahan yang ada dalam penelitian kualitatif
belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti
sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat
55
dikembangkan suatu instrumen. Instrumen lain yang menemani peneliti
dalam meneliti adalah pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi
yang dibuat sendiri oleh peneliti.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai
saat pengumpuland data berlangsung, data diperoleh dari berbagai sumber
dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dalam hal ini
kegiatan analisis dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang
diperoleh dari informan terkait dengan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat melalui budidaya ikan air tawar Mina Persada Desa
Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, dan setelah selesai
dilapangan.
Menurut John W Creswell, (2012: 274) analisis data merupakan
proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap
data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analisis dan menulis catatan
singkat sepanjang penelitian. Menurut Zainal Arifin, (2011: 171) analisis
data adalah proses yang dilakukan secara sistemstis untuk mencari,
menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan
dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknikteknik pengumpulan data lainnya.
Menurut Miles dan Huberman (Zainal Arifin, 2011: 172)
mengemukakan tahap kegiatan dala menganalisis data kualitatif yaitu
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan menarik
56
simpulan/verifikasi (conclusion drawing). Adapun langkah-langkah
analisis data bisa dilihat pada gambar 2.
Pengumpulan data
(Data collection)
Penyajian data
(data display)
Reduksi data
(data reduction)
Penarikan kesimpulan
(conclusing drawing)
Gambar 2. Komponen Analisis Data
1. Reduksi data (Data Reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal yang pokok dan penting sesuai tema dan
polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas. Reduksi data meliputi proses pemilihan, pemusatan
perhatian, pengabstraksian, dan pengubahan data kasar dari lapangan.
Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh
karena itu, bila peneliti menemukan segala sesuatu yang dipandang
asing, belum dikenal, justru harus menjadi perhatian dalam melakukan
reduksi data. Proses ini harus mencari data yang benar-benar valid.
57
2. Penyajian data (data display)
Meliputi proses pengelompokan data yang sama menjadi
kategori. Dalam proses penyajian data harus teliti dalam menyusun
atau mengurutkan data sehingga mudah dipahami pembaca.
3. Penarikan kesimpulan (conclusing drawing)
Kesimpulan / verifikasi adalah tahap terakhir rangkaian analisis
data
kualitatif.
Pada
proses
penarikan
kesimpulan
dilakukan
pengukuran sebab data kualitatif, pada proses penarikan kesimpulan
dilakukan pengukuran sebab akibat, menentukan kategori-kategori
hasil penelitian. Kesimpulan ini sebaiknya menjadi jawaban dari
rumusan masalah penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya msih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
G. Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data diperlukan
teknik pemeriksaan. Data yang dikumpulkan kemudian dilakukan
pengecekan kebenaran melalui teknik triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pemerikasaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain atau memerlukan pembanding terhadap data tersebut.
Menurut Nusa Putra, (2011: 189) triangulasi teknik pemeriksaan
keabsahan data menggunakan beragam sumber, teknik, waktu. Beragam
58
sumber maksudnya digunakan lebih dari satu sumber untuk memastikan
apakah datanya benar atau tidak. Beragam teknik berarti penggunaan
berbagai cara secara bergantian untuk memastikan kebenaran data.
Kebenaran waktu berarti memeriksa ketenangan dari sumber yang sama
pada waktu yang berbeda.
Menurut Moleong (2009: 330) mendefinisikan trianggulasi adalah
teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Denzim (dalam Moleong 2009: 330) membedakan empat macam
triagulsi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik, dan teori.
Trianggulasi sumber untuk mengecek kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Trianggulasi dengan sumber juga dapat berarti membandingkan data
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Trianggulasi sumber dapat dicapai dengan jalan: membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa
yang dikatakan orang di depan yang dikatakannya secara pribadi,
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orangorang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau
59
tinggi,
orang
berada,
orang
pemerintahan,
serta
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dengan
cara
dokumen yang
berkaitan.
Trianggulasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah trianggulasi sumber. Melalui teknik ini peneliti mengecek
keabsahan data yang diperoleh melalui :
1. Membandingkan antara apa yang dikatakan pengelola budidaya ikan
Mina Persada, anggota, masyarakat dan Informan Pendukung.
2. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan topik permasalahan.
3. Melakukan cek data dengan pihak pengelola.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Umum Lokasi Penelitian
1. Diskripsi Wilayah
Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi
D.I.Yogyakarta, merupakan 1 dari 4 Desa di Kecamatan Sewon yang
mempunyai jarak 5 km dari Kota Kabupaten. Kecamatan Sewon sendiri
merupakan salah satu dari 17 Kecamatan di Kabupaten Bantul yang
termasuk kategori Kecamatan maju. Secara geografis Desa Timbulharjo
sendiri terletak di perbatasan sebagai berikut :
a. Sebelah barat
: Desa Pendowoharjo
b. Sebelah utara
: Desa Bangunharjo
c. Sebelah timur
: Desa Wonokromo
d. Sebelah selatan
: Desa Sabdodadi
Desa Timbulharjo memiliki luas wilayah kurang lebih 7,78 km²,
akses menuju Desa Timbulharjo sangat mudah karena dapat dijangkau
dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Adapun jarak Desa
Timbulharjo dengan :
a. Desa Timbulharjo dengan Kecamatan Sewon adalah 2,0 km.
b. Desa Timbulharjo dengan Kabupaten Bantul adalah 5,0 km.
Desa Timbulharjo memiliki 17 dusun salah satunya adalah Dusun
Pacar. Dusun Pacar sendiri terdiri dari 3 RT. Data Monografi tahun 2015
menyebutkan bahwa jumlah penduduk Timbulharjo sebanyak 21.371
61
orang yang terdiri dari 10.832 orang laki-laki, 10.539 orang perempuan
sedangkan jumlah Kepala Keluarga dalam Dusun Pacar sebanyak 180
Kepala Keluarga, bisa dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Luas Tanah Berdasarkan Pengggunaanya
Luas lahan menurut jenis penggunaan
lahan
a.Lahan pertanian sawah
Lahan sawah irigasi
Lahan sawah nonirigasi
(tadah hujan atau rawa
b.Lahan pertanian non sawah
(ladang, tebu, jagung,
tambak, kebun, kolam)
c.Lahan non pertanian (rumah,
perkantoran, industry, toko,
lapangan
Luas
(km)
2,25
2,25
0,23
1,20
1,85
Sumber : Data Statistik Dan Monografi Desa Timbulharjo (2015)
Desa Timbulharjo letak topografis tanahnya rata, dengan lahan
sebagian besar adalah lahan pertanian. Luasnya lahan persawahan menjadi
alasan banyaknya penduduk yang bekerja sebagai petani. Akan tetapi,
lahan yang luas ini belum dimaksimalkan dalam bentuk mata pencaharian
hidup. Melihat peluang tersebut sebagian masyarakat memanfaatkan lahan
yang luas untuk dijadikan tempat budidaya ikan air tawar. Sehingga
masyarakat memiliki peluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
mereka. Salah satu alasan masyarakat memanfaatkan lahan yang tersedia
untuk dijadikan kolam budidaya ikan air tawar, karena nilai ekonominya
yang tinggi dan memiliki nilai gizi bagi kesehatan.
62
2. Deskripsi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
a. Pengenalan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PPL
(Petugas Penyuluh Lapangan) Kecamatan Sewon di dibawah naungan
PKBM Persada dan juga didampingi oleh Dinas Perikanan Kabupaten
Bantul, tujuan awal pemberdayaan yang dilakukan adalah untuk
membantu masyarakat di Desa Timbulharjo khususnya warga Dusun
Pacar
untuk
lebih
berdaya
perekonomiannya.
PPL (Petugas
Penyuluhan Lapangan) memberikan layanan sosial dan bimbingan
serta membantu mengoptimalkan potensi (sumber daya) manusia,
sarana, maupun alaminya yang ada dilingkungan Desa. Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada ini dipelopori oleh Bapak Jamaludin
Suwito, Tri Sukamto, dan Kartijo mereka mengumpulkan sebagian
masyarakat yang setuju dengan pembentukan Kelompok Budidaya
Ikan Mina Persada dan setuju berkomitmen menjadi anggota
kelompok. Berkonsultasi dengan PPL Kecamatan Sewon untuk
mendapatkan informasi prosedur pembuatan proposal pengajuan
kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yang disetujui oleh Kepala
Desa (pihak desa) dan petugas penyuluhan lapangan (PPL)
Kecamatan Sewon agar kelompok secara legalitas tercatat di Dinas
Perikanan Bantul.
Pada tanggal 30 oktober 2015 telah diadakan pembentukan
kelompok budidaya ikan air tawar melalui musyawarah yang dihadiri
63
oleh Arjuna Putra Perdana selaku Tenaga Kerja Sarjana 2015
pendamping dari DISNAKERTRANS Kabupaten Bantul, dan Ibu
Endriyah SPKP selaku PPL Perikanan Kecamatan Sewon. Peserta
rapat telah sepakat membentuk kelompok budidaya ikan air tawar
yang diberi nama Kelompok Mina Persada. Sekertariat kelompok
berada di Pacar RT 07 Timbulharjo, Sewon, Bantul. Pemerintah Desa
Timbulharjo resmi mengakui keberadaan Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa
Timbulharjo
NO.179/EKB/TBH/XII/2015,
tentang pembentukan
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada dengan susunan pengurus
sebagai berikut :
1) Ketua
: Jamaludin Suwito
2) Sekretaris
: Tri Sukamto
3) Bendahara
: Kartijo
Awal pembentukan KBI-MP jumlah anggota dan pengurus
keseluruhan adalah 18 orang. Untuk sekretariat menggunakan rumah
salah satu dari pengurus yaitu Bapak Jamaludin Suwito yang menjabat
sebagai ketua anggota, berbagai urusan yang berkaitan dengan
kelompok seringkali menggunakan sekretariat sebagai tempat
berkumpul dan berdiskusi mengenai kelompok. Jumlah anggota dan
pengurus sampai saat ini berjumlah 35 orang.
64
b. Visi dan Misi
1) Visi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
“Peningkatkan Kesejahteraan Anggota Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada (KBI-MP)”
2) Misi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
“Meningkatkan semangat dan rasa persaudaraan antar anggota
kelompok, didalam menggali potensi diri dan alam sekitar kita
dengan
konsep
berwawasan
lingkungan,
dalam
mencapai
kesejateraan bersama”.
c. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibentuknya Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada (KBI-MP) yaitu menciptakan kelompok budidaya yang
mampu mengolah sumber daya alam menjadi sumber usaha sehingga
dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan ekonomi serta
terjalinnya kemitraan usaha yang harmonis, yang lebih utama lagi
yaitu :
1) Menetapkan persatuan dan kesatuan yang kokoh antara sesama
anggota kelompok.
2) Meningkatkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan program
kerja kelompok.
3) Mengembangkan
kelompok
KBI-MP
kesejahteraan moriil dan materiil.
65
dengan
peningkatan
d. Profil Kelompok
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) terbentuk
pada tanggal 30 oktober 2015 yang terletak di Dusun Pacar Desa
Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Kelompok
tersebut di isi dengan berbagai kegiatan mulai dari pembinaan,
pengelolaan, pembenihan, pembesaran serta penjualan ikan. Data
singkat kelompok sebagai berikut :
1) Nama kelompok
: Mina Persada
2) Alamat
: Dusun Pacar Desa Timbulharjo
3) Kecamatan
: Sewon
4) Jumlah anggota
: 35 orang
5) Telepon / hp
: 089-701-705-17
6) Tanggal pembentukan : 30-10-2015
e. Struktur Organisasi
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Seksi-seksi
Anggota
Gambar 3. Struktur Organisasi Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada (KBI-MP)
Fungsi dan tugas struktur organisasi Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada (KBI-MP) sebagai berikut :
66
1) Ketua KBI-MP mempunyai tugas :
a) Surat menyurat
b) Kearsipan
c) Pengadaan ekspedisi
d) Pendapatan anggota
e) Infentaris kekayaan kelompok
2) Bendahara KBI-MP mempunyai tugas :
a) Membantu ketua dalam pengelolaan keuangan meliputi :
(1) Menghimpun dan menyimpan uang
(2) Mengeluarkan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ada
3) Sekretaris KBI-MP mempunyai tugas :
a) Surat menyurat
b) Kearsipan
c) Pengadaan ekspedisi
d) Pendapatan anggota
e) Infentaris kekayaan kelompok
f) Melakukan tugas lain yang diberikan ketua
g) Sekretaris dalam melakukan tugas bertanggung jawab
langsung pada ketua kelompok
4) Anggota KBI-MP mempunyai hak sebagai berikut :
a) Mendapatkan pelayanan dari pengurus sesuai aturan
b) Mengeluarkan pendapat saat rapat anggota
c) Berhak dipilih dan memilih menjadi pengurus
67
f. Susunan pengurus
Jumlah anggota dan pengurus didalam kelompok budidaya
ikan mina persada bisa dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Susunan pengurus
No
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Jamaludin
Tri Sukamto
Kartijo
Yanuar ainurido
Oki subianto
Nanang
Anang sulitiyanto
Sugeng
Sehono
Bandawi
Sugeng prihatin
Nurhidayat
Ari yulianto
Ardi suroto
Supriyadi
Wintoro
Sukadik
Supardi
Harjono
Susanto
Rokiban
Rachmat
Jumian
Zufi r
Amin
Fathur rohman
Kharis
Paimin
Mustofa
Kaeri
Mudasir
Wahyudi
Dirjo suwito
Bayu
Ngadiyono
Umur
(th)
49
33
35
21
32
23
30
50
55
55
37
44
29
32
51
25
50
44
52
38
55
41
49
27
30
40
46
65
38
68
62
44
54
38
56
68
Jabatan
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Humas
Humas
Humas
Humas
Pengairan
Pengairan
Pengairan
Pengairan
Pengawas ikan
Pengawas ikan
Pengawas ikan
Keamanan
Keamanan
Keamanan
Keamanan
Listrik
Listrik
Perlengkapan
Perlengkapan
Perlengkapan
Perlengkapan
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Alamat
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Ds.Pacar
Sumber : Arsip Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (2015)
Susunan pengurus menunjukkan bahwa semua anggota
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada adalah warga Desa
Timbulharjo, seluruh pengurus adalah seorang laki-laki dan tidak
terdapat anggota kelompok seorang wanita. Awalnya anggota
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada berjumlah 18 orang tetapi
seiring berjalannya waktu anggota kelompok bertambah menjadi 35
orang dikarenakan bertambahnya minat dan kemauan masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraannya.
g. Karakteristik kelompok
Karakteristik pengurus dan anggota kelompok kelompok
budidaya ikan mina persada (KBI-MP) bisa dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik Mina Persada
No.
Nama
Umur (th)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jamaludin
Tri Sukamto
Kartijo
Sugeng prihatin
Ardi
Ari yulianto
Ngadiyono
Yanuar ainurido
Oki subianto
Susanto
Ngudasir
Wahyudi
Dirjo suwito
Sugeng
Supriyadi
Nurhidayat
Paimin
Ardi suroto
49
33
35
37
21
29
56
21
32
38
62
44
54
50
51
44
65
32
69
Pekerjaan
Petani
Wiraswasta
Petani
Petani
Buruh
Petani
Petani
Buruh
Buruh
Buruh
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Buruh
Buruh
Buruh
19 Jumian
49
Petani
20 Kaeri
68
Petani
21 Sugeng panuti
55
Petani
22 Amin
30
Petani
23 Nanang
23
Wiraswasta
24 Wintoro
25
TNI
25 Rokiban
55
Petani
26 Rachmat
41
Petani
27 Sukadik
50
Buruh
28 Supardi
44
TNI
29 Bayu
38
Buruh
30 Anang sulitiyanto
30
Buruh
31 Fathur rohman
40
Petani
32 Kharis mustofa
46
Petani
33 Harjono
52
Petani
34 Zufi
27
Buruh
35 Bandawi
55
Petani
Sumber : Arsip Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (2015)
Berdasarkan tabel diatas, pengurus dan anggota Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada mempunyai kelompok dengan umur dan
pekerjaan yang beragam. Anggota kelompok dengan umur yang
termuda adalah 21 tahun dan tertua adalah 65 tahun. Keragaman ini
menunjukkan bahwa partisipasi dalam kelompok cukup tinggi yaitu
dari masyarakat kaum muda dan orang tua mempunyai keinginan dan
kemauan yang tinggi untuk menyejahterakan kehidupannya. Akan
tetapi dari segi pengalaman dan pengetahuan tentang budidaya ikan
masih terbatas. Anggota yang tergolong orang tua memiliki
pengalaman yang banyak tentunya dibandingkan dengan yang muda
akan tetapi dari segi kemauan dan semangat dan mobilitas terbatas.
