PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK TEKS DRAMA DENGAN METODE ADAPTASI INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII-C MTs AL FATAH SAWAHAN NGANJUK TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh Evin Nikamah1 Yuni Pratiwi2 Musthofa Kamal2 E-mail: [email protected] Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang ABSTRACT: Drama text is printed text which is in the form of dialogue, describing someone’s character in the life, has unity and function as literally text (to be read) or as a text for performance. This study was class action research. Therefore, the objective which was wanted to be achieved in this study was explaining process and result ability in identifying intrinsic in drama text by using inquiry adaptation method in Indonesian Language of students grade VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk. Based on analysis process and the ability in identify intrinsic of drama text by using inquiry adaptation method was improved. Key words: intrinsic of drama text, inquiry adaptation method, drama appreciation ABSTRAK: Naskah drama adalah naskah tertulis yang berbentuk dialog, menggambarkan watak seseorang dalam kehidupan, memiliki kesatuan dan berfungsi sebagai naskah sastra (untuk dibaca) maupun sebagai naskah untuk dipentaskan.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menjelaskan peningkatan kualitatif proses dan hasil kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan metode adaptasi inkuiri dalam pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk. Berdasarkan analisis proses dan hasil kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan metode adaptasi inkuiri mengalami peningkatan. Kata Kunci: unsur intrinsik teks drama, metode adaptasi inkuiri, apresiasi drama. Salah satu pembelajaran sastra yang harus dilaksanakan di sekolah, yakni pembelajaran drama. Pembelajaran drama dapat diklasifikasikan menjadi empat , yaitu (1) pengajaran apresiasi naskah drama (termasuk pembelajaran sastra), (2) penulisan kreatif drama, (3) pementasan drama yang termasuk bidang teater), dan 1 2 Evin Nikamah, Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang. Yuni Pratiwi dan Musthofa Kamal, Dosen Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. 1 (4) kritik drama. Pembelajaran teks drama yang termasuk sastra mengajarkan tentang bagaimana menulis teks drama. Untuk itu di sekolah perlu diadakan pembelajaran mengapresiasi naskah drama. Sebelum mampu mengidentifikasi dengan baik, siswa harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang drama. Menyadari dalam permasalahan tersebut, peneliti berusaha melakukan prapenelitian atau studi pendahuluan di kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk pada 13 Januari 2012. Kegiatan penelitian ini sebagai upaya untuk mengetahui kondisi awal yang dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran mengidentifikasi teks drama. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di kelas VIII- C MTs AL Fatah Sawahan Nganjuk, ditemukan bahwa kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama masih rendah. Dari 23 siswa yang mendapatkan nilai tuntas hanya 6 anak sedangkan 17 anak masih di bawah nilai KKM. Hal ini terjadi karena (1) pada pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi drama yang dilakukan guru belum melibatkan siswa untuk berfikir kritis karena siswa hanya ditugaskan menjawab soal sesuai buku pelajaran, (2) hasil mengidentifikasi drama masih dari latihan yang dikembangkan terbatas pada satu buku, (3) kegiatan yang dilakukan oleh guru belum menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran drama, dan (4) media yang digunakan kurang bervariasi dan berkisar pada media yang ada dalam buku teks pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII SMP/MTs. Berdasarkan latar belakang masalah yang disebutkan di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang berupa PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan judul Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks Drama dengan Metode Adaptasi Inkuiri Pada Siswa Kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk Tahun Pelajaran 2011-2012. Temuan metode ini, agar permasalahan dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama akan memberikan manfaat yang besar bagi guru dan siswa. Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk menjelaskan peningkatan proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan menggunakan metode adaptasi inkuiri pada siswa kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk, (2) untuk menjelaskan peningkatan hasil kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan menggunakan metode adaptasi inkuiri pada siswa kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk. Naskah drama adalah barang cetak atau naskah tertulis yang berbentuk dialog, menggambarkan watak seseorang dalam kehidupan, memiliki kesatuan dan berfungsi sebagai naskah sastra (untuk dibaca) maupun sebagai naskah untuk dipentaskan. Sebagaimana telah disebutkan di atas ada karya drama yang memang tepat dan cocok untuk dipentaskan, tetapi tidak sedikit pula hanya sesuai untuk dibaca sendiri sebagaimana sebuah novel atau prosa lainya. Kelayakan atau kekuranglayakan sebuah naskah untuk dipentaskan, bukan saja karena bentuk penulisanya yang seperti prosa, tetapi juga dapat terjadi pada karya drama yang secara fisik telah memenuhi kriteria sebuah karya drama (Budianto, 2006:111). Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri, dan mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah. Pembelajaran melalui metode inkuiri, siswa diarahkan pada suatu proses 2 dalam rangka mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus. Tujuannya adalah mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa aktif mengajukan pertanyaan, kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menjelaskan peningkatan proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan metode inkuiri siswa kelas VIII-C MTs AL Fatah Sawahan Nganjuk Tahun ajaran 2011/2012, (2) untuk menjelaskan peningkatan hasil kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan metode inkuiri siswa kelas VIII-C MTs AL Fatah Sawahan Nganjuk Tahun ajaran 2011/2012. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009: 9) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan parsitifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Kehadiran dan peran peneliti di lapangan adalah guru Bahasa Indonesia di MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk. Lokasi penelitian di kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk, dan dijadikan subjek penelitian, karena penerapan pembelajaran mengidentifikasi di sekolah ini masih menunjukkan hasil yang rendah dan perlu ditingkatkan. Sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa yang tengah beraktifitas mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama khususnya siswa kelas VIII-C. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama kelas VIII-C masih rendah. Guru tersebut mengatakan bahwa selama ini proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan siswa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, siswa kelas VIII-C perlu adanya bimbingan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama yang meliputi alur, latar, tokoh/penokohan, tema, dan dialog. Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka (Arikunto, 2006:118). Data dalam penelitian ini adalah data verbal, data proses dan data hasil. Data verbal berupa hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi foto siswa. Data proses dapat dijabarkan sebagai berikut (1) memperhatihan guru, (2) aktif menjawab pertanyaan, dan (3) mengemukakan pendapat/pertanyaan. Data proses pada tahapan memperhatikan guru adalah pada saat guru menyampaikan materi, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, dan menyampaikan tujuan pembelajaran siswa tersebut memperhatikan apa yang disampaikan guru. Pada tahapan siswa aktif menjawab pertanyaan adalah pada saat guru menuliskan masalah dan memberikan pertanyaan siswa tersebut merespon atau tidak. Pada tahap mengemukakan pendapat/pertanyaan adalah siswa aktif mengemukakan pendapat dan memberikan pertanyaan kepada siswa lain mengenai unsur intrinsik yang dianalisis. Dalam penilaian proses meliputi 5 3 kriteria, yaitu (1) sangat aktif, (2) aktif, (3) cukup aktif, (4) kurang aktif, dan (5) tidak aktif. Kriteria pada sangat aktif siswa sering memperhatikan guru dengan baik, siswa selalu menjawab pertanyaan, dan