Sebagian besar anggota bekerja sebagai petani 20 orang, 11 orang
bekerja buruh, 2 orang bekerja sebagai TNI, 2 orang bekerja sebagai
wiraswasta.
70
B. Hasil Penelitian
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) sesuai dengan
kepengurusan yang sudah terdaftar di pemerintahan (dinas perikanan)
berjumlah 35 orang yang meliputi 24 pengurus dan 11 anggota. Peneliti
melakukan penelitian di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
melalui proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam kelompok
budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP), faktor pendukung dan faktor
penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP), dampak pemberdayaan terhadap
perekonomian anggota. Kelompok Melalui
Budidaya Ikan Mina Persada
menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkembang khususnya dalam
menciptakan kemandirian dalam bidang usaha budidaya ikan mina persada.
1. Proses pemberdayaan di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada
(KBI-MP)
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada terbentuk pada tanggal 30
oktober 2015. Kelompok ini menekankan pada kemauan maupun
kemampuan yang diperoleh oleh individu, kelompok, organisasi maupun
masyarakat bertujuan untuk memahami dan mengendalikan aspek
ekonomi, sosial, maupun bidang politik sehingga derajat hidup dan
kehidupan menjadi lebih meningkat. Oleh karena itu, pengetahuan dan
keterampilan
pemberdayaan,
yang
akan
diperoleh
tetapi
bukan
lebih
tujuan
jauh
lagi
akhir
adalah
dari
proses
bagaimana
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk memecahkan
71
berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh kelompok
maupun individu untuk mencapai kemandirian bersama. Oleh karena itu
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melakukan usaha yang penting
dalam kehidupan yaitu penyadaran, pengkapasitasan, dengan cara
transformasi pengetahuan dan keterampilan sesuai kebutuhan, serta
pendayaan.
a. Proses penyadaran Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada
Pada awal pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada ini dirintis oleh Bapak Jamaludin Suwito, Tri Sukamto, dan
Kartijo mereka mengumpulkan sebagian masyarakat yang setuju
dengan pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada dan
berkomitmen menjadi anggota kelompok mereka bersosialisasi tentang
pentingnya kegiatan pemberdayaan untuk peningkatan kualitas hidup
masyarakat khususnya kelompok. Perintis Bapak Jamaludin Suwito,
Tri Sukamto, dan Kartijo mereka menyadarkan masyarakat untuk
menyadari kondisi kehidupan mereka dan mampu mengetahui apa
yang seharusnya dilakukan.
Harapan perintis adalah untuk menyejahterakan masyarakat
desa khususnya petani dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia. Setelah berdiskusi dan bersosialisasi tentang peningkatan
pemberdayaan terhadap masyarakat desa, sebagian masyarakat terbuka
dan setuju untuk ikut serta membentuk suatu kelompok pembudidaya
ikan air tawar. Perencanaan pembentukan kelompok mengikutsertakan
72
masyarakat yang berminat menjadi bagian dari kelompok. Kelompok
yang diberinama Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada membuka
kesempatan bagi masyarakat untuk ikut serta menjadi anggota
kelompok dan ikut berpartisipasi membudidaya ikan air tawar.
Perencanaan meliputi penyusunan kepengurusan dan membagi tugas
serta wewenang dan merencanakan tugas anggota kelompok.
Kepengurusan kelompok semuanya dilakukan oleh laki-laki dan
anggota berusia antara 21-65 tahun. Anggota kelompok memiliki
pekerjaan utama masing-masing dan belum memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup tentang budidaya ikan air tawar.
Kemudian berkonsultasi dengan PPL Kecamatan Sewon untuk
mendapatkan informasi prosedur pembuatan proposal pengajuan
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yang disetujui oleh Kepala
Desa (pihak desa) dan petugas penyuluhan lapangan (PPL) Kecamatan
Sewon agar kelompok secara legalitas tercatat di Dinas Perikanan
Bantul. Pada tanggal 30 oktober 2015 telah diadakan pembentukan
kelompok budidaya ikan air tawar melalui musyawarah yang dihadiri
oleh Arjuna Putra Perdana selaku Tenaga Kerja Sarjana 2015
pendamping dari DISNAKERTRANS Kabupaten Bantul, dan Ibu
Endriyah SPKP selaku PPL Perikanan Kecamatan Sewon. Peserta
rapat telah sepakat membentuk kelompok budidaya ikan air tawar yang
diberi nama Kelompok Mina Persada. Sekertariat kelompok berada di
Pacar RT 07 Timbulharjo, Sewon, Bantul. Pemerintah Desa
73
Timbulharjo resmi mengakui keberadaan Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa
Timbulharjo
NO.179/EKB/TBH/XII/2015,
tentang
pembentukan
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada.
Awal pembentukan KBI-MP jumlah anggota dan pengurus
keseluruhan adalah 18 orang yaitu 9 pengurus dan 9 anggota. Akan
tetapi sampai saat ini anggota kelompok keseluruhan adalah 35 orang
yaitu 24 pengurus dan 11 anggota kelompok, dan jumlah anggota yang
terdaftar di dinas perikanan adalah 35 orang anggota.
b. Pengkapasitasan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada merupakan wadah
bagi pengurus dan anggota dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan khususnya dalam bidang budidaya ikan, harapannya
dapat mencapai masyarakat yang mandiri dan mampu memanfaatkan
peluang dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Upaya yang
dilakukan oleh KBI-MP adalah dalam aspek meningkatkan sumber
daya manusia (SDM) dengan pengkapasitasan aspek permodalan.
Pertama, sesuai dengan visi KBI-MP yakni meningkatkan
kesejahteraan anggota kelompok sebagai bagian dari masyarakat,
tentunya dibutuhkan upaya-upaya untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan
minat masyarakat dalam hal ini tentang budidaya ikan air tawar
sehingga nantinya dapat fungsional bagi mereka. Keterlibatan dari
74
anggota dalam perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi
sangat diharapkan agar tujuan kelompok sesuai dengan kebutuhan
mereka
dan bermanfaat bagi kehidupan. Keterlibatan anggota,
pengurus sangat penting dalam menyatukan berbagai karakter dan
pendapat agar tumbuh rasa kebersamaan dalam melaksanakan kegiatan
kelompok sesuai dengan yang telah direncanakan dan disepakati yang
tertuang dalam pasal-pasal kelompok. Seperti yang telah diungkapkan
oleh ketua kelompok KBI-MP Bapak Js sebagai berikut :
“Awalnya saya berfikir ada tanah milik desa yang tidak
dimanfaatkan kemudian muncul
keinginan saya untuk
menjadikan lahan tersebut sebagai lahan kolam, kemudian saya
mengumpulkan warga yang kiranya mau dan minat untuk ikut
serta membentuk kelompok budidaya ikan dan mereka setuju
untuk membentuk anggota kelompok budidaya ikan”.
(CW1/Js/23/11/2016)
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak K
selaku bendahara Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada :
“Awalnya saya berdiskusi dengan Bapak Jamaludin tentang
lahan yang kosong dan beliau ingin membangun kolam secara
berkelompok dan saya setuju karena saya rasa amat
disayangkan jika lahan kosong tidak digunakan apalagi peluang
budidaya ikan dipasaran itu bagus”. (CW2/K/24/11/2016)
Bapak Ts selaku sekretaris Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada juga menambahkan :
“Saya awalnya juga diajak oleh Bapak Jamaludin dan Bapak
Kartijo untuk membangun kolam budidaya ikan kelompok
beliau menjelaskan tentang rencananya tersebut dan saya setuju
untuk ikut serta karena saya piker sayang sekali mas jika ada
lahan kosong tidak dipakai ”. (CW6/Ts/07/01/2017)
75
Hasil
wawancara
tersebut
menjelaskan
bahwa
pada
perencanaan pembentukan kelompok awalnya dengan mengumpulkan
sebagian
masyarakat
untuk
bermusyawarah
dan
bersosialisasi
pentingnya peningkatan pemberdayaan bagi masyarakat. Para perintis
menyadari bahwa peluang sumber daya alam yang mendukung dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan
sebagian masyarakat menyadari bahwa pemberdayaan memang sangat
diperlukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga
mereka bermusyawarah mengenai pembentukan kelompok budidaya
ikan air tawar, tentang bagaimana sistem kerja serta pembagian tugastugas dan wewenang dalam kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian potensi alam di Dusun Pacar Desa
Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul adalah lahan
pertanian dengan potensi air yang melimpah. Oleh karena itu budidaya
ikan air tawar sangat cocok karena sumber daya alamnya sangat
mendukung. Banyak masyarakat yang gemar memelihara ikan air
tawar tetapi mengalami keterbatasan pengetahuan dan keterampilan
mengenai budidaya ikan air tawar. Selain itu penghasilan masyarakat
masih terbatas dan belum memaksimalkan potensi alam yang ada
untuk mata pencaharian. Selain pertanian, membudidaya ikan sangat
menjanjikan karena permintaan yang cukup tinggi terhadap ikan
karena memiliki nilai ekonomis dan gizi yang tinggi.
76
Perencanaan kegiatan mengikutsertakan seluruh pengurus dan
anggota. Kelompok mengedepankan partisipasi aktif dalam seluruh
kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengurus
dan kelompok bersama-sama mengidentifikasi kebutuhan dalam
kelompok, sehingga terjalinnya kerjasama.
Pengurus memiliki misi ingin memajukan perikanan di Desa
Timbulharjo khususnya di Dusun Pacar dan memberdayakan
masyarakat khususnya para petani dengan memanfaatkan sumber daya
alam yang ada. Pengurus dan anggota merupakan kepala keluarga yang
bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarganya akan tetapi
semua anggota kelompok memiliki pekerjaan utama masing-masing.
Kelompok
telah
berupaya
dalam
merencanakan
dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan kelompok dalam memberdayakan
pengurus dan anggotanya. Anggota memiliki kesempatan untuk ikut
andil dalam pengambilan keputusan serta melaksanakan kegiatankegiatan kelompok. Bapak
Ts selaku sekretaris mengungkapkan
bahwa :
“Usahanya ya dengan pertemuan rutin mas setiap bulan pada
tanggal 5, kegiatan yang dilakukan ya kita membahas tentang
kendala-kendala yang terjadi misalnya masalah ikan,
pengairan,dan listrik atau apa. Pokoknya evaluasi tentang
kegiatan budidaya ikan, tempat atau aula yang digunakan selalu
dirumah ketua kelompok”. (CW3/Ts/25/11/2016)
Bapak Js selaku anggota dari Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada juga menambahkan:
77
“Kami melakukan pertemuan rutin setiap bulan antara anggota
dan pengurus untuk membahas hambatan yang kami hadapi
dan kami mencari jalan keluar bersama-sama. Saat pertemuan
terkadang juga dihadiri oleh ibu indri yang membantu kami
beliau bekerja dari dinas pertanian, laporan bulanan juga
dibuatkan oleh bu indri karena kami tidak bisa menggunakan
komputer mas karena pendidikan kita sangat minim. Kita juga
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas
Perikanan kabupaten mas”.(CW1/Js/23/11/2016)
Bapak K juga menambahkan bahwa :
“Usahanya dengan pertemuan rutin tiap bulan semua anggota
dan pengurus dan saat pertemuan yang dibahas ya tentang
kendala mas bagaimana keluh kesah dalam budidaya ikan ini.
Kami juga terkadang aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh Dinas tentang budidaya ikan mas. Di pertemuan
kelompok kita juga membayar kas bulanan 5000 rupiah setiap
anggota mas”.(CW7/K/07/01/2017)
Dari penjelasan Bapak K bahwa upaya yang dilakukan oleh
kelompok adalah melakukan pertemuan rutin yang dilakukan setiap
bulan yang di isi dengan berbagi pengalaman dan informasi penting
tentang
pelaksanaan
dan
pembayaran
kas
kelompok
sebesar
Rp.5.000,00 setiap anggota sesuai dengan kesepakatan diawal.
Informasi tersebut memberikan wawasan baru bagi anggota dan
menjadi sarana dalam memperoleh akses terhadap kekuatan dan
kesempatan. Informasi tersebut tidak hanya didapat dari lisan saja
tetapi menggunakan media internet, dan juga kadang dihadiri oleh Ibu
Indri perwakilan dari dinas pertanian untuk memberikan penyuluhan.
Penyuluhan yang diberikan tidak hanya mengenai pertanian tetapi juga
tentang perikanan yaitu bagaimana memelihara ikan yang benar.
Beliau membantu dalam kegiatan pembuatan laporan setiap kegiatan
78
untuk dilaporkan kepada dinas perikanan. Para anggota dan pengurus
memiliki keterbatasan dalam hal pembuatan laporan karena kurangnya
pengetahuan mereka tentang teknologi seperti penggunaan komputer
yang benar.
Dalam kegiatan pertemuan tersebut kelompok juga membahas
tentang kendala yang dihadapi oleh anggota kelompok maupun
pengurus dapat dan didiskusikan bersama untuk mencari penyelesaian
dari hambatan tersebut. Hal tersebut mereka lakukan dengan harapan
akan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para anggota
kelompok dan pengurus. Para anggota juga mengikuti pelatihan yang
diadakan oleh Dinas Perikanan setempat guna untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki.
Dari pengamatan peneliti peningkatan sumber daya manusia
(SDM) dalam kelompok dilakukan dengan berbagai kegiatan, kegiatan
tersebut sebagai langkah untuk mencapai tujuan bersama yang telah
direncakan dalam kelompok. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
diharapkan
dapat
merangksang pengurus
dan
anggota
untuk
berpartisipasi aktif dalam kelompok dan mampu menerapkan ilmu
yang
diperoleh
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Hasil
temuan
menunjukkan pelaksanaan kegiatan kelompok yang dilakukan sebagai
berikut :
79
1) Pertemuan rutin yang dilakukan pada tanggal 5 diisi dengan sharingsharing berbagi pengalaman, wawasan, informasi tentang budidaya,
pembayaran khas wajib, dan evaluasi kelompok.
2) Pembesaran, dilakukan oleh seluruh anggota dan pengurus
kelompok. memberi pakan ikan dengan pelet, tales, dan rumput
sesuai dengan kebutuhan.
3) Pembibitan, dilakukan oleh masing-masing anggota atau pengurus
kelompok sesuai kebutuhan karena setiap kolam pembibitan tidak
dilakukan bersamaan.
4) Pemanenan, dilakukan oleh masing-masing anggota atau pengurus
kelompok sesuai kebutuhan karena setiap kolam pembibitan tidak
dilakukan bersamaan, tetapi proses pemanenan sering kali dibantu
oleh pedagang ikan yang akan membeli ikan hasil panenan.
5) Melakukan pelatihan-pelatihan tentang budidaya ikan, kegiatan ini
hanya diwakilkan oleh beberapa anggota saja. Dan kegiatan tersebut
biasanya diadakan oleh dinas perikanan setempat.
6) Gotong royong atau kerja bakti yang berkaitan dengan kebutuhan
anggota kelompok. Seperti kagiatan pembersihan rumput disekitar
kolam sudah terlihat rimbun, pengecekan saluran air dan membuat
gubuk pos ronda serta sistem penerangan kolam berupa lampu yang
dinyalakan setiap malam.
7) Ronda yang dilakukan setiap hari untuk menjaga lingkungan
budidaya, baik dari hama ataupun dari gangguan lain.
80
8) Pembagian kerja merupakan spesifikasi tugas-tugas individual yang
dikerjakan secara kooperatif dan berkelompok serta dikoordinasikan
agar mencapai hasil yang memuaskan.
9) Administrasi kerja yaitu mencatat hasil-hasil yang berkaitan dengan
kegiatan budidaya ikan.
Kedua, upaya yang dilakukan tidak terbatas dalam aspek
peningkatan sumber daya manusia (SDM) melainkan pada aspek
permodalan sebagai penunjang dalam pelaksanaan kegiatan. Seperti
yang diungkapkan Bapak Js:
“Awalnya kita menggunakan modal sendiri untuk membeli
peralatan seperti membuat kolam 500 ribu dikali 18 kolam,
peralon, bibit ikan dan pakan, semua dana berasal dari anggota.
Tetapi nanti uang tersebut akan diganti dengan hasil panen.
Kalau hasil bagi panen itu sendiri 5% untuk pengurus, 80%
untuk anggota, 5% masuk kas/modal kelompok lagi, 5% dana
sosial, 5% dana pendampingan ada juga bantuan dari
pemerintah mas 100 juta tetapi bentuk barang seperti peralon,
ikan, semen, kan pas awal membuat kolam dengan dana sendiri
kolamnya belum di cor seperti sekarang”.(CW1/Js/23/11/2016)
Hal tersebut didukung oleh pengungkapan dari Bendahara
Bapak K, sebagai berikut :
“Awalnya anggota hanya 18 orang dan dana
yang digunakan
untuk membuat kolam semua dari anggota. Kemudian anggota
kelompok bertambah dan kami harus menambah kolam
sehingga kami mengajukan proposal kepada pemerintah terkait
dan BPP (balai penyuluhan pertanian) memberikan bantuan
sebesar 100 juta tetapi tidak berupa uang hanya berupa barang
dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kolam baru,
peralon, ikan, semen, pasir, berupa uang hanya untuk
membayar tukang”. (CW2/K/24/11/2016)
81
Bapak Ts menambahkan :
“Sumber dana ya ada bantuan dari pemerintah 100 juta tetapi
berupa barang, ada juga dari kelompok mas khas tiap bulan
5000 rupiah, kemudian kalo mau pembibitan baru dananya ya
dari pengajuan proposal ke dinas terkait mas. Kalo dulu awalawal ya pakai dana sendiri mas individu kelompok”.
(CW3/Ts/26/11/2016)
Bantuan dari BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) sebesar 100
juta tetapi tidak dalam bentuk uang dalam bentuk barang kebutuhan
untuk membuat kolam tambahan seperti semen, peralon, pasir, dll.
Bantuan tersebut dibagi rata kepada semua anggota tambahan yaitu
dimana anggota tambahan adalah 17 orang, yang awalnya 18 orang
dalam kelompok menjadi 35 orang. Awal pembuatan kolam hanya ada
4 kolam besar yang digunakan oleh 18 orang sekarang kolam menjadi
bertambah yaitu 12 kolam besar dan 11 kolam kecil, kolam besar
berukuran 6x8m sedangkan kolam kecil 3x4m. Dimana kolam besar
diurus oleh 2 orang dan kolam kecil diurus oleh 1 orang. Pengurus
kolam tersebut bertanggung jawab untuk mengurus budidaya ikan
yaitu dari pembibitan, memberikan pakan, pembesaran serta panen.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sp :
“Awalnya hanya 4 kolam besar saat anggota kelompok hanya
18, kemudian sekarang kolam ada 23 yaitu dimana ada 12
kolam besar dan 11 kolam kecil. Kolam kecil berukuran 3x4m
kalau besar 6x8m. Kolam kecil diurus/yang bertanggung jawab
oleh 1 orang anggota dan kolam besar diurus oleh 2 orang
anggota kelompok”. (CW4/Sp/28/11/2016)
82
Bapak Ts selaku sekretaris juga mengungkapkan bahwa:
“Kalau dulu awal-awal mas kolam hanya 4 yang besar dan
anggota hanya 18, kalau sekarang Alhamdulillah udah tambah
jadi 23 kolam 12 besar dan 11 kecil mas. Ya kalo ukurannya
yang
kecil
3x4
meter
yang
besar
6x8
meter”.(CW6/Ts/05/01/2017)
Hal tersebut sama halnya dengan yang diungkapan oleh Bapak
K selaku Bendahara Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yaitu :
“Alhamdulillah sekarang udah lumayan banyak kolamnya
mas,ada 23 kolam. Yang besar ada 12 yang kalau yang kecil
hanya 11 mas. Kalau dulu pas awal hanya ada 4 kolam
saja”.(CW7/K/07/01/2017)
Perencanaan program kerja di dalam Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada mengikutsertakan anggota seluruh kepengurusan baik
anggota ataupun pengurus dalam merencanakan kegiatan kelompok,
pelaksanaan kegiatan, sampai dengan evaluasi kelompok. Pertama
upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yakni dari segi
peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang ada dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan dari Dinas Perikanan setempat dan pertemuan rutin
bulanan, konsultasi dengan Ibu Indri untuk mendapatkan informasi
baru serta berbagi pengalaman/sharing-sharing dengan sesama anggota
kelompok saat pertemuan atau di lokasi budidaya ikan. Tujuannya agar
setiap individu kelompok dapat meningkatkan kinerja, kemandirian,
serta semakin percaya diri terhadap kemampuan yang mereka miliki.
Kedua, membantu anggota dari aspek permodalan dan bantuan
dana untuk pengembangan modal usaha yaitu budidaya ikan. Modal
83
awal pembuatan kolam ikan berasal dari dana pribadi seperti untuk
pembuatan kolam, beli peralon, beli pasir, beli semen, ikan, pakan
ikan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota
kelompok memiliki kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evalusi kelompok. proses pemberdayaan
yang dilakukan didalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yaitu
melalui penyadaran, transformasi pengetahuan dan keterampilan serta
pendayaan dan memberi peluang dalam mencapai kemandirian. Upaya
dalam kelompok dari aspek peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dan aspek permodalan.
c. Pendayaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
Pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari
dapat diterapkan sehingga mampu bekerja untuk dirinya sendiri dan
dapat menciptakan peluang kerja bagi masyarakat. Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada memberikan daya dan peluang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Memberikan daya seperti peningkatan
kesadaran dan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai
masyarakat yang mandiri.
Kelompok
Budidaya
Ikan
Mina
Persada
(KBI-MP)
memberikan peluang kepada pengurus dan anggota dalam mengakses
informasi, pasar, dan dunia usaha. Bapak K menambahkan :
“Jelas ada, pihak desa meminjami lahan mas untuk dijadikan
lahan kolam dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu
84
rupiah permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Mereka
juga menyediakan mesin sedot/diesel sehingga kalau kita
sedang panen jadi gampang buang airnya mas, misalnya kalau
ada informasi tentang pelatihan ya juga ngasih tau kelompok
mas”.(CW2/K/24/11/2016)
Seperti pengungkapan Bapak Ts sebagai berikut :
“Pihak desa sangat mendukung adanya keberadaan kelompok
ini dan memberikan kemudahan kaitannya dalam
pengembangan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada
contohnya mereka menyewakan lahan dengan harga murah dan
meminjami mesin diesel untuk panen mas jadi gampang nyedot
airnya”(CW3/Ts/28/11/2016).
Seperti yang Bapak Js ungkapkan :
“Pihak desa meminjami lahan untuk dijadikan lahan kolam
dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu rupiah
permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Jadi kan ukuran
kolam kita 12 meter sehingga setiap anggota harus membayar
biaya sewa 1 kolam sebesar 12 ribu rupiah per tahunnya”.
(CW1/Js/23/11/2016)
Bapak Js menjelaskan bahwa kelompok melakukan kerja sama
dengan berbagai pihak, seperti dengan pihak Desa Timbulharjo, Dinas
Perikanan, penyedia pakan ikan, pedagang ikan. Adapun dengan pihak
desa timbulharjo yang telah meminjami lahan untuk dijadikan lahan
kolam budidaya, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan
Sewon dalam memberikan informasi penting bagi Kelompok Budidaya
Ikan Mina Persada. Kerjasama ini memberikan peluang bagi kelompok
agar lebih mudah mengakses informasi dan dunia pasar. Dan Bapak K
menambahakan bahwa pihak desa juga menyediakan mesin sedot
85
air/diesel yang dapat digunakan pada saat proses pemanenan ikan hasil
budidaya.
2. Faktor
penghambat
dan
faktor
pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada (KBI-MP)
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, didalam Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada ditemukan beberapa hal faktor penghambat.
Karakter dan pemikiran anggota yang berbeda-beda, terkadang menjadi
penghambat dalam perkembangan kelompok, rasa egois dan malas masih
sering dijumpai dalam diri anggota kelompok, sehingga kurang
berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Bapak Ts selaku sekretaris
kelompok mengungkapkan bahwa :
“Anggotanya kan ada banyak mas jadi kadang banyak pendapat
yang berbeda-beda, tetapi kami selaku pengurus harus bisa
menengahinya mas”.(CW6/Ts/07/01/2017)
Bapak K mengungkapkan bahwa :
“Karakter masyarakat kan beda-beda kalau ngasih pendapat juga
beda kadang jadi perselisihan mas, saya jadi bendahara juga harus
netral dan tidak membenarkan siapapun”.(CW7/K/07/01/2017)
Bapak Js juga menambahkan bahwa :
“Anggotanya kan ada banyak mas jadi kadang banyak pendapat,
kadang si A tidak setuju dengan pendapat si B sehingga kadang
terjadi selisih antara anggota mas, tetapi kami dapat
mengatasinya”. (CW1/Js/23/11/2016).
86
Dari pengungkapan Bapak Js menjelaskan bahwa karakter dapat
menjadi faktor penghambat. Selain karakter juga ada faktor lain yaitu
kurangnya kesadaran anggota kelompok untuk merawat kolam hal ini
terjadi karena anggota memiliki kegiatan dan pekerjaan utama sehingga
terkadang kurang memperhatikan kondisi kolam mereka sendiri, seperti
yang diungkapkan oleh Bapak K bahwa :
“Hambatannya ya, perbedaan pendapat mas dan saat pertemuan
rutin gitu tidak semua anggota berangkat. Jumlah anggota kan 35
mas tapi kadang yang hadir hanya 30 atau bahkan terkadang
kurang dari 30 orang. Masalahnya semua anggota memiliki
pekerjaan utama masing-masing jadi kadang tidak sempat datang”
(CW2/K/24/11/2016).
Bapak Ts mengungkapkan bahwa:
“Hambatannya saat pertemuan tidak semua anggota datang jadi
kalau ada informasi penting kadang ketinggalan mas, soalnya
kadang
pada
sibuk
mas
jadi
nggak
semuanya
datang”.(CW6/Ts/07/01/2017)
Bapak Sp selaku anggota kelompok juga menambahkan bahwa:
“Faktor penghambat kegiatan ya itu kadang kalo ada
kumpulan/rapat kadang ada yang tidak datang mas. Kadang hujan
saat pertemuan, air juga kadang macet. Kalo dari faktor dana ya
apabila mau beli pakan ikan tetapi kendala dana belum ada. Hama
juga kadang menyerang sehingga banyak ikan yang mati. Itu juga
mas kalo ikan tidak dijaga tu kadang ada burung bangao yang
mencuri ikan”. (CW4/Ps/28/11/2016).
Bapak Sp mengungkapkan bahwa faktor perawatan yang belum
maksimal. Kondisi volum air yang kurang penuh/kurang air dan irigasi
yang belum memenuhi syarat pengairan yang bagus. Permasalahan
87
tersebut perlu diselesaikan dengan tepat, misalnya dengan memeriksa
kolam budidaya setiap hari agar tidak terjadi permasalahan.
Dari hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan budidaya ikan adalah cuaca yang tidak bisa
diprediksi, hama dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan,
beragam karakter dan pendapat sebagian anggota yang terkadang berbeda,
dana yang belum lancar sering menghambat dalam proses pengelolaan
kelompok, pemahaman anggota yang tentang budidaya ikan yang masih
rendah dan perawatan ikan yang belum maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian di Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada terdapat beberapa faktor pendukung. Anggota memiliki semangat
dan kemauan untuk maju, saling bekerjasama, dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan kelompok. Pengurus dan anggota kelompok berinteraksi
dan bekerjasama dalam usaha mencapai keberhasilan kelompok. Karena
hal tersebut adalah syarat menjadi anggota kelompok, seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Js sebagai berikut :
“Syarat utamanya ada kemauan untuk maju mas, dan juga bersedia
mengikuti dan mentaati aturan. Yang penting mau aktif mas”
(CW1/Js/23/11/2016).
Bapak K juga menambahkan bahwa :
“Faktor pendukungnya seperti pihak desa memberikan lahan,
airnya juga melimpah, semangat dari anggota juga sangat baik
menurut saya mas”(CW2/K/24/11/2016)
88
Berbeda lagi dengan yang diungkapkan oleh Bapak Sp selaku
anggota yaitu :
“Kalau menurut saya faktor pendukungnya ya dari pemerintah
memberikan fasilitas berupa bantuan mas sehingga kegiatan
berjalan dengan lancer. Dari pihak Desa juga memberikan /
menyediakan lahan”(CW4/Sp/28/11/2016).
Berdasarkan hasil wawancara diatas faktor pendorong dalam
pelaksanaan kegiatan kelompok merupakan syarat utama yang menjadi
bagian dari Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yaitu memiliki
kemauan untuk maju. Pengurus dan anggota semakin terdorong untuk giat
dalam usaha mendapatkan hasil yang diharapkan.
Berdasarkan hasil penelitian faktor pendorong pelaksanaan
kegiatan kelompok adalah memiliki kemauan untuk maju, memiliki
semangat untuk mencapai keberhasilan, bersedia terlibat langsung dalam
pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama dengan anggota lain, sebagian
besar anggota gemar memelihara ikan. Disamping itu sumber daya alam
(SDA) yang sangat mendukung pelaksanaan kegiatan budidaya seperti
tersedianya lahan yang luas, sumber air yang melimah dan semangat
untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Faktor pendukung lain
juga sangat mempengaruhi kegiatan budidaya seperti dorongan dari aparat
desa setempat yang telah menyediakan lahan untuk dijadikan kolam ikan.
Donatur yang sesekali memberikan bibit ikan baru untuk dibudidaya di
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada.
89
3. Dampak
pemberdayaan
terhadap
perekonomian
anggota
di
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
Berdasarkan hasil penelitian pemberdayaan melalui Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada ini memiliki dampak positif bagi seluruh
anggota dan pengurus kelompok sebagai bagian dari masyarakat. Dari segi
ekonomi dapat menambah penghasilan atau pendapatan keluarga melalui
budidaya hasil panen ikan yang dijual. Bantuan yang diberikan oleh
pemerintah tidak hanya berhenti saat pengurus atau anggota kelompok
menerima saja tetapi kelompok harus membuat laporan bulanan tentang
kegiatan yang dilakukan didalam kelompok. Sehingga pemerintah/dinas
terkait mengetahui perkembangan usaha dari Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada (KBI-MP) sekaligus sebagai pertanggung jawaban kepada
kelompok dan pemerintah.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bapak Sp selaku anggota
kelompok :
“Manfaatnya menurut saya bagus mas, bisa menambah
pengalaman, silaturahmi, nambah teman dan tentunya menambah
pendapatan anggota, dampak untuk masyarakat juga ada mas
misalnya kadang ada yang tanya tentang budidaya ikan
menanyakannya kepada para anggota sehingga dapat menambah
pengetahuan masyarakat” (CW4/Ps/28/11/2016).
Bapak Ry selaku anggota masyarakat yang tinggal didekat kolam
yaitu :
”Saya tahu tentang budidaya ikan tersebut mas, dan menurut saya
dampaknya untuk anggota ya bagus tentunya bisa menambah
pendapatan anggota, kalo dampak untuk saya pribadi selaku
masyarakat ya mungkin bisa menjadi motivasi saya untuk
90
mencapai kesuksesan misalnya dengan budidaya ikan mas”.