siswa selalu mengemukakan pendapat. Kriterian siswa yang aktif adalah siswa memperhatikan dengan baik, siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan jawaban, dan siswa mengemukakan pendapat dengan baik. Kriteria siswa yang cukup aktif siswa kadang-kadang memperhatikan apa yang disampaikan guru, siswa menjawab menjawab pertanyaan tapi belum tepat, dan siswa kadang-kadang mengemukakan pendapat. Data hasil berupa data tertulis bersumber dari hasil mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan menggunakan metode inkuiri. Data hasil ini meliputi (1) data hasil pembelajaran mengidentifikasi alur/plot, (2) data hasil pembelajaran mengidentifikasi latar, (3) data hasil pembelajaran mengidentifikasi tokoh dan karakternya, (4) data hasil pembelajaran mengidentifikasi tema, dan (5) data hasil pembelajaran mengidentifikasi dialog. PAPARAN DATA PROSES DAN HASIL TINDAKAN Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melaksanakan kegiatan observasi dan studi pendahuluan. Observasi bertujuan guna mengetahui kondisi awal dalam kegiatan pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama. Pada saat melaksanakan observasi peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk. Kegiatan studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama. Kegiatan studi pendahuluan ini meminta siswa untuk mengidentifikasi naskah drama yang berjudul “Jas Hujan Ayah” diambilkan dari buku paket Bahasa Indonesia kelas VIII. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di kelas VIII- C MTs AL Fatah Sawahan Nganjuk, ditemukan bahwa kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama masih rendah. Dari 23 siswa yang mendapatkan nilai tuntas hanya 6 anak sedangkan 17 anak masih di bawah nilai KKM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa lebih banyak anak yang tidak memahami unsur intrinsik dibandingkan anak yang memahami. Siklus I dilakukan setelah kegiatan studi pendahuluan dianalisis dan direfleksi. Kegiatan siklus I ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk. Adapun tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode adaptasi inkuiri ini adalah (1) siswa dapat menemukan unsur alur dalam teks drama, (2) siswa dapat menemukan unsur latar dalam teks drama, (3) siswa dapat menemukan unsur tokoh/penokohan dalam teks drama, (4) siswa dapat menemukan unsur tema dalam teks drama, dan (5) siswa dapat menemukan unsur dialog dalam teks drama. Sedangkan penilaian yang digunakan pada peningkatan proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama adalah sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam memperhatikan apa yang disampaikan guru, (2) keatifan siswa dalam menjawab pertanyaan, dan (3) keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat/pertanyaan. Penilaian kegiatan peningkatan proses kemampuan mengidentifikasi teks drama siklus I ini diketahui bahwa ditemukan adanya siswa yang kurang aktif, cukup aktif, dan aktif. Siswa dalam kategori aktif karena setiap guru memberikan pertanyaan siswa menjawab dengan tepat dan memperhatikan apa yang 4 disampaikan guru. Pada penilaian cukup aktif siswa tidak selalu memperhatikan apa yang disampaikan guru, siswa kadang-kadang menggambar sendiri ketika guru menjelaskan, sehingga apabila diberi pertanyaan dalam menjawab tidak tepat/tidak sesuai yang dimaksud. Sedangkan siswa yang tergolong kurang aktif adalah siswa yang kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru. Siswa lebih sering berbuat gaduh, banyak bicara ketika proses pembelajaran berlangsung, dan dalam menjawab pertanyaan siswa asal menjawab sehingga membuat jawaban tidak tepat/ tidak sesuai yang dimaksud. Peningkatan hasil kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan menggunakan metode adaptasi inkuiri meliputi hasil peningkatan pada tahap menentukan alur, menentukan latar, menentukan tokoh/penokohan, menentukan tema, dan menentukan dialog. Berdasarkan analisis hasil mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama siswa kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan pada kegiatan studi pendahuluan dan siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama mengalami peningkatan. Pada studi pendahuluan angka persentasi sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yaitu siswa yang mendapat nilai diatas 70 KKM sebanyak 6 siswa atau 26,09% dari 23 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 73,91%. Sedangkan pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 6,28. Sampel yang memperoleh nilai di atas 70 sebanyak 8 siswa atau 34,78%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 15 anak atau 65,22% dengan kata lain, kurang dari 23 siswa sampel pada penelitian ini memperoleh nilai di bawah 70.Hal ini dapat disimpulkan bahwa siklus I dalam mengidentifikasi unsur intrinsik dengan menggunakan metode inkuiri meningkat. Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan siklus I dianalisis dan direfleksi. Siklus II bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik dengan menggunakan metode inkuiri dan memperbaiki hasil tindakan pada siklus I. Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari jum’at dan sabtu tanggal 25 dan 26 Mei 2012. Penilaian kegiatan peningkatan proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama siklus II ini diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki kategori sangat aktif (30,4%). Pada penilaian sangat aktif ini siswa selalu aktif bertanya dan menjawab semua pertanyaan baik dari guru maupun siswa. Siswa serius dan berpartisipasi dalam kegiatan mengidentifikasi teks drama. Siswa yang memiliki kategori aktif (52,2%). Pada penilaian aktif ini siswa dalam menjawab pertanyaan selalu tepat dan tidak asal menjawab. Siswa yang memiliki kategori cukup aktif (17,4%) pada penilaian ini siswa kadang-kadang memperhatikan apa yang disampaikan guru, dan dalam menjawab pertanyaan siswa tersebut menjawab tetapi tidak sesuai pertanyaan/asal menjawab. Berdasarkan analisis hasil mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama pada siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama meningkat. Pada siklus I siswa yang belum mencapai KKM adalah 17 siswa sebagian besar siswa tersebut kesulitan dalam menentukan tema. Oleh karena itu, pada siklus II siswa kembali diberi tindakan dengan memberikan teks drama yang berjudul “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil” untuk dianalisis kembali khususnya pada unsur tema. 5 PEMBAHASAN Peningkatan Proses Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks Drama Siklus I Peningkatan proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan metode inkuiri dilakukan melalui proses pembelajaran dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2005:75) bahwa penilaian proses bertujuan untuk mengetahui aktifitas dan partisipasi siswa. Berdasarkan analisis proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama siklus I ini diketahui bahwa ditemukan adanya siswa yang kurang aktif, cukup aktif, dan aktif. Siswa dalam kategori aktif karena setiap guru memberikan pertanyaan siswa menjawab dengan tepat dan memperhatikan apa yang disampaikan guru. Pada penilaian cukup aktif siswa tidak selalu memperhatikan apa yang disampaikan guru, siswa kadang-kadang menggambar sendiri ketika guru menjelaskan, sehingga apabila diberi pertanyaan dalam menjawab tidak tepat/tidak sesuai yang dimaksud. Sedangkan siswa yang tergolong kurang aktif adalah siswa yang kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru. Siswa lebih sering berbuat gaduh, banyak bicara ketika proses pembelajaran berlangsung, dan dalam menjawab pertanyaan siswa asal menjawab sehingga membuat jawaban tidak tepat/ tidak sesuai yang dimaksud. Dengan demikian penilaian pada tahap proses mengidentifikasi pada siklus I, sebagian besar siswa dalam kategori cukup aktif berjumlah 11 siswa (47,8%), siswa yang kurang aktif berjumlah 6 siswa (26,1%), sedangkan siswa yang aktif berjumlah 6 siswa (26,1%). Dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran siklus I telah berhasil meningkat. Namun, masih tetap dilakukan pada siklus II. Peningkatan Proses Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks Drama Siklus II Berdasarkan analisis proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama siklus II mengalami peningkatan. Aspek penilaian pada siklus II ini meliputi (1) aktif menjawab pertanyaan, (2) aktif mengemukakan pendapat, dan (3) mendiskusikan masalah yang dihadapi. Pada siklus II ini dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki siklus I. Proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama siklus II ini diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki kategori sangat aktif. Pada penilaian sangat aktif ini siswa selalu aktif bertanya dan menjawab semua pertanyaan baik dari guru maupun teman lain. Siswa serius dan berpartisipasi dalam kegiatan mengidentifikasi teks drama. Siswa yang memiliki kategori aktif yaitu siswa dalam menjawab pertanyaan selalu tepat dan tidak asal menjawab. Siswa yang memiliki kategori cukup aktif pada penilaian ini siswa kadang-kadang memperhatikan apa yang disampaikan guru, dan dalam menjawab pertanyaan siswa tersebut menjawab tetapi tidak sesuai pertanyaan/asal menjawab. Berdasarkan perbandingan antara siklus I dan siklus II bahwa diketahui menggunakan metode adaptasi inkuiri terjadi peningkatan. Dengan demikian proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama siklus II lebih baik dari pada proses kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama siklus I. 6 Peningkatan Hasil Kemampuan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks Drama dengan Metode Adaptasi Inkuiri Siklus I dan Siklus II. Menurut Mulyasa (2005:176) penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan peserta didik. Penilaian hasil mengidentifikasi unsur intrinsik dengan metode adaptasi inkuiri ini secara keseluruhan diperoleh dari kegiatan analisis aspek pengetahuan. Pembahasan peningkatan hasil kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama pada siswa kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk dengan metode adaptasi inkuiri meliputi: (1) mengidentifikasi unsur alur, (2) mengidentifikasi unsur latar, (3) mengidentifikasi unsur penokohan, (4) mengidentifikasi unsur tema, dan (5) mengidentifikasi unsur dialog. Peningkatan Hasil Kemampuan Mengidentifikasi Alur Alur sama dengan jalan cerita, atau sering kita sebut plot. Tidak ada cerita tanpa jalan cerita atau plot. Jadi plot adalah hal yang wajib dalam membuat sebuah cerita. Plot drama harus dibangun mulai dari awal, lalu terdapat kemajuankemajuan, dan penyelesaian masalah yang diberikan kepada penonton (Lutters, 2004:50). Berdasarkan analisis kemampuan mengidentifikasi alur teks drama siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Alur yang terdapat pada teks drama yang berjudul “Fajar Sidiq” karya Emil Sanosa ber alur maju karena mulai dari awal pengenalan tokoh sampai penyelesaian di sini runtut. Pada siklus II alur yang terdapat pada teks drama yang berjudul “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil” karya Arifin C. Noor juga beralur maju. Hal ini sesuai pendapat Lutters (2004:50) yang mengemukkan bahwa alur maju adalah alur atau jalan cerita yang bergerak urut dari awal hingga tulisan yang runtutanya mulai dari perkenalan, pemunculan masalah, konflik, klimaks, antiklimaks, penyelesaian. Berdasarkan hasil kuantitatif mengidentifikasi alur siswa kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk pada siklus I diketahui bahwa dari 23 siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 6 siswa. Sedangkan siswa yang di bawah KKM sebanyak 17 siswa. Sedangkan pada Siklus II diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas 70 sebanyak 16 siswa sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 7 siswa. Dengan kata lain, pada siklus II ini kemampuan mengidentifikasi unsur alur mengalami peningkatan karena jumlah siswa yang tuntas lebih besar dari pada siswa yang tidak tuntas. Kenaikan hasil kemampuan mengidentifikasi alur pada siklus II dikarenakan guru langsung menegur pada siswa yang tidak aktif dan berbuat gaduh sendiri. Peningkatan Hasil Kemampuan Mengidentifikasi Latar Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya. Pada teks drama yang diidentifikasi siswa meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana (Lutters, 2004:34). Berdasarkan analisis pada siklus I latar tempat pada teks drama yang berjudul “Fajar Sidiq” berada di markas gerilya di mana tempat tersebut diduduki para tokoh. Latar waktu terjadi malam hari sebelum terbit fajar, dan latar suasanannya sepi, tegang karena malam itu adalah malam terakhir Ahmad sebelum ia meninggal untuk mengorbankan dirinya sebagai jaminan untuk kemerdekaan bangsanya. Sedangkan