(CW5/Ry/28/11/2016)
Bapak Ts mengungkapkan bahwa :
“Dampak yang saya rasakan sejak jadi anggota ya itu mas ada
penambahan pendapatan saat panen, saya juga jadi tahu bagaimana
membudidaya ikan yang baik.”(CW6/Ts/07/01/2017)
Bapak Ts menambahkan bahwa dampak yang dirasakan sejak
menjadi anggota kelompok yaitu tidak hanya menambah penghasilan akan
tetapi dari segi pendidikan juga menambah pengalaman dan wawasan
khususnya tentang budidaya ikan. Mengikuti pelatihan budidaya ikan yang
diadakan oleh Dinas Perikanan dalam rangka meningkatkan sumber daya
manusia (SDM). Kelompok terbuka dalam membina masyarakat dalam
memberikan
pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya ikan,
sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis dan memberikan motivasi
untuk mencapai kesuksesan.
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa budidaya ikan juga
bermanfaat tidak hanya bagi anggota dan pengurus kelompok saja akan
tetapi juga dirasakan oleh masyarakat setempat khususnya yang tinggal
dekat dengan kolam ikan. Masyarakat juga ikut merasakan hasil panen,
apabila panen dilakukan biasanya kelompok membagi sedikit hasil panen
kepada warga yang tinggal dekat dengan kolam. Hal ini dilakukan untuk
menjalin hubungan yang harmonis antara kelompok dengan warga
masyarakat karena masyarakat juga turut serta dalam mengawasi kolam
misalnya dari gangguan burung atau dari gangguan lainnya. Seperti yang
91
diungkapkan oleh Bapak Ry selaku masyarakat yang tinggal didekat
dengan kolam budidaya :
“Manfaatnya untuk masyarakat khususnya saya ya ada mas
misalnya kalo panen saya sering dikasih ikan jadi kan saya juga
menikmati hasil dari panen mas, karena dengan tidak sengaja saya
ikut andil dalam mengawasi kolam mas. Lha orang kolam ada di
depan rumah saya jadi setiap saat saya dapat mengawasi. Budidaya
ini bagus karna juga sebagai lapangan pekerjaan baru untuk
masyarakat” (CW5/Ry/28/11/2016)
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak K selaku masyarakat :
“Manfaat lain bagi masyarakat ya ada mas misalnya kan kalo
panen masyarakat bisa membeli ikan dengan harga terjangkau.
Kalau membeli dipasar harganya kadang sudah tinggi karena sudah
melewati pengepul dan pedagang mas”(CW2/K/24/11/2016)
Seperti pengungkapan Bapak Js bahwa :
“Dampaknya bagi masyarakat khususnya yang dekat dengan kolam
ya mereka ikut merasakan kalau pas panen kelompok kadang
member sedikit ikan untuk tetangga yang dekat kolam mas ”
(CW1/Js/23/11/2016).
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada terbuka bagi masyarakat
yang ingin menambah pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya
ikan air tawar sehingga muncul kelompok budidaya ikan yang baru
sehingga akan tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dari segi
sosial selain dampak diatas budidaya ikan ini juga berdampak bagi
masyarakat salah satunya adalah terjalinnya silaturahmi yang baik antar
anggota masyarakat dengan cara menjual ikan hasil panen dengan harga
yang terjangkau sehingga semua anggota masyarakat dapat mengkonsumsi
makanan tinggi protein dengan harga yang terjangkau.
92
Dari hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa
dampak pemberdayaan budidaya ikan mina persada ini dari segi ekonomi
adalah sebagai berikut :
a. Bagi anggota dan pengurus kelompok, menambah pendapatan dan
membantu ekonomi keluarga, memberikan motivasi usaha dan
membuka lapangan pekerjaan baru.
b. Bagi masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil khususnya
dalam hal konsumsi ikan masyarakat dapat membeli ikan dengan harga
terjangkau sehingga menghemat pengeluaran masyarakat setempat.
Tidak hanya itu masyarakat yang dekat dengan kolam terkadang juga
mendapatkan ikan hasil panen yang diberikan secara gratis oleh
kelompok.
C. Pembahasan
1. Proses Pemberdayaan di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada
(KBI-MP)
Peneliti melakukan penelitian pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
khusunya anggota Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Dari hasil
penelitian budidaya ikan air tawar merupakan suatu usaha pemberdayaan
masyarakat
yang
dilakukan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat Desa Timbulharjo khususnya Dusun Pacar. Menurut
Sumodiningrat dalam Ambar teguh, (2008: 78) istilah pemberdayaan
merupakan terjemahan dari istilah empowerment yang secara harfiah
dapat diartikan sebagai “pemberkuasaan” kepada masyarakat yang lemah.
93
Istilah empowerment itu benar tetapi tidak tepat, pemberdayaan yang
dimaksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Artinya suatu
usaha untuk memberikan daya atau meningkatkan daya. Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada menekankan pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia
(SDM)
yang dapat
dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelompok menjadi wadah untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan, membuka jaringan baru,
memberikan peluang bagi individu
untuk berkembang dan memiliki
kemampuan bertindak sendiri sesuai keinginan (mandiri). Menurut
Winarni dalam Ambar Teguh, (2008: 79) inti dari pemberdayaan
masyarakat adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan (enabling),
memperkuat potensi atau daya (empowering), terciptanya kemandirian.
Artinya, pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak
memiliki kemmpuan, akan tetapi masyarakat yang memiliki daya msih
terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.
Tujuan yang ingin dicapai dari Pemberdayaan Budidaya Ikan Mina
Persada adalah membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian dalam berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang
mereka lakukan (Ambar Teguh Sulistiyani, 2008:80). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya perubahan perilaku yang positif dari anggota
kelompok dan pengurus. Secara partisipatif saling berinteraksi, membantu
permasalahan anggota lain, serta membina masyarakat dengan cara
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dalam
94
kehidupan
sehari-hari.
Dalam
pertemuan
rutin,
bersama-sama
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan kelompok dan berbagi pengalaman.
Hal ini menunjukkan kelompok memiliki kesadaran tentang keadaan yang
dialaminya dan berusaha menyelesaikan permasalahannya.
Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari partisipasi masyarakat,
partisipasi masyarakat meliputi keikutsertaan masyarakat dalam proses
mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi dan potensi di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternativ atau
solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah,
dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang
terjadi (Isbandi Rukminto Adi, 2008:111).
Pada awal perencanaan pembentukan Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada
dilakukan sosialisasi dengan mengumpulkan sebagian
anggota masyarakat untuk berdiskusi bersama. Artinya dalam perencanaan
pembentukan kelompok mengikutsertakan partisipasi dari masyarakat.
Bapak Js, Bapak K, Bapak Ts mengumpulkan sebagian masyarakat untuk
berdiskusi bersama tentang pembentukan kelompok. Perintis memiliki
tujuan untuk melakukan suatu pemberdayaan khususnya petani untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan sumber
daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia
dilingkungan desa. Perintis mengundang sebagian masyarakat untuk
berkumpul dirumah Bapak Js dalam rangka sosialisasi dan memberikan
kesadaran dan realitas tentang keadaan mereka. Hal ini sesuai dengan teori
95
Agung Prihantoro dan Fuad Arif Fudiyartanto (2006:284) mengemukakan
“Manusia mengembangkan kemampuannya untuk memahami secara kritis
cara mereka mengada dalam dunia dalam mereka mengemukakan diri
sendiri, mereka akan memandang dunia bukan sebagai realitas yang statis,
tetapi sebagian realitas berada dalam proses, gerak dan perubahan”.
Pengurus, anggota belajar bersama-sama dan menjadi rekan yang
melibatkan diri dan daya pemikiran kritis masing-masing individu.
Pengurus dan anggota mengembangkan kemampuan untuk mengerti
secara kritis dirinya sendiri dan keadaan mereka sehingga memiliki
kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Berdiskusi
bersama dan membahas tentang permasalahan yang sedang dihadapinya.
Hasilnya perintis berhasil mengajak masyarakat untuk berperan dalam
usaha
pemberdayaan
Budidaya
khususnya
melalui
pembentukan
Kelompok
Ikan Mina Persada. Oleh karena itu, dalam rangka
pemberdayaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada melakukan usaha
yang penting adalah penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan.
Proses penyadaran, perintis menyadarkan masyarakat untuk
menyadari kondisi kehidupan mereka dan mampu mengetahui apa yang
seharusnya dilakukan. Harapan perintis adalah untuk menyejahterakan
masyarakat desa khususnya petani dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia. Setelah berdiskusi dan bersosialisasi tentang peningkatan
pemberdayaan terhadap masyarakat desa, sebagian masyarakat terbuka
dan setuju untuk ikut serta membentuk suatu kelompok pembudidaya ikan
96
air tawar. Perencanaan pembentukan kelompok
mengikutsertakan
masyarakat yang berminat menjadi bagian dari kelompok.
Proses pengkapasitasan melalui peningkatan sumber daya dan
aspek permodalan. Dari pengamatan peneliti peningkatan sumber daya
manusia (SDM) dalam kelompok dilakukan dengan berbagai kegiatan,
kegiatan tersebut sebagai langkah untuk mencapai tujuan bersama yang
telah direncakan dalam kelompok. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
diharapkan dapat merangksang pengurus dan anggota untuk berpartisipasi
aktif dalam kelompok dan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari. Upaya yang dilakukan tidak terbatas dalam aspek
peningkatan sumber daya manusia (SDM) melainkan pada aspek
permodalan sebagai penunjang dalam pelaksanaan kegiatan. Modal awal
pembuatan kolam ikan berasal dari dana pribadi seperti untuk pembuatan
kolam, beli peralon, beli pasir, beli semen, ikan, pakan ikan.
Bantuan dari BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) sebesar 100 juta
tetapi tidak dalam bentuk uang dalam bentuk barang kebutuhan untuk
membuat kolam tambahan seperti semen, peralon, pasir, dll. Bantuan
tersebut dibagi rata kepada semua anggota tambahan yaitu dimana anggota
tambahan adalah 17 orang, yang awalnya 18 orang dalam kelompok
menjadi 35 orang. Awal pembuatan kolam hanya ada 4 kolam besar yang
digunakan oleh 18 orang sekarang kolam menjadi bertambah yaitu 12
kolam besar dan 11 kolam kecil, kolam besar berukuran 6x8m sedangkan
kolam kecil 3x4m. Dimana kolam besar diurus oleh 2 orang dan kolam
97
kecil diurus oleh 1 orang. Pengurus kolam tersebut bertanggung jawab
untuk mengurus budidaya ikan yaitu dari pembibitan, memberikan pakan,
pembesaran serta panen.
Proses pendayaan seperti yang diungkapkan oleh Wrihatnolo dan
Dwidjowijoto (dalam jurnal berjudul upaya pemberdayaan ekonomi
perempuan melalui pemanfaatan modal sosial, 2009: 29) pengetahuan dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari dapat diterapkan sehingga
mampu bekerja untuk dirinya sendiri dan dapat menciptakan peluang kerja
bagi masyarakat. Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada memberikan
daya dan peluang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Memberikan daya
seperti peningkatan kesadaran dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
untuk mencapai masyarakat yang mandiri. Budidaya merupakan bentuk
campur tangan manusia dalam meningkatkan produktivitas perairan.
Manusia dengan kemampuannya untuk memelihara ikan ke dalam tempat
dengan kondisi tertentu dengan menciptakan kondisi alam yang cocok
bagi ikan.
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) memberikan
peluang kepada pengurus dan anggota dalam mengakses informasi, pasar,
dan dunia usaha. Seperti pendapat Suparjan (2003:186) menyebutkan
pendayaan yang komprehensif meliputi (a). pemberdayaan politik,
(b).pemberdayaan ekonomi, (c).pemberdayaan social budaya. Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada menekankan pada pengetahuan dan
kemampuan yang diperoleh untuk dimanfaatkan dan diterapkan dalam
98
kehidupan semakin berdaya. Proses pemberdayaan masyarakat hendaknya
dilakukan secara bertahap. Menurut Suharto (dalam Alfitri 2011: 26-27)
Pemberdayaan masyarakat harus berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik,
ekonomi, maupun social.
2. Faktor
penghambat
dan
faktor
pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada (KBI-MP)
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, didalam Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada ditemukan beberapa hal faktor penghambat.
Karakter dan pemikiran anggota yang berbeda-beda, menjadi penghambat
dalam perkembangan kelompok, rasa egois dan malas masih sering
dijumpai dalam diri anggota kelompok, sehingga kurang berpartisipasi
aktif dalam kegiatan kelompok. Pemberdayaan masyarakat diberbagai
bidang tidak terlepas dari berbagai hambatan yang menyertai. Menurut Jim
Ife dalam azam awang (2016:62) Pemberdayaan berarti menyediakan
sumber daya, kesempatan, kosa kata, pengetahuan dan keterampilan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menentukan masa depan
mereka sendiri dan untuk berpartisipasi serta mempengaruhi kehidupan
masyarakat.
Dari
pengungkapan
tersebut
terlihat
jelas
bahwa
pemberdayaan bukan sekedar menolong orang miskin agar menjadi tidak
miskin.
Tetapi lebih diarahkan kepada
99
peningkatan kemampuan
masyarakat untuk mandiri, dapat mengendalikan masa depannya dan
bahkan dapat mempengaruhi orang lain. Masyarakat dituntut untuk lebih
sadar akan masalah yang dihadapi khususnya dalam pemberdayaan
masyarakat.
Dari hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan budidaya ikan adalah cuaca yang tidak bisa
diprediksi, hama dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan,
beragam karakter dan pendapat sebagian anggota yang terkadang berbeda,
dana yang belum lancar sering menghambat dalam proses pengelolaan
kelompok, pemahaman anggota yang tentang budidaya ikan yang masih
rendah dan perawatan ikan yang belum maksimal. Anggota kelompok
harusnya lebih meningkatkan keaktifan dan dapat menetralisir ego masingmasing misalnya dalam mengemukakan pendapat dan para anggota harus
menerima pendapat dari anggota lainnya. Hal ini sesuai dengan teori
menurut Watson dalam Adi (2008:259-575), bahwa kendala yang terjadi
dalam pelaksanaan program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian
individu dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial.
Kendala tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kendala yang berasal dari kepribadian individu
1. Kestabilan
2. Kebiasaan (habit)
3. Hal yang utama (primacy)
4. Persepsi
100
5. Ketergantungan (dependence)
6. Superego
7. Rasa tidak percaya diri (self distrust)
8. Rasa tidak aman dan regresi (insecurity and regression)
b. Kendala yang berasal dari system social
1. Komitmen
2. Budaya
3. Kepentingan kelompok
4. Hal yang bersifat sacral
5. Penolakan terhadap orang luar
Peneliti sependapat dengan pernyataan Adi mengenai kendalakendala yang biasa terjadi dalam kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian di Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada terdapat beberapa faktor pendukung. Anggota memiliki semangat
dan kemauan untuk maju, saling bekerjasama, dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan kelompok. Pengurus dan anggota kelompok berinteraksi
dan bekerjasama dalam usaha mencapai keberhasilan kelompok. Karena
hal tersebut adalah syarat menjadi anggota kelompok.
Syarat untuk menjadi anggota kelompok tertuang dalam Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) (Sumber: profil
kelompok, 2015) yaitu :
a. Warga negara indonesia
b. Menyatakan diri untuk menjadi anggota KBI-MP
101
c. Mengisi dan menandatangani surat perjanjian bersedia mengikuti dan
mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
d. Memiliki kartu anggota KBI-MP
e. Bersedia aktif mengikuti kegiatan KBI-MP
Dengan kata lain anggota telah memiliki memiliki semangat untuk
maju dan ketersediaan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok demi
tercapainya tujuan bersama disamping itu juga tersedianya sumber daya
alam yang ada seperti lahan yang luas dan air yang melimpah. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gunawan Sumodiningrat
(dalam Muhammad Vathul Aziz, 2008: 56) mengungkapkan beberapa
indikator keberhasilan program pemberdayaan ekonomi, antara lain:
6) Berkurangnya jumlah penduduk miskin
7) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
8) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya
9) Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya
permodalan kelompok dan makin rapinya administrasi kelompok serta
makin luasnya interaksi kelompok dengan masyarakat
10)
Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan
yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan keluarga miskin yang
mampu memenuhi kebutuhannya
Menurut hasil penelitian faktor pendorong pelaksanaan kegiatan
kelompok adalah memiliki kemauan untuk maju, memiliki semangat untuk
mencapai keberhasilan, bersedia terlibat langsung dalam pelaksanaan
kegiatan dan bekerjasama dengan anggota lain, sebagian besar anggota
gemar memelihara ikan. Disamping itu sumber daya alam (SDA) yang
sangat mendukung pelaksanaan kegiatan budidaya seperti tersedianya
102
lahan yang luas, sumber air
yang melimah dan semangat untuk
mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Faktor pendukung lain juga
sangat mempengaruhi kegiatan budidaya seperti dorongan dari aparat desa
setempat yang telah menyediakan lahan untuk dijadikan kolam ikan.
Donatur yang sesekali memberikan bibit ikan baru untuk dibudidaya di
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada.
3. Dampak
pemberdayaan
terhadap
perekonomian
anggota
di
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
Berdasarkan hasil penelitian pemberdayaan melalui Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada ini memiliki dampak positif bagi seluruh
anggota dan pengurus kelompok sebagai bagian dari masyarakat. Dari segi
ekonomi dapat menambah penghasilan atau pendapatan keluarga melalui
budidaya hasil panen ikan yang dijual. Kelompok terbuka dalam membina
masyarakat dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang
budidaya ikan, sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis dan
memberikan
motivasi
untuk
mencapai
kesuksesan.
Peningkatan
pengetahuan itu sendiri dengan cara mengikuti pelatihan budidaya ikan
yang diadakan oleh Dinas Perikanan dalam rangka meningkatkan sumber
daya manusia (SDM).
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa budidaya ikan juga
bermanfaat tidak hanya bagi anggota dan pengurus kelompok saja akan
tetapi juga dirasakan oleh masyarakat setempat khususnya yang tinggal
dekat dengan kolam ikan. Masyarakat juga ikut merasakan hasil panen,
103
apabila panen dilakukan biasanya kelompok membagi sedikit hasil panen
kepada warga yang tinggal dekat dengan kolam. Hal ini dilakukan untuk
menjalin hubungan yang harmonis antara kelompok dengan warga
masyarakat karena masyarakat juga turut serta dalam mengawasi kolam
misalnya dari gangguan burung atau dari gangguan lainnya.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat
melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada dapat ditarik kesimpulan
beberapa hal yang berkaitan dengan temuan-temuan dilapangan sebagai
berikut :
1. Proses pemberdayaan yang dilakukan didalam Kelompok Budidaya
Ikan Mina Persada meliputi penyadaran, pengkapasitasan, serta
pendayaan. Perintis pembentukan kelompok melakukan sosialisasi dan
diskusi bersama masyarakat tentang pentingnya pemberdayaan sebagai
upaya meningkatkan kesejahteraan. Pemberdayaan yang dilakukan
melalui peningkatan kesadaran masyarakat tentang kondisi yang
dialami dan mampu meningkatkan apa yang seharusnya dilakukan,
pembina dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dalam bidang perikanan. Pendekatan
yang digunakan adalah
pendekatan andragogi (cara belajar orang dewasa) sehingga mereka
merasa dihargai dan merangsang untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Pertama dalam peningkatan pendidikan, pembina,
pengurus dan anggota kelompok bersama-sama saling belajar dan
berinteraksi. Pengetahuan dan keterampilan individu dalam kelompok
meningkat khususnya tentang budidaya ikan air tawar, sehingga
mereka memiliki kesadaran untuk meningkatkan derajat hidupnya.
105
Anggota semakin mudah mengakses pasar, informasi dan modal
sebagai penunjang pengembangan usaha, serta membuka lapangan
kerja bagi masyarakat.
2. Faktor penghambat pelaksanaan Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada diantarana cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama dan
penyakit yang menghambat perkembangan ikan, karakter sebagian
anggota terkadang menghambat dalam pengelolaan kelompok,
rendahnya pemahaman anggota tentang budidaya dan perawatan ikan
yang belum maksimal. Sedangkan faktor pendukung pelaksanaan
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada diantarana memiliki kemauan
untuk maju, pengurus dan anggota memiliki semangat dan optimis
untuk mencapai keberhasilan, adanya keterlibatan langsung dalam
pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama antara pengurus dan anggota,
adanya dukungan dari pihak desa dan pemerintah, ketersediaan lahan
yang luas dan air yang cukup melimpah sehingga pengairan mudah.
3. Terdapat dampak postitif dari pelaksanaan pemberdayaan melalui
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada. Adapun dampak tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Bagi anggota dan pengurus kelompok, menambah pendapatan dan
membantu ekonomi keluarga, memberikan motivasi usaha dan
membuka lapangan pekerjaan baru.
b. Bagi masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil
khususnya dalam hal konsumsi ikan masyarakat dapat membeli
106
ikan dengan harga terjangkau sehingga menghemat pengeluaran
masyarakat setempat. Tidak hanya itu masyarakat yang dekat
dengan kolam terkadang juga mendapatkan ikan hasil panen yang
diberikan secara gratis oleh kelompok.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan
dan
hasil
penelitian
mengenai
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada yang telah diuraikan diatas, maka dapat diajukan beberapa
saran yang berguna bagi Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada yaitu :
1. Bagi Pengurus Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
a. Pengurus hendaknya memahami lebih karakteristik masing-masing
anggota agar dapat membantu kesulitan yang dihadapi.
b. Pengurus
perlu
lebih
keras
lagi
dalam
memotivasi
dan
mendampingi anggota dalam pelaksanaan kelompok.
2. Bagi Anggota Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)
a. Anggota hendaknya mengikuti setiap kegiatan kelompok dengan
partisipatif agar mendapat hasil yang maksimal.
b. Anggota secara aktif membantu dan memotivasi anggota lain untuk
semangat dalam usaha budidaya ikan air tawar.
3. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat
hendaknya
lebih
memiliki
kesadaran
untuk
memanfaatkan potensi sekitar untuk meningkatkan pendapatan
mereka.
107
b. Masyarakat perlu aktif untuk menimba ilmu kepada Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada agar mampu membentuk kelompok
baru dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
108
DAFTAR PUSTAKA
Agung Prihantoro & Fuad Arif Fudiyartanto.(2009). Politik Pendidikan
(Kebudayaan, Kekuasaan & Pembebasan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Alfitri. (2011). Community Development: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ambar Teguh Sulistiyani. (2008). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.
Yogyakarta: Gava Media.
Andi Prastowo. (2011). Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta:
Ar-ruz Media.
Azam
Awang. (2010). Implementasi
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Pemberdayaan
Pemerintah
Desa.
Bambang Cahyono. (2010). Budidaya Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisus.
Cahyo Saparinto. (2008). Panduan Lengkap Gurami. Jakarta: Swadaya.
Eddy Alfianto dan Evi Liviawati. (2011). Beberapa Metode Budidaya Ikan.
Yogyakarta: Kanisus.
Fredian Tonny Nasdian. (2014). Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Pustaka
Obor Indonesia.
Isbandi Rukminto Adi. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
John W.Creswell. (2012). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Martha Nurul Pranindika (2014). Analisis Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Di
KPIMina Taruna Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.
Skripsi Yogyakarta. UGM.
Totok, Mardikanto dan Soebianto, Poerwoko. (2015). Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Moleong, Lexy J.(2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
109
Edi, Suharto. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung : Refika Aditama.
Soelaiman Joesoef. (2012). Konsep dasar pendidikan luar sekolah.Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono.(2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV.Alfabeta.
Suparjan H.S.(2008).Pengembangan Masyarakat.Yogyakarta: Aditya Media.
Warkonah.(2011).Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Usaha
Pertanian Bawang Merah di Desa Tegalgandu Wanasari, Brebes.
Yogyakarta. Skripsi UIN.
Zainal Arifin.(2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zubaedi.(2013).Pengembangan Masyarakat.Jakarta: Kencana.
Yudan Hermawan dan Yoyon Suryono (2016). Partisipasi Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Program – Program Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat
Ngudi
Kapinteran.
Diakses
dari
http://journal.uny.ac.id/index.php/jppm pada tanggal 24 maret 2017. Pukul
13.53 WIB.
110
LAMPIRAN
111
Lampiran 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (observasi) pelakasanaan pemberdayaan masyarakat
melalui Budidaya Ikan Air Tawar KBI-MP Dusun Pacar, Desa Timbulharjo,
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul diantaranya :
1.
Mengamati lokasi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui KBI-MP
2.
Mengamati upaya yang dilakukan kelompok dalam mencapai tujuan bersama
3.
Mengamati implementasi kegiatan di kelompok KBI-MP khususnya dalam
usaha budidaya ikan air tawar
4.
Mengamati faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan di KBIMP
5.
Mengamati dampak pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui KBI-MP
6.
Mengamati persiapan sarana dan prasarana dalam kegiatan pengelolahan ikan
7.
Mengamati
peningkatan
keterampilan
anggota
kelompok
dalam
melaksanakan budidaya ikan
8.
Mengamati perkembangan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan
mina persada
112
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi
PEDOMAN DOKUMENTASI
A. Melalui arsip tertulis
1.
Profil KBI-MP,
Profil KBI-MP yaitu meliputi :
a. Nama lembaga,
b. Alamat lembaga,
c. No telepon,
d. Status lembaga,
e. Struktur organisasi/kepengurusan lembaga,
f. Jumlah anggota,
g. Identitas anggota,
2.
Data monografi wilayah Desa Timbulharjo
3.
Berita acara pembentukan kelompok pembudidaya ikan Mina Persada
B. Foto
1. Foto pelaksanaan kegiatan kelompok pembudidaya ikan Mina Persada
2. Foto lingkungan KBI-MP dan unit usaha
3. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pemberdayaan
4. Foto kegiatan monitoring dan evaluasi
5. Foto anggota kelompok saat pertemuan rutin dan pembuatan laporan
kegiatan usaha dan laporan keuangan
113
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK PENGURUS DAN PEMBINA
1. Identitas diri
a. Nama Informan
:
b. Umur
:
c. Jabatan di KBI-MP
:
2. Pertanyaan penelitian mengenai proses pemberdayaan yang dilakukan
dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada ( KBI-MP ) ?
a. Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan
budidaya ikan air tawar ?
b. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam
pengelolahan budidaya ikan air tawar ?
c. Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk ?
d. Apakah terdapat legalitasnya ?
e. Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap
program budidaya ikan ?
3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
a. Adakah peningkatan
pendapatan anggota kelompok terhadap
budidaya ikan mina persada ?
b. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
114
c. Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air
tawar Mina Persada (KBI-MP) ?
d. Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti program
budidaya ikan ?
e. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
budidaya ikan Mina Persada ?
4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan budidaya
ikan mina persada (KBI-MP) ?
a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui
kelompok budidaya ikan mina persada ?
b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?
c. Bagaimana pengurus mengatasi hambatan tersebut ?
d. Bagaimana pemahaman anggota kelompok terhadap budidaya ikan
mina persada ?
115
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK ANGGOTA
1. Identitas diri
a. Nama Informan
:
b. Umur
:
c. Jabatan di KBI-MP
:
2. Pertanyaan penelitian mengenai
proses pemberdayaan yang dilakukan
dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada ( KBI-MP ) ?
a. Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok budidaya
ikan air tawar Mina Persada?
b. Darimana sumber air yang digunakan untuk pengairan kolam?
c. Jenis ikan apa saja yang dibudidaya ?
d. Bagaimana sistem pemasaran dilakukan ?
3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
a. Adakah peningkatan
pendapatan anggota kelompok terhadap
budidaya ikan mina persada ?
b. Tiap berapa bulan biasanya panen dilaksanakan?
c. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
d. Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok
budidaya ikan ?
4. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
budidaya ikan Mina Persada ?
116
a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui
kelompok budidaya ikan mina persada ?
b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?
c. Menurut anda apakah budidaya ikan merupakan salah satu upaya
dalam pemberdayaan masyarakat ?
d. Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok
budidaya ikan ?
117
PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK ANGGOTA MASYARAKAT
1. Identitas diri
a. Nama Informan
:
b. Umur
:
c. Jabatan di KBI-MP
:
2. Pertanyaan penelitian mengenai
proses pemberdayaan yang dilakukan
dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada ( KBI-MP ) ?
a. Apa yang anda ketahui tentang budidaya ikan mina persada ?
b. Menurut anda apakah budidaya ikan merupakan salah satu upaya
dalam pemberdayaan masyarakat ?
c. Apakah budidaya ikan mina persada merupakan salah satu program
utama yang diadakan untuk pemberdayaan masyarakat ?
d. Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap
program budidaya ikan ?
3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui
kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?
a. Adakah peningkatan
pendapatan anggota kelompok terhadap
budidaya ikan mina persada ?
b. Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
c. Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok
budidaya ikan ?
118
4. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
budidaya ikan Mina Persada ?
a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui
kelompok budidaya ikan mina persada ?
b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?
119
Lampiran 4. Hasil Wawancara
HASIL WAWANCARA
(CW 1)
1. Hari/tanggal
: Rabu, 23 November 2016
2. Waktu
: 10.00 – 10.40 WIB
3. Tempat
: Rumah Bapak Js
4. Sumber
: Bapak Js (Ketua KBI-MP)
No.
Pertanyaan
Hasil Wawancara
Kesimpulan
1.
Bagaimana
keterampilan
anggota
kelompok dalam
pengelolahan
budidaya ikan
air tawar ?
Sebelum menjadi anggota
kelompok masyarakat belum
begitu tahu tentang budidaya
ikan, tapi kalau sekarang ya
lumayan soalnya sering ada
pelatihan-pelatihan.
Dengan adanya kelompok
budidaya ini kelompok lebih
terampil dalam budidaya
ikan.
2.
Bagaimana
meningkatan
kualitas sumber
daya
manusia/SDM
dalam
pengelolahan
budidaya ikan
air tawar?
Kami melakukan pertemuan
rutin setiap bulan antara
anggota dan pengurus untuk
membahas hambatan yang
kami hadapi dan kami
mencari
jalan
keluar
bersama-sama.
Saat
pertemuan terkadang juga
dihadiri oleh ibu indri yang
membantu
kami
beliau
bekerja dari dinas pertanian,
laporan
bulanan
juga
dibuatkan oleh bu indri
karena kami tidak bisa
menggunakan komputer mas
karena pendidikan kita sangat
minim. Kita juga mengikuti
pelatihan-pelatihan
yang
diadakan
oleh
Dinas
Perikanan kabupaten mas.
Upaya
yang
dilakukan
dengan
melakukan
pertemuan
rutin
untuk
evaluasi, mengikuti pelatihan
dan belajar secara mandiri
dari internet.
120
3.
Kapan
Awalnya saya berfikir ada
kelompok
tanah milik desa yang tidak
budidaya ikan dimanfaatkan
kemudian
air tawar Mina muncul
keinginan saya
Persada
untuk menjadikan lahan
terbentuk?
tersebut sebagai lahan kolam,
kemudian
saya
mengumpulkan warga yang
kiranya mau dan minat untuk
ikut
serta
membentuk
kelompok budidaya ikan dan
mereka
setuju
untuk
membentuk
anggota
kelompok budidaya ikan.
Kemudian tanggal 30 oktober
baru diresmikan.
Pengkukuhan atau peresmian
Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada pada tanggal
30 oktober 2015.
4.
Apakah terdapat Tentu ada mas melalui surat
legalitasnya ?
keputusan / surat pengukuhan
Desa
Timbulharjo
NO.179/EKB/TBH/XII/2015,
tentang
pembentukan
Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada.
Pemerintah
Desa
Timbulharjo resmi mengakui
keberadaan
Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada
melalui surat keputusan /
surat
pengukuhan
Desa
Timbulharjo
NO.179/EKB/TBH/XII/2015,
tentang
pembentukan
Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada.
5.
Bagaimana
dukungan
masyarakat dan
aparat
desa
setempat
terhadap
program
budidaya ikan ?
Pihak desa meminjami lahan
untuk dijadikan lahan kolam
dengan biaya sewa yang
sangat murah yaitu seribu
rupiah
permeter
dalam
jangka waktu satu tahun mas.
Jadi kan ukuran kolam kita
12 meter sehingga setiap
anggota harus membayar
biaya sewa 1 kolam sebesar
12 ribu rupiah per tahunnya.