pada siklus II teks drama yang berjudul 7 “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil” latar tempat berada di depan gedung halaman pabrik es. Latar waktu pada pagi hari di mana orang-orang sibuk berangkat bekerja di pabrik es tersebut. Latar suasana ramai karena di sana ada perdebatan antara Pemuda dengan tokoh lain karena pemuda tersebut berusaha menipu Simbok. Berdasarkan hasil penilaian skor latar/setting siklus I dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa sebesar 6,04. Dari 23 siswa yang memperoleh nilai di atas 70 sebanyak 8 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 15 siswa. Dilihat dari kenaikan ketuntasan siswa mengidentifikasi alur dengan mengidentifikasi latar/setting dapat disimpulkan bahwa mengidentifikasi latar/setting lebih mudah dibandingkan mengidentifikasi alur. Berdasarkan hasil penilaian skor latar/setting siklus I dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa sebesar 7,63. Dari 23 siswa yang memperoleh nilai di atas 70 sebanyak 18 siswa. Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mengidentifikasi latar/setting pada siklus II lebih meningkat dibanding siklus I. Peningkatan Hasil Kemampuan Mengidentifikasi Tokoh/penokohan Aminuddin (1987:67) menyatakan bahwa tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan cara pengarang penampilkan tokoh atau pelaku dinamakan dengan penokohan. Berdasarkan hasil analisis kemampuan mengidentifikasi tokoh/penokohan siklus I pada teks drama yang berjudul “Fajar Sidiq” karya Emil Sanosa berjumlah 5 orang, yaitu Marjoso, Ahmad, Sersan, H.Jamil, dan Zulaecha. Sedangkan pada siklus II dalamteks drama yang berjudul “Matahari Di Sebuah Jalan Kecil” karya Arifin C.Noor berjumlah 10 orang, yaitu Penjaga malam, Simbok, Si pendek, Si kaca mata, Si tua, Si peci, Si kurus, Pemuda, Perempuan, dan Si sopir. Berdasarkan analisis di atas hasil kemampuan siswa kelas VIII-C siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan pada angka persentase yang didapat. Pada siklus I hasil kemampuan siswa dalam mengidentifikasi tokoh/penokohan dalam mengidentifikasi tokoh/penokohan sebanyak 7 siswa, siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 16 anak atau. sedangkan hasil kemampuan siswa kelas VIII-C siklus II dalam mengidentifikasi tokoh/penokohan pada teks drama nilai di atas 70 sebanyak 16 siswa atau 69,57%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 7 anak. Peningkatan Hasil Kemampuan Mengidentifikasi Tema Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2004:41). Tema pada siklus I bertema Kemerdekaan dengan menyerahkan pengorbanan yang didasari dengan rasa keikhlasan. Sedangkan pada siklus II bertema kehidupan sosial masyarakat kalangan bawah. Berdasarkan hasil analisis kemampuan siswa kelas VIII-C dalam mengidentifikasi tema pada teks drama siklus I. Sampel yang memperoleh nilai di atas 70 sebanyak 7 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 16 siswa dengan kata lain, kurang dari 23 siswa sampel pada penelitian ini memperoleh nilai di bawah 70. 8 Berdasarkan hasil analisis kemampuan siswa kelas VIII-C dalam mengidentifikasi tema pada teks drama siklus II. Sampel yang memperoleh nilai di atas 70 sebanyak 7 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 16 siswa dengan kata lain, kurang dari 23 siswa sampel pada penelitian ini memperoleh nilai di bawah 70. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur tema pada siklus I dan siklus II sama. Peningkatan Hasil Kemampuan Mengidentifikasi Dialog Penampilan dari suatu cerita lakon drama didukung oleh dialog (percakapan dan gerak) yang dilakukan oleh pemain. Dialog-dialog yang dilakukan harus mendukung karakter dan melaksanakan plot lakon drama. Melalui dialog-dialog yang terjadi antara para pemain inilah penonton bisa mengerti cerita drama yang disaksikan.tetapi pada siswa MTs di sini hanya dibatasi pada aspek bahasa yang digunakan tokoh dalam berdialog. Hasil analisis unsur dialog pada siklus I teks drama yang berjudul “Fajar Sidiq bahasa yang digunakan pada siklus I meliputi bahasa percakapan seharisehari, dan bahasa yang agamis. Sedangkan pada siklus II meliputi bahasa (1) percakapan sehari-hari, (2) bahasa agamis ditandai nomer dialog 229 (Demi Tuhan), 292 (Demi Allah), dan 324 (Ya Allah), dan menggunakan bahasa Melayu yang ditandai pada nomer dialog 270 yaitu “Nah, kau suk kuantarkan ke asrama itu. Berdasarkan analisis kemampuan mengidentifikasi unsur dialog pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan pada angka persentase hasil kemampuan mengidentifikasi unsur dialog. Siklus I ditemukan bahwa siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 12 siswa, siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 11 anak. Sedangkan pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 16 siswa sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 7 siswa atau dengan kata lain, siswa yang tuntas lebih besar dibandingkan siswa yang tidak tuntas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengidentifikasi dialog pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. PENUTUP Kesimpulan Setelah dilaksanakanya pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan metode adaptasi inkuiri pada siswa kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode adaptasi inkuiri dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama. Berdasarkan analisis hasil kegiatan studi pendahuluan, siswa yang belum mencapai KKM dari mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama sebanyak 17 siswa, jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 6 siswa. Sedangkan pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 6,28. Sampel yang memperoleh nilai di atas 70 sebanyak 8 siswa atau 34,78%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 15 anak atau 65,22% dengan kata lain, kurang dari 23 siswa sampel pada penelitian ini memperoleh nilai di bawah 70.Hal ini dapat disimpulkan bahwa siklus I dalam mengidentifikasi unsur intrinsik dengan menggunakan metode inkuiri meningkat. 9 Berdasarkan analisis evaluasi hasil dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi hasil dapat dilihat dari hasil perbandingan nilai ketercapaian siswa dalam mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama antara siklus I dan siklus II. Hasil kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama pada siklus II dapat diketahui dari 23 anak yang mengalami ketuntasan dalam belajar sebanyak 17 anak atau 73,91 % dari rata-rata kelas. Sedangkan anak yang tidak tuntas dalam belajar sebanyak 7 anak atau 26,09% angka persentase rata-rata kelas yaitu 6,46. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada guru Bahasa Indonesia, dan sekolah. Saran untuk guru hendaknya dalam menggunakan metode inkuiri mengikuti langkahlangkah yang telah ditetapkan. Tujuan dari ini adalah (1) agar proses pembelajaran lancar, (2) siswa lebih mudah dalam menganalisis atau mencari penemuan baru, dan (3) kegiatan yang satu dengan yang lainya saling menyambung/berhubungan. Kepada sekolah hendaknya Bagi pihak sekolah hendaknya dalam kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan variasi pembelajaran baik dalam metode dan media, hal ini dimaksudkan agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran serta membangkitkan motivasi dan monsentrasi siswa sehingga pembelajaran yang ada tidak bersifat monoton dan pengetahuan siswa dapat bertambah. DAFTAR RUJUKAN Aminudin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Budianto, Melani, dkk. Ida Sundari Husen. Manneke Budiman. Ibnu Wahyudi. 2006. Membaca Sastra. Magelang: IndonesiaTera. Dahlan, M.D.1984. Model-model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro Bandung. Dewojati, Cahyaningrum. 2010. Drama, Sejarah, Teori, dan Penerapanya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Kusumah, Wijaya, Dwitagama,Dedi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Malta Printindo. Lutters, Elisabeth. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta: Grasindo. Mulyasa, E. 2005. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. N.K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Artikel oleh Evin Nikamah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan. 10 Malang, 2 Agustus 2012 Dewan Penguji Dr.Endah Tri Priyatni, M.Pd Nip. 19640519 198701 2 001 Malang, 02 Agustus 2012 Pembimbing I Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd Nip. 19610603 1985032 001 Malang, 02 Agustus 2012 Dosen Pembimbing II Musthofa Kamal, S.Pd., M.Sn Nip. 19740511 200501 1 001 11