Dukungan dari aparat desa
dengan memberikan fasilitas
berupa lahan kosong dengan
membayar
sewa
1000
rupiah/meter.
6.
Adakah
peningkatan
pendapatan
anggota
Tentu ada mas kan sebagian Terjadi kenaikan pendapatan
hasil panen untuk anggota. anggota dengan budidaya
Jadi ya lumayan bias untuk ikan air tawar.
tambahan belanja istri.
121
kelompok
terhadap
budidaya ikan
mina persada ?
7.
Apakah
budidaya ikan
bisa
menyejahterakan
anggota ?
Kalau dijadikan sebagai mata
pencaharian utama/pekerjaan
utama ya tentu saja tidak
mas. Kalau untuk pekerjaan
sampingan ya bagus.
Dengan adanya kelompok
budidaya ikan mina persada
belum dapat menyejaterakan
masyarakat.
8.
Dari
mana
modal
untuk
membentuk
kelompok
budidaya ikan
air tawar Mina
Persada (KBIMP) ?
Awalnya kan menggunakan
modal sendiri untuk membeli
peralatan seperti membuat
kolam 500 ribu dikali 18
kolam, peralon, bibit ikan
dan pakan, semua dana
berasal dari anggota. Tetapi
nanti uang tersebut akan
diganti dengan hasil panen.
Kalau hasil bagi panen itu
sendiri 5% untuk pengurus,
80% untuk anggota, 5%
masuk kas/modal kelompok
lagi, 5% dana sosial, 5%
dana pendampingan ada juga
bantuan dari pemerintah mas
100 juta tetapi bentuk barang
seperti peralon, ikan, semen,
kan pas awal membuat kolam
dengan
dana
sendiri
kolamnya belum di cor
seperti sekarang.
Modal
awal
pembuatan
kolam
dengan
modal
individu. Sedangkan hasil
bagi panen itu sendiri 5%
untuk pengurus, 80% untuk
anggota,
5%
masuk
kas/modal kelompok lagi, 5%
dana sosial, 5% dana
pendampingan ada juga
bantuan dari pemerintah mas
100 juta tetapi bentuk barang
seperti peralon, ikan, semen,
dll.
9.
Bagaimana
kondisi anggota
serta pengurus
setelah
mengikuti
program
budidaya ikan ?
Apa
faktor
penghambat dan
pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan
Lebih mandiri mas, dan Anggota lebih mandiri
bertanggung jawab tentunya
dalam
mengurus
dan
merawat kolam masingmasing.
10.
Faktor pendukung utamanya
ada kemauan untuk maju
mas, dan juga bersedia
mengikuti
dan mentaati
aturan. Yang penting mau
122
Faktor pendukung : adanya
kemauan untuk maju
Faktor
penghambat
:
karakteristik anggota
masyarakat
melalui
kelompok
budidaya ikan
mina persada ?
bagaimana cara
mengatasi
hambatan
tersebut.
aktif
mas
Kalau
penghambatnya
ya
Anggotanya kan ada banyak
mas jadi kadang banyak
pendapat, kadang si A tidak
setuju dengan pendapat si B
sehingga kadang terjadi
selisih antara anggota mas,
tetapi
kami
dapat
mengatasinya.
123
HASIL WAWANCARA
(CW 2)
1. Hari/tanggal
: Kamis, 24 November 2016
2. Waktu
: 09.00 – 09.45 WIB
3. Tempat
: Rumah Bapak Js
4. Sumber
: Bapak K (Bendahara KBI-MP)
No.
Pertanyaan
Hasil Wawancara
Kesimpulan
1.
Bagaimana
keterampilan
anggota kelompok
dalam pengelolahan
budidaya ikan air
tawar ?
Sudah lumayan tahu Terjadi
peningkatan
cara
merawat
ikan pengetahuan
dengan
karena
sering
ada mengikuti
Kelompok
pelatihan-pelatihan.
Budidaya Ikan Mina Persada
2.
Bagaimana
meningkatan
kualitas sumber daya
manusia/SDM dalam
pengelolahan
budidaya ikan air
tawar?
Kami
melakukan
pertemuan rutin dan kita
juga
mengikuti
pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh Dinas
Perikanan
kabupaten
mas.
Upaya
yang
dilakukan
dengan
melakukan
pertemuan
rutin
untuk
evaluasi, mengikuti pelatihan
dan belajar secara mandiri
dari internet.
3.
Kapan
kelompok
budidaya ikan air
tawar Mina Persada
terbentuk?
Awalnya saya berdiskusi
dengan Bapak Jamaludin
tentang
lahan
yang
kosong dan beliau ingin
membangun
kolam
secara berkelompok dan
saya setuju . kalau
peresmiannya tanggal 30
oktober 2015
Pengkukuhan atau peresmian
Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada pada tanggal
30 oktober 2015.
4.
Apakah
terdapat Tentu ada mas melalui
legalitasnya ?
surat keputusan / surat
pengukuhan
Desa
Timbulharjo
tentang
pembentukan Kelompok
Budidaya Ikan Mina
Persada suratnya ada di
Bapak Js.
Pemerintah
Desa
Timbulharjo resmi mengakui
keberadaan
Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada
melalui surat keputusan /
surat
pengukuhan
Desa
Timbulharjo
NO.179/EKB/TBH/XII/2015,
tentang
pembentukan
124
Kelompok Budidaya
Mina Persada.
Ikan
5.
Bagaimana
dukungan
masyarakat
dan
aparat desa setempat
terhadap
program
budidaya ikan ?
Jelas ada, pihak desa
meminjami lahan mas
untuk dijadikan lahan
kolam dengan biaya
sewa yang sangat murah
yaitu
seribu
rupiah
permeter dalam jangka
waktu satu tahun mas.
Mereka
juga
menyediakan
mesin
sedot/diesel
sehingga
kalau kita sedang panen
jadi gampang buang
airnya mas, misalnya
kalau ada informasi
tentang pelatihan ya juga
ngasih tau kelompok
mas.
6.
Adakah peningkatan
pendapatan anggota
kelompok terhadap
budidaya ikan mina
persada ?
Apakah
budidaya
ikan
bisa
menyejahterakan
anggota ?
Tentu ada mas kan Terjadi kenaikan pendapatan
sebagian hasil panen anggota dengan budidaya
untuk anggota.
ikan air tawar.
Menurut saya tidak mas
soalnya tidak cukup
hanya
mengandalkan
ikan saja.
Dengan adanya kelompok
budidaya ikan mina persada
belum dapat menyejaterakan
masyarakat.
Dari mana modal
untuk
membentuk
kelompok budidaya
ikan air tawar Mina
Persada (KBI-MP) ?
Awalnya anggota hanya
18 orang dan dana yang
digunakan
untuk
membuat kolam semua
dari anggota. Kemudian
anggota
kelompok
bertambah dan kami
harus menambah kolam
sehingga
kami
mengajukan
proposal
kepada
pemerintah
terkait dan BPP (balai
penyuluhan pertanian)
memberikan
bantuan
Modal
awal
pembuatan
kolam
dengan
modal
individu. Sedangkan hasil
bagi panen itu sendiri 5%
untuk pengurus, 80% untuk
anggota,
5%
masuk
kas/modal kelompok lagi, 5%
dana sosial, 5% dana
pendampingan ada juga
bantuan dari pemerintah mas
100 juta tetapi bentuk barang
seperti peralon, ikan, semen,
dll.
7.
8.
125
Dukungan dari aparat desa
dengan memberikan fasilitas
berupa lahan kosong dengan
membayar
sewa
1000
rupiah/meter.
Dan
meminjami mesin sedot
air/diesel.
sebesar 100 juta tetapi
tidak berupa uang hanya
berupa
barang
dan
peralatan
yang
dibutuhkan
untuk
membuat kolam baru,
peralon, ikan, semen,
pasir, berupa uang hanya
untuk membayar tukang
9.
10.
Bagaimana kondisi
anggota
serta
pengurus
setelah
mengikuti program
budidaya ikan ?
Apa
faktor
penghambat
dan
pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan
masyarakat melalui
kelompok budidaya
ikan mina persada ?
bagaimana
cara
mengatasi hambatan
tersebut.
Sosialisasinya lebih baik Anggota lebih mandiri
mas soalnya sering
bertemu dikolam.
Faktor
pendukungnya
seperti
pihak
desa
memberikan
lahan,
airnya juga melimpah,
semangat dari anggota
juga
sangat
baik
menurut
saya
mas.
Kalau hambatannya ya,
perbedaan pendapat mas
dan saat pertemuan rutin
gitu tidak semua anggota
berangkat.
Jumlah
anggota kan 35 mas tapi
kadang yang hadir hanya
30
atau
bahkan
terkadang kurang dari 30
orang.
Masalahnya
semua anggota memiliki
pekerjaan utama masingmasing jadi kadang tidak
sempat datang
126
Faktor pendukung : adanya
kemauan untuk maju
Faktor
penghambat
:
karakteristik anggota
HASIL WAWANCARA
(CW 3)
1. Hari/tanggal
: Sabtu, 26 November 2016
2. Waktu
: 12.40 – 13.10 WIB
3. Tempat
: Rumah Bapak Ts
4. Sumber
: Bapak Ts (Sekretaris KBI-MP)
No.
Pertanyaan
Hasil Wawancara
Kesimpulan
1.
Bagaimana
sudah bagus dan kompak
keterampilan
mas menurut saya.
anggota kelompok
dalam pengelolahan
budidaya ikan air
tawar ?
Terjadi
peningkatan
pengetahuan
dengan
mengikuti
Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada
2.
Bagaimana
meningkatan
kualitas sumber daya
manusia/SDM dalam
pengelolahan
budidaya ikan air
tawar?
Upaya
yang
dilakukan
dengan
melakukan
pertemuan
rutin
untuk
evaluasi, mengikuti pelatihan
dan belajar secara mandiri
dari internet.
3.
4.
Usahanya ya dengan
pertemuan rutin mas
setiap
bulan
pada
tanggal 5, kegiatan yang
dilakukan
ya
kita
membahas
tentang
kendala-kendala
yang
terjadi misalnya masalah
ikan, pengairan, listrik
atau apa. Pokoknya
evaluasi
tentang
kegiatan budidaya ikan,
tempat atau aula yang
digunakan
selalu
dirumah ketua kelompok
Kapan
kelompok Kalau
tidak
salah
budidaya ikan air tanggal 30 oktober 2015.
tawar Mina Persada
terbentuk?
Pengkukuhan atau peresmian
Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada pada tanggal
30 oktober 2015.
Apakah
terdapat Legalitas ya ada mas Pemerintah
Desa
legalitasnya ?
surat dari desa.
Timbulharjo resmi mengakui
keberadaan
Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada
melalui surat keputusan /
surat
pengukuhan
Desa
Timbulharjo
127
NO.179/EKB/TBH/XII/2015,
tentang
pembentukan
Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada.
5.
6.
7.
8.
Bagaimana
dukungan
masyarakat
dan
aparat desa setempat
terhadap
program
budidaya ikan ?
Pihak
desa
sangat
mendukung
adanya
keberadaan
kelompok
ini dan memberikan
kemudahan
kaitannya
dalam
pengembangan
Kelompok
Budidaya
Ikan
Mina
Persada
contohnya
mereka
menyewakan
lahan
dengan harga murah dan
meminjami mesin diesel
untuk panen mas jadi
gampang nyedot airnya
Adakah peningkatan Ya lumayan mas untuk
pendapatan anggota kegiatan saja.
kelompok terhadap
budidaya ikan mina
persada ?
Apakah
budidaya Kalau menyejahterakan
ikan
bisa tidak
tapi
kalo
menyejahterakan
meningkatkan
anggota ?
pendapatan iya.
Dukungan dari aparat desa
dengan memberikan fasilitas
berupa lahan kosong dengan
membayar
sewa
1000
rupiah/meter.
Dari mana modal
untuk
membentuk
kelompok budidaya
ikan air tawar Mina
Persada (KBI-MP) ?
Modal
awal
pembuatan
kolam
dengan
modal
individu. Sedangkan hasil
bagi panen itu sendiri 5%
untuk pengurus, 80% untuk
anggota,
5%
masuk
kas/modal kelompok lagi, 5%
dana sosial, 5% dana
pendampingan ada juga
bantuan dari pemerintah mas
100 juta tetapi bentuk barang
seperti peralon, ikan, semen,
dll.
mas khas Sumber dana
ya ada bantuan dari
pemerintah 100 juta
tetapi berupa barang, ada
juga dari kelompok tiap
bulan 5000
rupiah,
kemudian kalo mau
pembibitan
baru
dananya
ya
dari
pengajuan proposal ke
dinas terkait mas. Kalo
dulu awal-awal ya pakai
dana
sendiri
mas
individu kelompok
128
Terjadi kenaikan pendapatan
anggota dengan budidaya
ikan air tawar.
Dengan adanya kelompok
budidaya ikan mina persada
belum dapat menyejaterakan
masyarakat.
9.
10.
Bagaimana kondisi
anggota
serta
pengurus
setelah
mengikuti program
budidaya ikan ?
Apa
faktor
penghambat
dan
pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan
masyarakat melalui
kelompok budidaya
ikan mina persada ?
bagaimana
cara
mengatasi hambatan
tersebut.
Sekarang jadi tahu mas Anggota lebih mandiri
cara merawat ikan tawar.
Kadang
pendapatnya Factor pendukung : adanya
beda-beda terus pada kemauan untuk maju
rebut mas
Factor
penghambat
:
karakteristik anggota
129
HASIL WAWANCARA
(CW 4)
1. Hari/tanggal
: Senin, 28 November 2016
2. Waktu
: 10.00 – 10.15 WIB
3. Tempat
: Kolam budidaya
4. Sumber
: Bapak Sp (Anggota KBI-MP)
No.
1.
Pertanyaan
Hasil Wawancara
Mas awalnya hanya 4 kolam
besar saat anggota kelompok
hanya 18, kemudian sekarang
kolam ada 23 yaitu dimana ada
12 kolam besar dan 11 kolam
kecil. Kolam kecil berukuran
3x4m kalau besar 6x8m. Kolam
kecil diurus/yang bertanggung
jawab oleh 1 orang anggota dan
kolam besar diurus oleh 2 orang
anggota kelompok.
Darimana sumber air Dari sumur bor disamping
yang digunakan untuk kolam yang disedot dengan
pengairan kolam?
sanyo.
Kolam berjumlah
23, dengan ukuran
3x4 ada 11 kolam
dan ukuran 6x3 12
kolam.
3.
Jenis ikan apa saja yang Pernah ikan lele, gurame,
dibudidaya ?
mujahir,
nila
juga
mas
tergantung
dapatnya
dari
bantuan apa.
Jenis ikan yang
dibudidaya
yaitu
lele, gurame, nila,
dan mujahir.
4.
Bagaimana sistem
pemasaran dilakukan ?
5.
Adakah peningkatan
pendapatan anggota
kelompok terhadap
budidaya ikan mina
persada ?
2.
Berapa jumlah dan luas
kolam yang sudah ada
di kelompok budidaya
ikan air tawar Mina
Persada?
Kesimpulan
Sumber air dari
sumur bor dengan
tenaga sanyo.
Jualnya
kadang
dipasar, Pemasaran
ditetangga/masyarakat kadang dilakukan
juga dibawa kepengepul ikan.
dipasar/pengepul
ikan dan anggota
masyarakat.
Ya meningkat pasti mas kalo Apabila
panen
ikannya bagus tapi kalau gagal berhasil
akan
panen ya sedikit kadang juga terjadi peningkatan
rugi.
130
6.
7.
Tiap berapa
biasanya
dilaksanakan?
bulan Tergantung dari benihnya mas
panen kalo belinya udah besar ya
cepat paling 2-3 bulan udah
bias dijual mas.
Apakah budidaya ikan Ya kalau dibuat sampingan
bisa menyejahterakan lumayan tapi kalau jadi
anggota ?
pekerjaan utama tidak.
8.
Apa manfaat yang
anggota peroleh dengan
mengikuti
kelompok
budidaya ikan ?
9.
Apa faktor penghambat
dan pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan
masyarakat melalui
kelompok budidaya
ikan mina persada ?
bagaimana cara
mengatasi hambatan
tersebut.
manfaatnya menurut saya bagus
mas,
bisa
menambah
pengalaman,
silaturahmi,
nambah teman dan tentunya
menambah pendapatan anggota,
dampak untuk masyarakat juga
ada mas misalnya kadang ada
yang tanya tentang budidaya
ikan menanyakannya kepada
para anggota sehingga dapat
menambah
pengetahuan
masyarakat
Kalau menurut saya faktor
pendukungnya
ya
dari
pemerintah
memberikan
fasilitas berupa bantuan mas
sehingga kegiatan berjalan
dengan lancer. Dari pihak Desa
juga
memberikan
/
menyediakan lahan. Faktor
penghambat kegiatan ya itu
kadang
kalo
ada
kumpulan/rapat kadang ada
yang tidak datang mas. Kadang
hujan saat pertemuan, air juga
kadang macet. Kalo dari faktor
dana ya apabila mau beli pakan
ikan tetapi kendala dana belum
ada. Hama juga kadang
menyerang sehingga banyak
ikan yang mati. Itu juga mas
kalo ikan tidak dijaga tu kadang
ada burung bangao yang
mencuri ikan
131
Panen dilaksanakan
sekitar 2-3 bulan
setelah penyebaran
benih
Jika
anggota
mendalami
dan
mentaati budidaya
akan berkembang
sehingga
dapat
menyejahterakan
anggota.
Manfaat
yang
didapat
dari
pelaksanaan
budidaya ikan yaitu
menambah
pengetahuan
dan
keterampilan
tentang budidaya
ikan.
Factor pendukung :
adanya
kemauan
untuk maju
Factor penghambat
:
karakteristik
anggota
10.
Menurut anda apakah Tentu saja iya mas.
budidaya
ikan
merupakan salah satu
upaya
dalam
pemberdayaan
masyarakat ?
132
Budidaya
ikan
merupakan
salah
satu upaya dalam
pemberdayaan
masyarakat.
HASIL WAWANCARA
(CW 5)
1. Hari/tanggal
: Senin, 28 November 2016
2. Waktu
: 10.00 – 10.15 WIB
3. Tempat
: Rumah Bapak Ry
4. Sumber
: Bapak Ry (Anggota Masyarakat)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Pertanyaan
Hasil Wawancara
Apa yang anda ketahui Saya tahu tentang budidaya
tentang budidaya ikan ikan tersebut mas, dan menurut
mina persada ?
saya dampaknya untuk anggota
ya
bagus
tentunya
bisa
menambah pendapatan anggota,
kalo dampak untuk saya pribadi
selaku masyarakat ya mungkin
bisa menjadi motivasi saya
untuk mencapai kesuksesan
misalnya dengan budidaya ikan
mas
Bagaimana dukungan Masyarakat sangat mendukung
masyarakat dan aparat mas kalau dari kelurahan ya
desa setempat terhadap sering meminjami diesel itu
program budidaya ikan lahan juga milik desa mas
?
kelompok menyewa.
Adakah
peningkatan Pastinya ada to mas misal
pendapatan
anggota panen kan hasile untuk
kelompok
terhadap kelompok sendiri.
budidaya ikan mina
persada ?
Apakah budidaya ikan Kalau menurut saya untuk
bisa menyejahterakan kesejahteraan ya tidak si mas
anggota ?
harus ada pekerjaan utama tidak
bias jika hanya bergantung
sama ikan.
Apa manfaat yang Manfaatnya untuk masyarakat
anggota peroleh dengan khususnya saya ya ada mas
mengikuti
kelompok misalnya kalo panen saya
budidaya ikan ?
sering dikasih ikan jadi kan
saya juga menikmati hasil dari
panen mas, karena dengan tidak
sengaja saya ikut andil dalam
133
Kesimpulan
Keberadaan
Kelompok
Budidaya
Ikan
Mina
Persada
diketahui
oleh
masyarakat.
Masyarakat
mendukung dengan
adanya Kelompok
Budidaya
Ikan
Mina Persada.
Terjadi
kenaikan
pendapatan dengan
mengikuti
Kelompok
Budidaya
Ikan
Mina Persada
Kelompok
Budidaya
Ikan
Mina Persada tidak
bias dijadikan mata
pencaharian utama.
Masyarakat
ikut
merasakan manfaat
dari
Kelompok
Budidaya
Ikan
Mina Persada.
mengawasi kolam mas. Lha
orang kolam ada di depan
rumah saya jadi setiap saat saya
dapat mengawasi. Budidaya ini
bagus karna juga sebagai
lapangan pekerjaan baru untuk
masyarakat
6.
Apa faktor penghambat
dan pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan
masyarakat melalui
kelompok budidaya
ikan mina persada ?
bagaimana cara
mengatasi hambatan
tersebut.
Factor
penghambatnya
ya
harusnya ada toren mas biar
airnya
gampang.
Soalnya
mereka pakai sanyo.
134
Faktor penghambat
yaitu air masih
menggunakan
tenaga
sanyo
seharusnya
diadakan toren.
HASIL WAWANCARA
(CW 6)
1. Hari/tanggal
: Sabtu, 07 Januari 2017
2. Waktu
: 09.00 – 09.15 WIB
3. Tempat
: Rumah Bapak Ts
4. Sumber
: Bapak Ts (Sekretaris)
No.
Pertanyaan
Hasil Wawancara
Kesimpulan
1.
Kapan kelompok
budidaya ikan air tawar
Mina Persada
terbentuk?
Saya awalnya juga diajak oleh
Bapak Jamaludin dan Bapak
Kartijo untuk membangun
kolam budidaya ikan kelompok
beliau menjelaskan tentang
rencananya tersebut dan saya
setuju untuk ikut serta karena
saya piker sayang sekali mas
jika ada lahan kosong tidak
dipakai
KBI-M Terbentuk
setelah
adanya
rapat para pengurus
dengan para warga.
2.
Berapa jumlah dan luas
kolam yang sudah ada
di kelompok budidaya
ikan air tawar Mina
Persada?
Kalau dulu awal-awal mas
kolam hanya 4 yang besar dan
anggota hanya 18, kalau
sekarang Alhamdulillah udah
tambah jadi 23 kolam 12 besar
dan 11 kecil mas. Ya kalo
ukurannya yang kecil 3x4 meter
yang besar 6x8 meter
Kolam berjumlah
23, dengan ukuran
3x4 ada 11 kolam
dan ukuran 6x3 12
kolam.
3.
Apa faktor penghambat
dan pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan
masyarakat melalui
kelompok budidaya
ikan mina persada ?
bagaimana cara
mengatasi hambatan
tersebut.
Hambatannya saat pertemuan Factor penghambat
tidak semua anggota datang jadi : karakteristik
kalau ada informasi penting anggota
kadang
ketinggalan
mas,
soalnya kadang pada sibuk mas
jadi nggak semuanya datang
135
4.
Apa manfaat yang
anggota peroleh dengan
mengikuti
kelompok
budidaya ikan ?
Dampak yang saya rasakan
sejak jadi anggota ya itu mas
ada penambahan pendapatan
saat panen, saya juga jadi tahu
bagaimana membudidaya ikan
yang baik
136
Manfaat menjadi
anggota/pengurus
menambah
pendapatan.
HASIL WAWANCARA
(CW 7)
1. Hari/tanggal
: Sabtu, 07 Januari 2017
2. Waktu
: 09.30 – 09.50 WIB
3. Tempat
: Rumah Bapak K
4. Sumber
: Bapak K (Bendahara)
No.
Pertanyaan
Hasil Wawancara
Kesimpulan
1.
Berapa jumlah dan luas
kolam yang sudah ada
di kelompok budidaya
ikan air tawar Mina
Persada?
Alhamdulillah sekarang udah
lumayan banyak kolamnya
mas,ada 23 kolam. Yang besar
ada 12 yang kalau yang kecil
hanya 11 mas. Kalau dulu pas
awal hanya ada 4 kolam saja
Kolam berjumlah
23, dengan ukuran
3x4 ada 11 kolam
dan ukuran 6x3 12
kolam.
2.
Apa faktor penghambat
dan pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan
masyarakat melalui
kelompok budidaya
ikan mina persada ?
Sifat anggota berbeda-beda mas Factor penghambat
pendapat
pun
beda-beda : karakteristik
terkadang menjadi kendala mas anggota
dalam pengambilan keputusan.
Karakter masyarakat kan bedabeda kalau ngasih pendapat
juga
beda
kadang
jadi
perselisihan mas, saya jadi
bendahara juga harus netral dan
tidak membenarkan siapapun
3.
Bagaimana
meningkatan kualitas
sumber daya
manusia/SDM dalam
pengelolahan budidaya
ikan air tawar?
Usahanya dengan pertemuan
rutin tiap bulan semua anggota
dan
pengurus
dan
saat
pertemuan yang dibahas ya
tentang kendala mas bagaimana
keluh kesah dalam budidaya
ikan ini. Kami juga terkadang
aktif mengikuti
pelatihanpelatihan yang diadakan oleh
Dinas tentang budidaya ikan
mas. Di pertemuan kelompok
kita juga membayar kas
bulanan 5000 rupiah setiap
anggota mas
137
Upaya yang
dilakukan dengan
melakukan
pertemuan rutin
untuk evaluasi,
mengikuti pelatihan
dan belajar secara
mandiri dari
internet.
Lampiran 5. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN 1
Tempat
: Kolam Mina Persada
Hari, tanggal : 22 Oktober 2015
Waktu
: 09.00-09.45 WIB
Kegiatan
: Observasi awal
Deskripsi
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) terletak di Dusun
Pacar Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Pada observasi
awal saya bertemu dengan pengurus kelompok yaitu Bapak Js saya bertanya
banyak tentang kelompok KBI-MP kepada beliau. Mulai dari sejarah
terbentuknya kelompok, jumlah anggota serta proses pemberdayaan.
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) merupakan salah satu
kegiatan pemberdayaan dari beberapa kegiatan yang ada. Kelompok ini terdiri
dari pengurus dan anggota sebanyak 35 orang.
Dan mereka memiliki jenis
pekerjaan utama yang berbeda-beda. Kegiatan yang ada didalam kelompok yaitu
adalah pembibitan, proses budidaya, pemanenan, serta pemasaran, dll.
Kelompok KBI-MP
sudah terdaftar didalam pemerintah : SK
NO.179/EKB/TBH/XII/2015, tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan
Mina Persada.
138
CATATAN LAPANGAN 2
Tempat
: Rumah Bapak Js
Hari, tanggal : 23 November 2016
Waktu
: 10.00-10.40 WIB
Kegiatan
: Wawancara 1
Deskripsi
Hari ini saya memberikan surat izin penelitian kepada Bapak Js selaku
ketua kelompok KBI-MP. Kemudian saya melanjutkan dengan melihat data-data
arsip dari kelompok yang berisi tentang Anggaran Dasar dan Surat Keterangan
tentang pendirian kelompok.
Bapak Js mengajak saya untuk mengunjungi kolam dan melihat keadaan
kolam, seperti aliran air, sumur, serta jumlah kolam. Dikolam saya bertemu
dengan Bapak K selaku bendahara kelompok. Kami berbincang-bincang sembari
memberikan pakan untuk ikan lele dan nila.
Kemudian Bapak Js mengajak saya untuk kembali ke rumah beliau dan
saya melanjutkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Pertanyaan 1: “Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan
budidaya ikan air tawar ?”
Jawaban: Sebelum menjadi anggota kelompok, masyarakat belum begitu
tahu tentang budidaya ikan, tapi kalau sekarang ya lumayan soalnya sering
ada pelatihan-pelatihan.
Pertanyaan 2: Kemudian saya mengajukan pertanyaan kedua yaitu bagaimana
meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya
ikan air tawar?
Jawaban : Kami melakukan pertemuan rutin setiap bulan antara anggota
dan pengurus untuk membahas hambatan yang kami hadapi dan kami
mencari jalan keluar bersama-sama. Saat pertemuan terkadang juga
dihadiri oleh ibu indri yang membantu kami beliau bekerja dari dinas
pertanian, laporan bulanan juga dibuatkan oleh bu indri karena kami tidak
139
bisa menggunakan komputer mas karena pendidikan kita sangat minim.
Kita juga mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas
Perikanan kabupaten mas.
Pertanyaan 3: “Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada
terbentuk?”
Jawaban : “Awalnya saya berfikir ada tanah milik desa yang tidak
dimanfaatkan kemudian muncul keinginan saya untuk menjadikan lahan
tersebut sebagai lahan kolam, kemudian saya mengumpulkan warga yang
kiranya mau dan minat untuk ikut serta membentuk kelompok budidaya
ikan dan mereka setuju untuk membentuk anggota kelompok budidaya
ikan. Kemudian tanggal 30 oktober baru diresmikan.”
Pertanyaan 4: Apakah terdapat legalitasnya ?
Jawaban : Tentu ada mas melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa
Timbulharjo
NO.179/EKB/TBH/XII/2015,
tentang
pembentukan
Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada.
Pertanyaan 5: Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat
terhadap program budidaya ikan ?
jawaban : Pihak desa meminjami lahan untuk dijadikan lahan kolam
dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu rupiah permeter dalam
jangka waktu satu tahun mas. Jadi kan ukuran kolam kita 12 meter
sehingga setiap anggota harus membayar biaya sewa 1 kolam sebesar 12
ribu rupiah per tahunnya.
Pertanyaan 6: Adakah peningkatan
pendapatan anggota kelompok terhadap
budidaya ikan mina persada ?
jawaban : Tentu ada mas kan sebagian hasil panen untuk anggota. Jadi ya
lumayan bias untuk tambahan belanja istri.
Pertanyaan 7: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
jawaban : Kalau dijadikan sebagai mata pencaharian utama/pekerjaan
utama ya tentu saja tidak mas. Kalau untuk pekerjaan sampingan ya
bagus.
140
pertanyaan 8: Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air
tawar Mina Persada (KBI-MP) ?
jawaban : Awalnya kan menggunakan modal sendiri untuk membeli
peralatan seperti membuat kolam 500 ribu dikali 18 kolam, peralon, bibit
ikan dan pakan, semua dana berasal dari anggota. Tetapi nanti uang
tersebut akan diganti dengan hasil panen. Kalau hasil bagi panen itu
sendiri 5% untuk pengurus, 80% untuk anggota, 5% masuk kas/modal
kelompok lagi, 5% dana sosial, 5% dana pendampingan ada juga bantuan
dari pemerintah mas 100 juta tetapi bentuk barang seperti peralon, ikan,
semen, kan pas awal membuat kolam dengan dana sendiri kolamnya
belum di cor seperti sekarang.
pertanyaan 9: Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti
program budidaya ikan ?
jawaban : Lebih mandiri mas, dan bertanggung jawab tentunya dalam
mengurus dan merawat kolam masing-masing.
Pertanyaan
10:
Apa
faktor
penghambat
dan
pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?
bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut.
jawaban: Faktor pendukung utamanya ada kemauan untuk maju mas, dan
juga bersedia mengikuti dan mentaati aturan. Yang penting mau aktif mas
Kalau penghambatnya ya Anggotanya kan ada banyak mas jadi kadang
banyak pendapat, kadang si A tidak setuju dengan pendapat si B sehingga
kadang terjadi selisih antara anggota mas, tetapi kami dapat mengatasinya.
Singkat perbincangan saya dengan Bapak Js, karena hari sudah sore jadi saya
akhiri. Dan saya membuat janji untuk bias mewawancarai Bapak K besok pagi di
rumah Bapak Js. Kemudian saya berpamitan untuk pulang.
141
CATATAN LAPANGAN 3
Tempat
: Rumah Bapak Js
Hari, tanggal : Kamis, 24 November 2016
Waktu
: 09.00 – 09.45 WIB
Kegiatan
: Wawancara 2
Deskripsi
Hari Kamis saya dating ke rumah Bapak Js untuk melakukan wawancara
yang kedua yaitu dengan subjek Bapak K. Bapak K sudah menunggu dirumah
Bapak Js, karna hari sudah siang jadi saya langsung melanjutkan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak K yaitu :
pertanyaan 1: bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan
budidaya ikan air tawar ?
jawaban: Sudah lumayan tahu cara merawat ikan karena sering ada
pelatihan-pelatihan.
pertanyaan 2: Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam
pengelolahan budidaya ikan air tawar?
jawaban: Kami melakukan pertemuan rutin dan kita juga mengikuti
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perikanan kabupaten mas.
pertanyaan 3: Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk?
jawaban: Awalnya saya berdiskusi dengan Bapak Jamaludin tentang lahan
yang kosong dan beliau ingin membangun kolam secara berkelompok dan
saya setuju . kalau peresmiannya tanggal 30 oktober 2015
pertanyaan 4: Apakah terdapat legalitasnya ?
jawaban: Tentu ada mas melalui surat keputusan / surat pengukuhan Desa
Timbulharjo tentang pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Mina
Persada suratnya ada di Bapak Js.
pertanyaan 5: Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap
program budidaya ikan ?
jawaban: Jelas ada, pihak desa meminjami lahan mas untuk dijadikan
lahan kolam dengan biaya sewa yang sangat murah yaitu seribu rupiah
142
permeter dalam jangka waktu satu tahun mas. Mereka juga menyediakan
mesin sedot/diesel sehingga kalau kita sedang panen jadi gampang buang
airnya mas, misalnya kalau ada informasi tentang pelatihan ya juga ngasih
tau kelompok mas.
pertanyaan 6: Adakah peningkatan
pendapatan anggota kelompok terhadap
budidaya ikan mina persada ?
jawaban: Tentu ada mas kan sebagian hasil panen untuk anggota.
pertanyaan 7: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
jawaban: Menurut saya tidak mas soalnya tidak cukup hanya
mengandalkan ikan saja.
pertanyaan 8: Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air
tawar Mina Persada (KBI-MP) ?
jawaban: Awalnya anggota hanya 18 orang dan dana yang digunakan
untuk membuat kolam semua dari anggota. Kemudian anggota kelompok
bertambah dan kami harus menambah kolam sehingga kami mengajukan
proposal kepada pemerintah terkait dan BPP (balai penyuluhan pertanian)
memberikan bantuan sebesar 100 juta tetapi tidak berupa uang hanya
berupa barang dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kolam baru,
peralon, ikan, semen, pasir, berupa uang hanya untuk membayar tukang
pertaanyaan 9: Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti
program budidaya ikan ?
jawaban: Sosialisasinya lebih baik mas soalnya sering bertemu dikolam.
pertanyaan
10:
Apa
faktor
penghambat
dan
pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?
bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut.
jawaban: Faktor pendukungnya seperti pihak desa memberikan lahan,
airnya juga melimpah, semangat dari anggota juga sangat baik menurut
saya mas. Kalau hambatannya ya, perbedaan pendapat mas dan saat
pertemuan rutin gitu tidak semua anggota berangkat. Jumlah anggota kan
35 anggota mas tapi kadang yang hadir hanya 30 anggota atau bahkan
terkadang kurang dari jumlah tersebut.
143
CATATAN LAPANGAN 4
Tempat
: Rumah Bapak Ts
Hari, tanggal : Sabtu, 26 November 2016
Waktu
: 12.40 – 13.10 WIB
Kegiatan
: Wawancara 3
Deskripsi
Sabtu siang saya menuju rumah Bapak Ts untuk melakukan wawancara,
adapaun wawancara yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
pertanyaan 1: Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan
budidaya ikan air tawar ?
jawaban: sudah bagus dan kompak mas menurut saya.
pertanyaan 2: Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam
pengelolahan budidaya ikan air tawar?
jawaban: Usahanya ya dengan pertemuan rutin mas setiap bulan pada
tanggal 5, kegiatan yang dilakukan ya kita membahas tentang kendalakendala yang terjadi misalnya masalah ikan, pengairan, listrik atau apa.
Pokoknya evaluasi tentang kegiatan budidaya ikan, tempat atau aula yang
digunakan selalu dirumah ketua kelompok
pertanyaan 3: kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk?
jawaban: Kalau tidak salah tanggal 30 oktober 2015.
pertanyaan 4: Apakah terdapat legalitasnya ?
jawaban: Legalitas ya ada mas surat dari desa.
pertanyaan 5: Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap
program budidaya ikan ?
jawaban: Pihak desa sangat mendukung adanya keberadaan kelompok ini
dan memberikan kemudahan kaitannya dalam pengembangan Kelompok
Budidaya Ikan Mina Persada contohnya mereka menyewakan lahan
dengan harga murah dan meminjami mesin diesel untuk panen mas jadi
gampang nyedot airnya
144
pertanyaan 6: Adakah peningkatan
pendapatan anggota kelompok terhadap
budidaya ikan mina persada ?
jawaban: Ya lumayan mas untuk kegiatan saja.
pertanyaan 7: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
jawaban: Kalau menyejahterakan tidak tapi kalo meningkatkan pendapatan
iya.
pertanyaan 8: Dari mana modal untuk membentuk kelompok budidaya ikan air
tawar Mina Persada (KBI-MP) ?
jawaban: mas khas Sumber dana ya ada bantuan dari pemerintah 100 juta
tetapi berupa barang, ada juga dari kelompok tiap bulan 5000 rupiah,
kemudian kalo mau pembibitan baru dananya ya dari pengajuan proposal
ke dinas terkait mas. Kalo dulu awal-awal ya pakai dana sendiri mas
individu kelompok
pertanyaan 9: Bagaimana kondisi anggota serta pengurus setelah mengikuti
program budidaya ikan ?
jawaban: Sekarang jadi tahu mas cara merawat ikan tawar.
pertanyaan
10:
Apa
faktor
penghambat
dan
pendukung
pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?
bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut.
jawaban: Kadang pendapatnya beda-beda terus pada rebut mas
145
CATATAN LAPANGAN 5
Tempat
: Kolam KBI-MP
Hari, tanggal : Senin, 28 November 2016
Waktu
: 10.00 – 10.15 WIB
Kegiatan
: Wawancara 4
Deskripsi
Pada hari senin saya melakukan kujungan untuk observasi serta
wawancara dikolam saya bertemu dengan Bapak Sp selaku salah satu anggota
KBI-MP. kemudian saya meminta beliau untuk menjadi subjek penelitian saya
dan beliau bersedia kemudian saya mengajukan beberapa pertanyaan yaitu:
pertanyaan 1: Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok
budidaya ikan air tawar Mina Persada?
jawaban: Mas awalnya hanya 4 kolam besar saat anggota kelompok hanya
18, kemudian sekarang kolam ada 23 yaitu dimana ada 12 kolam besar dan
11 kolam kecil. Kolam kecil berukuran 3x4m kalau besar 6x8m. Kolam
kecil diurus/yang bertanggung jawab oleh 1 orang anggota dan kolam
besar diurus oleh 2 orang anggota kelompok.
pertanyaan 2: Darimana sumber air yang digunakan untuk pengairan kolam?
jawaban: Dari sumur bor disamping kolam yang disedot dengan sanyo.
pertanyaan 3: Jenis ikan apa saja yang dibudidaya ?
jawaban: Pernah ikan lele, gurame, mujahir, nila juga mas tergantung
dapatnya dari bantuan apa.
pertanyaan 4: Bagaimana sistem pemasaran dilakukan ?
jawaban: Jualnya kadang dipasar, ditetangga/masyarakat kadang juga
dibawa kepengepul ikan.
pertanyaan 5: Adakah peningkatan
pendapatan anggota kelompok terhadap
budidaya ikan mina persada ?
jawaban: Ya meningkat pasti mas kalo ikannya bagus tapi kalau gagal
panen ya sedikit kadang juga rugi
146
pertanyaan 6: Tiap berapa bulan biasanya panen dilaksanakan?
jawaban: Tergantung dari benihnya mas kalo belinya udah besar ya cepat
paling 2-3 bulan udah bias dijual mas.
pertanyaan 7: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
jawaban: Ya kalau dibuat sampingan lumayan tapi kalau jadi pekerjaan
utama tidak.
pertanyaan 8: Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok
budidaya ikan ?
jawaban: manfaatnya menurut saya bagus mas, bisa menambah
pengalaman, silaturahmi, nambah teman dan tentunya menambah
pendapatan anggota, dampak untuk masyarakat juga ada mas misalnya
kadang ada yang tanya tentang budidaya ikan menanyakannya kepada para
anggota sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat
pertanyaan 9: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara
mengatasi hambatan tersebut.
jawaban: Kalau menurut saya faktor pendukungnya ya dari pemerintah
memberikan fasilitas berupa bantuan mas sehingga kegiatan berjalan
dengan lancer. Dari pihak Desa juga memberikan / menyediakan lahan.
Faktor penghambat kegiatan ya itu kadang kalo ada kumpulan/rapat
kadang ada yang tidak datang mas. Kadang hujan saat pertemuan, air juga
kadang macet. Kalo dari faktor dana ya apabila mau beli pakan ikan tetapi
kendala dana belum ada. Hama juga kadang menyerang sehingga banyak
ikan yang mati. Itu juga mas kalo ikan tidak dijaga tu kadang ada burung
bangao yang mencuri ikan
pertanyaan 10: Menurut anda apakah budidaya ikan merupakan salah satu upaya
dalam pemberdayaan masyarakat ?
jawaban: Tentu saja iya mas.
147
CATATAN LAPANGAN 6
Tempat
: Rumah Bapak Ry
Hari, tanggal : Senin, 28 November 2016
Waktu
: 10.00 – 10.15 WIB
Kegiatan
: Wawancara 5
Deskripsi
Pada senin pagi saya melakukan wawancara kembali untuk memenuhi
data-data yang saya miliki. saya mewawancarai salah satu anggota masyarakat
yang tinggal di dekat kolam, adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut
adalah:
pertanyaan 1: Apa yang anda ketahui tentang budidaya ikan mina persada ?
jawaban: Saya tahu tentang budidaya ikan tersebut mas, dan menurut saya
dampaknya untuk anggota ya bagus tentunya bisa menambah pendapatan
anggota, kalo dampak untuk saya pribadi selaku masyarakat ya mungkin
bisa menjadi motivasi saya untuk mencapai kesuksesan misalnya dengan
budidaya ikan mas
pertanyaan 2: Bagaimana dukungan masyarakat dan aparat desa setempat terhadap
program budidaya ikan ?
jawaban: Masyarakat sangat mendukung mas kalau dari kelurahan ya
sering meminjami diesel itu lahan juga milik desa mas kelompok
menyewa.
pertanyaan 3: Adakah peningkatan
pendapatan anggota kelompok terhadap
budidaya ikan mina persada ?
jawaban: Pastinya ada to mas missal panen kan hasile untuk kelompok
sendiri.
pertanyaan 4: Apakah budidaya ikan bisa menyejahterakan anggota ?
jawaban: Kalau menurut saya untuk kesejahteraan ya tidak si mas harus
ada pekerjaan utama tidak bias jika hanya bergantung sama ikan.
pertanyaan 5: Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok
budidaya ikan ?
148
jawaban: Manfaatnya untuk masyarakat khususnya saya ya ada mas
misalnya kalo panen saya sering dikasih ikan jadi kan saya juga menikmati
hasil dari panen mas, karena dengan tidak sengaja saya ikut andil dalam
mengawasi kolam mas. Lha orang kolam ada di depan rumah saya jadi
setiap saat saya dapat mengawasi. Budidaya ini bagus karna juga sebagai
lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat
pertanyaan 6: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara
mengatasi hambatan tersebut.
jawaban: Factor penghambatnya ya harusnya ada toren mas biar airnya
gampang. Soalnya mereka pakai sanyo.
149
CATATAN LAPANGAN 7
Tempat
: Rumah Bapak Ts
Hari, tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017
Waktu
: 09.00 – 09.15 WIB
Kegiatan
: Wawancara 6
Deskirpsi
Setelah saya melakukan observasi dan wawancara ternyata masih terdapat
bebrapa data yang belum lengkap sehingga saya berinisiatif untuk datang kembali
melakukan wawancara kepada Bapak Ts, dan beliau bersedia untuk kami
wawancara. Adapun hasil dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
pertanyaan 1: Kapan kelompok budidaya ikan air tawar Mina Persada terbentuk?
jawaban: Saya awalnya juga diajak oleh Bapak Jamaludin dan Bapak
Kartijo untuk membangun kolam budidaya ikan kelompok beliau
menjelaskan tentang rencananya tersebut dan saya setuju untuk ikut serta
karena saya piker sayang sekali mas jika ada lahan kosong tidak dipakai
pertanyaan 2: Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok
budidaya ikan air tawar Mina Persada?
jawaban: Kalau dulu awal-awal mas kolam hanya 4 yang besar dan
anggota hanya 18, kalau sekarang Alhamdulillah udah tambah jadi 23
kolam 12 besar dan 11 kecil mas. Ya kalo ukurannya yang kecil 3x4 meter
yang besar 6x8 meter
pertanyaan 3: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ? bagaimana cara
mengatasi hambatan tersebut.
jawaban: Hambatannya saat pertemuan tidak semua anggota datang jadi
kalau ada informasi penting kadang ketinggalan mas, soalnya kadang pada
sibuk mas jadi nggak semuanya datang
150
pertanyaan 4: Apa manfaat yang anggota peroleh dengan mengikuti kelompok
budidaya ikan ?
jawaban: Dampak yang saya rasakan sejak jadi anggota ya itu mas ada
penambahan pendapatan saat panen, saya juga jadi tahu bagaimana
membudidaya ikan yang baik
151
CATATAN LAPANGAN 8
Tempat
: Rumah Bapak K
Hari, tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017
Waktu
: 09.30 – 09.50 WIB
Kegiatan
: Wawancara 7
Deskripsi
pertanyaan 1: Berapa jumlah dan luas kolam yang sudah ada di kelompok
budidaya ikan air tawar Mina Persada?
jawaban: Alhamdulillah sekarang udah lumayan banyak kolamnya
mas,ada 23 kolam. Yang besar ada 12 yang kalau yang kecil hanya 11
mas. Kalau dulu pas awal hanya ada 4 kolam saja
pertanyaan 2: Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?
jawaban: Sifat anggota berbeda-beda mas pendapat pun beda-beda
terkadang menjadi kendala mas dalam pengambilan keputusan.
Karakter masyarakat kan beda-beda kalau ngasih pendapat juga beda
kadang jadi perselisihan mas, saya jadi bendahara juga harus netral dan
tidak membenarkan siapapun
pertanyaan 3: Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam
pengelolahan budidaya ikan air tawar?
jawaban: Usahanya dengan pertemuan rutin tiap bulan semua anggota dan
pengurus dan saat pertemuan yang dibahas ya tentang kendala mas
bagaimana keluh kesah dalam budidaya ikan ini. Kami juga terkadang
aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas tentang
budidaya ikan mas. Di pertemuan kelompok kita juga membayar kas
bulanan 5000 rupiah setiap anggota mas.
152
Lampiran 6. Susunan Pengurus
SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK BUDIDAYA PERIKANAN
IKAN AIR TAWAR
Ketua
: Jamaludin Suwito
Sekretaris
: Tri Sukamto
Bendahara
: Kartijo
Saksi-Saksi
:
1. Humas
: Anang, Nanang, Yanuar, Oki Subanto
2. Pengairan : Sugeng, Sugeng Prihatin, Sehono, Bandawi
3. Pengawasan Kesehatan Ikan :
Ari Yulianto, Andi Suroto, Nur Hidayat
4. Keamanan : Sukadi, Supardi, Supriyadi, Wintoro
5. Listrik
: Susanto, Harjono
6. Perlengkapan :
Rohmad, Jumairi, Rohban, Yaufe
Anggota :
1. Mudasir
2. Khaeri
3. Wahyudi
4. Amin
5. Bayu
6. Tuhaji
7. Ngadiyono
8. Faturahman
9. Kharis
10. Mustofa
11. Paimen
153
Lampiran 8. Dokumentasi
Foto 1. Pertemuan rutin Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada
Foto 2. Penyerahan bantuan bibit ikan gurami dari disnakertrans ( Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi )
154
Lampiran 8. Dokumentasi
Foto 3. Rapat dengan BKP3 ( Badan Ketahanan pangan dan Pelaksana
Penyuluhan ) Kecamatan Sewon
Foto 4. Proses panen ikan di Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada
155
156
157
158
Download